FILSAFAT HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

16
FILSAFAT FILSAFAT HUKUM POSITIF HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H. Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

description

FILSAFAT HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H. Filsafat Hukum Positif H ukum adalah perintah yang mengalir dari sumber tertentu. Ekspektasi p embuat perintah : pihak yang diperintah berbuat sesuatu atau menahan diri. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of FILSAFAT HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Page 1: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

FILSAFAT FILSAFAT HUKUM POSITIFHUKUM POSITIF

Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Page 2: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Filsafat Filsafat Hukum PositifHukum Positif

HHukum adalah perintah yang mengalir ukum adalah perintah yang mengalir dari sumber tertentu.dari sumber tertentu.

Ekspektasi pEkspektasi pembuat perintahembuat perintah:: pihak pihak yang diperintah berbuat sesuatu atau yang diperintah berbuat sesuatu atau menahan diri.menahan diri.

Jika Jika perintah diabaikan, maka pemberi perintah diabaikan, maka pemberi perintah akan menjatuhkan sanksi.perintah akan menjatuhkan sanksi.

Page 3: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

HHukum dibuat oleh negara. ukum dibuat oleh negara. Sumber hukum adalah kemauan Sumber hukum adalah kemauan

yang berdaulat (yang berdaulat (The source of a The source of a law is the will of the sovereignlaw is the will of the sovereign).).

Negara adalah pembentuk Negara adalah pembentuk hukum, sebagai kekuatan dan hukum, sebagai kekuatan dan kekuasaan moral di belakang kekuasaan moral di belakang hukum, sebagai ‘tuhan’ dunia hukum, sebagai ‘tuhan’ dunia hukum (hukum (the god of the world of the god of the world of lawlaw).).

Page 4: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Bagi positivisme hukum, satu-satunya Bagi positivisme hukum, satu-satunya hukum yang diterima sebagai hukum hukum yang diterima sebagai hukum adalah tata hukum. adalah tata hukum.

Hukum hanya berlaku karena bentuk Hukum hanya berlaku karena bentuk positifnya ditetapkan oleh instansi positifnya ditetapkan oleh instansi yang berwenang. yang berwenang.

Hukum hanya ada hubungan dengan Hukum hanya ada hubungan dengan bentuk formalnya.bentuk formalnya.

Page 5: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Positivis pd dasarnya Positivis pd dasarnya menmenggimplikasikan wwsan skeptis dg implikasikan wwsan skeptis dg merujuk pada filsafat merujuk pada filsafat

Mnrt positivis yg mnjdMnrt positivis yg mnjdii soal ad soal adaalah lah analisis yg sistemtis dan andal secara analisis yg sistemtis dan andal secara empiris atempiris ataas materi hukum positif s materi hukum positif sbgmn yg disajikan dlm perUU dan sbgmn yg disajikan dlm perUU dan praktek pemerintahan, praktek pemerintahan, kkarena bgt arena bgt sulit menata materinya. sulit menata materinya.

Page 6: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Bg positivis pndktn scr formal murni Bg positivis pndktn scr formal murni bdsrkn penilaian kritis ats batas2 bdsrkn penilaian kritis ats batas2 pemhaman manusia, atau kembali ke akal pemhaman manusia, atau kembali ke akal sehat atau nurani, sehat atau nurani, communis opinio communis opinio doctorandum doctorandum dlm konsepsi2 serupa. dlm konsepsi2 serupa.

Bagi positivis kBagi positivis kebenaran dlm arti obyektif, ebenaran dlm arti obyektif, keadilan memerlukan kesesuaian dgn keadilan memerlukan kesesuaian dgn kebenaran.kebenaran.

Kebenaran dalam arti subyektif menutut Kebenaran dalam arti subyektif menutut kesekesessuaian dgn apa yg dianggap benar.uaian dgn apa yg dianggap benar.

Page 7: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Salah seorang panganut Salah seorang panganut positivisme, Rudolf von Jhering, positivisme, Rudolf von Jhering, mengatakan bahwa hukum adalah mengatakan bahwa hukum adalah alat untuk mencapai tujuan. alat untuk mencapai tujuan.

Artinya hukum tergantung dari Artinya hukum tergantung dari paksaan, dan hak untuk memaksa paksaan, dan hak untuk memaksa adalah monopoli mutlak negara. adalah monopoli mutlak negara.

Page 8: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Hukum Hukum bagi bagi JheringJhering:: Adalah aturan hidup bersama, yang Adalah aturan hidup bersama, yang

dianggap sesuai dengan kepentingan dianggap sesuai dengan kepentingan negara. negara.

Hukum, adalah pernyataan egoisme Hukum, adalah pernyataan egoisme nasional. nasional.

Hukum dikembangkan secara Hukum dikembangkan secara sistematis dan rasional, sesuai sistematis dan rasional, sesuai dengan kebutuhan hidup bernegara.dengan kebutuhan hidup bernegara.

Page 9: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Positivisme lahir didorong oleh Positivisme lahir didorong oleh perkembangan ilmu-ilmu alam perkembangan ilmu-ilmu alam sejak tahun 1600. sejak tahun 1600.

Filsafat ini menemukan bentuknya Filsafat ini menemukan bentuknya yang jelas dalam karya August yang jelas dalam karya August Comte “Comte “Cours de Philosophie Cours de Philosophie Positive”Positive” (1830-1842). (1830-1842).

Page 10: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Tesis-tesis pokok positivisme: hanya ilmu Tesis-tesis pokok positivisme: hanya ilmu yang dapat memberikan pengetahuan yang dapat memberikan pengetahuan yang sah; hanya fakta yang dapat menjadi yang sah; hanya fakta yang dapat menjadi obyek pengetahuan; metode filsafat tidak obyek pengetahuan; metode filsafat tidak berbeda dengan metode ilmu; tugas berbeda dengan metode ilmu; tugas filsafat adalah menemukan asas umum filsafat adalah menemukan asas umum yang berlaku bagi semua ilmu dan yang berlaku bagi semua ilmu dan menggunakannya sebagai pedoman bagi menggunakannya sebagai pedoman bagi prilaku manusia dan menjadi landasan prilaku manusia dan menjadi landasan bagi organsasi sosial; bagi organsasi sosial;

Page 11: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

semua iinterpretasi tentang dunia semua iinterpretasi tentang dunia harus didasarkan seharus didasarkan se--matamata22 atas atas pengalaman (empiris-vefikatif); pengalaman (empiris-vefikatif); bertitik tolak pada ilmu-ilmu alam; bertitik tolak pada ilmu-ilmu alam; berusaha memperoleh suatu pandaberusaha memperoleh suatu panda--ngan tunggal tentang dunia ngan tunggal tentang dunia fenomena, baik dunia fisik maupun fenomena, baik dunia fisik maupun dunia manusia, melalui aplikasi dunia manusia, melalui aplikasi metode-metode dan perluasan metode-metode dan perluasan jangkauan hasil-hasil ilmu alam. jangkauan hasil-hasil ilmu alam.

Page 12: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

PERLU DICATATPERLU DICATAT Positivisme aliran yg berasal dari pemikiran Positivisme aliran yg berasal dari pemikiran

Auguste Comte. Auguste Comte.

Comte sebgai sosiolog ingin menerapkan Comte sebgai sosiolog ingin menerapkan metode ilmu alam (metode ilmu alam (NaturwissenscahftNaturwissenscahft) yang ) yang sifat utamanya experimental-empiris sifat utamanya experimental-empiris ((experimenteel empirischexperimenteel empirisch), ), shgshg ilmu hukumpun, ilmu hukumpun, menurut Comte, dalam pengkajiannya menurut Comte, dalam pengkajiannya melakukan penelitian empiris atau hasil melakukan penelitian empiris atau hasil pengamatan pancaindra. pengamatan pancaindra.

Bagi Comte hanya hasil pengamatan Bagi Comte hanya hasil pengamatan pancaindra yg berharga sebagai bahan ilmu pancaindra yg berharga sebagai bahan ilmu pengetahuan. pengetahuan.

Mengapa Comte berpendapat demikian?Mengapa Comte berpendapat demikian?

Page 13: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Teori terkenal yang Teori terkenal yang dikembangkan Comte: dikembangkan Comte:

““de drie stadien leerde drie stadien leer” atau ” atau tiga tingkat (stadium) tiga tingkat (stadium) perkembangan pikiran perkembangan pikiran manusia (manusia (de drie phasen van de drie phasen van ontwikkeling van het ontwikkeling van het menselijk denkenmenselijk denken).).

Page 14: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Tiga perkembangan pikiran manusia: Tiga perkembangan pikiran manusia:

Theologisch phaseTheologisch phase: manusia belum belajar : manusia belum belajar berpikir sendiri, semua kejadian disandarkan kepada berpikir sendiri, semua kejadian disandarkan kepada kemauan Tuhan yg tercermin dalam kitab-kitab suci; kemauan Tuhan yg tercermin dalam kitab-kitab suci;

Metaphysische phaseMetaphysische phase: manusia mulai berpikir : manusia mulai berpikir sendiri, membuat pengertian dan penjelasan sendiri, sendiri, membuat pengertian dan penjelasan sendiri, abstrak, spekulatif (abstrak, spekulatif (trancendenttrancendent) yg belum diuji ) yg belum diuji dengan kenyataan atau belum didasarkan dengan kenyataan atau belum didasarkan pengalaman atau observasi dg pancaindra; pengalaman atau observasi dg pancaindra;

Positieve PhasePositieve Phase: manusia lebih mengedepankan : manusia lebih mengedepankan kenyataan. Kenyataan adalah hasil observasi kenyataan. Kenyataan adalah hasil observasi pancaindra. Aksioma, dalil, hukum, proposisi dan pancaindra. Aksioma, dalil, hukum, proposisi dan segala bentuk statement dianggap benar jika sudah segala bentuk statement dianggap benar jika sudah teruji secara empiris.teruji secara empiris.

Page 15: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Pandangan PositivismePandangan Positivisme Semua pengetahuan berkenaan dengan fakta materi Semua pengetahuan berkenaan dengan fakta materi

didasarkan kepada data “positif” dari pengalamandidasarkan kepada data “positif” dari pengalaman Di luar dunia fakta terdapat logika murni dan Di luar dunia fakta terdapat logika murni dan

matematika murnimatematika murni Menolak pengetahuan yang tidak dapat diverifikasi Menolak pengetahuan yang tidak dapat diverifikasi

melalui metoda ilmiah empirikmelalui metoda ilmiah empirik Penjelasan dikemukan dalam bentuk hipotesis atau Penjelasan dikemukan dalam bentuk hipotesis atau

hukum empirik lainnya berkenaan dengan hubungan hukum empirik lainnya berkenaan dengan hubungan tetap di antara gejala yang teramatitetap di antara gejala yang teramati

Hubungan kosal (sebab akibat) diverifikasi melalui Hubungan kosal (sebab akibat) diverifikasi melalui hubungan di antara gejala yang teramatihubungan di antara gejala yang teramati

Kesahihan hipotesis ditentukan melalui pengujian Kesahihan hipotesis ditentukan melalui pengujian empirik (observasi dan eksperimentasi)empirik (observasi dan eksperimentasi)

Page 16: FILSAFAT  HUKUM POSITIF Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Perkembangan EmpirisismePerkembangan EmpirisismePositivismePositivisme

Perkembangan EmpirisismePerkembangan Empirisisme Dari empirisisme muncul aliran positivismeDari empirisisme muncul aliran positivisme Positivisme kemudian berkembang menjadi positivisme logikaPositivisme kemudian berkembang menjadi positivisme logika Positivisme logika berkembang menjadi empirisisme logikaPositivisme logika berkembang menjadi empirisisme logika

PositivismePositivisme Berkembang pada abad ke-19, terutama oleh Auguste ComteBerkembang pada abad ke-19, terutama oleh Auguste Comte Aliran ini dikenal juga sebagai filsafat ilmuAliran ini dikenal juga sebagai filsafat ilmu Positivisme hanya membahas bagian filsafat yang dapat diuji secara Positivisme hanya membahas bagian filsafat yang dapat diuji secara

positif (empiris)positif (empiris) Ada kalanya metodologi penelitian kita dikenal sebagai metodologi Ada kalanya metodologi penelitian kita dikenal sebagai metodologi

penelitian positif karena berdasarkan aliran positivisme inipenelitian positif karena berdasarkan aliran positivisme ini