Finlandia

26
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi Internet sudah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Aplikasi Internet sudah digunakan untuk e-commerce dan berkembang kepada pemakaian aplikasi Internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan e-government. E- government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat. 1 Keberhasilan perkembangan e-government tidak luput dari adanya penerapan good governanace dalam pengaplikasian e- government. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam e- government yaitu partisipasi, penegakan hukum ,transparasi, kesetaraan , daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efesiensi & efektifitas, dan profesionalisme. 2 Kondisi perkembangan teknologi ini, ternyata dimanfaatkan oleh negara Finlandia dimana pengaplikasian e-government telah dilakukan sejak 1994 1 Bastian, harian umum sore Sinar Harapan, ‘Perkembangan ‘e- government’ di Indonesia’, 8 maret 2003, diunduh pada 28 november 2010 2 Tjokroamidjojo, Bintoro, “Good Governance, (Paradigma Baru Manajemen Pembangunan)”, Jurnal Manajemen Pembangunan No. 30 Tahun IX, Mei 2000 1

Transcript of Finlandia

Page 1: Finlandia

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi Internet sudah mencapai perkembangan

yang sangat pesat. Aplikasi Internet sudah digunakan untuk e-commerce dan

berkembang kepada pemakaian aplikasi Internet pada lingkungan pemerintahan

yang dikenal dengan e-government. E-government adalah penggunaan teknologi

informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan

efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada

masyarakat.1 Keberhasilan perkembangan e-government tidak luput dari adanya

penerapan good governanace dalam pengaplikasian e-government. Prinsip-prinsip

yang diterapkan dalam e-government yaitu partisipasi, penegakan

hukum ,transparasi, kesetaraan , daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas,

pengawasan, efesiensi & efektifitas, dan profesionalisme.2

Kondisi perkembangan teknologi ini, ternyata dimanfaatkan oleh negara

Finlandia dimana pengaplikasian e-government telah dilakukan sejak 1994

dengan dilakukannya srategi yang mengharuskan pengembangan sistem transaksi

elektronik diantara instansi-instansi pemerintah maupun dengan para masyarakat

atau pihak swasta. Perkembangan ini berlanjut pada tahun 1999 ketika

diluncurkannya kartu tanda penduduk elektronik. Hingga sampai saat ini,

Perkembangan E-government di Finlandia memperoleh respon yang positif di

masyarakat maupun pihak swasta Finlandia. Berbagai kemudahan bisa didapatkan

dari E-government seperti kemudahan dalam perizinan, pembayaran pajak, proses

tender yang praktis, hingga regitrasi kendaraan bermotor yang lebih cepat.

Dengan adanya respon yang positif dari masyarakat maupun pihak swasta, maka

menurut Waseda University pada tahun 2009, Finlandia menempati peringkat

kesembilan terbaik dunia dalam best practices pelaksanaan E-government di

dunia.3

1 Bastian, harian umum sore Sinar Harapan, ‘Perkembangan ‘e-government’ di Indonesia’, 8 maret 2003, diunduh pada 28 november 20102 Tjokroamidjojo, Bintoro, “Good Governance, (Paradigma Baru Manajemen Pembangunan)”, Jurnal Manajemen Pembangunan No. 30 Tahun IX, Mei 20003 http://www.epractice.eu/en/document/288222 diunduh tanggal 27 November 2010

1

Page 2: Finlandia

Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui pelaksanaan e-government

khususnya dalam pelaksanaan aplikasi kalkulator pajak kendaraan bermotor

online dan pelaksanaan sistem tagihan dan pembayaran online (Electronic

Invoice) di Finlandia yang dikaitkan dengan prinsip-prinsip good governance.

I.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :

- Bagaimana gambaran umum e-government di Finlandia ?

- Bagaimana pelaksanaan kalkulator pajak kendaraan bermotor online di

Finlandia ?

- Bagaimana pelaksanaan sistem tagihan dan pembayaran online

(Electronic Invoice) di Finlandia ?

I.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :

- Untuk mengetahui gambaran umum e-government di Finlandia.

- Untuk mengetahui pelaksanaan kalkulator pajak kendaraan bermotor

online di Findlandia.

- Untuk mengetahui pelaksanaan sistem tagihan dan pembayaran online

(Electronic Invoice) di Finlandia.

I.4. Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi

pustaka.

I.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah:

Bab I Pendahuluan

2

Page 3: Finlandia

I.1. Latar Belakang Masalah

I.2. Rumusan Masalah

I.3. Tujuan Penulisan

I.4. Metode Penulisan

I.5. Sistematika Penulisan

Bab II Landasan Teori

II.1. Konsep e-government

II.2. Konsep good governance

II.3. Konsep transparansi

II.4. Konsep efisiensi dan efektifitas

Bab III Pembahasan

III.1. E-government di Finlandia

III.2. Kalkulator Pajak Kendaraan Bermotor Online

III.3. Sistem Tagihan dan Pembayaran Online (Electronic Invoice)

Bab IV Penutup

IV.1 Kesimpulan

IV.2 Saran

Daftar Pustaka

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Konsep E-government

3

Page 4: Finlandia

E-government muncul mengikuti perkembangan teknologi informasi,

khusunya internet, yang dapat dimanfaatkan pada berbagai aspek kehidupan. Pada

awalnya hanya pemerintah negara maju saja yang dapat memanfaatkan teknologi

informasi untuk mendukung aktivitas pemerintahan dalam bentuk e-government.

Perlahan tapi pasti, kisah keberhasilan negara maju dalam meningkatkan good

governance menggunakan serba “e” ini diikuti negara-negara berkembang sejalan

dengan penyebaraluasan penggunaan internet. Salah satu “obat” yang menjanjikan

untuk menciptakan transparansi adalah sistem pengelolaan pemerintahan secara

elektronik atau electronic government (e-government). Banyak yang percaya,

pengelolaan lembaga atau perusahaan secara elektronik - baik untuk swasta

maupun pemerintah-selain meningkatkan transparansi, juga bisa meningkatkan

efisiensi (menurunkan biaya dan meningkatkan efektivitas/meningkatkan daya

hasil).

E-government adalah aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet

dan perangkat digital lainnya yang dikelola pemerintah untuk keperluan

penyampaian informasi dari pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai,

badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online.

Saat ini cukup banyak negara yang sudah menerapkan e-government.

Diantaranya adalah Singapura, Australia, AS, Jerman, Inggris, Malaysia, Taiwan,

dan Selandia Baru. Di Indonesia, dalam satu tahun belakangan ini terlihat

kecenderungan lembaga pemerintah untuk membangun situs pemerintah yang

mengambarkan profil lembaga tersebut dalam dunia maya. Situs-situs pemerintah

ini sering disebut dengan istilah e-government.

Masalah definisi ini merupakan hal yang penting, karena akan menjadi

bahasa seragam bagi para konseptor maupun praktisi yang berkepentingan dalam

menyusun dan mengimplementasikan e-Government di suatu negara. Terkadang

definisi yang terlampau sempit akan mengurangi atau bahkan meniadakan

berbagai peluang yang ditawarkan oleh e-Government, sementara definisi yang

terlampau luas dan mengambang akan menghilangkan nilai (value) manfaat yang

ditawarkan oleh e-Government. Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan e-

Government sebagai berikut:

4

Page 5: Finlandia

E-Government mengarahkan untuk penggunakan TI

oleh semua agen pemerintahaan (seperti WAN,

internet, mobile computing) yang mempunyai

kemampuan untuk mengubah hubungan dengan

masyarakat, bisnis, dan pihak yang terkait dengan

pemerintahan

Di sisi lain, UNDP (United Nation Development Programme) dalam suatu

kesempatan mendefinisikannya secara lebih sederhana, yaitu:

E-Government adalah penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi (ICT- Information and

Communicat-ion Technology) oleh pihak

pemerintahan.

II.2. Konsep Good Governance

Terselenggaranya kepemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa

(clean and good governance) menjadi cita-cita dan harapan setiap bangsa. Konsep

“governance” dalam “clean and good governance” banyak masyarakat

merancukan dengan konsep “government”. Konsep “governance” lebih inklusif

daripada “government”. Konsep “government” menunjuk pada suatu organisasi

pengelolaan berdasarkan kewenangan tertinggi (negara dan pemerintah). Konsep

“governance” melibatkan tidak sekedar pemerintah dan negara, tetapi juga peran

berbagai aktor di luar pemerintah dan negara sehingga pihak-pihak yang terlibat

juga sangat luas (Ganie-Rochman, 2000:141).

Asian Development Bank (ADB) melalui policy paper-nya yang pertama

kali memberikan arti atas konsep governance yaitu manajemen pembangunan

yang sehat, efektif. Menurut Bintoro (2001 : 34), UNDP dalam mendefinisikan

governance lebih baik karena memakai kata authority (kewenangan) bukan

power. Adapun pengertian governance (tata pemerintahan) dalam UNDP website,

adalah:

5

Page 6: Finlandia

Governance can be seen as the exercise of economic, politic and

administrative authority to manage a country’s affairs at all levels.

It comprises the mechanisms, processesa and institutions trough

wich citizens and group articulate their interest, exercise their

legal rights, meet their obligations and mediate differences.

Berdasar atas hubungan yang sinergis dan konstruktif di antara negara,

sektor swasta, dan masyarakat (society), UNDP dalam dokumen kebijakannya

mengajukan karakteristik atau prinsip-prinsip utama good governance (Bintoro,

2003), yaitu sebagai berikut:

1. Paticipation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan

keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi

legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas

dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara

konstruktif.

2. Rule of Law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang

bulu, terutama hukum untuk hak asasi manusia.

3. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.

Proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima

oleh mereka yang membutuhkan informasi harus dapat dipahami dan dapat

dimonitor.

4. Responsiveness. Lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk

melayani setiap stakeholders.

5. Consensus Orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan

yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih

luas baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur.

6. Equity. Semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai

kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

7. Effectiveness and efficiency. Proses-proses dan lembaga-lembaga

menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan

sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

6

Page 7: Finlandia

8. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta,

dan masyarakat (civil society) bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-

lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat

keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal

atau eksternal organisasi.

9. Stategic Vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good

governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan sejalan

dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

II.3. Konsep Transparansi (Transparency)

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,

yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta

hasil-hasil yang dicapai.4 Transparansi yaitu adanya kebijakan terbuka bagi

pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi

mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik.

Keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang

sehat, toleran, dan kebijakan dibuat berdasarkan pada preferensi publik.5

Prinsip ini memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik oleh pemerintah,

dan (2) hak masyarakat terhadap akses informasi.6 Keduanya akan sangat sulit

dilakukan jika pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen

kinerja yang baik adalah titik awal dari transparansi. Komunikasi publik menuntut

usaha afirmatif dari pemerintah untuk membuka dan mendiseminasi informasi

maupun aktivitasnya yang relevan. Transparansi harus seimbang dengan

kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang

mempengaruhi hak privasi individu. Karena pemerintahan menghasilkan data

dalam jumlah besar, maka dibutuhkan petugas informasi professional, bukan

untuk membuat dalih atas keputusan pemerintah, tetapi untuk menyebarluaskan

4

? Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Departemen Dalam Negeri, 2002, hal. 18.5 Meutiah, hal 1516 op.cit, hal 60

7

Page 8: Finlandia

keputusan-keputusan yang penting kepada masyarakat serta menjelaskan alasan

dari setiap kebijakan tersebut.

Definisi lain transparansi menurut Mardiasmo (2002 : 6) yaitu keterbukaan

pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan daerah sehingga dapat

diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Krina (2003: 19) juga

menyebutkan bahwa menurut Transparancy International, undang-undang

Fredom of Information (FOI) bukan hanya mengatur tentang hak publik untuk

mengakses informasi tetapi juga menekankan pada obligasi pemerintah untuk

memfasilitasi akses tersebut.

Dari beberapa definisi transparansi yang telah diuraikan sebelumnya maka

dapat disimpulkan bahwa transparansi memiliki artian sebagai penjamin

kebebasan dan hak masyarakat untuk mengakses informasi yang bebas didapat,

siap tersedia dan akurat yang berhubungan dengan pengelolaan rumah tangga di

pemerintah daerah mereka sehingga akan menyebabkan terciptanya pemerintahan

daerah yang baik dan memikirkan kepentingan masyarakat.

Transparansi merujuk pada ketersediaan informasi pada masyarakat dan

kejelasan tentang peraturan, undang-undang dan keputusan pemerintah. Yang

indikatornya menurut Asian Development Bank adalah7 :

1. Akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu (accurate & timely) tentang

kebijakan ekonomi dan pemerintahan yang sangat penting bagi pengambilan

keputusan ekonomi oleh para pelaku swasta. Data tersebut harus bebas didapat

dan siap tersedia (freely & readily available),

2. Aturan dan prosedur yang ”simple, straight forward and easy to apply “ untuk

mengurangi perbedaan dalam interprestasi.

Krina(2003: 16-17) menyebutkan beberapa alat-alat ukur transparansi,yaitu8 :

7

? Asian Development Bank, “Governance : Sound Development Management”, 1999. hlm 7 -138

? www.sobatbaru.blogspot.com “Transparansi”. Senin, 22 Maret 2010 diunduh pada pukul 23.00 WIB.

8

Page 9: Finlandia

1. Publikasi kebijakan publik melalui alat-alat komunikasi : annual reports,

brosur, leaflet, pusat informasi, telepon bebas pulsa, liputan media, iklan

layanan masyarakat, website, papan pengumuman, koran lokal.

2. Informasi yang disajikan : acuan pelayanan, perawatan data, laporan kegiatan

publik, prosedur keluhan.

3. Penanganan keluhan : berita-berita kota di media massa dan lokal, notice of

respon, limit waktu respon, opinion pools & survey tentang isu-isu kebijakan

publik, komentar & catatan untuk draft kebijakan & peraturan, service users

surveys.

II.4. Konsep Efektivitas dan Efesiensi (Effectiveness and Efficiency)

Efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-

tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan

pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai

pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang

sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna

pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang

benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik

untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan

penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang

diterima. Sebagai contoh untuk menyelesaikan sebuah tugas, cara A

membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B membutuhkan waktu 2 jam, maka cara

A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain tugas tersebut dapat selesai

menggunakan cara dengan benar atau efisiensi.

Efektifitas adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisiensi adalah

melakukan tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien

begitu juga sebaliknya. Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang

sangat besar sedangkan yang efisien barangkali memakan waktu yang lama.

9

Page 10: Finlandia

Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi bisa mencapai tingkat optimum

untuk kedua-duanya.

BAB III

10

Page 11: Finlandia

PEMBAHASAN

III.1. E-Government di Finlandia

Usaha pengembangan dan penerapan e-government di Finlandia telah

dimulai dari sejak tahun 1994, dimana pada waktu itu pemerintah Finlandia

mengadopsi strategi baru dalam manajemen informasi. Strategi ini mengharuskan

pengembangan sistem transaksi elektronik diantara instansi-instansi pemerintah

maupun dengan para pelanggannya. Perkembangan ini berlanjut pada tahun 1999

ketika diluncurkannya kartu tanda penduduk elektronik. Kartu ini bisa juga

digunakan sebagai dokumen perjalanan yang berlaku di 19 negara Eropa.

Perkembangan lainnya yang dianggap signifikan dalam penerapan e-

government di Finlandia adalah pada Oktober 2001 dimana pemerintah Finlandia

meluncurkan database tender publik yang berfungsi sebagai informasi pengadaan

barang atau jasa dan tender ditingkat kotamadya (Municipal). Pada tahun 2008

juga diadakan pilot project pelaksanaan pemilu elektronik (E-voting) di tiga

kotamadya yaitu di kota Karkkila, Kauniainen, dan Vihti. Pemilu elektronik di

tiga kotamadya ini dianggap gagal karena marjin kesalahan yang dianggap terlalu

tinggi yaitu 232 suara hilang (sekitar 2% dari total suara).9 Biarpun begitu,

pelaksanaan pemilu secara elektronik tersebut merupakan salah satu tolok ukur

keseriusan pemerintah Finlandia dalam penerapan E-government.

Selain mengembangkan E-government dalam pemerintahan dan pelayanan

publik, pemerintah Finlandia juga mengembangkan hubungan E-government

dengan negara tetangga. Pada bulan Juni 2005 pemerintah Finlandian

mengesahkan kesepakatan dengan pemerintah Estonia mengenai harmonisasi

konsep dan praktek E-government dalam hal tanda tangan digital (digital

signature) dan format dokumen diantara kedua negara tersebut. Kerjasama ini

dikarenakan hubungan kedua negara yang memang dekat. Banyak sekali warga

negara Estonia yang bekerja di Finlandia namun tetap berdomisili di Estonia.

9 http://www.effi.org/blog/2008-10-28-finnish-evoting-votes-lost.html diunduh tanggal 27 November 2010

11

Page 12: Finlandia

Pengembangan E-government di Finlandia memperoleh respon yang

positif di masyarakat maupun pihak swasta Finlandia. Berbagai kemudahan bisa

didapatkan dari E-government seperti kemudahan dalam perizinan, pembayaran

pajak, proses tender yang praktis, hingga regitrasi kendaraan bermotor yang lebih

cepat. Sebagai contoh, pada bulan Januari 2006 Kementerian Dalam Negeri

melaporkan peningkatan yang stabil dalam pelaporan kejahatan kecil (petty

crimes). Hal ini dikarenakan adanya layanan pelaporan online yang dikelola oleh

Divisi Polisi pada Kementerian Dalam Negeri Finlandia. Dengan adalanya

layanan ini, masyarakat semakin mudah dalam melapor ke Polisi.

Selain pengembangan E-government yang dilakukan oleh pemerintah

Finlandia, keberhasilan penerapan E-government di Finlandia juga didukung oleh

kesiapan jaringan dan juga penggunaan sambungan internet yang menjangkau

hingga 78% pada kategori keluarga dan 100% pada kategori perusahaan.10

Berdasarkan daftar yang dikeluarkan oleh Waseda University pada tahun 2009,

Finlandia menempati peringkat kesembilan terbaik dunia dalam best practices

pelaksanaan E-government di dunia. Jika dilihat dari sektor penilaian mengenai

kesiapan jaringan (network preparedness), Finlandia menempati peringkat

kedelapan terbaik di dunia.

III.2. Kalkulator Pajak Kendaraan Bermotor Online

Pada makalah ini penulis akan mengkhususkan pengamatan pada penerapan E-

government dalam pelayanan publik di Finlandia. Pelayanan publik yang akan

dibahas pada bagian ini adalah kalkulator pajak online untuk kendaraan bermotor

pada situs milik Instansi Keselamatan Transportasi Finlandia (TraFi). Badan ini

bertanggung-jawab sebagai regulator, melakukan pengawasan, serta

meningkatkan keamanan sistem transportasi di Finlandia.11

Pada situsnya, ada bagian layanan elektronik dimana terdapat banyak

layanan yang bisa dipilih, salah satunya adalah kalkulator elektronik untuk

menghitung pajak kendaraan bermotor.

10 http://www.epractice.eu/en/document/288222 diunduh tanggal 27 November 201011 http://www.trafi.fi/ diunduh tanggal 27 November 2010

12

Page 13: Finlandia

13

Page 14: Finlandia

Kalkulator pajak ini digunakan dengan memasukkan data kendaraan yang

dimiliki seperti tipe kendaraan, tahun pembelian, berat kendaraan, jenis bahan

bakar, hingga periode pajak kendaraan. Jika semua data telah dimasukkan,

pengguna bisa mengetahui jumlah pajak yang harus dibayar. Penulis mencoba

untuk menggunakan kalkulator pajak ini dengan mengisi data fiktif, hasilnya

dapat dilihat dibawah ini:

Dari data yang penulis masukkan diatas, jumlah pajak yang harus

dibayarkan adalah sebagai berikut:

14

Page 15: Finlandia

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa untuk kendaraan penumpang

berbahan bakar bensin dengan berat 2000 Kg yang dibeli pada tahun 2007, jumlah

pajak yang harus dibayar pertahunnya adalah sebesar €128,10. Kemudian setelah

melewati tanggal 3 Januari 2011 jumlah pajaknya naik menjadi €183,96.

III.3. Sistem Tagihan dan Pembayaran Online (Electronic Invoice)

Sistem tagihan dan pembayaran secara online (E-invoice atau dalam bahasa

Finlandia E-lasku) ini adalah komplemen dari layanan-layanan elektronik yang

ada pada situs milik TraFi. Layanan ini memungkinkan pembayaran secara online

melalui bank atau instansi yang ditunjuk oleh pemerintah Finlandia.

Dalam kaitannya dengan pajak kendaraan bermotor di Finlandia, sistem

pembayaran online ini digunakan untuk membayar tagihan pajak kendaraan

bermotor melalui internet. Pertama surat tagihan elektronik akan dikirimkan ke

akun di bank ataupun ke email si pemilik kendaraan. Kemudian si pemilik bisa

langsung membayarnya melalui internet banking atau bisa juga melalui telepon

seluler (mobile banking). Si pemiliki juga bisa mengatur pembayaran secara

otomatis jika menginginkan pembayaran dilakukan secara otomatis jika tagihan

15

Page 16: Finlandia

masuk ke email atau akun miliknya. Pembayaran menjadi lebih praktis karena

bisa dilakukan dimana saja selama ada akses internet.

Berikut ini adalah bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah Finlandia

untuk menyediakan layanan tagihan dan pembayaran pajak kendaraan bermotor

online:

1. Aktia

2. Handelsbanken

3. Nordea

4. OP-Pohjola-ryhmä

5. Paikallisosuuspankit (Local Cooperative Bank)

6. Sampo Pankki

7. Säästöpankit

8. Tapiola

9. Ålandsbanke

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Finlandia dalam hal pelayanan

kalkulator pajak dan tagihan dan pembayaran online sudah mengikuti prinsip-

prinsip dari good governance, yaitu efektifitas dan efisiensi serta tranparansi.

Dalam hal transparansi, pemerintah Finlandia telah memberikan informasi yang

jelas mengenai kalkulator pajak dan cara penagihan dan pembayarannya. Bukan

hanya memberikan penjelasan mengenai informasi saja tetapi juga memberikan

penjelasan mengenai prosedur yang harus dijalani sehingga masyarakat yang

menggunakan pelayanan ini dapat memahaminya dengan jelas.

16

Page 17: Finlandia

Dengan adanya pelayanan kalkulator pajak dan tagihan dan pembayaran

online ini, masyarakat dapat menggunakannya dengan lebih efektif dan efisien,

begitu pula bagi pemerintah. Dari sisi masyarakat, masyarakat tidak perlu

membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan transaksi selama masyarakat

memiliki internet banking atau mobile banking. Selain itu, masyarakat juga dapat

mengatur pembayaran secara otomatis jika menginginkan pembayaran dilakukan

secara otomatis jika tagihan masuk ke email atau akun miliknya. Pembayaran

menjadi lebih praktis karena bisa dilakukan dimana saja selama ada akses internet.

Kalkulator pajak dan tagihan dan pembayaran online akan lebih mempermudah

pemerintah ketika masyarakat melakukan transaksi secara online, maka

pemerintah akan lebih mudah melakukan dalam hal pengelolaannya. Pelayanan e-

government yang dilakukan oleh pemerintah Finlandia menurut Djunaedi (2002)

sudah dalam tahap transaktif, dimana penggunaan teknologi internet yang

memungkinkan transaksi pelayanan publik melalui situs web, melakukan

pengunduhan formulir, membayar pajak, asuransi publik, dan sebagainya.

IV.2. Saran

Pelayanan kalkulator pajak dan pembayaran dan tagihan secara online

yang diterapkan oleh pemerintah Finlandia bisa dijadikan contoh oleh pemerintah

Indonesia. Untuk implementasi aplikasi kalkulator pajak online mungkin

membutuhkan waktu yang lama, tetapi untuk tagihan dan pembayaran secara

online seharusnya bisa diterapkan dalam waktu dekat. Hal ini bisa diterapkan

dengan bekerjasama dengan bank lokal, misalnya untuk pembayaran pajak

kendaraan bermotor di provinsi Jawa Barat bisa dilakukan secara online di Bank

Jabar. Ini juga bisa digunakan untuk mengembangkan bank lokal itu sendiri yang

secara tidak langsung juga bisa mengembangkan perekonomian lokal. Agar hal

tersebut dapat diimplementasikan di Indonesia, perlu didukung oleh sumberdaya

manusia yang berkompeten, kesiapan jaringan, penggunaan sambungan internet

17

Page 18: Finlandia

yang menjangkau dan sistem keamanan yang dapat menjaga kerahasiaan data-data

pribadi dari setiap masyarakat.

Daftar Pustaka

Tjokroamidjojo, Bintoro, “Good Governance, (Paradigma Baru Manajemen

Pembangunan)”, Jurnal Manajemen Pembangunan No. 30 Tahun IX, Mei 2000

Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah, Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional & Departemen Dalam Negeri, 2002

Bastian, harian umum sore Sinar Harapan, ‘Perkembangan ‘e-government’ di

Indonesia’, 8 maret 2003

http://www.effi.org/blog/2008-10-28-finnish-evoting-votes-lost.html diunduh

tanggal 27 November 2010

http://www.e-lasku.info/ diunduh tanggal 27 November 2010

18

Page 19: Finlandia

http://www.epractice.eu/en/document/288222 diunduh tanggal 27 November 2010

http://www.trafi.fi/ diunduh tanggal 27 November 2010

19