(Fitri Sartina Dewi) -...

1

Transcript of (Fitri Sartina Dewi) -...

Page 1: (Fitri Sartina Dewi) - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/1459/c127086f_Des15-KinoIndonesiaTbk.pdftifinance yang bertindak se - bagai agen. Kedua, joint fi - nan cing yaitu

21Selasa, 29 Maret 2016 A S U R A N S I & P E M B I A Y A A NKERJA SAMA PENDANAAN

Multifinance Jajaki Bank Daerah

JAKARTA — Perusahaan pem biayaan akan bekerja sama dengan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah un -tuk memperluas jaringan pe nyaluran pembiayaan ke daerah sekaligus dalam hal pen danaan.

Sekjen Asosiasi Per -usahaan Pembiayaan In do -nesia (APPI) Sigit Sembodo me nyatakan setidaknya ter -dapat tiga potensi kerja sama antara perusahaan pem bia -yaan dan bank pembangun-an daerah (BPD).

Pertama, chanelling yaitu BPD menyalurkan pinjaman ke pada nasabah melalui mul -tifinance yang bertindak se -bagai agen. Kedua, joint fi -nan cing yaitu pembiayaan ber sama yang dilakukan bank dan multifinance. Ke -tiga, linkage program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yaitu pem biayaan KUR UMKM yang disalurkan melalui mul -ti finance.

“Apabila ketiga potensi tersebut bisa dikerjasamakan dengan BPD, maka kami op ti mistis kompetensi pe -nya luran pembiayaan oleh multifinance di daerah bisa semakin meningkat,” kata Sigit, Senin (28/3).

Dewan Pengawas APPI Willy S. Dharma me nya -takan APPI bersama de -ngan Aso siasi Bank Pem -bangun an Daerah (As banda) akan menggelar perte -muan lanjutan untuk me -matangkan konsep terkait de ngan kerja sama itu.

“Harapannya bisa se gera tanda tangan nota ke se -pahaman. Akan tetapi, ma -sih belum bisa dipastikan wak tunya, makanya setelah ini akan diadakan lagi forum yang fokus membahas po -tensi kerjasamanya,” ujar nya.

Menurutnya, kerja sama antara APPI dan Asbanda mem buat kesempatan mul-tifinance untuk memperoleh sum ber pendanaan menjadi lebih luas. Dia menuturkan,

selama ini sumber pen da -naan multifinance yang berasal dari bank ma sih didominasi bank kon ven sio -nal, sedangkan kontribusi BPD masih rendah. Padahal aset BPD jumlahnya di per -ki rakan mencapai Rp450 triliun lebih.

“Selama ini sudah ada pem biayaan dari BPD ke multifinance, tetapi masih be lum menyeluruh. Baru sam pai tahap antara satu BPD ke satu perusahaan pem biayaan,” katanya.

Dia mengungkapkan, se -lain kerja sama dalam hal pen danaan, kedua pihak juga diharapkan bisa saling ber -tukar informasi terkait de ngan data nasabah. Me nurutnya, sifat BPD yang kedaerahan, dapat me mu dahkan multi-finance untuk memperluas jaringan ke dae rah.

UMKMKepala Departemen Peng -

awasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Ju wanto menyatakan oto -ritas mendukung adanya per cepatan kerja sama an -tara APPI dan Asbanda. Apa lagi kerja sama tersebut akan difokuskan untuk pe -nya luran pembiayaan bagi sektor UMKM di daerah.

Menurutnya, kerja sama itu sejalan dengan program OJK dalam mendorong per -usa haan pembiayaan un -tuk meningkatkan porsi pe -nyaluran pembiayaan pro -duktif.

OJK telah menerbitkan POJK No.29/2014 tentang Per -luasan Kegiatan Usaha. Da -lam beleid tersebut di je las kan bahwa multifinance di per -bolehkan melakukan ke giatan usaha lain dan pem biayaan lain, tetapi wajib mengikuti ketentuan OJK yang meliputi tingkat kesehatan keuangan dengan kondisi minimum sehat dan tidak sedang di ke -na kan sanksi. (Fitri Sartina Dewi)

WACANA PENUNDAAN KENAIKAN IURAN

BPJS Kesehatan Pasrah

Anggara [email protected]

Kendati demikian Badan Pe -nye lenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menegaskan se jauh ini belum ada kepastian apakah pemerintah akan me -nunda kenaikan iuran atau te -tap berlaku pada 1 April 2016.

Irfan Humaidi, Juru Bicara BPJS Kesehatan, mengatakan se bagai operator pihaknya ber fungsi menjalankan per -aturan. “BPJS Kesehatan se -bagai badan hukum publik siap melaksanakan semua per undangan yang berlaku. Se cara resmi belum ada pem -be ritahuan apapun [untuk me -nunda kenaikan tarif]” kata Irfan, Senin (28/3).

Kendati demikian, jika da -lam beberapa hari ke depan akhirnya pemerintah me mu -tuskan menunda kenaikan ta rif, pihaknya tidak akan mem permasalahkan hal itu. Menurutnya, dampak penun da -an atau pembatalan akan kem -bali ke pemerintah.

“Tentu setiap kebijakan me -miliki dampak. Saat ini pe me -rin tah memilih opsi nomor dua dan tiga [dalam pembiayaan JKN sesuai undang-undang] yak ni penyesuaian tarif dan pe -nyer taan negara,” ujarnya.

Dia menambahkan bila opsi pe nundaan yang akhirnya di -pilih, maka akan ada perubahan da lam persentase penyertaan negara. Irfan memastikan ope -rasional badan akan tetap ber -jalan normal. Sesuai amanat un dang-undang, negara akan meng ambil alih tanggung jawab

jika dari persentase iuran tidak men cukupi.

Wacana penundaan ke naik -an iuran BPJS Kesehatan me -nge muka setelah Presiden Joko Widodo menyatakan akan me manggil direksi BPJS Ke sehatan pasca-kenaikan di -tetapkan. Sukardi Rinakit, Tim Komunikasi Presiden, me nga -takan Presiden Jokowi akan me -lihat urgensi kenaikan tersebut.

Perintah Presiden ini ke -mudian ditindaklanjuti Men -teri Koordinator Bidang Pem -ba ngunan Manusia dan Ke bu -da yaan (Menko PMK) Puan Ma harani. Setelah memimpin rapat tingkat menteri me nge -nai kenaikan ini, Puan da lam pernyataan tertulisnya me -nyatakan pemerintah mem per -ha tikan aspirasi masyarakat dan DPR yang meminta penundaan ke naikan.

Oleh karena itu, katanya, ke pastian tarif baru akan di -tetapkan setelah audit Jaminan Ke sehatan Nasional tahun 2015 se lesai dilakukan.

Sementara itu Komisi IX DPR RI menolak kenaikan iuran ter sebut. DPR menyatakan ba -kal melaksanakan hak kons -ti tusionalnya jika pemerintah te tap menaikkan iuran BPJS Ke -sehatan.

“Itulah standing position DPR. Kami meminta agar ini

di tun da. Jika Presiden tetap men jalankan, maka DPR akan melaksanakan hak konst i tu -sionalnya,” ujar Dede Yusuf, Ke tua Komisi IX DPR RI.

JANGGALMenurutnya, DPR juga me -

rasa ada temuan janggal da -lam penyaluran dana BPJS Ke -sehatan. DPR meminta Ba dan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit in ves -tigasi terhadap penyaluran dana BPJS tersebut.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden RI No.19/2016 tentang Perubahan Ke dua atas Peraturan Presiden No.12/2013 tentang Jaminan Ke sehatan.

Selain memperluas layanan ke sehatan, revisi aturan ini juga meningkatkan iuran bagi pe -

serta baik penerima bantuan iur an maupun peserta mandiri. Pekerja formal tidak diatur ka -rena kenaikan perhitungan meng gunakan pendekan per -sentase dari gaji, sehingga ke -naikan gaji setiap tahunnya oto matis meningkatkan besaran iur an.

BPJS Kesehatan mencatat ke naikan bagi peserta mandiri ha nya akan berdampak pada 9,9% peserta. Saat ini, dari total 163,32 juta peserta, sebanyak 103,73 juta peserta merupakan PBI baik ditanggung APBN mau pun APBD.

Sebanyak 38,59 juta peserta me rupakan pekerja formal yang me liputi pegawai BUMN, TNI dan Polri serta pekerja swasta. Adapun yang terdampak aturan pe naikan melingkupi 16,18 juta pe serta.

Irvan Rahardjo, Ketua Ko -munitas Penulis Asuransi In -donesia, mengatakan ke -naikan tarif merupakan se buah keniscayaan. Saat ini JKN justru berjalan karena du kungan ma -syarakat miskin yang iurannya di tanggung pe me rintah. Klaim kelas ini juga lebih rendah se -hingga dapat menjaga ke ber lan -jutan program.

Kendati demikian, dia meng -ingat kan manajemen BPJS tidak boleh lepas tanggung jawab un tuk melakukan penagihan. Se lain itu sanksi yang tegas harus diberikan bagi peserta yang tidak membayar iuran. Selain itu manajemen harus membenahi kerja sama dengan ru mah sakit karena banyak pe -serta yang enggan membayar ka rena buruknya layanan yang di te rima.

JAKARTA – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan pasrah jika pemerintah akhirnya menunda kenaikan iuran karena dampaknya akan kembali ke pemerintah

sendiri.

Bila opsi penundaan dipilih, maka akan ada perubahan dalam per -sentase penyertaan ne gara ke BPJS Ke se -hatan.

Keterangan Tarif Lama Tarif Baru Besaran Kenaikan

Kelas I Rp59.500 Rp80.000 34,45%

Kelas II Rp42.500 Rp51.000 20%

Kelas III Rp25.500 Rp30.000 17,64%

PBI Rp19.225 Rp23.000 19,63%

Tarif BPJS Kesehatan Per 1 April 2016

Sumber: Peraturan Presiden No.19/2016, diolah BISNIS/HUSIN PARAPAT

BPJS Kesehatan menyatakan kenaikan iuran bagi peserta mandiri hanya akan berdampak pada 9,9% peserta.

Dari total 163,32 juta peserta saat ini, sebanyak 103,73 juta peserta merupakan PBI baik ditanggung APBN maupun APBD.

Sebanyak 38,59 juta peserta merupakan pekerja formal yang

meliputi pegawai BUMN, TNI dan Polri serta pekerja swasta.

Pasal 45 ayat 1 Peraturan Presiden No.19/2016 menyatakan dalam hal peserta tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, peserta dapat menyampaikan pengaduan kepada fasilitas kesehatan

dan atau BPJS Kesehatan.

Pasal 27 Peraturan Presiden No.19/2016menyebutkan BPJS Kesehatan dan penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan dapat melaku-kan koordinasi dalam memberikan manfaat untuk peserta jaminan kesehatan yang memiliki hak atas perlindungan program asuransi kesehatan tambahan.

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 29 Maret 2016