Fine Size Reduction
-
Upload
dhiyaul-ihsanti -
Category
Documents
-
view
41 -
download
4
Transcript of Fine Size Reduction
FINE SIZE REDUCTION
SIZE REDUCTION
Operasi Size Reduction digunakan dalam industri yang mengerjakan bahan-bahan mentah
dalam bentuk padat atau bahan padat terfluidisasi. Mengecilkan ukuran berarti membagi-bagi suatu
bahan padat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanik. Operasi
tersebut mempunyai tujuan untuk mereduksi ukuran suatu padatan agar diperoleh permukaan yang lebih
besar dan untuk mempermudah proses selanjutnya.
Dengan memperbesar luas permukaan diharapkan akan:
Mempercepat pelarutan
Mempercepat reaksi kimia
Mempertinggi kemampuan penyerapan
Menambah kekuatan warna
Sedangkan dengan adanya pengecilan ukuran dapat menyebabkan bahan akan :
Dapat diangkut dengan lebih mudah
Mempunyai bentuk yang lebih baik
Lebih mudah untuk diproses lebih lanjut
Proses reduksi dapat dibedakan menjadi :
Proses pemecahan (crushing) : Memecah padatan sampai ukuran kasar.
Proses penggilingan (grinding) : Digunakan untuk mendapatkan hasil yang halus.
Zat padat dapat diperkecil dengan empat cara yang biasa digunakan dalam mesin pemecah dan
penghalus yaitu:
Kompresi, digunakan untuk pemecahan bahan kasar yang keras, setengan keras, rapuh, dan lunak
dengan menghasilkan relatif sedikit halusan.
Impact, untuk bahan yang keras, setengah keras dan rapuh, untuk memperoleh hasil yang
berukuran kasar, sedang, dan halus.
Atrisi (goresan), untuk bahan yang lunak, untuk mendapatkan hasil yang sangat halus dari bahan
yang lunak dan tak abrasif.
Pemotongan, untuk bahan padat yang lunak, kenyal, dan berserat, untuk memperoleh hasil dengan
ukuran yang pasti, dengan hanya sedikit atau tidak ada halusan sama sekali.
Crusher dan Grinder dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
Coarse crusher (pemecah kasar), untuk umpan yang berdiameter antara 2 sampai dengan lebih dari
96 inchi.
Intermediate crusher (pemecah antara), untuk umpan dengan diameter antara 1 sampai 3 inchi.
Fine Grinder (Pemecah halus), untuk umpa dengan diameter antara 0,25 sampai 0,5 inchi, dan
hasil akhirnya bisa mencapai 200 mesh.
FINE GRINDER
Fine grinder (pemecah halus) dapat dikelompokkan menjadi beberapa alat sebagaiberikut :
Buhrstones
Roller mills
Ball mills dan tube mills
Ultrafine grinders
GAMBAR FINE GRINDER
Gambar 1. Ball Mill
Sumber :
Perry Chemical Engineering
Hand Book 7th Edition
Chapter 20 Hal 20-31
Gambar 2. Roller Mill
Sumber :
Chemical Process Equipment
Chapter 12 Hal 345
Gambar 3. Tube Mill
Sumber : Chemical Process Equipment Chapter 12 Hal 346
BALL MILL
Ball mill adalah salah satu alat fine size reduction yang berbentuk silinder horizontal atau
ruangan baja yang berbentuk kerucut dimana kira-kira setengahnya penuh dengan baja atau bola besi
atau batu tahan api. Ball mill digunakan untuk penggilingan material dengan jangkauan luas meliputi
batu bara, kulit kayu, dan feldspar.
Ball mill terdiri dari shell yang silindris atau conical. Shell dapat halus atau bergelombang
dengan baffle plates. Shell silindris berotasi pada sumbu horizontal (sedikit membuat sudut dari posisi
horizontal). Pada Ball Mill ini yang merupakan media penggilingnya adalah bola-bola logam, karet, atau
kayu. Pengisiannya 20-50% dari mill volume void space. Ratio antara material dengan volume void,
M/V = 1-5. Void space permukaan dalam silidris biasanya dilapisi dengan material tahan abrasi seperti
baja manganese, karet, atau stone ware. Pada mill yang dilapisi karet, koefisien gesekan antara ball dan
silinder lebih besar daripada mill yang dilapisi baja. Karenanya ball diletakkan lebih jauh dalam hal
kontak dengan silinder sehingga nantinya akan jatuh di atas umpan dengan ketinggian yang lebih tinggi.
Dalam beberapa kasus, bar penarik dipasang pada sisi sebelah dalam silinder. Tipe baru ball mill
sekarang digunakan untuk kapasitas jangkauan yang meningkat.
Ball mill mempunyai panjang yang hampir sama dengan diameternya. Pada ball mill ukuran
besar, diameter shellnya antara 10-14 ft. sedagkan ukuran bolanya berdiameter 1-5 inchi. Untuk ukuran
besar, bola-bola besar hanya memecah partikel besar tanpa terpengaruh partikel-partikel lembut.
Gambar 4. Ball Mill
Sumber :
Chemical Process Equipment
Chapter 12 Hal 346
Sedangkan untuk ukuran kecil, bola-bola kecil hanya memecahkan partikel kecil, tidak dapat
memecahkan gumpalan besar.
PRINSIP KERJA BALL MILL
Ball mill bekerja pada bahan kering ataupun basah dan operasinya kontinyu maupun batch.
Segregasi unit penggilingan dalam ruang adalah karakteristik dari Conical Ball Mill.
Umpan dimasukkan dari sisi kiri 60º ke dalam daerah penggilingan utama dimana diameter shell
maksimum. Produk keluar 30º ke sebelah kanan. Mill jenis ini mengandung bola-bola dengan ukuran
yang berbeda. Bola besar baru ditambahkan secara periodic ketika shell dan mill tersebut beroperasi.
Bola-bola besar menuju titik yang berdiameter maksimal dan bola-bola kecil berpindah menuju
pengeluaran. Pemecahan awal partikel umpan dilakukan oleh bola-bola yang paling besar yang turun
dengan jarak yang lebih besar. Partikel kecil ditindih dengan bola kecil yang turun dengan jarak yang
lebih kecil. Jumlah energi yang dihabiskan sejalan dengan kesulitan operasi pemecahan yang
meningkatkan effisiensi mill.
Umumnya umpan adalah suspensi dari partikel dalam air. Bola-bola penggiling menekan dinding
silinder karena adanya gaya sentrifugal dan akan jatuh kembali karena adanya gaya gravitasi. Besarnya
kecepatan kritis perlu diketahui untuk menjaga agar proses yang berlangsung di bawah kecepatan
kritisnya. Makin cepat berputarnya mill maka makin besar pula tenaga yang dibutuhkan. Kecepatan
kritis dapat dicari dengan rumus :
N = 76,65 / √(D- d)
Dimana N = putaran per menit
D = diameter mill (ft)
d = diameter bola (ft)
POWER BALL MILL
Faktor – faktor berpengaruh terhadap kebutuhan power Ball Mill yang harus selalu dikontrol dalam
mengoperasikan mill ini adalah :
Beban bola-bola penghancur
Ukuran bola
Kecepatan putaran silinder mill
Kecepatan umpan masuk mill,dsb.
Perhitungan Power pada Ball Mill dapat diperhitungkan dari persamaan 12.3 :
W = 10Wi x [(1/√ d) – (1/√ di)] Sumber : Chemical Process Equipment Chapter 12 Hal 339
di mana : W = Power ( HP)
Wi = Work index
di = diameter awal (µm)
d = diameter akhir (µm)
Tabel Work index (Wi) :
Sumber : Chemical Process Equipment Chapter 12 Hal 342
Contoh Soal :
Klinker semen direduksi ukurannya dari ukuran awal dg diameter awal (di)= 1500mikrometer menjadi
diameter akhir (d)=75 mikrometer. Dari tabel 12.2 Chemical Process Equipment “work index” Klinker
Semen yaitu 13,49. Hitunglah power yg dibutuhkan.
Dari persamaan 12.3 Chemical Process Equipment :
W = 10Wi x [(1/√ d) – (1/√ di)]
W = 10 x 13,49 x [(1/√ 75) – (1/√ 1500)]
W = 12,1 kW/(ton/hr)
*Konversi
1 kW = 1,34102 HP
W = 12,1 kW (ton/hr) x 1,34102 HP
1kW
W = 16,23 HP