Hal 04 Polkam 15122011AA - ftp.unpad.ac.id · kasus dugaan korupsi out-sour cing Roll Out Customer...

1
MANTAN Dirut PT PLN Eddie Widiono menyebutkan dak- waan yang telah dikenakan jaksa penuntut umum ialah tnah dan rekayasa. “Kami dan tim penasihat hu- kum sangat meyakini dakwaan yang dianggap terbukti oleh penuntut umum ialah fitnah dan berasal dari rekayasa,” kata Eddie saat membacakan nota keberatan di Pengadilan Tin- dak Pidana Korupsi di Jakarta, kemarin. Dia menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi out- sourcing Roll Out Customer Information Service Rencana Induk Sistem Informasi (CIS- RISI) PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) dan Tangerang tahun 2004-2006. Dirinya me- nilai dakwaan jaksa sama sekali tidak terbukti. Menurutnya, hal itu terlihat sejak awal dari penyusunan surat dakwaan yang hanya memasukkan keterangan satu saksi yang mengetahui men- jelang dilakukannya penanda- tanganan kontrak. Sementara itu, keterangan dari pihak Dewan Komisaris PLN yang mendukung pro- gram CSI-RISI, lanjut Eddie, justru tidak diajukan. Eddie juga menganggap jak- sa gagal untuk membuktikan dirinya menerima Mandiri Tra- veller’s Cheque (MTC) sebesar Rp850 juta dari Arthur Pelu- pessy. Menurutnya, persidang- an tidak pernah membuktikan penerimaan cek pelawat itu. “Yang patut dipersoalkan mengapa catatan tentang tran- saksi tersebut tidak ada dalam berkas perkara. Cara ini adalah cara yang melanggar hak asasi manusia,” ujarnya. Kemudian, sambungnya, ti- dak terbukti kerugian negara yang muncul akibat penanda- tanganan kontrak antara PT PLN dan PT Netway Utama. “Perhitungan kerugian nega- ra yang dilakukan oleh ahli Agustina Arumsari dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bukan saja tidak sah secara hukum karena BPKP tidak mempunyai kewenangan, tetapi juga me- nyesatkan,” tandasnya. Pada persidangan 7 Desem- ber, Eddie dituntut pidana tu- juh tahun penjara, denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan, serta uang pengganti sebesar Rp2 miliar. (*/P-1) M ASYARAKAT sudah tidak asing lagi dengan warung kopi, terlebih dengan macam tipikal warung kopi yang menyajikan minuman kopi mulai harga ribuan hingga puluhan ribu rupiah. Warung kopi dalam perkembangannya, tidak hanya menjadi tempat untuk minum kopi, tetapi menjadi wilayah sosial yang khas untuk berinteraksi, sekadar berbincang, nongkrong, bahkan melakukan transaksi. Seperti yang dilakukan salah satu anggota DPR berinisial AR dengan dua perwakilan pengusaha konstruksi dari Sulawesi Tenggara (Sultra), yang belakangan diketahui melakukan penagihan janji pengembalian uang senilai Rp2,7 miliar terkait pelolosan proyek PPIDT di Sultra. Penagihan itu berlangsung di Starbucks, di salah satu mal di Jakarta, Rabu (14/12). “Kami tengah mencoba untuk menagih kembali uang yang diminta oleh AR karena proyek yang dijanjikan gagal,” ujar pengusaha yang enggan disebut namanya itu pascapertemuan. Dengan segala kemewahan sebuah warung kopi, Starbucks tetaplah warung kopi yang menyajikan obrolan hangat dengan segelas kopi. Tanpa diketahui, Media Indonesia secara tidak sengaja berada di tempat yang sama dengan tiga orang tersebut. Dengan informasi yang diperoleh beberapa menit sebelumnya, Media Indonesia memantau kegiatan mereka. Tempat yang casual mungkin sengaja dipilih untuk menghindari kecurigaan orang lain karena selama hampir dua jam berbincang, tidak ada satu pun orang yang ambil pusing dengan perbincangan dan tingkah laku mereka. AR, yang saat itu mengenakan jas hitam dan berkacamata, duduk santai sambil sesekali menyelipkan rokok di antara kedua bibirnya bersama kedua pengusaha yang bertingkah serupa. Namun hingga pertemuan berakhir, tidak terlihat segelas kopi pun yang ada di atas meja bundar. Hanya berbungkus-bungkus rokok berbagai merek. Saking seriusnya, mereka lupa bahwa tengah berada di sebuah kedai kopi. Apalagi, menurut pengusaha itu, pertemuan-pertemuan sebelumnya lebih banyak di hotel dan ruang kantor. Obrolan kian panjang kala sang pengusaha ditemani satu rekannya dan seorang teman anggota dewan yang memfasilitasi mereka untuk menemui Media Indonesia selepas AR pergi. Menurutnya, ini adalah pertemuan kesekian kali yang dilakukan antara dirinya dan AR. “Sampai sekarang uang itu masih belum juga dikembalikan, rekan-rekan di Sultra sangat berharap uang ini kembali. Ada yang sampai kehilangan rumah dan keluarganya hancur akibat masalah ini. Di pertemuan ini, uang itu masih juga belum diberikan,” ujar dia mencurahkan perasaannya. Menurut sang pengusaha, masalah tersebut masih terbungkus dan belum saatnya dibawa ke ranah hukum. Dirinya beserta rekan-rekan pengusaha di Sultra berharap uang dikembalikan. “Mas, uang Rp2,7 miliar itu besar sekali buat kami,” pungkas dia. (Hazd Mukti/P-3) PEJUANG HAM: Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Todung Mulya Lubis (kanan) menyerahkan penghargaan kepada Guru Besar Emeritus Universitas Airlangga, Soetandyo Wignyosoebroto, dalam penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2011 untuk pejuang hak asasi manusia di Gedung Komisi Yudisial, Jakarta, kemarin. Eddie Widiono Anggap Dakwaan Sarat Rekayasa 4 KAMIS, 15 DESEMBER 2011 P OL KAM Sampai sekarang uang itu masih belum juga dikembalikan, rekan-rekan di Sultra sangat berharap uang ini kembali. Ada yang sampai kehilangan rumah.” Baku Tembak Terjadi di Papua BAKU tembak kembali terjadi di Papua. Baku tembak itu terjadi di Kampung Eduda, Paniai, yang diduga menjadi markas Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam baku tembak itu, seorang anggota Brimob terluka dan ratusan warga yang diduga anggota OPM melarikan diri ke pegunungan. “Kelompok OPM yang diperkirakan berjumlah ratusan orang melarikan diri ke arah gunung. Satu pucuk senjata double loop, puluhan butir amunisi, beberapa bendera bintang kejora, dan sejumlah senjata tajam disita polisi,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Wachyono di Jayapura, kemarin. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rai Amar menjelaskan baku tembak itu terjadi pada Selasa, 13 Desember. Menurut dia, Paniai merupakan salah satu wilayah yang rawan penyerangan oleh OPM. Selain Paniai, lanjut dia, Puncak Jaya dan Timika adalah wilayah yang menjadi perhatian Polri. (Bob/ Ant/*/P-1) Personel Polisi di Papua Bakar Diri SEORANG polisi di Polres Serui, Kepulauan Yapen, Papua, mem- bakar diri dalam rumah karena depresi. Aiptu Yosef Resubun yang melakukan aksi bunuh diri meninggal dunia dan tindakannya menyebabkan 12 rumah di kompleks asrama polisi Polres Serui ikut ludes terbakar. “Sekitar pukul 17.00 Yosef Resubun, mungkin dalam keadaan depresi, berupaya membakar rumah. Jadi di dalam rumah itu juga ada istri dan anaknya, tetapi mereka bisa menyelamatkan diri,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Boy Rai Amar di Jakarta, kemarin. Jenazah korban sempat disemayamkan di Rumah Sakit Umum Serui. Akibat kejadian ini, Polres Serui mengalami kerugian senilai Rp300 juta. Aiptu Yosef Resubun meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Sementara itu, keluarga korban dan korban kebakaran lain saat ini menumpang di rumah kerabatnya. (Bob/P-1) DINAMIKA Menagih Janji di Warung Kopi NURULIA JUWITA SARI P EMERINTAH diberi keleluasaan untuk menaruh dua orang menteri dalam tim seleksi (timsel) anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Ba- waslu). Akan tetapi, Komisi II memastikan akan mengawasi kerja timsel. “DPR akan mengawasi, kon- teksnya bukan intervensi, tetapi mengontrol yang begini-begini. Kalau main-main akan dipang- gil,” tegas Wakil Ketua Komisi II DPR dari F-PDIP Ganjar Pra- nowo di Bandung, Jawa Barat, kemarin. Menurut dia, Presiden bisa saja menaruh dua menteri di timsel KPU. Tetapi, menu- rutnya, unsur pemerintah di dalam timsel sebenarnya dalam rangka administrasi, bukan politik. Keputusan Presiden (Kep- pres) Nomor 33 Tahun 2011 ten- tang Pembentukan Tim Seleksi Calon Anggota KPU dan Ba- waslu antara lain terdiri dari dua menteri, yakni Mendagri Gamawan Fauzi dan Mente- ri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin. Posisi sekretaris merangkap anggota diisi oleh Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri Tanribali Lamo. Amir Syamsuddin ialah Se- kretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat. Adapun Ga- mawan Fauzi, pada 15 Mei 2009, dipercaya membacakan deklarasi dukungan parpol terhadap pasangan Susilo Bam- bang Yudhoyono-Boediono. Bila dibandingkan dengan Keppres Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hanya diisi oleh seorang men- teri, yaitu Menkum dan HAM (pada waktu itu) Patrialis Ak- bar. Untuk sekretaris merang- kap anggota diisi oleh staf ahli Kemenkum dan HAM Ahmad Ubbe. Ganjar berharap kepada de- lapan anggota timsel KPU- Bawaslu yang berasal dari eksternal pemerintah untuk menjaga independensi timsel. “Terhadap anggota timsel yang bukan menteri, tolong perhati- kan gerak-gerik para menteri itu,” tukasnya. Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai dua menteri dalam timsel KPU terlalu ba- nyak, bahkan mubazir. “Ini kali pertama ada timsel penyeleng- gara pemilu yang diisi oleh dua menteri. Bahkan, kali pertama dalam sejarah pembentukan timsel-pansel komisi negara,” kata Ray. Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus merevisi Keppres No 33 Tahun 2011 dengan mengganti dua wakil pemerintah dari jabatan ketua dan wakil ketua. “Kami juga meminta Komisi II DPR untuk juga mendorong kompo- sisi timsel yang lebih mandiri dan netral,” kata Ray. Tidak dipolitisasi Anggota Timsel KPU-Bawas- lu Siti Zuhro menjelaskan, tim- sel sudah melakukan pendekat- an dengan sejumlah anggota Komisi II DPR terkait dengan proses seleksi. Pada dasarnya, pihaknya menginginkan ang- gota DPR membangun ke- percayaan dalam proses de- mokrasi. Ia menjamin, pihaknya me- minimalkan resistensi publik dalam seleksi. “Kami akan umumkan setiap proses seleksi dan uji publik,” ungkapnya. Dia menjelaskan, pengumum- an seleksi mulai pada 15 Desem- ber. Adapun untuk pendaftaran dibuka pada 23 Desember 2011 sampai 5 Januari 2012. (Che/P-1) [email protected] Pendaftaran calon KPU dan Bawaslu dibuka pada 23 Desember 2011 sampai 5 Januari 2012. Dewan Jamin Awasi Timsel KPU KRITIK LEMHANNAS: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) didampingi Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji (tengah) menyalami peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lemhannas Tahun 2011 dari negara sahabat, di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Presiden meminta Lemhannas untuk lebih fokus dan tak hanya beretorika dalam menetapkan materi pendidikan terhadap peserta didiknya. PDIP Perketat Seleksi Caleg PDIP akan memperketat seleksi calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014. Dengan demikian diharapkan kandi- dat yang terjaring akan lebih berkualitas. Hal itu merupakan salah satu rekomendasi yang dicetuskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Bandung, Jawa Barat, kemarin. Anggota tim pengarah ra- kernas di komisi bidang pemilu Ganjar Pranowo menjelaskan seluruh pengurus PDIP secara nasional menyetujui memper- juangkan sistem proporsional tertutup dengan cukup memi- lih partai dalam Pemilu 2014. Dia menjelaskan, pada pertengahan 2012 PDIP akan menyusun daftar calon semen- tara (DCS) yang disusun tanpa menggunakan nomor urut. Setelah itu, para calon akan melewati tahap prakualikasi, yakni psikotes dan penugasan lapangan. “Dari situ baru ditentukan nomor urutnya sesuai dengan kerja yang dilakukan,” papar Ganjar. Nomor urut caleg, tambah dia, ditentukan pada 2013 se- bagai daftar calon tetap (DCT) untuk Pemilu 2014. Ketua Pelaksana Rakernas I PDIP Puan Maharani menam- bahkan, partai berlambang banteng itu juga mendeklarasi- kan diri sebagai partai pelopor pemberantasan korupsi. Se- hingga, lanjut dia, partai tidak akan membela kader yang terkait tindak pidana korupsi. “Menegaskan kembali sikap untuk tidak membela siapa pun kader PDIP yang terlibat korupsi dan suap yang justru mencemari nama baik par- tai dan mencederai aspirasi rakyat,” tegasnya. Upaya pemberantasan ko- rupsi, sambung Puan, dimulai dari internal partai. Di antara- nya dengan mendorong trans- paransi pengelolaan keuangan partai serta memaksimalkan semangat gotong royong dalam pembiayaan program partai melalui iuran wajib dan su- karela anggota partai, serta sumbangan sukarela simpati- san partai. Terkait dengan pengajuan calon presiden (capres), Raker- nas I PDIP belum menelurkan nama untuk diusung seba- gai capres pada 2014. Perihal pencalonan diserahkan ke- pada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk diumumkan pada momentum yang tepat. Yang pasti, lanjut Puan, tidak ada tiket gratis bagi siapa pun yang akan dicalonkan PDIP sebagai capres ataupun calon wapres. “Kami tidak ingin tiket PDIP hanya menjadi batu loncatan,” tuturnya. (Wta/P-1) ANTARA/WIDODO S. JUSUF MI/JHONI HUTAPEA n

Transcript of Hal 04 Polkam 15122011AA - ftp.unpad.ac.id · kasus dugaan korupsi out-sour cing Roll Out Customer...

MANTAN Dirut PT PLN Eddie Widiono menyebutkan dak-waan yang telah dikenakan jak sa penuntut umum ialah fi t nah dan rekayasa.

“Kami dan tim penasihat hu-kum sangat meyakini dakwaan yang dianggap terbukti oleh pe nuntut umum ialah fitnah dan berasal dari rekayasa,” kata Eddie saat membacakan nota ke beratan di Pengadilan Tin-dak Pidana Korupsi di Jakarta, kemarin.

Dia menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi out-sour cing Roll Out Customer Information Service Rencana Induk Sistem Informasi (CIS-RISI) PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) dan Tangerang tahun 2004-2006. Dirinya me-nilai dakwaan jaksa sama sekali tidak terbukti.

Menurutnya, hal itu terlihat sejak awal dari penyusunan su rat dakwaan yang hanya me masukkan keterangan satu

saksi yang mengetahui men-jelang dilakukannya penanda-tanganan kontrak.

Sementara itu, keterangan dari pihak Dewan Komisaris PLN yang mendukung pro-gram CSI-RISI, lanjut Eddie, justru tidak diajukan.

Eddie juga menganggap jak-sa gagal untuk membuktikan dirinya menerima Mandiri Tra-veller’s Cheque (MTC) sebesar Rp850 juta dari Arthur Pelu-pessy. Menurutnya, persidang-

an tidak pernah membuktikan penerimaan cek pelawat itu.

“Yang patut dipersoalkan me ngapa catatan tentang tran-saksi tersebut tidak ada dalam berkas perkara. Cara ini adalah cara yang melanggar hak asasi manusia,” ujarnya.

Kemudian, sambungnya, ti-dak terbukti kerugian negara yang muncul akibat penanda-tanganan kontrak antara PT PLN dan PT Netway Utama. “Perhitungan kerugian nega-

ra yang dilakukan oleh ahli Agustina Arumsari dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bukan saja tidak sah secara hukum karena BPKP tidak mempunyai kewenangan, tetapi juga me-nyesatkan,” tandasnya.

Pada persidangan 7 Desem-ber, Eddie dituntut pidana tu-juh tahun penjara, denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan, serta uang pengganti sebesar Rp2 miliar. (*/P-1)

MASYARAKAT sudah tidak asing lagi dengan warung

kopi, terlebih dengan macam tipikal warung kopi yang menyajikan minuman kopi mulai harga ribuan hingga puluhan ribu rupiah.

Warung kopi dalam perkembangannya, tidak hanya menjadi tempat untuk minum kopi, tetapi menjadi wilayah sosial yang khas untuk berinteraksi, sekadar berbincang, nongkrong, bahkan melakukan transaksi.

Seperti yang dilakukan salah satu anggota DPR berinisial AR dengan dua perwakilan pengusaha konstruksi dari Sulawesi Tenggara (Sultra), yang belakangan diketahui melakukan penagihan janji pengembalian uang senilai

Rp2,7 miliar terkait pelolosan proyek PPIDT di Sultra. Penagihan itu berlangsung di Starbucks, di salah satu mal di Jakarta, Rabu (14/12).

“Kami tengah mencoba untuk menagih kembali uang yang diminta oleh AR karena proyek yang dijanjikan gagal,” ujar pengusaha yang enggan disebut namanya itu pascapertemuan.

Dengan segala kemewahan sebuah warung kopi, Starbucks tetaplah warung kopi yang menyajikan obrolan hangat dengan segelas kopi. Tanpa diketahui, Media Indonesia secara tidak sengaja berada di tempat yang sama dengan tiga orang tersebut. Dengan informasi yang diperoleh beberapa menit sebelumnya, Media Indonesia memantau kegiatan mereka.

Tempat yang casual mungkin sengaja dipilih untuk menghindari kecurigaan orang lain karena selama hampir dua jam berbincang, tidak ada satu pun orang yang ambil pusing dengan perbincangan dan tingkah laku mereka.

AR, yang saat itu mengenakan jas hitam dan berkacamata, duduk santai sambil sesekali menyelipkan

rokok di antara kedua bibirnya bersama kedua pengusaha yang bertingkah serupa.

Namun hingga pertemuan berakhir, tidak terlihat segelas kopi pun yang ada di atas meja bundar. Hanya berbungkus-bungkus rokok berbagai merek.

Saking seriusnya, mereka lupa bahwa tengah berada di sebuah kedai kopi. Apalagi, menurut pengusaha itu, pertemuan-pertemuan sebelumnya lebih banyak di hotel dan ruang kantor.

Obrolan kian panjang kala sang pengusaha ditemani satu rekannya dan seorang teman anggota dewan yang memfasilitasi mereka untuk menemui Media Indonesia selepas AR pergi.

Menurutnya, ini adalah

pertemuan kesekian kali yang dilakukan antara dirinya dan AR.

“Sampai sekarang uang itu masih belum juga dikembalikan, rekan-rekan di Sultra sangat berharap uang ini kembali. Ada yang sampai kehilangan rumah dan keluarganya hancur akibat masalah ini. Di pertemuan ini, uang itu masih juga belum diberikan,” ujar dia mencurahkan perasaannya.

Menurut sang pengusaha, masalah tersebut masih terbungkus dan belum saatnya dibawa ke ranah hukum.

Dirinya beserta rekan-rekan pengusaha di Sultra berharap uang dikembalikan. “Mas, uang Rp2,7 miliar itu besar sekali buat kami,” pungkas dia. (Hafi zd Mukti/P-3)

PEJUANG HAM: Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Todung Mulya Lubis (kanan) menyerahkan penghargaan kepada Guru Besar Emeritus Universitas Airlangga, Soetandyo Wignyosoebroto, dalam penganugerahan Yap Thiam Hien Award 2011 untuk pejuang hak asasi manusia di Gedung Komisi Yudisial, Jakarta, kemarin.

Eddie Widiono Anggap Dakwaan Sarat Rekayasa

4 KAMIS, 15 DESEMBER 2011POLKAM

Sampai sekarang uang itu masih

belum juga dikembalikan, rekan-rekan di Sultra sangat berharap uang ini kembali. Ada yang sampai kehilangan rumah.”

Baku Tembak Terjadi di PapuaBAKU tembak kembali terjadi di Papua. Baku tembak itu terjadi di Kampung Eduda, Paniai, yang diduga menjadi markas Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam baku tembak itu, seorang anggota Brimob terluka dan ratusan warga yang diduga anggota OPM melarikan diri ke pegunungan.

“Kelompok OPM yang diperkirakan berjumlah ratusan orang melarikan diri ke arah gunung. Satu pucuk senjata double loop, puluhan butir amunisi, beberapa bendera bintang kejora, dan sejumlah senjata tajam disita polisi,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Wachyono di Jayapura, kemarin.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafl i Amar menjelaskan baku tembak itu terjadi pada Selasa, 13 Desember. Menurut dia, Paniai merupakan salah satu wilayah yang rawan penyerangan oleh OPM. Selain Paniai, lanjut dia, Puncak Jaya dan Timika adalah wilayah yang menjadi perhatian Polri. (Bob/Ant/*/P-1)

Personel Polisi di Papua Bakar DiriSEORANG polisi di Polres Serui, Kepulauan Yapen, Papua, mem-bakar diri dalam rumah karena depresi. Aiptu Yosef Resubun yang melakukan aksi bunuh diri meninggal dunia dan tindakannya menyebabkan 12 rumah di kompleks asrama polisi Polres Serui ikut ludes terbakar.

“Sekitar pukul 17.00 Yosef Resubun, mungkin dalam keadaan depresi, berupaya membakar rumah. Jadi di dalam rumah itu juga ada istri dan anaknya, tetapi mereka bisa menyelamatkan diri,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Boy Rafl i Amar di Jakarta, kemarin.

Jenazah korban sempat disemayamkan di Rumah Sakit Umum Serui. Akibat kejadian ini, Polres Serui mengalami kerugian senilai Rp300 juta. Aiptu Yosef Resubun meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Sementara itu, keluarga korban dan korban kebakaran lain saat ini menumpang di rumah kerabatnya. (Bob/P-1)

DINAMIKA

Menagih Janji di Warung Kopi

NURULIA JUWITA SARI

PEMERINTAH diberi keleluasaan untuk menaruh dua orang menteri dalam tim

seleksi (timsel) anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Ba-waslu). Akan tetapi, Komisi II memastikan akan mengawasi kerja timsel.

“DPR akan mengawasi, kon-teksnya bukan intervensi, tetapi mengontrol yang begini-begini. Kalau main-main akan dipang-gil,” tegas Wakil Ketua Komisi II DPR dari F-PDIP Ganjar Pra-nowo di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Menurut dia, Presiden bisa saja menaruh dua menteri di tim sel KPU. Tetapi, menu-

rutnya, unsur pemerintah di dalam timsel sebenarnya dalam rangka administrasi, bukan politik.

Keputusan Presiden (Kep-pres) Nomor 33 Tahun 2011 ten-tang Pembentukan Tim Seleksi Calon Anggota KPU dan Ba-waslu antara lain terdiri dari dua menteri, yakni Mendagri Ga mawan Fauzi dan Mente-ri Hukum dan HAM Amir Syam suddin. Posisi sekretaris merangkap anggota diisi oleh Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri Tanribali Lamo.

Amir Syamsuddin ialah Se-kretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat. Adapun Ga-mawan Fauzi, pada 15 Mei 2009, dipercaya membacakan deklarasi dukungan parpol terhadap pasangan Susilo Bam-bang Yudhoyono-Boediono.

Bila dibandingkan dengan Keppres Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hanya diisi oleh seorang men-teri, yaitu Menkum dan HAM (pada waktu itu) Patrialis Ak-

bar. Untuk sekretaris merang-kap anggota diisi oleh staf ahli Kemenkum dan HAM Ahmad Ubbe.

Ganjar berharap kepada de-lapan anggota timsel KPU-Bawaslu yang berasal dari eksternal pemerintah untuk menjaga independensi timsel. “Terhadap anggota timsel yang bukan menteri, tolong perhati-kan gerak-gerik para menteri itu,” tukasnya.

Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai dua menteri dalam timsel KPU terlalu ba-nyak, bahkan mubazir. “Ini kali pertama ada timsel penyeleng-gara pemilu yang diisi oleh dua menteri. Bahkan, kali pertama dalam sejarah pembentukan timsel-pansel komisi negara,” kata Ray.

Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus

merevisi Keppres No 33 Tahun 2011 dengan mengganti dua wakil pemerintah dari jabatan ketua dan wakil ketua. “Kami juga meminta Komisi II DPR untuk juga mendorong kompo-sisi timsel yang lebih mandiri dan netral,” kata Ray.

Tidak dipolitisasiAnggota Timsel KPU-Bawas-

lu Siti Zuhro menjelaskan, tim-sel sudah melakukan pendekat-an dengan sejumlah anggota Komisi II DPR terkait dengan proses seleksi. Pada dasarnya, pihaknya menginginkan ang-gota DPR membangun ke-percayaan dalam proses de-mo krasi.

Ia menjamin, pihaknya me-mi nimalkan resistensi publik dalam seleksi. “Kami akan umum kan setiap proses seleksi dan uji publik,” ungkap nya.

Dia menjelaskan, pengumum-an seleksi mulai pada 15 Desem-ber. Adapun untuk pendaftaran dibuka pada 23 Desember 2011 sampai 5 Januari 2012. (Che/P-1)

[email protected]

Pendaftaran calon KPU dan Bawaslu dibuka pada 23 Desember 2011 sampai 5 Januari 2012.

Dewan JaminAwasi Timsel KPU

KRITIK LEMHANNAS: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) didampingi Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji (tengah) menyalami peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lemhannas Tahun 2011 dari negara sahabat, di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Presiden meminta Lemhannas untuk lebih fokus dan tak hanya beretorika dalam menetapkan materi pendidikan terhadap peserta didiknya.

PDIP Perketat

Seleksi CalegPDIP akan memperketat seleksi calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014. Dengan demikian diharapkan kandi-dat yang terjaring akan lebih berkualitas.

Hal itu merupakan salah satu rekomendasi yang dicetuskan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Anggota tim pengarah ra-kernas di komisi bidang pemilu Ganjar Pranowo menjelaskan seluruh pengurus PDIP secara nasional menyetujui memper-juangkan sistem proporsional tertutup dengan cukup memi-lih partai dalam Pemilu 2014.

Dia menjelaskan, pada pertengahan 2012 PDIP akan menyusun daftar calon semen-tara (DCS) yang disusun tanpa menggunakan nomor urut. Setelah itu, para calon akan melewati tahap prakualifi kasi, yakni psikotes dan penugasan lapangan.

“Dari situ baru ditentukan nomor urutnya sesuai dengan kerja yang dilakukan,” papar Ganjar.

Nomor urut caleg, tambah dia, ditentukan pada 2013 se-bagai daftar calon tetap (DCT) untuk Pemilu 2014.

Ketua Pelaksana Rakernas I PDIP Puan Maharani menam-bahkan, partai berlambang banteng itu juga mendeklarasi-kan diri sebagai partai pelopor

pemberantasan korupsi. Se-hingga, lanjut dia, partai tidak akan membela kader yang terkait tindak pidana korupsi.

“Menegaskan kembali sikap untuk tidak membela siapa pun kader PDIP yang terlibat korupsi dan suap yang justru mencemari nama baik par-tai dan mencederai aspirasi rakyat,” tegasnya.

Upaya pemberantasan ko-rupsi, sambung Puan, dimulai dari internal partai. Di antara-nya dengan mendorong trans-paransi pengelolaan keuangan partai serta memaksimalkan semangat gotong royong dalam pembiayaan program partai melalui iuran wajib dan su-karela anggota partai, serta sumbangan sukarela simpati-san partai.

Terkait dengan pengajuan calon presiden (capres), Raker-nas I PDIP belum menelurkan nama untuk diusung seba-gai capres pada 2014. Perihal pencalonan diserahkan ke-pada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk diumumkan pada momentum yang tepat.

Yang pasti, lanjut Puan, tidak ada tiket gratis bagi siapa pun yang akan dicalonkan PDIP sebagai capres ataupun calon wapres.

“Kami tidak ingin tiket PDIP hanya menjadi batu loncatan,” tuturnya. (Wta/P-1)

ANTARA/WIDODO S. JUSUF

MI/JHONI HUTAPEA

n