Fonologi

66
Kedudukan Fonologi Kedudukan Fonologi dalam Linguistik dalam Linguistik Linguis Linguis tik tik Mikrolinguistik Teori linguistik Linguistik deskriptif Linguistik historis komparatif Makrolinguistik Fonetik Psikolinguistik Sosiolinguistik Dsb. o Fonologi o Morfologi o Sintaksis o Semantik Fonetik Fonemik

Transcript of Fonologi

Page 1: Fonologi

Kedudukan FonologiKedudukan Fonologidalam Linguistikdalam Linguistik

LinguistikLinguistik

Mikrolinguistik

Teori linguistik

Linguistik deskriptif

Linguistik historis

komparatif

Makrolinguistik Fonetik Psikolinguistik Sosiolinguistik Dsb.

o Fonologi

o Morfologi

o Sintaksis

o Semantik

Fonetik

Fonemik

Page 2: Fonologi

Istilah FONOLOGI berasal dari kata Istilah FONOLOGI berasal dari kata FON yang berartiFON yang berarti bunyi bunyi dan LOGOS dan LOGOS yang berarti yang berarti ilmu pengetahuanilmu pengetahuan

FONOLOGI adalah ilmu yang FONOLOGI adalah ilmu yang mempelajari bunyi (bahasa), yaitu bunyi mempelajari bunyi (bahasa), yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusiayang dihasilkan oleh alat ucap manusia

Page 3: Fonologi

Pembagian Bidang FonologiPembagian Bidang Fonologi

Fonologi dibagi dalam dua bidang yaitu Fonologi dibagi dalam dua bidang yaitu FonetikFonetik dan dan Fonemik Fonemik

FonetikFonetik adalah ilmu yang mempelajari adalah ilmu yang mempelajari pembentukan bunyi bahasapembentukan bunyi bahasa

Fonemik adalah ilmu yang mempelajari Fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa sebagai pembeda artibunyi bahasa sebagai pembeda arti

Page 4: Fonologi

Pembagian FonetikPembagian Fonetik

Fonetik dibedakan atas tiga jenis, yaitu: Fonetik dibedakan atas tiga jenis, yaitu: Fonetik Artikulatoris, Fonetik Akustis, dan Fonetik Artikulatoris, Fonetik Akustis, dan Fonetik AuditorisFonetik Auditoris

Fonetik artikulatoris mempelajari mekanisme Fonetik artikulatoris mempelajari mekanisme alat bicara manusiaalat bicara manusia

Fonetik akustis mempelajari bunyi sebagai Fonetik akustis mempelajari bunyi sebagai gejala fisisgejala fisis

Fonetik auditoris mempelajari mekanisme Fonetik auditoris mempelajari mekanisme telinga menerima bunyi bahasatelinga menerima bunyi bahasa

Page 5: Fonologi

FONETIK ARTIKULATORISFONETIK ARTIKULATORIS

Alat ucap manusia yang pokok adalah Alat ucap manusia yang pokok adalah PARU-PARU sebagai sumber udara, PARU-PARU sebagai sumber udara, PITA SUARA, ALAT UCAP (LIDAH, PITA SUARA, ALAT UCAP (LIDAH, BIBIR, DSB.)BIBIR, DSB.)

Page 6: Fonologi

3 BAGIAN BESAR ALAT UCAP3 BAGIAN BESAR ALAT UCAP

Page 7: Fonologi

Proses Terjadinya Bunyi BahasaProses Terjadinya Bunyi Bahasa

1.1. Udara mengalir melalui paru-paruUdara mengalir melalui paru-paru

2.2. Udara digetarkan pada bagian pita suara Udara digetarkan pada bagian pita suara (proses fonasi)(proses fonasi)

3.3. Udara keluar melalui rongga mulut atau Udara keluar melalui rongga mulut atau rongga hidung dengan/tanpa hambatanrongga hidung dengan/tanpa hambatan

Page 8: Fonologi

Arus UdaraArus Udara

Arus udara adalah sumber energi utama Arus udara adalah sumber energi utama bagi pembentukan bunyi bahasabagi pembentukan bunyi bahasa

Arus udara ada dua macam, yaitu: ARUS Arus udara ada dua macam, yaitu: ARUS UDARA INGRESIF dan ARUS UDARA UDARA INGRESIF dan ARUS UDARA EGRESIFEGRESIF

Page 9: Fonologi

Pita SuaraPita Suara

Pita suara digetarkan oleh udara yang Pita suara digetarkan oleh udara yang keluar atau masuk dalam paru-parukeluar atau masuk dalam paru-paru

Terletak pada pangkal tenggorok (laring)Terletak pada pangkal tenggorok (laring) Pita suara dapat MEMBUKA, Pita suara dapat MEMBUKA,

MEMBUKA LEBAR, MENUTUP, dan MEMBUKA LEBAR, MENUTUP, dan MENUTUP RAPATMENUTUP RAPAT

Celah antara sepasang pita suara disebut Celah antara sepasang pita suara disebut GLOTISGLOTIS

Page 10: Fonologi

Epiglotis (katup Pangkal Epiglotis (katup Pangkal Tenggorok)Tenggorok)

Berfungsi untuk melindungi masuknya Berfungsi untuk melindungi masuknya makanan atau minuman ke batang makanan atau minuman ke batang tenggoroktenggorok

Tidak mempunyai peran dalam Tidak mempunyai peran dalam pembentukan bunyi bahasapembentukan bunyi bahasa

Page 11: Fonologi

Rongga Kerongkongan (faring)Rongga Kerongkongan (faring)

Terletak di antara pangkal tenggorok Terletak di antara pangkal tenggorok dengan rongga mulut dan rongga hidungdengan rongga mulut dan rongga hidung

Berfungsi sebagai saluran makanan dan Berfungsi sebagai saluran makanan dan minumanminuman

Berperan sebagai tabung udara yang ikut Berperan sebagai tabung udara yang ikut bergetar bila pita suara bergetarbergetar bila pita suara bergetar

Page 12: Fonologi

Langit-langit Lunak (Velum)Langit-langit Lunak (Velum)

Bagian ujung langit-langit lunak disebut Bagian ujung langit-langit lunak disebut uvula(anak tekak) yang dapat turun naikuvula(anak tekak) yang dapat turun naik

Dalam keadaan bernapas normal, langit-Dalam keadaan bernapas normal, langit-langit lunak beserta anak tekak menurun langit lunak beserta anak tekak menurun sehingga udara dapat keluar masuk sehingga udara dapat keluar masuk melalui rongga hidungmelalui rongga hidung

Page 13: Fonologi

KLASIFIKASI BUNYI BAHASAKLASIFIKASI BUNYI BAHASA

Ada tidaknya gangguan (vokal, konsonan, Ada tidaknya gangguan (vokal, konsonan, semi vokal)semi vokal)

Arah udara (egresif dan ingresif)Arah udara (egresif dan ingresif) Pita suara (bunyi bersuara, bunyi tak bersuara)Pita suara (bunyi bersuara, bunyi tak bersuara) Saluran lewatan udara (oral, nasal, sengau)Saluran lewatan udara (oral, nasal, sengau) Mekanisme artikulasi (bilabial, dental,dsb)Mekanisme artikulasi (bilabial, dental,dsb) Cara gangguan (stop hambat, alir, frikatif, dsb)Cara gangguan (stop hambat, alir, frikatif, dsb)

Page 14: Fonologi

KLASIFIKASI BUNYI BAHASAKLASIFIKASI BUNYI BAHASA

Tinggi rendahnya lidah (bunyi tinggi, agak Tinggi rendahnya lidah (bunyi tinggi, agak tinggi, tengah, agak rendah, rendah)tinggi, tengah, agak rendah, rendah)

Maju mundurnya lidah (bunyi depan, pusat, Maju mundurnya lidah (bunyi depan, pusat, belakang)belakang)

Page 15: Fonologi

BUNYI VOKALBUNYI VOKAL

Bunyi yang dihasilkan tanpa melibatkan Bunyi yang dihasilkan tanpa melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi (Muslich, 2008)artikulasi (Muslich, 2008)

Bunyi yang dihasilkan tanpa hambatan pada Bunyi yang dihasilkan tanpa hambatan pada alat bicara, jadi tidak ada artikulasi. Hambatan alat bicara, jadi tidak ada artikulasi. Hambatan pada bunyi vokal hanya terjadi pada pita suara pada bunyi vokal hanya terjadi pada pita suara sajasaja

Page 16: Fonologi

VOKAL KARDINALVOKAL KARDINAL Daniel Jones, seorang ahli fonetik dari Inggris Daniel Jones, seorang ahli fonetik dari Inggris

memperkenalkan sistem vokal kardinal memperkenalkan sistem vokal kardinal (cardinal vowels)(cardinal vowels)

Vokal kardinal ialah bunyi-bunyi vokal yang Vokal kardinal ialah bunyi-bunyi vokal yang mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan lidah tertentu, dan bentuk bibir tertentu.lidah tertentu, dan bentuk bibir tertentu.

Vokal kardinal digunakan sebagai acuan Vokal kardinal digunakan sebagai acuan perbandingan dalam deskripsi vokal semestaan perbandingan dalam deskripsi vokal semestaan bahasa di duniabahasa di dunia

Page 17: Fonologi

VOKAL KARDINALVOKAL KARDINAL

Page 18: Fonologi

VOKAL BAHASA INDONESIAVOKAL BAHASA INDONESIA

Page 19: Fonologi

KLASIFIKASI VOKALKLASIFIKASI VOKAL

Tinggi rendahnya lidah Tinggi rendahnya lidah Bagian lidah yang bergerakBagian lidah yang bergerak StrikturStriktur Bentuk bibirBentuk bibir

Page 20: Fonologi

Tinggi Rendahnya LidahTinggi Rendahnya Lidah

Vokal tinggi, misal: i, uVokal tinggi, misal: i, u Vokal madya, misal: e, E, o, OVokal madya, misal: e, E, o, O Vokal rendah, misal: aVokal rendah, misal: a

Page 21: Fonologi

Bagian Lidah yang BergerakBagian Lidah yang Bergerak

Vokal depan, misal: i, e, E, aVokal depan, misal: i, e, E, a Vokal tengah, misal:Vokal tengah, misal: Vokal belakang, misal: u, o, O, aVokal belakang, misal: u, o, O, a

Page 22: Fonologi

STRIKTUR (hubungan artikulator aktif dan STRIKTUR (hubungan artikulator aktif dan artikulator pasif)artikulator pasif)

Vokal tertutup, misal: i,uVokal tertutup, misal: i,u Vokal semi tertutup, misal: e, oVokal semi tertutup, misal: e, o Vokal semi terbuka, misal: E,OVokal semi terbuka, misal: E,O Vokal terbuka, misal aVokal terbuka, misal a

Page 23: Fonologi

BENTUK BIBIRBENTUK BIBIR

Vokal Bulat, misal: OVokal Bulat, misal: O Vokal netral, misal: aVokal netral, misal: a Vokal tak bulat, misal: i, e, EVokal tak bulat, misal: i, e, E

Page 24: Fonologi

CONTOH BUNYI VOKAL BAHASA INDONESIACONTOH BUNYI VOKAL BAHASA INDONESIA

Page 25: Fonologi

BUNYI KONSONANBUNYI KONSONAN

Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat arus Bunyi yang dihasilkan dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasiudara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi

Apabila proses artikulasi disertai bergetarnya pita Apabila proses artikulasi disertai bergetarnya pita suara, menghasilkan suara, menghasilkan konsonankonsonan bersuara bersuara [b,d, g, j][b,d, g, j]

Apabila proses artikulasi tidak disertai bergetarnya Apabila proses artikulasi tidak disertai bergetarnya pita suara (glotis terbuka) menghasilkan pita suara (glotis terbuka) menghasilkan konsonankonsonan taktak bersuara bersuara [k, p, t, s][k, p, t, s]

Page 26: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONAN

Cara dihambat (artikulasi)Cara dihambat (artikulasi) Tempat hambatan (tempat artikulasi)Tempat hambatan (tempat artikulasi) Hubungan posisional antara penghambat-Hubungan posisional antara penghambat-

penghambatnya atau hubungan antara artikulator penghambatnya atau hubungan antara artikulator aktif dan pasif (striktur)aktif dan pasif (striktur)

Bergetar tidaknya pita suaraBergetar tidaknya pita suara

Page 27: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONAN KLASIFIKASI KONSONAN BERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI

Konsonan hambat letup, ialah konsonan yang Konsonan hambat letup, ialah konsonan yang terjadi dengan hambatan penuh arus udara terjadi dengan hambatan penuh arus udara kemudian hambatan itu dilepaskan secara tiba-kemudian hambatan itu dilepaskan secara tiba-tiba. Contoh : [p], [b]tiba. Contoh : [p], [b]

Konsonan nasal, ialah konsonan yang dibentuk Konsonan nasal, ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat rapat jalan udara dari dengan menghambat rapat jalan udara dari paru-paru melalui rongga hidung, namun paru-paru melalui rongga hidung, namun kemudian anak tekak diturunkan sehingga kemudian anak tekak diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung. Contoh: udara keluar melalui rongga hidung. Contoh: [m], [n][m], [n]

Page 28: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONAN KLASIFIKASI KONSONAN BERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI

Konsonan paduan, ialah konsonan yang terjadi Konsonan paduan, ialah konsonan yang terjadi dengan menghambat penuh arus udara dari dengan menghambat penuh arus udara dari paru-paru, kemudian hambatan itu dilepaskan paru-paru, kemudian hambatan itu dilepaskan dengan cara bergeser pelan-pelan.dengan cara bergeser pelan-pelan.

Konsonan jenis ini tidak ada dalam bahasa Konsonan jenis ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, misal pada Indonesia. Dalam bahasa Inggris, misal pada kata kata richrich..

Page 29: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI

Konsonan sampingan, ialah konsonan yang Konsonan sampingan, ialah konsonan yang dibentuk dengan menutup arus udara di tengah dibentuk dengan menutup arus udara di tengah rongga mulut sehingga udara keluar melalui rongga mulut sehingga udara keluar melalui samping. Contoh: [l]samping. Contoh: [l]

Konsonan geseran, ialah konsonan yang Konsonan geseran, ialah konsonan yang dibentuk dengan menyempitkan jalannya arus dibentuk dengan menyempitkan jalannya arus udara yang dihembuskan dari paru-paru, udara yang dihembuskan dari paru-paru, sehingga jalannya udara terhalang dan keluar sehingga jalannya udara terhalang dan keluar dengan cara bergeser. Contoh: [s], [f]dengan cara bergeser. Contoh: [s], [f]

Page 30: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN CARA ARTIKULASIBERDASARKAN CARA ARTIKULASI

Konsonan getar, ialah konsonan yang dibentuk Konsonan getar, ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat jalannya udara yang dengan menghambat jalannya udara yang dihembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dihembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Contoh: [r]dan cepat. Contoh: [r]

Konsonan sentuhan, ialah konsonan yang Konsonan sentuhan, ialah konsonan yang pembentukannya hampir sama dengan getar, tetapi pembentukannya hampir sama dengan getar, tetapi proses bergetar itu hanya terjadi satu kali. Dalam proses bergetar itu hanya terjadi satu kali. Dalam bahasa Indonesia, konsonan jenis ini tidak ada. bahasa Indonesia, konsonan jenis ini tidak ada. Contoh: perro (artinya anjing, bahasa Spanyol)Contoh: perro (artinya anjing, bahasa Spanyol)

Page 31: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI

Konsonan bilabial, ialah konsonan yang Konsonan bilabial, ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah bibir bawah dan artikulator aktifnya ialah bibir bawah dan artikulator pasifnya ialah bibir atas. Contoh: artikulator pasifnya ialah bibir atas. Contoh: [p], [b].[p], [b].

Konsonan apikodental, ialah konsonan yang Konsonan apikodental, ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator pasifnya ialah gigi atas. Contoh: [t], artikulator pasifnya ialah gigi atas. Contoh: [t], [d][d]

Page 32: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI

Konsonan apikoalveolar ialah konsonan yang Konsonan apikoalveolar ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi (lengkung kaki artikulator pasifnya adalah gusi (lengkung kaki gigi). Contoh: [l], [n]gigi). Contoh: [l], [n]

Konsonan apikopalatal ialah konsonan yang Konsonan apikopalatal ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator aktifnya ialah ujung lidah dan artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. Contoh: [D], pada kata maduContoh: [D], pada kata madu

Page 33: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI

Konsonan mediopalatal ialah konsonan yang Konsonan mediopalatal ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah tengah lidah dan artikulator aktifnya ialah tengah lidah dan artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. artikulator pasifnya ialah langit-langit keras. Contoh: [c, j].Contoh: [c, j].

Konsonan dorsovelar ialah konsonan yang Konsonan dorsovelar ialah konsonan yang artikulator aktifnya ialah pangkal lidah dan artikulator aktifnya ialah pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. artikulator pasifnya langit-langit lunak. Contoh: [k,g]Contoh: [k,g]

Page 34: Fonologi

KLASIFIKASI KONSONANKLASIFIKASI KONSONANBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASIBERDASARKAN TEMPAT ARTIKULASI

Konsonan hamzah (glottal stop), ialah konsonan yang Konsonan hamzah (glottal stop), ialah konsonan yang pembentukannya terjadi karena pita suara merapat pembentukannya terjadi karena pita suara merapat (glotis tertutup rapat) dan kemudian secara tiba-tiba (glotis tertutup rapat) dan kemudian secara tiba-tiba dipisahkan (terbuka). Contoh: [?]dipisahkan (terbuka). Contoh: [?]

Konsonan laringal, ialah konsonan yang Konsonan laringal, ialah konsonan yang artikulatornya adalah sepasang pita suara. Udara yang artikulatornya adalah sepasang pita suara. Udara yang dihembuskan dari paru-paru pada waktu melewati dihembuskan dari paru-paru pada waktu melewati glotis digeserkan. Glotis dalam posisi terbuka (lebih glotis digeserkan. Glotis dalam posisi terbuka (lebih sempit daripada saat bernafas normal). Contoh [h]sempit daripada saat bernafas normal). Contoh [h]

Page 35: Fonologi

BUNYI SEMI-VOKALBUNYI SEMI-VOKAL

Bunyi semi-vokal secara praktis termasuk konsonan.Bunyi semi-vokal secara praktis termasuk konsonan. Contoh: [w] proses pembentukannya menyerupai Contoh: [w] proses pembentukannya menyerupai

[u], namun bibir yang membentuk bundaran [u], namun bibir yang membentuk bundaran dipersempit sehingga arus udara hampir terhambat dipersempit sehingga arus udara hampir terhambat (labialisasi)(labialisasi)

Semi-vokal [y] proses pembentukannya Semi-vokal [y] proses pembentukannya menyerupai [i], namun posisi lidah dinaikkan terlalu menyerupai [i], namun posisi lidah dinaikkan terlalu tinggi ke arah langit-langit keras (palatalisasi)tinggi ke arah langit-langit keras (palatalisasi)

Page 36: Fonologi

BUNYI DIFTONGBUNYI DIFTONG

Diftong (vokal rangkap) adalah dua buah Diftong (vokal rangkap) adalah dua buah vokal yang dibunyikan dalam kesatuan waktuvokal yang dibunyikan dalam kesatuan waktu

Diftong ada dua macam, yaitu diftong naik Diftong ada dua macam, yaitu diftong naik dan diftong turundan diftong turun

Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat diftong naik [ai, oi, au]diftong naik [ai, oi, au]

Contoh diftong lain: oi, ai, ui (bahasa Madura), Contoh diftong lain: oi, ai, ui (bahasa Madura), ua, uo, ue (bahasa Jawa)ua, uo, ue (bahasa Jawa)

Page 37: Fonologi

BUNYI KLUSTERBUNYI KLUSTER Kluster (konsonan rangkap) adalah dua atau tiga Kluster (konsonan rangkap) adalah dua atau tiga

konsonan yang dibunyikan dalam kesatuan waktu.konsonan yang dibunyikan dalam kesatuan waktu. Pola bunyi dalam bahasa Indonesia sebenarnya tidak Pola bunyi dalam bahasa Indonesia sebenarnya tidak

mengenal kluster. Kluster yang digunakan dalam mengenal kluster. Kluster yang digunakan dalam bahasa Indonesia merupakan serapan.bahasa Indonesia merupakan serapan.

Contoh: [pr], [tr], [fr], [bl], [kl], [kw], [dw], [sw], Contoh: [pr], [tr], [fr], [bl], [kl], [kw], [dw], [sw], [str], [skr],...[str], [skr],...

Page 38: Fonologi

BUNYI SUPRASEGMENTALBUNYI SUPRASEGMENTAL Bunyi-bunyi yang menyertai bunyi segmentalBunyi-bunyi yang menyertai bunyi segmental Bunyi suprasegmental (prosodi) meliputi nada, Bunyi suprasegmental (prosodi) meliputi nada,

tekanan, durasi, jeda.tekanan, durasi, jeda. Nada menyangkut tinggi rendahnya suatu bunyiNada menyangkut tinggi rendahnya suatu bunyi Tekanan menyangkut keras lemahnya bunyi Tekanan menyangkut keras lemahnya bunyi

diujarkandiujarkan Durasi menyangkut panjang pendeknya bunyiDurasi menyangkut panjang pendeknya bunyi Jeda menyangkut perhentian (kesenyapan) bunyiJeda menyangkut perhentian (kesenyapan) bunyi

Page 39: Fonologi

NADA (PITCH)NADA (PITCH)

Nada dapat dibedakan atas nada naik, nada datar, Nada dapat dibedakan atas nada naik, nada datar, nada turun, nada turun naik, nada naik turunnada turun, nada turun naik, nada naik turun

Nada dipengaruhi ketegangan pita suara dan getaran Nada dipengaruhi ketegangan pita suara dan getaran pita suara. Semakin tegang, semakin cepat pita suara. Semakin tegang, semakin cepat getarannya, nada yang terdengar semakin tinggigetarannya, nada yang terdengar semakin tinggi

Dalam bahasa Indonesia, nada tidak fungsional Dalam bahasa Indonesia, nada tidak fungsional (tidak membedakan makna)(tidak membedakan makna)

Page 40: Fonologi

TEKANAN (STRESS)TEKANAN (STRESS)

Tekanan dipengaruhi kekuatan arus udara. Tekanan dipengaruhi kekuatan arus udara. Semakin kuat ketegangan arus udara, bunyi Semakin kuat ketegangan arus udara, bunyi terdengar semakin keras.terdengar semakin keras.

Tekanan dibedakan atas tekanan keras dan Tekanan dibedakan atas tekanan keras dan tekanan lunak (lemah)tekanan lunak (lemah)

Dalam bahasa Indonesia, tekanan tidak Dalam bahasa Indonesia, tekanan tidak membedakan makna dalam tataran kata, tetapi membedakan makna dalam tataran kata, tetapi membedakan maksud dalam tataran kalimat.membedakan maksud dalam tataran kalimat.

Page 41: Fonologi

DURASIDURASI

Durasi dalam bahasa Indonesia tidak Durasi dalam bahasa Indonesia tidak fungsional dalam tataran kata, tetapi fungsional dalam tataran kata, tetapi fungsional dalam tataran kalimat.fungsional dalam tataran kalimat.

Contoh: awas jatuh [awa:s/ jatu:h]Contoh: awas jatuh [awa:s/ jatu:h]

saya senang [saya sena:ng]saya senang [saya sena:ng]

Page 42: Fonologi

JEDAJEDA

Jeda atau perhentian dapat terjadi antarkalimat, Jeda atau perhentian dapat terjadi antarkalimat, antarkata, antarsilaba.antarkata, antarsilaba.

Jeda antarsilaba ditandai [+], antarkata [/], Jeda antarsilaba ditandai [+], antarkata [/], antarfrase [//], antarkalimat [#]antarfrase [//], antarkalimat [#]

Dalam bahasa Indonesia, jeda fungsional.Dalam bahasa Indonesia, jeda fungsional.

Contoh: anak/pejabat yang nakalContoh: anak/pejabat yang nakal

anak pejabat/ yang nakalanak pejabat/ yang nakal

Page 43: Fonologi

LATIHAN SOALLATIHAN SOAL

1.1. Deskripsikan perbedaan bunyi [t] pada [tari] Deskripsikan perbedaan bunyi [t] pada [tari] dan [pantun]dan [pantun]

2.2. Mengapa ketika kita mengucapkan kata Mengapa ketika kita mengucapkan kata biarbiar muncul [y] di antara [i] dan [a]?muncul [y] di antara [i] dan [a]?

3.3. Mengapa bunyi awal yang dikuasai seorang Mengapa bunyi awal yang dikuasai seorang anak pada umumnya bunyi bilabial?anak pada umumnya bunyi bilabial?

4.4. Mengapa nada dalam bahasa Indonesia Mengapa nada dalam bahasa Indonesia dikatakan tidak fungsional? Berikan penjelasan dikatakan tidak fungsional? Berikan penjelasan beserta contoh.beserta contoh.

Page 44: Fonologi

PERUBAHAN BUNYIPERUBAHAN BUNYI ASIMILASIASIMILASI DISIMILASIDISIMILASI MODIFIKASI VOKALMODIFIKASI VOKAL NETRALISASINETRALISASI ZEROISASIZEROISASI METATESISMETATESIS DIFTONGISASIDIFTONGISASI MONOFTONGISASIMONOFTONGISASI ANAPTIKSISANAPTIKSIS

Page 45: Fonologi

Bunyi lingual cenderung berubah karena Bunyi lingual cenderung berubah karena lingkungannyalingkungannya

Perubahan bunyi lingual dibedakan atas (1) Perubahan bunyi lingual dibedakan atas (1) perubahan fonetis (2) perubahan fonemisperubahan fonetis (2) perubahan fonemis

Perubahan fonetis tidak mengubah identitas Perubahan fonetis tidak mengubah identitas fonem, contoh: [t] pada [tentang] dan fonem, contoh: [t] pada [tentang] dan [tendang][tendang]

Perubahan fonemis mengubah identitas fonem, Perubahan fonemis mengubah identitas fonem, contoh: [vis] – [ik eet fis]contoh: [vis] – [ik eet fis]

Page 46: Fonologi

ASIMILASIASIMILASI

Perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak Perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi bunyi yang sama atau yang sama menjadi bunyi yang sama atau yang hampir sama.hampir sama.

Asimilasi dapat digolongkan menjadi (1) Asimilasi dapat digolongkan menjadi (1) asimilasi progresif, (b) asimilasi regresif, (c) asimilasi progresif, (b) asimilasi regresif, (c) asimilasi resiprokalasimilasi resiprokal

Page 47: Fonologi

ASIMILASI PROGRESIFASIMILASI PROGRESIF Bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah Bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah

bunyi yang mengasimilasikan.bunyi yang mengasimilasikan. Contoh: top – stopContoh: top – stop

[t] pada [top] apiko-dental[t] pada [top] apiko-dental

[t] pada [stop] lamino-palatal[t] pada [stop] lamino-palatal

karena [s] adalah lamino-palatalkarena [s] adalah lamino-palatal Contoh: [t] pada [tari] apiko-dentalContoh: [t] pada [tari] apiko-dental

[t] pada [santai] apiko-alveolar[t] pada [santai] apiko-alveolar

karena [n] apiko-alveolarkarena [n] apiko-alveolar

Page 48: Fonologi

ASIMILASI REGRESIFASIMILASI REGRESIF

Bunyi yang diasimilasikan terletak sebelum Bunyi yang diasimilasikan terletak sebelum bunyi yang mengasimilasikan.bunyi yang mengasimilasikan.

Contoh: [k] pada [zak] velar tak bersuaraContoh: [k] pada [zak] velar tak bersuara

[d] pada [doek] apiko-dental bersuara[d] pada [doek] apiko-dental bersuara

[k] pada [zakdoek] velar bersuara[k] pada [zakdoek] velar bersuara

Contoh: meN + bawa = membawaContoh: meN + bawa = membawa

[N] berwujud [m] bilabial karena [b] [N] berwujud [m] bilabial karena [b] pada [bawa] adalah bilabialpada [bawa] adalah bilabial

Page 49: Fonologi

ASIMILASI RESIPROKALASIMILASI RESIPROKAL

Kedua bunyi saling mengasimilasikan Kedua bunyi saling mengasimilasikan sehingga menimbulkan bunyi baru.sehingga menimbulkan bunyi baru.

Contoh: [holan] + [ho] = [holakko]Contoh: [holan] + [ho] = [holakko]

[suan] + [hon] = [suatton][suan] + [hon] = [suatton]

Page 50: Fonologi

DISIMILASIDISIMILASI Perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama Perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama

menjadi tidak sama.menjadi tidak sama. Contoh: [sajjana] – [sarjana]Contoh: [sajjana] – [sarjana]

[sayur sayur] – [sayur mayur][sayur sayur] – [sayur mayur]

[berajar] – [belajar][berajar] – [belajar]

Page 51: Fonologi

MODIFIKASI VOKALMODIFIKASI VOKAL

Perubahan bunyi vokal sebagai pengaruh Perubahan bunyi vokal sebagai pengaruh bunyi lain yang mengikutinya.bunyi lain yang mengikutinya.

Contoh: [oto] – [OtOt]Contoh: [oto] – [OtOt]

[balI?] – [balikan][balI?] – [balikan]

Page 52: Fonologi

NETRALISASINETRALISASI

Hilangnya fungsi pembeda suatu fonem akibat Hilangnya fungsi pembeda suatu fonem akibat pengaruh lingkungan.pengaruh lingkungan.

Contoh: [b] pada [sebab] dibunyikan [p] Contoh: [b] pada [sebab] dibunyikan [p] karena [b] tidak mungkin ada pada posisi kodakarena [b] tidak mungkin ada pada posisi koda

Page 53: Fonologi

ZEROISASIZEROISASI

Penghilangan bunyi fonemis sebagai upaya Penghilangan bunyi fonemis sebagai upaya ekonomisasi pengucapan.ekonomisasi pengucapan.

Contoh: [tetapi] – [tapi] aferesisContoh: [tetapi] – [tapi] aferesis

[pelangit] – [pelangi] apokop[pelangit] – [pelangi] apokop

[dahulu] – [dulu] sinkop[dahulu] – [dulu] sinkop

Page 54: Fonologi

METATESISMETATESIS

Perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu Perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing.bersaing.

Contoh: kerikil – kelikirContoh: kerikil – kelikir

jalur – lajurjalur – lajur

brantas – bantrasbrantas – bantras

serap – resapserap – resap

almari - lemarialmari - lemari

Page 55: Fonologi

DIFTONGISASIDIFTONGISASI

Perubahan bunyi vokal tunggal (monoftong) Perubahan bunyi vokal tunggal (monoftong) menjadi vokal rangkap (diftong)menjadi vokal rangkap (diftong)

Contoh: anggota – anggautaContoh: anggota – anggauta

teladan – tauladanteladan – tauladan

sentosa - sentausasentosa - sentausa

Page 56: Fonologi

MONOFTONGISASIMONOFTONGISASI

Perubahan dua bunyi vokal rangkap (diftong) Perubahan dua bunyi vokal rangkap (diftong) menjadi vokal tunggal (monoftong)menjadi vokal tunggal (monoftong)

Contoh: kalau – kaloContoh: kalau – kalo

danau – danodanau – dano

satai – sate satai – sate

Page 57: Fonologi

ANAPTIKSISANAPTIKSIS

Perubahan bunyi dengan jalan menambahkan Perubahan bunyi dengan jalan menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan untuk memperlancar ucapan. untuk memperlancar ucapan.

Contoh: mpu – empu (protesis)Contoh: mpu – empu (protesis)

sloka – seloka (epentesis)sloka – seloka (epentesis)

adi – adik (paragog)adi – adik (paragog)

Page 58: Fonologi

SUKU KATA (SILABA)SUKU KATA (SILABA)

Satuan kenyaringan bunyi yang diikuti dengan Satuan kenyaringan bunyi yang diikuti dengan satuan denyutan dada yang menyebabkan satuan denyutan dada yang menyebabkan udara keluar dari paru-paru.udara keluar dari paru-paru.

Contoh: [mendaki] memiliki 3 puncak Contoh: [mendaki] memiliki 3 puncak

kenyaringan bunyi [men+da+ki]kenyaringan bunyi [men+da+ki] Pada umumnya struktur suku kata terdiri atas Pada umumnya struktur suku kata terdiri atas

satu bunyi sonor yang berupa vokal.satu bunyi sonor yang berupa vokal.

Page 59: Fonologi

POLA SUKU KATAPOLA SUKU KATA

Pola suku kata dasar bahasa Indonesia:Pola suku kata dasar bahasa Indonesia:

V (i-kan, ba-u,...)V (i-kan, ba-u,...)

VK (en-tah, in-dah,...)VK (en-tah, in-dah,...)

KV (se-nang, ra-mai,...)KV (se-nang, ra-mai,...)

KVK (tem-pat, leng-kap,...)KVK (tem-pat, leng-kap,...)

Page 60: Fonologi

POLA SUKU KATAPOLA SUKU KATA

Pola suku kata serapan dalam bahasa Indonesia:Pola suku kata serapan dalam bahasa Indonesia:

VKK (ons, eks-tra,...)VKK (ons, eks-tra,...)

KVKK (teks, ...)KVKK (teks, ...)

KKVKK (kom-pleks, spons,...)KKVKK (kom-pleks, spons,...)

KKV (pre-tes, psi-ko-lo-gi,...)KKV (pre-tes, psi-ko-lo-gi,...)

KKVK (trak-tor, kris-tal,...)KKVK (trak-tor, kris-tal,...)

KKKV (stra-te-gi, ...)KKKV (stra-te-gi, ...)

KKKVK (struk-tur, skrip-si,...)KKKVK (struk-tur, skrip-si,...)

Page 61: Fonologi

Catatan:Catatan:

Kata dasar dalam bahasa Indonesia pada umumnya Kata dasar dalam bahasa Indonesia pada umumnya terdiri atas dua suku kata. Hanya sedikit yang terdiri terdiri atas dua suku kata. Hanya sedikit yang terdiri atas satu, tiga, empat suku kata.atas satu, tiga, empat suku kata.

Konsonan dalam bahasa Indonesia yang tidak dapat Konsonan dalam bahasa Indonesia yang tidak dapat menjadi penutup suku kata: /c/, /d/, /g/ /j/, /q/, /v/ menjadi penutup suku kata: /c/, /d/, /g/ /j/, /q/, /v/ /w/, /x/,/y/, /z/. Beberapa hanya ditemukan dalam /w/, /x/,/y/, /z/. Beberapa hanya ditemukan dalam kata serapan, contoh: abad, gudeg, mikraj, juzkata serapan, contoh: abad, gudeg, mikraj, juz

Page 62: Fonologi

RANGKAIAN SUKU KATARANGKAIAN SUKU KATA

1.1. V – VV – V

2.2. V – VKV – VK

3.3. V – KVV – KV

4.4. V – KVK V – KVK

5.5. V K – VV K – V

6.6. VK – VKVK – VK

7.7. VK – KVVK – KV

8.8. VK - KVKVK - KVK

9. KV – V9. KV – V

10. KV – VK10. KV – VK

11. KV – KV11. KV – KV

12. KV – KVK12. KV – KVK

13. KVK – V13. KVK – V

14. KVK – VK14. KVK – VK

15. KVK – KV15. KVK – KV

16. KVK - KVK16. KVK - KVK

Page 63: Fonologi

PEMENGGALAN KATAPEMENGGALAN KATA

Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal. Contoh: ma – in, bu – ah vokal. Contoh: ma – in, bu – ah

Diftong tidak pernah diceraikan, contoh: sau – Diftong tidak pernah diceraikan, contoh: sau – da – ra, bukan sa- u – da – ra da – ra, bukan sa- u – da – ra

Jika di tengah kata ada huruf konsonan, Jika di tengah kata ada huruf konsonan, gabungan huruf konsonan, di antara dua buah gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan di sebelum huruf vokal, pemenggalan dilakukan di sebelum huruf konsonan. Contoh: ba – pak, de - nganhuruf konsonan. Contoh: ba – pak, de - ngan

Page 64: Fonologi

PEMENGGALAN KATAPEMENGGALAN KATA

Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara dua huruf konsonan. Contoh: man – di, antara dua huruf konsonan. Contoh: man – di, som – bongsom – bong

Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan Jika di tengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Contoh: ul huruf konsonan pertama dan kedua. Contoh: ul tra, in – fratra, in – fra

Page 65: Fonologi

Latihan pemenggalan kataLatihan pemenggalan kata

MakananMakanan CaplokCaplok MutakhirMutakhir AulaAula AprilApril IsyaratIsyarat InstrumenInstrumen boikotboikot

Page 66: Fonologi