Firqah

69
Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. Koordinator Bidang Dakwah Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur

Transcript of Firqah

Faris Khoirul Anam, Lc., M.H.I. Koordinator Bidang Dakwah

Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur

BIODATA PEMATERI

FOKUS KAJIAN

A. Tinjauan Historis Lahirnya Paham-Paham

Keberagaman (Syiah, Khawarij, Mu’tazilah, dan

Ahlussunnah Wal-Jama’ah)

B. Konsep Bermadzhab dan Penelusuran

terhadap Kelompok-Kelompok yang Mengklaim

sebagai Penganut Aswaja.

A. Tinjauan Historis Lahirnya Paham-Paham

Keberagaman

1) Syi’ah

2) Khawarij

3) Mu’tazilah

4) Ahlussunnah Wal-Jama’ah

1. Primordialisme kesukuan

yang merupakan warisan

jahiliyah.

2. Perebutan kepemimpinan.

3. Persinggungan dengan

pengikut agama lain.

4. Penerjemahan materi-materi

filsafat.

5. Mengkaji permasalahan-

permasalahan yang sulit

dipahami oleh akal.

6. Metode Penafsiran terhadap

ayat-ayat mutasyabihat.

7. Istinbath al-Ahkam.

HALAMAN 169

SYI’AH

Syi’ah adalah kelompok

yang mendukung Ali RA

secara khusus, meyakini

kepemimpinan dan

kekhilafahannya secara

nash dan wasiat, baik

secara jelas maupun

samar. Mereka juga

meyakini bahwa hak

kepemimpinan ini tidak

lepas dari keturunannya.

Jika kepemimpinan itu

lepas, maka disebabkan

karena kezhaliman dari

selainnya (Ali), atau

karena taqiyyah dari Ali.

Syi’ah adalah pengikut Amirul

Mukminin (Ali bin Abi Thalib) AS atas

dasar mencintai dan meyakini

kepemimpinannya sesudah Rasul SAW

tanpa terputus (oleh orang lain). Tidak

mengakui kepemimpinan (imamah)

orang sebelumnya (Ali) sebagai

pewaris kedudukan khalifah dan hanya

meyakini Ali sebagai pemimpin, bukan

mengikuti salah satu dari orang-orang

sebelumnya (Abu Bakar, Umar dan

Utsman).

al-Mufid, Awa’il al-Maqaalaat, hal. 2-4.

يعة

باع الش

تيأ م

ر أ

ين ن م

ؤ السالمليهعال

ىعل يل ء سب

وال

وال اد

ق عت إ اال ب ه مامت

بعد ول

س هوالعليههللاصلىالرال ب صل

ي فون مامة ناال عم

مه ت ديق مف ام

ق

ة فال ه ,الخ

يوجعل ف اد

ق عت ب اال

وعامت

ه يرل

غ ع اب

ت حد

مل نه علىم وجه

اء د ت

ق .(4-2:القاالتاوائل)اال

Penamaan Syi’ah dengan Rafidhah dinyatakan sendiri oleh pembesar mereka (al-Maqdisi, al-Bihar, hal. 68, 96, 97).

Dirawikan, mereka mendatangi Zaid bin Ali bin al-Husain, sambil berkata, “Berlepas dirilah kamu dari Abu Bakar dan Umar, dengan demikian kami akan bergabung bersamamu.” Zaid menjawab, “Mereka berdua adalah sahabat kakek saya. Saya tak akan bisa berlepas diri dari mereka, bahkan akan selalu bergabung dan berloyalitas dengannya.” Lalu mereka berkata, “Jika demikian, kami menolakmu.”

Mereka lalu diberi nama Rafidhah, artinya golongan penolak. Adapun orang-orang yang berbaiat dan setuju dengan Zaid diberi nama Zaidiyyah. (Syaikh Abdullah al-Jibrin, at-Ta’liqat ’ala Matni Lum’atil I’tiqad, hal. 108)

Dari Persia (Iran sekarang)

Pengaruh agama Nasrani

Pengaruh agama Yahudi

•Syahansyah: cahaya (nur) Tuhan akan berpindah ke dalam tubuh keluarga-keluarga pilihan.

•Syi’ah: sebagian menuhankan ahlul bait(keluarga Nabi) atau mempercayai seorang imam adalah ma’shum

•Syi’ah Sabaiyyah, “Ali bin Abi Thalib tidak mati terbunuh, tetapi Allah menyerupakan seseorang dengan rupanya, dan Ali diangkat oleh Allah SWT seperti diangkatnya Nabi Isa, dan Ali akan turun untuk menegakkan keadilan dan menyebarkan perdamaian.”

•Mereka sangat membenci Islam sebagaimana orang-orang Yahudi membenci orang-orang Nasrani

•Mereka berkata, ”Tidak ada kekuasaan kecuali pada keluarga Nabi,” sebagaimana kaum Yahudi berkata, ”Tidak ada kekuasaan kecuali pada keluarga Dawud.”

1. Kaisaniyah (diambil dari nama bekas

budak Imam Ali, bernama Kaisan)

Mempercayai kepemimpinan Muhammad

bin Hanafiyah.

2. Zaidiyah

Mempercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin

Husain bin Ali, setelah kepemimpinan Husain

bin Ali.

Merupakan sekte Syi’ah moderat, karena

mengakui keabsahan khilafah Abu Bakar,

Umar bin Khattab dan meyakini bahwa

imamah tidak harus dengan nash, tapi boleh

dengan pemilihan.

3. Ghulat

Kelompok ekstrem yang berlebih-lebihan

dalam memuji Ali bin Abi Thalib.

4. Imamiyah

Meyakini bahwa Nabi Muhammad telah

menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai

imam pengganti dengan jelas dan tegas.

Tidak mengakui kepemimpinan Abu

Bakar, Umar, maupun Utsman.

Meyakini bahwa imam pertama adalah

Ali bin Abi Thalib, kemudian secara

berturut-turut: Hasan, Husain, Ali bin

Husain, Muhammad al-Baqir dan Ja’far

ash-Shadiq. Kemudian setelah itu,

mereka berbeda pendapat mengenai

pengganti Ja’far.

Akar

Perpecahan

Imam pertama

Ali, kemudian

Hasan bin Ali,

lalu Husain bin

Ali. Namun

mereka berbeda

pendapat

mengenai

pengganti Imam

Husain, menjadi

dua kelompok:

Pertama,

imamah beralih

kepada Ali,

putra Husain bin

Ali. Kedua,

imamah beralih

kepada

Muhammad bin

Hanafiyah, putra

Ali bin Abi

Thalib.

Berdasarkan

perbedaan

antara kedua

kelompok ini,

muncullah

sekte-sekte

dalam Syi’ah.

Karabiyah: Mempercayai bahwa Muhammad bin Hanafiyah

tidak mati, tetapi hanya gaib dan akan kembali di akhir

zaman sebagai Imam Mahdi.

Hasyimiyah: Mempercayai bahwa Muhammad bin

Hanafiyah telah meninggal, namun jabatan imamah beralih

kepada anaknya, Abu Hasyim.

Telah lama

punah.

Jarudiyah, menganggap Nabi Muhammad telah menentukan

Ali sebagai imam, tapi melalui isyarat (menyinggung) atau

al-washf (menyebut keunggulannya dibanding yang lain).

Sulaimaniyah, menganggap bahwa pemimpin dipilih dengan

sistem musyawarah dan tidak harus yang terbaik di antara

kaum muslimin.

Badriyah atau Shalihiyah, berpandangan sama dengan

Sulaimaniyah, tapi dalam masalah Utsman, mereka berdiam

diri atau tawaqquf.

Berkembang

sampai saat

ini di Yaman

(bagian utara),

Sawahil,

Tabaristan,

dan Najran

(selatan Saudi

Arabia)

As-Sabaiyah, menganggap Ali jelmaan dari Tuhan atau

bahkan Tuhan itu sendiri, Ali masih hidup dan diangkat ke

langit, sedang yang terbunuh orang lain yang diserupakan.

Al-Ghuraiyah, menganggap Ali manusia biasa, tetapi dialah

yang seharusnya menjadi utusan Allah, bukan Muhammad.

Isma’iliyah, meyakini bahwa jabatan imamah tersebut

pindah kepada anak Ja’far ash-Shadiq yang bernama Isma’il.

Itsna Asyariyah (Dua Belas Imam), meyakini bahwa jabatan

imamah tersebut pindah kepada anak Ja’far ash-Shadiq yang

bernama Musa al-Kazhim.

Merupakan

sekte terbesar

Syi’ah saat ini,

berkembang di

Iran dan diikuti

beberapa

kalangan di

Indonesia.

Telah punah

Syahadat Syi’ah

Shalat Syiah

Adzan dan Shalat Syiah (Indonesia)

KHAWARIJSecara bahasa: khawarij bentuk

plural dari kharijah, artinya kelompok

yang menyempal.

Secara istilah: orang-orang yang

menyatakan keluar dari

kepemimpinan Ali bin Abi Thalib

setelah peristiwa tahkim (arbitrase).

Menurut al-Syahrastani, setiap orang

yang menyempal dari pemimpin sah

yang sudah disepakati umat itu

dinamakan khawarij, baik pada masa

sahabat di era al-Khulafa al-Rasyidun

maupun pada masa sesudah mereka

di era Tabi’in dan para pemimpin lain

sepanjang masa.

Penamaan Kelompok Khawarij

Haruriyah

• Dinsibatkan kepada desa Harura, sebuah desa di Kufah, Irak, yang menjadi tempat menetapnya kelompok Khawarij setelah keluar dari barisan Ali.

Nawashib

• Bentuk jamak dari “nashibi” yang berarti orang yang berlebih-lebihan dalam membenci Ali.

Syurrah

• Bentuk jamak dari “syaarr” yang berarti orang yang menjual.

• Menurut Khawarij, mereka adalah orang-orang yang dimaksud dalam firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.”

Al-Qurra

• Karena mereka sangat bersungguh-sungguh di dalam membaca al-Quran dan beribadah

• Namun mereka mentakwilkan al-Quran tidak sesuai dengan maksudnya, sewenang-wenang dalam berpendapat, berpura-pura dalam kezuhudan, kekhusyu'an dan sebagainya.

1. Azariqah•Orang yang berbeda keyakinan dengan mereka, bukan hanya tidak mukmin, namun juga musyrik, halal untuk diperangi dan

dibunuh.

•Wilayah orang yang berbeda keyakinan adalah dar al-kufr (wilayah kaum kafir), karena itu hartanya boleh diambil, anak-

anak dan kaum wanitanya boleh ditawan dan boleh dijadikan budak.

•Anak-anak orang yang berbeda keyakinan dengan mereka kekal di neraka, karena dosa ayahnya.

•Berkayakinan bahwa para nabi bisa saja berbuat dosa besar dan kecil.

2. Najdat•Tidak berpendapat anak pihak yang berbeda keyakinan boleh dibunuh.

•Keberadaan imam (pemimpin) bukan kewajiban syariat, namun kewajiban atas dasar maslahat (jika kaum muslimin dapat

saling memberi nasihat dan menebarkan kebaikan, maka tidak diperlukan imam)

•Menjadi kelompok pertama Khawarij yang meyakini konsep taqiyyah (menampakkan diri bukan Khawarij demi menjaga

keselamatannya).

Akar Perpecahan

Semua kalangan

Khawarij sepakat

bahwa mereka

harus keluar

(kharaja – kharij-

khawarij) dari

kepemimpinan

yang sebenarnya

diakui oleh

mayoritas kaum

muslimin. Namun

mereka

berpendapat

mengenai hukum

orang yang

berbeda keyakinan

dengan mereka. Di

antara mereka ada

yang berpendapat

ekstrim, ada pula

yang memiliki

sikap dan

pemikiran

moderat.

Telah

punah.

Sempat berkembang

pesat hingga dapat

menguasai Bahrain,

Hadhramaut, Yaman,

dan Thaif, namun

saat ini telah punah.

3. Shafariyah•Berbeda pendapat mengenai pelaku dosa besar: Pertama, menganggap bahwa dosa yang tidak ada sanksinya (had), tidak

menjadikan pelakunya dihukumi sebagai pezina, pencuri, atau pelaku qadzaf, selain yang ada sanksinya, maka pelakunya

kafir. Kedua, berpendapat bahwa pelaku dosa tidak dinilai kafir.

•Tidak berkeyakinan bahwa pihak yang tidak sependapat boleh dibunuh, tidak berkeyakinan bahwa wilayah mereka dar al-

harb (zona perang), tidak berkeyakinan bahwa wanita dan anak-anak boleh ditawan, namun yang diperangi hanya markas

pemerintah.

4. ‘Ajaridah•Membiarkan (tidak menyerang) pihak yang berseberangan jika diketahui sebagai orang yang bertakwa, karena itu, mereka

tidak mewajibkan jihad terus menerus.

•Tidak berkeyakinan harus keluar dari wilayah yang dihuni pihak yang berseberangan, meski hal itu lebih utama.

•Tidak berpendapat bahwa harta pihak yang berseberangan boleh diambil hartanya.

•Tidak boleh membunuh orang yang tidak memerangi mereka.

Telah

punah.

Telah

punah.

5. Ibadhiyah

•Sekte paling moderat di antara sekte Khawarij lain dan lebih dekat dengan kelompok Aswaja.

•Berkeyakinan, pihak berbeda bukan musyrik dan bukan mukmin, namun kafir (kufur) nikmat, bukan kufur akidah.

•Tidak boleh membunuh pihak yang berbeda, wilayah mereka adalah dar Islam (wilayah Islam), kecuali markas pemerintah,

namun mereka tidak menyatakan bahwa markas itu harus diserang.

•Bila terlibat perang dengan kelompok muslim lain, harta mereka tidak dianggap ghanimah, kecuali kuda dan

persenjataannya.

•Boleh menikah dengan seseorang dari pihak berbeda, boleh saling memberikan kesaksian, dan saling mewarisi.

Karena moderasinya,

berkembang sampai kini

di Aljazair, Tunisia,

Libia, Zanjibar,

Tanzania, dan Omman.

Mereka memiliki ulama-

ulama dan pendapat-

pendapat fikih yang baik.

Secara bahasa, Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala, yaitu memisahkan diri.

Istilah ini diambil berdasarkan sejarah awal kemunculan kelompok ini, yakni sejak pemisahan diri tokoh Mu’tazilah bernama Washil bin Atha, dari majelis Hasan al-Bashri.

Kelompok ini biasa disebut pula dengan Ashab al-Adl wa al-Tauhid (penyokong keadilan dan monoteisme), dan sering pula dijuluki dengan kelompok Qadariyyah dan ‘Adliyyah.

Kemunculan benih Mu’tazilah:

Sejak pemisahan diri (i’tazala-ya’tazilu-i’tizalan)orang-orang yang awalnya berpihak pada Ali, yang memisahkan diri dari urusan politik, kemudian berubah menjadi keyakinan akidah.

Sejak pemisahan diri Washil bin Atha dari forum kajian dan pemahaman Hasan al-Bashri, terutama dalam hal “kedudukan di antara dua kedudukan” (manzilah baina al-manzilatain).

Versi Mu’tazilah, kemunculan mazhab mereka lebih dulu dari masa hidup Washil bin Atha. Mereka menyebut banyak nama Ahlul Bait sebagai bagian dari tokoh mazhabnya. Mereka juga mengklaim, Hasan al-Bashri pun bagian dari kelompok Mu’tazilah.

SejakDinastiUmayah

Berkembang pesat di era dinasti Abbasiyah

1. Prinsi Tauhid

2. Prinsip ‘Adl

3. Prinsip al-Wa’d wa al-Wa’id (janji dan ancaman)

4. Prinsip al-Manzilah baina al-Manzilatain (tempat di antara dua tempat)

5. Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar

AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH

“Al-Sunnah adalah apa yang telah

diajarkan oleh Rasulullah SAW

(meliputi ucapan, perilaku serta

ketetapan beliau). Sedangkan al-

Jama‘ah adalah segala sesuatu yang

telah menjadi kesepakatan para

sahabat Nabi SAW pada masa

Khulafaur Rasyidin yang empat, yang

telah diberi hidayah (mudah-

mudahan Allah memberi rahmat

kepada mereka semua).” (Al-

Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq, juz

I, hal. 80)

ةن الس

ه ماف

ول سن لىصهللا رس

جماعوسلمعليههللاوال

ماة

قفات يه

صحعل

أ اب ول

هللا رس يوسلمعليههللاصلى ف

فال ة خ

ة م ئ ربعة ال

اء الال

فل خ اش ينالر د

ين

ي هد ال

مهللا رحمة يه

عل

أ

ين .جمع

1جالحق،طريقلطالبيالغنية).(80ص

KEUTAMAAN

AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH

“Barangsiapa yang ingin

mendapatkan kehidupan

yang damai di surga, maka

hendaklah ia mengikuti al-

jama’ah (kelompok yang

menjaga kebersamaan).”

(HR. al-Tirmidzi (2091), dan

al-Hakim (1/77-78) yang

menilainya shahih dan

disetujui oleh al-Hafizh al-

Dzahabi).

رادمنحب أ ب

جوحة

ة ال

ن

زم يللجف

ال

.ماعة

209الترمذيرواه)78-1/77والحاكمالحافظووافقهوصححه.(الذهبي

CIRI-CIRI

AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH

Hendaklah diketahui bahwa

Ahlussunnah adalah mayoritas

umat Muhammad SAW. Mereka

adalah para sahabat dan golongan

yang mengikuti mereka dalam

prinsip-prinsip akidah. . .

Sedangkan al-jama'ah adalah

mayoritas terbesar (al-sawad al-

a'zham) kaum Muslimin.

(Syaikh Abdullah al-Harari (1328-

1429 H/1910-2008 M), Izhhar al-

'Aqidah al-Sunniyyah bi-Syarh al-

'Aqidah al-Thahawiyyah, (Beirut: Dar

al-Masyari', 1997), hlm. 14-15.)

معل ي ل ن

أ

هلأ

ن مة الس ه

ور مه مج لا ة د حم

ة ال

يم حابوه الص

ومنة

م عه ب يت ف

ال د

قعت

ييا ف

ول ص

عت ا ال

ا اد

...ق

جماعة

م وال واد ه الس

م عظ

ال.ا

CIRI-CIRI

AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH

Dari Anas bin Malik RA, berkata:

"Aku mendengar Rasulullah SAW

bersabda: "Sesungguhnya umatku

tidak akan bersepakat pada

kesesatan. Oleh karena itu, apabila

kalian melihat terjadinya

perselisihan, maka ikutilah

kelompok mayoritas.“

(HR. Ibn Majah (3950), Abd bin

Humaid dalam Musnad-nya (1220)

dan al-Thabarani dalam Musnad al-

Syamiyyin (2069). Al-Hafizh al-

Suyuthi menilainya shahih dalam al-

Jami' al-Shaghir (1/88).)

عن س نأ مابن ك رض يل

،عنههللا ول سيق

عت م

ول عليههللاصلىهللا رس ول وسلم

:يق ن إ

يأ ت م

ال

ع م جت

ىت

عل

،ض ة

لإ ال

اف

ذ

م يترأ

ال ت

خ اا

ف

يك

عل

مف

واد الس عب

لا م

HIJAU: Ahlussunnah wal jama’ah. MERAH: Syi’ah. BIRU: Khawarij

PROSENTASE PEMELUK ASWAJA

Dalam buku Ensiklopedi Kristen Internasional (Tahun 2000)

Pemeluk Aswaja : 1.002.000.000 jiwa

Pemeluk Katholik : 1.057.000.000 jiwa

Perbedaan antara pemeluk Aswaja dan Pemeluk Katholik:

55.000.000

Yang mengklaim Islam : 1.188.000.000 jiwa

Pemeluk Aswaja : 1.002.000.000 jiwa (84,34 %)

Yang bukan Aswaja : 186.000.000 jiwa (15,65 %)

PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI

AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH

“Adapun Ahlussunnah Wal-Jama’ah

adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits

dan ahli fikih. Merekalah yang

mengikuti dan berpegang teguh

dengan sunnah Nabi SAW dan sunnah

Khulafaur Rasyidin setelahnya.

Mereka adalah kelompok yang selamat

(al-firqah al-najiyah). Mereka

mengatakan, bahwa kelompok

tersebut sekarang ini terhimpun dalam

madzhab yang empat, yaitu pengikut

Madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki dan

Hanbali.”

Hadlratusysyaikh KH. Muhammad

Hasyim Asy’ari (1287-1336 H/1871-

1947), Ziyadat Ta’liqat (hal. 23-24)

ه ف ة

ن الس هل

اأ م

أ

فالت هل

مأ ير س

ه ق ف

وال يث حد

وال

مال ه ن إ

ف

ون د

هت

س ب ون

ك

مست يصلال ب

الن ة

ىهللان

ب اء فل خعليهوسلموال ه

عد

مالط ينوه د الراش اج

الن

ةف ائ

ية

معت

داجت

واوق

اليق يومف

ال

الحن ربعة

بأ اه

مذ

ون ي ف

وال

ون ي ع اف

والش

ون ي ك ال

ون ي بل

حن

.وال

Pengenalan istilah Ahlussunnah Wal-Jama’ah sebagai suatu aliran dalam Islam, baru nampak pada para pengikut al-Asy’ari, sepertiAl-Baqillani (w. 403H) Al-Baghdadi (w. 249) Al-Juwaini, Al-Ghazali As-Syahrastani dan Ar-Razi. Akan tetapi pendapat mereka

tentang Aswaja bukan dalam kerangka madzhab. Baru pada pendapat az-Zabidi (w.1205 H) beliau secara tegas menyatakanbahwa yang dimaksud Aswaja adalah mereka yang mengikuti Asy’ari dan al-Maturidi. (Siradj, 2007:7).

Tidak ada seorang pun yang menjadi pendiri Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Yang ada hanyalah ulama yang merumuskan kembaliajaran Islam tersebut, setelah lahirnya beberapa faham dan aliran keagamaan yang berusaha mengaburkan ajaran Rasulullah dan

para sahabatnya yang murni itu.

Ahlussunnah Wal-Jama’ah bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran Islam hakiki.

Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah Islam murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan serta diamalkan oleh para sahabatnya.

Ikhtishar Perbedaan Ajaran antar Kelompok

القضاءوالقدر

غلوا في إثبات القدر، :الجبرية

إلنسان فنفوا فعل العبد أصال، وجعلوا ا

مقسورا ومجبورا وليس له اختيارات.أبدا

فتوسطوا :أهل السنة والجماعة

وط وجعلوا له اختيارا، ولكن اختياره مرب

لا أن يشاء اوما تشاءون إ : بمشيئة هللا للا

إن العباد فاعلون وهللا خالقهم :وقالوا

: وخالق أفعالهم، كما ذكر القرآن واللا

هذا توسطهم في باب ف. خلقكم وما تعملون .القضاء والقدر

فرطوا في القضاء والقدر، :القدرية

وقالوا إن اإلنسان هو الذي يخلق أفعاله

وليس هلل قدرة على هداية العبد أو على.إضالله

مسالة

اإليمان والدين

:المعتزلةوالحرورية

رة فالحرورية يسمون مرتكب الكبي

كافرا ويستحلون دمه وماله، وأما

رة إن مرتكب الكبي: المعتزلة فقالوا

ر خرج من اإليمان ولم يدخل في الكف.فهو بمنزلة بين المنزلتين

جعلوا :أهل السنة والجماعة

اإلنسان مستحقا اسم اإليمان واسم

اإلسالم، ولو كان معه شيء من الذنوب

ة وشيء من المعاصي، فمرتكب الكبير

قدر عندهم ناقص اإليمان، قد نقص إيمانه ب

ه ما ارتكب من معصيته، فال ينفون عن

اإليمان أصال ول يخرجونه من اإلسالم

مان بالكلية، ولم يجعلوا المذنب كامل اإلي.بل جعلوه مؤمنا ناقص اإليمان

: فالمرجئة قالوا :الجهميةوالمرجئة

أن مرتكب الكبيرة مؤمن كامل اإليمان ول

يستحق دخول النار، وقالوا ل يضر مع

ة، اإليمان ذنب كما ل ينفع مع الكفر طاع

ل فهو فعندهم أن من صدق بقلبه ولو لم يعم.مؤمن كامل اإليمان

علي بن

أبي طالب

النواصب :الخوارجوالنواصب

بفسق علي بن أبي طالب،: قالوا

ي بكفر علي بن أب: والخوارج قالوا.طالب

عليأنقالوا :أهل السنة والجماعة

من راشد وأنه أفضلخليفة بن أبي طالب

عشرات األلوف من الصحابة إل ثالثة

وهم أبو بكر وعمر وعثمان وكلهم ذوي

فضل، ولكنه ليس معصوما كعصمة .األنبياء

بأنه : قالوانثناعشريةإلفا :شيعةال

معصوم كعصمة األنبياء وأنه أفضل من

كل األنبياء إل النبي محمد ص،

.بألوهيته: قالتسبئيةالو

TawassuthTawazun

(seimbang)

I’tidal

(moderat)

Fiqh

Imam Syafi’i

Imam Malik

Imam Abu Hanifah

Imam Ahmad bin Hanbal

Tashawwuf Imam al-Ghazali

(450-505 H)

Imam Junaid Al-Baghdadi (w. 297 H)

TauhidImam Abu Manshur Al-Maturidi

Imam Abu Hasan Al-Asy’ari

Mengambil jalan

tengah antara:

a. Rasionalis ekstrem(Mu’tazilah) dengan

literalis ekstrem (Khawarij -

Salafi/Wahabi)

b. Syi’i dan Nashibi

c. Jahmiyah danMusyabihah,.

d. dll

KONSEP BERMADZHAB

DAN PENELUSURAN TERHADAP

KELOMPOK-KELOMPOK YANG

MENGKLAIM SEBAGAI

PENGANUT ASWAJA

Seseorang tidak bolehmengatakan itu halalatau haram, kecuali iatelah mengetahuidalilnya. Sedangkanmengetahui dalil itu didapat dari al-Qur’an, Hadits, ijma’ atau qiyas

(Ar-Risalah, 1/39)

ليسالحدأبداأنيقولفيش ئحلوالحرمإالمنجهةالعلموجهةابأوالعلمالخبرفيالكت

السنةأواالجماعأوالقياس

Ahli Nazhar (nalar) dalam ilmu akidah ini pertama kali berpegangan dengan ayat-ayat al-Qur’an, kemudian dengan hadits-hadits Rasul SAW, lalu dalil-dalil rasional dan argumentasi-argumentasi analogis. (Abu Hamid al-Ghazali, ar-Risalah al-Ladunniyah, hal. 244)

وأهلالنظرفيهذاالعلميتمسكونأوالبآياتهللا

بارثمبأخ, تعالىمنالقرآنالرسولصلىهللاعليه

ليةثمبالدالئلالعق, وسلموالبراهينالقيياسية

• Kehujjahan al-Qur’an

Taat Kepada Allah

• KehujjahanHadits

Taat kepada Rasulullah

• Kehujjahankesepakatan (ijma’) para mujtahid.

Taat kepada Ulil Amr

• Kehujjahan Qiyas, ketika tak ada nas (al-Qur’an dan Hadits) serta Ijma’

MengembalikanPerkara yang Masih

Diperselisihkankepada Allah dan

Rasul-Nya

ينآ ذ

هاال ي

واياأ

ومن يع ط

اأ

وااالل يع ط

ولوأ س لر

م كن م مر

يال ول

وأ

ن إ

ف

يش مف عت از

نت يء

د ر ف وه

والر ىالل

ل إ ول

س (59: النساء)

Al-Qur’an

Hadits

Ijma’ Ulama

Akal

TEORI “TIGA KELOMPOK ASWAJA”

As-Safaraini dan Murtadha al-Zabidi menyebutkan,

sebagaimana pendapat al-Subki, secara empiris,

Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) terbagi menjadi

tiga kelompok:

1. Ahl al-Hadits, metode pendekatannya untuk

membaca teks disebut dengan Atsariyah

(Literalis).

2. Ahl al-Nazhar al-‘Aqli, metode pendekatannya

untuk membaca teks disebut dengan

Nazhariyah ‘Aqliyah (Rasionalis).

3. Ahl al-Wijdan wa al-Kasyf, atau Shufiyah

(Tasawwuf).

Al-Safaraini,

Lawami’ al-

Anwar, 1/73

Al-Zabidi, Ithaf

al-Sadah, 2/6-7

Karakter

Atsariyah

(Literalis)

Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dipahami

secara literal (harfiah), tanpa banyak

penafsiran dan pentakwilan.

Karena literalismenya, Ibnu Taimiyah

terjebak dalam paham tajsim dan tasybih.

Selain meyakini Rukun Iman dan

Rukun Islam, juga meyakini Rukun

Tauhid, yaitu:

Rububiyah (Allah sebagai

Pencipta)

Uluhiyah (Allah sebagai Yang

Disembah)

dan Asma’ wa Shifat (nama dan

sifat Allah).

Orang ber-tawassul dalam doa

dianggap musyrik, karena tak

mengakui Allah sebagai satu-

satunya yang disembah (tak

memenuhi Tauhid Uluhiyyah).

Karakter

Nazhariyah

‘Aqliyah

(Rasional)

Menggunakan ilmu kalam dan

manthiq (logika) untuk menjelaskan

nas atau dalil al-Qur’an dan Sunnah.

Fungsi rasionalitas ini untuk

menerjemahkan dan menafsirkan

wahyu, bukan mempertanyakan

wahyu itu sendiri. Karena itu, bila

akal tidak mampu menjelaskan

wahyu, maka akal harus tunduk dan

mengikuti wahyu.

Ayat-ayat tajsim (Allah bertubuh)

atau tasybih (Allah serupa makhluk)

harus ditafsirkan secara majazi

(kiasan) dan bukan literal.

Tidak meyakini adanya Rukun

Tauhid.

Karakter

Shufiyah

Tidak ada perbedaan signifikan

dengan kelompok Atsariyah dan

Nazhariyah ‘Aqliyah. Sisi perbedaan

dengan kelompok lain adalah

orientasi mereka yang berusaha

keras untuk memaksimalkan ibadah

dan mendekatkan diri kepada Allah.

Tidak meyakini adanya Rukun

Tauhid.

Cara-cara yang ditempuh para

murabbi dari kelompok ini berbeda-

beda. Maka muncullah istilah yang

dikenal dengan thariqah (tarekat)

yang tidak menyalahkan satu sama

lain.

PERKEMBANGAN MASING-MASING KELOMPOK HINGGA KINI Secara empiris, bukan secara idealis.

Terjadi kesenjangan antara seharusnya

dengan senyatanya, menjadi tantangan

ilmiah untuk menunjukkan kelompok

mana yang merepresentasikan Ahlus

Sunnah Wal-Jama’ah yang

sesungguhnya.

Atsariyah Metode yang ditempuh oleh

kelompok-kelompok dakwah,

seperti Hizbut Tahrir (HT),

Jamaah Tabligh (JT), Ikhwanul

Muslimin (IM), Majelis Tafsir al-

Qur’an (MTA), dan sebagainya.

Salafi/Wahabi

Salafi Yamani

Salafi Haraki

Nazhariyah

‘Aqliyah

Asy’ari

Maturidi

Dianut oleh Nahdhatul

Ulama (NU)

Shufiyah

Thariqah Dasuqiyah

Thariqah Syadziliyah

Thariqah Qadiriyah

Thariqah Tijaniyah

Thariqah Rifa’iyah

Dan lain-lain

Dianut oleh nahdhiyin (warga NU), baik struktural

maupun kultural. Dalam mengamalkan

tashawwuf, NU mengikuti cara tashawwuf dan

thariqah Imam Ghazali dan Syaikh Junaid al-

Baghdadi. NU memiliki lembaga bernama

Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-

Nahdliyyah.

WAHABI

Sekilas tentang Wahabi

Muncul pada abad XIII di Jazirah Arabia melalui Muhammad bin Abdul Wahhab, bersamaan dengan berdirinya negaraSaudi pertama, pengikutnya disebut Wahabi.

Menurut Syech Ahmad Zaini Dahlan, Wahabi adalah gerakanseparatis yang muncul pada masa pemerintahan Sultan Salim III (1204-1222H).

Sebagian tidak menyukai istilah “Wahabi”, dan lebih menyukaiistilah “Salafi”, karena penamaan tersebut salah dari sisibahasa, karena ayahnya (Abdul Wahhab) tidak menyebarkandakwah ini.

Menurut al-Buthi, penamaan Salafi sebagai kelompok ataumazhab, adalah bid’ah.

Ajaran dan Dasar Berpikir

Mengklaim memiliki tujuan memurnikan tauhid dan menjauhkan umat dari kemusyrikan.

Menganggap, selama 600 tahun umat manusia dalam kemusyrikan dan dia datang sebagai mujaddid (pembaharu) yang memperbaharui agama mereka.

Pembacaan harfiah (Literalisme/Atsariyah) Wahabi atas sumber-sumber ajaran Islam menghasilkan:

Pemahaman ekstrim, kaku, dan keras.

Penolakan terhadap rasionalisme, tradisi, dan beragam khazanahintelektual Islam.

Paham mujassimah dan musyabbihah.

PEMBONGKARAN MAKAM SAHABAT HUJR BIN ADIY AL-KINDI SURIAH

Pembubaran Acara Maulid di Kediaman Habib Zaky bin Abu Bakar-Yogyakarta, oleh seorang Salafi-Wahabi

Di Indonesia

Ide Ibn Abdul Wahhab diduga pertama kali dibawa oleh beberapa ulama

asal Sumatera Barat pada abad ke-19 (1803 – 1832) .

Inilah gerakan Salafi pertama di tanah air yang kemudian lebih dikenal

dengan gerakan Kaum Padri, salah satu tokoh utamanya adalah Tuanku

Imam Bonjol.

Ide pembaruan ini secara relatif juga memberikan pengaruh pada gerakan-

gerakan Islam modern yang lahir kemudian, seperti Muhammadiyah,

PERSIS, dan Al-Irsyad.

“Kembali kepada al-Qur’an dan al-Sunnah” serta pemberantasan TBC

(Takhayul, Bid’ah, Churafat), kemudian menjadi isu mendasar yang diusung

gerakan ini. Meski nampaknya gerakan-gerakan ini tidak sepenuhnya

mengambil, apalagi menjalankan, ide-ide gerakan purifikasi ibn ‘Abd al-

Wahhab.

SALAFI YAMANI DAN SALAFI HARAKI

Adalah para dai salafi alumni

Madrasah Salafiyah Muqbil

bin Hadi al-Wad’i (w. 2002),

yang terletak di desa

Dammaj, kota Sa’dah,

Yaman, beserta pihak-pihak

lain dari kalangan dai atau

penuntut ilmu, yang sepakat

dengan metode dakwah

Muqbil.

Menolak metode pergerakan, karena dianggap bid’ah dan

merupakan praktik fanatisme (hizbiyah).

Madrasah Salafiyah di Yaman terkenal paling keras sikapnya

terhadap “ahli bid’ah” dan “kelompok-kelompok menyimpang”.

Salafi Yamani di Indonesia dulu

ditokohi oleh Ja’far Umar Thalib,

seorang ustadz dari Malang yang

kemudian menjadi pimpinan PP Ihya’us

Sunnah Degolan, Yogyakarta dan

pendiri Laskar Jihad

Kini Ja’far sudah dianggap bukan

komunitas Salafi Yamani lagi.

Sekarang ditokohi oleh Muhammad

Umar as-Sewed, pimpinan Pesantren

Dhiya’us Sunnah di Kecapi Cirebon.

Tokoh Salafi Yamani yang lain adalah

Yazid Abdul Qadir Jawwaz (Bogor),

Ahmad Fais Asifuddin (Solo), dan Abu

Nida’ (Yogyakarta).

SALAFI-WAHABI ABDUL QADIR YAZID JAWWAS MENYATAKAN ASYARIYAH MUSYRIK!!!

Yazid Abdul Qadir Jawwaz (Bogor) Menyatakan: Asy’ariyyah Musyrik!

Kelompok yang menggunakan metode

pergerakan dalam berdakwah

Disebut pula Sururi atau Sururiyah,

diambil dari nama perintis Salafi

Haraki, yakni Muhammad Surur bin

Nayef Zainal Abidin, seorang mantan

tokoh Ikhwanul Muslimin asal Suriah

yang pernah tinggal di Arab Saudi.

Salafi Haraki identik dengan dua organisasi, yaitu al-Muntada al-

Islami dan Jam’iyah al-Turats al-Islami.

Metode haraki, meski tidak sama persis, serupa dengan metode

yang ditempuh jama’ah-jama’ah dakwah Islam, seperti Ikhwanul

Muslimin (IM), Hizbut Tahrir (HT), Jama’ah Tabligh (JT), Negara

Islam Indonesia (NII).

Selain Salafi Yamani dan

Haraki, ada kelompok-

kelompok lain seperti:

Salafi Jihadi

Salafi Wahdah Islamiyah

Salafi Turatsi

Salafi Ghuraba

Salafi Ikhwani

Salafi Hadadi

Salafi Turaby

dan sebagainya.

Kelompok Salafi Lain:

Ketika seseorang dudukdi Majlis Salafi Turatsi, ustadz-ustadz as-Shafwah mengatakan“haram hukumnyabermajelis dan bertaklimdengan Salafy Yamani.”

Ketika seseorang duduk dengan Salafy Wahdah Islamiyyah, maka pemuka-pemuka Salafy Wahdah mengatakan Salafiyyin aliran Turatsi itu hizbi antek PKS dan Ikhwanul Muslimin yang termasuk 72 golongan yang masuk neraka jahanam.

Anda akan tercengang jika membaca web site inihttp://sunnisalafi.blogspot.com/2009/03/pembesar-turotsi-kuwait-bersama-rafidhi.html

Ketika seseorang hadir ditaklim kelompok SalafySururi, ustad-ustadznyamengatakan bahwa SalafyWahdah Islamiyyahadalah khawarij – maaf -anjing-anjing neraka yang menggunakan sistemberhala.

Ketika seseorang berkumpul bersama Salafy Yamani, ustadz-ustadz Salafy Yamani mengatakan bahwa Salafy Sururi, Salafy Haraki, Salafy Turatsi, Salafy Ghuraba, Salafy Wahdah Islamiyyah, Salafy Persis, Salafy Ikhwani, Salafy Hadadi, Salafy Turaby,kesemuanya bukan salafy tapi salaf-i (salafi imitasi) yang khawarij, bid’ah, dan hizbi.

Jafar Umar Thalib mengatakan bahwa Abdul Hakim Abdat (SalafyTuratsi) itu ustadz otodidak yang bukan “pakar hadits”, tapi “pakarhadats” (najis). Silakan lihat di http://darussalaf.org/

Muhamad Umar As Seweed(pemimpin Salafy Yamanipasca Ja’far Umar)mengatakan bahwa Ja’farUmar Thalib itu ahli bid’ahdan khawarij. Bahkankelompok as-Seweedmenyusun buku denganjudul “Pedang tertuju diLeher Ja’far Umar Thalib”,yang artinya Ja’far UmarThalib halal dibunuh.

As Seweed jugaberseteru denganSalafi al-Shafwah.Perseteruan itu dapatAnda lihat dihttp://www.salafy.or.id/print.p

hp?id_artikel=557 danhttp://www.scribd.com/doc/12229113/Persaksian-Ustadz-Muhammad-Umar-asSewed-Tentang-Yayasan-AlSofwah

Abdul Hakim Abdat (Salafy Turatsi) mengatakan bahwa Salafy Wahdah Islamiyyah itu sesat menyesatkan dan melakukan dosa besar (hanya) dengan mendirikan yayasan/organisasi, sedang organisasi adalah hizbi. Salafi ini juga dianggap sesat oleh yang lain, sehingga sampai terbit buku “Nasihat Ilmiah untuk Wahdah Islamiyyah”.

Sedang Salafy Wahdah Islamiyyah mengatakan bahwa Salafy Yamani dan Abdul Hakim Abdat (yang mengharamkan organisasi) itu salafy-salafy primitif dan terbelakang yang hanya cocok hidup di jaman purba atau pra sejarah.

Perseteruannya dapat Anda lihat dihttp://ashthy.wordpress.com/

Perpecahan salafi menjadi beberapa kelompok antara lain: kelompok Al-Sofwah dan Al-Haramain Jakarta; Imam Bukhari Solo, al-Furqan Gresik, Islamic Center Bin Baaz dan Jamilurahman as-Salafy Jogya; FKAWJ & Lasykar Jihad Jakarta; Dhiyaus Sunnah Cirebon.

-Ini belum termasukkelompok salafi yang telahdi-tahdzir (diberi peringatanoleh ustadz mereka) dankemudian bertaubat, tetapitidak bergabung dengansalafi "asli" dan membentukkelompok-kelompok sendiri,yang saling sesatmenyesatkan, bahkan salingmengkafirkan.

Allah SWT

menjaga

pengikut

Ahlussunnah

Wal-Jama’ah

dari sikap

saling

mengkafirkan.