Formulasi Sabun Cair Dari Pati Bengkoang

download Formulasi Sabun Cair Dari Pati Bengkoang

of 2

description

farmasetika

Transcript of Formulasi Sabun Cair Dari Pati Bengkoang

FORMULASI SABUN CAIR DARI PATI BENGKOANG (Pachyrhizus erosus (L).Urban)FORMULASI SABUN CAIR DARI PATI BENGKOANG (Pachyrhizus erosus (L).Urban)

FORMULASITiap 60 ml mengandung : Pati bengkoang 1 % Minyak kelapa 18 ml Kalium Hidroksida 10 ml Asam stearat 1,4 g Natrium lauril sulfat 1 % Gliserin 5 ml EDTA 0,1 % Parfum 0,1 % Aquadest ad 60 ml

Alasan Penambahan Eksipien

1. Minyak kelapaMinyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

2. Kalium Hidroksida (KOH) KOH adalah basa yang merupakan bahan dasar sabun dan membentuk reaksi saponifikasi dengan lemak dan minyak. KOH sebagai surfaktan antara kotoran dengan kulit pada air, sehingga nantinya kotoran bisa terbilas sehingga kulit menjadi bersih. Penambahan KOH dalam pembuatan sabun harus tepat, karena apabila terlalu banyak dapat memberikan pengaruh negatif, yaitu iritasi kulit. Sedangkan bila terlalu sedikit maka sabun yang dihasilkan akan mengandung asam lemak bebas tinggi yang mengganggu proses emulsi sabun dan kotoran.

3. Gliserin Gliserin merupakan bahan pelembap yang umum digunakan dalam formulasi sabun. Selain melembapkan, gliserin memudahkan sabun dibilas.

4. EDTA EDTA digunakan sebagai zat tambahan (additive) pada sabun dan berfungsi sebagai antioksidan pada sabun, memperlambat proses oksidasi pada rantai alkil tak jenuh sabun dan juga berfungsi sebagai surfaktan (pembersih dan pemutih) yang dapat mengangkat kotoran pada kulit .

5. Sodium lauril sulfat Sebagai surfaktan, detergen, dan agen pengemulsi.

6. Asam stearatDigunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan emulsi

7. ParfumDigunakan sebagai pengaroma pada sabun

8. AquadestDigunakan sebagai pelarutPERHITUNGAN BAHANDibuat 60 ml + 10 % = 66 ml1. Minyak kelapa = 15 ml2. KOH = 10 ml3. Asam stearat = 1,4 g4. Gliserin = 5 ml5. Pati bengkoang = 1% x 66 g = 0,66 g6. EDTA = 0,1% x 66 g = 0,06 g7. Sodium luril sulfat = 1% x 66 g = 0,66 g8. Parfum = 0,1% x 66 ml = 0,06 ml9. Aquadest = 60 ml (15 + 10 + 1,4 + 5 + 0,66 + 0,06 + 0,66 + 0,6) = 60 ml 33,38 ml = 26, 62 mlCARA KERJA1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang masing-masing bahan sesuai dengan perhitungan bahan3. Minyak dan asam stearat dipanaskan sampai mendidih

4. Dibuat larutan KOH 40%, dengan cara memasukkan 40 g KOH ke dalam air 100 ml sedikit demi sedikit, aduk hingga larut, kemudian diambil sebanyak 10 ml

5. Dimasukkan larutan KOH ke dalam minyak sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan menggunakan mikser. Pengadukan diteruskan hingga terbentuk tahap trace, yaitu tahap dimana sabun sudah mengental

6. Pada saat trace, ditambahkan pati bengkoang yang sebelumnya dilarutkan dengan gliserin, ditambahkan EDTA, Sodium lauril sulfat dan parfum, kemudian diaduk sampai homogen

7. Di adkan dengan air

8. Dilakukan evaluasi sediaan akhir

9. Dimasukkan kedalam wadah dan dikemas