Fertilitas

16

Transcript of Fertilitas

Page 1: Fertilitas
Page 2: Fertilitas
Page 3: Fertilitas

APAKAH AKAN SEPERTI INI ?SIAPA YANG MENYEBABKAN

SEPERTI INI ?BAGAIMANA SUPAYA TIDAK SEPERTI INI ?APAKAH PEKERJAAN SOSIAL DAPAT

BERKONTRIBUSI ?KONSEP APA YANG PALING RELEVAN ?

Page 4: Fertilitas

KONSEP DAN DEFINISI

Lahir Hidup (Live Birth)Suatu kelahiran seorang bayi, tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, yang disertai tanda-tanda kehidupan, misalnya

bernafas, ada denyut jantung, gerakan-gerakan otot,dll.

Fertilitas Hasil nyata dari reproduksi wanita, berupa kelahiran hidup bayi.

FekunditasPotensi fisik pada wanita untuk melahirkan anak (tingkat kesuburan)

Lahir Mati (Still Birth)Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28

minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Masa Reproduksi (Childbearing Age)Masa dimana wanita mampu atau mempunyai resiko melahirkan. Masa ini sering disebut juga sebagai Usia Subur, yaitu sejak Haid Pertama hingga Menopause, jika diukur dengan usia yaitu 15 – 49

tahun

Page 5: Fertilitas

SUMBER-SUMBER DATA FERTILITAS Secara Nasional dan Regional Jawa Barat

• Sensus Penduduk (1961,1971,1980,1990,2000, 2010)…………..oleh BPS

• SUPAS (1976,1985,1995, 2005) …………………………………………oleh BPS

• SUSENAS (1967,1979, ....1999) …………………………………………oleh BPS

• Survey Fertilitas dan Mortalitas Indonesia (1973) …………..oleh LD-FE UI

• Laporan Hasil Pengupulan Data Efek Dampak Gerakan KB Nasional (setiap tahun) ……………………………………………………………oleh BKKBN

Secara Lokal (Kabupaten/Kota atau daerah tertentu)• Kabupaten Dalam Angka ………………………………………(BPS dan

Pemda)• SUSEDA (setiap tahun)…………………………………………………. oleh

BPS• Laporan Hasil Pengupulan Data Efek Dampak Gerakan KB

Nasional (setiap tahun) ………………………….oleh Kantor BKKBN Kabupaten/Kota

• Hasil-Hasil Penelitian dari ………………lembaga-lembaga penelitian atau perseorangan.

Page 6: Fertilitas
Page 7: Fertilitas

Faktor-2 Sosial, Ekonomi, Budaya

Variabel Antara1.Intercourse (Hub.Sex)2.Conception (Konsepsi)3.Gestation (Kehamilan)

Fertilitas

A. Kerangka Analisis Sosiologis Kinsley Davis dan Judith Blake (Davis-Blake)

Variabel Intercourse (Hubungan Sex)a. Umur pertama kali hubungan sex b. Selibat Permanenc. Lamanya berstatus Kawin d. Abstinensi sukarelae. Abstinensi terpaksa f. Frekuensi senggama

Variabel Conception (Konsepsi)Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal tak disengajaPemakaian alat kontrasepsiFekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja

Variabel Gestation (Kehamilan)Mortalitas janin (Aborsi) karena sebab-sebab yang tak disengajaMortalitas janin (Aborsi) karena sebab-sebab yang disengaja

Page 8: Fertilitas

Faktor-2 Sosial, Ekonomi, Budaya

3. Gestation (Kehamilan)

Variabel Antara

1.Intercourse (Hub.Sex)

2. Conception (Konsepsi)

Fertilitas

Page 9: Fertilitas

Faktor-2 Sosial, Ekonomi, Budaya

1.Intercourse (Hub.Sex)

a. Umur pertama kali hubungan sex

b. Selibat Permanen

c. Lamanya berstatus Kawin

d. Abstinensi sukarela

e. Abstinensi terpaksa

f. Frekuensi senggama

Page 10: Fertilitas

Faktor-2 Sosial, Ekonomi, Budaya

Variabel Conception (Konsepsi)

Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal tak disengaja

Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja

Pemakaian alat kontrasepsi

Page 11: Fertilitas

Faktor-2 Sosial, Ekonomi, Budaya

Mortalitas janin (Aborsi) karena sebab-sebab yang disengaja

Variabel Gestation (Kehamilan)

Mortalitas janin (Aborsi) karena sebab-sebab yang tak disengaja

Page 12: Fertilitas

Tingkat Mortlitas

L i n g k u n

g a n

Struktur Sosial-

Ekonomi

Program KB

Norma tentang Besarnya Keluarga

(Family Size)

Norma tentang Variabel Antara

Variabel Antara

1.Intercourse2.Conception3.Gestation

F e r t

il i t a

s

B. Kerangka Analisis SosiologisRonald Freedman

“Variabel Antara sangat erat hubungannya dengan norma-norma sosial/masyarakat”.

Pada akhirnya perilaku reproduksi seseorang akan dipengaruhi oleh norma yang ada.

Pilihan Jenis Kel. Anak

Page 13: Fertilitas
Page 14: Fertilitas

Dasar utama “teori transisi demografi” : bahwa sejalan dengan pembangunan sosial ekonomi, maka fertilitas lebih merupakan suatu proses ekonomi daripada suatu proses biologisBerbagai metode pengendalian kelahiran, lebih didasari oleh pertimbangan bahwa mempunyai banyak anak berarti memikul beban ekonomi dan menghambat peningkatan kesejahteraan sosial…Inilah faktor yang menyebabkan penurunan fertilitas di Eropa Barat dan Utara abad 19

Page 15: Fertilitas

Leibenstein• Tujuan teori ekonomi fertilitas : merumuskan teori yang menjelaskan faktor2 yang menentukan jumlah kelahiran yang diinginkan keluarga

• Anak dilihat dari 2 aspek, yaitu Aspek Kegunaan (Utility) dan Aspek Biaya (Cost)

• Ada 3 tipe kegunaan (utility) :a.Anak sebagai “barang konsumsi”, misal hiburan bagi ortub.Anak sebagai “sarana produksi”, menambah pendapatanc.Anak sebagai “sumber ketentraman” hari tua• Aspek Biaya (Cost) :Pengeluaran yang harus dilakukan sebagai konsekuensi mempunyai

anak, dari mulai kehamilan, kelahiran, hingga membesarkan anak.• Ada 2 tipe biaya (Cost)a.Biaya langsungBiaya yang dikeluarkan dalam pemeliharaan kehamilan, persalinan, dan

pemenuhan kebutuhan anak (sandang, pangan, kesehatan, pendidikan,dll

a.Biaya Tidak LangsungKesempatan memperoleh pendapatan yang hilang akibat mempunyai

anak.Misal, ibu harus berhenti bekerja karena hamil, mengurus anak,

Page 16: Fertilitas

Jika pendapatan naik, aspirasi orang tua terhadap anak berubah. Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti penambahan biaya.

Gary S. Becker : An Economic Analysis of Fertility

• Dari sisi ekonomi, anak dianggap sebagai barang konsumsi (cosumption goods), yang memberikan suatu kepuasan (utility) tertentu bagi orang tua.

• Secara ekonomi,” fertilitas dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, biaya memiliki anak, dan selera “.

• “Meningkatnya pendapatan dapat meningkatkan permintaan thd anak”• Dalam kenyataan, ternyata “orang tua yang pendapatannya tinggi,

permintaan terhadap anak berkurang” Mengapa ?• Analisis ekonomi rumah tangga :a.Orang tua mulai lebih menyukai anak-anak berkualitas tinggi dalam

jumlah anak yang sedikit, sehingga “harga beli” meningkatb.Jika pendapatan dan pendidikan meningkat, maka semakin banyak

waktu (khususnya pada ibu) untuk merawat anak. Jadi anak menjadi lebih mahal.