Filsafat Islam Dan Filsafat Yunani

7
FILSAFAT ISLAM DA FILSAFAT YUNANI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah PAI 6 Semester VI pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2014/2015 Fitria Anggraeni (10070112014) PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

description

pai

Transcript of Filsafat Islam Dan Filsafat Yunani

FILSAFAT ISLAM DA FILSAFAT YUNANIDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah PAI 6 Semester VI pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2014/2015

Fitria Anggraeni (10070112014)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS ISLAM BANDUNG1436 H / 2015 M

FILSAFAT ISLAM DAN FILSAFAT YUNANI

MenurutMustofa Abdur Razikpemakaian kata filsafat di kalangan umat Islam adalah kata hikmah. Sehingga kata hakim ditempatkan pada kata failusuf atau hukum Al-Islam (hakim-hakim Islam) sama dengan falasifatul Islam (failasuf-failasuf Islam). Hal ini dikuatkan oleh Dr. Faud Al-Ahwani, bahwa kebanyakan pengaran-pengarang Arab menempatkan kalimat hikmah di tempat kalimat filsafat, dan menempatkan kalimat hakim di tempat kalimat failusuf atau sebaliknya.Namun demikian, mereka mengatakan bahwa sebenarnya kata hikmah itu berada di atas kata filsafat.Ibnu Sinamengatakan, hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan dapat menggambarkan segala urusan dan membenarkan segala hakikat baik yang bersifat teori maupun praktik menurut kadar kemampuan manusia. Sementara itu ada yang berpendapat bahwa asal makna hikmah adalah tali kendali untuk kuda dalam mengekang kenakalannya.Dari sini makna diambillah kata hikmah dalam arti pengetahuan atau kebijaksanaan karena hikmah ini menghalang-halangi dari orang yang mempunyai perbuatan rendah.Kemudian hikmah diartikan perkara yang tinggi yang dapat dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alatnya yang tertentu yaitu akal dan metode-metode berpikirnya.Teori-teori filosuf Yunani diambil oleh filosuf Islam. Para filosuf Islam yang terpengaruh oleh orang-orang sebelumnya, berguru kepad filosuf Yunani.Bahkan kita yang hidup pada abad ke-20 ini, banyak yang berhutang budi kepada orang-orang Yunani dan Romawi. Akan tetap berguru tidak berarti mengekor dan mengutip, sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat Islam itu hanya kutipan semata-mata dari Aristoteles, sebagaimana yang dikatakan oleh Renan, karena filsafat Islam telah mampu menampung dan mempertemukan berbagai aliran pikiran. Para filsuf Islam pada umumnya hidup dalam lingkungan dan suasana yang berbeda dari apa yang dialami oleh filsuf-filsuf lain. Sehingga pengaruh lingkungan terhadap jalan pikiran mereka tidak bisa dilupakan.Pada akhirnya, tidaklah dapat dipungkiri bahwa dunia Islam berhasil membentuk filsafat yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan keadaan masyarakat Islam itu sendiri. Ada beberapa hubungan nyata filsfat Islam dengan filsafat yunani yaitu;1. filsafat Islam dimulai dengan bahan-bahan dari yunani kemudian dimasak dengan pokok-pokok pelajaran Islam, pendapat yang mengatakan bahwa fislafat Islam merupakan kelanjutan dari filsafat Yunani adalah pendapat yang keliru sama sekali. Filsafat Yunani merupakan hasil revolusi fikiran terhadap apa yag dinamakan dogmatic dicta, sedangkan filsafat Islam dilahirkan untuk memperkuat kedudukan faham Islam. Islam didirikan atas dasar quran dan al hadist.,perkembangan filsafat dalam Islam akan tetap berjalan bahu membahu dengan agama Islam. Rasulullah Muhammad SAW mengatakan bahwa: Agamaialah Akal,maka tiap-tiap agama yang tidak bersendikan akal atau sesuatu agama yang berkembang membatasi akal, maka agama yang demikian tidaklah dapat hidup kekal. Setelah Al-quran telah sempurna diterima oleh Nabi Muhammad SAW dan pada masa pemerintahan Khalifah Utsman dibukukan dengan lebih teratur dan sistematis, maka nampaklah bahwa ayat-ayat al-quran sebagai sumber ajaran Islam membutuhkan tinjauan pikiran untuk mengungkap kebenaran yang hakiki. Pada saat ini mulailah orang Islam kontak dengan filsafat Yunani.2. Sebelum Islam lahir, di seluruh Asia Tengah termasuk negeri Arab telah tumbuh berkembang berbagai alam fikiran dan aliran filsafat, misalnya fikiran mesir kuno, Babilonia, Assuria, Iran, India, Cina dan pikiran Yunani. Di Yunani kegiatan filsafat dimaksudkan untuk melepaskan (baca :mengoreksi, meguji) diri dari kekuasaan golongan agama berhala yang ajaran ajaran agamanya bersendikan atas dasar tahayul dan mythologi. Sehingga ajaran yang dapat dibenarkan oleh akal fikiran disebut filsafat, dan ajaran yang tidak dapat diterima oleh akal fikiran dimasukan dalam ceritera-ceritera. Pada tataran inilah pembuktiannya bahwa antara kebenaran yang didapat oleh filsafat dan kebenaran yang didapat oleh agama itu tidak ada perbedaan , artinya, bahwa filsafat memperoleh kebenaran dengan perjalanan fikiran, sedangkan agama mendapatkan secara dogmatic. Sehingga atas dasar inilah Ibnu Rusyd mengatakan bahwa :tidak dapat memisahkan antara agama dan filsafat keduanya menjadi satu. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengaruh filsafat Yunani / atau jalan pikiran Yunani diambil/dipelajari oleh para filosof islam adalah dalam rangka mengokohkan kedudukan ajaran Islam, sedangkan filsafat Yunani muncul dari bangsa Yunani adalah merupakan rekasi korektif terhadap kehidupan masyarakat yang penuh dengan ajaran tahayul dan mytologis. 3. Dalam rekaman sejarah, cara terjadinya kontak antara umat Islam dan filsafat Yunani melalui daerah Suria,Mesopotamia,Persiadan Mesir. Filsafat Yunani datang ke daerah-daerah ini ketika penaklukan Alexander Yang Agung ke Timur pada abad Yunani danPersiadalam satu negara dengan cara berikut: Ia angkat pembesar dan pembantunya dari orang Yunani danPersia Ia mendorong perkawinancampuran antara Yunani danPersia. Bahkan ia pernah menyelnggarakan perkawinan massal 24 jenderal dan 10.000 prajuritnya dengan wanita-wanita Persia di Susa. Sementara itu, ia sendiri kawin dengan satira, putri Darius, RajaPersiayang kalah perang Ia mendirikan kota-kota dan pemukiman-pemukiman yang dihuni bersama oleh orang-orang Yunani danPersia.Dengan demikian, bercampurlah kebudayaan Yunani dan kebudayaanPersia. Sebagai bukti dalam hal inikotaAlexanderia di Mesir, yang dalam bahasa Arab disebut al Iskandaria, merupakan warisan dari usaha di atas.Dengan adanya usaha dari kaum muslimin yang menterjemahkan buku-buku filsafat Yunani ke dalam bahasa arab, maka mereka telah mendapatkan suatu ilmu baru yang memiliki corak sendiri. Walaupun demikian, perbadaan pendapat dari berbagai pihak muncul akibat pemikiran-pemikiran filsafat. Ada sikap yang menolak atas pemikiran filsafat yunani, ada yang secara keseluruhan menerima dan ada yang menerima sebagian dan menolak sebagian.Pada masa Al-Mansur dan Al-Makmur, merupakan awal penterjemahan. Para cendekiawan muslim pada umumnya menerima pemikiran filsafat yunani. Dengan alasan,bahwa filsafat yang di terjemahkan berkisar pada keutuhan,etika dan ilmu jiwa yang ada hubungannya dengan agama, terutama filsafat ketuhanan. Pada masa Al-Asyari, para intelektual mengadakan perlawanan atas filsafat yunani. Hal ini terjadi karena menurut filsafat yunani bersifat spekulatif yang hanya mengutamakan teori dan mengabaikan kenyataan. Sedangkan al-quran sebagai landasan pemikiran para filosuf islam,cara mengungkapkan sesuatu hal adalah secara konkrit.sebagai contoh adalah bahwa penemuan hakikat yang mutlak di arahkan pada pengamatan terhadap alam (matahari,bulan,siang dan malam dan sebagainya). Kewajiban seorang muslim atas peristiwa tersebut adalah merenungkantanda-tandanya dan jangan melewati mereka.seolah-olah ia peka dan buta.karena siapa saja yang tidak melihat tanda-tanda ini dalam kehidupan akan tetaplah buta terhadap kebenaran-kebenaran dar kehidupan di akhirat. Sebagai mana hal tersbut di ungkapkan oleh iqbal di dalam bukunyapembangunan kembali alam pikiran islam.Ada sebagian yang berpendapat,bahwa pada masa Al-Gazali menolak terhadap sebagian filasafat yunani, melalui buku yang ia karang dengan judulTahafut al-Falasifah.meskipun Al-Ghazali sendiri dalam ilmu logikal(ilmu mantiq)sebagai pengikut aristoteles. Al-Ghozali menolak terhadap sebagian filsafat yunani,berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan agama yang menjadi bekal bagi dirinya.Bagi kaum muslimin yang dapat menerima filsafat yunani,dalam berpendapat tidak sama dalam argumentasinya. Mereka menerima hanya pada masalah-masalah tertentu,dengan jalur yang sangat hati-hati. Adapun golongan ini adalah aliranmutazilah. Sedangakan golongan yang menerima secara bulat adalah para filosuf islam. Perbedaan bisa terjadi karena dari proses kerja yang menjadi dasar keduanya. Para filosuf islam dalam bertugas menghadapi dengan terjemahan-terjemahan kitab-kitab filsafat, sedangkan al-ghazali menghadapi dengan masalah agama di mana mempunyai tugas untuk mempertahankan agama.