Fisika Dasar II
Click here to load reader
-
Upload
hadi-siswanto -
Category
Documents
-
view
6.635 -
download
12
Transcript of Fisika Dasar II
Nama : Hadi Siswanto
NIM : A1C209210
Prodi : Pendidikan Biologi
Mata Kuliah : Fisika Dasar
FISIKA DASAR II
1. Menuliskan Rumus dan Menjelaskan Pengertiannya :
a. Kuat medan listrik
Kuat medan listrik ( E ) yang ditimbulkan oleh muatan ( Q ) pada suatu titik yang
berjarak ( r ) dari Q sama dengan besarnya gaya listrik ( F ) per satuan muatan uji ( q ).
Dengan rumus sebagai berikut :
E = Fq =
14 π ε o
Q
r 2
b. Energi potensial listrik
Energi potensial listrik ( Ep ) pada suatu titik yang berjarak ( r ) dari muatan ( Q ) yang
melakukan gaya listrik ( F ) pada titik tersebut dengan sudut antara F dan r adalah θ.
Persamaanya dapat dituliskan sebagai berikut :
Ep = F . r . cos θ = 1
4 π ε o
Q . qr cosθ
c. Potensial listrik
Potensial listrik ( V ) antara dua titik yang terletak dalam suatu medan listrik homogen
dirumuskan sebagai berikut :
V = ∆ Ep
q = 1
4 π ε o Q
r
d. Kapasitansi kapasitor
Kapasitansi suatu kapasitor ( C ) didefinisikan sebagai perbandingan tetap antara muatan
( Q ) dan beda potensial penahannya ( V ). Dirumuskan sebagai berikut :
C =QV
e. Kuat arus listrik
Jika pada suatu titik dalam suatau penghantar mengalir muatan listrik sebesar ( Q )
Dalam waktu ( t ), maka arus listrik ( l ) pada penghantar itu didefinisikan sebagai
berikut :
l = Qt
f. Resistensi resistor
Resistensi atau hambatan listrik ( R ) oleh kawat penghantar yang panjangnya ( L ) luas
penampangnya ( A ), dan hambatan jenisnya ( ρ ) adalah :
R = ρ LA
g. Kuat medan magnet
Kuat medan magnet adalah gaya yang bekerja oleh suatu muatan magnet didalam medan
magnet. Dirumuskan sebagai berikut :
F = β i l sin θ
h. Potensial magnet
Potensial magnet adalah besarnya energi potensial tiap satuan muatan magnet.
F= kq₀ qr ²
i. Frekuensi getaran
Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam setiap detik.
F = ηt
j. Panjang gelombang
k. λ = v .t
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh hambatan gelombang selama satu
periode.
2. Menuliskan dan Menjelaskan arti fisikanya :
a. Hukum Coulomb
Hukum coulomb adalah hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya dan dua titik
muatan , yang terpisahkan jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah keduanya.
E = 1
4 π ε o
Q . qr
b. Hukum Gauss
Hukum gauss menerangkan bagaimana muatan listrik dapat menciptakan dan mengubah
medan listrik. Medan listrik cendrung untuk bergerak untuk bergerak dari muatan positif
ke muatan negatif. Hukum gauss adalah penjelasan utama mengapa muatan yang berbeda
jenis saling tarik menarik, dan yang sama jenisnya tolak menolak. Muatan-muatan
tersebut menciptakan medan listrik, yang ditanggapi oleh muatan lain melalui gaya
listrik.
r = ∑q i
∑ i
c. Hukum I Kirchoff
Jumlah kuat arus ( I ) yang menuju suatu titik percabangan sama dengan jumlah aljabar
kuat arus yang meninggalkan titik cabang atau jumlah kuat arus dalam suatu titik cabang
adalah nol.
Pada titik cabang : ∑ I = 0
d. Hukum II Kirchoff
Pada suatu rangkaian listrik tertutup, maka jumlah aljabar gaya gerak listrik ( ε ) sama
dengan jumlah aljabar penurunan tegangan listrik ( IR ) atau jumlah tegangan ( V ) dalam
rangkaian tertutup adalah nol.
Pada rangkaian tertutup : ∑ ε = ∑ IR atau ∑V = 0
e. Hukum Ohm
Kuat arus ( I ) pada suatu penghantar sebanding dengan tegangan ( V ) pada penghantar
tersebut dan berbanding terbalik dengan hambatannya ( R ).
Dengan rumus sebagai berikut :
I = VR
f. Hukum Gaya Lorentz
Jika ada muatan posistif ( q ) yang bergerak dengan kecepatan sebesar ( v ) dalam suatu
medan magnet yang induksinya ( B ), maka jika sudut antara v dan B adalah θ, maka
besar gaya magnet ( F ) yang dialami muatan tersebut adalah :
F = q v B sinθ
g. Hukum Biot-Savart
Perubahan medan magnet berbanding lurus dengan permeabilitas ruang hampa.
dβ = H O4 π
h. Hukum Ampere
Hukum ampere menyatakan bahwa medan magnet dapat ditimbulkan malaui dua cara :
yaitu lewat arus listrik dan dengan mengubah medan listrik.
∫ β.d = mo . i
i. Hukum Faraday-Lenz
Jika terjadi perubahan fluks magnetik ( dΦ ) terhadap waktu ( dt ) yang dilingkupi oleh
sebuah kumparan yang jumlah lilitannya ( N ), maka akan timbul Ggl induksi ( ε )
sebesar
ε = - N d Φdt
j. Hukum Melde
Cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar gaya tegangan tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa tali.
V = √ Fπ
k. Hukum Refleksi Cahaya
Apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata maka akan berlaku
aturan-aturan sebagai berikut:
1. Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
2. Sudut sinar datang (sinar jatuh) selalu sama dengan sudut sinar pantul.
l. Hukum Refraksi Cahaya
Sinar datang, garis normal, dan sinar bias adalah sebidang. Jika berkas datang dengan
sudut ( i ) terhadap garis normal ( N ) maka sinar tersebut dibiaskan dengan sudut refraksi
( r ) yang memenuhi :
η2
η1 = sin i
sin r = C
υ = f λ1
f λ2
m. Hukum Dispersi Cahaya
Yakni peristiwa peruraian warna. Jika sinar polikromatik ( banyak warna ) melewati
prisma maka cahaya akan terurai menjadi sinar monokromatik ( satu warna ). Pada
peristiwa dispersi cahaya putih ( sinar matahari ) sinar ungu terdevisiasi paling besar.
Sementara itu sinar merah terdevisiasi paling kecil. Dapat dikatakan bahwa sinar ungu
mempunyai sudut devisiasi paling besar, sedangkan sinar merah paling kecil. Dispersi
terjadi karena setiap warna dalam spektrum warna mempunyai panjang gelombang dalam
medium juga berbeda. Hal ini berarti bahwa cahaya putih akan terurai menjadi
komponen-komponen warna yang sesuai dengan panjang gelombangnya.
Pada sudut devisiasi setiap warna memenuhi persamaan sebagai berikut :
ε ω = ( ηω - 1 ) β
Dari sudut – sudut devisiasi warna spektrum tersebut kita dapat menghitung sudut
dispersinya yaitu :
μ = du – dm
= (ηu– 1 ) β - ( ηm – 1 ) β
μ = (ηu - ηm ) β
Perbandingan antara sudut dispersi dan sudut devisiasi rata – rata tersebut dengan daya
dispersi ( w ) atau dispersi relatif yang dirumuskan :
W = πd
= (du−dm)d
W = (ηu−ηm)(η−1)
n. Hukum Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang cahaya yang
berpadu.
d ( yL )=n λ atau d ( y
L )=¿)λ
o. Hukum Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya adalah lenturan gelombang cahaya yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah.
d sin θ=n λ; dengan n = 1, 2, 3,….
Atau d sin θ= (2 n−1 ) 12
λ
p. Hukum Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya.
tanθB = n1 atau tanθB = n
q. Hukum Radiasi Cahaya
Perpindahan kalor dimana benda memancarkan cahaya dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.
W =σ A T ⁴ atau Qt=σ A T ⁴
r. Hukum Absorbsi Cahaya
Hukum absorbsi cahaya merupakan suatu perubahan energi radiasi cahaya menjadi energi
dalam bentuk lain pada saat radiasi ini melintas melalui suatu medium.
s. Kapasitansi kapasitor pelat sejajar
Kapasitansi suatu kapasitor ( C ) yang luas penampangnya ( A ), jarak antara kedua
pelatnya ( d ), dan permitivitas mediaum di antaranya adalah ( ε ) adalah :
C = ε Ad
t. Resistansi kawat konduktor
Resistansi kawat penghantar bergantung pada jenis penghantar dan panjang penghantar
perluas penampang penghantar.
R = ρ LA
u. Induktansi kumparan
Induksi kumparan sebanding dengan kuadrad jumlah lilitan dari luas penampang dan
berbanding terbalik dengan panjang kumparan.
L = π N2 AL
v. Ggl Generator AC
Bila arah gaya ( F ) searah dengan arah normal bidang kumparan ( n̂ ), maka sudut antara
arah induksi magnetik ( B ) dan arah normal bidang ( n̂ ) adalah θ. Dalam generator,
perputaran kumparan menyebabkan sudut θ selalu berubah, ini menyebabkan fluks
magnetik ( Φ ) yang menerobos bidang kumparan juga berubah. Pada ujung-ujung kawat
loop dibangkitkan ggl induksi ( ε ) yang dapat dihitung dengan persamaan:
ε=−NBAd cosθ
dt
w. Energi terpakai pada resistor
Yaitu energi yang terpakai atau terserap oleh hambatan R
W =12
q V=12
R V ²
x. Energi tersimpan dalam medan listrik
Energi yang tersimpan dalam kapasitor sama dengan kerja yang digunakan untuk
membentuk medan listrik di dalam.
U = 12 ∙ Q2
c
y. Energi tersimpan dalam medan magnet
Energi dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan magnet.
W =12
Li ²
z. Cepat rambat gelombang transversal pada tali
Cepat rambat gelombang transversal adalah berbanding lurus dengan akar tegangan tali
dan berbanding terbalik dengan akar massa jenis tali.
V = √ Fπ
aa. Cepat rambat gelombang longitudinal pada gas
Cepat rambat gelombang longitudinal pada gas adalah berbanding lurus dengan akar
massa volume gas.
V = √β adρ
bb. Cepat rambat gelombang elektromagnetik di udara
Cepat rambat gelombang elektromagnetik (misalnya cahaya) dalam medium hanya
tergantung pada permeabilitas dan permeativitas medium tersebut.
Vb = 1
π b εb