Fha Febriiiii !!!

6
OSMOREGULASI Penentuan Toleransi Salinitas Optimum Media Melalui Pengukuran Tingkat Penurunan Bobot Tubuh Organisme Akuatik Febri Ramadhan (C24120003) Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Boor !"#$ Abstrak Lingkungan perairan sewaktu-waktu dapat berubah ketika terjadinya perubahan !ingkungan" #a!ah satu ariabe! !ingkungan yang dapat mempengaruhi k$ndisi !ingkung tingkat sa!initas" %er&$baan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sa!initas $ptimum me pengukuran tingkat penuruan b$b$t tubuh $rganisme akuatik" #uatu pengaturan ke terhadap kadar garam da!am tubuh dapat diatur dengan sistem $sm$regu!asi" #istem $sm$reg ber'ungsi untuk menangani adanya perbedaan tekanan $sm$tik &airan tubuh dengan yang me!akukan $sm$regu!asi pada ikan ada!ah insang ku!it sa!uran pen&ernaan dan gin satu spesimen yang diuji da!am praktikum ka!i ini ada!ah ikan *as ( Cyprinus carpio) yan si'at yang sten$ha!in yaitu jangkauan sa!initasnya tidak &ukup !uas" +ubuh ikan air taw si'at yang hip$t$nik sedangkan !ingkungannya hipert$nik sehingga air dari tubuh &ende sm$regu!asi menyebabkan pengurangan b$b$t pada ikan akibatnya banyaknya energi yang digunakanda!am pengaturan tingkat $sm$tik da!am tubuh"%raktikumFisi$!$gi ,ewan ir di!aksanakan pada hari rabu . *aret 2014 puku! 0/"00-11"00 di Lab$rat$rium Fisi$! ir *anajemen #umber aya %erairan Faku!tas %erikanan dan !mu e!autan $g$r" erdasarkan per&$baan yang te!ah di!akukan akuarium 4 dan . menyebabkan kematian se!uruh ikan akibat tingkat sa!initas yang te!ah me!ebihi ambang batas sehingga ikan ti menyusuaikan k$ndisi tubuhnya terhadap perubahan !ingkungan" ata kun&i 5 sm$regu!asi tingkat sa!initas ikan *as Abstract Aquatic environment can be changed at any time when environment variables has ch One of the environmental variables that can affect the environmental condition salinity . This experiment aims to determine the optimum level of salinity media by mea weight , decrease the level of aquatic organisms . An arrangement of water salinity bala body can be subjected to osmoregulation . Osmoregulation system function to handle the d osmotic pressure of body fluids with the media . Organs that perform osmoregulation in f sin , gastrointestinal tract , and idneys . One of the specimens are tested in the la fish " Cyprinus carpio # that have properties that stenohalin , that is not quite wide The body of freshwater fish is hypotonic properties , whereas hypertonic environment , s body tends to get out of the water . Osmoregulation causes a reduction in the weight of consequently the amount of energy used in the regulation of the osmotic levels in the bo $hysiology %ab &ater held on &ednesday , !arch ', ()*+ at -)) to **-)) pm at the %abora Animal $hysiology &ater , &ater esources !anagement , /aculty of /isheries and !arine 1ogor Agricultural 2ntitut . 1ased on experiments that have been conducted , aquarium + of death around the fish due to salinity levels that have exceeded the threshold , so th able to menyusuaian condition of his body against environmental changes . 3eywords - Osmoregulation , the level of salinity , Cyprinus carpio *Kelompok II

description

biology

Transcript of Fha Febriiiii !!!

OSMOREGULASIPenentuan Toleransi Salinitas Optimum Media Melalui Pengukuran

Tingkat Penurunan Bobot Tubuh Organisme Akuatik

Febri Ramadhan (C24120003)Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

2014

Abstrak Lingkungan perairan sewaktu-waktu dapat berubah ketika terjadinya perubahan variabel lingkungan. Salah satu variabel lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan adalah tingkat salinitas. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat salinitas optimum media melalui pengukuran tingkat penuruan bobot tubuh organisme akuatik. Suatu pengaturan keseimbangan air terhadap kadar garam dalam tubuh dapat diatur dengan sistem osmoregulasi. Sistem osmoregulasi berfungsi untuk menangani adanya perbedaan tekanan osmotik cairan tubuh dengan media. Organ yang melakukan osmoregulasi pada ikan adalah insang, kulit, saluran pencernaan, dan ginjal. Salah satu spesimen yang diuji dalam praktikum kali ini adalah ikan Mas (Cyprinus carpio) yang memiliki sifat yang stenohalin, yaitu jangkauan salinitasnya tidak cukup luas. Tubuh ikan air tawar memiliki sifat yang hipotonik, sedangkan lingkungannya hipertonik, sehingga air dari tubuh cenderung keluar. Osmoregulasi menyebabkan pengurangan bobot pada ikan akibatnya banyaknya energi yang digunakan dalam pengaturan tingkat osmotik dalam tubuh. Praktikum Fisiologi Hewan Air dilaksanakan pada hari rabu, 5 Maret 2014 pukul 08.00-11.00 WIB di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Intitut Pertanian Bogor. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, akuarium 4 dan 5 menyebabkan kematian seluruh ikan akibat tingkat salinitas yang telah melebihi ambang batas, sehingga ikan tidak mampu menyusuaikan kondisi tubuhnya terhadap perubahan lingkungan.Kata kunci : Osmoregulasi, tingkat salinitas, ikan Mas

AbstractAquatic environment can be changed at any time when environment variables has changed . One of the environmental variables that can affect the environmental conditions is the level of salinity . This experiment aims to determine the optimum level of salinity media by measuring body weight , decrease the level of aquatic organisms . An arrangement of water salinity balance in the body can be subjected to osmoregulation . Osmoregulation system function to handle the difference in osmotic pressure of body fluids with the media . Organs that perform osmoregulation in fish are gills , skin , gastrointestinal tract , and kidneys . One of the specimens are tested in the lab this time is Mas fish ( Cyprinus carpio ) that have properties that stenohalin , that is not quite wide range of salinity . The body of freshwater fish is hypotonic properties , whereas hypertonic environment , so that the body tends to get out of the water . Osmoregulation causes a reduction in the weight of the fish consequently the amount of energy used in the regulation of the osmotic levels in the body . Animal Physiology Lab Water held on Wednesday , March 5, 2014 at 8:00 to 11:00 pm at the Laboratory of Animal Physiology Water , Water Resources Management , Faculty of Fisheries and Marine Science , Bogor Agricultural Intitut . Based on experiments that have been conducted , aquarium 4 and 5 cause of death around the fish due to salinity levels that have exceeded the threshold , so the fish are not able to menyusuaikan condition of his body against environmental changes .

Keywords : Osmoregulation , the level of salinity , Cyprinus carpio

PENDAHULUANLingkungan perairan sebagai habitat ikan sering kali mengalami perubahan kondisi. Salah satu dari perubahan kondisi lingkungan dapat dilihat dari ikan yang hidup pada lingkungan yang tekanan osmotiknya berbeda dengan tekanan osmotik cairan tubunhnya. Perbedaan tekanan osmotik ini mengharuskan ikan melakukan pengaturan tekanan osmotik cairan tubuhnya agar berada pada kisaran perlakuan osmotik dalam keadaan yang relatif stabil sehingga proses-proses fisiologis dapat berlangsung secara normal.

Tekanan osmotik dari satu perairan berbeda antara satu perairan ke perairan lain. Selain itu tekanan osmotik suatu perairan juga berbeda dengan tekanan osmotik organisme akuatik yang tinggal pada lingkungan perairan. Perbedaan tekanan osmotik ini mengakibatkan organisme akuatik mengalami suatu proses osmoregulasi.

Sistem osmoregulasi berfungsi untuk menangani adanya perbedaan tekanan osmotik cairan tubuh dengan media. Organ yang melakukan osmoregulasi pada ikan adalah insang, kulit, saluran pencernaan, dan ginjal. Osmoregulasi membutuhkan energi yang besarnya bergantung pada tekanan osmotik cairan tubuh dengan tekanan osmotik media. Pembelanjaan energi untuk osmoregulasi akan minimal bila ikan hidup mendekatai isoosmotik.Terdapat hubungan yang erat antara osmoregulasi dan pertumbuhan. Jika salinitas optimal (osmeregulasi berjalan dengan optimal) maka pertumbuhan akan optimal pula. Akibat dari proses katabolisme akan terjadi penurunan bobot tubuh yang besarnya bergantung terhadap proses penyesuaian tekanan osmotik tubuh terhadap lingkungannya.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Pratikum dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Maret 2014. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lama waktu percobaan adalah 2x24 jam. Waktu pengamatan yaitu pada jam 08.00, 12.00, dan 15.00 WIB.Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah timbangan digital, gelas ukur, ember, aerator, stopwatch, lap/tissue, dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan , air tawar, dan garam.Rancangan percobaan

Percobaan kali ini menggunakan rancangan acak kelompok karena pada percobaan ini terdapat 2 kelompok ikan dan terdapat perlakuan dan ulangan. Perlakuan pada percobaan ini adalah salinitas dan di ulangan sebanyak 5 kali.Prosedur KerjaMedia untuk memelihara ikan disiapkan terlebih dahulu dengan kadar salinitas yang berbeda-beda (control, 7 ppt, 14 ppt, 21 ppt, dan 28 ppt). masing-masing akuarium dimasukkan 3 ekor ikan yang telah dipuasakan selama 24 jam dan bobotnya telah ditimbang terlebih dahulu sebagai bobot alat. Tiap-tiap ikan ditempatkan di akuarium tanpa diberi pakan, sebelumnya tiap akuarium dimasukkan aerator terlebih dahulu. Selama praktikum, pengamatan dilakukan tiap 15 menit sekali selama satu jam dan jika semua ikan belum mati, pengamatan dilakukan keesokkan harinya pada jam 08.00, 12.00, dan 15.00 WIB. Setelah dilakukan pengamatan, tiap-tiap ikan ditimbang bobot akhirnya, kemudia penurunan berat badan dan tingkat survival rate dihitung.Analisis Data

Analisis data yang digunakan, yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan Model observasi :Yij = ( + ( i +( j + (ij

Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-i dan

ulangan/blok ke-j

( = rata-rata umum

( i = pengaruh kelompok/blok ke -i

(j = pengaruh perlakuan ke-j

(ij = komponen acak

Rumus-rumus yang digunakan adalah

FK=(( ( yij)2 /trJKT= ( ( yij2 FK

JKP= ( ( yi.2 )/r FKJKK=(( y.j2)/t FK

JKS= JKT JKP

KTP= KTK= JKK/dBKKTS= Fhit= Survival rate dihitung dengan cara

Pertumbuhan bobot relative

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Perubahan bobot relatif dengan berbagai perlakuan salinitas pada ikan uji

Perubahan bobot relatif dengan berbagai perlakuan salinitas pada ikan uji terhadap perlakuan salinitas yang berbeda-beda dengan waktu pengamatan tiap 15 menit selama satu jam :

Jenis ikanPerlakuanKontrol7 ppt14 ppt21 ppt28 ppt

10,590,640,091,330,14

Nila20,190,641,360,862,63

32,760,461,520,510,74

413,721,7210,8110,436,64

50,530,081,461,1319,52

Mas10,010,980,981,060,98

21,251,121,661,650,94

30,230,070,050,090,05

40,300,331,200,980,57

50,570,571,231,471,31

Tabel diatas menunjukkan adanya pengaruh tingkat salinitas terhadap penurunan bobot ikan. Pada ikan nila (Oreochromis niloticus) terjadi penurunan bobot rata-rata dan penurunan bobot tertinggi terjadi pada perlakuan salinitas 28 ppt dengan penurunan bobot rata-rata sebesar 5,934 g. Sedangkan pada ikan mas (Cyprinus carpio) yang mengalami penurunan bobot rata-rata relatif tinggi pada perlakuan salinitas 21 ppt dengan rata-rata sebesar 1,05 g.

Apabila kondisi ideal (isoosmotik) maka energi yang digunakan akan cenderung lebih sedikit dan penurunan bobot ikan juga relatif minim (Anonim 2008). Tingkatan osmoregulasi bergantung kepada perbedaan tingkat osmoregulator seekor hewan terhadap osmolaritas lingkungannya dan tingkat kerja transpor pada membran yang digunakan untuk mengangkut suatu zat terlarut secara aktif (Campbell 2004).Daya tahan hidup organisme akuatik dipengaruhi oleh keseimbangan osmotik antara cairan tubuhnya dengan air (media) lingkungan hidupnya. Ikan mempunyai tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu ikan harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air agar proses-proses fisiologis didalam tubuhnya dapat berlangsung secara normal. Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh pada ikan ini disebut osmoregulasi (Affandi 2002). Ikan-ikan air tawar mempunyai tekanan osmotik cairan media sehingga garam-garam dalam tubuh cenderung keluar, sedangkan air cenderung masuk kedalam tubuh (Darwisito, 2006).Berdasarkan Tabel 1. Perubahan Tingkah Laku Ikan Mas (Cyprinus carpio) (terlampir) didapatkan bahwa untuk ikan yang diletakkan pada akuarium kontrol masih dapat bergerak aktif dan dalam kondisi normal seperti biasanya. Pada tingkat salinitas 7 ppt yang terdapat dalam akuarium 2, ikan masih mampu bertahan bahkan bergerak normal pada 15 menit pertama. Meskipun pada 15 menit berikutnya pergerakkan ikan semakin melemah. Hal ini juga terjadi pada akuarium 3 dengan tingkat salinitas 14 ppt, meskipun dalam menit terakhir satu ikan mati. Pada akuarium 4 dan 5, ikan mengalami penurunan aktivitas tubuh yang sangat drastis hingga terjadi kematian seluruh ikan pada 15 menit berikutnya. Kematian ikan diakibatkan karena tingkat salinitas telah melewati ambang toleransi bagi ikan Mas. Selain itu, pemindahan ikan secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stres dan kematian pada ikan (Suyanto S.R., 2009 dalam Jurnal Universitas Sumatera Utara).KESIMPULAN

Besarnya bobot ikan berbanding terbalik dengan tingkat osmoregulasi. Semakin besar energi yang dibutuhkan untuk osmoregulasi maka semakin besar penurunan bobot ikan, semakin kecil energy yang dibutuhkan untuk osmoregulasi makan semakin kecil penurunan bobot ikan.SARAN

Diperlukannya ikan dengan spesies dari berbagai tingkat ekosistem yang berbeda, seperti ikan air tawar, payau, maupun laut, agar praktikan mampu mengukur pengaruh osmoregulasi terhadap bobot ikan ditingkat ekosistem yang berbeda.DAFTAR PUSTAKAAffandi, Ridwan, Usman Muhammad Tang. 2002. Fisologi Hewan Air. Riau: UNRI PRESS.

Anonim1. Tinjauan Pustaka Klasifikasi Ikan Mas. [Terhubung berkala].

http:// www.repository.usu.ac.id. (12 Maret 2014)Anonim2. 2008. Katabolisme (respirasi). [terhubung berkala] http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme-sel/katabolisme-respirasi/Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta : ErlanggaDarwisito, suria. 2006. Kinerja Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Mendapat Tambahan Minyak Ikan dan Vitamin E Dalam Pakan Yang Dipelihara Pada Salinitas Media Berbeda. [Terhubung berkala]. http://www.repository.ipb.ac.id. (12 Maret 2014)

LAMPIRANTabel 1. Perubahan tingkah Laku ikan mas ( Cyprinus carpio)

Waktu (menit)Kontrol7 ppt14 ppt21 ppt28 ppt

15bergerak normalbergerak normaltingkah laku normalbergerak normalikan melayang

mulut terbuka pergerakan normalmegap megapberegrak tidak normal

tutup buka operkulum cepatbuka tutup mulut ikan lebih cepatberenang terbalik2 ikan bergerak terbalik

Bergerombolberenang lebih aktifkeseimbangan berkurangsemua ikan pingsan

diam di tempattingkah laku terganggu

tidak banyak bergerakikan mulai diam

30bergerak normaldi dasar perairannaik turun di permukaangerakan ikan miring-miring2 ikan pingsan

Bergerak normalpergerakan mulai tidak seimbangtutup buka operkulum lambatI ikan mati

mulut terbuka & tertutup cepatGerakan melambatikan bergerak tidak normalikan mati semua

bergerombolpergerakan mulai terpengaruh arussemua ikan mati

45bergerak normalPergerakan lemahPergerakan mulai tidak seimbang

tidak banyak bergerakpergerakn melambat dan dipengaruhi arus

60bergerak normalBergerak normal1 ikan aktivitasnya berkurang

tidak banyak bergerakbuka tutup insang lambat

bergerombolmata ikan membesar, pergerakan mulai tidak stabil

insang normalnaik turun ke permukaan

1 ikan mati, 2 ikan pingsan

Tabel 2. Mortalitas untuk ikan mas ( Cyprinus carpio)

WaktuTingkah laku ikan pada perlakuan deterjen

(Menit)Kontrol7 ppt14 ppt21 ppt28 ppt

033333

1533333

3033332

4533300

6033200

MR %0066.67100100

SR %10010033.3300

Tabel 3. ANOVA ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mas (Cyprinus carpio)SKJKdBKTFF crit

B273.7267834.21583.62112.1801

K50.4114510.08221.06702.4494

S377.9505409.4487

T702.088653

Grafik 1. Hubungan PBR dan Salinitas

*Kelompok II