PENENTUAN UMUR BATU MULIA (ZIRCON) SEBAGAI ATRIBUT PENAMBAH NILAI JUAL MENGGUNAKAN METODE PENTARIKHAN JEJAK BELAH

PENENTUAN UMUR BATU MULIA (ZIRCON) SEBAGAI ATRIBUT PENAMBAH NILAI JUAL MENGGUNAKAN METODE PENTARIKHAN JEJAK BELAHOleh:Chusnul Fuad1250907011020 Muhammad Rahmawan125090701106Rinaldy Rizky Aufahaq125090707111021DOSEN PENGAMPU:ACHMAD HIDAYAT, S.Si., M.Si.

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS BRAWIJAYA2015OutlinePENDAHULUANLatar belakangTujuanTinjauan PustakaMetode penelitianPenentuan umur batuan dengan pengetesan dan iradiasiPenutupKesimpulansaranLatar BelakangOleh karena Semakin tenarnya batu akik dan jenis-nya yang semakin beragam diperlukan suatu metode eksak untuk mendelinesikan batu akik berdasarkan umurnya

Tujuan Tujuannya ialah untuk dapat menambah nilai jual batu dan dapat mendefinisikan karakternya secara lebih spesifik serta dapat digunakan sebagai parameter baru dalam menentukan kualitas suatu batu akik

Tinjauan pustakaPembelahan spontan 238U pada mineral meningalkan jejak belah yang dapat diperbesar dengan proses pengetsaan. Jumlah jejak pada area tertentu merupakan fungsi dari umur mineral tersebut dan kandungan uraniumnya. Metode pentarikhan jejak belah antara lain digunakan untuk menentukan umur mineral apati dan zirkon, yang terkandung dalam batuan beku seperti granit. Metode ini memberikan informasi tentang berbagai peristiwa geologi yang ada hubunganya dengan umur mutlak suatu batuan, khususnya tentang sejarah perubahan suhu di masa lampau.Metode penelitianDalam penelitan ini, penentuan umur batuan dengan metode pentarikhan jejak belah dilakukan dengan metode EDM (External Detector Method), yaitu penghitungan jejak spontan (Ns) dilakukan pada kristal, sedangkan jejak induksi (Ni) dilakukan pada detektor mika (Galbraith, 1984).Dengan tahapan sebagai berikut: Pengikatan butir (mounting) pengasahan dan pemolesan pengetsaan (etching) iradiasiPengetesan pengetsaan adalah pengikisan logam dengan menggunakan obat-obat etsa (etching solution)Pengetsan ini bertujuan untuk memperbesar ukuran jejak spontan (Ns) yang terbentuk dalam mineral zirkon.Zirkon (ZrSiO4) adalah oksida zirkonium, ZrO2 dan oksida silkat, SiO2 sehingga digunakan larutan pengetsa berupa senyawa alkali seperti campuran KOH dan NaOH. Penentuan umur batuanPenghitungan umur dilakukan dengan metode detektor eksternal. Dalam metode ini jejak induksi dihitung pada mika dan jejak spontan dihitung pada kristalnya sendiri. Dengan cara ini umur masing-masing butir didapatkan dengan mengunakan rumus:

Iradiasi Iradiasiadalah suatu proses ketika suatu objek dipaparkan pada radiasi.Iradiasi dengan mengunakan netron termal pada suatu reaktor nuklir dilakukan untuk memperoleh jejak induksi yang terbentuk dari proses pembelahan 235U, dengan reaksi:

Jejak induksi ini akan ditangkap dalam detektor mika yang dikutsertakan pada waktu iradiasi. Setelah dilakukan iradiasi, detektor mika dari zirkon dan dari standar dietsa dengan mengunakan larutan HF 40%. Larutan HF ini akan memperbesar jejak induksi pada mika sehinga dapat diamati dengan mikroskop perbesaran 100 kali.Penutup Kesimpulandapat diketahui bahwa Zirkon terbentuk sebagai mineral asecories pada batuan yang mengandung Na-feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jumlah jejak spontan (Ns) dari tiap butir berkisar antara 223 - 362, sedangkan jumlah jejak induksi (Ni) berkisar antara 108 - 241. Umur tiap butir zirkon antara 34,5 - 50,3 juta tahun. Umur rata-rata zirkon menunjukkan umur granit SB-36 yaitu 39,03 1,75 juta tahun.Saran Untuk memastikan hasil dari makalah ini, sebaiknya dilakukan penelitan secara langsung berdasarkan tahap-tahap yang telah dituliskan

Matur THANK YOU