Fiqih muamalah.docx

download Fiqih muamalah.docx

of 10

description

fiqih

Transcript of Fiqih muamalah.docx

KATA PENGANTARAlhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmatnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan temaFiqih Muamalah. Dan makalah ini kami beri judul Muamalah.Makalah ini berisi tentang jual beli,sewa menyewa,pinjam meminjam, utang piutang dan syarat-syaratnya. Dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti didasarkan pada dalil-dalil yang relevan. Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan pengertian dan syarat-syarat yang ada dalam muamalah serta hukumnya. Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan secara singkat isi dari makalah kami. Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Pekanbaru, 19 Maret 2012

PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTAR.. 1 DAFTAR ISI 2BAB 1 : PENDAHULUAN 31.1 Latar Belakang..... 3BAB II : PEMBAHASAN .. 41.1 Pengertian fiqih Muamalat .. 41.2 Jual beli..... 41.3 Riba .. 51.4 Sewa-menyewa 61.5 Pinjam-meminjam... 71.6 Utang piutang 8 BAB III : PENUTUP1.1 Kesimpulan 9DAFTAR PUSTAKA10

BAB IPENDAHULUAN1 Latar BelakangIslam merupakan ajaran Allah SWT yang mengatur seluruh bidang kehidupan manusia yang disampaikan melalui Muhammad SAW. Salah satu biadang yang diatur adalah hukum. Karakteristik hukum dalam islam berbeda dengan hukum-hukum lain yang berlaku di masyarakat.Dalam litelatur ilmu hukum , terdapat berbagai istilah yang sering dipakai sebagai rujukan disamping istilah Hukum Muamalat untuk mengambarkan ketentuan hukum yang mengatur transaksi dalam masyarakat. Ada yang menggunakan istilah Hukum Perutangan, Hukum gadai ataupun Hukum sayembara. Masing-masing istilah tersebut memiliki titik tekan yang berbeda satu dengan lainnya.Ada beberapa hal yang merupakan prinsip fiqih Muammalah. Prinsip tersebut berkaitan dengan hak, milik, harta dan tasarruf (tindakan hukum). Tasarruf adalah segala tindakan yang muncul dari seseorang yang kehendaknya dan syara menetapkan beberapa hak atas orang tersebut. Tasarruf ada dua macam, yaitu tasarruf fili (segala tindakan yang dilakukan dengan anggota badan selain lidah) dan tasarruf qauli (segala ucapan yang berkaitan dengan transaksi). Tasarruf qauli ada dua bentuk, yaitu aqdi (perkataan kedua pihak yang berhubungan seperti jual beli dan menyewa) dan ghairu aqdi (pernyataan mengadakan hak atau menggugurkannya seperti wakaf dan talak serta ada yang berupa tuntutan hak seperti gugatan, ikrar dan sumpah untuk menolak gugatan). Pembicaraan mengenai fiqih Muammalah meliputi bentuk-bentuk perikatan tertentu.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Fiqih muamalah

Pengertian fiqh muamalah dalam arti sempit yaitu : muamalah adalah aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik (Idris Ahmad) atau muamalah adalah tukar-menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.Ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan hokum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah,seperti jual beli,sewa menyewa, utang piutang,hokum riba dan lain-lain. hokum-hukum fiqih terdiri dari hokum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertical antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.1. JUAL BELIa. pengertian Menurut bahasa Jual beli () secara bahasa merupakan masdar dari kata diucapkan - bermakna memiliki dan membeli. Kata aslinya keluar dari kata karena masing-masing dari dua orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian disebut . Menurut syaraPengertian jual beli () secara syara adalah tukar menukar harta dengan harta untuk memiliki dan memberi kepemilikan.jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara dan disepakati.b. rukun jual beliMenurut jumhur ulama, rukun jual beli itu ada empat :1. Akad (ijab qabul)Ialah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan qabul dilakukan sebab ijab qabul menunjukkan kerelaan (keridhaan). Ijab qabul boleh dilakukan dengan lisan dan tulisan. Ijab qabul dalam bentuk perkataan dan/atau dalam bentuk perbuatan yaitu saling memberi (penyerahan barang dan penerimaan uang). Menurut fatwa ulama Syafiiyah, jual beli barang-barang yang kecilpun harus ada ijab qabul tetapi menurut Imam an-Nawawi dan ulama mutaakhirin syafiiyah berpendirian bahwa boleh jual beli barang-barang yang kecil tidak dengan ijab qabul.2. Orang-orang yang berakad (subjek) - Ada 2 pihak yaitu bai (penjual) dan mustari (pembeli).3. Makud alaih (objek)Makud alaih adalah barang-barang yang bermanfaat menurut pandangan syara.4. Ada nilai tukar pengganti barangNilai tukar pengganti barang ini yaitu dengan sesuatu yang memenuhi 3 syarat yaitu bisa menyimpan nilai ,bisa menilai atau menghargakan suatu barang dan bisa dijadikan alat tukar Syarat-syarat barang diakadkan.a. Bersihnya barangb. Dapat dimanfaatkan milik orang yang melakukan akadc. Mampu menyerahkan nyad. Mengetahuie. Barang yang diakadkan ada ditangan

2. RibaRiba menurut bahasa berarti az-zaidah(tambahan). Yang dimaksudkan adalah tambahan atas modal,baik tambahan itu sedikit atau banyak.Hokum riba adalah haram, sebagaimana firman Allah swt,yang artinyapadahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.S. Al-Baqarah 2 : 275)

ada pun sebab diharamkan riba adalah:a. Riba dapat menimbulkan permusuhan antara pribadi dan mengikis habis semangat kerja sama / saling tolong menolong sesame manusia.b. Menimbulkan tumbuhnya mental kelas pemboros yang tidak bekerja.c. Riba sebagai salah satu cara menjajah.d. Karena riba mengandung unsur eksploitasi atau pemerasan dari orang kaya kepada orang miskin.e. Menghilangkan nilai tolong-menolong dan keagamaan dalam hidup bermuamalah.

Macam-macam riba : a. Riba qadrh suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang. b. Riba jahiliyyah hutang dibayar lebih dari pokonya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan. c. Riba fadhl penukaran antarbarang yang tiak sesuai kadar ukurannya. d. Riba Nasi;ah penangguhan penyerahan atau penerimaan barang ribawai dengan jenis barang ribawi lainnya.

3. Sewa Menyewa (Ijarah)Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat ) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, dengan demikian dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. Rukun IjarahRukun dari ijarah sebagai suatu transaksi adalah akad atau perjanjian kedua belah pihak, yang menunjukkan bahwa transaksi itu telah berjalan secara suka sama suka. Adapun unsur yang terlibat transaksi ijarah itu adalah:a. Orang yang menggunakan jasab. Orang yang memberikan jasac. Objek transaksi yaitu jasad. Imbalan yang diberikan

Syarat IjarahAdapun syarat yang berkenaan dengan pelaku transaksi ialah keduanya telah dewasa, berakal sehat dan bebas dalam bertindak dalam arti tidak dalam paksaan.

4. Pinjam Meminjam (Ariyah)Pinjam meminjam dalam istilah disebut ariyah yaitu transaksi atas manfaat suatu barang tanpa imbalan. Dalam arti sederhana adalah menyerahkan suatu wujud barang untuk dimanfaatkan tanpa imbalan.a. Rukun dan Syarat Ariyah

Rukun AriyahSecara umum rukun ariyah ada empat, yaitu:b. Muir (peminjaman)c. Mustair (yang meminjamkan)d. Muar (barang yang dipinjam)e. Shighat, yakni sesuatu yang menunjukkan kebolehan untuk mengambil manfaat,baik dengan ucapan maupu perbuatan

Syarat AriahUlama fiqih dalam akad ariyah adalah sebagai berikut:a. Pinjaman berakal sehatb. Barang dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnya, jika barang tidak dapat dimanfaatkan, maka akad tidak sah. Hukum AriyahHukum meminjamkan adalah sunat, seperti tolong menolong dengan orang lain, kadang-kadang menjadi wajib, seperti meminjamkan kain kepada orang yang terpaksa dan meminjamkan pisau untuk menyembelih binatang yang hampir mati. Juga kadang-kadang haram, kalau yang dipinjam itu akan berguna untuk yang haram.

5. Utang Piutang.Utang piutang mempunyi kemiripan dengan pinjaman dari segi yang dimiliki hanya manfaatnya dan pada waktunya dikembalikan kepada pemilik dan juga mempunyai kemiripan dengan pembayaran harga pembelian pada waktu yang di tangguhkan dan punya hubungan pula dengan muamalah riba.Utang piutang adalah penyerahan harta berbentuk uang untuk dikembalikan pada waktunya dengan nilai yang sama. Untuk maksud utang piutang terminologi fiqih digunakan dua istilah yaitu qardhu dan dayn. Utang piutang merupakan perbuatan kebijakan yang telah disyariatkan dalam islam dan hukumnya adalah mubah atau boleh.

BAB IIIPENUTUP1. kesimpulanFiqih muamalah merupakan salah satu dari bagian persoalan hukum Islam seperti yang lainnya yaitu tentang hukum ibadah, hukum pidana, hukum peradilan, hukum perdata, hukum jihad, hukum perang, hukum damai, hukum politik, hukum penggunaan harta, dan hukum pemerintahan.Ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan hokum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti wajib,sunnah,haram,makruh dan mubah.hokum-hukum fiqih terdiri dari hokum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Syarifuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana, 2010Syafei, Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001Sabiq, Syyaid, Fiqih Sunnah, Bandung: PT Almarif, 1987