Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada...
-
Upload
buncit-suligiyanto -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada...
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 1/9
Artikel Kimia Lingkungan
Fitoremediasi Fosfat dengan Pemanfaatan Eceng Gondok
( Eichornia crassipes) dalam Studi Kasus pada Limbah Cair
Industri Laundry
DISUSUN OLEH :
CHAYUN PIDA RENNI
4311413069
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 2/9
Fitoremediasi Fosfat dengan Pemanfaatan Eceng Gondok ( Eichornia crassipes)
dalam Studi Kasus pada Limbah Cair Industri Laundry
Chayun Pida Renni
Universitas Negeri Semarang
Email: [email protected]
Abstrak
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan
yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran
lingkungan disebabkan oleh limbah yang berasal dari industri, domestik,pertanian, laboratorium, rumah tangga, laundry, dan sebagainya. Hal ini
menyebabkan sejumlah besar fosfat terakumulasi di kotoran. Fitoremediasi adalah
salah satu metode untuk menghilangkan fosfat. Penelitian ini menggunakan eceng
gondok. Fitoremediasi itu dilakukan dengan menanam eceng gondok di air limbah
fosfat. Dengan melakukan ini kami diharapkan bahwa eceng gondok akan
menyerap fosfat dari air. Percobaan diambil selama 5 hari dengan fosfat
konsentrasi 200 mg/liter; 250 mg/liter; 300 mg/liter. Bagian tanaman yang
akumulasi P-nya paling banyak adalah pada bagian akar, kemudian diikuti oleh
bagian batang dan bagian daun.
Kata kunci: fitoremediasi, fosfat, laundry, eceng gondok
Abstract
Environmental pollution is one of the environmental damage that will
affect the living things around. Sources of environmental pollution caused by
waste from industrial, domestic, agricultural, laboratory, housekeeping, laundry,
and so on. Phytoremediation was one of methods to remove phosphate. This
research used water hyacinth. Phytoremediation was be done by planting water
hyacinth in the phosphate wastewater. By doing this we expected that water
hyacinth would absorb the phosphate from the water. The experiments was taken
for 5 days with phosphate concentrations of 200 mg/liters; 250 mg/liters;
300mg/liters. Parts of plants accumulated P-most is at the root, followed by the
stem and leaf.
Key word : phytoremediation, phosphate, laundry, water hyacinth
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 3/9
PENDAHULUAN
Masalah pencemaran lingkungan saat ini bukan hanya menjadi sekedar
masalah kecil dan remeh di kalangan masyarakat. Masalah pencemaranlingkungan telah menjadi masalah yang rumit bagi kehidupan makhluk hidup
yang ada di dunia ini. Pencemaran lingkungan disebabkan oleh banyak hal seperti
pembuangan sampah secara sembarangan di sungai atau selokan, limbah rumah
tangga, penebangan pohon yang dapat menyebabkan erosi dan masih banyak lagi.
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan
yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran
lingkungan disebabkan oleh limbah yang berasal dari industri, domestik,
pertanian, laboratorium, rumah tangga, laundry, dan sebagainya. Limbah adalah
cairan, padatan, dan gas dalam suatu wilayah atau tempat tertentu yang
mengalami penyimpangan dari keadaan normal akibat adanya bahan-bahan kimia
yang telah digunakan untuk berbagai kegiatan.(Suharto,2011)
Dewasa ini banyak muncul industri- industri kecil laundry. Akan tetapi,
pertumbuhan industri laundry ini memiliki efek samping yang kurang baik, sebab
industri-industri kecil tersebut sebagian besar langsung membuang limbahnya ke
hselokan atau badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan karena dalam limbah tersebut mengandung
fosfat yang tinggi. Fosfat ini berasal dari Sodium Tripolyphosphate (STPP) yang
merupakan salah satu bahan yang kadarnya besar dalam detergen (HERA, 2003).
Dalam detergen, STPP ini berfungsi sebagai builder yang merupakan unsur
penting kedua setelah surfaktan karena kemampuannya menonaktifkan mineral
kesadahan dalam air sehingga detergen dapat bekerja secara optimal (SDA, 2003).
STPP ini akan terhidrolisis menjadi PO4 dan P2O7 yang selanjutnya akan
terhidrolisis juga menjadi PO4 menurut reaksi berikut ini (HERA, 2003):
P3O105-
+ H2O k1 PO43-
+ P2O74-
+ 2H+
P2O74-
+ H2O k2 2PO43-
+ 2H+
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 4/9
Di dalam badan air PO4 yang berlebih akan mengakibatkan terjadinya
eutrofikasi (HERA, 2003). Sehingga perlu dicari alternatif pengolahan yang
mudah, murah, dan efektif dalam pengaplikasiannya. Salah satu caranya adalah
dengan fitoremediasi menggunakan tanaman enceng gondok.
Fitoremediasi merupakan pemanfaatan tumbuhan, mikroorganisme untuk
meminimalisasi dan mendetoksifkasi polutan, strategi remediasi ini cukup
penting, karena tanaman berperan menyerap logam dan mineral yang tinggi atau
sebagai fitoakumulator dan fitochelator .
Dipilihnya eceng gondok karena berdasarkan penelitian-penelitian
sebelumnya tanaman ini memiliki kemampuan untuk mengolah limbah, baik itu
berupa logam berat, zat organik maupun anorganik. Seperti telah dibuktikan oleh
V K Verma, dkk yang melaporkan bahwa tanaman ini mampu manyerap Pb dan
Zn sebesar 17,6-80,3% dan 16,6-73,4% dari efluen industri kertas. Selain itu
Sheffield (1997) melaporkan bahwa tanaman ini mampu menurunkan konsentrasi
ammonia sebesar 81% dalam waktu 10 hari. Eichhornia crassipes (Mart). Solms
merupakan tumbuhan air yang dapat menyerap hara dan logam berat dalam
jumlah yang cukup signifikan. Zat hara yang terserap oleh akar tanaman akan
ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman.
Gambar 1. Eceng Gondok
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 5/9
PEMBAHASAN
Fitoremediasi adalah pemanfaatan tanaman untuk mengekstraksi,
menghilangkan, dan mendetoksifikasi polutan dari lingkungan. Eceng gondok
dapat menyerap zat organik melalui ujung akar. Zat –
zat yang terserap akan
masuk ke dalam batang melalui pembuluh pengangkut kemudian menyebar ke
seluruh bagian tanaman eceng gondok. Pada proses ini zat-zat tersebut akan
mengalami reaksi biologi dan terakumulasi di dalam batang tanaman, kemudian
diteruskan ke daun (Sriyana, 2006).
Menurut Tchobanoglous dan Setiadi (2003), reaksi peruraian zat oleh bakteri
secara aerob dapat dilihat pada persamaan reaksi (1) berikut:
(1) COHNS + O2 CO2 + H2O + NH + C5H7NO2 + H2S
Peruraian zat organik pada proses anaerobik merupakan proses mikroba yang
rumit. Peruraian zat organik terdiri dari beberapa reaksi berurutan yang saling
tergantung dan paralel. Proses tersebut melibatkan berbagai macam
mikroorganisme dan menghasilkan rantai makan mikroba pada tiga grup trofik
yang terdiri dari mikroorganisme hidrolisis, asidogenesis, dan metanogenesis.
Pada mikroorganisme hidrolisis, zat organik kompleks tidak dapat
digunakan langsung sebagai substrat oleh sel untuk pertumbuhan dan
pembentukan produk. Pada proses hidrolisis, zat organik kompleks akan
terhidrolisis menjadi produk terlarut dan berubah menjadi molekul yang lebih
rendah (berantai pendek) agar dapat melewati membran sel. Reaksi yang terjadi
akan menghasilkan asam lemak, protein (asam amino), dan karbohidrat (glukosa)
seperti terlihat pada persamaan reaksi (2) di bawah ini:
(2) COHNS + H2 asam lemak + protein + karbohidrat
Pada mikroorganisme asidogenesis, zat organik sederhana produk dariproses hidrolisis digunakan sebagai sumber karbon dan energi oleh
mikroorganisme untuk melangsungkan proses asidogenesis. Mikroorganisme
yang berperan dalam proses asidogenesis disebut mikroorganisme asidogenesis.
Reaksi yang terjadi adalah seperti pada persamaan reaksi (3) sebagai berikut:
(3) Asam lemak (Fatty acid) asetat
Mikroorganisme Metanogenesis (MM) adalah grup trofik akhir yang penting
dalam sistem anaerobik. MM tidak dapat menggunakan hasil fermentasi grup
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 6/9
trofik 1 yang mempunyai atom karbon lebih dari 2 atom untuk pertumbuhannya
maupun untuk produksi metana. MM menggunakan sumber energi sederhana
seperti asetat, CO2 , H2 atau format untuk menghasilkan metana. Reaksi yang
terjadi adalah seperti pada persamaan reaksi (4) sebagai berikut:
(4) Asetat - + H2O CH4 + HCO3-
Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil serta pembahasan yang berkaitan
dengan masalah fitoremediasi limbah laundry. Masalah yang diangkat berasal dari
limbah cair industri laundry yang telah mencemari lingkungan sekitar dan
menimbulkan menurunnya kualitas air yang telah terceamar oleh limbah tersebut.
Uji pendahuluan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah uji
kandungan P dalam limbah cair laundry dan uji kandungan P dalam detergen serta
aklimatisasi eceng gondok. Setelah dilakukan pengujian maka didapatkan hasil
sebagai berikut.
Tabel 1. Data Hasil Uji Pendahuluan Kandungan P dalam Limbah
Cair Laundry dan Detergen
No. Letak Kandungan Limbah Jumlah
1. Dalam limbah cair laundry 253,03 mg/l
2. Dalam detergen 5,24%
Setelah didapatkan hasil uji pendahuluan kandungan P dalam limbah cair
laundry dan kandungan P dalam limbah detergen maka selanjutnya dilakukan
persiapan dan pelaksanaan penelitian. Variabel bebas yang diambil adalah
konsentrasi P yakni 200 mg/l, 250 mg/l, dan 300 mg/l serta waktu tinggal yakni
1,2,3,4, dan 5. Untuk variabel terikat yang diambil adalah akumulasi P dalam
akar, batang, dan daun tanaman.
Untuk aklimatisasi tanaman eceng gondok dilakukan dengan
menumbuhkan tanaman dalam aquades selama 3 hari sebelum dipindahkan ke
dalam limbah simulasi. Pembuatan limbah simulasi dilakukan dengan menimbang
sejumlah massa detergen sesuai dengan kadar P dan konsentrasi P yang
diinginkan kemudian melarutkannya ke dalam sejumlah volume aquades yang
telah ditentukan.
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 7/9
Hasil pengujian fosfor dengan spektrofotometer dan waktu efisiensi untuk
konsentrasi awal fosfor sebesar 200 mg/l, 250 mg/l, dan 300 mg/l diujikan pada
bagian-bagian tanaman eceng gondok. Bagian tanaman yang akumulasi P-nya
paling banyak adalah pada bagian akar, kemudian diikuti oleh bagian batang dan
bagian daun. Pola penyerapan yang seperti ini dikarenakan sejak tanaman eceng
gondok dikontakkan dengan limbah, setelah lewat satu hari batang dan daun
tanaman mulai kering. Hal ini dimulai dari bagian daun terlebih dahulu kemudian
beranjak ke batang. Hal ini terjadi sampai semua bagian daun dan batang
mengering semua, yaitu sampai hari ke-5 sehingga penelitian dihentikan pada hari
ke-5. Matinya tanaman enceng gondok ini dalam waktu 5 hari, waktu yang relatif
singkat antara lain disebabkan karena pH dari limbah laundry sebagai media
hidupnya tinggi, yaitu 10-11. Sedangkan untuk pertumbuhan yang lebih baik,
tenaman eceng gondok lebih cocok terhadap pH 7,0-7,5. Jika pH-nya lebih atau
kurang maka pertumbuhannya terhambat, bahkan mati bila kondisi ph nya terlalu
ekstrem (Dhahiyat, 1974). Bagian batang dan daun yang mengering inilah yang
menyebabkan bagian tersebut tidak dapat menerima za-tzat yang telah diserap
oleh akar, termasuk di dalamnya adalah P.
Waktu berpengaruh terhadap akumulasi P dalam tanaman enceng gondok,
dimana penyerapan P oleh akar dari hari ke-1 sampai hari ke-5 semakin
meningkat. Proses penyerapan zat-zat yang terdapat dalam limbah ini dilakukan
oleh ujung – ujung akar dengan jaringan meristem terjadi karena adanya gaya tarik-
menarik oleh molekul-molekul air yang ada pada tumbuhan. Zat-zat yang telah
diserap oleh akar akan masuk ke batang melalui pembuluh pengangkut (xylem),
yang kemudian akan diteruskan ke akar (Anonim, 1996).
Hasil uji t terhadap akumulasi P dalam tanaman eceng gondok antarapengulangan pertama dengan pengulangan kedua adalah menyatakan tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-ratanya. Uji yang digunakan untuk
mengetahui data berdistribusi normal atau tidak adalah uji Kolmogorov-Smirnov
satu sampel. Dari analisa varian diperoleh hasil bahwa waktu tinggal tanaman
dalam limbah berpengaruh secara signifikan terhadap akumulasi P dalam
tanaman, sedangkan konsentrasi awal P dalam limbah tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap akumulasi P dalam tanaman.
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 8/9
PENUTUP
Fitoremediasi adalah pemanfaatan tanaman untuk mengekstraksi,
menghilangkan, dan mendetoksifikasi polutan dari lingkungan. Eceng gondok
dapat menyerap zat organik melalui ujung akar. pertumbuhan industri laundry ini
memiliki efek samping yang kurang baik, sebab industri-industri kecil tersebut
sebagian besar langsung membuang limbahnya ke selokan atau badan air tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
Fitoremediasi fosfat dengan menggunakan tanaman enceng gondok dapat
menyerap fosfat sebagai P total dalam limbah laundry dalam jumlah yang cukup
banyak dalam waktu 5 hari. Hasil pengujian fosfor dengan spektrofotometer dan
waktu efisiensi untuk konsentrasi awal fosfor sebesar 200 mg/l, 250 mg/l, dan 300
mg/l diujikan pada bagian-bagian tanaman eceng gondok. Bagian tanaman yang
akumulasi P-nya paling banyak adalah pada bagian akar, kemudian diikuti oleh
bagian batang dan bagian daun. Pola penyerapan yang seperti ini dikarenakan
sejak tanaman eceng gondok dikontakkan dengan limbah, setelah lewat satu hari
batang dan daun tanaman mulai kering. Hal ini dimulai dari bagian daun terlebih
dahulu kemudian beranjak ke batang. Hal ini terjadi sampai semua bagian daun
dan batang mengering semua, yaitu sampai hari ke-5 sehingga penelitian
dihentikan pada hari ke-5.
Matinya tanaman enceng gondok ini dalam waktu 5 hari, waktu yang
relatif singkat antara lain disebabkan karena pH dari limbah laundry sebagai
media hidupnya tinggi, yaitu 10-11. Sedangkan untuk pertumbuhan yang lebih
baik, tenaman eceng gondok lebih cocok terhadap pH 7,0-7,5. Jika pH-nya lebih
atau kurang maka pertumbuhannya terhambat, bahkan mati bila kondisi ph nyaterlalu ekstrem (Dhahiyat, 1974). Bagian batang dan daun yang mengering inilah
yang menyebabkan bagian tersebut tidak dapat menerima za-tzat yang telah
diserap oleh akar, termasuk di dalamnya adalah P.
Tanaman eceng gondok dapat digunakan untuk menurunkan fosfat sebagai
P total pada limbah industri kecil laundry sebagai pengolahan awal.
8/19/2019 Fitoremediasi Fosfat Dengan Pemanfaatan Eceng Gondok Eichornia Crassipes) Dalam Studi Kasus Pada Limbah Cair
http://slidepdf.com/reader/full/fitoremediasi-fosfat-dengan-pemanfaatan-eceng-gondok-eichornia-crassipes-dalam 9/9
DAFTAR PUSTAKA
A.P.H.A. 1975. Standard Methods for Examination of water and Wastewater ,
14th Edition
Bill, George. 1997. Water Hyacinth (Eichhornia crassipes): Invasive
Nonindigenous Plants in Florida. University of Florida, IFAS, Center for
Aquatic Plants.Florida. http://aquat1.ifas.ufl.edu/hyacin2.html
Dhahiyat. 1974. Aspek Ekologi Gulma Air dalam Analisa Dampak Lingkungan
Kursus Dasar-Dasar Analisa Lingkungan. Bandung : Lembaga Ekologi
Universitas Padjajaran
Salt, D.E., R.D. Smith & I. Raskin. 1998. Annual Review Plant Physiology and Plant Molecular Biology : Phytoremediation. Annual Reviews. USA.
501 – 662.
Setiadi, T. dan Dewi, R.G., 2003, “Pengolahan Limbah Industri“. Bandung :
Departemen Teknik Kimia. ITB
Sriyana, H.Y., 2006, “Kemampuan Eceng Gondok dalam Menurunkan Kadar
Menggenang“, Tesis S2, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia UGM,
Yogyakarta.
Takamura. 2002. Laundry & Dry-Cleaning Industry. All Japan Laundry &
Drycleaning Association.
http://www.prtr.nite.go.jp/english/pdf/manual2005/calc14-2e.pdf
Verma, V.K., R.K Gupta, dan J.P.N Rai. 2005. Biosorption of Pb and Zn from
pulp and paper industry effluent by water hyacinth (Eichhornia crassipes ).
http://www.niscair.res.in/ScienceCommunication/ResearchJournals/rejour/
Jsir/jsir2k5/jsir_oct05.asp. IPC Code: C02F3/32.