Fenomena Tarik Pada Polimer Amorf
-
Upload
dewi-lestari-natalia-marpaung -
Category
Documents
-
view
95 -
download
12
description
Transcript of Fenomena Tarik Pada Polimer Amorf
1
Dewi Lestari Natalia (1006704530)Kelompok 16 Paper Uji Tarik
Fenomena Tarik pada Polimer Amorf
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang
disebut monomer. Umumnya suatu polimer terbentuk atas suatu struktur
yang tersusun secara berulang, diikat gaya tarik menarik yang kuat yang
disebut ikatan kovalen. Polimer dibedakan menjadi dua, yaitu termoplastik
dan termoset. Termoplastik adalah polimer atau plastik yang akan menjadi
lunak jika dipanaskan dan mengeras kembali jika didinginkan. Temoplastik
dengan banyak rantai molekul cabang dan dengan rantai samping yang
panjang tidak dapat dikompakan
karena strukturnya tidak teratur,
rantai molukel-molekulnya
bersilang-silang melilit seperti
benang kusut, disebut polimer
termoplastik amorf. Karakteristik
polimer amorf ini antara lain
bersifat transparan, getas, dan tidak
berstruktur.
Di sisi lain, ketangguhan material merupakan parameter yang penting
dalam bidang mekanika bahan. Ketangguhan material adalah kemampuan
material untuk dapat menyerap energi sampai pada titik patah, yang juga
merupakan luasan bidang dibawah kurva tegangan-regangan. Ada beberapa
metode pengujian yang dipakai untuk mengetahui ketangguhan suatu
material. Salah satunya adalah dengan melakukan pengujian tarik atau yang
biasa dikenal dengan tensile strength. Kebanyakan material mengalami
tegangan beserta deformasinya selama pemrosesan dan penggunaan.
Deformasi plastis diperlukan didalam pemrosesan. Biasanya fungsi yang
semula diinginkan dari material akan berakhir jika terdi perpatahan, apakah
akibat beban yang berlebih, akibat impak yang tiba-tiba atau gradien panas
yang tajam. Untuk menghindari perpatahan, harus dipertimbangkan
konsentrasi-tegangan dan ketangguhan.
Depertemen Teknik Metalurgi dan MaterialFakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 1. Polimer kristalin dan amorf
Gambar 2. Grafik stress-strain pada polimer
Gambar 3. Kurva deformasi bahan polimer
2
Dewi Lestari Natalia (1006704530)Kelompok 16 Paper Uji Tarik
Setiap material, baik yang ulet maupun getas mengalami suatu
regangan plastis (permanen) sebelum patah. Struktur polimer cukup berbeda
sehingga perilaku mekanisnya
tidak selalu sama dengan perilaku
logam atau keramik nonsilikat.
Pada gambar 2 menunjukan
perilaku hasil uji tarik pada bahan
polimer yang mempunyai sifat dan
karakter yang berbeda.
Pengujian sifat mekanik bahan polimer banyak digunakan untuk
mendapatkan data mengenai kualitas bahan tersebut. Metode yang
digunakan adalah uji tarik. Dari uji tarik ini akan diperoleh kurva tegangan-
regangan (stress-strain). Informasi yang diperoleh dari kurva ini untuk
polimer adalah kekuatan tarik dan perpanjangan dari bahan. Kekuatan tarik
merupakan reaksi ikatan antara atom-atom atau antara ikatan-ikatan dalam
polimer terhadap gaya luar atau tegangan. Melalui pengujian kekuatan tarik
diperoleh kurva tegangan (stress) terhadap regangan (strain).
Depertemen Teknik Metalurgi dan MaterialFakultas Teknik Universitas Indonesia
3
Dewi Lestari Natalia (1006704530)Kelompok 16 Paper Uji Tarik
Di awal pengujian, polimer amorf akan mengalami tegangan, tegangan
ini akan menimbulkan regangan elastis (deformasi elastis). Regangan elastis
muncul ketika ada tegangan, tetap konstan apabila tegangannya konstan dan
hilang apabila tegangannya dihilangkan. Pada tegangan yang lebih tinggi
terjadi pergeseran tetap dari atom-atom dalam suatu bahan disamping
regangan elastis. Regangan ini tidak mampu balik pada saat regangan
ditiadakan , regangan ini disebut regangan plastis.
Dalam pengujian tarik polimer amorf, ketika polimer amorf
mendapatkan beban, maka dia akan mengalami perpanjangan, sampai
kemudian putus. Salah satu hasil dari uji tarik terhadap polimer amorf, bisa
dilihat dari waktu yang diperlukan polimer mengalami perpatahan, yaitu
sangat singkat, bersamaan dengan tegangan maksimum tercapai. Dalam
pengujian tarik antara polimer amorf dengan polimer kristalin di dapat
bahwa polimer amorf memiliki tensile strength dan tensile modulus yang lebih
rendah dibandingkan dengan polimer kristalin.
Referensi:
http://www.zeusinc.com/UserFiles/zeusinc/Documents/
technical_newsletters/Zeus_Crystallinity.pdf
http://www.virginia.edu/bohr/mse209/chapter16.htm
Kierkels, Jules Theodorus Antonius. Tailoring the Mechanical
Properties of Amorphous Polymers. 2006. Belanda: University Press
Facilities, Eindhoven, the Netherlands.
Depertemen Teknik Metalurgi dan MaterialFakultas Teknik Universitas Indonesia