Firqah
-
Upload
visnu-candra -
Category
Education
-
view
1.003 -
download
1
Transcript of Firqah
FOKUS KAJIAN
A. Tinjauan Historis Lahirnya Paham-Paham
Keberagaman (Syiah, Khawarij, Mu’tazilah, dan
Ahlussunnah Wal-Jama’ah)
B. Konsep Bermadzhab dan Penelusuran
terhadap Kelompok-Kelompok yang Mengklaim
sebagai Penganut Aswaja.
A. Tinjauan Historis Lahirnya Paham-Paham
Keberagaman
1) Syi’ah
2) Khawarij
3) Mu’tazilah
4) Ahlussunnah Wal-Jama’ah
1. Primordialisme kesukuan
yang merupakan warisan
jahiliyah.
2. Perebutan kepemimpinan.
3. Persinggungan dengan
pengikut agama lain.
4. Penerjemahan materi-materi
filsafat.
5. Mengkaji permasalahan-
permasalahan yang sulit
dipahami oleh akal.
6. Metode Penafsiran terhadap
ayat-ayat mutasyabihat.
7. Istinbath al-Ahkam.
HALAMAN 169
SYI’AH
Syi’ah adalah kelompok
yang mendukung Ali RA
secara khusus, meyakini
kepemimpinan dan
kekhilafahannya secara
nash dan wasiat, baik
secara jelas maupun
samar. Mereka juga
meyakini bahwa hak
kepemimpinan ini tidak
lepas dari keturunannya.
Jika kepemimpinan itu
lepas, maka disebabkan
karena kezhaliman dari
selainnya (Ali), atau
karena taqiyyah dari Ali.
Syi’ah adalah pengikut Amirul
Mukminin (Ali bin Abi Thalib) AS atas
dasar mencintai dan meyakini
kepemimpinannya sesudah Rasul SAW
tanpa terputus (oleh orang lain). Tidak
mengakui kepemimpinan (imamah)
orang sebelumnya (Ali) sebagai
pewaris kedudukan khalifah dan hanya
meyakini Ali sebagai pemimpin, bukan
mengikuti salah satu dari orang-orang
sebelumnya (Abu Bakar, Umar dan
Utsman).
al-Mufid, Awa’il al-Maqaalaat, hal. 2-4.
يعة
باع الش
تيأ م
ر أ
ين ن م
ؤ السالمليهعال
ىعل يل ء سب
وال
وال اد
ق عت إ اال ب ه مامت
بعد ول
س هوالعليههللاصلىالرال ب صل
,ف
ي فون مامة ناال عم
مه ت ديق مف ام
ق
ة فال ه ,الخ
يوجعل ف اد
ق عت ب اال
وعامت
ه يرل
غ ع اب
ت حد
مل نه علىم وجه
اء د ت
ق .(4-2:القاالتاوائل)اال
Penamaan Syi’ah dengan Rafidhah dinyatakan sendiri oleh pembesar mereka (al-Maqdisi, al-Bihar, hal. 68, 96, 97).
Dirawikan, mereka mendatangi Zaid bin Ali bin al-Husain, sambil berkata, “Berlepas dirilah kamu dari Abu Bakar dan Umar, dengan demikian kami akan bergabung bersamamu.” Zaid menjawab, “Mereka berdua adalah sahabat kakek saya. Saya tak akan bisa berlepas diri dari mereka, bahkan akan selalu bergabung dan berloyalitas dengannya.” Lalu mereka berkata, “Jika demikian, kami menolakmu.”
Mereka lalu diberi nama Rafidhah, artinya golongan penolak. Adapun orang-orang yang berbaiat dan setuju dengan Zaid diberi nama Zaidiyyah. (Syaikh Abdullah al-Jibrin, at-Ta’liqat ’ala Matni Lum’atil I’tiqad, hal. 108)
Dari Persia (Iran sekarang)
Pengaruh agama Nasrani
Pengaruh agama Yahudi
•Syahansyah: cahaya (nur) Tuhan akan berpindah ke dalam tubuh keluarga-keluarga pilihan.
•Syi’ah: sebagian menuhankan ahlul bait(keluarga Nabi) atau mempercayai seorang imam adalah ma’shum
•Syi’ah Sabaiyyah, “Ali bin Abi Thalib tidak mati terbunuh, tetapi Allah menyerupakan seseorang dengan rupanya, dan Ali diangkat oleh Allah SWT seperti diangkatnya Nabi Isa, dan Ali akan turun untuk menegakkan keadilan dan menyebarkan perdamaian.”
•Mereka sangat membenci Islam sebagaimana orang-orang Yahudi membenci orang-orang Nasrani
•Mereka berkata, ”Tidak ada kekuasaan kecuali pada keluarga Nabi,” sebagaimana kaum Yahudi berkata, ”Tidak ada kekuasaan kecuali pada keluarga Dawud.”
1. Kaisaniyah (diambil dari nama bekas
budak Imam Ali, bernama Kaisan)
Mempercayai kepemimpinan Muhammad
bin Hanafiyah.
2. Zaidiyah
Mempercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin
Husain bin Ali, setelah kepemimpinan Husain
bin Ali.
Merupakan sekte Syi’ah moderat, karena
mengakui keabsahan khilafah Abu Bakar,
Umar bin Khattab dan meyakini bahwa
imamah tidak harus dengan nash, tapi boleh
dengan pemilihan.
3. Ghulat
Kelompok ekstrem yang berlebih-lebihan
dalam memuji Ali bin Abi Thalib.
4. Imamiyah
Meyakini bahwa Nabi Muhammad telah
menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai
imam pengganti dengan jelas dan tegas.
Tidak mengakui kepemimpinan Abu
Bakar, Umar, maupun Utsman.
Meyakini bahwa imam pertama adalah
Ali bin Abi Thalib, kemudian secara
berturut-turut: Hasan, Husain, Ali bin
Husain, Muhammad al-Baqir dan Ja’far
ash-Shadiq. Kemudian setelah itu,
mereka berbeda pendapat mengenai
pengganti Ja’far.
Akar
Perpecahan
Imam pertama
Ali, kemudian
Hasan bin Ali,
lalu Husain bin
Ali. Namun
mereka berbeda
pendapat
mengenai
pengganti Imam
Husain, menjadi
dua kelompok:
Pertama,
imamah beralih
kepada Ali,
putra Husain bin
Ali. Kedua,
imamah beralih
kepada
Muhammad bin
Hanafiyah, putra
Ali bin Abi
Thalib.
Berdasarkan
perbedaan
antara kedua
kelompok ini,
muncullah
sekte-sekte
dalam Syi’ah.
Karabiyah: Mempercayai bahwa Muhammad bin Hanafiyah
tidak mati, tetapi hanya gaib dan akan kembali di akhir
zaman sebagai Imam Mahdi.
Hasyimiyah: Mempercayai bahwa Muhammad bin
Hanafiyah telah meninggal, namun jabatan imamah beralih
kepada anaknya, Abu Hasyim.
Telah lama
punah.
Jarudiyah, menganggap Nabi Muhammad telah menentukan
Ali sebagai imam, tapi melalui isyarat (menyinggung) atau
al-washf (menyebut keunggulannya dibanding yang lain).
Sulaimaniyah, menganggap bahwa pemimpin dipilih dengan
sistem musyawarah dan tidak harus yang terbaik di antara
kaum muslimin.
Badriyah atau Shalihiyah, berpandangan sama dengan
Sulaimaniyah, tapi dalam masalah Utsman, mereka berdiam
diri atau tawaqquf.
Berkembang
sampai saat
ini di Yaman
(bagian utara),
Sawahil,
Tabaristan,
dan Najran
(selatan Saudi
Arabia)
As-Sabaiyah, menganggap Ali jelmaan dari Tuhan atau
bahkan Tuhan itu sendiri, Ali masih hidup dan diangkat ke
langit, sedang yang terbunuh orang lain yang diserupakan.
Al-Ghuraiyah, menganggap Ali manusia biasa, tetapi dialah
yang seharusnya menjadi utusan Allah, bukan Muhammad.
Isma’iliyah, meyakini bahwa jabatan imamah tersebut
pindah kepada anak Ja’far ash-Shadiq yang bernama Isma’il.
Itsna Asyariyah (Dua Belas Imam), meyakini bahwa jabatan
imamah tersebut pindah kepada anak Ja’far ash-Shadiq yang
bernama Musa al-Kazhim.
Merupakan
sekte terbesar
Syi’ah saat ini,
berkembang di
Iran dan diikuti
beberapa
kalangan di
Indonesia.
Telah punah
KHAWARIJSecara bahasa: khawarij bentuk
plural dari kharijah, artinya kelompok
yang menyempal.
Secara istilah: orang-orang yang
menyatakan keluar dari
kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
setelah peristiwa tahkim (arbitrase).
Menurut al-Syahrastani, setiap orang
yang menyempal dari pemimpin sah
yang sudah disepakati umat itu
dinamakan khawarij, baik pada masa
sahabat di era al-Khulafa al-Rasyidun
maupun pada masa sesudah mereka
di era Tabi’in dan para pemimpin lain
sepanjang masa.
Penamaan Kelompok Khawarij
Haruriyah
• Dinsibatkan kepada desa Harura, sebuah desa di Kufah, Irak, yang menjadi tempat menetapnya kelompok Khawarij setelah keluar dari barisan Ali.
Nawashib
• Bentuk jamak dari “nashibi” yang berarti orang yang berlebih-lebihan dalam membenci Ali.
Syurrah
• Bentuk jamak dari “syaarr” yang berarti orang yang menjual.
• Menurut Khawarij, mereka adalah orang-orang yang dimaksud dalam firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.”
Al-Qurra
• Karena mereka sangat bersungguh-sungguh di dalam membaca al-Quran dan beribadah
• Namun mereka mentakwilkan al-Quran tidak sesuai dengan maksudnya, sewenang-wenang dalam berpendapat, berpura-pura dalam kezuhudan, kekhusyu'an dan sebagainya.
1. Azariqah•Orang yang berbeda keyakinan dengan mereka, bukan hanya tidak mukmin, namun juga musyrik, halal untuk diperangi dan
dibunuh.
•Wilayah orang yang berbeda keyakinan adalah dar al-kufr (wilayah kaum kafir), karena itu hartanya boleh diambil, anak-
anak dan kaum wanitanya boleh ditawan dan boleh dijadikan budak.
•Anak-anak orang yang berbeda keyakinan dengan mereka kekal di neraka, karena dosa ayahnya.
•Berkayakinan bahwa para nabi bisa saja berbuat dosa besar dan kecil.
2. Najdat•Tidak berpendapat anak pihak yang berbeda keyakinan boleh dibunuh.
•Keberadaan imam (pemimpin) bukan kewajiban syariat, namun kewajiban atas dasar maslahat (jika kaum muslimin dapat
saling memberi nasihat dan menebarkan kebaikan, maka tidak diperlukan imam)
•Menjadi kelompok pertama Khawarij yang meyakini konsep taqiyyah (menampakkan diri bukan Khawarij demi menjaga
keselamatannya).
Akar Perpecahan
Semua kalangan
Khawarij sepakat
bahwa mereka
harus keluar
(kharaja – kharij-
khawarij) dari
kepemimpinan
yang sebenarnya
diakui oleh
mayoritas kaum
muslimin. Namun
mereka
berpendapat
mengenai hukum
orang yang
berbeda keyakinan
dengan mereka. Di
antara mereka ada
yang berpendapat
ekstrim, ada pula
yang memiliki
sikap dan
pemikiran
moderat.
Telah
punah.
Sempat berkembang
pesat hingga dapat
menguasai Bahrain,
Hadhramaut, Yaman,
dan Thaif, namun
saat ini telah punah.
3. Shafariyah•Berbeda pendapat mengenai pelaku dosa besar: Pertama, menganggap bahwa dosa yang tidak ada sanksinya (had), tidak
menjadikan pelakunya dihukumi sebagai pezina, pencuri, atau pelaku qadzaf, selain yang ada sanksinya, maka pelakunya
kafir. Kedua, berpendapat bahwa pelaku dosa tidak dinilai kafir.
•Tidak berkeyakinan bahwa pihak yang tidak sependapat boleh dibunuh, tidak berkeyakinan bahwa wilayah mereka dar al-
harb (zona perang), tidak berkeyakinan bahwa wanita dan anak-anak boleh ditawan, namun yang diperangi hanya markas
pemerintah.
4. ‘Ajaridah•Membiarkan (tidak menyerang) pihak yang berseberangan jika diketahui sebagai orang yang bertakwa, karena itu, mereka
tidak mewajibkan jihad terus menerus.
•Tidak berkeyakinan harus keluar dari wilayah yang dihuni pihak yang berseberangan, meski hal itu lebih utama.
•Tidak berpendapat bahwa harta pihak yang berseberangan boleh diambil hartanya.
•Tidak boleh membunuh orang yang tidak memerangi mereka.
Telah
punah.
Telah
punah.
5. Ibadhiyah
•Sekte paling moderat di antara sekte Khawarij lain dan lebih dekat dengan kelompok Aswaja.
•Berkeyakinan, pihak berbeda bukan musyrik dan bukan mukmin, namun kafir (kufur) nikmat, bukan kufur akidah.
•Tidak boleh membunuh pihak yang berbeda, wilayah mereka adalah dar Islam (wilayah Islam), kecuali markas pemerintah,
namun mereka tidak menyatakan bahwa markas itu harus diserang.
•Bila terlibat perang dengan kelompok muslim lain, harta mereka tidak dianggap ghanimah, kecuali kuda dan
persenjataannya.
•Boleh menikah dengan seseorang dari pihak berbeda, boleh saling memberikan kesaksian, dan saling mewarisi.
Karena moderasinya,
berkembang sampai kini
di Aljazair, Tunisia,
Libia, Zanjibar,
Tanzania, dan Omman.
Mereka memiliki ulama-
ulama dan pendapat-
pendapat fikih yang baik.
Secara bahasa, Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala, yaitu memisahkan diri.
Istilah ini diambil berdasarkan sejarah awal kemunculan kelompok ini, yakni sejak pemisahan diri tokoh Mu’tazilah bernama Washil bin Atha, dari majelis Hasan al-Bashri.
Kelompok ini biasa disebut pula dengan Ashab al-Adl wa al-Tauhid (penyokong keadilan dan monoteisme), dan sering pula dijuluki dengan kelompok Qadariyyah dan ‘Adliyyah.
Kemunculan benih Mu’tazilah:
Sejak pemisahan diri (i’tazala-ya’tazilu-i’tizalan)orang-orang yang awalnya berpihak pada Ali, yang memisahkan diri dari urusan politik, kemudian berubah menjadi keyakinan akidah.
Sejak pemisahan diri Washil bin Atha dari forum kajian dan pemahaman Hasan al-Bashri, terutama dalam hal “kedudukan di antara dua kedudukan” (manzilah baina al-manzilatain).
Versi Mu’tazilah, kemunculan mazhab mereka lebih dulu dari masa hidup Washil bin Atha. Mereka menyebut banyak nama Ahlul Bait sebagai bagian dari tokoh mazhabnya. Mereka juga mengklaim, Hasan al-Bashri pun bagian dari kelompok Mu’tazilah.
SejakDinastiUmayah
Berkembang pesat di era dinasti Abbasiyah
1. Prinsi Tauhid
2. Prinsip ‘Adl
3. Prinsip al-Wa’d wa al-Wa’id (janji dan ancaman)
4. Prinsip al-Manzilah baina al-Manzilatain (tempat di antara dua tempat)
5. Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar
AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
“Al-Sunnah adalah apa yang telah
diajarkan oleh Rasulullah SAW
(meliputi ucapan, perilaku serta
ketetapan beliau). Sedangkan al-
Jama‘ah adalah segala sesuatu yang
telah menjadi kesepakatan para
sahabat Nabi SAW pada masa
Khulafaur Rasyidin yang empat, yang
telah diberi hidayah (mudah-
mudahan Allah memberi rahmat
kepada mereka semua).” (Al-
Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq, juz
I, hal. 80)
ةن الس
ه ماف
ول سن لىصهللا رس
جماعوسلمعليههللاوال
ماة
قفات يه
صحعل
أ اب ول
هللا رس يوسلمعليههللاصلى ف
فال ة خ
ة م ئ ربعة ال
اء الال
فل خ اش ينالر د
ين
ي هد ال
مهللا رحمة يه
عل
أ
ين .جمع
1جالحق،طريقلطالبيالغنية).(80ص
KEUTAMAAN
AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
“Barangsiapa yang ingin
mendapatkan kehidupan
yang damai di surga, maka
hendaklah ia mengikuti al-
jama’ah (kelompok yang
menjaga kebersamaan).”
(HR. al-Tirmidzi (2091), dan
al-Hakim (1/77-78) yang
menilainya shahih dan
disetujui oleh al-Hafizh al-
Dzahabi).
رادمنحب أ ب
جوحة
ة ال
ن
زم يللجف
ال
.ماعة
209الترمذيرواه)78-1/77والحاكمالحافظووافقهوصححه.(الذهبي
CIRI-CIRI
AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
Hendaklah diketahui bahwa
Ahlussunnah adalah mayoritas
umat Muhammad SAW. Mereka
adalah para sahabat dan golongan
yang mengikuti mereka dalam
prinsip-prinsip akidah. . .
Sedangkan al-jama'ah adalah
mayoritas terbesar (al-sawad al-
a'zham) kaum Muslimin.
(Syaikh Abdullah al-Harari (1328-
1429 H/1910-2008 M), Izhhar al-
'Aqidah al-Sunniyyah bi-Syarh al-
'Aqidah al-Thahawiyyah, (Beirut: Dar
al-Masyari', 1997), hlm. 14-15.)
معل ي ل ن
أ
هلأ
ن مة الس ه
ور مه مج لا ة د حم
ة ال
يم حابوه الص
ومنة
م عه ب يت ف
ال د
قعت
ييا ف
ول ص
عت ا ال
ا اد
...ق
جماعة
م وال واد ه الس
م عظ
ال.ا
CIRI-CIRI
AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
Dari Anas bin Malik RA, berkata:
"Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: "Sesungguhnya umatku
tidak akan bersepakat pada
kesesatan. Oleh karena itu, apabila
kalian melihat terjadinya
perselisihan, maka ikutilah
kelompok mayoritas.“
(HR. Ibn Majah (3950), Abd bin
Humaid dalam Musnad-nya (1220)
dan al-Thabarani dalam Musnad al-
Syamiyyin (2069). Al-Hafizh al-
Suyuthi menilainya shahih dalam al-
Jami' al-Shaghir (1/88).)
عن س نأ مابن ك رض يل
،عنههللا ول سيق
عت م
ول عليههللاصلىهللا رس ول وسلم
:يق ن إ
يأ ت م
ال
ع م جت
ىت
عل
،ض ة
لإ ال
اف
ذ
م يترأ
ال ت
خ اا
ف
يك
عل
مف
واد الس عب
لا م
.ظ
HIJAU: Dominasi Islam
PROSENTASE PEMELUK ASWAJA
Dalam buku Ensiklopedi Kristen Internasional (Tahun 2000)
Pemeluk Aswaja : 1.002.000.000 jiwa
Pemeluk Katholik : 1.057.000.000 jiwa
Perbedaan antara pemeluk Aswaja dan Pemeluk Katholik:
55.000.000
Yang mengklaim Islam : 1.188.000.000 jiwa
Pemeluk Aswaja : 1.002.000.000 jiwa (84,34 %)
Yang bukan Aswaja : 186.000.000 jiwa (15,65 %)
PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI
AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
“Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah
adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits
dan ahli fikih. Merekalah yang
mengikuti dan berpegang teguh
dengan sunnah Nabi SAW dan sunnah
Khulafaur Rasyidin setelahnya.
Mereka adalah kelompok yang selamat
(al-firqah al-najiyah). Mereka
mengatakan, bahwa kelompok
tersebut sekarang ini terhimpun dalam
madzhab yang empat, yaitu pengikut
Madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki dan
Hanbali.”
Hadlratusysyaikh KH. Muhammad
Hasyim Asy’ari (1287-1336 H/1871-
1947), Ziyadat Ta’liqat (hal. 23-24)
ه ف ة
ن الس هل
اأ م
أ
فالت هل
مأ ير س
ه ق ف
وال يث حد
وال
مال ه ن إ
ف
ون د
هت
س ب ون
ك
مست يصلال ب
الن ة
ىهللان
ب اء فل خعليهوسلموال ه
عد
مالط ينوه د الراش اج
الن
ةف ائ
ية
معت
داجت
واوق
اليق يومف
ال
الحن ربعة
بأ اه
مذ
ون ي ف
وال
ون ي ع اف
والش
ون ي ك ال
ون ي بل
حن
.وال
Pengenalan istilah Ahlussunnah Wal-Jama’ah sebagai suatu aliran dalam Islam, baru nampak pada para pengikut al-Asy’ari, sepertiAl-Baqillani (w. 403H) Al-Baghdadi (w. 249) Al-Juwaini, Al-Ghazali As-Syahrastani dan Ar-Razi. Akan tetapi pendapat mereka
tentang Aswaja bukan dalam kerangka madzhab. Baru pada pendapat az-Zabidi (w.1205 H) beliau secara tegas menyatakanbahwa yang dimaksud Aswaja adalah mereka yang mengikuti Asy’ari dan al-Maturidi. (Siradj, 2007:7).
Tidak ada seorang pun yang menjadi pendiri Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Yang ada hanyalah ulama yang merumuskan kembaliajaran Islam tersebut, setelah lahirnya beberapa faham dan aliran keagamaan yang berusaha mengaburkan ajaran Rasulullah dan
para sahabatnya yang murni itu.
Ahlussunnah Wal-Jama’ah bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran Islam hakiki.
Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah Islam murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh para sahabatnya.
القضاءوالقدر
غلوا في إثبات القدر، :الجبرية
إلنسان فنفوا فعل العبد أصال، وجعلوا ا
مقسورا ومجبورا وليس له اختيارات.أبدا
فتوسطوا :أهل السنة والجماعة
وط وجعلوا له اختيارا، ولكن اختياره مرب
لا أن يشاء اوما تشاءون إ : بمشيئة هللا للا
إن العباد فاعلون وهللا خالقهم :وقالوا
: وخالق أفعالهم، كما ذكر القرآن واللا
هذا توسطهم في باب ف. خلقكم وما تعملون .القضاء والقدر
فرطوا في القضاء والقدر، :القدرية
وقالوا إن اإلنسان هو الذي يخلق أفعاله
وليس هلل قدرة على هداية العبد أو على.إضالله
مسالة
اإليمان والدين
:المعتزلةوالحرورية
رة فالحرورية يسمون مرتكب الكبي
كافرا ويستحلون دمه وماله، وأما
رة إن مرتكب الكبي: المعتزلة فقالوا
ر خرج من اإليمان ولم يدخل في الكف.فهو بمنزلة بين المنزلتين
جعلوا :أهل السنة والجماعة
اإلنسان مستحقا اسم اإليمان واسم
اإلسالم، ولو كان معه شيء من الذنوب
ة وشيء من المعاصي، فمرتكب الكبير
قدر عندهم ناقص اإليمان، قد نقص إيمانه ب
ه ما ارتكب من معصيته، فال ينفون عن
اإليمان أصال ول يخرجونه من اإلسالم
مان بالكلية، ولم يجعلوا المذنب كامل اإلي.بل جعلوه مؤمنا ناقص اإليمان
: فالمرجئة قالوا :الجهميةوالمرجئة
أن مرتكب الكبيرة مؤمن كامل اإليمان ول
يستحق دخول النار، وقالوا ل يضر مع
ة، اإليمان ذنب كما ل ينفع مع الكفر طاع
ل فهو فعندهم أن من صدق بقلبه ولو لم يعم.مؤمن كامل اإليمان
علي بن
أبي طالب
النواصب :الخوارجوالنواصب
بفسق علي بن أبي طالب،: قالوا
ي بكفر علي بن أب: والخوارج قالوا.طالب
عليأنقالوا :أهل السنة والجماعة
من راشد وأنه أفضلخليفة بن أبي طالب
عشرات األلوف من الصحابة إل ثالثة
وهم أبو بكر وعمر وعثمان وكلهم ذوي
فضل، ولكنه ليس معصوما كعصمة .األنبياء
بأنه : قالوانثناعشريةإلفا :شيعةال
معصوم كعصمة األنبياء وأنه أفضل من
كل األنبياء إل النبي محمد ص،
.بألوهيته: قالتسبئيةالو
Fiqh
Imam Syafi’i
Imam Malik
Imam Abu Hanifah
Imam Ahmad bin Hanbal
Tashawwuf Imam al-Ghazali
(450-505 H)
Imam Junaid Al-Baghdadi (w. 297 H)
TauhidImam Abu Manshur Al-Maturidi
Imam Abu Hasan Al-Asy’ari
Mengambil jalan
tengah antara:
a. Rasionalis ekstrem(Mu’tazilah) dengan
literalis ekstrem (Khawarij -
Salafi/Wahabi)
b. Syi’i dan Nashibi
c. Jahmiyah danMusyabihah,.
d. dll
Seseorang tidak bolehmengatakan itu halalatau haram, kecuali iatelah mengetahuidalilnya. Sedangkanmengetahui dalil itu didapat dari al-Qur’an, Hadits, ijma’ atau qiyas
(Ar-Risalah, 1/39)
ليسالحدأبداأنيقولفيش ئحلوالحرمإالمنجهةالعلموجهةابأوالعلمالخبرفيالكت
السنةأواالجماعأوالقياس
Ahli Nazhar (nalar) dalam ilmu akidah ini pertama kali berpegangan dengan ayat-ayat al-Qur’an, kemudian dengan hadits-hadits Rasul SAW, lalu dalil-dalil rasional dan argumentasi-argumentasi analogis. (Abu Hamid al-Ghazali, ar-Risalah al-Ladunniyah, hal. 244)
وأهلالنظرفيهذاالعلميتمسكونأوالبآياتهللا
بارثمبأخ, تعالىمنالقرآنالرسولصلىهللاعليه
ليةثمبالدالئلالعق, وسلموالبراهينالقيياسية
• Kehujjahan al-Qur’an
Taat Kepada Allah
• KehujjahanHadits
Taat kepada Rasulullah
• Kehujjahankesepakatan (ijma’) para mujtahid.
Taat kepada Ulil Amr
• Kehujjahan Qiyas, ketika tak ada nas (al-Qur’an dan Hadits) serta Ijma’
MengembalikanPerkara yang Masih
Diperselisihkankepada Allah dan
Rasul-Nya
ينآ ذ
هاال ي
واياأ
ومن يع ط
اأ
وااالل يع ط
ولوأ س لر
م كن م مر
يال ول
وأ
ن إ
ف
يش مف عت از
نت يء
د ر ف وه
والر ىالل
ل إ ول
س (59: النساء)
TEORI “TIGA KELOMPOK ASWAJA”
As-Safaraini dan Murtadha al-Zabidi menyebutkan,
sebagaimana pendapat al-Subki, secara empiris,
Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) terbagi menjadi
tiga kelompok:
1. Ahl al-Hadits, metode pendekatannya untuk
membaca teks disebut dengan Atsariyah
(Literalis).
2. Ahl al-Nazhar al-‘Aqli, metode pendekatannya
untuk membaca teks disebut dengan
Nazhariyah ‘Aqliyah (Rasionalis).
3. Ahl al-Wijdan wa al-Kasyf, atau Shufiyah
(Tasawwuf).
Karakter
Atsariyah
(Literalis)
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dipahami
secara literal (harfiah), tanpa banyak
penafsiran dan pentakwilan.
Karena literalismenya, Ibnu Taimiyah
terjebak dalam paham tajsim dan tasybih.
Selain meyakini Rukun Iman dan
Rukun Islam, juga meyakini Rukun
Tauhid, yaitu:
Rububiyah (Allah sebagai
Pencipta)
Uluhiyah (Allah sebagai Yang
Disembah)
dan Asma’ wa Shifat (nama dan
sifat Allah).
Orang ber-tawassul dalam doa
dianggap musyrik, karena tak
mengakui Allah sebagai satu-
satunya yang disembah (tak
memenuhi Tauhid Uluhiyyah).
Karakter
Nazhariyah
‘Aqliyah
(Rasional)
Menggunakan ilmu kalam dan
manthiq (logika) untuk menjelaskan
nas atau dalil al-Qur’an dan Sunnah.
Fungsi rasionalitas ini untuk
menerjemahkan dan menafsirkan
wahyu, bukan mempertanyakan
wahyu itu sendiri. Karena itu, bila
akal tidak mampu menjelaskan
wahyu, maka akal harus tunduk dan
mengikuti wahyu.
Ayat-ayat tajsim (Allah bertubuh)
atau tasybih (Allah serupa makhluk)
harus ditafsirkan secara majazi
(kiasan) dan bukan literal.
Tidak meyakini adanya Rukun
Tauhid.
Karakter
Shufiyah
Tidak ada perbedaan signifikan
dengan kelompok Atsariyah dan
Nazhariyah ‘Aqliyah. Sisi perbedaan
dengan kelompok lain adalah
orientasi mereka yang berusaha
keras untuk memaksimalkan ibadah
dan mendekatkan diri kepada Allah.
Tidak meyakini adanya Rukun
Tauhid.
Cara-cara yang ditempuh para
murabbi dari kelompok ini berbeda-
beda. Maka muncullah istilah yang
dikenal dengan thariqah (tarekat)
yang tidak menyalahkan satu sama
lain.
PERKEMBANGAN MASING-MASING KELOMPOK HINGGA KINI Secara empiris, bukan secara idealis.
Terjadi kesenjangan antara seharusnya
dengan senyatanya, menjadi tantangan
ilmiah untuk menunjukkan kelompok
mana yang merepresentasikan Ahlus
Sunnah Wal-Jama’ah yang
sesungguhnya.
Atsariyah Metode yang ditempuh oleh
kelompok-kelompok dakwah,
seperti Hizbut Tahrir (HT),
Jamaah Tabligh (JT), Ikhwanul
Muslimin (IM), Majelis Tafsir al-
Qur’an (MTA), dan sebagainya.
Salafi/Wahabi
Salafi Yamani
Salafi Haraki
Nazhariyah
‘Aqliyah
Asy’ari
Maturidi
Dianut oleh Nahdhatul
Ulama (NU)
Shufiyah
Thariqah Dasuqiyah
Thariqah Syadziliyah
Thariqah Qadiriyah
Thariqah Tijaniyah
Thariqah Rifa’iyah
Dan lain-lain
Dianut oleh nahdhiyin (warga NU), baik struktural
maupun kultural. Dalam mengamalkan
tashawwuf, NU mengikuti cara tashawwuf dan
thariqah Imam Ghazali dan Syaikh Junaid al-
Baghdadi. NU memiliki lembaga bernama
Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-
Nahdliyyah.
WAHABI
Sekilas tentang Wahabi
Muncul pada abad XIII di Jazirah Arabia melalui Muhammad bin Abdul Wahhab, bersamaan dengan berdirinya negaraSaudi pertama, pengikutnya disebut Wahabi.
Menurut Syech Ahmad Zaini Dahlan, Wahabi adalah gerakanseparatis yang muncul pada masa pemerintahan Sultan Salim III (1204-1222H).
Sebagian tidak menyukai istilah “Wahabi”, dan lebih menyukaiistilah “Salafi”, karena penamaan tersebut salah dari sisibahasa, karena ayahnya (Abdul Wahhab) tidak menyebarkandakwah ini.
Menurut al-Buthi, penamaan Salafi sebagai kelompok ataumazhab, adalah bid’ah.
Ajaran dan Dasar Berpikir
Mengklaim memiliki tujuan memurnikan tauhid dan menjauhkan umat dari kemusyrikan.
Menganggap, selama 600 tahun umat manusia dalam kemusyrikan dan dia datang sebagai mujaddid (pembaharu) yang memperbaharui agama mereka.
Pembacaan harfiah (Literalisme/Atsariyah) Wahabi atas sumber-sumber ajaran Islam menghasilkan:
Pemahaman ekstrim, kaku, dan keras.
Penolakan terhadap rasionalisme, tradisi, dan beragam khazanahintelektual Islam.
Paham mujassimah dan musyabbihah.
Di Indonesia
Ide Ibn Abdul Wahhab diduga pertama kali dibawa oleh beberapa ulama
asal Sumatera Barat pada abad ke-19 (1803 – 1832) .
Inilah gerakan Salafi pertama di tanah air yang kemudian lebih dikenal
dengan gerakan Kaum Padri, salah satu tokoh utamanya adalah Tuanku
Imam Bonjol.
Ide pembaruan ini secara relatif juga memberikan pengaruh pada gerakan-
gerakan Islam modern yang lahir kemudian, seperti Muhammadiyah,
PERSIS, dan Al-Irsyad.
“Kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah” serta pemberantasan TBC
(Takhayul, Bid’ah, Churafat), kemudian menjadi isu mendasar yang diusung
gerakan ini. Meski nampaknya gerakan-gerakan ini tidak sepenuhnya
mengambil, apalagi menjalankan, ide-ide gerakan purifikasi ibn ‘Abd al-
Wahhab.
Adalah para dai salafi alumni
Madrasah Salafiyah Muqbil
bin Hadi al-Wad’i (w. 2002),
yang terletak di desa
Dammaj, kota Sa’dah,
Yaman, beserta pihak-pihak
lain dari kalangan dai atau
penuntut ilmu, yang sepakat
dengan metode dakwah
Muqbil.
Menolak metode pergerakan, karena dianggap bid’ah dan
merupakan praktik fanatisme (hizbiyah).
Madrasah Salafiyah di Yaman terkenal paling keras sikapnya
terhadap “ahli bid’ah” dan “kelompok-kelompok menyimpang”.
Salafi Yamani di Indonesia dulu
ditokohi oleh Ja’far Umar Thalib,
seorang ustadz dari Malang yang
kemudian menjadi pimpinan PP Ihya’us
Sunnah Degolan, Yogyakarta dan
pendiri Laskar Jihad
Kini Ja’far sudah dianggap bukan
komunitas Salafi Yamani lagi.
Sekarang ditokohi oleh Muhammad
Umar as-Sewed, pimpinan Pesantren
Dhiya’us Sunnah di Kecapi Cirebon.
Tokoh Salafi Yamani yang lain adalah
Yazid Abdul Qadir Jawwaz (Bogor),
Ahmad Fais Asifuddin (Solo), dan Abu
Nida’ (Yogyakarta).
SALAFI-WAHABI ABDUL QADIR YAZID JAWWAS MENYATAKAN ASYARIYAH MUSYRIK!!!
Yazid Abdul Qadir Jawwaz (Bogor) Menyatakan: Asy’ariyyah Musyrik!
Kelompok yang menggunakan metode
pergerakan dalam berdakwah
Disebut pula Sururi atau Sururiyah,
diambil dari nama perintis Salafi
Haraki, yakni Muhammad Surur bin
Nayef Zainal Abidin, seorang mantan
tokoh Ikhwanul Muslimin asal Suriah
yang pernah tinggal di Arab Saudi.
Salafi Haraki identik dengan dua organisasi, yaitu al-Muntada al-
Islami dan Jam’iyah al-Turats al-Islami.
Metode haraki, meski tidak sama persis, serupa dengan metode
yang ditempuh jama’ah-jama’ah dakwah Islam, seperti Ikhwanul
Muslimin (IM), Hizbut Tahrir (HT), Jama’ah Tabligh (JT), Negara
Islam Indonesia (NII).
Selain Salafi Yamani dan
Haraki, ada kelompok-
kelompok lain seperti:
Salafi Jihadi
Salafi Wahdah Islamiyah
Salafi Turatsi
Salafi Ghuraba
Salafi Ikhwani
Salafi Hadadi
Salafi Turaby
dan sebagainya.
Kelompok Salafi Lain:
Ketika seseorang dudukdi Majlis Salafi Turatsi, ustadz-ustadz as-Shafwah mengatakan“haram hukumnyabermajelis dan bertaklimdengan Salafy Yamani.”
Ketika seseorang duduk dengan Salafy Wahdah Islamiyyah, maka pemuka-pemuka Salafy Wahdah mengatakan Salafiyyin aliran Turatsi itu hizbi antek PKS dan Ikhwanul Muslimin yang termasuk 72 golongan yang masuk neraka jahanam.
Anda akan tercengang jika membaca web site inihttp://sunnisalafi.blogspot.com/2009/03/pembesar-turotsi-kuwait-bersama-rafidhi.html
Ketika seseorang hadir ditaklim kelompok SalafySururi, ustad-ustadznyamengatakan bahwa SalafyWahdah Islamiyyahadalah khawarij – maaf -anjing-anjing neraka yang menggunakan sistemberhala.
Ketika seseorang berkumpul bersama Salafy Yamani, ustadz-ustadz Salafy Yamani mengatakan bahwa Salafy Sururi, Salafy Haraki, Salafy Turatsi, Salafy Ghuraba, Salafy Wahdah Islamiyyah, Salafy Persis, Salafy Ikhwani, Salafy Hadadi, Salafy Turaby,kesemuanya bukan salafy tapi salaf-i (salafi imitasi) yang khawarij, bid’ah, dan hizbi.
Jafar Umar Thalib mengatakan bahwa Abdul Hakim Abdat (SalafyTuratsi) itu ustadz otodidak yang bukan “pakar hadits”, tapi “pakarhadats” (najis). Silakan lihat di http://darussalaf.org/
Muhamad Umar As Seweed(pemimpin Salafy Yamanipasca Ja’far Umar)mengatakan bahwa Ja’farUmar Thalib itu ahli bid’ahdan khawarij. Bahkankelompok as-Seweedmenyusun buku denganjudul “Pedang tertuju diLeher Ja’far Umar Thalib”,yang artinya Ja’far UmarThalib halal dibunuh.
As Seweed jugaberseteru denganSalafi al-Shafwah.Perseteruan itu dapatAnda lihat dihttp://www.salafy.or.id/print.p
hp?id_artikel=557 danhttp://www.scribd.com/doc/12229113/Persaksian-Ustadz-Muhammad-Umar-asSewed-Tentang-Yayasan-AlSofwah
Abdul Hakim Abdat (Salafy Turatsi) mengatakan bahwa Salafy Wahdah Islamiyyah itu sesat menyesatkan dan melakukan dosa besar (hanya) dengan mendirikan yayasan/organisasi, sedang organisasi adalah hizbi. Salafi ini juga dianggap sesat oleh yang lain, sehingga sampai terbit buku “Nasihat Ilmiah untuk Wahdah Islamiyyah”.
Sedang Salafy Wahdah Islamiyyah mengatakan bahwa Salafy Yamani dan Abdul Hakim Abdat (yang mengharamkan organisasi) itu salafy-salafy primitif dan terbelakang yang hanya cocok hidup di jaman purba atau pra sejarah.
Perseteruannya dapat Anda lihat dihttp://ashthy.wordpress.com/
Perpecahan salafi menjadi beberapa kelompok antara lain: kelompok Al-Sofwah dan Al-Haramain Jakarta; Imam Bukhari Solo, al-Furqan Gresik, Islamic Center Bin Baaz dan Jamilurahman as-Salafy Jogya; FKAWJ & Lasykar Jihad Jakarta; Dhiyaus Sunnah Cirebon.
-Ini belum termasukkelompok salafi yang telahdi-tahdzir (diberi peringatanoleh ustadz mereka) dankemudian bertaubat, tetapitidak bergabung dengansalafi "asli" dan membentukkelompok-kelompok sendiri,yang saling sesatmenyesatkan, bahkan salingmengkafirkan.