FENOMENOLOGI

download FENOMENOLOGI

If you can't read please download the document

Transcript of FENOMENOLOGI

FENOMENOLOGIDefinisi Fenomenologi merupakan filosofi dan sekaligus satu pendekatan metodologis dalam penelitian kualitatif. Fenomenologi adalah salah satu tradisi intelektual utama yang telah memepengaruhi riset kualitatif. Fenomenologi menurut Husserl memberi pengetahuan yang perlu dan esensial mengenai apa yang ada. Fenomenologi mempelajari dan melukiskan ciri-ciri intrinsic fenomen-fenomen sebagai fenomen-fenomen itu sendiri. Kata fenomenologi berasal dari bahasa yunani yaitu fenomenon, merupakan sesuatu yang tampak, yang terlibat karena bercakupan. Fenomenologi menjelaskan makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Fenomenologi pada dasarnya : Membantu periset memasuki sudut pandang orang lain Berupaya memahami mengapa mereka demikian Tidak hanya melihat sisi perspektif para partisipan Mengesampingkan gagasan awal periset mengenai suatu peristiwa. Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu Sejarah perkembangan Pada abad ke-18, pemikiran filsafat terbagi kedalam dua aliran yang saling bertentangan, yakni: Aliran Empirisme Aliran yang percaya bahwa pengetahuan muncul dari penginderaan. Dengan demikian kita mengalami dunia dan melihat apa yang sedang terjadi. Bagi penganut aliaran ini menganut bahwa sumber pengetahuan yang memadai itu adalah pengalaman. Akal yang dimiliki manusia hanya bertugas untuk mengatur dan mengolah bahan-bahan yang diterima oleh panca indra. Aliran Rasionalisme Aliran ini percaya bahwa pengetahuan timbul dari pemikiran manusia (rasio). Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang memenuhi syarat untuk diakui sebagai pengetahuan ilmiah. Menurut aliaran ini, pengalaman hanya dapat dipakai untuk mengukuhkan kebenaran pengetahauan yang telaha diperoleh melalui akal. Akal tidak memerlukan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan yang benar, karena akal dapat menurunkan kebenaran itu dari dirinya sendiri. Ditengah perbedaan pandangan tersebut muncul filosof Immanuel Kant yang menjembatani keduanya. Menurut Kant, pengetahuan adalah apa yang tampak kepada kita(fenomena). Fenomena didefinisikan sebagai sesuatu yang tampak atau muncul dengan sendirinya. Sejak pemikiran Kant menyebar luas, barulah fenomena menjadi titik awal pembahasan filsafat, terutama pembahasan mengenai bagaimana sebuah pengetahuan dibangun. Fenomologi semakin menemukan jalanya, ketika digunakan Hegel menjelaskan tesis dan antithesis yang melahirkan sintesis. Jadi akar dari fenomologi adalah pandangan-

pandangan filsafat mengenai fenomena. Franz Brentano (1874) mendefinisikan fenomena sebagai sesuatu yang terjadi dalam pikiran. Dalam asumsinya fenomena dibedakan menjadi Fenomea Mental dan Fenomena Fisik. Fenomena mental merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dengan fenomena fisik (objek atau persepsi eksternal). Sedangkan fenomena fisik ada karena kesengajaan, dalam tindakan sadar. Secara umum dapat disimpulkan bahwa fenomena adalah sesuatu yang kita sadari, objek dan kejadian dari pengalaman sadar kita. Hubungan antara kesadaran dan objek inilah yang kemudian diistilahkan Brentano dengan fenomologi. Pada abad ke-20, Edmund Husserl memberikan arti dan signifikansi baru. Bagi Husserl, fenomologi adalah ilmu pengetahuan tentang fenomena, tentang objek-objek sebagaimana objek-objek itu dialami atau menghadirkan diri dalam kesadaran kita. Pada awalnya Husserl mencoba untuk mengembangkan filsafat radikal atau aliran filsafat yang menggali akar-akar pengetahuan dan pengalaman. Hal ini didorong oleh ketidak percayaan terhadap pendekatan positivistic yang dinilai gagal memanfaatkan peluang membuat hidup menjadi bermakana, karena tidak mampu mempertimbangkan masalah nilai dan makna. Dengan demikian metode fenomologi lahir sebagai reaksi terhadap pendekatan positivistic Auguste Comte. Pendekatan positivistic yang selalu mengandalkan seperangkat fakta social yang objektif, atas gejala yang tampak mengemuka, sehingga cenderung melihat fenomena hanya dari permukaanya saja, tidak mampu memahami makna dibalik gejala yang tampak tersebut. Sedangkan metode fenomologi berangkat dari pola pikir subjektivisme yang tidak hanya memandang dari satu gejala yang tampak akan tetapi berusaha menggali makna di balik setiap gejala itu. Hal inilah yang menyebabkan metode penelitian fenomologi kemudian digunakan secara luas. Perkembangan Fenomenologi Pada awalnya fenomenologi diterangakan sebagai berikut: Fenomenologi menurut Edmund Husserl Lahir atas reaksi terhadap kelemahan Positivisme August Comte. Menawarkan reduksi, yaitu penundaan kesimpulan atas fenomena yang sedang diteliti. Reduksi tersebut diantaranya adalah : Reduksi Eiditis: menemukan struktur dasar untuk sampai pada yang hakiki Reduksi Fenomenologi: obyek dipandang gejalanya agar mengetahui subyektifitastransenden Reduksi Transenden: menghilangkan background tradisi dan pengetahuan obyek hingga menemukan kesadaran murni obyek Fenomenologi AlferdSchutz Menekankan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku manusia seharihari Manusia menjadi mahluk sosial. FenomenologiPeter L. Berger. Ide, nilai, budaya, norma dilihat sebagai pusat organisasi yang mensosialisasikan maknanya pada masing-masing anggotanya. Berikut ini dikemukakan tipe-tipe fenomenology yang dikenal secara luas dalam ilmu sosial. Bahasan fenomenology pada perkembangannya sangat beragam dan kompleks. Salah satu sumber yang menjelaskan keragaman tipe fenomenologi klasik dalam

encyclopedia of phenomenology : Transcendental constituve phenomenology Bagaimana objek dalam kesadaran transcendental atau kesadaran murni Naturalistic constitutive phenomenology Bagaimana kesadaran secara alamiah, kesadaran adalah hal yang alami Existential phenomenology studies Eksistensi manusia, termasuk pengalaman, tindakan dan pilihan bebas manusia dalam situasi yang konkrit. Generative historicist phenomenology Bagaimana makna (yang ditemukan dalam pengalaman) digeneralisasikan dalam proses historis atau kumpulan pengalaman Genetic phenomenology Asal usul makana dalam pengalaman seseorang Hermeneutical phenomenology Struktur interpreatif pengalaman, bagaimana memahami dan menyatukan hal-hal di sekeliling kita, termasuk diri kita sendiri dan orang lain Realistic phenomenology Struktur kesadaran dan kesenjangan. Bahwa struktur ini terjadi dalam dunia nyata, di luar kesadaran dan dibawa ke keberadaan. Ciri-ciri Ciri- ciri sifat fenomenologi : Tujuannya adalah memahami manusia dengan segenap aspeknya. Hal yang ditekankan terletak pada pengalaman manusia dan eksplorasi kualitatifnya. Psikologi fenomenologi menentang konsep tabula rasa tentang kesadaran, pandangan yang asosianistik dan seluruh kecenderungan reduksionis. Psikologi fenomenologi menyukai dan menekankan pendekatan holistik dalam mempelajari masalah- masalah psikologis. Metode pengumpulan data penelitian Tahapan metode pengumpulan data penelitian secara kualitatif ada tiga yaitu: Tahap pralapangan Pengamatan awal yang merupakan kegiatan mengunjungi beberapa kali ke tempat tanpa berinteraksi dengan subjek (mengamati subjek, lingkungan subjek, tindakan subjek, tanpa melakukan mewawancara). Peneliti mendapat pengetahuan yang bersifat umum tentang berbagai lingkungan. Pedoman wawancara yang disusun atau dipersiapkan meliputi dua hal, yaitu : Pertanyaan substantantif Berkaitan dengan masalah substantif dalam lingkungan khusus. Pertanyaaan yang sifatnya lebih dekat dengan masalah sosiologis yang mendasar dan masalah teoritis yang lebih luas. Dia lakukan pengamatan awal, mempersiapkan pedoman pengamatan dan pedoman wawancara. Pendekatan konstruktivitas dengan metodelogi riset kualitatif yang menggunakan metode fenomenologi, peneliti melibatkan diri dalam kehidupan subjek, peneliti juga harus mengidentifikasikan diri dan bersatu dengan subjek sehingga peneliti dapat mengerti mereka dengan

menggunakan kerangka berpikir mereka. Tahap lapangan Pengamatan dialakukan secara terbuka seperti participant observation. Hal ini dilakukan untuk dapat terjalinnya hubungan dengan subjek atas dasar kepercayaan dan adanya saling tukar informasi yang bebas dan terbuka. Pengamatan yang dilakukan bersifat netral. Pendekatan observasi Dalam proses pengambilan data aspek pengamatan yang penting adalah memepelajari bagaimana subjek memakai bahasa peneliti karena lambang dan simbol yang digunakan oleh pengamat kemungkinan mempunyai arti yang berbeda dengan yang digunakan subjek. Metode untuk mendapatkan data digunakan metode observasi. Berdasarkan istilah observasi diarahkan pada kegiatan untuk memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Berdasarkan uraian istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa peneliti yang profesional akan melaporkan hasil observasinya secara deskriptif, tidak interpretatif. Dalam pengambilan data dilakukan wawancara mendalam dengan subjek. Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam wawancara kualitatif wawancara diarahkan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dilakukan melalui pendekatan lain. Saat berlangsungnya proses pengambilan data, catatan lapangan sangat penting sebaba merupakan mata rantai antara pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara dengan analisis data serta pengolahan data dan akhirnya dengan penulisan akhir. Catatan terdiri dari dua bagian, yaitu : Deskripsi yakni tentang apa yang sesungguhnya kita amati, yang bener-bener terjadi menurut apa yang kita lihat, dengar atau amati dengan indra. Komentar, tafsiran, refleksi, pemikiran dan pandangan kita tentang apa yang kita amati. Peneliti mengolah apa yang diobservasi, ia mencari maknanya untuk kemudian menemukan pola atau tema rangkaian kejadian-kejadian. Setelah itu maka akan timbul hipotesis dan teori padanya yang mungkin dapat digunakan untuk memahami peristiwa. Atau memungkinkan timbulnya metode baru dari pengamat utuk mengadakan pengamatan yang lebih serasi dalam pengumpulan data pendekatan Reduksi Reduksi berarti kembali pada dunia pengalaman, sebab pengalaman adalah tanah dimana tumbuh segala makna dan kebenaran sehingga diperoleh suatu pemahaman bahwa pengetahuan subjek tentang tentang dunia bukan lagi pengalaman subjektif semata semata dimiliki subjek, melainkan suatu pengetahuan fundamental yang dialami oleh subjeksubjek lainnya. Penempatan sesuatu diantara dua kurun, dengan melupakan pengertian-

pengertian tentang objek untuk sementara dan berusaha melihat objek secara langsung dengan intuisi tanpa bantuan pengertian-pengertian yang telah ada sehingga diberi kesempatan berbicara tentang dirinya sendiri. Pada pengambilan data peneliti memposisikan diri sebagai human instrumen . Proses pengumpulan data hingga analisis terdiri atas tiga bagian proses reduksi yaitu : Reduksi Fenomenologi Usaha mendeskripsikan pengalaman manusia dan menyatakan suatu perwujudan subjek di dunia, yaitu subjek yang mengalami objek dengan cara tertentu, prarefleksi dan kondisional. Pengamatan diseleksi terhadap kenyataan yang penting-penting saja dan sikapsikap subjektif yang wajar dan alamiah seperti yang dilakukan dalam kegiatam sehari-hari. Reduksi fenomenologi akan mendatangkan kesadaran murni, yang diperoleh dari analisis inetensional, diman dalam proses konstitusi kesadaran diaktifkan oleh kutub subjek sehingga terjadi pengarahan subjek ke objek. Reduksi Eeidetis Kesadaran yang diperoleh mempu membentuk dunia tanpa keluar dari struktur-struktur essensialnya. Ciri Khas reduksi Eeidetis Adanya kegiatan pada subjek yang menyangkut suatu tindakakan kesadaran. Adanya sifat instrinsik objek yang disebut sebagai Eidos atau essensi Objek kognitif dan tindakan kesadaran bersifat korelatif sebagai suatu relasi intensional. Tujuan dari reduksi Eeidetis ialah untuk memenuhi kriteria fenomenologi sebagai ilmu tentang hakikat yaitu menemukan keseluruhan hakiki yangamendasar dan mendalam dari fenomena yang oleh fenomenolog disebut eidos. Reduksi Transedental Langkah reduksi yang berusaha memilih hakikat yang masih bersifat empiris manjadi hakikat yang murni. Tujuannya ialah untuk mendapatkan kemurnian dan kejernihan data dengan cara melakukan klarifikasi data terhadap data yang terkumpul, hal ini dilakukan dengan berbagai sumber dan tekhnik yang disebut dengan data triangulator maupun investigator triangulation. Reduksi Transedental (solusipe) digabung dengan ego-ego lain dunia objektif. Tahap analisis data Moustakes dalam phenomenological Reserch Methodes berkata bahwa pada prinsipnya kegiatan peneliti dalam sebuah penelitian fenomenologi adalah sbb: Merumuskan topik dan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang berakar pada makna-makna biografis dan nilai-nilai. Melakukan peninjauan yang koherensif literatur-literatur secara profesional

Membuat seperangkat kriteria untuk menentukan serangkaian instruksi mengenai sifat alamiah dan tujuan dari penelitian. Mengembangkan serangkaian pertanyaan dan topik sebagai panduan dalam proses wawancara Merekan proses wawancara Mengorganisasikan dan menganalisis data, mempfasilitasi pengembangan deskriptif tekstural masing-masing informal dan mensintesis makna/essensi dari rangkuman deskripsi testural maupun struktural. Pengembangan komunikasi Penelitian ilmu komunikasi yang berorientasi pada fenomenologi menekankan aspek subjektif dari tingkah laku manusia. Kaum fenomenologis percaya bahwa realitas adalah hasil konstruksi social (Berger & Luckmann, 1967). Realitas juga merupakan hasil berbagai pengalaman berinteraksi antara satu orang dengan orang lain (Greene, 1978). Inti riset fenomenologi adalah gagasan mengenai dunia kehidupan, pemahaman bahwa realitas masing-masing individu itu berbeda, dan bahwa tinakan masing-masing individu hanya dapat dipahami melalui pemahaman terhadap dunia kehidupan individu, sekaligus melalui perspektif mereka bersama. Oleh karena itu, tugas seorang peneliti adalah untuk mengakses pemikiran akal sehat orang-orang dengna tujuan menafsirkan, motif-motif, tindakan, dan dunia social mereka dari sudut pandang mereka. Sebagai contoh, suatu saat seorang penyanyi dangdut bernyanyi di panggung dengan melakukan goyangan-goyangan dengan tubuhnya. Bagaimana masyarakat menilai adegan itu? Ternyata muncul berbagai macam penilaian yang semuanya bersifat subjektif. Ada sebagian orang menganggap bahwa penyanyi tersebut melakukan porno-aksi yang sangat vulgar, hal itu dapat mengundang syahwat, sebaiknya dicekal, dan seterusnya. Sedangkan, ada sebagian orang lagi menganggap bahwa penyanyi dangdut tersebut hanya menyanyi dan menari sesuai tuntutan nyanyiannya, yang penting tidak melanggar hukum, dan sebagainya. Sebagai peneliti ilmu komunikasi yang berorientasi pada fenomenologi, yang diteliti bukan penyanyi tersebut, tetapi meneliti reaksi subjektif dari masyarakat terhadap si penyanyi. Peneliti tidak menyimpulkan mana pendapat yang benar dan mana yang salah, tetapi peneliti memahami apa yang dipikirkan oleh masyarakat terhadap suatu fenomena. Analisis Analisis data fenomenologi dimulai sejak proses pengumpulan data, dilanjutkan dengan proses mereduksi, menyajikan dan menyimpulkan data. Pengumpulan data Observasi, dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti atau dapat dirumuskan sebagai proses pencatatan pola perilaku subyek(orang), obyek(benda) atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Wawancara yang dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti). Sedang wawancara tak terstruktur (wawancara dilakukan apabila adanya jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan

terstruktur namun tidak terlepas dari permaslahan penelitian). Mengolah/mereduksi data Hal-hal yang direduksi meliputi data hasil pengamatan dan data hasil wawancara. Tahapan mereduksi data meliputi langkah-langkah sbb: Pemeriksaan Data (Editing), Dilakukan dengan cara meneliti kembali data yang terkumpul dari hasil penelitian dan hasil wawancara. Langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul sudah cukup baik.Pengamatan dilakukan secara seleksi hanya pada kegiatan masyarakat yang benar-benar berkaitan langsung dengan tema penelitian. Simplifying, dilakukan sebagai usaha menyederhanakan data yaitu dengan memberi simbol angka pada masing-masing kategori jawaban dari seluruh responden, namun tidak mengurangi makna dan keakuratan data yang diperoleh. Abstracting, peneliti menggambarkan data secara naratif sesuai dengan hasil penelitian dengan cara melakukan tabulasi data. Menganalisis dan menyimpulkan data Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, membedakan dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Analisis data bermaksud atas nama mengorganisasikan data, data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, dan lain-lain, dan pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan memberikan suatu kode tertentu dan mengkategorikannya, pengelolaan data tersebut bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif. Setelah Menyajikan dan menganalisis data hasil penelitian secara sistematik kemudian menyimpulkan data hasil penelitian dengan membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika dan mengangkatnya sebagai temuan penelitian. Mengkaji secara berulang-ulang data yang telah ada dan melaporkan hasil penelitian lengkap dengan temuan baru yang berbeda dengan temuan sebelumnya. Keterbatasan riset Periset kurang memahami lebih dalam mengenai filosofi dari fenomenologi. Akibatnya seringkali periset ceroboh dalam menggunakan istilah fenomenologi dalam kegiatan diskusi, tanpa memiliki kesadaran nyata akan kedalaman atau persyaratan metodologi. Periset juga mengalami kesulitan untuk menggali informasi atau menemui fenomena yang dialami oleh seseorang.