Laporan pkp la firman

56
ABSTRAK La Firman, 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas V SDN 10 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas V SD Negeri 10 Lohia Dengan Materi Keputusan Bersama. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara menghafal hanya mampu bertahan dalam jangka waktu pendek sedangkan pengetahuan yang didapat dari menemukan sendiri mampu bertahan lama dan proses pembelajarannya akan lebih bermakna bagi siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian adalah : “Apakah dengan menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar PKn pada materi keputusan bersama pada Siswa Kelas V SD Negeri 10 Lohia?” Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 10 Lohia dengan jumlah siswa 21 orang. Hasil penelitian ini menunjukan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa meningkat dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Inquiry. Hasilnya dapat ditunjukan sebagai berikut: siklus I sebanyak 15 orang dari 20 orang dan siklus II sebanyak 20 orang dari total siswa sebanyak 20 orang (100%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Penerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 10 Lohia, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Kata Kunci : Mata Pelajaran PKn, Materi Pokok Keputusan Bersama, Penggunaa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision). i

Transcript of Laporan pkp la firman

Page 1: Laporan pkp la firman

ABSTRAK

La Firman, 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN Siswa Kelas V SDN 10 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas V SD Negeri 10 Lohia Dengan Materi Keputusan Bersama. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara menghafal hanya mampu bertahan dalam jangka waktu pendek sedangkan pengetahuan yang didapat dari menemukan sendiri mampu bertahan lama dan proses pembelajarannya akan lebih bermakna bagi siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian adalah : “Apakah dengan menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar PKn pada materi keputusan bersama pada Siswa Kelas V SD Negeri 10 Lohia?” Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 10 Lohia dengan jumlah siswa 21 orang. Hasil penelitian ini menunjukan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa meningkat dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Inquiry. Hasilnya dapat ditunjukan sebagai berikut: siklus I sebanyak 15 orang dari 20 orang dan siklus II sebanyak 20 orang dari total siswa sebanyak 20 orang (100%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Penerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 10 Lohia, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna.

Kata Kunci : Mata Pelajaran PKn, Materi Pokok Keputusan Bersama, Penggunaa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision).

i

Page 2: Laporan pkp la firman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan SD sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki andil yang

sangat penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui

pendidikan di Sekolah Dasar, diharapkan dapat dihasilkan manusia Indonesia

yang berkualitas. Adapun tujuan pendidikan SD menurut Suharjo (2006:8) dapat

dirangkum sebagai berikut : 1) menuntun pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani, bakat, dan minat siswa, 2) Memberikan bekal pengetahuan,

keterampilan, dan sikap dasar yang bermanfaat bagi siswa, 3) Membentuk Warga

Negara yang baik dan Manusia yang Pancasilais, 4) Melanjutkan pendidikan ke

jenjang di SLTP, 5) Memiliki pengetahuan, Keterampilan, dan sikap dasar bekerja

di Masyarakat, dan 6) Terampil untuk hidup di masyarakat dan dapat

mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup.

PKn sebagai Mata Pelajaran di SD merupakan program untuk

menanamkan dan mengembangkan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap nilai

ilmiah pada siswa, serta rasa mencintai dan menghargai kebebasan Tuhan Yang

Maha Esa. Adapun tujuan pembelajaran yang di jabarkan BSNP (KTSP,

2006:484) adalah sebagai berikut : 1) Agar siswa memiliki kemampuan untuk

memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, 2)

Memiliki kemampuan berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam

menanggapi isu. 3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari kejadian

di lingkungan sendiri, 4) Bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri,

bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri, 5) Mempu menerapkan berbagai

konsep untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dalam kehidupan, 6)

Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan

suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, 7) Mengenal dan

memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan

keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

1

Page 3: Laporan pkp la firman

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan refleksi dan

hasilnya menunjukan kualitas belajar PKn pada materi Keputusan Bersama

di Kelas V SD Negeri 10 Lohia masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat

dari hasil ulangan dengan materi keputusan bersama dimana siswa yang

memperoleh nilai 70 keatas berjumlah 8 orang atau sekitar 40% sedangkan

yang memperoleh nilai dibawah nilai 70 berjumlah 12 orang atau sekitar

60%. Selain itu keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi

keputusan bersama masih kurang. Siswa kurang tertantang dan kurang

antusias terhadap materi keputusan bersama, siswa kurang berkosentrasi,

siswa tidak berani bertanya, sebagaian siswa ada yang bermain sendiri,

kurangnya motivasi untuk mengikuti pelajaran.

2. Analisis Masalah

Berdasarkan masalah yang ada peneliti melakukan diskusi dengan

teman sejawat/supervisor 2 untuk menganalisis masalah dan ditemukan

beberapa masalah antara lain :

a. Model pembelajaran yang digunakan guru pada materi keputusan

bersama masih monoton.

b. Guru kurang memberi gambaran jelas tentang materi keputusan

bersama.

c. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran sehingga

beberapa siswa mengantuk.

d. Guru tidak menggunakan alat peraga sehingga pembelajaran kurang

menarik.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis masalah diatas peneliti merencanakan alternatif

pemecahan masalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui meningkat atau tidak akatifitas siswa dalam proses

pembelajaran PKn dengan memperbaiki strategi pembelajarannya

yaitu menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2

Page 4: Laporan pkp la firman

b. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan aktifitas guru dalam

proses pembelajaran PKn dengan memperbaiki strategi pembelajaran

yaitu menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Student Teams Achievement Devision).

c. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa kelas

V pada materi keputusan bersama pada mata pelajaran PKn melalui

model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Devision).

Untuk menindaklanjuti hasil analisis masalah, kami dibantu Supervisor 2

yang telah menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang muncul dengan

prioritas pemecahan masalah sebagai berikut :

a. Menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Devision) untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran.

b. Menggunakan metode diskusi dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan LKS tentang keputusan bersama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah : “Apakah dengan menggunakan pendekatan kooperatif Tipe

STAD (Student Teams Achievement Devision) dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan hasil belajar PKn pada materi keputusan bersama

pada siswa kelas V SD Negeri 10 Lohia ?”.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keefektifan model

pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Devision)

materi pokok keputusan bersama di kelas V SD Negeri 10 Lohia Kecamatan

lohia Kabupaten Muna.

3

Page 5: Laporan pkp la firman

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas dapat memberikan manfaat

bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran PKn baik secara

teorotis maupun praktis :

Manfaat secara teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi teori pembelajaran di sekolah dasar khususnya pembelajaran

PKn kelas V SD.

Manfaat secara praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Siswa :

1. Mendorong berfikir kreatif

2. Meningkatkan partsisipasi aktif dalam pembelajaran

3. Meningkatkan penguasaan dan penerapan PKn siswa kelas V SD

Negeri 10 Lohia

4. Meningkatkan keberanian mengungkapkan pendapat secara bebas dan

terbuka dalam suasana gembira dalam proses pembelajaran.

5. Menumbuh kembangkan semangat kebersamaan bagi siswa

b. Guru :

1. Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam aktifitas

pembelajaran.

2. Memperbaiki aktifitas belajar untuk menghilangkan proses

pembelajaran yang monoton dan tidak kondusif dalam pembelajaran.

3. Untuk mengembangkan model pembelajaran yang baru dan

mengurangi kecenderungan menggunakan metode pengajaran

konvensional.

c. Sekolah :

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk membuat

kebijakan tentang pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran

4

Page 6: Laporan pkp la firman

khususnya dalam pembelajaran PKn yang memungkinkan dapat

diterapkan disekolah khususnya SD.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep

Konsep secara sederhana adalah penamaan/pemberian tabel untuk sesuatu

guna membantu seseorang dalam mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu.

Konsep adalah kesepakatan bersama untuk menanam sesuatu dan merupakan alat

intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.

Menurut Syaful Djamarah (1989 : 80) Konsep adalah suatu abstarsi yang

mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau

hubungan yang mewakili aktribut sama. Sedangkan konsep menurut Suharjo

(2007 : 75) adalah “Suatu Satuan arti yang mewakili sekelompok objek yang

memiliki sejumlah ciri yang sama, dalam bentuk lambang mental yang penuh

gagasan ”. lebih lanjut, Konsep merupakan suatu abstraksi, dalam arti tidak

merupakan suatu kenyataan tersendiri, tetapi menunjukan pada realitas kehidupan

pada berbagai tarafnya.

Berdasarkan pendapat tersebut jelaslah bahwa konsep merupakan suatu

abstraksi yang berdasarkan kepada pengalaman atau sesuatu yang dapat di terima

dalam pikiran. Konsep sebenarnya berarti tangkapan. Buah atau hasil tangkapan

konsep secara objektif berarti suatu aksi (act) intelek yang digunakan untuk

menangkap sesuatu yang kita tangkap dengan aksi (Syaful Djamarah, 1989 : 87).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah

abstraksi yang memiliki suatu kelas atau objek-objek, kejadian atau hubungan

yang mempunyai aktribut yang sama dengan memperhatikan ciri-ciri tertentu

yang dapat di devenisikan atau dilambangkan dan mempunyai makna. Konsep

merupakan penyajian-penyajian internal dari sekelompok stimulus. Terdapat lima

komponen utama suatu konsep, yaitu :

1. Nama / label,

2. Defenisi

3. Atribut

5

Page 7: Laporan pkp la firman

4. Penilaian, dan

5. Contoh-contoh.

Menurut para ahli, ada beberapa cara untuk mempelajari konsep, yaitu

dengan cara mengamati ciri-ciri dari konsep tersebut, baik ciri ensensial maupun

ciri non essensial, dengan memperhatikan hubungan antara unsur yang ada dalam

konsep dan cara berlatih untuk memahami contoh yang benar dan contoh salah

dari konsep tersebut. Belajar konsep dapat dilakukan dengan cara membentuk

pemahaman sendiri melalui urutan langkah kegiatan yang disebut pembentukan

konsep. Belajar konsep dapat dilakukan melalui benda-benda, gambar-gambar,

dan penjelasan verbal.

Konsep-konsep dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu informasi konsep

(Concept Formation) dan assimilasi konsep (Concept Assimilation). Formasi

konsep dapat di samakan dengan belajar konsep-konsep konkret. Assimilasi

konsep merupakan cara utama untuk memperoleh konsep selama sekolah

(Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar, 1989 : 81).

Pemahaman konsep bagi seorang siswa merupakan kemampuan diri dalam

menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya yang sejenis,

menganal ciri khas dari berbagai kejadian, menyatakan sifat dan hubungan serta

mencocokan kembali pemahaman yang dimiliki dengan kejadian disekeliling

yang dihadapi. Dengan memahami konsep, maka pengembangan pengetahuan

yang dimiliki akan semakin jelas jangkauannya. Dengan belajar konsep secara

baik maka pemahaman terhadap materi akan lebih mudah dan todak cepat lupa,

karena bukan pelajaran yang bersifat hafalan belaka. Dengan cara belajar konsep

akan melatih siswa untuk berfikir kritis. Cara yang baik untuk belajar adalah

memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhir sampai

kepada sesuatu kesimpulan (Discovery Learning).

B. Hasil Belajar

Belajar adalah proses perubahan yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman individu dan bukan karena proses pertumbuhan fisik. Chance

menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh

6

Page 8: Laporan pkp la firman

pengalaman. Belajar sering juga didefenisikan sebagai perubahan yang relative

menetap dalam tingkah laku yang disebabkan latihan atau pengalaman. Anderson

menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan relativ menetap terjadi

dalam tingkah laku potensial sebagai hasil dari pengalaman.

Sementara itu, hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang

berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman.

Dalam hal ini Soedi Jarto mendefenisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan

suatu pengetahuan program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan

yang ditetapkan.

Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Reigeluth

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati yang

menunjukan kemampuan yang dimiliki seseorang. Dalam kaitannya dengan hasil

tersebut, Gagne dan Briggs mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat

diperoleh seseorang sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi

koognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap.

Sementara itu, Bloom (Winkle, W.S : 1993) membagi hasil belajar kedalam

tiga rana yaitu kognitif, efektif dan psikomotorik. Rana kognitif berkaitan dengan

tujuan-tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan berfikir,

mengetahui dan memecahkan masalah. Rana efektif berkaitan dengan tujuan-

tujuan yang berhubungan perasaan, emosi, nilai, dan sikap yang menunjukan

penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Rana psikomotor berkaitan dengan

keterampilan motorik, manipulasi bahan atau objek.

Hasil belajar dalam rana kognitif tersebut secara rinci mencakup

kemampuan mengingat dan memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah di

pelajari siswa srtinya hal ini mencakup keterampilan intelektual yang merupakan

salah satu tugas kegiatan pendidikan yang meliputi pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan efaluasi.

Dari pendapat-pendapat diatas, maka pengertian hasil belajar dalam

penelitian ini hanya di batasi pada rana kognitif menurut ketegori Bloom yang

meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis dengan

7

Page 9: Laporan pkp la firman

penekanan pada aspek pengetahuan dan pemahaman yang disesuaikan dengan

tingkat perkembangan siswa subjek penelitian.

Pembelajaran PKn di sekolah di maksudkan untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa

serta mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan beberapa rumusan tujuan tersebut menunjukan bahwa

pendidikan PKn di sekolah dasar di kembangkan dengan mempertimbangkan

aspek teoritis dan menekankan pada struktur keilmuan aspek praktis yang

menekankan pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dan aspek kotekstual

yang menekankan pada sejarah perkembangan dan inplikasi kultural.

Berdasarkan teori di atas, maka yang dimaksud hasil belajar PKn dalam

penelitian ini adalah penguasaan produk yang mengacu pada perubahan dimensi

kognitif siswa (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis) yang

dicapai siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran yang ditempuh selama kurun

waktu tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran yang di tetapkan.

C. Keputusan Bersama (musyawarah)

Keputusan berasal dari kata putusan yang dapat diartikan sebagai hasil dari

suatu pembicaraan yang telah disepakati bersama atau telah disepakati oleh orang-

orang yang melakukan pembicaraan itu. Jadi dalam keputusan bersama, bukan

pendapat seseorang dan bukan pendapat yang dipaksakan yang menjadii

kesepakatan. Akan tetapi dalam keputusan bersama pendapat itu adalah pendapat

yang menjadi kesepakatan atau disetujui bersama diantara orang-orang.

Keputusan bersama itu dilakukan melalui cara-cara musyawarah dan rapat

antar warga atau pihak-pihak yang terlibat. Pada dasarnya , cara-cara mengambil

keputusan ada dua yaitu :

1. Cara tidak demokratis, Dilakukan melalui paksaan, tekanan daan kekerasan.

2. Cara demokratis, Dilakukan melalui rapat-rapat, musyawarah, dialog,

pembicaraan bersama, rembug nsional, diskusi, dan

sebagainya.

D. Pembelajaran Kooperatif

a. Defenisi Pembelajaran Koopreatif

8

Page 10: Laporan pkp la firman

Guru sebagai ujung tombak yang menentukan keberhasilan

pendidikan dan pengajaran di sekolah, sepertinya belum dapat

mengantisipasi keadaan dan keperluan siswa. Sebagian guru SD masih

menggunakan pembelajaran pola lama, yaitu proses pembelajaran satu

arah yang di dominasi oleh guru melalui metode ceramah dan masih

kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar.

Dalam pembelajaran, guru hanya bersikap sebagai pelaksana tugas dalam

pembelajaran bukan memberikan pengalaman belajar yang bermakna

kepada siswanya.

Oleh karena itu, guru seharusnya kreatif dan inofatif dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga mampu memenuhi

keperluan-keperluan pembelajaran untuk setiap siswanya.

Salah satu metode pembelajaran yang dapatdilakukan di sekolah

dasar adalah pembelajaran dengan metode belajar bersama. Belajar

bersama sering disebut dengan belajar kelompok atau dalam ranah

pendidikan disebut dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning).

Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang

silih asa, sehingga sumber belajar bagi peserta didik bukan hanya Guru

dan buku ajar, tetapi juga sesama peserta didik. Senada dengan hal ini,

Jhonson dan Jhonson menyatakan bahwa dalam, “Cooperative learning

student discus dematerial with each other cuwork”. (Jhonson dan

Jhonson, 1987 : 5). Pada pembelajaran kooperatif para siswa

mendiskusikan bahan antar siswa yang satu dengan yang lain, saling

membantu memahami siswa yang satu dengan lainnya dan masing-masing

memberi semangat untuk bekerja keras antara siswa satu dengan siswa

yang lain.

Berdasarkan defenisi yang di ungkapkan di atas dapat di ambil

kesimpulan bahwa kooperatif adalah pembelajaran yang mengintegrasikan

keterampilan sosial yang bermuatan akademis untuk sampai kepada

pengalaman individual dan kelompok, saling membantu, berdiskusi,

9

Page 11: Laporan pkp la firman

berargumentasi dan saling mengisi untuk memperoleh pemahaman

bersama.

Belajar kooperatif memiliki dua aspek yang menarik yaitu : (1).

Dimungkinkan lingkungan yang kompetitif yang mendidik dan memacu

siswa untuk bersaing satu sama lain dan bukan hanya sekedar belajar

bersama, (2). Mengidikasikan bahwa belajar kooperatif bila di

implikasikan secara umum mempunyai potensi untuk memberikan

kontribusi secara positif pada kemampuan akademik keterampilan Sosial

dan kepercayaan diri.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif memiliki karakteristik tersendiri jika

dibandingkan dengan pembelajaran lainnya. Kerjasama dalam kelompok

untuk mencapai tujuan bersama adalah merupakan ciri khas dalam

pembelajaran kooperatif. Semua seperti dalam kelas diusahakan untuk

mamahami materi yang dipelajari.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut :

1. Saling ketergantungan positif, merupakan suatu suasana interaksi

promotif, yang memungkinkan sesama siswa saling memberikan

motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. (1) Saling

ketergantungan mencapai tujuan, (2) Saling ketergantungan dalam

menyelesaikan tugas, (3) Saling Ketergantungan bahan dan sumber,

(4) Saling ketergantungan dalam peran, dan (5) Saling

ketergantungan hadiah.

2. Interaksi tatap muka, interaksi ini memungkinkan siswa dapat

menjadi sumber belajar lebih bervariasi. Interaksi semacam ini

sangat penting, karena ada siswa yang lebih senang diberi penjelasan

oleh temannya.

3. Akuntabilitas individual, pembelajaran kooperatif menampilkan

wujud dalam kelompok, meskipun demikian penilaian ditujukan

untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap penguasaan materi

pelajaran secara individual. Nilai individual selanjutnya

10

Page 12: Laporan pkp la firman

diberitahukan pada kelompok, agar setiap anggota dapat membantu

teman yang nilainya kurang. Nilai kelompok ditentukan oleh nilai

anggota, maka setiap anggota mempunyai tanggung jawab untuk

memperbaiki nilai kelompok.

4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, keterampilan Sosial

akan muncul dalam pembelajaran kooperatif, saling tenggang rasa,

sikap sopan, mengkritik ide, berani mempertahankan pikiran logis,

tidak mendominasi teman lain, mandiri dan interpersonal

realationship.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang dimiliki oleh siswa, guru hanya

sebagai pengarah dan memberikan materi yang diajarkan, selanjutnya

siswa punya peranan yang kuat untuk melompok dan dirinya.

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok

tradisional yang menerapkan sistem kompetensi, dimana keberhasilan

individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari

pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan

individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Pendekatan pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu : “a). Hasil belajar

akademik, b). Penerimaan terhadap perbedaan individu, dan c).

Pengembangan keterampilan Sosial”.

Secara mendetail dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Hasil Belajar Akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam

tujuan Sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas

akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model

unggul ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan

kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar kelas

dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar,

11

Page 13: Laporan pkp la firman

pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah

penerimaan secara luas orang-orang yang berbeda berdasarkan ras,

budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya.

Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai

latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

kepada tugas-tugas di sekolah dan melalui struktur penghargaan

kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah,

mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan

kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh

siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam

keterampilan Sosial.

d. Strategi Pembelajaran Kooperatif TIPE STAD (Student Teams

Achievement Devision)

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan Strategi pembelajaran

yang menekankan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk

mencapai tujuan bersama. Kerja sama dalam siswa antar kelompok ini

dianggap lebih penting dari prestasi dari individu.

Tehnik Cooperative Learning ada empat macam yaitu : Team Game

Tornament (TGT), Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw,

dan Group Investigation. Strategi pembelajaran kooperatif yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah STAD (Student Team Achievement

Division), dengan alasan STAD merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran kooperatif yang lebih simple di banding dengan strategi

kooperatif lainnya dan merupakan model yang bagus bagi guru yang baru

mulai mengaplikasikan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran.

12

Page 14: Laporan pkp la firman

Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut

menekankan pada kerja kelompok dan tanggung jawab bersama dalam

mencapai tujuan dan adanya saling interaksi di antara anggota kelompok

belajar. Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah

sebagai berikut : (1) Persiapan, yang meliputi : (a) Bahan / Materi ajar

sesuai dengan kurikulum dan program pengajaran, lembar kerja, lembar

tes, dan kunci jawaban tes, (b) Pembentukan tim/kelompok berdasarkan

rangking siswa, dan (c) Menggunakan Skor dasar (menggunakan skor pre-

tes), (2) Penyajian pelajarandan konsep-konsep baru oleh guru meliputi

kegiatan : (a) Pembukaan, berisi penjelasan materi yang akan dipelajari

hari ini (indikator atau tujuan yang akan dicapai), mengulang materi

prasyarat agar siswa ingat kembali apa yang akan dipelajari dan

berhubungan dengan yang dipelajari hari ini, (b) Pengembangan,

mengecek pemahaman siswa dengan memberi pertanyaan, dan (c) latihan

dengan cara mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan mengajukan

umpan balik, (3) Kerja kelompok yang merupakan kegiatan inti bertujuan

agar siswa belajar bersama untuk memahami bahan/materi pelajaran.

Pada tahap ini siswa belajar bersama dengan kelompok, mulai dari

pemahaman, pengklasifikasian, penyimpulan melalui pendiskusian dengan

teman sampai pada tahap penguasaan materi di antara kelompoknya, (4)

Tes individu, untuk mengetahui penguasaan materi pelajaran yang telah

diajarkan, dan (5) Penghargaan kelompok, dengan cara menghitung

poin/skor yang didapat masing-masing kelompok dengan menjumlahkan

poin/skor yang didapat siswa dalam kelompok tersebut kemudian dihitung

rata-ratanya, dan selanjutnya berdasarkan skor rata-ratanya tersebut

ditentukan masing-masing kelompok/tim.

13

Page 15: Laporan pkp la firman

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V pada

SD negeri 10 Lohia kecamatan Lohia kabupaten Muna. Dengan jumlah

siswa 21 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa

perempuan.

2. Tempat

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 10

Lohia, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna.

3. Waktu

Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada semester II

(genap) tahun pelajaran 2013/2014.

4. Pihak yang Membantu

Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh

teman sejawat selaku observer.

B. Desain Prosedur Perbaikan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini prosedur yang dilaksanakan adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan langkah-langkah pelaksanaan prosedur

yang akan dilalui adalah observasi awal sebelum pelaksanaan penelitian serta

refleksi siri guru terhadap proses pembelajaran awal yang telah dilakukan.

Dari hasil observasi awal akan dianalisis dan diolah bersama-sama antara

guru (Peneliti) dan Rekan Sejawat (Pengamat) untuk dibuat tindakan yang akan

dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul pada siswa, guru, dan proses

pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran dilaksanakan observasi baik terhadap siswa,

guru, proses belajar, dan hasil pembelajaran. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus,

14

Page 16: Laporan pkp la firman

dan setiap siklus melalui tahapan-tahapan perencanaan (Planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan/observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

Hasil observasi awal yang dianalisis dan diolah menjadi rencana tindakan

siklus I, sedangkan hasil observasi pada siklus I akan dianalisis serta direfleksi

sebagai acuan pelaksanaan pada siklus II. Dan hasil observasi dari kedua siklus

yakni siklus I dan Siklus II akan diolah datanya dan dijadikan Laporan Hasil

Penelitian. Sehingga pada akhir tahap penelitian akan dihasilkan laporan hasil

penelitian.

Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu Guru

menyampaikan keadaan awal tentang kegiatan yang dilaksanakan di SD

Negeri 10 Lohia kelas V, Kecamatan Lohia, Kab. Muna.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1. Membuat skenario pembelajaran

2. Membuat lembar observasi

3. Membuat alat bantu pembelajaran

4. Membuat alat evaluasi

5. Membuat jurnal refleksi diri

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah Guru melaksanakan

skenario pembelajaran, yaitu setiap siklus satu kali pertemuan.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan adalah :

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Mengabsen siswa

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Menyampaikan topik yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a. Menjelaskan materi tentang keputusan bersama

b. Membentuk kelompok

15

Page 17: Laporan pkp la firman

c. Membimbing siswa dalam diskusi kelompok tentang

keputusan bersama

d. Melakukan Tanya jawab

e. Pemberian tugas/evaluasi

3. Kegiatan Penutup

a. Menyimpulkan pelajaran

b. Pemberian PR

c. Observasi Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan

oleh teman sejawat. Cara yang digunakan untuk meperoleh data adalah

melalui pengumpulan data hasil evaluasi guru dan hasil pengamatan

terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan teman sejawat.

d. Refleksi

Refleksi hasil pengamatan dilaksanakan setelah kegiatan

pembelajaran selesai. Hasil pengamatan akan dibahas kelebihan dan

kekuranggannya bersama teman sejawat. Kekurangan yang terjadi selama

pelaksanaan siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan siklus II karena

tindakan penelitian dilaksanakan selama 2 siklus.

Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II ini merupakan

rencana perbaikan dari kegiatan disiklus I, pada siklus II ini terlebih

dahulu guru membuat :

1. Membuat skenario pembelajaran

2. Membuat lembar observasi

3. Membuat alat evaluasi

4. Membuat alat bantu pembelajaran

5. Membuat jurnal refleksi diri

b. Pelaksanaan tindakan

16

Page 18: Laporan pkp la firman

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru melaksanakan

skenario pembelajaran, yaitu siklus II ini dilakukan satu kali pertemuan.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan

perbaikan dari siklus I, dengan langkah-langkah :

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Mengabsen siswa

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Menyampaikan topik yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a. Menjelaskan materi tentang musyawarah/keputusan bersama.

b. Guru bersama siswa melakukan simulasi musyawarah pemilihan

ketua kelas

c. Melakukan Tanya jawab

d. Pemberian tugas/evaluasi

3. Kegiatan Penutup

a. Menyampaikan pelajaran

b. Pemberian PR

c. Pengamatan/Evaluasi

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh

teman sejawat. Cara untuk memperoleh data adalah berdasarkan hasil

pengamatan dan hasil evaluasi anak yang dinilai oleh guru sebagai peneliti

dan dibantu oleh teman sejawat.

Pengamatan juga bisa dilakukan dengan cara menilai keaktifan anak

selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan yang

dilakukan oleh teman sejawat diperoleh data pada siklus II ini semua

kekuranggan yang terjadi pada siklus I sudah mulai berkurang dan tidak

terlihat lagi.

d. Refleksi

Refleksi hasil observasi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran

selesai. Tetapi pelaksanaan siklus dihentikan karena pelaksanaan

penelitian sudah dilakukan 2 siklus.

17

Page 19: Laporan pkp la firman

Hasil pengamatan dan evaluasi dari siklus I dan siklus II

dibandingkan untuk diketahui seberapa besar peningkatan pemahaman

siswa tentang keputusan bersama atau musyawarah.

Hasil pengumpulan data yang dilakukan dari refleksi kemudian

dianalisis dan secara deskriptif digambarkan kedalam tabel.

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

C. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperlukandalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi aktifitas siswa dan guru, dan tes formatif. Untuk mengetahui

keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa

data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah yang ada dikelas sehingga diperoleh

rata-rata tes formatif dengan rumus:

18

Page 20: Laporan pkp la firman

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada 2 ketuntasan kategori belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar KTSP yaitu

seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor KKM, KKM

mata belajaran PKn kelas V SDN 10 Lohia ≥ KKM (70), dan kelas disebut

tuntas belajar bila dikelas terdapat 70% yang telah mencapai daya serap

lebih dari sama dengan 70%. Untuk menghitung persentase ketuntasan

belajar dapat dirumuskan sebagai berikut :

P = ∑ Siswa yang tuntas belajar

∑ Siswax 100 %

19

Page 21: Laporan pkp la firman

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Pembelajaran Awal Pra Siklus

Sebagai dasar pelaksanaan perbaikan ini adalah hasil analisis dan

refleksi pada kondisi awal prasiklus yang dilakukan pada hari Senin tanggal 5

Mei 2014. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan model Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Dan langkah-langkah pokok perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan/evaluasi, dan refleksi kegiatan

pembelajaran dalam persiklus, metode yang digunakan guru kurang menarik

minat siswa sehingga hasil yang diperoleh kurang memuaskan dan jauh dari

harapan guru sebagai peneliti.

Dimana pada pelaksanaan persiklus ini hanya terdapat 8 dari 20 orang

siswa kelas V SD Negeri 10 Lohia yang memperoleh nilai minimal 70 atau

sekitar 40%.

Hasil evaluasi pada pelaksanaan prasiklus disajikan kedalam tabel :

Table 4.1

Hasil Tes Evaluasi Pembelajaran Awal Pra Siklus

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70

No. Nama SiswaNilai yang Diperoleh

Tuntas Tidak Tuntas

1. IR 70 √  2. LDI 80 √  3. WF 50   √

4. SI 60   √

20

Page 22: Laporan pkp la firman

5. SN 70 √  6. HU 80 √  7. FT 50   √

8. SL 60   √

9. LDF 60   √

10. BL 60   √

11. UL 60   √

12. TU 60   √

13. RS 50   √

14. WDA 60   √

15. WU 60   √

16. RE 80 √  17. IRD 70 √  18. WET 80 √  19. LDS 70 √  20 RR 60   √

Jumlah 1290 8 12

Rata-Rata 64,5  

Keterangan :

Nilai Rata-rata : 64,5

Nilai tertinggi : 80

Nilai terendah : 50

Tingkat ketuntasan : 8

20 x 100% = 40%

Tingkat ketidaktunasan : 1220

x 100% = 60%

Daya Serap : 1290

20 x 100% = 65%

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pembelajaran Pra Siklus

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

21

Page 23: Laporan pkp la firman

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70

No Rentang Nilai Banyak Siswa

1 0 - 49 -

2 50 - 59 3

3 60 - 69 9

4 70 - 79 4

5 80 - 89 4

6 90 - 100 -

Jumlah 20

Tabel 4.3

Persentase Hasil Tes Formatif Pembelajaran Pra SiklusMata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

0-40 50 60 70 80 90 100

Jml

Siswa

TuntasBelum

tuntas Jml nilai

Rata-rata

Taraf Seraf

Jml siswa

% Jml siswa

%

- 3 9 4 4 - - 20 8 40 12 60 1290 64,5 65%

Gambar 4.1

Persentase Hasil Evluasi Pembelajaran AwalPra Siklus

22

Page 24: Laporan pkp la firman

10 20 30 40 50 60 70 80 90100

0

2

4

6

8

10

10; 020; 030; 040; 0

50; 3

60; 9

70; 480; 4

90; 0100; 0

Keterangan :

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan prasiklus

anak yang memperoleh nilai minimal 70 hanya ada 8 dari 20 orang siswa atau

40%, sedangkan 12 dari 20 orang siswa lainnya masih dibawah 70.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat persiapan

yang berkaitan dengan pelaksanaan siklus I. kegiatan tersebut adalah

membuat skenario pembelajaran, membuat alat bantu pelajaran, yang akan

digunakan pada pelaksanaan tindakan siklus I, selain itu membuat lembar

pengamatan observasi, alat evaluasi, dan membuat jurnal refleksi diri.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini guru menjelaskan tentang pengaruh

globalisasi dilingkungan sekitar. Dalam proses kegiatan belajar mengajar

guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Melakukan apersepsi sesuai

dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran.

Dalam kegiatan inti guru menyampaikan penjelasan tentang dampak

globalisasi dilingkungan sekitar dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement

Devision).

c. Pengamatan

23

Page 25: Laporan pkp la firman

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat selama

pelaksanaan perbaikan, maka dapat diketahui kalau hasil evaluasi terhadap

siswa pada siklus I ini masih kurang memuaskan dan kurang dari target

yang guru harapkan.

Dimana pada akhir siklus I ini anak yang memperoleh nilai minimal

70 hanya ada 15 orang siswa dari 20 orang siswa atau sekitar 75%.

Sedangkan 5 dari 20 orang siswa masih belum memperoleh nilai yang

memuaskan.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran meningkat

kearah yang lebih baik, diantaranya :

Penjelasan konsep sudah dengan materi pelajaran dan skenario

pembelajaran yang telah dibuat

Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal

Penggunaan metode kurang tepat sehingga menjadi salah satu rencana

perbaikan siklus II, sehingga menggunakan pendekatan pembelajaran

kooperatif Tipe STAD.

Aktifitas siswa sudah aktif karena metode yang digunakan guru sudah

tepat, dan untuk siklus II harus lebih aktif lagi agar hasil belajar yang

dicapai lebih maksimal lagi.

Hasil belajar siswa ada peningkatan namum belum maksimal,

diharapkan disiklus II hasil belajar siswa dapat lebih memuaskan.

Hasil data pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Table 4.4

Hasil Tes Evaluasi Pembelajaran Siklus I

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

24

Page 26: Laporan pkp la firman

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70

No. Nama SiswaNilai yang Diperoleh

Tuntas Tidak Tuntas

1. IR 80 √  2. LDI 70 √  

3. WF 60   √

4. SI 90 √  

5. SN 80 √  6. HU 80 √  7. FT 60   √

8. SL 70 √  

9. LDF 60   √

10. BL 70 √  11. UL 60   √

12. TU 70 √  13. RS 90 √  14. WDA 60   √

15. WU 70 √  16. RE 70 √  17. IRD 90 √  18. WET 70 √  19. LDS 80 √  20 RR 70 √  

Jumlah 1450 15 5

Rata-Rata 72,5  

Keterangan :

Nilai Rata-rata : 72,5

Nilai tertinggi : 90

Nilai terendah : 60

Tingkat ketuntasan : 1520

x 100% = 75%

Tingkat ketidaktunasan : 5

20 x 100% = 25%

25

Page 27: Laporan pkp la firman

Daya Serap : 1450

20 x 100% = 73%

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus I

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

No Rentang Nilai Banyak Siswa

1 0 - 49 -

2 50 - 59 -

3 60 - 69 6

4 70 - 79 5

5 80 - 89 5

6 90 - 100 3

Jumlah 21

Tabel 4.6

Persentase Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus I

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/ semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

0-40 50 60 70 80 90 100

Jml

Siswa

TuntasBelum

tuntas Jml nilai

Rata-rata

Taraf Seraf

Jml siswa

% Jml siswa

%

- - 5 8 4 3 - 20 15 75 5 25 1450 72,5

26

Page 28: Laporan pkp la firman

73%

Gambar 4.2

Persentase Hasil Evluasi Pembelajaran Siklus I

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama

10 20 30 40 50 60 70 80 90100

012345678

10; 020; 030; 040; 050; 0

60; 5

70; 8

80; 490; 3

100; 0

Keterangan :

Dari grafik 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I ini terdapat 15

dari 20 orang siswa yang telah mampu memperoleh nilai minimal 70 atau sekitar

75%. Sedangkan 5 orang lainnya belum mampu memperoleh nilai yang

memuaskan atau dibawah 70 atau sekitar 25% siswa.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat skenario

pembelajaran untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada

siklus I, membuat alat bantu pembelajaran, membuat lembar observasi alat

evaluasi, dan jurnal refleksi diri.

27

Page 29: Laporan pkp la firman

Dalam kegiatan inti guru menyampaikan penjelasan tentang dampak

globalisasi dilingkungan sekitar dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini guru sebagai peneliti

dan pendidik memulai pembelajaran dengan menyampaikan tujuan

pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian

menuliskan topik pembelajaran.

Dalam kegiatan ini Guru menyampaikan tenatang pengaruh

globalisasi dilingkungan sekitar dengan metode yang berbeda dengan

metode yang digunakan pada siklus I. hal ini bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih maksimal lagi. Dengan

metode ini akan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari

sehingga pemahaman siswa semakin meningkat.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan tindakan.

Dan dari hasil pengamatan oleh teman sejawat, pada siklus II ini sudah

dapat dilihat banyak perubahan dan dinyatakan berhasil sesuai dengan

indikator yang telah ditentukan.

Keberhasilan tersebut diupayakan guru dalam persiapannya memilih

metode pembelajaran yang tepat, alat peraga yang memadai, situasi belajar

mengajar yang kondusif, serta motivasi yang sangat berperan dalam tujuan

pembelajaran.

Pada siklus II ini siswa yang memperoleh nilai minimal 70 telah

memenuhi harapan guru. Dimana pada akhir pelaksanaan siklus II ini ada

20 dari 20 orang siswa atau sekitar 100% memperoleh nilai minimal 70.

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh hasil yang lebih baik.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah tidak terlihat lagi.

28

Page 30: Laporan pkp la firman

Dari uraian kegiatan pelaksanaan pembelajaran melalui dua siklus

tersebut terlihat adanya perubahan menuju kesempurnaan. Dari segi guru,

siswa dan perangkat pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh

memuaskan.

Dari data nilai pada siklus II tersebut dapat kita lihat pada tabel

berikut :

Table 4.7

Hasil Tes Evaluasi Pembelajaran Siklus II

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.2 Memahami Keputusan Bersama

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 70 p

No. Nama SiswaNilai yang Diperoleh

Tuntas Tidak Tuntas

1. IR 80 √  2. LDI 90 √  

3. WF 90 √  

4. SI 70 √  

5. SN 80 √  6. HU 90 √  7. FT 100 √  8. SL 80 √  

9. LDF 100 √  

10. BL 80 √  11. UL 70 √  12. TU 70 √  13. RS 100 √  14. WDA 90 √  15. WU 90 √  

29

Page 31: Laporan pkp la firman

16. RE 80 √  17. IRD 70 √  18. WET 80 √  19. LDS 90 √  20 RR 90 √  

Jumlah 1690 20 0

Rata-Rata 84,5    

Keterangan :

Nilai Rata-rata : 84,5

Nilai tertinggi : 100

Nilai terendah : 70

Tingkat ketuntasan : 2020

x 100% = 100%

Tingkat ketidaktunasan : 0

20 x 100% = 0%

Daya Serap : 1690

20 x 100% = 85%

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus II

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.2 Memahami Keputusan Bersama

No Rentang Nilai Banyak Siswa1 0 - 49 -2 50 - 59 -3 60 - 69 -4 70 - 79 45 80 - 89 66 90 - 100 10

Jumlah 21

Tabel 4.9

Persentase Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus II

30

Page 32: Laporan pkp la firman

Mata Pelajaran : PKn

Kelas / Semester : V / II

Kompetensi Dasar : 4.2 Memahami Keputusan Bersama

0-40 50 60 70 80 90 100

Jml

Siswa

TuntasBelum

tuntas Jml nilai

Rata-rata

Taraf Seraf

Jml siswa

% Jml siswa

%

- - - 4 6 7 3 20 20 100 0 0 1690 84,5 85%

Gambar 4.3

Persentase Hasil Evluasi Pembelajaran Siklus II

10 20 30 40 50 60 70 80 90100

0

1

2

3

4

5

6

7

10; 020; 030; 040; 050; 060; 0

70; 4

80; 6

90; 7

100; 3

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tabel 4.10

Peningkatan Prestasi Belajar Per SiklusA.

No. Tahap Pembelajaran Rata-rata Kelas Ketuntasan

1. Pembelajaran awal pra siklus 64,5 40%

2. Perbaikan pembelajaran siklus 1 72,5 75%

31

Page 33: Laporan pkp la firman

3. Perbaikan pembelajaran siklus 2 84,5 100%

Capaian prestasi belajar siswa di atas peneliti dapatkan dari dua tahapan

pembelajaran sebagai berikut .

1. Prasiklus

Pada pelaksanaan prasiklus terlihat bahwa :

a. Guru dalam mengajar terlihat kaku sehingga kurang menarik minat siswa

untuk memperhatikan penjelasan dari guru.

b. Penggunaan metode ceramah yang digunakan guru kurang efektif.

c. Contoh yang diberikan guru kurang bervariasi.

d. Dalam memberikan pertanyaan guru tidak memberikan kesempatan untuk

berfikir dan pertanyaan yang diberikan kurang menyeluruh.

e. Pelajaran belum ada penguatan sehingga pelajaran tersebut terus diulang.

2. Siklus I

Pada siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar dengan menggunkan model

pembelajaran Kooperatif karena pada siklus ini telah dilakukan tahapan-

tahapan :

a. Persiapan meliputi materi ajar, lembar kerja, lembar tes, dan kunci

jawaban serta pembentukan tim/kelompok.

b. Penyajian pelajaran dan konsep-konsep baru oleh guru yang meliputi

pembukaan, pengembangan, dan latihan.

c. Kerja kelompok yang merupakan kegiatan inti bertujuan agar siswa belajar

bersama untuk memahami materi. Pada tahapan ini siswa belajar bersama

dengan kelompok mulai dari pemahaman, pengklarifikasian, penyimpulan

melalui pendiskusian dengan teman sampai pada tahapan penguasaan

materi diantara kelompoknya.

d. Tes individu, untuk mengetahui penguasaan materi yang diajarkan.

e. Penghargaan kelompok, dengan cara menghitung skor/point yang didapat

siswa dalam kelompok tersebut kemudian dihitung rata-ratanya, dan

selanjutnya berdasarkan skor rata-ratanya tersebut ditentukan masing-

masing kelompok.

32

Page 34: Laporan pkp la firman

Setelah dilakukan tahapan ini :

a. Suasana pembelajaran ada perubahan yang semula siswa ramai sendiri

sekarang sudah lebih efektif. Siswa sudah bisa memusatkan perhatian pada

penjelasan guru.

b. Meskipun media pembelajaran telah tersedia tetapi masih kurang maksimal

karena gambar terlalu kecil sehingga anak yang dibagian belakang tidak

melihat dengan jelas.

c. Kemampuan menyelesaikan evaluasi yang diberikan guru masih

bervariasi, ada siswa yang telah mampu menyelesaikan evaluasi namun

masih banyak siswa yang belum menyelesaikan evaluasi dengan

memuaskan dan tepat waktu.

d. Siswa telah dapat lebih efektif dan mampu memusatkan perhatian dalam

proses pembelajaran. Hal itu disebabkan karena pembelajaran yang

diberikan guru dianggap unik.

3. Siklus II

a. Siswa dilibatkan secara aktif untuk meningkatkan proses berfikir secara

ilmiah.

b. Dalam kegiatan pemberian evaluasi seluruh siswa telah mempu

menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan memperoleh nilai yang

memuaskan.

c. Penggunaan metode sudah cukup baik, dalam memberikan pertanyaan

sudah menyeluruh dan ketika berdiskusi semua siswa aktif.

33

Page 35: Laporan pkp la firman

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil observasi dan reflekasi selama penelitian ini

berlangsung dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan pedekatan pembelajaran kooperatif Tipe STAD

(Student Teams Achievement Devision). dalam pembelajaran PKn

pemahaman konsep dan hasil belajar PKn meningkat dari 65% menjadi

85%. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada perolehan skor rata-rata

hasil belajar siswa pada setiap siklus.

2. Pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif Tipe STAD

(Student Teams Achievement Devision). dapat memungkinkan prestasi

belajar siswa. Pendekatan ini menunjukan bahwa siswa sangat antusias

dan termotifasi untuk belajar bekerja sama dalam menyelesaikan masalah,

mengungkapkan ide, pendapat, memberi saran, dan belajar menghargai

orang lain, maka ketuntasan hasil belajar tuntas 100%.

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil belajar dan temuan penelitian dalam upaya

meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar PKn melalui pendekatan

pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision).

pada siswa kelas V SD Negeri 10 Lohia maka dikemukakan saran sebagai

berikut :

Pertama, disarankan kepada guru agar dapat mengetahui dan

menggunakan pendekatan kooperatif sebagai salah satu alternatif dalam

pembelajaran PKn. Disamping itu, juga disarankan agar guru membuat

rancangan pembelajaran yang jelas dan rinci dengan komponen-komponen

yang baik. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran berlangsung secara efisien

dan efektif.

34

Page 36: Laporan pkp la firman

Kedua, dalam setiap pembelajaran hendaknya guru berusaha merangsang

dan memotifasi siswa untuk bekerja sama menyelesaikan sebagai

permasalahan pembelajaran PKn dengan membentuk kelompok-kelompok

belajar kemudian guru fasilitator, motivator, dan mediator.

Ketiga, untuk memperoleh wawasan dan peningkatan pembelajaran di

SD, guru senantiasa melakukan refleksi diri tentang pembelajaran yang

dilakukannya, dan bersedia menerima kritik dari siswanya maupun dari teman

guru serta berusaha memperbaiki atau mencari pemecahan terhadap hal-hal

yang kurang baik yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.

Keempat, disarankan kepada peneliti lain untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut tentang efektivitas pendekatan pembelajaran kooperatif Tipe

STAD (Student Teams Achievement Devision). Di samping itu juga perlu lebih

banyak dilakukan penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model

pembelajaran yang lain di SD.

35

Page 37: Laporan pkp la firman

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :

Universitas Terbuka

Bloom (Winkle, W.S : 1993). Active Learning 101 Strategies To Teach Any

Subject. (terjemahan oleh tim penerjemah Yappends).

Dahar, R.W. 1986. Evaluasi Pendidikan Surabaya : Usaha Nasional.

Djamarah Syaiful B. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Direktorat Jendral

Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Garton, Janetta., 2005. Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District,

Technology Integration Academy.

Haury, L. David. (1993). Teaching Science Through Inquiry. Colombus, OH :

ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment

Education. (ED359048).

Hamalik, Oemar. 1982. Metode dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung :

Tartiro.

Jaya, H. 2003. Pembelajaran Kontekstual sebagai implementasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2000). Dunia Pendidikan No. 44

Tahun XXXVII. 2003.

Suharjo, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Tiga Serangkai KTSP 2005

Usman, M. dan Setia Wati, L. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Wardani, Kuswaya Wirhardit (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Universitas Terbuka.

36