FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

103
[email protected] FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

description

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN. FILSAFAT. RENUNGAN MENGENAI SEGALA SESUATU, SEBAGAI UPAYA PEMAHAMAN DAN MEMPEROLEH MAKNANYA , YANG PENTING BAGI LANDASAN PERTIMBANGAN KELAYAKAN TINDAKAN, SESUAI DENGAN NORMA YANG BERLAKU. PENGETAHUAN. PRA-ILMIAH - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Page 1: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Page 2: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

FILSAFAT

• RENUNGAN MENGENAI SEGALA SESUATU, SEBAGAI UPAYA PEMAHAMAN DAN MEMPEROLEH MAKNANYA, YANG PENTING BAGI LANDASAN PERTIMBANGAN KELAYAKAN TINDAKAN, SESUAI DENGAN NORMA YANG BERLAKU

Page 3: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

PENGETAHUAN

• PRA-ILMIAH SEGALA SESUATU YANG DICATAT

DALAM OTAK, HASIL PENCERAPAN INDERAWI (EMPIRIK) ATAU YANG DIPEROLEH SECARA INTUITIF

. EMPIRIK : SECARA SADAR DIKETAHUI PROSESNYA . INTUITIF : SECARA TAK SADAR TAK DIKETAHUI PROSESNYA

Page 4: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

ILMU• HIMPUNAN PENGETAHUAN YANG TELAH : 1. DISISTEMATISASI 2. DIORGANISASI 3. MEMILIKI: - METODE TERTENTU - SIFAT INTERSUBYEKTIF (DAPAT DIPELAJARI OLEH SIAPA SAJA YANG MEMENUHI PERSYARATAN DAN METODENYA - SIFAT REPRODUKTIF (DPT DIULANG UTK DIUJI KEBENARANNYA DGN METODE DAN KONDISI YG SAMA

Page 5: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

ILMU YANG MANDIRI• 1. DIAKUI SEBAGAI DISIPLIN LMU• 2. MEMILIKI METODE ILMIAH YG KHAS• 3. CIRI KHAS UNSUR-UNSUR

STRUKTUR ILMU: - ISTILAH - DEFINISI - PROPOSISI - KONSEP - TEORI - HUKUM - DALIL

Page 6: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

STRUKTUR ILMU

• 1. FAKTA : KONSEP AWAL YG PALING SEDERHANA, BERUPA ABSTRAKSI DARI HASIL PENCERAPAN INDERAWI (DICATAT DALAM OTAK, DIINGAT DALAM PIKIRAN) (1) DIBERI LAMBANG/NAMA DIAMBIL DARI KATA SEHARI-HARI (2) SEHINGGA DPT DIKOMUNIKASIKAN SECARA ABSTRAK (TANPA MELIHAT WUJUD YBS)

Page 7: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

• ISTILAH : SETIAP KATA ATAU DIKSI YG MEMPUNYAI MAKNA ARTI SPESIFIK, DLM BAHASA YBS, DAN DALAM LMU YBS

• DEFINISI : PERNYATAAN ATAU PENJELASAN TENTANG APA MAKNA ARTI SESUATU KATA, AGAR DITAFSIRKAN SAMA

• FAKTOR : FAKTA YG SATU YG MEMPENGARUHI YG LAIN DATA : ANGKA ATAU TOLOK UKUR MENGENAI FAKTA/KONSEP YBS

Page 8: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

• KONSEP : MENYATAKAN SUATU ABSTRAKSI YG DIBENTUK MELALUI GENERALISASI DARI HAL-HAL YG KHUSUS, MISALNYA PAJAK, SIKAP DLL

• KONSTRUK: KONSEP YG LEBIH ABSTRAK: - KEBJAKSANAAN

- INTELEGENTIA. PROPOSISI : MENYATAKAN SUATU HUBUNGAN

ANTAR FAKTA (EMBRIO TEORI). TEORI : PERANGKAT SALING HUBUNGAN

ANTAR-KONSEP, ANTAR-DEFINSI. ANTAR-PROPOSISI, YG DICANANGKAN UNTUK MENGGANTISIPASI, MERAMALKAN GEJALA-GEJALA

Page 9: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

• HUKUM: TEORI YG SUDAH BERULANG KALI TERBUKTI TAHAN UJI & PASTI

• DALIL : PROPOSISI TANPA BUKTI DIRI, TETAPI DAPAT DIBUKTIKAN DARI PREMIS-PREMIS YG DITERIMA, SEHINGGA DIJADIKAN HUKUM ATAU ASAS YG PASTI

• POSTULAT ; YANG DIANGGAP BENAR, AKSIOMATIK, BUKTI DIRI

• ASUMSI : TITIK TOLAK ATAU ASAS YG DAPAT DITERIMA (SECARA LOGIKA)

Page 10: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

BEDA :

• HIPOTESIS : JAWABAN TENTATIF THDP MASALAH

• TEORI : PUNYA LANDASAN KUAT UNTUK PREDIKSI GEJALA

• HUKUM: PUNYA KEPASTIAN BERLAKUKNYA KERUNTUNAN ASAS

Page 11: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

FILSAFAT LMU

• CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN YANG MEMENUHI KEBENARAN LMIAH

Page 12: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

DEFINISIPengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta.Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannyaIlmu Pengetahuan :

bukan satu, melainkan banyak (plural)bersifat terbuka (dapat dikritik)berkaitan dalam memecahkan masalah

Page 13: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Lanjutan . . .Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara rasionaltertentu secara rasional

Filsafat Ilmu PengetahuanFilsafat Ilmu Pengetahuan : : Cabang filsafat yang mempelajari Cabang filsafat yang mempelajari

teori pembagian ilmu, metode yang teori pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang kepastian dan jenis keterangan yang berkaitan dengan kebenaran ilmu berkaitan dengan kebenaran ilmu tertentu.tertentu.Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga Kritik

Ilmu, karena historis kelahirannya disebabkan oleh rasionalisasi dan otonomisasi dalam mengeritik dogma-dogma dan tahayul

Page 14: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

MEMBANGUN FILSAFAT ILMU MEMBANGUN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN “TERTENTU”PENGETAHUAN “TERTENTU”

Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek (ontologi, epistemologi dan ketiga aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka perlu mempelajari aksiologi), maka perlu mempelajari esensiesensi atau atau hakikathakikat yaitu inti atau hal yang pokok atau yaitu inti atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.dari ilmu tersebut.ContohnyaContohnya : : Membangun Filsafat Ilmu Teknik perlu menelusuri Membangun Filsafat Ilmu Teknik perlu menelusuri dari aspek :dari aspek :

Ontologi Ontologi eksistensi eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-ilmu keteknikan. (keberartian) ilmu-ilmu keteknikan.

EpistemologiEpistemologi metode yang metode yang digunakan untuk membuktikan digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu-ilmu keteknikankebenaran ilmu-ilmu keteknikan

AksiologiAksiologi manfaat dari ilmu-manfaat dari ilmu-ilmu keteknikan.ilmu keteknikan.

Page 15: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

ASPEK ONTOLOGIASPEK ONTOLOGIAspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan secara :hendaknya diuraikan secara :a.a. Metodis; Menggunakan cara ilmiahMetodis; Menggunakan cara ilmiahb.b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara

teratur dalam suatu keseluruhanteratur dalam suatu keseluruhanc.c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung

uraian yang bertentanganuraian yang bertentangand.d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang

benar (logis)benar (logis)e.e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu

sisi/sudut pandang, melainkan secara sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara keseluruhan multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik)(holistik)

f.f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinyaesensinya

g.g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.umum yang berlaku di mana saja.

Page 16: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

ASPEK EPISTEMOLOGIASPEK EPISTEMOLOGIEpistemologi juga disebut teori pengetahuan atau Epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau kajian tentang justifikasi kebenaran pengetahuan kajian tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau kepercayaan. atau kepercayaan. Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut [AR Lacey] :berikut [AR Lacey] :1.1. Menemukan kebenaran dari masalahMenemukan kebenaran dari masalah2.2. Pengamatan dan teori untuk menemukan Pengamatan dan teori untuk menemukan

kebenarankebenaran3.3. Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan

kebenarankebenaran4.4. Falsification atau operasionalism (Falsification atau operasionalism (experimental experimental

opetarion, operation researchopetarion, operation research))5.5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan

kebenarankebenaran6.6. Metode hipotetico – deduktifMetode hipotetico – deduktif7.7. Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan

kebenaran faktakebenaran fakta

Page 17: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Lanjutan . . .Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :pengetahuan adalah sbb. :

Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaranalat utama untuk mencari kebenaranEmpirism; alat untuk mencari kebenaran dengan Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan pengalaman indera sebagai mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang peranan utamapemegang peranan utamaLogical Positivism; Menggunakan logika untuk Logical Positivism; Menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan yang positif benarmenumbuhkan kesimpulan yang positif benarPragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamisdinamis, tersusun sebagai , tersusun sebagai teori-teoriteori-teori yang yang saling mengeritik, mendukung dan bertumpu saling mengeritik, mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaranuntuk mendekati kebenaran

Page 18: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

TeoriTeori Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu, dan dianggap benarsuatu disiplin ilmu, dan dianggap benarTeori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : pernyataan (pernyataan (statementstatement) yang menjelaskan ) yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebihhubungan kausal antara dua variabel atau lebihTeori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori ilmiahsebagai teori ilmiah

Tiga syarat utama teori ilmiah :Tiga syarat utama teori ilmiah :1.1.Harus konsisten dengan teori sebelumnyaHarus konsisten dengan teori sebelumnya2.2.Harus cocok dengan fakta-fakta empirisHarus cocok dengan fakta-fakta empiris3.3.Dapat mengganti teori lama yang tidak Dapat mengganti teori lama yang tidak

cocok dengan pengujian empiris dan faktacocok dengan pengujian empiris dan fakta

Page 19: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi ilmu pengetahuan :komunikasi ilmu pengetahuan :

Axioma Axioma pernyataan yang diterima tanpa pembuktian pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena telah terlihat kebenarannyakarena telah terlihat kebenarannyaPostulatPostulatsuatu pernyataan yang diterima “benar” semata-suatu pernyataan yang diterima “benar” semata-mata untuk keperluan berkomunikasimata untuk keperluan berkomunikasiPresumsi Presumsi suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif dianggap sebagai benar walaupun dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya tinggi bahwa pernyataan itu kemungkinannya tinggi bahwa pernyataan itu benarbenarAsumsi Asumsi suatu pernyataan yang tidak terlihat suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya maupun kemungkinan benar tidak kebenarannya maupun kemungkinan benar tidak tinggitinggi

Page 20: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan : Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan : dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.pengetahuan.1.1. Dinamis :Dinamis : dengan aktivitas/perkembangan dengan aktivitas/perkembangan

pengetahuan sistematik dan rasional yang pengetahuan sistematik dan rasional yang benar sesuai faktabenar sesuai fakta

dengan prediksi dan hasildengan prediksi dan hasilada aplikasi ilmu dan teknologi, ada aplikasi ilmu dan teknologi,

dinamika dinamika perkembangan karena ilmu perkembangan karena ilmu pengetahuan pengetahuan bersimbiose dengan teknologibersimbiose dengan teknologi

2.2. Metode Ilmiah : Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset dengan berbagai ukuran riset yang yang disesuaikan.disesuaikan.

3.3. Ciri Ilmu :Ciri Ilmu : perlu memperhatikan dua aspek, perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : yaitu : sifat ilmusifat ilmu dan dan klasifikasi ilmuklasifikasi ilmu

Page 21: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Lanjutan . . .SistematikSistematik

Ilmiah, Ilmiah, benar (pembuktian dengan benar (pembuktian dengan metode ilmiah metode ilmiah

Sifat ilmuSifat ilmu

Konsisten (antara teori satu dengan Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak yang lain tak bertentangan)bertentangan)

Eksplisit Eksplisit (disepakati dapat (disepakati dapat secara secara universal, bukan hanya universal, bukan hanya

dikalangan kecil)dikalangan kecil)

Salah satu Klasifikasi Ilmu :Salah satu Klasifikasi Ilmu :

Ilmu Ilmu PengetahuaPengetahuann

Ilmu Alam (Natural Ilmu Alam (Natural Wissenschaft)Wissenschaft)Ilmu Alam / EksaktaIlmu Alam / Eksakta

Ilmu MoralIlmu MoralIlmu SosialIlmu SosialIlmu HumanioraIlmu Humaniora

Page 22: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

ASPEK AKSIOLOGIASPEK AKSIOLOGI

Tujuan dasarnya : Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran menemukan kebenaran atas atas fakta “yang ada” atau fakta “yang ada” atau sedapat sedapat mungkin ada kepastian mungkin ada kepastian

kebenaran ilmiahkebenaran ilmiahContohnyaContohnya : :Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah air tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut. Setelah dilakukan pengujian laboratorium tersebut. Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi berbagai variasi kadar air ternyata dengan simulasi berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori tersebut benar. terbukti bahwa teori tersebut benar.

Page 23: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

PENGENALAN FILSAFAT

I. ASPEK ONTOLOGI

II. ASPEK AKSIOLOGIII. ASPEK EPISTEMOLOGI

Page 24: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

I. ASPEK ONTOLOGI (BEING, WHAT, WHO) Filsafat dipelajari karena ketakjuban manusia atas fakta (Plato + Aristoteles, 381-322 SM). Philosophi = The Greek Miracle (Keajaiban Yunani).

Philein = Philos = CintaSophia = Kebijaksanaan

Filsafat : Ilmu tentang Kebijaksanaan atau Ilmu mencari kebijaksanaan Ilmu pengetahuan umum tentang kebijaksanaan / kebenaran

Filsuf = Pencinta / Pencari Kebenaran atau kebijaksanaan (K)= Pencari kebijaksanaan (relatif) akal budi untuk tindakan.

Kebijaksanaan Absolut : - ada pada Tuhan - Adimanusiawi

Pythagoras (582-496 SM) -> Seorang Filsuf = Filosofos -> mendapatkan Rumus Pythagoras, namun tidak merasa hebat. Philosophos = Kawan kebijaksanaan, bukan orang bijaksana = Pencari / Pencinta Kebijaksanaan

Bukan Sofis yang merasa hebat tahu segalanya. Mitos = kepercayaan akan kebenaran (mis. Hantu) merupakan warisan turun temurun, tabu ditanyakan, dan

menghindari ratio (logos, akal budi) Setiap fakta dari aspek ontologi dapat dinyatakan kebenaran definisinya dan dapat dipandang dari dua obyek, yaitu

obyek materi dan obyek formal. Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran

Yang dipelajari adalah obyek sebenarnyaObyek sebenarnya : Obyek materi : Seluruh fakta kenyataan, misalnya : manusia, alam, dll Obyek formal : bidang kajian semua pengetahuan, mis : biologi, faal, kedokteran, dll

Menurut Witgenstein, Titus :Filsafat : Usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan sejelas mungkin.

Page 25: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

II. ASPEK AKSIOLOGIFor What (Untuk Apa, Apa Nilainya)

A. Filsafat = Ilmu tanpa batas dan universal untuk menemukan pengetahuan secara menyeluruh dan dapat diungkapkan dengan jelasB. Filsafat = Ilmu yang mencari kebenaran paling dalam tentang

seluruh kenyataan.Usaha menjawab secara metodis, sistematis koheren tentang seluruh fakta / kenyataan

C. Filsafat = Ilmu pengetahuan umum untuk mencari kebenaran seluruh fakta / kenyataan

Filsafat (Aksiologi) : Adalah untuk mencari kebenaran tentang seluruh fakta / kenyataan.

Kegunaannya : 1. Menemukan kebenaran 2. Menimbulkan keyakinan 3. Menemukan ide

Page 26: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

III. ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY, HOW) WHY :

karena keinginan berfilsafat untuk menemukan kebenaran dengan :

memakai ratio-logos-akal budi. Seterusnya ditanyakan mengapa benar karena didiskusikan, dianalisis dengan ratio untuk menemukan kebenaran.

mengapa ditanyakan oleh karena :

1. Ketakjuban akan dirinya “yang ada” (Plato & Aristoteles ± 350 SM), dan ketakjuban akan moral hukum dan langit dengan bintang. Imanuel Kant (± 1750) memikirkan untuk ditemukan bagaimana kebenarannya.

2. Kesangsian kemampuan panca indra (Agustinus ± 400, Descartes ±1600) karena indrawi seringkali menipu -> bagaimana kebenarannya

3. Kesadaran eksistensi dirinya yang kecil dibanding alam semesta -> bagaimana kebenaran fakta / kenyataan tersebut.

Page 27: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

HOW

1. Bagaimana pendekatannya berdasarkan gejala atau phenomenologi?

2. Bagaimana klasifikasinya?3. Bagaimana model atau metodenya?

Page 28: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

1. Pendekatan Fenomenologi / Gejala

• Gejala hubungan kesatuan asasi subyek (manusia)-obyek (pengetahuan, benda untuk menemukan hasil bersifat sementara dan terbuka) yang dapat dikritik.

• Gejala jasmani-inderawi yang merupakan hasil pengalaman kongkrit (hasil tergantung tempat + waktu)

• Gejala umum, pengalaman abstrak (hasil tak tergantung tempat + waktu)

Cara/metode pendalaman gejala tersebut terus dilakukan dan filsafat mencari kebenaran sesuai klasifikasi filsafat dan model pendalamannya.

Page 29: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

2. Klasifikasi Filsafat Menuju Filsafat Pengetahuan

1. Filsafat Manusia2. Filsafat Alam3. Filsafat KeTuhanan4. Filsafat Etika5. Filsafat Pengetahuan

Filsafat Pengetahuan Umum Filsafat Ilmu Pengetahuan

diperlukan ilmu alam ilmu pasti ilmu kemanusiaan

Page 30: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

3. Model/Metode (Cara Mencari Kebenaran)• Apriori (Plato) : universal partikuler

• Aposteriori (Aristoteles) : partikuler universalKebenaran pengetahuan (Epitesmi)

Episteme : pengetahuan yang sejati berdasar : - obyektifitas (empiri+rasio) - untuk menemukan kebenaran - kepastian - abstraksi - intuisi

Epistemologi : pengetahuan sejati tentang : - Apa : fakta

- Mengapa : causa - Bagaimana : metode - Benar : Verifikasi

Page 31: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Bila Kumpulan pengetahuan yang benar/episteme/diklasifikasi, disusun sitematis dengan metode yang benar dapat menjadi

epistemologi.

Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta / kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya.

Page 32: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Filsafat : Kebenaran yang dibuktikan secara : Radikal (individu)

Rasional (obyektif) Sistemik (ilmiah) Semesta (universal)

Pembuktian Filsafat lebih luas daripada pembuktian Ilmu, oleh karena mempertimbangkan : Ratio Agama Ilmu sendiri + Ilmu lain Seni Moral Kebahagiaan Nilai Kesemestaan

Page 33: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Menurut Witgenstein, Titus :Filsafat : Usaha untuk menyatakan kebenaran ilmiah secara menyeluruh sejelas mungkin.

Menurut KattSoff (1963) :Filsafat : Berpikir secara kritis, sistematis, rasional, dan komprehensif hingga menghasilkan suatu yang runtut dan benar

Jadi Filsafat adalah berpikir dengan cara yang benar (teoritis) untuk menemukan keputusan pengetahuan yang benar (praktis)

Page 34: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Klasifikasi Lain dari Filsafat

Logika Deskriptif (Apa adanya) Etika Normatif (seharusnya)

F. Kategori Metaetik (Analisis) Metafisika = Ontologi = Filsafat

Pertama

Epistemologi = Filsafat Pengetahuan

FilsafatUmum

MatematikaFilsafat Ilmu Pengetahuan HukumAgamaDan lain-lain

Page 35: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

RINGKASAN SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT

1. Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM – Akhir Abad 3 SM)

2. Masa Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM – Awal Abad 15)

3. Masa Modern (Akhir Abad 15 – Abad 19)4. Masa Kontemporer (Abad 20)

Page 36: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)

1. Filsafat = pengetahuan tahyul, dongeng, mitos = mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh)Thales / airPythagoras / bilanganDemokritos / atom

2. Filsafat = LogosSokrates : (469-399 SM) Dialektika Salah Sokratik -> kesimpulan BenarPlato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggi(Aristokles) – Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan Filsafat : Apologia (pembelaan Sokrates). - Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan episteme (ingatan yang benar atau ide abadi)Kebenaran adalah : relatif, subyektif, ide dalam diri obyektif : kenyataan / fakta diluar yang benarTulisannya : 1. Apologia, Kriton, Politea : negara2. Simposium : diskusi tentang cinta3. Phaedo : diskusi tentang jiwa yang tak mati4. Phaidros : diskusi tentang ide5. Parmenides : kritik terhadap ide ajarannya6. Timaios : susunan alam semesta7. Nomoi : Hukum-hukumMendirikan Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman PertengahanAjarannya = Platonisme yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal dan kebenaran rohani / ide yang kekal.Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan Platonisme dengan ajaran Gereja Kristen

Page 37: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

3. Aristoteles (384 – 322 SM)

• Murid terpandai Akademi, guru Alexander Agung• Mendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkrit• Ajaran Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau empiris-aposteriori

(terikat pada waktu dan tempat) ; lalu pengenalan rasional yaitu episteme = pengetahuan benar yang diperoleh dari sebab musabab.

• Tujuh karya : Logika / organon (analisis apriori- aposteriori), Ilmu eksakta, Biologi, Psikologi, Metafisika, Etika & Politik, Sastra/Retorika

• Ia membagi 3 ilmu pengetahuan (IP) : I.P. Produktif = Pedomen bidang kesenian I.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman tingkahlaku I.P. Teoritis = Tak memihak

Fisika, Matematika, Filsafat Pertama (metafisika = ontologi)

Page 38: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Masa Abad Pertengahan (akhir abad 3 SM – awal abad 15)

1. Filsafat Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra 69-30 SM)2. Filsafat dilarang -> kembali ke Dogma Gereja = Theologi (Kaisar

Justianus ± 529 M)3. Filsuf Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980 -1037)4. Filsafat : kembali ke mitos = mistik

Plotinus -> Neo Platonisme ( abad ke 13) yaitu Platonisme manunggal dengan Dogma Gereja.

5. Thomas Aquines (1225 – 1274)Filsafat Yunani kuno tak dilarang malah untuk justifikasi Dogma Gereja.

Page 39: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Masa Modern (Akhir abad 15 – 19)

1. Gerakan Renaissance (kelahiran kembali)mentalitas individual – kebebasan, persamaan, emansipasi, otonomi diri.

2. Revolusi Copernicus (1473 – 1543)Matahari : pusat alam semestaMetode induktif – experimental

3. Zaman Aufklarung (pencerahan / abad 18)Menggunakan akal budi dengan inti :a. Ajaran Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)b. Ajaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626) Pengetahuan inderawic. Ajaran Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804)gabungan a + bd. Filsafat Pragmatisme (William James, 1842-1910)

Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya / kegunaannya.

e. Filsafat Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-1939)kebenaran = kenyataan benda itu sendiriTiga tahap dalam metode fenomenologis yaitu : Reduksi Fenomenologis Reduksi Eidetis Reduksi Transendental

f. Filsafat Eksistensialisme (S. Kierkegaard, 1813-1855)

Page 40: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Masa Kontemporer (abad 20)1. Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein, 1889-1951).

2. Filsafat Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 – 1980) Ia menganggap manusia bebas memilih moralitas yang diinginkan hingga menciptakan eksistensi dirinya. Manusia melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan hidup bermasyarakat. Menganggap Tuhan tidak ada dan manusia dapat memerankan peranan Tuhan (Vincent Martin) Ada 2 kelompok : anti agama & kelompok agama (percaya pada Tuhan)

3. Ethics and Limits of Philosophy (Bernard Williams)

Page 41: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat IlmuIstilah Ilmiah

Istilah Ilmiah• Ilmu memerlukan sejumlah pengertian yang dituangkan ke dalam istilah ilmiah

Meliputi bidang• Besaran atau dimensi• Aturan• Penjelasan aturan

Besaran atau DimensiMencakup

• Konstanta dan variabel• Faktor• Definisi• Fakta• Konsep• Konstruk• Data • Sekor• Dan sejenisnya

Page 42: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Aturan IlmuMencakup

• Masalah• Hipotesis• Proposisi• Aksioma dan Asumsi• Postulat• Dalil dan Hukum• Prinsip• Dan sejenisnya

Penjelasan AturanMencakup

• Teori• Model dan Paradigma• Dan sejenisnya

Page 43: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Besaran atau Dimensi

1. Konstanta dan Variabel• Konstanta memiliki nilai yang tetap; • Variabel memiliki nilai yang dapat berubah

• Berubah tak acak (matematik)• Berubah acak (probabilitas, statistik)

VariabelBerkenaan dengan apa dari siapa atribut obyek makhluk benda peristiwa

Page 44: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Contoh Variabel

Atribut ObyekKepemimpinan manajer (orang)Hasil belajar mahasiswa (orang) Kebuasan buaya (hewan)Kekuatan gajah (hewan)Kesuburan pohon mangga (tumbuhan)Nilai saham (benda) Titik didih air (benda)Keterjualan rumah (benda)Kecepatan olah data (peristiwa)Temperatur kebakaran (peristiwa)Kelancaran penjualan (peristiwa)

Page 45: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Simbol Variabel• Variabel sering dinyatakan dalam bentuk simbol• Simbol variabel dapat berbentuk:

• Gambar . . .

• Abjad LatinA B X Y a b c . . .

• Abjad YunaniΦ Δ Γ Ω α β μ . . .

• Sering ditambahkan dengan lambang indeks atau pangkat

Page 46: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Abjad YunaniNama Kapital kecil Nama Kapital kecil alpha Α α nu Ν ν beta Β β xi Ξ ξgamma Γ γ omicron Ο οdelta Δ δ pi Π πepsilon Ε ε rho Ρ ρ zeta Ζ ζ sigma Σ σ ςeta Η η tau Τ τtheta Θ θ upsilon Υ υiota Ι ι phi Φ φkappa Κ κ khi Χ χlambda Λ λ psi Ψ ψmu Μ μ omega Ω ω

Page 47: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

2. Faktor• Sering dimaksudkan sebagai variabel penyebab

Sebab ----- akibat(faktor)

• Ada kalanya diartikan sebagai kumpulan variabel sejenis

Faktor 1 Faktor 2

A = Membaca D = TambahB = Menulis E = KurangC = Mengisi rumpang F = KaliFaktor 1 = verbal Faktor 2 = numerik

Page 48: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

3. Definisi

• Definisi adalah batasan secara singkat tentang pengertian dan lingkup suatu besaran

• Definisi SubstansiBatasan tentang pengertian substansinya

• Definisi OperasionalBatasan pengertian berkenaan dengan cara pengukurannya

• Biasanya rumusan definisi berupa satu kalimat saja sedangkan pengertian luas atau pengertian lengkapnya dijelaskan di dalam konsep atau konstruk

Page 49: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

4. Fakta

• Merupakan kenyataan konkrit yang teralami• Biasanya dinyatakan di dalam bentuk sekor atau data

Contoh:• Umur di dalam tahun• Tingkat pendidikan • Tempat lahir• Jumlah mahasiswa• Luas kampus• Gaji karyawan

• Sering dicatat melalui inventori (misalnya melalui kuesioner).

Page 50: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

5. Konsep• Berkenaan dengan pengertian secara lengkap tentang sesuatu

Misalnya: Arti dari• Mahasiswa• Karyawan• Manajer• Komputer• Jurusan teknik elektro• Bayi• Remaja

• Sesuatu yang sama bisa saja memiliki uraian konsep yang berbeda karena perbedaan bidang ilmu, aliran, atau pakar

• Dicari dari literatur; memerlukan diskusi

Page 51: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

6. Konstruk• Berkenaan dengan besaran abstrak yang dikonstruksi oleh para pakar; uraian

tentang pengertiannya secara lengkap

Misalnya:• Sikap• Minat• Inteligensi• Kepemimpinan• Agresivitas• Status sosial ekonomi

Dapat berbeda pengertiannya karena perbedaan• Bidang ilmu• Aliran/paham• Pakar

Dicari melalui literatur; memerlukan analisis dan sintesis

Page 52: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Analisis dan sintesis pada konstruk

Variabel (konstruk)Literatur literatur literatur . . . . . . . Analisis (urai) . . . . . . . . Diskusi (bahas) . . . .

. . . . Sintesis (gabung) . . . . . . . konstruk (sesuai dengan konteks kita)

Page 53: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

7. Data dan Sekor

Data• Catatan hasil pengamatan atau pengukuran yang obyektif, berbentuk

– Deskripsi– Numerik

• Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya

Sekor• Angka atau bilangan pada atribut dari subyek yang diperoleh melalui

aturan tertentu (pengukuran)– Numerik

• Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya

Page 54: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat Ilmu Aturan Ilmu

1. Masalah• Masalah adalah rumusan pertanyaan ilmiah yang memerlukan jawaban

(biasanya belum terjawab atau jawaban yang ada masih diragukan)• Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya serta diakhiri

dengan tanda tanya (?)• Berisikan variabel yang biasanya berkaitan dengan

• variabel yang mengandung atribut serta responden pemilik atribut• pertanyaan tentang perbandingan variabel, atau• pertanyaan tentang ketergantungan variabel

2. Hipotesis• Hipotesis adalah rumusan pernyataan ilmiah sebagai jawaban

terhadap masalah serta masih memerlukan pengujian empiris• Rumusan hipotesis harus sepadan dengan rumusan masalah (supaya

dicocokkan)• Biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan

Page 55: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Hipotesis Induktif• Dari data diduga (dicurigai) ada keterkaitan di antara variabel

sehingga ingin dipastikan melalui pengujian hipotesis (statistika)• Data harus sangat banyak dan representatif• Setelah hipotesis teruji, barulah data digunakan untuk

digeneralisasi, sebab-akibat, ditemukan teorinya

Hipotesis Deduktif• Dari premis mayor (teori, hukum, asumsi) dan premis minor

(kasus yang dipertanyakan di dalam masalah) dengan armentasi (logika) ilmiah dihasilkan keterkaitan variabel

• Hipotesis ini diuji secara empiris (sering melalui sampel dan diinferensi ke populasi)

Page 56: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

3. Proposisi• Proposisi adalah istilah umum untuk pernyataan ilmiah yang

memiliki kemungkinan benar (true) dan palsu (false)• Hipotesis adalah suatu bentuk proposisi; demikian juga dengan

hukum, teori, dan pernyataan ilmiah lainnya

4. Aksioma dan Asumsi• Aksioma adalah suatu pernyataan yang diterima tanpa

pembuktian serta dapat digunakan sebagai dasar (premis) untuk deduksi

• Asumsi sama dengan aksioma• Digunakan pada logika, matematika, atau ilmu

Page 57: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Beberapa Contoh Aksioma

• Benda yang sama-sama sama dengan benda yang sama adalah sama satu terhadap lainnya

X = A dan Y = A maka X = Y

• Jika sama ditambahkan kepada sama, maka jumlahnya adalah sama

X = Y + A A -------------------- X + A = Y + A

Page 58: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

• Hanya ada satu garis lurus yang menghubungkan dua titik yang diketahui

A ---------------------------- B

• Jika suatu titik O bergerak dari A ke B sepanjang suatu garis lurus AB, maka O harus melewati suatu titik yang membagi AB ke dalam dua bagian yang sama besarnya

--A-----------------0-----------------B--

Page 59: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Beberapa Contoh Asumsi

Asumsi dari Aristoteles• Benda berat jatuh lebih cepat dari benda ringan• Benda yang bergerak akan berhenti dengan sendirinya• Alam semesta terbuat dari tanah, air, udara, api, dan unsur kelima (quintessential)

Asumsi Ptolemaeus• Semua benda langit beredar mengelilingi bumi dalam bentuk lingkarran

Asumsi Determinisme• Di dalam alam ada sebab-akibat• Di dalam alam ada keteraturan

Asumsi Empirisisme• Ada pengalaman, klasifikasi, kuantifikasi, hubungan, serta pendekatan ke ke

kebenaran

Page 60: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

5. Postulat• Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa pembuktian dan dapat

digunakan sebagai premis pada deduksi• Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat

dipertukarkan• Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat

dapat dibuktikan

Contoh PostulatPostulat Geometri

Dengan mistar dan jangka,• dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain• dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang• dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-

jari sebarang panjang

Page 61: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Postulat Ekivalensi Massa

• Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m

G = ma

• Hulum gravitasi Newton menggunakan massa gravitasi, m dan M

• Postulat: massa lembam m = massa gravitasi m(dapat diterangkan oleh Einstein)

Page 62: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Postulat Robert Koch (berupa etiologi spesifik)

• mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu (setelah Pasteur menemukan mikroba)

• dengan kata lain: setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab mikroba tertentu

Page 63: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

6. Dalil dan Hukum Ilmiah• Dalil (theorem) biasanya digunakan pada

matematika, hukum pada ilmu alam(a) Dalil hungan tetap di antara besaran Contoh:

ca

b

a2 + b2 = c2

Dalil Pythagoras

Garis singgung tegak lurus kepada jari-jariDalil Garis Singgung

Page 64: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

(b) Hukum Ilmiah Aturan tentang hubungan tetap di antara besaran yang teramati di antara benda atau peristiwa

Ungkapan umum untuk memaparkan• Fakta umum untuk keteraturan di dalam alam• Hubungan di antara peristiwa• Hubungan di antara variabel

yang teruji atau dapat diuji kebenarannya

Hubungan invarian (matematik atau statistik) di antara konsep ilmiah (ada kalanya dapat dituangkan ke dalam bentuk rumus)

Page 65: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Bentuk hubungan pada hukum ilmiahAda beberapa macam bentuk

Ciri atau sifat• mis. Zat terdiri atas molekul• Ruang-waktu terdiri atas 4 dimensi

hubungan korelasi atau ketergantungan

hubungan sebab akibat

urutan tak berubah • mis. Urutan siang dan malam

Page 66: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Contoh Hukum Ilmiah

• Hukum BoylePada gas dengan temperatur tetap pv = konstan

• Hukum SnelliusPada pantulan cahaya sudut pantul = sudut masuk

• Hukum AvogadroDi dalam satu gram-mol zat terdapat 6. 1023 molekul

• Hukum Konversi Massa-Tenaga E = m c2

Page 67: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Jenis Hukum dilihat dari Sumber

Hukum teoretik• mengacu kepada sesuatu atau ciri yang tidak dapat

diobservasi secara langsung• mis. Hukum Avogadro tentang jumlah molekul• di dalam satu gram-mol

Hukum empirik• generalisasi yang mengacu kepada obyek atau ciri

yahg dapat diobservasi secara langsung• mis. Hukum Boyle tentang tekanan dan volume gas• ada kalanya berbentuk pendekatan (approximation)

Page 68: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Jenis Hukum dilihat dari Ketepatan

Hukum universal• menunjukkan keteraturan yang berlaku tanpa perkecualian• mis. Hukum Newton• gerak komet, gerhana, dapat diprediksi dengan kecermatan

tinggi

Hukum statistik• menunjukkan keteraturan menurut suatu persentase

tertentu (berdasarkan probabilitas)• mis. Prediksi cuaca, keluruhan inti atom uranium• dapat melakukan prediksi dengan kecermatan agak rendah

Page 69: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Penemuan Hukum (dan Teori)

• segera diakui (penemu partikel W langsung memperoleh hadiah Nobel)

• ditolak dulu, baru kemudian diakui (temuan ion oleh Svante Arrhenius)

• baru diakui setelah penemunya meninggal (hukum Mendel)

• penemunya lebih dari seorang di tempat lain (telepon)

• diterima tetapi kemudian ditolak (bumi datar)

Di beberapa cabang ilmu, penemuan yang hebat memperoleh hadiah

Page 70: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

7. Prinsip atau AsasHukum yang mendasar pada cabang ilmu

Contoh: Asas Indeterminisme Heisenberg (1928)

Pada partikel subatomik terdapat indeterminisme; secara teoretis• kalau massa terukur tepat, maka kecepatan tak bisa terukur tepat• kalau kecepatan terukur tepat, maka masa tidak bisa terukur tetap

ada celah ketidakpastian• kecil sekali yakni dalam orde konstanta Planck seukuran

6,626. 10-34

Page 71: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat IlmuPenjelasan Aturan

1. Pengertian Teori Ilmiah

Ada sejumlah pengertian tentang teori ilmiah, mecakup

• strutur sistematik yang luas, dihasilkan oleh imaginasi manusia, mencakup serumpun hukum empirik (pengalaman) tentang keteraturan yang ada pada obyek dan peristiwa, baik yang terlihat maupun yang tidak. Teori ilmiah disusun untuk menjelaskan hukum secara ilmiah

• sajian sistematik tentang hubungan seperangkat variabel• penjelansan tentang gejala• maksud dasar ilmu melalui perolehan teori yang memberi

penjelasan ayng sah tentang gejala alamiah• dan lain-lain

Page 72: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Teori Menurut Kerlinger• teori adalah seperangkat konstruk [konsep], definisi, dan proposisi

yang saling berhubungan yang menampilkan pandangan sistematik dari gejala dengan jalan menspesifikasikan hubungan di antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksti gejala itu

Teori Menurut Mouly• 1. Suatu sistem teori harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji

secara empirik• 2. Teori harus cocok dengan observasi dan dengan teori yang sudah

tervalidasi• 3. Teori harus dinyatakan dengan cara sederhana (parsimoni)

Page 73: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perbedaan Hukum dan Teori• Pada hukum, aturan penamatan cukup jelas, sehingga hukum

dapat langsung diuji• Pada teori, sebagian besarnya mungkin saja tidak teramati;

teori dapat menjelaskan hukum

Misal: Hukum Boyle dengan teori dinamika gas

• Hukum Boyle pv = konstan pada temperatur tetap

• Teori Dinamika gas terdiri atas molekul yang bergerak dan membentur dinding (- -> tekanan) volume diperkecil, benturan molekul ke dinding makin hebat (--> tekanan naik)

Page 74: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Beberapa Hukum dan Teorihukum Archimedeshukum Boylehukum Newtonhukum Snelliushukum Mendelhukum Bernoullihukum Pascalhukum Ohm

teori gravitasiteori relativitasteori kinetika (dinamika) gasteori kuantumteori elektromagnetikteori ionteori Maslow

Page 75: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Teori sebagai Realitas atau Instrumen

• Teori dapat dianggap sebagai suatu realitas; apa yang diteorikan memang betul-betul ada

• misalnya, teori molekul, apakah molekul betul ada?

• Teori dapat juga dianggap sebagai instrumen untuk menjelaskan (instrumental)

• misalnya, teori molekul, tidak menjadi soal apakah molekul betul ada atau tidak, yang penting sebagai alat, teori berguna untuk menjelaskan dan dibunakan sebagai premis

Parsimoni• Teori dikontrol oleh parsimoni yakni harus yang paling

sederhana (pisau cukur Ochkam)

Page 76: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

2. Model atau Paradigma

• Secara luas, paradigma adalah semua bentuk yang biasa kita gunakan sehingga menjadi model dari kehidupan kita

• Secara sempit, model atau paradigma adalah bentuk contoh guna mempermudah pemahaman tentang sesuatu (konsep, hukum, atau teori)

Wujud Paradigma• model fisik (maket bangunan, manekin)• model matematika (rumus)• simulasi (planetarium)

Page 77: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat IlmuPandangan terhadap Teori

Pandangan terhadap Teori

• Ada kalanya teori tidak lagi cocok dengan keadaan tertentu• Ada kalanya teori baru muncul sebagai saingan terhadap teori lama• Bagaimana sikap kita terhadap teori yang dapat mengalami hal-hal seperti ini

Perkembangan Beberapa Teori• Teori bumi datar, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan bola dunia• Teori geosentris, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan heliosentris• Teori eter, sudah diuji, ternyata tidak ada• Teori phlogiston, sudah ditinggalkan orang

Page 78: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat IlmuPandangan terhadap Teori

Perkembangan Beberapa TeoriTeori Cahaya Huygens

• Cahaya adalah gelombang, bagus menerangkan pantulan, refraksi, dan sejenisnya; untuk tiba dari matahari ke bumi, dianggap ruang tidak hampa tetapi berisi eter (nilai teori ini tinggi)

Teori Cahaya Newton: • Cahaya adalah pancaran partikel, tidak bisa menerangkan

pantulan, refraksi, dan sejenisnya (nilai turun); kemudian dapat menerangkan fotoelektrik yang tidak bisa diterangkan oleh teori gelombang (nilai teori naik lagi)

Teori Cahaya Kuantum:• Cahaya adalah partikel yang bergelombang (gelombang

elektromagnetik--EM); cahaya berubah-ubah dari medan EM ke foton dan sebaliknya

Page 79: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Teori Hampa• Aristoteles dan cendekiawan Yunani Kuno beranggapan bahwa

tidak ada hampa• Torricelli dengan tabung air raksa, menunjukkan adanya

hampa• Dengan teori E = m c2, apakah ruang hampa tidak berisi E

sehingga tidak hampa

Teori Newton• Tidak cocok untuk planet Uranus• Ditemukan planet Neptunus yang mengganggu gerak Uranus

sehingga tampak tidak cocok dengan teori Newton

Teori Paritas• Dianut oleh fisikawan• Kemudian ditinggalkan karena tidak cocok

Page 80: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Ilmuwan dan Teori• Ilmuwan dapat menganut suatu teori dan dapat juga meninggalkannya• Ada kalanya teori yang sudah ditinggalkan bangkit lagi dan dianut lagi oleh

ilmuwan• Di sini, dilihat pandangan dari Popper, Lakatos, dan Kuhn terhadap teori

Kebenaran Teori• Kita tidak dapat mengatakan teori itu benar atau tidak benar; yang dapat

dikatakan bahwa teori itu masih cocok untuk menerangkan gelaja yang teramati

• Teori dapat ditinggalkan orang karena orang menganut teori lain; tetapi dalam keadaan tertentu, orang dapat kembali ke teori yang telah ditinggalkan

Page 81: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat IlmuFalsifikasi Popper

Karl Raimund Popper (1902-

• Penyusunan teori berlangsung melalui “imaginasi kreatif” manusia, dan bukan melalui induksi

• Teori adalah spekulatif, falsifiabel (bisa palsu), sehingga perlu diuji secara ketat• Pengujian dapat terjadi berulang kali, tanpa batas

Falsifikasi• Untuk menjadi bagian dari ilmu, hipotesis, hukum, teori harus memiliki

kemampuan untuk palsu• Kepalsuan akan tampak manakala ada amatan logis yang tidak cocok dengan

hipotesis, hukum, teori• Hipotesis, hukum, teori yang tidak memiliki kemampuan untuk palsu, bukan

bagian dari ilmu

Page 82: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Contoh tidak bisa falsifikasiPsikoanalisis Freud

• Ketika ada orang menenggelamkan anak ke air, hal ini dapat diterangkan dengan alasan depresi

• Ketika ada orang menempuh bahaya menolong anak itu dari ari, hal ini diterangkan dengan alasan sublimasi

• Jadi psikoanalisis ini bisa menerangkan hal yang berlawanan, sehingga tidak pernah bisa salah

• Ini bukan bagian dari ilmu

Contoh falsifikasiRelativitas Einstein

• Dengan teorinya, Einstein menghitung lenturan cahaya karena melewati daerah dekat massa matahari

• Diuji pada gerhana matahari tahun 1919, ternyata cocok• Kalau hitungan Einstein tidak cocok dengan kenyataan maka

teori Einstein keliru

Page 83: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Derajat Falsifiabel

• Makin umum atau makin luas cakupan suatu teori, makin mudah teori itu mengalami kasus ketidakcocokan, sehingga derajat falsifiabel menjadi tinggi

Contoh:• (A) Planet Mars mengedari matahari menurut elips • (B) Semua planet mengedari matahari menurut elips• Derajat falisfiabel (b) lebih tinggi dari dari derajat falsifiabel (A)

• Derajat falsifiabel menjadi ukuran keluasan atau keumuman suatu teori• Suatu teori makin baik jika derajat falsifiabelnya makin tinggi

Page 84: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Modifikasi Ad Hoc• Kalau teori tidak cocok dengan suatu kenyataan, maka

teori itu dimodifikasi ad hoc• Modifikasi ad hoc adalah modifikasi kecil dan sering

tidak diuji lagi

Modifikasi• Dapat juga teori yang tidak cocok dengan kenyataan

dimodifikasi• Modifikasi berukuran lebih besar dan diuji lagi• Melalui modifikasi, teori yang bertahan, bisa terus

bertahan; kalau tidak bertahan, teori itu bisa ditinggalkan orang

• Contoh: Hukum Newton pada planet Uranus

Page 85: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Contoh Modifikasi Ad HocNasi

• Nasi menyehatkan orang• Kalau di suatu tempat orang sakit karena makan nasi, maka dibuat modifikasi ad hoc• Kecuali di tempat itu, nasi menyehatkan orang

Permukaan bulan• Menurut Aristoteles, bulan bulat sempurna• Setelah diteropong, permukaan bulan bergunung, maka dibuat modifikasi ad hoc• Permukaan bulan ditutup oleh zat yang tak tampak di teropong; bulan tetap bulat sempurna

Phlogiston• Dulu pembakaran dan karatan dianggap terjadi karena di dalam zat ada phlogiston (bakar)• Phlogiston keluar terjadi kebakaran atau karatan, sehingga zat menjadi ringan• Ada kasus karatan, zat bertambah berat; perlu dimodifikasi ad hoc• Ada phlogiston positif dan negatif

Page 86: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Bertahan dan Lenyap

Hipotesis, hukum, atau teori dapat bertahan (terus dianut orang) atau lenyap (ditinggalkan orang)

Bertahan• Karena selalu cocok dengan pengalaman; tidak ada kasus yang

tidak cocok• Karena setelah dimodifikasi, tidak ada lagi kasus yang tidak

cocok

Lenyap• Karena sering tidak cocok dengan pengalaman• Karena setelah dimodifikasi, masih saja tidak cocok dengan

kenyataan• Karena bersama ketidakcocokan, muncul teori baru yang

menjadi lawannya

Page 87: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Sejumlah pertanyaan tentang teori

1. Apa yang dimaksud dengan teori ? Hanya ada stu macam saja teori itu, atau beberapa macam?

Adakah teori yang tidak benar, atau apakah semua teori itu benar?

2. Apa yang diartikan dgn kebenaran teori atau kebenaran ilmiah? Jika pasti memang ada, apa kriterianya? Apakah kebenaran teori atau ilmiah tentang sesuatu soal, hanya ada satu atau bisa lebih dari satu? Tetap, pasti, atau dapat berubah?

3. Teori atau pernyataan ilmiah yang benar itu diperoleh atau ditemukan dengan cara-cara kerja bagaimana? Dengan metode logis deduktif, atau empirik-induktif, atau harus reduktif, atau semuanya sekaligus?

4. Apa syaratnya bagi sesuatu pernyataan itu untuk dapat diterima sebagi teori atau pernyataan ilmiah, atau pernyataan kebenaran ilmiah

Page 88: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

5. Siapa yang punya otoritas menilai mutu dari sesuatu teori itu? Penemu pertama, kelompok para akhli, atau setiap orang yang mengerti dan berkepentingan+

6. Apakah tiap pernyataan yang benar itu memuat kebenaran ilmiyah? Apa sesungguhnya kebenaran itu, apa bedanya antara kebenaran dengan pemikiran logis-rasional, atau dengan ketepatan, kesesuaiaan dengan sesuatu kaidah

7. Apakah kebenaran itu obyektif, terdapat dan melekat pada obyek atau pada data tenang obyek, ataukah kebenaran itu suatu interpretasi yang paling tepat yang disimpulkan para ahli mengenai obyek ybs? Apa pula syarat bagi interpretasi yg demikian tu?

Page 89: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

8. Apakah kebenaran itu akhirnya sesuatu yang nyata (reality), yg faktual, adakah realita yang tak faktual, yang tak dialami langsung secara fisik? Adakah sesuatu kebenaran atau realita lain, selain yang faktual?

9. Adakah metode lain untuk menguji suatu ketepatan hipotetikal sebagai kebenaran sementara, selain uji statistik dan uji signifikansinya?

10. Jika kluster dan datanya tidak (berasal dari sampel atau populasi) normal dan homogin, jika perilaku sampel tidak tetap melainkan berubah terus-menerus, jika perilaku populasi begitu ompleks dan mendekati kesemrawutan (chaos), uji statistik mana yg masih ampuh?

11. Lalu apa fungsi, egunaan atau manfaat teori itu yang sebenarnya, untuk epuasan mental saja, untuk menjadi dasar sesuatu model, untuk dasar sesuatu desain untuk jadi dasar bagi kebijakan, bagi operasi/perilaku sesuatu RLS (Real Life System) untuk dasar kontrol dan evaluasi operasi/perilaku RLS?

Page 90: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

PASCA POSITIVISME: SATU VISI TENTANG TEORI

• KARL POPPER TERKENAL DENGAN METODE UJI TEORI, MENJELASKAN SOAL FALSIFIKASI DALAM BUKUNYA The Logic of Scientific Discovery tahun 1959

• Pokok-pokok pikiranya:1. Pengetahuan dapat dianggap bernilai ilmiah jika obyektif dan teoritikal, yaitu dapat mengungkapkan yang

esensial dari dunia yang telah dan dat diobservasi;

Page 91: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

2. Ada kecocokan atau kesesuaian antara pernyataan teori tentang dunia yang diobservasi;3. Nilai atau mutu dari pernyataan ilmiah bersifat probable,

yaitu tentang suatu ketepatan yang mungkin, yang sementara, bukan yang pasti dan tetap, karena ia dianggap tepat selama belum dapat dibuktikan yang berlainan, berbeda, atau bertentangan;

4. Nilai atau mutu dari sesuatu pernyataan ilmiah harus terbuka untuk dikaji dan diuji dari beberapa sudut oleh para pakar lain, berkali-kali atau terus-menerus sehingga mencapai bukti-bukti yang menyanggahnya;

5. Cara kerja yg tepat ialah metode deduktif dengan membuat dalil umum dalam bentuk premis atau hipotesis yang berfungsi sebagai lampu pencari (search light), yang dengan bantuan data faktual dapat diturunkan ke proposisi partikularnya

Page 92: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

6. Menggunakan metode induktif murni tidaklah tepat. Cara kerja induktif harus ditolak, arena aan menghasilkan premis atau hipotesis pertikular;

7. Metode uji verifikasi juga harus ditolak, karena dianggap tidak memadai untuk menemukan nilai ilmiah baru;

8. Untuk memajukan nilai ilmiah, yang lebih tepat ialah metode uji falsifikasi sebagai kriteria pengontrol dan pengujinya

Page 93: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

THOMAS KUHNThe Structure of Scientific Revolutions

(1962, 19700)• Paradigma, krisis, revolusi ilmiah, pra-paradigma, ilmu

normal, dan anomali

• Tahap I: Ilmu dengan teori yg pra-paradigmatik• Tahap II: Ilmu normal tatkala dari fakta dan

kesimpulannya berkembang teori-teori yg bersaingan, maka mengemukalah suatu teori yg mendapat

• Tahap III: dengan bekerja kerasnya para ilmuwan lain itu, ditemukan ada anomali,

• Tahap IV; Jika anomali dapat dipecahkan dengan teori baru, dengan presisi lebih tinggi yg mengandung daya prediktif lebih mapan,

Page 94: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

PHILOSOPHY OF SCIENCE: SIR KARL POPPER Popper has devoted much of his career to answering the questions: What is science? How is

science performed? Although these questions may at first seem easy to you, consider such areas as astrology and Marxism. Could these approaches be considered scientific? Why not?

Falsificationism is the name given to Popper’s description of how science is performed. Falsificationism suggests that science should be concerned with disproving or falsifying theories through logic based on observation. How is this accomplished? First, a scientist must create a consistent falsifiable hypothesis. A falsifiable hypothesis is one that can be shown to be false. For example, the hypothesis “It will rain in Tuscaloosa, Arizona, on Tuesday, December 23, 1997” is a testable hypothesis. Likewise the hypothesis “All objects regardless of weight will fall to earth at approximately the same speed” is a testable hypothesis. However, a hypothesis such as “ESP (extrasensory perception) exists” is an untestable hypothesis. Even the hypothesis “Gravity exists” is untestable. It may be true that both ESP and gravity exist, yet until the hypothesis is stated in a form that can be falsified, the hypothesis is not testable. Second, once a scientist has a falsifiable hypothesis, the task is to develop a test of the hypothesis. Third, the hypothesis is tested. Fourth, if the hypothesis is shown to be false, a new bold hypothesis is developed.

Page 95: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat IlmuProgram Penelitian Lakatos

Imre Lakatos• Ilmu adalah program penelitian terstruktur, dan bukan trial and

error• Penganut suatu teori melindungi teorinya dengan sabuk

pengaman • Kalau ada ketidakcocokan, penganutnya akan membela

dengan berbagai alasan• Anomali, kesalahan observasi, gangguan pada observasi,

kesalahan ukur, . . .

Heuristik• Lakatos mengemukakan heuristik positif dan negatif• Heuristik positif adalah hal yang dianjurkan untuk dilakukan• Heuristik negatif adalah hal yang dianjurkan untuk tidak

dilakukan (termasuk tidak langsung menolak teori anutan yang tidak cocok dengan kenyataan)

Page 96: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Contoh PelindungPada Astronomi Ptelomaeus

• Gerak planet maju mundur, • Pelindung: ada gerak episiklus• Demi parsimoni, beralih ke teori Kopernikus

Pada Teori Newton• Leverrier menemukan bahwa gerak planet Uranus tidak cocok

dengan teori• Pelindung: ada benda pengganggu• Galle menemukan planet Neptunus sebagai pengganggu

Pada Gelombang Cahaya• Bagaimana gelombang cahaya melewati ruang hampa• Pelindung: ada zat eter di dalam ruang “hampa”• Ternyata eter tidak ada; Maxwell menunjukkan bahwa

gelombangnya adalah elektromagnet

Page 97: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Sistem Geosentris dan Ptolemaeus menyebabkan gerak planet maju mundur. Pelindung melalui

pembuatan episiklus

BULAN

BUMI

MERKURI

VENUS

MATAHARI

MARS

EPISIKLUS

JUPITERSATURNUS

Page 98: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Fakta Baru• Program penelitian (teori) memiliki karakeristik sama yakni dapat

memprediksi fakta baruContoh:

• Prediksi Halley tentang kembalinya komet 72 tahun kemudian• Prediksi Einstein tentang terlihatnya bintang di balik matahari ketika

gerhana matahari• Prediksi Mendeleyev (melalui tabel periodik) tentang sifat unsur

yang belum ditemukan

Progresif dan Degeneratif• Program penelitian (teori) progresif menghasilkan fakta baru (yang

belum diketahui); ada kalanya memerlukan waktu lama– Program penelitian (teori) degeneratif hanya menampung fakta yang

sudah diketahui; bisa ditinggalkan orang

Page 99: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

PHILOSOPHY OF SCIENCE: IMRE LAKATOS Imre Lakatos suggests that the important advances in science are made through the adherence to research programs. By saying this, Lakatos means that science is more than following trial-and-error hypotheses. A research program is the examination of a number of major and minor hypotheses concerning a topic. Some examples Lakatos gives of research programs are Newton’s theory of gravity, Einstein’s relativity theory, and the theories of Freud. An important point, specifies Lakatos, is whether the research program is progressive or degenerating. How do you tell the difference? The main characteristic of a progressive research program is that it predicts novel facts. Thus a progressive program leads to the discovery of new facts, whereas a degenerating program only interprets known facts in light of that theory. By this he means that a degenerating research program only explains the results of already existing experiments, whereas a progressive research program leads one into new directions and predicts new facts. In this way, Lakatos proposes that science changes not by sudden revolutions, as Kuhn suggested, but through the replacement of degenerating research programs with progressive ones.

Page 100: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Perangkat IlmuParadigma Kuhn

Thomas S. Kuhn• Melihat teori sebagai struktur terorganisasi• Struktur teori berbentuk paradigma• Teori bisa mengalami krisis sehingga dapat saja diganti oleh

teori lawannya

Paradigma Kuhn menurut Larry LaudanPertama dan terutama

• Paradigma memberikan kerangka konseptual untuk mengklasifikasikan dan menjelaskan obyek alamiah

Kedua• Paradigma menspesifikasikan metoda, teknik, dan alat yang

layak di dalam inkuiri untuk mempelajari obyek pada wilayah aplikasi yang relevan

Ketiga• Penganut paradigma berbeda akan mendukung perangkat

tujuan dan ideal yang berbeda

Page 101: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Teori Normal dan Teori Revolusioner

Teori normal• Teori yang digunakan menurut paradigma serta dianut oleh seluruh

komunitas

Krisis• Jika muncul banyak anomali, maka teori normal mengalami krisis

Teori revolusioner• Paradigma tandingan yang dapat mengatasi anomali

Penggantian teori• Dalam keadaan tertentui, teori revolusioner dapat saja menggantikan

teori normal; kemudian teori revolusioner ini menjadi teori normal (sampai krisis lagi) dan berlangsung secara siklus

Page 102: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

Pergeseran Paradigma

• Ilmuwan dapat saja berpindah dari paradigma (teori) ke paradigma (teori) lain

Contoh: Teori panas• Teori phlogiston (dianut oleh Priestly)• Bergeser ke teori oksigen (Lavoisier dan Dalton)• Bergeser lagi ke teori tenaga (Joule)

Page 103: FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

[email protected]

PHILOSOPHY OF SCIENCE: THOMAS KUHN When Newton said, “I stand on the shoulders of giants,” he was referring to

those individuals who came before him and on whose work he was able to build his scientific system. Many of us have similar ideas when it comes to the progression of science. We think that each new discovery is simply added to old discoveries with the result being a gradual accumulation of knowledge.

In 1962, Thomas Kuhn suggested that this view is wrong. Kuhn proposed that science actually goes through a series of revolutions. Following each revolution, a new system or method for performing science is instituted. The new system or world view is referred to as a paradigm or set of assumptions, which guide scientific activity until a new revolution and paradigm shift take place. The stable period between revolutions is referred to as normal science. Normal science is the process of problem solving, which most of us think of when someone uses the term science. Normal science for Kuhn is always science performed in relation to a particular paradigm.

As an example of the role of paradigms, assume you were a mapmaker before the time of Columbus. You would draw your map as if the world were flat, since that was the accepted belief. You, as a mapmaker, would never think to question this belief; it was a given in your task of drawing maps. Then in the Middle Ages, there was there was the mapmaker’s version of a scientific revolution. The