FENOMENOLOGI

download FENOMENOLOGI

of 26

description

filsafat

Transcript of FENOMENOLOGI

  • FENOMENOLOGIOLEH: INDRA TJAHYADI([email protected])

  • ETIMOLOGIFENOMOLOGIPHAINOMENON (B. YUNANI)GEJALA

  • TOKOHIMMANUEL KANT (17241804)EDMUND HUSSERL (18591938)MARTIN HEIDEGGER (1889-1976)MAURICE MERLEAU PONTY (1908-1961)

  • POKOK PIKIRANTidak ada benda-benda, yang ada hanyalah gejala-gejala.Yang Ada menampakkan diri lewat gejala-gejala sehingga hakikat, makna, dan adanya Yang Ada itu dapat disimpulkan berdasarkan gejala-gejala yang di-alami manusia. Hanya lewat fenomena manusia dapat menyentuh kenyataan dan menjadikannya objek bagi pengetahuannya yang terbatas.

  • Oleh karena itu,metode fenomenologi tidak mempersoalkan apakah objek pengalaman itu juga ada lepas dari kesadaran manusia. Gejala-gejala harus diajak bicara, diberi kesempatan untuk memperlihatkan diri menjadi fenomena (Hartoko, 2002: 2829).

  • IMMANUEL KANT (17241804)Lahir di Konigsberg di Prusia (sekarang Kaliningrad di Rusia) pada tahun 1724, dan tetap tnggal di sana sampai meninggal pada tahun 1804.Karya:Kritik der reinen Vernunft (Kritik atas Rasio Murni) (1781);Kritik der praktischen Vernunft (Kritik atas Rasio Praktis) (1788)Kritik der Urteilskraft (Kritik atas daya Pertimbangan) (1790)

  • PEMIKIRANAda benda-benda pada dirinya sendiri (an sich), tetapi tidak dapat diselidiki oleh seseorang.Seseorang hanya mengamati benda-benda sejauh mereka menjadi objek, gejala, atau fenomenin bagi seseorang tersebut.

  • Dengan kata lain, memang ada suatu realitas atau dalam kata-kata Kant das Ding an sich (benda pada dirinya sendiri; the thing in itself), terlepas dari subjek. Tetapi, das Ding an sich selalu tinggal suatu X yang tidak dikenal. Oleh karena itu, manusia hanya mengenal fenomena-fenomena, yang selalu merupakan sintesa antara hal-hal yang datang dari luar dengan bentuk ruang dan waktu.

  • FENOMENOLOGI TRANSENDENTALEDMUND HUSSERL (18591938)Lahir di Prostejov, Cekoslovakia, 8 April 1859. Meninggal di Freiburg, pada tahun 1938).Mengambangkan metode fenomenologi.Karya, a.l:Logische Untersuchungen, I dan II (Penyelidikan-penyelidikan Logis, I dan II) (19001901).Meditations Cartesiennes (Renungan-renungan Cartesian) (1931).

  • zu den Sachen selbst (kembali ke benda-benda sendiri)Seseorang harus kembali ke benda-benda sendiri. Dengan jalan, memberi objek-objek kesempatan untuk berbicara.Hanya dengan itu Wesenschau dapat ditemukan.

  • WESENSCHAUWesenschau adalah hakikat objek.Hakikat objek adalah unsur yang dimiliki oleh objek yang sifatnya tidak berubah.Hakikat disebut Wesen.

  • METODE VARIASI EIDETISMetode yang digunakan dalam deskripsi fenomenologis Husserl untuk mencapai Wesenschau: membebaskan fantasi kita untuk membayangkan gejala dalam macam-macam keadaan yang berbeda, sehingga akhirnya nampak apa yang merupakan batas invariabel dalam situasi-situasi yang berbeda tersebut.

  • TUJUANDeskripsi fenomenologis sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengganti keterangan ilmiah melainkan baru sebagai persiapan untuk keterangan ilmiah.

  • INTENSIONALITAS KESADARANIntensionalitas kesadaran merupakan hal penting bagi manusia untuk mengenali realitas.Fakta: kesadaran selalu terarah kepada objek-objek (intensionalitas = intendere (Latin): menuju ke).

  • KESADARANKesadaran bukan bagian dari kenyataan, melainkan asal kenyataan.Kesadaran tidak menemukan objek-objek, melainkan menciptakan objek-objek.Kesadaran manusia tidak dapat dibayangkan tanpa sesuatu yang disadari.

  • Kesadaran tidak pernah selalu pasif, karena menyadari sesuatu berarti mengubah sesuatu: Kesadaran itu tidak seperti cermin atau foto. Kesadaran itu tindakan. Terdapat interaksi antara tindakan kesadaran (noesis) dan objek kesadaran (noema). Tetapi, interaksi ini tidak boleh dianggap sebagai kerja sama antara dua unsur yang sama penting sebab akhirnya hanya ada kesadaran, objek yang disadari (noema) itu hanyalah suatu ciptaan kesadaran.

  • TIGA SEBAB MUNCULNYA KESADARANAda subjekAda subjek yang terbuka untuk objek-objekAda objek-objek

  • REDUKSIReduksi adalah cara agar intuisi manusia dapat menangkap hakikat objek-objek.Tugas reduksi: menyingkirkan semua hal yang mengganggu manusia mencapai Wesenschau.

  • TIGA JENIS REDUKSIMenyingkirkan segala sesuatu yang subjektif: sikap manusia harus objektif, terbuka untuk gejala-gejala yang harus diajak bicara.Menyingkirkan segala pengetahuan tentang objek yang diselidiki yang diperoleh dari sumber lain, semua teori dan hipotesis yang sudah ada.

  • Menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan: Segala sesuatu yang sudah dikatakan oleh orang lain harus, untuk sementara, dilupakan. Tujuannya agar gejala-gejala memperlihatkan diri, menjadi fenomenin.

  • MARTIN HEIDEGGER (1889-1976)Belajar pada Husserl setelah membaca Logical Investigations;Tertarik cara mengajar Husserl yang memimpin mahasiswa dalam melihat secara fenomenologi; ia melarang menggunakan ide-ide yang belum diuji yang terdapat dalam tradisi-tradisi (filsafat)Menolak kembali pada otoritas atau nama-nama besar dalam sejarah filsafat (lihat dalam metode sains objektif);

  • Heidegger mengajukan tiga soal pokok; 1) siapakah manusia? 2) Apakah wujud (being) yang kongkrit itu ? 3) Apakah wujud (being, realitas tertinggi) itu?Bagi Heidegger, manusia adalah makhluk yang terlempar di dunia ini tanpa persetujuan; yang memiliki keterbatasan;Dalam menemukan dirinya manusia akan berhadapan dengan soal kesementaraan (temporality), takut, gelisah, ketidakadaan (nothingness) dan mati;Ia mengkritik manusia sekarang ?

  • MAURICE MERLEAU PONTY (1908-1961)Ahli psikologi filsafati;Menggunakan metode fenomenologi sebagai alat berfilsafat;Paham tentang penemuan-penemuan dan ekperimen-eksperimen psikologi modern (psikologi Gestalt);Mengalihkan perhatian dari sifat psikologi yang behavioristik kepada aspek esensial dari pengalaman;

  • Bagi Ponty; filsafat harus dimulai dengan meneliti pengalaman-pengalamannya sendiri tentang realitas;Kegiatan ini akan menjauhkan diri dari 2 ekstrem; 1) hanya meneliti atau mengulangi penelitian tentang apa yang telah dikatakan orang tentang realitas; 2) hanya memperhatikan segi-segi luar dari pengalaman, tanpa menyebut-nyebut realitas sama sekali.

  • Bagi Ponty, semua pengalaman perseptual membawa suatu syarat yang esensial tentang suatu alam di atas kesadaran;Maka deskripsi fenomenologi oleh Ponty tidak hanya berurusan dengan data rasa/esensi saja, tetapi melakukan perjumpaan dengan alam.Deskripsi fenomenologi tidak akan pernah bisa diselesaikan, karena ia hanya memberi gambaran tentang dunia dalam proses, dan proses itu tidak dapat diramalkan; yang dapat diberi deskripsi adalah hal-hal yang telah terjadi.Dunia tidak pernah mengikuti- yang dikonsepsikan, melainkan alam mempunyai arti dengan mengikuti sejarah yakni melalui dialektika subjek-objek.

  • Matur Nuwun