FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Padmawati...Retna Siwi Padmawati,1,2 Yayi...
Transcript of FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Padmawati...Retna Siwi Padmawati,1,2 Yayi...
Retna Siwi Padmawati, 1,2 Yayi Suryo Prabandari, 1,2 Didik JokoNugroho,2 dan Endang Pujiastuti,2Tutik Itiyani, 2 Jarir Attobari2
1 Ilmu Kesehatan Masyarakat2 Quit Tobacco Indonesia (QTI), CBMH
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
HOTEL HORISON MAKASSAR, 28-29 September 2011
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia
Lebih dari 60% laki-laki dan 4% wanitamerokok secara reguler di Indonesia
Diperkirakan 97 juta penduduk Indonesia, 43 juta diantaranya anak-anak, mendapatkanasap rokok dari orang lain secara reguler
Persepsi tentang resiko perokok pasif bagiwanita dan anak-anak posisi tawar rendah
Public domain
---------------------------------------
Private domain
Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok(KTR)
-Tidak merokok di 7 tempat umum (layanankesehatan, pendidikan, tempat ibadah, tempat
bermain anak, tempat umum, tempat kerja, angkutan umum)
Tempat khususmerokok (2 tatanan
tempat umum)
Sosialisasi dan KIE untuk kesadaran
publik
Layananklinik/konseling
berhenti merokok
Rumah???
Perda DIY No.5 Th 2007 tentang “PengendalianPencemaran Udara.” inisiative DPRD
PerGub DIY No. 42 Th 2009 tentang “KawasanDilarang Merokok” ditindaklanjuti perwal/perbup
Kebijakan “Kawasan Tanpa Rokok” lebih banyakmerokok di dalam rumah?
Th 2010, Quit Tobacco Indonesia (QTI)—kelompokpengendalian tembakau di FK UGM-- menginisiasikegiatan “rumah bebas asap rokok” di 4 kampung diJogjakarta
◦ Kesediaan kampung untuk didampingi oleh QTI untukkegiatan “rumah bebas asap rokok”
Proses kegiatangerakan “rumahbebas asap rokok;”
implementasi“Kebijakan DilarangMerokok” di tingkatrumah tangga;
efektifitas kegiatan
Kombinasi survai dan studi kualitatif
Survey terhadap 710 rumah tangga di 10 kampung.
Intervensi berupa kegiatan sosialisasi/edukasidan deklarasi di 4 kampung.
Evaluasi pasca deklarasi:◦ Wawancara mendalam dan FGD
◦ Survai terhadap 258 rumah tangga di 4 kampungtersebut.
Suami dan anggota keluargalain yang merokok
Merokok di dalam rumah(n=378)
Jumlah rokok dihisap per hari
Jumlah rokok dihisap di rumah
Wanita/istri terpapar asaprokok di dalam rumah
Tidak ada aturan tentangmerokok di rumah (n=378)
54%
87%
10
4
70%
85%
Pendapat ttg suamimerokok
Pendapat ttg kegiatanrumah bebas asap rokok
70 % istri tidak sukasuami merokok
45% istri pernahmeminta suami tidakmerokok di dalamrumah◦ Sepertiganya tidak
dihiraukan oleh suami
90% istri mendukungkegiatan “rumah bebasasap rokok”
85% memasang stikerlarangan merokokdalam rumah
50% yakin suami akansetuju 68% suamiakan mendukung
ALUR KEGIATAN RUMAH BEBAS ASAP ROKOK
Video dan materi tentang rokok dankesehatan; perokok pasif dan kesehatan
Hasil survai baseline (termasuk banyaknyaorang yang mendukung kegiatan ini)
Pemilihan stiker dan poster
Pelatihan lanjutanpelatihan kader untuk pemantauan rumahbebas asap rokok
Isi deklarasi◦ Tidak merokok di dalam rumah dan di pertemuan lokal
◦ Tidak menyediakan asbak di rumah dan pertemuan lokal
Membuat event di masyarakat untuk deklarasi inidi 4 kampung:◦ Pembacaan isi deklarasi
◦ Penandatanganan deklarasi
◦ Penempelan stiker dan poster di rumah-rumah dantempat strategis
Penerimaan dan penghargaan oleh walikota
Pengumuman ke media massa
Memilih masyarakat yang tokohnya/ pemimpinnya mempunyai minat dan bisabekerjasama
Pertemuan perencanaan sebaiknya dilakukanoleh orang yang cukup senior dan dapatmeyakinkan tokoh masyarakat akanpentingnya gerakan ini
Mengundang staf puskesmas dan atau stafdinas kesehatan, untuk mendapat dukungan, pengakuan, dan keberlangsungan
Mengundang media untuk meliput deklarasi
Baseline (n=710)
Pasca deklarasi di4 kampung (n=258)
Suami dan anggota keluargalain yang merokokSuami merokok dalam rumahTamu merokok di dalam rumah
54.0%
87.0% (n=378)--
37.6%
37.1% (n=50)34.9%
Suami tahu kegiatan rumahbebas asap rokokSuami setuju kegiatan “rumahbebas asap rokok”
--68.0%
98.4%95.7%
Menempelkan sticker di rumah -- 77.9%
Mengikutkan rumah dalamkampanye rumah bebas asaprokokPengetahuan bahwa rokokberbahaya untuk kesehatan
--
75.0%
98.0%
95.2%
Berhasil karena dilakukan bersama-sama
Suami/perokok sadar dengan adanya gerakan“rumah bebas asap rokok” ◦ Tidak marah jika ditegur
◦ Jika ada tamu ingin merokok diajak keluar rumah
◦ Malu jika merokok di depan wanita dan anak-anak malu merokok di depan umum menjadi norma
Istri tidak perlu “konflik” dengan suamitentang kebiasaan merokok mereka
Masyarakat bangga karena kegiatan merekaadalah yang pertama dan sering dikunjungitamu dari kabupaten atau propinsi lain
Masyarakat banyak yang tidak tahu adanyakebijakan “kawasan dilarang merokok” ◦ Tidak ada sosialisasi tentang KDM
◦ Sedikit media tentang KDM yang disebarkan
◦ Tidak ada tempat untuk merokok di tempat umum
KOMITMEN DINAS KESEHATAN14 kampung mempunyai kegiatan “rumah bebas asap rokok” di
tahun 2011 dan diduplikasi oleh 20 desa di DIYTahun 2012, semua puslesmas di Yogyakarta mempunyai paling
tidak 1 kampung percontohan “rumah bebas asap rokok”
Kegiatan rumah bebas asap rokok merupakankegiatan pembiasaan merokok di luar rumahdan merupakan kegiatan pengendaliantembakau yang paling bisa diterima
Pencegahan dan penghentian merokokmerupakan gerakan keluarga, bukan hanyaindividu perokok dan pembuat kebijakan
Gerakan “rumah bebas asap rokok” merupakan pendukung “kebijakan KTR”
Jika KTR sudah diterapkan secara luas danbaik, perlu evaluasi apakah kebiasaanmerokok “dibawa ke rumah”
Terima kasih atas perhatian semuanya