fisika fluida
-
Upload
yesicha-alfath -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of fisika fluida
BIOFLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir termasuk didalamnya zat
cair dan gas
Ilmu yang mempelajari tentang fluida yang diam / tidak bergerak
dikenal dengan “ Hidrostatika “
Ilmu yang mempelajari tentang fluida yang bergerak dikenal dengan
“ Hidrodinamika “
Perbedaan Zat Cair dengan Gas
ZAT CAIR GAS
Molekul-molekulnya terikat
secara longgar namun tetap
berdekatan
Tekanan terjadi oleh karena
adanya gaya gravitasi bumi
yang bekerja terhadapnya
Tekanan yang terjadi secara
tegak lurus pada bidang
Tidak mudah dimampatkan
molekul bergerak bebas dan
saling bertumbukkan
Tekanan gas bersumber
pada perubahan momentum
yang disebabkan tumbukan
molekul gas pada dinding
Tekanan yang terjadi tidak
tegak lurus pada bidang
Mudah dimampatkan
I. HIDROSTATIKA (FLUIDA DIAM)
Massa jenis () suatu benda didefinisikan sebagai massa benda
setiap satuan volume
Dengan = massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
v = volume benda (m3)
Massa Jenis ( density)
Bahan Rapat Massa (g
cm-3)
Bahan Rapat Massa (g
cm-3)
Air
Es
Etil alkohol
Gliserin
Raksa
1,00
0,92
0,81
1,26
13,6
emas
kuningan
perak
platina
baja
19,3
8,6
10,5
21,4
7,8
Tekanan (P) adalah besarnya gaya tekan per satuan luas
permukaan yang ditekannya secara tegak lurus
Dengan p = tekanan (N/m2)
F = gaya tekan (N)
A =luas permukaan (m2)
Tekanan Hidrostatis (Ph) adalah tekanan pada suatu titik di
kedalaman h (diukur dari permukaan fluida) akibat gaya berat fluida
itu sendiri.
Dengan Ph = Tekanan Hidrostatik (Pa)
= massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
Tekanan dalam fluida pada suatu kedalaman h adalah tekanan
udara luar di permukaan (tekanan atmosfer (Po)) ditambah
tekanan Hidrostatisnya
= P
Hukum Pascal: tekanan yang dikerjakan pada fluida dalam bejana
tertutup diteruskan tanpa berkurang ke semua bagian fluida
dengan F0 = gaya pada bejana 1
A0 = Luas penampang 1
F1 = gaya pada bejana 2
A1 = Luas penampang 2
Hukum Archimedes : “Jika sebuah benda dicelupkan sebagian
atau seluruhnya ke dalam suatu fluida maka akan mengalami gaya
ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan”
Dimana Fa = gaya ke atas (N)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vb = volume benda yang tercelup
dalam fluida (m3)
FLUIDA DINAMIKA (FLUIDA BERGERAK)
Sifat-sifat fluida ideal berdasarkan prinsip Bernoulli :
Fluida mengalir tanpa ada gesekan dalam (tidak mempunyai
viskositas)
Fluida mengalir secara stationer dalam hal kecepatan, arah
maupun besarnya
Fluida mengalir tidak termampatkan melalui sebuah pembuluh
(volumenya tidak berubah karena tekanan)
Fluida mengalir secara Streamline, artinya garis alirannya
membentuk kurva yang tetap berkesinambungan.
Gambar penampang berdasarkan hukum Bernoulli
Keterangan A1 ; A2 = penampang tekanan P1 ; P2 = tekanan H l ; H2 = tinggi I1 ; I2 = panjang V1 ; V2 = kecepatan
Jika zat cair bergerak pada sebuah tabung dimana luas
penampang kedua ujung tabung tersebut berbeda (A1 & A2) maka
debit air (Q) yang mengalir pada kedua ujung tabung akan sama
Q1 = Q2
Dimana:Q1 & Q2 = debit air di kedua ujung pipa (m3/s)
A1 & A2 = luas penampang pada kedua ujung pipa (m2)
V1 & V2 = kecepatan zat cair pada kedua ujung pipa (m/s)
Persamaan Bernoulli
Dalam suatu aliran fluida hukum kekekalan energi juga harus
berlaku. Hukum kekekalan energi dalam fluida dapat dijabarkan
oleh Bernoulli sebagai:
Atau
Aliran Zat Cair Melalui Pembuluh
Bentuk aliran zat cair dalam pembuluh dapat digambarkan sebagai
berikut:
Makin ketengah kecepatan alir makin besar karena hambatan di
bagian tengah pembuluh relatif lebih kecil, kecepatan alirnya
berbentuk parabola.
Persamaan Poiseuille.
Apabila volume zat cair yang mengalir melalui penampangnya tiap
detiknya disebut debit (Qt), maka menurut Poiseuille volume zat cair
yang mengalir akan sama dengan tekanan zat cair dibagi dengan
hambatan alirnya
Dimana Q = jumlah zat cair yang mengalir perdetik (flow rate)
η = viskousitas. Satuan pascal
untuk air : 10-3 pas pada 20oC
darah : 3 – 4 x 10-3 pas tergantung kepada
prosentase darah merah dalam darah (hematokrit).
r = jari-jari pembuluh (meter)
L = panjang (meter)
P1 , P2 = tekanan
Hukum Poiseuille juga menyatakan bahwa cairan yang mengalir
melalui suatu pembuluh akan berbanding langsung dengan
penurunan tekanan disepanjang pipa dan pangkat empat jari-jari
pipa.
Jadi rumus di atas dapat dinyatakan :
Flow rate = Pressure atau Volume (detik) = Tekanan Resistance Tahanan
Hukum Poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa
pada penderita usia lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan
darah meningkat)
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa ada 4 faktor yang
mempengaruhi laju alir zat cair pada pembuluh, yaitu:
1. Panjang pembuluh
2. Diameter pembuluh
3. Viskositas / kekentalan zat cair
4. Tekanan
Satuan Kekentalan
Satuan kekentalan menurut SI adalah Poiseuille disingkat dengan
P1. Hubungan P1 dengan satuan lain adalah sebagai berikut :
1 P I = 10 poise = N.Sec = Pa.S m 2
1 poise (P) = dyne detik = Massa (Kg) cm2 Panjang (m) x Waktu2 (S2)
Laju Endapan dan Gaya Apung (Buoyansi)
Apabila ada dua buah benda yang memiliki massa yang sama
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi dua jenis cairan, maka
waktu yang dibutuhkan oleh kedua benda tersebut untuk mencapai
dasar tabung akan berbeda. Hal ini disebabkan oleh massa jenis
kedua cairan yang berbeda.
Gaya jatuh =
Dimana: = massa jenis benda (kg/m3)
r = jari-jari benda (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Benda yang jatuh dalam zat cair akan mendapat gaya keatas yang
besarnya:
Gaya keatas =
Dimana: 0 = massa jenis zat cair (kg/m3)
Menurut Stokes sebuah benda yang yang jatuh dalam zat cair akan
mendapat gaya hambatan yang besarnya:
Dimana: v = kecepatan jatuh benda (m/s)
r = jari-jari benda (m)
= viskositas (poise)
Sehingga besarnya gaya hambatan adalah sama dengan selisih
antara gaya jatuh dengan gaya ke atas
Ghambatan = G - Gatas
Maka didapat besarnya laju endapan dalam sebuah zat cair
adalah:
Penentuan kecepatan sedimentasi ini sangat penting oleh karena
pada beberapa penyakit seperti rheumatic, rheumatic fever,
rheumatic heart disease dan gout sangat dipengaruhi kecepatan
mengendap sel darah merah.
Sel darah merah cenderung berkumpul/bergerombol bersama
yang mengakibatkan jari-jari efektif meningkat sehingga pada
waktu pengetesan kecepatan sedimentasi akan tampak
meningkat.
Menentukan kecepatan sedimentasi ini di klinik atau di rumah-
rumah sakit dikenal dengan nama BBS (= Bloed Bezinking
Snellheid), BSR (= Basal Sedimentasi Rate), LED (Laju
Endapan Darah) atau KPD ( Kecepatan Pengendapan Darah).
Aliran Laminer dan Turbulensi
Biasanya aliran darah di dalam tubuh mengalir secara laminer tetapi
ada beberapa tempat dimana darah mengalir secara turbulensi
seperti di valvula jantung (katup jantung).
Secara teoritis, aliran laminer bisa diubah menjadi aliran turbulensi
apabila tabung/pembuluh secara berangsur-angsur diciutkan jari-
jarinya dan kecepatan aliran secara bertahap ditingkatkan sehingga
mencapai kecepatan kritis (Vc).
Menurut Osborne Reynold kecepatan kritis (Vc) berbanding lurus
dengan viskositas () dan berbanding terbalik dengan massa jenis
zat cair () dan jari-jari tabung /pembuluh (r).
Dimana: K = konstanta Reynolds
1.000 untuk air, 2.000 untuk darah
Aplikasi dalam kedokteran : untuk memperoleh informasi tentang
keadaan jantung dengan menggunakan sphygmomanometer (alat
pengukur tekanan darah) dimana kita menggunakan pressure cuff
untuk membuat aliran darah menjadi turbulensi yang akan
menghasilkan fibrasi sehingga bunyi jantung dapat didengar
dengan menggunakan stetoskop
Bunyi Jantung
Suara jantung dapat didengar melalui stetoskop oleh karena ada
vibrasi pada jantung dan pembuluh darah besar. Biasanya buka
tutupnya valvula/katub jantung akan terdengar suara, demikian
pula dapat didengar aliran turbulensi pada saat-saat tertentu.
Pada saat mula-mula terjadi kontraksi jantung dan valvula
membuka saat itu pula tekanan ventrikel dan tekanan aorta
meningkat, bersamaan dengan itu terdengar bunyi suara
jantung pertama dan saat tertutupnya valvula aorta terdengar
bunyi jantung kedua.
Tekanan Darah
Dalam mempelajari sirkulasi/aliran darah, kita bertolak dari
hukum Poiseuille tentang hubungan antara tekanan, kekuatan
aliran dan tahanan (tahanan Poiseuille) yang berlaku dalam
susunan pembuluh darah.
Jumlah darah pada orang dewasa 4,5 liter. Setiap kontraksi
jantung akan memompa 80 ml darah setiap satu menit dan sel
darah merah telah beredar komplit satu siklus dalam tubuh
Pada setiap saat 80% darah berada dalam sirkulasi sistemik
20% dalam sistem sirkulasi paru-paru. Darah dalam sirkulasi
sistemik ini ± 20% berada di arteri, 10% dalam kapiler dan 70% di
dalam vena. Pada sirkulasi paru-paru 7% berada di dalam kapiler
paru-paru sedangkan 93% berada antara arteri paru-paru dan
pembuluh vena paru-paru.
2. GAS
Udara merupakan Gas yang termasuk zat alir/fluida
Komponen udara terdiri dari N2, O2, H2O dsb
Udara yang dihirup pada waktu inspirasi terdiri dari : sekitar 80 %
N2, 20 % O2, dan 0,04 % CO2 (kadar ini dapat diabaikan)
Udara yang dikeluarkan lewat pernapasan pada waktu ekspirasi
terdiri dari : sekitar 80 % N2, 16 % O2, dan 4 % CO2
Mekanika paru-paru
Paru-paru merupakan komponen utama pernapasan yang diselimuti
selaput yang disebut pleura viseralis yang tumbuh menjadi satu
dengan jaringan paru-paru. Di luar pleura viseralis terdapat selaput
pleura parietalis. Ruang antara viseralis dan parietalis disebut
ruang intrapleural berisi cairan yang tipis.
Saat menarik nafas, ruang dada berkembang dan ikut berkembang
pula pleura viseralis dan pleura parietalis, sedangkan tekanan
dalam ruangan intrapleural akan mengalami penurunan
Hukum-Hukum yang Berlaku Dalam Pernapasan
A. Hukum Dalton
Jika suatu campuran terdiri dari beberapa gas dimana masing-
masing gas akan memberikan kontibusi terhadap tekanan
parsialnya seakan-akan gas itu berdiri sendiri.
Misalnya dalam suatu ruangan terdapat udara dengan tekanan 1
atm (760 mm Hg), jika kita ingin memindahkan seluruh molekul
diruang tersebut kecuali O2 maka besarnya tekanan O2 dalam udara
dengan kandungan 20 % adalah 152 mm Hg, demikian pula N2
dengan kandungan 80 % tekanan parsialnya adalah 610 mm Hg.
Pada uap air tekanan parsialnya sangat tergantung pada
kelembaban
Contoh : udara didalam ruangan mempunyai tekanan parsial 15 –
20 mm Hg Sedangkan didalam paru-paru memiliki tekanan 47 mm
Hg pada temperatur 37 0C dengan 100 % kelembaban
Tabel % dan tekanan parsial O2 dan CO2 pada inspirasi, alveolus dan
ekspirasi
% O2 P O2 %
CO2
P CO2 (mm Hg)
Udara inspirasi
Alveoli paru-
paru
Udara ekspirasi
20
14
16
152
106
121
0,04
5,6
4
0,3
42
30
Hukum Boyle
Pada gas ideal, apabila terjadi peningkatan volume akan diikuti dengan
penurunan tekanannya P – V = konstan
Pada saat inspirasi volume paru-paru, flow rate (debit) akan
meningkat, sedangkan tekanan di intrapleural mengalami
penurunan
Pada waktu ekspirasi terjadi peningkatan tekanan di intrapleural
sedangkan volume, flow ratenya menurun.
Hukum Laplace
Tekanan pada gelembung alveoli berbanding terbalik terhadap radius
dan berbanding lurus terhadap tegangan permukaan
P = 4 dimana : P = tekanan R
R = jari-jari
= tegangan permukaan
3. Pengaruh Ketinggian Terhadap Tekanan Barometrik
Pada kondisi tertentu seperti pada ketinggian atau kedalaman dibawah
permukaan laut membuat tekanan barometrik menjadi tidak ideal bagi
manusia
Efek Tekanan Barometrik Terhadap Udara
Pada suatu ketinggian di atas permukaan air laut maka tekanan
barometrik akan menurun. Penurunan tekanan barometrik juga diikuti
dengan penurunan tekanan parsial O2, N2, CO2 dan H2O dalam udara
Tabel efek penurunan tekanan atmosfir terhadap tekanan parsial O2
dalam udara dan dalam pernapasan
Ketinggian (feet)
Tekanan Barometrik (mm Hg)
Tekanan O2
Dalam UdaraUdara Pernapasan
Tekanan Parsial O2
pada alveoli (mm Hg)
Satuan O2
Dalam Darah %
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
760
523
349
226
141
87
152
105
70
45
28
17
104
67
40
21
8
1
97
90
70
20
5
1