Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

13
ALIRAN-ALIRAN DALAM PARADIGMA POST POSITIVISME Disusun oleh: Desyana Rizky Gita Pratiwi (11010115410074) Niken Sari Dewi (11010115410103) Meika Hapsari (11010115410104) MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

description

fiilsafat

Transcript of Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

Page 1: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

ALIRAN-ALIRAN DALAM PARADIGMA

POST POSITIVISME

Disusun oleh:

Desyana Rizky Gita Pratiwi (11010115410074)

Niken Sari Dewi (11010115410103)

Meika Hapsari (11010115410104)

MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015

Page 2: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

Set Basic Belief Paradigma Post Positivism menurut Guba & Lincoln dalam Erlyn Indarti :

Realisme ‘Kritis’

Hukum merupakan realitas eksternal, objektif, dan real yang ‘mungkin saja’dapat dipahami tetapi tidak sempurna, karena

terbatasnya mekanisme intelektual manusia, hokum tidak sepenuhnya bebas konteks sehingga perlu diuji secara ‘kritis’ guna

dapat dipahami sedekat mungkin, hokum mengikuti kaidah sebab-akibat, hokum bersifat reduksionis dan deterministik.

Modifikasi Dualis/Objektivis

Dualisme antara hokum dan manusia surut, eksternal objektivitas menjadi criteria penentu dalam relasi antara hokum dan

manusia: hokum dikaji melalui kesesuaiannya dengan pengetahuan yang ada dan komunitas ilmiah kritis, pemahaman hokum

hanya dapat dilakukan secara aproksimasi oleh manusia, hokum adalah ‘barangkali benar’ adanya.

Modifikasi Eksperimental / Manipulatif

Falsifikasi dengan cara critical multiplism atau modifikasi ‘triangulasi’, utilisasi teknik kualitatif, setting lebih natural,

informasi lebih situasional dan cara pandang emic.

Page 3: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

PARADIGMA ALIRAN PEMAHAMAN/MAKNA HUKUM

CIRI HUKUM RANAH TOKOH

POS-POSITIVISME

1. Realisme Hukum Law as it is made by the judge in the court of law

1. Keputusan yang diciptakan oleh hakim in concreto dalam proses peradilan.

2. Hasil cipta penuh pertimbangan (judgement) dari hakim pengadil.

Normatif Behavioral(Norma positifyudisial)

Oliver Wendell HolmesHolmes menyatakan “hukum adalah

perkiraan tentang apa yang akan

diputuskan hakim.”

Hal-hal apa yang akan diputuskan

hakim tentu melalui pertimbangan

serta penilaian sendiri dari hakim

tersebutberdasarkankeyakinannya.

Keyakinan hakim tentu saja sifatnya

sangat subjektif karena keyakinan

tersebut tidak terpengaruh oleh

faktor-faktor lain melainkan berasal

dari diri hakim itu sendiri. Penilaian

yang subjektif itu akhirnya

dituangkan dalam putusannya dan

kemudian dipandang sebagai

hukum oleh penganut aliran

realisme hukum ini. Hukum yang

timbul berdasarkan keyakinan

hakim yang bersifat subjektif ini

Page 4: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

tentu sulit untuk dipahami secara

utuh oleh orang lain karena

keterbatasan intelektual masing-

masing individu yang berbeda-beda.

Hal tersebut merupakan korelasi

antara set belief ontologi paradigma

post positivisme dangan aliran

realismehukum.

2. Sociologycal

Jurisprudence

Law as it is in society 1. Pola perilaku sosial.

2. Institusi sosial yang nyata dan fungsional di dalam sistem kehidupan masyarakat, baik dalam proses pemulihan ketertiban dan penyelesaian sengketa, maupun dalam proses pengarahan dan pembentukan pola dan perilaku

EmpirikNomologik

Roscoe PoundHukum adalah apa yang timbul

dalam masyarakat. Apa yang timbul

dalam masyarakat ini berupa

perilaku, dimana perilaku tersebut

dilakukan oleh sekelompok orang

dengan sukarela yang dilakukan

secara terus-menerus yang menjadi

sebuah kebiasaan dan akhirnya

diterima oleh semua masyarakat.

Dengan diterimanya oleh semua

orang tersebutlahmaka dapat

dikatakan bahwa realitas (hukum)

Page 5: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

baru. dalam paradigma ini bersifat

obyektif.

Pound menyatakan “hukum adalah

sebagai alat rekayasa sosial”. Dalam

hal ini ontologi dari pandangan

Pound dapat dipahami namun tidak

sempurna. Maksudnya adalah, alat

rekayasa berarti hukum

mengakomodasi berbagai macam

kepentingan-kepentingan

masyarakat yang dituangkan

menjadi peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk

masyarakat itu sendiri, tetapi

kepentingan masyarakat tidak

mungkin hanya satu (banyak)

sehingga hukum akan sulit jika

harus mengakomodasi seluruhnya

karena pada akhirnya akan selalu

ada masyarakat yang menolak

peraturan tersebut karena intelektual

Page 6: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

masing-masing individu yang

berbeda.

3. Hukum Bebas Judge made law 1. Keputusan yang diciptakan oleh hakim in concreto dalam proses peradilan.

2. Hasil cipta penuh pertimbangan (judgement) dari hakim pengadil.

Normatif Behavioral(Norma positifyudisial)

Hukum adalah apa yang dibuat oleh

hakim dengan mempertimbangkan

peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Tidak sepenuhnya

bebas konteks sehingga perlu diuji

secara kritis. Hukum adalah putusan

hakim dimana hakim dapat

memutuskan suatu perkara dengan

pertimbangan-pertimbangan yang

dilakukannya sendiri dengan

berpatokan atau

mempertimbangakan apa yang

tercantum dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku

karena esensi dari peraturan

perundang-undangan itu sendiri

masih perlu diuji secara kritis.

Herman menyatakan “undang-

undang (hukum) banyak

Page 7: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

mengandung kekosongan dan tugas

hakim untuk memenuhinya.”

Hukum menurut herman dapat

dimaknai tidak jauh seperti pada

aliran realisme hukum. Hal-hal apa

yang akan diputuskan hakim tentu

melalui pertimbangan serta

penilaian sendiri dari hakim

tersebut berdasarkan keyakinannya.

Keyakinan hakim tentu saja sifatnya

sangat subjektif karena keyakinan

tersebut tidak terpengaruh oleh

faktor-faktor lain melainkan berasal

dari diri hakim itu sendiri. Penilaian

yang subjektif itu akhirnya

dituangkan dalam putusannya dan

kemudian dipandang sebagai

hukum juga oleh penganut aliran

hukum bebas ini. Hukum yang

timbul berdasarkan keyakinan

hakim yang bersifat subjektif ini

Page 8: Filsafat Hukum Postpositivisme Fix

tentu sulit untuk dipahami secara

utuh atau dapat diterima tetapi tidak

sempurna oleh orang lain karena

keterbatasan intelektual masing-

masing individu yang berbeda-beda.

Hal tersebut merupakan korelasi

antara set belief ontologi paradigma

post positivisme dangan aliran

hukum bebas.

Sumber:

1. Pengantar Ilmu Hukum oleh Donald Albert Rumokoy dan Frans Maramis, Jakarta: Rajawali Pers, 2014 (hal. 188-189)

2. Pokok-Pokok Filsafat Hukum: Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia oleh Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2004 (hal.138-139)

3. Filsafat Hukum: Teori dan Praktik oleh Sukarno Aburaera, Muhadar dan Maskun, Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015

(hal.124)

4. Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum (Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat) oleh Teguh Prasetyo dan

Abdul Halim Barkatullah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014 (hal. 119)

5. http://ilmuhukummenurutparapakar.blogspot.co.id/2012/05/penemuan-hukum-ditinjau-dari-beberapa_06.html?m=1