Forensik Pembuktian Malpraktik Dan Kaidah Dasar Bioetik

6
FORENSIK PEMBUKTIAN MALPRAKTIK DAN KAIDAH DASAR BIOETIK 2 Agustus 2010 – dr. Anwar Wardy W SISTEMATIKA Mengenal system Peradilan di RI Mnegenal Hukum Pembuktian di Peradilan Pidana Memahami Malpraktik medis dan unsur-unsurnya Pembuktian Malpraktek Kesimpulan Contoh Kasus JENIS PERADILAN UU No. 4/2004 KEKUASAAN KEHAKIMAN 1. Mahkamah Konstitusi’Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Menguji UU terhadap UUD45 Sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya diberi oleh UUD45 Pembubaran partai Mahkamah Agung Mengadili pada Tingkat Kasasi Menguji Peraturan Perundang-Undangan di bawah UU baik secara langsung ke MA ataupun Kasasi Kewenangan lain diberikan oleh UU Pengawasan pengadilan-pengadilan Jenjang: PN, PT, MA Peradilan Umum

description

PendahuluanTingkat prevalensi dan diagnosis hipertensi pada anak dan remaja tampak semakin meningkat sekarang ini. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan meningkatnya prevalensi obesitas padaanak dan meningkatnya kepedulian terhadap penyakit ini.1 Prevalensi hipertensi pada anakdiperkirakan sebesar 1 sampai dengan 2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu faktorrisiko terhadap terjadinya penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya

Transcript of Forensik Pembuktian Malpraktik Dan Kaidah Dasar Bioetik

FORENSIK PEMBUKTIAN MALPRAKTIK DAN KAIDAH DASAR BIOETIK 2 Agustus 2010 dr. Anwar Wardy WSISTEMATIKA Mengenal system Peradilan di RI Mnegenal Hukum Pembuktian di Peradilan Pidana Memahami Malpraktik medis dan unsur-unsurnya Pembuktian Malpraktek Kesimpulan Contoh KasusJENIS PERADILANUU No. 4/2004KEKUASAAN KEHAKIMAN1. Mahkamah KonstitusiMahkamah Agung

Mahkamah Konstitusi Menguji UU terhadap UUD45 Sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya diberi oleh UUD45 Pembubaran partaiMahkamah Agung Mengadili pada Tingkat Kasasi Menguji Peraturan Perundang-Undangan di bawah UU baik secara langsung ke MA ataupun Kasasi Kewenangan lain diberikan oleh UU Pengawasan pengadilan-pengadilan Jenjang: PN, PT, MAPeradilan Umum Disebut Umum: memeriksa baik pidana maupun Perdata Ada pengkhususan: Pengadilan Anak, Niaga, Ham, TipikorPengadilan Militer Dasar: UU Peradilan Militer 1999 Bagi pelangaran Pidana oleh pelaku anggota ABRI Aparat: POM, ODMIL, MAHMILPengadilan Agama Islam Waris, Cerai, RujukPeradilan Tata Usaha Negara Bagi Putusan oleh Pejabat TUNPENGADILAN DI INDONESIA Dibawah Mahkamah Agung -- Baik teknis maupun administrative Hakim Majelis , Bukan Juri Terperiksa punya hak ingkarTingkat KepastianPERDATA Prepoderance of Evidence --- Timbangan 51-49 sudah cukupPIDANA Beyond reasonable doubt Mendekati kepastian (>90%) Tak ada lagi keraguan yang beralasan

PENGANTAR HUKUM PEMBUKTIANPengertian: Pembuktian adalah upaya membuktikan bahwa benar telah terjadi sesuatu tindak Pidana, dan bahwa benar si terdakwa adalah pelaku tindak pidana tersebut---- Pada Perdata, mohon di-Analogi-kan saja ---- BUKTI = EVIDENCEJenis: Direct: secara langsung membuktikan adanya tindak pidana atau identitas pelaku. Contoh: dokter melakukan kesalahan pencambutan gigi ataupun salah tempat operasi misalnya kaki yang sakit kaki kiri akan tetapi dilakukan operasi pada kaki kanan. Indirect: tidak secara langsung namun beberapa bukti yang terpisah-pisah berhubungan satu sama lain, sehingga membuktikan (circumstantial) Contoh: melakukan penyuntikan tanpa melakukan test alergi -- mengakibatkan pasien mengalami alergi yang dapat menyebabkan kematianAlat Bukti SAH (Hukum Pidana)Pasal 184 KUHAP Keterangan Saksi Keterangan Ahli -- Science SUrat Petunjuk Keterangan TerdakwaKeterangan Saksi Pasal 185 KUHAPKeterangan Ahli Pasal 186 KUHAP -- Disumpah sebelum SIdang dimulai Yang Ahli Surat Pasal 187 KUHAP Keterangan AHLI Diajukan ke Sidang dalam bentuk alat bukti sah Keterangan Ahli dapat dalam 2 bentuk: Alat bukti sah keterangan ahli Bila secara Lisan di Pengadilan (186) Bila secara Lisan di periksa oleh penyidik/P.U (Penjelasan 186) Alat Bukti Sah SUrat Bila dibuat tertulis oleh ahli Alat Bukti

Golden Rule: What is right (or wrong) for one person in a given situation is similarlyKualifikasi -- level of competent (3-4)

KONSEP MODUL ETIKA DAN HUKUMPADA TAHAP PENDIDIKAN PROFESI DOKTERPengakuan HAM -- KDN Hak Autonom --- Aspek yang menyangkut orang banyakPendidikan Dokter -- penguasaan ilmu dan keterangan untuk membuat diagnosis, dan mengambil keputusanPendidikan formal & latihan - penilaian etik & hokum untuk pengambilan keputusan yg dapat dipertanggung jawabkan, sangat sedikit\pengambilan keputusan etik perlu dibiasakan, terutama secara normal di fakultas kedokteran, dengan metode yang mengunakan jalur penalaran nasional (MODUL) KOMPETENSI1. Mengambil keputusan etik dalam pelayanan praktik profesi dokter.Keterampilan: Mengindentifikasi adanya masalah etik dalam pelayanan praktik profesi dokter Mendiskusikan resiko klinik dan alternative tindakan dari maslah dalam praktik profesi dokter Mengetahui saat diperlukan konsultasi dengan pihak lain dalam penyelesaian masalah etik dalam praktik profesi dokter2. Menatalaksanai maslah hokum dalam praktik profesi dokter Kompetensi 4 3. Menerapkan prinsip etika, hokum dan moralitas Islam dalam praktek profesi dokter . Keterampilan: Mengidentifikasi4. Menjaga privasi dan kerahasiaan Keterampilan:5. Informed consentKeterampilan: Mampu melakukan dan mendapatkan informed consent yang baik dengan menggunakan berbagai material pendukung dengan tepat Mampu memberikan informasi, mendiskusikan berbagai resiko klinik dalam berbagai tindakan praktek profesi dokter Mampu menilai dan melakukan konsultasi etik atau hukum kepada pihak lain untuk mendapat second opinion termasuk dengan layanan sosial atau kepolisian

URAIAN MODUL UNTUK TIAP KOMPETENSI Topic Tahapan pemebelajaran Uraian kompentensi Tujuan pemebelajaran Strategy dan metode pembelajaran EvaluasiKESIMPULAN: Agar profesi dokter lebih mapan dalam menghadapi situasi/ dilemma etika yg komplek serta setiap