BIOETIK DAN HUMANIORA

89
BIOETIK DAN HUMANIORA BIOETIK DAN HUMANIORA H.M. HADI S. H.M. HADI S.

description

BIOETIK DAN HUMANIORA. H.M. HADI S. HUKUM & ETIKA (PENGANTAR). MANUSIA & NILAI Manusia dikodratkan / memiliki naluri untuk hidup bersama / berkelompok Utk. memenuhi kebutuhan pokok: sandang, pangan, papan, kes, pendidikan,  manusia akan bertingkah laku tertentu - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of BIOETIK DAN HUMANIORA

Page 1: BIOETIK DAN HUMANIORA

BIOETIK DAN HUMANIORABIOETIK DAN HUMANIORA

H.M. HADI S.H.M. HADI S.

Page 2: BIOETIK DAN HUMANIORA

HUKUM & ETIKAHUKUM & ETIKA(PENGANTAR)(PENGANTAR)

MANUSIA & NILAIMANUSIA & NILAI Manusia dikodratkan / memiliki naluri untuk Manusia dikodratkan / memiliki naluri untuk

hidup hidup bersamabersama / berkelompok / berkelompok Utk. memenuhi kebutuhan pokok: sandang, Utk. memenuhi kebutuhan pokok: sandang,

pangan, papan, kes, pendidikan, pangan, papan, kes, pendidikan, manusia manusia akan bertingkah laku tertentuakan bertingkah laku tertentu

Agar dlm Agar dlm kebersamaankebersamaan tdk terjadi konflik tdk terjadi konflik manusia membutuhkan nilai (value)manusia membutuhkan nilai (value)

Nilai = sesuatu yg berharga / patut utk Nilai = sesuatu yg berharga / patut utk diwujudkandiwujudkan

Utk mewujudkan nilai Utk mewujudkan nilai diperlukan pedoman / diperlukan pedoman / pegangan / ukuranpegangan / ukuran

Page 3: BIOETIK DAN HUMANIORA

KAIDAH DAN KAIDAH DAN PERATURANPERATURAN Pedoman / pegangan / ukuran tsb disebut Pedoman / pegangan / ukuran tsb disebut

kaidah = normakaidah = norma Kumpulan kaidah = peraturanKumpulan kaidah = peraturan Peraturan: - tertulis, - tidak tertulisPeraturan: - tertulis, - tidak tertulis Dlm kehidupan manusia tdp 2 bidang: - Dlm kehidupan manusia tdp 2 bidang: -

eksakta, - sosialeksakta, - sosial Eksakta: matematika, fisika, mekanika, kimiaEksakta: matematika, fisika, mekanika, kimia Sosial: - hukum, - non hukumSosial: - hukum, - non hukum Non hukum: agama, kesopanan, kesusilaan, Non hukum: agama, kesopanan, kesusilaan,

moral-etika, ketertiban moral-etika, ketertiban

Page 4: BIOETIK DAN HUMANIORA

HUKUMHUKUM

Hukum = kumpulan peraturan hukumHukum = kumpulan peraturan hukum Peraturan hukum = kumpulan kaidah / Peraturan hukum = kumpulan kaidah /

norma hukumnorma hukum Kaidah / norma hukum (norm) = pedoman / Kaidah / norma hukum (norm) = pedoman /

pegangan / ukuran utk mewujudkan nilai pegangan / ukuran utk mewujudkan nilai hukumhukum

Nilai (value) hukum = sesuatu yg berharga / Nilai (value) hukum = sesuatu yg berharga / patut utk diwujudkanpatut utk diwujudkan

Nilai hukum tdpt di dlm Nilai hukum tdpt di dlm asas hukumasas hukum Asas / prinsip / dasar hukum digunakan Asas / prinsip / dasar hukum digunakan

sebagai sebagai dasar pembentukan hukumdasar pembentukan hukum

Page 5: BIOETIK DAN HUMANIORA

BEBERAPA CONTOH BEBERAPA CONTOH ASAS HUKUMASAS HUKUM

kepastian hukum; - keadilan hukum; - Itikad baik; - kepastian hukum; - keadilan hukum; - Itikad baik; - kepantasan; - kepatutan; - praduga tdk bersalah kepantasan; - kepatutan; - praduga tdk bersalah (presumption of innocent); - kebebasan berkontrak; (presumption of innocent); - kebebasan berkontrak;

pacta sunt servanda; - audie et alteram partem; - pacta sunt servanda; - audie et alteram partem; - ex injura non oritur jus (dari perbuatan melawan ex injura non oritur jus (dari perbuatan melawan hkm tidak timbul hak); - in dubio pro reo; - unus hkm tidak timbul hak); - in dubio pro reo; - unus testis nullus testis; - nullum delictum nulla poena testis nullus testis; - nullum delictum nulla poena sine previa lege punali; asas matrimonial (suami = sine previa lege punali; asas matrimonial (suami = kepala rmh tangga);kepala rmh tangga);

lex neminem cogit ad impossibilia; - juro suo uti lex neminem cogit ad impossibilia; - juro suo uti nemo cogitur; - lex specialis derogat lex generalis; - nemo cogitur; - lex specialis derogat lex generalis; - lex posterior derogat lex priori; - lex superior lex posterior derogat lex priori; - lex superior derogat lex inferior; - dsb.derogat lex inferior; - dsb.

Page 6: BIOETIK DAN HUMANIORA

HUKUM DAN NON HUKUMHUKUM DAN NON HUKUM

HUKUMHUKUM Mengatur yg boleh – Mengatur yg boleh –

tak bolehtak boleh Berisi hak - kewajibanBerisi hak - kewajiban Tujuan: membentuk Tujuan: membentuk

masyarakat yg idealmasyarakat yg ideal Pentaatan datang dari Pentaatan datang dari

luar o.k takut sanksiluar o.k takut sanksi Hukum yg baik hanya Hukum yg baik hanya

mengatur halmengatur hal² lahiriah² lahiriah Sanksi: oleh penguasaSanksi: oleh penguasa Daerah hukum: lebih Daerah hukum: lebih

luasluas

NON HUKUMNON HUKUM Mengatur yg baik – Mengatur yg baik –

tak baiktak baik Berisi kewajiban sajaBerisi kewajiban saja Tujuan: membentuk Tujuan: membentuk

manusia yg idealmanusia yg ideal Pentaatan datang dari Pentaatan datang dari

dalam diri sendiridalam diri sendiri Mengatur hal-hal yg Mengatur hal-hal yg

baik rohani – jasmani baik rohani – jasmani Sanksi oleh Sanksi oleh

masyarakatmasyarakat Daerah lebih sempit Daerah lebih sempit

Page 7: BIOETIK DAN HUMANIORA

HUKUM MATERIAL – HUKUM HUKUM MATERIAL – HUKUM FORMALFORMAL Hukum Material = kumpulan peraturan Hukum Material = kumpulan peraturan

yang berisi hak – kewajiban, yg mengatur yang berisi hak – kewajiban, yg mengatur perbuatan hukum manusia: - KUHPer; - perbuatan hukum manusia: - KUHPer; - KUHPid; - KUHD; - Hk Kes; - UUPK; - PP; - KUHPid; - KUHD; - Hk Kes; - UUPK; - PP; - Permen; - Perda; - dst.Permen; - Perda; - dst.

Hukum Formal (Acara) = kumpulan Hukum Formal (Acara) = kumpulan peraturan yg berisi pedoman beracara di peraturan yg berisi pedoman beracara di pengadilan apabila ada hak yg dilanggar / pengadilan apabila ada hak yg dilanggar / tdk melakukan kewajiban: - KUHAP; - HIR tdk melakukan kewajiban: - KUHAP; - HIR (RIB); - RV (Rechtsvordering)(RIB); - RV (Rechtsvordering)

Page 8: BIOETIK DAN HUMANIORA

IUS CONSTITUTUM – IUS IUS CONSTITUTUM – IUS CONSTITUENDUMCONSTITUENDUM

Ius constitutum (= hukum positif) Ius constitutum (= hukum positif) Indonesia menganut sistem Eropa Indonesia menganut sistem Eropa Kontinental (kepastian hukum); Kontinental (kepastian hukum); sistem lain mis. Singapura menganut sistem lain mis. Singapura menganut sistem Anglo -Saxon (keadilan sistem Anglo -Saxon (keadilan hukum)hukum)

Ius constituendum (RUU): dapat Ius constituendum (RUU): dapat dibuat oleh eksekutif atau legislatif / dibuat oleh eksekutif atau legislatif / DPRDPR

Page 9: BIOETIK DAN HUMANIORA

ETIKA – HUKUM ETIKA – HUKUM

ETIKAETIKA Aspirasi: moralitasAspirasi: moralitas Apa yg baik dilakukanApa yg baik dilakukan Sanksi oleh teman Sanksi oleh teman

sejawatsejawat Mengatur tingkah-laku Mengatur tingkah-laku

secara umumsecara umum Etika yg tertulis = kode Etika yg tertulis = kode

etiketik Etika ada yg >< hukum Etika ada yg >< hukum

(mis. budaya carok di (mis. budaya carok di Madura, koteka di Madura, koteka di Papua) Papua)

HUKUMHUKUM Aspirasi: kewajibanAspirasi: kewajiban Apa yg boleh / tdk bolehApa yg boleh / tdk boleh Sanksi thd pelanggar Sanksi thd pelanggar

disepakati masy dlm UUdisepakati masy dlm UU Mengatur tingkah laku Mengatur tingkah laku

manusia secara spesifikmanusia secara spesifik Hukum tertulis=hk Hukum tertulis=hk

positif, tidak tertulis = positif, tidak tertulis = hk adathk adat

Hukum ada yg >< dg Hukum ada yg >< dg etikaetika

Page 10: BIOETIK DAN HUMANIORA

ILMU PENGETAHUANILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan (science) berisi pengetahuan, Ilmu pengetahuan (science) berisi pengetahuan,

terdapat sistematika dan selalu dapat diuji secara kritisterdapat sistematika dan selalu dapat diuji secara kritis Pengetahuan adalah kumpulan faktaPengetahuan adalah kumpulan fakta Fakta adalah kebenaran relatif, hasil penelitianFakta adalah kebenaran relatif, hasil penelitian Fakta: fakta ilmiah dan fakta non ilmiahFakta: fakta ilmiah dan fakta non ilmiah Fakta adalah kenyataan yg telah diungkapkan dengan Fakta adalah kenyataan yg telah diungkapkan dengan

penelitianpenelitian Penelitian: suatu proses yg dpt dilakukan secara ilmiah / Penelitian: suatu proses yg dpt dilakukan secara ilmiah /

non ilmiahnon ilmiah Penelitian non ilmiah: penemuan; akal sehat; intuisi; trial Penelitian non ilmiah: penemuan; akal sehat; intuisi; trial

and error; wibawaand error; wibawa Penelitian ilmiah: dg melakukan langkahPenelitian ilmiah: dg melakukan langkah² ilmiah: ² ilmiah:

perumusan masalah, mengumpulkan data, analisisperumusan masalah, mengumpulkan data, analisis Teori: bbrp fakta yg diatur sedemikian rupa dan dpt Teori: bbrp fakta yg diatur sedemikian rupa dan dpt

menjelaskan fenomena yg ada dlm kehidupan se-harimenjelaskan fenomena yg ada dlm kehidupan se-hari²²

Page 11: BIOETIK DAN HUMANIORA

HUMANIORA - BIOETIKHUMANIORA - BIOETIK

Humaniora Humaniora (Latin: humanior) (Latin: humanior) = ilmu = ilmu pengetahuan yg bertujuan membuat manusia pengetahuan yg bertujuan membuat manusia lbh berbudaya;lbh berbudaya;

Humaniora meliputi: agama, filsafat, bahasa, Humaniora meliputi: agama, filsafat, bahasa, sastra, seni, sastra, seni, hukumhukum, dsb.;, dsb.;

Bioetik: Bio = kehidupan; etik = aspirasi moral Bioetik: Bio = kehidupan; etik = aspirasi moral ttg baik / tdk baikttg baik / tdk baik

Biologi = ilmu pengetahuan ttg kehidupan Biologi = ilmu pengetahuan ttg kehidupan (manusia, flora, fauna)(manusia, flora, fauna)

Bioteknologi: pertanian, peternakan, kedokteranBioteknologi: pertanian, peternakan, kedokteran Bioetik = ilmu pengetahuan ttg kehidupan Bioetik = ilmu pengetahuan ttg kehidupan

dihubungkan dg moral (etika)dihubungkan dg moral (etika)

Page 12: BIOETIK DAN HUMANIORA

BIOHUKUMBIOHUKUM Biohukum = ilmu pengetahuan ttg Biohukum = ilmu pengetahuan ttg

kehidupan dihubungkan dg hukumkehidupan dihubungkan dg hukum Hukum dlm ilmu pengetahuan ttg Hukum dlm ilmu pengetahuan ttg

kehidupan mempermasalahkan ttg hak kehidupan mempermasalahkan ttg hak dan kewajiban manusia itu sendiri dan kewajiban manusia itu sendiri mengenai kehidupannya yg timbal-balik mengenai kehidupannya yg timbal-balik dg manusia lainnyadg manusia lainnya

Etika dlm ilmu pengetahuan ttg Etika dlm ilmu pengetahuan ttg kehidupan mempermasalahkan ttg kehidupan mempermasalahkan ttg kewajiban yg ada dari dlm diri sendiri kewajiban yg ada dari dlm diri sendiri untuk menghargai kehidupanuntuk menghargai kehidupan

Page 13: BIOETIK DAN HUMANIORA

KEHIDUPANKEHIDUPAN

DANDAN

KEMATIANKEMATIAN

Page 14: BIOETIK DAN HUMANIORA

KEHIDUPAN – KEHIDUPAN – KEMATIAN KEMATIAN Kehidupan: kapan dimulai kehidupan?; apakah Kehidupan: kapan dimulai kehidupan?; apakah

saat pertemuan sel mani dan sel telor?; apakah saat pertemuan sel mani dan sel telor?; apakah pd saat nidasi zygote di dinding rahim?; stlh 12 pd saat nidasi zygote di dinding rahim?; stlh 12 minggu?; apakah bila dianggap blm ada minggu?; apakah bila dianggap blm ada kehidupan kehamilan dpt diakhiri?kehidupan kehamilan dpt diakhiri?

Kematian: kapan dimulai kematian?; pd saat Kematian: kapan dimulai kematian?; pd saat slrh fungsi tbh berhenti?; apakah kematian slrh fungsi tbh berhenti?; apakah kematian batang otak dapat dijadikan ukuran kematian?batang otak dapat dijadikan ukuran kematian?

Kriteria pengobatan: apakah pengobatan akan Kriteria pengobatan: apakah pengobatan akan dilakukan / dimulai?; apakah pengobatan akan dilakukan / dimulai?; apakah pengobatan akan dihentikan?dihentikan?

Page 15: BIOETIK DAN HUMANIORA

BANTUAN PENGOBATAN BANTUAN PENGOBATAN YANG SIA-SIAYANG SIA-SIA

Memulai tindakan medikMemulai tindakan medik Menghentikan tindakan medikMenghentikan tindakan medik Yang utama adalah informed consent Yang utama adalah informed consent

kpd pasien / kel ttg keuntungan / kpd pasien / kel ttg keuntungan / kerugian dari memulai / kerugian dari memulai / menghentikan tindakan medikmenghentikan tindakan medik

Kepentingan pasien didahulukanKepentingan pasien didahulukan

Page 16: BIOETIK DAN HUMANIORA

THE RIGHT OF SELF THE RIGHT OF SELF DETERMINATION DETERMINATION (TROS)(TROS) Hak asasi pasien yg paling dasar utk Hak asasi pasien yg paling dasar utk

menentukan menerima / menolak menentukan menerima / menolak tindakan pengobatantindakan pengobatan

Rhodes island case: The health care Rhodes island case: The health care power of attorney act (kasus Marcia power of attorney act (kasus Marcia Gray yg mengalami mati klinis / hidup Gray yg mengalami mati klinis / hidup secara vegetatip krn bantuan alatsecara vegetatip krn bantuan alat² ² medis medis suami minta menghentikan suami minta menghentikan bantuan alat² bantuan alat² dr. menolak, namun dr. menolak, namun pengadilan mengabulkan permohonan pengadilan mengabulkan permohonan suami Marcia) suami Marcia)

The right of terminally ill actThe right of terminally ill act

Page 17: BIOETIK DAN HUMANIORA

PENGAKHIRAN PENGAKHIRAN KEHIDUPANKEHIDUPAN Pasien kompeten (sadar, dewasa, cakap): Pasien kompeten (sadar, dewasa, cakap):

menyatakan penolakan dengan tegas untuk menyatakan penolakan dengan tegas untuk meneruskan pengobatan; telah mendapat meneruskan pengobatan; telah mendapat informasi yang jelas / akurat; menanda tangani informasi yang jelas / akurat; menanda tangani surat keterangan pulang paksasurat keterangan pulang paksa

Pasien tdk kompeten: melalui keluarga / Pasien tdk kompeten: melalui keluarga / pengampu pengampu dlm kondisi terminal berhak utk dlm kondisi terminal berhak utk menerima / menolak bantuan secara vegetatifmenerima / menolak bantuan secara vegetatif

Kasus pasien terminal: yg penting diperhatikan Kasus pasien terminal: yg penting diperhatikan adalah kompetensi pasien dlm menentukan diri adalah kompetensi pasien dlm menentukan diri sendiri + pendapat setidaknya dari 2 dokter lain sendiri + pendapat setidaknya dari 2 dokter lain yg tdk ikut merawat pasienyg tdk ikut merawat pasien

Demi kepentingan pasien bila ada keberatan dari Demi kepentingan pasien bila ada keberatan dari pihak lain, hendaknya dokter yg menentukanpihak lain, hendaknya dokter yg menentukan

Page 18: BIOETIK DAN HUMANIORA

KEMATIAN BATANG OTAKKEMATIAN BATANG OTAK SK PB IDI No. 231/PB/A.4/07/90: seseorang SK PB IDI No. 231/PB/A.4/07/90: seseorang

dinyatakan mati bila: - fungsi spontan pernapasan dinyatakan mati bila: - fungsi spontan pernapasan dan jantung tlh berhenti secara pasti / ireversibel; - dan jantung tlh berhenti secara pasti / ireversibel; - tlh terjadi kematian batang otaktlh terjadi kematian batang otak

Leenen: kematian otak = kriterium matinya Leenen: kematian otak = kriterium matinya seseorang krn tlh berakhirnya intelektual dan psikis seseorang krn tlh berakhirnya intelektual dan psikis seseorangseseorang

Kriteria kematian otak: otak mutlak tdk berfungsi dan Kriteria kematian otak: otak mutlak tdk berfungsi dan fungsi otak tdk dpt dipulihkan kembali fungsi otak tdk dpt dipulihkan kembali berdasarkan ilmu ttg Neuro-elektrologi diukur dg alat berdasarkan ilmu ttg Neuro-elektrologi diukur dg alat EEG.EEG.

Pertanyaan: bila tlh terjadi mati klinis tetapi pasien Pertanyaan: bila tlh terjadi mati klinis tetapi pasien masih hidup secara vegetatif masih hidup secara vegetatif apakah kehidupan apakah kehidupan boleh diakhiri? boleh diakhiri? Jawab: hukum tdk mengatur Jawab: hukum tdk mengatur diserahkan kpd etika yg berlaku (+ fatwa IDI SK di diserahkan kpd etika yg berlaku (+ fatwa IDI SK di atas)atas)

Page 19: BIOETIK DAN HUMANIORA

PRINSIPPRINSIP KOPENHAGEN: KOPENHAGEN: PRINSIPPRINSIP DASAR BIOETIKA DAN BIOHUKUM DASAR BIOETIKA DAN BIOHUKUM Otonomi, bebas dari paksaan (Beucham – Childress ttg Otonomi, bebas dari paksaan (Beucham – Childress ttg

informed consent informed consent yg perlu dijelaskan kemungkinan yg perlu dijelaskan kemungkinan akibatnyaakibatnya): pengungkapan-kejelasan; pemahaman; ): pengungkapan-kejelasan; pemahaman; sukarela; kompeten; persetujuansukarela; kompeten; persetujuan

Martabat manusia (human dignity) Martabat manusia (human dignity) karena kemajuan karena kemajuan teknologi kemungkinan maju tanpa akhir teknologi kemungkinan maju tanpa akhir Noelle Lenoir: Noelle Lenoir: “Bioetik dan Biolaw “Bioetik dan Biolaw utk melindungi martabat manusia utk melindungi martabat manusia dari kemajuan teknologi”dari kemajuan teknologi”

Integritas: konsep filsafat yg terkait erat dg otonomi dan Integritas: konsep filsafat yg terkait erat dg otonomi dan martabat martabat memiliki dimensi spiritual dan dimensi tubuh memiliki dimensi spiritual dan dimensi tubuh

Dimensi spiritual dpt diungkapkan sbg konsep yg tdk dpt Dimensi spiritual dpt diungkapkan sbg konsep yg tdk dpt tersentuh; integritas psikis & fisik sekarang berkaitan dg tersentuh; integritas psikis & fisik sekarang berkaitan dg kemajuan teknologi kedokt muncul dlm manipulasi kemajuan teknologi kedokt muncul dlm manipulasi genetikgenetik

Vulnerable (kedudukan lemah): dipakai sbg dasar utk Vulnerable (kedudukan lemah): dipakai sbg dasar utk melindungi yg lemah melindungi yg lemah dibuat berbagai norma etika / dibuat berbagai norma etika / hukum hukum

Page 20: BIOETIK DAN HUMANIORA

EUTHANASIAEUTHANASIAPasal 344 KUHP: “Barangsiapa hilangkan nyawa Pasal 344 KUHP: “Barangsiapa hilangkan nyawa

orang lain atas permintaan yg sungguhorang lain atas permintaan yg sungguh² ² dipidana penjara dipidana penjara << 12 tahun” 12 tahun”

Psl ini dianggap sbg dasar hukuman thdp Psl ini dianggap sbg dasar hukuman thdp seseorang yg membantu menghilangkan nyawa seseorang yg membantu menghilangkan nyawa orang lain orang lain atas permintaanatas permintaan yg sungguh² dari yg sungguh² dari orang ituorang itu

Sering disebut = Sering disebut = euthanasia aktifeuthanasia aktif krn adanya krn adanya permintaan yg diucapkan (pembunuhan atas permintaan yg diucapkan (pembunuhan atas permintaan)permintaan)

Euthanasia pasifEuthanasia pasif apabila tidak terdapat apabila tidak terdapat permintaan dari orang ybs (pembunuhan tanpa permintaan dari orang ybs (pembunuhan tanpa permintaan) permintaan)

Page 21: BIOETIK DAN HUMANIORA

SEJARAH EUTHANASIASEJARAH EUTHANASIA

Belanda1951: seorang wanita tua menderita Belanda1951: seorang wanita tua menderita rapuh tulang rapuh tulang sakit amat sangat + tdk dpt sakit amat sangat + tdk dpt lakukan apa-apalakukan apa-apa

Ia meminta kpd anak perempuannya Ia meminta kpd anak perempuannya (seorang dokter) utk mengakhiri hidupnya(seorang dokter) utk mengakhiri hidupnya

Pd mulanya anaknya selalu menolak krn Pd mulanya anaknya selalu menolak krn takut sanksi hukum takut sanksi hukum ibunya marah ibunya marah² ² akhirnya si anak menuruti kemauan ibunya akhirnya si anak menuruti kemauan ibunya dg suntikan dg suntikan sang ibu † sang ibu †

Di pengadilan Di pengadilan putusan hakim dokter putusan hakim dokter dinyatakan bersalah dinyatakan bersalah pidana 1 hari penjara pidana 1 hari penjara

Page 22: BIOETIK DAN HUMANIORA

UU TENTANG BANTUAN UU TENTANG BANTUAN PENGAKHIRAN KEHIDUPANPENGAKHIRAN KEHIDUPAN Diundangkan di Bld pd 1 April 2001Diundangkan di Bld pd 1 April 2001 Dasar: the right of self determination (TROS)Dasar: the right of self determination (TROS) Penghargaan thd kwalitas dari kehidupan (bio)Penghargaan thd kwalitas dari kehidupan (bio) Syarat utama: permintaan bebas dari pasienSyarat utama: permintaan bebas dari pasien Syarat lain: sakit yg amat sangat; penyakit tdk Syarat lain: sakit yg amat sangat; penyakit tdk

dpt disembuhkan / terminal; dilakukan oleh dr. dpt disembuhkan / terminal; dilakukan oleh dr. keluarga atas rekomendasi dr. spesialiskeluarga atas rekomendasi dr. spesialis

Stlh dilaksanakan Stlh dilaksanakan lapor kejaksaan lapor kejaksaan

Page 23: BIOETIK DAN HUMANIORA

PELAKSANAAN PELAKSANAAN EUTHANASIAEUTHANASIA Mengikut sertakan banyak pihak: pekerja Mengikut sertakan banyak pihak: pekerja

sosialsosial Bila perlu dpt diberikan bantuan psikolog, Bila perlu dpt diberikan bantuan psikolog,

rohaniwanrohaniwan Pasien betulPasien betul² tlh siap, kalau ragu² ditunda² tlh siap, kalau ragu² ditunda Keluarga tdk berhak meminta/menolak Keluarga tdk berhak meminta/menolak

euthanasiaeuthanasia Dari thn ke thn permintaan euthanasia makin Dari thn ke thn permintaan euthanasia makin

btbhbtbh Diperkirakan sblm UU diberlakukan tindakan Diperkirakan sblm UU diberlakukan tindakan

euthanasia tlh banyak dilakukan, trtm oleh dr.euthanasia tlh banyak dilakukan, trtm oleh dr.

Page 24: BIOETIK DAN HUMANIORA

EUTHANASIA DI EUTHANASIA DI INDONESIAINDONESIA Pasal 344 KUHP masih berlaku Pasal 344 KUHP masih berlaku

euthanasia dilarang. Bila dilakukan euthanasia dilarang. Bila dilakukan penjara penjara << 12 th + 12 th + ⅓ bila pelakunya dr.⅓ bila pelakunya dr.

Pbtkn uu ttg euthanasia dlm wkt dekat Pbtkn uu ttg euthanasia dlm wkt dekat tampaknya sulit, di samping apakah ada tampaknya sulit, di samping apakah ada dr. yang mau melakukan?dr. yang mau melakukan?

Apakah secara diam-diam euthanasia tlh Apakah secara diam-diam euthanasia tlh dilakukan? Mungkin saja, namun krn dilakukan? Mungkin saja, namun krn ancaman hukuman yg berat maka sulit ancaman hukuman yg berat maka sulit utk mengetahuinyautk mengetahuinya

Page 25: BIOETIK DAN HUMANIORA

INSEMINASI BUATANINSEMINASI BUATAN

Negara yg membolehkan donor bukan Negara yg membolehkan donor bukan suami, cukup banyaksuami, cukup banyak

Indonesia Indonesia donor harus suami donor harus suami Kerahasiaan donor yg bukan suami Kerahasiaan donor yg bukan suami

amat dijaga, utk mencegah masalah di amat dijaga, utk mencegah masalah di kemudian harikemudian hari

Di Indonesia dokter yg melakukan Di Indonesia dokter yg melakukan inseminasi buatan dengan donor inseminasi buatan dengan donor bukan suami = melakukan tindak bukan suami = melakukan tindak pidana kejahatan yg diancam pidana pidana kejahatan yg diancam pidana penjara / denda penjara / denda

Page 26: BIOETIK DAN HUMANIORA

STATUS ANAKSTATUS ANAK

Negara menetapkan bahwa anak yg Negara menetapkan bahwa anak yg lahir dlm perkawinan = anak sahlahir dlm perkawinan = anak sah

Sehingga dlm hal donor bukan suami, Sehingga dlm hal donor bukan suami, bapak dari si anak adalah suami dari si bapak dari si anak adalah suami dari si wanita yg mengandungwanita yg mengandung

Anak yg dilahirkan tidak dlm ikatan Anak yg dilahirkan tidak dlm ikatan perkawinan = anak luar kawinperkawinan = anak luar kawin

Anak luar kawin hanya mempunyai Anak luar kawin hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan hubungan hukum dengan ibu dan keluarga ibu keluarga ibu

Page 27: BIOETIK DAN HUMANIORA

IBU PIKUL (SURROGATE MOTHER)IBU PIKUL (SURROGATE MOTHER) Sewa rahim?Sewa rahim? Sel telur dari pemesan, sperma pemesan (dari Sel telur dari pemesan, sperma pemesan (dari

pemesan dua-duanya atau salah satu)pemesan dua-duanya atau salah satu) Kalau bukan dari pemesan, namanya bukan Kalau bukan dari pemesan, namanya bukan

surrogate mothersurrogate mother Stlh anak lahir maka anak adalah anak sah si ibu Stlh anak lahir maka anak adalah anak sah si ibu

pikul dan suaminyapikul dan suaminya Peralihan anak dengan adopsiPeralihan anak dengan adopsi Seringkali terjadi pemalsuan identitas, langsung Seringkali terjadi pemalsuan identitas, langsung

atas nama pemesan atas nama pemesan di Indonesia sering terjadi di Indonesia sering terjadi anak perempuan 15 th melahirkan anak perempuan 15 th melahirkan si anak diaku si anak diaku anak dari kakek/nenek (= pemalsuan identitas)anak dari kakek/nenek (= pemalsuan identitas)

Page 28: BIOETIK DAN HUMANIORA

STATUS ANAK STLH STATUS ANAK STLH ORTU CERAIORTU CERAI Anak tetap anak sahAnak tetap anak sah Di Jerman pernah terjadi bapak dari anak dari Di Jerman pernah terjadi bapak dari anak dari

inseminasi buatan yg tlh bercerai dg inseminasi buatan yg tlh bercerai dg isterinya mengadukan gugatan ke isterinya mengadukan gugatan ke pengadilan bhw anak yg didapat dari hasil pengadilan bhw anak yg didapat dari hasil inseminasi buatan bukan anaknya (di inseminasi buatan bukan anaknya (di Indonesia tidak bisa) Indonesia tidak bisa) gugatan dikabulkan gugatan dikabulkan

Hal tdk dpt dikabulkan di Indonesia krn Hal tdk dpt dikabulkan di Indonesia krn status anak sah tidak dpt diubah demi untuk status anak sah tidak dpt diubah demi untuk kepentingan bapakkepentingan bapak

Konsekwensi kpd warisan Konsekwensi kpd warisan anak berhak anak berhak menjadi ahli warismenjadi ahli waris

Page 29: BIOETIK DAN HUMANIORA

PP NO. 18/1981: BEDAH MAYAT PP NO. 18/1981: BEDAH MAYAT KLINIS, ANATOMIS & KLINIS, ANATOMIS & TRANSPLANTASI ORGANTRANSPLANTASI ORGAN

Bab V, Pasal 10 s/d 19: hanya dpt Bab V, Pasal 10 s/d 19: hanya dpt dilakukan di RS tertentu yg ditunjuk dilakukan di RS tertentu yg ditunjuk PemerintahPemerintah

Transplantasi organ: tdk boleh dilakukan Transplantasi organ: tdk boleh dilakukan oleh dokter donoroleh dokter donor

Penentuan Penentuan † dilakukan oleh 2 dokter yg † dilakukan oleh 2 dokter yg tdk bersangkutan dg tindakan tdk bersangkutan dg tindakan transplantasitransplantasi

Ketentuan khusus: persetujuan ditanda Ketentuan khusus: persetujuan ditanda tangani di atas meterai dengan 2 saksitangani di atas meterai dengan 2 saksi

Page 30: BIOETIK DAN HUMANIORA

DONORDONOR

Korban kecelakaan yang Korban kecelakaan yang † harus dengan ijin † harus dengan ijin keluarga (kecuali tlh ada kodisil)keluarga (kecuali tlh ada kodisil)

Kodisil = pernyataan dari orang yg masih hidup, Kodisil = pernyataan dari orang yg masih hidup, bahwa bila † bersedia mendonorkan organnyabahwa bila † bersedia mendonorkan organnya

Syarat kodisil: mampu berbuat hukum (dewasa, Syarat kodisil: mampu berbuat hukum (dewasa, cakap, sadar)cakap, sadar)

Utk donor hidup harus betul² diberikan Utk donor hidup harus betul² diberikan informasi yang lengkap informasi yang lengkap

Dokter harus yakin bahwa donor tlh mengerti Dokter harus yakin bahwa donor tlh mengerti betul ttg segala hal berkaitan operasi betul ttg segala hal berkaitan operasi pengangkatan organpengangkatan organ

Tidak boleh ada kompensasi dlm bentuk Tidak boleh ada kompensasi dlm bentuk apapun bagi donor / keluarga donorapapun bagi donor / keluarga donor

Page 31: BIOETIK DAN HUMANIORA

LARANGANLARANGAN

Jual-beli organ / kompensasi dilarang Jual-beli organ / kompensasi dilarang (norma etika / moral dijadikan norma (norma etika / moral dijadikan norma hukum)hukum)

Menerima & mengirim organ dari & ke Menerima & mengirim organ dari & ke luar negeri dilarangluar negeri dilarang

Kecuali untuk penelitian dan keperluan Kecuali untuk penelitian dan keperluan lain yang ditetapkan oleh Menkeslain yang ditetapkan oleh Menkes

Ketentuan pidana: 3 bln penjara atau Ketentuan pidana: 3 bln penjara atau denda Rp. 7.500,- (skr: denda Rp. 7.500,- (skr: ++ Rp. 20 jt.) Rp. 20 jt.)

Dpt pula ditambah hukuman Dpt pula ditambah hukuman administratifadministratif

Page 32: BIOETIK DAN HUMANIORA

PENGGUGURAN KANDUNGAN PENGGUGURAN KANDUNGAN (ABORSI)(ABORSI)Pidana KejahatanPidana Kejahatan KUHP: pelaku & perempuan yg digugurkan kandungan KUHP: pelaku & perempuan yg digugurkan kandungan

diancam pidana penjaradiancam pidana penjara Tindak pidana kejahatan thd kemanusiaanTindak pidana kejahatan thd kemanusiaan UU 23/’92: utk menyelamatkan nyawa ibu dpt dilakukan UU 23/’92: utk menyelamatkan nyawa ibu dpt dilakukan

pengguguran (indikasi medis)pengguguran (indikasi medis) Dilakukan oleh dokter tertentu di sarkes tertentuDilakukan oleh dokter tertentu di sarkes tertentu Melanggar UU 23/’92: dokter dihukum penjara dan atau Melanggar UU 23/’92: dokter dihukum penjara dan atau

dendadenda KUHP: dr. jadi pelaku KUHP: dr. jadi pelaku pidana + pidana + ⅓ -nya⅓ -nya Di Bld sejak 1981 dg alasan apapun aborsi boleh dilakukan Di Bld sejak 1981 dg alasan apapun aborsi boleh dilakukan

siapa saja (hak individu + kesadaran hukum)siapa saja (hak individu + kesadaran hukum) Dr. Handoko Tjokroputranto: “krn kandungannya bumil Dr. Handoko Tjokroputranto: “krn kandungannya bumil

stres berat / ingin bunuh diri stres berat / ingin bunuh diri boleh diaborsi boleh diaborsi Di Indonesia: 2 jt pengguguran kandungan / th (?) Di Indonesia: 2 jt pengguguran kandungan / th (?) † …% † …%

RUU Aborsi / revisi Pasal 15 UU 23/’92 RUU Aborsi / revisi Pasal 15 UU 23/’92

Page 33: BIOETIK DAN HUMANIORA

INDIKASI MEDISINDIKASI MEDIS

Untuk menyelamatkan nyawa ibuUntuk menyelamatkan nyawa ibu Hanya fisik Hanya fisik terancam nyawanya terancam nyawanya Kegagalan KB Kegagalan KB dpt dilakukan dpt dilakukan

tindakan tertentutindakan tertentu Hasil perkosaan Hasil perkosaan dpt dilakukan dpt dilakukan

(bumil stres berat / bahaya bunuh diri)(bumil stres berat / bahaya bunuh diri) Hak perempuan atas alat reproduksi Hak perempuan atas alat reproduksi

dlm UU 23/’04: Penghapusan KDRT, dlm UU 23/’04: Penghapusan KDRT, tdk memberikan hak untuk melakukan tdk memberikan hak untuk melakukan pengguguran kandungan pengguguran kandungan

Page 34: BIOETIK DAN HUMANIORA

BACAANBACAAN Fred Ameln, Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Kapita Selekta Hukum Kedokteran,

Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991;Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991; FK UI, FK UI, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia,

FKUI Jakarta, 1987;FKUI Jakarta, 1987; Guwandi, J., Guwandi, J., Bioethis & Biolaw (Kumpulan Kasus),Bioethis & Biolaw (Kumpulan Kasus), FKUI FKUI

Jakarta, 2000;Jakarta, 2000; Soeprono, R., dkk., Soeprono, R., dkk., Kelahiran, Kehidupan dan Kematian, Kelahiran, Kehidupan dan Kematian,

FK UGM Yogyakarta, 1984;FK UGM Yogyakarta, 1984; KERSI RSUD Dr. Soetomo, KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di Bidang Etik dan Hukum di Bidang

Kesehatan, Kesehatan, KERSI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2001;KERSI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2001; Munir Fuady, Munir Fuady, Sumpah Hipporates (Aspek Hukum Sumpah Hipporates (Aspek Hukum

Malpraktek Dokter), Malpraktek Dokter), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005;2005;

Wila Ch. Supriadi,Wila Ch. Supriadi,Bioetik dan Biohukum, Bioetik dan Biohukum, (Monograf (Monograf Kuliah di Program S2 Magister Hukum Unika Kuliah di Program S2 Magister Hukum Unika Soegijapranata), Semarang, 2007Soegijapranata), Semarang, 2007

Page 35: BIOETIK DAN HUMANIORA

PENELITIAN PENELITIAN KEDOKTERANKEDOKTERAN

Page 36: BIOETIK DAN HUMANIORA
Page 37: BIOETIK DAN HUMANIORA
Page 38: BIOETIK DAN HUMANIORA

PENELITIAN KEDOKTERANPENELITIAN KEDOKTERAN Penelitian dg orang sbg obyek Penelitian dg orang sbg obyek hrs hrs

memenuhi syaratmemenuhi syarat² tertentu² tertentu Syarat² tsb a.l.: PP 18/’81: Bedah mayat klinis, Syarat² tsb a.l.: PP 18/’81: Bedah mayat klinis,

anatomis & transplantasi organ; Deklarasi anatomis & transplantasi organ; Deklarasi Helsinki; dsb.Helsinki; dsb.

Syarat lain: informed consent (terpenting)Syarat lain: informed consent (terpenting) Penelitian pd: - perempuan hamil; - anak²; - Penelitian pd: - perempuan hamil; - anak²; -

orang sakit jiwa; - narapidanaorang sakit jiwa; - narapidana Orang Orang sakit jiwasakit jiwa: ijin pengampu: ijin pengampu Narapidana: tetap hrs ada IC (ingat: menurut Narapidana: tetap hrs ada IC (ingat: menurut

hukum, penelitian kedokteran hanya dilakukan hukum, penelitian kedokteran hanya dilakukan pada pada orang bebasorang bebas) )

Page 39: BIOETIK DAN HUMANIORA

PRINSIP & TAHAPAN PRINSIP & TAHAPAN PENELITIANPENELITIANPrinsip Prinsip Infomasi; kriteria yg tegas; kerahasiaanInfomasi; kriteria yg tegas; kerahasiaan Tdk boleh >< HAM; memenuhi syarat etis / hukumTdk boleh >< HAM; memenuhi syarat etis / hukumTahapanTahapan Persiapan: ‘ethical clearance’ dikeluarkan oleh Komite Persiapan: ‘ethical clearance’ dikeluarkan oleh Komite

/ Panitia Etik/ Panitia Etik Pengumpulan data: informed consent (+) & etikaPengumpulan data: informed consent (+) & etika Pengolahan data: kerahasiaanPengolahan data: kerahasiaan Penulisan hasil penelitian: - judul makalah. – nama Penulisan hasil penelitian: - judul makalah. – nama

para penulis, - alamat instansi, - ringkasan / para penulis, - alamat instansi, - ringkasan / summary, - pendahuluan / introduction, - bahan & summary, - pendahuluan / introduction, - bahan & cara kerja / materials & methods, - hasil / results, - cara kerja / materials & methods, - hasil / results, - pembahasan / discussions tmsk kesimpulan, - ucapan pembahasan / discussions tmsk kesimpulan, - ucapan terima kasih / acknowledgement,- daftar pustaka / terima kasih / acknowledgement,- daftar pustaka / referencesreferences

Page 40: BIOETIK DAN HUMANIORA

AZAS ETIKA PENELITIANAZAS ETIKA PENELITIANEnam AzasEnam Azas Menghormati perorangan Menghormati perorangan (principle respect of person):(principle respect of person):

informed consent (+)informed consent (+) Manfaat Manfaat (principle of beneficience)(principle of beneficience): dibuat protokol : dibuat protokol

penelitian; manfaat hrs sebanding dg risiko; penelitian; manfaat hrs sebanding dg risiko; keselamatan/ kesejahteraan subyek dijaminkeselamatan/ kesejahteraan subyek dijamin

Keadilan Keadilan (principle of justice)(principle of justice): risiko / manfaat yg didapat : risiko / manfaat yg didapat utk kepentingan bersamautk kepentingan bersama

Tidak merugikanTidak merugikan (principle of non maleficience) (principle of non maleficience): : ‘primum non nocere’ ‘primum non nocere’ resiko fisik, psikologik, sosial resiko fisik, psikologik, sosial akibat tindakan / pengobatan akibat tindakan / pengobatan seminimal mungkin seminimal mungkin

Kejujuran Kejujuran (principle of veracity)(principle of veracity): kpd pasien, dokter : kpd pasien, dokter mengatakan dg jujur apa yg akan terjadi. mengatakan dg jujur apa yg akan terjadi.

Kerahasiaan Kerahasiaan (principle of confidentiality)(principle of confidentiality): dokter hrs : dokter hrs menghomati ‘privacy’ & kerahasiaan pasien, meskipun menghomati ‘privacy’ & kerahasiaan pasien, meskipun pasien tlh meninggal. pasien tlh meninggal.

Page 41: BIOETIK DAN HUMANIORA

LARANGANLARANGAN

Tdpt larangan untuk menguji Tdpt larangan untuk menguji penemuan baru kpd manusia, penemuan baru kpd manusia, kecuali manusia percobaan tdk kecuali manusia percobaan tdk mempunyai alternatif lain lagi (spt mempunyai alternatif lain lagi (spt obat-obat AIDS)obat-obat AIDS)

Tdpt larangan melakukan penelitian Tdpt larangan melakukan penelitian thd manusia apabila membahayakan thd manusia apabila membahayakan kesehatan / keselamatan jiwakesehatan / keselamatan jiwa

Page 42: BIOETIK DAN HUMANIORA

DEKLARASI HELSINKIDEKLARASI HELSINKI Pedoman bagi penelitian yg menggunakan manusia Pedoman bagi penelitian yg menggunakan manusia

sebagai orang yg ditelitisebagai orang yg diteliti Tanpa informasi & persetujuan = kejahatan thd Tanpa informasi & persetujuan = kejahatan thd

kemanusiaankemanusiaan Hanya untuk kepentingan pasien, bukan utk kepentingan Hanya untuk kepentingan pasien, bukan utk kepentingan

ilmu pengetahuanilmu pengetahuan Orang harus dlm keadaan bebas dan tidak Orang harus dlm keadaan bebas dan tidak

membahayakanmembahayakan Manfaat penelitian hrs sebanding dg risiko yg dihadapi Manfaat penelitian hrs sebanding dg risiko yg dihadapi

subyek penelitiansubyek penelitian Btk & pelaksanaan penelitian hrs jelas / tertulis dan Btk & pelaksanaan penelitian hrs jelas / tertulis dan

dinilai oleh panitia yg independendinilai oleh panitia yg independen Penelitian dilakukan oleh peneliti yg berkwalitas / Penelitian dilakukan oleh peneliti yg berkwalitas /

kompetenkompeten Penelitian hrs sgr diakhiri bila ternyata ada kemungkinan Penelitian hrs sgr diakhiri bila ternyata ada kemungkinan

kerugian, invaliditas atau kematiankerugian, invaliditas atau kematian

Page 43: BIOETIK DAN HUMANIORA

ETIKA PENELITIAN PADA ETIKA PENELITIAN PADA MASYARAKAT & PADA MASYARAKAT & PADA HEWANHEWANEtika penelitian pd masyarakatEtika penelitian pd masyarakat Hrs berpegang pd etikaHrs berpegang pd etika Di pedesaan di mana terjadi kesakitan / Di pedesaan di mana terjadi kesakitan /

kematian krn bbg penyakit kematian krn bbg penyakit perlu dilakukan perlu dilakukan penelitianpenelitian

Informed connset dpt diperoleh melalui key Informed connset dpt diperoleh melalui key person stlh mereka menjelaskannya kpd person stlh mereka menjelaskannya kpd masyarakatmasyarakat

Etika penelitian dg hewan percobaanEtika penelitian dg hewan percobaan Hewan diperlakukan dg baik; menguragi rasa Hewan diperlakukan dg baik; menguragi rasa

sakit / tdk enak terhadap hewan tsb.sakit / tdk enak terhadap hewan tsb.

Page 44: BIOETIK DAN HUMANIORA

BACAANBACAAN Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Kloning, Kloning,

Eutanasia, Transfusi Darah, Transplantasi Eutanasia, Transfusi Darah, Transplantasi Organ, dan Eksperimen pada Hewan, Organ, dan Eksperimen pada Hewan, PT PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2004;Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2004;

FKUI, FKUI, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia, Indonesia, Jakarta 1987;Jakarta 1987;

KERSI RSUD Dr. Soetomo, KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, di Bidang Kesehatan, Surabaya, 2001;Surabaya, 2001;

Munir Fuady, Munir Fuady, Sumpah Hippocrates (Aspek Sumpah Hippocrates (Aspek Hukum Malpraktek Dokter), Hukum Malpraktek Dokter), PT Citra PT Citra Adiitya Bakti, Bandung, 2005Adiitya Bakti, Bandung, 2005

Page 45: BIOETIK DAN HUMANIORA

KESEHATAN JIWAKESEHATAN JIWA

Page 46: BIOETIK DAN HUMANIORA

UU YANG TERKAIT DG UU YANG TERKAIT DG KESWAKESWA UU No. 3 / 1966: Kes. Jiwa (mencabut UU No. 3 / 1966: Kes. Jiwa (mencabut

Stbl. 1897 No. 54: Stbl. 1897 No. 54: Het Reglement op Het Reglement op het Krankzinnigenwezen;het Krankzinnigenwezen;

UU No. 23 / 1992: Kesehatan (UUK)UU No. 23 / 1992: Kesehatan (UUK)

Page 47: BIOETIK DAN HUMANIORA

KESEHATAN JIWA: PS. 24,25,26,27 KESEHATAN JIWA: PS. 24,25,26,27 UUKUUKUU No. 23/’92: Kesehatan (UUK)UU No. 23/’92: Kesehatan (UUK) Pasal 24: Ayat (1): “Kes. Jiwa diselenggarakan Pasal 24: Ayat (1): “Kes. Jiwa diselenggarakan

utk mewujudkan jiwa yg sehat serta optimal baik utk mewujudkan jiwa yg sehat serta optimal baik intelektual / emosional”; Ayat (2): “Kes. Jiwa intelektual / emosional”; Ayat (2): “Kes. Jiwa meliputi pemeliharaan, peningkatan kesehatan meliputi pemeliharaan, peningkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan penanggulangan masalah jiwa, pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa, penyembuhan psikososial dan gangguan jiwa, penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan jiwa”; Ayat dan pemulihan penderita gangguan jiwa”; Ayat (3): ”Kes. Jiwa dilakukan oleh perorangan, (3): ”Kes. Jiwa dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana kesehatan lainnya”.sarana kesehatan lainnya”.

Page 48: BIOETIK DAN HUMANIORA

PENJELASAN AYAT 24 UUKPENJELASAN AYAT 24 UUK Ayat (1): upaya keswa dilakukan utk Ayat (1): upaya keswa dilakukan utk

mewujudkan jiwa yg sehat secara optimal, mewujudkan jiwa yg sehat secara optimal, inetelektual / emosional mel pendekatan inetelektual / emosional mel pendekatan peningkatan kes, cegah dan penyembuhan peningkatan kes, cegah dan penyembuhan peny & pemulihan kes, agar seseorang dpt peny & pemulihan kes, agar seseorang dpt tetap / kembali hidup harmonis, dlm ling kel, tetap / kembali hidup harmonis, dlm ling kel, ling kerja, ling masy;ling kerja, ling masy;

Ayat (2): masalah psikososial = masalah psikis / Ayat (2): masalah psikososial = masalah psikis / kejiwaan yg timbul sbg akibat terjadinya kejiwaan yg timbul sbg akibat terjadinya perubahan sosial;perubahan sosial;

Ayat (3): sarana lainnya = tempat tertentu yg Ayat (3): sarana lainnya = tempat tertentu yg memberikan yan keswa, a.l. Lembaga Sos. & memberikan yan keswa, a.l. Lembaga Sos. & KeagamaanKeagamaan

Page 49: BIOETIK DAN HUMANIORA

PASAL 25 UUKPASAL 25 UUK

Ayat (1): “Pem. melakukan pengobatan & Ayat (1): “Pem. melakukan pengobatan & perawatan, pemulihan & penyaluran bekas perawatan, pemulihan & penyaluran bekas pend ggn jiwa yg tlh selesai menjalani pend ggn jiwa yg tlh selesai menjalani pengobatan / perawatan ke dlm masy.”pengobatan / perawatan ke dlm masy.”

Ayat (2): “Pem. membangkitkan, Ayat (2): “Pem. membangkitkan, membantu & membina kegiatan masy. dlm membantu & membina kegiatan masy. dlm pencegahan & penanggulangan mslh pencegahan & penanggulangan mslh psikososial & ggn jiwa, pengobatan & psikososial & ggn jiwa, pengobatan & perawatan pend. ggn jiwa, pemulihan serta perawatan pend. ggn jiwa, pemulihan serta penyaluran bekas pend. ke dlm masy.”penyaluran bekas pend. ke dlm masy.”

Page 50: BIOETIK DAN HUMANIORA

PASAL 26 UUKPASAL 26 UUK

Ayat (1): “Pend ggn jiwa yg dpt menimbulkan Ayat (1): “Pend ggn jiwa yg dpt menimbulkan ggn kam-tib umum wajib diobati & dirawat di ggn kam-tib umum wajib diobati & dirawat di saryankeswa / saryankes lainnya”saryankeswa / saryankes lainnya”

Ayat (2): “Pengobatan / perawatan pend ggn Ayat (2): “Pengobatan / perawatan pend ggn jiwa dpt dilakukan atas permintaan suami / jiwa dpt dilakukan atas permintaan suami / isteri / wali / anggota kel atas isteri / wali / anggota kel atas prakarsa prakarsa pejabatpejabat yg bertanggungjawab atas kam-tib di yg bertanggungjawab atas kam-tib di wilayah stpt atau wilayah stpt atau hakim pengadilanhakim pengadilan bilamana bilamana dlm suatu perkara timbul persangkaan bhw dlm suatu perkara timbul persangkaan bhw ybs adalah pend ggn jiwa” ybs adalah pend ggn jiwa”

Page 51: BIOETIK DAN HUMANIORA

PENJELASAN PASAL 26 PENJELASAN PASAL 26 UUKUUK Ayat (1): pend. ggn jiwa mungkin Ayat (1): pend. ggn jiwa mungkin

melakukan perbuatan yg mengganggu melakukan perbuatan yg mengganggu kam-tib umum / keselamatan dirinya. kam-tib umum / keselamatan dirinya. O.k-nya di samping utk menyembuhkan O.k-nya di samping utk menyembuhkan juga agar masy tdk melakukan hal yg juga agar masy tdk melakukan hal yg berttngan dg nilai kemanusiaan thdp-berttngan dg nilai kemanusiaan thdp-nya, pend wajib dirawat di sarkeswa. nya, pend wajib dirawat di sarkeswa. Saryankes lain = RSU / Puskesmas;Saryankes lain = RSU / Puskesmas;

Ayat (2): hakim pengadilan = hakim yg Ayat (2): hakim pengadilan = hakim yg sedang menangani perkara tsb.sedang menangani perkara tsb.

Page 52: BIOETIK DAN HUMANIORA

UPAYA UPAYA PENANGGULANGAN & PENANGGULANGAN & ANCAMAN PIDANAANCAMAN PIDANA Pasal 27: ketentuan mengenai keswa Pasal 27: ketentuan mengenai keswa

dan upaya penanggulangannya dan upaya penanggulangannya ditetapkan dg PP.ditetapkan dg PP.

Ketentuan pidana utk Pasal 26, {vide Ketentuan pidana utk Pasal 26, {vide Pasal 84 (4)}: “Barangsiapa Pasal 84 (4)}: “Barangsiapa menghalangi pend ggn jiwa yg akan menghalangi pend ggn jiwa yg akan diobati / dirawat pada sarkes, diobati / dirawat pada sarkes, dipidana kurungan dipidana kurungan << 1 th. dan / 1 th. dan / denda denda << Rp. 15 Jt. Rp. 15 Jt.

Page 53: BIOETIK DAN HUMANIORA

V et R PSIKHIATRIKUMV et R PSIKHIATRIKUM

Diperlukan utk membuktikan adanya pend ggn Diperlukan utk membuktikan adanya pend ggn jiwa yg dpt menimbulkan ggn kam-tib umum;jiwa yg dpt menimbulkan ggn kam-tib umum;

Pasal 44 KUHP: 1). Barangsiapa melakukan Pasal 44 KUHP: 1). Barangsiapa melakukan perbuatan yg tdk dpt dipertanggungjawabkan perbuatan yg tdk dpt dipertanggungjawabkan kpd-nya krn kurang sempurna akalnya / sakit kpd-nya krn kurang sempurna akalnya / sakit berubah akal, tdk dipidana; 2). Krn hal tersebut berubah akal, tdk dipidana; 2). Krn hal tersebut di atas, hakim dpt memerintahkan memasukan di atas, hakim dpt memerintahkan memasukan ke RSJ utk diperiksa selama ke RSJ utk diperiksa selama << 1 th.; 3). 1 th.; 3). Ketentuan di atas berlaku bagi MA, PT, PN;Ketentuan di atas berlaku bagi MA, PT, PN;

Mnrt Ditkeswa Ditjenyanmed Depkes RI 1986, Mnrt Ditkeswa Ditjenyanmed Depkes RI 1986, yg berhak meminta VR Psikhiatrikum: - polisi, - yg berhak meminta VR Psikhiatrikum: - polisi, - jaksa, - hakim, - terdakwa mel pejabat yg jaksa, - hakim, - terdakwa mel pejabat yg terkait, - tersangka korban mel pejabat terkait, - terkait, - tersangka korban mel pejabat terkait, - penasehat hukum,penasehat hukum,

Page 54: BIOETIK DAN HUMANIORA

BACAANBACAAN Hasan Basri Saanin Dt. Tan Pariaman, Hasan Basri Saanin Dt. Tan Pariaman,

H., H., Psikiater dan Pengadilan, Psikiater dan Pengadilan, Ghalia Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983;Indonesia, Jakarta, 1983;

KERSI RSUD Dr. Soetomo, KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, Hukum di Bidang Kesehatan, Surabaya, 2001;Surabaya, 2001;

Undang-undang No. 3 / 1966 tentang Undang-undang No. 3 / 1966 tentang Kesehatan Jiwa;Kesehatan Jiwa;

Undang-undang No. 23 / 1992 tentang Undang-undang No. 23 / 1992 tentang KesehatanKesehatan

Page 55: BIOETIK DAN HUMANIORA

MUTU YANMED, HOSPITAL MUTU YANMED, HOSPITAL BYLAWSBYLAWS

&&

ORGANISASI PROFESIORGANISASI PROFESI

Page 56: BIOETIK DAN HUMANIORA

MUTU YANMED/KESMUTU YANMED/KES

Mutu yanmed/kes diamanatkan dlm:Mutu yanmed/kes diamanatkan dlm: Psl 74 Ayat 2 UUK Psl 74 Ayat 2 UUK dg jln binwas dg jln binwas

oleh Pem (Ps 73 UUK); oleh Pem (Ps 73 UUK); Pasal 3 b UUPK;Pasal 3 b UUPK; Pasal 49 Ayat (2) UUPK (kendali Pasal 49 Ayat (2) UUPK (kendali

mutu / biaya);mutu / biaya); Salah satu upayan menjaga mutu Salah satu upayan menjaga mutu

yankes/med dg pemanfaatan HBLyankes/med dg pemanfaatan HBL

Page 57: BIOETIK DAN HUMANIORA
Page 58: BIOETIK DAN HUMANIORA
Page 59: BIOETIK DAN HUMANIORA
Page 60: BIOETIK DAN HUMANIORA
Page 61: BIOETIK DAN HUMANIORA
Page 62: BIOETIK DAN HUMANIORA

PROSEDUR MENJAGA/MENJAMIN PROSEDUR MENJAGA/MENJAMIN MUTU YANKESMUTU YANKES

Widodo Soetopo (makalah Widodo Soetopo (makalah Infomega Diliman, 1994):Infomega Diliman, 1994):

Akreditasi fasilitasAkreditasi fasilitas Akreditasi tenagaAkreditasi tenaga Akreditasi teknologi: alat; obat; Akreditasi teknologi: alat; obat;

prosedur; dsb.prosedur; dsb. Standar yanmed/kes; SOP; RM Standar yanmed/kes; SOP; RM

Page 63: BIOETIK DAN HUMANIORA

PEMANTAUAN MUTU YANKESPEMANTAUAN MUTU YANKES

utilization quality peerutilization quality peer review assurance review review assurance review

case identification medical care review case identification medical care review

Page 64: BIOETIK DAN HUMANIORA

ORGANISASI PROFESI ORGANISASI PROFESI (IDI)(IDI)PB IDIPB IDI Ketua UmumKetua Umum Wk. Ketua UmumWk. Ketua Umum SekjenSekjen Wkl SekjenWkl Sekjen Bendahara UmumBendahara Umum Ketua-Ketua Ketua-Ketua

DepartemenDepartemenIDI WilayahIDI Wilayah KetuaKetua Wk. KetuaWk. Ketua Sekretaris Sekretaris Wk. SekreatrisWk. Sekreatris BendaharaBendahara

IDI CabangIDI Cabang KetuaKetua Sekretaris Sekretaris Bendahara Bendahara Sie: - Ilmiah, - Sie: - Ilmiah, -

Pengabdian Masy., - Pengabdian Masy., - Kesejahteraan Angg., - Kesejahteraan Angg., - Sie-Sie lain sesuai Sie-Sie lain sesuai kebutuhankebutuhan

Dwn Ptbngan (otonom): Dwn Ptbngan (otonom): - MKEK, - MP2A Cab., - - MKEK, - MP2A Cab., -

CatCat: Dpt dibtk Dwn : Dpt dibtk Dwn Penasihat IDI CabPenasihat IDI Cab

NBNB: : mnrt kompendiummnrt kompendium

Page 65: BIOETIK DAN HUMANIORA

ORG. PB IDI SEJAK 17 DES. ORG. PB IDI SEJAK 17 DES. 2006 - SEKARANG2006 - SEKARANG

Dewan Penasihat: Prof. DR. dr. Idris Idham, Sp.JP Dewan Penasihat: Prof. DR. dr. Idris Idham, Sp.JP (K), FESC, FIHA, cs 21 orang;(K), FESC, FIHA, cs 21 orang;

Ketua Umum: DR. Dr. Fahmi Idris, M.Kes.Ketua Umum: DR. Dr. Fahmi Idris, M.Kes. Majelis-Majelis: MKEK; MKKI; MPPK; Majelis-Majelis: MKEK; MKKI; MPPK; Pengurus Harian PB IDI: Wk. Ketua Umum 1, 2, Pengurus Harian PB IDI: Wk. Ketua Umum 1, 2,

Ketua Purna, Sekjen, Wk. Sekjen 1, 2, 3, Ketua Ketua Purna, Sekjen, Wk. Sekjen 1, 2, 3, Ketua Pusdalin & Manajemen Data Anggota, Ketua Bid. Pusdalin & Manajemen Data Anggota, Ketua Bid. Hub antar La & PR, Bendahara Umum, Wk. Hub antar La & PR, Bendahara Umum, Wk. Bendahara Umum 1, 2, dst.Bendahara Umum 1, 2, dst.

Badan-Badan Kelengkapan: Tua Ro Kum & Bin / Badan-Badan Kelengkapan: Tua Ro Kum & Bin / Bela Anggota; Tua Badan Bang Dik Prof Berlanjutan; Bela Anggota; Tua Badan Bang Dik Prof Berlanjutan; Badan Khusus (Tua Yayasan Penerbitan IDI; Dewan Badan Khusus (Tua Yayasan Penerbitan IDI; Dewan Pakar); Kordinator-Kordinator RegionalPakar); Kordinator-Kordinator Regional

Dst. (NB: Dst. (NB: Lihat lampiranLihat lampiran))

Page 66: BIOETIK DAN HUMANIORA

PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIAPENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA

KETUA UMUMKETUA UMUM

WAKIL KETUA UMUMWAKIL KETUA UMUM

SEKJENSEKJEN

WAKIL SEKJENWAKIL SEKJEN

BENDAHARABENDAHARA

WAKIL BENDAHARAWAKIL BENDAHARA

BADAN KELENGKAPAN PENGURUS HARIAN BADAN KHUSUS

BP2ABP2A

PDSpPDSp

PDSMPDSM

PDsOPDsO

PDsBIPDsBI

BIDANGBIDANG

BIDANGBIDANG

BIDANGBIDANG

BIDANGBIDANG

BIDANG BIDANG PENGABD.MASYARAKPENGABD.MASYARAK

ATAT

DIBENTUK PB UNTUK

MELAKSANAKAN AMANAT

MUKTAMAR

PENGURUS WILAYAH

PENGURUS CABANG

Page 67: BIOETIK DAN HUMANIORA

IDI WIL JABAR TMT 3 MARET IDI WIL JABAR TMT 3 MARET 2009 2009

Ketua; Wk. Tua (I-IV)Ketua; Wk. Tua (I-IV) Sekr; Wk. Sekr. (I-IV)Sekr; Wk. Sekr. (I-IV) Bendahara; Wk. BendaharaBendahara; Wk. Bendahara Koord. Wil: I – IVKoord. Wil: I – IV MKEK: Tua; - Sekr; - Anggota (5)MKEK: Tua; - Sekr; - Anggota (5) Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian

(MPPK): Tua; - Sekr; - Angg (5)(MPPK): Tua; - Sekr; - Angg (5) Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian

Berkelanjutan (BP2KB): Tua; Wkl Tua; Sekr; Wk. Berkelanjutan (BP2KB): Tua; Wkl Tua; Sekr; Wk. Sekr.; Anggota (3)Sekr.; Anggota (3)

Biro Hkm & Bela Angg: Tua; Wk Tua; Sekr; Biro Hkm & Bela Angg: Tua; Wk Tua; Sekr; Anggota (3)Anggota (3)

Koperasi IDI Wil: Tua; Wk. Tua; Anggota (3) Koperasi IDI Wil: Tua; Wk. Tua; Anggota (3)

Page 68: BIOETIK DAN HUMANIORA

BACAANBACAAN Guwandi, J., Guwandi, J., Merangkai Hospital Bylaws, Merangkai Hospital Bylaws, FKUI, FKUI,

Jakarta 2004;Jakarta 2004; Hermien Hadiati Koeswadi, Hermien Hadiati Koeswadi, Hukum Untuk Hukum Untuk

Perumah Sakitan, Perumah Sakitan, PT. Citra Aditya Bakti, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002;Bandung, 2002;

PB IDI, PB IDI, Kompendium Tatalaksana Organisasi Kompendium Tatalaksana Organisasi IDI, IDI, PB IDI, Jakarta, 1997;PB IDI, Jakarta, 1997;

SK Ketua Umum PB IDI No. 001 / KU / PB IDI / SK Ketua Umum PB IDI No. 001 / KU / PB IDI / 12 / 2006 tentang Susunan dan Personalia PB 12 / 2006 tentang Susunan dan Personalia PB IDI Masa Bakti 2006-2009;IDI Masa Bakti 2006-2009;

SK PB IDI No. 324 / PB / A.4 / 03 / 2009 tentang SK PB IDI No. 324 / PB / A.4 / 03 / 2009 tentang Pengesahan Pembaruan Susunan Personalia Pengesahan Pembaruan Susunan Personalia Pengurus IDI Wil. Jabar Periode 2007-2010Pengurus IDI Wil. Jabar Periode 2007-2010

Page 69: BIOETIK DAN HUMANIORA

RUJUKAN PASIEN / RUJUKAN PASIEN / REFERRAL REFERRAL

CONSULTATIONCONSULTATION

Page 70: BIOETIK DAN HUMANIORA

DASAR HUKUM / ETIKA DASAR HUKUM / ETIKA RUJUKANRUJUKAN

Asas hukum: Asas hukum: ‘lex neminem cogit ad impossibilia’‘lex neminem cogit ad impossibilia’ Norma Hukum: Norma Hukum: - Pasal 1338 KUHPer (ttg akibat - Pasal 1338 KUHPer (ttg akibat PersetujuanPersetujuan) ) PerikatanPerikatan karena Persetujuan) karena Persetujuan) - Pasal 51 b. UUPK (ttg kewajiban merujuk pasien- Pasal 51 b. UUPK (ttg kewajiban merujuk pasien oleh dokter ke dokter lain yang lebih ahli/mampu)oleh dokter ke dokter lain yang lebih ahli/mampu) Norma Etika: Pedoman Pelaksanaan KODEKI Pasal Norma Etika: Pedoman Pelaksanaan KODEKI Pasal

10 (ttg Kewajiban Dokter Terhadap Pasien)10 (ttg Kewajiban Dokter Terhadap Pasien)

Page 71: BIOETIK DAN HUMANIORA

HUBUNGAN HUKUM DOKTER - HUBUNGAN HUKUM DOKTER - PASIENPASIEN

KUH Perdata:KUH Perdata: Hubungan Dr. – Pasien = hubungan Hubungan Dr. – Pasien = hubungan

persetujuanpersetujuan / perjanjian / kontrak / perjanjian / kontrak Hak – Hak – Kewajiban para PihakKewajiban para Pihak

Pasal 1313 KUHPer: Persetujuan = perbuatan Pasal 1313 KUHPer: Persetujuan = perbuatan mengikatkan diri thd 1 org / lebihmengikatkan diri thd 1 org / lebih

Pasal 1320 KUHPer / Syarat sahnya persetujuan Pasal 1320 KUHPer / Syarat sahnya persetujuan / perjanjian: - kesepakatan; - kecakapan; - / perjanjian: - kesepakatan; - kecakapan; - pokok persoalan; - sebab yg tdk dilarangpokok persoalan; - sebab yg tdk dilarang

Pasal 1338: persetujuan yg dibuat sesuai uu Pasal 1338: persetujuan yg dibuat sesuai uu berlaku (mengikat) bagi yg membuatnya; tdk berlaku (mengikat) bagi yg membuatnya; tdk dpt dibatalkan tanpa kesepakatan para pihak; dpt dibatalkan tanpa kesepakatan para pihak; hrs dilaksanakan dg itikad baik hrs dilaksanakan dg itikad baik

Page 72: BIOETIK DAN HUMANIORA

KEWAJIBAN DOKTER MERUJUK KEWAJIBAN DOKTER MERUJUK PASIENPASIEN

Asas Hukum: Asas Hukum: ‘Lex neminem cogit ad ‘Lex neminem cogit ad impossibilia’impossibilia’’ = hukum tidak akan ’ = hukum tidak akan pernah mewajibkan seorangpun pernah mewajibkan seorangpun berbuat sesuatu di luar berbuat sesuatu di luar kemampuannya;kemampuannya;

Norma / Kewajiban Hukum: Pasal 51 b. Norma / Kewajiban Hukum: Pasal 51 b. UUPKUUPK

Norma / Kewajiban Etika: Pasal 10 Norma / Kewajiban Etika: Pasal 10 Pedoman Pelaksanaan KODEKIPedoman Pelaksanaan KODEKI

Page 73: BIOETIK DAN HUMANIORA

SANKSI THD. PELANGGARAN SANKSI THD. PELANGGARAN PASAL 51 b. UUPKPASAL 51 b. UUPK

Dokter dlm melaksanakan praktik Dokter dlm melaksanakan praktik kedokteran, apabila tidak mampu kedokteran, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan / melakukan suatu pemeriksaan / pengobatan, maka ia pengobatan, maka ia wajib merujukwajib merujuk pasien ke dokter lain yang memiliki pasien ke dokter lain yang memiliki keahlian / kemampuan yang lebih baikkeahlian / kemampuan yang lebih baik

Sanksi (Pasal 79 c. UUPK): dipidana Sanksi (Pasal 79 c. UUPK): dipidana denda denda << Rp. 50 Jt. setiap dokter yg dg Rp. 50 Jt. setiap dokter yg dg sengaja tdk memenuhi kewajiban sengaja tdk memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dlm Pasal 51 a, sebagaimana dimaksud dlm Pasal 51 a, b, c.b, c.

Page 74: BIOETIK DAN HUMANIORA

PASAL 10 PEDOMAN PASAL 10 PEDOMAN PELAKSANAAN KODEKIPELAKSANAAN KODEKI

Setiap dokter wajib Setiap dokter wajib bersikap tulus-ikhlasbersikap tulus-ikhlas & & mempergunakan sgl ilmu – ketrampilannya mempergunakan sgl ilmu – ketrampilannya utk kepentingan pasien. Dlm hal ia tdk bisa utk kepentingan pasien. Dlm hal ia tdk bisa melakukan suatu pem / pengobatan, maka melakukan suatu pem / pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia atas persetujuan pasien, ia wajib merujukwajib merujuk pasien kpd dokter yang mempunyai pasien kpd dokter yang mempunyai keahlian dlm penyakit tsb. keahlian dlm penyakit tsb.

Untuk mencegah sesuatu yang tidak Untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, pada waktu melakukan diinginkan, pada waktu melakukan pemeriksaan sebaiknya ada orang ketiga / pemeriksaan sebaiknya ada orang ketiga / perawat, dsb. (kecuali thd kasus-kasus perawat, dsb. (kecuali thd kasus-kasus psikhiatri)psikhiatri)

Page 75: BIOETIK DAN HUMANIORA

RUJUKAN & KONSULTASIRUJUKAN & KONSULTASI

Rujukan Rujukan Kemajuan ilpengtekked Kemajuan ilpengtekked spesialisasi / sub spesialisasi / sub

spesialisasispesialisasi Dr. Umum hrs sadar keterbatasannyaDr. Umum hrs sadar keterbatasannya Bila tdk mampu konsult ke dr. Sp.Bila tdk mampu konsult ke dr. Sp. Dr. Sp. mengirim kembali pasien + saran Dr. Sp. mengirim kembali pasien + saran

secara tertulis, kecuali atas kesepakatan secara tertulis, kecuali atas kesepakatan bahwa konsulen akan meneruskan bahwa konsulen akan meneruskan pengobatan sampai sembuhpengobatan sampai sembuh

Konsulen menetapkan / menagih sendiri Konsulen menetapkan / menagih sendiri imbalan jasanya kpd pasienimbalan jasanya kpd pasien

Page 76: BIOETIK DAN HUMANIORA

BILA KONSULEN TIDAK DAPAT LAGI BILA KONSULEN TIDAK DAPAT LAGI MENANGANI PASIEN ?MENANGANI PASIEN ?

Suatu saat karena keadaan pasien yg sedemikian parah Suatu saat karena keadaan pasien yg sedemikian parah / dalam stadium terminal dokter konsulen tidak dapat / dalam stadium terminal dokter konsulen tidak dapat berbuat apa-apaberbuat apa-apa

Bolehkah konsulen memberikan obat, meski ia yakin Bolehkah konsulen memberikan obat, meski ia yakin bahwa obat / tindakannya tidak ada manfaatnya? bahwa obat / tindakannya tidak ada manfaatnya? Jawab: tidak boleh !Jawab: tidak boleh !

Keterangan: dokter yg meyakini bahwa thd pasien tdk Keterangan: dokter yg meyakini bahwa thd pasien tdk dpt berbuat apa-apa lagi berarti = tidak kompeten, dpt berbuat apa-apa lagi berarti = tidak kompeten, sehingga bila tetap melakukan sesuatu thd pasien = sehingga bila tetap melakukan sesuatu thd pasien = melakukan penganiayaanmelakukan penganiayaan

Lalu tindakan selanjutnya ? Jawab: informasikan Lalu tindakan selanjutnya ? Jawab: informasikan sejujurnya kpd keluarga pasien (hati-hati …!)sejujurnya kpd keluarga pasien (hati-hati …!)

Bila keluarga minta semua bantuan medis diakhiri ? Bila keluarga minta semua bantuan medis diakhiri ? Jawab: turutiJawab: turuti

Dokter tidak salah ? Jawab: tidak, atas dasar asas Dokter tidak salah ? Jawab: tidak, atas dasar asas ‘la ‘la dharar wa la dhirar’dharar wa la dhirar’

Page 77: BIOETIK DAN HUMANIORA

BACAANBACAAN

Depkes RI, Depkes RI, Penyelenggaraan Praktik Penyelenggaraan Praktik Kedokteran yang Baik di Indonesia, Kedokteran yang Baik di Indonesia, Depkes Depkes RI 2008;RI 2008;

Hadi S., HM, Euthanasia dari Aspek Bioetik Hadi S., HM, Euthanasia dari Aspek Bioetik dan Biohukumdan Biohukum, Medika Kartika Vol.4 No. 1 , Medika Kartika Vol.4 No. 1 April 2006, April 2006, FK Unjani, Cimahi 2006;FK Unjani, Cimahi 2006;

MKEK IDI, MKEK IDI, KODEKI & Pedoman Pelaksanaan KODEKI & Pedoman Pelaksanaan KODEKI, KODEKI, MKEK IDI Pusat, Jakarta 2002;MKEK IDI Pusat, Jakarta 2002;

KUH PERDATAKUH PERDATA Undang-undang No. 29 / 2004 tentang Undang-undang No. 29 / 2004 tentang

Praktik KedokteranPraktik Kedokteran

Page 78: BIOETIK DAN HUMANIORA

ASPEK HUKUM REKAM ASPEK HUKUM REKAM MEDISMEDIS

Page 79: BIOETIK DAN HUMANIORA

REKAM MEDIS DLM UU REKAM MEDIS DLM UU PRAKTIK KEDOKTERANPRAKTIK KEDOKTERAN

Pasal 46: (1) dokter praktik Pasal 46: (1) dokter praktik wajibwajib membuat rekam medis; (2) rekam membuat rekam medis; (2) rekam medis hrs sgr dilengkapi + dibubuhi medis hrs sgr dilengkapi + dibubuhi tanda tangan petugas / Nakestanda tangan petugas / Nakes

Pasal 47: (1) dokumen RM milik Pasal 47: (1) dokumen RM milik sarkes, isi milik pasien; (2) disimpan sarkes, isi milik pasien; (2) disimpan sbg rahasia di sarkes; (3) ketentuan sbg rahasia di sarkes; (3) ketentuan ayat (1) dan (2) diatur dg ayat (1) dan (2) diatur dg PermenkesPermenkes

Page 80: BIOETIK DAN HUMANIORA

PERMENKES 269 / 2008: REKAM PERMENKES 269 / 2008: REKAM MEDISMEDIS

Susunan: (menggantikan Permenkes No. 749 Susunan: (menggantikan Permenkes No. 749 a./1989)a./1989)

Bab I Ketentuan Umum: Pasal 1Bab I Ketentuan Umum: Pasal 1 Bab II Jenis & Isi RM: Pasal 2 – 4 Bab II Jenis & Isi RM: Pasal 2 – 4 Bab III Tata Cara Penyelenggaraan: Pasal 5 – 7Bab III Tata Cara Penyelenggaraan: Pasal 5 – 7 Bab IV Penyimpanan, Pemusnahan, dan Bab IV Penyimpanan, Pemusnahan, dan

Kerahasiaan: Pasal 8 – 11 Kerahasiaan: Pasal 8 – 11 Bab V Kepemilikan, Pemanfaatan, dan Bab V Kepemilikan, Pemanfaatan, dan

Tanggungjawab: Pasal 12 – 14 Tanggungjawab: Pasal 12 – 14 Bab VI Pengorganisasian: Pasal 15Bab VI Pengorganisasian: Pasal 15 Bab VII Pembinaan & Pengawasan: Pasal 16 – 17 Bab VII Pembinaan & Pengawasan: Pasal 16 – 17 Bab VIII Ketentuan Paralihan: Pasal 18Bab VIII Ketentuan Paralihan: Pasal 18 Bab IX Ketentuan Penutup: Pasal 19 – 20 Bab IX Ketentuan Penutup: Pasal 19 – 20

Page 81: BIOETIK DAN HUMANIORA

BAB I: KETENTUAN UMUMBAB I: KETENTUAN UMUM

Pasal 1Pasal 1 1. Rekam Medis = berkas berisi catatan & 1. Rekam Medis = berkas berisi catatan &

dokumen ttg identitas pasien, pemeriksaan, dokumen ttg identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan / pelayanan lain yg tlh pengobatan, tindakan / pelayanan lain yg tlh diberikan kpd pasien;diberikan kpd pasien;

4. Nakes ttt = Nakes yg ikut memberikan 4. Nakes ttt = Nakes yg ikut memberikan yankes secara langsungyankes secara langsung

7. Dokumen = catatan dr. dan/atau Nakes 7. Dokumen = catatan dr. dan/atau Nakes ttt, laporan hasil rik-jang, catatan observasi, ttt, laporan hasil rik-jang, catatan observasi, & pengobatan harian & semua rekaman, baik & pengobatan harian & semua rekaman, baik foto radiologi, gambar foto radiologi, gambar imaging, imaging, & rekaman & rekaman elektro diagnostikelektro diagnostik

8. Organisasi profesi = IDI 8. Organisasi profesi = IDI

Page 82: BIOETIK DAN HUMANIORA

BAB II: JENIS & ISI REKAM BAB II: JENIS & ISI REKAM MEDISMEDIS

Pasal 2Pasal 2(1)(1) RM dibuat tertulis / secara elektronik, lengkap, jelasRM dibuat tertulis / secara elektronik, lengkap, jelas(2)(2) RM dg elektronik diatur dg peraturan tersendiriRM dg elektronik diatur dg peraturan tersendiriPasal 3Pasal 3(1)(1) Isi RM rwt jln.: identitas pasien, tgl-wktu, Isi RM rwt jln.: identitas pasien, tgl-wktu,

anamnesis, rik fisik + jangmed, diagnosis, ren anamnesis, rik fisik + jangmed, diagnosis, ren penatalaksanaan, pengobatan / tindakan, dst tmsk penatalaksanaan, pengobatan / tindakan, dst tmsk IC;IC;

(2)(2) RM rwt inap: spt di atas + cttn observasi & hasil RM rwt inap: spt di atas + cttn observasi & hasil pengobatan, ringkasan pulang, nama & tt dokter / pengobatan, ringkasan pulang, nama & tt dokter / Nakes ttt yg ikut menanganiNakes ttt yg ikut menangani

(3)(3) RM pasien UGD; (4) RM pasien dlm kead bencana; RM pasien UGD; (4) RM pasien dlm kead bencana; (5) RM yan dokter spesialis; (6) Yan dlm ambulan / (5) RM yan dokter spesialis; (6) Yan dlm ambulan / pengobatan massal pengobatan massal

Page 83: BIOETIK DAN HUMANIORA

Pasal 4Pasal 4(1)(1) Ringkasan pulang dibuat oleh Ringkasan pulang dibuat oleh

dokter yg menanganidokter yg menangani(2)(2) Isi ringkasan pulang: identitas Isi ringkasan pulang: identitas

pasien; diagnosis masuk & pasien; diagnosis masuk & indikasi rawat; ringkasan rik fisik indikasi rawat; ringkasan rik fisik & jang, diagnosis akhir; & jang, diagnosis akhir; pengobatan / tindak lanjut; pengobatan / tindak lanjut; nama / tt dokter nama / tt dokter

Page 84: BIOETIK DAN HUMANIORA

BAB III BAB III TATA-CARA PENYELENGGARAANTATA-CARA PENYELENGGARAAN

Pasal 5:Pasal 5:

(1)(1) dokter wajib membuat RM;dokter wajib membuat RM;

(2)(2) RM harus sgr dibuat & dilengkapi;RM harus sgr dibuat & dilengkapi;

(3)(3) segala tindakan hrs dicatat / didokumentasikan;segala tindakan hrs dicatat / didokumentasikan;

(4)(4) tiap catatan hrs dibubuhi nama, wkt & tt;tiap catatan hrs dibubuhi nama, wkt & tt;

(5)(5) kesalahan pencatatan dpt dibetulkan;kesalahan pencatatan dpt dibetulkan;

(6)(6) cara pembetulan dg cara mencoret, mengganti dg cara pembetulan dg cara mencoret, mengganti dg tulisan yg benar dan diparaf.tulisan yg benar dan diparaf.

Pasal 6: Dr. / Nakes hrs bertanggung jawab atas tulisan Pasal 6: Dr. / Nakes hrs bertanggung jawab atas tulisan yg dibuat dlm RMyg dibuat dlm RM

Pasal 7: Sarkes wajib menyediakan fasilitas Pasal 7: Sarkes wajib menyediakan fasilitas penyelenggaraan RMpenyelenggaraan RM

Page 85: BIOETIK DAN HUMANIORA

BAB IVBAB IVPENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN

KERAHASIAANKERAHASIAAN

Pasal 8Pasal 8

(1)(1) RM disimpan RM disimpan << 5 th; 5 th;

(2)(2) Stlah 5 th RM dpt dimusnahkan kecuali Stlah 5 th RM dpt dimusnahkan kecuali Ringkasan PulangRingkasan Pulang (RP) & (RP) & PTMPTM;;

(3)(3) RP & PTM disimpan RP & PTM disimpan << 10 th.; 10 th.;

(4)(4) Penyimpanan RM & RP dilakukan oleh Penyimpanan RM & RP dilakukan oleh petugas yg ditunjuk oleh pimpinan sarkes;petugas yg ditunjuk oleh pimpinan sarkes;

Pasal 9Pasal 9

(1)(1) RM di sarkes non RS disimpan RM di sarkes non RS disimpan << 2 th.; 2 th.;

(2)(2) stlh 2 th. dpt dimusnahkanstlh 2 th. dpt dimusnahkan

Page 86: BIOETIK DAN HUMANIORA

Pasal 10Pasal 10(1)(1) Informasi yg ada dlm RM hrs dijaga kerahasiaannya;Informasi yg ada dlm RM hrs dijaga kerahasiaannya;(2)(2) Informasi dlm RM dpt dibuka dlm hal: utk Informasi dlm RM dpt dibuka dlm hal: utk

kepentingan pasien; permintaan penegak hukum; kepentingan pasien; permintaan penegak hukum; permintaan / persetujuan pasien; permintaan La permintaan / persetujuan pasien; permintaan La berdasar UU; kepentingan lit, dik, audit medis tanpa berdasar UU; kepentingan lit, dik, audit medis tanpa menyebut identitas pasien;menyebut identitas pasien;

(3)(3) Permintaan RM tsb ayat (2) dilakukan secara tertulis;Permintaan RM tsb ayat (2) dilakukan secara tertulis;Pasal 11Pasal 11(1)(1) Penjelasan isi RM dilakukan oleh dr. yg merawat Penjelasan isi RM dilakukan oleh dr. yg merawat

seijin tertulis pasien / berdasar UU;seijin tertulis pasien / berdasar UU;(2)(2) Pimpinan sarkes dpt menjelaskan isi RM kpd Pimpinan sarkes dpt menjelaskan isi RM kpd

pemohon tanpa ijin pasien berdasar peraturan / UU;pemohon tanpa ijin pasien berdasar peraturan / UU;

Page 87: BIOETIK DAN HUMANIORA

BAB V: KEPEMILIKAN, PEMANFAATAN, BAB V: KEPEMILIKAN, PEMANFAATAN, DAN TANGGUNG JAWABDAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 12Pasal 12(1)(1) Berkas RM milik sarkes;Berkas RM milik sarkes;(2)(2) Isi RM milik pasien;Isi RM milik pasien;(3)(3) Isi RM tsb (2) dlm btk ringkasan RM;Isi RM tsb (2) dlm btk ringkasan RM;(4)(4) Isi RM tsb (3) dp diberikan, dicatat, dicopy oleh pasien / orang Isi RM tsb (3) dp diberikan, dicatat, dicopy oleh pasien / orang

yg diberi kuasa (tertulis) / keluargayg diberi kuasa (tertulis) / keluarga;;Pasal 13Pasal 13(1)(1) RM dp dipakai utk: harkes / pengobatan lanjutan, RM dp dipakai utk: harkes / pengobatan lanjutan,

alat bukti, dik-lit (c), administrasi pembayaran / alat bukti, dik-lit (c), administrasi pembayaran / biaya, statistik;biaya, statistik;

(2)(2) Pemanfaatan tsb (1) c. atas persetujuan tertulis Pemanfaatan tsb (1) c. atas persetujuan tertulis pasien;pasien;

(3)(3) Dik-lit utk kepentingan negara tdk perlu persetujuan;Dik-lit utk kepentingan negara tdk perlu persetujuan;Pasal 14: Pimpinan sarkes bertanggung jawab atas hilangnya RM, Pasal 14: Pimpinan sarkes bertanggung jawab atas hilangnya RM,

pemalsuan / penggunaan oleh yg tdk berhakpemalsuan / penggunaan oleh yg tdk berhak

Page 88: BIOETIK DAN HUMANIORA

BAB VI: PENGORGANISASIANBAB VI: PENGORGANISASIANPasal 15: pengelolaan RM dilaksanakan sesuai organisasi / tata kerja Pasal 15: pengelolaan RM dilaksanakan sesuai organisasi / tata kerja

sarkessarkes

BAB VII: BIN-WASBAB VII: BIN-WASPasal 16Pasal 16

(1)(1) Bin-was oleh Kadinkes Prop/Kab/Kota & Org Profesi;Bin-was oleh Kadinkes Prop/Kab/Kota & Org Profesi;

(2)(2) Bin-was ditujukan utk tingkatkan mutu yankes;Bin-was ditujukan utk tingkatkan mutu yankes;

Pasal 17Pasal 17

(1)(1) Dlm rangka bin-was Menkes, Kadinkes, dp ambil tindakan Dlm rangka bin-was Menkes, Kadinkes, dp ambil tindakan administratif;administratif;

(2)(2) Dak-min berupa teguran lisan / tertulis – cabut ijin;Dak-min berupa teguran lisan / tertulis – cabut ijin;

BAB VIII: KTTN PERALIHANBAB VIII: KTTN PERALIHANPasal 18: dokter / sarkes hrs sesuaikan aturan ini dlm 1 thnPasal 18: dokter / sarkes hrs sesuaikan aturan ini dlm 1 thn

BAB IX: KTTN PENUTUPBAB IX: KTTN PENUTUPPasal 19: Permenkes No. 749a / 1989: RM tdk berlaku Pasal 19: Permenkes No. 749a / 1989: RM tdk berlaku

Pasal 20: Permenkes No. 269 / 2008 berlaku tmt 12 Maret 2008Pasal 20: Permenkes No. 269 / 2008 berlaku tmt 12 Maret 2008

Page 89: BIOETIK DAN HUMANIORA

BACAANBACAAN

Undang-undang No. 29 / 2004: Undang-undang No. 29 / 2004: Praktik KedokteranPraktik Kedokteran

Permenkes No. 269 / Menkes / Per Permenkes No. 269 / Menkes / Per / III / 2008 tentang Rekam Medis/ III / 2008 tentang Rekam Medis