FIX Serikat Buruh Di Indonesia (1)

28

description

fix

Transcript of FIX Serikat Buruh Di Indonesia (1)

  • Tujuan Serikat Pekerja (Mondy 2008)

    Menjamin dan meningkatkan standar hidup dan status ekonomi dari para anggotanya.Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman-ancaman dan situasi-situasi yang bisa muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi, atau keputusan manajemen.Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dalam cara-cara yang mendukung dan tidak merugikan perkembangan dan tujuan serikat pekerja.Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan, baik itu anggota serikat pekerja atau bukan.Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang subyektif dan sewenang-wenang di tempat kerja.
  • Mengapa Karyawan Bergabung dengan Serikat Pekerja?

    Tidak puas pada manajemen dalam hal:Kompensasi. Keamanan JabatanSikap manajemenMencari saluran sosialPeluang untuk menjadi pemimpinanDipaksa rekan kerja
  • Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Pasal 1 yang dimaksud dengan :

    Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokrais, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan kerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan kelaurganyaSerikat pekerja/serikat buruh di perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh di satu perusahaan atau di beberapa perusahaan.Serikat pekerja/serikat buruh di luar perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh yang tidak beberja di perusahaan.

    *

  • Pasal 2

    Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh menerima Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-undang dasar 1945 sebagai konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh mempunyai asas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

    Pasal 3

    Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh mempunyai sipat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

    *

  • Pasal 5

    Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 orang pekerja/buruh.

    Pasal 6

    Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota federasi serikat pekerja/serikat buruh.Federasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang serikat pekerja/serikat buruh.

    Pasal 7, 8, 9, 10, 11

    Pembentukan

    *

  • Keanggotaan

    Pasal 12

    Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh harus terbuka untuk menerima anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku bangsa, dan jenis kelamin.

    Pasal 13

    Keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diatur dalam anggaran dan anggaran rumah tangganya.

    Pasal 14 ayat 1 & 2, Pasal 15, Pasal 16 ayat 1 dan 2, Pasal 17 ayat 1, 2 dan 3

    *

  • Pekerja/buruh sebagai warga negara mempunyai persamaan kedudukan dalam hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, mengeluarkan pendapat, berkumpul dala satu organisasi, serta mendirikan dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. Hak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh merupakan hak asasi pekerja/buruh yang telah di jamin dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.

    Hak berserikat bagi pekerja/buruh, sebagaimana diatur dalam Konvensi Internasional Labour Organization (ILO) Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi, dan Konvensi ILO Nomor 98 mengenai Berlakunya Dasar-dasar Daripada Hak Untuk Berorganisasi dan Untuk Bergabung Bersama sudah diartifikasi oleh Indonesia menjadi bagian dari peraturan perundang-undangan nasional.

    *

  • Pasal 25

    Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berhak:membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;mewakili pekerjaan/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial;mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh;melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pelaksanaan hak-hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pasal 26, Pasal 27 point a, b , c

    *

  • Hubungan Kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.

    Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

    HUBUNGAN INDUSTRIAL

  • HUBUNGAN INDUSTRIAL

    Sumber:UU NO. 13 TAHUN 2003 tentang KETENAGAKERJAAN UU NO. 2 TAHUN 2004 tentang PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
  • FUNGSI PEMERINTAH

    Menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

  • FUNGSI SERIKAT BURUH

    Menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan ketrampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.

  • FUNGSI
    ORGANISASI PENGUSAHA

    Menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan

  • SARANA
    HUBUNGAN INDUSTRIAL

    Serikat pekerja/serikat buruhOrganisasi PengusahaLembaga kerja sama bipatritLembaga kerja sama tripatritPeraturan PerusahaanPerjanjian Kerja BersamaPeraturan perundang-undangan ketenagakerjaanLembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
  • Mogok Kerja

    Adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan.Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan.
  • Sebelum mogok kerja, sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. Pemberitahuan ini sekurang-kurangnya memuat:

    Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimuai dan diakhiri mogok kerja;

    Tempat mogok kerja;

    Alasan dan sebab-sebab mengapa melakukan mogok kerja;

    Tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing ketua dan sekretaris buruh sebagai penanggung jawab kelompok.

    Mogok Kerja

  • Penutupan Perusahaan (lock out)

    Adalah tindakan dan merupakan hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan.

    Namun pengusaha tidak dibenarkan melakukan lock out sebagai tindakan balasan sehubungan dengan adanya tuntutan normatif dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.

  • Lock out dilarang dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang melayani kepentingan umum dan/atau jenis kegiatan yang membahayakan keselamatan jiwa manusia, meliputi rumah sakit, pelayanan jaringan air bersih, pusat pengendali telekomunikasi, pusat penyedia tenaga listrik, pengolahan minyak dan gas bumi, serta kereta api.

    Penutupan Perusahaan (lock out)

  • Pengusaha wajib memberitahukan secara tertulis kepada pekerja/buruh, serta instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum lock out dilaksanakan.

    Pemberitahuan tersebut sekurang-kurangnya memuat:

    Waktu (hari, tanggal, jam) dimulai dan diakhiri penutupan perusahaan;

    Alasan dan sebab-sebab melakukan lock out.

    Penutupan Perusahaan (lock out)

  • Namun pemberitahuan tidak diperlukan apabilapekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh:

    a. melanggar prosedur mogok kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140;

    b. Melanggar ketentuan normatif yang ditentukan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Penutupan Perusahaan (lock out)

  • Pembubaran

    Pasal 37

    Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh bubar dalam hal :

    dinyatakan oleh anggotanya menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;perusahaan tutup atau menghentikan kegiatannya untuk selama-lamanya yang mengakibatkan putusnya hubungan kerja bagi seluruh pekerja/buruh diperusahaan setelah seluruh kewajiban pengusaha terhadap pekerja/buruh diselesaikan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;dinyatakan dengan putusan pengadilan;

    Pasal 38 ayat 1, 2, 3 dan Pasal 39 ayat 1, 2.

    *

  • Penyelesaian Perselisihan

    Pasal 35

    Setiap perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diselesaikan secara musyawarah oleh serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan.

    Pasal 36

    Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 tidak mencapai kesepakan, perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    *

  • TATA CARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
    HUBUNGAN INDUSTRIAL

    BIPATRIT Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlabih dahulu melalui perundingan bipatrit secara musyawarah untuk mencapai mufakatJangka waktu penyelesaian 30 hari kerja sejak tanggal dimulainya perundinganJika salah satu pihak menolak untuk berunding atau tidak ada kesepakatan maka bipatrit dianggap gagal.
  • TATA CARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
    HUBUNGAN INDUSTRIAL

    Gagalnya BipatritSalah satu atau kedua pihak mencatatkan perselisihannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan;Instansi tersebut wajib menawarkan kepada para pihak untuk menyepakati memilih penyelesaian melalui konsiliasi atau memilih arbitrase.
  • Jika para pihak tidak menetapkan pilihan maka dalam waktu 7 hari kerja instansi tersebut akan melimpahkan penyelesaian perselisihan kepada mediator (mediasi).Dalam hal penyelesaian melalui konsiliasi atau mediasi tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Hubungan Industrial.

    TATA CARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
    HUBUNGAN INDUSTRIAL

  • Simpulan

    Pekerja atau karyawan merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah perusahaan. Kinerja yang baik mereka sangat diharapkan oleh pihak perusahaan. Namun, untuk mencapai tingkat itu, para pekerja pun harus bekerja dalam kondisi moril yang baik. Mereka harus memiliki jaminan akan kehidupannya. Oleh karena itu, dibentuklah sebuah serikat kerja yang mampu mewadahi atau memfasilitasi kebutuhan mereka.

    Peran serikat kerja yaitu untuk menjembatani keinginan perusahaan dengan kepentingan dan kebutuhan pegawai. Diharapkan dengan adanya serikat kerja akan menjadi sebuah media komunikasi antara tenaga kerja dengan pihak perusahaan.

  • Referensi

    Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga.Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan Ketenagakerjaan Republik Indonesia