Filsafat perenialisme

15
Par Avion Air Mail A I R M A I L

Transcript of Filsafat perenialisme

Page 1: Filsafat perenialisme

Par Avion

Air MailA I R

MA I L

Page 2: Filsafat perenialisme

A. Latar Belakang

B. Filsafat Pendukung

C. Pandangan Filsafat Umum yang Melandasinya

D.Konsep Pendidikan

MENU

Page 3: Filsafat perenialisme

Secara umum watak dari perenialisme terkandung dalam makna asal katanya, yaitu “perennis” (bahasa Latin) atau “perennial” (bahasa Inggris) yang berarti tumbuh terus di dalam waktu, hidup terus dari waktu ke waktu atau abadi. “lasting for a very long time” (abadi atau kekal atau terus tiada akhir). Perennialisme mempunyai kesamaan dengan Essensialisme dalam menentang Progresivisme tetapi Perennialisme berbeda dengan Esensialisme dalam hal prinsip perennalist yang religius (Theologis). Sekalipun ada perrenalist yang sekular, mereka merupakan minoritasnya.

Page 4: Filsafat perenialisme

Teori atau konsep pendidikan perenialisme dilatar belakangi oleh filsafat-filsafat Plato yang merupakan bapak idealisme klasik, filsafat Aristoteles sebagai bapak realisme klasik dan filsafat Thomas Aquinas yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles dengan ajaran (filsafat) gereja katolik yang tumbuh pada zamannya (abad pertengahan).

Page 5: Filsafat perenialisme

Pandangan ontologis

Pandangan epistemologi

Pandangan aksiologi

Page 6: Filsafat perenialisme

Manusia membutuhkan jaminan “realitas bersifat universal – realitas itu ada di mana pun dan sama di setiap waktu. Realitas bersumber dan bertujuan akhir kepada realita supernatural/Tuhan.

Substansi realitas adalah bentuk dan materi

Contoh : individual thing (batu, rumput, sapi, orang dll. dalam bentuk, ukuran, warna dan aktivitas tertentu. Dalam individual thing ada hal-hal kebetulan (batu kasar atau halus, sapi gemuk, dsb.)

Dalam realitas terdapat sifat asasi sebagai identitasnya yaitu wujud hakiki yang membedakan dia dari jenis yang lainnya.

Contoh : orang adalah makhluk berpikir. Essensinya yaitu orang/manusia berbeda dengan benda, hewan dan tumbuhan.

Page 7: Filsafat perenialisme

Perenialisme mengakui bahwa impresi atau kesan melalui pengamatan tentang individual thing adalah pangkal pengertian kebenaran. Manusia akan mendapat pengetahuan lebih jika bersandar pada kepercayaan.

Prinsip self evidence : asas bagi suatu kebenaran dan untuk membuktikan kebenaran.

Berfikir deduktif dalam berfilsafat : analisis ontologism untuk mendapatkan kebenaran self evidence, universal hakiki.

Berfikir induktif dalam science : analisis pengalaman empiris untuk mendapat kebenaran tapi dengan demikian kebenarannyab bersifat terbatas dan relative.

Page 8: Filsafat perenialisme

Hakikat nilai menurut perenialisme yaitu pandangan mengenai hal-hal yang bersifat spiritual. Yang Absolut atau Ideal (Tuhan) adalah sumber nilai dan oleh karena itu nilai bersifat teologis (Imam bernadib, 1984)

Page 9: Filsafat perenialisme
Page 10: Filsafat perenialisme

Perenialisme memandang education as cultural regression: pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan ideal. Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang sebagai kebudayaan ideal tersebut.

Penganut Perenialisme percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga bersifat universal dan abadi.

Page 11: Filsafat perenialisme

Tujuan pendidikan Perenialisme adalah membantu peserta didik menyikapkan dan menginternalisasikan nilai-nilai kebenaran yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup.

Page 12: Filsafat perenialisme

Kurikulum pendidikan bersifat subject centered atau berpusat pada materi pelajaran. Materi pelajaran harus bersifat uniform, universal, dan abadi. Selain itu, mata pelajaran terutama harus terarah kepada pembentukkan rasionalitas manusia atau kemampuan berpikir, sebab demikianlah hakikat manusia. Mata pelajaran yang mempunyai status tertinggi adalah mata pelajaran yang mempunyai “rational content” yang lebih besar. Karena itu, titik berat isi kurikulum diletakan pada pelajaran sastra, matematika, bahasa, dan humaniora termasuk sejarah (liberal arts).

Page 13: Filsafat perenialisme

Metode pendidikan atau metode belajar utama yang digunakan oleh penganut Perenialisme adalah membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendiskusikan karya-karya besar yang tertuang dalam “The Greats Books”.

Penganut Perenialsime sepakat bahwa latihan dan pembinaan berpikir (mental discipline) adalah salah satu kewajiban tertinggi dalam belajar.

Page 14: Filsafat perenialisme

Peranan guru bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan mengembangkan potensi-potensi self-discovery; dan ia melakukan “moral authority” (otoritas moral) atas murid-muridnya, karena ia seorang guru yang profesional yang qualified dan superior dibandingkan muridnya. Guru harus mempunyai aktualitas yang lebih, dan mempunyai “perfect” knowledge (Mohammad Noor Syam, 1948:328).

Page 15: Filsafat perenialisme