Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

67
FILSAFAT PARIWISATA FILSAFAT PARIWISATA DR HAPPY MARPAUNG DR HAPPY MARPAUNG DOSEN LEKTOR KEPALA PASCASARJANA STP DOSEN LEKTOR KEPALA PASCASARJANA STP BANDUNG BANDUNG

description

Filsafat dalam pariwisata

Transcript of Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Page 1: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

FILSAFAT PARIWISATAFILSAFAT PARIWISATAFILSAFAT PARIWISATAFILSAFAT PARIWISATA

DR HAPPY MARPAUNG DR HAPPY MARPAUNG

DOSEN LEKTOR KEPALA PASCASARJANA DOSEN LEKTOR KEPALA PASCASARJANA STP BANDUNGSTP BANDUNG

Page 2: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Philosophy of Tourism

• 1.Consideration of Tourism Policies n Dev.

• 2.Postulat of Stake Holders Morality• 3.The Direction of National Tourism

Dev.

Page 3: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

God Supreme

CcNationalism:Stay life dalamGeografhis yang berbeda

Nationalism:Stay life dalamGeografhis yang berbeda

InternationalismPrimus Interparessertasfilantropis

InternationalismPrimus Interparessertasfilantropis

Page 4: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Benefit of TP

• Avoid n Minimalize Impact of Tourism Dev.

• Planning and Design of Tourism Dev.• Building of Principles of Tourism

Policies

Page 5: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Pendekatan sistemik dan kontekstual

Hakikat pariwisata

filsafatIlmu/ilmiah

Religius/agama

Page 6: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Philosophy of TourismPhilosophy of TourismPhilosophy of TourismPhilosophy of Tourism

FALSAFAHFALSAFAH

FILSAFATFILSAFAT

FILOSOPIFILOSOPI

Page 7: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Apakah filsafat itu ?Apakah filsafat itu ?Apakah filsafat itu ?Apakah filsafat itu ?

Studi mengenai pengetahuan dan Studi mengenai pengetahuan dan kebijaksanaan atau kearifan untuk kebijaksanaan atau kearifan untuk mencari kebenaran yang hakikimencari kebenaran yang hakiki..

Artinya filosofi Artinya filosofi ialah cinta pada ialah cinta pada pengetahuan dan kebijaksanaanpengetahuan dan kebijaksanaan..

Page 8: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Filsafat Sebagai hasil upaya pemikiran dan

renungan(Contemplation) para ahli pikir(filsuf) juga dapat merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik berupa pandangan hidup(filsafat hidup) maupun sebagai cita-cita hidup atau ideologi.

Page 9: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

etimologi• Kata falsafah atau filsafat dalam

bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan").

• Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.

• Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".

Page 10: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Falsafah ialah satu disiplin ilmiah yang mengusahakan kebenaran yang umum dan asas. Perkataan falsafah dalam bahasa Melayu berasal daripada bahasa Arab فلسفة yang juga berasal daripada perkataan yunani Φιλοσοφία philosophia, yang bermaksud "cinta kepada hikmah". Secara umumnya, falsafah mempunyai ciri-ciri seperti berikut:

• Merupakan satu usaha pemikiran yang tuntas • Tujuannya adalah untuk mendapatkan

kebenaran

Page 11: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.

• [1] Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.

• Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Page 12: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan.

• Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Page 13: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Hingga kini, ahli-ahli falsafah masih belum mencapai kata sepakat mengenai takrifan falsafah.

• Malah ada yang mengatakan bahawa falsafah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditakrifkan. Ini adalah kerana kita dapat berfalsafah tentang pengertian falsafah1.

• Maka dengan itulah kita akan menemui pendapat yang berbeza-beza mengenai takrif falsafah di antara ahli-ahli falsafah itu sendiri.

Page 14: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Persoalan falsafah ataupun masalah falsafah ialah topik yang dibincangkan dalam bidang falsafah. Ia boleh diibaratkan sebagai isi dalam falsafah. Persoalan falsafah sentiasanya disifatkan sebagai soalan yang sangat rumit, dan ia memerlukan pemikiran yang bersungguh-sungguh.

Page 15: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Philosophy• Philosophy is the study of general and

fundamental problems concerning matters such as existence, knowledge, values, reason, mind, and language. It is distinguished from other ways of addressing fundamental questions (such as mysticism, myth, or the arts) by its critical, generally systematic approach and its reliance on rational argument.

• The word "philosophy" comes from the Greek φιλοσοφία (philosophia), which literally means "love of wisdom

Page 16: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Berfalsafah ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang dimasalahkan, dengan berfikir secara radikal, sistematik dan sejagat. Apabila seseorang berfikir demikian dalam menghadapi masalah dalam hubungannya dengan kebenaran, adalah orang itu telah memasuki falsafah. Penuturan dan uraian yang tersusun oleh pemikirannya itu adalah falsafah2. Daripada pendapat tersebut, rumusan dapat dibuat bahawa falsafah seharusnya ditanda dengan caranya iaitu berfalsafah, dan juga masalahnya iaitu persoalan falsafah. Maka hasilnya adalah karya falsafah.

Page 17: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Berfalsafah secara mudah dapat dimaksudkan sebagai memikirkan sesuatu dengan sangat mendalam. Tetapi, berfalsafah di sini bermaksud berfikir secara falsafah. Berfalsafah merupakan satu tanda yang penting bagi bidang falsafah. Ia boleh diibaratkan sebagai inti dalam falsafah. Berfikir secara falsafah ini harus mengandungi tiga ciri, iaitu:

• RadikalIni bermaksud bahawa berfalsafah merupakan corak pemikiran yang ketuntasan, dengan ini dapat berfikir dengan sedalam-dalamnya sehingga kepada akar bagi sesuatu masalah.

• SistematikBerfikir sistematik ialah berfikir logik, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesedaran dengan turutan yang tersusun.

• SejagatSejagat bermaksud umum. Dalam corak pemikiran ini, pemikiran tidak terbatas pada bahagian-bahagian tertentu, tetapi jawapan keseluruhan bagi sesuatu persoalan.

Page 18: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Filsafat • 1.Lahir dari titik tolak pemikiran manusia• 2.Hasil pemikiran yang fundamental yang

bertolak dari suatu sistem berpikir, objek pemikiran yang konsisten secara terus menerus dan tidak membatasi pada ruang lingkup yang kecil.

• 3 Tidak semua hasil pemikiran manusia dapat digolongkan kedalam filsafat.

• 4.Hakikatnya mencari kebenaran dan kebijaksanaan untuk mendekati kesempurnaan.

• Erat kaitannya dengan dengan tujuan dan cita-cita.Karena ituh manusia selalu harus berpikir.

• Setiap orang dapat berfilsafat(berpendapat).

Page 19: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Human Interrelationship position

People

universum

relation

Primus interpares

Page 20: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Interrelationship

Tourism Man made resources

Tourism Natural resources

Human Being

Supreme of God

Harmony and Equilibrium

interrelation

Page 21: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

FILSAFAT SEBAGAI WAY OF LIFE

• PANDANGAN SECARA BULAT DAN UTUH ATAS SESUATU UNTUK MENJELASKAN ARTI HAKIKI DARI SESUATU TERSEBUT SECARA JERNIH.

Page 22: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Ciri-ciri filsafat1.Menyeluruh,melihat hubungan

interrelasi dengan lainnya2.Mendasar,berkaitan dengan suatu hal

yakni dasar yang sama dan berkaitan.3.Spekulatif, bahwa titik awal yang

menjadi dasar hanya didapat hanya merupakan spekulasi.

Page 23: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Hedonism• Sekularism• Antropocentrik• Holistik• Kosmopolitan• Filantropis

Page 24: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• HOMO HOMINI LOPUS BELLUM OMNIUM CONTRA OMNES---- 16th century -THE DARK AGES

• Du Contrak Soziale• INDIVIDUALISM= THE MAN ARE

CREATED FREE END EQUAL

• EMPIRISM-RATIONALISM-POSITIFISM-POSMO-CRITICAL STUDY

Page 25: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Sejarah ilmu pengetahuan• 1.Rasionalisme• atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang

menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme

mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan

humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut:

• 2.Empiris• adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa

semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah David Hume, George Berkeley dan John Locke.

Page 26: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut:

Page 27: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• 3.Positifisme secara umum, para penganut paham positivisme memiliki minat kuat terhadap sains dan mempunyai sikap skeptis terhadap ilmu agama dan hal-hal yang berbau metafisika. Mereka meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan haruslah berdasarkan inferensi logis yang berdasarkan fakta yang jelas. Sehingga, penganut paham ini mendukung teori-teori paham realisme, materialisme naturalisme filsafat dan empirisme.

• 4.Posmo• Post-modernisme, istilah ini ternyata masih merupakan

istilah yang kontroversial, konon faham ini berawal dari aktivitas seni. Sebuah tonggak sejarah barat ini merupakan proses perubahan dan reformasi panjang, yang benihnya sudah mulai tampak pada era modern. dua penggal sejarah Barat ini (modernism dan post-modernism) tampaknya telah banyak mempengaruhi berbagai macam kalangan dari sosiolog, filosof maupun pemikir keagamaan (teolog). Akbar S Ahmed, Ernest Gellner, David Griffin dan Huston Smith dengan karya-karya mereka (untuk lebih jelasnya baca buku2 karya mereka, semuanya ada di central library) bisa diambil sebagai contoh dari mereka yang membahas masalah ini.

Page 28: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

POLARISATION OF PHILOSOFY

• PANCASILA -----kekeluargaan• INDIVIDUALISM---liberalism ----SocialismFanta Rei

Page 29: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Pancasila Filsafat dan ideologi Bangsa Indonesia

• Pencarian filsafat serta moral pembangunan pariwisata adalah seirama dengan pencerahan filsafat serta ideologis bangsa yakni Pancasila.

Page 30: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

PARIWISATA DALAM TELAHAN FILSAFAT

• Tuhan menciptakan lingkungan hidup, mahluk dan manusia (genesis)didesain menurut peranan dan kebutuhan dari komponen tersebut.Manusia di desain memiliki kemampuan substansial (ratio,rasa.raga dan citra) untuk dapat survive dan struggle dalam ruang lingkup kehidupannya(geografis).

• Keindahan merupakan suatu aktualisasi dan presepsi yang dimilikinya terhadap lingkungan hidupnya.

• SEBAGAI SENSE KARYA CIPTA TUHAN, HAL ITU TERDAPAT INHERENT DALAM LINGKUNGAN HIDUP DIRI MANUSIA AGAR MANUSIA (PRIMUS INTERPARES) DAPAT HIDUP NYAMAN SERTA MAMPU MERAWAT DIRINYA (BUDAYA)DAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DICIPTAKAN DAN DIANUGRAHKAN TUHAN KEPADA MANUSIA SEKALIGUS MANUSIA DAPAT MEMPERTANGGUNG-JAWABKANNYA PADA TUHAN.

• MANUSIA ADALAH FILANTROPIS,MEMAHAMI NILAI LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI ANUGRAH TUHAN SEHINGGA IA TIDAK ANTROPOSENTRIK NAMUN HOLISTIK MENGHARGAI LINGKUNGAN SEBAGAI KARYA AGUNG TUHAN.

• KEPEMILIKAN INDIVIDUAL MENJADI SESUATU YANG RELATIF KARENA NILAI KEPEMILIKAN ADALAH HASIL UPAYA DARI INTERAKSI KOMUNITAS-KEBERSAMAAN DAN YANG KEBERADAANNYA(ECXISTING CONDITION)DIAKUI SEBAGAI APRESIASI TERHADAP DAYA HIDUP SETIAP MAHLUK CIPTAAN TUHAN AGAR SETIAP MAHLUK DAPAT MERAIH TUJUAN HIDUPNYA LEBIH BAIK.

Page 31: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• TERCIPTANYA MUTU LINGKUNGAN HIDUP YANG HARMONIS DAN BERKESINAMBUNGAN IALAH PENGELOLAAN YANG DIKEHENDAKI BERDASARKAN TATANAN MUSYAWARAH ANTAR INDIVIDU (SHARING) SEBAGAI STAKE HOLDERS UNTUK MUFAKAT YANG DISELENGGARAKAN SECARA BERKEADILAN YANG HASILNYA DITUJUKAN UNTUK PROSPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BANYAK.

Page 32: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

CIRI FILSAFAT PARIWISATA PANCASILA

• ialah :• 1.Karya cipta Tuhan • 2.Filantropis-antroposentrik namun

holistik• 3.Lingkungan menjadi suatu yang

berkesinambungan dan mutlak dirawat• 4.Pengelolaan secara musyawarah serta

berbasis pada perihal keadilan rakyat• 5.Dimaksudkan untuk kesejahteraan

masyarakat,dengan asas sbb.:

Page 33: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Azas yang dikembangkan dalam prospek TP

• Merupakan asas kepariwisataan modern dan terdiri dari 7 (tujuh) hal yakni :

• Asas Advocacy• Asas Adaptancy• Asas Developmental• Asas Integrity• Asas Knowledge Based• Asas Zonasi dan daya dukung• Asas Harmony

Page 34: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Advocacy• Asas dimaksudkan sebagai dasar untuk dapat mewujudkan

pembangunan pariwisata secara operasional. • Asas tersebut ialah asas Kepariwisataan modern yang terdiri

dari tujuh (7) asas yakni :

• Asas ini berfungsi untuk memberdayakan kepariwisataan sebagai sebuah akses perlindungan terhadap pelaku industri untuk terpacu mengekspos potensi ekonomi pariwisata (benefit) dengan meningkatkan keunggulan produk wisata dan untuk mendapatkan daya saing produk.

• Asas ini adalah merupakan upaya mengkongkritkan pembangunan kepariwisataan dalam kenyataannya dengan mendukung upaya pembangunan pariwisata dan menekankan pada keuntungan ekonomi.

• Potensi pariwisata dapat dipakai untuk mendukung kegiatan ekonomi, menciptakan usaha dan lapangan kerja baru, memperoleh devisa asing yang dibutuhkan untuk biaya pembangunan.

Page 35: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Adaptancy• Asas ini berfungsi untuk memberdayakan

kepariwisataan mengontrol dampak negatif (disbenefit) ekpolitasi ekonomi (cautionary) dari usaha industri pariwisata dengan mencari bentuk lain dari yang selama ini sudah dikenal secara umum, atau menyesuaikan presentase objek pariwisata dengan kondisi realistis negara atau daerah tujuan wisata.

• Bahwa alam dan budaya dapat digabungkan dalam suatu konteks, karenanya dapat dirancang strategi pengelolaan pariwisata dengan :

• Bentuk yang terkontrol dan dapat bertahan lama atau berkelanjutan (sustainable).

• Pariwisata yang berkaitan dengan ekologi.• Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.• Menyesuaikan dengan selera tuan rumah

(akseptablitas sosial).• Pembangunan dalam skala kecil.• Model presentase objek wisata adalah sesuai dengan

prinsip kelestarian lingkungan.

Page 36: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Adaptancy• Asas ini mendasarkan diri pada suatu konsep manajemen

lingkungan yang perlu dilaksanakan sebagai upaya menciptakan antara kebutuhan pariwisata sebagai bagian dari bisnis dengan perlindungan sumber daya lingkungan serta pengembangan pariwisata memperhatikan keseimbangan (harmoni). Dalam proses manajemen lingkungan diperlukan sebuah fungsi kontrol untuk mengawasi pembangunan pariwisata agar terus mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

• Dalam upaya ini dibangun konsep pembangunan kepariwisataan yang diharapkan dapat memberikan dasar wewenang agar :

• Pertama ialah fungsi kontrol dapat berlangsung secara efektif yakni dalam bentuk UU serta kebijakan.

• Kedua ialah terdapat kepastian terhadap setiap komponen yang terlibat agar wewenang tidak tumpang-tindih (crossing over).

Page 37: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Adaptancy• Harus disadari bahwa pengembangan pariwisata

didukung oleh sumber daya lingkungan hidup alam dan manusia. Karenanya dalam mempertahankan serta memelihara dengan tidak menimbulkan masalah terhadap kemampuan lingkungan hidup dan sumber daya alam itu sendiri.

• Karenanya dalam setiap kebijakan pembangunan kepariwisataan, pemerintah secara teknis harus mempersiapkan perencanaan fisik strategis (Tourism Physical Planning) dengan menyiasati kelestarian dan pemanfaatan sumber daya pariwisata yang tersedia dan dapat berlanjut.

Page 38: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Developmental• Asas ini berfungsi untuk menekankan pembangunan

pariwisata harus menyesuaikan manfaat pariwisata dengan keadaan maupun budaya masyarakat dan tuan rumah serta peka dengan selera tuan rumah (host).

• Asas ini menekankan bahwa bukan keuntungan ekonomis semata-mata yang didapatkan dari pembangunan pariwisata. Namun dampak negatif harus dapat dikontrol dengan mencari bentuk lain yang menyesuaikan dengan keadaan negara atau cara hidup masyarakat setempat (product oriented).

• Setiap pengembangan pariwisata diharapkan tidak akan menimbulkan konflik melainkan menciptakan keselarasan dengan masyarakat setempat, wisatawan dan lingkungan. Pembangunan kepariwisataan dalam bentuk objek wisata yang dilansir adalah merupakan bentuk yang dapat diterima masyarakat sebagai bagian yang tidak merugikan tatanan sosial masyarakat setempat.

Page 39: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Developmental

• Penyelenggaraan kepariwisataan dilakukan dengan menjaga keseimbangan aspek material dan spritual. Terdapatnya harmoni yakni keseimbangan antara kutub eksplorasi dengan kutub konservasi dari aset kerpariwisataan itu sendiri. Program kepariwisataan yang dilansir oleh pemerintah dan industri sebagai destinasi dalam kepentingan peningkatan pendapatan (PAD), memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat harus sesuai dengan lingkungan hidup alam dan masyarakat.

Page 40: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Developmental

• Dalam penyelenggaraan kepariwisataan harus dapat dinikmati secara merata hasil-hasilnya oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan dengan melibatkan partisipasi masyarakat aktif dalam pembangunan Kepariwisatan Pembangunan kepariwisataan sebagai suatu alternatif peningkatan ekonomi dirasakan langsung oleh masyarakat banyak, bukan hanya dirasakan oleh kapital besar. Penyelenggaran usaha kepariwisataan dilaksanakan untuk mencapai cita-cita dan aspirasi bangsa yang dalam kegiatannya dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.

•Asas Knowledge Based

Page 41: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Knowledge Based

• Asas ini berfungsi untuk memberi masukan bahwa pariwisata dapat dilihat sebagai suatu sistem dan memanfaatkan kemampuan dari ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pariwisata dengan menerafkan teori dan metode dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai metode pengembangan perspektif pariwisata.

• Karenanya asas ini memberdayakan kepariwisataan sebagai landasan menciptakan akses untuk kehadiran ilmu pengetahuan dalam pembangunan pariwisata.

Page 42: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Integrity• Asas ini berfungsi untuk memberdayakan sebagai akses

untuk terjadinya konsentrasi sinergi lintas sektoral yakni keterpaduan pengelolaan kepariwisataan antar sektor yang terkait, yakni antar pemerintah dengan pemerintah daerah, industri serta potensi masyarakat.

• Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kepariwisataan, diperlukan langkah-langkah pengaturan yang semakin mampu mengwujudkan keterpaduan sinergi dalam kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan. Hal ini dilakukan untuk menyiasati karakter produk wisata.

• Bentuk koordinasi keterpaduan secara nasional dapat diwujutkan dalam bentuk administrasi antar lintas instansi birokrat terkait. Kebijakan ini terlihat dalam bentuk koridor kepariwisataan antar daerah dalam memajukan potensi dan meraih pasar secara bersama.

• Fungsi adalah dalam pengaturan manajemen kordinasi antar pemerintah serta masyarakat,untuk menjamin keadilan, perlindungan serta kepastian agar seluruh komponen dapat melakukan tugas dan haknya secara proporsional.

Page 43: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Zonasi dan Daya Dukung• Asas ini berfungsi sebagai panduan untuk menyelesaikan

konflik dalam pengembangan pariwisata, dengan fungsi zone maka masing-masing area diberi peruntukan tertentu dan diletakkan demikian rupa, agar fungsi utama obyek wisata tidak rusak dan kepentingan umum tidak terganggu.

• Presentase atraksi wisata harus mengetengahkan objek yang sesuai dengan estetika lingkungan dan dengan menyesuaikan dengan daya dukung lahan, sebab setiap daerah mempunyai kemampuan tertentu untuk menerima jumlah wisatawan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan lingkungan yang menjadi objek wisata.

• Industri Kepariwisataan merupakan sebuah alternatif utama dalam mengwujudkan negara dalam menuju kesejahteraan rakyat. Indonesia memiliki potensi sebagai sebuah negara destinasi dengan produk wisata yang dapat diandalkan yang terdapat di daerah. Namun globalisasi dengan segala risikonya yang menjadi isu strategis untuk disikapi oleh bangsa Indonesia.

Page 44: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Asas Harmoni

• Asas ini berfungsi untuk memberdayakan fungsi mengawasi pembangunan kepariwisataan agar seimbang dengan pemeliharaan dan pelestariannya.

• eksploitasi sumber daya alam, sumber daya manusia sebagai aset perlu dilakukan dalam bentuk yang berwibawa dan dinamis. Sehingga arah dan tujuan Negara tetap berjalan dalam rel yang sudah ditetapkan dalam filsafat bangsa, secara berdaya guna dan berhasil guna.

• Membangun konsep pembangunan kepariwisataan yang diharapkan yakni yang mampu mengantisipasi perspektif masa otonomi daerah dan arus globalisasi merupakan sebuah kebijakan yang dicita-citakan (constituiendum).

Page 45: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Prinsip-prinsip equlibrimitas

dalam TP Prinsip harmoni yakni antara fungsi

eksplorasi dan fungsi konservasi,recovery dan maintains terdapat balans,

prinsip economis benefit trickle down effect masyarakat kelas bawah akan dapat menikmati keuntungan secara langsung

Prinsip benefit agar faktor daya saing dan peluang akan lebih dominan ketimbang kerugian.

• - Prinsip mitra agar lapisan pelaku kepariwisataan terbentuk atas dasar kemitraan dengan pemberdayaan masyarakat dalam destinasi.

Page 46: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Supreme of God

Human Being

Natural Resourses

Man Made Resouces

Tourism Philosofy

Page 47: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Energy of tourim

People

Sense of culture

Supreme of God

Natural Environment

Tourism

Page 48: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Unity of sense

Sense ofTourism

Sense of Culture

PeopleCourius/

Ulyses factor

Page 49: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Sense ofTourism

Sense of Culture

People

Sense of human being

Page 50: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Filsafat individualistik(sekuler)• 1.Teori Motivasi • Meskipun Burkart dan Medik sering dianggap sebagai pakar

kepariwisataan, namun Burkart dan Medik sendiri tidak punya banyak teori tentang motif wisatawan melakukan perjalanan. Pada dasarnya mereka mengutip dua motivasi utama yang dikemukakan Gray dan Dann yakni[1] :

• a.Keinginan bertualang (Wonderlust) keinginan untuk menukar yang diketahui dengan yang tidak diketahui, meninggalkan semua yang sudah diketahui dan pergi serta melihat tempat, orang dan budaya yang berbeda-beda atau peninggalan masa lalu.

• b.Keinginan mendapatkan sinar matahari (Sunlust) Sejenis perjalanan yang tergantung pada adanya tempat yang menyenangkan yang lebih baik ditempat lain dengan tujuan mencari sinar matahari. Ross, Glenn berpendapat bahwa jawaban tersebut belum mendasar dan memuaskan. [1] Ross, Glenn F, Psikologi Pariwisata, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 27-30.

Page 51: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Ross, Glenn berpendapat bahwa jawaban tersebut belum mendasar dan memuaskan. Menurut pendapatnya, ada dua faktor pendorong atau tahap dalam keputusan untuk melakukan perjalanan, yakni :

Faktor pendorong, yaitu faktor yang membuat seseorang ingin bepergian.

Faktor penarik, yaitu faktor yang mempengaruhi kemana tujuan bepergian setelah faktor pertama diputuskan.

Page 52: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Menurut Dann ada dua alasan pokok untuk bepergian, yakni :

• c.Anomi (Anomie), artinya hidup dalam, masyarakat menumbuhkan semangat interaksi, dan

• d.Memperbesar ego (Ego-enchancement) artinya kebutuhan untuk diakui

Page 53: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Ulyses factor

• Spillane melansir tiga hal sebagai pembentuk motif wisatawan bepergian, yaitu[1] :

                    Faktor ulyses yakni rasa ingin tahu (coriuos) yang sudah terdapat dalam diri manusia dan mengeksplorasi lingkungannya.

                    Faktor Esteem dari piramida Mashlow.• artinya dalam diri manusia ada naik rasa harga dirinya

bilamana dapat bepergian menjelajahi lingkungan luar dan upaya ini berhasil, dianggap sebagai komunitas yang memiliki harga diri lebih tinggi dari masayarakat biasa.

                    Dorongan agama, yakni kepercayaan kepada Tuhan untuk dapat menyaksikan lingkungan ciptaan-NYA.

•[1] SpillaSne, James J, Pariwisata Indonesia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1994, hal.

Page 54: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Dari keseluruhan motif yang disampaikan maka pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa ada dua hal yang mengakibatkan wisatawan bepergian yakni :

• a. Faktor internal artinya faktor yang timbul dari dalam diri wisatawan, dan

• Faktor eksternal artinya faktor yang ada yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk bepergian.

Page 55: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

• Kedua hal ini secara kongkrit dapat terwujud dengan adanya faktor :

• a.Waktu, dan• b.Dana yang cukup serta.• c.Dasar hukum (U.U) yang cukup

untuk memberi kesempatan untuk libur kepada masyarakat khususnya para karyawan

Page 56: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Konsep-konsep kepariwistaan

• 1.Moblitas spasial• 2.Komplementaris• 3.Elementer(Interrelasi-lintas

sektor)

Page 57: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

KONSEP Moblitas spasial

DAW DESTINASI

LINGKUNGAN FISIK,SOSBUD,HANKAM

BERKUNJUNG

PULANG

JASA PERANTARA

TRANSPORTASI,KOMUNIKASI

INDUSTRI YANG MELAYANI

TIKET,PEMASARAN DAN PROMOSI

INDUSTRI YANG MELAYANI

AKOMODASI,KATERING,HIBURAN, HIBURAN,

PERBELANJAAN,USAHA JASA LAINNYA

Page 58: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

kegiatan yang terjadi

TAMU /PASAR PRODUK

FASILITAS:

AKOMODASI

KATERING

AKSES PELAYANAN

PROMOSI

DAN PEMASARAN

PERANTARA:PEDAGANG

BP/PEMERINTAH

Promosi pemsaran

Jasa biro perjalanan Tiket,pengangkutan

Page 59: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

konsep komplementaris

DAW DESTINASI

ATRAKSIMOTIVASI

KEBUTUHAN FASILITAS

KOMUNIKASI PEMASARAN

Page 60: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Permintaan

WISATAWANMacam Wisatawan

TUJUANWisatawan

ARUSWisatawan

KapasitasPengangkutan

DAMPAK PARIWISATA

PENGENDALIAN DAMPAK

KARAKTERISTIKWISATAWAN

Lama WaktuTanggal

Jenis Aktifitas Wisatawan

Level Pemakaian

Level KepuasanWisatawan

KarakteristikSosial

ProsesLingkungan

Struktur Ekonomi

OrganisasiPolitik

Level PerkembanganWisatawan

Struktur Sosialdan Organisasi

Fisik SosialEkonomi

Karakteristik Tujuan wisatawan

Konsep elementer

Page 61: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Konsep KOMPONEN PEMBENTUK PRODUK WISATA

Mill dan Morisson menguraikan komponen pembentuk produk terdiri atas[1]

a.atraksi,• b.fasilitas,• c.aksesiblitas dan• d.citra. [1] Herman Bahar, Pengaruh Perencanaan Sinergi

Stakeholder Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Kepariwisataan Dikota Padang Bukit Tinggi Agam Sumatera Barat : Desertasi Doktor, Bandung, 2003.

Page 62: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Konsep dasar elementer Alister Mathieson dan Geoffrey Wall yakni:

• 1.elemen dinamis,berkaitan dengan perjalanan yang dilakukan wisatawan memilih destinasi

• 2.elemen statis,berkaitan dengan tinggal di destinasi yakni karakter wisatawan dan karakter destinasi.

• 3.elemen konsekwensi,berkaitan dengan hasil kegiatan yang dilakukan wisataan berupa dampak akibat kontak yang dilakukan oleh wisatawan terhadap setiap aspek kehidupan dimana wisatawan melakukan kegiatan.

Page 63: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Sistem pariwisata• Konsep konsep digabungkan

merupakan sebgai sebuah sistem menyeluruh(integral)

Page 64: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Market:-Perilaku konsumen

-Keputusan membeli produk

TravelPerjalanan

Sistem Transportasi

Pembelian produk travel

Bentuk permintaan

Destinasi:Penelitian

PerencanaanPemantauan

Marketing:Saluran Distribusi

Kesesuaian produkLayanan kepada wisatawan

Mencapai pasar

Penjualan travel

Page 65: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

Service Production

Product Dev.Procurement

Pricing

The Tourism Production

System

Service customerCustomer needs servicing

CustomerSatisfactioncomplain

ManagementPlanningFinancial

Legal/ReguatorHRD

Distribution & salesMarketing & promotion

Advertisisng and PRReservation

Core service function

Sistem pariwisata oleh Poon,1993

Page 66: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10

ContemporaryTourism

International political economy

ProductMeta tourismMass tourismSeasonalityDestination,

Atributes

SubsistemProduct,planners,

marketers,consumers

ProcesOwnership

pattern,relationship

with generating countries,types/styles of travel

intermediaries

ImpactEconomict,

Cultural,builtand

natural,environmentImmediate lokals,

Wider society

Other influencing factors

(Globalization,media,etc

Sistem pariwisata oleh Burns & Holden

Page 67: Filsafat Pariwisata Matrikulasi 10