Firman Sastra Makassar

48
Pendahuluan Membicarakan sastra Indonesia, tidak terlepas mempersoalkan sastra daerah khususnya sastra Makassar dan masyarakat Indonesia pada umumnya, sebab sastra adalah cermin masyarakat. Seseorang yang ingin mengembangkan bahasa Indonesia akan menghargai adat istiadat masyarakat yang tumbuh dari berbagai suku bangsa karena Indonesia terbentuk dari puncak puncak budaya lokal yang sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, contoh budaya pan gngali, budaya pakalabbiri, budaya sipaka tau, budaya sipakalabbiri, budaya sipiada, budaya sipakalompo. Budaya ini tercermin dalam kahidupan bangsa Indonesia yang akan menjadi manusia seutuhnya: Ammanyu siparampe, Tallang sipaumba, Tinro sipaban, gung,Takkaluppa sipakainga, Abbulo sibatang Accera sitongka-tongka. Hasil budaya daerah yang bermacam-macam ini memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia yang multi suku. Mulai dari sabang hingga ke Merauke. Kita ketahui bahwa negara Indonesia ini terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar di garis katulistiwa, didiami oleh berbagai macam suku yang masing berbeda adat istiada dan bahasa. Setiap suku bangsa itu mempunyai bermacam macam budaya, adat istiadat, sent, dan kultur yang berbeda, termasuk bahasa dan sastra: "....karya-kaya sastra Indonesia maupun sastra daerah adalah aspek budaya yang paling sempurna mencerminkan dan menjelmakan kehidupan dan penghidupan manusia serta masyarakatnya " (Hanoch Luhukay, 1979:1) Pendapat ini ada benarnya bahwa bahasa adalah cermin masyarakat, seperti apa yang dikatakan oleh pepatah dikenal bangsa karena bahasanya. Suatu hasil budaya kadang-kadang mengalami pasang surut sistem nilainya. Kadang-kadang volumenya naik kualitasnya maupun kuantitasnya. Tidak jarang juga mengalami kemerosotan dan mungkin pula pupus sama sekali atau tinggal dongeng belaka yang hanya kenangan masa lalu. Nilai budaya dan mutiara-mutiara hikmah yang terkandung di dalamnya, kita tidak hayati dan menganggap remeh saja, Pasang salah satu

Transcript of Firman Sastra Makassar

Page 1: Firman Sastra Makassar

Pendahuluan

Membicarakan sastra Indonesia, tidak terlepas mempersoalkan sastra daerah khususnya sastra Makassar dan masyarakat Indonesia pada umumnya, sebab sastra adalah cermin masyarakat.

Seseorang yang ingin mengembangkan bahasa Indonesia akan menghargai adat istiadat masyarakat yang tumbuh dari berbagai suku bangsa karena Indonesia terbentuk dari puncak puncak budaya lokal yang sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, contoh budaya pan gngali, budaya pakalabbiri, budaya sipaka tau, budaya sipakalabbiri, budaya sipiada, budaya sipakalompo.

Budaya ini tercermin dalam kahidupan bangsa Indonesia yang akan menjadi manusia seutuhnya: Ammanyu siparampe, Tallang sipaumba, Tinro sipaban, gung,Takkaluppa sipakainga, Abbulo sibatang Accera sitongka-tongka.

Hasil budaya daerah yang bermacam-macam ini memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia yang multi suku. Mulai dari sabang hingga ke Merauke.

Kita ketahui bahwa negara Indonesia ini terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar di garis katulistiwa, didiami oleh berbagai macam suku yang masing berbeda adat istiada dan bahasa. Setiap suku bangsa itu mempunyai bermacam macam budaya, adat istiadat, sent, dan kultur yang berbeda, termasuk bahasa dan sastra:"....karya-kaya sastra Indonesia maupun sastra daerah adalah aspek budaya yang paling sempurna mencerminkan dan menjelmakan kehidupan dan penghidupan manusia serta masyarakatnya " (Hanoch Luhukay, 1979:1)

Pendapat ini ada benarnya bahwa bahasa adalah cermin masyarakat, seperti apa yang dikatakan oleh pepatah dikenal bangsa karena bahasanya.

Suatu hasil budaya kadang-kadang mengalami pasang surut sistem nilainya. Kadang-kadang volumenya naik kualitasnya maupun kuantitasnya. Tidak jarang juga mengalami kemerosotan dan mungkin pula pupus sama sekali atau tinggal dongeng belaka yang hanya kenangan masa lalu. Nilai budaya dan mutiara-mutiara hikmah yang terkandung di dalamnya, kita tidak hayati dan menganggap remeh saja, Pasang salah satu sastra yang nilainya sangat tinggi yang mulai ditinggal padahal nilainya sangat tinggi untuk tuntunan anak-anak masa kini, contoh pasang:jangan sewenang-wenang mengambil hak atau milik orang lain jangan menyimpan rasa dengki didalam hati kalian, sehingga mencelakakan orang lain.jangan iri hati jika orang lain memperoleh rezeki banyak, sedang engkau memperoleh sedikit.jangan pikirkan yang bukan-bukan terhadap orang lain yang memperoleh rezeki banyak sedang engkau memperoleh sedikit. jangan engkau mengatakan sesuatu tidak ada padamu, padahal sebenarnya ada padamu.berikanlah pada mereka yang berhak kalau memang patut untuk diberikan.jangan katakan tidak ada, pada hal sebenarnya ada.jangan tidur bersama seorang perempuan yang tidak ada persetujuan orang tuanyajangan engkau merusak orang lainjangan suka marahselalu sepakat dengan Dewan Pemangku adat jangan memandang rendah orang lain.jangan engkau mudab mempercayai laporan yang menjelekkan orang.jangan engkau menyuruh mengerjakan sesuatu yang diluar kemampuannya.

Page 2: Firman Sastra Makassar

jangan sekali-kali melupakan janjimu kepada orang lain. pertimbangkanlah baik-baik jika ada seseorang yang membawa berita padamu.tunjukkan simpati dan perhatian kepada semua orang.jangan sekali-kali mengambil barang kepunyaan orang lain, sebab kalau itu terjadi maka berarti kampung akan kotor.jangan engkau mengharapkan orang lain mendapatkan kesulitan akibat perbuatanmu. Kalau hal ini terjadi, maka hukum rimba akan berlaku di kampung.jangan sekali-kali melawan orang tuamu, kalau hal ini sudah dilakukan maka adat akan rusak.jangan menjatuhkan orang bersandar kepadamu. Kalau hal ini dilakukan, maka setiap manusia sudah tidak saling membutuhkan

Kapanrakanna tumaggaukaAmpelaki lambusuka siagang adeleka Kehancuran seorang pemimpinApabila meninggalkan kejujuran dan keadilan Sipaccinikangko bajiNusicokkoang gau' kodiSaling membimbinglah kepada kebaikan Dan saling menutup perbuatan buruk

pammateinna namalompo pa rasanganga.1. punna malambusuki karaenga namangngamasseng. 2. punna a'rurung gau 'mo tumapparasanganga

tanda-tandanya negara yang makmur.1. apabila raja atau pemimpin berlaku jujur.2. apabila keinginan rakyat sejalan dengan keinginan pemimpin.

1. Tangaraki gau'nu naiya nualle anrongguru.2. Allei bajika nanutantangi kodiya3. Nasaba antu kanaya siballakintu bajika siagang kodiya kamma tonji antu nawa-

nawaya.Terjemahan.1. amatilah perbuatanmu, jadikan pelajaran.2. petik yang baik, tin gagalkan yang jelek.3. ucapan itu tempatnya kebaikan dan keburukan, demikian pula halnya pikiran.

jagai laloi bawanu,teyako jai kana-kana salai,nasaba antu kanaya ruwa tallui battuwanna, kaantu lilaya tarangangangi na saulea.

Terjemahannya:Peliharalah mulutmu, jangan sembarang bicara, karena pembicaraanitu dapat menimbulkan beberapa makna atau pengertian. jaga pula lidahmu, karena lidah itu lebih tajam dari sembilu

Kemunduran dan kurang penghargaan itu disebabkan:

Page 3: Firman Sastra Makassar

1. Kurang penghayatan masyarakat pemiliknya,2. pengaruh dari luar yang melanda masyarakat kita, timbullah kurang perhatian pada

warisan budaya sendiri dan sanjungan pada budaya luar yang mengintervensi budaya kita.

Ada pendapat mengatakan, bahwa semua yang modern itu membawa pengaruh yang baik atau kemajuan, dan semua yang klasik itu menyebabkan kemunduran, begitulah pendapat orang masa kini. Hal ini kurang kebenarannya. Dapat dilihat dan dibuktikan pada masyarakat Jepang yang kemajuannya sangat tinggi namun masih memelihara kebudayaan klasiknya, contohnya masih digemari teater Kabuki, Noh dan budaya minum teh masih tetap memelihara budaya klasiknya, karena ini merupakan identitas suatu suku bangsa dan nasional pada umumnya." kalau ada yang boleh disayangkan disini ialah karena kekayaan-kekayaan yang tadinya terdapat dalam suatu lingkungan bahasa daerah, sekarang menjadi lenyap, tanpa bekas, karena banyak diantaranya yang belum sampai dicatat atau dituliskan kehilangan itu mungkin nampak tale penting, namun akibatnya akan terasa dalam pembinaan nilai-nilai baru yang sedang kita perjuangkan.... " (Ajip Rosidi, 1970 : 33-34)

Anasir kebudayaan asing yang gencar datang dari luar, apalagi dengan adanya globalisasi dan pasar bebas yang menerpa bangsa Indonesia tak terbendung lagi, Indonesia terintervensi lewat televisi, internet. Memang diakui dengan media itu kemajuan akan laju, namun kalau tidak dibendung dengan nilai-nilai budaya luhur misalnya pasang, parunru' kana dan lainnya, maka lambat laun Indonesia pada umumnya dan Makassar pada khususnya akan kehilangan jati diri. Pengaruh ini terdapat pada semua aspek kehidupan

Pada tempatnyalah kita menaruh perhatian khusus pada hasil budaya sendiri. Kita memberikan pembinaan yang sungguh-sungguh dan tekun menggali nilai-nilai, hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya, karena tidak menutup kemungkinan apabila ingin belajar seni budaya sendiri harus belajar di Amerika, Belanda atau di negara lain yang telah menguasai seni budaya kita.

Dengan maksud menggali nilai-nilai dan hikmah budaya warisan para leluhur, penulis mengetengahkan judul buku: Sastra Makassar.

BahasaKebodohan merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan dan membusuknya umur,oleh karena itu tuntutlah ilmu sepanjang umur, bertanyalah pada pendidik.

Di Sulawesi selatan khususnya di daerah bekas kekuasaan kerajaan Gowa, mempunyai bahasa yang dianut yakni bahasa Makassar. Bahasa Makassar ini juga di pergunakan di daerah sekitar Gowa yakni di daerah Takalar, Jeneponto, Bantaeng sebahagian Bulukumba, Makassar, Selayar sebahagian Maros.Bahasa Makassar pada masa dahulu hingga sekarang dipergunakan dalam hal tata niaga, pertanian, penyebaran agama, komunikasi sehari-hari khususnya di daerah pedesaan.

Bahasa Makassar ini mempunyai suatu aksara yang disebut aksara lontara yang diperkenalkan pada masa pemerintahan raja Gowa ke IX yakni Daeng Matanre Daeng Manguntungi Tumapa'risi' Kallonna (1512-1546). Pada waktu seorang pemikir yang menjadi syahbandar di kerajaan Gowa merangkap sebagai Tumilalang, mangkubumi adalah Daeng Pamatte. Daeng Pamatte juga dikenal sebagai penulis pertama undang-

Page 4: Firman Sastra Makassar

undang pemerintahan kerajaan Gowa dan catatan harian kerajaan, sebagaimana yang tertulis dalam Lontara Gowa:"lapa anne Karaeng uru mappare' rapang-bicara, timu-timu ribunduka, sabannara'na minne Karaenga nikana Daebg Pamatte, is sabannara, is tomilalang, is tomminne Daeng Pamatte ampareki lontara' Mangkasara..."

(Raja inilah, Tumapa'risi Kalonna, yang pertama membuat undang-undang perang. Syahbandar raja inilah yang bernama Daeng Pamatte, Daeng Pamatte jugalah yang menyusun Lontara Makassar).Menurut para narasumber dan ahli lontara bahwa huruf lontara berasal dari huruf sa { } atau huruf belah ketupat, juga diambil dari lambang kebesaran bagi orang Makassar adalah lasugi {jalinan bambu berbentuk segi empat}. Lontara berasal dari segi empat diartikan bahwa manusia berasal dari empat unsur yakni: tanah, air, angin, api.

Mempunyai empat tasawuf yakni: syariat, tharikat, hakikat, ma'rifat. Mempunyai empat dzikir: Laa ilaaha illallaah dzikir tubuh, Allah, Allah, Allah dzikir hati, Hua, hua, hua dzikir jiwa dan ah, ah, ah, dzikir rahasia

Urutan aksara Makassar:KA GA NGA. PA BA MA, TA DA NA, CA JA NYA, YA RA LA, WA SA JA

HASastra Makassar

Dikalangan orang Makassar, sejak dahulu telah mengenal tentang bahasa berirama atau sastra. Mereka menggunakan sejak dahulu sebagai bahasa sehari-hari, suatu contoh apabila seseorang akan meminang biasanya dicari orang yang mampu bersilat lidah dan melontarkan bahasa-bahasa kiasan atau bahasa tutur, agar pinangannya dapat diterima dipihak wanita. Sama halnya seorang ibu yang menidurkan anak dalam buaian, biasanya didengar irama lagu yang penuh harapan - harapan.

Lagu yang dituturkan agar anak dapat dirasuki dengan irama tersebut, kelong atau pantun masih sering diucapkan orangorang tua kita, pantun yang penuh pesan, pantun yang penuh pendidikan, pantun yang penuh petuah-petuah, sekarang ini telah banyak dilupakan oleh generasi muda, banyak dipinggirkan oleh petuah-petuah yang datang dari barat, kalau didengar isinya malah mengajak ke jalan yang kurang etis.

Macam-macam sastra.1. Sinrili, Makassar.2. Kelong, Makassar.3. Rupama, Makassar4. Aru, Makassar5. Paddoangang, Makassar.6. Paruntuk kana, Makassar.7. Pasang, Makassar.

Sinrili

Sinrili adalah suatu bentuk kesenian tutur yang sangat popular dikalangan orang makassar, yang dimaksud disini adalah suatu cerita yang tersusun rapi, dengan bahasa yang berirama, tersusun secara puitis biasanya dilagukan oleh ahlinya, yakni seorang pasinrili dan diiringi dengan sebuah instrument gesek yang disebut kesok-kesok atau kerek-kerek gallang (rebab) lantunan irama lagu membawakan rangkaian ceritera yang tersusun baik, seorang pasinrili mampu membawakan sebuah cerita sepanjang malam

Page 5: Firman Sastra Makassar

dengan penuh imaginer, membuat orang terpukau karena tingkah pasinrili.Kemampuan dan keberhasilan seorang dalang atau pasinrili, didukung oleh unsur

cerita menarik, dalang itu sendiri serta alat digunakan pemain musik mampu menghanyutkan dan membuat suasana terhadap pendengarnya.

Unsur CeriteraSinrili adalah suatu bentuk seni sastera yang sangat diminati dan digemari oleh

masyarakatnya sangatlah jelas, oleh karena penampilan dan penyajian lagu, susunan kata dalam kalimat yang berirama sangat mendapat perhatian untuk mendapat simpati dan perhatian. Lagu yang puitis dan mengalun serta menghanyutkan para pendengarnya, mengandung usaha penyajian suatu informasi lewat suatu bentuk ceritera dan peristiwa.

Sebagai suatu ungkapan seni yang dinikmati dalam penyajiannya. Yaitu suatu sumber nilai budaya, kalau dapat dikatakan sebagai suatu konsep, sumber perlambang suatu kehidupan.

Sinrili dapat dianggap sebagai suatu manifestasi berfikir bagi orang Makassar Gowa. Sebagai suatu etnis yang pada masa lampau pernah mempunyai masa kejayaan yang memuncak, sehingga mampu menghidupkan nilai-nilai budaya yang tinggi, etika yang kuat hingga sampai kini, norma-norma itu masih melekat dalam alur ceritera sinrili, mampu merespon bagi siapa yang mendengar, apa yang dikatakan dan dibawakan oleh sang penutur Pasinrili.

Unsur Penutur (Pasinrili)Sinrili merupakan sumber nilai bagi orang Makassar Gowa, dan nampak jelas

dalam fungsinya sebagai sumber informasi yang baik, dan cepat mempengaruhi masyarakatnya.

Akan tetapi sebagai bentuk hiburan, sekaligus sebagai sumber informasi, akan mendapat tantangan dimasa datang. Seorang penutur (Pasinrili, Mks.) kalau tidak pintar menata kembali materi-materi yang dibawakan, baik penampilan isi maupun penampilan secara jasmaniah, maka akan tersisihkan dari masyarakatnya, yakni dengan masuknya hiburan-hiburan yang datang dari luar. Dalam hal ini seorang penutur (pasinrili, Mks.), mampu menata kembali, kalau perlu, tidak hanya mempergunakan pembawa ceritera, tidak hanya pasinrili merangkap pemusik, tapi harus membuat suatu orkestrasi dan komposisi vocal akurat, namun tidak meninggalkan akarnya.

Penutur Merangkap PemusikUnsur lain yang sangat mendukung penampilan seseorang pasinrili, adalah unsur

musik (kobbi). Penuturan yang baik, lagu yang menarik, serta mimic yang dibawakan oleh sang penutur (pasinrili). Akan lebih menarik lagi jika musik atau gesekan keso'-keso' yang dimainkan oleh sang pasinrili, mengalun dalam irama yang menghanyutkan seirama ceritera dan lagu (kelong) yang dimainkan.

Penyajian seorang Pasinrili, dituntun kemampuan yang baik menggunakan bahasa sastera Makassar, irama lagu (kelong, Mks.), peribahasa (paruntu' kana, Mks), dongeng (rupama, Mks.), pesan petuah-petuah (parang, Mks.), harus dikuasai agar mampu membawa para penonton kearah alam ceritera yang disinrilikkan.

Jenis-jenis SinriliPerkembangan dan perjalanan sinrili memang banyak yang menceriterakan

tentang hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan

Page 6: Firman Sastra Makassar

merupakan media penyampaian berita pada masyarakat dan pada pemerintah. Dengan sinrili yang dibumbuhi dengan ceritera yang menarik, masyarakat pendengar akan tertarik menyimak isi dan kandungan serta maksud dart sinrili ini. Sinrili terbagi atas: 1. Tentang cinta misalnya sinrili IBaso IMalarangang bergelar Datu Museng.2. Tentang cinta antara Ijamila daeng Makanang dengan IBaso anakkodaya3. Tentang perjuangan misalnya Kappala' tallung batua4. Tentang perjuangan Sinrili Perang Makassar5. Tentang agama misalnya sinrili Syekh Yusuf al-Mahasinhadiyatullah al-Taj al-Khalwati al-Makassary Tuanta Salamaka

Judul Naskah Sinrili1. Kappala tallung batua.2. Itolo Daeng Magassing.3. IBaso Mallarangang Datu Museng. 4. Imaddi Daeng ri Makka.5. IJamila Daeng Makanang. 6. Bulaengna Parangiya. 7. Bosi timurung. 8. INojeng Manninggau 9. Anak kunjung barani 10 Bapak toa ri Ke'rokang.

Disamping naskah-naskah sinrili yang telah sejak awal adanya sinrili, penulis menulis beberapa naskah sinrili, naskah yang bertolak dart peristiwa kerajaan Gowa masa lalu, baik yang bersifat kepahlawanan maupun agama dan cinta. Naskah ini telah dicerna oleh masyarakat, karena telah beberapa kali disiarkan di TVRI lokal, RRI dan radio swasta. Naskah tersebut adalah:1. Tubaranina butta Gowa, Karaeng Bontomangape2. Syekh Yusuf al-Mahasin sufi dan pejuang dart Gowa. 3. IMaddukelleng Daeng Silasa 4. IFatimah Daeng Takontu. 5. IManninrori Kare Tojeng Karaeng Galesong. 6. Armina Daeng Kebo.

Contoh Sinrili Syekh Yusuf al-Mahasin al-Taj al-Khalwati (1500 halaman dasar sejarah, ceriteranya berbingkai dan dibumbuhi dengan berbagai kelong dan petuah-petuah orang tua yang ada dalam lontara)

Menuntut Ilmu, Jalan Menuju AllahBeberapa bulan kemudian, ketika Yusuf masih berumur delapan belas tahun.

Yusuf menyampaikan keinginan untuk meninggalkan Kerajaan Gowa, tempat kelahiran, tempat dididik menjadi orang yang ternama, tempatnya bermain dengan Sitti Daeng Nisanga adiknya, tempat berbakti kepada Sitti Aminah ITulbiani Daeng Baji Karaeng Kunjung ibunya.

Berangkat karena dorongan kuat para gurunya, baik dorongan dart Daeng Tasammeng, dorongan dart Syekh Jalaluddin al-Aidit pimpinan pasantren di daerah Cikowang, juga dorongan dari Dato ri Panggentungang, dorongan dan Lo'mo ri Antang, dorongan adiknya yang tercinta Sitti Daeng Nisanga, dan juga dorongan dari dalam hatinya sewaktu bertemu dengan seorang orang tua di puncak gunung Bawa Karaeng.

Muhammad Yusuf ingin bergaul dengan wali-wali Allah, ingin dekat dengan orang-

Page 7: Firman Sastra Makassar

orang yang mendalami dan mendekat Allah. Hal ini telah menjadi dorongan yang sangat kuat, sudah sulit dibendung oleh kekuatan manapun, karena kekuatan ini berasal dari Illahi, kekuatan Nur yang selalu dan tetap memancar dari dalam din' Muhammad Yusuf. Muhammad Yusuf Pangngulunna tau panritaya, ibarat lautan yang luas, adalah lautan yang tak bertepi karena ilmu yang sangat luas, ibarat langit yang tinggi, adalah langit yang tak berujung karena ilmu yang tinggi, ibarat mata air adalah mata air selalu membasahi tanah kering kerontang.

Yusuf menyelami lautan ilmu tenggelam kedalam lautan yang biru, tidak ada yang kelihatan hanyalah air yang biru bersama dirinya sendiri, serta meneguk air laut, semakin diteguk semakin haus semakin larut dalam kehausan. Jujur kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur kepada negeri tetangganya, jujur kepada orang lain jujur kepada dirinya sendiri, jujur kepada keluarganya, jujur kepada segala sesuatu yang dilihat maupun ghaib. Apa yang dilakukan maupun yang diucapkan, selalu memikirkan akibatnya hatinya telah diisi dengan Nur Ilahi obor bagi kegelapan hati penerang bag, kegelapan jiwa mendapat restu dari pemangku adat, sangat pengasih dan penyayang pada orang memegang teguh janji atau ikrar yang telah disepakati bersama, berkata-kata dengan lembut berperilaku terpuji menurut ketentuan adat. Berani bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran.

Dia sang pencari kebenaran, dia selalu melakukan pencucian bathin terus menerus. Dengan bergaul dan berguru pada orang yang banyak mengetahui tentang hal-hal kesufian, jelas akan lebih mempengaruhi din' dan pribadi sang salik (pencari jalan Allah) yang haus kebenaran dan lapar hakikat, seperti apa yang dikatakan oleh Hamadzani dalam bukunya berjudul: Zubdat al-Halgaiq mengatakan bahwa: "Bagi sang pencari jalan yang tengah melakukan pencucian bathin, masyarakat manusia dan pergaulan dengan orang-orang yang mempunyai pengetahuan intuitif langsung, sangatlah penting dan bernilai. Yang dimaksud dengan mempunyai pengetahuan intuitif langsung adalah mereka yang telah mencucikan qalbu dan hatinya dari segala macam kejahatan dan yang kepada mereka anugerah, serta rahmat Allah, mengungkapkan berbagai hal yang tidak sanggup dilukiskan dan digambarkan dengan kata-kata. Kebahagiaan sang pencari, terletak dalam pengabdian penuh hikmat kepada para wali yang telah fana dan lebur sepenuhnya dalam Allah, menjadi satu rub dengan diri-Nya dalam segala hal. Dengan demikian, ketika mereka menghabiskan kehidupannya dengan gelora cinta kepada Allah serta beribadah secara tulus kepada-Nya. Allah pun selalu menganugerahkan kehidupan yang manis, bersih, bahagia dan baik. Para ulama tidak tahu sedikit pun kecuali bentuk lahiriah atau kesan hakikat saja …..”

Obsesi ini membuat Muhammad Yusuf selalu gelisah, ingin mendapatkan jauh lebih tinggi dari apa yang dimiliki sekarang, sehingga memutuskan untuk meninggalkan Kerajaan Gowa.

Yusuf telah bersiap-siap untuk ke tanah suci Mekkah dan ke Madinah, menumpang kapal Melayu yang akan ke Kerajaan Banten. Dan Banten akan naik kapal Belanda yang akan menuju Jeddah.

Orang-orang telah berkumpul di Ballalompoa Maccini Dangang Somba Opu, termasuk Aminah ITulbiani Daeng Kunjung Karaeng Baji ibunya serta Gallarrang Moncong Loe, utamanya nampak pula adik kesayangan yang dicintai, Sitti Daeng Nisanga puteri IManngerangi Daeng Manrabbiya sultan Alauddin Raja Gowa yang keempat belas. Masyarakat pun telah banyak berkumpul di halaman Ballalompoa Maccini Dangang Somba Opu, hingga ke dermaga dimana Muhammad Yusuf akan

Page 8: Firman Sastra Makassar

meninggalkan Kerajaan Gowa. Seluruh keluarga Muhammad Yusuf yang berasal dari Moncong Loe, Karaeng Bate-batea, Bate salapang butta Gowa, Daengta Kaliya, Karaeng Botolempangang dan Karaeng Botolassang, serta Karaeng Sombaya IMannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung bergelar Sultan Malikussaid Raja Gowa yang kelimabelas.

"Wahai andikku Yusuf, gudang ilmu Allah Ta ‘ala, kamu ibarat lautan, lautan tak bertepi. Kamu ibarat langit, langit tak berujung, pelita yang selalu memberi penerangan bagi siapa raja. Kalau kamu di perjalanan, saya harap kamu mampu mendapatkan apa yang kamu inginkan, karena di wajahmu tergambar bahwa kamu akan menjadi orang besar, akan menjadi seorang yang selalu dikenang sepanjang masa, kamu akan menjadi seorang panngulunna tau panritaya (guru besar), kamu akan menjadi seorang Sufi besar,...."

Ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh dan bahan bakar bagi tabiat, dengan ilmu karakter berobah dan tabiat akan mendidik.

Dorongan semacam ini juga disampaikan oleh IMannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Raja Gowa yang kelima belas, namun diarahkan kepada Sitti Daeng Nisanga adiknya."Ae adikku Sitti Daeng Nisanga, kesayangan Muhammad Yusuf, tidak usah terlalu bersedih atas kepergian kakakmu, tidak usah terlalu berurai berair mata atas keberangkatan Daengmu ketanah suci Mekkah dan Madinah, dia berangkat untuk kepentinganmu, atas kepentingan Kerajaan ini. Yusuf akan menjadi orang besar, mempunyai nama yang akan dikenang sepanjang masa, dia akan menjadi panngulunna tau panritaya (sufi besar) dikawasan kerajaan dunia. Tenanglah DaengNisanga saya masih ada, Karaengta juga masih ada, lagi pula kamu akan tetap berada di Ballalompoa...": Pinta IMannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Raja Gowa yang kelima belas di Kerajaan Gowa

Sementara masyarakat yang ingin melepaskan Muhammad Yusuf meninggalkan Kerajaan Gowa, telah memenuhi pelabuhan, para wanita sangat terharu melihat keadaan Sitti Daeng Nisanga ditinggal pergi oleh kakak kesayangannya, hingga mereka berurai air mata, matanya berkaca-kaca beberapa orang diantaranya melontarkan pendapat."Benar, Yusuf akan meninggalkan Kerajaan Gowa, akan mencari ilmu yang tinggi, karena ilmu sangat penting bagi setiap manusia. kelak akan kembali, tentunya Kerajaan Gowa akan memiliki seorang panngulunna tau panritaya (ilmuwan dalam bidang agama)....":

Kecil rajin membaca, Muda rajin ke pustakaan, Tua semakin sukses, Mati diingat orang.

Kecil malas membaca,Muda tak pernah ke perpustakaan, Tua semakin sengsara, Mati dilupakan orang

Jika anda merencanakan 1 tahun, tanamlah biji

Page 9: Firman Sastra Makassar

Jika anda merencanakan 10 tahun tanamlah pohonJika anda merencanakan 100 tahun ajarilah orang membaca

Dilain pihak ada yang memberi komentar atas keberangkatan Muhammad Yusuf ke tanah suci Mekkah dan Madinah untuk mencari jalan kebenaran Illahi.

……."Kalau menurut pendapat saya, mengapa Yusuf terlalu jauh meninggalkan kerajaan ini hanya untuk menuntut ilmu, di kerajaan ini mempunyai banyak tau panrita yang mampu memberi pelajaran, seperti halnya Daeng Tasammeng, IManngadacinna Daeng Sitaba yang dijuluki karaeng Pattingngalloang, termasuk Jalaluddin al-Aidit. Mereka-mereka adalah orang yang sangat tinggi ilmunya….":

Kemudian beberapa orang yang berada di pelabuhan mengatakan bahwa kepergian Muhammad Yusuf meninggalkan kerajaan Gowa untuk mencari ilmu yang tinggi memang tepat, karena tidak ada lagi yang mampu mengajar, tidak ada lagi yang mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan, Muhammad Yusuf ingin mendapatkan jawaban di tanah Mekkah dan tanah Medinah, karena jawaban pertanyaan berada disana…..

KelongSebagaimana kita ketahui bahwa setiap suku bangsa di Indonesia, memiliki adat

istiadat yang berbeda, lain suku lain adat istiadatnya, seperti apa yang dikatakan oleh pepatah,:

Lain lubuk lain ikannya,Lain padang lain belalangnya,Lain daerah lain pula adat istiadatnya.

Walaupun berbeda-beda namun terikat dalam semboyan yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika. Semua hasil budaya itu adalah milik bangsa Indonesia.

Orang Minangkabau pada khususnya dan orang Sumatra pada umumnya gemar berpantun dan bersilat lidah dalam syair-syair yang indah. Pantun ini dipergunakan dalam berbagai acara adat, misalnya pada pertemuan-pertemuan adat, pelantikan ninik-mamak, pesta perkawinan, utamanya dalam peminangan. Dalam acara-acara tersebut tidak lengkap kalau tidak ada silat lidah dalam bahasa syair yang indah disebut pantun

Di Jawa orang gemar bertembang juga di Sunda dengan pantunnya. Di Sulawesi selatan khususnya etnis Makassar, gemar melakukan silat lidah dengan Kelong apalagi dengan kelong sisila-sila, atau berbalas pantun.Diantaranya pada: 1. persidangan2. Peminangan 3. Agama 4. Petani 5. Kelautan

Contoh kelong persidangan Sangnging karaeng mammempo Sangnging daeng ma jajareng Tabe karaengLa makkelongi ataya

Terjemahan:

Page 10: Firman Sastra Makassar

Para bangsawan bersila Para daeng duduk rapi Maaf tuankuHambalah akan bernyanyi

I katte ri Turateya Adaka kipammempoi Karampuanta Kipare' tope kalimbu

Terjemahan:Kami orang yang beradat Adatlah dijunjung tinggi Ramah tamahan Jadukan kain selimut

Kelong Peminangan

Menurut adat kebiasaan pada suku Makassar, pihak laki-laki yang melamar perempuan. Pada lamaran dipilih seorang orang tua yang arif bijaksana, pandai bersilat kata, tau adat sopan santun, disegani dan pintar membalas kelong dari pihak perempuan. Dalam pelamaran itu biasanya diadakan silat kata dengan melalui jalur kelong, jadi pihak laki-laki mempunyai pangngali yang tinggi.Contoh kelong peminangan: Niaka anne mammempo Angngerang kasi asiku Saba' nia'naHajjakku lakupabattu

TerjemahanKamilah datang menghadap Membawa kemiskinanku Adanya hajat Inginlah kusampaikan

Kamse-mase kuerang Taddongko rimangko kebo Naki'minasa Nipaempo kalabbirang

TerjemahanSederhana kami bawa Kutaruh di mangkuk putih Kami berharap Didudukkan pada adat.

Page 11: Firman Sastra Makassar

Contoh kelong agama Apami nupare' bokong Bokong mange ri anjaya Tena maraeng Sambayang lima wattuwa.

TerjemahanApa kau jadikan bekal Tuk melangkah ke akhiratTiada lainShalat yang lima waktu

Contoh kelong pamarri Ikatte to pamarria Gunturu kiantalai Bosi sarroaKitayang kipanna panna.

Terjemahan:Bagi kami kaum taniGuruh yang dinanti-nantiHujan lebatnyaKita tunggu tuk bertani

Perkembangan lagu yang berbahasa Makassar semakin hari semakin menjamur, hingga menggeser lagu Makassar yang masih dipertahankan ditengah masyarakat yang mempergunakan iringan kecapi (kacaping, Makassar).

Saat ini pertunjukan kelong sisila-sila memang semakin menurun, karena tergeser oleh alat musik modern (electone). Permainan kacaping sisila-sila yang menarik untuk ditonton, karena isi kandungan syair yang dibawakan banyak mengandung petuah dan ajakan yang sangat berguna bagi pedoman hidup dimasa datang.

Permainan kelong sisila-sila ini dimainkan hingga semalam suntuk, semakin larut malam, semakin menarik, lagu-lagu yang dibawakan semakin mengalun, sejalan dengan alunan pemain dan lantunan syair yang dibawakan.

Kelong sisila-sila, dinyanyikan berbalas pantun, antara perempuan dengan pemain kecapi (pakacaping, Mks.), namun tidak menutup kemungkinan untuk menghangatkan dan memeriahkan suasana, penonton atau pendengar bisa terlibat membalas syair yang dilagukan oleh sang pemain.

Kelompok Pakacaping Sisila-SilaPemain kacaping atau kelompok sisila-sila, minimal terdiri dari dua orang

perempuan dan dua orang pemain kacaping, namun kadang hanya dua orang, hanya pemain kacaping yang berbalas pantun.1. Dua orang vokalis wanita2. Dua orang pemain kecapi, merangkap vokalis

Cuplikan syair berbalas pantun

Page 12: Firman Sastra Makassar

Berbalas pantun atau kelong sisila-sila, biasanya banyak mengandung petuah-petuah mengajak para pendengar membuat kebaikan, namun banyak juga yang terdiri dari syair-syair yang jenaka namun mengandung nilai yang tinggi.

Kelong terdiri dan berbagai macam1. Kelong jenaka2. Kelong bayuang atau pasitanringang (pacaran ) 3. Kelong nasihat4. Kelong Agama5. Kelong boto-boto (tebak-tebakan ) 6. Kelong paruntuk kana

Contoh kelong agama1. Punna mentengko sambayang

Pakabaji tajwiknu Salasa kontu Punna rua mukarranu Artinya

Kalau mendirikan shalatPerbaiki bacaanmuKamu kan rugiJika pikiran bercabang

Sambahyang alle lipa Amala'nu pare baju Iyami antuNibokong takle rianja Artinya

Sembahyang jadikan sarung Amalan jadikan baju Karena ituKekal dihari akhirat

2. Punna mentengko sambayang Pakabajiki batennu Empo tahiyaNama jarreja junnu'nuArtinya : Jika mendirikan shalat

Hatilah nan harus baikDuduk tahiyatMemperkuat akan niat

Iyaji kumassambayangKasambayang kubattuiMaka mannaSingaraknai tubuhku

Artinya : Harus mendirikan shalatSembahyang wajib hukumnyaYang ke duanya

Page 13: Firman Sastra Makassar

Untuk membersihkan badan

3. Panraki teyaya tobaTu teyaya assambayang Rugi linonaSapu ripalak aherakna

Artinya : Bahaya tidak bertobat Tidak mau bersembahyang Rugi dunia Bangkrut di hari akhirat

Tobakko numassambayangNunggaukkang passuroang Kammami anjo Runrunganna Isilanga

Artinya: Tobatlah dan bersembahyangLakukan perintah AllahItulah hukumRukun - rukun dalam Islam

4. Niyaki ilalang kittaNakana pakhiyiya Limaji wattu Paralluna isilanga

Artinya : Tertulis dalam al-Qur'anTerbaca didalam fiqihLimalah waktuWajib fardhu dalam Islam

Lebbaki kusikko junnuKu gama-gama sambayangNabattu mamoIbilisi mallaggasi

Artinya : Kuikat di kebersihanKusimpul dengan sembahyangTetaplah datangIblis yang menggoda iman

5. Majai tau kuciniTarekakna najarrekiNana lappasangSambahyang lima wattuwa

Artinya : Banyak yang mengaku IslamMendalami ilmu tarekatMelalaikanSembahyang lima waktunya

Manna niya tarekatta Kataena sambayangta

Page 14: Firman Sastra Makassar

Sangkontu tonji Tau tena pedomannaArtinya : Dalami ilmu tarekatNamun tidak bersembahyangSamalah halnyaTidak punya pendirian

6. Barang bajik maki toba Kigaukkang passuroang Mateki sallang Naki sassala kalenta

Artinya : Mari melakukan tobatJalankan perintah AllahKalau matiPenyesalan akan datang

Rilinowajaki tobaKinggaukang passuroangNakilliliyangSikontu pappisangkaya

Artinya : Didunia kan bertobatMelakukan perintah-NyaDan menghindariSegala macam larangan

7. PeminanganNiaka anne mammempo Angngerang kasi asiku Saba' nia'naHajjakku lakupabattu

Artinya: Kamilah datang menghadap Membawa kemiskinankuKarena hajatKeinginan kusampaikan

Ka.Karaeng Mappajariya Nisombaya tojeng-tojeng Tena rapanna Tena sampajjuluna. ArtinyaAllah yang Maha Pencipta Disembah sepenuh hati Tak ada Tuhan Selain Allah taala.

Ga.

Page 15: Firman Sastra Makassar

Gau' baji' nigaukang Parallu nilaku-laku Iyami antuSambayang lima wattua.

ArtinyaLaku baik dilakukan Yang harus dilaksanakan Wajib hukumnya Sembahyang yang lima waktu

Nga.Nganro anroko toba Rigintingang tallasa'nu Mateko sallang Nanu sassala kalennu.

Artinya:Cepat-cepat bertobat Selama kau masih hidup Kelak kan mati Sesal nanti tak berguna

Pa.Pakabajiki junnu'nu Pakalanynying satinjanu Iyapa antuNamatangkasa tubunu

Artinya.Junub jangan dilupakan Istinja harus dijaga Karena ituTubuhmu menjadi suci

Ba.Baku'na kupariati Kupaempo ri pa'mai Kuboya tommi Rurunganna lamangeya

Tertanam dalam hatiku Tertancap dalam nyawaku Lalu kucari

Page 16: Firman Sastra Makassar

Sahabat menuju Allah

Ma.Mallaka ri gau' kodi Mandallekang gau' baji' Kuboya tommi Passe'reyanna tubuku.

Kutakut berbuat jahat Kan menghadap kebaikan Lalu kucariKesatuan dalam tubuh

Ta.Tala kucakko gaukku Katattannanji ri kitta Kukellainna.Jurusu pandallekangku.

Tingkahku tak kusembunyi Tertulis dalam al-Qur'an Aku inginkan Hakikat menghadap Allah

Da.Darai paleng tubuku Soleng paleng bokona Tana assennaKalenna Ku-pa'lenguki

Celaka anggota tubuhTak tahu diri dan malu Tak mengetahuiAllah bersembunyi padanya

Na.Nakana bedeng kalenna Tupanrita sengka sako Apa lanrinna Kim suro assambayang

Orang-orang kan bertanya Tanya pada cerdik pandai

Page 17: Firman Sastra Makassar

Untuk apalahDiharuskan bersembahyang

Ca.Carammeng lompo natannang Pangngulunta ri umma'na Iyaji anjoMaka beso ri syariya

Panutan yang tergambar Kelihatan pada Nabi Jadi panutan Memperbaiki syariat

Ja.Jaijiya tumatappa Manggaukang passurowang Iyaji susaAlliliyang pappisangka.

Banyak orang yang beriman Lakukan perintah AllahYang menyulitkan Menghindari larangan-Nya

Nya.Nyamang-nyamangko ri lino Tanggaukang pakkusiyang Mateko sallang Nanugappa passessaya

Senang-senang di dunia Mengabaikan perintah-Nya Kelak meninggal Merasakan penyiksaan

Ya.Iya junnu iya sadaIya nikana satinja Iya nikanaAnnangkasi batang kale

Ya junub ya mensucikanYa istinja ya kebersihan

Page 18: Firman Sastra Makassar

Dan tidak lainMembersihkan anggota tubuh

Ra.Rahasiyah taccokkoa. Mandallekang karaengna GesarakiyaPunna tena hakikina

Rahasia tersembunyi Menghadap Allah taala Kelak kan rusak Kalau tidak berhakiki

La.Lamungang baji' niboya Ira baji' nipatumbu Na iya todongRapponna nikate'neyang.

Iman yang harus di cari Kan di tanam dalam hati Subur di jiwaBerbuah keselamatan

Wa.Wattu subumi nne kamma Kamambangung mako nai Nampa nuboya Panynye'reyanna tubunu.

ArtinyaWaktu subuh telah datang Waktu mendirikan shalat Lalu menyatu Penyatuan dalam tubuh

Sa.Satinja nampa nilamungJunnuka nipa'lamungi Tallangmi antuRi ruwaya pa'rasangang

Istinjah harus ditanam

Page 19: Firman Sastra Makassar

Junub tempatnya bertanam Akan tenggelam Dalam dunia akhirat

A.Apparri parriko toba Nunggaukang passurowang Nanu tuntungi Tallasa tenang mateya

artinyaSegera lakukan tobat Lakukan perintah Allah Lalu mencariHidup yang tak mati-mati

Ha.Hakikiya alle poko Sunnaka alle danggangang Nasawala'na Iyamintu pahalana.

Hakiki jadi pegangan Sunnah jadi bayangannya Agar beruntung Dijadikan pahalanya

Rupama atau Dongeng

Rupama adalah salah satu bentuk teater tutor yang selalu dilantunkan oleh ibu atau nenek ketika anak diajak tidur, atau diceritakan menjelang tidur, Rupama ini mempunyai bahasa tutur yang baik, penuh dengan petuah-petuah agar anak yang mendengar rupama itu, mampu menangkap mana sifat yang baik dan mana sifat yang jelek, kelak diharapkan agar sipendengar dapat meniru sifat-sifat yang baik dan menjauhi sifat-sifat yang tidak baik. Dan biasa dikiaskan dalam pemalih atau pantangan (kasipalli. Mks). kasipalli ini adalah sistim melarang anak, atau sistim pendidikan untuk menuntun anak meuju disiplin yang tinggi.

Seorang parupama, memang harus menghafal urutan cerita yang akan disajikan, mampu menyampaikan dalam bahasa tutur yang menarik, kadang - kadang juga disisipi dengan lakon-lakon yang lucu. Juga kadang siparupama membawakan dengan lagu yang menarik.

Rupama ini tidak popular lagi dikalangan orang Makassar, walaupun dibeberapa desa masih ada yang selalu mendendangkan anak cucunya untuk mendengar apa yang dibawakan oleh parupama, rupama saat sekarang digeser dengan adanya penampilan

Page 20: Firman Sastra Makassar

beberapa acara TV khusus anak-anak, sehingga sang anak lebih senang melihat tayangan – tayangan yang ada.

Namun sebenarnya kalau rupama ini diolah dan digarap dengan baik, akan membangkitkan minat anak-anak untuk mengikutinya, disini dituntut kemampuan parupama dalam penyampaian ceritanya, misalnya kemampuan akting, kemampuan vocal (diksi ), kemampuan mempergunakan property dan kemampuan parupama menyusun suatu plot cerita, sama halnya dengan seorang pasinrili (walaupun pasinrili diiringi oleh rebab ).

Judul - judul rupamaPada jaman dahulu, ketika rupama masih sering dilakonkan, ada beberapa ceritera

yang popular di masyarakat. 1. Kura - kura dan monyet2. Kancil dan buaya3. Kancil dan Kura - Kura 4. I Mere5. I Nojeng

Aru

Sebagaimana diketahui bahwa Gowa adalah pernah menjadi suatu kerajaan yang besar pada amannya, pernah menjadi suatu kerajaan yang berpengaruh di Nusantara, disegani oleh kawan dan lawan. Karena kekuasaan yang pernah dimiliki oleh kerajaan Gowa, sudah barang tentu mempunyai banyak laskar atau tubarani yang taat pada rajanya, yang selalu mengucapkan sumpah setia kepada rajanya (aru ), hingga saat ini sumpah tersebut masih sering diucapkan dihadapan para pemimpin yang datang berkunjung ke daerah Gowa. Suatu susunan sastra dalam bahasa Makassar, yang di isi dengan kalimat - kalimat sumpah setia yang penuh keberanian diucapkan oleh salah seorang tubarani, atau wakil dari salah seorang Gallarang dihadapan raja. Susunan kalimatnya ringkas namun dari kalimat itu terkandung kesetiaan masyarakat yang diwakili oleh tubaraninya.

Teknik memainkan Aru Sebagaimana biasanya apabila akan menyampaikan suatu sumpah atau ikrar dihadapan seorang raja, maka dipilihlah seorang dart wakil masyarakat atau tubarani untuk mengucapkan sumpah setia (aru). Orang yang terpilih umumnya mempunyai vocal yang lantang, wajah yang seram, berani menantang wajah sang raja. Yang terpilih ini juga merupakan suatu kehormatan berhadapan dengan sang raja dan pembesar lainnya (sekarang berhadapan para pejabat dan petinggi lainnya), dan mendapat tempat yang penting ditengah - tengah masyarakat.

Pada saat tampil dihadapan sang raja, pembawa aru sudah harus menampakkan wajah kesetiaan, wajah loyalitas dan wajah dedikasi yang tinggi. Badan harus tegap, sambil mencabut keris (badik) sang pembawa aru menyampaikan arunya dan mempermainkan kerisnya (badiknya) sesuai dengan apa yang diucapkan oleh sang pembawa aru.

Lokasi permainan aru1. Upacara adat yang berkaitan kerajaan.2. Menjemput tamu dari luar (khusus pejabat)3. Akan berangkat perang

Page 21: Firman Sastra Makassar

4. Pernyataan kesetiaan tubaraniSyair - syair Aru

1. Aru Kesetiaan" Sombangku "

Kipammopporang mama jai dudu karaengRidallekan labbiritta

Riempoang matinggitaBerangja ku nipatebbaPangkulu kunisoeyang

Ikau anging karaengNaikambe lekok kayu

Iriko angingNamarunang lekok kayu

Ikau jekne karaengNaikambe batang mammanyu

Assolongko jekneNamammanyu batang kayu

Ikau jarung karaengNaikambe bannang panjai

Antakleko jarungNamminawang bannang panjai

Makkanna mamaki maeNaikambe mnggaukang

Manyambbu mamaki maeNaikambe appajjari

Punna salang takammayyaAruku ridallekanta

Cakkalawara arengkuNaki sare dawa eja

Pauwangi nak ribokoPasangi anak tanjari

TumakkanayaNatena nappakrupai

Sikammajinne aruku ridallekntaDam na dasi natarima pa'nganroku

Nalanri Allah taala…..amin.

ArtinyaDuli baginda

Page 22: Firman Sastra Makassar

Maafkan beribu maafDihadapan kebesaran baginda

Disisi kerajaan bagindaDi tahta kedudukan nan tinggi

Kami ibarat parang diayunkanSri raja ibarat anginMaka kamilah daun

Bertiuplah wahai anginBerguguranlah daun kayu

Sri raja ibarat airKamilah batang nan hanyut

Mengalirlah wahai airAkan hanyutlah batang kayu

Sri raja ibarat jarumKamilah sebagai benang jahit

Masuklah wahai jarumNiscaya ikut benang jahit

Bertitahlah wahai sang raja Kamilah yang melaksanakan Memerintahlah wahai sri rajaKamilah yang menjalankan

Andaikata kelak dikemudian hariSumpah ini kami tidak dibuktikan

Tandailah nama kamiBerilah tanda palang dengan tinta merah

Pesankan kepada generasi mendatangPesankan kepada anak cucu kamiBahwa kami hanya dapat berkata

Tapi tidak mampu membuktikannya

Terimalah ini sumpah setia kamiTerimalah ini dihadapanmu

Semoga di terima oleh Tuhan Yang Maha KuasaAmin.

2. Aru tubarani dan Mangasa

Cini - cini mami sallang karaengBulaeng - bulaengna mangasa

Jangang Tani pakkurua

Page 23: Firman Sastra Makassar

Bukkuru tani kadoa

Iya-iyannamo sallang karaengRewa anngang na inakke

Tampa tetea ri adaKupolong tallu pokeku attannga parang

Kupolong appaki selekku abbangkeng romang

Iya-iyanamo sallang karaengRewa anngang na inakke

Iya-iyannamo sallang karaengBarani yanngan na make

Sekre lipak kuruwai warakkanna ParangtambungSekre lipak kuruwal timboranna Bulussari

Nani cini buraknena burakneyaTanrinna tau lolowa

Dampenna anak rarayaTena jail kawang tana kattoBenteng tannga tana ambi

Tena todong bili tang pantamai

Kamma tommama sallang karaengLayang - layang nionjong attannga parang

Narikbakkang anak ratiteNalollong anak rnariyang

Nampa kukana sallang karaengInakke minne farina buleng - bulengna Mangasa

ArtinyaYang mulia

Kelak akan terlihatBuleng-Bulengna Mangasa

Ayam jantan sipenantanPerkutut membuat tak berkutik

Yang muliaBarang siapa kelak

Lebih jantan dari kamiYang tidak mengenal adat

Akan kupatahkan tombakku ditengah padangAkan kupatahkan badikku di kaki bukit

Yang muliaBarang siapa kelak

Lebih jantan dari kami

Page 24: Firman Sastra Makassar

Selembar sarung kelak berduaBerlaga didekat parang tambung

Bertarung dekat gunung sariKelak kelihatan siapa yang lebih jantanKelak kelihatan siapa yang lebih berani

Semua tiang akan dipanjatSemua bilik akan dibongkar

Kami kelak seperti layang - layangMelayang ditengah angkasa

Melayang dengan peluru meriamKami adalah buleng-bulengna Mangasa

3. Aru Tubarani dan Turayaya

Karaengku, pammopporang mama jai duduTassampe tompa sallang karaeng

Ri monconna manggarupi, naerang anak mariyangNanampa kukana karaeng

Inakke minne barambang bete - beteyaGanrang batua karaengKukkuluk sallo mateya

Kapoppo toa ammakku karaengKaparakang toa nenekku karaeng

Tena butta tana onjoMoncong tinggi tana ambiRomang lantang tana sosoPassiringang tana limbang

Bilik tana pantamai

Punna sa'ramo allowaTena tau tana mukmusu atena

Rilebba lantang banngiyaTena tau tana lekkere atenna

Yang muliaKelak akan tersangkut

Tersangkut dibukit manggarupiDiterbangkan oleh peluru anak meriam

Kami akan menolehKami akan mengatakan

Kami adalah ayam jantan dart timur

Page 25: Firman Sastra Makassar

Drakula tua ibuku Drakula tua nenekku

Semua daerah telah didatangi Semua gunung telah didaki Semua hutan telah dimasuki

Semua kolong telah dimasukiSemua bilik pasti dibongkar

Kalau senja telah mendatangAkan kuisap darahnyaSelepas tengah malamAkan kumakan hatinya

4. Aru bate sala'pang dari GowaSombangku

Kipammopporang mama jai dudu karaeng Iya-iyannamo sallang ambunduki butta Gowa Iya-iyannamo sallang lambangkai Somba Opu

Iya-iyannamo sallang lampatinompangi BarombongInakke sallang anngagangi sibarambang

Laku palangei sallang jarangkuLaku palangei bombang talluna Mamampang

Kamma tommama sallang buaya lamanngalleaKamma tommama sallang mangiwang lanrabbukiya

Pantaranna takak panjeng, laukanna Lae - lae

Napintujumpa sallang ammanyuSiallo sallang ammanyu jarangku, rawangana Samalona

Assulutompi sallang ceraka ri kakmurunnaNaku nampa ammoterang

Nampa nicini bole - bolena MamampangNampa nicini passikkina moncong - moncong

Nampa nikana inakke minne atenna butta GowaInakke minne parru lolonna Barombong

Inakke minne pallakiya ri BiseInakke minne burakne tani gandaya

Inakke minne barambang bete - betea

ArtinyaYang mulia

Maafkan beribu maafDi hadapan yang mulia

Ditahta nan agung

Page 26: Firman Sastra Makassar

Barang siapa kelak yang melawan kerajaan GowaBarang siapa kelak yang meruntuhkan Somba opuBarang siapa kelak yang menyerang Barombong

Kami yang akan menghadapi diaKami yang akan melawan dia

Kami yang akan menantang diaKelak akan berenang bersama kuda kami

Kami akan berenang bersama bombang talluna MamampangAkan seperti buaya yang menerkam Mangsa

Kelak akan hanyut sebanyak tujuh kaliAkan hanyut dekat pulau SamalonaKelak akan keluar dari hidungnya

Kalau seperti itu, saya akan kembaliAkan terlihat pejantan dari MamampangAkan terlihat pemberani dari pebukitan

Akan digelar julukan hatinya GowaKami adalah pemberani dari Barombong

Kami adalah pejantan dari tanah BiseiKami adalah tubarani yang pantang mundur.

Paddowangang

Dalam masyarakat Makassar dikenal ada dua kepercayaan kekuatan magis yang berkembang. Dalam hal ini, dalam hal ini ada yang disebut magis putih ada yang disebut magis hitam. Magis outih dimiliki oleh dukun untuk mengobati segala macam penyakit, sedang magis hitam untuk mencelakai orang. Oleh karena itu disini diperlukan magis putih yang dimiliki oleh dukun untuk mengobati orang yang terkena magis hitam, disini dibutuhkan paddowangang. Disamping itu paddowangang juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari, misal untuk kecantikan, untuk keselamatan.

Contoh untuk paddowangng menghalau pencuri BismillahirrahmanirrahimIkau palukka bangngiya Katutuimi tubunu Katutui tallasa'nu Numange ammempo ri balla'nu Numangngu'rangi Ri sahada mula taunu Barakka laa ilaaha illallaah

ArtinyaDengan nama Allah yang Pengasih lagi penyayangWahai kamu pencuri malam Peliharalah tubuhmu Jaga kehidupanmu

Page 27: Firman Sastra Makassar

Duduklah dirumahmu Untukmu merenungPada penyaksian awal lahirmu Berkat, AllahPaddowangang untuk remaja Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Kuonjo' tuka'Kutempa rinringTa'muri patanna ballaMuri murinna kuparitangnga rupangku Larro larrona kuparitangnga bangkengku Barakka Laa Ilaaha Illallaah Muhammadarraasululah

ArtinyaDengan nama Allah Yang Pengasih lagi Penyayang Assalamu alaikumKuinjak anak tanggaKutepuk dindingTersenyum si empunya rumahSenyum senyumnya kutaruh diwajahkuMarah dan jengkelnya kusimopan di telapak kakinya Berkat Allah Muhammadarrasulullah

Paddowangang rasa sakit waktu melahirkan BismillahirrahmanirrahimIkau anne minynya'na KhasabandiNakuparekko pallaccuki ri kalassaukanna ana'na. {sebut nama} Nataena nappisa'ringi pakrisi I anu….{ sebut Nama}Singkama mami minynyaka anne Laccu'na ri balantang dasere Barakka Laa ilaaha illallaah Baraka Muhammadarrasulullah.

ArtinyaDengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang Engkaulah ini minyak Khasabandi Akan kubuat pelumas untuk mempercepat kelahiranAnaknya si…..Agar tidak dirasakan sakitnya si …..Mudah mudahan seperti licinnya minyak ini Lahir keluar ke dunia Berkat AllahBerkat Muhammadarrasulullah.

Page 28: Firman Sastra Makassar

Paddowangang mengusir setan yang mengganggu bayi BismillahirrahmanirrahimKau setan kau longgak Pali-palili kalennu Lamurnalio yukkung Yukkung baja' tauwa Baja' bassia Panggala gala butaya Hu,Kumpayakum

ArtinyaDengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Kau setan longga'Singkirkan dirimu Akan lewat yukkungBaja manusiaBaja besi Penguat tanahHu, Maka jadilah dia

Paddowangan Kecantikan {Mandi} Bismillahirrahmanirrahim Naku je'ne je'ne sai Je'ne sikedde' keddekku Namaccaya ri rupangku Singara' ri bukkulengku Sikuntu mahallokaMaccini mangngai ngaseng mae ri nakke Barakka Laa ilaaha illallaah Muhammaddarrasulullah

ArtinyaDengan nama Allah yang pengasih lagi penyayang Akan kumandi air tubuh ini Air yang amat terbatasAkan bersinar di wajahku Terang di kulitkuSegala makhlukTerkesan dan memuj pada diriku Berkat AllahBerkat Muhammdarrasulullah

Berbedak Bismilahirrahmanirrahim Laku ba'ra ba'ra sai

Page 29: Firman Sastra Makassar

Ba'rakku ri mangko kebo Ba'rana daeng sijalling Kunijalling kunitoa'Kunipasa'la ringringAta karaengManjaling mamuji ngaseng

ArtinyaDengan nama Allah yang pengasih dan penyayang Akan kupakaiBedakku di mangkuk putih Bedaknya daeng sijalling Supaya aku dilirik dan ditatap Meskipun dibalik dindingHamba atau raja Melirik memuja semua

Mencuci muka Bismillahirrahmanirrahim Busa busanna I Ali Langiri'na IFatimahAmmela' su'lu annangkasi batangkale Barakka Laa ilaaha illallaah

ArtinyaDengan nama Allah yang pengasih lagi penyayang Busa- busanna IAIiLangiri’na IFatimahMembuang sial membersihkan seluruh tubuh Berkat Allah

Memakai baju Bismillahirrahmanirrahim Kuasoro bunganna baji' Namaccaya ri kalengku Singara' ri bukkulengku Ata karaengMaccini mamuji ngaseng Mange ri nakke Barakka' Allah

ArtinyaDengan nama Allah yang pengasih lagi penyayang Keberselimut kembang yang indah Agar bercahaya di tubuhku Terang pada kulitkuBudak dan rajaMelihat dan memuji kepada saya

Page 30: Firman Sastra Makassar

Berkat Allah

Paddowangang singai Bismillahirrahmanirrahim Bua' mata to'ro mata Tasi to'ro amataAnrinnimi ri nakke anu….{sebut nama} Makkaraeng pa'risi'nu Makkaraeng pangngainnu Mateko punna tanuci'na Mangku ma'lenguNupinawangja nutoa' Barakka Laa ilaaha illallaah

ArtinyaDengan nama Allah yang pengasih lagi penyayang. Pandangan mata tatapan mata Tak saling bertatap mataDi sinilah engkau berada anu….. Kau limpahkan rindu dendammu Kau pasrahkan kecintaanmu Engkau mati bila kau tak melihatkuSungguhpun terselubungEngkau tetap ingin memandangku Berkat Allah.

Paruntu' Kana

Paruntu' kana termasuk salah satu bentuk satra Makasar klasik yang masih tumbuh dikalangan orang Makassar, walaupun telah banyak ditinggal oleh kaum remaja. Paruntu' kana dapat diartikan sebagai ungkapan . bentuk sastra ini sangat umum dipakai oleh kalangan Makassar untuk menggambarkan kehalusan budi pemakainya. Artinya bahwa orang-orang yang mempunyai perasaan dan budi pekerti yang halus dapat menggunakan kata-kata kias atau paruntu' kana dengan baik.

Contoh paruntu' kana:Tau tena sobbolo' tolinna(artinya orang yang tidak mau mendengar nasehat atau tidak mau dilarang)Tau botto bawa(Orang yang suka mengeluarkan kata-kata kotor) Sangkammai gunturu bicaranna(Orang bicaranya hebat tapi tak ada buktinya)Amado bukkuru (tidak melaksanakan apa yang diakuinya) Tau assipa' okong (orang sabar)Bannang panjaijjaki katte

Page 31: Firman Sastra Makassar

(orang hanya melaksanakan perintah) Appangngajai pajana (Perempuan datang bulan)naseleki sirunna (Suami yang menangani uang belanja)Sannang-sannang dare (Berpura pura diam atau alim)Assipa' kaluara (suka bergotong royong, kerja sama) Abbesere ana' jangang(Anak-anak yang bertengkar orang tua ikut) Pakammi siring balla(Pemalas) Baine palabu(Istri yang suka belanja melewati pandapatan suami) Appaja burungang atau siso (duduk gelisah)Akkangkang takatala (banyak alasan) Appakko pekang(Orang yang berhasil dengan tipu daya) Pia pajana tapia nawa-nawanna(Orang yang sulit mengubah watak dan tingkah lakunya) Puru-puruwangi atinna(Pendendam, penghianat) Tau ammolong lila karaeng (Tidak tahu membalas budi) A'lila padalle(Orang yang tak dapat dipercaya kata-katanya)

Pasang

Pasang salah satu bentuk satra Makassar yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan atau dipadankan dengan petuah atau wasiat orang-orang tua berisi petunjuk yang dapat dijadikan kaidah atau pedoman dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, terutama yang berlatar belakang bahasa dan budaya Makassar, yang menyangkut berbagai kehidupan misalnya, bidang keagamaan dan pendidikan moral, bidan sosial dan kemasyarakatan, bidak ekonomi serta kesejahteraan rumah tangga. Salah satu contoh dapat dikemukakan yang menyangkut pendidikan moral, yakni kejujuran yang harus dimiliki oleh penegak hukum.Contoh: Pasanna IMangngadacinna daeng Sitaba karaeng Pattingngallowang.

Limai passala kapanrakanna se'reya kalompowang. punna tenamo naero nipakainga karaeng Maggauka. nganre ngasengmi soso' pabicaraya. punna majai gau' lompo ri lalang pa'rasanganga.punna tenamo tumangngasseng ri lalang pa'rasanganga.

Page 32: Firman Sastra Makassar

punna tenamo nakamaseyangi atanna karaeng Maggauka. Terjemahan:bilamana raja yang memerintah tidak mau dinasehati.bilamana para pejabat kerajaan sudah sama makan sogok jikalau terlampau banyak kejadian besar dalam negeri jikalau tidak ada lagi cerdik pandai dalam negerijika raja yang memerintah tidak lagi menyayangi rakyatnya Contoh Pasang lyapa nakkulle nialle parewa sa'rea tau, niyappi naballaki annanga passala:1. angngassengpi ri gau'-gau' adaka 2. baji' pangngampei ri tau jaiya. 3. sabbarappi ri gau antabaiai. 4. mallappi ri karaeng se'reya5. mangngassengpi risesena rapanga6. mangngassengpi ritujuanna bicaraya

Seseorang dapat diangkat menjadi pemimpin bila mengetahui 1. mengenal seluk beluk ketentuan adat 2. berperilaku terpuji terhadap yang dipimpinnya. 3. tabah menghadapi musibah.4. bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.5. mendalami undang-undang {ketatanegaraan} 6. mengetahui seluk beluk pelaksanaan hukum

Lima passala naballaki karaeng maggauka nama jannang ri kakaraenganna1. lambusuppi ri karaeng Se'reya, malambusuppi ri paranna karaeng, malambusuki ri

pa'rasanganna, malambusuki ri tau jaina, malambusuki mange ri kalenna siagang bone balla'na, malambusuki mange risikamma nacinika mata, nalangngereka toli.

2. apa-apa eroka nagaukang, eroka nakanang, nacinippi dallekanna, nakira-kira bokona, appatangarappi ri pabbicaranna, nasaba sibaji-baji'na gauka iyamintu gau' nipassamaturukiya.

3. malompo pangngamaseyangpi siagang malompo pannulungpi ri tau jaina.4. jarreki ri janji namalu'mu kana-kana siagang mabaji' panggaukang risesena adaka

siagang saraka.5. baranipi rigau' kuntu tojeng.Terjemahan:Ada lima sifat yang harus dipenuhi seorang pemimpin bila ingin tetap langgeng dalam jabatan1. Jujur kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur kepada sesama raja, jujur kepada negeri

tetangganya, jujur kepada rakyatnya, jujur kepada dirinya sendiri, jujur kepada keluarganya, bahkan harus jujur kepada segala sesuatu baik yang dilihat maupun yang ghaib.

2. Apa yang dilakukan maupun yang diucapkan, maka seorang pemimpin selalu memikirkan akibatnya dan setelah mendapat restu dari pemangku adat, karena sebaik-baik perbuatan ialah yang disepakati bersama.

3. Sangat pengasih dan penyayang pada rakyat yang dipimpinnya.4. Memegang teguh janji atau ikrar yang telah disepakati bersama, berkata-kata dengan

lembut dan berperilaku terpuji menurut ketentuan adat.

Page 33: Firman Sastra Makassar

5. Berani bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran Butta lompo namasannang salewangang:

Nakana karaenga, apa pammateinna namalompopa'rasanganga.Nakanamo tunialleyanga kananna, niya rua pammateinna punna malambusiki karaenga namangngamasseng. punna ma'rurung gau'mo tumapparasanganga Terjemahan:Pemimpin bertanya, apa tanda-tandanya negara yang makmur.Tupanrita menjawab: ada dua tanda yakni,Apabila raja atau pemimpin berlaku jujur.Apabila keinginan rakyat sejalan dengan keinginan pemimpin

Nakana karaenga, apa pammateinna pattaungang makodiya. Nakana tau paritaya. Tallui pammateinnapunna masarroi cinnana karaeng maggauka.punna mangngalle soso gallarrang mabbicaraya. punna tena nama'rurung gau' tuma'pa'rasanganga ilalang pa'rasangang lompoa. Terjemahan.raja bertanya tanda-tanda yang buruk. Tupanrita menjawab: raja atau pemimpin yang serakah penegak hukum yang makan suap.apabila tidak ada persatuan dan kata sepakat dikalangan penduduk dalam sebuah negeri. Tallui poko'na upaka ilalanna anne linoa. 1. ampisangkaiai kalenna anggaukang gau' kodi. 2. ampisangkaiai lilana ri kana-kana kodia. 3. ampisangkaiai atinna ri nawa-nawa kodia. Terjemahan:Ada tiga pasal menjaga diri dari pikiran kotor. Pasang gau' mabaji.1. Tangaraki gau'nu naiya nualle anrongguru. 2. Allei bajika nanutantangi kodiya3. Nasaba antu kanaya siballakintu bajika siagang kodiya kamma tonji antu nawa-

nawaya. Terjemahan.1. amatilah perbuatanmu, jadikan pelajaran.2. petik yang baik, tinggalkan yang jelek.ucapan itu tempatnya kebaikan dan keburukan,

demikian pula halnya pikiran. Pasangna lilaya siagang bawaya.

Jagai laloi bawanu, teyako jai kana-kana salai, nasaba antu kanaya ruwa tallui battuwanna, kaantu lilaya tarangangi na saulea.Terjemahan:Peliharalah mulutmu, jangan sembarang bicara, karena pembicaraan itu dapat menimbulkan beberapa makna atau pengertian. Jaga pula lidahmu, karena lidah itu lebih tajam dari sembiluPasanna atiya.Jagai bajiki pandallekanna atinnu,

Page 34: Firman Sastra Makassar

Napunna baji' pandallekanna atinnu.Baji' tongi ampe-ampenu rikaraenga siagang riparannu nipajjari. Napunna kodi pandallekanna atinnu,Kodi tongi antu pangngampeta ri karaenga siagang riparanta tunipajjaroTerjemahan:Jagalah dengan baik haluan hatimuJika hati itu baik, maka baiklah tingkah lakumu pada Allah taala. Jika hati itu tidak baik maka tampaklah pengaruhnya terhadap Allah taala dan sesama ciptaan-Nya.Pasang siri'Katutui siri'nu,nanujagai malla'nu,nasaba iya minjo sirika siagang mallaka anjo'jo ri niya'nu tau tojeng-tojeng Terjemahannya:Peliharalah kehormatan ketakwaan terhadap Allah Taala, karena siri' dan takwa itulah yang menjadi identitas manusia yang paripurna.Iya iyannamo tau allakkaki sirika siagang mallaka ma'nassa tanjari tauwami antu.Terjemahan:Barangsiapa yang meninggalkan siri’ dan takwa pada Allah Taala, pada hakikatnya orang demikian bukanlah manusia. Siri'na baineyaIkau baineya kalliki kalennu siagang sinIkau bura'neya kalliki kalennu nasaba sabbara. Terjemahan:Wahai perempuan, pagar dirimu dengan siri’ atau kehormatan (harga diri)Sedang kaum laki-laki pagari dirimu dengan kesabaran.Jarreki laloi siri'nu siagang tappa'nu, linonu siagang akhera'nu. Punna nulakkamo siri’nu siagang tappa'nu, ma'nassa panra'mi antu linonu siagang akhera'nuTerjemahan:Tegakkanlah kehormatanmu dan kuatkan pula imanmu, sehingga hidupmu akan bahagia didunia maupun diakherat. Kalau kehormatan dan iman ditanggalkan, maka akan hancurlah dunia akhiratmu.Ingat selalu dan camkanjangan sewenang-wenang mengambil hak atau milik orang lain jangan menyimpan rasa dengki didalam hati kalian, sehingga mencelakakan orang lain.jangan iri hati Jika orang lain memperoleh rezeki banyak, sedang engkau memperoleh sedikit.jangan pikirkan yang bukan-bukan terhadap orang lain yang memperoleh rezeki banyak sedang engkau memperoleh sedikit. jangan engkau mengatakan sesuatu tidak ada padamu, padahal sebenarnya ada padamu.berikanlah pada mereka yang berhak kalau memang patut untuk diberikan.jangan katakan tidak ada, pada hal sebenarnya ada.jangan tidur bersama seorang perempuan yang tidak ada persetujuan orang tuanyajangan engkau merusak orang lain jangan suka marah

Page 35: Firman Sastra Makassar

selalu sepakat dengan Dewan Pemangku adat jangan memandang rendah orang lain.jangan engkau mudah mempercayai laporan yang menjelekkan orang.jangan engkau menyuruh mengerjakan sesuatu yang diluar kemampuannya.jangan sekali-kali melupakan janjimu kepada orang lain.pertimbangkanlah baik-baik jika ada seseorang yang membawa berita padamu.tunjukkan simpati dan perhatian kepada semua orang.jangan sekali-kali mengambil barang kepunyaan orang lain, sebab kalau itu terjadi maka berarti kampung akan kotor. jangan engkau mengharapkan orang lain mendapatkan kesulitan akibat perbuatanmu. Kalau hal ini terjadi, maka hukum rimba akan berlaku di kampung.jangan sekali-kali melawan orang tuamu, kalau hal ini sudah dilakukan maka adat akan rusak.jangan menjatuhkan orang bersandar kepadamu. Kalau hal ini dilakukan, maka setiap manusia sudah tidak saling membutuhkan.

Untuk Pemimpin Panutan

1. Wahai pemimpin panutan, pemangku adat yang menentukan kadar emas yang muda menjadi tua.

2. Wahai pemimpin panutan, pemangku adat yang menetapkan keputusan atau membatalkannya.

3. Wahai pemimpin panutan, pemangku adat yang memelihara adat, memegang peraturan, tempat terhempas yang kuat, tempat berlindung bagi yang lemah.

4. Wahai pemimpin panutan, bila salah, maka dunia akan kacau balau.

5. Wahai pemimpin panutan bila salah, perempuan kan mati bersalin.

6. Wahai pemimpin panutan, bila salah, salimara akan merajalela.

7. Wahai pemimpin panutan, bila salah, penyakit akan menjalar.

8. Wahai pemimpin panutan, bila salah, kampung akan terbakar.

9. Wahai pemimpin panutan, bila salah, tanaman tidak tumbuh subur.

10. Wahai pemimpin panutan, bila salah, kemarau panjang akan terjadi

11. Wahai pemimpin panutan, bila salah, banjir akan terjadi dimana-mana.

12. Wahai peminpin panutan, bila salah, lain yang menanam lain yang menuai, lain yang masak lain yang makan.

Page 36: Firman Sastra Makassar

13. Wahai pemimpin panutan, bila salah, masyarakat akan sengsara dan menderita

Hanya kata-kata kita yang menjadikan kita manusia. Yaitu sesuainya kata dengan perbuatan dan menepati janji

Musuh harus diawasi dan diwaspadai cukup sekali Tapi……Orang yang dekat raja harus diawasi seribu kali, sebab telah lumrah bahwa orang-orang dekatlah yang menjatuhkan tuannya

Adapun anjing-anjing yang kurus yang selalu datang di rumah, hanya daging yang diinginkannya. Jika tak ada lagi daging yang engkau berikan padanya, maka kakimu yang akan digigit.

Daftar Pustaka

Sinrili Perang Makassar, H.M.Siradjuddin Bantang Sinrili Tuanta Salamaka, H.M.Siradjuddin Bantang Tasawuf dalam Lontara. H.M.Siadjuddin Bantang. Bunga rampai, Balai Bahasa Makassar Pasang dan paruntu' kana, Balai Bahasa Makassa B,F,Matthes, 1883, Makassaarche Chrestomatie Prof. DR. R. Anderon Sutton, 2002, Calling Back tha Spirit.

Tentang Penulis

H.M. Sirajuddin Bantang, lahir pada 16 Nopember 1946 di Desa Gantarang Taeng Gowa. Pada 1965 tamat di S.M.A.Negeri Sungguminasa, selanjutnya autodidak, dan pada 1967 menjadi pegawai Kebudayaan Gowa. Pada 1970 menjadi guru di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Makassar. Pada 1975 bergabung dengan Kesenian In-donesia, mengadakan pertunjukan Workshop di Perth, Adelaide, Cambera, Brisbane, Sydney, Melbourne, Australia.

Pada 1986 mengikuti Expo 86 (8 bulan) di Vancouver Britis Of Colombia di Canada, kemudian pada 1986 mengadakan Workshop di Toronto, Montreal dan Ottawa Canada. Pada 1986 mengikuti American Dance Festival di Durham North Carolina Amerika Serikat. Tahun 1988 mengikuti Asian Festival dan seminar seni di Hongkong. 1993 mengikuti European Festival dan mengadakan workshop tari di Vienna Austria, Paris Perancis, Geneva Swiss, Basel Jerman, Berlin Jerman, Boon Jerman, Bochum Jerman. Serta pada 1995 mengikuti Expo Singapura di Singapura

Pada 1996 mengikuti pergelaran bersama Aborigin di Elcho Island Australia dan tahun 1999 mengikuti Festival of Darwin di Darwin Australia. Dilanjutkan pada tahun 2000 Kolaborasi dengan Capetown Arts Afrika Selatan tentang Tuanta Salamaka. Karya-karya yang ditulis adalah Syekh Yusuf Tuant.