FIX REVIEW + PENGEMBANGAN INDO PRESEN

download FIX REVIEW + PENGEMBANGAN INDO PRESEN

If you can't read please download the document

description

pengembangan dan review jurnal

Transcript of FIX REVIEW + PENGEMBANGAN INDO PRESEN

Seminar Akuntansi Kelompok 3 14

PENGARUH CSR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN TERCATAT DI BEI TAHUN 2005-2006)(Lely Dahlya dan Silvia Veronica Siregar)

RINGKASANPenelitian ini bertujuan untuk melihat secara empiris apakah corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. Di Indonesia, kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan tersebut diatur oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Saat ini, pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan Freedman (1994), dalam Anggraini (2006), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Untuk itu, dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus yang dikenal dengan nama laporan keberlanjutan (sustainability reporting).

Penelitian Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan (gross profit to sales ratio/GPS), tetapi berhubungan negatif dengan return on capital employed (ROCE). Heal dan Garret (2004), menunjukkan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada manajemen risiko dan memelihara hubungan yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Sedangkan penelitian Siegel dan Paul (2006), menunjukkan bahwa aktivitas CSR memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap efisiensi, perubahan teknikal, dan skala ekonomi perusahaan. Finch (2005) menyatakan bahwa motivasi perusahaan menggunakan sustainability reporting framework adalah untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen dalam mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada para stakeholder. Selain itu, menurut McGuire dkk (1998), dalam Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998), aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan terbukti dapat meningkatkan reputasi, sehingga memperbaiki hubungan dengan pihak bank, investor, maupun lembaga pemerintahan, dan dari perbaikan hubungan tersebut tercermin pada keuntungan ekonomi perusahaan. Almilia dan Wijayanto (2007) menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya. Adapun skema penelitiannya adalah sebagai berikut.Pengungkapan CSR

ROE 1 tahun ke depan (ROEt+1)

Leverage.Size.Growth.Beta.Unexpected Earnings.

Abnormal Return(CAR)

Penelitian ini menggunakan model regresi berganda, dimana pengungkapan CSR diukur dengan Corporate Social Disclosure Index (CSDI), ROEt+1 dihitung dengan rumus net income/equity untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, dan CAR dihitung dengan menggunakan market-adjusted model. Dengan menggunakan metode purposive judgement sampling, diperoleh total sampel akhir sebanyak 77 perusahaan (27 perusahaan untuk tahun 2005 dan 50 perusahaan untuk tahun 2006) dari perusahaan publik yang tercatat di BEI pada tahun 2005 dan 2006. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE sebagai pengukur dari kinerja perusahaan. namun, pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR sebagai pengukur kinerja pasar perusahaan.

MOTIVASI PENELITIANMotivasi penelitian ini adalah untuk menguji kembali serta melihat apakah secara empiris pengungkapan CSR dapat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan. Hasil berbeda diungkapkan oleh peneliti dimana dalam penelitian Eipstein dan Freedman (1994), dalam Anggraini (2006), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan namun hasil berbeda yang berbeda diperoleh dari penelitian Balabanis, Phillips, dan Lyall (1988) yang menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar.

RUMUSAN MASALAHApakah corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan?

LANDASAN TEORIGrand TheoryPenelitian ini menggunakan teori agensi dan teori sinyal sebagai grand theory. Teori agensi menjelaskan ada konflik kepentingan antara manajer (agen) dan principal (pemilik). Pemilik ingin mengetahui semua informasi di perusahaan termasuk aktifitas manajemen dan sesuatu yang terkait investasi/dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban atas kinerja manajer. Paradigma akuntansi konvensional beranggapan bahwa pihak yang di utamakan dalam pengungkapan laporan keuangan adalah stockholder. Dengan perkembangan akhir-akhir ini banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan yaitu stakeholders (konsumen, masyarakat, pemasok, analis keuangan, karyawan dan pemerintah). Stakeholders menyadari adanya hal yang dapat menambah nilai suatu perusahaan. Salah satu caranya dengan melakukan kegiataan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan CSR dapat menguntungkan agen (manajer) dan stakeholders. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan

Supporting TheoryTeori Legitimasi, menjelaskan perusahaan melakukan kegiataan usaha dengan batasan-batasan yang ditentukan oleh norma-norma, nilai-nilai sosial dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan.Teori stakeholder, berpendapat bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun memberikan manfaat bagi stakeholders. Di dalam perusahaan adanya pihak yang diutamakan yaitu stakeholders. Terdapat sejumlah stakeholders yang ada dimasyarakat, dengan adanya pengungkapan CSR merupakan cara untuk mengelola hubungan organisasi dengan kelompok stakeholders yang berbeda. Tujuan utama dari perusahaan adalah menyeimbangkan konflik antara stakeholders.Teori politik ekonomi, menjelaskan tidak hanya reaksi stakeholders tetapi juga menjelaskan laporan akuntansi dipandang sebagai dokumen sosial, politik dan ekonomi. Dengan mempertimbangkan ekonomi politik, entitas akan lebih mampu untuk kebijakan yang akan diambil berkaitan dengan isu yang berpengaruh atas kegiatan organisasi dan informasi yang dipilih untuk diungkapkan.

HIPOTESIS PENELITIANBanyak literatur yang menegaskan bahwa aktivitas CSR yang tertuang dalam pengungkapan sosial perusahaan berpengaruh dan memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan. Penelitian Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998), menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan (gross profit to sales ratio/GPS), tetapi berhubungan negatif dengan return on capital employed (ROCE).

Penelitian Heal dan Garret (2004), menunjukkan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada manajemen risiko dan memelihara hubungan yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Sedangkan Penelitian Siegel dan Paul (2006), menunjukkan bahwa aktivitas CSR memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap efisiensi, perubahan teknikal, dan skala ekonomi perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesisnya adalah:H1:Pengungkapan aktivitas CSR (CSR disclosure) berpengaruh positif terhadap ROE perusahaan satu tahun ke depan (ROEt+1).Laporan tahunan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam suatu perusahaan atau tidak. Dengan demikian, tingkat pengungkapan (disclosure level) yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham yang pada gilirannya juga akan berdampak pada volume saham yang diperdagangkan dan return (Junaedi, 2005). Menurut penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Dari penjelasan tersebut diatas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H2:Pengungkapan aktivitas CSR (CSR disclosure) berpengaruh positif terhadap abnormal return.KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIANRantai Kausal dan Validitas LogikaHubungan kuat antara fenomena yang ada dengan hipotesis dan pengujian dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa ada rantai kausal penelitian ini baik. Teori yang melatarbelakangi penelitian ini juga menunjang fenomena yang ada dan didukung pula dengan pengujian yang tepat sehingga dapat disimpulkan penelitian ini memiliki validitas logika yang baik. Pengungkapan CSR yang tinggi dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan karena perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan dan peningkatan kinerja keuangan.

Pengendalian Variabel EkstraneousPengendalian variabel extraneous pada penelitian ini menggunakan variabel kontrol, yaitu leverage, ukuran perusahaan, beta pasar perusahaan, kesempatan pertumbuhan, dan unexpected earnings. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik pengambilan sampel purposive judgement sampling dengan menggunakan beberapa kriteria, yaitu sampel merupakan perusahaan publik yang tercatat di BEI pada tahun 2005 dan 2006, dimana laporan tahunan atau dokumen lain perusahaan sampel tersedia secara lengkap, baik secara fisik maupun melalui website, dan khusus untuk data sampel tahun 2006, terdiri dari perusahaan yang telah me-release laporan keuangan tahun 2007 pada website www.idx.co.id per tanggal 10 April 2008.

Validitas InternalPenelitian ini memiliki validitas internal yang tinggi karena terdapat kriteria-kriteria yang harus terpenuhi dalam pengambilan sampel, sehingga menghindari terjadinya confounding effect dari perusahaan-perusahaan lain yang tidak memenuhi kriteria.Validitas Eksternal

Penelitian ini memiliki validitas eksternal yang rendah, karena penelitian ini menggunakan kriteria tertentu meskipun menggunakan perusahaan publik yang tercatat di BEI dan tidak memfokuskan pada sektor tertentu. Penelitian ini menggunakan kriteria berupa dimana laporan tahunan atau dokumen lain perusahaan sampel tersedia secara lengkap, baik secara fisik maupun melalui website, dan khusus untuk data sampel tahun 2006, terdiri dari perusahaan yang telah me-release laporan keuangan tahun 2007 pada website www.idx.co.id per tanggal 10 April 2008. Hal ini berarti masing-masing perusahaan pada penelitian ini nantinya hanya dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain yang memenuhi kriteria yang sama yang telah ditetapkan oleh peneliti. Pengumpulan dan Analisis DataSampel penelitian diperoleh dari perusahaan publik yang tercatat di BEI pada tahun 2005 dan 2006. Dengan menggunakan metode pemilihan sampel berupa metode purposive judgement sampling, beberapa perusahaan terpaksa harus dikeluarkan karena masalah yang berkaitan dengan kelengkapan informasi, sehingga total sampel akhir menjadi 77 perusahaan (27 perusahaan untuk tahun 2005 dan 50 perusahaan untuk tahun 2006).

Uji StatistikPenelitian ini melakukan pengujian asumsi klasik (asumsi heteroskedasitas, autokorelasi, dan multikolinearitas antar variabel independen) agar memenuhi sifat estimasi regresi bersifat BLUES. Setelah dilakukan uji asumsi klasik, kemudian dilakukan uji hipotesis dengan dua model regresi.

Model pertama: ROEt+1 = 0 + 1CSDIt + 2LEVt+1 + 3SIZEt+1 + 4GROWTHt+1 + itModel kedua: CAR t = 0 + 1CSDIit + 2LEVit + 3SIZEit + 4 BETAit + 5GROWTH1it + 6Uit + it

Konsistensi antara Masalah Penelitian, Hipotesis dan Analisis DataMasalah penelitian, hipotesis dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini telah konsisten dengan variabel yang menjadi permasalahan penelitian, yang selanjutnya dibuatkan hipotesis dan dilakukan analisis data.

Konsistensi Hasil Pengujian dengan SimpulanHasil pengujian dan simpulan dalam penelitian ini telah konsisten. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel ROEt+1 (H1 diterima). Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel CAR (H2 ditolak). Begitu pula dengan variabel beta dan size, secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Untuk variabel leverage secara statistik bepengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, sedangkan growth, dan UE secara statistik positif dan signifikan mempengaruhi CAR. Falsifikasi dan justifikasi hasil penelitian telah diungkapkan oleh peneliti dengan baik hal itu dapat dilihat dari cara peneliti menjabarkan hasil penelitian meskipun tidak mendukung hipotesis awal yang diajukan.

Implikasi KebijakanHasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, menunjukkan tingkat akuntabilitas perusahaan, meminimalisir risiko, melindungi image baik perusahaan, dan sebagai alat analisis bagi investor dan kreditor. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk melakukan aktivitas CSR dan pengungkapannya. Selain itu, investor juga diharapkan lebih menyadari pentingnya isu CSR di masa depan, sehingga perusahaan mau melakukan aktivitas CSR secara nyata dengan cara memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif dari suatu kegiatan bisnis tertentu. Program CSR yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik (mendukung bisnis inti perusahaan) akan menambah nilai bagi perusahaan sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu pemicu timbulnya loyalitas merek, apalagi saat ini isu mengenai lingkungan sedang marak (triple bottom line). Agar CSR yang dilakukan bisa benar-benar menjadi marketing tools bagi perusahaan pelaksanaannya harus disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan, yang berarti jika program itu berhasil dengan baik pelaksanaannya tidak hanya bertujuan untuk publisitas sesaat saja, tapi harus secara berkesinambungan. CSR yang dilakukan dapat menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing.

Keterbatasan PenelitianJumlah sampel kecil, yaitu 77 laporan tahunan perusahaan dari 388 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2005 dan 2006.Periode penelitian hanya 2 tahun, sehingga hasil jangka panjang dari pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diabaikan.Penelitian ini tidak membedakan jenis industri perusahaan yang mungkin saja dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan, dan pengaruhnya terhadap kinerja ekonomi.Penilain indeks CSDI berkisar antara 0 dan 1, sehingga penelitian ini tidak memberikan kerincian informasi atas kualitas ungkapan yang disajikan masing-masing perusahaan.Terdapatnya unsur subyektifitas dalam menentukan indeks pengungkapan, karena tidak adanya suatu ketentuan baku yang dapat dijadikan standar dan acuan, sehingga penentuan indeks untuk indikator GRI yang sama dapat berbeda antar setiap peneliti.

Pengembangan:Pengaruh Corporate Social ResponsibilityTerhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2010-2014Latar BelakangPerkembangan bisnis yang semakin modern menuntut perusahaan mulai berkompetisi dalam mempertahankan usahanya. Hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan bukan hanya dituntut untuk fokus pada perbaikan dan peningkatan kondisi internal perusahaan atau dalam artian mencari profit saja namun juga perusahaan dituntut untuk fokus dalam mengembangkan hubungan sosial pada kondisi eksternal perusahaan yang merupakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada stakeholders. Tanggung jawab sosial baik internal maupun eksternal ini disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Akan tetapi, perusahaan terkadang melalaikan tuntutan tanggung jawab sosial tersebut dengan alasan bahwa stakeholders tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan karena hubungan perusahaan dengan lingkungannya bersifat non reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan prestasi timbal balik (Anggraini, 2006).

Selain itu, hal ini juga dikarenakan awal dari budaya perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan yang dilihat dari untung atau rugi, sedangkan keikutsertaan perusahaan dalam tanggung jawab sosial justru dianggap menambah biaya karena harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengolahan limbah, perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan, strict control terhadap produk agar ramah lingkungan. Semuanya itu menambah biaya perusahaan yang akan mengurangi pembagian keuntungan (dividen) bagi investor (Lindrawati, Felicia dan Budianto, 2008). Namun, riset yang dilakukan oleh Roper Starch Worldwide (1997) menunjukkan 75% responden memberi nilai lebih kepada produk dan jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang memberi kontribusi nyata kepada komunitas melalui program pengembangan. Sekitar 66% responden juga menunjukkan mereka siap berganti merek kepada perusahaan yang memiliki citra yang positif. Adapula hasil Survei The Millenium Poll on CSR(1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toroto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sangat berperan sedangkan 40% citra perusahaan dan brand imageyang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Terlihat bahwa di Indonesia saat ini kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan sudah mulai berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peraturan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007 yang diberlakukan pada 16 Agustus 2007. Undang-Undang ini mengatur tentang perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/ berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Laporan keuangan tahunan merupakan salah satu media yang biasa digunakan dalam mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan perusahaan. Dalam pengambilan keputusan ekonomi, tidak hanya mengandalkan kinerja keuangan perusahaan namun juga dibutuhkan adanya informasi sosial. Eipstein dan Freedman (1994) dalam Anggraini (2006) menjelaskan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus yang dikenal dengan nama laporan keberlanjutan (sustainabilityreporting). Hal ini diperkuat juga oleh hasil penelitian Belkaoui (1986) dan Patten (1990) dalam Nurdin dan Cahyandito (2006) yang menjelaskan bahwa dalam proses pengambilan keputusan investasi, investor memasukkan variabel yang berkaitan dengan masalah sosial dan kelestarian lingkungan. Investor cenderung berinvestasi pada perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik, praktek karyawanyang baik, peduli terhadap dampak lingkungan dan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan dengan stakeholder. Penelitian terdahulu telah mencoba untuk mengungkapkan bahwa penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja keuangan dimana investor cenderung berinvestasi pada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Perusahaan yang memiliki kepedulian sosial dapat menggunakan informasi sosial sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan (Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Selain itu, CSR memiliki keterkaitan dengan kinerja keuangan di negara-negara berkembang walaupun membutuhkan waktu yang lama untuk melihat keterkaitan yang signifikan tersebut (Ahmed, Islam dan Hasan, 2012). Aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan terbukti memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (Dahlia dan Siregar, 2008). Namun ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada kaitan positifdiantaraCSR dan kinerja keuangan (Athanasia dan Maria, 2010). Penelitian oleh Anggraini (2006) juga tidak berhasil membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan. Selain itu, CSR hanya berpengaruh signifikan terhadap ROE, dan tidak berpengaruh terhadap ROA maupun EPS (Wijayanti et al, 2011). Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur karena menurut Damayanti (2011), perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproses bahan mentah hingga berubah menjadi barang yang siap untuk dipasarkan dengan melibatkan berbagai sumber bahan baku, proses produksi, dan teknologi. Selain itu, perusahaan manufaktur tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang erat hubungannya dengan sosial dan lingkungan sekitar atau dalam artian perusahaan yang memiliki cakupan paling luas terhadap stakeholders sehingga tak jarang perusahaan manufaktur wajib melakukan pengungkapan CSR yang sesuai dengan UU Perseroan Terbatas No40 pasal 74 tahun 2007. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang dari penelitian terdahulu, penelitian ini akan menguji apakah CSR berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:H1 : CSR berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)H2 : CSR berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE)H3 : CSR berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS)Metode PenelitianPopulasi dan Prosedur Penentuan SampelPopulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua badan usaha dengan kategori manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2011. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan non probability sampling kategori purposive judgment sampling. Hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI antara 1 Januari 2010- 31 Desember 2014, dapat terpilih sebagai sampel. Kriteria-kriteria tersebut antara lain:

Seluruh perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di BEI antara 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2014. Telah menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2010 sampai 31Desember 2014 dengan satuan mata uang Rupiah. Telah menerbitkan laporan CSR atau annual reportmasing-masing perusahaan untuk periode 2010-2014.

Sumber DataData-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yangdiperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

Website BEI (www.idx.co.id) berupa detail laporan keuangan lengkap dan annual reportmasing-masing perusahaan untuk periode 2010-2014.

Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) Index tahun 2010 dan 2014.

Variabel dan Definisi Operasional VariabelVariabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dimana diproksikan dengan :

Return On Asset (ROA)

ROA = Laba usaha setelah pajak dibagi total aset Return On Equity (ROE)

ROE = Laba usaha setelah pajak dibagi ekuitas Earning Per Share (EPS)

EPS = Laba bersih setelah pajak deviden dibagi total seluruh saham Variabel independen dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility (CSR). CSR diukur dengan menggunakan index pengungkapan sosial yang merupakan variabel dummy yaitu CSRDIj (CSR Disclosure Index perusahaan j) Digunakan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu: Leverage merupakan persentase perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas.Ukuran perusahaan merupakan jumlah total asset kemudian di log natural. Tipe Industri : Dummy variabel akan digunakan untuk mengklasifikasikan high-profiledan low-profile pada perusahaan manufakturdi BEI yang dilihat berdasarkan Jakarta Stock Industrial Clasification (JASICA) Index.

Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan penggabungan atau pooling data. Karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2006). Model statistik yang digunakan dalam penelitian ini: ROA = 0 + 1 CSRI + 2 LEV + 3 IND + 4 SIZE + (Model 1)

ROE = 0 + 1 CSRI + 2 LEV + 3 IND + 4 SIZE + (Model 2)EPS = 0 + 1 CSRI + 2 LEV + 3 IND + 4 SIZE + (Model 3)Keterangan:CSRI : Corporate Social Responsibility Index ROE : Return on Equity ROA : Return on Asset EPS : Earning per Share LEV : LeverageIND : Jenis Industri SIZE : Ukuran Perusahaan0 - 4 : Koefisien yang di estimasi : Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

Skema PenelitianMasalah PenelitianRumusan MasalahHipotesisVariabel Penelitian:Corporate Social Responsibility (CSR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS)

Instrumen dan Pengumpulan DataMetode Penelitian

Pengolahan dan Analisis Data

Pembahasan dan Interpretasi Hasil

Kesimpulan dan Saran

Corporate Social Responsibility (CSR)Kinerja Keuangan yang diproksikan dengan:Return On Asset (ROA)

Return On Equity (ROE)

Earning Per Share (EPS)

Variabel Kontrol:LeverageUkuran PerusahaanTipe Industri

Hubungan Antar Variabel: