SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS...

98
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLAT KATEKIN GAMBIR (Uncaria gambier Roxb.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY DENGAN DIBERI BEBAN AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JULI 2016

Transcript of SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS...

Page 1: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLAT KATEKIN

GAMBIR (Uncaria gambier Roxb.) PADA TIKUS PUTIH

(Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE

DAWLEY DENGAN DIBERI BEBAN AKTIVITAS

FISIK MAKSIMAL

SKRIPSI

HARY ABDUL RAHMAN

1112102000060

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2016

Page 2: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLAT KATEKIN

GAMBIR (Uncaria gambier Roxb.) PADA TIKUS PUTIH

(Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE

DAWLEY DENGAN DIBERI BEBAN AKTIVITAS

FISIK MAKSIMAL

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi

HARY ABDUL RAHMAN

1112102000060

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2016

Page 3: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : HARY ABDUL RAHMAN

NIM : 1112102000060

Tanda tangan :

Tanggal : 27 Juli 2016

Page 4: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Hary Abdul Rahman

NIM : 1112102000060

Program Studi : S-1 Farmasi

Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin Gambir

(Uncaria gambierRroxb.) pada Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley dengan Diberi

Beban Aktivitas Fisik Maksimal

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Dr. M.Yanis Musdja, M.Sc., Apt

NIP. 195601061985101001

Pembimbing II

Dr. Delina Hasan. M.Kes., Apt

NIP. 195602101987032003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt.

NIP. 197404302005012003

Page 5: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Hary Abdul Rahman

NIM : 1112102000060

Program Studi : S-1 Farmasi

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin Gambir

(Uncaria gambier Roxb.) pada Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley dengan

Diberi Beban Aktivitas Fisik Maksimal

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc., Apt. ( )

Pembimbing II : Dr. Delina Hasan, M.Kes., Apt. ( )

Penguji I : Yardi, Ph.D., Apt. ( )

Penguji II : Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.Si., Apt ( )

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 27 Juli 2016

Page 6: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Hary Abdul Rahman

Program Studi : Farmasi

Judul Penelitian : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin Gambir

(Uncaria gambier Roxb.) pada Tikus Putih (Rattus

norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley Dengan

Diberi Beban Aktivitas Fisik Maksimal

Peningkatan konsumsi oksigen selama latihan fisik intensif dapat meningkatkan

produksi radikal bebas, bila dibiarkan akan menyebabkan stress oksidatif

ditunjukan dengan peningkatan kadar malondialdehid. Katekin merupakan

golongan senyawa flavonoid yang biasa digunakan sebagai antioksidan memiliki

mekanisme melindungi struktur dan fungsi dari membrane sel dari radikal bebas.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih jantan galur

Sprague Dawley yang dibagi menjadi 5 kelompok uji, yaitu control positif,

control negative, dan dosis uji bertingkat (dosis 5 mg/kgBB, dosis 10 mg/kgBB

dan dosis 20 mg/kgBB).Uji dilakukan dengan desain uji sebelum-sesudah

perlakuan. Pada hari ke-0 seluruh tikus pada setiap kelompok diukur kadar awal

malondialdehid agar diketahui kadar blanko masing-masing individu. Pada hari

ke-1 sampai hari ke-7 dilakukan uji berupa pemberian zat antioksidan pada

masing-masing kelompok uji. Kelompok kontrol negatif tidak diberi perlakuan,

kelompok kontrol positif diberikan suspensi vitamin E dengan dosis 20 mg/kgBB,

kelompok uji dengan dosis 5 mg/kgBB, 10 mg/kgBB dan 20 mg/kgBB. Pada hari

ke-8 seluruh kelompok diberikan beban aktivitas fisik maksimal dengan

perenangan selama 1 jam sampai terlihat tanda kelelahan berupa hampir

tenggelam. Segera setelah perenangan kadar malondialdehid kembali diukur

untuk dibandingkan dengan kadar blanko masing-masing individu. Hasil uji in

vivo, yaitu dosis uji 5 mg/kgBB terjadi penurunan kadar sebesar 20,19%, dosis 10

mg/kgBB terjadi penurunan kadar sebesar 31,28%, dosis 20 mg/kgBB terjadi

penurunan kadar sebesar 57,63%, dan kelompok control positif terjadi penurunan

kadar sebesar 25,55%. Semua dosis menunjukan penurunan kadar

malondialdehid, tetapi dosis 20 mg/kgBB menunjukan penurunan yang lebih

besar disbanding kelompok lain.

Kata kunci : isolat katekin gambir, antioksidan, aktivitas fisik, malondialdehid

Page 7: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Hary Abdul Rahman

Study Program : Pharmacy

Title : Antioxidant Activity Test from Gambier Catechin

(Uncaria gambier Roxb.) to Sprague Dawley strain of

Male Rats (Rattus norvegicus) with Given Load

Maximum Activity

Increasing oxygen consumption during intensive physical exercise may increase

production of free radicals, and if it exceeds physiological capacity may cause

oxidative stress as shown as chance of malondialdehid level. Catechin is one of

flavonoid compound who usually used as antioxidant, protecting structures and

function of cell membranes from free radicals. In vivo antioxidant activity test was

done by using 25 male Sprague Dawley rats and divided by 5 groups, negative

control group, positive control group, dosage 5 mg/kgBW, dosage 10 mg/kgBW,

and dosage 20 mg/kgBW. In this test used pre - post test control group design.

Negative control group was given by food and drinks; positive control was given

by vitamin E suspense dosage 20 mg/kgBW; dosage group of 5 mg/kgBW, 10

mg/kgBW, and 20 mg/kgBW was given by gambiercatechin suspense respectively

for 7 days. Before gambiercatechinwas given, level of malondialdehid was

measured. Eight days later, the five group were given maximum physical activity

mean of swimming until the sign of fatigue occurred (nearly drowned) and the

blood was taken for blood malondialdehid examination. The result of activity test

is dosage 5 mg/kgBW could decrease malondialdehid 20,19%, dosage 10

mg/kgBW could decrease malondialdehid 31,28% , dosage 20 mg/kgBW could

decrease malondialdehid 57,63% and positive control group could decrease

malondialdehid 25,55%. All of dosage was shown decreasing malondialdehid

level, but dosage 20 mg/kgBW of gambiercatechin was giving the most

antioxidant potential than other groups.

Keywords : gambier catechin isolates, antioxidant, load activity, malondialdehid

Page 8: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

nikmat sehat, iman, islam, rezeki, kekuatan, petunjuk, rahmat serta kasih

sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji

Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin Gambir (Uncaria gambier Roxb.) Pada

Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley Dengan Diberi

Beban Aktivitas Fisik Maksimal”. Shalawat serta salam tak lupa semoga selalu

tercurhakan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya

hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi akan sangatlan sulit

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sami Koto Viliang dan Ibunda

Nurmanis, S.Pd atas pengorbanan, kasih sayang, motivasi, moril, materil

serta doa yang telah mama dan papa berikan selama ini. Kedua adikku

Hany Salsabila dan Muhammad Aldo yang telah memberikan dukungan,

motivasi dan doanya, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan

keberkahan dalam kehidupan kita.

2. Bapak Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc., Apt selaku Pembimbing I serta Ibu

Dr. Delina Hasan, M.Kes., Apt selaku Pembimbing II yang telah

memberikan waktu, motivasi, pikiran dan bimbingan selama penelitian

dan penyusunan skripsi

3. Bapak Prof. Dr. Arif Sumantri, S.K.M., M.Kes. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. selaku Kepala Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Supandi, M.Si., Apt selaku Dosen Penasehat Akademik kelas C

angkatan 2012.

6. Seluruh dosen Farmasi UIN yang telah membimbing serta memberikan

ilmunya selama ini

7. Nita Fitriani atas perhatian, semangat, bantuan dan kesediaannya

menemani penulis serta mendengarkan keluh kesah penulis selama ini

8. Boy Reynaldi Noor, Ahmad Apriansyah, Angga Maulidan Pernama, Ilham

Gafar, Azmi Indillah, Dian Aulia Rahma atas perjuangan, dukungan,

motivasi serta persahabatan yang begitu indah selama di bangku kuliah

9. Teman-teman seperjuangan penelitian dan “Pre-klinik Sukses” Denny

Bachtiar, Afina Almas Ghasani, Azmi Indillah, Ade Rachma Islamiah,

Nurul Fitri Rukmana, Fenny Delfiyanti, Siti Windi Hariani, Nursetyowati

Rahayu, Pipit Fitriyah atas perjuangan, bantuan dan semangatnya

10. Kakak laboran program studi Farmasi (Kak Rani dan Kak Eris), Kak

Yaenap, Kak Lisna yang telah membantu lancarnya penelitian ini serta

Kak Haidar yang menjadi teman seperjuangan penulis dalam menempuh

suka duka penelitian.

11. Teman-teman Farmasi 2012, khususnya Farmasi AC yang telah menjadi

kepingan memori berharga di kisah hidup ini. Tanpa mereka, cerita ini

tidak akan lengkap.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.

Ciputat, 27 Juli 2016

Penulis,

Page 10: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hary Abdul Rahman

NIM : 1112102000060

Program studi : S-1 Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui/karya ilmiah saya,

dengan judul :

Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin Gambir (Uncaria gambier Roxb.)

pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley Dengan

Diberi Beban Aktivitas Fisik Maksimal

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya

Dibuat di : Ciputat

Pada tanggal : 27 Juli 2016

Yang menyatakan,

(Hary Abdul Rahman)

Page 11: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

1.4.1 Tujuan Umum .............................................................. 5

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................. 5

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

1.5.1 Manfaat Penelitian secara Teoritis ............................... 5

1.5.2 Manfaat Penelitian secara Metodologis ....................... 5

1.5.3 Manfaat Penelitian secara Aplikatif ............................. 6

1.6 Ruang Lingkup ................................................................................ 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

2.1 Tanaman Gambir (Uncaria gambier Roxb.) .................................. 7

2.1.1 Taksonomi ........................................................................... 8

2.1.2 Nama Daerah ....................................................................... 8

2.1.3 Uraian Tanaman ................................................................... 8

2.1.4 Kandungan Kimia Daun Gambir dan Bongkahan Gambir ... 9

2.1.4.1 Katekin .................................................................... 9

2.1.5 Manfaat Tumbuhan ............................................................ 11

2.2 Hewan Uji .................................................................................... 11

2.2.1 Biologis Tikus Putih .......................................................... 11

2.3 Simplisia ...................................................................................... 12

2.3.1 Pengelolaan Simplisia ........................................................ 13

2.3.2 Pemeriksaan Mutu Simplisia ............................................. 16

2.4 Ekstrak dan Ekstraksi ................................................................... 16

2.4.1 Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut ............................ 17

2.4.1.1 Cara Dingin ........................................................... 17

2.4.1.2 Cara Panas ............................................................. 18

2.5 Pelarut .......................................................................................... 19

2.6 Vacuum Rotary Evaporator .......................................................... 20

Page 12: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7 Radikal Bebas .............................................................................. 21

2.7.1 Pengertian Radikal Bebas ................................................... 21

2.7.2 Sumber Radikal Bebas ....................................................... 21

2.7.3 Mekanisme Pembentukan Radikal Bebas .......................... 21

2.8 Peroksidasi Lipid ......................................................................... 22

2.9 Antioksidan .................................................................................. 23

2.9.1 Pengertian Antioksidan ...................................................... 23

2.9.2 Penggolongan Antioksidan ................................................ 24

2.9.3 Sumber Antioksidan .......................................................... 24

2.9.4 Mekanisme Kerja Antioksidan .......................................... 26

2.10 Hasil Penelitian Ekstrak Gambir atau Kandungan Zat Berkhasiatnya

sebagai Antioksidan .................................................................... 27

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 30

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 30

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 30

3.2.1 Alat Penelitian .................................................................... 30

3.2.2 Bahan Penelitian ................................................................ 30

3.2.3 Hewan Uji .......................................................................... 31

3.3 Prosedur Kerja ............................................................................. 31

3.3.1 Determinasi Tumbuhan ...................................................... 31

3.3.2 Penyiapan Simplisia ........................................................... 31

3.3.3 Identifikasi Gambir ............................................................ 32

3.3.4 Identifikasi Organoleptik Gambir ...................................... 32

3.3.5 Identifikasi Urea ................................................................ 32

3.3.6 Uji Identifikasi Flavonoid .................................................. 33

3.3.7 Isolasi Katekin Gambir ...................................................... 33

3.4 Pemeriksaan Katekin Gambir ...................................................... 33

3.5 Penyiapan Hewan Uji .................................................................. 35

3.6 Rancangan Penelitian ................................................................... 36

3.7 Pemberian Perlakuan ................................................................... 37

3.7.1 Pengukuran MDA Standar ................................................. 38

3.7.2 Pengukuran MDA Sampel ................................................. 39

3.8 Analisis data ................................................................................. 40

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 41

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 41

4.1.1 Determinasi Tanaman ........................................................ 41

4.1.2 Penyiapan Simplisia ........................................................... 41

4.1.3 Hasil Identifikasi Flavonoid ............................................... 42

4.1.4 Pengujian Karakteristik Katekin ........................................ 42

4.1.5 Penyiapan Hewan Uji ........................................................ 42

4.1.6 Pemberian Perlakuan ......................................................... 43

4.1.6.1 Perhitungan Kadar MDA Blanko .......................... 43

4.1.6.2 Perhitungan Kadar MDA Akhir ............................ 44

4.2 Pembahasan .................................................................................. 45

Page 13: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 51

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 51

5.2 Saran ............................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52

LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

Page 14: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Kurva kalibrasi ....................................................................................37

Tabel 3.2 Rancangan percobaan .........................................................................38

Tabel 4.1 Hasil identifikasi gambir ....................................................................41

Tabel 4.2 Hasil pengujian karakteristik katekin .................................................42

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Katekin Gambir ...................................................42

Tabel 4.4 Distribusi rata-rata berat badan tikus tiap kelompok .........................43

Tabel 4.5 Distribusi rata-rata kadar MDA blanko .............................................43

Tabel 4.6 Distribusi rata-rata kadar MDA akhir .................................................44

Page 15: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Gambir .................................................................................. 7

Gambar 2.2 Simplisia Gambir ................................................................................. 7

Gambar 2.3 Proses Terjadinya Peroksidasi Lipid Secara Kimiawi ...................... 23

Gambar 2.4 Struktur Umum Katekin ..................................................................... 27

Page 16: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Kerja Isolasi Katekin ............................................................. 57

Lampiran 2. Bagan Kerja Uji Aktivitas Antioksidan ............................................ 58

Lampiran 3. Bagan Kerja Pengukuran Kadar MDA Standar ................................ 59

Lampiran 4. Bagan Kerja Pengukuran Kadar MDA Sampel ............................... 60

Lampiran 5. Perhitungan Dosis Isolat Katekin Gambir ....................................... 61

Lampiran 6. Surat Keterangan Determinasi Tanaman .......................................... 63

Lampiran 7. Foto-Foto Penelitian ........................................................................ 64

Lampiran 8. Pemeriksaan Katekin Gambir .......................................................... 66

Lampiran 9. Perlakuan pada Hewan Uji ............................................................... 69

Lampiran 10. Analisis Data Statistik ................................................................... 76

Lampiran 11. Hasil Analisis Statistik Kadar MDA .............................................. 79

Page 17: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan sumber berbagai jenis senyawa kimia, mulai dari struktur

dan sifat yang sederhana sampai yang rumit dan unik. Beragam jenis dan senyawa

kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan berkorelasi positif dengan khasiat dan

manfaat yang dimilikinya. Upaya pencarian tumbuhan obat telah lama dilakukan,

baik untuk mencari senyawa baru ataupun menambah keanekaragaman senyawa yang

telah ada (Djauhariya dan Hermani, 2014).

Beberapa tahun belakangan ini telah banyak dilakukan penelitian untuk

menemukan antioksidan dan antibakteri alami yang bersumber dari tanaman,

khususnya tanaman asli Indonesia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada

sejumlah ekstrak tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dan obat tradisional,

beberapa diantaranya berpotensi sebagai sumber antioksidan. Salah satunya adalah

tumbuhan gambir (Uncaria gambier Roxb.) yang memang sejak lama digunakan

masyarakat tradisional sebagai antiseptik dan obat sakit perut. Sampai saat ini sangat

sedikit penelitian yang mengupas tentang aktivitas antioksidan secara in vivo yang

dimiliki tumbuhan gambir (Kresnawaty et al., 2009).

Di samping itu Indonesia adalah Negara mega biodiversity (keanekaragaman

hayati). Berdasarkan data yang dibuat oleh Indo-Pacific Conservation Alliance

keanekaragaman hayati tumbuhan Indonesia ada sekitar 37.000 jenis. Jumlah ini

adalah 1,5 kali dari wilayah Cina yang mempunyai 25.000 jenis tumbuhan. Indonesia

mempunyai keanekaragaman hayati nomor dua terbesar di dunia setelah Brazil

dengan jumlah tumbuhan sekitar 38.000 jenis. Jika keanekaragaman hayati laut ikut

dinilai, maka Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia (Musdja,

2010). Bila potensi bahan alam Indonesia dapat dikembangkan dengan baik oleh para

ahli kesehatan Indonesia, maka pada suatu saat, Indonesia akan menjadi Negara

pengekspor terbesar bahan obat alami yang saat ini dipegang oleh Cina. Kedepan

Indonesia juga akan dapat mengurangi impor bahan baku obat, dimana pada saat ini

Page 18: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Indonesia masih mengimpor bahan baku obat sekitar 90% dari berbagai negara. Di

sisi lain sekitar 80% dari obat-obat yang digunakan saat ini bersumber dari bahan

alam (Harvey, 2009).

Kebutuhan bahan baku obat tradisional terutama yang berasal dari tumbuhan,

sebagian besar masih diambil dari alam, sehingga beberapa jenis mulai langka. Salah

satunya untuk aktivitas antioksidan, tumbuhan yang biasa digunakan merupakan

tumbuhan yang ketersediannya sedikit di alam. Gambir sebagai tumbuhan asli

Indonesia yang merupakan komoditas ekspor Indonesia memiliki ketersediaan yang

sangat banyak di alam khususnya di daerah Payakumbuh, Sumatera Barat yang

menjadi 80% penyedia kebutuhan gambir dunia (Lucida et al., 2007). Sebagian besar

tumbuhan bermafaat untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, diantaranya penyakit

alergi, penyakit metabolic, kanker, dan penyakit degenerative yang berkaitan dengan

penuaan (Djauhariya dan Hernani, 2014). Kegunaan gambir secara tradisional adalah

sebagai pelengkap makan sirih (menyirih) dan obat-obatan, seperti di Malaysia

gambir digunakan untuk obat luka bakar, di samping rebusan daun muda dan

tunasnya digunakan untuk obat diare dan disentri serta obat kumur-kumur pada sakit

kerongkongan. Secara modern gambir banyak digunakan sebagai bahan baku industry

farmasi dan makanan, diantaranya bahan baku obat penyakit hati dengan paten

“catergen”, bahan baku permen yang melegakan kerongkongan bagi perokok di

Jepang karena gambir mampu menetralisir nikotin. Sedangkan di Singapura gambir

digunakan sebagai bahan baku obat sakit perut dan sakit gigi (Dhalimi, 2006).

Dalam perdagangan dunia gambir lebih dikenal sebagai gambier, cutch, catechu,

atau pale catechu. Senyawa utama yang terkandung dalam gambir adalah

pseudotanin katekin dan phlobatanin asam katekutanat dengan persentase masing-

masing senyawa adalah 7%-30% dan 22%-55% (Utami et al., 2008). Gambir

merupakan komoditas utama provinsi Sumatera Barat. Gambir telah lama digunakan

sebagai pelengkap sirih yang dikunyah dan dipercaya dapat menguatkan gigi. Ekstrak

gambir mengandung (+)- katekin sebagai komponen utama, suatu senyawa polifenol,

yang berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri (Lucida et al., 2007).

Page 19: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menahan terjadinya ketengikan dan

menghambat reaksi oksidasi pada bahan yang mengandung lemak atau minyak

(Matz, 2000). Selain itu antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat

spesies oksigen reaktif/ spesies nitrogen reaktif dan juga radikal bebas sehingga

antioksidan dapat mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal

bebas seperti karsinogenesis, kardiovaskuler dan penuaan (Halliwell dan Gutteridge,

2000). Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah

berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal bebas berlebih maka tubuh

membutuhkan antioksidan eksogen (Clarkson dan Thompson, 2000).

Pemanfaatan bahan alam yang mempunyai aktivitas biologis menjadi motivasi

dilakukannya penelitian lebih lanjut, setelah senyawa-senyawa sintetik yang

mempunyai aktivitas biologis seperti senyawa antioksidan sintetik butylated

hydroxytoluen (BHT), butylated hydroxyanisole (BHA), dan terbutyl hydroxyquinone

(TBHQ) dibatasi penggunaannya karena bersifat karsinogenik. Berbagai studi

mengenai BHT dan BHA menunjukan bahwa komponen ini dapat menimbulkan

tumor pada hewan percobaan pada penggunaan jangka panjang (Andarwulan, 1996).

Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping dari antioksidan sintetik

menyebabkan antioksidan alami menjadi alternative yang sangat dibutuhkan

(Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005).

Dewasa ini banyak dilakukan uji aktivitas antioksidan pada banyak spesies

tumbuhan yang diduga memiliki senyawa penangkal radikal bebas sebagai

antioksidan eksogen. Namun, masih jarang sekali ditemukan uji aktivitas antioksidan

dari spesies tumbuhan yang dilakukan secara in vivo, bahkan tidak sedikit spesies

tumbuhan yang telah dilakukan uji aktivitas antioksidan in vitro yang tidak

dilanjutkan sampai ke tahap in vivo. Padahal, untuk bisa mengetahui efektivitas

antioksidan eksogen dari suatu senyawa dari tumbuhan diperlukan uji aktivitas in

vitro, in vivo, uji toksistas dan serangkaian uji lainnya. Pada hal ini, tumbuhan

gambir sudah dilakukan uji aktivitas antioksidan namun sampai saat ini masih

terbatas hanya secara in vitro dan belum ada yang menguji aktivitasnya secara in

vivo. Oleh karenanya perlu agar obat tradisional khususnya yang berasal dari

Page 20: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tumbuhan dapat dilakukan penelitian dan pengembangannya (saintifikasi) sehingga

keamanan, khasiat dan mutunya teruji secara ilmiah dan dapat dimanfaatkan secara

luas, baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan formal( UU

tentang kesehatan No 36 tahun 2009 dan Kepmenkes No 387 tahun 2007).

Berdasarkan berbagai macam uji antioksidan baik in vitro maupun in vivo

memiliki tujuan sama untuk menanggulangi radikal bebas yang terbentuk dari

oksigen reaktif atau nitrogen reaktif yang dapat menimbulkan ketengikan dan

menimbulkan bermacam-macam penyakit degeneratif lainnya. Metode uji aktivitas in

vivo yang paling sering dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan adalah metode

peroksidasi lipid pada membrane plasma yang diinduksi dari beban fisik. Parameter

yang terlihat nantinya adalah terbentuknya (MDA) malondialdehid yang menunjukan

kerusakan sel karena radikal bebas pada proses peroksidasi lipid (Nur Alam et al.,

2012).

1.2 Rumusan Masalah

Pada penelitian kali ini yang menjadi perumusan masalah adalah:

1. Apakah (+)- katekin pada tumbuhan gambir (Uncaria gambier Roxb.)

memiliki aktivitas antioksidan pada uji aktivitas antioksidan secara in vivo?

2. Berapakah rendemen (+)- katekin dari hasil isolasi pada tumbuhan gambir

(Uncaria gambier Roxb.)?

3. Bagaimana pengaruh variasi dosis dari senyawa katekin gambir (Uncaria

gambier Roxb.) pada kadar malondialdehid di dalam darah?

1.3 Hipotesis Penelitian

1. Isolat (+)- katekin pada tumbuhan gambir memiliki aktivitas antioksidan

secara in vivo

2. Terjadi peningkatan aktivitas antioksidan seiring dengan peningkatan dosis

yang terlihat pada kadar malondialdehid

Page 21: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

- Untuk membuktikan adanya aktivitas antioksidan dari tumbuhan khas alam

Indonesia dalam hal ini yaitu tumbuhan gambir (Uncaria gambier Roxb.)

secara in vivo pada tikus galur Sprague Dawley.

1.4.2 Tujuan Khusus

- Untuk membuktikan aktivitas antioksidan isolat katekin gambir (Uncaria

gambier Roxb.) secara in vivo setelah sebelumnya telah banyak diuji secara

in vitro.

- Membuktikan bahwa aktivitas antioksidan meningkat seiring dengan

peningkatan dosis

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Penelitian Secara Teoritis

- Memberikan informasi tentang aktivitas antioksidan dari isolat katekin

tumbuhan gambir (Uncaria gambier Roxb.) yang bermanfaat bagi

kesehatan.

- Memberikan informasi tentang aktivitas antioksidan isolat katekin gambir

secara in vivo

1.5.2 Manfaat Penelitian Secara Metodologis

- Memberikan informasi metode isolasi katekin dari tumbuhan gambir

(Uncaria gambier Roxb.).

- Memberikan informasi jumlah rendemen isolat katekin dari tumbuhan

gambir (Uncaria gambier Roxb.).

- Memberikan pengetahuan tentang metodologi preparasi isolat katekin

gambir dari awal bahan sampel sampai pada uji aktivitas isolat katekin

gambir secara in vivo.

Page 22: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5.3 Manfaat Penelitian Secara Aplikatif

- Sebagai sumber referensi ilmiah untuk penelitian yang berkenaan dengan

aktivitas antioksidan, isolasi katekin gambir, serta dosis-dosis yang bisa

diterapkan untuk penelitian selanjutnya

- Agar dapat diaplikasikan oleh semua lapisan masyarakat termasuk teknisi

kesehatan sampai kepada masyarakat luas

- Sebagai acuan untuk aplikasi bidang-bidang kesehatan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian kali ini dapat diketahui cakupan-cakupan penelitian yang

membentuk suatu ruang lingkup untuk memfokuskan dan meluruskan tahap-tahap

dan pembahasan suatu penelitian. Ruang lingkup penelitian kali ini yaitu sebagai

berikut :

Penelitian kali ini hanya membahas tentang uji aktivitas antioksidan secara in

vivo pada tikus galur Sprague dawley dengan sampel yang diuji aktivitasnya

yaitu isolat katekin gambir (Uncaria gambier Roxb.) dimana bongkahan

gambir didapat dari Payakumbuh, Sumatera Barat.

Isolat katekin yang dipakai sebagai sampel penelitian ini adalah isolat katekin

total dan bukan merupakan isolat murni dari satu jenis katekin saja.

Metode uji aktivitas antioksidan secara in vivo kali ini menggunakan metode

uji aktivitas antioksidan dengan menginduksi peroksidasi lipid pada sel tubuh

tikus dengan memberi beban aktivitas fisik yang maksimal.

Pengukuran tingkat radikal bebas yang terbentuk dari peroksidasi lipid dapat

dianalisa kadar nya lewat pengukuran kadar malondialdehid plasma darah

sebagai indikator terbentuknya radikal bebas.

Metode isolasi katekin dari bongkahan gambir yang didapat menggunakan

metode ekstraksi dengan pelarut air secara infusa yang selanjutnya dipartisi

melalui corong pisah dengan pelarut etil asetat.

Pada penelitian kali ini uji aktivitas antioksidan digunakan tiga variasi dosis

yaitu dosis tinggi, sedang, dan rendah yang mengacu pada dosis isolat katekin

gambir sebagai antioksidan yang dipublikasikan oleh BPOM RI tahun 2007.

Page 23: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Gambir (Uncaria gambier Roxb.)

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Ket: (2.1) Tanaman Gambir; (2.2) Simplisia Gambir (Warna hitam karena proses

penjemuran sedangkan yang lain baru dilakukan pengempaan dan belum dijemur)

[Direkrorat Obat Asli Indonesia, 2007]

Uncaria gambier Roxb termasuk dalam familia Rubiaceae. Ciri-ciri umum

yang dimiliki tumbuhan familia Rubiaceae adalah sebagai berikut: merupakan

tanaman perdu dengan tinggi 1cm-3cm. Umumnya memanjat pada pohon atau

semak yang ada di sekitarnya dengan bantuan alat pengait. Batang tegak, berkayu,

bulat, percabangan simplodial, dan berwarna coklat pucat. Daun tunggal

berbentuk lonjong. Letak berhadapan, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung

meruncing, panjang 8cm-13cm, lebar 4cm-7cm, dan berwarna hijau. Mahkota

berjumlah 5 helai, berbentuk lonjong dan berwarna ungu. Buah berbentuk bulat

telur, panjang sekitar 1,5cm dan berwarna hitam (Utami et al., 2008).

Sedangkan tangkai dari daun tidak berambut, panjang 0,5cm-0,8cm,

pertulangan primer pada permukaan daun sebelah bawah menonjol.Lobus dari

mahkota krem keputihan, daun pelindung tidak berambut, lanset. Buah kapsul ,

sempit dan panjang, terbagi menjadi 2 belahan. Biji banyak, kecil, halus,

berbentuk jarum dan bersayap, panjang 0,4cm dan berwarna kuning (BPOM RI,

2007).

Page 24: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Simplisianya umumnya berbentuk kubus tidak beraturan atau agak silindris

pendek, kadang-kadang bercampur dengan bagian yang remuk, tebal 2cm-3cm,

ringan, mudah patah, dan berliang renik-renik. Warna permukaan luar cokelat tua

kemerahan atau kehitaman, warna permukaan yang baru dipatahkan cokelat muda

sampai cokelat kekuningan, kadang-kadang terlihat garis-garis yang lebih gelap

(BPOM RI, 2007). Nama simplisianya adalah Terra Japonicha, Gele catechu,

Gambir (Dalimarta, 2003).

2.1.1 Taksonomi

Taksonomi dari gambir (Uncaria gambier Roxb.) menurut Haryanto (2009)

Tanaman gambir adalah termasuk kerajaan Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas

Magnoliopsida, ordo Asteridae, famili Rubiaceae, genus Uncaria, spesies Uncaria

gambir (Hunter) Roxb.

2.1.2 Nama Daerah (Direkrorat Obat Asli Indonesia, 2007).

Sumatera: gambe, gani, kacu, sontang, gambee, gambie, gambu, gimber,

pengilom, sepelet. Jawa : santun, ghambhir. Kalimantan : kelare, abi, gamer,

kambim, sori. Nusa Tenggara : tagambe, gambele, gamelo, gambit, gambe,

gambiri, gata, gaber. Maluku : kampir, kambir, ngambir, gaamer, gabi, tagabere,

gagabere, gabere, gambe.

2.1.3 Uraian Tanaman

Gambir merupakan ekstrak yang dihasilkan dari daun dan ranting tanaman

gambir yang dipanen atau dipangkas setelah tanaman berumur 1,5 tahun dan

dilakukan 2 -3 kali setahun dengan selang waktu 4 – 6 bulan. Pangkasan daun dan

ranting harus segera diolah karena jika pengolahan ini ditunda lebih dari 24 jam,

volume getahnya akan berkurang (Hayani, 2003). Gambir berasal dari tumbuhan

perdu yang membelit dan memiliki batang keras. Tinggi 1-3 cm. Batang tegak,

bulat, percabangan simpodial warna cokelat pucat. Daun tunggal, berhadapan,

bentuk elips, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm.

lebar 4-7 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun,

panjang lebih kurang 5 cm, mahkota 5 helai berbentuk lonceng, tongkol-bulat,

Page 25: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terdiri dari bunga kecil-kecil yang berwarna putih. Buah berbentuk bulat telur,

panjang lebih kurang 1,5 cm berwarna hitam (Haryanto, 2009).

Tanaman gambir ini merupakan tanaman perdu yang berasal dari daerah

Sumatera dan Kalimantan. Tumbuhan ini tumbuh liar di hutan dan di tempat lain

yang tingginya 200-900 m dari permukaan laut, tanahnya agak miring dan cukup

mendapat sinar matahari. Di daerah Sumatera dan Kalimantan, tanaman gambir

ini umumnya ditanam orang-orang di kebun-kebun (Mardisiswodjo et al., 2003).

Gambir tumbuh pada area terbuka di dalam hutan, kawasan hutan yang

lembab, area terbuka bekas perladangan atau pinggir hutan (BPOM RI, 2007).

2.1.4 Kandungan Kimia Daun Gambir Dan Bongkahan Gambir

Kandungan katekin total daun gambir 13,7 % (Anggraini et al, 2011),

kandungan (+)-katekin daun gambir 9,4% (Das N.P, 1967). Kandungan utama

bongkahan gambir adalah katekin (40 - 60%), zat penyamak (22 - 50%), serta

sejumlah alkaloid seperti gambirtannin, turunan dihidro dan okso-gambirtannin.

(Wiart, 2006; Amos, 2010). Taniguchi et al (2008) menemukan 9 jenis katekin

pada gambir, yakni, (+)-katekin, (-)-epikatekin Gambiriin A1, Gambiriin A2,

Gambiriin B1, Gambiriin B2, Katekin-(4α-8)-ent-epikatekin, Gambirflavan D1

dan Gambirflavan D2.

2.1.4.1 Katekin

Katekin (C15H14O6) merupakan ekstrak dari gambir yang berpotensi

sebagai anti inflamasi, antioksidan, antibakteri, antitumor, dan antivirus

(Nakagawa, 2005). Katekin bersifat asam lemah (pKa1 = 7,72 dan pKa2 = 10,22),

larut dalam alkohol dingin, etil asetat, air panas serta asam asetat glacial dan

aseton. Katekin relatif sukar larut dalam air dingin dan ester.Tidak larut dalam

CHCl3, metil eter, dan benzene. Sangat tidak stabil di udara terbuka. Katekin

bersifat mudah teroksidasi pada pH mendekati netral (pH 6,9) dan lebih stabil

pada pH rendah (2,8 dan 4,9). Katekin juga bersifat mudah terurai oleh cahaya

dengan laju reaksi lebih besar pada pH rendah (3,45) dibandingkan pH 4,9

(Lucida et al., 2006). Katekin terdiri dari katekin (C), epikatekin (EC), epikatekin

Page 26: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

galat (ECG), epigalokatekin (EGC) dan epigalokatekingalat (EGCG) (Zaveri,

2005).

Katekin merupakan senyawa polifenol dari kelompok flavonoid. Flavonoid

biasanya banyak ditemukan pada buah-buahan, daun teh, sayuran dan juga pada

Uncaria gambier Roxb. Kualitas gambir dalam aspek ekonominya tergantung

kepada kandungan katekinnya. Katekin adalah bagian dari flavan-3-ol yang

termasuk (+)- katekin (1), (-)- katekin (2).

Katekin juga memiliki banyak aktivitas biologi penting, seperti aktivitas

antitumor dan antioksidan.Flavan-3-ol, seperti epikatekin dan katekin menunjukan

kelas utama dari metabolit sekunder polifenol pada tanaman. Telah ditentukan

bahwa konfigurasi dan struktur dari (+)- katekin adalah (2R,3S)-3’,4’,5,7-

tetrahydroksiflavan-3-ol (Wilhelm,2008).

a. Uji Organoleptik Gambir

Penampakan fisik : cairan kental (viscous liquid)

Rasa : mula-mula pahit dan sangat kelat lalu agak manis.

Aroma : khas

b. Makroskopik

Umumnya berbentuk kubus tidak beraturan atau agak silindris pendek,

kadang bercampur dengan bagian-bagian yang remuk, tebal 2-3 cm,

ringan, mudah patah dan berliang renik-renik, warna permukaan luar

cokelat muda sampai cokelat kekuningan, kadang-kadang terlihat garis-

garis yang lebih gelap (Sirait et al.,1999). Mula-mula terasa pahit, namun

lama-kelamaan terasa manis dan tidak berbau (Evans,2002).

c. Mikroskopik

Dilihat dalam kloralhidrat terlihat adanya pollen, sel batu besar, dinding

agak tipis, lumen besar, atau kadang-kadang kecil memanjang, lumen

sempit. Sel parenkim besar, dinding tipis.Hablur kalsium oksalat bentuk

jarum dan bentuk prisma. Rambut penutup terdiri dari satu sel ujung

runcing (Sirait et al.,1999).

Page 27: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Efek Farmakologi

Ekstrak gambir mampu mengatasi diare karena sifat astringen dari tannin

yang merupakan kandungan utama gambir. Selain itu gambir juga efektif

dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan alga (BPOM RI, 2007).

2.1.5 Manfaat Tumbuhan

Gambir dapat merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu

kelancaran proses di perut dan usus. Fungsi lain gambir adalah sebagai campuran

obat, seperti sebagai antioksidan, luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat

disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit (dibalurkan),

penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil untuk industri batik. Selain itu juga

gambir digunakan penduduk sebagai ramuan untuk mengkonsumsi sirih dan obat

untuk sakit perut. Saat ini berkembang menjadi bahan kebutuhan berbagai jenis

industri, seperti industri farmasi, kosmetik, batik, cat, penyamak kulit, bio

pestisida, hormon pertumbuhan, pigmen dan sebagai bahan campuran pelengkap

makanan sehingga mulai diekspor besar-besaran (Ermiati, 2004).

2.2 Hewan Uji

Menurut Krinke (2000) klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Order : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Rattus

Species : norvegicus

Galur : Sprague Dawley

2.2.1 Biologis Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja

dipelihara dan diternakan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari

Page 28: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitianatau

pengamatan laboratorium. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh sebab itu

dampaknya terhadap suatu perlakuan mungkin tidak jauh berbeda dibanding

dengan mamalia lainnya. Selain itu, penggunaan tikus sebagai hewan percobaan

juga didasarkan atas pertimbangan ekonomis dan kemampuan hidup tikus hanya

2-3 tahun dengan lama reproduksi satu tahun.

Kelompok tikus laboratorium pertama-tama dikembangkan di Amerika

Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih dibandingkan tikus

liar antara lain lebih cepat dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan musiman,

dan umumnya lebih cepat berkembang biak. Kelebihan lainnya sebagai hewan

laboratorium adalah sangat mudah ditangani, dapat ditinggal sendirian dalam

kandang asal dapat mendengar suara tikus lain dan berukuran cukup besar

sehingga memudahkan pengamatan. Secara umum, berat badan tikus laboratorium

lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar. Biasanya pada umur empat

minggu beratnya 35-40 g dan berat dewasa rata-rata 200-250 g, tetapi tergantung

variasi galur. Galur Sprague Dawley merupakan galur paling besar diantara galur

yang lain.

Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian.

Galur-galur ini antara lain : Wistar, Sprague Dawley, Long Evans, dan Holdzman.

Dalam penelitian ini digunakan galur Sprague Dawley dengan ciri-ciri putih,

berkepala kecil, dan ekornya lebih panjang daripada badannya (Smith dan

Mangkoewidjojo 1988). Tikus ini pertama kali diproduksi oleh peternakan

Sprague Dawley. Tikus ini merupakan jenis outbred tikus albino serbaguna secara

ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan

kemudahan penanganannya.

2.3 Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat dan belum

mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah

dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan

simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa

tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan

Page 29: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan

cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia

murni (Depkes RI, 2000).

Keberadaan simplisia atau sumber bahan baku obat tradisional di Indonesia

cukup melimpah di setiap daerah tumbuh tanaman obat. Pemilihan simplisia yang

mutunya baik merupakan langkah awal yang harus diperhatikan untuk menjamin

mutu suatu obat tradisional. Masing-masing industri obat tradisional hendaknya

mempunyai standar minimal untuk simplisia yang digunakan untuk memberi

keyakinan akan kebenaran dan kualitas simplisia yang diperoleh (Depkes RI,

1999).

Simplisia ada yang lunak seperti rimpang, daun, dan akar kelembak. Ada

yang keras seperti biji, kulit kayu, kulit akar. Simplisia yang lunak mudah

ditembus oleh cairan penyari, oleh karena itu pada penyarian tidak perlu diserbuk

sampai halus. Sebaliknya pada simplisia yang keras perlu dihaluskan terlebih

dahulu sebelum dilakukan penyarian.Faktor yang mempengaruhi kecepatan

penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan lapisan batas

antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Zat aktif yang

terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam alkaloid, glikosida,

flavonoid dan lain-lain. Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi

kelarutan serta stabilitas senyawa terhadap pemanasan, logam berat, udara, cahaya

dan derajat keasaman. Dengan diketahuinya zat aktif yang dikandung simplisia

akan mempermudah pemilihan cairan penyari dan cara penyarian yang tepat

(Depkes RI, 1999).

2.3.1 Pengelolalaan Simplisia (Gunawan, 2004)

a. Pengumpulan bahan baku

Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan

baku. Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen.

Berdasarkan garis besar pedoman panen, pengambilan bahan baku tanaman

dilakukan sebagai berikut:

Page 30: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotoseintesis

berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai

berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun,

dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua.

b. Sortasi basah

Sortasi basah adalah proses pemilahan hasil panen ketika tanaman

masih segar yang dilakukan terhadap tanah, kerikil, rumput-rumputan,

bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan

bagian tanaman yang rusak yang terdapat dalam simplisia. Sortasi basah

dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing

lainnya dari bahan simplisia.

c. Pencucian

Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang

melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga

bahan-bahan yang tercemar pestisida. Pencucian bisa dilakukan dengan

menggunakan air yang berasal dari mata air, sumur dan PAM. Pencucian

yang dilakukan dengan mata air harus memperhatikan kemungkinan

pencemaran yang diakibatkan oleh adanya mikroba dan pestisida.

Pencucian yang dilakukan dengan air sumur perlu memperhatikan

pencemaran yang mungkin timbul akibat mikroba dan air limbah buangan

rumah tangga. Pencucian yang dilakukan dengan air PAM (ledeng) sering

tercemar oleh kapur klor (Cl), sebelum pencucian terkadang diperlukan

proses pengupasan kulit luar, terutama untuk simplisia yang berasal dari

kulit batang, kayu, buah, biji, rimpang dan bulbus.

d. Pengubahan bentuk

Tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas

permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan bahan baku, maka akan

semakin cepat kering. Proses pengubahan bentuk meliputi perajangan

Page 31: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk rimpang, daun dan herba; pengupasan untuk buah, kayu, kulit kayu,

dan biji-bijian ukuran besar; pemiprilan untuk biji-bijian; pemotongan

untuk akar, batang, kayu, kulit kayu dan ranting; dan penyerutan untuk

kayu.

e. Pengeringan

Tujuan proses pengeringan simplisia, yaitu untuk menurunkan kadar air

agar simplisia tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri, untuk

menghilangkan aktivitas enzim yang dapat mengurai lebih lanjut

kandungan zat aktif, dan memudahkan pengelolaan proses selanjutnya

dalam hal mudah disimpan dan lebih tahan lama. Hal-hal yang perlu

diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan,

kelembapan udara, aliran udara, waktu pengeringan, dan luas permukaan

bahan.

f. Sortasi kering

Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses

pengeringan. Pemilihan dilakukan untuk memisahkan benda-benda asing

seperti bahan-bahan yang rusak, benda-benda asing yang tertinggal atau

dari kotoran-kotoran.

g. Penyimpanan

Setelah mengalami proses pengeringan dan sortasi kering, maka

simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling

bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang

harus diperhatikan dalam proses penyimpanan simplisia, yaitu cahaya,

oksigen atau sirkulasi udara, reaksi kimia yang mungkin terjadi antara

kandungan zat aktif tanaman dengan wadah, kemungkinan terjadinya

dehidrasi, dan pengotoran atau pencemaran baik yang disebabkan oleh

serangga, kapang atau hewan lain.

Untuk persyaratan wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus

simplisia adalah harus inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan

Page 32: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lain, tidak beracun, mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran

mikroba, kotoran, serangga, penguapan kandungan aktif serta dari

pengaruh cahaya, oksigen dan uap air.

2.3.2 Pemeriksaan Mutu Simplisia

Dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan organoleptik (makroskopik),

pemeriksaan mikroskopik (anatomi histologi simplisia), memisahkan bahan

organik lain, pemeriksaan cemaran mikroba, cemaran jamur dan cemaran

pestisida. Faktor-faktor yang harus diperhatikan sehubungan dengan pemeriksaan

mutu simplisia, yaitu simplisia harus memenuhi persyaratan umum dari pustaka

resmi, tersedia contoh sebagai simplisia pembanding dalam jangka waktu tertentu,

harus dilakukan pemeriksaan mutu lengkap dan fisik simplisia. Untuk

memperoleh prosedur baku ketersediaan dan pengerjaan bahan yang memenuhi

persyaratan umum maka harus didapat dari sumber-sumber resmi yang

dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI (Gunawan, 2004).

2.4 Ekstrak dan Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Depkes, 2010).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair, dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai diluar pengaruh cahaya

matahari langsung (Tiwari et al., 2011).

Adapun faktor yang mempengaruhi pada mutu ekstrak yaitu factor biologi

dan factor kimia (Depkes,2010) :

a. Faktor biologi

Lokasi tumbuhan asal, hal ini merupakan factor eksternal, yaitu

lingkungan (tanah dan atmosfer) dimana tumbuhan berinteraksi berupa

energy (temperature, cahaya, air).

Page 33: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Periode pemanenan hasil tumbuhan merupakan dimensi waktu dari

proses kehidupan tumbuhan terutama metabolisme sehingga

menentukan senyawa kandungan.

Penyimpanan bahan tumbuhan merupakan faktor eksternal yang dapat

diatur karena dapat berpengaruh pada stabilitas bahan serta adanya

kontaminasi (biotik dan abiotic).

Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan

b. Faktor kimia

Faktor internal, meliputi jenis senyawa aktif dalam bahan, komposisi

kualitatif dan kuantitatif senyawa aktif.

Faktor eksternal, meliputi metoe ekstraksi, ukuran, kekerasan, dan

keringanan bahan, pelarut yang digunakan dalam ekstraksi, kandungan

logam berat serta kandungan pestisida.

Macam-macam perbedaan metode ekstraksi yang akan mempengaruhi

kuantitas dan kandungan metabolit sekunder dari ekstrak, antara lain :

Tipe ekstraksi

Waktu ekstraksi

Suhu ekstraksi

Konsentrasi pelarut

Ekstraksi adalah proses penyarian senyawa kimia yang terdapat dalam

tumbuhan atau bahan alam lainnya. Ada beberapa metode ekstraksi yang dikenal.

Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi dua cara,

yaitu cara panas dan cara dingin (Depkes, 2000).

2.4.1 Ekstraksi Dengan Menggunakan Pelarut

2.4.1.1 Cara Dingin

a. Maserasi

Suatu metode ekstrak menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk

ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.

Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus menerus).

Page 34: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan

penyaringan maserat pertama dan seterusnya (Depkes RI, 2000).

b. Perkolasi

Proses ekstraksi dengan pelarut yang baru sampai sempurna (exhaustive

extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari

tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak

(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bertahan (Depkes RI, 2000).

2.4.1.2 Cara Panas

a. Refluks

Proses ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu

tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin

balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5

kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (Depkes RI, 2000).

b. Soxhlet

Proses ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya

dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah

pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000).

c. Digesti

Proses maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang

lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada

temperatur 40 – 50⁰C (Depkes RI, 2000).

d. Infus

Proses ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus

tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98oC selama waktu

tertentu (15 – 20 menit) (Depkes RI, 2000).

Page 35: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Dekok

Proses infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan temperature sampai

titik didih air (Depkes RI, 2000).

2.5 Pelarut

Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain.

Kesuksesan penentuan senyawa biologis aktif dari bahan tumbuhan sangat

tergantung pada jenis pelarut yang digunakan dalam prosedur ekstraksi (Ncube et

al.,2008). Sifat pelarut yang baik untuk ekstraksi yaitu toksisitas dari pelarut yang

rendah, mudah menguap pada suhu rendah, dapat mengekstraksi komponen

senyawa dengan cepat (Tiwari et al.,2011).

Berbagai pelarut yang digunakan dalam prosedur ekstraksi antara lain :

a. Air

Air adalah pelarut universal, biasanya digunakan untuk mengekstraksi produk

tumbuhan dengan aktivitas antimikroba. Meskipun pengobatan secara tradisional

menggunakan air sebagai pelarut, tetapi ekstrak tumbuhan dari pelarut organic

telah ditemukan untuk memberikan aktivitas antimikroba lebih konsisten

dibanding dengan ekstrak air (Tiwari et al.,2011).

b. Aseton

Aseton melarutkan beberapa komponen senyawa hidrofilik dan lipofilik dari

tumbuhan.Keuntungan pelarut aseton yaitu dapat bercampur dengan air, mudah

menguap dan memiliki toksisitas rendah (Tiwari et al.,2011).

c. Alkohol

Aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari ekstrak etanol dibandingkan

dengan ekstrak air dapat dikaitkan dengan adanya jumlah polifenol yang lebih

tinggi pada ekstrak etanol dibandingkan dengan ekstrak air. Konsentrasi yang

lebih tinggi dari senyawa flavonoid terdeteksi dengan etanol 70% karena

polaritasnya yang lebih tinggi daripada etanol murni (Tiwari et al.,2011).

Etanol lebih mudah untuk menembus membrane sel untuk mengekstrak sel,

untuk mengekstrak bahan intraseluler dari bahan tumbuhan. Methanol lebih polar

dibanding etanol.

Page 36: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Kloroform

Terpenoid lakton telah diperoleh dengan ekstraksi berturut-turut menggunakan

n-heksan, kloroform dan methanol dengan konsentrasi aktivitas tertinggi terdapat

dalam fraksi kloroform. Kadang-kadang tannin dan terpenoid ditemukan dalam

fase air, tetapi lebih sering diperoleh dengan pelarut semipolar (Tiwari et

al.,2011).

e. Eter

Eter pada umumnya digunakan secara selektif untuk ekstraksi kumarin dan

asam lemak (Tiwari et al.,2011).

f. n-heksan

n-heksan mempunai karakteristik sangat tidak polar, volatile, mempunyai bau

khas yang dapat menyebabkan pingsan. Berat molekul n-heksan adalah 86,2

gram/mol dengan titik leleh 94,3-95,3⁰C. Titik didih n-heksan pada tekanan 760

mmHg adalah 66-71⁰C (Daintith,1994). n-heksan biasanya digunakan sebagai

pelarut untuk ekstraksi minyak nabati.

g. Etil asetat

Etil asetat merupakan pelarut dengan krateristik semipolar. Etil asetat secara

selektif akan menarik senyawa yang bersifat semipolar seperti fenol dan terpenoid

(Pranoto et al., 2012).

2.6 Vacuum Rotary Evaporator

Vacuum Rotary Evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk

memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak dengan

kandungan kimia tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Cairan yang ingin

diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu labu kemudian dipanaskan dengan

bantuan penangas, dan diputar. Uap cairan yang dihasilkan didinginkan oleh suatu

pendingin (kondensor) dan ditampung pada usatu tempat (receiver flask). Setelah

pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan atau

cairan (Nugroho et al.,1999).

Kelebihan dari alat Vacuum Rotary Evaporator adalah diperoleh kembali

pelarut yang diuapkan. Penggunaan Vacuum Rotary Evaporator meningkatkan

persentase pelarut yang terevaporasi dibandingkan dengan menggunakan

Page 37: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

waterbath (Mutairi dan Jasser, 2012). Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik

didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap ini mengembun dan

akhirnya jatuh ke lubang penerima (receiver flask).

2.7 Radikal Bebas

2.7.1 Pengertian Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau gugus apa saja yang memiliki satu/lebih

elektron yang tidak berpasangan yang dapat bertindak sebagai akseptor elektron

(Zimmerman, 1978). Karena jumlah elektron ganjil, maka tidak semua elektron

dapat berpasangan.Suatu radikal bebas tidak bermuatan positif/negatif, maka spesi

semacam ini sangat reaktif karena adanya elektron tidak berpasangan (Fessenden

dan Fessenden, 1986).

2.7.2 Sumber Radikal Bebas

Sumber radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh (endogenus) yang

terbentuk sebagai sisa proses metabolisme (proses pembakaran) protein atau

karbohidrat dan lemak yang kita konsumsi. Radikal bebas dapat pula diperoleh

dari luar tubuh (eksogenus) yang berasal dari polusi udara, asap kendaraan

bermotor, asap rokok, berbagai bahan kimia, makanan yang terlalu hangus

(carbonated) dan lain sebagainya. Beberapa contoh radikal bebas antara lain:

anion superoksida (2O2•), radikal hidroksil (OH•), nitrit oksida (NO•), hidrogen

peroksida (H2O2) dan sebagainya (Windono dkk, 2000). Radikal bebas yang

terbentuk di dalam tubuh akan merusak beberapa target seperti lemak, protein,

karbohidrat dan DNA (Halliwel et al., 1995).

Anion superoksida adalah salah satu jenis radikal bebas. Radikal ini sering

terbentuk di dalam reaksi oksidasi sel (agen oksidasi). Radikal superoksid dapat

memproduksi jenis radikal bebas lainnya (Wang et al., 2003).

2.7.3 Mekanisme Pembentukan Radikal Bebas

Reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia tubuh

normal yang terjadi melalui reaksi yang langsung memutuskan ikatan atau melalui

transfer elektron (Halliwel danGutridge, 2000). Radikal bebas lazimnya hanya

Page 38: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bersifat perantara yang bisa dengan cepat diubah menjadi substansi yang tidak

lagi membahayakan bagi tubuh. Namun, apabila radikal bebas bertemu dengan

enzim atau asam lemak tak jenuh ganda, maka merupakan awal dari kerusakan

sel. Radikal mampu menarik atom hidrogen dari suatu molekul disekitarnya.

Pengaruh radiasi ionisasi terhadap materi biologi akan menghasilkan radikal

bebas hidroksil dan radikal bebas lainnya, seperti radikal hidrogen yang siap

berinteraksi dengan biomolekul-biomolekul lain yang saling berdekatan

(Middleton et al., 2000).

Reaksi oksidasi lipid berlangsung dalam tiga tahap, yang pertama adalah

inisiasi yang mana suatu radikal lipid terbentuk dari molekul lipid menurut reaksi

RH→R●+H●. Pengurangan atom hidrogen oleh spesies reaktif seperti radikal

hidroksil berperan dalam inisiasi oksidasi lipid.

Setelah inisiasi, reaksi propagasi (perambatan) terjadi yang mana dalam

reaksi propagasi ini radikal lipid diubah menjadi radikal lipid yang berbeda.

Reaksi ini umumnya melibatkan pengurangan atom hidrogen dari molekul lipid

atau penambahan atom oksigen pada radikal alkil.

R● + O₂→ ROO●

ROO● + RH → ROOH + R●

Tahap terakhir adalah reaksi terminasi. Dalam reaksi ini radikal bebas

bergabunguntuk membentuk molekul dengan elektron berpasangan.

ROO● + ROO● → ROOR + O2

ROO● + R● → ROOR

R● + R● → RR

Prekusor molekular untuk memulai proses tersebut umumnya merupakan

produk hidroperoksida, sehingga peroksidasi lipid menyebabkan reaksi rantai

dengan berbagai efek yang potensial merusak sel-sel tubuh (Pokorni et al., 2001).

2.8 Peroksidasi Lipid

Pada latihan fisik konsumsi oksigen tubuh akan meningkat 10 sampai dengan

15 kali lebih tinggi dibanding waktu istirahat (Metin et al., 2002). Meningkatnya

konsumsi oksigen selama latihan fisik yang intensif, dapat meningkatkan produksi

radikal bebas (Clarkson dan Thompson, 2000). Radikal bebas adalah atom atau

Page 39: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit

terluarnya (Murray et al.,1996). Radikal bebas yang diproduksi pada latihan fisik

dapat melebihi kapasitas pertahanan antioksidan sehingga mengakibatkan stres

oksidatif (Allesio, 1993). Vittala et al.(2004), mengemukakan bahwa latihan fisik

dengan intensitas sedang dan berat akan menghasilkan radikal bebas oksigen yang

dapat menyebabkan kerusakan pada membran lipid, protein, DNA, dan komponen

sel lainnya.

Kerusakan pada membran lipid yang dikenal sebagai peroksidasi lipid,

merupakan kerusakan oksidatif dari lemak tidak jenuh rantai panjang pada

membran lipid yang disebabkan oleh radikal bebas oksigen (Gutteridge, 1995).

Penemuan dan pengukuran peroksidasi lipid merupakan bukti yang paling sering

digunakan untuk mendukung peranan reaksi radikal bebas dalam timbulnya

penyakit (Gutteridge, 1995). Pendekatan yang paling umum digunakan untuk

mengukur produk akhir yang menyertai peroksidasi lipid adalah pengukuran

malondialdehid (MDA) (Janero, 1990).

Gambar 2.3 Proses terjadinya peroksidasi lipid secara kimiawi

(Murray, 2003)

Tubuh mempunyai sistem pertahanan terhadap radikal bebas yaitu komponen

antioksidan endogen seperti superoxide dismutase (SOD), glutation peroksidase

(GPX), dan katalase yang dapat menghilangkan radikal bebas secara enzimatik

dan antioksidan eksogen yang besarnya tergantung pada masukan diet. Meskipun

tubuh secara alami dapat mengatasi peningkatan radikal bebas tetapi pada kondisi

tertentu seperti pada latihan fisik yang relatif berat, antioksidan endogen tidak

mencukupi, sehingga tubuh memerlukan antioksidan dari luar (Clarkson &

Thompson, 2000).

Page 40: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9 Antioksidan

2.9.1 Pengertian Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen

reaktif/spesies nitrogen reaktif dan juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat

mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti

kanker, kardiovaskuler, dan penuaan (Halliwell, B. dan Gutteridge, J.M.C, 2000).

2.9.2 Penggolongan Antioksidan

Tubuh memiliki sistem pertahanan internal terhadap radikal bebas. Sistem

pertahanan tersebut dikelompokan menjadi tiga golongan :

- Antioksidan primer, (antioksidan endogen/antioksidan enzimatis).

Contohnya superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation

peroksidase. Enzim-enzim ini mampu menekan atau menghambat

pembentukan radikal bebas dengan cara memutus reaksi berantai dan

mengubahnya menjadi produk lebih stabil. Reaksi ini disebut sebagai

chain-breaking-antioxidant.

- Antioksidan sekunder (antioksidan eksogen atau antioksidan non

enzimatis). Contoh antioksidan sekunder ialah vitamin E, vitamin C, beta

karoten, isoflavon, dan albumin. Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai

penangkap radikal bebas (scavenger free radical).

- Antioksidan tersier, misalnya enzim DNA repair dan metionin sulfoksida

reduktase yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang dirusak oleh

radikal bebas (Winarsi, 2005).

2.9.3 Sumber Antioksidan

Antioksidan sangat beragam jenisnya. Berdasarkan sumbernya antioksidan

dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang

diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil

ekstraksi bahan alami).

- Antioksidan sintetik

Diantara beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan untuk

makanan, ada lima antioksidan yang penggunaannya meluas dan menyebar di

Page 41: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seluruh dunia, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT),

propil galat, tert-butilhidroksi quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan

tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk

tujuan komersial (Pokorni et al.,2001).

- Antioksidan alami

Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari:

a) Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan

b) Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses

pengolahan

c) Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke

makanan.

Kebanyakan senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah

berasal dari tumbuhan. Kingdom tumbuhan, Angiosperm memiliki kira-kira

200.000 sampai 300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang

telah dikenal dapat menjadi bahan pangan manusia. Isolasi antioksidan alami telah

dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang

dapat dimakan. Antioksidan alami terbesar di beberapa bagian tanaman, seperti

pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, biji, dan serbuk sari (Pokorni et al.,

2001).

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau

polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat,

kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid

yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin,

flavonol dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam

ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.

Senyawa antioksidan polifenolik ini adalah multifungsional dan dapat bereaksi

sebagai:

- Pereduksi

- Penangkap radikal bebas

- Pengkelat logam

- Peredam terbentuknya singlet oksigen

Page 42: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah

menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya, sehingga

flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Lebih lanjut

disebutkan bahwa sebenarnya flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau,

sehingga pastilah ditemukan pula pada setiap telaah ekstrak tumbuhan.

Kebanyakan dari golongan dan senyawa yang berkaitan erat dengannya memiliki

sifat-sifat antioksidan baik di dalam lipida cair maupun dalam makanan berlipida

(Pokorni etal., 2001).

2.9.4 Mekanisme Kerja Antioksidan

Oksidasi dapat dihambat oleh berbagai macam cara diantaranya mencegah

masuknya oksigen, penggunaan temperatur yang rendah, inaktivasi enzim yang

mengkatalis oksidasi, mengurangi tekanan oksigen dan penggunaan pengemas

yang sesuai. Cara lain untuk melindungi terhadap oksigen adalah dengan

menggunakan bahan tambahan spesifik yang dapat menghambat oksidasi yang

secara tepat disebut dengan penghambat oksidasi (oxidation inhibitor), tetapi

baru-baru ini lebih sering disebut antioksidan (Pokorni etal., 2001).

Penambahan antioksidan primer dengan konsentrasi rendah pada lipida

dapat menghambat atau mencegah reaksi autoksidasi. Reaksi tersebut relatif stabil

dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida

lain membentuk radikal lipida baru.

Inisiasi : R● + AH → RH + A●

Radikal lipida

Propagasi : ROO● + AH → ROOH + A●

Mekanisme yang paling penting adalah reaksi antara antioksidan dengan

radikal bebas (Gordon, 1990). Biasanya antioksidan bereaksi dengan radikal

bebas peroksil atau hidroksil yang terbentuk dari hidroperoksida yang berasal dari

lipid. Senyawa antioksidan lain dapat menstabilkan hidroperoksida menjadi

senyawa non radikal. Peruraian hidroperoksida dapat dikatalisis oleh logam berat

akibatnya senyawa-senyawa dapat mengkelat logam juga termasuk antioksidan.

Beberapa senyawa disebut sinergis karena senyawa tersebut dengan sendirinya

tidak mempunyai aktivitas antioksidan akan tetapi senyawa tersebut dapat

meningkatkan aktivitas antioksidan senyawa lain. Kelompok lain adalah senyawa-

Page 43: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

senyawa yang mampu menguraikan hidroperoksida melalui jalur non radikal

sehingga senyawa ini dapat mengurangi kandungan radikal bebas (Pokorni et al.,

2001). Dalam hal ini, katekin yang merupakan senyawa polifenol golongan

flavonoid dapat digunakan sebagai antioksidan dengan mekanisme dapat

menghambat proses peroksidasi lipid.

Gambar 2.3

Ket : (2.4) Struktur umum katekin (Lucida et al., 2007)

Struktur umum katekin memiliki banyak gugus –OH (fenol) yang dapat

berikatan dengan radikal lipida dengan cara melepas gugus H+ pada gugus fenol

yang nantinya akan berikatan dengan radikal lipid membentuk kompleks RH,

sehingga dapat menghambat proses inisiasi. Pada proses lainnya radikal peroksil

juga dapat berikatan dengan gugus H+ membentuk kompleks ROOH

(hidroperoksida) yang nantinya akan diuraikan oleh zat pengkelat logam, sehingga

dapat menghambat proses propagasi. Senyawa radikal antioksidan yang terbentuk

juga dapat berikatan dengan radikal hidroksil yang merupakan cikal bakal

pembentuk radikal lipid, sehingga proses oksidasi radikal bebas dalam tubuh

dapat sepenuhnya dicegah agar tubuh terhindar dari bahaya radikal bebas yang

mengancam.

Aktivitas antioksidan dinyatakan sebagai konsentrasi inhibisi (Inhibition

Concetration) atau IC50 (Shivprasad et al., 2005). IC50 merupakan nlai yang

menunjukan kemampuan penghambatan proses oksidasi sebesar 50% suatu

konsentrasi sampel (ppm). Nilai IC50 yang semakin kecil menunjukan semakin

tingginya aktivitas antioksidan. Suatu senyawa dikatakan memiliki aktivitas

antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, antioksidan kuat untuk

IC50 bernilai 50-100 ppm, antioksidan sedang jika bernilai IC50 100-150 ppm, dan

antioksidan lemah jika nilai IC50 bernilai 151-200 ppm (Blois, 1958).

Page 44: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.10 Hasil Penelitian Ekstrak Gambir Atau Kandungan Zat Berkhasiatnya

Sebagai Antioksidan

Rusdin Rauf et al, (2010) melakukan penelitian tentang uji aktivitas

antioksidan ekstrak gambir secara in vitro dengan menggunakan radikal bebas

DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl). Gambir diekstrak dengan lima macam

sistem pelarut [aquades, aquades:etanol (1:1), etanol, etanol:etil asetat (1:1), and

etil asetat]. Rendemen dari masing-masing pelarut yaitu 37,12 ± 0,01; 87,15 ±

0.29; 77,16 ± 1.44; 76,60 ± 0,42; 71,65 ± 0,97. Aktivitas penangkapan radikal

DPPH ekstrak gambir lebih tinggi dari Rutin dan BHT (Butylated

hydroxytoluene). Ekstrak aquades:etanol (1:1), etanol:etil asetat (1:1) dan etil

asetat menunjukkan aktivitas penangkapan radikal DPPH yang tertinggi (masing-

masing 47,70 ± 0,60 %, 49,52± 0,68 % and 50,13 ± 0,74 %) setelah diinkubasi

selama 25 menit. Rutin dan BHT menunjukkan aktivitas penangkapan radikal

DPPH yang terendah (masing-masing 32,07 ± 0,75 % and 22,24 ± 0,80 %). Hasil

analisis HPLC menunjukkan bahwa ekstrak gambir mengandung (+)-katekin.

Noveri Rahmawati et al, (2013) melakukan penelitian serupa yaitu uji

aktivitas antioksidan ekstrak gambir dengan pelarut etil asetat. Telah dilakukan

penetapan kandungan fenolik dan aktivitas antioksidan ekstrak daun gambir

kering (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) dengan variasi suhu 40, 60, dan 80⁰C.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat perbedaan kandungan

fenolik dan nilai IC50 dari ekstrak daun gambir kering. Ekstrak dibuat dengan

metoda maserasi menggunakan pelarut etil asetat. Pemeriksaan kandungan fenolik

menggunakan metoda Folin-Ciocalteu, didapatkan hasil yaitu pengeringan pada

suhu 40⁰C sebesar 132,82 mg GAE/mL, suhu 60⁰C 157,13 mg GAE/mL

sedangkan suhu 80⁰C 172,62 mg GAE/mL. Uji aktivitas antioksidan dilakukan

dengan menggunakan metoda DPPH dan pembanding vitamin C. Hasil uji

aktivitas antioksidan yang diperoleh dari suhu 40⁰C adalah 32,026 ppm, suhu

60⁰C 22, 788 ppm dan suhu 80⁰C 28,343 ppm.

Afriani Sandra et al, (2011) melakukan penelitian mengenai aktivitas

antioksidan dari katekin gambir terhadap kualitas dan nilai organoleptik rendang

telur. Katekin gambir mengandung antioksidan alami yang bisa dimanfaatkan

untuk mencegah ketengikan yang terjadi pada rendang telur. Tujuan penelitian

Page 45: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan antioksidan katekin dari gambir

terhadap kualitas (kadar protein, lemak, bilangan peroksida), dan nilai

organoleptic (ketengikan dan warna) rendang telur. Materi penelitian ini

menggunakan telur ayam ras strain Isa Brown 40 butir berumur satu hari dengan

berat sekitar 55 – 60 gram yang diperoleh dari peternakan Gunung Nago Farm,

Ulu Gadut Padang, katekin 1% dari kalio rendang. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok, di mana

kelompok sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah persentase pemberian

katekin pada pembuatan rendang telur yaitu: (A) 0% atau kontrol, (B) 0.5%, (C)

1%, (D) 1.5% dan (E) 2% dari jumlah kalio rendang. Selanjutnya data dianalisis

dengan sidik ragam dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji Duncan’s

Multiple Range Test (DMRT). Variabel yang diukur setelah kontrol busuk adalah

kadar protein, kadar lemak, bilangan peroksida dan nilai organoleptik. Hasil

penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (P<0.05) penambahan

katekin terhadap kadar protein, kadar lemak, dan nilai organoleptic ketengikan

rendang telur. Sedangkan untuk penambahan katekin terhadap bilangan peroksida

dan nilai organoleptik warna menunjukan pengaruh berbeda sangat nyata

(P<0.01). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan antioksidan

katekin dari gambir berpengaruh pada kualitas rendang telur dan pada konsentrasi

0.5% sudah efektif sebagai antioksidan yang baik.

Gambir mengandung katekin dan kuersetin (suatu flavonoid) yang

berdasarkan penelitian dapat meringankan penyakit hepatitis. Katekin secara

khusus, dapat menurunkan kadar bilirubin serum pada semua bentuk hepatitis.

Katekin juga meningkatkan clearens antibodi hepatitis dari darah dan

menurunkan kadar enzim hati. Aktivitas antioksidan dari katekin meningkatkan

sistem imun dan menstabilisasi membran. Isolat katekin gambir dosis 10

mg/kgBB, yang diberikan pada tikus selama 8 hari berturut-turut dan pada hari

ke-9 diinduksi CCl4 2mg/kgBB, secara bermakna dapat menurunkan kadar

malondialdehid (MDA) serum sebesar 3,28 nmol/mL jika dibandingkan dengan

kelompok kontrol positif 4,07 nmol/mL (Direkrorat Obat Asli Indonesia, 2007).

Page 46: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa laboratorium Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang diantaranya sebagai berikut

1. Laboratorium Farmakognosi Fitokimia untuk isolasi katekin.

2. Laboratorium Penelitian I untuk pembuatan suspensi oral.

3. Laboratorium Penelitian II untuk memekatkan isolat katekin.

4. Laboratorium Kimia Obat untuk pengukuran kadar malondialdehid.

5. Laboratorium Animal House untuk aklimatisasi dan proses uji sampel.

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari sampai Juni 2016.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan terdiri dari tabung reaksi, spuit 3 cc, pipet tetes,

corong pisah, erlenmeyer, gelas becker, gelas ukur, spatula, batang pengaduk, kaca

arloji, cawan penguap, piknometer, vial, kurs porselen, timbangan analitik, lumpang,

alu, blender, hot plate, kapas, kertas saring, thermometer, spektrofotometer UV,

desikator, furnace, oven, rotary evaporator, sonde, kandang mencit, masker, sarung

tangan, timbangan hewan, baskom, sentrifuge, dll.

3.2.2 Bahan Penelitian

a. Simplisia

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak air kering

gambir berupa infusa kering daun dan ranting tanaman gambir (Uncaria

gambier R.) yang diperoleh dari Payakumbuh Padang, Sumatra Barat. Daun

dan ranting tanaman gambir dipanen pada tanggal 3 Februari dan diolah

menjadi ekstrak kering pada tanggal 8 Februari.

Page 47: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan yaitu; etil asetat, etanol 70 %, aquadest,

ammoniak, kloroform, HCL, NaCl, pereaksi Dragendroff, pereaksi Stiasny

(Formaldehid 30 % : HCL pekat = 2:1), pereaksi Liebermann-Burchard (2

tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4 pekat), pereaksi Mayer, amil

alkohol, serbuk Mg, eter, H2SO4 anhidrat, H2SO4 pekat, FeCl3, NaOH, , Na

CMC, silica gel 60 F254, Trikloroasetat, Asam Tiobarbiturat, pakan ternak

butiran 551 (kadar air 13%; protein 18,5-20,5%; lemak 4%; serat 6%; calcium

0,9%; phosphor 0,7%; abu 8%; antibiotic zinc bacitracin; bakteriostatik).

3.2.3 Hewan Uji

Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih

jantan galur Sprague Dawley yang sehat berumur 2,5-3,5 bulan dengan berat badan

150-200 gram yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 25 ekor tikus untuk

kelompok uji dan 5 ekor tikus untuk kelompok cadangan (WHO, 2000) dimana kedua

kelompok tersebut dikandangkan terpisah satu sama lain. Hewan uji pada penelitian

ini diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Determinasi Tumbuhan

Bahan yang digunakan adalah ekstrak air kering gambir (Uncaria gambier R.)

yang diperoleh dari Payakumbuh-Padang, Sumatra Barat. Sebelum dilakukan

penelitian terhadap tumbuhan, terlebih dahulu dideterminasi daun gambir dan

bongkahan gambir untuk diidentifikasi jenis simplisianya. Determinasi dilakukan di

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, Puslit Biologi Bidang Botani LIPI PKT

Kebun Raya.

3.3.2 Penyiapan Simplisia yang Digunakan

Penyiapan gambir yaitu dengan dibersihkan dari pengotor, gambir yang

digunakan yaitu berupa bongkahan ekstrak air gambir yang diperoleh dari

Page 48: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Payakumbuh - Padang Sumatera Barat. Alasan pemilihan bongkahan gambir dari

Payakumbuh, Sumatera Barat dikarenakan kualitasnya yang paling baik dibanding

kualitas gambir dari daerah lain. Ini disebabkan perbedaan nutrisi zat-zat hara dari

dalam tanah pada masing-masing daerah. Bongkahan gambir kemudian dihaluskan

sampai menjadi serbuk. Serbuk gambir tersebut diidentifikasi dan dilakukan skrining

fitokimia serbuk gambir.

3.3.3 Identifikasi Gambir

1.

merah

2.

3.

warna coklat merah

4.

merah

5. 2 mg serbuk gambir ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3

kehitaman (Depkes RI, 1989).

3.3.4 Identifikasi Organoleptik Gambir

Penggunaan panca indera untuk mendeskripsikan bentuk, warna, rasa, bau,

sebagai berikut :

Bentuk : bongkahan-bongkahan berbentuk silindris

Warna : kuning kecoklatan

Bau : khas

Rasa : pahit, kelat, namun kelama-lamaan manis

3.3.5 Identifikasi Urea

Simplisia gambir sebanyak 100 mg dilarutkan dalam 1 ml air, lalu

ditambahkan 1 ml asam nitrat P; terbentuk endapan hablur putih. (Depkes, 1979).

Page 49: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6 Uji Identifikasi Flavonoid

Identifikasi golongan flavonoid

1 gram sampel ditambahkan 50 ml air panas, dididihkan 5 menit dan disaring,

filtrat yang akan digunakan sebagai larutan percobaan. Sebanyak 5 ml larutan

percobaan (dalam tabung reaksi) ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium

secukupnya dan 1 ml HCl pekat, serta 5 ml butanol, dikocok dengan kuat lalu

dibiarkan hingga memisah. Jika terbentuk warna pada lapisan butanol (lapisan atas)

maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid (Fransworth, 1969).

3.3.7 Isolasi Katekin Gambir

Ekstrak air kering gambir diblender sampai menjadi serbuk. Sebanyak 60 gram

serbuk diekstraksi dengan pelarut air pada temperatur mendidih 900C- 96

0C selama

15 menit sambil diaduk. Infusa disaring dalam keadaan panas dengan menggunakan

corong yang dilapisi kapas. Ekstrak kemudian dipartisi menggunakan etil asetat

dengan perbandingan (ekstrak : etil asetat) (1 : ½). Fase etil asetat (atas) diambil dan

fase air dipartisi berulang dengan etil asetat sebanyak 4 kali sampai fase etil asetat

jernih pada partisi berulang. Fase etil asetat kemudian diuapkan dengan evaporator

sampai kental. Katekin dituang ke dalam corong yang dilapisi kertas saring lalu

dibilas dengan aquadest dingin. Katekin yang terdapat di kertas saring dipanaskan di

oven dengan suhu 700C (Hilpiani, 2012) selama 2 jam, lalu diletakan di freezer pada

suhu 40C selama 2 hari 2 malam. Katekin yang sudah kering digerus diatas mortar

untuk mendapatkan serbuk katekin.

3.4 Pemeriksaan Katekin Gambir

1. Penetapan kadar katekin

Katekin standar dikeringkan di dalam oven pada temperatur 105⁰C selama 3

jam (SNI, 2000). Persiapan larutan standar. Katekin standar ditimbang seksama

50 mg (Ws mg), dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dan

diencerkan dengan etil asetat hingga 50 ml (larutan A). Letakkan larutan A di

dalam penangas air selama 5 menit agar larutan homogen. Pipet 2 ml larutan ke

dalam erlenmeyer 100 ml dan tambahkan pelarut etil asetat sebanyak 50 ml

Page 50: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(larutan B) dan letakkan larutan tersebut dalam penangas air selama 5 menit

kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometri UV pada panjang

gelombang maksimum.

Persiapan larutan sampel. Katekin gambir ditimbang sebanyak 50 mg,

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan etil asetat hingga 50 ml

(larutan C). Pipet 2 ml filtrat larutan C ke dalam erlenmeyer 100 ml dan

ditambahkan 50 ml etil asetat (larutan D). Letakkan larutan D ke dalam penangas

air selama 5 menit lalu diukur serapannya dengan spektrofotometri UV pada

panjang gelombang maksimum. (SNI, 2000)

Perhitungan

% katekin

A yaitu Absorban larutan sampel pada panjang gelombang 279 nm

B yaitu Absorban larutan standar pada panjang gelombang 279 nm

Ws yaitu massa katekin standar dalam mg

W yaitu massa katekin sampel dalam mg

Pada metode penetapan kadar katekin ini tidak dilakukan penentuan operating

time dan pembuatan kurva kalibrasi dikarenakan penetapan kadar katekin hanya

didasarkan pada perbandingan absorban dari katekin sampel dan katekin standar

yang juga telah memenuhi kaidah hukum Lambert-Beer dimana absorban

berbanding lurus dengan kadar. Hal ini juga diperkuat dengan adanya prosedur

standar analisa katekin yang merupakan senyawa marker dari gambir yang diatur

di SNI tahun 2000.

2. Serapan maksimum

Lebih kurang 5 mg sampel ditimbang, dilarutkan dalam etil asetat pada labu

ukur 100 ml. Serapan diukur pada panjang gelombang 279 nm yang merupakan

panjang gelombang maksimal dari katekin.

Page 51: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Reaksi warna

Sejumlah cuplikan katekin, dilarutkan dalam etil asetat atau methanol.

Beberapa tetes larutan besi (III) klorida ditambahkan akan terbentuk warna hijau

kehitaman.

4. Penetapan kadar abu

1 gram serbuk katekin ditimbang dan dimasukan ke dalam krus porselen.

Dipijarkan perlahan-lahan selama ± 1 jam dan pemijaran disempurnakan dengan

tanur bersuhu tinggi. Sampai diperoleh abu berwarna abu-abu. Didinginkan

dalam desikator, kemudian ditimbang serta dicatat pengurangan beratnya

(Depkes RI, 2000).

5. Kadar air

1 gram serbuk katekin dimasukkan dan ditimbang seksama dalam wadah yang

telah ditara. Katekin dikeringkan pada oven suhu 105oC selama 5 jam dan

ditimbang. Pengeringan dilanjutkan dan ditimbang pada jarak 1 jam sampai

perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,001 g (Depkes,

2000).

6. Rendemen katekin

Dihitung dengan membandingkan berat awal serbuk gambir dengan berat

akhir katekin yang diperoleh.

% rendemen =

x % kemurnian

3.5 Penyiapan Hewan Uji

Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan berumur 2,5-3,5

bulan dengan berat badan 150-250 gram. Hewan tersebut diaklimatisasi terlebih

dahulu selama 3 minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan selama

proses adaptasi dilakukan pengamatan kondisi umum serta dilakukan penimbangan

berat badan setiap hari. Hewan uji yang sakit, dengan ciri-ciri penurunan berat badan

Page 52: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebanyak 10% dalam sehari, aktivitas berkurang, lebih banyak diam, dan bulunya

berdiri, tidak akan diikutsertakan dalam penelitian.

3.6 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni dengan

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan di kelompokan menjadi 5 kelompok

dengan masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan strain Sprague Dawley

(WHO, 2000). Perlakuan yang digunakan adalah kontrol positif yang diberi suspensi

vitamin E dengan dosis 20 mg/kgBB. Pemberian vitamin E sebagai kontrol positif

dilakukan karena mekanisme kerja vitamin E menghambat terjadinya peroksidasi

lipid pada membran plasma yang dilihat dari kadar MDA, sehingga sesuai dengan

mekanisme antioksidan yang akan dilakukan pada penelitian ini (Chitra dan Matur,

2003). Kelompok tikus uji diberi suspensi isolat katekin gambir (Uncaria gambier

Roxb.) dengan tiga dosis berbeda selama 7 hari. Di hari ke-8 nanti akan diberi

perlakuan beban aktivitas fisik maksimal untuk memicu stress oksidatif dengan

perenangan selama 1 jam sampai terlihat tanda kelelahan berupa hampir tenggelam.

Acuan dosis yang digunakan berdasarkan publikasi penelitian dari BPOM RI tahun

2007, dimana terdapat 3 kelompok uji yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan

kelompok dosis 10 mg/kgBB. Pada penelitian tersebut dapat disimpulkan dosis 10

mg/kgBB memiliki efek yang paling baik dengan penurunan MDA 3,28 nmol/mL.

Penelitian kali ini akan menguji kadar MDA pada tikus dengan tiga varian dosis yaitu

5 mg/kgBB, 10 mg/kgBB, dan 20 mg/kgBB dengan alasan agar dapat dilihat potensi

katekin gambir dalam menurunkan kadar MDA pada dosis yang lebih tinggi dan

dosis yang lebih rendah dari dosis penelitian yang dilakukan BPOM RI tahun 2007.

Perlakuan yang dilakukan terdiri dari:

Page 53: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.1. Rancangan Percobaan

Kelompok Perlakuan Lama

Pemberian

Pengukuran pada

hari ke-8

Kontrol positif

(20 mg/kgBB)

1 kali sehari

Tikus diberikan suspensi

vitamin E 7 Hari

Kadar

Malondialdehid

(MDA) serum

Kontrol negatif Tikus tidak diberi perlakuan 7 Hari

Kadar

Malondialdehid

(MDA) serum

Dosis rendah

(5 mg/kgBB)

1 kali sehari

Tikus diberikan suspensi

katekin gambir 7 Hari

Kadar

Malondialdehid

(MDA) serum

Dosis sedang

(10 mg/kgBB)

1 kali sehari

Tikus diberikan suspensi

katekin gambir 7 Hari

Kadar

Malondialdehid

(MDA) serum

Dosis tinggi

(20 mg/kgBB)

1 kali sehari

Tikus diberikan suspensi

katekin gambir

7 hari

Kadar

Malondialdehid

(MDA) serum

3.7 Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan pada tikus dilakukan sebagai berikut. Penelitian ini

menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang diberikan 5

perlakuan yang berbeda. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus putih

jantan. Sebelum perlakuan diukur terlebih dahulu kadar MDA blanko sebagai nilai

kontrol normal MDA pada tubuh tikus per individunya agar terlihat nantinya

perubahan kadar MDA per individu dibanding kadar blankonya pada hasil penelitian

nanti.

Isolat katekin gambir dan vitamin E yang diperoleh disuspensikan dalam

pembawa (Na CMC 0,5%) dengan dosis yang telah ditentukan pada masing-masing

Page 54: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kelompok uji, diberikan secara oral dengan menggunakan alat pencekok oral (sonde)

setelah ditimbang berat badannya untuk mengetahui dosis. Pemberian isolat katekin

diberikan peroral satu hari sekali setiap pagi hari dan dilakukan selama 7 hari. Pada

hari ke delapan diberikan beban aktivitas fisik maksimal berupa perenangan selama 1

jam sampai kelelahan yang ditandai dengan hampir tenggelam sehingga memicu

stress oksidatif. Pada hari ke-0 uji, diukur terlebih dahulu kadar MDA blanko sebagai

nilai kontrol normal MDA pada tubuh tikus agar terlihat perubahan kadar MDA per

individu dibanding kadar blankonya pada hasil penelitian nantinya.

3.7.1 Pengukuran MDA Standar

Derajat peroksidasi lipid dapat ditentukan dengan mengukur kadar

malondialdehid (MDA) pada serum darah. Dasar pengukurannya adalah reaksi antara

MDA dengan TBA yang membentuk kompleks MDA-TBA berwarna merah muda

yang diukur serapannya pada panjang gelombang 532 nm yang merupakan panjang

gelombang maksimal dari senyawa TBA.

a. Penyiapan reagen:

TCA 20%: 20,0 g TCA dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

TBA 0,67%: 0,67 g TBA dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

b. Pembuatan larutan standar MDA (kurva baku MDA):

Standar MDA hasil hidrolisis 1, 1, 3, 3-tetrametoksipropan = 3,593 μg/ml.

Pembuatan kurva kalibrasi bertujuan untuk mengetahui kadar dari sampel yang akan

dianalisis pada panjang gelombang yang sama dengan senyawa standar dan

merupakan senyawa yang sama pula dengan standar. Kadar dari sampel akan dapat

diketahui dengan membaca absorban pada spektrofotometer UV-Vis dari sampel dan

memasukannya ke dalam persamaan kurva kalibrasi sebagai nilai Y pada persamaan

Y= aX-b, sehingga dapat diketahui nilai X sebagai kadar MDA sampel. Pada

pembacaan absorban kompleks MDA-TBA tidak dilakukan operating time karena

Page 55: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada penelitian ini didapat absorban yang stabil tanpa perlu pemakaian operating

time.

Tabel 3.2. Tabel kurva kalibrasi (Indrayana,2008)

Volume

pengambilan Volume pengambilan Kadar

MDA (μl) H2O (μl) (μg/ml)

0 2000 0

5 1995 0.0036

10 1990 0.0072

20 1980 0.0144

40 1960 0.0288

80 1920 0.0576

160 1840 0.1152

320 1680 0.2304

640 1360 0.4608

3.7.2 Pengukuran MDA Sampel

Pengukuran kadar MDA blanko dilakukan terlebih dahulu. Mula-mula tikus

dianastesi dengan eter secara inhalasi. Tikus yang sudah pingsan diambil darahnya

lewat sinus orbitalis mata dengan bantuan pipa kapiler sebanyak 2 mL, lalu darah

ditampung di tabung sentrifuge. Darah yang sudah ditampung segera disentrifugasi

dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit untuk mendapatkan serumnya. Hal ini

dilakukan agar kandungan MDA pada darah tidak terdegradasi terhadap pengaruh

penyimpanan yang lama sehingga setelah didapat darah langsung disentrifuge untuk

pembacaan kadar MDA serum. Bagian supernatant diambil sebanyak 200 μL, lalu

ditambahkan 1 mL TCA 20% dan 2 mL TBA 0,67%. Campuran tersebut di vortex

dan di panaskan diatas water bath selama 10 menit agar homogen. Setelah homogen

kemudian disentrifugasi kembali dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.

Supernatant diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada λ 532 nm.

Untuk mengetahui kadar MDA nya dilakukan perhitungan menggunakan persamaan

kurva kalibrasi dengan memasukan nilai absorban pada nilai (Y) dan didapat nilai

kadar pada nilai (X).

Page 56: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada hari ke-8 semua tikus dibuat stress oksidatif dengan direnangkan selama 1

jam. Segera setelah perenangan diambil darah sebanyak 2 ml melalui sinus orbital

mata dari semua kelompok uji dan kontrol lalu ditempatkan dalam tabung sentrifuge.

Pengambilan darah melalui sinus orbitalis dilakukan agar didapat darah dalam jumlah

yang banyak, tidak lisis, serta tidak sampai membuat tikus mati. Darah yang

diperoleh disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, lalu setelah

terpisah ambil bagian supernatant untuk pengukuran kadar MDA.

Kadar MDA serum yang diukur menurut metode Wills. Sejumlah 200 μL larutan

sampel (serum) ditambahkan 1 ml trikloroasetat (TCA) 20% dan 2 ml asam

tiobarbiturat (TBA) 0,67%. Larutan dicampur homogen dan dipanaskan di atas

penangas air selama 10 menit. Setelah dingin disentrifuse pada 3000 rpm selama 10

menit. Filtrat yang berwarna merah muda diukur serapannya pada panjang gelombang

532 nm menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Untuk mengetahui kadar MDA nya

dilakukan perhitungan menggunakan persamaan kurva kalibrasi dengan memasukan

nilai absorban pada nilai (Y) dan didapat nilai kadar pada nilai (X).

3.8 Analisis Data

Analisis statistik menggunakan program SPSS 16. Analisa statistik yang

dipakai untuk olah data yaitu uji ANOVA untuk data yang normal dan data yang

homogen. Hasil berbeda bermakna dapat dilihat dari nilai P (<0,05). Analisis data

dilanjutkan dengan uji post hoc jenis LSD untuk mengetahui beda nyata terkecil dari

masing-masing variable sampel. Hasil berbeda bermakna dapat dilihat dari nilai P

(<0,05). Untuk melengkapi hasil analisis juga dilakukan uji paired sample T test

untuk mengetahui nilai P pada setiap kelompok dengan variabel kadar MDA blanko

dan kadar MDA akhir pada setiap kelompok. Hasil berbeda bermakna dapat dilihat

dari nilai P (<0,05).

Page 57: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

41 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya,

Puslit Biologi Bidang Botani LIPI PKT Kebun Raya. Hasil determinasi menunjukan

bahwa tanaman yang dijadikan sampel penelitian ini adalah tanaman gambir

(Uncaria gambier (Hunter) Roxb.) famili Rubiaceae pada lampiran 6.

4.1.2 Penyiapan Simplisia

Ekstrak air kering gambir dihaluskan dengan blender agar memudahkan proses

re-ekstraksi. Tahap awal sebelum proses re-ekstraksi dilakukan uji identifikasi serbuk

gambir dengan reagen-reagen H2SO4 P, H2SO4 10 N, NaOH 5 %, Ammonia 25%,

dan FeCl3 5 % (Depkes, 1989). Hasil dapat dilihat pada gambar 4 serta pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Gambir

Hasil identifikasi urea yang telah dilakukan menunjukan bahwa tidak

ditemukannya kandungan urea di dalam gambir yang diperoleh dari Payakumbuh,

Sumatera Barat.

Pengujian Syarat Hasil

Serbuk + H2SO4 P Coklat Merah +

Serbuk + H2SO4 10 N Coklat Muda +

Serbuk + NaOH 5 % Coklat Merah +

Serbuk + Ammonia 25% Coklat Merah +

Serbuk + FeCl3 5% Coklat Kehitaman +

Cemaran urea Negatif -

Page 58: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3 Hasil Identifikasi Flavonoid

Berdasarkan hasil identifikasi senyawa flavonoid dapat dinyatakan ekstrak

kering gambir positif mengandung senyawa flavonoid. Pada penelitian ini dilakukan

isolasi senyawa marker dari gambir, yaitu (+)- katekin dimana katekin tersebut

tergolong senyawa flavonoid. Oleh karena itu, tidak dilakukan identifikasi skrining

fitokimia lainnya.

4.1.4 Pengujian Karakteristik Katekin

1. Pengujian karakteristik katekin menurut WHO dan The Merck Index hasil

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Karakteristik Katekin

Karakteristik Syarat Katekin Sampel

Warna Putih – Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan

Bau Khas Khas

Bentuk Serbuk Serbuk

Rasa Kelat Kelat

2. Pemeriksaan katekin gambir

Pada pemeriksaan katekin gambir dapat dilihat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Katekin Gambir

Karakteristik Syarat Katekin Sampel

Kadar air Maksimal 7% 0,67%

Kadar abu Maksimal 7% 2,56%

Rendemen Minimal 40% 47,28%

Kadar + 95% (standar) 85,25%

Spektrum UV 279 nm 279 nm

4.1.5 Penyiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor tikus jantan galur

Sprague Dawley yang sehat dengan bobot 150-250 gram dan umur 2,5-3,5 bulan.

Page 59: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebelum dilakukan uji pada tikus terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi selama 3

minggu agar tikus-tikus tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, agar

dapat diketahui kesehatan dari tikus-tikus tersebut dilihat dari fisiologi dan tingkah

laku serta diperoleh bobot badan yang sesuai. Di bawah ini terdapat data bobot badan

tikus selama aklimatisasi, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi rata-rata berat badan tikus tiap kelompok

No Tanggal

Rata-rata berat badan tikus tiap kelompok (gram)

KU 5

mg/kgBB

KU 10

mg/kgBB

KU 20

mg/kgBB KU KP KU KN

1 17-Apr 77.8 77.6 69.8 68.6 65.4

2 25-Apr 117 117.8 106.8 100 94

3 29-Apr 131.2 133.8 117.6 113.2 103.6

4 3-May 161.6 161.6 146.2 123.8 118.4

5 7-May 177 175.6 152.6 147.8 135.2

6 11-May 201.4 190.4 149.2 162 147.6

7 15-May 196.4 200.6 174 173.8 150

Ket: KU (Kelompok Uji); KU KP (Kelompok Uji Kontrol Positif); KU KN

(Kelompok Uji Kontrol Negatif)

4.1.6 Pemberian Perlakuan

4.1.6.1 Penghitungan Kadar MDA Blanko

Pada penelitian ini dihitung kadar MDA blanko yang bertujuan agar diperoleh

kadar MDA normal pada serum tikus sebelum dilakukan uji sebagai acuan perubahan

kadar MDA setelah uji nanti. Kadar MDA blanko dimaksudkan agar menjadi nilai

kontrol normal pada tikus yang akan diuji terkait aktivitas antioksidannya. Pada tabel

di bawah dapat dilihat kadar blanko masing-masing individu dalam semua kelompok.

Tabel 4.5 Distribusi rata-rata kadar MDA blanko

No Kelompok Uji Kadar + SD Persentase Kadar

1 Uji 5 mg/kgBB 0.592 + 0.226 100%

2 Uji 10 mg/kgBB 0.745+ 0.248 100%

3 Uji 20 mg/kgBB 0.497+ 0.144 100%

Page 60: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.6.2 Perhitungan Kadar MDA Akhir

Pada penelitian ini hal akhir yang didapat setelah melakukan pemberian

perlakuan adalah kadar akhir MDA yang akan dibandingkan dengan kadar blanko per

individu pada setiap kelompok. Hasil yang diharapkan adalah penurunan kadar akhir

MDA pada setiap kelompok uji dan kenaikan kadar akhir MDA pada kelompok

kontrol negatif per individu dibandingkan dengan kadar blankonya.

Tabel 4.6 Distribusi rata-rata kadar MDA akhir

Dari hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas Levene’s

dapat ditarik kesimpulan bahwa data kadar akhir MDA terdistribusi normal dan

homogen dengan nilai signifikansi masing-masing yang telah terpenuhi (p> 0.05).

Data kadar akhir MDA selanjutnya dianalisis dengan uji statistik parametrik one way

Anova (untuk data yang terdistribusi normal (p> 0.05) dan homogen (p> 0.05). Hasil

uji Anova yang dilakukan terhadap kadar MDA akhir menunjukan nilai signifikansi

0.000 (p< 0.05). Dilanjutkan dengan uji BNT jenis LSD.Data yang diperoleh

menunjukan bahwa semua kelompok memiliki perbedaan yang bermakna terhadap

kelompok kontrol negatif (p< 0.05). Data yang diperoleh juga menunjukan hanya

kelompok dosis tinggi 20 mg/kgBB yang memiliki perbedaan yang bermakna

terhadap kelompok kontrol positif (p< 0.05), sedangkan dosis rendah (5 mg/kgBB)

dan dosis sedang (10 mg/kgBB) tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan

kelompok kontrol positif (p> 0.05).

4 Uji KP 0.609+ 0.001 100%

5 Uji KN 0.533+ 0.104 100%

No Kelompok Uji Kadar + SD Persentase Kadar

1 Uji 5 mg/kgBB 0.474 + 0.182 ↓ 20.19%

2 Uji 10 mg/kgBB 0.523+ 0.198 ↓ 31.28%

3 Uji 20 mg/kgBB 0.221+ 0.101 ↓ 57.63%

4 Uji KP 0.453+ 0.055 ↓ 25.55%

5 Uji KN 0.937+ 0.126 ↑ 77.79%

Page 61: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini, aktivitas antioksidan dievaluasi didasarkan pada perubahan

kadar MDA sebelum dilakukan uji dan setelah dilakukan uji. Malondialdehid

merupakan senyawa kimia hasil dari peroksidasi lipid sebagai parameter adanya

radikal bebas di dalam tubuh. Pada keadaan stress oksidatif, yaitu pada keadaan kadar

radikal bebas yang melebihi kadar antioksidan endogen dalam tubuh menyebabkan

kadar MDA yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan aterosklerosis, kanker, dan

penyakit liver. Konsentrasi antioksidan yang tinggi juga dapat menyebabkan zat

antioksidan kehilangan kemampuannya sebagai agen penangkal radikal bebas karena

mempengaruhi laju oksidasi dan berubah menjadi prooksidan yang seringkali terjadi

pada antioksidan golongan fenolik. Bila kadar MDA turun setelah diberikan zat

antioksidan berarti antioksidan tersebut berfungsi dengan baik, tetapi jika kadar MDA

justru naik maka antioksidan tersebut diprediksi menjadi prooksidan (Jati, 2008).

Gambir merupakan tanaman yang tumbuh di Indonesia dan sudah dikenal

sebagai tanaman obat. Bagian tanaman gambir yang biasa digunakan untuk obat,

yaitu daun dan ranting yang kemudian direbus dengan air untuk mendapatkan

ekstraknya. Tahap perebusan dilanjutkan dengan pengeringan sampai menjadi serbuk

gambir. Serbuk yang sudah didapat kemudian dikempa menjadi bongkahan-

bongkahan yang biasa kita lihat sebagai pelengkap makan sirih. Indonesia sendiri

merupakan penghasil gambir nomor 1 di dunia yang mampu memenuhi 80%

kebutuhan gambir dunia (Lucida et al., 2007). Gambir juga menjadi komoditas

ekspor Indonesia ke pasar mancanegara. Daerah penghasil gambir terbanyak di

Indonesia adalah daerah Payakumbuh, Sumatera Barat yang menghasilkan gambir

kualitas terbaik yang diekspor ke banyak negara. Bahan tanaman yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu bongkahan-bongkahan gambir yang juga diperoleh dari

Payakumbuh, Sumatera Barat. Sebelum digunakan dalam penelitian, dilakukan

determinasi tanaman gambir untuk memastikan kebenaran jenis tanaman bahwa

tanaman yang digunakan adalah benar-benar Uncaria gambier Roxb.dari famili

Rubiaceae.

Page 62: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Isolat katekin gambir diperoleh dari ekstrak infusa air gambir yang dipartisi

dengan etil asetat. Infusa dilakukan dengan memanaskan serbuk gambir (bongkahan

gambir yang telah di blender) dengan pelarut aquadest pada suhu 900C-95

0C selama

15 menit di atas penangas air sambil sesekali diaduk. Infusa dipilih karena memiliki

beberapa keuntungan diantaranya baik untuk senyawa yang tahan panas, peralatan

yang sederhana dan proses pengerjaanya mudah. Hal ini juga dikarenakan bongkahan

gambir sendiri juga sudah berupa ekstrak air kering gambir, jadi pada penelitian ini

hanya dilakukan re-ekstraksi dengan pelarut dan cara yang sama seperti ekstraksi

gambir sebelumnya. Partisi dengan etil asetat didasarkan pada kelarutan katekin

sendiri yang bersifat semipolar. Pada akhir partisi diprediksi katekin akan berada di

fase etil asetat berdasarkan kelarutannya. Setelah dipartisi fase etil asetat dipekatkan

dengan vacuum rotary evaporator dengan tujuan menghilangkan pelarut sehingga

didapat ekstrak kental. Ekstrak kental yang telah didapat dikeringkan sampai menjadi

serbuk.

Dari 60 gram serbuk gambir diperoleh 33,277 gram serbuk katekin. Rendemen

yang diperoleh sebesar 47,28%. Pemeriksaan parameter standar dari katekin gambir

lainnya seperti kadar air dan kadar abu juga dilakukan. Tujuan dari pemeriksaan

kadar air yaitu untuk mengetahui kandungan air yang terdapat pada serbuk katekin.

Tujuan dari penetapan kadar abu adalah untuk mengetahui kualitas pengolahan dari

gambir sampai menjadi serbuk katekin, dan juga untuk mengetahui jumlah pengotor

yang ada pada serbuk katekin gambir. Hasil yang diperoleh untuk kadar air dan kadar

abu serbuk isolat katekin gambir masing-masing adalah 0,67% dan 2,56%. Dilakukan

juga penapisan fitokimia pada serbuk gambir, namun hanya skrining flavonoid yang

dilakukan karena pada penelitian ini yang akan diisolasi adalah senyawa katekin yang

merupakan golongan flavonoid. Hasilnya diketahui serbuk gambir positif

mengandung senyawa flavonoid yang dapat diprediksi senyawa katekin terdapat di

dalamnya.

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih jantan

galur Sprague Dawley berusia 12 minggu. Tikus yang akan digunakan merupakan

tikus yang sehat dengan bobot tikus sekitar 150-250 gram. Pemilihan galur ini

Page 63: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dikarenakan penelitian terdahulu yang berkenaan dengan uji aktivitas antioksidan

secara in vivo banyak yang memakai tikus galur ini. Alasan jenis kelamin jantan yang

dipakai karena tikus jantan cenderung lebih stabil karena sedikit dipengaruhi

hormonal dibanding tikus betina yang akan mempengaruhi proses farmakokinetik zat

antioksidan dalam tubuh tikus (Wilkinson et al., 1999).

Tikus dibagi menjadi 5 kelompok diantaranya 2 kelompok kontrol (kontrol

positif dan kontrol negatif) dan 3 kelompok perlakuan dengan dosis masing-masing

5mg/kgBB, 10 mg/kgBB, dan 20 mg/kgBB. Dosis ini mengacu pada penelitian

terdahulu yang dilakukan BPOM tahun 2007. Pada penelitian tersebut dipakai 12

ekor tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok uji yaitu kontrol negatif, kontrol positif,

dan kelompok perlakuan dengan dosis isolat katekin 10 mg/kgBB. Pada penelitian ini

dipakai dosis di atas dan di bawah dosis yang diuji oleh BPOM dengan alasan untuk

melihat potensi katekin gambir di atas dan di bawah dosis uji tersebut. Hewan uji

kemudian diaklimatisasi selama 3 minggu agar dapat beradaptasi dengan lingkungan

baru dan tercapai berat badan sesuai kriteria. Setiap kelompok tikus ditempatkan pada

2 kandang yang berbeda dengan kepadatan kandang masing-masing 3 ekor dan dua

ekor. Selama aklimatisasi dilakukan pengamatan kondisi umum serta ditimbang berat

badannya. Meskipun ada tikus yang berat badannya turun namun banyak juga tikus

yang berat badannya naik. Adanya peningkatan berat badan menunjukan bahwa tikus

telah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Adanya penurunan berat badan

pada beberapa tikus disebabkan karena adanya faktor-faktor khusus yang bersifat

relatif pada tikus tertentu, seperti kondisi kesehatan, kondisi organ tubuh, imunitas

dan beberapa faktor relatif lainnya (Maula, 2014).

Setelah aklimatisasi, masing-masing tikus pada setiap kelompok diberikan

perlakuan dengan mengukur kadar MDA blanko sebagai kontrol normal yang

nantinya akan dibandingkan dengan kadar MDA akhir setelah selesai dilakukan uji.

Pengukuran kadar MDA pada penelitian ini menggunakan metode Wills, dimana

serum yang didapat dari darah tikus ditambahkan 1 ml TCA 20% untuk

mengendapkan protein serum yang akan mengganggu pembacaan nantinya pada alat

Spektrofotometri UV-Vis. Ditambahkan pula 2 ml TBA yang berguna untuk

Page 64: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengikat MDA pada serum agar pembacaan kadar MDA menjadi lebih akurat.

Langkah selanjutnya setelah pengukuran kadar MDA blanko masing-masing individu

tikus dilakukan pemberian zat antioksidan yang spesifik dengan kelompoknya

terkecuali kelompok kontrol negatif yang hanya diberi makan dan minum saja.

Sediaan bahan uji terlebih dahulu dibuat dengan mensuspensikan serbuk isolat

katekin gambir dan serbuk vitamin E dengan suspending agent Na CMC dengan

konsentrasi 0,5%. Alasan dibuat suspensi karena isolat katekin dan vitamin E sama-

sama tidak larut dalam air. Zat antioksidan diberikan selama 7 hari sesuai dengan

dosisnya, maka dari itu sebelum diberikan zat antioksidan tikus terlebih dulu

ditimbang untuk menentukan VAO nya. Alasan diberikan selama 7 hari karena pada

kebanyakan penelitian uji aktivitas antioksidan secara in vivo memakai durasi waktu

7-10 hari. Hal ini disebabkan efek dari antioksidan dari suatu senyawa minimal dapat

dilihat hasilnya pada hari ke 7 sampai hari ke 10 (Rahayu et al., 2013).

Pada hari ke 8, semua tikus kembali diukur kadar MDA nya yang dikatakan

sebagai kadar akhir setelah dibuat stress oksidatif berupa perenangan selama 1 jam.

Dari data tersebut dapat diambil kadar MDA blanko masing-masing tikus dalam

setiap kelompok dan kadar MDA akhir pula dari masing-masing tikus dalam setiap

kelompok. Data-data tersebut selanjutnya dianalisa secara komputasi dengan program

Microsoft Excel 2010 untuk mengetahui persentase perubahan kadar MDA dari kadar

blanko menjadi kadar akhir. Langkah selanjutnya yaitu analisa secara statistik dengan

program SPSS 16. Data-data tersebut diuji normalitasnya dan homogenitasnya dan

setelah itu dilakukan uji Anova dan uji BNT jenis LSD. Sebagai data tambahan, data

berat badan tikus diambil tanpa dilakukan uji normalitas dan homogenitas maupun uji

Anova.

Data berat badan menunjukan perkembangan berat badan kelompok kontrol dan

kelompok uji dimana keduanya mengalami kenaikan berat badan tiap harinya.

Pertumbuhan yang baik merupakan suatu proses pertambahan massa, sehingga hewan

mengalami pertambahan berat badan, pertambahan tinggi, pertambahan panjang, atau

pertambahan kandungan kimiawi tubuhnya. Kenaikan berat badan yang terjadi baik

pada tikus kontrol maupun pada tikus uji kemungkinan dikarenakan konsumsi pakan

Page 65: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

harian yang diberikan memenuhi syarat untuk terjadinya pertumbuhan. Pertumbuhan

berjalan normal apabila makanan yang diberikan mengandung nutrisi dalam kualitas

dan kuantitas yang baik. Apabila seekor hewan kekurangan nutrisi atau mengalami

defisiensi suatu zat makanan maka laju pertumbuhan hewan tersebut akan terhambat

(Muliani, 2011). Dengan demikian, pemberian suspensi isolat katekin gambir dan

juga pemberian suspensi vitamin E tidak berpengaruh terhadap penurunan berat

badan semua kelompok.

Proses terbentuknya Malondialdehid sendiri berasal dari lemak-lemak tidak

jenuh (poly unsaturated fatty acid) yang kaya akan ikatan rangkap pada membran sel.

Pada suatu keadaan yang dinamakan stress oksidatif terjadi lonjakan kadar radikal

bebas dalam darah melebihi ambang batas antioksidan endogen. Pada keadaan inilah

radikal bebas yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan dapat

berikatan dengan lemak-lemak tidak jenuh pada membran sel sehingga ikatan

rangkap tadi menjadi jenuh dan berubah menjadi ikatan alifatik. Pada keadaan seperti

itu radikal bebas, seperti oksigen reaktif, hidrogen reaktif, peroksid reaktif akan

berikatan dengan lapisan lemak (lipid bilayer) pada membran sel membentuk MDA.

Mekanisme kerja dari katekin sendiri diduga dengan menghambat terbentuknya

MDA melalui upaya berinisiasi dengan radikal bebas agar terbentuk kompleks non

radikal. Upaya ini dapat menghambat proses terbentuknya radikal bebas sedini

mungkin agar reaksi oksidasi tidak berlanjut serta menghindari tahapan propagasi dan

terminasi seperti pada proses oksidasi radikal bebas secara normal. Senyawa MDA

juga dapat menimbulkan pembentukan senyawa baru, seperti lemak jenuh pada

pembuluh darah (atherosclerosis) yang akan mempersempit peredaran darah.

Senyawa tersebut juga dapat memutasi jaringan tubuh sehingga jaringan tubuh yang

termutasi tidak dikenali oleh sel imun (autoimun). Keadaan yang paling parah dari

produk MDA yang tidak dicegah akan menimbulkan proses mitosis yang tidak

terkendali pada jaringan tubuh, sehingga menimbulkan tumor yang bisa menyebar ke

organ lain (metastasis) yang menjadi cikal bakal tumbuh dan menyebarnya kanker

pada tubuh.

Page 66: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil olah data dengan komputasi Microsoft Excel menunjukan hasil persentase

perubahan kadar MDA pada masing-masing kelompok dibandingkan dengan kontrol

normalnya sendiri. Penurunan persentase kadar MDA terlihat pada kelompok uji

dengan katekin dan kelompok kontrol positif. Kenaikan persentase kadar MDA juga

terlihat pada kelompok kontrol negatif. Penurunan kadar MDA paling besar terdapat

pada kelompok uji dosis 20 mg/kgBB. Hasil dari olah data dengan analisa statistik

juga memberikan data yang berbeda bermakna pada uji Anova untuk semua

kelompok uji terkait dengan kadar akhir masing-masing tikus pada setiap kelompok.

Pada uji BNT jenis LSD dapat diketahui bahwa semua dosis dapat dikatakan berbeda

bermakna dengan kontrol negatif dan hanya dosis 20 mg/kgBB yang berbeda

bermakna dengan kelompok kontrol positif. Itu menunjukan bahwa dosis 20

mg/kgBB memiliki potensi yang paling besar dalam menangkal radikal bebas yang

diinduksi beban aktivitas fisik maksimal dibanding dengan kontrol positif. Uji analisa

statistik juga dilanjutkan ke uji paired sample T test dengan membandingkan kadar

MDA akhir masing-masing individu pada setiap kelompok dengan kadar blankonya.

Hasil dari uji paired sample T test menunjukan perbedaan yang berbeda bermakna

pada masing-masing perlakuan dengan (p< 0.05).

Sebagai tambahan jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang

dipublikasikan BPOM tahun 2007, penelitian ini menunjukan hasil yang lebih baik

dengan ditemukannya peningkatan aktivitas antioksidan pada dosis yang lebih tinggi

dari dosis yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya

hanya digunakan tiga kelompok uji, yakni kontrol positif, kontrol negatif, dan dosis

uji isolat katekin gambir 10 mg/kgBB tanpa adanya dosis bertingkat yang digunakan.

Hal yang membedakan pada penelitian ini yaitu digunakannya dosis bertingkat yang

akan memperlihatkan potensi isolat katekin gambir secara lebih luas dengan adanya

dosis bertingkat.

Page 67: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

51 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Isolat katekin gambir (Uncaria gambier Roxb.) pada semua dosis perlakuan

(dosis 5 mg/kgBB, dosis 10 mg/kgBB dan dosis 20 mg/kgBB) memiliki

aktivitas antioksidan.

2. Lama pemberian isolat katekin gambir selama 7 hari pada semua dosis dapat

menurunkan kadar MDA serum tikus jantan secara bermakna jika

dibandingkan dengan kadar blankonya. Hanya pada dosis 20 mg/kgBB

menunjukan penurunan kadar MDA yang berbeda bermakna dibanding

dengan kontrol positif.

3. Aktivitas antioksidan meningkat seiring dengan kenaikan dosis isolat katekin

gambir yang ditunjukan dengan penurunan kadar akhir MDA serum tikus

jantan dibanding dengan kadar blankonya.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan isolat katekin gambir

dengan dosis yang lebih tinggi dari dosis tinggi yang digunakan pada

penelitian ini.

2. Perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode yang berbeda dan

dengan kontrol yang berbeda pula agar diketahui potensi antioksidan dari

setiap metode.

3. Perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan katekin spesifik agar didapat

aktivitas antioksidan yang tinggi dari suatu isolat yang murni dari pada

katekin total pada gambir.

Page 68: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

52 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Allesio, H.M. 1993. Exercise-induced Oxidative Stress. Med Sci Sports Exerc.

25:218-224.

Amos, (2010). Kandungan Katekin Gambir Sentra Produksi di Indonesia, Jurnal

Standardisasi, 12 (3), 149 – 155.

Anggraini, Tuti. dkk. 2011. Antioxidative activity and catechin content of four kinds

of Uncaria gambir extracts from West Sumatra, Indonesia. Faculty of

Agricultural Technology, Andalas University. West Sumatera. African Journal

of Biochemistry Research Vol. 5(1), pp. 33-38.

BPOM RI. 2007. Acuan Sediaan Herbal Volume ketiga Edisi Pertama. Jakarta

:Direkrorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

BPOM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume kelima. Jakarta : Direkrorat Obat

Asli Indonesia.

Clarkson, P.M., and Thompson, H.S. 2000. Antioxidant : What Role Do They Play in

Physical Activity and Health. Am J ClinNutr.72 : 637-646.

Dalimarta, S. 2003. Atlas Tanaman Obat Indonesia Jilid 3.Jakarta : Puspaswara,

Anggota Ikapi.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Direkrorat Jendral

Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Direkrorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1999. Cara Pengelolaan Simplisia Yang Baik. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional.

Direktorat Jendral POM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta

Departemen Kesehatan. 2010. Farmakope Indonesia Edisi 4.

Page 69: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dhalimi, A. 2006. Permasalahan Gambir (Uncaria gambier Roxb.) di Sumatera Barat

dan Alternatif Pemecahannya. Perspektif Volume5 Nomor 1. Juni : 46-59.

Djauhariya dan Hernani. 2014. Gulma Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ermiati. 2004. Budidaya, Pengolahan Hasil dan Kelayakan Usaha Tani Gambir

(Uncaria gambir Roxb.) di Kabupaten 50 Kota. Buletin TRO.

Fessenden, R. J., Fessenden, J. S., 1986, Kimia Organik, Jilid I, Edisi III, 223-226,

238-240, diterjemahkan oleh A.H. Pudjaatmaka, Airlangga, Jakarta.

Fransworth, N.R, et al. 1969. Biological and Phytochemical Screening of Plants,

Journal Pharmaceutical Science. 55 (3): 255-276.

Gunawan, Didik & Mulyani, Sri. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid

1.Penebar Swadaya, Jakarta.

Gutteridge, J.M.C. 2000.Lipid Peroxidation and Antioxidant as Biomarkers of Tissue

Damage. Clin Chem. 41(12): 1819-1828.

Halliwell, B., Aeschbach, R., and Aurona, O.I., 1995, The Caracterization of

Antioxidant, Food ChemToxic, Vol.33, No.7: 601-617.

Halliwell, B and Gutteridge, J.M.C, 2000, Free Radical in Biology and Medicine,

Oxford Univercity Press, New York.

Harvey A.L., (2009), Drug Discovery to Day, Elsevier, 13 (19), 894-901.

Haryanto, S. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia.Yogya: Palmall

Hayani, E. 2003. Analisis Kadar Catechin dari Gambir Dengan Berbagai Metode.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 8, No. 1.

Hilpiani, Devy. 2012. Uji Toksisitas Akut Isolat (+)- Katekin Gambir Dari Fase etil

Asetat Terhadap Mencit Putih Jantan Secara In Vivo. Jakarta: Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi.

Indrayana, Rony. 2008. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

(Syzygium polyanthum Wight) pada Serum Darah Tikus Putih Jantan Galur

Wistar yang Diinduksi Karbontetraklorida (CCl4). Surakarta: Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.

Janero, D.R. 1990. Malondialdehyde and Thiobarbituric Acid Reactivityas Diagnostic

Indices of Lipid Peroxidation Tissue Injury. Free Rad BiolMed. 9 : 515-540.

Page 70: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kresnawaty, I dan A. Zainuddin. 2009. Aktivitas Antioksidan dan Bakteri dari

Derivat Metil Ekstrak Etanol Daun Gambir (Uncaria gambier). Jurnal

Litri15(4) Hal.145-151.

Krinke, G.J. 2000.The Laboratory Rat. San Diego, CA: Academic Press. Hal : 150-

152.

Lucida, H.,A. Bakhtiar dan Wina A.P. 2007. Formulasi Sediaan Antiseptik Mulut dari

Katekin Gambir. Jurnal Sains Teknologi Farmasi 12(1).

Mardisiswojo, S dan H. Rajakman gunsudarso.1968. Cabe Puyang Warisan Nenek

Moyang Cetakanke 2. Jakarta : Depkes RI.

Metin, G., Atukeren, P., Gumustas, M.K., Belce, A., and Kayserilioglu, A. 2002.The

Effect of Vitamin E Treatment on Oxidative Stress Generated in Trained

Rats.Tohoku J. Exp. Med. 198(1):47-53.

Middleton, E., Kandaswani, C., Theonaris, L., 2000, The Effect of Plant Flavonoids

on Mammalian Cells: Implication For Inflamation, Heart Disease & Cancer,

711-722, Pharmacological Reurelus, Vol.52, No.4.

Murray, R.K., Granner, D., Mayes, P.A., and Rodwell, V.W. 1996. Harper’s

Biochemistry, 25th

Edition.pp. 124, 156-157, 618-620, 730, 731, 750, 798,

816.Appleton & Lange.

Nakagawa, K. et al. 2005. Antioxidative Activity of 3-O-Octanol –(+)-Catechin, a

Newly Synthesized Catechin, in Vitro. Department of Food and Nutrition,Kyoto

Women’s University. Japan. Journal of Health Science, 51(4), 492-496.

Nugroho, B. W., Dadang, danPrijono, D. 1999. Pengembangan dan Pemanfaatan

Insektisida Alami. Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu, IPB. Bogor.

Pokorni, J., Yanishlieva, N., and Gordon, M., 2001, Antioxidant in food, Practical

Applications, CRC Press, New York.

Pranoto, E.N.,Ma’ruf, W F., dan Pringgenis, D. 2012. Kajian Aktivitas Bioaktif

Ekstrak Teripang Pasir terhadap Jamur Candida albicans. Jurnal Pengolahan dan

Bioteknologi Hasil Perikanan. 1(1): 1-8.

Page 71: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rahmawati, Noveri. et al. 2013. Kandungan Fenolik dan Aktivitas Antioksidan

Ekstrak Daun Gambir Kering (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.). Sekolah Tinggi

Ilmu Farmasi Riau. ISSN 2085-0050.

Rauf, Rusdin.,et al. 2010. Aktivitas Penangkapan Radikal DPPH Ekstrak Gambir

(Uncaria gambir Roxb.). Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Jawa Tengah. Agritech, Vol 30, No. 1.

Rohdiana, D. (2001). Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun Teh.

Majalah Jurnal Indonesia, 12 (1), 53-58.

Sandra, Afriani., et al. 2010. Pengaruh Penambahan Katekin Gambir sebagai

Antioksidan Terhadap Kualitas dan Nilai Organoleptik Rendang Telur. Fakultas

Peternakan dan Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Andalas. Sumatera

Barat.

Sunarni, T. (2005).Aktivitas Antioksi dan Penangkap Radikal Bebas Beberapa

Kecambah dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae. Jurnal Farmasi Indonesia

(2), 53-61.

Tiwari, et al.,(2011). Phytochemical screening and extraction: A Review

Internationale Pharmaceutica ScienciaVol 1 Issue 1.

Utami, P., Novi. W., Nina. W., Dewi. D., Agung. S., Tinton D. P., Hadi. I., Lukito.

A.M., Ug’t dan Iwan’S. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat 431 Jenis Tanaman

Penggempur Aneka Penyakit. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

UU tentang kesehatan No 36 tahun 2009 dan Kepmenkes No 387 tahun 2007.

Viitala, P.E., Newhouse, I.J.,LaVoie, N., and Gottardo, C. 2004. The Effect of

Antioxidant Vitamin Supplementation on Exercise Induce Lipid Peroxidation in

Trained and Untrained Participants. Lipid in Health and Disease. 3:14.

Wang. S., Chang, H., Lin, K., Lo, C., Yang, N., Shyur, L., 2003 Antioxidant

Properties and Phytochemicals Characteristics of Extracts from LactucaIndica,

J. Agric. Food Chem., 51, p. 1506-1512.

WHO. 1998. Quality Control of Methods for Medicinal Plant Material. Geneva,

Switzerland.

Page 72: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

World Health Organization.2000. General Guidelines for Methodologies on Research

and Evaluation of Traditional Medicine.Geneva : WHO.

Yanis Musdja, Muhammad. 2010. Efek Imunomodulator ,Aktivitas Antibakteri dan

Analisis Komponen Menyirih. Depok. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Disertasi.

Zaveri. T. Nurulain. 2005. Green tea and its polyphenoliccatechins: Medicinal uses

in cancer and noncancer applications. Drug Discovery Program,Biosciences

Division, SRI International, 333 Ravenswood Ave. Menlo Park,CA 94025.

USA. Life Sciences 78 (2006) 2073–2080.

Zimmerman, H. J., 1978, Hepatotoxicity, 56, 198-208, Aplleton Century Croffts,

New York.

Page 73: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1

Bagan kerja isolasi katekin

Ekstrak air gambir

kering (Uncaria

gambier Roxb.)

Determinasi di

LIPI Kebun

Raya, Bogor

Pembuatan serbuk

gambir (blender)

Skrining fitokimia

Re-ekstraksi gambir

dengan cara infusa

pada suhu 900-96

0 C

Hasil infusa

disaring panas-

panas dengan kapas,

lalu diambil

filtratnya

Filtrat dipartisi

dengan etil

asetat dengan

perbandingan

Filtrat air:etil

asetat (1:1/2)

Fase Etil asetat

(atas) ditampung

dan filtrat air

dipartisi

berulang

sebanyak 4 kali

sampai fase etil

asetat jernih

Seluruh fase

etil asetat

dipekatkan

dengan

rotary

evaporator

pada suhu

500C

Isolat katekin

pekat dicuci

dengan air

dingin diatas

kertas saring,

kemudian

dikeringkan

di oven suhu

700C, 2 jam

Diletakan di

kulkas

selama 2 hari

2 malam

pada suhu

40C

Didapatkan

sebuk katekin

Pemeriksaan

katekin

gambir,

meliputi

reaksi warna,

kadar air,

kadar abu,

penetapan

kadar, dan

rendemen

Pembuatan

suspensi

katekin

Page 74: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Bagan Kerja Uji Aktivitas Antioksidan

Tikus putih jantan galur

Sprague Dawley umur 6

minggu, berat 80 gram,

25 ekor

Aklimatisasi 3

minggu

Hewan uji dikelompokan

secara acak berdasarkan

perlakuan (@5 ekor) :

1. Kontrol negative

2. Kontrol positif vitamin E 20

mg/kgBB

3. Dosis tinggi (20 mg/kgBB)

4. Dosis sedang (10 mg/kgBB)

5. Dosis rendah (5 mg/kgBB)

Pengambilan

darah dari

sinus orbitalis

mata untuk

pengukuran

MDA blanko

KP

Pengambilan

darah dari

sinus orbitalis

mata untuk

pengukuran

MDA blanko

KN

Pengambilan

darah dari

sinus orbitalis

mata untuk

pengukuran

MDA blanko

dosis tinggi

Pengambilan

darah dari

sinus orbitalis

mata untuk

pengukuran

MDA blanko

dosis rendah

Pengambilan

darah dari

sinus orbitalis

mata untuk

pengukuran

MDA blanko

dosis sedang

MDA blanko diukur

serapannya dengan

spektrofotometer UV-Vis

pada λ 532 nm

Kelompok KP, dosis

tinggi, sedang, dan

rendah disonde dengan

suspensi antioksidan

yang sesuai selama 7

hari (1x1), makan dan

minum; kelompok KN

hanya diberi makan dan

minum

Pada hari ke-8 semua

kelompok dibuat stress

oksidatif dengan

perenangan selama 1

jam

Seluruh tikus

pada setiap

kelompok

diambil

kembali

darahnya

untuk diukur

kadar akhir

MDA setiap

MDA akhir diukur

serapannya dengan

spektrofotometer UV-Vis

pada λ 532 nm

Analisis data

dengan SPSS

Page 75: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Bagan Kerja Pengukuran Kadar MDA Standar

Volume

pengambilan

Volume

pengambilan Kadar

MDA (μl) H2O (μl) (μg/ml)

0 2000 0

5 1995 0.0036

10 1990 0.0072

20 1980 0.0144

40 1960 0.0288

80 1920 0.0576

160 1840 0.1152

320 1680 0.2304

640 1360 0.4608

3,593 mg 1,1,3,3

tetrametoksipropan

di hidrolisis dengan

1 L aquadest

Pembuatan seri

konsentrasi dengan

perbandingan antara

MDA:aquadest

Terbentuk MDA

standar dengan

konsentrasi

3,593 ppm

Dibaca

serapannya

berdasarkan 9 titik

konsentrasi pada λ

532 nm

Dibuat persamaan

kurva kalibrasinya

(Y)-(X) ,yaitu

absorban – kadar dan

dilihat pula

linieritasnya (R2)

Page 76: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Bagan kerja pengukuran kadar MDA sampel

Kelompok

uji dosis

sedang

Diambil darah

sebanyak 2 mL

dari sinus orbitalis

mata Darah disentrifuge

pada kecepatan

3000 rpm, 10

menit

Kelompok

uji dosis

rendah

Kelompok

uji dosis

tinggi

Kelompok

uji kontrol

positif

Kelompok

uji kontrol

negatif

Diambil bagian

supernatant

(serum) sebanyak

200 μL

Ditambahkan

1mL TCA 20%

& 2mL TBA

0,67%

Di vortex dan

dipanaskan di

WB suhu 500C

Di

sentrifuge

pada 3000

rpm, 10

menit

Supernatan dibaca

absorbannya dengan

Spektro UV-Vis pada

λ 532 nm

Masing-masing

serapan

dimasukan ke

persamaan

kurva kalibrasi

Kadar MDA

blanko

Kelompok

uji dosis

rendah

Kelompok

uji dosis

sedang

Kelompok

uji dosis

tinggi

Kelompok

uji kontrol

positif

Kelompok

uji kontrol

negatif

Sonde dengan

suspensi

katekin sesuai

dosis selama 7

hari

Sonde dengan

suspensi

vitamin E

sesuai dosis

selama 7 hari

Pada hari ke-8

tikus

direnangkan

selama 1 jam

Seluruh kelompok

diukur kembali kadar

MDA nya dengan

mengikuti langkah-

langkah diatas

Didapat kadar

MDA akhir dari

setiap kelompok

Analisa data statistik

masing-masing

kelompok dan dihitung

persentase perubahan

kadar MDA masing-

masing

Page 77: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Perhitungan Dosis Isolat Katekin Gambir

Untuk perhitungan dosis uji isolat katekin gambir digunakan rumus sebagai

berikut :

(

)

1. Dosis Vitamin E (20 mg/kgBB)

(

)

Konsentrasi = 3 mg/ml

Sediaan dibuat sebanyak 50 mL. sehingga isolat katekin yang dibutuhkan

sebanyak :

Isolat (mg) = volume (mL) x konsentrasi (mg/mL)

= 50 mL x 3 mg/mL

= 150 mg

2. Dosis rendah (2,5 mg/kgBB)

(

)

( )

Konsentrasi = 0,8 mg/ml

Sediaan dibuat sebanyak 50 mL. sehingga isolat yang dibutuhkan sebanyak :

Isolat (mg) = volume (mL) x konsentrasi (mg/mL)

= 50 mL x 0,8 mg/mL

= 40 mg

Page 78: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dosis sedang (10 mg/kgBB)

(

)

( )

Konsentrasi = 1,6 mg/ml

Sediaan dibuat sebanyak 50 mL. sehingga isolat yang dibutuhkan sebanyak :

Isolat (mg) = volume (mL) x konsentrasi (mg/mL)

= 50 mL x 1,6 mg/mL

= 80 mg

4. Dosis tinggi (20 mg/kgBB)

(

)

( )

Konsentrasi = 3 mg/ml

Sediaan dibuat sebanyak 50 mL. sehingga isolat yang dibutuhkan sebanyak :

Isolat (mg) = volume (mL) x konsentrasi (mg/mL)

= 50 mL x 3 mg/mL

= 150 mg

Page 79: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Hasil Determinasi Tanaman

Page 80: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Foto-foto penelitian

a. Gambir dan katekin

Gambar 1. Foto gambir Gambar 2. Serbuk gambir Gambar 3. Serbuk katekin

b. Identifikasi gambir

Gambar 4. Uji flavonoid Gambar 5. Uji urea Gambar 6. Identifikasi gambir

c. Isolasi Katekin

Gambar 7. Proses infus Gambar 8. Fase air gambir Gambar 9. Fase etil asetat

Page 81: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. (Lanjutan)

Gambar 10. Evaporasi Gambar 11. Penyaringan Gambar 12. Pengeringan

Page 82: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Pemeriksaan katekin gambir

a. Kadar katekin gambir

Absorban katekin standar (Rahmawati et al.,2012)

No Absorban

1 0,987

2 0,988

3 0,989

Gambar 13. Absorban katekin sampel

Perhitungan kadar katekin sampel, yaitu :

% katekin

A yaitu Absorban larutan sampel pada panjang gelombang 279 nm

B yaitu Absorban larutan standar pada panjang gelombang 279 nm

Ws yaitu massa katekin standar dalam mg

W yaitu massa katekin sampel dalam mg

% katekin

85,25%

Page 83: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. (Lanjutan)

b. Penetapan kadar abu

Gambar 14. Bobot W0 Gambar 15. Bobot W0 Gambar 16. Bobot W1

Berat cawan kosong = 39,9752 gram

Berat cawan + katekin (W0) = 41,0372 gram

Setelah dimasukan ke dalam tanur, berat cawan + ekstrak menjadi (W1)

39,9863 gram

Rumus = W0 – W1 x 100 %

W0

= 41,0372 – 39,9863 x 100 %

41,0372

= 2,56 %

Page 84: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Penetapan kadar air

Gambar 17. Bobot W0 Gambar 18. Bobot W0 Gambar 19. Bobot W1

Lampiran 8. (Lanjutan)

Berat cawan + katekin (W0) = 21,2361 gram

Setelah dimasukan ke dalam oven, berat cawan + ekstrak menjadi (W1)

21,0938 gram

Rumus = W0 – W1 x 100 %

W0

= 21,2361 – 21,0938 x 100 %

21,2361

= 0,67 %

d. Rendemen katekin

Untuk melakukan penetapan rendemen katekin yang diperoleh digunakan rumus :

% rendemen =

x % kemurnian

=

x 85,25 %

= 47,28 %

Page 85: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Perlakuan pada hewan uji

Rata-rata berat badan tikus tiap kelompok

Tabel rata-rata berat badan tikus tiap kelompok

No Tanggal Rata-rata berat badan tikus tiap kelompok (gram)

KU 5

mg/kgBB

KU 10

mg/kgBB

KU 20

mg/kgBB

KU

KP

KU

KN

1 17-Apr 77.8 77.6 69.8 68.6 65.4

2 25-Apr 117 117.8 106.8 100 94

3 29-Apr 131.2 133.8 117.6 113.2 103.6

4 3-May 161.6 161.6 146.2 123.8 118.4

5 7-May 177 175.6 152.6 147.8 135.2

6 11-May 201.4 190.4 149.2 162 147.6

7 15-May 196.4 200.6 174 173.8 150

Gambar grafik rata-rata berat badan tikus

0

50

100

150

200

250

10-Apr 20-Apr 30-Apr 10-May 20-May

Rata-rata Berat Badan tikus

5 mg

10 mg

20 mg

KP

KN

Page 86: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. (Lanjutan)

Pembuatan kurva kalibrasi MDA

Tabel kurva kalibrasi (Indrayana,2008)

Volume

pengambilan

Volume

pengambilan Kadar

MDA (μl) H2O (μl) (μg/ml)

0 2000 0

5 1995 0.0036

10 1990 0.0072

20 1980 0.0144

40 1960 0.0288

80 1920 0.0576

160 1840 0.1152

320 1680 0.2304

640 1360 0.4608

Penetapan kadar MDA blanko rata-rata semua kelompok uji

No Kelompok Uji Kadar + SD Persentase

Kadar

1 Uji 5 mg/kgBB 0.592 + 0.226 100%

2 Uji 10 mg/kgBB 0.745 + 0.248 100%

3 Uji 20 mg/kgBB 0.497 + 0.144 100%

4 Uji KP 0.609 + 0.001 100%

5 Uji KN 0.533 + 0.104 100%

y = 1.2787x - 0.0023 R² = 0.9992

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0 0.2 0.4 0.6

Kurva kalibrasi

A

Linear (A)

0.592

0.745

0.497

0.609 0.533

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

1

5 mg

10 mg

20 mg

KP

KN

Page 87: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. (Lanjutan)

Penetapan kadar MDA akhir rata-rata semua kelompok uji

No Kelompok Uji Kadar + SD Persentase Kadar

1 Uji 5 mg/kgBB 0.474 + 0.182 ↓ 20.19%

2 Uji 10 mg/kgBB 0.523 + 0.198 ↓ 31.28%

3 Uji 20 mg/kgBB 0.221 + 0.101 ↓ 57.63%

4 Uji KP 0.453 + 0.055 ↓ 25.55%

5 Uji KN 0.937 + 0.126 ↑ 77.79%

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1

5 mg/kgBB

10 mg/kgBB

20 mg/kgBB

KP

KN

Page 88: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. (Lanjutan)

Distribusi kadar MDA sampel setiap individu per kelompok

No KU 5

mg/kgBB Absorban

Blanko Kadar Blanko

Mean + SD

Persentase Kadar MDA

Blanko Absorban

Akhir Kadar Akhir

Mean + SD

Perubahan Kadar MDA

1 Tikus I 0.61 0.476

0.472 + 0.003

100%

0.569 0.444 0.436 + 0.007

Menurun 7.627% 0.605 0.472 0.559 0.436

0.602 0.469 0.55 0.429

2 Tikus II 1.116 0.869

0.863 + 0.005

100%

0.857 0.668 0.663 + 0.005

Menurun 23.175% 1.107 0.862 0.852 0.664

1.102 0.858 0.845 0.658

3 Tikus III 0.711 0.554

0.546 + 0.007

100%

0.534 0.417 0.41 + 0.007

Menurun 24.908% 0.699 0.545 0.524 0.409

0.692 0.539 0.517 0.403

4 Tikus IV 1.013 0.789

0.773 + 0.015

100%

0.826 0.643 0.64 + 0.003

Menurun 17.206% 0.991 0.772 0.822 0.64

0.974 0.758 0.818 0.637

5 Tikus V 0.399 0.312

0.307 + 0.005

100%

0.282 0.221 0.221 + 0.003

Menurun 28.013% 0.393 0.307 0.286 0.224

0.387 0.302 0.279 0.218

Page 89: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. (Lanjutan)

No KU 10

mg/kgBB Absorban

Blanko Kadar Blanko

Mean + SD

Persentase Kadar MDA

Blanko Absorban

Akhir Kadar Akhir

Mean + SD

Perubahan Kadar MDA

1 Tikus I 1.095 0.853 0.849 + 0.004

100%

0.849 0.661 0.658 +

0.003

Menurun 22.497%

1.089 0.848 0.844 0.657

1.085 0.845 0.841 0.655

2 Tikus II 1.107 0.862 0.846 + 0.015

100%

0.815 0.635 0.631 +

0.004

Menurun 25.414%

1.088 0.847 0.809 0.63

1.067 0.831 0.806 0.628

3 Tikus III 1.356 1.055 1.031 + 0.025

100%

0.871 0.678 0.674 +

0.004

Menurun 34.626%

1.33 1.035 0.866 0.675

1.29 1.004 0.86 0.67

4 Tikus IV 0.505 0.394 0.393 + 0.0005

100%

0.287 0.225 0.209 +

0.015

Menurun 46.819%

0.504 0.393 0.265 0.208

0.503 0.393 0.247 0.194

5 Tikus V 0.791 0.616 0.607 + 0.008

100%

0.57 0.445 0.443 +

0.002

Menurun 27.018%

0.777 0.605 0.568 0.443

0.77 0.6 0.565 0.441

Page 90: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. (Lanjutan)

No KU 20

mg/kgBB Absorban

Blanko Kadar Blanko

Mean + SD

Persentase Kadar MDA

Blanko Absorban

Akhir Kadar Akhir

Mean + SD

Perubahan Kadar MDA

1 Tikus I 0.816 0.636 0.623 + 0.012

100%

0.431 0.337 0.336 + 0.001

Menurun 46.067%

0.797 0.621 0.43 0.336

0.784 0.611 0.428 0.334

2 Tikus II 0.732 0.57 0.563 + 0.006

100%

0.362 0.283 0.28 + 0.003

Menurun 50.266%

0.72 0.561 0.359 0.281

0.716 0.558 0.354 0.277

3 Tikus III 0.466 0.364 0.362 + 0.002

100%

0.176 0.138 0.138 + 0.0006

Menurun 61.878%

0.463 0.361 0.175 0.138

0.462 0.361 0.174 0.137

4 Tikus IV 0.795 0.619 0.614 + 0.005

100%

0.322 0.252 0.251 + 0.001

Menurun 59.12%

0.787 0.613 0.321 0.251

0.781 0.609 0.32 0.25

5 Tikus V 0.417 0.326 0.322 + 0.004

100%

0.12 0.095 0.094 + 0.0005

Menurun 70.807%

0.412 0.322 0.119 0.094

0.406 0.317 0.119 0.094

Page 91: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. (Lanjutan)

No KU KP Absorban

Blanko Kadar Blanko

Mean + SD

Persentase Kadar MDA

Blanko

Absorban Akhir

Kadar Akhir

Mean + SD

Perubahan Kadar MDA

1 Tikus I 0.894 0.696 0.692 + 0.003

100%

0.653 0.509 0.502 + 0.006

Menurun 27.457%

0.889 0.692 0.643 0.501

0.885 0.689 0.637 0.497

2 Tikus II 0.79 0.616 0.613 + 0.002

100%

0.58 0.452 0.448 + 0.004

Menurun 26.917%

0.787 0.613 0.574 0.448

0.784 0.611 0.568 0.443

3 Tikus III 0.794 0.619 0.618 + 0.001

100%

0.62 0.483 0.481 + 0.002

Menurun 22.168%

0.793 0.618 0.617 0.481

0.792 0.617 0.614 0.479

4 Tikus IV 0.744 0.58 0.578 + 0.001

100%

0.611 0.476 0.475 + 0.002

Menurun 17.82%

0.742 0.578 0.61 0.476

0.741 0.577 0.607 0.473

5 Tikus V 0.697 0.543 0.542 + 0.001

100%

0.465 0.363 0.361 + 0.002

Menurun 33.395%

0.695 0.542 0.462 0.361

0.694 0.541 0.459 0.358

Page 92: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. (Lanjutan)

No KU KN Absorban

Blanko Kadar Blanko

Mean + SD

Persentase Kadar MDA

Blanko

Absorban Akhir

Kadar Akhir

Mean + SD

Perubahan Kadar MDA

1 Tikus I 0.803 0.626

0.623 + 0.003 100%

1.31 1.02

1.017 + 0.003

Kenaikan 63.242%

0.799 0.623 1.306 1.016

0.796 0.62 1.303 1.014

2 Tikus II 0.748 0.583

0.581 + 0.001 100%

1.295 1.008

1.007 + 0.001

Kenaikan 73.321%

0.745 0.581 1.293 1.006

0.743 0.58 1.292 1.006

3 Tikus III 0.517 0.403

0.403 + 0.0005 100%

1.049 0.817

0.816 + 0.001

Kenaikan 102.481%

0.516 0.403 1.048 0.816

0.515 0.402 1.046 0.814

4 Tikus IV 0.818 0.637

0.618 + 0.017 100%

1.366 1.063

1.061 + 0.002

Kenaikan 71.683%

0.787 0.613 1.363 1.061

0.777 0.605 1.36 1.058

5 Tikus V 0.567 0.442

0.441 + 0.001 100%

1.007 0.784

0.786 + 0.002

Kenaikan 78.231%

0.565 0.441 1.01 0.786

0.563 0.439 1.013 0.789

Page 93: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Analisa data statistik

1) Uji normalitas dan Homogenitas terhadap kadar MDA

a) Uji normalitas Kolmogrov-Smirnov

Tujuan : untuk melihat distibusi data kadar MDA

Hipotesis : Ho = data kadar MDA terdistribusi normal

Ha = data kadar MDA tidak terdistribusi normal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

perlakuan kadar_awal kadar_akhir

N 25 25 25

Normal Parametersa Mean 3.00000 .59524 .52160

Std. Deviation 1.443376 .179058 .271099

Most Extreme Differences Absolute .156 .198 .129

Positive .156 .198 .129

Negative -.156 -.103 -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .779 .992 .644

Asymp. Sig. (2-tailed) .579 .279 .801

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : Uji normalitas kadar MDA seluruh kelompok terdistribusi normal

(P>0,05)

b) Uji homogenitas Levene

Untuk melihat data kadar MDA homogen atau tidak

Hipotesis : Ho = data kadar MDA homogen

Ha = data kadar MDA tidak homogen

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

kadar_awal 3.896 4 20 .017

kadar_akhir 2.778 4 20 .055

Keputusan : Uji homogenitas kadar MDA kelompok kadar akhir homogen (P>0,05)

Page 94: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. (Lanjutan)

2) Uji analisis varian (ANOVA) satu arah terhadap kadar MDA kelompok

hewan uji.

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data kadar MDA

Hipotesis : Ho = data kadar MDA tidak berbeda secara bermakna

Ha = data kadar MDA berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan

- Jika nilai signifikansi >0,05 maka Ho diterima

- Jika nilai signifikansi <0,05 maka Ho ditolak

ANOVA

Kadar

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.354 4 .339 16.623 .000

Within Groups .407 20 .020

Total 1.762 24

Keputusan : Data kadar MDA berbeda secara bermakna

3) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kadar MDA

Tujuan : Untuk menentukan data kadar MDA kelompok mana yang

memberikan nilai yang berbeda secara makna dengan data kadar MDA

kelompok lainnya

Hipotesis : Ho = bobot testis tidak berbeda secara bermakna

Ha = data bobot testis berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak

Page 95: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

kadar

LSD

(I) perlakuan (J) perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

KN KP .48400* .09027 .000 .2957 .6723

dosis 5 mg .46340* .09027 .000 .2751 .6517

dosis 10 mg .41440* .09027 .000 .2261 .6027

dosis 20 mg .71760* .09027 .000 .5293 .9059

KP KN -.48400* .09027 .000 -.6723 -.2957

dosis 5 mg -.02060 .09027 .822 -.2089 .1677

dosis 10 mg -.06960 .09027 .450 -.2579 .1187

dosis 20 mg .23360* .09027 .018 .0453 .4219

dosis 5 mg KN -.46340* .09027 .000 -.6517 -.2751

KP .02060 .09027 .822 -.1677 .2089

dosis 10 mg -.04900 .09027 .593 -.2373 .1393

dosis 20 mg .25420* .09027 .011 .0659 .4425

dosis 10 mg KN -.41440* .09027 .000 -.6027 -.2261

KP .06960 .09027 .450 -.1187 .2579

dosis 5 mg .04900 .09027 .593 -.1393 .2373

dosis 20 mg .30320* .09027 .003 .1149 .4915

dosis 20 mg KN -.71760* .09027 .000 -.9059 -.5293

KP -.23360* .09027 .018 -.4219 -.0453

dosis 5 mg -.25420* .09027 .011 -.4425 -.0659

dosis 10 mg -.30320* .09027 .003 -.4915 -.1149

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keputusan :

- Data kadar MDA semua kelompok berbeda bermakna terhadap kelompok

kontrol negatif (p ≤ 0,05)

Page 96: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

- Kelompok dosis rendah dan dosis sedang menunjukan tidak adanya

perbedaan bermakna terhadap kontrol positif (p ≥ 0,05)

- Kelompok dosis tinggi menunjukan adanya perbedaan bermakna terhadap

kelompok kontrol positif (p ≤ 0,05).

Lampiran 11. Hasil analisis statistik kadar MDA

Paired Samples T Test

Hipotesis : Ho = data penurunan kadar MDA tidak berbeda bermakna

Ha = data penurunan kadar MDA berbeda bermakna

Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Kelompok kontrol negatif hari ke-0 dan hari ke-8

Keputusan: Data penurunan kadar MDA untuk kelompok kontrol negatif berbeda

secara bermakna

Hipotesis : Ho = data penurunan kadar MDA tidak berbeda bermakna

Ha = data penurunan kadar MDA berbeda bermakna

Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Kelompok kontrol positif hari ke-0 dan hari ke-8

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 kadar_awal_KN -

kadar_akhir_KN -.40400 .03713 .01661 -.45011 -.35789 -24.329 4 .000

Page 97: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 kadar_awal_KP -

kadar_akhir_KP .15547 .03544 .01585 .11146 .19947 9.808 4 .001

Keputusan: Data penurunan kadar MDA untuk kelompok kontrol positif berbeda

secara bermakna

Hipotesis : Ho = data penurunan kadar MDA tidak berbeda bermakna

Ha = data penurunan kadar MDA berbeda bermakna

Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Kelompok uji dosis 5mg/KgBB hari ke-0 dan hari ke-8

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 kadar_awal_5 -

kadar_akhir_5 .11820 .06119 .02737 .04222 .19418 4.319 4 .012

Keputusan: Data penurunan kadar MDA untuk kelompok uji dosis 5mg/KgBB

berbeda secara bermakna

Hipotesis : Ho = data penurunan kadar MDA tidak berbeda bermakna

Ha = data penurunan kadar MDA berbeda bermakna

Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Kelompok uji dosis 10mg/KgBB hari ke-0 dan hari ke-8

Page 98: SKRIPSI HARY ABDUL RAHMAN 1112102000060 FAKULTAS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33192/1/Hary... · Judul skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Isolat Katekin

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 kadar_awal_10 -

kadar_akhir_10 .22240 .07747 .03465 .12620 .31860 6.419 4 .003

Keputusan: Data penurunan kadar MDA untuk kelompok uji dosis 10mg/KgBB

berbeda secara bermakna

Hipotesis : Ho = data penurunan kadar MDA tidak berbeda bermakna

Ha = data penurunan kadar MDA berbeda bermakna

Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Kelompok uji dosis 20 mg/KgBB hari ke-0 dan hari ke-8

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 kadar_awal_20 -

kadar_akhir_20 .27680 .05637 .02521 .20680 .34680 10.980 4 .000

Keputusan: Data penurunan kadar MDA untuk kelompok uji dosis 20mg/KgBB

berbeda secara bermakna