BAB 1,2 REVISI

59
1 BAB 1 KONSEP DASAR MEDIS GASTROENTRIRTIS AKUT (GEA) A. PENGERTIAN 1. Gastroentreritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit ( Best, 2002) 2. Diare adalah kehilangan cairan dan eleektrolit secara berlabih yang terjadi karena frekuensi satu kali ataulebih pada saat buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair .( Suradi, 2006 )

description

PENGERTIAN DAN ASKEP DCA

Transcript of BAB 1,2 REVISI

Page 1: BAB 1,2 REVISI

1

BAB 1

KONSEP DASAR MEDIS

GASTROENTRIRTIS AKUT (GEA)

A. PENGERTIAN

1. Gastroentreritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus

yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan

dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit ( Best, 2002)

2. Diare adalah kehilangan cairan dan eleektrolit secara berlabih yang terjadi

karena frekuensi satu kali ataulebih pada saat buang air besar dengan bentuk

tinja yang encer atau cair .( Suradi, 2006 )

3. Diare adalah defekasi encer lebih dari tigs kali sehari dengann atau tanpa

darah dan atau lender dalam tinja ( Mansjoer, 2000 ).

4. Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak

seperti biasa, ditandai dengan peningkatan volume. Keenceran serta

frekuensi lebih dari 3 kali sehari, dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari

dengan atau tanpa lendir dara ( Hidayat, 2006 ).

Page 2: BAB 1,2 REVISI

2

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. ETIOLOGI

A. Faktor presipitasi

a) Infeksi enternal yaitu saluran pencernaa yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Infeksi sentral meliputi:

1. Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella,

Compylobacter, Yersinia, Aeromonas.

2. Infeksi virus : Enterovirus ( Virus ECHO, Coxsackie,

Poliomyelitis).

3. Infeksi Parasit : Cacing, ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris,

Strongyloides ), Protozoa ( Entamoeba histtolytica,

Giardia lamblia, Trichomonas haminisis), Jamur ( Candida

Albicas).

b) Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibangian tubuh lain diluar alat

pencernaan , seperti Otitis Media Akut ( OMA ), Tonsilofaringitis,

Broonkopneumonia, Ensefalitas dan sebagianya. Keadaan ini

terutama terdapat pada berumur dibawah 2 tahun.

B. Faktor Predisposisi

Menurut Nursalam. 2005, penyebab gastroenteritis akut dapat dibagi

dalam beberapa faktor:

Page 3: BAB 1,2 REVISI

3

1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari

kehidupan.

2. Air minum tercemar dengan bakteri tinja.

3. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang

tinja atau sebelum memegang makanan.

2. PATOFISIOLOGI

Menurut Ngastiyah, 2003 mekanisme dasar yang menimbulkan diare :

a. Gangguan osmotik

Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak diserap akan

menyebabakan tekanan osmotic dalam rongga usus yang meninggi

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.

Isi rongga usus yang berlebih akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga tibul diare.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga

usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.

c. Gangguan mobilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga tibul diare. Sabaliknya bila

Page 4: BAB 1,2 REVISI

4

peristaltic usus menurut mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan,

selanjutnya timbul diare pula.

Potogenesis Diare Akut:

a. Masuknya jasad renik yang masih muda ke dalam usus halus

setelah berhasil melewati rintangan asam lambung

b. Jasad renik tersebut berkembang biak ( multiplikasi ) di dalam

ususs halus.

c. Oleh jasad renik dikelurkan leh toksin.

d. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan meliputi:

a. Kehilangan air dan elektrolit ( terjadi dehidrasi ) yang

mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis

metabolic, hipokalemi).

b. Gangguan gizi akibat kelaparan ( masuknya kurang,

pengeluaran bertambah).

c. Hipoglikemi

d. Gangguan sirkulasi darah.

3. MANIFESTASI KLINIS

Tanda, gejala dan sifat tinja pada penderita diare karena infeksi ( ECG,

Pediatricia, 2006)

Page 5: BAB 1,2 REVISI

5

Gejala Rotavirus Shigella Salmonel

a

ETEC EIEC Kholer

a

Masa tunas 12-72

jam

24-48

jam

6-72 jam 6-7 jam 6-72 jam 48-72

jam

Panas ++ ++ ++ - ++ -

Mual,

muntah

Sering Jarang Sering - - Sering

Nyeri

perut

Tenesmu

s

Tenesmu

s , kramp

Tenesmus

, kolik

+ Tenesmus

, kramp

Kramp

Nyeri

kepala -

+ + - - -

Lama sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 jam 2-3 hari Variasi 3 hari

Sifat tinja

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10x/hr >10x/hr Sering Sering Sering Terus 2

an

Konsistens

i

Cair Lembek Lembek Cari Lembek Cair

Lendir - - - - - -

Darah - Sering Kadang - + -

Bau Langu +- Busuk + Tidak

merah-ijo

Amis

Warna Kuning-

ijo

Merah-

ijo

Kehijauan Tak warna + Cucian

beras

Lekosit - + + - infeksi -

Page 6: BAB 1,2 REVISI

6

Lain-lain anoreksia Kejang+- Sepsis +- meteorismu

s

infeksi +_

Tanda dan Gejala keracunan makanan ( Wong, 2003 )

Agen Bakterial :

a. Kelompok Shigella gram negative ( masa inkubasi 1-7 hari )

Karakteristik : demam, kram abdomen, sakit kepala, Diare cair

disertai mucus dan pus. Penyakit dapat sembuh sendiri, pengobatan

dengan antibiotic.

b. Escherrichia Coli ( inkubasi bervariasi bergantung pada strain )

Inside bannyak pada musim panas, dengan hanya pegobatan

simptomatis. Gejala berkurang dalam 3-7 hari.

c. Complaybacter jejuni ( inkubasi 1-7 hari )

Kebanyakan pasien sembuh sendiri, antibiotic dapat mempercepat

penyembuhan.

Agen Viral :

Rotavirus : awitan tiba-tiba, demam, mual, muntah, diare dapat

menetap lebih dari satu minggu. Terjadi lebih tinggi pada musim

dingin, biasanya ringan dan smbuh sendiri.

Keracuna makanan karena :

Page 7: BAB 1,2 REVISI

7

a. Staphilococcus ( inkubasi 4-6 jam )

Karakteristik : muala, muntah, kram abdomen, diare hebat,

demam ringan, syok pada kasus berat. Ditularkan melalui

makanan tekontaminasi, sembuh sendiri, perbaikan terlihat dalam

24 jam.

b. Clostridium Perfringens ( inkubasi 8-12 jam )

Karakteristik : kram sedang sampai hebat, nyeri medepigastrik.

Dapat sembuh sendiri.

c. Clostridium botulinum ( 12-26 jam )

Karakteristik : mual, muntah, diare, mulut kering, disfagia.

Keparahan bervariasi cepat dalam beberapa jam, dapat diberikn

antitoksin.

Secar umum, tanda dan gejala diare menuru ( Rita Yuliani, 2006 )

adalah :

a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : Turgor kulit jelek ( elastic

kulit menurun ), ubun-ubun dan mata sekung, membrane mukosa

kering.

c. Demam

d. Mual dan muntah

e. Anoreksia

Page 8: BAB 1,2 REVISI

8

f. Lemah

g. Pucat

h. Perubahan tanda-tanda cital

i. Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine

Tahapan dehidrasi dari Ashwill dan droske ( 2000 ) :

a. Dehidrasi ringan : berat badab menurun 3%-5%, dengan volume

cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kg

b. Dehidrasi sedang : berat badan menurun 6%-9%, dengan volume

cairan yang 50-90 ml/kg

c. Dehidrasi berat : berat badan menurun lebih dari 10%, dengan

volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kg

Penilaian derajat dehidrasi ( Menurut Soenarto, 2003 )

Yang dinilai Tanpa dehidrasi Dehidrasi tak

berat

Dehidrasi berat

RIWAYAT

Rasa haus Normal Rakus jika diberi

minum

Tidak dapat

diminumi

Air kemih Normal Sedikit gelap Tak ada dalam 6

jam

PERIKSA

Page 9: BAB 1,2 REVISI

9

Keadaan umum Sehat, aktif Mengantuk,

rewel, gelisah

Tidak sadar,

lemah

Air mata Ada Tak ada Tak ada

Mata Normal Cekung * Sangat cekung

Mulut/lidah Basah Kering ** Sangat kering

Nafas Normal Agak cepat Cepat & dalam

RABA

Cubitan kulit Kembali normal Kembali lamban

***

Sangat lambat

Denyut nadi Normal Agak cepat Sangat cepat,

lemah

Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung

KEHILANGAN

BB

<40gr/kgBB 40-100gr/kgBB >100gr/kgBB

4. PENATALAKSANAAN MEDIS

Lintas Diare atau Lima langkah pananganan diare pada anak :

( Menurut Rekomendasi WHO, Yayasan Eureka Indonesia, 2009 )

a. Oralit dengan formula baru dapta mengurangi mual dan muntah,

cairan ini diberikan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi

Page 10: BAB 1,2 REVISI

10

b. Zinc diberikan 10 hari untuk mengurangi durasi dan keparahan diare,

memperbaiki imunitas tubuh, mengurangi resiko berulangnya diare

selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat meningkatkan nafsu makan anak.

c. Pemberian ASI dan makanan tetap diberikan sama seperti saat sehat,

untuk mencegah kekurangan nutrsi.

d. Jangan menggunakan atibiotik, kecuali kasus kolera dan disentri

e. Berikan nasehat pada ibu untuk membawa anaknya ke dokter apabila

anak demam, tinja disertai darah, makan/minum berkurang, anak

kehausan, diare yang tidak berhenti dalam 3 hari.

PENGOBATAN PADA DIARE :

a. Pengobatan cairan

b. Pengobatan dietik

c. Pengobatan kausal

d. Pengobatan simptomatik

a. Pengobatan Cairan

Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni :

1. Jenis cairan

a. Cairan rehidrasi oral ( oral rehidrasi salt )

Page 11: BAB 1,2 REVISI

11

- Formula lengkap mengandung NaCL, NaHCO3, KCL Dan

glukosa. Kadar natrium 90 mEq/l untuk kolera dan diare

akut pada anak diatas 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan

sedang atau tanpa dehidrasi ( untuk pencegahan dehidrasi ).

Kadar natrium 50-60 mEq/l untuk diare akut non-kolera

pada anak di bawah 6 bulan dwngan dehidrasi ringan,

sedang atau tanpa dehidrasi. Formula lengkap sering

misalnya larutan oralit

- Formula sederhana ( tidak lengkap )hanya mengandung

NaCL dan sukrosa atau karbohidrat lain , misalnya larutan

gula garam, larutan air tajin garam, larutan tepung beras

garam dan sebagainyauntuk pengobatan pertama di rumah

pada semua anak denngan diare akut baik sebelum ada

dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.

b. Cairan Parental

- DG aa ( 1 bagian larutan Darrow+ 1 bagian glukosa 5% ).

- RL g ( 1 bagian Ringer laktat + 1 bagian glukosa 5 % )

- RL ( Ringer Laktat )

- 3 @ ( 1 bangian NaCL 0,9 % + 1 bagian glukosa Na laktat

1/6 mol/l ).

- DG 1 : 2 ( 1 bagian larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5

% )

Page 12: BAB 1,2 REVISI

12

- RLg 1 : 3 ( 1 bagian Ringer laktat + 3 bagian glukosa 5-

10% )

- Cairan 4 : 1 ( 4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaCO3

11/2 % atau 4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaCl 0,9%)

2. Jalan pemberian ciran

a. Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi san

bila anak mau minum serta kesadaran baik.

b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa

dehidrasi, tetap anak tidak mau minum, atau kesadarannya

menurun.

c. Intravena untuk dehidrasi berat.

Page 13: BAB 1,2 REVISI

13

Jumlah Cairan ( lihat tabel 1, 2dan 3 )

Tabel 1. Jumlah cairan ( ml ) yang hilang menurut derajat

dehidrasi pada anak usia < 2 tahun ( BB 3 – 10 kg )

Derajat dehsidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Dehidrasi ringan 50 100 25 175

Dehidrasi sedang 75 100 25 200

Dehidrasi berat 125 100 25 250

Tabel 2. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur 2-5 tahun

( BB 10 – 15 kg ) sesuai dengan derajat dehidrasi

Tabel 3. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur > 5 tahun ( BB 15-25 kg )

Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Dehidrasi ringan 30 80 25 135

Dehidrasi sedang 50 80 25 155

Dehidrasi berat 80 80 25 185

Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Dehidrasi ringan 25 65 25 115

Dehidrasi sedang 50 65 25 140

Dehidrasi berat 80 65 25 170

Page 14: BAB 1,2 REVISI

14

Keterangan : PWL : previous Water Loss (ml/kgbb)

NWL : Normal Water Loss (ml/kgbb)

CWL : Concomitant Water Loss (ml/kgbb)

a. Pengobatan Diitetik

Mempuasakan penderita diare tidak dianjurkan, yang menjadi pegangan

dalam pengobatan dietetik adalah O – B – E – S – E , sebagai singkatan

Oralit, Breast Feeding, Early Feeding, Simultaneously, Education.

Cara pemberian makanan

Pada bayi dengan ASI : ASI dilanjutkan bersama dengan oralit, selang

seling. Pada bayi umur >4bulan (sudah mendapat buah, makanan

tambahan) dapat dilanjutkan dengan fase readaptasi, sedikit demi sedikit

makanan diberikan seperti sebelum sakit.

Pada bayi dengan susu formula : berikan oralit selang seling dengan

susu fomula, jika bayi umur >4bulan, makanan tambahan dihentikan

sementara, diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke-3.

Anak-anak berumur lebih dari 1 tahun : dengan gizi jelek (BB<7kg)

realimentasi sama dengan bayi.

Page 15: BAB 1,2 REVISI

15

Dengan gizi baik realimentasi diberikan : Hari I = oralit + bubur tanpa

sayur +pisang. Hari II = bubur dengan sayur. Hari III = makanan biasa

b.Pengobatan Kausal

Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah kita

mengetahui penyebab yang pasti.

Pada penderita diare antibiotika hanya boleh diberikan kalau :

1)Ditemukan bakteri pathogen pada pemeriksaan mikoskopik dan/atau

biakan

2)Pada pemeriksaan makroskopik dan/atau mikroskopik ditemukan darah

pada tinja

3)Secara klinik terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi

parenteral

4)Di daerah endemick kolera (diberi tetrasiklin)

5)Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial

c.Pengobatan Simptomatis

1)Obat antidiare

Obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti

antispasmodik/spasmolitik atau opium(papaverin,belladonna) akan

memperburuk keadaan karena menyebabkan terkumpulnya cairan di

lumen usus, sehingga bakteri berlipat ganda,gangguan

digesti&absorpsi.

Page 16: BAB 1,2 REVISI

16

Obat ini berkhasiat menghentikan peristaltic, diare tampak ada

perbaikan tetapi justru perut tambah kembung dan dehidrasi semakin

berat.

2)Adsorbent

Obat adsorbent seperti kaolin, pectin, arang aktif, bismuth dibuktikan

tidak ada manfaatnya

3)Stimulans

Obat stimulant seperti adrenalin tidak akan memperbaiki renjatan atau

dehidrasi karena dehidrasi ini kehilangan cairan sehingga diperlukan

pemberian cairan secepatnya

4)Antiemetik

Obat antiemetik seperti klorpromazin (largaktil)terbukti selain

mencegah muntah juga mengurangi sekresi dan kehilangan cairan

bersama tinja. Pemberian dalam dosis adekuat (sampai dengan

1mg/kgBB/hari)kiranya cukup bermanfaat, tetapi juga perlu diingat efek

samping dari obat ini. Penderita menjadi ngantuk sehingga intake cairan

kurang.

5)Antipiretika

Obat antipiretika seperti preparat silisilat(asetosal,aspirin) dalam dosis

rendah (25mg/tahun/kali) ternyata selain berguna untuk menurunkan

Page 17: BAB 1,2 REVISI

17

panas sebagai akibat dehidrasi atau panas karena infeksi, juga mengurangi

sekresi cairan yang keluar bersama tinja.

1. KOMPLIKASI

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat

terjadi berbagai ancaman komplikasi seperti:

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau, hipertonik)

b. Renjatan hipovolemik

c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram)

d. Hipoglikemia

e. Intoleran laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase

karena kerusakan vili mukosa usus halus

f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita

juga mengalami kelaparan

(FKUI/RSCM, 2006)

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan tinja:

Makroskopis dan mikroskopis

PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet

clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.

Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi

Page 18: BAB 1,2 REVISI

18

b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah dengan

menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan

pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila

memungkinkan)

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan

fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai

kejang)

e. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik

atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada

penderita diare kronik.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis Akut menurut

(Suriadi , 2003) adalah

1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan

melalui feses/emesis

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang

menembus saluran GI (Gastrointestinal)

Page 19: BAB 1,2 REVISI

19

4. Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare

5. Cemas/takut berhubungan dengan prosedur pengobatan , lingkungan tidak

dikenal, prosedur yang menimbulkan stress

6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang

pengetahuan.

Page 20: BAB 1,2 REVISI

20

FOKUS INTERVENSI (Sunardi, 2003)

1. Diagnosa 1

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan melalui feses dan emesis

Tujuan : Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan

hidrasi adekuat

Intervensi :

a. Beri larutan rehidrasi oral (LRO)

Rasional : sebagai rehidrasi dan penggantian kehilangan cairan melalui

feses.

b. Berikan dan pantau pemberian cairan intravena sesuai ketentuan

Rasional : sebagai rehidrasi, terutama pada kasus dehidrasi disertai

muntah.

c. Setelah rehidrasi, berikan diet regular pada anak sesuai toleransi

Rasional : menurunkan jumlah defikasi, mencegah penurunan berat

badan serta pemendekan durasi penyakit.

d. Ganti LRO dengan cairan rendah natrium seperti air, ASI, formula

bebas laktosa, atau formula yang mengandung setengah laktosa.

Rasional : mempertahankan terapi cairan

Page 21: BAB 1,2 REVISI

21

e. Timbang berat badan anak

Rasional : sebagai indikator cairan dan status gizi

f. Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, membrane mukosa dan status

mental

Rasional : menunjukkan status hidrasi

g. Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran

cairan

Rasional : mengevaluasi keefektivan intervensi, mengetahui

keseimbangan cairan.

2. Diagnosa 2

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat

Tujuan : Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk

mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia.

Intervensi :

a. Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan

Rasional : mengetahui kemampuan dan keinginan makan pasien

b. Timbang Berat badan tiap hari

Page 22: BAB 1,2 REVISI

22

Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan

terapi

c. Dorong pasien makan sedikit sedikit tapi sering

Rasional : memberikan makan dalam porsi kecil dan sering,

meningkatkan masukan

d. Berikan kebersihan oral

Rasional : mulut yang bersih membantu meningkatkan nafsu makan

3. Diagnosa 3

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang

menembus saluran Gastrointestinal

Tujuan : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, infeksi tidak

menyebar/menular ke orang lain.

Intervensi :

a. Implementasikan isolasi substansi tubuh atau praktik pengendalian

infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang

tepat, serta penanganan yang tepat

Rasional : mencegah penyebaran infeksi

b. Pertahankan pencucian tangan yang benar

Page 23: BAB 1,2 REVISI

23

Rasional : mengurangi resiko penyebaran infeksi

c. Gunakan celana sekali pakai

Rasional : celana yang sudah terkena feses, kemudian dipakai lagi,

memungkinkan terjadinya dermatitis

d. Ajarkan anak, bila mungkin, tindakan perlindungan seperti mencuci

tangan setelah menggunakan toilet

Rasional : mencegah penyebaran infeksi

e. Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktek isolasi

khususnya mencuci tangan

Rasional : mengurangi resiko penyebaran infeksi

4. Diagnosa 4

Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare

Tujuan : kulit pasien tetap utuh

Intervensi :

a. Ganti celana dengan sering

Rasional : Menjaga agar kulit tetap bersih dan kering

b. Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak dan air atau

celupkan anak dalam bak untuk pembersihan yang lembut

Rasional : feses diare sangat mengiritasi kulit

Page 24: BAB 1,2 REVISI

24

c. Beri salep seperti seng oksida (tiap salep dapat bervariasi untuk setiap

anak dan memerlukan periode percobaan)

Rasional : melindungi kulit dari infeksi

d. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika

mungkin, serta berikan salep pada kulit yang teriritasi atau kulit yang

terekskoriasi

Rasional : meningkatkan/memudahkan penyembuhan

e. Berikan salep pelindung pada kulit yang sangat teriritasi atau kulit

yang terekskoriasi

Rasional : memudahkan penyembuhan

f. Observasi bokong dan perineum akan adanya infeksi seperti kandida

Rasional : terapi yang tepat dapat dimulai

g. Berikan obat anti jamur yang tepat

Rasional : mengobati infeksi jamur kulit

5. Diagnosa 5

Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan orangtua, lingkungan tidak

dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

Tujuan : Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan

Intervensi :

a. Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan sebanyak

yang mampu dilakukan keluarga

Page 25: BAB 1,2 REVISI

25

Rasional : mencegah stress yang berhubungan dengan perpisahan

b. Sentuh, gendong dan bicara pada anak sebanyak mungkin

Rasional : memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stress

c. Beri stimulasi dan pengalihan yang sesuai dengan tingkat

perkembangan anak dan kondisinya

Rasional : meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal

6. Diagnosa 6

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang

pengetahuan.

Tujuan : Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya

serta mampu memberikan perawatan.

Intervensi :

a. Berikan informasi kepada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan

terapeutik

Rasional : mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik ,

khususnya jika sudah berada di rumah

b. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan pada

anak

Rasional : memenuhi kebutuhan anak dan keluarga

Page 26: BAB 1,2 REVISI

26

c. Izinkan anggota keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak

sebanyak yang mereka inginkan

Rasional : memenuhi kebutuhan anak dan keluarga

Page 27: BAB 1,2 REVISI

27

BAB II

RESUME KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : Senin/28 Juli 2011

Tempat : Bangsal ANGGREK RSUD Panembahan Senopati Bantul

Oleh : Dewi Cahyaningsih

Metode :Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik, Studi

Dokumentasi

Sumber Data : Pasian, Keluarga Pasien, Status Pasien, Tim Kesehatan

I. DATA DASAR

a. Pasien

Nama : An “N”

Umur : 4,5 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Jenis Kelamin : laki-laki

Pendidikan : TK

Alamat : Depok Gayen RT 06 Tamantirto Kasihan Bantul

Tanggal Masuk : 27 Juli 2011

Dx. Medis : GEA

No. RM : 445723

b. Penanggung Jawab

Nama : Bp “D”

Umur : 30 tahun

Page 28: BAB 1,2 REVISI

28

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Alamat : Depok Gayen RT 06 Tamantirto Kasihan Bantul

Hub. Dengan pasien : Orang tua pasien

c. Presipitasi

Disebabkan oleh infeksi bakteri.

d. Predisposisi

Sebelumnya pasien makan sosis.

II. DATA FOKUS

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh BAB cair sejak hari selasa sore, perut terasa kembung,

selama di rumah pasien mengalami muntah 5 x dan BAB 15x selama 5

jam dengan konsistensi cair.

b. Alasan Masuk Rumah Sakit

Pasien mengalami diare cair, berlendir, dan berwarna kuning sebanyak

15 kali, mutah 5 kali, dan perut kembung.

c. Keluhan Utama Saat Pengkajian

Sewaktu dilakukan pengkajian tanggal 28 Juli 2011 pukul 08.00 WIB

didapatkan data pasien:

Nenek pasien mengatakan bahwa anak susah makan dan minum,

mengalami diare cair, berlendir dan berwarna kuning sebanyak 15 kali,

mutah 5 kali sejak Selasa pagi. Selain itu perut anak mengalami

kembung.

Pemeriksaan Fisik :

1. Keadaan Umum : lemas, tampak pucat, bibir kering

Kesadaran : Composmentis GCS : 15

E : 4

Page 29: BAB 1,2 REVISI

29

V : 5

M : 6

2. Tanda Vital:

TD : 90/60 mmHg

R : 28X/menit

N : 105X/menit

S : 364 0C

3. Status Gizi

BB : 13 kg

TB : 131 cm

Pasien mendapatkan diit bubur nasi.

Z Score

Umur : 4,5 tahun

BB : 13 kg

Z Score : BB actual – Median

+ 1 standar defisiasi

: 13 – 72,3

75,0

Z Score : - 0.79

Status gizi : normal

Keterangan : Normal : - 2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik

Kurus : < -2 SD s/d 2 SD -3 atau gizi buruk

Page 30: BAB 1,2 REVISI

30

Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi Buruk

Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih

Balance Cairan/ 24 jam tanggal 28 Juli 2011 12.30 – 30 Juli 2011

jam 12.30 WIB

Input : minum air : 1000 cc

Infus : 600 cc

Susu : 50 cc

Output : urine/24 jam : 730 cc

IWL : 260cc ( 30 cc/kgBB/hari )

Feses : 100 cc

BC : (400+600+50) – (259,2+260+100)

: 700 – 619,2 = 80,8

IMT : BB : (TB)2 = 13 : ( 1,31 )2= 13:1,71= 7,6 ( kurus )

Kepala :

Mata cowong tidak ada

Mukosa bibir kering

Konjungtiva merah muda

Turgor kulit baik

Page 31: BAB 1,2 REVISI

31

Dari pemerikasaan fisik didapatkan data pasien tampak tiduran,

pasien terlihat lemas, pasien badannya kurus, terpasang infus

RLditangan kanan sejak tanggal 27 Juli 2011. Pasien menghabiskan

12

porsi diet yang disediakan RS. Bunyi abdomen : terdengar suara

peristaltic usus 14x/m.

4. Cepalo kaudal

Kepala dan wajah : kepala mesoccepale, rambut pendek

hitam,kulit kepala bersih

Mulut dan gigi : tidak ada stoma, mukosa bibir kering, fungsi

pengunyah baik

Abdomen :

Inspeksi : otot-otot abdomen simetris

Auskultasi : terdengar suara peristaltic usus 14x/m

Palpasi : supel, tidak ada benjolan

Perkusi : terdengar suara tipani

Ekstremitas atas : terpasang infus RL ditangan kanan sejak 27 Juli

2011

Anus : Anus terlihat bersih, tidak kemerahan

5. Therapy yang didapat :

Cefotaxim 3 x 500 mg per IV

Zing 1 x 20 mg peroral

Paracetamol 1x 5 mg peroral

6. Pemeriksaan penunjang :

Lab tanggal 27 Juli 2011

AL = 15,6 ribu/µL ( 5 – 11 ribu/mmk )

Page 32: BAB 1,2 REVISI

32

Hb = 13,6 % ( 13-17 g/dl )

Hmt = 42,2 % ( 3,5-5,0 g/dl )

AE = 5, 67 jta/µL ( 4,2 – 5,4 jta/µL )

AT = 5,14 ribu/µL ( 150 – 450 ribu/µL )

a. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Motorik Kasar :

Miring – miring : 3 bulan

Mengangkat kepala : 4 bulan

Tengkurap : 6 bulan

Merangkak : 8 bulan

Merambat : 9 bulan

Duduk : 10 bulan

Berjalan : 12 bulan

Motorik Halus

Menggenggam : 3 bulan

Mencoret-coret : 13 bulan

Bicara

1-2 kata : 12 bulan

Sosial

Senyum spontan

Page 33: BAB 1,2 REVISI

33

Bermain sendiri

Bermain dengan teman sebaya

Sosialisasi dengan lingkungan

Riwayat makan : ASI : sejak bayi – umur 8 bulan

Makanan tambahan : 4 bulan ( bubur sun )

6 bulan (nasi )

Riwayat Imunisasi :

BCG : 1x Usia 0 bulan

Hepatitis B : 3x Usia 2,3,4 bulan

DPT : 3x Usia 2,3,4 bulan

Polio : 4x Usia 2,3,4,9 bulan

Campak : 1x Usia 9 bulan

PENGELOMPOKAN DATA

DS :

- Nenek pasien mengatakan, pada tanggal 28 juli 2011

selama 24 jam pasien BAB 3x dengan konsistensi lembek

- Nenek pasien mengatakan napsu makan pasien berkurang,

dan nenek pasien mengatakan anaknya makan habis ½

porsi diit dari Rumah sakit

Page 34: BAB 1,2 REVISI

34

- Nenek pasien mengatakan pasien selalu rewel saat di

periksa atau didekati oleh dokter dan tim medis

- Nenek pasien mengatakan pasien tidak muntah lagi

- Nenek pasien mengatakan pasien cepat haus

- Nenek pasien mengatakan sedih karena cucunya sakit

DO :

- Kesadaran : compos mentis

E : 4

V : 5

M : 6

GCS : 15

- Pasien sering merengek ingin cepat pulang

- Pasien nampak lemah

- Mata cowong tidak ada

- Mukosa bibir kering

- Peristaltik usus 14x/menit

- Makan bubur habis 3 – 4 sendok

- Terpasang infuse RL 8 tpm makro sejak 27 Juli 2011

- Tetesan infuse lancar

- Tidak ada tanda-tanda iritasi pada anus

- Ibu tampak cemas

- Suhu : 36 0C

- Nadi : 105x/menit

- Status Gizi normal, Z skore = - 0,79

- AL : 15,6 ribu/ul

- Hb : 13, 6 gr/dl

Page 35: BAB 1,2 REVISI

35

- Hmt : 42, 2 %

- Hasil DDST anak Normal

- DDST ( Denfer Defelopmen Screning Test)

Motorik kasar Kriteria Bahasa KriteriaDerdiri bengan 1 kaki selama 3 detikLoncat dengan 2 kaki

Dapat

Dapat

Lancar

Kombinasi silabel

Dapat

Tidak dapat

Motorik halus Kriteria Personal social KriteriaMengambil 2 kubus Dapat Berlawanan dapat

- Balance cairan : + 16 cc

- Kenaikan BB, 13 kg menjadi 13,5 kg

- Minum 50 – 100 ml

- IMT : BB : (TB)2 = 13 : ( 1,31 )2= 13:1,71= 7,6 ( kurus )

- Pasien makan habis ½ porsi dr RS secara bertahap

- Pasien terlihat nangis saat dilakukan pemeriksaan atau pada

saat pemberian obat injeksi

Page 36: BAB 1,2 REVISI

36

ANALISA DATA

NO DATA SENJANG ETIOLOGI PROBLEM

1.

2.

DS :

Nenek Pasien mengatakan

pasien cepat haus

Nenek pasien mengatakan

pasien hanya mau minum ±

300 cc 24 jam

DO :

Pasien terlihat lemah

Nadi : 105x/mnt

TD : 90/60 mmHg

Mukosa bibir kering

BAB 3x selama 24 jam

dengan konsistensi lembek

Pasien sudah tidk mutah l agi

DS :

Nenek pasien mengatakan

napsu makan pasien

berkurang

DO :

Pasien makan hanya habis ½

porsi diit dari RS secara

Input dan output

( daire) yang tidak

adekuat

Asupan nutrisi dan

tidak adekuat

Defisit volume cairan

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 37: BAB 1,2 REVISI

37

3.

4.

bertahap

IMT : 7,6 (Kurus )

DS : -

DO :

Injeksi cefotaxime 3 x 500

mg

AL : 15,6 ribu /uL

AE : 5, 67 jt/uL

AT : 514 rb/Ul

HB : 13,6 g/dl

S: 36,40c

DS :

Nenek pasien mengatakan

pasien selalu nangis saat

diperiksa oleh tim kesehatane

dan merengek ingin cepat

pulang

DO :

Pasien terlihat nangis saat

dilakukan pemeriksaan atau

pada saat pemberian obat

injeksi

Inflamasi GI dan prosedur invasif

Tindakan

kepearwatan/prosedur

pengobatan dan

lingkungan yang tidak

dikenal

Resiko penyebaran

Infeksi

Takut/cemas

Page 38: BAB 1,2 REVISI

38

Pasien terlihat tidak nyaman

dengan kedaan lingkungan

ruangan

Page 39: BAB 1,2 REVISI

39

Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan input dan output yang tidak

adekuat, ditandai dengan :

DS :

Pasien mengatakan cepat haus

Nenek pasien mengatakan pasien pasien hanya mau minum ± 300 cc

24 jam

DO :

Pasien terlihat lemah

Nadi : 105x/mnt

TD : 90/60 mmHg

Mukosa bibir kering

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang

tidak adekuat, ditandai dengan :

DS :

Nenek pasien mengatakan napsu makan pasien berkurang

DO :

Pasien makan hanya habis ½ porsi diit dari RS secara bertahap

IMT : 7,6 (Kurus )

Page 40: BAB 1,2 REVISI

40

3. Resiko penyebaran infeksi (septicemia) berhubungan dengan inflamasi GI dan prosedur invasif ditandai dengan

DS : -DO :

Injeksi cefotaxime 3 x 500 mg

AL : 15,6 ribu /uL

AE : 5, 67 jt/uL

AT : 514 rb/Ul

HB : 13,6 g/dl

S: 36,40c

4. Takut/ cemas berhubungan dengan Tindakan keperawatan ( prosedur pengobatan dan lingkungan yang tidak dikenal

DS :

Nenek pasien mengatakan pasien selalu nangis saat diperiksa oleh

tim kesehatan

Nenek pasien mengatakan pasien merengek ingin cepat pulang

DO :

Pasien terlihat menangis saat dilakukan pemeriksaan atau pada saat

pemberian obat injeksi

Nadi : 120x/mnt

Pasien terlihat tidak nyaman dengan lingkungan ruangan

Page 41: BAB 1,2 REVISI

41

PRIORITAS MASALAH

Prioritas masalah disusun menurut Abraham Maslow, yang meliputi

kebutuhan fisik biologis, rasa aman dan nyaman, cinta dan mencintai,

harga diri dan aktualisasi diri yaitu:

1. Devisit volume cairan berhubungan dengan input dan output

( diare) yang tidak adekuat

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi

yang tidak adekuat

3. Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi GI dan prosedur

invasive

4. Takut/cemas berhubungan dengan tindakan keperawatan /

prosedur pengobatan dan lingkungan yang tidak dikenal