FILSAFAT SOSIAL

download FILSAFAT SOSIAL

of 11

Transcript of FILSAFAT SOSIAL

FILSAFAT SOSIAL; Pribumisasi Ilmu-Ilmu Sosial di Indonesia Oleh : Admin Lkas Pada tanggal : 14 Mei 2010its: Comments: 7 OIeh : Firdaus M. Yunus 48en Fakulta8 U8uluddin IAIN Ar-Raniry, Banda Ace Alumnu8 S2 Ilmu Fil8afat dan S2 S48i4l4i UGM Y4yakarta -strak Filsafatsosialmerupakancabangdarifilsafatyangmempelajaripersoalansosialkemasyarakatansecarakritis, radikaldankomprehensif.Sejakkelahirannya filsafatsosial telah mendekonstruksi pemahaman masyarakat bahwa tidakselamanyaapayangadadikolonglangittelahlangsungdiaturolehkekuasaanTuhanuntuk selama-lamanya. Pembongkaranpemahamanmasyarakatsecarabesar-besaranjustruterjadiseiringlahirnyarevolusiPrancisyang meruntuhkansusunan masyarakatfeodaldan mengawaliprosesdemokratisasidengan melahirkankejutan-kejutan yang spektakuler. Karena tak pernah sebelumnya orang membayangkan bahwa suatu orde sosial yang disangka tak terubahkandanselamanyaterbekatiolehkehendakAllah,telahdirombakdandigantiolehpikiranusahamanusia sendiri.altersebutkemudiansemakindiperkuatolehmazhabFrakfurtmelaluidinamikaperkembanganilmu-ilmu sosial yang dikembangkan secara kritis yang kemudian secara lambat laun meluas ke seluruh belahan dunia. Untuk memetakansosiologismasyarakatsuatunegara,makapendasaranterhadapteoridanfilsafatsosialmenjadi kebutuhantersendiridalammenganalisissuatumasyarakatsecarakoprehensif,makaupayapribumisasiilmu-ilmu sosial secara kritis tidak semestinya menelan bulat-bulat teori sosial barat, namun yang terpenting adalah bagaimana menciptakan teori sosial baru yang sesuai dengan kondisi rill suatu masyakat. PendahuIuan Filsafatadalah'induk'ilmupengetahuan.stilahfilsafattelahdikenalmanusiasejak2700tahunyanglalu. Pada masaYunanikuno,diMilitos,AsiaKecil,tempatperantauanorangYunani,disanalahawal mula munculnya filsafat.Mula-mulajejaksejarahawalfilsafatditandaiolehmunculnyatokoh-tokohpemikirbesarpadazamannya, sepertiThales,AnaximandrosdanAnaximenes.[1] DariketigafilsofbesariniThaleslahorangpertamayang mempersoalkansubstansiterdalamdarisegalasesuatu.Dandarisitulahmunculnyapengertian-pengertian kebenaran yang hakiki. Pencarian kebenaran tentu akan selalu ada mata rantai filsafat yang pada tataran praksisnya menjadi abadi, yaitu bentuk falsifikasi pada tesis, anti tesis, aksi, reaksi, konstruksi dan dekonstruksi. Kebenaran dengan demikian akanselalumenjadikebenaransementarasebabpadakondisitertentuakanterfalsifikasidalambentukyang beragam rupasesuaidenganparameterdan indikator yang mengiringinya, baikyangbersifataksidensial,lokalitas, kontekstualitas,maupunkarenasudahlemahnyaesensikebenarantersebutyangmencengkramsuatuzaman. Sedangkanfalsifikasilahirbiasanyadisebabkankarenasebuahkebenarantelahmemunculkanberbagaipesoalan kehidupan yang kemudian terbongkar dan menyesatkan sehingga membutuhkan kebenaran yang baru lagi. Berpijakdariasumsitersebut,makaparafilsufyangdatangbelakanganasyikdalamperburuanyangtiada bertepi " kenalilah dirimu sendiri pertanyaan besar yang diajukan oleh Socrates ini menjadi padang perburuan baru pemikirankefilsafatan.PerburuaninikemudianditeruskanolehmuridnyaPlatodanAristoteles,danakhirnya berkembanghinggacabang-cabangnyayangterkecil,sejakfilsafatmunculmasaYunanikuno,abadpertengahan, hingga abad modern. Dariorientasipemikiranterhadapdirimanusiainilah,munculnyaorientasipemikiranterhadapsegalaalam yang ada, untuk diabdikan bagi pemenuhan kebutuhan manusia, munculnya ilmu pengetahuan yang khusus, beserta implementasinyayangberwujudteknologipeletakdasarnyaadalahparafilsuf.Dewasaini,tugasfilsafatbelum selesai,karenamasihbanyakmisteriyangmembutuhkanarahantepatbagikehidupanmanusiamodern.[2] Untuk itu,filsafatdanilmupengetahuanmeskipunterlihatsuatupasanganyangkelihatankurangseimbang.Filsafat merumuskanpertanyaan,ilmupengetahuanmemberikanjawaban,ilmupengetahuanberkembangpesat,filsafat kelihatannya tidak pernah maju. Di lain pihak, sejarah suatu ilmu tertentu kurang penting bagi kita sekarang, karena jawaban-jawaban terdahulu sering kali sudah dikoreksi, sedangkan pertanyaan-pertanyaan dari sejarah filsafat masih tetapaktualbagimanusiamasakini.[3] Sejarahfilsafatmiripsuatumeuseumyangmemuatkoleksiraksasadari pendapat-pendapatfilsufbesardiduniayangkianharikianbertambah.Dengandemikianmeuseumbesarakan semakinberwanaapabilaseluruhilmucabangyanglahirdarifilsafat terusberkembang.Astronomi(ilmutentang bintang-bintangdantatasurya)danfisika(ilmualam) merupakanilmucabangpertamayang memisahkandiridari filsafat, kemudian diikuti oleh ilmu biologi, geologi dan kimia. Pada abad ke 19 salah satu cabang ilmu baru muncul yaitusosiologisebagaiilmupengetahuanyangberdirisendiri.Sosiologidalamprosespertumbuhannyadapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya seperti ekonomi, sejarah, ilmu jiwa, dan sebagainya. Pembagian ilmu-ilmu sosial kemudian mengkristal pada paroh pertengahan abad ke 19, namun baru periode1850-1914diversifikasi intelektual munculdalamstrukturdisiplin ilmu-ilmusosialsecara resmidiakuiolehberbagai universitas utama di Eropa. Beberapa ilmuan yang menulis buku-buku sosial seperti Niccolo Machiavelli, Jean Bodin, WilliamPettydanugoGrotius.Padaparohabadke19munculnamaThomasMalthus,DavidRicardo,Francois Guizot, Alexis de Tocqueville, Johann erder dan Johan Fichte. Penciptaan beragam disiplin ilmu sosial merupakan bagian dari upaya umum abad 19 untuk melindungi dan memajukan ilmu pengetahuan 'objektif' tentang realitas atas dasar penemuan empiris.[4] alinimenunjukkanbahwaperhatianterhadapmasyarakatlambatlaunmendapatbentuksebagaisuatuilmu pengetahuan.Beberapafaktoryangmenjadipendorongutamaadalahmeningkatnyaperhatianterhadap kesejahteraanmasyarakatdanperubahan-perubahanyangterjadidalammasyarakat.[5] Sebagaiilmuyang bersentuhan dengan realitas sosial kemsyarakatan, maka sosiologi dalam kondisi tertentu membutuhkan pendekatan filsafat sosial agar analisis sosiologisnya lebih kritis dalam melihat perubahan masyakat. 4nstruksi FiIsafat S4siaI dan IImu-IImu S4siaI Filsafatsosialmerupakancabangdarifilsafatyangmempelajaripersoalansosialkemasyarakatansecara kritis,radikaldankomprehensif.SejakPlato,danAristoteleskajianterhadappersoalan-persoalankemasyarakatan sudahmenjadiobjekpenelitiantersendiri.MenurutPlatodanAristoteles,susunanmasyarakatmencerminkan susunan kosmos yang abadi, manusia berkewajiban untuk menyesuaikan diri dengan susunan itu dan mentaati demi keselamatannya,kalautidak,iamenghancurkandirinya.PadaabadpertengahanmasyarakatEropamasih memperlihatkanpadapoladasaryangsama,hanyasekedarmengoreksiterhadappahamPlatodanAristoteles. Pahamtentangotonomikosmosdigantidenganpahamheteronominya,yaitukepercayaanbahwakosmostidak berdiri sendiri, tetapi bergantung pada kemaha kuasaan Allah, ketertiban kosmos adalah suatu ketertiban yang telah diciptakan. Pemahaman masyarakat Eropa sedikit demi sedikit berubah sejak masa renai88ance.[6] Manusia pada saat itusekuattenagaberusahamencarialternatifbaru,agardapatkeluardarikungkunganabsolutismeGereja,dan sejak itulah peranan manusia menjadi besar, manusia menyadari hanya merekalah yang dapat mengatur diri mereka sendiri. [7]Locke,Berkeley,ume,Montesquieu,Voltaire,Diderot,d'Alembert,danRousseau menyuarakanpaham baru untuk menentang kepercayaanlama, bahwa segala-galanya di bawah kolong langit telah langsung diatur oleh kekuasaan Tuhan untuk selama-lamanya. LahirnyarevolusiPrancistahun1789Myangkemudiandiikutiolehrevolusibarutahun1830dan 1848,[8] telah meruntuhkansusunan masyarakatfeodaldanmengawaliprosesdemokratisasi,dialamiolehbanyak orangsebagaisebuahkejutan.Takpernahsebelumnyaorangmembayangkanbahwasuatuordesosialyang disangkatakterubahkandanselamanyaterbekatiolehkehendakAllah,telahdirombakdandigantiolehpikiran usaha manusia sendiri. Gagasan-gagasan barupun tumbuh pada keyakinan bahwa manusia 'bebas' untuk mengatur dunianya. Dengan demikian struktur sosial berabad-abad tidak dipermasahkan, tiba-tiba menjadi masalah. Di sinilah sosiologi lahir sebagai ilmu pengetahuan. Abad19ditandai olehoptimismebesar terhadap datangnyazamanbaruyanglebihbaik,parasarjanailmu alamberkeyakinanlahirnyaindustrialisasiyangdapatmenciptakankemakmuranmanusia.lmuansosialjuga mempunyaipandanganyangsamabahwamerekaakanmampumenemukanhukum-hukumsosialyangdapat diterapkandalammasyarakat.Optimismeyangbesartersebutternyatatidaksertamertaterealisasikarenapada abad19revolusiPrancisterjadi,dankekhawatiran-kekhawatiranpuntelahmenyelimutimasyarakat.Dalamsituasi yang ambivalen ini, sosiologi mulai berkembang yaitu dengan tampilnya dua aliran yang sifatnya saling bertentangan Pertama, aliran konservatif, yang menginginkan kembali ke masa feodal, yaitu zaman hegemoni[9] agama, di mana agamamerupakankekuatanyangmengintegrasikanmasyarakat. Kedua, aliranprogresif,aliraninijugamenyesal atas perpecahan dan anarki, tetapi tidak bersedia kembali ke zaman feodal. Beberapa tokoh progresif seperti, Saint Somon, Charle Fourrier, Pierre Joseph Proudhon dan Auguste Comte meramalkan bahwa abad 19 merupakan abad 'industri'danterbentunyaordesosialbaru.Padaabadiniagamabukanlagikekuatanyangmelembagasemua bidang masyarakat, melainkan kecerdasan manusia. Masyarakat baru akan dibangun atas dasar suatu perencanaan rasional yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.[10] TampilnyaAugusteComtedenganbukunya'SistemFilsafatPositif'telahmemberikanwarnatersendiriterhadap kajian kemasyarakatan secara kritis, sistematis dan intensif secara modern pada abad ke 19. Sejak kemunculannya hingga saat ini sosiologi masih dibayang-bayangi oleh pengaruh filsafat dan psikologi, hal semacam itu wajar karena kelahiran sosiologi ditengah persaingan pengaruh antara filsafat dan psikologi.[11] arus diakui kajian terhadap persoalan kemasyarakatan bukan sesuatu yang baru, karena menunggu adanya ilmu-ilmulainyangkemudianmenyatukedalamsuatukeseluruhanyangintegralsebagaiilmutersendiri.[12]Makailmu sosialterusberkembangmerambahkeseluruhEropa,danfilsuf-filsufsosialdanmazhab[13]sosialterus bermunculandimana-mana,salahsatuyangpalingterkenaladalahmazhabFrankfurt.Mazhabinimenunjukkan pada sekelompok sarjana yang bekerja pada lembaga untuk penelitian sosial di Frankfurt. Lembaga ini didirikan oleh Felix Weil pada tahun 1923, dan mengalami puncak keemasan ketika Max orkheimer menjadi direktur pada tahun 1930M.orkheimermerupakantokohkiriyangmengkritikteoritradisionaluntukmenganalisisfungsiilmu pengetahuandanfilsafatdalammasyarakat.[14] Teorikritisakanmelawansemuabentukteoriyangmaubersikap objektifdenganmengambiljarakterhadapsituasihistoris.TeorikritismenjadivisidanmisidarimadhabFrankfurt dalam melakukan aksi pemikiran para tokoh-tokohnya. Selain orkheimer, arbert Marcuse dalam mengembangkan ide-ide pokoknya melakukan rekonstruksi rasionalitas denganmelahirkanbermacam-macamrasiodalamtataranpraksisnya,yaiturasioinstrumental,rasioyuridis,rasio kognitifdanrasioilmiah.Sedangkanabermassebagaitokohpalingkritisdalammelihatfenomenasosial masyarakatberusahamerekonstruksinalarmasyarakatsehinggaakanterbentukruangyangsterildaridominasi yangakanmembawasikappadaemansipatoris.Untukmewujudkanambisinyatersebut,abermasmengkritisi mecetnyateorikritisdenganmendasarkanteorinyapadaepistemologipraksisdarirasionalitasilmu.Tujuannya adalah agar terbentuknya masyarakat komunikatif yang terbebas dari dominasi berbagai kekuatan melalui berbagai argumentasi untuk mencapai sebuah klaim kesahihan yang rasional tanpa paksaan. LembagapenelitiansosialFrankfurtkemudiansemakinkuatkarenadidukungoleh sarjana-sarjanadari berbagai bidang keahlian, supaya persoalan-persoalan yang menyangkut masyarakat dapat dipelajari dari berbagai segiilmiah,sepertiorkheimerahlidalamFilsafatSosial,FriedrichPollock(Ekonomi),LeoLowenthal(Sosiologi, kesusasteraan),WalterBenjamin(Kesusasteraan),TheodorW.Adorno(Musikologi,Filsafat,Psikologi,Sosiologi), ErichFromn(Psikoanalisa),arbertMarcuse(Filsafat),Edmundusserl(Filsafat),danJurgenabermas (Filsafat).[15] MazhabFrankfurtdalamprakteknyamenggunakanfilsafatsosialdalammembangun'teorikritis'.[16]Teori kritis yang dibangun dalam mazhab Frankfurt paling besar dipengaruhioleh Marx dan egel. Melalui kedua pemikir besartersebutteori-teorisosialmengalamiperkembangan.SepertiteoriMarxdalammelihathubungan-hubungan produksidanbentuk-bentukpengorganisasiansosialsertaketergantunganprodusendenganbukanprodusen. Sementara egel memandang kehidupan sosial sebagai suatu kesatuan yang terorganisir, berkembang menuju arah yangpasti.[17] Konstruksiteorisosialdaritokoh-tokohmazhabFrankfurttersebuttelahmenyebabkanpenyebaran ilmusosialkemudianterusmeluaskeseluruhdunia.Padatahun70-andiAmerikapengkajianterhadapilmu-ilmu sosialberkembangsecarapesat,alasannyasederhana, sosiologi tidak inginkalahdenganilmualamdanekonomi yanglebihdahulumenggunakanmodelberpikirmatematisasi.Sosiologitidakinginketinggalandalamatmosfer perkembanganakademikyangpragmatisdiAmerika,makadengansegalacaradankeahlianberupayamengikuti jejakdisiplinekonomi,yaitumenjadibagiandariilmu-ilmukeras,agarmemperolehlegetimasidanlayakdianggap sebagai 'ilmu. GeorgeRitzer,sebagaisosiologAmerikakontemporerberupayamelakukanrekonstruksipengilmiahan tersebut dengan mengacu pada apa yang pernah dilakukan oleh Weber. Bagi Ritzer, membawa ilmu dan humaniora dalamsatuatapalaWeberadalahdenganmelakukanrekonstruksisosiologihumanismenujupraxis.Perdebatan tentangpengilmiahansosiologidiAmerikadipicuolehbanyaksosiolog,salahsatunyaadalahRobertNisbet,yang menyindirbahwasosiologibukanilmutetapimasukkedalamruanglingkupseni.Disisilainbahwamempelajari perilakumanyarakattidakperludenganteoritetapicukupdengan c4mm4n8en8e,dalamhaliniharusdipandang dalam dua hal. Pertama, pandangan itu turun dari cara pemahaman yang berbasis pada sosiologi pengetahuan yang berfokuspadapengetahuansehari-hariorangawam.Kedua, pernyataantersebutlebihmerupakansinismekaum positivisyangmenganggapbahwahanyafenomenaalamyangbisadijelaskanlewatpostulat,paradigma,teori, konsep,perspektifdanlain-lain.Sementarafenomenasosialcukupdengannalarawam, dalambatastertentu fenomena sosial bisa dijelaskan dengan ri4r4u8 te4ry, tetapi pada sisi lain teori tersebut gagal dan yang diperlukan cara interpretatif untuk memperoleh kedalaman, bahkan tidak tertutup kemungkinan penjelasan yang agak spekulatif jugadiperlukandalamrangkamemperolehalternatifpenjelasan.Dalamhalinispekulasimemungkinkanorang berpikirkreatif,bahkankaumpoststrukturaliskadangbersifat'sewenang-wenang'denganmetodesemiotiknya dalam menjelaskan fenomena sosial.[18]

FiIsafat S4siaI di Tengah 4mpIektisitas Peru-ahan S4siaI Perubahansosialsebagaiperubahanyangterjadidalamjangkawaktutertentu.Konsepdasarperubahan sosial mencakuptiga hal, 5ertama, perbedaan, kedua, pada waktuberbeda, ketia, diantarakeadaan sistem sosial yangsama.Dengandemikianperubahansosialadalahsetiapperubahanyangtakterulangdarisistemsosial sebagai satu kesatuan.[19] Terhadap perubahan sosial, sosiolog sejak beberapa dekade terakhir telah memberikan perhatiankhususdalammelihatperubahansosial,setidaknyamerekamelihatdalamperkembagansosialyang melukiskanprosesperkembaganpotensiyangterkandungdidalamsistemsosial.Bentukprosessosiallainyang ditekankan para sosiolog adalah peredaran sosial, proses sosial ini tidak lagi menuju arah tertentu tetapi juga tidak serampangankarenaditandaiolehpolaedaran,yaitukeadaansistempadawaktutertentukemungkinanbesar muncul kembali pada waktu mendatang dan merupakan replika dari apa yang telah terjadi pada masa lalu. Kemudian terjadiperulanganyangdisebabkanolehkecendrunganpermanendidalamsistemkarenasifatnyaberkembang dengancarabergerak.Dengandemikianmasyarakattidakbolehdibayangkansebagaikeadaanyangtetap,tetapi sebagai proses, bukan sebagai objek semu yang kaku, tetapi sebagai aliran peristiwa terus menerus tanpa henti.[20] Gerakansosialsecarahistorisadalahfenomenauniversaldanbagiansentralmodernitas,geraksosial berkaitaneratdenganperubahanstruktural.Adaenamtipegerakansosialterlihatdalam masyarakat.Pertama, gerakansosialyangberbedamenurutbidangperubahanyangdiinginkan,adayangterbatas tujuannya,karenahanyauntukmengubahaspektertentumasyarakat,tanpamenyentuhintistrukturinstitusinya. Gerakaninimerupakangerakanperubahandaridalam,bukanmerubahmasyarakatsecara keseluruhan. Kedua, gerakanyangberbedadalamkualitasperubahanyangdiinginkan,sebabadagerakanyang menekankanpadainovasi,berjuangmemperkenalkaninstitusibaru,hukumbaru,bentukkehidupanbaru,dan keyakinanbaru.Gerakansemacaminiinginmembentukmasyarakatkedalamsatupolayangbelumpernah ditemukansebelumnya.Orientasigerakaniniadalahkemasadepandenganmenekankanpadasesuatuyang baru.Ketia, gerakan yang berbeda dalam target perubahan yang diinginkan, ada yang memusatkan perhatian pada perubahanstruktursosialdanadayangmemusatkanperubahanindividual.Keem5at, gerakansosialyangberbeda mengenai arah yang diinginkan. Kebanyakangerakanmempunyaiarahpositif.Gerakansepertiitubiasanyamencobamemperkenalkan perubahantertentu,dan mempertahankan ketikagerakandimobilisasi kearahyangnegatif. Kelima, gerakansosial yangberbedadalamstrategiyangmelandasilogikatindakan.Adayangmengikutilogikainstrumental,gerakanini umumnya berambisi pada kekuasaan. Dan ada logika pernyataan persamaan yang berjuang menegaskan identitas, sepertiberjuanuntukmendapatkanpengakuannilai-nilai,emansipasi,otonomi,danlain sebagainya. Keenam, perbedaan tipa gerakan sosial yang ditemukan dalam epos sejarah berlainan, seperti sejarah sosial pra modern dan sejarah sosial modern.[21] Gerakansosialsepertidiatas,biladilihatdariperspektifparadigma[22] yangdibangunolehKuhn,bahwa suatuparadigmageraktertentudibangunolehsuatupandanganfundamentaltentangapayangmenjadipokok persoalanpengetahuan.Kuhnmenegaskanbahwabidangpengetahuandisebutilmiahbilamemilikiparadigma tunggal,makasosiologiyangsedangdalamtarafperkembanganmultiperspektifdianggapsebagai 5re 8cience Dengandemikiancaramemahamifenomenasosialberbedadengancaramemahamifenomenaalam. Fenomena sosial memiliki banyak aspek sehingga satu perspektif saja tidak cukup, tetapi dibutuhkan multi perspektif sesuai dengan karakter fenomena sosial yang multi dimensional. Model tunggal paradigma Kuhn tidak cocok untuk sosiologi. RitzermerupakanorangyangmengakomodasibeberapahaldariKuhn,terutamamodelparadigmadan sekaligus mengambil ide Friedrich tentang dual paradigma. Bagi Ritzer, sosiologi sebagai -4dy 4f 8cincetidak harus terjebakdalampenerapan modeltunggalparadigmasecarakaku,namunsosiologi memilikiparadigma jamak.Ada tiga paradigma yang beroperasi dalam sosiologi, 5ertama, paradigma fakta sosial dengan eksemplar teori pemikiran Durkheimtentang'faktasosial'yangcaramemahaminyabisasepertimetodeilmualam.Paradigmafaktasosial cendrung kepada metode interviu, kuesioner, komparatif dan memakai metode observasi. kedua, paradigma defenisi sosial,denganeksemplarteoriWebertentangmakna-maknasubjektifrealitassosialdenganmetodeinterpretatif. Paradigmainicendrungpadapenggunaanmetodeobservasi. Ketia, paradigmaperilakusosialdenganeksamplar teoriB.F.Skinnertentang maknapsikologisosialdalam tindakansosialdengan metodepemahaman makro-mikro. Paradigmaperilakusosialmetodeyangdigunakanlebihbanyakmetodeeksprimen.[23] BagiRitzer,perjuangan sosiologimenjadiilmiahditujukandalamkajianmetateoriparadigmaterintegrasi.Fenomenasosialbisadipahami melalui pendekatan paradigma yang terintegrasi tersebut. Ketiga paradigma sosiologi tersebut buka merupakan hal terpisah, namun karena realitas sosial yang bersifat multi dimensional, maka bisa digunakan secara terpadu, apakah diterapkan dengan cara proporsional atau eklektik.[24] Gambaranperubahandanparadigmatersebut,membutuhkananalisissosiologidananalisisfilsafatsosial secaramendalam.Sosiologidibutuhkanuntukmelihatmasyarakatpadatataranluarandenganmengandalkan observasiterhadapkehidupansosialkemasyarakatan.[25] SementarafilsafatSosialdiperlukanuntukmenganalisis persoalan-persoalansosialsecaramendalam,memberikanpandanganlebihluasdankoprehensifdengan menggunakan pendekatan teori-teori filsafat. Filsafatsosialsebagaiilmukritisdalammelihatdanmenganalisispersoalansosialkemasyarakatanakan terselamatkandaribahaya-bahayalegalisme,kemunafikan,danpenglarutankepribadiandisatupihak,dansuatu otonomidilainpihak.Dengandemikianfilsafatsosialdalamhalinibertitiktolakdarimanusiayangdwitunggal. ndividu dan masyarakat. Peran filsafatsosial dalamranahkehidupansosial harusberpartisipasidalam melayani manusia.Karenaitu parailmuansosialharusmenentukankeberpihakannyakepadasiapamerekamelayani.Filsafatsosialharus menolak pemisahan antara teori dan praktek, dan semua praktek dan teori harus didiskusikan. Kepentingan praktek bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan dengan demikian posisi mereka sebagai manusia dapat berubah. Filsafatsosialmelihatmasyarakatsebagaikesatuanmanusiadalamkebersamaan.Melaluikebersamaanitu kemudianfilsafatsosialmelihatstruktur,prosesdanmaknasosial,baikpadamasalaluatausekarang,yangdi dalamnyamempelajarinilai-nilai,tujuan-tujuanindividu,kelompokdankelassosial.[26] Filsafatsosialsebagaiilmu kritis mempunyai karakter berbeda dari ilmu sosial positif. Karena sifatnya yang kritis, maka filsafat sosial mengenal apa yang disebut sebagai praxis dimana aksi berperan sebagai sumber dan pengesahan teori. ejak IImu-iImu S4siaI di Ind4nesia Pengkajianterhadapilmu-ilmusosialsecararesmipadauniversitas-universitasdiEropabarudimulaipada abad ke 20 M. Sementara kajian ilmu sosial di ndonesia baru berkembang pada tahun 1960-an, hal ini dapat dilacak daribeberapaperiodeisasitertentu, 5ertama, sebelumtahun1960-anpengaruhideologi,kedua, tahun1960-an berkembangnyateoripembangunan, ketia, periode1970-anberkembangnyaisupribumisasiilmu-ilmu sosial, keem5at, periode1980-anberkembangnyagugatan atasdominasipositivismedanstrukturalismefungsional dalamilmusosial.Fenomenatersebuttelahmenggugahilmuansosialuntukmencarifilosofidanideologialternatif untukmembangunilmusosialndonesia,salahsatualternatifadalahpenggalianfilosofidanideologipancasila sebagaidasarpengembanganilmu.Gerakaninipadaperkembangannyakemudiandikenalsebagaigerakan pribumisasiilmu-ilmusosial. Kelima, periode1990-anberkembangnyaperspektifkritisdalammelihatpersoalan sosial kemasyarakatan.[27] Mengklasifikasikanperiodeisasipadadasarnyamengalamikesulitantersendiri,antaralain:(1)pendekatan periodeisasi cenderung memotong peristiwa sejarah. Padahal pada kenyataanya sejarah tidak bisa dipotong menjadi bagian-bagianyangkakudalamtahun-tahun.(2)rencanaperiodeisasisejarahsepertipadapoindiatastanpak terlalumemaksadiri,sehinggasejarahdipaksakanuntukdikotak-kotakkandalamperiodetertentu.Untuk menghindari kesulitan tersebut maka harus dilihat historisitas ilmu-ilmu sosial di ndonesia seperti fase kelahiran, dan faseperkembangannya.Denganmengetahuifesetersebutakanmembantuuntukmenjelaskancorak epistemologisnya. Bilamelihatdariperspektifteorisosial,makateorisosialyangdigunakanhanyateoriyangmendukung pembangunan,sementarateori-teorikritiskurangdikembangkan,sehinggaperkembanganilmusosialdindonesia hanyadikuasaiolehsuatu'monisme[28]'tertentu,dengancorakepistemologipositivismedanstrukturalisme fungsional,terakhirbarudikembangkanteorikritismazhabFrankfurt,postmodernismedanpemikiranepistemologi slam. Gambarandiatas membutuhkansuatuparadigma ilmu sosialbaruyangdidasarkanataskultur masyarakat ndonesia.Dalammerumuskanparadigmabarutersebutperanfilsafatilmumenjadisangatpenting.Filsafatilmu diharapkanmemberirefleksikritissekaligusmencarialternatifyangberkaitanasumsi-asumsidasarilmu-ilmu sosial.[29]Pri-umisasi IImu-IImu S4siaI di Ind4nesia Sebuahtantanganyangharusdiembanolehparailmuansosialdindonesiayaitubagaimana mengembangkangerakanpribumisasi[30] indieni8a8i) ilmu-ilmusosialkedalamanalisiskonseptualdengan memakaipikiran-pikirandasaryangcocokdengankondisirillmasyarakatndonesia.MenurutgnasKleden, pribumisasi ilmu-ilmu sosial harus sepertigerakan revolusioner dalam dunia yang biasanya mendasarkan diri pada kekuatan dan kemampuan sebagai claim univer8al, yaitu sebuah klaim yang diperkenalkan oleh ilmu-ilmu alam yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap ilmu-ilmu sosial yang seolah-olah dalam keadaan tertentu berlaku dalam ilmu-ilmu sosial.[31] lmu sosial dalam proses pribumisasi pada esensialnya harus membebaskan metodologi ilmu-ilmu sosial dari metodologi ilmu-ilmu alam dengan memberi pendasaran yang baru, sebab dalam realitas perkembangan ilmu sosial dindonesiamasihdipengaruhiolehfilsafatpositivistik,dimanaprosedur-prosedurmetodologidariilmu-ilmualam dapat diterapkan pada ilmu-ilmu sosial, dan hasil penelitiannya dapat dirumuskan dalam hukum-hukum seperti dalam ilmu-ilmualam,sehinggailmu-ilmusosialharusbersifatteknsi,yaitumenyediakanpengetahuanyangbersifat instrumental murni, tidak bersifat etis dan juga tidak terikat pada dimensi politis manusia. dengan demikian ilmu-ilmu sosial seperti ilmu-ilmu alam, bersifat netral, bebas dari nilai.[32] Untukitu,ilmu-ilmusosialdalamperkembangannyaberusahamelakukanrekayasasosialmelaluiproses kontekstualisasiasumsi-asumsidasardariteorisosialdalamdisiplinilmumasing-masing.Perkembanganiniharus dilihat dari sudut perkembangan dan rekayasa sosial, bahwa setiap disiplin ilmu mencoba menemukan peranan yang relevandengangeraklangkahperubahanzaman,sepertidalamkonteksnegarandonesiaharussesuaidengan budayamasyarakatdangerakpembangunan.Dengandemikiantantanganyangharusdihadapimenemukanteori sosial baru yang sesuai dengan realitas sosial sekaligus dapat menentukan dinamika perkembangan ilmu-ilmu sosial di ndonesia.[33]Penutup Filsafatsosialmeskipunsebagaisalahsatucabangilmutermuda,dibutuhkanuntukmenganalisissekaligus memberikansolusiterhadapkomplektisitaspersoalansosialkemasyarakat.Sebagai ilmukritis, makaperanfilsafat sosialdalamranahkehidupansosialharusberpartisipasidalammelayanimanusia.Olehkarenaituparailmuan sosialharusmenentukankeberpihakannyakepadasiapamerekamelayani.Dengandemikianfilsafatsosialharus menolak pemisahan antara teori dan praktek, dan semua praktek dan teori harus didiskusikan. Kepentingan praktek bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan, dan kesemenaan teori-teori lain. Sebab ilmu sosial menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumen murni, yaitu pengetahuan harus dapat dipakai untuk keperluan apa saja sehingga tidak bersifat etis dan juga tidak terikat pada dimensi politis manusia, dengan demikian ilmusosialbersifatnetraldanbebasnilai.Karenasifatnyademikian,filsafatsosialmelihatmasyarakatsebagai kesatuanmanusiadalamkebersamaan.Melaluikebersamaanitukemudianfilsafatsosialmelihatstruktur,proses danmaknasosial,baikpadamasalaluatausekarang,yangdidalamnyamempelajarinilai-nilai,tujuan-tujuan individu, kelompok dan kelas sosial. Dalamkontekskeindonesiaanilmu-ilmusosialmeskipuntergolongbaru,karenasecaraakademisbaru berkembang dalam beberapa dekade terakhir ini, namun kegandrungan terhadap ilmu tersebut sudah setara dengan ilmu-ilmu lain. Untuk itu, tidak salah apabila muncul upaya pribumisasi ilmu-ilmu sosial yaitu sebuah upaya mencari format baru bagi karakter dan kebudayaan masyarakat ndonesia. Menurut Novel Ali, bahwa 'membumikan' ilmu-ilmu sosialdindonesiatidakberartiharusmengembangkanteoribaruyangkhasndonesia,tetapiyangterpenting menyeleksiteoriyangcocokuntukkondisirillndonesia.[34] Dengandemikianpribumisasiharusdimaknai(1) sebagaidomestifikasiataupartikulasi,(2) membangun teori yangkhas ndonesia,(3) menyeleksi secara sistematis teori yang sesuai dengan keadaan ndonesia.

FILSFT SOSIL Pri-umi8a8i Ilmu-Ilmu S48ial di Ind4ne8ia

Catatan khir

[1] Mohammad atta. (1986).Alam Pikiran Yunani Jakarta: U Press. hlm. 5-14 [2] Lois O. Kattsof. (1996). Penantar fil8afat Yogyakarta: Tiara Wacana. hlm. [3] arry amersma. (1992). T4k4-t4k4 fil8afat m4dern Jakarta Gramedia.hlm. ix [4] mmanuel Wallerstein. (1997). inta8 -ata8 ilmu 848ialYogyakarta: LKiS hlm. 19-20 [5] Soerjono Soekanto. (2003). S48i4l4i 8uatu 5enantar Jakarta: Raja Grafindo. hlm. 3-4 [6] Renaissance merupakansebuahgerakanyang meliputi suatuzamandi manaorang merasadilahirkankembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali ituorang kembali pada sumber-sumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. Zaman renaissance juga berarti zaman yang menekankan otonomi dan kedaulatanmanusia dalam berpikir,dalammengadakaneksplorasi,eksprimen,dalammengembangkanseni,sastradanilmupengetahuandi Eropa. Lihat Lorens Bagus. (1996). Kamu8 fil8afat, Jakarta:Gramedia. hlm. 954 [7] K. Bertens. (1975). Rinka8an 8ejara fil8afat Yogyakarta: Kanisius. hlm. 44 [8]amersma.hlm. 51 [9] Secaraetimologis,katahegemoniberasaldaribahasaYunani, eem4nia/eem4n,yangberarti pemimpin/penguasadalamkonotasilazimnyaberhubungandengankontekskenegaraan.Sejakabadke-19, hegemonimemperolehmaknabaru.Pengertiannyamenjadilebihseringmerujukpadasituasitertentuterjadinya dominasipolitikdarisuatu negerikuat (superpower) terhadapnegeri lain(lemah) yangbiasajugadisebutdengan istilahimperealisme(William,1983:144).Memasukiabadke-20,katahegemonimenjadikianpentingberkat penggunaannyayangintensifdanspesifikoleh'kubu;Marxisme.Dalamkubuinisendiri,istilahhegemoni sesungguhnyamulaidikenalkira-kirasejaktahun1883/1884,ketikaPlekhanovmenggunakanistilahiniuntuk menunjukkan adanya dominasi (hegemoni) kepemimpinan proletariat yang mewakili aliansi berbagai kelompok sosial dalam berhubungan dengan kekuasaan tsar/tsarist police state (Bocock, op.cit. hlm. 125). Tetapi, Gramsci-lah yang berjasamempopulerkannyahinggamendoronglahirnyakajian-kajianyangberagam.DalamterminologiGramsci, hegemoni tidak hanya berarti satu dominasi politik dalam relasi antar-negeri, tetapi juga merupakan dominasi politik darisuatukelas(kuat)terhadapkelas(yanglemah)dalamrelasiantarkelassosial.Malahan,lebihdarisekedar dominasi politik, dalam konteks Gramsci, hegemoni juga bisa berarti dominasi pada bidang-bidang lainnya yang lebih umum seperti, pandangan hidup, kebudayaan, ideologi dan sebagainya, 8ecara le-i riil catatanini diam-il tan5a ada 5enu-aandari,YudiLatifdandiSubandybrahim,1996, Baa8adanKekua8aan;P4litikWacanadiPanun Orde Baru, Mizan, Bandung, hlm. 28.[10]K.J. Veeger. (1993). Realitas sosial; Refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi.Jakarta: Gramedia. hlm. 7-8 [11]GorgeRitzer.(2003). S48i4l4iilmu5enetauan-er5aradimaanda TerjemahanAlimanda.Jakarta:Raja Grafindo, hlm. 1 [12] K.J. Veeger, hlm. 3 [13] TerminologiMazhab(selanjutnyauntukdisebut sebagai'Aliran')disadari mempunyaiberbagaipenafsiranyang beragam.Katamazhabbiasanyaterlahirdalamterm fiq untukmenyebutsuatucabangilmukeislamanyang mempelajaritentanghukum-hukumagama.Penafsiranliardarikatamazhabterdapatdalambuku TeC4nci8e Encycl45aedi44fI8lam,istilahitudiartikansebagaisistemberpikir a8y8tem4ft4ut).DalambukuAP45ular icti4nary4fI8lam,anRichardNewtonmemberipenafsiransebagaikelompokpemikirataupenulisyang berkecimpung dalam hukum.Lihat, Edy A. Effendi (ed), 1999, ek4n8truk8i I8lam Maza- Ci5utat, Zaman, Jakarta, hlm. 4 [14] Sunarto. (2006). 'Konstruksi epistemologi Max orkheimer: Krtik atas masyarakat modern', dalam.E5i8tem4l4i kiri, Yogyakarta: Ar-Ruzz. hlm. 94 [15] K. Bertens. (1983). Fil8afat -arat a-ad XX Inri8-Jerman Jakarta: Gramedia. hlm. 176-177 [16] Teori kritis menurut abermas bukan suatu 'teori ilmiah' sebagaiman dikenal secara luas dikalangan akademisis. abermasmelukiskanteorikritissebagaisuatumetodelogiyangberdirididalamketeranganketerangandialektis antara filsafat dan ilmu pengetahuan (sosiologi). Dalam keterangan itulah teori kritis tidak berhenti pada fakta objektif seperti dianut oleh teori-teori positivistik. Teori kritis hendak menembus realitas sosial sebagai fakta sosiologis, untuk menemukanfakta-faktayangtransendental yangmelampauidataempiris.Dengankutupilmuyangdimaksudkan bahwateorikritisjugabersifathistorisdantidakmeninggalkandatayangdiberikanolehpengalamankontekstual. Dengandemikianteorikritistidakjatuhpadametafisikayangmelayang-layang.Teorikritismerupakandialektika antarapengetahuanyangbersifat transendentalyangbersifatempiris.Lihat,Budiardiman.(1990).KritikIde4l4i Pertautan Penetauan dan Ke5entinan Yogyakarta: Kanisius. hlm. 30 [17] ans Fink. (2003). Fil8afat S48ial dari Fe4dali8me Hina Pa8ar Be-a8 Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 137-138 [18] eruNogroho.(2002).'Pengilmiahandanambiguitassosiologi'.Dalam,YuliaSugandi. Rek4n8truk8i848i4l4i umani8 menuju 5rak8i8Yogyakarta: Pustaka Pelajar. lm. Xiv-xvi [19] Piotr Sztompka. (2007). S48i4l4i Peru-aan S48ial, terjemahan, Alimandan, Jakarta: Prenada, hlm. 3 [20] Lihat, Piotr Sztompka. (2007). hlm. 3-9 [21] Lihat, Piotr Sztompka. (2007). hlm.332-335 [22] Paradigmaadalahpandanganfundamentaltentangapayangmenjadipokokpersoalandalamilmu pengetahuan.Paradigmaadalahkesatuanconsensusyangterluasdalamsuatubidangilmupengetahuandan membantumembedakanantarakumunitasilmuanyangsatudengankomunitasilmuanyanglain.Kemudian paradigmamenggolong-golongkan,mendefinisikandanmenghubungkanantaraeksamplar,teori-teori,metode-metode serta instrument-instrumen didalamnya. lihat Ritzer, 2003. hlm. 127 [23] Gorge Ritzer. (2003). hlm. 129 [24] Lihat, eru Nogroho. (2002). hlm. xviii-xix [25] Lihat, Soerjono Soekanto. hlm. 12-14 [26] DonaldE.Comstock.(1980). AMet4df4rcriticalre8earc DepartementofSociology,WashingtonState University, hlm. 6 [27] eri Santoso. (1997). Dimensi epistemologis dalam indeginisasi ilmu-ilmu sosial di ndonesia (sebuah pelacakan awal), dalam,Jurnal fil8afat Yogyakarta: UGM, hlm. 190 [28] Monisme,teoriyangmenggambarkanbahwasegalahalberasaldarisatusumber terakhir (tunggal).Monisme adalah,keyakinanbahwarealitasadalahsatu,dansegalasesuatulainnyaadalahilusi,berbedadengandualisme dan pluralisme. Monisme dapat dimengerti sebagai keanekaan benda-benda yang dapat ditelusuri kembali pada satu sumberyangberbedadari benda-bendaitusendiri. Lihat,LorensBagus.(2006).Kamu8fil8afat, Jakarta: Gramedia. hlm. 670-671. [29] Lihat, eri Santoso, (1997). hlm. 190-197 [30] Pribumisasisepadandenganistilah indieneu8 dalambahasaLatinyangberartiasliataupribumi.Terminologi pribumisasipadadasarnyamemilikibermacam-macammakna.Misalnya,jikaditinjaudariaspeksosiologi pengetahuan,pribumisasimemilikimaknaberbeda-bedadinegarayangsatudengannegarayanglain.stilah pribumisasi tidak begitu dikenal dalam wacana ilmu sosial di negara barat, namun pada negara-negara bekas jajahan pembicaranpribumisasimenjadidiskusimenarik,terutamadiAsia.Masing-masingnegaradiAsiamemilikivariasi maknasesuaidengankonteks sosiopolitik.LihateriSantosodanListiyonoSantoso. (2003). Fil8afatIlmuS48ial Iktiar Awal Pri-umi8a8i Ilmu-Ilmu S48ialYogyakarta: Gama Media. hlm. 54 [31] gnas Kleden. (1987). Sika5 ilmia dan kritik ke-udayaan Jakarta: LP3ES. hlm. 3 [32] Lihat, Budi ardiman. (1990).hlm. 24 [33] Lihat. eri Santoso dan Listiyono Santoso. (2003). hlm. 53 [34] Lihat Novel Ali (dalam Suriasumantri. (1986). hlm. 332