Fixxxxxxx Dr Joe

34
Parasitologi

description

PlatyHelmintes

Transcript of Fixxxxxxx Dr Joe

Page 1: Fixxxxxxx Dr Joe

Parasitologi

Page 2: Fixxxxxxx Dr Joe

Bedakan jenis kelamin ordo Digenea

sepasang testis —› masing-masing dilanjutkan oleh vas deferens —›kantong sirus yang berisi vesicula seminalis dan cirus —› primitive penis yang berakhir pada genital opening

Mempunyai ovarium tunggal —› oviduct —› ootype (tempat ovum menerima yolk (kuning telur) dari sekresi glandula vitelina dan membentuk cangkang —› telur menuju uterus (cangkang mengeras) —› keluar melalui porus genitalis.

Jantan Betina

Page 3: Fixxxxxxx Dr Joe

FASCIOLIDAE

Fasciola

Page 4: Fixxxxxxx Dr Joe

Ciri-Ciri

Bentuk pipih seperti daun, anterior lebih lebar dari posterior

Punya oral sucker dan ventral sucker Bersifat hemaprodit (terdapat 2 jenis kelamin) Punya kutikula berduri Inang definitif : sapi, kuda, domba, kambing,

kangguru, anjing, babi, kucing, gajah dan manusia

Sekum, testis dan ovarium bercabang (Bendryman et al., 2010)

Page 5: Fixxxxxxx Dr Joe

Ciri-Ciri

Telur berbentuk oval, berdinding halus dan tipis berwarna kuning.

Ukuran telur 130-160 x 63-90 µm

Ukuran 25-30x8-15 µm

Panjang 2,5-3 cm x 1-1,5 cm

Warna coklat keabuan gelap

Ukuran telur 150-190 x 70-140 µm

Ukuran cacing 25-75mm x 12mm

Berwarna coklat muda dan transparan

F. Hepatica F. Gigantica

Page 6: Fixxxxxxx Dr Joe

Siklus Hidup

Page 7: Fixxxxxxx Dr Joe

Telur masuk ke dalam duodenum bersama cairan empedu keluar bersama feces. Telur menetas setelah 14 hari, yang dipengaruhi suhu dan kelembaban, menghasilkan miracidium.

Miracidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea dgn melepas selubung silia dan berkembang menjadi Sporokista.

Sporokista akan menghasilkan Redia Redia selanjutnya akan membentuk cercaria. Cercaria meninggalkan tubuh siput menempel pada

rumput dan berubah menjadi metacercaria. Metacercaria termakan oleh hewan ternak

berkembang menjadi cacing muda yang selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai daur hidupnya. 

Page 8: Fixxxxxxx Dr Joe

Gejala Klinis

Akut : sebabkan kematian tanpa gejala klinis yg jelas. Pada umumnya diderita oleh kambing, domba serta anak sapi.

Diikuti oleh infeksi sekunder dari bakteri Clostridium novy yang menyebabkan black disease

Gejala klinis: hewan seperti dungu, lemah, nafsu makan menurun, tampak pucat dan oedema dari mukosa dan conjunctiva, hewan akan tampak nyeri jika ditekan pada daerah hepar.

Kematian terjadi secara cepat < 24 jam diikuti keluarnya eksudat purulen yang bercampur darah dari hidung dan anus.

Page 9: Fixxxxxxx Dr Joe

Sub akut : jalannya penyakit berlangsung lebih lama mencapai 1-2 minggu diikuti dengan penurunan berat badan hewan penderita.

Kronis : kejadian lebih lama, terlihat oedema sub mandibula (bottle jaw), anemia, hewan cepat lelah disebabkan oleh ikterus dan diare, hewan menjadi kurus sehingga terjadi penurunan produksi susu dan bisa juga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas dari bulu domba, terjadi askites, hydrotorax dan hydropericard.

Page 10: Fixxxxxxx Dr Joe

Pengobatan

Karbon tetrachloride dengan dosis 1-2 ml/50 kg BB. Sangat efektif untuk cacing hati yang berumur 8-10 minggu. Tetapi tidak efektif untuk cacing hati yang berumur 5-6 minggu. Diberikan secara intramuskuler, sub kutan dan peroral

Page 11: Fixxxxxxx Dr Joe

Mineral oil dengan dosis 1-2 ml/10 kg BB Hexachlorophen pemberian secara per oral

dengan dosis 15 mg/kg BB. Dapat mebunuh cacing muda berumur 4 minggu

Obat-obat lain yang dapat digunakan adalah: >>Dovenix dengan dosis 7ml untuk sapi dewasa pemberian secara sub kutan.>>triclabendazole dengan 5 mg/kg BB pemberian secara intramuskuler.

Page 12: Fixxxxxxx Dr Joe

EURYTREMA

Page 13: Fixxxxxxx Dr Joe

Taksonomi Eurytrema

Phyllum : platyhelminthes Class : trematoda Ordo : digenea Family : dicrocoelidae Genus : Eurytrema Spesies : E. Pancreaticum

Page 14: Fixxxxxxx Dr Joe

Siklus Hidup

Page 15: Fixxxxxxx Dr Joe

E.pancreaticum memerlukan inang I siput tanah Didalam tubuh siput tanah, menghasilkan 2 generasi

dari sporokista generasi kedua akan menghasilkan cercaria ± 5 bulan setelah infeksi.

Cercaria keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput, kemudian termakan oleh belalang (inang II).

Metacercaria terjadi didalam haemocele dan menjadi infektif setelah 3 minggu dalam tubuh belalang .

Penularan terjadi saat belalang yang mengandung metacercaria termakan oleh ruminansia bersamaan dengan rerumputan.

Metacarceria dari tubuh belalang yang termakan akan menetas didalam usus sapi kemudian cacing muda akan bermigrasi menuju saluran pankreas dan menginfeksi ruminansia tersebut.

Page 16: Fixxxxxxx Dr Joe

Patogenesis

Infeksi ringan : Radang selaput lendir dan Kerusakan epitel saluran empedu

Infeksi berat : pengerasan pankreas, kadang-kadang lunak dan bengkak.

Page 17: Fixxxxxxx Dr Joe

Pengobatan

Metode pengobatan belum diketahui, namun pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian mollucida dipadang penggembalaan, pengeringan rawa-rawa, dan pemberian pakan bergizi bagi ternak.

Page 18: Fixxxxxxx Dr Joe

PARAMPHISTOATIDAE

Parampistomum

Page 19: Fixxxxxxx Dr Joe

Taksonomi

Phyllum : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Digenea Family : Paramphistomatidae Genus : Paramphistomum,

Cotylophoron, Gastrothylax, Gigantocotyle, Gastrodiscus

Page 20: Fixxxxxxx Dr Joe

Morfologi Umum

Tubuh tebal dan sirkuler pada potongan melintang (transversal)

Ventral sucker berkembang, kuat dan terletak pada ujung posterior

Kantong ventral berukuran besar Anterior sucker kadang-kadang mempunyai

sepasang kantong Tidak memiliki faring, memiliki esofagus Intestinal caecal sederhana Kutikula tidak berduri Sejumlah besar spesies ditemukan pada rumen

dan retikulum sapi, rusa, kerbau, kambing dan domba, dan kolon dari kuda

Page 21: Fixxxxxxx Dr Joe

Jenis-Jenis

Genus : Paramphistomum (Fischoeder, 1901)

Spesies : P. Cervi (Schrank, 1790) Habitat cacing dewasa : rumen dan retikulum

kambing, domba dan sapi Peyebaran : kosmopolitan Morfologinya : Warna merah muda pada waktu hidup, Merupakan “conical fluke” yaitu cacing

mengerucut yang bentuknya seperti buah pear

Page 22: Fixxxxxxx Dr Joe

Bagian ventral sedikit konkaf dan bagian dorsal sedikit konveks

Mempunyai sucker yang besar dibagian subterminal posterior

Ukuran cacing 5-13 x 2-5mm Genital pore terletak 1/3 bagian anterior Testis sedikit berlobi, sebelah anterior ovarium Vittelaria terletak diantara varing dan ventral

sucker Ukuran telur 114-176 x 73-100 µm

Page 23: Fixxxxxxx Dr Joe

Genus : Cotylophoron(Stilles dan Gold Berger, 1910)

Species :C.Cotylophorum(Fischoeder,1901;Nasmarck, 1937)

Habitat : rumen dan retikulum kambing, domba, sapi

Penyebarannya : kosmopolitan Morfologi : Mirip dengan P. Cervi tetapi genital

sucker mengelilingi genital pore Ukuran telur 123-135 x 61-68 mikron (Soulsby,

1986)

Page 24: Fixxxxxxx Dr Joe

Genus : Gasterothylax (Poirier, 1883)Species : G. Crumenifer (Creplia, 1847)

Habitat : rumen domba, sapi dan kerbau di India, srilangka dan Cina

Morfologi : Cacing dewasa berwarna merah pada waktu masih hidup,

memanjang dan sirkuler pada potongan transversal Ukuran cacing dewasa : 9-18 x 5 mm Cacing dari genus ini berbeda dengan genus lain pada kantong

ventral yang berukuran besar, terbuka di bagian anterior dan meluas pada seluruh permukaan ventral sampai posterior sucker

Genital pore terbuka di dalam kantong, terletak pada pertengahan antara faring dan percabangan intestin

Sekum terletak pada tepi anterior dari testis Testis berlobi dan horizontal Ovari terletak di bagian belakang dari sekum dan testis Uterus terletak pada pertengahan tubuh Ukuran telur 115-135 x 60-70 µm

Page 25: Fixxxxxxx Dr Joe

Genus : Gigantocotyle (Nasmarck, 1937)

Species : G. Explanatum (Nasmarck, 1937)

Habitat : saluran empedu, kandung empedu dan duodenum sapi dan kerbau

Penyebaran : India dan Malaysia Morfologi : bentuk seperti kerucut

dengan salah satu ujung lancip, dan ujung lainnya melebar

Page 26: Fixxxxxxx Dr Joe

Genus : Gastrodiscus (Leuckart, 1877)

Species : G. aegyptiacus (Cobbold, 1876)

Habitat : usus halus dan usus besar bangsa kuda, babi di Afrika, India dan di daerah tropis lainnya

Morfologi : Warna merah muda Ukuran 17 x 8-11 mm Bentuk tubuhnya seperti mangkok (piring) =

saucer shape Intestin bercabang Testis berlobi letaknya hampir diagonal dan bagian

tengah belakang terletak ovari Telur oval dan ukurannya 131-139 x 78-90 µm

Page 27: Fixxxxxxx Dr Joe

Siklus Hidup

Mirip telur fasciola, mempunyai operculumPada waktu dikeluarkan sudah bersegmen. Waktu perkembangan menjadi mirasidium pada setiap speciesnya berbeda-beda. Mirasidium yang bebas akan berenang di air dan masuk ke dalam siput air. Penetrasi ke dalam tubuh siput melalui dinding posterior dari rongga mantel, kemungkinan terjadi pada bagian yang lunak. Siput yang berperan sebagai intermediet host

Page 28: Fixxxxxxx Dr Joe

Perkembangan selanjutnya didalam siput, sama pada semua species. Mirasidium sewaktu melakukan penetrasi masuk rongga mantel, melapaskan cilia untuk melindungi mirasidium. Setelah 12 jam membentuk sporocyst, setelah 11 hari sporokista matur dan menagndung maksimum 8 redia setiap sporokista. Redia akan dibebaskan 11 hari setelah infeksi dan pada hari ke 21 setelah infeksi , setiap redia mengandung 15-30 serkaria. Serkaria yang mature/masak berwarna coklat gelap dan mempunyai 2 bintik mata. Serkaria akan keluar bila terkena sinar matahari dalam waktu 30 menit. Serkaria yang keluar (sercaria pigmentota) mempunyai ekor pendek dan memiliki 2 pasang bintik mata.

Page 29: Fixxxxxxx Dr Joe

Beberapa jam kemudian serkaria mengalami enkystmentpada tanaman air. Proses enkistasi lengkap selama 10 menit menjadi metacercaria yang bertahan hidup selama kurang lebih 3 bulan. Infeksi pada inang definitif karena termakannya metaserkaria bersama rumput tanaman air.

Page 30: Fixxxxxxx Dr Joe

Gejala Klinis

Paramphistomum memiliki 2 fase yaitu fase intestinal dan fase ruminal. Pada fase intestinal cacing muda menyebabkan pendarahan bengkak serta merah di dalam duodenum dan abomasum hal ini menyebabkan duodenitis dan abomasitis. Pada kasus infeksi masal pertumbuhan cacing menjadi lambat sehingga gejala klinis akan terlihat lebih lama. Fase ruminal cacing akan menyebabkan perubahan epitel dari rumen yang mengganggu kapasitas reabsorbsi. Gejala klinisnya diare dengan feses yang berbau khas apatis dan demam ringan. Pada kasus kronis akan terjadi kekurusan serta kerugian ekonomi lainnya. Pada kasus masal cacing ini bisa menyebabkan kematian, pada fase ruminal tidak terlihat jelas.

Page 31: Fixxxxxxx Dr Joe

Pengobatan

Page 32: Fixxxxxxx Dr Joe

Identifikasi gambar

Page 33: Fixxxxxxx Dr Joe

Gastrothylax

Os = oral Sucker

Es = eye spot

P = pharynx

Ga = Genital atrium

In = intestine

Vs = vental sucker

Ta = tail

Page 34: Fixxxxxxx Dr Joe

Paragonimus