FIX P1
-
Upload
zulwaqor-maulana -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of FIX P1
-
7/26/2019 FIX P1
1/61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada jaman dimana teknologi sudah berkembang ini. Kemajuan teknologi pada berbagai
macam cabang ilmu dan bidang keahlian, khususnya yang mencakup dunia kemaritiman.
Pada awal perkembangan teknologi pembuatan kapal pada jaman dahulu hanya
digunakan untuk tujuan mentransportasikan barang dagang dan orang. Namun di era ini,
kapal dapat memiliki berbagai macam fungsi dan tujuan tergantung pada alasan
pembangunan kapal. Salah satu contohnya digunakan sebagai unit fasilitas pengeboran
dan anjungan penyimpanan minyak lepas pantai, fasilitas eksplorasi sumber minyak
baru, bahkan dapat digunakan untuk mentransportasikan alat-alat yang berukuran besar
dan memiliki berat yang notabene pada jaman dahulu tidak mampu diangkut dan
ditransport menggunakan kapal seperti jacket, topside module, dan craneskala massif
dalam sekali angkut. Salah satu jenis sistem transportasi yang sering dipraktekkan di
lapangan adalah sistem transportasi menggunakan sistem tow out. Sistem tow out
digunakan untuk moda pengangkut yang memiliki buoyancy tanks atau floating
sructures. Struktur ini ditarik menuju tempat instalasi menggunakan towing vessel.
Apabila struktur yang di tarik tidak mempunyai buoyancy, maka struktur diletakan pada
kapal khusus yang berfungsi untuk mengangkut alat alat yang berukuran berat sebagai
contohnya adalahflat top deck cargo barge.
arge adalah kapal yang dibangun untuk transportasi sungai dan kanal dengan membawa
muatan, seperti batu bara, kayu, dll. eberapa tongkang tidak memiliki mesin sehingga
harus ditarik oleh kapal tunda atau didorong oleh tow boats. Sedangkan container crane
adalah alat yang digunakan untuk membongkar atau memuat peti kemas dari dan ke
dermaga ke kapal peti kemas atau memindahkan peti kemas dari satu tempat ketempat
lain di dalam terminal peti kemas. !alam mentransportasikan container crane dari suatu
tempat ke tempat yang lain bisa menggunakan barge, seperti pada gambar berikut "
Gambar 1.1 Pengiriman container cranedengan menggunakan barge.Sumber #www.tribunnews.com)
1
-
7/26/2019 FIX P1
2/61
Bargebekerja sebagai kapal yang mengangkut container cranetersebut dan ditarik oleh
tug boat atau kapal tunda. $erdapat beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan
sebelum proses transportasi dilakukan, seperti proses load out,stabilitas kapal, kekuatan
geladak kapal, serta kekuatan seafastening. !alam tugas akhir ini, fokus pembahasan
adalah pada kekuatan geladak kapal.Analisa kekuatan geladak merupakan salah satu pertimbangan yang wajib untuk
mengetahui apakah kekuatan dari geladak bisa menerima beban-beban dari modul diatas
geladak. Ada dua jenis pembebanan yang perlu diperhatikan, yaitu beban statis dan
dinamis. eban statis adalah beban yang tidak berubah-ubah terhadap waktu. Sebagai
contohadalah beban karena modul diatas geladak dan beban dari kapal itu sendiri diatas
perairan tenang #still water). eban dinamis adalah beban yang berubah-ubah terhadap
waktu dengan frekuensi tertentu, sebagai contoh adalah beban dari gelombang.
$ugas akhir ini mengambil studi kasus dari P$.%ama &nti Samudra. !imana proyek yang
dilakukan adalah transportasi container crane milik P$. '$&dengan menggunakanflat
top deck cargobarge PAS ( )*+ $K yang ditarik dengan tugboat. Proses transportasi
container cranedilakukan dari Pelabuhan Nilam $anjung Perak Surabaya ke Pelabuhan
$enau Kupang Nusa $enggara $imur. !alam proyek ini banyak sekali yang harus
diperhitungkan, mulai dari proses load out, seafastening, dan transportasinya. ntuk
proses transporasi container crane, perlu diperhatikan kekuatan geladak dari barge yang
digunakan apakah mampu menerima beban-beban yang terjadi. 'alur transportasi yang
dilalui oleh barge adalah sepanjang /* mil, seperti yang ditunjukan pada gambar
berikut"
Gambar 1.2 'alur Pelayaran dari Surabaya ke N$$.
2
-
7/26/2019 FIX P1
3/61
erikut gambar model dari containercrane Pelindo &&& &ndonesia, dengan tinggi /0 m"
Gambar 1.3. %eneral arrangement container crane P$.'$&.
erikut adalah gambar model dari barge PAS ( )*+ $K "
3
-
7/26/2019 FIX P1
4/61
Gambar 1.4. General arrangement barge PAS 26011 !.
!engan ukuran sebagai berikut "
abel 1.1. D"men#" $k$ran %ar"Barge PAS 26011 !
!escription !ata
12A 0,3/+ m
readth #4 5oulded )6,37 m
8eight #84 5oulded 6,)+ m
Summer !raft 3,+ m
1ightship 9eight 7+) tonnes
1oaded !isplacement /)+3 tonnes
abel 1.2.Stability Booklet Hydrostatics Data
Hydrostatics - Deck Cargo Barge ( GBS . 270' x 80' x14'!ixed "ri# $0.000 #S%eci&c Graity $ 1.02
Dra)t
a#ids*i% (#
Dis%+ace#e,t
(to,,et + "/c "c
1 0.3 431.13.8
241140.2
41.18
7.8
2 0.4 812.3
2782.8
31.1
2.48
3
3 0. 743102.4
4738.00
1.0
7.18
4
4 0. 0488.47
31.37
21.20
1 8.81
0.7 107 74.1.32
81.38
70.08
0.8 1232.74
400.01
81.2
174.14
1
7 0. 13 8.8143.10
11.78
7 7.2
8 1 182.8
3 41.81.4
278.2
1.1 173848.28
387.17.12
80.83
2
10 1.2 11044.0
237.01
117.3
2 84.18
11 1.3 2084
41.20
3
341.0
2
17.43
3
8.24
412 1.4 22 38.37 323.0 17.8 87.4
4
-
7/26/2019 FIX P1
5/61
2 4 4
13 1. 2433.
30.07
17.7
2 0.17
14 1. 2133.8
27.18
717.4
42.00
2
1 1.7 27432.02
281.74
18.02
44.1
1 1.8 2730.37
271.2
18.1
.4
17 1. 3128.87
722.4
418.32
.01
3
18 2 334227.3
3 218.48
3101.
8
1 2.1 3272.44
7244.87
318.7
103.0
20 2.2 37142.34
1237.81
418.70
810.3
24
21 2.3 30224.42
8232.3
18.8
108.0
8
22 2.4 40123.4
222.32
318.
8110.3
1
23 2. 4282 22.74220.02
21.10
112.1
74
24 2. 447322.00
21.3
1.24
114.
8
2 2.7 421.32
3 210.1.37
111.
47
2 2.8 481
20.
8
20.0
3
1.48
11.0
13
27 2. 020.12
1202.02
31.4
1121.4
18
28 3 231.8
418.32
1.74123.7
8
2 3.1 411.0
13.48
81.81
812.2
4
30 3.2 4 18.3187.88
41.8
12.
31 3.3 84818.04
3182.7
31.8
712.7
32 3.4 047 17. 177.83 1.33 127.4
33 3. 24717.1
172.
11.
1127.
1
34 3. 44 1.718.0
21.7
128.2
0
3 3.7 41.3
8 13.141.7
7128.2
17
3 3.8 84 1.18.48
1.7
7128.2
04
37 3. 7041.4
14.10
41.7
7128.1
4
38 4 7241.32
314.
41.7
7128.1
2
-
7/26/2019 FIX P1
6/61
3 4.1 7441.02
114.04
1.7
7128.1
81
40 4.2 7414.73
7142.34
11.7
7128.1
7
1.2 Per$m$#an ma#ala&
5asalah yang akan di bahas dalam penilitan ini adalah sebagai berikut "
. eban apa sajakah yang mempengaruhi kekuatan konstruksi geladak barge selama
proses transportasi container crane?
). erapakah besar kekuatan konstruksi geladak barge akibat pengaruh beban yang
terjadi saat proses transportasi container crane?
1.3 $'$an
$ujuan yang hendak di capai adalah sebagai berikut "
. 5enghitung beban-beban yang mempengaruhi kekuatan konstruksi geladak barge
sepanjang proses transportasi container crane?
). 5enghitung besar kekuatan konstruksi geladak barge akibat beban pada saat proses
transportasi container crane:
1.4 (an)aat
5anfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah "
. 5emberikan penjelasan dan informasi tentang bagaimana proses perhitungan
kekuatan konstruksi geladak bargeselama proses transportasi dilakukan.
). 5emberikan informasi mengenai besar tegangan maksimum yang mungkin terjadipada saat proses transportasi container crane.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar acuan serta referensi bagi pelaksanaan
proyek maupun penelitian serupa.
1.* Bata#an (a#ala&
. Konfigurasi peletakan container cranetelah ditentukan.
). eban yang diperhitungkan dalam analisis adalah beban akibat pengaruh gelombang
kondisi operasi, pengaruh beban angin, beban berat container crane, dan beban
distribusi berat barge itu sendiri.
-
7/26/2019 FIX P1
7/61
3. Kondisi perairan yang diperhitungkan adalah perairan yang dilewati pada saat proses
transportasi crane yaitu alur perairan dari dermaga $anjung Perak Surabaya menuju
Pelabuhan $enau, Kupang N$$
6. Container craneyang ditransportasikan dengan posisi pemuatan secara ;ertikal.
/. Parameter hydrostatic yang di;alidasi adalah displacement, K5l, K5t, $P&, 55, konstruksi yang diperhitungkan adalah konstruksi dari geladak
beserta hull.
. 5odel konstruksi =>5 diasumsikan dilas dan tersambung sempurna, tanpa cacat.
0. ?ariasi muatan yang diperhitungkan adalah lightship, half load danfull load.
7. ?ariasi kecepatan barge yang diperhitungkan dalam analisis adalah ,) dan 3 knot.
+. Arah datang gelombang papasan yang diperhitungkan dalam analisis adalah arah
gelombang dari 6/+, 7++, 3/+dan 0++.
1.6 S"#temat"ka Pen$l"#an
ab & Pendahuluan
ab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang akan dilakukan,
perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, manfaat yang
diperoleh, serta ruang lingkup penelitian untuk membatasi analisis yang dilakukan.
ab && $injauan Pustaka
ab ini berisi referensi dan juga teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan
atau pedoman dalam menyelesaikan $ugas Akhir. @eferensi tersebut bersumber pada
jurnal lokal maupun internasional, literatur, code dan juga buku yang berkaitan
dengan topik yang dibahas.
ab &&& 5etode Penelitian
ab ini berisi tentang alur pengerjaan $ugas Akhir dengan tujuan untuk memecahkan
masalah yang diangkat dalam bentuk diagram alir atau flow chart yang disusun secara
sistematik yang dilengkapi pula dengan data-data penelitian serta penjelasan detail
untuk setiap langkah pengerjaannya.
ab &? Analisis dan Pembahasan
ab ini menjelaskan tentang pengolahan data yang diperoleh, kemudian hasil
pemodelan struktur dengan menggunakan 5AS@=, dimana output dari
5AS@= digunakan untuk pembebanan analisa tegangan geladak denganmenggunakanfinite element analysispadasoftwareANSBS.
ab ? Penutup
ab ini berisi simpulan yang merupakan uraian singkat dari keseluruhan hasil analisis.
raian singkat ini diharapkan bisa menjawab rumusan masalah yang ada. Pada bab ini
terdapat pula saran yang yang bermanfaat guna keberlanjutan penelitian terkait ke
depannya.
7
-
7/26/2019 FIX P1
8/61
BAB II
IN+AUAN PUSA!A DAN DASA, E-,I
2.1 "n'a$an P$#taka
$ransportasi merupakan proses pemindahan struktur anjungan lepas pantai dari darat ke
lokasi akhir tempat instalasinya. Salah satu analisis yang perlu dilakukan adalah
mempertimbangkan beban yang menumpu pada kapal dalam beberapa kondisi
pembebanan. Pada saat posisi kapal di atas permukaan air tenang, maka tegangan-
tegangan yang terjadi pada deckdan beam berasal dari struktur itu sendiri #5urman,
)++)4
!i dalam perencanaan struktur bangunan baja, terdapat tiga metode perencanaan yang
berkembang secara bertahap di dalam sejarahnya #owless, 774, salah satunya adalah
allowable stress design. !idalam metode ini, elemen struktur pada bangunan
#pelatCbalokCkolomCpondasi4 harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tegangan
yang timbul akibat beban kerja tidak melampaui tegangan ijin yang telah ditetapkan.
maks ijin
Pada rules G!"#$%&C'! ((*+ tegangan ijin yang digunakan adalah sebesar
7+Ck, dimana k adalah faktor dari kekuatan material, sebagai berikut "
8
-
7/26/2019 FIX P1
9/61
abel 2.1 !aktor koe&sie, #ateria+
@e8 DNCmm)E k
)3/
3/ +.0
3// +.37+ +.**
Abdul #)+/4 telah melakukan penelitian tentang analisis kekuatan modifikasi konstruksi
geladak utama kapal 1
-
7/26/2019 FIX P1
10/61
< #4 F matriks damping fungsi frekuensi #tonCs4
K #4 F matriks kekakuan fungsi frekuensi #kNCm4
F ;ektor beban kompleks memberikan informasi pada amplitudo
beban dan fase pada semua derajat kebebasan
r F ;ektor displacement #m4
u F ;ektor kecepetan #mCs4
a F ;ektor percepatan #mCs)4
b. /ime +omain #nalysis
/ime domain analysis adalah penyelesaian gerakan dinamis berdasarkan fungsi waktu.
Pendekatan yang dilakukan dalam metode ini akan menggunakan prosedur integrasi
waktu dan menghasilkan time history responseberdasarkan fungsi waktu 01t). 5etode
analisis time domain umumnya seperti program komputer dapat digunakan untuk
menganalisis semua situasi tali tambat dibawah pengaruh dinamika frekuensigelombang. Periode awal harus dimaksimalkan untuk meminimalkan efek transien.
Namun, metode ini dalam membutuhkan proses lebih kompleks dan waktu yang lama.
8al ini membutuhkan simulasi time history. /ime history memberikan hasil tension
maksimum, beban jangkar, dan lain-lain. Keuntungan metode ini dibandingkan
fre-uency domain adalah semua tipe nonlinear #matriks sistem dan beban-beban
eksternal4 dapat dimodelkan dengan lebih tepat. Sedangkan kerugiaannya adalah
membutuhkan waktu perhitungan yang lebih. 5enurut !N? 2S >3+, minimal
simulasi time domain adalah selama 3 jam #+0++ detik4.
2.2.2Teori Gerak Bangunan Apung
angunan apung secara garis besar dibagi menjadi dua kategori, meliputi bangunan
apung berbadan silindris dan bangunan apung berbadan kapal #Soetomo, )++4.
angunan apung berbadan silindris dibagi lagi menjadi dua bagian yaitusingle bodied
dan space framed bodied. angunan apung ramping memiliki kriteria perbandingan
antara diameter struktur dengan panjang gelombang datang kurang dari sama dengan
+.), sedangkan bangunan apung gemuk memiliki kriteria perbandingan antara diameter
struktur dengan panjang gelombang datang lebih dari +.). Struktur bangunan apung
memiliki enam moda gerakan bebas yang terbagi menjadi dua kelompok yakni modagerak translasional dan moda gerak rotasional #hattacaryya, 7)4.
a. 5oda gerak translasional
i. &urge, arah gerak sumbu G
ii. &way, arah gerak sumbu y
iii. 'eave, arah gerak sumbu H
b. 5oda gerak rotasional
i. !oll, arah gerak sumbu G
ii. 2itch, arah gerak sumbu y
iii. *aw, arah gerak sumbu H
10
-
7/26/2019 FIX P1
11/61
Gambar 2.1%erak bangunan apung
#sumber " Soetomo, )++4
2.2.3 er" Stab"l"ta#
Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan
dari sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapatsenget #kemiringan4 yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar #@ubianto, 77*4.
Sama dengan pendapat 9akidjo #7)4, bahwa stabilitas merupakan kemampuan
sebuah kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget oleh karena kapal
mendapatkan pengaruh luar, misalnya angin, ombak dan sebagainya.
Secara umum hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan kapal dapat
dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu "
a. =aktor internal yaitu tata letak barangCcargo, bentuk ukuran kapal, kebocoran
karena kandas atau tubrukan
b. =aktor eksternal yaitu berupa angin, ombak, arus dan badai
2leh karena itu maka stabilitas erat hubungannya dengan bentuk kapal, muatan,
draft, dan ukuran dari nilai %5. Posisi 5 1"etasentrum4 hampir tetap sesuai
dengan style kapal, pusat buoyancy #Bouyancy4 digerakkan oleh draft
sedangkan pusat gra;itasi ber;ariasi posisinya tergantung pada muatan.
Sedangkan titik 5 #"etasentrum4 adalah tergantung dari bentuk kapal,
hubungannya dengan bentuk kapal yaitu lebar dan tinggi kapal, bila lebar kapal
melebar maka posisi 5 #"etasentrum4 bertambah tinggi dan akan menambah
pengaruh terhadap stabilitas.
Kaitannya dengan bentuk dan ukuran, maka dalam menghitung stabilitas kapal
sangat tergantung dari beberapa ukuran pokok yang berkaitan dengan dimensi
pokok kapal.
kuran-ukuran pokok yang menjadi dasar dari pengukuran kapal adalah panjang
#length4, lebar #breadth), tinggi #depth4 serta sarat #draft4.
Sedangkan untuk panjang di dalam pengukuran kapal dikenal beberapa istilah
seperti 12A #1ength 2;er All4, 1P #1ength etween Perpendicular4 dan 191
#1ength 9ater 1ine4.
eberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan perhitungan stabilitas
kapal yaitu "
11
-
7/26/2019 FIX P1
12/61
. erat benaman #isi kotor4 atau displasemen adalah jumlah ton air yang
dipindahkan oleh bagian kapal yang tenggelam dalam air.
). erat kapal kosong #1ight !isplacement4 yaitu berat kapal kosong termasuk
mesin dan alat-alat yang melekat pada kapal.
3. 2perating 1oad #214 yaitu berat dari sarana dan alat-alat untuk
mengoperasikan kapal dimana tanpa alat ini kapal tidak dapat berlayar.
!ispl F 1! I 21 I 5uatan
!9$ F 21 I 5uatan
!ilihat dari sifatnya, stabilitas atau keseimbangan kapal dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu satbilitas statis dan stabilitas dinamis. Stabilitas statis
diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan diam dan terdiri dari stabilitas melintang
dan membujur.
Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal untuk tegak sewaktu mengalami
oleng dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang
bekerja padanya, sedangkan stabilitas membujur adalah kemampuan kapal untuk
kembali ke kedudukan semula setelah mengalami oleng dalam arah yang
membujur oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.
Stabilitas melintang kapal dapat dibagi menjadi sudut senget kecil #++-/+4 dan
sudut senget besar #J/+4. Akan tetapi untuk stabilitas awal pada umumnya
diperhitungkan hanya hingga /+ dan pada pembahasan stabilitas melintang saja.
Sedangkan stabilitas dinamis diperuntukkan bagi kapal-kapal yang sedang oleng.
Pada umumnya kapal hanya menyenget kecil saja. 'adi senget yang besar,
misalnya melebihi )++ bukanlah hal yang biasa dialami. Sudut oleng yang besar
ini disebabkan oleh beberapa keadaan seperti badai ataupun gaya dari dalam
antara lain %5 yang negati;e.
!alam teori stabilitas dikenal juga istilah stabilitas awal yaitu stabilitas kapal pada
senget kecil #antara ++(/+4. Stabilitas awal ditentukan oleh 3 buah titik yaitu titikberat #Center of gravity4 atau biasa disebut titik %, titik apung #Center of
buoyance4 atau titik dan titik meta sentris #5eta centris4 atau titik 5.
). 5Aulibrium4
12
-
7/26/2019 FIX P1
13/61
Suatu keadaan dimana titik %-nya berada di atas titik 5, sehingga sebuah kapal
yang memiliki stabilitas mantap sewaktu menyenget mesti memiliki kemampuan
untuk menegak kembali.
#b4. Stabilitas Netral #Neutral >uilibrium4
Suatu keadaan stabilitas dimana titik %-nya berhimpit dengan titik 5. 5aka
momen penegak kapal yang memiliki stabilitas netral sama dengan nol, atau
bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali sewaktu menyenget.
!engan kata lain bila kapal senget tidak ada momen pengembali maupun momen
penerus sehingga kapal tetap miring pada sudut senget yang sama, penyebabnya
adalah titik % terlalu tinggi dan berimpit dengan titik 5 karena terlalu banyak
muatan di bagian atas kapal.
#c4. Stabilitas Negatif #nstable >uilibrium4
Suatu keadaan stabilitas dimana titik %-nya berada di atas titik 5, sehinggasebuah kapal yang memiliki stabilitas negatif sewaktu menyenget tidak memiliki
kemampuan untuk menegak kembali, bahkan sudut sengetnya akan bertambah
besar, yang menyebabkan kapal akan bertambah miring lagi bahkan bisa menjadi
terbalik. Atau suatu kondisi bila kapal miring karena gaya dari luar , maka
timbullah sebuah momen yang dinamakan momen penerusCheiling moment
sehingga kapal akan bertambah miring.
2.2.4 er" Gelmbang ,eg$ler
De,ga, #e,gas#sika, ko,disi dasar +at ada+a* rata da, atasa,
*oriso,ta+ %ada %er#kaa, er,i+ai tak *i,gga #aka teori ge+o#a,g
+i,ear ata ya,g +ei* dike,a+ de,ga, teori ge+o#a,g iry da%at
ditera%ka,. da%, %ersa#aa,-%ersa#aa, ya,g dari teori
ge+o#a,g iry ada+a* seagai erikt
a. ece%ata, %ote,sia+ (
=gA
cosh k(z+d )coshkd
cos(tkx ) (2.2
. ece%ata, 5ida ( z
z=Asinh (kzkd )
sinh ( kd ) cos(tk . x) (2.3
c. /erce%ata, 5ida ( az
az=A 2k
k
sinh (kz+kd )sinh ( kd )
sin (tk . x ) (2.4
de,ga,6 a#%+itdo ge+o#a,g (#
13
-
7/26/2019 FIX P1
14/61
)reke,si a+a#i ge+o#a,g (rads2
k a,gka ge+o#a,g
d keda+a#a, +at (#
2.2.5Spektrum Gelombang
Sea* ge+o#a,g reg+er #e#at e,ergi ya,g diide,ti&kasika,
%ada setia% ,it ata sata, +as %er#kaa,,ya ekia+e, de,ga,
*arga kadrat a#%+itdo,ya (D9at#iko6 2012.
d ET
dA =
d Ep+d EKdA
=1
2g 0
2
(2.
de,ga,d:" e,ergi tota+d +as %er#kaa,d:/ e,ergi %ote,sia+d: e,ergi ki,etik
0 a#%+itdo ge+o#a,g
/e,9#+a*a, e,ergi dari se+r* ko#%o,e, ge+o#a,g reg+er %er
sata, +as %er#kaa, da%at dieks%resika, seagai ke%adata,
s%ektr# ge+o#a,g ata +ei* dike,a+ de,ga, isti+a* s%ektr#
ge+o#a,g.
Bersa#aa, de,ga, se#aki, #e,i,gkat,ya i,te,sitas stdi ya,g
di+akka, #e,ge,ai res%o, gerak %ada ge+o#a,g acak te+a* a,yak
di*asi+ka, s%ektr# ge+o#a,g ya,g eraga# sesai de,ga, ko,disi
+i,gk,ga, ya,g dia,a+isis. ;e,is-9e,is s%ektr# ge+o#a,g ya,g
iasa dig,aka, da+a# %er*it,ga, ada+a* #ode+ /ierso,-oskoSSC (146 Scott (16 Bretsc*,eider (16 ;?@SA/
(1736 >""C (17 da, Aa,g (11. S%ektr# ge+o#a,g ya,g
dig,aka, da+a# a,a+isis i,i #e,gac %ada s%ektr# ge+o#a,g
;?@SA/ kare,a karakteristik %eraira, >,do,esia ya,g tertt% ata
ke%+aa, se*i,gga cocok de,ga, karakter s%ektr# ;?@SA/
(D9at#iko6 2012.
S%ektr# ;?@SA/ didasarka, %ada %ercoaa, ya,g di+akka, di
North Sea. /ersa#aa, s%ektr# ;?@SA/ da%at dit+iska, de,ga,
#e#odi&kasi %ersa#aa, s%ektr# /ierso,-osko
-
7/26/2019 FIX P1
15/61
p p
0.5 (2 )exp
j( )=A!pm ( ) !
(2.
de,ga,
S%#( S%ektra /ierso,-osko
-
7/26/2019 FIX P1
16/61
!esponse #mplitude perator #@A24 atau disebut juga dengan /ransfer unction
merupakan fungsi respon yang terjadi akibat gelombang dalam rentang frekuensi yang
mengenai sruktur. @A2 merupakan alat untuk mentransfer gaya gelombang menjadi
respon gerakan dinamis struktur #Prasiwi, )+64.
@espon gerakan @A2 untuk gerakan translasi #surge, sway, heave4 merupakan
perbandingan langsung antara amplitudo gerakan dibanding dengan amplitudo
gelombang insiden #keduanya dalam satuan panjang4 #!jatmiko, )+)4. Persamaan
@A2 untuk gerakan translasi sama dengan persamaan #).)+4.
Sedangkan untuk respon gerakan @A2 untuk gerakan rotasi #roll, pitch, yaw4
merupakan perbandingan antara amplitudo gerakan rotasi #dalam radian4 dengan
kemiringan gelombang, yakni yang merupakan perkalian antara gelombang #kw4567g4
dengan amplitudo gelombang insiden #!jtamiko, )+)4
$A% ()=k0 ( )0 ( )
= k0
(
2
g)
0
#radCrad4 #).74
Gambar 2.2entuk umum grafik respons gerakan bangunan apung
#sumber " !jatmiko, )+)4
erdasarkan gambar ).3, kur;a respon gerakan bangunan apung pada dasarnya dapat
dibagi menjadi tiga bagian meliputi
a. Pertama adalah bagian frekuensi rendah, atau gelombang #dengan periode4
panjang, yang disebut daerah sub-kritis. Pada daerah ini bangunan laut akan
bergerak mengikuti pola atau kontur ele;asi gelombang yang panjang
sehingga amplitudo gerakan kurang lebih akan ekui;alen dengan amplitudo
gelombang, atau disebut sebagai contouring. !alam korelasi persamaan
hidrodinamis, di daerah frekuensi rendah, atau )k71m8a), gerakan akan
didominasi oleh faktor kekakuan.
1
-
7/26/2019 FIX P1
17/61
b. Kedua adalah daerah kritis, meliputi pertengahan lengan kur;a di sisi
frekuensi rendah sampai dengan puncak kur;a dan diteruskan ke pertengahan
lengan kur;a di sisi frekuensi tinggi. Puncak kur;a berada pada frekuensi
alami, yang merupakan daerah resonansi, sehingga respons gerakan
mengalami magnifikasi, atau amplitudo gerakan akan beberapa kali lebihbesar daripada amplitudo gelombang. Secara hidrodinamis di daerah frekuensi
alami, yakni k71 m8a))k7a, gerakan akan didominasi oleh faktor redaman.
c. Ketiga adalah daerah super kritis, yaitu daerah frekuensi tinggi, atau
gelombang-gelombag #dengan periode4 pendek. Pada daerah ini respons
gerakan akan mengecil. Semakin tinggi frekuensi, atau semakin rapat antara
puncak-puncak gelombang yang berurutan, maka akan memberikan efek
seperti bangunan laut bergerak di atas air yang relatif datar. 2leh karena itu
gerakan bangunan laut diistilahkan sebagai platforming. !alam hal korelasi
hidrodinamis, gerakan di daerah frekuensi tinggi ini, dimana )k7a, gerakan
akan didominasi oleh faktor massa #!jatmiko, )+)4.
2.2. ,e#/n Str$kt$r /a%a Gelmbang Aak
Da+a# a,a+isis res%o, a,g,a, a%,g %ada ge+o#a,g reg+er
da%at diketa*i %e,gar* i,teraksi *idrodi,a#ik %ada #assa ta#a*6
potential damping6 da, gaya ekster,a+. ,a+isis terset
#e,g*asi+ka, res%o, strktr %ada ge+o#a,g reg+er. Seda,gka,
ge+o#a,g ya,g ter9adi di +a%a,ga, #er%aka, ge+o#a,g acakse*i,gga dit,tt ,tk #e+akka, a,a+isis res%o, strktr %ada
ge+o#a,g acak. Ge+o#a,g acak #er%aka, s%er%osisi dari
ko#%o,e,-ko#%o,e, %e#e,tk,ya er%a ge+o#a,g si,soida+
da+a# 9#+a* ya,g tak ter*i,gga. "ia%-tia% ko#%o,e, ge+o#a,g
#e#i+iki ti,gkat e,ergi terte,t ya,g diko,trisika, da, secara
kese+r*a, da%at diak#+asika, da+a# e,tk s%ektr# e,ergi
ge+o#a,g (D9at#iko6 2012.
es%o, strktr %ada ge+o#a,g acak da%at di+akka, de,ga,#e,tra,s)or#asika, s%ektr# ge+o#a,g #e,9adi s%ektr# res%o,.
S%ektr# res%o, dide&,isika, seagai res%o, kera%ata, e,ergi %ada
strktr akiat ge+o#a,g. Ha+ i,i da%at di+akka, de,ga,
#e,ga+ika, *arga kadrat dari Response Amplitude Operator (?
de,ga, s%ektr# ge+o#a,g %ada daera* strktr a,g,a, a%,g
terset ero%erasi. /ersa#aa, s%ektr# res%o, secara #ate#atis
da%at dit+iska, seagai
$=[$A% ( )]2 () (2.10
de,ga,S s%ektr# res%o,s (#2s
17
-
7/26/2019 FIX P1
18/61
S( s%ektr# ge+o#a,g (#2s
?( transfer function
)reke,si ge+o#a,g (rads
Sete+a* s%ektr# res%o, di%ero+e* #aka i,te,sitas geraka, da%atdi*it,g seagai ),gsi +asa, di a
-
7/26/2019 FIX P1
19/61
, F ele;asi yang akan dihitung kecepatan anginnya #m4
ntuk perhitungan gaya angin yang mengenai struktur, dapat dicari dengan persamaan (
persamaan berikut "
erdasarkan AS, )++ "
-=1
2Cs CA *
2
OOOOOOOOOOOOOO..OOO...O. #).*4
dengan "
= F gaya angin #N4
F massa jenis udara #kgCm34 F .))* kgCm3
Cs F koefisien dari bentuk benda yang terkena angin
C F koefisien dari ketinggian benda
A F areaCluasan yang terkena angin #m)4
? F kecepatan angin #mCs4
erdasarkan !N?, )++ "
-=C/ sin0 OOOOOOOOOOOOOOOOOO...OOO #).4
dengan "
-
7/26/2019 FIX P1
20/61
1(T 2 z )=1+ {1+C 3 lnTT+ }{10.41 3 41(z) 3 lnT
T+}
OOOO........ #).74
dengan "
h F + m,
T+F jam, dan $
T+OOOOOOOOOOOO......... #).)+4
dan
C=5.73 310 3 21+0.151+ OOOOOOOOOOOOO...... #).)4
41=0.06 3(1+0.0431%)(z )0.22
OOOOOOOOOO...... #).))4
!imana akan memiliki return periodeyang sama dengan o.
erdasarkan uraian diatas maka persamaan yang lebih ;alid untuk menghitung beban
angin pada saat kondisi ekstrim adala dengan menggunakan persamaan berdasarkan !N?.
Nilai koefisien bentuk berdasarkan AS dan !N? berbeda ( beda tergantung padabentuk benda yang terkena angin. Nilai dari koefisien #Cs4 menurut AS dapat dilihat dari
$abel ).
abel 2.2 &hape Coefficients for 9ind orce Calculations
Shape of Structure Cs&pherical +.6+
Cylindrical shapes 1all si:es) used for crane pedestals, booms,
helidecks, etc
+./+
'ull, based on block projected area .++
+eck houses .++
Closters of deck houses and other structures, based on blockprojected area
.++
%solated structural shaped 1ie.g., cranes, angle channel beams, etc) ./+
3nder deck areas 1smooth) .++
3nder deck surface 1e0posed beams and griders) .3+
!ig derrick, cace face, assuming fabricated from angle .)/
#Sumber" AS 52! Part 3, )++4
Sedangkan nilai dari Chdapat dilihat pada $abel ).)
abel 2.39ind 2ressure 'eight Coefficient #bove the +esign 9ater &urface
He"g&t m He"g&t )t 5b
+-/.3 +-/+ .++
/.3-3+./ /+-++ .+
3+./-6.* ++-/+ .)+
6*-* /+-)++ .3+
20
-
7/26/2019 FIX P1
21/61
*-* )++-)/+ .3
*-7./ )/+-3++ .63
7./-+*./ 3++-3/+ .60
#Sumber" AS 52! Part 3, )++4
Nilai dari koefisien #
-
7/26/2019 FIX P1
22/61
2.2. !ek$atan (eman'ang !a/al
!ua kondisi yang perlu diperhatikan pada kekuatan memanjang kapal adalah suatu
kondisi dimana puncak gelombang pada amidship dan kondisi puncak gelombang
terdapat pada ujung-ujung kapal. 5aka kapal akan mengalami hoggingdansagging. Padakondisi tertentu hogging dan sagging mengalami nilai yang besar karena kondisi
distribusi massa kapal seperti ilustrasisaggingdan hoggingpada %ambar ). di bawah
ini"
Gambar 2.3 &agging danhogging
#Sumber" >ric $upper, &ntroduction to Na;al Architecture, )++)4
Pada dasarnya kekuatan memanjang kapal diakibatkan oleh gaya ;ertical yang dialami
oleh grider badan kapal yakni gaya berat dan gaya buoyancy. ntuk suatu floating body
harus sebanding dengan total buoyancy dan kedua gaya tersebut harus beraksi
sepanjang garis yang sama. 5eskipun berat pada tiap lokasi sepanjang kapal tidak akan
sebanding dengan buoyancy. %aya berat dipengaruhi oleh kombinasi berat kapal dan
berat muatan yang memiliki lokasi berat yang tetap, sedangkan gaya buoyancy
dipengaruhi oleh bentuk badan kapal dan lokasi kapal pada air #draftdan trim4 seperti
ilustrasi pada %ambar ).) dan %ambar ).3 yang menjelaskan pengaruh gaya berat
dan buoyancyterhadap kekuatan memanjang di bawah ini.
22
-
7/26/2019 FIX P1
23/61
Gambar 2.4 Pengaruh berat bangunan apung dan buoyancy terhadap kekuatan
memanjang
#Sumber" google.com4
Gambar 2.*%aya ;ertikal 1weight dan buoyancy4 yang mempengaruhi
kekuatan memanjang kapal
#Sumber "
-
7/26/2019 FIX P1
24/61
Gambar 2.6 &hearing forcedan bending moment
#Sumber" >ric $upper, &ntroduction to Na;al Architecture, )++)4
2.2.11 Longitudinal Bending MoentPa%a Cal !ater
Pada air yang bergelombang bending momen dirumuskan sebagai berikut "M=Ms+M7 OOOOOOOOOOOOOOOOO...... #).)/4
M7=M+Mz+M8 OOOOOOOOOOOOOOOOO #).)*4
keterangan "
5 F $otal"omen bending
Ms F"omen bendingpadastillwater
M7 F"omen bendingpada kondisi bergelombang
M F"omen bending yang dihasilkan oleh profil gelombang
Mz F"omen bending yang dihasilkan oleh gerak heaving
M8 F"omen bending yang dihasilkan oleh gerakpitching
Sedangkan untuk besarnya bending momen dapat diilustrasikan seperti pada %ambar
)./ di bawah ini"
Gambar 2.&till waterdan wave bending moment
#Sumber" >ric $upper, &ntroduction to Na;al Architecture, )++)4
ending momen akibat heavingpadacalm waterdirumuskan sebagai berikut"
(79
g e
2:a)dx+ (2g, (x ) :a)dx
M=
OOOOOO #).)4
24
-
7/26/2019 FIX P1
25/61
-
7/26/2019 FIX P1
26/61
Gambar 2. &lustrasi tegangan normal akibat gaya aksial, #I4 tarik dan #-4 tekan
#Sumber" Popo; 77*4
2.2.1" Bending Stress
5omen luar diimbangi oleh momen dalam yang merupakan resultan tegangan lentur #bending4.
; .dA . ,=A
(
,
@
;max
)dA. ,=
;max
@
A
,2dA
M=A
;;; .#).364
&ntegralA
,2dA=4
adalah besaran penampang yang disebut momen inersia terhadap
titik berat penampang. 'adi persamaan tegangan lentur menjadi"
M=;max
@ 4 atau ;max=
M@4 ;;;;;;.;;;;;;.;; #).36.4
$egangan lentur pada sembarang titik yang berjarak y dari garis netral "
;max=M,4 ;;;;;;.;;;;;;. ;;;;;;;;.. #).36.)4
%ambar ).)+ di bawah ini menjelaskan tegangan lentur pada suatu penampang
Gambar 2.10 $egangan lentur #bending4 pada suatu penampang
#Sumber" Popo; 77*4
2.2.14 egangan Ge#er
$egangan geser #shearstress4 adalah intensitas gaya pada suatu titik yang sejajar terhadap
penampang, yang didefinisikan sebagai"
=6= lim< A= 0< *
< A ;;;;;;.;;;;;;.;;;;;;;; #).3/.4
2
-
7/26/2019 FIX P1
27/61
!engan ? adalah gaya yang bekerja dalam arah sejajar terhadap penampang dan A adalah luas
penampang.
Gambar 2.11 %aya yang bekerja dalam arah sejajar terhadap penampang
#Sumber" Popo;, 77*4
$idak sama dengan kasus tegangan aksial, kenyataannya tegangan geser yang bekerja sejajar
terhadap penampang, diperoleh hubungan tegangan geser "
6=*
Aatau
ga,ageser
>uas [ ?m2 ] ;;;;;;.;;;;;;.;;;. #).3/.)4
2.2.1* egangan 8n ("##e#
Struktur harus mampu menahan beban-beban operasional tambahan yang terjadi dengan aman,
yaitu tegangan yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan yang diijinkan, serta pelat struktur,
pelat bilah, agar tidak kehilangan stabilitasnya #tidak mengalami buckling4.
ntuk menghitung tegangan kita memakai persamaan"
(x 2 , )=Mx .B
4
dengan"
Mx " 5omen bending#ton.m4
B " 'arak normal bidang #m4
4 " 5omen inersia bidang #m)4
'adi harus ditentukan y yang merupakan jarak titik berat bagian yang dihitung tegangannyaQ
terhadap sumbu netral #garis mendatar yang melalui titik berat penampang4 dan menghitung
momen inersia penampang G4. Karena penampang melintang kapal mempunyai banyak bagian,
maka menghitung momen inersianya tak dapat dihitung dengan memakai rumus dasar #&FC)
b.h34 dan sebaiknya dilakukan dalam bentuk tabulasi. Seperti telah dijelaskan di depan, akibat
beban momen lengkung yang bekerja pada badan kapal, maka bagian penampang kapal yang
mengalami tekanan dan posisinya mendatar #hori:ontal4 dimasukkan kedalam perhitungan
momen inersia harus sudah diperhitungkan lebar efektifnya, dengan cara seperti pada uraian di
depan. Pada element tiga dimensi, bekerja tegangan-tegangan searah sumbu G, y dan H. Pada
tiap-tiap sumbu dapat diketahui tegangan utama #R, R), R34 yang dihitung dari komponen
27
(3.2.1
-
7/26/2019 FIX P1
28/61
tegangan dengan persamaan sebagai berikut #Ansys 3.+4"
[x0 x, xz
x, ,0 ,zxz ,z z0
]=0dengan"
R+ " $egangan utama yang bekerja pada sumbu #Pa4
RG " $egangan arah sumbu G #Pa4
Ry " $egangan arah sumbu y #Pa4
RH " $egangan arah sumbu H #Pa4
RGy " $egangan arah sumbu Gy #Pa4
RGH " $egangan arah sumbu GH #Pa4
RyH " $egangan arah sumbu yH #Pa4
Penggabungan tegangan-tegangan utama pada suatu element merupakan suatu cara untuk
mengetahui nilai tegangan maksimum yang terjadi pada nodetersebut. Salah satu cara
mendapatkan tegangan gabungan adalah dengan menggunakan formula tegangan y: " $egangan geser bidang:0 #Pa4
>:0 " $egangan geser bidang0y #Pa4
Gambar 2.12 &lustrasi tegangan ;on mises.
28
(3.2.2
(3.2.3
-
7/26/2019 FIX P1
29/61
2.2.16 Beban9beban :ang ter'a%" /a%a /lat.
erdasarkan rules #B& &hip Building and uality standartdeformasi maksimal dari
plat berpenegar adalah sebesar 6mm. eban-beban yang terjadi pada geladak antara
lain"
3niform inplane compression #RaG, Ray4
%nplane bending, #RbG, Rby4
dge shear #4
(ateral loads #-)
Combinations of the above
Sebagai gambaran beban-beban yang terjadi menurut AS pada plat adalah sebagai
berikut "
2
-
7/26/2019 FIX P1
30/61
2.2.1 (et%e Elemen H"ngga
5etode elemen hingga adalah salah satu pendekatan yang paling berharga untuk
menganalisa perilaku struktur yang nonlinear. Ada beberapa metode yang digunakan
untuk menyelesaikan persamaan kekakuan elemen hingga nonlinear.
!alam mekanika struktur, permasalahan linear terjadi ketika matrik kekakuan dihitungaberdasarkan geometrid an properties material. Pada kasus nonlinear adalah ketika
matrik kekakuan ber;ariasi terhadap kenaikan beban yang bekerja dan dimana ;ector
beban bergantung pada displacement. ntuk analisa elemen hingga dari permasalahan
yang berlangsung pada waktu, diekspresikan dengan
[$ ]=[ k]{1]
!imana,
D@E F ;ector beban
DKE F matrik kekakuan
TU F ;ector displacement
aik DKE dan T@U, keduanya independen dari TU pada analisis linear, sedang DKE dan
T@U adalah fungsi nonlinear pada TU pada analisa nonlinear.
Kenonlinearan pada mekanika struktur biasanya dibagi menjadi dua, yaitu
kenonlinearan geometrid an kenonlinearan material, yang keduanya akan
mempengaruhi deformasi struktur. Kenonlinearan geometri dilihat dari perubahan
30
-
7/26/2019 FIX P1
31/61
konfigurasi geometri. #seperti defleksi atau buckling yang besar4 dan kenonlinearan
material dilihar dari perubahan properties material #seperti plastisitas4. Pada transfer
panas, kenonlinearan dapat meningkat terhadap suhu, tergantung dari kondukti;itas atau
radiasi, dimana kekakuan matriks adalah fungsi nonlinear terhadap suhu.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam analisa nonlinear "
a. 5etode 1angsung
b. 5etode Newton-@amphson
c. 5etode Newton-@amphson modifikasi
d. 5etode Panjang usur
dalam dunia engineering ada 3 macam bentuk elemen yang digunakan dalam
perhitungan pada elemen hingga, elemen tersebut adalah adalah membran, shell,
maupun elemen solid. >lemen membran adalah elemen datar yang memiliki ) dimensi,
pada umumnya element ini berbentuk segitiga maupun segiempat, pada elemen yang
berbentuk segitiga, biasanya dimodelkan dengan 3 hingga * node, sedangkan pada segi
empat dimodelkan dari 6 hingga 7 node, element ini memiliki ) arah perpindahan
derajat kebebasan pada tiap node yang terdapat didalam element. element ini biasa
digunakan untuk memodelkan permasalahan elastisitas dengan ) dimensi, arah
tegangan dan arah regangan. itu bisa menghasilkan ) normal force dan shear stress
pada element. elemen membran tidak memiliki rotational stifness maupun stiffness
normal yang menuju arah dari elemen.
2.2.1# Boundary Condition%anMeshing
Boundary condition atau kondisi batas sangatlah penting dalam proses analisis suatu
struktur. Boundary condition sendiri dapat terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu
inertial, loads, dan supports. Boundary condition tipe inertial diantaranya yaitu
percepatan, standard earth gravity, dan kecepatan rotasi. Kemudian Boundary
condition tipe loadsdiantaranya yaitu tekanan #pressure4, gaya, momen, dan lain-lain.
Sedangkan boundary condition tipe support diantaranya adalah fi0ed supports,
displacement, dan lain-lain. Boundary conditionsendiri dapat kita aplikasikan sesuai
dengan analisis yang akan kita lakukan. Seperti contohnya pada sebuah geometri
struktur, boundary conditiondapat diterapkan pada struktur sebagai body, face, edge,
maupun titik sesuai dengan kondisi analisis yang ingin kita lakukan.
Pembuatan mesh sangat diperhatikan ukuran mesh dan jenis mesh yang digunakan,
semakin kecil ukuran meshyang digunakan pada model, maka hasil yang didapatkan
akan semakin teliti, tetapi membutuhkan daya komputasi dan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan meshyang memiliki ukuran yang lebih besar. 2leh karena itu,
besar ukuran meshharus diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang teliti.
31
-
7/26/2019 FIX P1
32/61
!alam K& Guidelines for loating 2roduction %nstallations, )+3Q ukuran mesh telah
diatur sesuai dengan elemen-elemen yang akan ditinjau, seperti plate element, beam
elements for stiffeners, truss elements for stiffeners. ntuk elemen stiffener, ukuran
mesh minimum yang dianjurkan sebesar +,/ dari tebal stiffener.
-
7/26/2019 FIX P1
33/61
$idak
Ba
33
Pem%elan Barge
5emodelkan arge sesuai dengan data yang diperoleh menggunakansoftware 5aGsurf
8al"%a#"
5em;alidasi data hidrostatis dari hasil software 5aGsurf dengan data
yang ada
Valid
Anal"#a -la& Gerak Barge
!ilakukan analisis gerak pada model barge yang ter;alidasi untuk
mendapatkan @A2free floatingdan @A2 pada ;ariasi kecepatan
dengan kondisi lightship,halfload danfullload.
(eng&"t$ngSingle $plitude $celaration
5enghitung percepatan dari gerakan kapal yang paling dominan
untuk mendapatkan gaya gerak translatsi dan momen torsi akibat
gerakan kapal.
(eng&"t$ng beban ak"bat gerakan ka/al
5enghitung gaya gerak akibat gerak translasi kapal dan momen torsiakibat gerak rotasional kapal yang paling dominan pada tiap arah
datang gelombang..
-
7/26/2019 FIX P1
34/61
$idak
34
(eng&"t$ng !ek$atan (eman'ang !a/al
Kalkulasi kekuatan memanjang kapal untuk mendapatkan nilai shearforcedan total bending momentpada kondisistill water,saggingdan
hogging.
(eng&"t$ng Beban Ang"n
5enghitung beban angin yang terjadi pada container craneuntuk
mendapatkan momen yang diakibatkan oleh angin.
B
B
Pem%elan !n#tr$k#" Gela%ak%an Lamb$ngBarge
e#ode+ka, Deck Barge%ada compartmentya,g#e#i+iki ending moment maksimal %ada so)t
-
7/26/2019 FIX P1
35/61
Ba
3.2 Pr#e%$r Penel"t"an
Sesuai %ambar 6., Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan ( tahapan sebagai
berikut"
. Studi 1iteraturPada tugas akhir ini mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai studi literatur dari
buku, materi perkuliahan, jurnal, dan juga mengacu dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang mempunyai keterkaitan pembahasan sebagai acuan dasar teori yang
digunakan, selain itu juga pada penelitian ini mengacu pada standart maupun code yang
rele;an.
). Pengumpulan !ataPengumpulan !ata arge PAS ( )*+ $K, data hidrostatis arge PAS ( )*+ $K, data
container crane dan data lingkungan yang didapatkan dari P$. %ama &nti Samudera.
3. Pemodelan arge
5emodelkan ukuran dan model arge PAS ( )*+ $K sesuai data yang diperoleh dengan
menggunakan 5aGsurf 5odeller.
6. ?alidasi 5odel arge PAS ( )*+ $K
5em;alidasi data hidrosatis arge PAS ( )*+ $K pada hasil output5AS@= dengan
data hidrosatis yang sudah didapatkan dari pengumpulan data, untuk mengetahui apakah
model barge yang kita modelkan pada 5AS@= sesuai dengan model kapal yangsebenarnya dengan standart eror di bawah )V.
3
5ek !ek$atan Str$kt$r
Pengecekan kekuatan struktur dengan menganalisa berdasarkan codes
%1, RactualRallowable
Aman
Kesimpulan dan
Saran
Sele#a"
-
7/26/2019 FIX P1
36/61
/. Analisis %erak arge5enganalisis respon gerak barge dengan ;ariasi muatan lightship ,halfload, danfullload.
Pada kondisifree floating dan ;ariasi kecepatan ,),3 knots. ntuk mendapatkan gerakan
yang dominan pada masing masing heading.
*. 5enghitung Single #mplitude #celaration5enghitung percepatan dari gerakan kapal yang dominan pada masing masing heading,
dimana nilai percepatan akan digunakan untuk mencari beban akibat gerakan kapal.
. 5enghitung beban akibat gerakan kapal.5enghitung gaya inersia yang terjadi karena gerakan translasi dan momen torsi akibat
gerakan rotasional berdasarkan gerakan yang paling dominan pada masing masing
heading.
0. 5enghitung kekuatan memanjang kapal.!ilakukan analisis kekuatan memanjang kapal pada kondisi perairan still water, sagging
dan hogging. Kemudian dilakukan perhitungan shear force dan total bending momendengan ;ariasi muatan lightship, halfload, danfullload.
7. 5enghitung beban angin5enghitung beban yang diakibatkan oleh angin , dimana dari beban yang di timbulkan
oleh angin akan dapat menghitung momen akibat gaya angin.
+. Pemodelan konstruksi geladak dan lambung bargePemodelan konstruksi geladak dan lambung barge dimana konstruksi pada lambung
mencakup seafastening dan skidway diatas konstruksi geladak. dengan menggunakan
Autocad 3d, untuk analisa tegangan yang akan dilakukan padasoftware #$&*&.
. Analisis $egangan Pada deck barge dan hull.
5enganalisis $egangan yang terjadi pada deck barge sesuai banyak load case berbasis
data inputan beban menggunakan #$&*&, yang sebelumnya telah terlebih dahulu
dilakukan analisis meshing sensivityuntuk mendapatkan inputan ukuran meshing struktur
yang cukup sensitif dalam mendefinisikan hasil luaran tegangan terhadap inputan beban
yang dihitung. Setelah itu, dilakukan analisis tegangan terhadap masing ( masing load
caseyang telah dihitung terlebih dahulu beban apa saja yang berpengaruh dan ditentukan
kombinasi pembebanan dari beban ( beban tersebut.
).
-
7/26/2019 FIX P1
37/61
BAB I8
ANALISIS DAN PE(BAHASAN
4.1 Pem%elan Barge PAS926011 !
Permodelan dilakukan menggunakan software 5AS@= berdasarkan principal
dimensiondan koordinat-koordinat pada barge diambil dari hydrostatic model dari
booklet. erikutprincipaldimensiondan hydrostaticmodelbargePAS ( )*+ $K"
37
-
7/26/2019 FIX P1
38/61
Gambar 4.1'ydrostatic"odelBargePAS ( )*+ $K
#sumber@ &tability Booklet 2#& A 6DD /E 2/. $adwell4
!ari hasil permodelan struktur bargedengan menggunakansoftwaredidapatkan hasil
hidrostatik dari bargeyang kemudian di ;alidasi dengan data hidrostatik pada booklet.
?alidasi barge dilakukan dengan 3 kondisi pembebanan, full load, half load, dan
lightship. erikut model yang didapat dan juga hasil hidrostatik padasoftware"
Gambar 4.2Permodelan &oftware
38
-
7/26/2019 FIX P1
39/61
abel 4.1(oadcase (ightship
ite#,a#e
Ia,tity
J,itass
"ota+ass
J,ito+#e
"ota+o+#e
Ko,gr#(#
"ra,sr#(#
ert.r#
"ota+!S
to,,e
Kig*ts*i% 1 00 003.4
10 2.13 0
"a,k001 0L18.1
020
14.24
0 .724 0 0 0
"a,k002 0L230.
4
022.02
8
01.2
0 0 0
"a,k003 0L230.
40
22.028
024.40
0 0 0
"a,k004 0L230.
40
22.028
033.
0 0 0
"a,k00 0L230.
40
22.028
042.70
0 0 0
"a,k00 0L230.
40
22.028
01.8
0 0 0
"a,k007 0L231.4
10
22.7
0 1.02 0 0 0
"a,k008 0L201.3
4 01.43
0.12
1 0 0 0
3
-
7/26/2019 FIX P1
40/61
"a,k00 0L4.08
0 47.88 0
74.77
0 1.147 0
"a,k010 0L1.7
10
12.7
0 .724 7.82 0 0
"a,k011 0L228.
0
0223.32
01.2
7.82 0 0
"a,k012 0L228.
00
223.32
024.40
7.82 0 0
"a,k013 0L228.
00
223.32
033.
7.82 0 0
"a,k014 0L228.
00
223.32
042.70
7.82 0 0
"a,k01 0L228.
00
223.32
01.8
7.82 0 0
"a,k01 0L22.
440
224.043
0 1.02 7.82 0 0
"a,k017 0L
183.7
7 0
17.2
3 0 .12 7.802 0 0
"a,k018 0L2.8
0 2.03 0
74.77
.41 1.147 0
"a,k01 0L1.7
10
12.7
0 .724 -7.82 0 0
"a,k020 0L228.
00
223.32
01.2
-7.82 0 0
"a,k021 0L228.
00
223.32
024.40
-7.82 0 0
"a,k022 0L228.
00
223.32
033.
-7.82 0 0
"a,k023 0L 228.0
0 223.32
0 42.70
-7.82 0 0
"a,k024 0L228.
00
223.32
01.8
-7.82 0 0
"a,k02 0L22.
440
224.043
0 1.02 -7.82 0 0
"a,k02 0L183.7
70
17.23
0 .12 -7.802 0 0
"a,k027 0L2.8
0 2.03 0
74.77
-.41 1.147 0
"ota+Koadcase
0014.4
70
3.41
0 2.13 0
!Scorrectio,
0
CG 5id 2.13
40
-
7/26/2019 FIX P1
41/61
abel 4.2(oadcase 'alfload
>te#,a#e
Ma,tity
J,itass
"ota+ass
J,ito+#
e
"ota+o+#
e
Ko,gr#(#
"ra,sr#(#
ert.r#
"ota+!S
to,,e
Kig*ts*i% 1 04 04
3.4
1 0 2.13 0
CC 177.
377.3
3.4
1 0 18.07 0
"a,k001 100L18.1
0218.10
214.24
14.2
4 7.01 0 1.84 0
"a,k00224.71
L230.
4 .22.02
8.0
41.2
0 0.37441.8
7
"a,k003 .47L230.
4 21.84322.02
8 21.3124.40
0 0.14341.8
7
"a,k00414.02
L230.
4 32.33822.02
831.4
33.
0 0.21241.8
7
"a,k004.4
L230.
412.02
22.02
8122.
42.70
0 0.8241.8
7
"a,k007.30
L230.
4132.1
22.02
8128.
411.8
0 0.8741.8
7
"a,k0070.7
L231.4
1210.00
22.7
204.8
83 1.02 0 1.373421.3
4
"a,k008 4.L201.3
4 .4431.43
.2137.4
3 0 0.1841.8
"a,k00 .28L4.08
3.083 47.88 3.0077.31
8 0 1.42822.1
8
"a,k010 L1.7
1 7.8412.
7 7.48 .378 7.17 0.24147.78
"a,k011 L228.
0 11.44223.32
11.1
1.2
7.8 0.08141.8
"a,k012 L228.
0 11.44223.32
11.1
24.40
7.8 0.08141.8
"a,k013 L228.
0 11.44223.32
11.1
33.
7.8 0.08141.8
"a,k014 L228.
0 11.44223.32
11.1
42.70
7.8 0.08141.8
"a,k01 L228.
0 11.44223.32
11.1
1.8
7.8 0.08141.8
"a,k01 L
22.
44 11.482
224.04
3
11.20
2
1.01
7.8 0.081
421.32
"a,k017 L183.7
7 .1817.2
3 8.7.4
8 7.788 0.203.8
4
"a,k018 L2.8
1.284 2.03 1.237.2
7 .34 1.387 2.847
"a,k01 L1.7
1 7.8412.
7 7.48 .378 -7.17 0.24147.78
"a,k020 L228.
0 11.44223.32
11.1
1.2
-7.8 0.08141.8
"a,k021 L228.
0 11.44223.32
11.1
24.40
-7.8 0.08141.8
"a,k022 L 228.0 11.44 223.32 11.1 33. -7.8 0.081 41.8
41
-
7/26/2019 FIX P1
42/61
"a,k023 L228.
0 11.44223.32
11.1
42.70
-7.8 0.08141.8
"a,k024 L228.
0 11.44223.32
11.1
1.8
-7.8 0.08141.8
"a,k02 L
22.
44 11.482
224.04
3
11.20
2
1.01
-7.8 0.081
421.32
"a,k02 L183.7
7 .1817.2
3 8.7.4
8 -7.788 0.203.8
4
"a,k027 L2.8
1.284 2.03 1.237.2
7 -.34 1.387 2.847"ota+Koadcase
207.81
14.47
01.0
3.433 0 .473
10012.8
!Scorrectio, 3.84
CG 5id10.31
3
abel 4.3(oadcase ullload
ite#,a#e
Ia,tity
J,itass
"ota+ass
J,ito+#e
"ota+o+#e
Ko,gr#(#
"ra,sr#(#
ert.r#
"ota+!S
to,,e
Kig*ts*i% 1 04 04 3.41 0 2.13 0
CC 177.3
77.3
3.41 0 18.07 0
"a,k0011.1
L18.10
2.7
14.24
4.321 7.72 0 1.34 480.3
"a,k00213.10
L230.
430.21
22.028
2.47 1.2 0 0.1841.8
7
"a,k003 100L230.
4230.
422.02
822.02
824.40 0 1.12 0
"a,k004 0L 230.4
0 22.028
0 33. 0 0 0
"a,k00 0L230.
40
22.028
0 42.70 0 0 0
"a,k00 100L230.
4230.
422.02
822.02
81.8 0 1.12 0
"a,k007 .L 231.41 22.3422.7
21.80 1.02 0 0.14
421.34
"a,k0082.30
L201.34
10.30
41.43
102.73
.4 0 1.031
41.8
"a,k00 80L 4.08 3.2 47.88 38.311 7. 0 2.2322.1
8"a,k010 80L 1.7 12.43 12. 122.37 7.31 8.0 1.3 47.78
42
-
7/26/2019 FIX P1
43/61
1 2 7 3
"a,k011 80L228.0
183.12
8223.32
178.
11.2 8.03 1.222
41.8
"a,k012 80L228.0
183.12
8223.32
178.
124.40 8.03 1.222
41.8
"a,k013 80L 228.0
183.128
223.32
178.1
33. 8.03 1.222 41.8
"a,k014 80L228.0
183.12
8223.32
178.
142.70 8.03 1.222
41.8
"a,k01 80L228.0
183.12
8223.32
178.
11.8 8.03 1.222
41.8
"a,k01 80L22.4
4183.71
224.04
317.23
41.02 8.03 1.222
421.32
"a,k017 80L183.77
147.02
117.2
3143.43
.4 7.7 1.421
3.84
"a,k018 80L 2.8 20.1 2.03 20.0 7.243 .42 2.20 2.847
"a,k01 80L 1.71 12.432 12.7 122.373 7.31 -8.0 1.3 47.78
"a,k020 80L228.0
183.12
8223.32
178.
11.2 -8.03 1.222
41.8
"a,k021 80L228.0
183.12
8223.32
178.
124.40 -8.03 1.222
41.8
"a,k022 80L228.0
183.12
8223.32
178.
133. -8.03 1.222
41.8
"a,k023 80L228.0
183.12
8223.32
178.
142.70 -8.03 1.222
41.8
"a,k024 80L228.0
183.12
8223.32
178.
11.8 -8.03 1.222
41.8
"a,k02 80L 22.44
183.71
224.043
17.234
1.02 -8.03 1.222 421.32
"a,k02 80L183.77
147.02
117.2
3143.43
.4 -7.7 1.421
3.84
"a,k027 80L 2.8 20.1 2.03 20.0 7.243 -.42 2.20 2.847
"ota+Koadcase
223.4
714.4
7343.
03.41 0 3.
8813.
!Scorrectio,
1.87
CG 5id .42
abel 4.18asil ?alidasi kondisiull loadpada &oftwaredanBooklet
K>DS> BG: ?@D>S> !"## #OAD
Data Hasi+ /e#ode+a, Hidrostatik L
Dis%+ace#e,t 223 to, 23 to,0.7110
2
43
-
7/26/2019 FIX P1
44/61
" 1.448 #eter 1.84 #eter 0.3
K 12.083 #eter 12.32 #eter0.1234
8
"/> 1.47 to,,ec# 1.74 to,,ec# 1.22188
C" 123.2 to,,e 123.78 to,,e0.472
4
abel 4.2 8asil ?alidasi kondisi'alf load pada &oftware danBooklet.
K>DS> BG: ?@D>S> HK!K?D
Data Hasi+ /e#ode+a, Hidrostatik L
Dis%+ace#e,t 208 to, 21 to,0.278
" 33.07 #eter 33.8 #eter0.033
1
K 20.832 #eter 21.187 #eter0.1211
"/> 17.80 to,,ec# 17.44 to,,ec#0.7743
2
C" 8.2 to,,e 2.002 to,,e 2.27
abel 4.3 8asil ?alidasi kondisi(ight &hippada &oftware danBooklet.
K>DS> BG: ?@D>S> K>GH"SH>/
Data Hasi+ /e#ode+a, Hidrostatik L
Dis%+ace#e,t 00 to, 04 to, 0.44248
" 88.04 #eter 88.47 #eter0.472
8
K 30.2 #eter 31.372 #eter 0.1178
"/> 1.13 to,,ec# 1.201 to,,ec# 0.0438
C" .878 to,,e 8.81 to,,e 1.21
4.2 Anal"#a Stab"l"ta#
Analisa stabilitas dilakukan dengan menggunakansoftware "a0surf stability.Analisa
ini dilakukan dengan 3 macam kondisi pembebanan,fullload, halfload, dan lightship.
Pada standard &52 A#674 pada section 6, untuk kapal pontoon dengan panjang
kurang dari ++m sudut yang harus diperhatikan adalah sudut di bawah )++
. ntukluasan di bawah kur;a %W #righting arm) lebih dari +.+0 m.rad. erikut hasil analisa
stabilitas menggunakansoftware "a0surf &tability "
44
-
7/26/2019 FIX P1
45/61
0 10 1 20 2 300
2
4
8
10
Kurva Gz
KS HK !K
Heel to starboar deg.
G
Gambar 4.3 Kur;a %W kondisi(ightship, 'alfload,danullload.
0 10 1 20 2 300
1
2
3
4
!uas Area di Ba"a# Kurva Gz
KS HK !K
Heel to starboar deg.
G
Gambar 4.4 1uasan daerah di bawah kur;a %W kondisi(ightship, 'alfload danullload.
Padastandard %" #1FH)sudah dijelaskan bahwa, untuk kapal pontoonluasan daerah dibawah kur;a %W #righting arm) maksimum harus lebih dari +.+0 m.rad. Pada kondisi
lightship bisa di lihat pada grafik, %W maksimum berada pada degree of heel )*+ dengan
luasan area di bawah kur;a sebesar 3.)/ m.rad. Pada kondisi halfload, %W maksimum
berada pada degree of heel /.+ dengan luasan area di bawah kur;a sebesar +.* m.rad.
Kemudian pada kondisi fullload %W maksimum berada pada degree of heel /.)+ dengan
luasan area di bawah kur;a sebesar +.3037 m.rad. !ari 3 macam kondisi pembebanan yang
telah dilakukan luasan area di bawah kur;a %W lebih dari +.+0 m.rad, sehingga untuk
stabilitas sudah sesuai dengan standard.
4
-
7/26/2019 FIX P1
46/61
0 1 20
0.
1
1.
C? S
-
7/26/2019 FIX P1
47/61
-
7/26/2019 FIX P1
48/61
0 0. 1 1. 20
0.
1
C? S
-
7/26/2019 FIX P1
49/61
0 0. 1 1. 20
0.
1
1.
C? /itc* Ha+5oad
0deg
4deg
0deg
13deg
180deg
Aa'e !reIe,cy (rads
C? /itc*
0 1 20
0.
1
1.
C? Hea'e Ha+5oad
0deg
4deg0deg
13deg
180deg
Aa'e !reIe,cy
C? Hea'e
a
b
%
0 0. 1 1. 20
0.
1
1.
C? Co++ Ha+5oad
0deg
4deg
0deg
13deg
180deg
Aa'e !reIe,cy (rads
C? Co++
0 0. 1 1. 20
0.
1
C? Na< Ha+5oad
0deg
4deg
0deg
13deg
180deg
Aa'e !reIe,cy (rads
C? Na