Fithrah Agustus 2014 Finish Brilly 1-17

17
derita YANG MENGHIBUR Menebar Hikmah Bersandar Al-Qur`an dan As-Sunnah Majalah Donatur Yayasan Nida’ul Fithrah FITHRAH Donatur Tetap Aktif Bulan ini 1774 orang. Sudah termasuk? Edisi XXVI Agustus 2014/Syawwal 1435 IMAN & TAQWA LANDASAN MENCAPAI KESUKSESAN MEMBANGUN KUBURAN DENGAN MEWAH KATAKAN KEBENARAN WALAUPUN PAHIT Diberitahukan kepada seluruh donatur YNF sekaligus meminta izin bah- wa dana pendirian radio dialihkan ke TV internet. Alhamdulillah sudah bisa diakses di http://annida.tv. Semoga menjadi amal jariyah. Add our pin BBM 2326E781

description

Majalah yang diterbitkan oleh Yayasan Nida'ul Fithrah (YNF) Surabaya. Majalah ini menjadi suplemen bagi donaturnya yang hingga akhir Juni 2014 berjumlah 1774 orang. Majalah ini menjadi jawaban bagi tuduhan sebagian pihak terhadap YNF. Isi majalah di luar tanggung jawab desainer grafis. Mari kita hargai perbedaan karena dengan berbeda, kita bisa saling melengkapi.

Transcript of Fithrah Agustus 2014 Finish Brilly 1-17

  • deritaYANG MENGHIBUR

    Menebar Hikmah Bersandar Al-Qur`an dan As-Sunnah

    Majalah Donatur Yayasan Nidaul Fithrah

    FITHRAH

    Donatur Tetap Aktif Bulan ini 1774 orang. Sudah termasuk?Edisi XXVI Agustus 2014/Syawwal 1435

    IMAN & TAQWALANDASAN MENCAPAI

    KESUKSESAN

    MEMBANGUN KUBURAN DENGAN MEWAH

    KATAKAN KEBENARAN WALAUPUN

    PAHIT

    Diberitahukan kepada seluruh donatur YNF sekaligus meminta izin bah-wa dana pendirian radio dialihkan ke TV internet. Alhamdulillah sudah bisa diakses di http://annida.tv. Semoga menjadi amal jariyah.

    Add our pin BBM 2326E781

  • FORTUNE SILVER TRUSSJl. Sukorejo Baru Rt. 8 Rw. 3, Buduran, Sidoarjo. Telp. 031 713931428/085335360073 (Abu Yala)

    Mengerjakan:Aplikasi rangka atap galvalume & plafond

    Membuat rumah baru dan renovasiSekat ruangan semi permanen

    Pagar besi minimalisPintu aluminium

    Kitchen set kayu, meja, kursi, dll.

    SOLUSI RUMAH MEWAH-MURAH

    Selamat BerdiriSD Homeschooling

    Entrepreneur THAYBAH

    Komplek Pesantren Mahasiswa Thaybah, Perum Keputih Permai blok A No. 1-3, Jl. Keputih Tegal

    Timur, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.

    Tahun ajaran 2014/2015 ini, dibuka kelas 1 dan 2.

    Kami mengutamakan kualitas, den-gan ustadz dan ustadzah yang profesional di bidang pendidikan.

    Biaya terjangkau untuk semua kalan-gan karena kami memberlakukan subsidi silang.

    Siswa dikondisikan aktif berbahasa Arab dan Inggris sejak kelas 1, dan mulai dikenalkan dengan entrepreneurship se-jak kelas 1.

    Informasi lebih lengkap di 085731987965 atau 081216022761.

  • Masih ingatkah kisah Sa-habat nabi, Kaab bin Malik? Dia bersama sekitar 80 orang tidak ikut perang Tabuk. Kaab bin Malik menyam-paikan sebab tidak ikut sertanya dalam perang tersebut apa adanya tanpa membuat-buat alasan. Di ha-dapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dia mengatakan: Ya Ra-sulullah, demi Allah, seandainya aku duduk di sisi orang selain eng-kau, aku yakin bahwa aku terbe-baskan dari kemurkaannya dengan alasan dan argumentasi yang aku sampaikan. Tetapi, demi Allah, aku tahu bahwa jika sekarang ini aku menyampaikan kepadamu alasan yang dusta agar membuatmu tidak memarahiku, tentu dengan cepat Allah yang membuatmu marah kepadaku. Jika aku berkata benar dan jujur kepadamu yang dengan kejujuran itu engkau akan mema-rahiku, maka aku pun meneriman-ya dengan senang hati. Biarkanlah

    Allah memberiku hukuman dengan ucapanku yang jujur itu. Menden-gar pengakuan tulus itu Rasulul-lahShallallahu Alaihi wa Sallamber-sabda,Orang ini telah berkata jujur, berdirilah sampai Allah memberikan keputusan tentangmu.Sejak saat itu dia diboikot oleh seluruh kaum muslimin; dikucilkan, tidak disapa, tidak diucapkan salam. Kalau me-nyapa tidak ada yang merespon, kalau mengucapkan salam tidak ada yang menjawab. Bumi yang sangat luas pun dirasakan sem-pit olehnya. Sungguh berat resiko yang ditanggung karena kejujuran, derita telah menerpanya selama 50 hari. Tetapi lihatlah apa ucapan-nya setelah masa boikotnya selesai, Demi Allah, tidak ada nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada-ku setelah Allah menunjukkanku kepada Islam yang aku pandang lebih besar daripada kejujuranku kepada RasulullahShallallahu Alai-hi wa Sallam. Seandainya aku ber-

    dusta, maka aku akan celaka seb-agaimana orang-orang yang berdu-sta. Bagaimana tidak merupakan nikmat besar sebuah pernyataan diterimanya taubat yang langsung datang dari Allah. Hal ini desebut-kan dalam QS. At-Taubah: 117-119. Dia juga berkata mensyukuri nikmat besar yang diperolehnya: Demi Allah, aku tidak lagi ingin berbohong semenjak aku katakan itu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sampai sekarang ini, dan aku berharap semoga Allah menjagaku dari kedustaan dalam sisa umurku. Inilah derita yang menghibur.

    Jujur adalah sifat mendasar yang dimiliki seorang muslim, se-bagaimana sifat mendasar orang munafik adalah dusta. Allah berfir-man: Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu karena kejujurannya, dan menyiksa orang munafik (QS. Al-Ahzab: 24). Perhatikanlah

    SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH

    1

    KOLO

    M U

    STA

    DZ

    YASI

    N

    DERITA YANG MENGHIBUR

  • ayat ini, Allah mempertentangkan orang muslim dengan orang mu-nafik. Dan orang muslim disebut-kan dengan istilah ash-Shodiqin (orang jujur). Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya: Apakah seorang mukmin pengecut? Beliau menjawab: ya. Beliau ditanya lagi: Apakah seorang mukmin pelit? Beliau menjawab: ya. Beliau dit-anya lagi: Apakah seorang mumin pembohong? Beliau menjawab: Tidak(HR. Imam Malik, Mu-watho, Maktabah Syamilah). Hadits ini tidak menunjukkan bah-wa seorang muslim boleh penge-cut dan pelit. Tetapi, hadits ini menekankan bahwa tidak mungkin seorang muslim berdusta di mana jujur adalah sifatnya yang men-dasar.

    Tingkat kejujuran seseorang dalam ber-Islam bertingkat-tingkat. Oleh karena itu setiap muslim diperintahkan untuk selalu meningkatkannya sehingga dicatat di sisi Allah sebagai shiddiq. Nabi shallalahu alaihi wa sallam bers-abda: Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan ke-baikan itu membawa kepada Surga. Dan sesungguhnya seseorang terus berbuat jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai shiddiq (orang

    yang jujur)(HR. Bukhari dan Muslim). Tingkat kejujuran pal-ing tinggi dalam ber-Islam setelah nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah para Sahabat. Lihatlah ke-jujuran mereka, ketika turun ayat pelarangan khamr, para sahabat secara serentak menumpahkan khamr-khamr yang mereka simpan di gudang. Sampai-sampai, jala-nan kota Madinah becek dengan khamr, saking banyaknya khamr yang dibuang. Padahal, sebelum-nya, khamr Madinah yang berbah-an baku air kurma ini telah menjadi komoditas perdagangan masyara-kat Madinah. Lihatlah bagaimana kejujuran Abu Bakar dalam ber-Islam, dia rela menemani Nabi melakukan perjalanan sangat jauh dari Mekkah ke Madinah dengan resiko nyawa. Lihatlah Handhalah, dia rela meninggalkan malam per-tama pernikahannya untuk me-menuhi panggilan jihad. Lihatlah Shuhaib ar-Rumy, dia merelakan harta kekayaannya dirampas oleh orang-orang kafir demi bisa hijrah ke Madinah menyusul nabi shallal-lahu alaihi wa sallam. Lihatlah ke-jujuran Bilal dalam ber-Islam, dia rela disiksa demi mempertahankan Laa ilaaha illa Allah.

    Abu Sufyan ketika masih kafir

    bersama rombongan berangkat ke Syam. Mereka menemui Her-aklius, seorang raja nashrani. Dia bertanya kepada mereka tentang nabi Muhammad. Setiap kali Abu Sufyan menjelaskan tentang be-liau, Heraklius membenarkan ke-nabiannya. Apa yang menyebabkan dia membenarkan kenabian Mu-hammad? Padahal dia tidak me-lihatnya. Tidak lain adalah setiap penjelasan Abu Sufyan tentang beliau, Heraklius merasakan bahwa dia adalah orang yang jujur dalam kebenaran. Sayang, dia tidak ma-suk Islam karena lebih memberat-kan kerajaannya. Abu Sufyan send-iri akhirnya masuk Islam meskipun belakangan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Katakanlah yang hak (benar/jujur) meskipun itu pahit (Kitab: Jamiul Aha-dits, Bab: Musnad Abu Dzar, Maktabah Syamilah). Tentu ti-dak saja dalam ucapan, tetapi juga dalam sikap dan perbuatan.

    Bersikap jujur kepada orang lain lebih mudah dilakukan dari-pada kepada diri sendiri. Contoh: setiap penuntut ilmu menyadari bahwa menyia-nyiakan waktu itu perbuatan buruk. Mereka pun den-gan mudah saling mengingatkan tentang buruknya hal ini. Sesama

    KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!

    2

    KOLO

    M U

    STA

    DZ

    YASI

    N

    KOLO

    M U

    STAD

    Z YASIN

  • mereka pun saling menunjukkan bahwa dirinya memanfaatkan wak-tu sebaik-baiknya. Tetapi, kondisi yang demikian ini hanya terwu-jud ketika mereka bersama-sama. Lalu, apakah masing-masing bisa melakukannya ketika dalam kes-endiriannya, atau ketika tidak ada kawannya?

    Dalam suatu rombongan per-jalanan, seseorang tampak berse-mangat sekali melayani kebutuhan ayah dan ibunya. Tetapi birrul wali-dain seperti ini sering sekali tidak tampak ketika dia di rumahnya. Kenapa? Jawabannya adalah ketika dalam perjalanan itu banyak pan-dangan dan perhatian yang tertuju kepada dirinya, sementara ketika di rumahnya pandangan dan per-hatian tersebut tidak ada lagi. Ini menunjukkan bahwa bersikap ju-jur kepada orang lain lebih mudah daripada kepada diri sendiri.

    Suatu maksiat, seseorang men-getahui akan keharamannya, dia pun tidak melakukannya. Tetapi, kenapa ketika menyendiri dia melakukannya? Inilah bukti bersi-kap jujur kepada orang lain lebih mudah daripada kepada diri send-iri.

    Ketika berkumpul bersama te-man-teman, seringkali seseorang

    bersemangat meperhatikan fad-hilah-fadhilah amalan. Tetapi dia menjadi kendor ketika tidak bersa-ma mereka. Kenapa? Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa bersikap jujur kepada orang lain lebih mudah dar-ipada kepada diri sendiri.

    Oleh karena itu agar kita bisa bersikap jujur kapanpun dan di-manapun, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan kita den-gan sabdanya: Tinggalkanlah apa yang meragukan Anda, beralihlah kepada yang tidak meragukan Anda. Karena sesungguhnya ju-jur adalah ketenangan dan dusta adalah pergolakan (HR. At-Tir-midzi). Beliau juga mengingatkan kita definisi dosa dengan sabdanya: Dosa adalah sesuatu yang berge-jolak dalam dada Anda, dan Anda tidak menginginkan ada orang lain yang mengetahuinya (HR. Ha-kim)

    Secara khusus, Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan para pedagang agar berlaku jujur. Barangkali karena merekalah yang seringkali melakukan kebohon-gan. Bahkan berani menjual Allah, dengan memperbanyak sumpah demi larisnya dagangan. Mereka memiliki semboyan berbohong dalam berdagang itu wajar. Be-

    liau bersabda: Penjual dan pem-beli memilik khiyar (hak memilih) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan berterus-terang, maka keduanya diberkahi di dalam jual belinya. Jika keduan-ya berdusta dan menutup-nutupi niscaya hilanglah keberkahan jual beli mereka (HR. Bukhari dan Muslim). Tentu tidak hanya peda-gang, dalam dunia pengadilan juga tidak jarang terjadi jual beli hu-kum. Dan juga dalam semua bidang kehidupan.

    Jujur, pahit rasanya tapi nik-mat akibatnya. Tsabit bin Ibrahim, seorang pemuda tengah berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat buah apel jatuh di luar pagar kebun. Ketika baru memakan sebagiannya, dia menyadari bahwa buah tersebut pasti ada pemiliknya dan dia belum meminta izin. Akh-irnya diapun melakukan perjalanan panjang demi kehalalannya. Sung-guh pahit untuk sebuah kejujuran. Tapi, apa akibatnya? Sungguh ma-nis, dia diberi hadiah seorang gadis shalihah dan cantik yang kemudi-an lahirlah dari keduanya seorang anak yang nantinya menjadi ulama besar, Imam Abu Hanifah Numan bin Tsbit. Allahu alam

    SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH

    3

    KOLO

    M U

    STA

    DZ

    YASI

    N

    KOLO

    M U

    STAD

    Z YASIN

  • 4Pemesanan: 081331232795 / 031 5990122.Pembayaran: Uang muka 50 % / bayar lunas.

  • Jujur, mujur! Ya, slogan terse-but agaknya menjadi slogan yang cukup representatif bagi nilai-nilai kejujuran yang dia-jarkan oleh Allah dan RasulNya.

    Jujur yang sejatinya adalah antitesis terhadap terma bohong, dusta, tipu, muslihat, curang, menjadi semacam momok yang sangat menakutkan sebagian orang dikarenakan tawaran seka-ligus tuntutan kenyamanan hidup berbalut dosa terus menyerbu.

    Maka melalui edisi ini, kami pengurus Yayasan Nidaul Fithrah menyajikan targhib dan tarhib seputar jujur, dengan judul De-rita yang Menghibur.

    Pembaca, kami merasa sangat beruntung mendapatkan kritik dan saran dari pembaca, sekaligus mendapatkan dukungan finansial dan mental. Semoga kerja sama ini terus berlanjut tanpa ada rasa takut maupun kalut. [/BYW]

    MAJALAH FITHRAHEDISI 2 TAHUN 3

    Agustus 2014 - Syawwal 1435Pemimpin RedaksiUst. Muhammad Nur Yasin

    Redaktur AhliUst. Anas Burhanuddin, MA.

    Ust. Kholid Syamhudi, Lc.Ust. Drs. Hartono A. J.

    Ust. Jon Hariyadi, M.Ag.Redaktur Pelaksana

    Brilly Y. Will.Design & Layout

    www.quantumfiqih.comAdvertising

    Abu Hamzah, S.Pd.I.Sirkulasi

    Abu Thoriq Budi, Abu Rouf Suwarno, Priyo Sasongko,

    S.Kom., Nugroho Ari C.Administrasi

    Abu Fatya Hendi S., S.Sos.Penerbit

    Yayasan Nidaul FithrahRuko Galaxy Bumi Permai blok G6-16 Jl. Arif Rahman Hakim

    No. 20-36, Surabaya.Telepon

    (031) 5990122 (Jam Kerja)081 331 232 795

    Redaksi 081515526665Advertising 08564506066

    Sirkulasi 031 [email protected]

    YNF sah berdasarkan ketetapan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia C-662.HT.01.02.TH 2007.

    Iman & Taqwa..._10...Harta Haram_13Membangun Kuburan..._18Katakan Kebenaran..._21...Kaab bin Malik_23Banyolan Syiah (2)_26Bersedekah Karena..._28

  • KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!

    6

    Berani jujur, hebat! Orang yang jujur selain harus mera-sakan pahitnya kejujuran, harus pula mencicipi pahitnya ket-erasingan. Betapa orang yang jujur kerap kali dijauhi orang-orang kare-na kejujurannya berpotensi mem-perburuk keadaan orang-orang yang benci kejujuran. Sedemikian pahitnya kejujuran, tidak sedikit orang yang awalnya jujur, belakan-

    gan hari menjelma menjadi penipu ulung. Ajaibnya, para pembohong dan penipu selalu bersembunyi di balik slogan berani jujur, hebat!. Sungguh, sikap kekanak-kanakan yang tidak lucu. Bisyr Al-Hafi ber-kata, Barangsiapa yang berinter-aksi dengan Allah dengan penuh kejujuran, maka manusia akan menjauhinya. [Mukhtashar Min-haj Al-Qashidin, 351]

    Sampaipun orang yang jujur dianggap pengkhianat, tetap saja kejujurannya mengantarkan kepa-da ridha Allah berupa surga penuh bahagia tanpa ada sengsara sela-manya. Saat jujur, pelakunya ha-rus merasakan dua pahit, namun setelahnya dia akan merasakan ribuan manis. Manisnya iman, manisnya hidup, manisnya surga, manisnya rahmah Allah dan lain

    DER ITAJUJUR: PAHIT TAPI MANIS

    YANG MENGHIBUR

    BAHASAN UTAMA

  • sebagainya. Rasulullah bersabda,

    Hendaklah kalian senantiasa ber-laku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya ke-baikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi

    Allah sebagai orang yang ju-jur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena ses-ungguhnya dusta akan men-gantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukan-ya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. [HR. Muslim no. 2607]

    JUJUR, BEBAS GALAUAndai kita berani jujur, keju-

    juran adalah lebih baik bagi kita sebab kejujuran mengundang ke-tenangan. Bagaimana kita masih ingat terakhir kali kita berbohong dan berdusta, ketenangan pergi en-tah kemana, berganti kegelisahan dan keresahan yang terus meng-gelayuti jiwa. Rasulullah bersabda,

    Tinggalkanlah yang meragukan-mu pada apa yang tidak meragu-

    k a n m u . S e s u n g -

    g u h n y a k e j u j u ra n

    lebih men-enangkan jiwa,

    se- dangkan dusta (me-nipu) akan menggelisahkan jiwa. [HR. Tirmidzi no. 2518]

    Tak ayal, kegelisahan dan kere-sahan tersebut pun menjelma men-jadi kemunafiqan karena sekali ber-dusta bukan berhenti malah terus berdusta hingga kedustaan dan kebohongan tertutupi. Puncaknya, hidupnya selalu diliputi kegalauan. Gelap. Nabi bersabda, Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia du-sta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat. [HR. Bukhari no. 33]

    An-Nawawi berkata, Hadits ini menerangkan tanda munafik, yang memiliki sifat tersebut be-rarti serupa dengan munafik atau berperangai seperti kelakuan mu-nafik. Karena yang dimaksud mu-nafik adalah yang ia tampakkan

    SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH

    7

  • berbeda dengan yang disembun-yikan. Pengertian munafik ini ter-dapat pada orang yang memiliki tanda-tanda tersebut [Syarh Mus-lim, II/47]

    Jika kita mau sedikit mere-nung, apa sih yang membuat orang berani dusta dan bohong? Tidak lain dan tidak bukan, karena tidak adanya rasa takut kepada Allah dan karena merasa Allah tidak tahu. Allah berfirman, Allah Maha lem-but terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rizqi kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa. [QS. Asy Syura: 19]

    Dengan demikian, kiat per-tama membudayakan jujur adalah membudayakan ihsan yaitu keya-kinan bahwa Allah Maha Dekat, Allah Maha Tahu, Allah Maha Lem-but sekaligus Allah Maha Adil.

    Kiat kedua adalah dengan memohon kepada Allah agar dibimbing menjadi pribadi yang jujur. Allahumma inni audzu bika min munkarotil akhlaaqi wal

    amaali wal ahwaa [Ya Allah, aku ber-lindung kepadamu dari akhlaq, amal dan hawa nafsu yang mung-kar]. [HR. Tirmidzi no. 3591]

    BANGSA BESARJujur adalah predikat

    bangsa besar. Berangkat dari sifat jujur inilah ter-bangun semua kedudu-kan agung dan jalan lu-rus bagi para pelakunya. Barangsiapa yang tidak menempuh jalan ini, nis-caya ia akan gagal dan binasa. Dengan sifat ju-jur inilah, akan terbeda-kan antara orang-orang munafik dengan orang-orang beriman dan akan terbedakan antara peng-huni surga dengan pen-ghuni neraka, [Madrij as-Slikin, Dar Ihy at-Turats al-Arabi Muassasah at-Tarikh al-Arabi,

    Beirut, II/204]K a r e -

    nanya Allah perintahkan kita

    untuk memegang teguh karakter bang-

    sa hebat yaitu karakter jujur. Andaikata kita berada pada komunitas pendusta dan pembo-hong sekaligus penipu, maka Allh Azza wa Jalla berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, ber-taqwalah kepada Allh dan jadilah bersama orang-orang yang jujur.[at-Taubah/9:119]

    Apabila seseorang mudah ber-dusta, maka ia akan banyak berdu-sta dan akhirnya dikenal sebagai orang yang suka berdusta. Jika seseorang terbiasa bersikap jujur, maka Allh Azza wa Jalla akan menetapkannya sebagai orang yang benar-benar jujur. Sedan-gkan apabila seseorang terbiasa dusta, maka Allh Subhanahu wa Taala akan menetapkannya men-jadi orang yang dikenal pendusta. [Shahh Muslim Syarh an-Nawawi,

    KEHORMATAN KITA BUKAN PADA HARTA, TAPI PADA KEJUJURAN

    8

  • hal. 375, no. 6582] Tidak heran jika Abu Bakar

    Ash-Shiddq lantas melontarkan ungkapan,

    Dusta akan menjauhkan keiman-an. [Fathul Bri X/508]

    Apabila seseorang mengu-lang-ulang kedustaannya hingga berhak mendapat julukan berat se-bagai pendusta, maka ia tidak lagi mendapat predikat sebagai mumin yang sempurna, bahkan termasuk berpredikat sebagai orang yang bersifat munafik. Karena itulah, setelah mengeten. [Fathul Bri X/509]

    Nabi memberikan ancaman, Aku melihat dua orang (Malai-kat), keduanya berkata: Orang yang engkau lihat disobek mulut-nya hingga telinga, adalah seorang pendusta. Ia berdusta dengan ke-dustaan, dibawanya kedustaan itu berkeliling atas nama dirinya hing-ga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia sebagai pendusta sampai hari ki-

    amat. [Shahh al-Bukhri, Fathul Bri X/507, no. 6096]

    Perbuatan dusta bisa terjadi pada sektor dan segmen yang san-gat luas. Penipuan-penipuan me-nyangkut pekerjaan, harta benda, perdagangan dan lain sebagainya adalah pelanggaran terhadap hak orang lain. Maka sudah seharusnya setiap Muslim berusaha sungguh-sungguh menghindari dusta, seb-agaimana ditekankan dalam had-its-hadits di atas. Nabi bersabda:

    Seorang mumin dapat terbentuk wataknya berdasarkan watak apa saja kecuali khianat dan dusta. [Fathul Bri X/508]

    Oleh karena itu, apabila se-buah bangsa ingin menjadi bangsa besar, berwibawa dan disegani, maka bangsa itu harus berani membangun dirinya berdasarkan asas kejujuran dan harus berani meninggalkan sifat dusta, betapap-

    un beratnya. Apabila seseorang in-gin menjadi pribadi yang besar dan terhormat, maka dia harus berani menapaki jalan terjal kejujuran. [Brilly Y. Will.]

    KIRIM PESAN HIKMAH ATAU NASEHAT SINGKAT MELALUI CALL CENTER/HP REDAKSI!

    DUSTA SEKALI MENGUNDANG DUSTA RIBUAN

    KALI

    9

  • KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!

    Kita diciptakan didunia ini untuk satu hikmah yang agung dan bukan hanya untuk bersenang-senang dan bermain-main. Tujuan dan himah penciptaan ini telah dijelaskan dalam firman Allah: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh (QS. Adz Dzariyat: 56-58)

    Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat ini bahwa tujuan asasi dari penciptaan manusia adalah ibadah ke-padaNya saja tanpa berbuat syirik. Sehingga Allah pun menjelaskan salahnya dugaan dan keyakinan sekelompok manusia yang belum mengetahui hikmah tersebut den-gan menyakini mereka diciptakan tanpa satu tujuan ter-tentu dalam firmanNya :

    IMAN & TAQWALANDASAN MENCAPAI

    KESUKSESANOleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

    10

    AKHLAQ

  • BUKAN IKHTIAR, TAPI IMAN DAN TAQWALAH PENENTUNYA!

    Maka apakah kamu mengira, bahwa sesung-guhnya Kami mencip-takan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikem-balikan kepada Kami (QS. 23:115)

    Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main saja, namun diciptakan untuk satu hikmah. Al-lah tidak menjadikan manusia han-ya untuk makan, minum dan berse-nang-senang dengan perhiasan du-nia, serta tidak dimintai pertang-gung jawaban atas semua prilakun-ya didunia ini. Tentu saja jawaban-nya adalah kita semua diciptakan untuk satu himah dan tujuan yang agung dan dibebani perintah dan larangan, kewajiban dan peng-haraman, untuk kemudian dibalas dengan pahala atas kebaikan dan disiksa atas keburukan (yang dia amalkan) serta (mendapatkan) su-urga atau neraka.

    Demikianlah seorang manusia

    yang ingin sukses harus dapat ber-sikap profesional dan proporsional dalam mencapai tujuan tersebut, sebab sesungguhnya tujuan akhir seorang manusia adalah mewujud-kan peribadatan kepada Allah den-gan iman dan taqwa. Oleh karena itu orang yang paling suk-ses dan paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa, s e b a g a i m a n a dijelaskan dalam firman Allah: Ses-ungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesung-guhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)

    Namun untuk mencapai ke-mulian tersebut membutuhkan dua hal: Pertama, itisham bihablillah. Hal ini dengan komitmen terhadap syariat Al-lah dan berusaha merealisasikan-nya dalam semua sisi kehidupan

    kita. Sehingga dengan ini kita se-lamat dari kesesatan. Namun hal inipun tidak cukup tanpa perkara yang berikutnya, yaitu; Kedua, itisham billah. Hal ini di-wujudkan dalam tawakkal dan berserah diri serta memohon per-

    tolongan kepada Allah dari seluruh rintangan dan

    halangan mewujud-kan yang pertama tersebut. Sehingga dengannya kita se-lamat dari rintan-gan mengamal-kannya.

    Sebab seorang bila ingin mencapai

    satu tujuan tertentu, pasti membutuhkan dua

    hal, pertama, pengetahuan ten-tang tujuan tersebut dan bagaima-na cara mencapainya dan kedua, selamat dari rintangan yang meng-halangi terwujudnya tujuan terse-but.

    Muhammad bin Abu Bakar menyatakan: Poros kebahagian duniawi dan ukhrawi ada pada

    11

  • itisham billahi dan itisham bihab-lillah.Tidak ada kesuksesan kecuali bagi orang yang komitmen dengan dua hal ini. Sedangkan itisham bihablillah melindungi seseorang

    dari kesesatan dan itisham bil-lahi melindungi seseorang dari kehancuran. Se-bab orang yang berjalan men-capai (kerid-haan) Allah seperti seorang yang berjalan

    diatas satu j a l a n a n menuju tu-juannya. Ia pasti mem-b u t u h k a n p e t u n j u k jalan dan se-lamat dalam per jalanan,

    s e h i n g g a tidak menca-pai tujuan tersebut kecuali setelah

    memiliki dua hal ini. Dalil (petun-juk) menjadi penjamin perlindun-gan dari kesesatan dan menun-jukinya ke jalan (yang benar) dan persiapan, kekuatan dan senjata menjadi alat keselamatan dari para perampok dan halangan per-jalanan. itisham bihablil-lahmemberikan hidayah petunjuk dan mengikuti dalil sedang itisham bil-lahi memberikan kesia-pan, kekuatan dan sen-jata yang menjadi penye-bab keselamatannya di perjalanan (Badai At-Tafasir, karya Yasri As-Sayyid Muhammad, terbitan Dar Ibnul Jauzi 1/506-507).

    Oleh karena itu hendaknya kita menekuni bidang kita masing-mas-ing sehingga menjadi ahlinya tanpa meninggalkan upaya mengenal, mengetahui dan mengamalkan aja-ran islam yang merupakan satu ke-wajiban pokok setiap muslim. Agar dapat mencapai tujuan penciptaan tersebut dengan menjadikan keahl-

    ian dan kemampuan kita sebagai sarana ibadah dan peningkatan iman dan takwa kita semua.

    Tentu saja hal ini menuntut kita untuk dapat mengambil faedah dan pengetahuan tantang syariat seb-agai wujud syukur kita atas nikmat yang Allah anugerahkan. Semua itu agar mereka mengakui bahwa mereka adalah makhluk yang tun-duk dan diatur dan mereka memi-liki Rabb yang maha pencipta dan maha mengatur mereka. []

    AQIQAH TAK PERLU SUSAH LAGI, AQIQAH FITHRAH YNF SIAP MELAYANI.

    TOKO FITHRAHRuko Perum Galaxy Bumi Permai blok G6-16 Jl. Arif Rahmah Hakim No. 20-36. Telp. 031 5990122 / 031 77625156, Surabaya, Jawa Timur

    ANDA TELEPON KAMI ANTAR GRATIS TANPA ONGKOSMenyediakan kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan muslim.

  • Peringatan dari Al-lah Taala telah tegas: Hai orang-orang yang beri-man, janganlah kamu saling me-makan harta sesamamu dengan ja-lan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasuk-kannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS An-Nisaa: 29, 30).

    Ada peringatan Nabi Muham-

    mad shallallahu alaihi wa sal-lam tentang akan datangnya za-man, di mana orang tidak lagi per-duli, apakah dalam mencari uang itu dari jalan halal atau haram: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasu-lullah shallallahu alaihi wa sal-lam bersabda: Pasti akan datang pada manusia suatu zaman dima-naorang tidak perduli lagi dengan apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram. (Hadits shahih riwayat Al-Bukhari dan Abu Yala).

    Berbagai cara haram dalam mencari uang telah terjadi di mana-mana. Dari yang namanya ngen-tit (mengambil tanpa sah) kecil-

    kecilan sampai suap dan korupsi besar-besaran sudah merajalela. Tetapi di balik itu ada aneka macam bentuk pengentitan, penipuan, dan pendhaliman yang lebih kasar dan menjijikkan, namun dilakukan orang pula di mana-mana.

    Nabi shallallahu alaihi wa sal-lam menegaskan, pelaku pengkhi-anatan ataupun penipuan diberi bendera sebagai tanda pengkhi-anatannya di Hari Qiyamat. Ra-sulullah shallallahu alaihi wa sal-lambersabda: Setiap pengkhianat/ penipu akan diberikan sebuah ben-dera sebagai tanda pada Hari Ki-amat kelak yang bertulis: Ini adalah tanda pengkhianatannya terhadap

    SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH

    LARANGAN DAN RESIKO

    MENCARI ATAUPUN

    MEMAKAN HARTA HARAMOleh Ustadz Drs. Hartono A. J.

    13

    MANHAJ

  • Si Polan (Muttafaq alaih).Rasulullahshallallahu alaihi wa

    sallampernah bersabda: Ketika Al-lah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian pada Hari Ki-amat kelak, maka setiap orang yang melakukan pengkhianatan akan diberikan tanda sebuah ben-dera yang bertulis: Ini adalah bukti tanda pengkhiatannya kepada Po-lan bin Polan (Muttafaq alaih).

    Penipuan, tingkah yang meru-sak dan merugikan, jelas dilarang dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu-ma, ia berkata: Ada seorang lelaki memberitahu Rasulullah shallal-lahu alaihi wa sallam bahwa dia ditipu dalam jual belinya. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang akan berjual beli dengan kamu katakan kepadanya: Tiada penipuan! Semenjak itu, apabila berjual beli, dia berkata: Tiada pe-nipuan! (Muttafaq alaih).

    Ibnu Bathal dalam syarah Sha-

    hih Bukhari menjelaskan, Tiada penipuanartinya jangan kamu me-nipuku, karena sesungguhnya me-nipu itu tidak halal. (Syarah Ibnu Bathal juz 11 halaman 251).

    Di samping itu, dalam hadits ada ancaman keras bagi orang yang khianat atau menipu: Riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alai-hi wa sallam bersabda: Barangsiapa menghadangkan senjata kepada kami maka dia tidak termasuk golongan kami. Dan barangsiapa menipu kami maka tidak termasuk golongan kami. (HR Muslim).

    Dalam riwayat Abu Hurairah juga, suatu ketikaRasulullah shal-lallahu alaihi wa sallam lewat di depan seorang penjual bahan

    makanan. Lalu beliau memasuk-kan tangannya ke dalam tumpukan bahan makanan itu, hingga jari-jari beliau merasakan adanya basah-basah di dalamnya. Kemudian Ra-sulullah bersabda: Hai penjual ba-han makanan, apakah basah-basah yang terdapat di dalam tumpukan bahan makanan yang kamu jual ini? Jawabnya: Terkena hujan ya Rasulullah. Lalu beliau bersabda: Mengapa barang itu tidak kamu taruh di atas hingga para pembeli bisa mengetahui!Barangsiapa me-nipu kami maka tidak termasuk golongan kami (HR Muslim dan Ibnu Majah).

    Cara-cara batil dalam men-cari uang ada beraneka macam. Semuanya itu menghasilkan ke-

    KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!

    14

  • haraman. Sedangkan yang haram itu tidak akan diterima oleh Allah, bahkan jurusannya ke neraka.

    Dari Abu Hurairah Rasulullah telah bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang di-perintahkan oleh para rasul. Maka Allah Taala berfirman: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. (QS Al-Mukminun: 51). Dan Allah Taala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, makan-lah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu [QS Al-Baqarah: 172]

    Lalu Rasulullah menuturkan tentang seorang lelaki yang pergi mengembara hingga rambutnya kusut berdebu, lalu dia mengang-

    kat tangan ke arah langit sambil berdoa: Ya Rabbi, ya Rabbi, berilah aku sesuatu, sedangkanmakanan-nya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram, dan di-makani dengan yang haram pula. Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan terhadap yang demiki-an. (HR Muslim).

    Sahabat Ka`ab bin Ajrah ber-kata, bahwa Rasulullah shalallah `alaihi wa sallam telah bersabda: Ya Ka`ab bin Ajrah, tidak masuk surga daging dan darah yang tum-buh dari makanan yang haram. Dan api neraka adalah lebih pantas buat dirinya.. Ya Ka`ab bin Ajrah, di setiap pagi umat manusia pergi menuju dua tujuan:Adayang pergi menyelamatkan diri (dari barang haram), dan ada yang pergi meng-hancurkan diri (mencari barang haram). [HR.Ibnu Hibban 12/378]

    Berbagai tipuan yang meng-hasilkan keharaman itu masih pula ada jenis yang telah diketahui se-cara umum yaitumengurangi atau mencurangi takaran dan timban-

    gan. Allah Taala men-g a n c a m : Kecelakaan besarlah bagi o r a n g - o r a n g yang curang, (yai-tu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mer-eka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesung-guhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yai-tu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? [QS Al-Muthaffifin: 1, 2, 3, 4, 5, 6]

    Curang dalam takaran dan timbangan terma-suk perbuatan yang adz-abnya bukan hanya di akherat tetapi diancam adzab pula di dunia.

    Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shal-lallahu alaihi wa sallam pernah

    TINGKATKAN INFAQ, RIZQI ANDA MENINGKAT,

    15