FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal...
Transcript of FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal...
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN HANDBODY
LOTION YANG MENGANDUNG KATEKIN GAMBIR (Uncaria gambir
(Hunter) Roxb)
Yurinna Firdaus 1)
, Haryanto Susilo 2)
dan Dwi Indriati 3)
1), 2) dan
3) Program Studi Farmasi FMIPA Universitas pakuan Bogor
ABSTRAK
Kulit merupakan jaringan tubuh yang letaknya paling luar, sehingga beresiko terkena
paparan zat-zat berbahaya dari lingkungan dan mengakibatkan kerusakan pada kulit. Kerusakan
kulit dapat disebabkan oleh radikal bebas, namun radikal bebas dapat dinetralkan oleh antioksidan.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukan bahwa gambir mempunyai aktivitas antioksidan.
Aktivitas antioksidan gambir terutama akibat adanya kandungan katekin. Sediaan handbody lotion
dibuat dalam 5 formula. Formula I sebagai kontrol negatif, formula II mengandung 3% katekin
gambir dan 0,1% natrium askorbat, formula III mengandung 3% katekin gambir dan 0,3% natrium
askorbat, formula IV mengandung 3% katekin gambir dan 0,5% natrium askorbat, dan formula V
mengandung vitamin C sebagai kontrol positif. Hasil pengujian dengan metode DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl) menunjukan semua formula memiliki aktivitas antioksidan yang sangat
aktif dan formula IV yang mengandung 3% katekin gambir dan 0,5% natrium askorbat merupakan
formula yang terbaik serta relatif stabil.
Kata kunci : Katekin Gambir, Antioksidan, Handbody lotion
ABSTRAC
Skin is the body’s tissues located at the outer, so it risked by dangerous substances
explanation from environment and caused damage of skin. Skin damage can caused by free
radical, but it can neutralized by antioxidant. Result of recent study showing that gambir has
antioxidant activity of gambir especially caused by catechin content. Handbody lotion is made in 5
formulas. Formula I as negative control, formula II containing 3% catechin gambir and 0,1%
sodium ascorbat, formula III containing 3% catechin gambir and 0,3% sodium ascorbat, formula
IV containing 3% catechin gambir and 0,5% sodium ascorbat, and formula V containing vitamin C
as comparator. Result of this study by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method showing that
whole of formulas has very active antioxidant activity and formula IV that containing 3% catechin
of gambir and 0,5% sodium ascorbat is the best and stable relatively.
Keywords : Catechin gambir, Antioxidant, Handbody lotion
PENDAHULUAN
Kulit berfungsi untuk mencegah
dehidrasi, menghambat penetrasi senyawa
asing, membantu mempertahankan suhu
tubuh yang konstan dan sebagai media
terjadinya rangsangan (Wasiaatmadja,
1997). Antioksidan didefinisikan sebagai
senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses
oksidasi lipida. Senyawa antioksidan alami
umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan
flavonoid (Suyoso, 2011). Salah satu
tanaman yang mengandung antioksidan
adalah gambir. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa gambir mempunyai
aktivitas antioksidan (Kresnawati dan
Zainuddin, 2009). Aktivitas antioksidan
gambir terutama akibat adanya kandungan
katekin (Widyaningrum, 2011). Untuk
mempermudah penggunaan katekin dalam
penelitian ini dibuat dalam bentuk sediaan
handbody lotion. Handbody lotion adalah
sediaan kosmetik yang diaplikasikan pada
kulit terutama pada bagian tangan dan tubuh.
Lotion dapat berbentuk suspensi zat padat
dengan bahan pensuspensi yang cocok, atau
emulsi tipe minyak dalam air dengan
surfaktan yang sesuai (Mitsui, 1997).
Menurut Depkes (1979) lotion adalah
sediaan cair berupa suspensi atau dispersi.
Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam
bentuk serbuk halus dengan bahan
pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe
minyak dalam air dengan surfaktan yang
cocok. Pemilihan sediaan lotion karena
merupakan sediaan yang berbentuk emulsi
yang mudah dicuci dengan air dan tidak
lengket di bandingkan sediaan topikal
lainnya. Selain itu bentuknya yang cair
memungkinkan pemakaian yang cepat dan
merata pada kulit (Balsam MS, 1970).
Tujuan penelitian ini adalah Membuat
formula handbody lotion yang mengandung
3% katekin gambir dengan tiga konsentrasi
natrium askorbat sebagai antioksidan yang
melindungi katekin gambir, melakukan uji
kesukaan, menentukan formula terbaik dan
melakukan uji stabilita pada formula yang
terbaik.
BAHAN DAN METODE
Bahan penelitian berupa katekin gambir
(Uncaria gambir Roxb.) diperoleh dari
Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat
yang didapat dari tanaman gambir dengan
metode prepurifikasi. Sedangkan Esensial
Oil Lemon diperoleh dari kulit lemon
dengan metode destilasi uap-air.
Uji Fitokimia
Uji fitokimia meliputi uji tanin,
flavonoid, saponoin dan alkaloid
(Rajendra et al, 2011).
Pembuatan Handbody Lotion Katekin
Gambir
Formula Handbody Lotion Katekin
Gambir disajikan seperti dalam Tabel 1.
Banyaknya Handbody Lotion tiap botol
sebanyak 100 mL.
Tabel 1. Formula Handbody Lotion
Katekin Gambir
Bahan (%) Formula
I II III IV V
Katekin
Gambir
- 3 3 3 -
Natrium
askorbat
- 0,1 0,3 0,5 -
Vitamin C - - - - 3
Croduret
50 SS®
24,5 24,5 24,5 24,5 24,5
Crodamol
GTCC®
5 5 5 5 5
Gliserin 5,25 5,25 5,25 5,25 5,25
Etanol
96%
5,25 5,25 5,25 5,25 5,25
Metil
paraben
0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
Propil
paraben
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Esensial
oil lemon
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Aquadest
add
100 100 100 100 100
Proses Pembuatan Handbody Lotion
Fase minyak (Crodamol GTCC® dan
Croduret 50 SS®) dilebur bersama di atas
tangas air pada suhu 50oC. Fase air (larutan
metil paraben dan propil paraben dalam
gliserin) ditambahkan aquadest lalu
dipanaskan di atas tangas air pada suhu
50oC. Fase minyak dimasukkan dalam fase
air, kemudian di homogenkan dengan
homogenizer pada kecepatan pengadukan
hasil optimasi selama 15 menit.
Ditambahkan etanol, katekin gambir dan
esensial oil lemon, ditambahkan setelah
basis didinginkan selama 10 menit (pada
suhu 40-45oC). Dilakukan evaluasi sediaan
handbody lotion.
Evaluasi Sediaan Handbody Lotion
Katekin Gambir
Organoleptik
Meliputi warna dan bau sediaan handbody
lotion.
Homogenitas
Menggunakan objek glass, sediaan
dioleskan pada objek glass kemudian ditutup
dengan objek glass lainnya, diamati dibawah
mikroskop.
pH
Pengujian dilakukan dengan pH meter.
Viskositas
Pengujian dilakukan dengan viskometer
Brookfield, spindel 2, 3, 4, 5, 6 dan 7,
volume 50 ml.
Berat jenis
Pengujian dilakukan menggunakan
piknometer.
Uji Hedonik
Uji hedonik ini adalah uji kesukaan
terhadap suatu sediaan, merupakan atribut
mutu yang diuji dari kualitas sediaan yang
dipengaruhi dari formulasi sediaan tersebut
dalam hal ini berupa sediaan handbody
lotion. Pelaksanan dilakukan dengan cara
panelis diminta mengoleskan sediaan
handbody lotion yang telah tersedia
kemudian berhak memberikan tanggapan
terhadap sediaan handbody lotion tersebut
meliputi kesukaan terhadap aroma, warna,
tekstur dan iritasi. Pengujian ini
menggunakan 4 skala kesukaan sangat suka
(1) suka (2) tidak suka (3) sangat tidak suka
(4) dengan jumlah panelis sebanyak 30
orang dengan usia antara 20-30 tahun. Uji
kesukaan ini dilakukan dengan
menggunakan Metode Angket. Angket
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
(Suhartini, 2002). Dalam uji iritasi penilaian
dilakukan dengan pengujian. Pengujian ini
menggunakan 2 skala yaitu : (1) terjadi
iritasi, (2) tidak terjadi iritasi.
Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH
Persiapan Larutan Pereaksi
Larutan DPPH 1mM
Ditimbang tepat 39,432 mg serbuk
DPPH, kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 ml dan ditambahkan metanol
hingga batas lalu dihomogenkan (labu ukur
sudah dilapisi alumunium foil).
Larutan Blanko
Dipipet sebanyak 1 ml larutan DPPH
1mM, ditambahkan metanol sampai 10 ml,
kemudian dihomogenkan. Larutan blanko
diinkubasi pada suhu kamar selama 30
menit.
Larutan Standar Induk Vitamin C 100
ppm
Ditimbang tepat 100 mg vitamin C,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
dilarutkan dengan metanol sampai tanda
batas (1000 ppm). Untuk mendapatkan
larutan induk vitamin C dengan konsentrasi
100 ppm dilakukan dengan cara memipet 10
ml larutan vitamin C 1000 ppm, dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 ml dan dilarutkan
dengan metanol sampai tanda batas (100
ppm).
Penetapan Panjang Gelombang
Maksimum DPPH
Dipipet sebanyak 0,6 ml larutan standar
induk 100 ppm kemudian ditepatkan dengan
metanol sampai tanda batas 10 ml, lalu
dihomogenkan. Ditambahkan 1 ml larutan
DPPH 1 mM dan diinkubasi pada suhu
kamar selama 30 menit. Kemudian diukur
serapannya pada panjang gelombang 510-
520 nm. Panjang gelombang maksimum
ditetapkan dari nilai serapan maksimum.
Optimasi Waktu Inkubasi
Dipipet sebanyak 0,6 ml larutan standar
induk 100 ppm kemudian ditambahkan 1 ml
larutan DPPH 1 mM ditanda bataskan
dengan metanol sampai tanda batas 10 ml,
dihomogenkan kemudian didiamkan selama
waktu optimum pada suhu kamar. Serapan
diukur pada panjang gelombang maksimum
pada 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 menit
sehingga didapat waktu serapan optimum
yang stabil.
Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin C
(Kontrol Positif)
Larutan deret vitamin C dibuat dalam
beberapa konsentrasi, yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10
ppm. Pada masing-masing labu ditambahkan
1 ml larutan DPPH 1mM, lalu
dihomogenkan dan didiamkan selama waktu
optimum pada suhu kamar.
Pembuatan Larutan Uji
Ditimbang sediaan handbody lotion
setara dengan 100 mg zat aktif. Dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 mL yang telah
dilapisi dengan alumunium foil dan
dilarutkan dengan metanol sampai tanda
batas, sehingga didapatkan larutan stok 1000
ppm. Diambil sebanyak 5 ml larutan uji
1000 ppm, dimasukan ke dalam labu ukur
50 ml dan dilarutkan dengan metanol sampai
tanda batas, sehingga didapatkan larutan
induk uji dengan konsentrasi 100 ppm.
Larutan uji dibuat dalam beberapa
konsentrasi. Pembuatan deret larutan uji
dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada masing-
masing labu ditambahkan 1 mL larutan
DPPH 1 mM lalu diencerkan menggunakan
metanol dan dihomogenkan. Deret larutan
uji didiamkan selama waktu optimum pada
suhu kamar.
Pengujian Antioksidan dengan Metode
DPPH
Deret larutan uji, deret larutan kontrol
positif dan blanko diukur serapannya pada
panjang gelombang maksimum yang telah
ditentukan dengan spektrofotometer. Nilai
persentase hambatan terhadap DPPH
dihitung menggunakan rumus berikut:
% inhibisi =
x 100%
Nilai IC50 (Inhibition Concentration 50)
diperoleh dari perpotongan garis antara 50%
daya hambat dengan sumbu konsentrasi
menggunakan persamaan linear (y=bx+a),
dimana y= 50 dan x menunjukkan IC50.
Uji Stabilitas
Uji stabilitas sediaan handbody lotion
dilakukan setelah penyimpanan selama 8
minggu pada suhu ruang dan suhu 40OC.
Evaluasi dilakukan pada minggu ke 0, 2, 4,
6, dan 8 dengan parameter dan metode yang
sama seperti yang dilakukan pada evaluasi
sediaan handbody lotion.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah katekin gambir yang diperoleh
dari Universitas Andalas, Padang Sumatra
Barat. Katekin gambir tersebut telah
dimurnikan dengan metode pre purifikasi,
untuk menghilangkan pengotor yang ada
pada gambir. Serbuk katekin yang didapat
berupa serbuk kering yang berwarna coklat
muda dan tidak berbau. Minyak esensial
kulit buah lemon dilakukan dengan metode
destilasi uap air. Buah lemon sebanyak 15
kg menghasilkan kulit buah lemon sebanyak
4,6 kg dan setelah didestilasi menghasilkan
minyak lemon sebanyak 37ml. Rendemen
minyak lemon yang didapat adalah 0,65%.
Hasil uji fitokimia terhadap katekin gambir
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Uji Fitokimia
Identifikasi
Senyawa Parameter
Katekin
Gambir
Flavonoid Merah Jingga +
Alk
alo
id Dragendorff
Endapan
merah -
Wagner Endapan
coklat -
Mayer Endapan putih -
Saponin Terbentuk
emulsi +
Tanin Endapan putih +
Keterangan : + = menunjukkan reaksi positif
: - = menunjukkan reaksi negatif
Hasil uji fitokimia yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa dalam katekin gambir
mengandung flavonoid, saponin, dan tanin,
sedangkan pada uji alkaloid menunjukkan
hasil yang negatif. Hal ini dapat
dikarenakan, proses prepurifikasi pada
katekin gambir secara tidak langsung telah
menghilangkan kandungan alkaloidnya.
Hasil Evaluasi Basis Lotion dan Sediaan
Handbody Lotion Katekin gambir dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Evaluasi Basis Lotion dan Sediaan Handbody Lotion Katekin gambir
Parameter uji Formula
basis I II III IV V
Organoleptik :
- Warna Bening Putih Oranye Oranye Oranye Putih
- Bau Tidak berbau Lemon Lemon Lemon Lemon Lemon
Homogenitas ++ ++ ++ ++ ++ ++
pH 6,82 6,74 6,11 5,94 5,82 6,21
Viskositas (cP) 294 294 278 267 259 229
Berat jenis
(g/ml)
1.25 1,11 1,02 1,10 1,05 1,11
Aktivitas
antioksidan
(IC50) (µg/ml)
- - 4,05 3,24 2,12 5,46
Keterangan : ++ = homogen
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Gambar 1. Sediaan Handbody Lotion Katekin Gambir
Pada Pengujian organoleptik handbody
lotion meliputi warna dan bau. Berdasarkan
parameter warna basis lotion berwarna
bening, formula I dan IV berwarna putih,
sedangkan formula II, III, dan IV berwarna
oranye. Berdasarkan parameter bau semua
formula mempunyai aroma yang khas yaitu
aroma lemon yang kuat. Pada Pengujian
homogenitas dilakukan dengan mengoleskan
sediaan pada kaca objek dan menutupnya
dengan kaca objek lain. Hasil yang
didapatkan menunjukan bahwa basis lotion
dan semua formula sediaan handbody lotion
homogen. Pada pengujian pH sediaan
berkisar antara 5,82 – 6,74. Semua formula
memenuhi syarat pH kulit yaitu 4,5 – 7,5
(Wasiaatmadja 1997). Pada pengujian
viskositas sediaan handbody lotion berada
dalam rentang 229-289 cP. Pada pengujian
berat jenis sediaan berkisar antara 1,02 –
1,11. Pada pengujian aktivitas antioksidan
didapat formula II, formula III, formula IV,
dan formula V adalah 4,05 µg/ml, 3,24
µg/ml, 2,12 µg/ml dan 5,46 µg/ml.
Parameter pengukuran aktivitas antioksidan
adalah nilai IC50 yaitu konsentrasi sampel
yang mampu menangkap 50% radikal DPPH
yang ditentukan melalui persamaan regresi
linier. Semakin rendah nilai IC50 maka
semakin tinggi aktivitas antioksidannya.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua
sediaan memiliki aktivitas antioksidan yang
tergolong sangat aktif, dimana nilai IC50
semua sediaan kurang dari 50 ppm.
Aktivitas antioksidan dari formula IV adalah
yang paling tinggi dengan nilai IC50 2,12
g/ml.
Aktivitas Antioksidan Vitamin C (Kontrol Positif) dan Katekin Gambir
Gambar 2. Kurva inhibisi aktivitas Antioksidan Vitamin C (Kontrol Positif) dan Katekin
Gambir
Dari gambar kurva diatas menunjukkan
aktivitas antioksidan katekin gambir lebih
besar dibandingkan vitamin C. Aktivitas
antioksidan katekin gambir didapat sebesar
2,14, sedangkan vitamin C aktivitas
antioksidan didapat sebesar 5,03.
Uji Hedonik
Gambar 10. Histogram Hasil Pengukuran Pengujian Panelis
y = 10.155x - 1.176 R² = 0.9928
y = 3.758x + 41.95 R² = 0.9981
0
50
100
150
0 5 10 15
Inh
ibis
i (%
)
Konsentrasi (ppm)
KURVA INHIBISI
Vitamin C
Katekin gambir
0
2
4
Warna Aroma Tekstur Iritasi
uji hedonik
F2
F3
F4
Pada grafik diatas dari parameter warna
formula III yang disukai oleh panelis, dari
parameter aroma formula II yang disukai,
dari parameter tekstur adalah formula II dan
formula III yang disukai, dan dari parameter
iritasi menunjukkan ketiga formula tidak
terjadi iritasi. Hasil dari uji hedonik
dianalisis menggunakan SPSS 17 dengan
metode RAL, seluruh formula memiliki
pengaruh baik dari segi warna, aroma,
tekstur ataupun keseluruhan terhadap daya
terima panelis. Artinya sediaan handbody
lotion Katekin Gambir ini dapat diterima
dan cukup disukai.
Hasil Uji Stabilita
Tabel 4. Hasil Stabilita Sediaan Handbody Lotion Pada Suhu Kamar (25 – 30oC)
Parameter uji Minggu ke-
0 2 4 6 8
Organoleptik :
- Warna Oranye Oranye Oranye Oranye Oranye
- Bau Lemon Lemon Lemon Lemon Lemon
Homogenitas ++ ++ ++ ++ ++
pH 6,32 6,21 5,83 5,70 5,38
Viskositas (cP) 279 330 341 354 369
Berat jenis (g/ml) 1,09 1,12 1,74 2,54 2,81
Aktivitas antioksidan
(IC50) (µg/ml)
2,40 2,66 3,32 3,72 3,93
Tabel 5. Hasil Stabilita Sediaan Handbody Lotion Pada Suhu Panas (40oC)
Parameter uji Minggu ke-
0 2 4 6 8
Organoleptik :
- Warna Oranye Oranye Oranye Oranye Oranye
- Bau Lemon Lemon Lemon Lemon Lemon
Homogenitas ++ ++ ++ ++ ++
pH 6,32 5,91 5,77 5,47 4,99
Viskositas (cP) 279 290 321 336 342
Berat jenis (g/ml) 1,09 1,15 1,56 2,03 2,49
Aktivitas antioksidan
(IC50) (µg/ml)
2,40 3,50 3,76 3,89 4,30
Dari data tabel stabilita diatas menunjukkan
bahwa sediaan handbody lotion katekin
gambir selama penyimpanan 8 minggu
mengalami penurunan aktivitas antioksidan
hingga 100% tetapi aktivitas antioksidan
masih di kategorikan sangat aktif karena
nilai IC50 sediaan kurang dari 50 ppm.
Parameter lainnya pula menunjukkan hasil
yang relatif stabil selama 8 minggu
penyimpanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini,
kesimpulan yang didapat adalah katekin
gambir dapat diformulasikan sebagai
handbody lotion, formula IV dengan
konsentrasi Natrium askorbat sebanyak
0,5% yang paling baik untuk melindungi 3%
katekin gambir dengan nilai IC50 adalah 2,12
µg/ml. Padadaya terima panelis, seluruh
formula bisa diterima dan cukup disukai.
Handbody lotion katekin gambir masih
memenuhi persyaratan kestabilan sediaan
kosmetik pada 8 minggu penyimpanan
dalam suhu kamar maupun suhu panas.
SARAN
Diperlukan pengujian klinis terhadap
efektivitas dan kemampuan handbody lotion
yang mengandung katekin gambir.
DAFTAR PUSTAKA
Balsam MS, Sagarin E. 1970. Cosmetic
Science and Technology 2nd
ed
Volume I. Willey Intersceince. New
York. Hal 181-211.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Kresnawaty, I. Zainuddin, A., 2009.
Aktivitas antioksidan dan
antibakteri dari derivat metil
ekstrak etanol daun gambir
(Uncaria Gambir (Hunter) Roxb).
Jurnal Littri, 15(4): 145–151.
Mitsui, T., 1997. New cosmetic science.
Elsevier scienci B.V : Amsterdam.
Rajendra CE., Gopal S., Mahaboob Ali.,
Yashoda S.V., Manjula M. 2011.
Phytochemical Screening of The
Rhizome of Kaempferia Galanga.
International Journal of
Pharmacognosy and Phytochemical
Research. 3(3): 61-63.
Suyoso, H. C., Uji Aktivitas Antioksidan
Dan Identifikasi Senyawa Aktif
Ekstrak Tanaman Anting-Anting
(Acalypha indica L.), Tugas Akhir
Sarjana, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang,
2011.
Wasitaatmadja. 1997. Penuntun Ilmu
Kosmetika Medik. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Widyaningrum, H. 2011. Kitab Tanaman
Obat Indonesia. Media Pressindo:
Yogyakarta.