FIRQAH FIRQAH

33
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya dan meluasnya Islam di dunia, sudah barang tentu perkembangan itu tidak terlepas dari berbagai problematika yang timbul, baik yang timbul dari dalam Islam itu sendiri maupun dari luar Islam. Dan diantara problematika yang timbul dari dalam diri Islam itu sendiri adalah timbulnya firqah atau golongan yang benihnya sudah mulai dirasakan tatkala nabi Muhammad saw sudah meninggal. Sejarah Islam telah mencatat tentang banyaknya firqah-firqah atau golongan-golongan yang ada di dalam tubuh umat Islam. Dan berdasarkan keterangan dari beberapa hadis, dari kesemua firqah atau golongan tersebut semuanya dikatakan sebagai firqah/golongan yang sesat kecuali hanya satu golongan. Hal ini tentunya didasarkan atas dasar keterangan dari matan hadis yang sudah sering kita jumpai bahkan sudah sering kita kaji. Artinya: 1

description

Firqah firqah dalam islam adalah

Transcript of FIRQAH FIRQAH

Page 1: FIRQAH FIRQAH

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya dan meluasnya Islam di dunia, sudah

barang tentu perkembangan itu tidak terlepas dari berbagai problematika yang

timbul, baik yang timbul dari dalam Islam itu sendiri maupun dari luar Islam.

Dan diantara problematika yang timbul dari dalam diri Islam itu sendiri

adalah timbulnya firqah atau golongan yang benihnya sudah mulai dirasakan

tatkala nabi Muhammad saw sudah meninggal. Sejarah Islam telah mencatat

tentang banyaknya firqah-firqah atau golongan-golongan yang ada di dalam

tubuh umat Islam. Dan berdasarkan keterangan dari beberapa hadis, dari

kesemua firqah atau golongan tersebut semuanya dikatakan sebagai

firqah/golongan yang sesat kecuali hanya satu golongan. Hal ini tentunya

didasarkan atas dasar keterangan dari matan hadis yang sudah sering kita

jumpai bahkan sudah sering kita kaji.

Artinya:

Abdullah bin Amr berkatan: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya umat

bani Israil terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku

akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, kesemuanya akan

masuk ke neraka kecuali satu golongan yang akan selamat. Para sahabat

bertanya: Siapakah satu golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?

Beliau menjawab: yaitu golongan yang mengikuti ajarannku dan ajaran para

Sahabatku.

Memang ada yang menilai hadis tersebut mengandung kelemahan. Akan

tetapi, apabila dijadikan pegangan dan pedoman untuk mengukur pandangan

dan perilaku yang dapat dibenarkan oleh ajarang Islam, pastilah lebih baik

1

Page 2: FIRQAH FIRQAH

dibanding keterangan para pakar yang belum pasti kekuatan dan

kebenarannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Bagaimana sejarah timbulnya firqah dalam Islam ?

2. Apa saja sebab-sebab timbulnya firqah dalam Islam ?

3. Apa saja firqah-firqah yang berpengaruh ?

4. Bagaimana sikap NU terhadap firqah-firqah dalam islam ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui sejarah timbulnya firqah dalam Islam.

2. Untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya firqah dalam Islam.

3. Untuk mengetahui firqah-firqah yang berpengaruh.

4. Untuk mengetahui sikap NU terhadap firqah-firqah dalam islam.

2

Page 3: FIRQAH FIRQAH

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Sejarah Timbulnya Firqah dalam Islam

1. Bibit-Bibit Perselisihan Diantara Umat Islam

Agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW

mencakup tiga aspek yaitu Iman, Islam, Ihsan atau Aqidah. Syari’ah dan

Akhlak atau disebut juga dengan Thariqat, Fiqih dan Tashawuf.

Iman, Islam dan Ihsan telah diterapkan dan diamalkan oleh

Rasulullah SAW beserta para sahabatnya secara terpadu tidak dapat di

pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada suatu yang

kurang difahami, maka para sahabat langsung bertanya kepada

Rasulullah SAW, kemudian beliau menjelaskannya berdasarkan petunjuk

dari Allah SWT.

Dapat disimpulakan bahwa pada zaman Rasulullah SAW tidak ada

pertentangan di kalanagan umat dalam menjalankan agama baik di

bidang Aqidah (Tauhid) Syari’ah (Fiqih) maupun Akhlak (Tasawuf),

semuanya berjalan secara terpadu, serempak serta seimbang.

Rasulullah SAW berpulang menghadap Allah SWT Rabbul Izzati

pada hari Senin tanggan 12 Rabiul Awal tahun 11 H. pada usia ke 63

tahun. Beliau meninggalkan agama Islam dalam keadaan sempurna.

Ketika Rasulullah wafat terjadilah perselisihan di kalangan para sahabat

dalam masalah wafatnya Rasulullah SAW, tempat makam Rasulullah

SAW dan siapa pengganti Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat

islam. Inilah yang disebut sebagai bibit-bibit perselisihan di kalangan

umat islam.

2. Pendapat Kaum Muhajirin dan Anshar

a. Tentang Wafatnya Rasulullah SAW

Setelah mendengar kabar wafatnya Rasulullah SAW, Umar bin

Khattab Ra berkata : “Sesungguhnya hanya orang munafik yang

beranggapan bahwa Rasulullah Saw telah meninggal dunia, padahal

Rasulullah Saw sedang pergi menghadap Tuhan-Nya seperti yang

3

Page 4: FIRQAH FIRQAH

dilakukan Nabi Musa As yang pergi meninggalkan kaumnya selam

40 hari lalu kembali lagi kepada mereka demi Allah, Rasulullah Saw

akan kembali kepada kita, maka barang siapa yang mengatakan

Rasulullah Saw telah meninggal akan saya potong tangan dan

kakinya”.

Sahabat Abu Bakar Ra datang kemudian dia masuk rumah

menemui putrinya sayyidah Aisyah Ra, lalu mendekati jasad

Rasulullah Saw yang ditutupi kain hitam, dia menyibakkannya lalu

mencium Rasulullah Saw sambil menangis, dia berkata : “Demi ayah

dan ibuku sebagai tebusan kalau Allah telah menentukan kematian

ini atas engkau, berarti engkau memang telah meninggal dunia.”

Kemudian Sahabat Abu Bakar keluar dari rumah lalu masuk

masjid, pada waktu itu sahabat Umar masih tetap berdiri sambil

berbicara dengan para sahabat. Sahabat Abu BAkar

berkata :”Duduklah Umar !” , sahabat Umar tidak mau duduk, maka

para sahabat berpaling kepada sahabat Abu Bakar Ra.

Setelah situasi agar tenang kemudian sahabat Abu BAkar Ra

berpidato, “Barang siapa diantara kalian yang menyembah

Muhammad Saw, maka sesungguhnya Muhammad Saw telah

meninggal dunia, tetapi barang siapa yang menyembah Allah, maka

Allah SWT Maha Hidup tidak akan meninggal selamanya.”

Umar Bin Khattab berkata : “Demi Allah setelah aku mendengar

Abu Bakar membaca ayat ini, akupun menjadi linglung hingga aku

tidak kuat mengangkat kedua kakiku, aku tertunduk diatas tanah,

kini aku seudah tahu bahwa Rasululullah Saw telah meninggal.”

b. Tentang Tempat Pemakaman Rasulullah SAW

Sahabat Abu Bakar Ra berkata”Saya telah mendengar rasulullah

Saw bersabda :”tiadalah seorang Nabi meninggal dunia”, maka Abu

Thalhah menyingkirkan tempat tidur dimana beliau meninggal

dunia, lalu dia menggali liang lahat persis dibawah tempat tidur itu.

Kemudian orang-orang masuk ke dalam kamar secara bergiliran

sepuluh-sepuluh untuk menshalati jenazah Rasulullah Saw, giliran

4

Page 5: FIRQAH FIRQAH

pertama adalah keluarga beliau kemudian disusul oleh sahabat

muhajirin lalu sahabat Anshar, lalu kaum wanita dan yang terakhir

adalah anak-anak. Semua ini dilakukan pada hari Selasa penuh

hingga malam Rabu, Sayyidah Aisyah berkata : “Kami tidak

mengetahui penguburan Rasulullah Saw, hingga kami mendengar

suatu sekop di tengah malam Rabu.”

c. Tentang pengganti Rasulullah SAW

Rasululah Saw tidak pernah berwasiat baik secara lisan maupun

tulisan tentang siapa pengganti beliau. Hal ini diserahkan

sepenuhnya kepada kaum muslimin karena beliau menilaai bahwa

para sahabat utamanya yang termasuk ke dalam Assabiqunal

Awwalun telah siap memilih orang yang layak sebagai pengganti

beliau menjadi umat islam. Ketika jenazah Rasulullah Saw masih

membujur yaitu harai Senin sahabat Anshar mengadakan

perundingan di gedung “Saqifah Bani Sa’idah” untuk mengangkat

pemimpin mereka yaitu Sa’ad bin Ubadah sebagai pemimpin umat

islam pengganti Rasulullah Saw. Mendengar hal ini sahabat Abu

Bakar dan sahabat Umar langsung mendatangi mereka. Sahabat Ali

tidak diikutsertakan karena sedang sibuk mengurusi jenazah

Rasulullah Saw, maka terjadilah ketegangan diantara kaum

Muhajirin dan anshar.

Sahabat Anshar merasa punya hak untuk menjadi Khalifah

karena mereka telah mmembantu Rasulullah Saw dengan harta

semua, tewnaga, pikiran bahkan nyawanya sehingga misi

Rasulullah Saw berhasil. Sahabat Muhajirin merasa lebih berhak

karena mereka adalah orang-orang pertama masuk Islam

(Assabiqul awwalun), rela mengorbankan segalanya, rumahnya,

ladangnyaa, kebunnya, anak istrinya bahkan tempat kelahirannya

demi membela perjuangan Rasulullah Saw.

Setelah musyawarah yang panjang dan menegangkan akhirnya

para sahabat baik Muhajirin maupun Anshar sepakat mengangkat

Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq sebagai “Khalifah” pengganti

5

Page 6: FIRQAH FIRQAH

Rasulullah Saw dengan alasan sahabat Abu Bakar As-Shiddiq

adalah

a) Orang yang pertama masuk Islam.

b) Orang yang selalu membenarkan Rasulullah saw sehingga

mendapat gelar As-Shiddiq.

c) Orang yang menyertai Rasulullah Saw ketika Aisyah di

Mekkah.

d) Orang yang ditunjuk Rasulullah Saw menjadi imam shalat

ketika beliau sakit.

e) Orang yang disebut oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Dengan terpilihnya sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Ra sebagai

khalifah dengan cara musyawarah dan mufakat maka hilanglah

perselisihan diantara para sahabat.

3. Urutan Pemerintahan Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin adalah gear yang diberikan oleh Rasulullah

SAW kepada para penganut beliau yang memerintah dengan adil dan

bijaksana serta mendapat petunjuk dari Allah SWT.

Ulama Ahlusunnah Wal Jama’ah sepakat bahwa masa

pemerintahan Khulafaur Rasyidin itu berlangsung ± 30 tahun yaitu :

a. Khalifah Abu bakar Shiddiq, 2 tahun (11 H-13 H) atau (632-634 M).

dipilih berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat.

b. Khalifah Umar Bin Khattab, 10 tahun (13-23 H) atau (634-644 M).

diangkat berdasarkan surat wasiat dari khalifah Abu Bakar As-

Shiddiq. Beliau wafat sebagai syuhada karena dibunuh oleh Abu

Lu’luk seorang Yahudi.

c. Khalifah Ustman Bin Affan, 12 tahun (23-35 h) atau (644-656 M).

Diangkat berdasarkan pilihan Dewan Formatur yang diketuai dan di

wakili oleh sahabat Abdur Rachman Bin Auf. Beliau wafat sebagaai

syuhada dibunuh oleh pemberontak.

6

Page 7: FIRQAH FIRQAH

d. Khalifah Ali Bin Abi Thalib, 5 tahun (35-40 H) atau (656-661 M).

Diangkat secara paksa oleh para sahabat senior untuk

menentramkan keadaan yang kacau balau akibat terbunuhnya

khalifah Ustman Bin Affan oleh pembenrontak yang datang dari

Mesir. Demi panggilan kewajiban sahabat Ali bersedia

menerimanya, walaupun beliau bakal menghadapi berbagai

tantangan dan fitnah.

Untuk menghormati kesucian kota Makkah dan Madinah dari

berbagai kerusuhan, beliau memindahkan pusat pemerintahan Islam

dari kota Madinah ke kota Bashrah di Irak. Beliau wafat sebagai

syuhada dibunuh oleh Abdul Rahman Bin Muljam seorang

Khawarij.

4. Kelompok Yahudi Sumber Perpecahan Umat Islam

Diakhir masa pemerintahan khalifah Utsman datanglah sekelompok

Yahudi dari Yaman dipimpin oleh pendeta Abdullah Bin Saba’ ke

Madinah pura-pura masuk Islam. Tujuannya jelas untuk meruntuhkan

kekuasaan Islam dengan cara mengadu domba sesame umat Islam (Ingat

politik penjajah Belanda di Indonesia).

Adapun prakteknya diaa menyebarkan fitnah terhadap khalifah

Utsman Bin Affan :

a. Pemilihan khalifah Utsman Bin Affan tidak sah, karena atas dasaar

KKN yaitu sahabat Abdur Rachman Bin Auf yang diserahi oleh

Dewan Formatur untuk memilih antara sahabat Utsman dan sahabat

Ali kemudian dia memilih sahabat Utsman adalah family sahabat

Utsman sama0sama dari bani Umayyah.

b. Khalifah utsman banyak mengangkat pejabat dari keluarganya

sendiri yaitu Bani Umayyah.

c. Khalifah Utsman sangat boros di dalam menggunakan uang Negara,

hanya untuk memperkaya keluarga Bani Umayyah.

d. Para pejabat Negara, utamanya gubernur Syam (Siria) yaitu sahabat

Muawiyah Bin Abi Sufyan dan gubernur Mesir yaitu sahabat Amru

7

Page 8: FIRQAH FIRQAH

Bin Ash hidup mewah suka berfoya-foya dengan uang negara

(korupsi).

e. Disisi lain, dia Abdullah Bin Saba’ menjunjung dan memuja sahabat

Ali setinggi langit dengan cara :

a) Membuat hadist palsu (maudhu’) yang mengatakan bahwa

sahabat Ali adalah “Al Wishoyah” yaitu orang yang diwasiati

oleh Rasulullah Saw sebagai pengganti palsu.

Tertulis di dalam Taurat bahwa setiap nabi mempunyai washi (putra

mahkota) dan Ali adalah putra mahkota Nabi Muhammad Saw.

Propaganda Abdullah Bin Saba ini berhasil membakar emosi sebagain

umat islam, sehingga datanglah pemberontakan dari Mesir menuntut agar

khalifah Utsman turun dari jabatan. Karena khalifah Utsman tidak mau

maka pemberontakan menerobos masuk ke dalam rumah melalui atap,

kemudian mereka membunuh khalifah Utsman yang sedang membaca

Al-Qur’an dalam keadaan berpuasa, maka beliau mati syahid, masuk

surga tanpa hisab.

Dengan terbunuhnya khalifah Utsman oleh pemberontak yang

mengaku umat Islam maka terbukalah pintu fitnah bagi umat islam yang

tidak dapat ditutup lagi sampai turunnya Nabi Isa As ke dunia.

Setelah di pilihnya sahabat Ali Bin Abi Thalib sebagai Khalifah yang ke

empat, fitnah bukannya redaa apalagi hilang akan tetapi semakin melebar

banyak gubernur yang menginginkan jabatan khalifah, menuduh dan

memfitnah sahabt Ali bersekongkol dengan pemberontak dalam

pembunuhan khalifah Utsman Bin Affan Ra.

Maka perang saudara pun tidak dapat dihindari lagi sehingga timbullah

perang Jaml, perang Siffin, majlis Tahkim yang pada akhirnya memecah

belah umat Islam menjadi beberapa Firqah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab

terjadinya firqah-firqah adalah

a. Masalah politik (masalah dunia) yaitu rebutan jabatan Khaifah.

b. Fanatik kesukuan bangsa Arab

8

Page 9: FIRQAH FIRQAH

Pada masa Rasulullah Saw masalah suku ini telah dihilangkan

diganti dengan sebutan Muhajirin bagi umat Islam pendatang dan

Ashar bagi penduduk asli Madinah. Tetapi setelah Rasulullah Saw

wafat, fanatic kesukuan ini muncul kembali. Dengan tujuan

menghimpun dukungan dan kekuatan seperti kabilah Aus, kabilah

Khowarij, Suku Quraisy, Bani Hasyim dan Bani Umayyah.

c. Gerakan kaum munafik (orang kafir yang pura-pura masuk Islam)

tidak bisa di antisipasi lagi, karena wahyu dari Allah sudah tidak

turun.

d. Munculnya hadist-hadist palsu yang di buat oleh orang-orang Ahli

Kitab (Yahudi Nasrani) dengan tujuan mengadu domba sesame umat

Islam.

Hadist-hadist palsu ini (maudhu) beredar dengan subur sampai

datangnya Imam. Imam Muhaditsin yang menyeleksi hadist-hadist

yang shaheh saja kemudian di bukukan yang di sponsori oleh enam

orang Imam yaitu Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Tirmidzi,

Imam Nasai. Imam Ibnu Madjah dan Imam Abu Dawud. Karya

mereka dosebut “Kutubus Sittah”.

e. Timbulnya masalah baru yang tidak pernah ada pada zaman

Rasulullah Saw atau tidak pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw

seperti tentang sifat-sifat Allah SWT, ayat-ayat Mutasyabihat dan

tentang keadilan Allah, sehingga muncullah “Ijtihad” yang hasilnya

bisa berbeda.

Dilihat dari segi permasalahan yang diperselisihkan, firqah-firqah dalam

Islam dapat dikelompokkan menjadi :

No. Permasalahan yang diperselisihkan Nama Firqah atau Aliran

1. Sifat Tuhan dan Peng-Esaan sifat Karramiyah, Majassimah,

Mu’tazilah, Asy’ariyah

2. Qadar dan Keadilan Tuhan Qadariyah, Jabariyah,

Nijariyah, Karramiyah,

9

Page 10: FIRQAH FIRQAH

Asy’ariyah

3. Janji dan Ancaman, batasan tentang Iman

dan Kafir

Marji’ah, Wa’idiyahh,

Karramiyah, Mu’tazilah,

dan Asy’ariyah

4. Penentu baik dan buruk, risalah kenabian

dan Imamah

(kepemimpinan umat)

Syi’ah, Khawarij,

Karramiyah, Mu’tazilah

dan Asy’ariyah

Selain faktor-faktor tersebut di atas, perselisihan dikalangan umat islam

dan timbulnya firqah-firqah dalam islam juga disebabkan oleh beberapa hal

sebagai berikut :

1. Fanatik kesukuan dan ke-Araban.

2. Perebutan khilafah.

3. Hubungan antara umat Islam dengan pemeluk agama lain.

4. Penerjemah buku-buku filsafat Yunani.

5. Banyak pembicaraan hal-hal yang rumit.

6. Ayat-ayat mutasyabbihat dalam al-Qur’an

Sekalipun terdapat beberapa perbedaan pendapat yang melahirkan

beberapa firqah dan aliran, baik dalam bidang politik, kepercayaan (akidah),

maupun fikih, namun umat Islam tetap sepakat (tidak terjadi perselisihan)

dalam hal-hal berikut ini :

1. Keesaan Allah.

2. Kedudukan Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah.

3. Kedudukan al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada

Nabi Muhammad .

4. Rukun-rukun Islam (shalat lima waktu, puasa, zakat, haji).

5. Hal-hal yang ditentukan oleh agama secara pasti (qath’i) dan jelas, seperti:

haram memakan daging babi, bangkai, minum minuman keras, zina dan

lain-lain

B. Sebab-Sebab Timbulnya Firqah dalam Islam

10

Page 11: FIRQAH FIRQAH

Setelah terpilihnya Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah yang keempat,

fitnah bukannya reda apalagi hilang, akan tetapi semakin melebar banyak

Gubenur yang menginginkan jabatan Khalifah, menuduh dan memfitnah

khalifah Ali bersekongkol dengan pemberontak dalam pembunuhan khalifah

Utsman bin Affan Ra.

Maka perang saudarapun tidak dapat dihindari lagi sehingga timbullah

perang Jamal, perang Siffin, Majlis Tahkim yang pada akhirnya memecah

belah Umat Islam menjadi beberapa Firqoh. Sebagaimana yang telah

diperingatkan oleh Rasullah Saw dengan sabdanya :

”Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 golongan, kaum Nasrani telah

terpecah menjadi 72 golongan dan umat-ku akan terpecah menjadi 73

golongan, satu golongan yang selamat sedangkan sisanya celaka, para

sahabat bertanya, “siapakah golongan yang selamat itu wahai

Rasulullah? Beliau menjawab “mereka adalah Ahlussunah wal

Jama’ah”… (HR. Tabrani)

Dalam hadist lain Rasulullah Saw. Bersabda:

“Mereka adalah orang-orang yang mengikuti jejak-ku dan jejak para

sahabat-ku. (HR. Tirmidzi)

Berdsarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab

terjadinya firqoh adalah sebagai berikut :

11

Page 12: FIRQAH FIRQAH

1. Masalah politik (masalah dunia) yaitu rebutan jabatan Khalifah.

2. Fanatik kesukuan bangsa arab.

Pada masa Rasulullah Saw. Masalah suku ini telah dihilangkan diganti

dengan sebutan “Muhajirin” bagi umat islam pendatang dan “anshar”

bagi penduduk asli Madinah. Tetapi setelah Rasulullah Saw. Wafat

fanatic kesukuan ini muncul kembali. Dengan tujuan menghimpun

dukungan dan kekuatan, seperti kabilah Aus, kabilah Khowarij, suku

Quraisy, Bani Hasyim dan Bani Umayyah.

3. Gerakan kaum munafik (orang kafir yang pura-pura masuk islam)

tidak bisa diantisipasi lagi, karena wahyu dari Allah swt sudah tidak

turun.

4. Munculnya hadist-hadist palsu yang dibuat oleh orang-orang ahli Kitab

(yahudi, Nasrani) dengan tujuan mengadu domba sesama umat islam.

Seperti contoh di bawah ini

:

Rasulullah Saw. Bersabda ,”yang dipercaya Allah di muka bumi ini

hanya tiga orang yaitu, Saya, Jibril dan Muawiyah”.

Rasulullah Saw. Bersabda, “apabila kalian melihat Muawiyah di atas

mimbar maka bunulah dia”.

Hadist-hadist palsu (maudhu) ini beredar dengan subur, sampai

datangnya imam. Imam muhadditsin yang menyeleksi hadist-hadist

yang shaheh saja kemudian dibukukan yang disponsori oleh enam

orang imam, yaitu: Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Tirmidzi,

12

Page 13: FIRQAH FIRQAH

Imam Nasa’I, Imam Ibnu Majah dan Imam Abu Dawud. Karya mereka

disebut “Kutubus sittah”

5. Timbulnya masalah baru yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah

Saw. Atau tidak pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw. Seperti,

tentang sifat-sifat Allah SWT, ayat-ayat Mustasyabihat dan tentang

keadilan Allah, sehingga muncullah “ijtihad” yang hasilnya bisa

berbeda.

Masalah Yang Diperselisihkan

Menurut KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam

kitabnya:”Risalah ahlus sunnah wal jama’ah” sejarah semula umat islam

di pulau jawa memiliki faham yang sama, baik dibidang aqidah, syari’ah

maupun akhlak yaitu dibidang aqidah (Tauhid) mengikuti Madzhab Abu

hasan, Al-Asy’ary, di bidang syari’ah Imam Syafi’I (Muhammah Bin

Idris) dan di bidang akhlaq (Tasawuf) mengikuti madzhab imam Ghazali

dan imam Abul Hasan As-Sadzali.

Kemudian padatahun 1330 H datanglah faham baru yang

melarang, bahkan mengharamkan amaliyah ziarah wali, talqin mayit,

sedekah bagi orang yang sudah mati, tawashul, peringatan Maulid Nabi

Muhammad Saw., Marhabanan (diba’an) dan membaca doa qunut. Mereka

itu adalah pengikut madzhab Muhammad Abdul Rasyid Ridho,

Muhammad Bin Abdul wahab (wahabi). Mereka mengharamkan Taqlid

kepada imam-imam madzhab dan mewajibkan setiap orang islam

melakukan ijtihad. Faham ini muncul dari Arab Saudi.

Kemudian muncul pula Madzhab Syi’ah Rofidhoh yang meghujat

sahabat abu bakar dan umar bin khatab , mereka berlebih-lebihan memuja

sahabat Ali bin Abi thalib, mereka mengatakan bahwa yang berhak

menggantikan Rasulullah Saw menjadi khalifah hanyalah sahabat Ali

sedangkan yang lain adalah perampok.

Muncul faham yang mengatakan bahwa manusia itu laksana robot

yang digerakkan oleh mesin, segala perbuatan manusia itu terjadi atas

kehendak Allah, tidak ada usaha sedikitpun dari manusia itu sendiri

13

Page 14: FIRQAH FIRQAH

sehingga perbuatan dosa manusia itu tidak akan disiksa selama dia

beriman kepada Allah SWT.

Munculnya faham yang berlawanan “Bahwa manusia itu bebas

melakukan apa saja sesuai kehendaknya, tidak ada sedikitpun campur

tangan Allah di dalamnya, sehingga manusia bertanggung jawab atas

segala perbuatannya serta menerima akibatnya.

Faham-faham di atas berbeda dengan Ahlussunnah wal jama’ah

yang mengambil jalan tengah antara faham Jabriyah dan Qadariyah.

C. Firqah-Firqah yang Berpengaruh

1. SYI’AH

Menurut etimologi, Syi’ah berarti pengikut atau pendukung.

Menurut terminologi, Syi’ah adalah para pendukung Ali bin Abi Thalib.

Ajaran dan pemikiran:

Para nabi dan imam syi’ah adalah ma’shum (terhindar dari perbuatan

dosa) dan wajib mendukungnya. Imamah merupakan hak Ali dan

keturunannya.

Sekte-sekte Syi’ah:

Kaisaniyah (Karabiyyah dan Hasyimiyyah), Zaidiyah (Jarudiyyah,

Sulaimaniyyah, dan Badriyyah atau Shalihiyyah), Imamiyyah (Ismailiyyah

dan Itsna Asyariyyah), dan Ghulat (as-Sabaiyah dan al-Ghuraiyah),

2. KHAWARIJ

Secara bahasa: khawarij bentuk plural dari kharijah, artinya kelompok

yang menyempal.

Secara istilah: orang-orang yang menyatakan keluar dari kepemimpinan

Ali bin Abi Thalib setelah peristiwa tahkim (arbitrase).

Ajaran dan pemikiran :

a. Khalifah dipilih dengan pilihan yang bebas dan sah.

b. Khalifah tidak dimonopoli kalangan tertentu.

c. Pengangkatan pemimpin tidak wajib menurut syariat.

14

Page 15: FIRQAH FIRQAH

d. Orang yang berbuat dosa dianggap kafir.

Sekte-sekte Khawarij :

Azariqah, Najdat, Shafariyah, ‘Ajaridah, dan Ibadhiyah.

3. MURJIAH

Aliran ini timbul di Damaskus pada akhir abad pertama Hijriyah.

Golongan ini dinamakan Murjiah, karena lafadz itu berarti menunda atau

mengembalikan.

Golongan ini berpendapat bahwa seorang mukmin yang melakukan

dosa besar itu tetap mukmin, tetapi ia tetap berdosa, sedang ketentuan

nasibnya terserah kepada Allah kelak di akherat, apakah dimaafkan atas

rahmatnya atau disiksa atas keadilan-Nya.

4. MU’TAZILAH

Secara bahasa, Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala, yaitu

memisahkan diri. Karena pemisahan diri tokoh Mu’tazilah bernama

Washil bin Atha, dari majelis Hasan al-Bashri.

Secara istilah, kelompok yang memisahkan diri dari orang lain.

Kelompok ini biasa disebut pula dengan Ashab al-Adl wa al-Tauhid

(penyokong keadilan dan monoteisme), dan sering pula dijuluki dengan

kelompok Qadariyyah dan ‘Adliyyah.

Ajaran dan Pemikiran :

a. Prinsip tauhid : mengesakan Allah dengan tidak mempercayai sifat-

sifat Allah.

b. Prinsip ‘Adl : Tuhan tidak berbuat buruk dan tidak melupakan apa

yang wajib dikerjakanNya.

c. Prinsip al-wa’d wa al-wa’id: keadilan menghendaki supaya orang

yang bersalah mendapat hukuman dan orang yang berbuat baik

diberi upah, sebagaimana dijanjikan Tuhan.

15

Page 16: FIRQAH FIRQAH

d. Prinsip al-manzilah baina al-manzilatain: pembuat dosa besar

bukanlah kafir dan bukan mukmin.

e. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar: kewajiban amar ma’ruf nahi

munkar dengan seruan dan bila perlu dengan kekerasan.

Sekte-sekte Mu’tazilah :

Al-Washiliyah, Al-Hudzailiyah, an-Nadhamiyyah, Al-khabithiyah dan

al-Haditsiyah, al-Bisyariyah, al-Muammariyyah, al-Mardariyyah, as-

Tsumamiyyah, al-Hisyamiyyah, al-Jahizhiyyah, al-Khayyathiyyah dan

al-Ka’biyyah, al-Jubaiyyah dan al-Bahsyaniyyah.

5. QADARIYAH

Aliran ini muncul sekitar th 70 H. Yang dipelopori oleh Ma’bad

Al-Jauhani Al-Bisri, Ghailan ad Dimsyqi.

Faham Qodariyah ini bagian dari faham Mu’tazilah, karena imam-

imamnya terdiri dari orang-orang Mu’tazilah. Timbulnya aliran Qodariyah

ini di Irak pada zaman pemerintah Khalifah Abdul Malik bin Marwan.

Aliran ini berpendapat, bahwa manusia itu mempunyai kekuasaan

mutlak atas dirinya dan segala amal perbuatannya. Dengan kemauan dan

kekuasaan sendiri, manusia dapat berbuat baik atau buruk dengan tidak

ada kekuasaan lain yang memaksanya.

6. JABARIYAH

Aliran jabariyah (Jahamiyah) adalah golongan yang menentang

gerakan Qodariyah. Pendirinya adalah Jaham bin Shafwan. Jahamlah yang

mula-mula mengatakan bahwa manusia adalah dalam keadaan terpaksa.

Pendapat-pendapat golongan ini di antaranya adalah :

a. Surga dan Neraka itu tidak abadi, yang abadi hanyalah Tuhan saja.

b. Allah tidak dapat dilihat kelak di akhirat.

16

Page 17: FIRQAH FIRQAH

c. Tuhan itu tidak boleh mempunyai sifat-sifat yang sama dengan

makhluk, tuhan tidak boleh dinyatakan mempunya sifat hayat ataupun

sifat mati. 

d. Qur’an itu adalah sebagai makhluk Allah yang dibuatnya (artinya

Hadits : Baru). 

7. ASWAJA (ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH)

Etimologi

Ahl : Keluarga, pengikut , atau golongan.

Al-Sunnah : Al-Thariqah wa law ghaira mardhiyah (jalan atau cara

walaupun tidak diridhai).

Al-Jama>‘ah : Perkumpulan, kumpulan orang yang memiliki

tujuan.

Aswaja : Kaum yang mengikuti jalan yang ditempuh Nabi

Muhammad saw. dan para sahabatnya (khulafa>’ al-rashidi>n ).

Ajaran Aswaja :

a. Iman : percaya dengan adanya rukun iman yang enam.

b. Islam : mengakui adanya rukun Islam yang lima.

c. Ihsan : menghadirkan Allah dalam setiap ibadah

Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah Islam murni sebagaimana yang

diajarkan oleh Nabi SAW dan sesuai dengan apa yang telah digariskan

serta diamalkan oleh para sahabatnya. Ahlussunnah Wal-Jama’ah

bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang

menyimpang dari ajaran Islam hakiki.

Tidak ada seorang pun yang menjadi pendiri Ahlussunnah Wal-

Jama’ah. Yang ada hanyalah ulama yang merumuskan kembali ajaran

Islam tersebut, setelah lahirnya beberapa faham dan aliran keagamaan

yang berusaha mengaburkan ajaran Rasulullah dan para sahabatnya yang

murni itu.

Pengenalan istilah Ahlussunnah Wal-Jama’ah sebagai suatu aliran

dalam Islam, baru nampak pada para pengikut al-Asy’ari, seperti Al-

17

Page 18: FIRQAH FIRQAH

Baqillani (w. 403H) Al-Baghdadi (w. 249) Al-Juwaini, Al-Ghazali As-

Syahrastani dan Ar-Razi. Akan tetapi pendapat mereka tentang Aswaja

bukan dalam kerangka madzhab. Baru pada pendapat az-Zabidi (w.1205

H) beliau secara tegas menyatakan bahwa yang dimaksud Aswaja adalah

mereka yang mengikuti Asy’ari dan al-Maturidi. (Siradj, 2007:7).

D. Sikap NU Terhadap Firqah-Firqah dalam Islam

Sejak didirikan pertama kali pada 31 Januari 1926,

melalui pendirinya Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari NU

mengeluarkan rambu-rambu peringatan terhadap paham Syi’ah. Peringatan

tersebut dikeluarkan agar warga NU ke depan berhati-hati menyikapi

fenomena perpecahan akidah. Meski pada masa itu aliran Syi’ah belum

sepopuler sekarang, akan tetapi KH. Hasyim Asya’ari memberi peringatan

kesesatan Syi’ah melalui berbagai karyanya.

Karya-karya tersebut diantaranya:

1. Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

2. Risalah Ahlu al-Sunnah wal Jama’ah.

3. al-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyid al-Mursalin.

4. Al-Tibyan fi Nahyi ‘an Muqatha’ah al-Arham wa al-Aqrab wa al-Akhwan

KH. Hasyim Asy’ari, dalam kitabnya “Muqaddimah Qanun Asasi li

Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’” memberi peringatan kepada warga nahdliyyin

agar tidak mengikuti paham Syi’ah. Menurutnya, madzhab Syi’ah Imamiyyah

dan Syi’ah Zaidiyyah bukan madzhab sah. Madzhab yang sah untuk diikuti

adalah Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Beliau mengatakan: “Di zaman

akhir ini tidak ada madzhab yang memenuhi persyaratan kecuali empat

madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Adapun madzhab yang lain

seperti madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah adalah ahli bid’ah.

Sehingga pendapat-pendapatnya tidak boleh diikuti” (Muqaddimah Qanun

Asasi li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’).

18

Page 19: FIRQAH FIRQAH

KH. Hasyim Asy’ari mengemukakan alasan mengapa Syi’ah Imamiyyah

dan Zaidiyyah termasuk ahli bid’ah yang tidak sah untuk diikuti.. Dalam

kitab Muqaddimah Qanun Asasi hal, beliau mengecam golongan Syi’ah yang

mencaci bahkan mengkafirkan sahabat Nabi SAW. Mengutip hadis yang

ditulis Ibnu Hajar dalam Al-Shawa’iq al-Muhriqah, Syeikh Hasyim Asy’ari

menghimbau agar para ulama’ yang memiliki ilmu untuk meluruskan

penyimpangan golongan yang mencaci sahabat Nabi SAW itu. Hadis Nabi

SAW yang dikuti itu adalah: “Apabila telah nampak fitnah dan bid’ah

pencacian terhadap sahabatku, maka bagi orang yang berilmu harus

menampakkan ilmunya. Apabila orang yang berilmu tersebut tidak

melakukan hal tersebut maka baginya laknat Allah, para malaikat dan laknat

seluruh manusia”.

Peringatan untuk membentengi akidah umat itu diulangi lagi oleh Syeikh

Hasyim dalam pidatonya dalam muktamar pertama Jam’iyyah Nahdlatul

Ulama’, bahwa madzhab yang sah adalah empat madzhab tersebut, warga NU

agar berhati-hati menghadapi perkembangan aliran-aliran di luar madzhab

Ahlussunnah wal Jama’ah tersebut. Dalam Qanun Asasi itu, Syeikh Hasyim

Asy’ari menilai fenomena Syi’ah merupakan fitnah agama yang tidak saja

patut diwaspadai, tapi juga harus diluruskan..

Pelurusan akidah itu menurut beliau adalah tugas orang berilmu, jika

ulama’ diam tidak meluruskan akidah, maka mereka dilaknat Allah SWT.

Kitab “Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama” sendiri

merupakan kitab yang ditulis oleh Syeikh Hasyim Asy’ari, berisi pedoman-

pedoman utama dalam menjalankan amanah keorganisasian Nahdlatul

Ulama. Peraturan dan tata tertib Jam’iyyah mesti semuanya mengacu kepada

kitab tersebut. Jika Syeikh Hasyim Asy’ari mengangkat isu-isu kesesatan

Syi’ah dalam “Muqaddimah Qanun Asasi”, itu berarti persoalan kontroversi

Syi’ah dinilai Syeikh Hasyim sebagai persoalan sangat penting untuk

diketahui umat Islam Indonesia. Artinya, persoalan Syi’ah menjadi agenda

setiap generasi Nahdliyyin untuk diselesaikan sesuai dengan pedoman dalam

kitab tersebut.

19

Page 20: FIRQAH FIRQAH

Pandangan yang sama pernah dilontarkan oleh Al-Maghfurlah KH. As’ad

Syamsul ‘Arifin, kyai kharismatik dari PP. Salafiyyah Syafi’iyyah Situbondo

Jawa Timur pada tahun 1985. Saat itu Kyai As’ad diwawancarai Koran

Surabaya Pos tentang faham Syi’ah di Jawa Timur. Kyai yang disegani oleh

warga nadliyyin itu menampakkan sikap tegas, menurutnya kelompok Syi’ah

ekstrem harus dihentikan di Indonesia. Agar tidak meluas gerakannya, Kyai

As’ad mengimbau umat Islam Indonesia diminta meningkatkan

kewaspadaannya.

Jadi, sebenarnya sejak awal pendiri NU berpandangan bahwa paham

Syi’ah telah melakukan penodaan agama. Bahkan jika mengamati butir-butir

fatwa Syeikh Hasyim tersebut, penodaan Syi’ah itu telah melampau batas dan

menukik jauh ke dalam keyakinan Ahlussunnah wal Jama’ah. Sehingga, sejak

awalnya paham Syi’ah tidak diterima di kalangan NU.

Wacana-wacana NU untuk kembali ke khittah 1926 selayaknya tidak

sekedar dimaknai bercerai dengan partai politik manapun, akan tetapi yang

lebih terpenting lagi adalah khittah yang telah dibangun pendiri NU

dilaksanakan saat ini oleh semua elemen warga NU. Yaitu khittah kembali

kepada kitab Qanun Asasi. Operasionalisasi khittah ini adalah membendung

aliran sesat, seperti Syi’ah dan Ahmadiyyah. Khittah ini dapat dimaknai

sebagai khittah untuk menjaga kemurnian akidah Ahlussunnah wal Jama’ah,

bersih dari berbagai aliran-aliran sempalan yang menodai agama Islam.

Karena berdirinya jam’iyyah NU adalah untuk menyebarkan paham yang

benar tentang Ahlussunnah wal Jama’ah. Memang sudah semestinya, NU

bersikap tegas terhadap aliran Syi’ah.

20

Page 21: FIRQAH FIRQAH

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah umat Islam sepeninggal Rasulullah SAW ditandai dengan

munculnya berbagai golongan, kelompok dan aliran. Kemunculan golongan,

kelompok dan aliran tersebut dilatar belakangi oleh persoalan politik yang

menyangkut pembunuhan terhadap khalifah Usman bin Affan yang berbuntut

penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.

Sebab-sebab timbulnya firqah dalam islam adalah Fanatik kesukuan dan

ke-Araban yang merupakan warisan jahiliyah. Perebutan kepemimpinan.

Hubungan antara umat Islam dengan pengikut agama lain. Penerjemahan

materi-materi filsafat. Mengkaji permasalahan-permasalahan yang sulit

dipahami oleh akal.

Firqah-firqah yang berpengaruh yaitu : Syi’ah, Khawarij, Murjiah,

Mu’tazilah, Qadariyah, Jabariyah, Aswaja (asy’ariyah dan maturidiyah).

Sejak awal pendiri NU berpandangan bahwa paham Syi’ah telah

melakukan penodaan agama. Bahkan jika mengamati butir-butir fatwa Syeikh

Hasyim tersebut, penodaan Syi’ah itu telah melampau batas dan menukik jauh

ke dalam keyakinan Ahlussunnah wal Jama’ah. Sehingga, sejak awalnya

paham Syi’ah tidak diterima di kalangan NU.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat memahami sejarah

timbulnya firqah-firqah dalam islam dan dapat mengetahui firqah apa saja

yang berpengaruh.

21

Page 22: FIRQAH FIRQAH

DAFTAR PUSTAKA

Harun Nasution. 2006. Sejarah Teologi Islam. Jakarta: UI-Press

Asy-syahrastani. 2006. Al-Milal wa Al-Nihal. Surabaya: PT Bina Ilmu

Harun Nasution. 2002. Teologi Islam : Aliran-aliran sejarah analisa perbandingan. Jakarta: UI Press

Navis, Abdurrahman. 2015. Risalah Ahlusunnah Wal-Jama’ah. Surabaya : Khalista

22