Filsafat Pancasila Dalam Konteks Pkn

download Filsafat Pancasila Dalam Konteks Pkn

of 9

Transcript of Filsafat Pancasila Dalam Konteks Pkn

Filsafat Pancasila Dalam Konteks PknPancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakekatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis,fundamental, dan menyeluruh. Untuk itu sila-sila pancasila merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat bulat dan utuh, hierarkhis dan sistematis. Untuk pengertian inilah maka sila-sila pancasila merupakan suatu sistem filsafat.Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pemikiran filsfat kenegaraan bertolak dari pandangan bahwa Negara adalah suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).

Reformasi Socio-Moral Ideologi yang bersumber pada filsafat pancasila maka reformasi kita bersifat socio- moral. Sebagai suatu ideologi maka terkandung suatu kehendak untuk berbuat sesuatu. Bagi ideologi pancasila diperlukan adanya sadar kehendak (dalam arti tidak akan terombang-ambing). Agar tidak terombang-ambing maka sadar kehendak ini perlu sadar tujuan, sadar laku (usaha) dan sadar landasan. Secara operasional sadar berarti : a. dikaitkan dengan tujuan merupakan suatu keinginan untuk melaksanakan citra menjadi kenyataan (konkritisasi) b. dikaitkan dengan laku/prilaku maka usaha untuk mencapai tujuan tersebut harus melalui tanggap nilai c. dikaitkan dengan landasan, konsisten terhadap esprit dan ethos yang dijabarkan dalam filsafat pancasila l Reformasi socio-moral yg berdasarkan ideologi pancasila berarti akan menciptakan : a. sistem kelembagaan b. sistem tanggap nilai c. sistem norma yang ideal (esprit dan ethos) Ini berarti suatu ideologi apapun namanya termasuk ideologi pancasila, terbuka terhadap suatu perubahan yang datangnya dari luar, walaupun nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya tidak berubah. Sebagai hasil dari reformasi socio moral tercipta suatu peradabandalam masyarakat berdasarkan pancasila.

Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional a. Revitalisasi Pancasila Revitalisasi Pancasila sebagaimana manifestasi Identitas Nasional pada giliranyaharus diarahkan pula pada pembinaan dan pengembangan moral. Dengan demikian, moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah dalam upaya untuk mengatasi krisis dan disintegrasi yang cenderung sudah menyentuh kesemua segi dan sendi kehidupan, perlu disadari bahwa moralitas Pancasila akan menjadi tanpa makna dan hanya menjadi karikatur apabila tidak disertai dukungan suasana dibidang hukum secara kondusif. Antara moralitas dan hukum memang terdapat korelasi yang sangat erat. Artinya moralitas yang tidak didukung oleh kehidupan hukum yang kondusif akan menjadi subjektivitas dengan satu sama lain akan saling berbenturan.Sebaliknya, ketentuan hukum yang dibuat tanpa disertai dasar dan alasan moral,akan melahirkan suatu legalisme yang represif, kontra produktif, dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional, penyelenggaraan MPK maka harus dikaitkan dengan wawasan: 1) Spiritual, untuk meletakkan landasan etika,moral,religiusitas,sebagai dasar dan arah pengembangan suatu profesi; 2) Akademis, untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek being yang tidak kalah pentingnya,bahkan lebih penting daripada aspek having dalam kerangka lxvii persiapan SDM yang bukan sekedar instrument,melainkan sebagai subjek pembaharuan dan pencerahan; 3) Kebangsaan,untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar dalam pergaulan antar bangsa tetap setia pada kepentingan bangsanya, serta bangga dan respek pada jati diri bangsanya yang memiliki ideology tersendiri; serta 4) Mondial, untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap menghadapi dialektika perkembangan dalam masyarakat dunia yang terbuka.Selain itu, diharapkan mampu untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus terjadi dalam masyrakat moderen.Disamping itu,juga mampumenjari jalan keluar sendiri dalam mengatasi setiap tantangan yang dihadapi. b. Pemberdayaan Identitas Nasional Dalam rangka pemberdayaan Identitas Nasional,perlu ditempuh melalui revitalisasi pancasila.Revitalisasi sebagai manifestasi Identitas Nasional mengandung makna bahwa pancasila harus diletakkan dalam keutuhannya dengan pembukaan,serta dieksplorasikan dimensi-dimensiyang melekat padanya uyang meliputi: 1. Realitas : bahwa nilai-nilai yang terkandung didalamnya dikonsentrasikan sebagai cerminan kondisi objektif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kampus utamanya ; suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan das sollen im sein; 2. Idealitas : bahwa idealisme yang terkandung didalamnya bukanlah bsekedar utopis tanpa makna,melainkan diobjektivasikan sebagai kata kerja untuk membangkitkan gairah dan optimisme warga masyarakat agar melihat masa depan secara prospektif,serta menuju hariesok yang lebih baik.Hal ini dapat dilakukan melalui seminaratau gerakan dengan tema revitalisasi pancasila; 3. Fleksibilitas : bahwa pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan tertutup atau menjadi sesuatu yang sacral,melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang terus menerus berkembang.Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya pancasila menjadi tetap actual,relevan,serta lxviii fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan Negara dengan jiwa dan semangatBhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, agar identitas Nasional dapat dipahami oleh masyrakat sebagaipenerus tradisi nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang maka pemberdayaan nilai ajarannya harus bermakna,dalam arti relevan dan fungsional bagi kondisi actual yang sedang berkembang dalam masyarakat. Perlu disadari bahwa umat manusia masa kini hidup di abad XXI, yaitu zaman baru yang sarat dengan nilai-nilai baru yang tidak saja berbeda, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai lama sebagaimana diwariskan oleh nenek moyang dan dikembangkan para pendiri Negara ini. Abad XXI sebagai zaman baru mengandung arti sebagai zaman ketika umat manusia semakin sadar untuk berfikir dan bertindak secara baru. Dengan kemampuan refleksinya, manusia menjadikan rasio sebagai mitos, atau sebagai sarana yang andal dalam bersikap dan bertindak dalam memecahkan masalah- masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kesasihan tradisi, juga nilai-nilai spiritual yang dianggap sacral, kini dikritisi dan dipertanyakan berdasarkan visi dan harapan tentang masa depan yang lebih baik. Nilai-nilai budaya yang diajarkan oleh nenek moyang tidak hanya diwarisi dengan barang sudah jadi yang berhenti dalam kebekuan normative, tetapi harus diperjuangkan serta terus-menerus ditumbuhkan dalam dimensi ruang dan waktu yang terus berkembang dan berubah. Dalam kondisi kehidupan bermasyarakat dan b erbangsa yang sedang dilanda krisis dan disintegrasi, Pancasila pun tidak terhindar dari berbagai macam gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kedibilitas dirinya sebagai dasar Negara ataupun sebagai manisfestasi Identitas Nasional. Namun, perlu segera disadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar Negara atau idiologi, mustahil suatu bangsa akan dapat survive menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang menyertai derasnya arus globalisasinya yang melanda seluruh dunia yang otonom. lxix Melalui revitalisasi Pancasila sebagai wujud pemberdayaan Identitas Nasional inilah, Identitas Nasional dalam alur rasional-akademik tidak saja diartikan secara tekstual, tetapi juga segi konstekstualnya dieksplorasikan sebagai referensi kritik sosial terhadap berbagai penyimpangan yang melanda masyarakat dewasa ini. Untuk membentuk jati diri, nilai-nilai yang ada tersebut harus digali dulu, misalnya nilai-nilai lainnya, seperti gotong royong, persatuan dan kesatuan, juga saling menghargai dan menghormati. Semua nilai- nilai ini sangat berarti dalam memperkuat rasa nasionalisme bangsa. Dengan adanya saling pengertian di antara satu dengan yang lain, secara lngsung akan memperlihatkan jati diri bangsa yang pada akhirnya mewujudkan Identitas Nasional. Sementara itu, untuk mengembangkan jati diri bangsa, harus dimulai dari pengembangan nilai-nilai, yaitu nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, berani mengambil resiko, betanggunug jawab, serta adanya kesepakatan di antara sersama. Untuk itu, perlu perjuangan dan ketekunan untuk menentukan nilai, cipta, rasa, dan karsa. (Soemaro, Soedarsono). Di sinilah, letak arti pentingnya pelaksanaan MPK dalam kerangka pendidikan tinggi untuk menembangkan dialog budaya dan budaya dialog untuk mengantarkan lahirnya generasi penerus yang sadar dan tedidikn dengan wawasan nasional yang menjangkau jauh ke masa depan. MPK harus dimanfaatkan ntuk mengembalikan Identitas Nasional bangsa, yang di dalam pergaulan antarbangsa dahulu dikenal ebagai bangsa yang paling halus atau sopan di bumi het zashte volk ter aarde. (Wibisono Koento: 2005) Dari nilai-nilai budaya tersebut, lahir asumsi dasar bahwa menjadi bangsa Indonesia tidak sekedar masalah kelahiran saja, tetapi juga sebuah pilihan yang rasional dan emosional

E. Sistem Kelembagaan Negara RI 1. Kelembagaan Negara UUD 1945 bukan hanya mengandung semangat dan perwujudan pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaannya, tetapi juga merupakan rangkaian kesatuan pasal- pasalnya. Sebagian dari pasal itu berisi tentang kedudukan, wewenang, tugas dan hubungan antar lembag,a negara. Dalam Tap. MPR No.VI/MPR/1973 dan Tap. MPR No.III/MPR/1978. MPR me-netapkan bahwa MPR adalah lembaga tertinggi negara sedangkan lembaga tinggi negara terdiri Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Pertimbangan Agung, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Mahkamah Agung. Berdasarkan hasil Sidang Tahunan MPR 2002, Dewan Pertimbangan Agung ditiadakan. Sehingga struktur ketatanegaraan Republik Indonesia menjadi: xciii Hal-hal mengenai DPR diatur dalam Pasal 19, 20, 20A, 21, 22B, 22C, dan dalam pasal-pasal yang berkaitan dengan kerja-sama dengan Presiden, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam Pasal 22D. BPK mempunyai tugas khusus untuk memeriksa keuangan negara dan kemudian hasilnya dilaporkan kepada DPR, DPD, dan DPRD (Pasal 23 E, Pasal 23F, dan 23G). Badan ini bersifat bebas dan mandiri, jadi tidak dipengaruhi atau mempengaruhi kekuasaan pemerintah. Tugas BPK antara lain: 1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. 2. Merneriksa semua pelaksanaan APBN. xciv Sedangkan kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung (MA) dan badan peradilan yang berada di bawahnya (Lihat Pasal 24, 24AJ yang terlepas dari pengaruh semua lembaga negara. Sedangkan kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung (MA) dan badan peradilan yang berada di bawahnya (Lihat Pasal 24, 24AJ yang terlepas dari pengaruh semua lembaga negara. Komisi Yudisial bersifat mandiri dan mempunyai wewenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, martabat serta perilaku hakim. (Lihat Pasal 24B). Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir dengan keputusan yang bersifat final, menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara dan kewenangan yang diberikan oleh UUD, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. (Lihat Pasal 24C)

D. Permasalahan Dan Agenda Pembangunan Nasional Pembangunan nasional merupakan agenda nasional yang merupakan perwujudan dari program kerja pemerintah untuk beberapa tahun kedepan. Pada beberapa hal dalam agenda pembangunan terdapat beberapa masalah yang dihadapi, seperti : 1. Permasalahan Pembangunan Nasional a) Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan semakin rendah dan menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat, serta munculnya masalah sosial yang mendasar; b) Kualitas sumber daya manusia Indonesia semakin rendah; c) Kualitas manusia dipengaruhi oleh kemampuan dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup; d) Kesenjangan pembangunan antar daerah masih lebar; e) Perbaikan kesejahteraan rakyat sangat ditentukan oleh hubungan infrastruktur dalam pembangunan; f) Belum tuntasnya penanganan secara menyeluruh terhadap aksi separatisme di Aceh dan Papua; g) Masih tingginya kejahatan nasional dan transnasional; h) Dengan wilayah yang sangat luas, serta kondisi sosial ekonomi budaya yang beragam maka potensi ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri tidak bias diabaikan; i) Masih banyaknya peraturan perundang-undangan yang belum mencerminkan keadilan, kesetaraan, perghormatan dan perlindungan terhadap HAM; j) Rendahnya kualitas pelayanan umum terhadap masyarakat; serta k) Belum menguatnya pelembagaan politik, lembaga penyelenggara negara, dan lembaga kemasyarakatan. Disamping masalah pokok diatas, masih terdapat permasalahan yang mendasar, antara lain: 1) Masih lambatnya karakter bangsa cxx 2) Belum terbangunnya sistem pembangunan, pemerintahan, dan pembangunan yang berkelanjutan; 3) Belum berkembangnya nasionalisme, kemanusiaan serta demokrasi politik dan ekonomi; 4) Belum terjawantahnya nilai-nilai utama kebangsaan, belum berkembangnya sistem yang memungkinkan masyarakat untuk mengadopsi dan memaknai nilai-nilai kontemporer secara bijaksana; serta 5) Kegamangan dalam menghadapi masa depan serta rentannya sistem pembangunan, pemerintahan, dan kenegaraan dalam menghadapi perubahan. 6) Strategi pembangunan kedua, diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu pemenuhan hak dasar rakyat serta penciptaan landasan pembangunan yang kokoh. 2. Prioritas Pembangunan Nasional Indonesia Agenda mewujudkan Indonesia yang damai dan aman meliputi : (1) Peningkatan saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat; (2) Mengembangkan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai luhur; (3) Peningkatan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas; (4) Pencegahan dan penanggulangan separatisme; (5) Pencegahan dan penanggulangan gerakan terorisme; (6) Peningkatan pengetahuan pertahanan negara; serta (7) Pemantapan politik luar negeri dan peningkatan kerjasama internasional. Agenda mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis : 1). pembenahan sistem hukum nasional dan politik hukum; 2). Penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk; 3). Penghormatan, pemenuhan serta penegakan hukum dan pengakuan atas hak asasi manusia; 4). Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak. 5). Revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah; 6). Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta 7). Perwujudan lembaga demokrasi yang makin kokoh. cxxi Agenda meningkatkan kesejahteraan masyarakat : 1) Penanggulangan kemiskinan 2) Peningkatan investasi dan ekspor nonmigas 3) Peningkatan daya saing industri manufaktur 4) Revitalisasi pertanian 5) Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah; 6) Peningkatan pengelolaan BUMN 7) Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi 8) Perbaikan iklim ketenagakerjaan; serta 9) Pemantapan stabilitas ekonomi makro Agenda Pemberdayaan masyarakat : Agenda utama dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat adalah Pemberdayaan Masyarakat, Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian community development (Pemberdayaan masyarakat) dan Community-based development (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat), dan tahap selanjutnya muncul istilah Community driven development yang diterjemahkan sebagai pembangunan yang diarahkan masyarakat atau diistilahkan pembangunan yang digerakkan masyarakat. Proses pemahaman secara mendalam, maka perlu dipahami tentang arti dan makna keberdayaan dan pemberdayaan masyarakat. Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mentalk, terdidik dan kuat serta inovatif, tentu memiliki keberdayaan yang tinggi.