Formulasi Strategi Implementasinya

22
Formulasi Strategi Strategi dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat dipergunakan sebagai petunjuk atau guidelines tentang bagaimana organisasi tersebut mencapai misi dan tujuan yang ditetapkan. Oleh karenanya formulasi strategi akan berkaitan dengan bagaimana seorang manajer itu mengambil keputusan dari berbagai alternatif. Tanpa adanya strategi yang jelas, maka sulit diharapkan adanya konsisten tindakan yang dilakukan manajer dan organisasi setiap kali harus “meraba-raba” untuk dapat memecahkan permasalahan secara efektif dan efisien. Dalam kaitan itu, maka pengambilan strategi sebenarnya bukan hanya tugas seorang senior eksekutif saja. Dalam arti yang hias. Keputusan tentang pendekatan dan tindakan apa yang akan dilakukan bagi organisasi akan mengikutsertakan senior eksekutif, pimpinan unit bisnis atau pimpinan divisi manajer fungsional dalam unit bisnis, dan bahkan manger area atau pabrik. Keempat tingkatan strategi tersebut dikenal dengan : corporate strategy, business strategy, functional strategy, dan operating strategy. A. Strategi tingkat korporasi (corporate strategy) Strategi korporasi (corporate strategy) tidak lain merupakan pedoman umum manajerial yang dipergunakan bagi organisasi multibisnis (diversified companies). Berdasarkan strategi bisnis (business strategy), yang merupakan rencana

description

vdvdsvsdV

Transcript of Formulasi Strategi Implementasinya

Formulasi Strategi

Strategi dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat dipergunakan sebagai petunjuk atau guidelines tentang bagaimana organisasi tersebut mencapai misi dan tujuan yang ditetapkan. Oleh karenanya formulasi strategi akan berkaitan dengan bagaimana seorang manajer itu mengambil keputusan dari berbagai alternatif. Tanpa adanya strategi yang jelas, maka sulit diharapkan adanya konsisten tindakan yang dilakukan manajer dan organisasi setiap kali harus meraba-raba untuk dapat memecahkan permasalahan secara efektif dan efisien.Dalam kaitan itu, maka pengambilan strategi sebenarnya bukan hanya tugas seorang senior eksekutif saja. Dalam arti yang hias. Keputusan tentang pendekatan dan tindakan apa yang akan dilakukan bagi organisasi akan mengikutsertakan senior eksekutif, pimpinan unit bisnis atau pimpinan divisi manajer fungsional dalam unit bisnis, dan bahkan manger area atau pabrik. Keempat tingkatan strategi tersebut dikenal dengan : corporate strategy, business strategy, functional strategy, dan operating strategy.

A. Strategi tingkat korporasi (corporate strategy)Strategi korporasi (corporate strategy) tidak lain merupakan pedoman umum manajerial yang dipergunakan bagi organisasi multibisnis (diversified companies). Berdasarkan strategi bisnis (business strategy), yang merupakan rencana manajerial bagi satu unit bisnis saja, maka strategi korporasi merupakan payung utama bagi seluruh kegiatan bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.Oleh karenanya tugas semacam ini hanya akan dilakukan oleh pimpinan puncak organisasi (Chief Executive Officer) dan beberpa orang kunci lain dalam jajaran manajemen puncak.Dalam kaitan ini, maka paling tidak ada empat area yang menjadi perhatian utama dalam memformulasi strategi korporasi bagi organisasi multibisnis.Menciptakan kombinasi multibisnisPerhatian utama dalam hal ini adalah kemampuan manajer puncak dalam menentukan kombinasi portofolio bisnis. Secara khusus, hal ini berarti akan berkaitan dengan kemampuan manajemen puncak dalam menentukan jenis industri yang akan dimasuki dan cara yang akan ditempuh untuk memasuki jenis industri yang dipilih. Beberapa orang mempunyai preferensi memasuki satu jenis industri tertentu dengan cara memulai dari awal, tetapi ada juga yang dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang sudah ada. Pada akhirnya, memang ini berarti bahwa perusahaan harus menentukan cakupan industri yang akan dilayani dan bagaimana perusahaan menempatkan diri dalam setiap target industri yang dilayani.Mengelola dan mendorong kinerja multibisnis.Setelah perusahaan menentukan posisi dalam industri yang terpilih, maka strategi korporasi kemudian harus menentukan tentang bagaimana cara mencapai kinerja optimal dari masing masing portofolio yang bisnis yang dimiliki. Sudah barang tentu, bentuk keputusan yang diambil harus mampu dipergunakan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan, dan pada akhirnya profitabilitas organisasi secara keseluruhan.Mencari bentuk kombinasi portofolio bisnis untuk membentuk sinergi.Esensi utama yang ingin dicapai dari kegiatan organisasi multibisnis adalah terbentuknya satu sinergi atau secara matematis sering dikatakan 2 + 2 = 5. Artinya, manfaat strategik yang diperoleh dari kombinasi multibisnis tersebut jauh lebih besar dbanding dengan penjumlahan kinerja masing masing ndividual organisasi. Adanya kaitan sinergistic semacam ini, maka akan memungkinkan organisasi yang melakukan diversifikasi berkaitan (related disversification) mengambil manfaat dari penggunaan teknologi yang terkait, karakteristik operasional yang mungkin hampir sama, atau bahkan saluran distribusi produk yang sama. Dengan demikian, adanya keterkaitan tersebut memungkinkan juga bagi perusahaan untuk melakukan transfer skills antar unit bisnis, berbagi pengalaman, dan pada akhirnya berbagai penyediaan fasilitas produksi untuk dapat menekan biaya operasional.Menentukan skala prioritas dan alokasi sumber daya produktif.Bagi perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha, kadangkala masing masing unit bisnis tidak memiliki daya tarik yang sama dari segi kepentingan investasi jangka panjang. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti itu, maka tugas seorang manajer puncak adalah menentukan urutan daya tarik unit bisnis dan kemudian mengalokasikan sumber daya yang tersedia ke masing masing unit bisnis yang ada.

B. Strategi tingkat bisnis (Business Strategy)Seperti telah disebutkan di atas, bahwa terminologi strategi bisnis (business strategy) yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pedoman umun manajerial yang dipergunakan untuk satu unit bisnis. Ini akan menggambarkan tentang berbagai pola pendekatan dan arah yang dipergunakan oleh manajemen didalam mencapai kinerja pada satu lini bisnis tertentu. Berbagai elemen yang membentuk strategi bisnis antara lain adalah : kombinasi strategi fungsional utama, orientasi persaingan, kemampuan atau daya saing yang dimiliki, dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis.Isu sentral yamg mendasari pembentukan strategi bisnis adalah bagaimana mengembangkan dan sekaligus memperkuat posisi persaingan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mencapai hal itu maka startegi bisnis yang terbentuk harus diarahkan pada (1) kemampuan memeberi resepon atas perubahan lingkungan makro-eksternal : (2) menciptakan daya saing dan tetap mempertahankan keunggulan persaingan (competitive advantage) yang dimiliki: (3) memadukan berbagai strategi fungsional utama sebagai pendukung kekuatan organisasi: dan (4) mengarahkan berbagai permasalahan strategic dan operasional yang dihadapi untuk kepentingan unit bisnis. Perubahan lingkungan makro-eksternal yang ditimbukan karena desakan faktor lingkungan alam, ekonomi, demografi, dan peraturan pemerintah. Pada gilirannya akan sangat berpengaruh terhadap pilihan strategi bisnis yang akan diambil. Respon yang terbentuk dari perubahan lingkungan sudah barang tertentu akan sangat bergantuiung pada unit bisnis dalam mengadaptasi perubahan lingkungan, idealnya strategi bisnis yang terbentuk memang harus mampu mempertemukan antar kondisi makro-eksternal dengan kapasitas masing-masing unit bisnis. Sebagai contoh, penggunaan bahan-bahan seperti carpet, asbetos, dan berbagai bahan kimia lain pada bangunan telah menimbulkan pencemaran lingkungan di dalam gedung. Bahaya yang ditimbulkan dari adanya trend semacam ini sekarang dikenal dengan sebutan sick-building syndrome keadaan semacam itu merupakan tantangan bagi perusahaan jasa kontruksi dan real-estate untuk merancang bangunan yang mempunyai bilai estetika dan berwawasan lingkunganTangtangan makro-eksternal dalam banyak hal akan dapat berubahan menjadi kesempatan bisnis apabila perusahaan mampu menterjemahkan kedalam bentuk unggulan persaingan (competitive advantage) dengan berbagai dimensi yang mempengaruhinya. Untuk itu, pola pendekatan yang digunakan perusahaan dalam menghadapi persaingan dapat ,engarah pada upaya yang bersifat ofensif maupun defensif terhadap persaingan. Dalam kaitan ini, michael e porter mengemukakan tiga alternatif pendekatan dasar yang banyak dipergunakan perusahaan dalam persaingan: (1) cost-leadership, yaitu mengejar industri yang mampu menimimasi biaya untuk tujuan keunggulan persaingan: (2) differentation, yaitu penciptaan keunggulan persaingan melalui pembedaan kualitas,image,kinerja,service,dan teknologi: serta (3) focus, yaitu memusatkan dan mengalokasikan sumberdaya pada pemenuhankebutuhan relung pasar tertentu yang belum terlayaniKeberhasilan upaya yang ditempuh pada akhirnya akan kembali kepada kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki dalam mengembangkan skilss yang dibutuhkan untuk mendapatkan keunggulan persaingan. Satu hal yang dipikirkan dalam hal ini adalah kemampuan unit bisnis untuk mengidentifikasi distinctive competence yang ada. Artinya, perusahaan harus mampu mencari karakteristik khusus dan merupakan kunci sukses sehingga dapat dipergunakan untuk membedakan diri dengan bentuk organisasi lainya yang sejenis. Kompetensi yang diinginkan dapat bersumber dari aktivitas pada R&D, manufaktur, distribusi, dan costumer service. Dalam arti yang luas, strategi bisnis akan sangat berkaitan dengan bagaimana mengelola berbagai aktivitas fungsional untuk mendukung pola pendekatan bersaing yang dipergunakan perusahaan.

C. Strategi tingkat Area Fungsional (Functional Area Strategy)Terminologi strategi area fungsional akan banyak berkaitan dengan pendekatan fungsional khusus yang dipergunakan pihak manajemen dalam melakukan satu bagian dari rangkaian kegiatan bisnis. Strategi area fungsional akan diperlukan bagi setiap unit aktivitas bisnis yang mencakup; R&D. Produksi, pemasaran, keuangan, dan sumberdaya manusia. Peran utama dari strategi fungsional dalam hal ini adalah sebagai unsur pendukung (supporting) bagi strategi bisnis secara umum. Lebih dari itu, strategi fungsional akan menunjukan tentang bagaimana seorang manajer fungsional menunjukan kinerja pada bidang tertentu.Sementara itu, tanggung jawab perencanaan dan pelaksanaan strategi fungsional pada umumnya dibebankan pada masing-masing manajer fungsional yang ada. Sudah barang tentu manajer fungsional dalam praktiknya akan banyak dibantu oleh beberapa staf kunci lain yang menjadi pendukungnya. Ini bukan berarti masing-masing dari functional manager akan mementingkan pada bidangnya, tetapi gambaran yang diinginkan adalah adanya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan diantara manajer fungsional dalam memformulasi strateginya masing-masing. Jadi, tidak ada perkataan bahwa satu fungsi tertentu lebih unggul dibanding dengan fungsi bisnis lainya.Satu contoh konkrit yang dapat diungkap untuk menggambarkan tentang bagaimana peran strategi fungsional R&D dalam upaya mendukung kesuksesan organisasi yang dilakukan pada perusahaan Hawlet-Packard dan DU Pont. Kedua perusahaan tersebut menekankan prinsip transfer teknologi sebagai pendukung utama inovasi yang pada akhirnya menempatkan kedua perusahaan tersebut ke dalam jajaran terdeoan di bidang teknologi. Pada prinsipnya, transfer teknologi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah adanya keterkaitan antara pemikiran yang ada dalam benak peneliti, kemudian para teknisi merubah gagasan menjadi prototype dan pada akhirnya dipergunakan sebagai dasar untuk membuat aktual produk. Dalam proses semacam ini, Hawlett-Packard mengorganisir kegiatan R&D nya dengan menggunakan pola jaring laba-laba atau lebih dikenal dengan nama hub-and-spokes pattern. Pada model ini, yang dipergunakan sebagai inti jaring-jaring adalah laboraturium pusat, di mana para peneliti dapat menciptakan imajinasi tentang produk masa depan. Kemudian sebagai jari-jari, dipergunakan kegiatan operasi R&D pada skala kecil atau dikenal dengan group pengembangan (development group) yang tersebar dari berbagai lokasi. Setiap grup pengembangan mengerjakan project dan menyelsaikan permasalahan lain yang terjadi pada divisi atau bagian yang dihadapi. Dengan pola semacam ini ada semacam fleksibilitas dari masing-masing divisi untuk memodifikasi dan atau mengembangkan ide yang sesuai dengan kondisi masing-masing bagian atau divisi.

D. Strategi tingkat Operasional (Operating Strategy)Strategi operasional menunjukan pada cakupan yang lebih sempit dan pendekatan yang rinci yang dilakukan oleh jajaran manajer fungsional atau area manajer lainya. Strategi operasional, walaupun mempunyai cakupan yang lebih sempit, namun tetap mempunyai andil yang cukup besar dalam pencapaian target organisasi. Secara konkrit misalnya, area manajer untuk wilayah Jawa-Timur, walaupun toh cakupanya hanya meliputi satu propinsi, namun ia harus memahami tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan strategi organisasi pada wilayah ini. Hal ini dirasa perlu, karena kesuksesan seluruh organisasi dalam banyak hal akan bergantung pada kesuksesan wilayah atau region tertentu.

Implementasi StrategiA. Pengertian Implementasi StrategiImplementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan strategi . artinya apa yang kita rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbegai program kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur. Rumusan strategi yang baik, tidak ada artinya bila tidak diterapkan dalam implementasi. Begitu pula implementasi tidak akan berkontribusi baik pada perusahaan ,jika rumusan strateginya tidak baik.Implementasi terkadang lebih sulit karena implementasi membawa sebuah perubahan. banyak faktor - faktor tak terduga yang bisa menjadi hambatan.Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2000) menekankan bahwa serangkaian tindakan strategis yang disebut formulasi strategi dan implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika perusahaan ingin mencapai daya saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Kesuksesan persaingan terjadi ketika perusahaan menggunakan perangkat dan tindakan implementasi secara konsisten dengan strategi-strategi level-bisnis, level-perusahaan, akuisisi, internasional, dan kerjasama yang sebelumnya dipilih.Perumusan strategi dan implementasi strategi harus sesuai dengan tujuan strategis dan misi strategis. Tujuan strategis dan misi strategis disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Perusahaan mempelajari lingkungan eksternal dan internal agar dapat mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman pasarnya dan menentukan bagaimana menggunakan kompetensi-kompetensi intinya dalam usaha mendapatkan hasil strategisnya yang diinginkan. Dengan pengetahuan ini, perusahaan membentuk tujuan-tujuan strategis, misi strategis mensefisikasi, secara tertulis, produk-produk yang ingin diproduksi oleh perusahaan tersebut dan pasar yang ingin dilayani ketika mendayagunakan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi-kompetensinya.

B. Proses Implementasi Strategi

1. Menganalisa perubahan Tahap pertama dalam proses implementasi strategi. Tujuannya untuk memberikan gagasan yang jelas & terperinci mengenai seberapa banyak perusahaan harus berubah agar berhasil dalam mengimplementasikan strateginya. Terbagi dalam beberapa pola, yaitu:a) Tidak adanya perubahan yang signifikan (continuation)Terjadi karena adanya pengulangan strategi yang sama dengan strategi yang digunakan dalam periode sebelumnyab) Perubahan rutin (routine change)Merupakan perubahan yang digunakan oleh perusahaan untuk lebih memikat pelanggan. Misal: memperbaharui kemasan, taktik harga yang berbeda.c) Perubahan terbatas (limited change)Disebabkan karena adanya penawaran produk baru kepada pelanggan baru dalam golongan produk umum yg sama.d) Perubahan radikal (radical change)Reorganisasi besar-besaran dalam perusahaan. Biasanya dilakukan pada saat terjadi merger & akuisisi, tetapi masih dalam industri yang sama.e) Organizational redirectionmerger & akuisis perusahaan yang berasal dari industri yang sama sekali berbeda. Jenis ini merupakan perubahan yang kompleks. Melibatkan perubahan misi perusahaan.

2. Analisis struktur organisasiAlasan utama mengapa perubahan dalam strategi memerlukan bahkan mengharuskan perubahan dlm struktur organisasi, yaitu: Struktur biasanya menjelaskan tentang bagaimana kebijakan akan disusun. Struktur biasanya menjelaskan tentang bagimana sumber daya akan dialokasikan.

Ada 5 jenis struktur organisasi yg biasa digunakan, yaitu:a. Struktur organisasi sederhanab. Struktur organisasi fungsionalc. Struktur organisasi divisionald. Struktur organisasi SBU (Strategic Business Unit Structure)e. Struktur organisasi Matriks

3. Analisis budaya organisasiBudaya perusahaan merupakan komponen yang menyebabkan mengapa suatu strategi dapat diimplementasikan pada suatu perusahaan, sementara strategi tersebut gagal untuk diimplementasikan pada perusahaan yang lain dengan kondisi yang relatif sama.

4. Analisis gaya kepemimpinangaya kepemimpinan secara umum, yaitu:a. Gaya kepemimpinan administrator Kurang inovatif & terlalu kaku pada aturan Sikapnya konservatif, kelihatan takut untuk mengambil resiko (mencari aman).b. Gaya kepemimpinan analitis Pembuatan keputusan didasarkan pada proses analisa, terutama analisa logika Berorientasi pada hasil Rencana-rencana rinci & jangka panjang.c. Gaya kepemimpinan asertif Sifatnya agresif & mempunyai perhatian yang sangat besar kepada pengendalian personal. Lebih terbuka pada konflik & kritik.d. Gaya kepemimpinan entrepreneur Sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan & hasil akhir Kurang menekankan kerjasama Selalu mencari easing & menargetkan standar yg tinggi.

5. Implementasi dan evaluasi strategiTahap akhir dalam implementasi strategi. Untuk melakukan tahap ini dengan baik dan berhasil, manajemen perusahaan perlu mengetahui 4 jenis keahlian dasar, yaitu:a. Kemampuan Berinteraksi (Interacting skills)Kemampuan manajemen berinteraksi dan ber-empati dgn berbagai perilaku & sikap orang lain untuk mencapai tujuan.b. Kemampuan Mengalokasi (Allocating skills)Kemampuan manajemen dalam menjadwalkan tugas2, anggaran, waktu, serta sumberdaya2 lain secara efisien.c. Kemampuan Memonitor (Monitoring skills)Meliputi penggunaan informasi yg efisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan berbagai masalah yg timbul dlm proses implementasi.d. Kemampuan Mengorganisasikan (Organizing skills)Kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi informal dlm rangka menyesuaikan diri dgn berbagai masalah yg mungkin terjadi.

Hubungan Formulasi Strategi dan Implementasinya dengan Manajemen StrategiPengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Model proses manajemen strategi :1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan,2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam tindakan-tindakan.3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai tujuan. Program; aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis sebagai penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci tentang sumber dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya. Prosedur; sering disebut SOP, sistem dari langkah atau teknik yang berurutan tentang bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan Standar Kinerja, ukuran target bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari program yang dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan atau pencapaiannya. Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia. ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam manajemen strategi:1. Efektif dan efesiensi Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dalam pengawasannya. 2. Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi persaingan : Proses berfikir yang mendahului tindakan Pengetahuan mengenai jumlah merupkan kunci penting. Menejemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi yang lambat. Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang. Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya. Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya. Menajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.3. Pertumbuhan dan Struktur Organisasi Tahap implementasi strategi memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi, karena keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting untuk tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala organisasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi bisa vertical dan bisa juga horizontal. Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur organisasi seperti stuktur fungsional, divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi matrik dan struktur organisasi horizontal.4. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang ada dan sejenis maupun tidak sejenis.

Formulasi Strategi dengan Implementasi StrategiProses manajemen strategik belum dapat dikatakan selesai ketika perusahaan memutuskan strategi apa yang akan ditempuh. Perusahaan masih harus menterjemahkan rumusan strategi tersebut ke dalam tindakan strategik. Kita harus selalu ingat bahwa sebaik apapun rumusan strategi, hanya akan menjadi retorika belaka jika tidak dapat diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat mencapai tujuan secara optimal, maka selain harus mampu merumuskan strategi, perusahaan juga harus mampu mengimplementasikan strategi tersebut secara efektif. Jika salah satu langkah tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka tidak mustahil perusahaan akan memetik kegagalan. Bahkan, rumusan strategi yang sempurna sekalipun hanya akan memberikan kontribusi yang minim bagi pencapaian tujuan perusahaan jika tidak mampu diimplementasikan dengan baik.Banyak perusahaan atau organisasi yang banyak menghamburkan sumberdayanya (uang, waktu, tenaga) untuk mengembangkan rencana strategik yang ampuh. Namun kita harus ingat bahwa perubahan hanya akan terjadi melalui suatuaction(implementasi), bukan sekedar perencanaan. Rumusan strategi yang secara teknis kurang sempurna jika diimplementasikan dengan baik, maka akan didapat hasil yang lebih baik dibandingkan dengan rumusan strategi yang sempurna namun hanya di atas kertas. Hal ini didukung oleh sebuah hasil penelitian pada 31 industri manufaktur di mana hasilnya menunjukkan bahwa kinerja yang diperoleh perusahaan tidak sekedar ditentukan oleh strategi yang dimiliki, namun lebih disebabkan karena efektivitas perusahaan dalam mengimplementasikan strategi tersebut.Untuk memahami hubungan antara perumusan strategi dan implementasi strategi, mari kita perhatikan gambar berikut.

Sumber: ThomasV.Bonoma,The Marketing Edge:Making StrategiesWork,The Free Press,1985, hal 12.Berdasarkan gambar di atas, ada berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi strategi dengan implementasi strategi, yaitu :1. Succes: Merupakan hasil yang paling diidamkan-idamkan oleh setiap perusahaan. Situasi ini dapat terjadi jika formulasi strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam implementasinya.2. Trouble: Merupakan situasi di mana perusahaan menyusun formulasi strateginya dengan baik namun implementasinya buruk.3. Roulette: Merupakan situasi di mana perusahaan kurang baik dalam memformulasi strateginya, namun perusahaan melakukan implementasi yang cukup baik.4. Failure: kondisi ini sangat tidak dinginkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena strategi perusahaan tidak diformulasikan dengan baik, demikian juga dalam implementasinya.Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara formulasi strategi dengan implementasi strategi. Meskipun berhubungan, secara fundamental antara formulasi strategi dengan implementasi strategi terdapat perbedaan. Fred R. David (2005) membedakan antara formulasi strategi dan implementasi strategi sebagai berikut.

FORMULASI STRATEGIIMPLEMENTASI STRATEGI

1. Perumusan strategi adalah memposisikan kekuatan sebelum dilakukan tindakan1. Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang me- manage semua aspek selama tindakan dijalankan

2. Berfokus pada efektivitas2. Berfokus pada efisiensi

3. Lebih merupakan proses intelektual3. Lebih merupakan proses operasional

4. Membutuhkan keahlian intuitif dan analisis yang tajam4. Membutuhkan motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan

5. Membutuhkan koordinasi diantara beberapa individu5. Membutuhkan koordinasi diantara banyak individu

Dalam penggunaan konsep dan alat perumusan strategi, sebenarnya tidak ada perbedaan secara signifikan antara organisasi kecil, besar, organisasi yang orientasi laba maupun nirlaba. Namun demikian, dalam implementasi strategi, ada perbedaan secara signifikan yang didasarkan atas tipe dan ukuran organisasi. Implementasi strategi membutuhkan tindakan-tindakan seperti: perubahan struktur organisasi, alokasi sumberdaya, program kompensasi, merubah strategi harga, budaya perusahaan, membuat sistem informasi manajemen yang lebih baik, dan sebagainya.

KESIMPULANTerdapat hubungan yang erat antara formulasi strategi dengan implementasi strategi hal ini berkaitan dengan bagaimana seorang manajer itu mengambil keputusan dari berbagai alternatif dan mewujudkanya dalam proses kegiatan organisasi. terdapat tingkatan strategi, yaitu: corporate strategy, business strategy, functional strategy, dan operating strategy. Keempat tingkatan tersebut memiliki peran besar dalam menyusun formula strategi dan implementasinya dan harus berhubungan secara sinergi antar tingkatan.Situasi yang baik dalam perusahaan adalah jika formulasi strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam implementasinya.Sebaliknya formulasi strategi perusahaan yang disusun dengan buruk dan begitu juga implementasinya akan berakibat kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan.Walaupun formulasi dan implementasi strategi saling berhubungan namun terdapat gap dan perbedaan antara keduanya, formulasi lebih memfokuskan kekuatan yang dimiliki sebelum tindakan dilakukan, fokus terhadap efektivitas, proses intelektual, dan koordinasi beberapa individu sedangkan implementasi mengelola kekuatan pada saat tindakan dijalankan, fokus pada efisiensi, proses operasional, dan koordinasi pada banyak individu.