Fitri Arianty Lubis.pdf

67
EFIKASI KININ - DOKSISIKLIN PADA PENGOBATAN MALARIA FALSIPARUM TANPA KOMPLIKASI PADA ANAK Oleh FITRI ARIANTY LUBIS T E S I S Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Dokter Spesialis Anak DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Transcript of Fitri Arianty Lubis.pdf

Page 1: Fitri Arianty Lubis.pdf

EFIKASI KININ - DOKSISIKLIN PADA PENGOBATAN MALARIA FALSIPARUM TANPA KOMPLIKASI PADA ANAK

Oleh

FITRI ARIANTY LUBIS

T E S I S

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Dokter Spesialis Anak

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 2: Fitri Arianty Lubis.pdf

EFIKASI KININ-DOKSISIKLIN PADA PENGOBATAN

MALARIA FALSIPARUM TANPA KOMPLIKASI PADA ANAK

Telah disetujui dan disyahkan

Prof.DR.dr.H.Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), SpAK Pembimbing I

dr. Melda Deliana, SpA

Pembimbing II

Medan, Februari 2008

Ketua Program Studi

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU

Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K)

NIP. 140 087 999

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 3: Fitri Arianty Lubis.pdf

Dengan ini diterangkan :

dr. FITRI ARIANTY LUBIS

Telah menyelesaikan Tesis sebagai persyaratan untuk mendapat gelar Dokter Spesialis Anak

pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tesis ini dipertahankan di depan Tim

Penguji pada hari .............................. dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Tim Penguji Penguji I Prof. Dr. H. Iskandar Z Lubis, SpA(K) ...........................................

Penguji II Prof. Dr. Hj. Rafita Ramayati, SpA(K) .......................................... Penguji III Dr. H. Ridwan M Daulay, SpA(K) ...........................................

Medan, Februari 2008

Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

dr. H. Ridwan. M. Daulay, SpA(K) NIP. 140092052

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 4: Fitri Arianty Lubis.pdf

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan

keahlian Ilmu Kesehatan Anak di FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan

sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing Prof.Dr.dr.H.Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), SpA(K) dan

dr.Melda Deliana,SpA, yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-

saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis

ini. 2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Pendidikan Dokter Spesialis

Anak FK- USU, Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K), sebagai Sekretaris Program

periode 2003-2007 dan dr. Melda Deliana, SpA periode 2007 sampai sekarang, yang

telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2003-2007 dan dr. H. Ridwan.

M. Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2007 sampai sekarang, yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

4. Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik

Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan

penulisan tesis ini.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 5: Fitri Arianty Lubis.pdf

5. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Chairuddin P Lubis, DTM&H, SpA(K)

dan Dekan FK-USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program

pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK- USU.

6. dr. Suprapto sebagai Kepala Puskesmas Panyabungan Jae beserta Kepala Sekolah

Dasar Negeri Panyabungan Jae dan guru-guru di mana penelitian ini dilakukan, Ka.

DinKes Mandailing Natal, Pemda Mandailing Natal, serta masyarakat Panyabungan

Jae yang telah memberikan izin dan fasilitas pada penelitian ini sehingga dapat

terlaksana dengan baik.

7. Hendi, Irma, Purnama, Nur Zahara, Masitah, dan Ira Aliza, yang selama empat tahun

bersama-sama dalam suka dan duka serta teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak

dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta

penulisan tesis ini.

Teristimewa untuk suami tercinta Andi Yanto Herlan, SH.MHum dan ananda tersayang

Fauzan Yafi Adhyaksa terima kasih atas doa, pengertian, dukungan dan pengorbanan

selama penulis menyelesaikan pendidikan ini.

Kepada yang tercinta orang tua, dr.H.Azwin Lubis,SpA (Alm) dan Hj. Dewi Sari

Nasution serta mertua H. Andi Thamrin (Alm) dan Hj.Muliyati Thamrin serta semua abang,

kakak dan adik-adik yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, bantuan moril dan materil

selama penulis mengikuti pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat

imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini bermanfaat bagi kita

semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, Februari 2008

Fitri Arianty Lubis

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 6: Fitri Arianty Lubis.pdf

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan Pembimbing........................................................ i

Kata Pengantar ………………………………………………….. iii

Daftar Isi ………………………………………………………….. vi

Daftar Tabel ……………………………………………………… viii

Daftar Gambar …………………………………………………... ix

Daftar Singkatan ………………………………………………… x

Daftar Lambang …………………………………………………. xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang …………………………………… 1

1.2. Perumusan Masalah …………………………….. 3

1.3. Tujuan Penelitian ………………………………… 4

1.4. Hipotesis Nol………………………………………….. 4

1.5. Manfaat Penelitian ………………………………. . 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Malaria Falsiparum....…….................................... 5

2.2. Artesunat-Amodiakuin……………………….…... 16

2.3. Kinin…..……………………………............................ 18

2.4. Doksisiklin…………………………………………… 20

2.5. Kinin-Doksisiklin................................................... 22

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian………………….……………….. 23

3.2. Tempat dan Waktu………………………………..... 23

3.3. Kerangka Konsep…………………………………… 23

3.4. Populasi dan Sampel Penelittian…………………. 23

3.5. Perkiraan Besar Sampel…………………………… 24

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 7: Fitri Arianty Lubis.pdf

3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi………………………… 24

3.7. Prosedur Penelitian………………………………. 25

3.8. Definisi Operasional …………………………………..… 26

3.9. Analisis Data................................................................ 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian…..…………………………………… 27

4.2. Pembahasan ………………………………………… 29

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ………………………………………….. 32

5.2. Saran ………………………………………………… 32

DAFTAR PUSTAKA .……………………………………………… 33

LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Kesediaan …………………………. 36

2. Lembar Kuesioner ……………………………………… 37

3. Master Tabel Penelitian ……………………………….. 40

RINGKASAN………………………………………………………… 51

SUMMARY…………………………………………………………... 53

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………… 56

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 8: Fitri Arianty Lubis.pdf

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian………………………………………. 27

Tabel 2. Data Efek Samping Pemberian Obat……………...………………….. 29

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 9: Fitri Arianty Lubis.pdf

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Kabupaten Mandailing Natal…………………….................2

Gambar 2. Siklus Hidup Malaria…………………………………....................5

Gambar 3. Struktur Kimia Artesunat……….…………………..………..........16

Gambar 4. Struktur Kimia Amodiakuin………………………………………..16

Gambar 5. Struktur Kimia Kinin ……….…………………………..................18

Gambar 6. Struktur Kimia Doksisiklin………………………………………....20

Gambar 7. Kerangka Konsep……………………………………….........……23

Gambar 8. Parasitemia pada H0, H2, H7 dan H28 dengan uji kai kuadrat

(X2)........................................................................................28

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 10: Fitri Arianty Lubis.pdf

DAFTAR SINGKATAN

PR : Parasite rate

Ha : Hektar

WHO : World Health Organization

dkk : dan kawan-kawan

mg : milligram

kg : kilogram

mcg : mikrogram

BB : Berat badan

API : Annual Parasite Incidence

C : Celsius

F : Fahrenheit

PCR : Polimerase Chain Reaction

ml : milli liter

SPSS : Statistical Package for Social Science

H0 : Hari 0

H2 : Hari 2

H7 : Hari 7

H28 : Hari 28

HPA : High Prevalence Area

QBC : Quantitative Buffy Coat

IFA : Indirect Fluorescent Antibody Test

AL : Artemether Lumefantarin

ACT : Artemisinin Combination Therapy

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 11: Fitri Arianty Lubis.pdf

DAFTAR LAMBANG

n : Besar sampel

α : Kesalahan tipe 1

β : Kesalahan tipe 2

x2 : Kai-kuadrat

df : degree of freedom

% : persen

± : lebih-kurang

p : proporsi

P1 : proporsi standar

P2 : proporsi yang diteliti

Q : event rate survival

zα : deviat baku normal untuk α

zβ : deviat baku normal untuk β

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 12: Fitri Arianty Lubis.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis

maupun sub tropis dan menyerang negara dengan penduduk padat. Malaria

terutama dijumpai di Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah dan Selatan,

India, Asia selatan, Indo Cina dan pulau-pulau di Pasifik Selatan. Diperkirakan

prevalence malaria diseluruh dunia berkisar antara 160-400 juta jumlah kasus.

Di Indonesia, malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat. Angka kesakitan malaria masih cukup tinggi, terutama di luar

Jawa dan Bali. Di daerah itu terdapat campuran penduduk yang berasal dari

daerah endemis dan non endemis malaria. Angka Annual Parasite Incidence

(API) malaria di Pulau Jawa dan Bali pada tahun 1997 ialah 0,120 per 1000

penduduk, sedangkan di luar Jawa - Bali angka Parasite Rate tetap tinggi yaitu

4,78 % pada tahun 1997, tidak berbeda dengan angka tahun 1990 (4,78 %).1

Menurut Data Stratifikasi Malaria Propinsi Sumatera Utara tahun

1999/2000, Kabupaten Mandailing Natal termasuk dalam strata high prevalence

area (HPA) dengan tertinggi yaitu 10,65%. 2

Kabupaten Mandailing Natal ini terletak di antara 000.10’-100.50’ Lintang

Utara dan 980.50’-100010’ Bujur Timur dengan luas daerah sebesar 662.070

Ha. Terbagi atas 8 kecamatan dan 277 desa dengan kondisi geografis yang

luas terdiri dari hutan lebat, rawa-rawa, sungai-sungai dan persawahan.

Kabupaten ini berbatasan di sebelah utara dengan Kabupaten Tapanuli

Selatan, sebelah selatan dengan Propinsi Sumatera Barat, sebelah barat

dengan Samudera Hindia, dan sebelah timur dengan propinsi Riau.3 Jumlah

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 13: Fitri Arianty Lubis.pdf

penduduk di kabupaten ini adalah 343.715 jiwa dengan mata pencarian

mayoritas sebagai petani dan nelayan. Jenis penyakit yang terbanyak adalah

malaria sebesar 17,53%.4

Gambar1. Peta Kabupaten Mandailing Natal.4

Infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium falsiparum adalah infeksi yang

menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Resistensi obat

sering terjadi pada pengobatan malaria falsiparum ini.5

Malaria adalah penyakit akut dan kronik protozoa dengan gejala dan

demam paroksismal, kedinginan, berkeringat, lelah, anemia, dan splenomegali.

Pada anak lebih tua, gejala yang sering tampak adalah muntah, sakit

punggung, kedinginan, myalgia, dan kelelahan.6

Diagnosa malaria dengan pemeriksaan mikroskopis mengidentifikasi

organisme tersebut pada hapusan darah tipis dan tebal. 7

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 14: Fitri Arianty Lubis.pdf

Obat-obat yang digunakan untuk pengobatan malaria ini adalah derivat

kuinolon (kinin, klorokuin, meflokuin, primakuin, amodiakuin, dll), antifolat

(pyrimethamin, proguanil, trimetoprim), artemisin (artemisin, artemether,

artesunat), antibiotik (sulphonamid, tetrasiklin, makrolid).8

Saat ini pengobatan yang paling sering dipakai adalah gabungan

artesunat - amodiakuin, tetapi obat ini harganya cukup mahal. Doksisiklin

adalah antibiotik turunan tetrasiklin yang cukup baik pada pengobatan malaria

falsiparum. Obat ini sering digabungkan dengan kinin. 9

Alecrim GM, dkk (2006) melaporkan bahwa kombinasi kinin-doksisiklin

dapat menurunkan angka plasmodium falsiparum setelah 7 hari pengobatan.10

Newton NP, dkk (2004) mengatakan bahwa doksisiklin oral ditambah dengan

obat lain (kinin atau golongan artemisin) diperlukan dalam menurunkan

parasitemia untuk pengobatan malaria falsiparum.11

Penelitian serupa oleh Tarigan (2003) yaitu menunjukkan perbandingan

kina dan tetrasiklin pada pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi di

daerah resisten multidrug malaria di Mandailing Natal Sumatera Utara dengan

p=0,91.12

Penelitian yang serupa belum banyak dilakukan di Indonesia, oleh sebab itu

kami melakukan penelitian uji klinis acak terbuka untuk melihat efikasi Kinin-

doksisiklin pada pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi pada anak

usia di atas 8 tahun.13

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan penelitian untuk

mengetahui apakah gabungan kinin-doksisiklin dapat dijadikan sebagai

alternatif dalam pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi pada anak.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 15: Fitri Arianty Lubis.pdf

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efikasi gabungan artesunat-

amodiakuin dengan kinin – doksisklin sebagai pengobatan malaria falsiparum

tanpa komplikasi pada anak.

1.4. Hipotesis Nol

Hipotesis penelitian ini adalah tidak ada perbedaan efikasi gabungan artesunat-

amodiakuin dengan kinin – doksisklin pada anak dengan malaria falsiparum

tanpa komplikasi.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memperoleh obat alternatif pada malaria

falsiparum tanpa komplikasi pada anak.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 16: Fitri Arianty Lubis.pdf

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Malaria Falsiparum

Malaria berasal dari kata mala artinya buruk dan aria atau air artinya udara,

dikatakan udara buruk karena tingginya prevalensi malaria di seluruh dunia

pada daerah tropis berair payau, prevalensi juga tinggi didaerah yang hangat

dan basah. 12

Ada 140 spesies plasmodium, tetapi di Indonesia ada 4 spesies yang

dikenal yang menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falsiparum, vivax, ovale

dan malaria yang transmisinya melalui nyamuk anopheles. Spesies yang paling

banyak ditemukan adalah Plasmodium falsiparum dan Plasmodium vivax.

Infeksi yang disebabkan Plasmodium falsiparum adalah infeksi yang paling

besar menunjukkan angka kesakitan dan kematian.13

Malaria adalah penyakit infeksi yang paling sulit dalam pengobatannya

dibandingkan penyakit infeksi yang lain. 14

Gambar 2. Siklus Hidup Parasit Malaria.32

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 17: Fitri Arianty Lubis.pdf

Daur hidup plasmodium:15

Dalam siklus hidupnya Plasmodium falsiparum mempunyai dua hospes yaitu

vertebra dan nyamuk. Siklus aseksual di dalam hospes di sebut skizogoni dan

siklus seksual yang membentuk sporozoit di dalam nyamuk di sebut sporogoni.

1. Siklus aseksual

Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk anopheles betina masuk ke

dalam hospes vertebra (manusia) melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam

waktu 30 menit jasad tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai

stadium eksoeritrositik dari pada daur hidupnya. Di dalam sel-sel hati parasit

tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi merozoit. Sel hati yang

mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan bebas, sebagian di

fagosit. Oleh karena prosesnya terjadi sebelum stadium eritrosit maka

disebut stadium preeritrosit atau eksoeritrositik. Siklus eritrositik di mulai

saat merozoit memasuki sel-sel darah merah. Parasit tampak sebagai

kromatin kecil dikelilingi oleh sitoplasma yang membesar, bentuk tidak

teratur dan mulai membentuk tropozoit. Tropozoit berkembang menjadi

skizon matang dan membelah banyak menjadi merozoit. Dengan selesainya

pembelahan tersebut sel darah merah pecah dan merozoit, pigmen, sisa sel

keluar memasuki plasma darah. Parasit memasuki sel darah merah lainnya

untuk mengulangi siklus skizogoni. Beberapa merozoit memasuki eritrosit

dan membentuk skizon dan lainnya membentuk gametosit yaitu bentuk

seksual.

2. Siklus seksual.

Terjadi dalam tubuh nyamuk. Gametosit yang bersama darah tidak dicerna

oleh sel-sel lain. Pada makrogamet (jantan) kromatin membagi menjadi 6-8

inti yang bergerak ke pinggir parasit, di pinggir ini beberapa filamen di

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 18: Fitri Arianty Lubis.pdf

bentuk seperti cambuk dan bergerak aktif disebut mikrogamet. Pembuahan

terjadi karena masuknya makrogamet untuk membentuk zigot. Zigot

berubah bentuk seperti cacing pendek di sebut ookinet yang dapat

menembus lapisan epitel dan membran basal dinding lambung. Di tempat

ini ookinet membesar disebut ookista. Di dalam ookista di bentuk ribuan

sporozoit menembus kelenjar dan masuk ke kelenjar ludah nyamuk dan bila

nyamuk menggigit/menusuk manusia maka sporozoit masuk kedalam

darah dan mulailah siklus preeritrositik.

Gambaran klinis terdiri dari 3 stadium yaitu: 1,17

1. Stadium dingin: diawali dengan gejala menggigil dan perasaan yang sangat

dingin. Nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari pucat , kulit kering dan pucat,

muntah dan pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung 15

menit sampai 1 jam.

2. Stadium demam: penderita merasa kepanasan, muka merah, kulit kering,

seperti terbakar, muntah, mual dan mencret, nadi kuat. Suhu badan dapat

mencapai 41°C atau lebih atau >104°F. Stadium ini berlangsung 2 -12 jam.

3. Stadium berkeringat: penderita berkeringat banyak sekali, suhu badan

menurun cepat, terkadang sampai di bawah normal.

Gejala dapat disertai hepatomegali, splenomegali, trombositopeni, anemia,

normal atau menurunnya hitung jenis sel darah putih. Gejala neurologis yang

dapat terjadi seperti bingung, disorientasi sampai koma.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 19: Fitri Arianty Lubis.pdf

Cara penularan: 1,16

1.Penularan secara alamiah: melalui gigitan nyamuk anopheles yang

menularkan malaria

2.Penularan yang tidak alamiah:

• Malaria bawaan (kongenital): terjadi pada bayi baru lahir karena ibunya

menderita malaria. Penularan terjadi melalui plasenta.

• Secara mekanik: melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Cara

penularan melalui suntik pernah dilaporkan terjadi di salah satu rumah

sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang di rawat dan

mendapat suntikan intra vena dengan menggunakan alat suntik yang

dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien.

• Secara oral: cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung dan ayam

(Plasmodium gallinasum), burung dara (Plasmodium relection) dan

monyet (Plasmodium knowlesi).

Pada umumnya sumber infeksi malaria pada manusia adalah manusia

lain yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis.

Kemampuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan oleh

berbagai faktor:17

1. Adanya manusia yang rentan terhadap infeksi dengan malaria. Penduduk

asli di suatu daerah endemik, masih dapat juga terkena infeksi, hanya gejala

kliniknya biasanya ringan. Diantara penduduk asli secara alamiah ada yang

tidak mudah dan ada yang mudah sekali terkena infeksi malaria. Bayi yang

baru lahir di daerah endemik sering kali masih mempunyai kekebalan yang

didapat dari ibunya.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 20: Fitri Arianty Lubis.pdf

2. Adanya parasit di dalam tubuh manusia. Stadium yang paling penting untuk

penularan ialah stadium gametosit, yang dapat melanjutkan siklus hidupnya

didalam tubuh vektor dan berkembang biak menjadi sporozoit berbentuk

infektif. Bentuk inilah yang dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan

vektor tadi.

3. Adanya nyamuk yang dapat menjadi vektor malaria. Selain spesies, jumlah

populasi juga sangat menentukan untuk menjadikan suatu spesies sebagai

penular yang berhasil. Di beberapa tempat, terutama di Jawa, vektor yang

menjadi resisten terhadap insektisida merupakan masalah yang besar.

4. Keadaan lingkungan sangat menentukan ada tidaknya malaria disuatu

daerah, terutama keadaan fisik yang dapat mendukung berkembang

biaknya vektor. Nyamuk anopheles mempunyai bioomik yang beraneka

ragam, seperti tempat perindukannya, jarak dan tinggi terbangnya, tempat

menggigitnya, tempat istirahatnya dan sebagainya. Vektor malaria ada yang

memakai tempat perindukan air payau di pinggir pantai seperti “lagoon”,

tambak ikan rawa-rawa, air mengalir di daerah pegunungan, air disawah,

genangan-genangan air dihutan, bekas telapak kaki hewan dan lain-lain.

5. Keadaan iklim

Keadaan iklim di suatu daerah berperan penting sekali dalam penularan

malaria, terutama suhu dan curah hujan. Dalam musim kemarau, jumlah

kasus malaria umumnya menurun, sedangkan setelah hujan beberapa

minggu jumlah kasus malaria mulai menanjak sampai mencapai puncaknya.

Penurunan mulai terjadi lagi jika hujan mulai menghilang. Karena di

beberapa wilayah Indonesia permulaan musim hujan mungkin berbeda,

maka puncak jumlah kasus malaria dapat berbeda juga, walaupun

penularan malaria di Indonesia dapat terjadi sepanjang tahun. Air hujan

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 21: Fitri Arianty Lubis.pdf

yang menyebabkan genangan-genangan air merupakan tempat perindukan

nyamuk, sehingga dengan bertambahnya tempat perindukan populasi

nyamuk juga bertambah dengan akibat bertambahnya penularan.

6. Kontak antara manusia dengan vektor

Lingkungan sosial budaya dan ekonomi setempat sangat mempengaruhi

besar kecilnya kontak antara manusia dengan vektor. Berbagai kebiasaan

seperti cara membuat rumah, cara bertani dan adat kebiasaan lainnya dapat

menambah kontak antara manusia dengan vektor. Di Indonesia bagian

timur, orang membangun rumah dengan dinding yang di buat dari gaba-

gaba yaitu batang daun pohon sagu. Dinding rumah seperti itu biasanya

tidak rapat sehingga nyamuk dapat dengan mudah masuk ke dalam rumah.

Kebiasaan menunggui ladang selama bercocok tanam dan tidur di pondok –

pondok yang sangat sederhana sangat menambah pemaparan. Juga

bekerja di hutan dan berburu yang mengharuskan seseorang bermalam di

hutan sering kali mengakibatkan terjadinya malaria.

Gambaran Laboratorium:1, 18

Pemeriksaan mikroskopis tepi untuk menemukan adanya parasit malaria

sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Interpretasi pemeriksaan

mikroskopis yang terbaik adalah berdasarkan hitung kepadatan parasit dan

identifikasi parasit yang tepat. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak

mengenyampingkan diagnosis malaria. Pemeriksaan pada saat penderita

demam atau panas dapat meningkatkan kemungkinan ditemukannya parasit.

Dalam hal ini waktu pengambilan sampel darah sebaiknya pada akhir periode

demam memasuki periode berkeringat. Periode ini tropozoit dalam sirkulasi

mencapai jumlah maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan identifikasi

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 22: Fitri Arianty Lubis.pdf

spesies parasit. Pemeriksaan mikroskopis adalah merupakan standard baku

dan apabila dilakukan dengan cara yang benar mempunyai nilai sensitivitas dan

spesifitas hampir 100%. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan

melalui:

a. Tetesan preparat darah tebal. Merupakan cara terbaik untuk menemukan

parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat

darah tipis. Sekaligus juga untuk identifikasi jenis plasmodium. Untuk

melihat adanya parasit aseksual dari Plasmodium malaria dapat dilakukan

dengan mengambil darah dari jari tangan penderita kemudian diletakkan

pada objek gelas dan biarkan kering, kemudian selama 5 -10 menit

diwarnai dengan pewarnaan giemsa yaitu cairan giemsa 10% dalam larutan

buffer pH 7,1. Setelah selesai diwarnai maka sediaan darah dicuci dengan

hati-hati selama 1-2 detik lalu biarkan kering dan siap untuk diperiksa.

Pemeriksaan dengan hapusan darah tebal diperlukan untuk menghitung

kepadatan parasit.

b. Tetesan darah tipis. Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila

dengan preparat darah tebal sulit dilakukan. Pengecatan dilakukan dengan

cara giemsa, atau Leishman’s atau Field’s dan juga Romanowsky.

Pengecatan giemsa yang umum di pakai pada beberapa laboratorium dan

merupakan pengecatan yang mudah dengan hasil yang cukup baik. Cara

pengecatan sama dengan pemeriksaan darah tebal namun sebelum di cat

sediaan darah difiksasi dulu dengan metanol murni. Pemeriksaan parasit

dilakukan selama 5 menit (diperkirakan 100 lapangan pandang dengan

pembesaran kuat). preparat dinyatakan negatif, bila setelah diperiksa 100

lapangan pandang dengan pembesaran kuat tidak ditemukan parasit.

Kepadatan parasit sering dinyatakan sebagai hitung parasit, dapat

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 23: Fitri Arianty Lubis.pdf

dilakukan berdasarkan jumlah eritrosit yang mengandung parasit per

10.000 sel darah merah. Cara lain dengan menghitung jumlah parasit per

100 leukosit dengan dikalikan 75 merupakan jumah parasit permikroliter

darah. Bila jumlah parasit lebih dari 100.000/mikro liter darah menandakan

infeksi yang berat.

Hitung parasit penting untuk menentukan prognosis penderita malaria.

Akan tetapi komplikasi juga dapat timbul dengan jumlah parasit yang

minimal.

Plasmodium falsiparum menyerang semua bentuk eritrosit mulai dari

retikulosit sampai eritrosit yang telah matang. Pada pemeriksaan darah tepi

baik hhapusan maupun tetesan tebal terutama dijumpai parasit muda bentuk

cincin (ring form). Juga dijumpai gametosit dan pada kasus berat yang biasanya

disertai penyulit, dapat dijumpai bentuk skizon. Pada kasus berat parasit dapat

menyerang sampai 20% eritrosit. Bentuk seksual/gametosit muncul dalam

waktu 1 minggu dan dapat bertahan sampai beberapa bulan setelah sembuh.

Tanda parasit malaria yang khas pada sediaan darah tipis, gametositnya

berbentuk pisang dan terdapat bintik maurer pada sel darah merah. Pada

sediaan darah tebal dijumpai gametosit berbentuk pisang, banyak sekali bentuk

cincin tanpa bentuk lain yang dewasa, terdapat balon merah di sisi luar

gametosit. Tes serologik yang digunakan untuk diagnosis malaria ialah IFA

(indirect fluorescent antibody test), IHA( indirect hemaglutination test), dan

ELISA (enzyme linked immunosorbent assay). Kegunaan tes serologik untuk

diagnosis malaria akut sangat terbatas, karena baru akan positif beberapa hari

setelah parasit malaria ditemukan dalam darah. Sampai saat ini tes serologik

merupakan cara terbaik untuk studi epidemiologi.19

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 24: Fitri Arianty Lubis.pdf

Didaerah endemis atau pernah endemis, tes serologik berguna untuk:13,19

1. Menentukan berapa lama endemisitas berlangsung

2. Menentukan perubahan derajat transmisi malaria

3. Menentukan daerah malaria dan fokus transmisi

Sedangkan di daerah non-endemis, tes serologik digunakan untuk:13, 19

1.Skrining donor darah

2.Menyingkirkan diagnosis malaria pada kasus demam sedangkan pada

pemeriksaan darah tidak ditemukan parasit

3.Menentukan kasus dan mengidentifikasi spesies parasit malaria bila

cara lain tidak berhasil

Teknik diagnostik lain adalah pemeriksaan QBC (quantitative buffy coat),

dengan menggunakan tabung kapiler dan pulasan jingga akridin kemudian

diperiksa dibawah mikroskop fluoresens. Tehnik mutakhir lain yang

dikembangkan saat ini menggunakan pelacak DNA untuk mendeteksi antigen.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan ditemukannya Plasmodium

falsiparum pada darah tebal dan tipis penderita. Pemeriksaan yang lain adalah

dengan mendeteksi asam nukleat parasit menggunakan PCR (polimerase chain

reaction). Pemeriksaan ini lebih sensitif dibandingkan dengan pemeriksaan

mikroskopis. 1, 22

Pentingnya awal pengobatan dengan pemberian obat anti malaria yang

tepat. Tepatnya awal pengobatan memberikan prognosis yang lebih baik. Dosis

sebaiknya disesuaikan dengan berat badan, dan respon terhadap pengobatan

sebaiknya dipantau dengan melihat perubahan pada gejala klinis dan

pemeriksaan parasitologi. Obat anti malaria yang ideal sebaiknya murah dan

mempunyai efikasi yang baik dengan pengobatan yang singkat.14, 23

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 25: Fitri Arianty Lubis.pdf

Pemberantasan malaria dapat dilakukan dengan berbagai cara:17

1. Membunuh parasit dalam tubuh manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan

pengobatan, baik pengobatan masal, selektif ataupun secara profilaksis.

2. Membunuh vektor. Penyemprotan dengan insektisida masih banyak

dilakukan. Hal ini penting usaha dalam pencapaian sasaran, dengan

menyemprot tempat- tempat vektor menggigit atau beristirahat. Selain

nyamuk dewasa, larva nyamuk dapat juga dibunuh dengan larvasida, atau

dengan melepaskan pemangsa atau kuman patogen.

3. Perubahan lingkungan yaitu dengan pengendalian tempat perindukan

vektor, sehingga vektor tidak dapat berkembangbiak lagi. Hal ini

menyangkut perubahan lingkungan yang harus ditangani lintas sektoral

seperti mengubah rawa menjadi tempat pemukiman atau tempat rekreasi,

menanam pohon bakau seperti dilakukan dalam penelitian di Flores Barat

dan sebagainya.

4. Peran serta masyarakat. Selain kerjasama lintas sektoral, dengan

melibatkan berbagai instansi, peran serta masyarakat penting sekali untuk

mencapai hasil yang baik. Masyarakat dapat berperan aktif setelah diberi

penyuluhan secara sederhana yang dapat dipahami oleh seluruh

masyarakat. Dalam hal ini beberapa penelitian menunjukkan hasil yang

sangat menggembirakan dalam penurunan jumlah kasus malaria.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 26: Fitri Arianty Lubis.pdf

Di kenal beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria ialah:15,18

1. Serangan primer: keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi

serangan paroksismal yang terdiri dari dingin/menggigil, panas dan

berkeringat. Serangan paroksismal ini dapat pendek atau panjang

tergantung dari perbanyakan parasit dan keadaan imunitas penderita.

2. Periode laten: periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya

infeksi malaria. Biasanya terjadi antara dua keadaan paroksismal. Periode

laten dapat terjadi sebelum serangan primer ataupun sesudah serangan

primer dimana parasit sudah tidak ditemukan lagi didalam peredaran darah,

tapi infeksi masih berlangsung.

3. Rekrudesen: berulangnya gejala klinik atau parasitemia dalam masa 8

minggu sesudah berakhirnya serangan primer. Rekrudesen dapat terjadi

berupa berulangnya gejala klinik sesudah periode laten dari serangan

primer.

4. Rekuren: berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu

berakhirnya serangan primer. Keadaan ini juga menerangkan apakah gejala

klinik disebabkan oleh kehidupan parasit berasal dari bentuk di luar eritrosit

(hati), atau parasit dari bentuk eritrositik.

5. Relaps: berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari

waktu diantara serangan periodik dari infeksi primer. Istilah relaps dipakai

untuk menyatakan berulangnya gejala klinik setelah periode yang lama dari

masa laten, sampai 5 tahun, biasanya terjadi karena infeksi tidak sembuh

atau oleh bentuk diluar eritrosit (hati) pada malaria vivax atau ovale.

6. Resistensi obat: kemampuan sejenis parasit untuk terus hidup dalam tubuh

manusia, berkembang biak dan menimbulkan gejala penyakit meskipun

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 27: Fitri Arianty Lubis.pdf

telah diberikan pengobatan secara teratur baik dengan dosis standard

maupun dengan dosis yang lebih tinggi dan masih bisa ditolerir oleh

pemakai obat.

7. Resistensi multidrug: adanya resistensi plasmodium falsiparum terhadap

lebih dari dua jenis obat anti malaria yang sehari-hari dipakai dalam

pengobatan malaria.

2.2 Artesunat-Amodiakuin

Gambar 3. Rumus Kimia Artesunat.24

Gambar 4. Rumus Kimia Amodiakuin.24

Qinghaousu (artemisin) adalah obat Cina dan turunannya sangat

berguna dalam pengobatan malaria tanpa komplikasi dan malaria falsiparum

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 28: Fitri Arianty Lubis.pdf

yang berat. Antara tahun 1995 dan 2000 propinsi Zulu-Natal, Afrika Selatan,

mengalami peningkatan malaria Plasmodium falsiparum, diberi pengobatan

dengan pyretroid dan sulfadoksin-pyrimethamin tetapi mengalami resisten.

Vektor saat itu sangat kuat dan artemether - lumefantarin (AL) menjadi obat

pertama yang menggunakan kombinasi Artemisin yang akhirnya menjadi

protokol di Afrika. Dengan pengontrolan yang ketat, pengobatan antimalaria ini

mengubah AL di Kioa Zulu-Natal menjadi contoh yang dapat menurunkan

kasus malaria, angka kesakitan, kematian, dengan besarnya tingkat

kesembuhan dan mengurangi pembentukan gametosit.19 Artesunat adalah garam suksinil natrium artemisin yang larut baik dalam

air tetapi tidak stabil dalam larutan. Penelitian di Cina pada malaria falsiparum

tanpa komplikasi terlihat bahwa ekstrak qinghousu efeknya cepat dan relatif

aman, walaupun angka relapsnya cukup tinggi. Pilihan untuk penggunaan

pengobatan malaria tanpa komplikasi menggunakan kombinasi artesunat

4mg/kg/hari ditambah meflokuin 8mg/kg/hari selama 3 hari. Klorokuin masih

menjadi obat pilihan terhadap parasit yang sensitif klorokuin disepanjang

beberapa daerah Afrika. Amodiakuin merupakan turunan klorokuin yang

sifatnya mirip klorokuin. Secara in vitro in vivo amodiakuin lebih aktif dari pada

klorokuin, tetapi obat ini tidak digunakan secara rutin karena efek sampingnya

yang dapat menyebabkan agranulositosis.20

Departemen Kesehatan Republik Indonesia sejak akhir tahun 2004

merubah standar pengobatan malaria falsiparum mengikuti Program WHO

World Health Organisation) yang sebelumnya menggunakan klorokuin menjadi

ACT ( artemisinin combination therapy) dengan menggabungkan antara

artesunat-amodiakuin sebagai pengobatan pilihan pertama.21

Agnamey P dkk (2005) mengatakan bahwa kombinasi artesunat-

amodiakuin menurunkan angka parasitemia pada pengobatan malaria tanpa

komplikasi di Casamance.22 Pendapat lain mengatakan bahwa kombinasi obat

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 29: Fitri Arianty Lubis.pdf

ini dapat mengurangi gametosit secara bermakna, seperti pada penelitian

Sowunmi A dkk (2005).23

2.3. Kinin

Gambar 5. Rumus Kimia Kinin.24

Kinin adalah alkaloid penting yang diperoleh dari kulit pohon sinkona. Dosis

yang dipakai pada anak adalah 30-50mg/kgbb/dibagi 3 dosis diberikan selama

7 hari.24

Farmakodinamik : toksik terhadap berbagai bakteri dan organisme bersel

tunggal seperti tripanosoma, plasmodium dan spermatozoa. Kinin mempunyai

daya iritasi yang kuat. Bila diberikan oral dapat menyebabkan nyeri di lambung,

mual dan muntah. Dengan dosis terapi, efek terhadap susunan saraf pusat

hanya berupa efek analgesik dan antipiretik. Turunnya panas pada pasien

malaria membuat Kinin digunakan sebagai terapi simptomatik demam, namun

hilangnya demam pada pasien malaria ini terutama disebabkan oleh efek

langsung terhadap plasmodium dan bukan karena efek antipiretiknya. Kinin

bersifat skizontosid dan gametosid. Kinin melawan intra eritrosit dan gametosit.

Pengobatan oral diberikan untuk mengobati tanpa komplikasi dan bila resisten

terhadap Klorokuin pada malaria falsiparum. Kinin aman diberikan pada wanita

hamil dan anak-anak. 20,25

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 30: Fitri Arianty Lubis.pdf

Farmakokinetik Kinin adalah alkaloid terbaik, sangat cepat diabsorbsi,

nilai puncak plasma dapat tercapai setelah 1 sampai 3 jam, dan secara luas

didistribusikan kejaringan. Delapan puluh persen kinin terdiri dari protein, sel

darah merah terdiri dari 20% plasma dan terdapat 7% konsentrasi cairan

sumsum tulang belakang. Kinin mempunyai eliminasi waktu paruh 7 sampai 12

jam pada keadaan normal, tetapi pada penderita infeksi malaria waktu paruh

adalah 8 sampai 21 jam. 80% obat ini dimetabolisme dihati dan ekskresinya

sebagian besar melalui air seni.16 Setelah kinin melewati lambung tanpa

mengalami perubahan, dengan cepat dan sempurna diserap diusus halus,

kemudian sebagian besar (70%) beredar dalam bentuk basa yang terikat dalam

protein plasma. Mekanisme kerja sebagai obat anti malaria masih belum jelas.

Dapat membentuk ikatan Hidrogen dengan DNA yang akan menghambat

sintesis protein sehingga pembelahan DNA dan perubahannya menjadi RNA

akan tercegah. Selain itu, kinin dapat menekan beberapa sistem enzim

sehingga digolongkan racun protoplasma yang bersifat umum.1

Efek samping yang sering tampak adalah telinga berdenging, tuli, sakit

kepala, mual dan gangguan penglihatan. Efek samping kinin mulai terlihat bila

konsentrasi kinin dalam plasma melebihi 5 mg/l dosis total melebihi 3 gram

pada orang dewasa. Anak pada umumnya lebih tahan terhadap efek samping

kinin dari pada orang dewasa. Pemakaian kinin dengan dosis harian 600 -1.500

mg kadang-kadang menimbulkan efek samping yang disebut chinchonisme

dengan gejala pusing, nyeri kepala, gangguan pendengaran, tinnitus, mual,

tremor, depresi dan penglihatan kabur. Gejala chinchonisme ini umumnya

bersifat sementara dan hilang bila pengobatan dihentikan. Idiosinkrasi

walaupun jarang dijumpai, dapat terjadi setelah mendapat satu dosis

pengobatan. Gejala idiosinkrasi kinin adalah bercak kulit berbentuk urtikaria

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 31: Fitri Arianty Lubis.pdf

atau eritema, gatal, perdarahan subkutan dan submukosa, edema kelopak

mata. Apabila diberikan berlebihan, gejala chinchonisme menjadi berat, yaitu

muntah, penurunan tekanan darah tiba-tiba, ambliopia, gangguan pendengaran

berat, pernafasan lambat dan dangkal, timbul sianosis dan kejang. Gejala toksis

terjadi sebagai akibat pemakaian obat secara suntikan yang berlebihan,

khususnya melalui suntikan secara intravena yang terlalu cepat. Gejala yang

timbul adalah tekanan darah turun mendadak, blokade jantung, fibrilasi

ventrikular, dan disusul dengan kematian. Tidak ada zat penangkal terhadap

kinin. 20,26

2.4. Doksisiklin

Struktur kimia

Gambar 5. Struktur Kimia Doksisiklin. 26

Dosis pada anak adalah 1,5-2mg/kgbb/hari. Diberikan selama 7 hari.

Doksisiklin adalah turunan tetrasiklin yang mempunyai absorbsi paling besar

yaitu 95 -100%. Absorbsi terjadi diusus kecil bagian atas dan absorbsi tidak

terganggu dengan adanya makanan.20,27

Farmakokinetik : memiliki absorbsi yang sangat baik dengan konsentrasi

puncak serum antara 3-4 mcg/ml selama 2 jam dari 200 mg dosis oral. 80 –

95% berikatan dengan protein. Ekskresi 90% melalui feses dan sebagian lagi

melalui filtrasi glomerulus ginjal. Doksisiklin sebaiknya tidak diberikan pada

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 32: Fitri Arianty Lubis.pdf

wanita hamil dan anak usia dibawah 8 tahun karena dapat mempengaruhi

pertumbuhan tulang dan gigi pada anak. 28

Farmakodinamik : berspektrum luas dan menghambat protein. Bersifat

bakteriostatik pada bakteri gram positif dan negatif, termasuk anaerob,

rickettsiae, chlamydiae, mycoplama, dan aktif melawan protozoa, contoh

amoeba.19 Sejak harga doksisiklin dan tetrasiklin hampir sama, pemberian

doksisiklin satu kali dalam sehari lebih menguntungkan daripada pemberian

tetrasiklin empat kali dalam sehari.26,27

Salah satu penelitian menyebutkan bahwa pemberian tetrasiklin dan

turunannya mempengaruhi penyerapan kalsium, tetapi pada beberapa kasus

tetrasiklin masih diindikasikan jika tidak tersedia obat lain. Doksisiklin lebih

sering dipilih karena lebih sedikit mengikat kalsium dan menghasilkan efek

samping minimal dibandingkan golongan tetrasiklin.24

Efek samping yang dapat terjadi setelah pemberian doksisiklin adalah

mual, diare, bercak – bercak merah, fotosensitivitas, kerusakan pada gigi dan

gangguan pertumbuhan tulang. Fotosensitivitas dapat disebabkan oleh

golongan Tetrasiklin yang manapun, tetapi paling sering tampak pada

pemberian Doksisiklin. 14

Seperti tetrasiklin, ulkus pada esophagus dapat dicegah dengan banyak

minum air. Gejala gastrointestinal yang lain dapat dikurangi dengan makanan

saat memakai obat. Susu sebaiknya dihindari karena dapat mengurangi

absorbsi obat. 25 Sebaiknya doksisiklin oral diberikan dengan air atau juice.

Antasid, susu jenis apapun dan suplementasi zat besi sebaiknya diberikan 1

jam sebelum atau 2 jam setelah memakan obat.28

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 33: Fitri Arianty Lubis.pdf

2.5. Kinin-Doksisiklin

Doksisiklin sebaiknya tidak diberikan dengan dosis tunggal untuk

pengobatan malaria karena cara kerjanya yang lama. Doksisiklin, sama halnya

dengan tetrasiklin, dapat digunakan kombinasi dengan kinin. 26

Penelitian di Gabon oleh Metzger, dkk (1995) membuktikan bahwa

pemberian kinin kombinasi dengan klindamisin atau doksisiklin memberikan

efikasi yang lebih baik dibandingkan pemberian kinin dosis tunggal pada

pengobatan plasmodium falsiparum di daerah hiperendemis. Pada kelompok

yang mendapat kinin dosis tunggal memberi kesembuhan sebesar 38%

sedangkan kelompok yang mendapat kombinasi kinin-klindamisin atau kinin-

doksisiklin mendapat kesembuhan sebesar 90%. Pada kelompok yang

mendapat artemeter setelah hari ke-3, parasit berkurang hingga mencapai nol,

sedangkan kelompok kinin-doksisiklin, parasit berkurang mencapaai 48,8%. Hal

ini menunjukkan bahwa derivat dari artemisin memberikan efikasi yang lebih

baik. Bila obat ini tidak tersedia, maka kinin-doksisiklin masih tetap dapat

digunakan sebagai pilihan lain dalam pengobatan malaria falsiparum di daerah

yang resistensi tinggi. 11, 29

Alecrim MG, dkk (2006) melaporkan bahwa doksisiklin oral ditambah

dengan obat lain (kinin atau golongan artemisin) diperlukan dalam menurunkan

parasitemia untuk pengobatan malaria falsiparum. 10

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 34: Fitri Arianty Lubis.pdf

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Uji klinis acak terbuka dipergunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

manfaat gabungan kinin-doksisiklin dibandingkan artesunat-amodiakuin

sebagai alternatif pada pengobatan malaria falsiparum.

3.2. Tempat dan waktu

Tempat penelitian di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

yang merupakan daerah endemis malaria di propinsi Sumatera Utara.

Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 30 hari pada bulan Agustus 2006.

3.3. Kerangka Konsep

Artesunat + Amodiakuin

Efikasi

Efikasi

Kinin + Doksisiklin

Penderita malaria falsiparum

Gambar 7. Kerangka Konsep

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah penderita malaria falsiparum yang berusia 8 -18 tahun yang

ditetapkan dengan pemeriksaan darah tepi. Pemeriksaan darah tepi dilakukan

oleh tenaga analis yang terlatih.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 35: Fitri Arianty Lubis.pdf

3.5. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel ditentukan dengan rumus :

n1=n2=(zα√2.P.Q + zβ√P1.Q1 + P2.Q2)2

(P1- P2)2

n1 = jumlah subjek yang masuk dalam kelompok I

n2 = jumlah subjek yang masuk dalam kelompok II

zα = deviat baku normal untuk α

zβ = deviat baku normal untuk β

P1 = proporsi efikasi pada kelompok I

P2 = proporsi efikasi pada kelompok II(diuji)

p = proporsi = ½ (p1+p2)

Q = 1-p

Pada penelitian ini ditetapkan α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dan β = 0,2

(power 80%). Perbedaan sembuh yang diharapkan adalah 0,08 maka:

P1 = 0,91 dan P2 = 0,99

p = ½ (0,91+0,99) = 0,95

Q = 1-0,95 = 0,05

Dengan memakai rumus diatas maka diperoleh jumlah sampel untuk masing-

masing kelompok adalah 116 orang

3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.6.1. Kriteria inklusi :

1. Penderita malaria berusia 8 -18 tahun yang bersedia mengikuti

penelitian, dibuktikan dengan mengisi surat persetujuan dari orang

tua.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 36: Fitri Arianty Lubis.pdf

2. Dijumpai Plasmodium falsiparum pada pemeriksaan darah tebal dan

tipis.

3. Tidak mendapat obat antimalaria dalam 1 bulan terakhir.

4. Subjek penelitian tinggal di lokasi penelitian.

3.6.2. Kriteria eksklusi :

1. Tidak dapat mengikuti penelitian sampai akhir

2. Penderita dengan gejala malaria berat

3. Tidak teratur / menolak minum obat

3.7. Prosedur Penelitian :

Dilakukan pemeriksaan hapusan darah tipis dan tebal pada anak usia diatas 8

tahun. Bila dari pemeriksaan didapatkan malaria falsiparum, maka penderita

dimasukkan dalam sampel kemudian dihitung jumlah parasitnya. Penderita

yang memenuhi kriteria kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara acak

sederhana metode lotere. Kelompok I mendapat pengobatan peroral artesunat

4mg/kgbb digabung amodiakuin 10mg/kgbb diberikan selama 3 hari. Kelompok

II mendapat pengobatan kinin digabungkan dengan doksisiklin peroral diberikan

selama 7 hari, yaitu kinin 10mg/kgbb/3dosis digabung doksisiklin 2mg/kgbb

diberikan selama 4 hari kemudian kinin 5mg/kgbb/3dosis digabungkan dengan

doksisiklin 2mg/kgbb/hari diberikan selama 3 hari. Jika anak muntah dalam 15

menit setelah pemberian obat, dosis yang sama diberikan kembali. Data dasar

diperoleh dengan mengisi kuesioner dan wawancara. Pengambilan dan

pemeriksaan darah dilakukan pada hari 0,2,7, dan 28 untuk menetapkan

keadaan parasitemia.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 37: Fitri Arianty Lubis.pdf

3.8. Definisi Operasional:

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium

yang merupakan parasit pada sel darah merah.

3.9. Analisis Data :

Data dianalisis menggunakan program SPSS for WINDOWS 14 (SPSS

Inc,Chicago). Perbedaan antara 2 variabel kategorikal diuji dengan kai kuadrat

(X2). Uji bermakna bila p<0,05.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 38: Fitri Arianty Lubis.pdf

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada penelitian ini didapatkan 116 penderita malaria falsiparum yang mendapat

artesunat-amodiakuin, pada akhirnya 2 orang tidak hadir, sehingga menjadi

114. Pada kelompok yang mendapat kinin-doksisiklin berjumlah 116, tetapi

pada akhirnya hanya 111 karena 5 penderita tidak hadir dan tidak teratur

makan obat. Setelah pemberian obat, dilakukan pemeriksaan hapusan darah

tepi pada hari 2, 7 dan 28.

Tabel 1. Karakteristik sampel penelitian

Karakteristik Kelompok I Kelompok II

Umur (tahun) N (%) N (%)

< 12 45 (40,5) 79 (69,3)

12 - 14 53 (47,7) 11 (9,6)

>14 - 18 13 (11,8) 24 (21,1)

Jenis Kelamin

Laki – laki 54 (48,6) 46 (40,4)

Perempuan 57 (51,4) 68 (59,6)

Parasitemia

< 200 48 (43,2) 32 (28,1)

200 - 400 35 (31,5) 67 (58,8)

>400 - 600 26 (23,4) 14 (12,3)

>600 - 800 2 (1,9) 1 (0,8)

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 39: Fitri Arianty Lubis.pdf

100 Kelompok I

90 Kelompok II

80

70

60

50

40

30

20

10

H0 H2 H7 H28

PERSENTASE PARASITEMIA

Hari pemantauan

Gambar 8. Parasitemia pada H0, H2, H7 dan H28 dengan uji kai kuadrat (X2)

Pada hari ke-2 pemeriksaan parasit dalam penelitian ini didapatkan perubahan

parasitemia menunjukkan perbedaan signifikan pada ke dua kelompok

(p=0,0001), dimana pada kedua kelompok parasitemia menjadi negatif. Pada

hari ke-7 setelah pengobatan didapatkan perubahan parasitemia menjadi positif

kembali pada 2 orang penderita yang mendapat kinin-doksisiklin (kelompok II)

dan setelah 28 hari pengobatan juga didapatkan perubahan parasitemia

menjadi positif pada 1 orang penderita. Hal ini menunjukkan terjadinya

rekrudensi. Dari hasil penelitian perubahan parasitemia ini tidak signifikan

antara kedua kelompok yaitu pada hari ke-7 (p=0,150) dan hari ke-28

(p=0,077).

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 40: Fitri Arianty Lubis.pdf

Tabel 2 menunjukkan data efek samping setelah pemberian obat. Efek samping

tinnitus menunjukkan perbedaan yang signifikan sedangkan efek samping yang

lain tidak.

Tabel 2. Data efek samping pemberian obat

Efek samping Kelompok I Kelompok II p

N (%) N (%)

Sakit kepala

Sakit kepala 17 (14,9) 19 (17,1) 0,532

Tidak sakit kepala 97 (85,1) 91 (82,9)

Tinnitus

Tinnitus 1 (0,9) 41 (36,9) 0,000

Tidak tinnitus 113 (99,1) 70 (63,1)

Muntah

Muntah 8 (7,0) 16 (14,4) 0,072

Tidak muntah 106 (93,0) 95 (85,6)

4.2. Pembahasan

Efikasi dalam pengobatan malaria dan resistensi obat, masih merupakan

masalah dalam pengobatan malaria. Kombinasi 2 obat anti malaria dengan

masa kerja yang berbeda, meningkatkan efikasi dan mencegah terjadinya

resistensi. Berkembangnya artemisin dan turunannya, yaitu obat malaria yang

mempunyai masa kerja yang paling cepat, telah di uji cobakan memberikan

kesembuhan yang lebih baik. Kombinasi artemisin dengan obat lain sangat baik

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 41: Fitri Arianty Lubis.pdf

dalam pengobatan malaria falsiparum di Asia Timur Selatan, tetapi harga yang

mahal masih menjadi masalah dalam pemberian obat ini.29

Kinin oral ditambah doksisiklin yang diberikan pada penderita malaria

usia 8 tahun atau lebih adalah pilihan alternatif kombinasi obat yang tepat, pada

penderita yang resisten terhadap klorokuin. Newton NP, dkk (2005)

mengatakan bahwa kombinasi kinin-doksisiklin dapat menurunkan angka

plasmodium falsiparum setelah 7 hari pengobatan.11 Buck ML (2003)

mengatakan bahwa mengkombinasi doksisiklin oral dengan obat lain (kinin atau

golongan artemisin) sangat diperlukan dalam menurunkan parasitemia untuk

pengobatan malaria falsiparum.11, 28

Dari hasil penelitian kami didapatkan pemberian artesunat-amodiakuin

menghilangkan parasitemia hingga 100% pada hari ke-2, 7 dan 28. Pada

kelompok yang mendapat kinin-doksisiklin pada hari ke 7 dan 28 terjadi

perubahan parasitemia menjadi positif, artinya dijumpai rekrudesen pada

kelompok ini, tetapi hasil penelitian pada hari ke 7 dan 28 antara kedua

kelompok tersebut menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan.

Artesunat - amodiakuin mempunyai efek samping antara lain sakit

kepala ringan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan dan gatal-gatal,

tetapi jarang sekali jika terjadi gangguan yang memerlukan penghentian

pengobatan. Pemberian Kinin juga jarang menimbulkan penghentian obat. Efek

samping antara lain tinnitus, sakit kepala, gangguan pendengaran, penglihatan

kabur, diare, dan mual. Gejala awal, biasanya gangguan pendengaran dan

penglihatan.30,31 Dari hasil penelitian ini, kelompok yang mendapat kinin-

doksisiklin mempunyai efek samping sakit kepala ringan, mual, muntah

sebanyak 1 sampai 2x dan tinnitus pada beberapa penderita setelah 2 hari

pengobatan, tetapi efek samping ini tidak memerlukan penghentian pengobatan

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 42: Fitri Arianty Lubis.pdf

karena gejala tersebut hanya 3-4 hari dan menghilang tanpa pengobatan

supportif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

antara kedua kelompok tersebut pada efek samping tinnitus.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 43: Fitri Arianty Lubis.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kombinasi kinin-doksisiklin dapat dijadikan sebagai terapi alternatif yang aman

pada penderita malaria usia 8 sampai 18 tahun, tetapi kombinasi artesunat-

amodiakuin masih menjadi obat pilihan yang lebih baik dibandingkan kinin-

doksisiklin.

5.2. Saran

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih

besar dan waktu pemberian obat lebih lama untuk melihat efektifitas obat lebih

baik.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 44: Fitri Arianty Lubis.pdf

DAFTAR PUSTAKA

1. Malaria. Dalam: Soedarmo PS, Garna H, Hadiposoro S, penyunting. Buku

ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis. Jakarta: IDAI, 2005.h.

443-71.

2. Data stratifikasi malaria menurut dampak pemberantasan vektor per-dati II

propinsi Sumatera Utara Tahun 1998.

3. Biro Statistik Sumatera Utara. Mandailing Natal Dalam Angka. BPS

Sumatera Utara: Medan; 2001.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal rencana strategis tahun 2001-

2005.

5. Silacamroon U, Krudsood S. Management of malaria in Thailand. The

Korean journal of parasitology, 2002;40:1-7.

6. Weinberg A, Levin JM. Infections: parasitic & myotic. Dalam: Hay WW,

Hayward RA, dkk, penyunting. Current pediatric diagnosis and treatment.

Edisi ke 16. Boston: Mc graw hill, 2003. h. 1213-23.

7. Common protozoal and helminthic infections. Dalam: Gupta P, Paul KV,

penyunting. Essential pediatrics. Edisi ke - 5. New Delhi: Mehta, 2001.h. 213-

18.

8. Antibiotics that inhibit protein synthesis. Dalam: Rudolph MA, penyunting.

Pediatrics. Edisi ke-18. California: Appleton & lange, 1087.h. 465-684.

9. Stauffer W, Fischer RP. Diagnosis and treatment of malaria in children.

Travel medicine,2003;37:1340-48.

10. Alecrim MG, Lacerda MV, Mourao MP, Alecrim WD, Padilha A, Cardoso

BS, Boulos M.. Successful treatment of plasmodium falsiparum malaria with

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 45: Fitri Arianty Lubis.pdf

a six dose regimen of artemether lumefantrine versus quinine doxycycline in

the western amazon region of Brazil. Am J Trop Med 2006; 74: 20-5.

11. Newton NP, Chaulet FJ, dkk. Pharmacokinetics of oral doxycycline during

combination treatment of severe falciparum malaria. Antimicrobial agents

and chemotherapy. April 2005; 4: 1622-5.

12. Tarigan J. Kombinasi Kina Tetrasiklin pada pengobatan malaria falsiparum

tanpa komplikasi di daerah resisten multidrug malaria. Bagian Ilmu Penyakit

Dalam: FK USU 2003. h.1-20.

13. Philip SR. Current status of malaria and potential for control. Clinical

microbiology reviews 2001; 14: 208-26.

14. Krause PJ. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting.

Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia: WB Saunders;

2003. h. 1049-2100.

15. . Pediatric parasitosis. Dalam: Gupte S, penyunting. The shorts text book of

pediatrics. Edisi ke-9. New Delhi: Jaypee brothers,2001.h.204-19.

16. Siregar M. Epidemiologi malaria. Simposium recent advances on malaria.

Medan: Bagian Patologi Klinik FK USU; 1994. h.1-12.

17. Oemijati S. Masalah malaria di Indonesia. Jakarta: FKUI. h. 1-23.

18. Harianto PN. Manifestasi klinik, komplikasi, dan diagnosis malaria. Medika

1993; 9: 31-8.

19.Selected infections with concerns specific to children. Dalam: Habel A,

penyunting. Synopsis of paediatrics. Oxford: Butterworth Heinemann; 1993.

h. 610-30.

20. Sukarban S, Zunilda SB. Obat malaria. Dalam: Ganiswara SG, Setiabudy R,

Suyatna FD, Purwantyastuti, penyunting. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-

4. Jakarta: FKUI; 1995. h. 545-59.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 46: Fitri Arianty Lubis.pdf

21.Gebrak malaria. Pedoman tatalaksana kasus malaria di Indonesia.

Departemen Kesehatan RI,2005.h.1-16.

22. Agnamey P, Brasseur P, Pecoulas EP, Vaillant M, Olliaro P. Plasmodium

falsiparum in vitro susceptibility to antimalarial drugs in Casamance

(Southwestern Seposal) during the first 5 years of routine use of Artesunat-

Amodiakuin. Antimicrobial agents and chemotherapy, 2006;50(4):1531-34.

23. Sowunmi A, Fehintola AF, Adedeji AA, Gbotosho OG, Tambo E, Fateye AB,

dkk. Open randomized study of artesunat-amodiakuin vs. chloroquine-

pyrimethamine-sulfadoxine for the treatment of uncomplicated plasmodium

falsiparum malaria in Nigerian children. Tropical medicine and International

health, 2005;10(11):1161-70.

24. Chambers HF. Chloramphenicol, Tetracycline, Macrolides, Clindamycin, &

Streptogramins. Dalam: Katzung BG, penyunting. Basic & clinical

pharmacology. Edisi ke-7. Amerika: Appleton & Lange; 1998. h. 743-851.

25. Handler P. Sulfonamides and antibiotics. Dalam: Gerald MC, penyunting.

Pharmacology an introduction to drugs. Edisi ke-2. Amerika: Prentice Hall;

1981.h. 557-73.

26. Rosenthal PJ. Antiprotozoal drugs. Dalam: Katzung BG, penyunting. Basic

and clinic pharmacology. Toronto: MC Graw Hill; 2004. h. 864-84.

27. Anti malarial drugs. Dalam: Poole S, penyunting. The use of antimalarial

drugs. Geneva: Role Back Malaria/WHO; 2001.h.1-5.

28. Buck ML. Pediatric pharmacotherapy a monthly newsletter for health care

professionals from the children’s medical center at the University of Virginia.

Doxycycline for paediatric infections. Pharmacotherapy 2003; 9: 312-25.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 47: Fitri Arianty Lubis.pdf

29. Metzger W, Mordmuller B, Graninger W, Bienzle U, Kremsner P. High

efficacy of short term quinine antibiotic combinations for treating adult

malaria is hyperendemic. Januari 1995; 39: 245-6.

30. Whitty MJ, Rowland, dkk. Science, medicine, and future malaria.

BMJ,November 2002;325:1221-4.

31. Meeks, Rowland M, Connoly M. Outline strategy for malaria control in

complex emergencies. Geneva: WHO; 1998. h. 4-20.

32. Malaria. Diunduh dari: http://www.cdc.gov/malaria/diseases.htm

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 48: Fitri Arianty Lubis.pdf

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya / orang tua dari : Nama : ........................................................ Jenis kelamin: Lk / Pr Umur : ..................Tahun ..................Bulan Puskesmas :.......................................................... Alamat : ........................................................ Desa ..............................Kecamatan ....................................

Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan yang sejelas-

jelasnya mengenai penelitian dengan judul ‘Efikasi Kinin-Doksisiklin pada pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi pada anak ’

Setelah mengetahui dan menyadari sepenuhnya resiko yang mungkin terjadi, dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengijinkan dengan rela saya / anak saya menjadi subjek penelitian tersebut dengan catatan sewaktu-waktu bisa mengundurkan diri apabila merasa tidak mampu untuk mengikuti penelitian ini. Demikian pernyataan ini diperbuat dengan sebenarnya dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun juga.

Panyabungan, ..............................2006 Yang membuat pernyataan

(..........................................)

Saksi : Kepala Desa / Kepala Puskesmas Peneliti (..........................................) (Dr. Fitri Arianty Lubis)

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 49: Fitri Arianty Lubis.pdf

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

Efikasi Kinin-Doksisiklin pada pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi pada anak

Nomor urut pemeriksaan : ................................ Puskesmas :……………………. Desa : ................................ Kecamatan : ................................ Tanggal : ................................ Pewawancara : ................................

Nama lengkap : ........................................................

Jenis kelamin : Lk / Pr

Umur : ..................Tahun ..................Bulan

Anak ke :........... dari............bersaudara

Alamat : Desa ..............................Kecamatan

....................................

Pekerjaan orang tua ( ) Petani ( ) Wiraswasta ( ) Pegawai Negeri ( ) Lain-lain ................................ Penghasilan orangtua : Rp................................/bulan

Tingkat pendidikan / orangtua : AYAH IBU ( ) ( ) Tidak sekolah ( ) ( ) Sekolah Dasar ( ) ( ) SLTP ( ) ( ) SLTA ( ) ( ) Perguruan Tinggi

Apakah ada makan obat malaria dalam 1 bulan terakhir?

( ) Ya ( ) Tidak

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 50: Fitri Arianty Lubis.pdf

KELUHAN PENDERITA NO KELUHAN H0 H2 H7 H28 1 Demam

2 Sakit kepala

3 Mual

4 Muntah

5 Mencret

6

Lain-lain

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 51: Fitri Arianty Lubis.pdf

PEMERIKSAAN FISIK / LABORATORIUM NO VARIABEL H0 H2

H7

H28

1 Berat Badan

2 Tinggi Badan

3 Frekuensi Jantung

4 Frekuensi Pernafasan

5 Suhu Tubuh

6 Hepar ................. cm bac kanan

...............

.. cm bac kanan

...............

.. cm bac kanan

...............

.. cm bac kanan

7

Limpa Schuffner.................. Hacket......................

Schuffner.................. Hacket......................

Schuffner.................. Hacket......................

Schuffner.................. Hacket......................

8 Parasitemia

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 52: Fitri Arianty Lubis.pdf

Lampiran 3

MASTER TABEL PENELITIAN

NO SD KELAS NAMA JENIS

KELAMIN UMUR BB(KG) TB(CM) PARASITEMIA

1 BARBARAN I III M.YUSUF 1 8THN 6BLN 18 117 5

2 M. HUSEIN 1 7THN 8BLN 17 116.5 5

3 SITI KHOLIZAH 2 8THN 5BLN 18 117 15

4 SAWALUDDIN LUBIS 1 8THN 9BLN 19 155.5 5

5 IV ASMAR 1 8THN 23 124.5 10

6 ZULPIKAR 1 10THN 23 124 5

7 FITRI HAIRARU 2 10THN 23 128.5 5

8 M. SALASA 1 10THN 20 118 15

9 M. SOLEH 1 9THN 22 126 10

10 MELIANA 2 10THN 22.5 123 10

11 NOVITA SARI 2 10THN 21 117 5

12 RAHMAD ALI 1 10THN 19 117.5 10

13 RUDI PAISAL NASUTION 1 10THN 22.5 126 10

14 V PAUSIAH 2 11THN 19 120 10

15 AKHIRUDDIN 1 11THN 27.5 133 5

16 RISKAH LBS 2 11THN 25 130 15

17 M. AWAL 1 11THN 23 127 10

18 AHMAD HUSEIN 1 11THN 22.5 132 5

19 VI ABD.ROSIB 1 12THN 26.5 134 5

20 ROILAH 2 12THN 32 132 15

21 ZAINAB 2 12THN 30 137 10

22 BARBARAN II III MUHAJIR MUHAMMAD 1 10THN 2BLN 25 120 15

23 NURKHOLILAH 1 10THN 6BLN 18 120 15

24 NURUL MAWADDAH 2 9THN 5 BLN 19 117 5

25 MUSTAPA ABDURRAHMAN 1 10THN 18 115 5

26 RIZKI ANGRIANI 1 10THN 18 115 15

27 PATIMAH 2 10THN 2

BLN 21 125 10

28 GITA SUCI AMATIARA 2 10THN 20 124 10

29 IV SITI NURKHOLIZAH 2 9THN 20 115.5 5

30 V GUNDUR 1 12THN 4BLN 27 132 15

31 RAHMA KHAIRANI 2 10THN 11BLN 26 132 5

32 HUSNAN 1 11THN 2BLN 24.5 128 5

33 JULIANA LUBIS 2 10THN 1BLN 22 130 5

34 MORASUTI NST 2 10THN 11BLN 27 139 20

35 MUHAMMAD LOKOT 1 10THN 9BLN 19 117.5 5

36 BILAL MUHAMMAD 1 11THN 7BLN 26.5 126.5 5

37 MASLAN RANGKUTI 1 10THN 11BLN 24 125 15

38 M. NASIR 1 10THN 6BLN 23 119.5 5

39 NURHABIBAH 2 10THN 5

BLN 31 133.5 15

40 RAHMAD HIDAYAT 1 10THN 4

BLN 25 130 10

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 53: Fitri Arianty Lubis.pdf

41 WAHYUNI WAHIDAH 2 10THN 1BLN 26.5 134.5 5

42 VI ALI RAHMAN 1 12THN 32 141 10

43 MARPUAH 2 13THN 27 134.5 5

44 IKHWAN YUSUF 1 12THN 4BLN 24 127 5

45 ABD. HAPIS 1 11THN 9BLN 26 130 5

46 LONGAT III LINA RATNA SARI 2 10THN 18.5 117 10

47 RONI RAHMAD 1 10THN 17.5 113 5

48 NANDA TONDI HAMONANGAN 2 10THN 19 110.5 5

49 DESI A2IANI 2 10THN 21.5 118 5

50 IV MALIK MUDA 1 11THN 26 125 5

51 JUITA SERI 2 11THN 19 121.5 15

52 NIKMAH SAHARA 2 11THN 20 114 10

53 TRYSKA AMANAH PUTRI 2 11THN 16.5 116 5

54 VI ANGGI MUTIARA LBS 2 13THN 26 127.5 5

55 AHMAT HUSEIN 1 13THN 25 131 15

56 SIRAMBAS V AHNAD ROSADI 1 12THN 22 122 15

57 VI BADIAH 2 13THN 35 133 10

58 HAFIZ ROSADI 1 13THN 24 124 10

59 M. YAHYA 1 13THN 24 124 10

60 RIDWAN 1 13THN 26.5 133 10

61 ILMAN 1 13THN 24.5 127 10

62 NURKOMARIAH 2 13THN 37 141 5

63 MASUDDIN 1 13THN 24 129 5

64 M. ALWI 1 13THN 24 130 5

65 SMP I.1 ALI BAKRI 1 12THN 30 137 5

66 ALI RAHMAT 1 12THN 38 144 10

67 ALI SAHWAN DALIMUNTE 1 12THN 36 146 15

68 HIKMAH HAYATI 2 12THN 35 145 10

69 KHOIRUN NISA LBS 2 12THN 40 151 5

70 KHOIRUL IHSAN 1 12THN 38 144 15

71 MURSAL 1 12THN 35 147 15

72 M. ALWI 1 12THN 33 135 10

73 RUDI MARZUKI 1 12THN 25 128 5

74 SITI HAJAR 2 12THN 29 136 5

75 SERI MANNA 2 12THN 26 137 5

76 ZULFAHMI 1 12THN 25 128 5

77 I.2 M. BUKHARI SUBARKA 1 12THN 38 155 10

78 RIKSAL 1 12THN 30 137 10

79 M.RIZAL 1 12THN 35 147 5

80 M. RAJA 1 12THN 30 137 15

81 EVI SAHARA 2 12THN 34 140 10

82 M. ILHAM 1 12THN 35 142 5

83 SUHAIRIAH RANGKUTI 2 12THN 35 142 5

84 II.1 HANAFI BATUBARA 1 13THN 29 136 15

85 USMAN 1 13THN 33 147 5

86 M. HANAFI 1 13THN 41 148 5

87 RAHMI ADILLAH 2 13THN 34 143 20

88 SOLATIAH LUBIS 2 13THN 36 138 5

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 54: Fitri Arianty Lubis.pdf

89 FATIMAH RAHMA 2 13THN 32 133 5

90 NOVITA SARI 2 13THN 39 143 10

91 JULI SYAFITRI 2 13THN 38 134 10

92 RATNA SARI 2 13THN 38 134 15

93 II.2 TARMIZI TAHER 1 13THN 41 130 15

94 AHMAD ARIZAL 1 13THN 29 132 5

95 SANGKOT LATIAH 2 13THN 48 147 5

96 TUKMA SARI HARAHAP 2 13THN 41 144 10

97 III.2 HASAN BASRI 1 14THN 40 152 5

98 PURBA VI RINA NURMALASARI 2 17THN 3BLN 49 153 10

99 ASBIAH RANGKUTI 2 17THN 8BLN 51 147 5

100 FITRIANI BR. SORMIN 2 17THN 3BLN 52 147 5

101 SOFIA NST 2 16THN 8BLN 54 159 10

102 SOLATIA NST 2 18THN 52 147 10

103 II NOVI KARDIANTI 2 15THN 8BLN 59 152 15

104 FATIMAH PARDEDE 2 13THN 11BLN 30 143 10

105 IV DESSY DESWITA NST 2 14THN 11BLN 47 146 15

106 III MEILISA EKI SAPUTRI 2 12THN 3BLN 30 135 5

107 VI JUSNITA 2 17THN 6BLN 42 150 15

108 IV RABIATUL ADABIYAH 2 17THN 1BLN 47 153 15

109 HASTI INDRIYANI 2 13THN 37 143 10

110 RAHMI 2 17THN 45 145 5

111 SARINAH 2 16THN 1BLN 36 149 10

112 AMNI BABRIA LUBIS 2 16THN 7BLN 59 152 15

113 RIZKINA ROSANA 2 14THN 2BLN 43 148 10

114 III ROMI JUMIANA SIMAMORA 2 14THN 7BLN 30 135 15

115 II ROBIATUL ADAWIYAH LBS 2 12THN 1BLN 39 146 15

116 III KHAIRIANI 2 17THN 50 146 10

117 TAMBAHAN

PURBA TASMIN 2 15THN 43 143 15

118 MASRINI 2 15THN 44 149 10

Ket: 1 = anak laki-laki

2 = anak perempuan

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 55: Fitri Arianty Lubis.pdf

NO SD KELAS NAMA NAMA ORTU ALAMAT TEMPAT LAHIR 1 BARBARAN I III M.YUSUF RAMLAN BARBARAN BARBARAN 2 M. HUSEIN ALM.MAHMUDDIN BARBARAN BARBARAN 3 SITI KHOLIZAH ALIMUDDIN BARBARAN BARBARAN 4 SAWALUDDIN LUBIS M.SARIP BARBARAN BARBARAN 5 IV ASMAR ZULFAHRI BARBARAN BARBARAN 6 ZULPIKAR ZULKIFLI BARBARAN DEPOK 7 FITRI HAIRARU M.TOGAR BARBARAN BARBARAN 8 M. SALASA ABDULLAH BARBARAN BARBARAN 9 M. SOLEH ISWAR BARBARAN BARBARAN

10 MELIANA M.SOLIH BARBARAN BARBARAN 11 NOVITA SARI SAINUDDIN BARBARAN BOGOR 12 RAHMAD ALI AMIR HUSIN BARBARAN BARBARAN 13 RUDI PAISAL NASUTION RAMLAN BARBARAN BARBARAN 14 V PAUSIAH ALIMAN BARBARAN BARBARAN 15 AKHIRUDDIN PAIDI BARBARAN BARBARAN 16 RISKAH LBS PARRUHUMAN BARBARAN BARBARAN 17 M. AWAL ROMLI BARBARAN BARBARAN 18 AHMAD HUSEIN HASAN BARBARAN BARBARAN 19 VI ABD.ROSIB ROMLI BARBARAN BARBARAN 20 ROILAH TAMBAT BARBARAN BARBARAN 21 ZAINAB JASMAN BARBARAN BARBARAN 22 BARBARAN II III MUHAJIR MUHAMMAD SAHDAN BARBARAN BARBARAN 23 NURKHOLILAH M.SYARIP BARBARAN BARBARAN 24 NURUL MAWADDAH M.BAYAN BARBARAN BARBARAN 25 MUSTAPA ABDURRAHMAN LOKOT ROHMAN BARBARAN BARBARAN 26 RIZKI ANGRIANI SAHARMAN BARBARAN AEK LIBUNG 27 PATIMAH MUSTAKIM BARBARAN MEDAN

28 GITA SUCI AMATIARA SUTAN BARBARAN KUALA PEMBUANG

29 IV SITI NURKHOLIZAH M.LABAR BARBARAN BOGOR 30 V GUNDUR KHOLLAN BARBARAN BARBARAN 31 RAHMA KHAIRANI ABU BOKAR BARBARAN BARBARAN 32 HUSNAN PANDAPOTAN BARBARAN BARBARAN 33 JULIANA LUBIS ASHARI BARBARAN BARBARAN 34 MORASUTI NST MUNAWAR BARBARAN BARBARAN 35 MUHAMMAD LOKOT AKLA BARBARAN BARBARAN 36 BILAL MUHAMMAD ASLI BARBARAN BARBARAN 37 MASLAN RANGKUTI NIRWAN BARBARAN BARBARAN 38 M. NASIR SOLIHUDDIN BARBARAN BARBARAN 39 NURHABIBAH PAHRI BARBARAN BARBARAN 40 RAHMAD HIDAYAT SALASA BARBARAN BARBARAN 41 WAHYUNI WAHIDAH M.DAUD NST BARBARAN MEDAN 42 VI ALI RAHMAN PARKUMPULAN BARBARAN TANJUNG JULU 43 MARPUAH SOLAHUDDIN BARBARAN BARBARAN 44 IKHWAN YUSUF BAHRUM BARBARAN BARBARAN 45 ABD. HAPIS MURAD BARBARAN BARBARAN 46 LONGAT III LINA RATNA SARI DIMROH LONGAT LONGAT 47 RONI RAHMAD SAKIMAN LONGAT LONGAT 48 NANDA TONDI HAMONANGAN HASAN LONGAT LONGAT 49 DESI A2IANI ALI AMRI LONGAT LONGAT 50 IV MALIK MUDA DIMROH LONGAT LONGAT 51 JUITA SERI ALI BASRI LONGAT LONGAT 52 NIKMAH SAHARA ARBI LBS LONGAT LONGAT 53 TRYSKA AMANAH PUTRI TAMRIN LBS LONGAT LONGAT 54 VI ANGGI MUTIARA LBS UMAR LONGAT LONGAT 55 AHMAT HUSEIN MASRAH LONGAT LONGAT 56 SIRAMBAS V AHNAD ROSADI M.HUSEIN SIRAMBAS SIRAMBAS 57 VI BADIAH AHMAD RIFNI SIRAMBAS SIRAMBAS 58 HAFIZ ROSADI ARIPIN SIRAMBAS SIRAMBAS 59 M. YAHYA ROJUN SIRAMBAS SIRAMBAS 60 RIDWAN IMRON SIRAMBAS SIRAMBAS

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 56: Fitri Arianty Lubis.pdf

61 ILMAN IMRAN SIRAMBAS SIRAMBAS 62 NURKOMARIAH KHOLLAT SIRAMBAS SIRAMBAS 63 MASUDDIN IMRON SIRAMBAS SIRAMBAS 64 M. ALWI AWALUDDIN SIRAMBAS SIRAMBAS 65 SMP I.1 ALI BAKRI HAMSARUDDIN LONGAT LONGAT 66 ALI RAHMAT BURHANUDDIN HUTABARINGIN LONGAT

67 ALI SAHWAN DALIMUNTE SAHRAN DALIMUNTHE LONGAT LONGAT

68 HIKMAH HAYATI MUSRI LONGAT HUTABARINGIN 69 KHOIRUN NISA LBS M.FAUSI HUTABARINGIN SIRAMBAS

70 KHOIRUL IHSAN GUSNAN BAUBARA LONGAT HUTABARINGIN

71 MURSAL SYAIFUDDIN SABAJIOR HUTABARINGIN 72 M. ALWI SYAMSUL FIKAR HUTABARINGIN HUTABARINGIN 73 RUDI MARZUKI ABIDIN HUTABARINGIN HUTABARINGIN 74 SITI HAJAR ALI USMAN LONGAT HUTABARINGIN 75 SERI MANNA ABIDAN HUTABARINGIN SIRAMBAS 76 ZULFAHMI MAHARDIN TARUTUNG HUTABARINGIN 77 I.2 M. BUKHARI SUBARKA SAYUTIBAR BARARAN SIRAMBAS 78 RIKSAL OLOAN BARARAN SIRAMBAS 79 M.RIZAL M.YAMIN HUTABARINGIN SIRAMBAS 80 M. RAJA SAHRUL SIRAMBAS LONGAT 81 EVI SAHARA SIDDIK LONGAT SIRAMBAS 82 M. ILHAM SABARUDDIN RUNDING SIRAMBAS 83 SUHAIRIAH RANGKUTI SAYUTI RANGKUTI LONGAT HUTABARINGIN 84 II.1 HANAFI BATUBARA BURHANUDDIN TARUTUNG HUTABARINGIN 85 USMAN PAIDI BARARAN HUTABARINGIN 86 M. HANAFI RAHARTO SIRAMBAS HUTABARINGIN 87 RAHMI ADILLAH NURMAN LONGAT HUTABARINGIN 88 SOLATIAH LUBIS MAHMUDDIN LBS LONGAT SIRAMBAS 89 FATIMAH RAHMA ALM.SAHMAN R LONGAT HUTABARINGIN 90 NOVITA SARI SALMAN NST LONGAT HUTABARINGIN 91 JULI SYAFITRI SUHRON LONGAT HUTABARINGIN 92 RATNA SARI ALI MUKSIN BARARAN HUTABARINGIN 93 II.2 TARMIZI TAHER MAWARDI RUNDING SIRAMBAS 94 AHMAD ARIZAL ARJUN NST LONGAT SIRAMBAS 95 SANGKOT LATIAH KASMAT LONGAT HUTABARINGIN 96 TUKMA SARI HARAHAP SYAPAR HRP LONGAT SIRAMBAS 97 III.2 HASAN BASRI ABDUL HAMID LONGAT HUTABARINGIN 98 PURBA VI RINA NURMALASARI SUJONO PURBA SOSA 99 ASBIAH RANGKUTI NAZIR RANGKUTI PURBA PURBA LAMA

100 FITRIANI BR. SORMIN SARMIN PURBA PANTI 101 SOFIA NST SANGKOT PURBA SIMANGAMBAI 102 SOLATIA NST SOLATIYAH PURBA HUTAPULI 103 II NOVI KARDIANTI KARNADI PURBA PEKANBARU 104 FATIMAH PARDEDE MARATOHANG PURBA DUMAI 105 IV DESSY DESWITA NST ARYUS PURBA PASAMAN 106 III MEILISA EKI SAPUTRI RESPONIMAN PURBA PASAMAN 107 VI JUSNITA HASAN BASRI PURBA MUARA BUNGO 108 IV RABIATUL ADABIYAH BAHARI PURBA PANTI

109 HASTI INDRIYANI HASAN BASRI HSB PURBA DUMAI

110 RAHMI SALMAN PURBA PANTI 111 SARINAH JUARIMAN PURBA BTG NATAL 112 AMNI BABRIA LUBIS SYAHDAN PURBA HUTABARINGIN 113 RIZKINA ROSANA BASRI PURBA ANGKOLA 114 III ROMI JUMIANA SIMAMORA BAKIM MUKMIN PURBA PDG BOLAK 115 II ROBIATUL ADAWIYAH LBS AMINUDDIN PURBA KOTA NOPAN 116 III KHAIRIANI MUSANIF PURBA ANGKOLA

117 TAMBAHAN

PURBA TASMIN AHMAD PURBA PANTI 118 MASRINI ABDUL HALIM PURBA PANTI

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 57: Fitri Arianty Lubis.pdf

NO SD KELAS NAMA TANGGAL LAHIR ANAK KE AGAMA 1 BARBARAN I III M.YUSUF 16-2-198 1 ISLAM

2 M. HUSEIN 17-12-1998 1 ISLAM 3 SITI KHOLIZAH 1/3/1998 6 ISLAM 4 SAWALUDDIN LUBIS 8/11/1997 4 ISLAM 5 IV ASMAR 21-8-1996 1 ISLAM 6 ZULPIKAR 22-9-196 2 ISLAM 7 FITRI HAIRARU 1/11/1996 1 ISLAM 8 M. SALASA 1/10/1996 3 ISLAM 9 M. SOLEH 21-7-1996 1 ISLAM

10 MELIANA 7/11/1996 1 ISLAM 11 NOVITA SARI 6/11/1996 3 ISLAM 12 RAHMAD ALI 26-10-1997 2 ISLAM 13 RUDI PAISAL NASUTION 17-1-1997 5 ISLAM 14 V PAUSIAH 4/12/1994 2 ISLAM 15 AKHIRUDDIN 10/4/1994 1 ISLAM 16 RISKAH LBS 26-6-1996 1 ISLAM 17 M. AWAL 18-2-1996 2 ISLAM 18 AHMAD HUSEIN 2/8/1996 1 ISLAM 19 VI ABD.ROSIB 12/12/1994 3 ISLAM 20 ROILAH 17-4-1994 9 ISLAM 21 ZAINAB 3/6/1995 2 ISLAM 22 BARBARAN II III MUHAJIR MUHAMMAD 14-9-1997 3 ISLAM 23 NURKHOLILAH 29-9-1997 1 ISLAM 24 NURUL MAWADDAH 19-12-1997 3 ISLAM 25 MUSTAPA ABDURRAHMAN 17-1-1998 2 ISLAM 26 RIZKI ANGRIANI 13-9-1997 1 ISLAM 27 PATIMAH 15-10-1998 1 ISLAM 28 GITA SUCI AMATIARA 3/4/1998 1 ISLAM 29 IV SITI NURKHOLIZAH 2-8-196 1 ISLAM 30 V GUNDUR 9/4/1994 1 ISLAM 31 RAHMA KHAIRANI 19-9-1995 1 ISLAM 32 HUSNAN 9/6/1995 2 ISLAM 33 JULIANA LUBIS 20-6-1996 1 ISLAM 34 MORASUTI NST 31-8-1995 1 ISLAM 35 MUHAMMAD LOKOT 24-10-1995 2 ISLAM 36 BILAL MUHAMMAD 7/1/1995 5 ISLAM 37 MASLAN RANGKUTI 2/11/1995 2 ISLAM 38 M. NASIR 1/2/1996 1 ISLAM 39 NURHABIBAH 5/3/1996 4 ISLAM 40 RAHMAD HIDAYAT 28-3-1996 1 ISLAM 41 WAHYUNI WAHIDAH 26-6-1996 3 ISLAM 42 VI ALI RAHMAN 20-8-1993 2 ISLAM 43 MARPUAH 17-7-1993 1 ISLAM 44 IKHWAN YUSUF 5/5/1994 2 ISLAM 45 ABD. HAPIS 4/11/2014 1 ISLAM 46 LONGAT III LINA RATNA SARI 24-1-1998 6 ISLAM 47 RONI RAHMAD 5/6/1998 2 ISLAM

48 NANDA TONDI HAMONANGAN 16-8-1998 4 ISLAM

49 DESI A2IANI 3/7/1998 2 ISLAM 50 IV MALIK MUDA 1/3/1996 4 ISLAM 51 JUITA SERI 20-8-1997 4 ISLAM 52 NIKMAH SAHARA 19-4-1996 4 ISLAM 53 TRYSKA AMANAH PUTRI 1/6/1996 4 ISLAM 54 VI ANGGI MUTIARA LBS 24-5-1995 1 ISLAM 55 AHMAT HUSEIN 22-4-1994 2 ISLAM 56 SIRAMBAS V AHNAD ROSADI 12/9/1995 3 ISLAM 57 VI BADIAH 21-1-1994 2 ISLAM 58 HAFIZ ROSADI 15-7-1993 1 ISLAM 59 M. YAHYA 31-3-1993 6 ISLAM 60 RIDWAN 29-10-1993 1 ISLAM 61 ILMAN 14-3-1995 1 ISLAM 62 NURKOMARIAH 10/10/1994 5 ISLAM

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 58: Fitri Arianty Lubis.pdf

63 MASUDDIN 10/10/1994 3 ISLAM 64 M. ALWI 28-8-1995 1 ISLAM 65 SMP I.1 ALI BAKRI 3/4/1992 1 ISLAM 66 ALI RAHMAT 26-7-1992 1 ISLAM 67 ALI SAHWAN DALIMUNTE 12/3/1991 4 ISLAM 68 HIKMAH HAYATI 23-8-1992 2 ISLAM 69 KHOIRUN NISA LBS 14-9-1992 2 ISLAM 70 KHOIRUL IHSAN 2/6/1991 3 ISLAM 71 MURSAL 22-2-1992 1 ISLAM 72 M. ALWI 2/4/1992 2 ISLAM 73 RUDI MARZUKI 13-2-1992 1 ISLAM 74 SITI HAJAR 22-7-1991 1 ISLAM 75 SERI MANNA 25-6-1992 1 ISLAM 76 ZULFAHMI 16-1-1991 2 ISLAM 77 I.2 M. BUKHARI SUBARKA 1/10/1992 1 ISLAM 78 RIKSAL 28-8-1991 3 ISLAM 79 M.RIZAL 11/7/1992 1 ISLAM 80 M. RAJA 17-10-1992 1 ISLAM 81 EVI SAHARA 25-6-1991 2 ISLAM 82 M. ILHAM 3/6/1992 2 ISLAM 83 SUHAIRIAH RANGKUTI 28-8-1992 2 ISLAM 84 II.1 HANAFI BATUBARA 2/12/1991 1 ISLAM 85 USMAN 17-7-1992 5 ISLAM 86 M. HANAFI 23-3-1991 2 ISLAM 87 RAHMI ADILLAH 19-2-1992 2 ISLAM 88 SOLATIAH LUBIS 27-10-1992 1 ISLAM 89 FATIMAH RAHMA 5/10/1992 5 ISLAM 90 NOVITA SARI 19-9-1992 3 ISLAM 91 JULI SYAFITRI 27-6-1991 3 ISLAM 92 RATNA SARI 15-5-1992 1 ISLAM 93 II.2 TARMIZI TAHER 3/6/1992 1 ISLAM 94 AHMAD ARIZAL 21-6-1992 4 ISLAM 95 SANGKOT LATIAH 30-10-1992 2 ISLAM 96 TUKMA SARI HARAHAP 6/10/1992 2 ISLAM 97 III.2 HASAN BASRI 13-5-1992 3 ISLAM 98 PURBA VI RINA NURMALASARI 24-5-1989 2 ISLAM 99 ASBIAH RANGKUTI 22-6-1993 8 ISLAM

100 FITRIANI BR. SORMIN 12/5/1989 4 ISLAM 101 SOFIA NST 10/12/1989 8 ISLAM 102 SOLATIA NST 11/8/1988 6 ISLAM 103 II NOVI KARDIANTI 2/11/1990 1 ISLAM 104 FATIMAH PARDEDE 9/9/1992 2 ISLAM 105 IV DESSY DESWITA NST 5/9/1991 2 ISLAM 106 III MEILISA EKI SAPUTRI 10/5/1994 2 ISLAM 107 VI JUSNITA 11/2/1988 1 ISLAM 108 IV RABIATUL ADABIYAH 7/7/1992 5 ISLAM 109 HASTI INDRIYANI 26-8-1993 1 ISLAM 110 RAHMI 2/8/1989 6 ISLAM 111 SARINAH 14-7-1990 1 ISLAM 112 AMNI BABRIA LUBIS 5/1/1990 1 ISLAM 113 RIZKINA ROSANA 23-6-1992 6 ISLAM 114 III ROMI JUMIANA SIMAMORA 1/1/1992 2 ISLAM 115 II ROBIATUL ADAWIYAH LBS 26-7-1989 5 ISLAM 116 III KHAIRIANI 16-12-1989 10 ISLAM

117 TAMBAHAN

PURBA TASMIN 9/2/1991 1 ISLAM 118 MASRINI 10/2/1990 7 ISLAM

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 59: Fitri Arianty Lubis.pdf

NO SD KELAS NAMA H-0 H-2 1 BARBARAN I III M.YUSUF POS NEG 2 M. HUSEIN POS NEG 3 SITI KHOLIZAH POS NEG 4 SAWALUDDIN LUBIS POS NEG 5 IV ASMAR POS NEG 6 ZULPIKAR POS NEG 7 FITRI HAIRARU POS NEG 8 M. SALASA POS NEG 9 M. SOLEH POS NEG

10 MELIANA POS NEG 11 NOVITA SARI POS NEG 12 RAHMAD ALI POS NEG 13 RUDI PAISAL NASUTION POS NEG 14 V PAUSIAH POS NEG 15 AKHIRUDDIN POS NEG 16 RISKAH LBS POS NEG 17 M. AWAL POS NEG 18 AHMAD HUSEIN POS NEG 19 VI ABD.ROSIB POS NEG 20 ROILAH POS NEG 21 ZAINAB POS NEG 22 BARBARAN II III MUHAJIR MUHAMMAD POS NEG 23 NURKHOLILAH POS NEG 24 NURUL MAWADDAH POS NEG 25 MUSTAPA ABDURRAHMAN POS NEG 26 RIZKI ANGRIANI POS NEG 27 PATIMAH POS NEG 28 GITA SUCI AMATIARA POS NEG 29 IV SITI NURKHOLIZAH POS NEG 30 V GUNDUR POS NEG 31 RAHMA KHAIRANI POS NEG 32 HUSNAN POS NEG 33 JULIANA LUBIS POS NEG 34 MORASUTI NST POS NEG 35 MUHAMMAD LOKOT POS NEG 36 BILAL MUHAMMAD POS NEG 37 MASLAN RANGKUTI POS NEG 38 M. NASIR POS NEG 39 NURHABIBAH POS NEG 40 RAHMAD HIDAYAT POS NEG 41 WAHYUNI WAHIDAH POS NEG 42 VI ALI RAHMAN POS NEG 43 MARPUAH POS NEG 44 IKHWAN YUSUF POS NEG 45 ABD. HAPIS POS NEG 46 LONGAT III LINA RATNA SARI POS NEG 47 RONI RAHMAD POS NEG 48 NANDA TONDI HAMONANGAN POS NEG 49 DESI A2IANI POS NEG 50 IV MALIK MUDA POS NEG 51 JUITA SERI POS NEG 52 NIKMAH SAHARA POS NEG 53 TRYSKA AMANAH PUTRI POS NEG 54 VI ANGGI MUTIARA LBS POS NEG 55 AHMAT HUSEIN POS NEG 56 SIRAMBAS V AHNAD ROSADI POS NEG 57 VI BADIAH POS NEG 58 HAFIZ ROSADI POS NEG 59 M. YAHYA POS NEG 60 RIDWAN POS NEG 61 ILMAN POS NEG 62 NURKOMARIAH POS NEG 63 MASUDDIN POS NEG

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 60: Fitri Arianty Lubis.pdf

64 M. ALWI POS NEG 65 SMP I.1 ALI BAKRI POS NEG 66 ALI RAHMAT POS NEG 67 ALI SAHWAN DALIMUNTE POS NEG 68 HIKMAH HAYATI POS NEG 69 KHOIRUN NISA LBS POS NEG 70 KHOIRUL IHSAN POS NEG 71 MURSAL POS NEG 72 M. ALWI POS NEG 73 RUDI MARZUKI POS NEG 74 SITI HAJAR POS NEG 75 SERI MANNA POS NEG 76 ZULFAHMI POS NEG 77 I.2 M. BUKHARI SUBARKA POS NEG 78 RIKSAL POS NEG 79 M.RIZAL POS NEG 80 M. RAJA POS NEG 81 EVI SAHARA POS NEG 82 M. ILHAM POS NEG 83 SUHAIRIAH RANGKUTI POS NEG 84 II.1 HANAFI BATUBARA POS NEG 85 USMAN POS NEG 86 M. HANAFI POS NEG 87 RAHMI ADILLAH POS NEG 88 SOLATIAH LUBIS POS NEG 89 FATIMAH RAHMA POS NEG 90 NOVITA SARI POS NEG 91 JULI SYAFITRI POS NEG 92 RATNA SARI POS NEG 93 II.2 TARMIZI TAHER POS NEG 94 AHMAD ARIZAL POS NEG 95 SANGKOT LATIAH POS NEG 96 TUKMA SARI HARAHAP POS NEG 97 III.2 HASAN BASRI POS NEG 98 PURBA VI RINA NURMALASARI POS NEG 99 ASBIAH RANGKUTI POS NEG

100 FITRIANI BR. SORMIN POS NEG 101 SOFIA NST POS NEG 102 SOLATIA NST POS NEG 103 II NOVI KARDIANTI POS NEG 104 FATIMAH PARDEDE POS NEG 105 IV DESSY DESWITA NST POS NEG 106 III MEILISA EKI SAPUTRI POS NEG 107 VI JUSNITA POS NEG 108 IV RABIATUL ADABIYAH POS NEG 109 HASTI INDRIYANI POS NEG 110 RAHMI POS NEG 111 SARINAH POS NEG 112 AMNI BABRIA LUBIS POS NEG 113 RIZKINA ROSANA POS NEG 114 III ROMI JUMIANA SIMAMORA POS NEG 115 II ROBIATUL ADAWIYAH LBS POS NEG 116 III KHAIRIANI POS NEG

117 TAMBAHAN

PURBA TASMIN POS NEG

118 MASRINI POS NEG

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 61: Fitri Arianty Lubis.pdf

NO SD KELAS NAMA EFEK SAMPING

SETELAH TERAPI H-7 H-28 1 BARBARAN I III M.YUSUF 2 NEG NEG 2 M. HUSEIN 2 NEG NEG 3 SITI KHOLIZAH 2 NEG NEG 4 SAWALUDDIN LUBIS 2 NEG NEG 5 IV ASMAR 4 NEG NEG 6 ZULPIKAR 1 POS POS 7 FITRI HAIRARU 3,4 NEG NEG 8 M. SALASA 3,4 NEG NEG 9 M. SOLEH 1 NEG NEG

10 MELIANA 1 NEG NEG 11 NOVITA SARI 3,4 NEG NEG 12 RAHMAD ALI 1 NEG NEG 13 RUDI PAISAL NASUTION 1 NEG NEG 14 V PAUSIAH 1 NEG NEG 15 AKHIRUDDIN 3 NEG NEG 16 RISKAH LBS 2, 3 NEG NEG 17 M. AWAL 2 POS POS 18 AHMAD HUSEIN 3 NEG NEG 19 VI ABD.ROSIB 2, 3 NEG NEG 20 ROILAH 2 NEG NEG 21 ZAINAB 1 TDK HADIR eksklusi 22 BARBARAN II III MUHAJIR MUHAMMAD 2 TDK HADIR eksklusi 23 NURKHOLILAH 2 NEG NEG 24 NURUL MAWADDAH 1 NEG NEG 25 MUSTAPA ABDURRAHMAN 4 NEG NEG 26 RIZKI ANGRIANI 4 NEG NEG 27 PATIMAH 1 NEG NEG 28 GITA SUCI AMATIARA 2 NEG POS 29 IV SITI NURKHOLIZAH 1 NEG NEG 30 V GUNDUR 3 NEG NEG 31 RAHMA KHAIRANI 4 NEG NEG 32 HUSNAN 1 NEG NEG 33 JULIANA LUBIS 3 NEG NEG 34 MORASUTI NST 3 NEG NEG 35 MUHAMMAD LOKOT 1 NEG NEG 36 BILAL MUHAMMAD 1 NEG NEG 37 MASLAN RANGKUTI 1 NEG NEG 38 M. NASIR 3 NEG NEG 39 NURHABIBAH 1 NEG NEG 40 RAHMAD HIDAYAT 2 NEG NEG 41 WAHYUNI WAHIDAH 3 NEG NEG 42 VI ALI RAHMAN 1 NEG NEG 43 MARPUAH 3 NEG NEG 44 IKHWAN YUSUF 1 TDK HADIR eksklusi 45 ABD. HAPIS 2 NEG NEG 46 LONGAT III LINA RATNA SARI 4 NEG NEG 47 RONI RAHMAD 1 NEG NEG

48 NANDA TONDI HAMONANGAN 1

NEG NEG

49 DESI A2IANI 1 NEG NEG 50 IV MALIK MUDA 2 NEG NEG 51 JUITA SERI 3 NEG NEG 52 NIKMAH SAHARA 2 NEG NEG 53 TRYSKA AMANAH PUTRI 2 NEG NEG 54 VI ANGGI MUTIARA LBS 2,4 NEG NEG 55 AHMAT HUSEIN 1 NEG NEG 56 SIRAMBAS V AHNAD ROSADI 1 NEG NEG 57 VI BADIAH 2,4 NEG NEG 58 HAFIZ ROSADI 2 NEG NEG 59 M. YAHYA 1 NEG NEG 60 RIDWAN 1 NEG NEG 61 ILMAN 2 NEG NEG 62 NURKOMARIAH 2 NEG NEG 63 MASUDDIN 2, 3 NEG NEG

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 62: Fitri Arianty Lubis.pdf

64 M. ALWI 2 NEG NEG 65 SMP I.1 ALI BAKRI 2 NEG NEG 66 ALI RAHMAT 1 NEG NEG 67 ALI SAHWAN DALIMUNTE 1 NEG NEG 68 HIKMAH HAYATI 2 NEG NEG 69 KHOIRUN NISA LBS 2,3 NEG NEG 70 KHOIRUL IHSAN 2,3 NEG NEG 71 MURSAL 2 NEG NEG 72 M. ALWI 2,4 NEG NEG 73 RUDI MARZUKI 2 NEG NEG 74 SITI HAJAR 2 NEG NEG 75 SERI MANNA 1 NEG NEG 76 ZULFAHMI 1 NEG NEG 77 I.2 M. BUKHARI SUBARKA 2 NEG NEG 78 RIKSAL 1 NEG NEG 79 M.RIZAL 2 NEG NEG 80 M. RAJA 2 NEG NEG 81 EVI SAHARA 1 NEG NEG 82 M. ILHAM 3,4 NEG NEG 83 SUHAIRIAH RANGKUTI 2 NEG NEG 84 II.1 HANAFI BATUBARA 2 NEG NEG 85 USMAN 1 NEG NEG 86 M. HANAFI 1 NEG NEG 87 RAHMI ADILLAH 2,3 NEG NEG 88 SOLATIAH LUBIS 2,4 NEG NEG 89 FATIMAH RAHMA 4 NEG NEG 90 NOVITA SARI 1 NEG NEG 91 JULI SYAFITRI 2 NEG NEG 92 RATNA SARI 2 NEG NEG 93 II.2 TARMIZI TAHER 1 NEG NEG 94 AHMAD ARIZAL 1 NEG NEG 95 SANGKOT LATIAH 2 NEG NEG 96 TUKMA SARI HARAHAP 2 NEG NEG 97 III.2 HASAN BASRI 2 NEG NEG 98 PURBA VI RINA NURMALASARI 2, 3 NEG NEG 99 ASBIAH RANGKUTI 1 TDK HADIR eksklusi

100 FITRIANI BR. SORMIN 4,6 NEG NEG 101 SOFIA NST 1 NEG NEG 102 SOLATIA NST 1 NEG NEG 103 II NOVI KARDIANTI 1 NEG NEG 104 FATIMAH PARDEDE 4, 7 NEG NEG 105 IV DESSY DESWITA NST 1 NEG NEG 106 III MEILISA EKI SAPUTRI 1 NEG NEG 107 VI JUSNITA 1 NEG NEG 108 IV RABIATUL ADABIYAH 1 NEG NEG 109 HASTI INDRIYANI 4,5,7 NEG NEG 110 RAHMI 1 NEG POS 111 SARINAH 1 NEG NEG 112 AMNI BABRIA LUBIS 1 NEG NEG 113 RIZKINA ROSANA 1 NEG NEG 114 III ROMI JUMIANA SIMAMORA 1 NEG NEG 115 II ROBIATUL ADAWIYAH LBS 1 NEG NEG 116 III KHAIRIANI 1 NEG NEG

117 TAMBAHAN

PURBA TASMIN 1 NEG NEG

118 MASRINI 1 NEG NEG

KETERANGAN EFEK SAMPING SETELAH TERAPI:

TIDAK ADA GEJALA = 1 TINNITUS = 2 SAKIT KEPALA = 3 MUNTAH = 4

MENCRET = 5 SAKIT PERUT = 6

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 63: Fitri Arianty Lubis.pdf

RINGKASAN

Di Indonesia, malaria sampai saat ini masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat, angka kesakitan malaria masih cukup tinggi, terutama

di luar Jawa dan Bali, oleh karena di daerah itu terdapat campuran penduduk

yang berasal dari daerah endemis dan non endemis malaria.

Menurut Data Stratifikasi Malaria propinsi Sumatera Utara tahun

1999/2000, Kabupaten Mandailing Natal termasuk dalam strata High

prevalence Area (HPA) dengan angka tertinggi yaitu 10,65%.

Spesies yang paling banyak ditemukan adalah plasmodium falsiparum

dan vivax. Infeksi yang disebabkan Plasmodium falsiparum adalah infeksi yang

paling besar menunjukkan angka kesakitan dan kematian. Pada tahun 2002

sebesar 1,337 kasus malaria dilaporkan di Amerika Serikat dan Plasmodium

falsiparum adalah kasus terbanyak yang didapat sebesar 50% kasus dan sering

menjadi malaria berat

Malaria adalah penyakit akut dan kronik protozoa dengan gejala demam

paroksismal, kedinginan, berkeringat, lelah, anemia, dan splemomegali. Pada

anak lebih tua, gejala yang sering tampak adalah sakit kepala, sakit punggung,

kedinginan, myalgia, dan kelelahan

Pemeriksaan mikroskopis adalah merupakan standard baku dan apabila

dilakukan dengan cara yang benar mempunyai nilai sensitivitas dan spesifitas

hampir 100%.

Resistensi obat sering terjadi pada pengobatan malaria falsiparum ini.

Obat anti malaria yang ideal sebaiknya murah dan mempunyai efikasi yang baik

dengan pengobatan yang singkat.

Saat ini pengobatan yang paling sering dipakai adalah gabungan

artesunat - amodiakuin, tetapi obat ini harganya cukup mahal. Doksisiklin

adalah antibiotik turunan dari tetrasiklin yang cukup baik pada pengobatan

malaria falsiparum. Obat ini sering digabungkan dengan kinin.

Penelitian ini dilakukan dengan uji klinis acak terbuka dengan sampel

116 anak mendapat artesunat-amodiakuin (kelompok I) dan 116 anak men

dapat kinin doksisiklin (kelompok II). Diakhir penelitian, kelompok I menjadi 114

anak dan kelompok II menjadi 111 anak dikarenakan anak keluar dari penelitian

atau tidak teratur makan obat.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 64: Fitri Arianty Lubis.pdf

Penelitian ini menggunakan pemeriksaan mikroskopis yaitu dengan

melihat perubahan parasitemia pada hapusan darah tepi. Parasitemia dinilai

pada hari 0,2,7 dan 28 kemudian diuji dengan uji kai kuadrat. Dari hasil

penelitian didapatkan pada kelompok I (artesunat-amodiakuin) 100%

menghilangkan parasitemia sampai hari ke-28, sedangkan pada kelompok II

(kinin-doksisiklin), didapatkan perubahan parasitemia menjadi positif kembali

pada hari ke-7 dan 28 yang menunjukkan terjadinya rekrudensi. Berdasarkan

penilaian statistik, data ini menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan.

Penelitian ini juga menilai efek samping obat yang sering terjadi yaitu

sakit kepala, tinnitus dan muntah. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang

signifikan hanya pada efek samping tinnitus, sedangkan efek samping yang lain

tidak.

Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi kinin-

doksisiklin dapat dijadikan sebagai obat alternatif pada anak yang menderita

malaria falsiparum tanpa komplikasi jika obat lain tidak tersedia.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 65: Fitri Arianty Lubis.pdf

SUMMARY

Nowadays, malaria in Indonesia is still a health community problem, the

morbidity value is still high, especially outside Java and Bali, it is caused by the

mixing citizen from endemic and non endemic area in that place.

According to malaria stratification information of North Sumatera in

1999/2000, Natal Mandailing regency is a high prevalence area with the highest

value about 10,65%.

Falciparum plasmodium and vivax are the most species found.

Falciparum plasmodium is the highest value of mortality and morbidity

infectious. In United State on 2002, malaria is about 1,337 and 50% falciparum

plasmodium is the most cases achieved which often became severe malaria.

Malaria is acute and chronic protozoa disease with paroxysmal fever,

chills, sweat, tired, anemia and splenomegaly. In older children, the

pathognomonic constellation of headache, backache, chills, myalgia, and

fatigue, is often.

Microscopic examination is the gold standard which has 100% sensitivity

and spesivity, if it was done in the right direction.

Drug rasistance often achieve in this malaria falciparum medication. Ideal

anti malaria drugs should be cheap and has a good effication with a short time

medication. Artesunate-amodiaquine are the first drugs of choise, but the cost is

very expensive. Doxycycline is tetracyclyne derivated which is good for

falciparum malaria medication. This drugs usually combined with quinine.

This study was defined with opened clinical trial, where 116 children got

artesunate-amodiaquine ( group I) and 116 children got quinine-doxycycline

(group II). In the end of this study, group I becomed 114 children and group II

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 66: Fitri Arianty Lubis.pdf

becomed 111 children because they didn’t want to continue the study or didn’t

take their drugs properly.

Microscopic examination is use in this study to see paracitemia chages

from blood smears. Paracitemia is valued in 0, 2nd, 7th, 28th days and used x2-

test. From the study results 100% no paracitemia in group I (artesunate-

amodiaquine) until 28th days, while there are paracitemia changes to positive

again in group II (quinine-doxycycline) in 7th and 28th days which showed

recrudesences. This study showed different unsignificant paracitemia value,

statistically.

This study also showed the most contraindication drugs, such as

headache, tinnitus and vomitus. There are different significant result only in

tinnitus, but not in others.

The conclusion from this study shows that quinine-doxycycline

combination can be used as an alternative drugs in children with falciparum

malaria without complication if there is no other drugs.

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008

Page 67: Fitri Arianty Lubis.pdf

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap :Fitri Arianty Lubis

Tanggal lahir : 29 September 1976

Tempat lahir : Medan

NIP :-

Alamat : Komp. Setia Budi Indah, Blok N-87,Medan

Nama suami : Andi Yanto Herlan, SH.MHum.

Nama anak : Andi Fauzan Yafi’ Adhyaksa

Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SDN Sei Petani, tamat tahun 1988

2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri Medan, tamat

tahun 1991

3. Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 11 sampai kelas 1,

pindah ke SMA Negeri 1 Medan, tamat tahun 1994

4. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, tamat

tahun 2002

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU :01-06-2003 s/d 30-06-2003

2. Pendidikan Tahap I :01-07-2003 s/d 30-06-2004

3. Pendidikan Tahap II :01-07-2004 s/d 30-06-2005

4. Pendidikan Tahap III :01-07-2005 s/d 30-06-2006

5. Penelitian dan tesis :Agus 2006 s/d Sep 2007

Fitri Arianty Lubis: Efikasi kinin - Doksisiklin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak, 2008. USU e-Repository © 2008