FINAL REPORT Bayi Premature

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik. Angaka kejadian persalinan preterm pada umumnya adalah hanya 6-10%. Hanya 1,5% persalianan pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5% pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Namun kelompok ini merupakan dua per tiga dari kematian neonatal. Kesulitan utama dalam persalinan preterm ialah perawatan bayi yang semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas. Permasalahan yang terjadi pada persalinan preterm bukan saja kematian perinatal melainkan bayi prematur ini sering disetai dengan kelainan baik kelainan jangka pendek maupun jangka panjang. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatus dan 1

Transcript of FINAL REPORT Bayi Premature

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.Angaka kejadian persalinan preterm pada umumnya adalah hanya 6-10%. Hanya 1,5% persalianan pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5% pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Namun kelompok ini merupakan dua per tiga dari kematian neonatal. Kesulitan utama dalam persalinan preterm ialah perawatan bayi yang semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas.

Permasalahan yang terjadi pada persalinan preterm bukan saja kematian perinatal melainkan bayi prematur ini sering disetai dengan kelainan baik kelainan jangka pendek maupun jangka panjang.Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumUntuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi dengan prematur.2. Tujuan KhsususAgar memperoleh gambaran nyata mengenai :a. Pengkajian keperawatan pada bayi prematur

b. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada bayi prematur.c. Perencanaan Keperawatan yang akan dilaksanakan pada bayi prematurd. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada bayi premature. Evaluasi keperawatan pada bayi prematur

f. Faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi prematur.g. Penyelesaian masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada asuhan keperawatan bayi prematur.C. Metode PenulisanStudi kepustakaan yaitu yang di peroleh dengan mempelajari dan membaca buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus bayi prematur Untuk memperkuat landasan teori, penulis mencari informasi dari buku-buku yang terkaitBAB II

TINJAUAN TEORIA. KONSEP DASAR BAYI PREMATUR1. PengertianBayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir (Donna L Wong 2004)Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke-37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbiditas dan mortalitas neonatus.Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram. Bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi prematur.

Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :

1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28 minggu.(Martono, Hari. 2007)Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan. 2007)Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. (Hassan, Rusepno. 2005)2. Anatomi Fisiologi

a. Vital Statistik

1) Berat badan bayi baru lahir tergantung dari factor nutrisi, genetic dan factor intrauterine selama kehamilan. Pengelompokan berat badan bayi baru lahir membantu dalam mengidentifikasi risiko terhadap neonatus karena berat badan yang kecil kemungkinan memiliki masa gestasi yang kecil. Bayi matur memiliki berat badan kira kira 3,4 kg pada perempuan dan 3,5kg pada laki laki. Batas berat badan terendah bagi bayi matur adalah 2,5 kg. bayi dengan berat badan lahir sekitar 4,7 kg harus dicurigai terhadap adanya diabetes mellitus pada ibunya. Sekitar 75 % - 95 % berat badan bayi merupakan cairan tubuhnya. Bayi akan kehilangan cairan sekitar 5 % - 10 % pada beberapa hari pertama setelah kelahiran. Setelah mengalami kehilangan cairan yang inisial, maka bayi akan mengalami berat badan yang stabil dalam waktu 10 hari. Kemudian akan bertambah sebanyak 6 8 ons/ minggu pada 6 bln pertama kelahiran.2) Panjang badan bayi baru lahir kira kira 53 cm pada perempuan dan pada bayi laki laki memiliki panjang badan 54 cm.3) Lingkar kepala baru lahir adalah 34 35 cm. Bayi baru lahir dengan lingkar kepala lebih dari 37 cm atau kurang dari 33 cm harus diidentifikasi mengenai adanya kelainan neurology. Pengukuran lingkar kepala menggunakan pita ukur yang dilakukan pada tengah tengah dahi sehingga kepala belakang dapat terukur.4) Lingkar dada pada bayi baru lahir adalah 2 cm kurang dari lingkar kepala. Pengukuran dilakukan tepat diatas nipple, yakni tonjolan berpigmen pada permukaan anterior kelenjar mamae. Dikelilingi oleh areola, tempat keluarnya air susu dari payudara.Tanda Vital

b. Temperature

Suhu tubuh bayi baru lahir adalah 37,2 C, suhu tubuh ini dapat menurun dengan cepat karena kehilangan panas. Kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui 4 cara, yaitu :

1) Konfeksi

Adalah kehilangan panas dari permukaan tubuh menuju udara sekitar yang lebih dingin.2) Konduksi

Adalah transfer panas pada obyek/ benda yang lebih dingin tanpa kontak dengan tubuh bayi.

3) Radiasi

Adalah transfer panas pada obyek yang lebih dingin tanpa kontak dengan tubuh bayi.

4) Evaporasi

Adalah kehilangan panas karena ada penguapan.c. Nadi

Tekanan nadi fetus yang masih dalam kandungan adalah 120 160 bpm. Segera setelah lahir, dimana bayi akan berjuang untuk bernafas, maka denyut jantung menjadi cepat sekitar 180 bpm. Beberapa jam setelah lahir, denyut jantung akan stabil sekitar 120 140 bpm. Denyut jantung pada bayi baru lahir biasanya irregular karena kardiolegulator di medulla belum matang. Murmur biasanya terjadi akibat penutupan inkomplit pada sirkulasi. Pada saat menangis, denyut jantung menjadi 180 bpm dan pada saat tidur 90 110 bpm.d. Pernafasan

Pernafasan pada bayi baru lahir adalah 80X/ mnt, setelah beberapa menit kehidupan. Setelah aktivitas pernafasan dipertahankan, maka menjadi stabil sekitar 30 60X/ mnt dalam keadaan istirahat. Kedalaman ritme masih irreguler dan terjadi apnea yang singkat tanpa sianosi yang disebut pernafasan periodik dan merupakan keadaan normal. Reflek batuk dan bersin pada bayi baru lahir dilakukan untuk membersihkan saluran nafas.e. Tekanan darah

Tekanan darah bayi baru lahir adalah 80/ 46 mmHg. Setelah 10 hari akan meningkat ketika bayi menangis.

3. EtiologiPersalinan prematur merupakan kelainan yang multifaktoral. Kombinasi keadaan obstertik (kandungan), sosiodemografi, dan faktor medik mempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya resiko tunggal dijumpai seperti distensi uterus yang berlebih, ketuban pecah dini, atau trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak kontraksi rahim dan perubahan servik.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prematuritas adalah

a) Faktor MaternalToksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasentab) Faktor FetalKelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :a) Kehamilan- Malformasi (struktur yang tidak normal) Uterus

- Kehamilan ganda- KPD (Ketuban Pecah Dini)- Pre eklamsia

- Riwayat kelahiran prematureb) Penyakit- Diabetes Maternal

- Hipertensi Kronik

- UTI (urinary tract infection)- Penyakit akut lain

c).Sosial Ekonomi- Tidak melakukan perawatan prenatal

- Status sosial ekonomi rendah

- Mal nutrisi

- Kehamilan remajaFaktor Resiko Persalinan Prematur :

a) Resiko Demografik- Ras

- Usia ( 40 tahun)

- Status sosio ekonomi rendah

- Belum menikah

- Tingkat pendidikan rendah

b)Resiko Medis- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya

- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)

- Anomal uterus

- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)

- Resiko kehamilan saat ini :

Kehamilan multi janin, Hidramnion (cairan amnion yang berlebihan), kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin

c. )Resiko Perilaku dan Lingkungan- Nutrisi buruk

- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

d) Faktor Resiko Potensial- Stres

- Iritabilitas uterus

- Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan

- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat

- Defisiensi progesteron

- Infeksi

(Bobak, Ed 4. 2005)4. PatofisiologiPersalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kaliFaktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)5. Manifestasi klinikCiri ciri bayi prematur sangat bervariasi. Penampilannya makin jelas pada bayi dengan usia gestasi kecil / muda.Panjang badan dapat diperkirakan dari usia kehamilannya, dan sebaliknya.Rumus 1 kali umur dalam minggu adalah panjang badan dalam Cm, dalam prakteknya mendekati benar.Berat badan bervariasi tergantung daerah atau negara, adanya kelainan kongenital, kehamilan, biologik dll. Berat badan bayi prematur biasanya akan turun sesudah beberapa hari perawatan dan akan meningkat cukup bagus setelah mencapai berat seperti waktu lahir yang biasanya pada usia 3 bulan.Proporsi umumnya adalah kepala lebih besar dari badannya.Aktifitas kurang aktif dengan semakin rendahnya usia kehamilan.Bayi bayi prematur biasanya cenderung mempunyai suhu subnormal.Dengan imaturitas organ yang ada cenderung timbul berbagai komplikasi.E. Penatalaksanaan medis1. Perawatan di Rumah SakitMengingat belum sempurnanya kerja alat alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.a. Pengaturan suhuBayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 C dan untuk bayi dengan berat badan 2 2,5 kg adalah 34 C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan 1C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara berangsur angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27C - 29C.

b. Pemberian ASI pada bayi premature

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih 4 minggu. Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering terjadi refluks, peristaltik lambat.c. Makanan bayiPada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.d. Mencegah infeksi

Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin kebersihannya. Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi3. Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)4. Membersihkan ruangan pada waktu waktu tertentu5. Setiap bayi memiliki peralatan sendiri6. Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan7. Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi8. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik baiknya9. Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca e. Minum cukupSelama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan menggunakan pipet.f. Memberikan sentuhanIbu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.g. Membantu beradaptasiBila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007).2. Perawatan di rumaha. Minum susuBayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan kuasa Tuhan, ibu ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan berat anak.b. Jaga suhu tubuhnyaSalah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.c. Pastikan semuanya bersihBayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang tua harus berhati hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.

d. BAB dan BAKBAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter.e. Berikan stimulus yang sesuaiBisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar gambar dan mainan berwarna cerah.3. Pengobatan

Penatalaksanaan dalam mengobai prematuritas lebih ditunjukan untuk mencegah bayi lahir premature dan jika harus lahir fungsi tubuh terutama paru paru harus sudah matang, tindakannya antara lain

a) tokolitik dengan menggunakan magnesium sulfat: dosis awal 4gr intravena dilanjutkan 1-3gr/jam. Efek samping yang ditimbulkan yaitu depresi pernafasan untuk antidotumnya berupa calsi glikonas

b) pematanan paru janin dengan pemberian kortikosteroid diberikan pada umur kehamilan 28-34 minggu dan 24 jam sebelum persalinan.

c)metode kanguru utuk merawat bayi premature

metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan Rahim ibu, sehingga memberi peluag utuk dapat beradaptasi dengan dunia luar.Keuntungan metode kanguruadalah meningkatkan emosional ibu dan bayi, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasan, mengurangi stress pada ibu dan bayi, mengurangi lama mengangis bayi, memperbaiki keadaan emosi bayi, meningkatkan produksi asi dan menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan dirumah sakit.

Kriteria bayi metode kanguru berat badan kurang dari atau sama dengan 2000gr, tidak ada kelainan atau penyakiy yang menyertai, reflex F. Pemeriksaan penunjang1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemiaNilai normal glukosa serum : 45 mg/dl2. Pemantauan gas darah arteriNormal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 70 mmHg dan kadar PaCO2 35 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 94 %.3. Kimia darah sesuai kebutuhana. Hb (Hemoglobin)Hb darah lengkap bayi 1 3 hari adalah 14,5 22,5 gr/dlb. Ht (Hematokrit)Ht normal berkisar 45% - 53%c. LED darah lengkap untuk anak anak

Menurut :

Westerfreen : 0 10 mm/jam

Wintrobe : 0 13 mm/jam

d. Leukosit (SDP)

Normalnya 10.000/ mm. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000 225.000/ mm.

e. Trombosit

Rentang normalnya antara 60.000 100.000/ mm.

f. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)Adalah 14 27 mEq/ Lg. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 3 hari)Adalah 4,0 6,6 juta/mm. h. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDMMCH darah lengkap : 31 37 pg/ selMCV darah lengkap : 95 121 mPh darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 7,54. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan5. Penyimpangan darah tali pusatF. Asuhan keperawatan1. Pengkajian

a. Riwayat kehamilan- Umur ibu dibawah 16 tahun dengan latar belakang pendidikan rendah- Kehamilan kembar- Status sosial ekonomi, prenatal care tidak adekuat, nutrisi buruk- Kemungkinan penyakit genetik- Riwayat melahirkan prematur- Infeksi seperti TORCH, penyakit menular seksual dan lain sebagainya- Kondisi seperti toksemia, prematur rupture membran, abruptio placenta dan prolaps umbilikus- Penyalahgunaaan obat, merokok, konsumsi kafeine dan alkohol- Golongan darah, faktor Rh, amniocentesis.

b. Status bayi baru lahir- Umur kehamilan antara 24 37 minggu, berat badan lahir rendah atau besar masa kehamilan- Berat badan dibawah 2500 gram- Kurus, lemak subkutan minimal- Adanya kelainan fisik yang terlihat- APGAR skore 1 5 menit : 0 3 mengindikasikan distress berat, 4 6 menunjukkan disstres sedang dan 7 10 merupakan nilai normal.c. Kardiovaskular- Denyut jantung 120 160 x per menit pada sisi apikal dengan irama teratur- Saat kelahiran, terdengar murmurd. Gastrointestinal- Protruding abdomen- Keluaran mekonium setelah 12 jam- Kelemahan menghisap dan penurunan refleks- Pastikan anus tanpa/dengan abnormalitas kongenitale. Integumen- Cyanosis, jaundice, mottling, kemerahan, atau kulit berwarna kuning- Verniks caseosa sedikit dengan rambut lanugo di seluruh tubuh- Kurus- Edema general atau lokal- Kuku pendek- Kadang-kadang terdapat petechie atau ekimosisf. Muskuloskeletal- Cartilago pada telinga belum sempurna- Tengkorak lunak- Keadaan rileks, inaktive atau lethargig. Neurologik- Refleks dan pergerakan pada test neurologik tanpa resistansi- Reflek menghisap, swalowing, gag reflek serta reflek batuk lemah atau tidak efektif- Tidak ada atau minimalnya tanda neurologik- Mata masih tertutup pada bayi dengan umur kehamilan 25 26 minggu- Suhu tubuh yang tidak stabil : biasanya hipotermikh. Pulmonary- Respiratory rate antara 40 60 x/menit dengan periode apnea- Respirasi irreguler dengan nasal flaring, grunting dan retraksi (interkostal, suprasternal, substrenal)- Terdengar crakles pada auskultasii. Renal- Berkemih terjadi 8 jam setelah lahir- Kemungkinan ketidakmampuan mengekresikan sulution dalam urin

j. Reproduksi- Perempuan : labia mayora belum menutupi klitoris sehingga tampak menonjol- Laki-laki : testis belum turun secara sempurna ke kantong skrotum, mungkin terdapat inguinal hernia.k. Data penunjang- X-ray pada dada dan organ lain untuk menentukan adanya abnormalitas- Ultrasonografi untuk mendeteksi kelainan organ- Stick glukosa untuk menentukan penurunan kadar glukosa- Kadar kalsium serum, penurunan kadar berarti terjadi hipokalsemia- Kadar bilirubin untuk mengidentifikasi peningkatan (karena pada prematur lebih peka terhadap hiperbilirubinemia)- Kadar elektrolit, analisa gas darah, golongan darah, kultur darah, urinalisis, analisis feses dan lain sebagainya.

2. Diagnosa keperawatan1. Resiko tinggi disstres pernafasan berhubungan dengan immaturitas paru dengan penurunan produksi surfactan yang menyebabkan hipoksemia dan acidosis

2. Resiko hipotermia atau hipertermia berhubungan dengan prematuritas atau perubahan suhu lingkungan

3. Defiensi nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya cadangan glikogen, zat besi, dan kalsium dan kehilangan cadangan glikogen karena metabolisme rate yang tinggi, tidak adekuatnya intake kalori, serta kehilangan kalori.

4. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan imaturitas, radiasi lingkungan, efek fototherapy atau kehilangan melalui kulit atau paru.

5.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imaturitas imunologik bayi dan kemungkinan infeksi dari ibu atau tenaga medis/perawat

6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rapuh dan imaturitas kulit7. Gangguan sensori persepsi : visual, auditory, kinestehetik, gustatory, taktil dan olfaktory berhubungan dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan pada lingkungan intensive care

8. Deficit pengetahuan (keluarga) tentang perawatan infant yang sakit di rumah

3. intervensi Dx. 1. Resiko tinggi disstres pernafasan berhubungan dengan immaturitas paru dengan penurunan produksi surfactan yang menyebabkan hipoksemia dan acidosis

Tujuan : Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi paru

Tindakan :1. Kaji data fokus pada kemungkinan disstres pernafasan yaitu :- Riwayat penyalahgunaan obat pada ibu atau kondisi abnormal selama kehamilan dan persalinan- Kondisi bayi baru lahir : APGAR score, kebutuhan resusitasi- Respiratory rate, kedalaman, takipnea- Pernafasan grunting, nasal flaring, retraksi dengan penggunaan otot bantu pernafasan (intercostal, suprasternal, atau substernal)- Cyanosis, penurunan suara nafas2. Kaji episode apneu yang terjadi lebih dari 20 detik, kaji keadaan berikut :- Bradykardi- Lethargy, posisi dan aktivitas sebelum, selama dan setelah episode apnea (sebagai contoh saat tidur atau minum ASI)- Distensi abdomen- Suhu tubuh dan mottling- Kebutuhan stimulasi- Episode dan durasi apnea- Penyebab apnea, seperti stress karena dingin, sepsis, kegagalan pernafasan.3. Berikan dan monitor support respiratory sebagai berikut :- Berikan oksigen sesuai indikasi- Lakukan suction secara hati-hati dan tidak lebih dari 5 detik- Pertahankan suhu lingkungan yang normal4. Monitor hasil pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui terjadinya acidosis metabolik5. Berikan oabt-obat sesuai permintaan dokter seperti theophylin IV. Monitor kadar gula darah setiap 1 2 hari.

Dx. 2. Resiko hipotermia atau hipertermia berhubungan dengan prematuritas atau perubahan suhu lingkungan

Tujuan : Mempertahankan suhu lingkungan normal

Tindakan :1. Pertahankan suhu ruang perawatan pada 25 C2. Kaji suhu rectal bayi dan suhu aksila setiap 2 jam atau bila perlu3. Tempatkan bayi di bawah pemanas atau inkubator sesuai indikasi4. Hindarkan meletakkan bayi dekat dengan sumber panas atau dingin5. Kaji status infant yang menunjukkan stress dingin

Dx. 3. Defiensi nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya cadangan glikogen, zat besi, dan kalsium dan kehilangan cadangan glikogen karena metabolisme rate yang tinggi, tidak adekuatnya intake kalori, serta kehilangan kalori.

Tujuan : meningkatkan dan mempertahankan intake kalori yang adekuat pada bayi

Tindakan :1. Kaji refleks hisap dan reflek gag pada bayi. Mulai oral feeding saat kondisi bayi stabil dan respirasi terkontrol2. Kaji dan kalkulasikan kebutuhan kalori bayi3. Mulai breast feeding atau bottle feeding 2 6 jam setelah lahir. Mulai dengan 3 5 ml setiap kali setiap 3 jam. Tingkatkan asupan bila memungkinkan.4. Timbang berat badan bayi setiap hari, bandingkan berat badan dengan intake kalori untuk menentukan pemabatasan atau peningkatan intake5. Berikan infus dextrose 10% jika bayi tidak mampu minum secara oral6. Berikan TPN dan intralipid jika dibutuhkan7. Monitor kadar gula darah

Dx. 4. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan imaturitas, radiasi lingkungan, efek fototherapy atau kehilangan melalui kulit atau paru.

Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tindakan :1. Kaji dan hitung kebutuhan cairan bayi2. Berikan cairan 150 180 ml/kg berat badan dan 200 ml/kg berat badan jika dibutuhkan.3. Timbang berat badan bayi setiap hari4. Monitor dan catat intake dan output setiap hari, bandingkan jumlahnya untuk menentukan status ketidakseimbangan.5. Test urine : spesifik gravity dan glikosuria6. Pertahankan suhu lingkungan normal7. Kaji tanda-tanda peningkatan kebutuhan cairan :- Peningkatan suhu tubuh- Hipovolemik shock dengan penurunan tejanan darah dan peningkatan denut jantung, melemahnya denyut nadi, tangan teraba dingin serta motling pada kulit.- Sepsis- Aspiksia dan hipoksia8. Monitor potassium, sodium dan kadar chloride. Ganti cairan dan elektrolit dengan dextrose 10% bila perlu.

Dx. 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imaturitas imunologik bayi dan kemungkinan infeksi dari ibu atau tenaga medis/perawat

Tujuan : Infeksi dapat dicegah

Tindakan :1. Kaji fluktuasi suhu tubuh, lethargy, apnea, iritabilitas dan jaundice2. Review riwayat ibu, kondisi bayi saat lahir, dan epidemi infeksi di ruang perawatan3. Amati sampel darah dan drainase4. Lakukan pemeriksaan CBC dengan hitung leukosit, platelets, dan imunoglubolin5. Berikan lingkungan yang melindungi bayi dari infekasi :- Lakukan cuci tangan sebelum menyentuh bayi- Ikuti protokol isolasi bayi- Lakukan tehnik steril saat melakukan prosedur pada bayi

Dx. 6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rapuh dan imaturitas kulit

Tujuan : Mempertahankan integritas kulit

Tindakan :1. Kaji kulit bayi terhadap kemerahan, iritasi, rashes, dan lesi serta keadaan pada area kulit yang tertekan.2. Kaji tempat-tempat prosedur invasif pada bayi3. Berikan perawatan kulit setiap hari. Lindungi kulit bayi dari kontak dengan agen pembersih atau plester.

Dx. 7. Gangguan sensori persepsi : visual, auditory, kinestehetik, gustatory, taktil dan olfaktory berhubungan dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan pada lingkungan intensive care

Tujuan : Mempertahankan stimulasi sensori yang optimal tanpa berlebihan

Tindakan :1. Kaji kemampuan bayi memberikan respon terhadap stimulus. Observasi :- Deficit neurologik- Kurangnya perhatian bayi terhadap stimulus- Tidak ada respon terhadap suara, kontak mata atau tidak adanya refleks normal- Efek obat terhadap perkembangan bayi2. Berikan stimulasi visual :- Arahkan cahaya lampu pada bayi- Ayunkan benda didepan mata bayi- Letakkan bayi pada posisi yang memungkinkan untuk kontak mata : tegakkan bayi3. Berikan stimulasi auditory :- Bicara pada bayi, lakukan dengan tekanan suara rendah dan jelas- Panggil bayi dengan namanya, bicara pada bayi saat memberikan perawatan- Bernyanyi, mainkan musik tape recorder atau hidupkan radio- Hindari suara bising di sekitar bayi4. Berikan stimulasi tactile :- Peluk bayi dengan penuh kasih sayang- Berikan kesempatan pada bayi untuk menghisap- Sentuh bayi dengan benda lembut seperti saputangan atau kapas- Berikan perubahan posisi secara teratur5. Berikan stimulasi gustatory dengan mendekatkan hidung bayi ke payudara ibu atau ASI yang ditampung.6. Berikan periode istirahat dan tidur yang cukup.

Dx. 8. Deficit pengetahuan (keluarga) tentang perawatan infant yang sakit di rumah

Tujuan :1. Informasikan orangtua dan keluarga tentang :- Proses penyakit- Prosedur perawatan- Tanda dan gejala problem respirasi- Perawatan lanjutan dan therapy2. Ajarkan orangtua dan keluarga tentang treatment pada anak :- Therapy home oksigen- Ventilasi mekanik- Fisiotherapi dada- Therapy obat- Therapy cairan dan nutrisi3. Berikan kesempatan pada keluarga mendemontrasikan perawatan pada bayinya4. Anjurkan keluarga terlibat pada perawatan bayi5. Ajarkan keluarga dan orangtua bagaimana menyeimbangkan istirahat dan tidur dan bagaimana menilai toleransi bayi terhadap aktivitas.

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanBayi premature di sebabkan karena kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan seperti :

a. suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak di bawah kulit serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya

b. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada bayi prematur. pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung (pliable thorax).c. Gangguan alat pencernaan dan masalah nutrisi : distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, d. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbillirubinemia dan defisiensi vitamin K

e. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. f. perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh, kekurangan faktor pembekuan seperti protrombin, dan faktor Chrismasg. Gangguan imunologik, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma glubolin, bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis (Prawirohardjo, 2006, hlm. 776-777).B. SaranBerusaha untuk mengurangi resiko persalinan preterm dapat dilakukan sejak awal, sebelum tanda-tanda persalinan muncul. Dimulai dengan pengenalan pasien yang beresiko, untuk diberi penjelasan dan dilakuka penilaian klinik terhadap persalian preterm serta pengenalan kontraksi sedini mungkin, sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan. Pemeriksaan serviks tidak lazim dilakukan pada kunjunagan antenatal, sebenarnya pemeriksaan tersebut mempunyai manfaat cukup besar dalam meramalkan terjadinya persalian preterm. Bola dijumpai serviks pendek (