FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN...

39
FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTER (STUDI PEDAGANG KECIL DI PASAR BINTAN CENTER) JURNAL OLEH LISKEN SIRAIT NIM : 110569201129 PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Transcript of FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN...

Page 1: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTER

(STUDI PEDAGANG KECIL DI PASAR BINTAN CENTER)

JURNAL

OLEH

LISKEN SIRAIT NIM : 110569201129

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

2015

Page 2: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen pembimbing Skripsi Mahasiswa yang

disebut dibawah ini:

Nama : Lisken Sirait

NIM : 110569201129

Jurusan/Prodi : Sosiologi

Alamat : Perumahan Griya Senggarang Permai Blok E No. 9

No. Telp : 085356279966

Email : [email protected]

Judul Naskah : Fenomena Rentenir di Pasar Bintan Center

(Studi Kasus Pedagang Kecil di Pasar Bintan Center)

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah

dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 25 Agustus 2015

Yang menyatakan,

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Nanik Rahmawati, M.Si Siti Arieta, M.A

NIDN. 1006048303 NIDN.1006048303

Page 3: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Permasalahan ekonomi yang terjadi

dalam masyarakat memang tidak ada

habisnya. Hal ini disebabkan terjadinya

krisis ekonomi berkepanjangan yang

tentunya sangat merugikan dan meresahkan

masyarakat. Kesulitan ekonomi ini tak

jarang membuat masyarakat sulit untuk

memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Keadaan ini akan membuat masyarakat yang

notabene hanya pedagang kecil akan

menjadi sulit dalam membangun usaha

mereka yang disebabkan modal hanya

sedikit dan tidak mudah untuk menemukan

tempat untuk meminjam modal. Pada saat

seperti inilah peran bank di masyarakat akan

sangat dibutuhkan. Bank merupakan salah

satu institusi yang sangat berperan dalam

bidang perekonomian suatu negara

(khususnya dibidang pembiayaan

perekonomian). Dengan adanya Bank di

masyarakat, maka diharapkan akan

membantu masyarakat dalam

meningkatkan usaha.

Seiring dengan berjalannya waktu,

masyarakat kecil mulai meninggalkan bank

dan beralih ke Bakri atau bank ilegal, hal ini

disebabkan dalam proses peminjaman dalam

bank sangat sulit dan lama, padahal

masyarakat tidak bisa menunggu lama yang

disebabkan persaingan usaha semakin lama

semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit )

adalah orang yang memberi pinjaman uang

tidak resmi atau resmi dengan bunga tinggi.

Bakri dengan meminjamkan uang tidak

resmi maksudnya adalah mereka-mereka

yang menjalankan bisnis uang kepada para

pedagang kecil dengan tidak berbadan

hukum. Para Bakri tersebut menjalankan

usaha bisnis membungakan uang dengan

cara illegal tanpa berbadan hukum dari

pemerintah terkait seperti ijin usaha dan

Page 4: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

administrasi lainnya yang berhubungan

dengan keabsahan usaha. bebadan hukum.

Bakri biasanya beroperasi di saat panen

gagal, ketika para petani sangat

membutuhkan uang namun tidak dapat

memberi jaminan kepada bank dan juga para

pedagang kecil yang membutuhkan modal

usaha. Sasaran bakri lainnya adalah

konsumen produk perbankan yang telah

dimasukkan ke daftar hitam karena

bermasalah dengan bank (kredit macet).

Atau pengusaha-pengusaha kecil menengah

yang kesulitan akses permodalan dari bank

serta rumah tangga-rumah tangga yang

memerlukan dana cepat. Pinjaman dari bakri

atau tengkulak tidak memerlukan jaminan

sertifikat rumah atau barang berharga

lainnya (kebanyakan hanya memerlukan

kartu tanda penduduk atau identitas lainnya),

namun memiliki risiko tinggi.

Bakri ini adalah bank keliling yakni

orang yang mengeluarkan uang, terutama

memberikan pinjaman kepada orang-orang

yang membutuhkan dan keliling karena

mereka bergerak untuk menawarkan

pinjaman dari mulut ke mulut atau dari

rumah ke rumah, terutama kepada orang-

orang yang memiliki usaha baik itu usaha

besar maupun kecil. Sepintas kata bank

keliling seperti angin segar bagi masyarakat

yang kekurangan modal usaha agar dapat

melanjutkan usahanya. Sasaran bakri adalah

masyarakat menengah ke bawah dengan

catatan yang memiliki usaha apa pun

jenisnya mulai dari agen atau toko

kelontong, pedagang sayur, penjahit, penjual

nasi uduk dan sejenisnya, bahkan tukang

ojek. Oleh karena itu, tak jarang masyarakat

yang tidak memiliki usaha sama sekali,

tetapi butuh uang, mereka akan membuat

keterangan palsu memiliki usaha agar

mendapatkan pinjaman.

Lembaga pemberian kredit jelas

sangat dibutuhkan masyarakat. Banyak jenis

– jenis kredit yang sering datang

menawarkan bantuan modal bagi

Page 5: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

masyarakat mulai dari bank, lembaga non

bank dan sampai Bakri. Tidak jarang

masyarakat memilih jalan yang lebih cepat

untuk mendapatkan modal yakni dari Bakri

karena proses yang tidak berbelit – belit

seperti di bank. Disisi lain tidak dapat

dipungkiri bahwa bank juga menganggap

masyarakat yang berprofesi sebagai

pedagang kecil kurang memberikan

kontribusi berupa keuntungan bagi mereka.

Hal inilah yang menyebabkan banyak

masyarakat memilih lembaga – lembaga

lainnya yang sifatntya ilegal yang

memberikan pinjaman seperti bank harian

yang dilakukan Bakri. Masyarakatpun

menganggap proses administrasi bank

terlalu rumit, tidak memadainya syarat –

syarat yang diminta, membutuhkan waktu

yang lama dan lokasi bank yang jauh dari

tempat tinggal. Hal ini harus sesuai dengan

undang-undang no. 25 tahun 1992 pasal 4

yang menjelaskan bahwa salah satu fungsi

dan peran koperasi ialah membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan

sosialnya.

Terkait dengan pembahasan di atas

jika sebahagian kecil pada suku Batak yang

ada di Tanjungpinang berpropesi sebagai

Pegawai Negeri Sipil, lalu bagaimana

dengan sebahagian besar lainnya ? Tentu

selain sektor pemerintah ada yang namanya

sektor swasta seperti bekerja di perhotelan di

Lagoi, perusahaan, supir, tukang ojek,

pedagang dan bahkan ada yang menjadi

petani di tanah sengketa atau tanah garapan

seperti di Senggarang dan Kijang. Namun

ternyata dari sekian banyak penduduk Batak

yang ada di Tanjungpinang ini hampir 30 %

memiliki pekerjaan sebagai Bakri atau

dalam bahasa lainnya rentenir.

Dewasa ini fenomena tentang praktek

Bakri menjadi kental di dalam kehidupan

masyarakat suku Batak termasuk di

Page 6: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

Tanjungpinang. Bakri bekerja dengan tujuan

untuk memperoleh hasil yang sangat baik

dan tinggi. Dengan hasil tersebut kebutuhan

pokok para Bakri dapat terpenuhi, dan

bahkan lebih. Sekalipun demikian ketika

berbicara tentang praktek Bakri, pandangan

masyarakat umunya seringkali mengatakan

bahwa Bakri adalah lintah darat, pemeras,

penyiksa masyarakat ekonomi lemah, hal ini

salah satunya disebabkan oleh suku bunga

yang ditetapkan Bakri tidaklah wajar.

Potret kehidupan para pedagang kecil

di Pasar Bintan Center ini memang belum

terlepas dari jerat Bakri, bahkan kian hari

jerat itu dirasakan semakin melilit. Utang ke

Bakri telah membuat para pedagang terjebak

dalam kemiskinan terstruktur, sehingga

kehidupan mereka tak kunjung sejahtera.

Lebih parah lagi, ”pulang dari pasar

umumnya para pedagang ini hanya cukup

membeli beras sebanyak dua liter”, karena

tersangkut pinjaman ke Bakri dengan bunga

yang ditetapkan mereka. Umumnya,

pedagang bisa bertahan hanya dan hanya

jika didorong semangat hidup yang kuat

dengan motto kerja keras agar kehidupan

mereka menjadi lebih baik. Inilah realita

hidup, bahwa ternyata keadaan bisa

membuat semuanya menjadi berubah.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di

atas dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut :

Mengapa pedagang kecil yang ada di

pasar Bintan Center Kilometer IX

Tanjungpinang lebih memilih meminjam

uang pada Bakri dibandingkan ke bank?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui latar

belakang pedagang kecil di

Pasar Bintan Center Kilometer

IX Kota Tanjungpinang lebih

memilih meminjam uang pada

Bakri, sedangkan banyak bank

telah membuka kredit bagi para

pembuka usaha kecil dan

Page 7: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

menengah termasuk para

pedagang.

2. Untuk mengetahui mengapa

para pedagang kecil di pasar

Bintan Center ini harus

meminjam uang kepada Bakri,

apakah karena ada kesempatan

atau ada hal – hal lain yang

memaksa keadaan tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Praktis

Dilihat dari kegunaan penelitian

secara praktis penelitian ini

diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran serta dapat

membantu sebagai bahan informasi

mengenai maraknya propesi Bakri

yang menjalankan bisnisnya kepada

pedagamg – pedagang kecil yang ada

di Tanjungpinang hususnya di pasar

Bintan Center.

2. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi maupun acuan

informasi dalam penelitian-penelitian

berikutnya dengan permasalahan yang

sama serta menjadi referensi pustaka

bagi pemenuhan kebutuhan penelitian

lanjutan.

E. Konsep Operasional

Agar lebih memudahkan

pemahaman penulis dalam pengertian-

pengertian ini dan juga agar tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda

terhadap konsep-konsep yang ada,

maka penulis mencoba

mengoperasionalkan konsep-konsep

sebagai berikut:

1. Bakri ( Batak kredit )

Batak kredit atau yang sering

disebut (Bakri ) adalah istilah yang

sering disebut masyarakat seseorang

yang melakukan kegiatan menjalankan

uang dengan cara memberi bunga

Page 8: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

yang cukup tinggi. Berbicara Bakri

tentu profesi ini sudah melekat pada

diri orang Batak bahwa setiap orang

yang memeiliki profesi sebagai Bakri

ini adalah orang Batak. Sesungguhnya

pekerjaan Bakri bukan hannya

dilakukan oleh etnis suku Batak akan

tetapi ada beberapa masyarakat dari

berbagai etnis yang berbeda juga

berprofesi sebagai Bakri. Walupun

yang melakukan pekerjaan ini bukan

hannya orang Batak, akan tetapi setiap

orang yang melakukannya masyarakat

menyebutnya tetap Bakri karena

panggilan tersebut sudah melekat pada

diri masyarakat.

2. Pedagang Kecil

Adapun definisi dari pedagang

kecil sebagaimana yang di ungkapkan

oleh Winardi (1986:167)

adalah:”Pedagang- pedagang yang

dengan modal yang relatif sedikit

melaksanakan aktifitas produksi dalam

arti luas (produksi barang, menjual

barang dan menyelenggarakan jasa)

untuk memenuhi kebutuhan kelompok

konsumen tertentu dalam masyarakat

usaha yang mana dilaksanakan

ditempat-tempat yang dianggap

strategis dan ekonomis dalam suasana

lingkungan yang informal. Pedagang

pedagang kecil digambarkan sebagai

perwujudan pengangguran

tersembunyi atau setengah

menganggur.

3. Hutang

Hutang yaitu, uang yang

dipinjam oleh para pedagang kecil

yang dalam hal ini disebut sebagai

nasabah dari bakri, dan harus

dikembalikan dengan jangka waktu

yang sudah disepakati kedua belah

pihak, termasuk berapa jumlah bunga

pinjaman yang ditentukan oleh Bakri.

Page 9: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Metode kualitatif merupakan

suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa

kata – kata tertulis atau lisan dari

orang – orang dan perilaku yang dapat

diamati (Baktiar,2005:24). Penelitian

deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan secara tepat sifat-sifat

suatu individu, keadaan, gejala atau

kelompok tertentu dalam masyarakat

(Silalahi,2009:28).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di

Pasar Bintan Center Kilometer IX

Tanjungpinang Timur. Adapun alasan

penulis memilih Pasar Bintan Center

sebagai lokasi penelitian dikarenakan

dari sekian banyak pedagang yang

terdapat di Pasar tersebut tergolong

sebagai pedagang kecil dan mereka

hidup dan bertahan bisa membuka

usaha dagangannya dengan cara

tergantung kepada Bakri.

3. Jenis dan sumber data

a. Data Primer

Data primer merupakan

sumber data yang diperoleh langsung

dari sumber asli (tidak melalui media

perantara). Data primer dapat berupa

opini subjek (orang) secara individual

atau kelompok, hasil observasi

terhadap suatu benda (fisik), kejadian

atau kegiatan, dan hasil pengujian.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain). Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam

arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan dan yang tidatidak

Page 10: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

dipublikasikan. Sumber lain

adalah dari buku – buku teori,

jurnal ilmiah yang terkait dengan

masalah penelitian.

4. Populasi dan Sampel

Sesuai dengan jenis penelitian

yaitu kualitatif, bahwa penelitian

kualitatif tidak menggunakan populasi

dan sampel tetapi oleh Spradley

dinamakan sosial situasion atau situasi

sosial yang terdiri atas tiga elemen

yaitu tempat (place), pelaku ( actors),

dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis (Sugiyono

215:2010). Peneliti menggunakan

teknik pemilihan informan dengan

purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu, misalnya orang

tersebut dianggap paling tahu tentang

apa yang diharapkan, atau mungkin

dia merupakan penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek dan situasi sosial

yang diteliti. (Sugiyono 2008:50).

Maka pemilihan informan tidak

didasari pada kuantitas melainkan

didasarkan pada kualitas informan atas

masalah yang diteliti.

Adapun karakteristik populasi

dan sampel informan yang diteliti

penulis dari pedagang kecil di Pasar

Bintan Center berdasarkan waktu atau

lamanya seorang pedagang kecil

membuka usaha dagang. Kedelapan

informan yang dijadikan populasi dan

sampel penelitian adalah pedagang

yang sudah membuka usaha dagang di

Pasar Bintan Center tersebut diatas

tiga tahun. Sedangkan dari banyaknya

jumlah pinjaman yang di pinjam dari

Bakri penulis juga mengambil sampel

adalah pedagang kecil yang meminjam

di atas satu juta rupiah. Karakteristik

lainnya adalah dari lamanya pedagang

Page 11: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

kecil meminjam kepada Bakri, yakni

mereka-mereka yang sudah berjualan

selama tiga tahun, meminjam di atas

satu juta rupiah dan sudah menjalin

kerja sama dengan Bakri di atas satu

tahun.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi (pengamatan)

adalah pemilihan, pencatatan

serangkaian perilaku dan suasana

yang berkenaan dengan rentenir,

pedagang miskin , sesuai dengan

tujuan-tujuan empiris (Iqbal

Hasan, 2002). Pengamatan dalam

penelitian ini dilakukan di

kawasan pasar tradisional Bintan

Center Kilometer IX

Tanjungpinang Timur.

b. Wawancara / interview

Wawancara adalah teknik

pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan langsung

oleh pewawancara kepada

responden, dan jawaban-jawaban

responden dicatat atau direkam

(Iqbal Hasan, 2002).Dalam hal ini

wawancara dilakukan dengan

pedagang kecil yang ada di Pasar

tradisional Bintan Center

Kilometer IX Tanjungpinang

Timur dan beberapa rentenir yang

ada di tanjungpinang khususnya

yang memiliki nasabah di Pasar

Bintan Center.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam

penelitian ini berupa foto dan data

terkait yang akan menjadi data

pendukung dan lampiran pada

penelitian ini. Misalnya foto

pedagang kecil yang ada di Pasar

Bintan Center yang sedang

melakukan aktifitas sehari-hari

mereka.

Page 12: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

6. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, data

diperoleh dari berbagai sumber dengan

menggunakan teknik pengumpulan

data yang bermacam-macam dan

dilakukan terus menerus.Miles dan

Hubermen (Sugiyono 2010:246),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan

secara terus menerus sampai

tuntas.Aktivitas dalam analisa data

yaitu reduksi data, penyajian data dan

verivikasi data.

1. Reduksi data yaitu merangkum,

memilih hal-hal yang

pokok,memfokuskan pada hal-hal

yang penting, data-data yang

dianggap tidak penting di buang

atau disingkirkan.

2. Penyajian data yaitu proses

penyajian data dengan teks yang

bersifat deskriptif yang

menjelaskan penemuan penelitian.

Selain menyajikan data dengan

teks yang bersifat deskriptif, dapat

juga berupa tablel maupun

gambar.

Verivikasi data yakni

upaya membuat kesimpulan dari

keseluruhan data terkumpul

selama penelitian berlangsung,

dengan mencari data baru yang

mendukung agar menjamin

validitas.

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Teori Fungsionalisme Struktural

(Robert K. Merton)

B. Untuk membantu menjawab

pertanyaan apakah fungsi positif

lebih banyak daripada disfungsi, atau

sebaliknya. Marton mengembangkan

konsep keseimbangan bersih. Robert

K Marton juga memperkenalkan

konsep fungsi manifest dan laten.

Kedua istilah ini juga telah menjadi

Page 13: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

tambahan penting bagi analisis

fungsional. Dalam istilah-istilah

yang sederhana, fungsi-

fungsi manifest (nyata) adalah yang

disengaja atau fungsi yang

diharapkan, tetapi fungsi laten tidak

disengaja atau yang tidak diharapkan

(sebaliknya dari manifest).

C. Robert K Merton berpendapat bahwa

tidak semua struktur pastinya akan

dibutuhkan untuk bekerjanya sistem

sosial. Beberapa bagian dari sistem

sosial kita dapat dilenyapkan. Hal itu

membuat teori fungsional mengatasi

hal-hal bias (simpangan)

konservatifnya yang lain. Dengan

mengakui bahwa beberapa struktur

dapat diperluas, fungsionalisme

membuka jalan bai perubahan sosial

yang bermakana. Masyarakat kita,

misalnya, dapat terus ada (dan

bahkan ditingkatkan) dengan

pelenyapan diskriminasi terhadap

berbagai kelompok minoritas.

D. Teori Sruktur Kelas Sosial Karl

Marx.

Teori Kelas merupakan teori

yang berdasarkan pemikiran bahwa:

“sejarah dari segala bentuk masyarakat

dari dahulu hingga sekarang adalah

sejarah pertikaian anatara golongan”.

Analisa Marx mengemukakan

bagaimana hubungan antar manusia

terjadi dilihat dari hubungan antara

posisi masing-masing terhadap sarana-

sarana Produksi, yaitu dilihat dari

usaha yang berbeda dalam

memanfaatkan sumber-sumber daya

yang langka. Perbedaan atas sarana

tidak selalu menjadi sebab pertikaian

antar golongan. Marx Beranggapan

bahwa posisi didalam struktur yang

seperti ini selalu mendorong mereka

untuk melakukan tindakan yang

Page 14: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

bertujuan untuk memperbaiki nasib

mereka.

Karl Marx beranggapan bahwa

meskipun gejala-gejala historis adalah

hasil dari mempengaruhi berbagai

komponen, namun pada analisa

terakhir hanya ada satu independent

variable yaitu Faktor Ekonomi. Dan

menurut Marx sendiri, perkembangan-

perkembangan politik, hukum filsafat,

kesusasteraan serta kesenian,

semuanya tertopang pada faktor

ekonomi. Kelas sosial atau golongan

sosial merujuk pada stratifikasi

(penggolongan) anatara insan atau

kelompok manusia dalam masyarakat

atau budaya. Berdasarkan karakteristik

stratifikasi sosial, dapat ditemukan

beberapa pembagian kelas atau

golongan dalam masyarakat.

BAB IV

ANALISA DATA

A. Karakteristik Pedagang Kecil

1. Karakteristik Informan

Berdasarkan Jenis Kelamin

Karkateristik informan menurut

jenis kelaminnya, jumlah informan

sebanyak 8 orang yakni 5 orang

perempuan dan 3 orang laki-laki.

2. Karakteristik Informan

Berdasarkan Umur.

Berdasarkan data di atas usia

pedagang peminjam modal kepada

Bakri tergolong masih produktif.

Terdapat beberapa pedagang yang

sudah lansia yakni diatas 50 tahun.

3. Karakteristik Informan

Berdasarkan Jenis Usaha

Dagangannya.

Berdasarkan data pada tabel di

atas maka dapat dilihat seluruh

informan bahwa pedagang yang

lebih banyak menjadi peminjam

atau nasabah Bakri adalah

Page 15: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

pedagang sayuran. Hal ini

dikarenakan bahwa kebanyakan

pedagang sayuran adalah

pedagang yang memiliki modal

kecil dan harus belanja barang

segar setiap harinya dari tauke.

Para pedagang sayuran ini

kebanyakan adalah kaum Ibu dan

mereka menjadi tumpuan

keluarga. Sedangkan para

pedagang ikan dari penelitian

yang dilakukan adalah

kebanyakan adalah pemilik modal

dan hannya ada beberapa yang

meminjam modal usaha kepada

Bakri.

4. Karaktristik Informan

Berdasarkan Tingkat

Pendidikan.

Berdasarkan data di atas maka

dapat dilihat informan menurut

tingkat pendidikannya, dimana dari

semua informan yang

berpendidikan SMA berjumlah 5

orang, tamatan SMP berjumlah 1

orang, sedangkan ada 2 orang yang

memiliki sekolah tinggi yakni

Strata satu ( S1). Informan yang S1

salah satunya adalah seorang Ibu

penjual sayuran dengan gelar Dra,

sedangkan satu orang lainnya

seorang Bapak penjual sayur juga

dengan gelar SE. Melihat

karakteristik informan yang

berbeda-beda dapat dijadikan

sebagai sumber informasi dengan

baik dalam penelitian ini.

B. Analisa Penyebab Pedagang Kecil

yang Ada di Pasar Bintan Center

Meminjam Uang atau Modal

Kepada Bakri Dibandingkan

Meminjam ke Bank.

Masalah pedagang kecil di

Tanjungpinang menjadi konsentrasi

dalam setiap kebijakan pemerintahan

baru di kota ini. Namun, hingga saat

Page 16: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

ini pemerintah kota Tanjungpinang

belum mampu meningkatkan

kesejahteraan para pedagang kecil.

Tanjungpinang merupakan daerah

yang memiliki sumber daya alam

melimpah dari berbagai sektor seperti

laut, pariwisata, pertambangan

bauksit, pertanian dan industri

perkapalan, akan tetapi kemiskinan di

kota ini terus bertambah setiap tahun.

Padahal, kuantitas antara sumber daya

alam dengan jumlah penduduk miskin

di Tanjungpinang adalah sama

banyaknya. Salah satu faktor dalam

fenomena berbanding lurusnya sumber

daya alam dengan penduduk miskin

ialah munculnya para kapitalis yang

menguasai sumber daya alam

Indonesia. Mereka ialah para pemilik

modal besar sebagian besar berasal

dari Singapura, Malaysia yang

kemudian mengolah (mengeksploitasi)

sumber daya alam dikota ini seperti

bauksit dan objek pariwisata. Alhasil,

masyarakat Tanjungpinang semakin

miskin, sedangkan orang luar

(kapitalis) semakin kaya.

Saat ini, sangat sedikit orang yang

memberikan bantuan tanpa

mengharapkan imbalan. Pandangan

ekonomi manusia Indonesia sekarang

ialah “dengan sedikit modal,

memperoleh keuntungan sebesar-

besarnya”. Inilah prinsip-prinsip

kapitalisme yang membudaya di

semua lapisan masyarakat (atas,

menengah, dan bawah). Untuk lapisan

menengah dan bawah, salah satu

contoh dari dampak kapitalisme ialah

munculnya bakri, yang meminjamkan

sejumlah uang dengan cepat dan

mudah, tapi membebankan bunga

tinggi. Meskipun telah banyak bank-

bank resmi, praktek-praktek yang

tidak berperikemanusiaan ini masih

dipercaya oleh mayoritas warga,

Page 17: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

terutama pedagang-pedagang kecil

yang masih kurang berpendidikan.

Berbekal kata-kata manis dengan

iming-iming kemudahan mendapatkan

uang, para pedagang kecil masuk

perangkap bakri.

Perilaku para pedagang kecil yang

pasrah pada hidup, tidak mencoba

untuk berusaha, dan suka

mengandalkan bantuan orang lain,

kemudian dimanfaatkan oleh beberapa

orang untuk memperoleh keuntungan.

Alih-alih memberikan bantuan kepada

para pedagang kecil yang sedang

kesulitan, bakri malah membuat

pedagang semakin menderita.

Berbekal uang beberapa juta, para

bakri ini memberikan hutang kepada

pedagang kecil dengan iming-iming

kehidupan lebih baik dari uang yang

akan dimiliki tersebut. Para Bakri ini

biasa disebut dengan rentenir yaitu

orang yang menyewakan, tapi

kemudian diartikan dalam bahasa

sehari-hari sebagai orang yang

menyewakan uang dengan

membebankan bunga tinggi. Sebagian

pedagang yang berhutang kepada

bakri, merupakan orang-orang yang

kurang beruntung dalam upaya

memenuhi kebutuhan primer, terutama

kebutuhan akan makanan pokok.

Mereka sudah putus asa dalam hidup,

mereka berpikir bahwa apapun yang

terjadi mereka tetap harus bisa

menyediakan makan bagi anak-anak

mereka, bagaimanapun caranya.

Maka, ketika ada tawaran

menggiurkan untuk mendapatkan

uang, tanpa pikir panjang, mereka pun

menyetujuinya. Biasanya ketertarikan

pedagang kecil untuk berhutang

kepada bakri karena kemudahan yang

didapatnya daripada mereka harus

meminjam modal ke bank. Namun,

langkah yang mereka ambil

Page 18: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

(berhutang kepada Bakri) malah

membuat mereka kehilangan lebih

banyak uang, karena bunga yang

dibebankan pun tinggi. Apalagi, jika

usaha mereka tidak berkembang

dengan baik, bakri itu akan semakin

menyiksa mereka.

Para Bakri di pasar Bintan Center

telah terorganisir dengan baik seperti

layaknya koperasi atau lembaga-

lembaga keuangan lainnya. Mereka

memiliki kantor dan tukang tagih

termasuk kolektor. Beberapa rentenir

besar telah memiliki kantor tetap di

Tanjungpinang dan karyawan namun

tidak berbadan hukum. Anehnya, di

depan kantor mereka tidak ada plang

nama atau identitas. Para Bakri ini

bekerja dengan terorganisir di tempat

yang terpisah. Ada yang bekerja di

kantor dan sebagian bekerja di

lapangan. Petugas yang bekerja di

kantor, bertugas mengurusi

administrasi dan urusan-urusan di

dalam kantor. Petugas di lapangan

menggunakan “sistem jemput bola”,

mereka bertugas berkeliling masuk

pasar dan warung-warung kecil yang

ada di Tanjungpinang. Besarnya

keuntungan yang diperoleh dari bisnis

ini, membuat banyak warga bakri

menambah investasi. Mereka

menggunakan harta mereka sebagai

modal awal, dengan kepastian

mendapatkan modal sekaligus

keuntungan, karena bunga hutang

tersebut.

Hal ini sejalan dengan teori

Robert K. Merton menjelaskan bahwa

analisis fungsional struktural berfokus

pada kelompok-kelompok, organisasi-

organisasi, masyarakat-masyarakat

dan kebudayaan-kebudayaan.

Menurut Robert K. Merton

fungsionalisme struktural terdapat

bagian-bagian dimana ada fungsi

Page 19: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

positif, dan disfungsi (fungsi yang

mengarah ke sisi negatif) yang

meliputi dua pikiran yang berbeda

tetapi saling melengkapi., terdapat

juga ide nonfungsi, fungsi nyata

(manifest) dan fungsi laten. Dia

mengatakan bahwa setiap objek yang

dapat ditundukkan kepada analisis

fungsional struktural harus

“menggambarkan suatu item yang

distandarkan” (yakni, terpola dan

berulang). Penganut teori fungsional

ini memang memandang segala

pranata sosial yang ada dalam suatu

masyarakat tertentu serba fungsional

dalam artian positif dan negatif.

Pedagang kecil adalah sebuah

kelompok-kelompok yang bekerja di

pasar Bintan Center untuk mencari

uang atau rejeki demi kebutuhan

keluarga yang prosesnya berulang.

Karena pedagang itu sendiri adalah

sebutan bagi mereka yang bekerja di

pasar untuk menafkahkan keluarganya

dirumah. Bagi para pedagang

meminjam uang kepada Bakri adalah

hal yang paling baik dibandingkan

meminjam uang ke bank dan bahkan

hal itu sudah menjadi tradisi bagi

pedagang. Bakri atau rentenir bagi

para pedagang memiliki fungsi,

dimana fungsi tersebut dapat

meringankan beban dan memperlancar

usaha dagang mereka di pasar Bintan

Center. Karena faktor kemiskinan dan

susahnya meminjam uang di bank

serta bagaimana caranya agar mereka

bisa berdagang maka membuat para

pedagang ini menjadi suka meminjam

uang ke Bakri atau rentenir

dibandingkan ke bank.

Dari teori fungsionalisme

struktural Robert K. Merton, selain

fungsi maka akan ada yang

namanya disfungsi dimana lebih

mengarah ke pada sisi negatif. Praktek

Page 20: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

Bakri atau rentenir bagi para pedagang

kecil di pasar Bintan center pada

kenyataannya

menimbulkan disfungsi, dimana Bakri

atau rentenir dapat membuat para

pedagang semakin miskin dan terlilit

utang karena harus membayar tagihan

setiap hari kepada Bakri dengan bunga

yang sangat tinggi. Bakri atau rentenir

dengan penetapan bunga pinjaman

yang sangat tinggi yakni 20 persen

akan membuat para pedagang semakin

terlilit utang dan mengakibatkan

keadaan pedagang tidak berkembang

karena keuntungan yang di dapat para

pedagang setiap harinya harus

disisahkan uuntuk membayar kredit

dan hal inilah yang membuat

pedagang semakin miskin dan tetap

dengan sebutan pedagang kecil.

Berbeda dengan meminjam di

bank yang melalui proses

administrasi yang panjang, survei

kerumah dan mengharuskan

agunan berupa surat tanah, surat

kenderaan,surat rumah atau SK

tentu membuat pedagang

mengalami kesulitan dalam

meminjam. Sementara usaha

dagang setiap hari harus

beroperasi guna menghidupi

kebutuhan keluarga. Adanya

proses administrasi yang panjang

di bank membuat pedagang kecil

tersebut lebih meminjam uang

atau modal kepada para bakri

karena proses di bakri cukup

mudah dan uang bisa langsung

keluar.

Adanya keterbatasan modal

usaha dan kebutuhan keluarga yang

setiap hari harus dipenuhi

mengakibatkan para pedagang kecil

ini lebih memilih meminjam modal

usaha kepada bakri dibandingkan ke

bank. Pedagang tersebut mengaku

Page 21: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

jika pinjaman yang didapat ternyata

bukan hannya dijadikan sebagai

modal usaha akan tetapi sebagai

kebutuhan anak-anak yang sedang

bersekolah. Tanpa disadari pedagang

tersebut bahwa kondisi tersebut akan

membuatnya semakin sulit karena

setiap keuntungan hasil dagangan

akan disisakan untuk membayar

tagihan kepada bakri sebanyak 20

persen dari pinjaman. Tentu ada

kemudahan yang didapat saat

meminjam kepada bakri akan tetapi

dibalik kemudahan tersebut mereka

akan semakin terjerat dengan utang.

Kondisi ini memposisikan

pedagang sebagai bawahan dari Bakri

yang sewaktu-waktu memerlukan jasa

pertolongan dari bakri untuk

membantu pedagang tersebut dalam

kesulitan ekonomi seperti penyediaan

sarana modal untuk tetap dapat

bertahan berdagang. Kondisi ini yang

pada akhirnya menjerat para pedagang

dalam ketergantungan secara stuktural

yang sangat besar dengan Bakri.

Dalam kondisi bagaimanapun para

pedagang kecil di pasar Bintan Center

selalu membutuhkan adanya Bakri

atau rentenir. Kuatnya ikatan

struktural sosial antara pedagang

denga Bakri yang sedemikian rupa,

yakni berupa ketergantungan secara

struktur menyebabkan pedagang selalu

mengalami ketergantungan yang

berujung pada kemiskinan akibat

tergantung kepada Bakri.

Ketergantungan ini dapat dilihat

tidak berdayanya para pedagang kecil

lepas dari jeratan atau hubungan

keterikatan secara ekonomi dengan

Bakri akibat lemahnya sumber daya

modal yang dimiliki pedagang. Hal ini

sejalan berdasarkan teori struktur kelas

sosial Karl Marx yang melihat

ketidakpunyaan sarana kepemilikikan

Page 22: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

berupa modal . Hal ini menciptakan

sistem kelas sosial yang pada akhirnya

menyebabkan adanya ketergantungan

kelas sosial bawahan atau kelas miskin

kepada kelas sosial diatasnya.

Akibat keterbatasan modal yang

dimiliki para pedagang kecil yang ada

di pasar Bintan Center ini

menyebabkan mereka selalu

tergantung kepada para Bakri. Dengan

demikian para pedagang tetap berada

dalam kemiskinan dan sulit untuk

sejahtera karena tingginya bunga yang

dipasang oleh Bakri. Mereka seakan

tidak perduli dengan jumlah hari

pembayaran yang seharusnya 30 hari

dan akhirnya bisa diatasnya karena

hal-hal tertentu yang sudah disepakati.

Bagi Bakri ini adalah profit yang

sangat baik, karena dengan pinjaman

pangkal yang tadinya harus ditagih

selama 30 hari tapi mereka bisa

menagihnya dalam waktu 40 hari.

Artinya selain bunga yang

sudah dibebankan sebanyak 20 persen

maka ada lagi jumlah tambahan hari

yang harus diterima dari nasabah.

Banyak alasan yang membuat

para pedagang kecil ini lebih memilih

meminjam uang kepada Bakri

dibandingkan ke bank, dan alasan itu

ternyata ada yang meminjam uang ke

bakri karena pelarian. Artinya setelah

permohonannya ditolak di bank dan

menimbulkan rasa sakit hati dan

pedagang tersebut seolah meminjam

ke Bakri karena pelarian dan pilihan

terakhir. Namun berkat dari pinjaman

tersebut pedagang mengaku dapat

bertahan membuka usaha karena

mengandalkan pinjaman dari Bakri.

Dari tahun 2011 ia mengaku sudah

menjadi langganan Bakri, dan mereka

sudah seperti partner bisnis yang

saling menguntungkan. Sekalipun

dalam hal ini mereka sebagai

Page 23: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

pedagang lebih dirugikan secara

materi akan tetapi sangat banyak

membantu usaha mereka. Lagi- lagi

disini pedagang kecil dan Bakri sama-

sama memiliki fungsi.

Menurut pengamatan penulis, ada

beberapa hal yang menjadi faktor

penyebab munculnya fenomena

“hutang berjamaah para pedagang

kecil yang ada di Pasar Bintan Center

kepada Bakri” ini, pertama, faktor

ekonomi, yaitu rendahnya

kesejahteraan ekonomi para pedagang

dahulunya sehingga mengakibatkan

ketidakmampuan untuk mengenyam

pendidikan yang layak dahulunya.

Kalupun ada dua orang responden

yang memiliki sekolah tinggi yakni

Strata satu (S1) tapi tidak bisa

mendapatkan pekerjaan yang layak

sesuai ijasah karena tidak disertai

dengan skil atau kemampuannya.

Sehingga sebagai alternatif pilihan

jatuh sebagai pedagang.

Kedua, faktor ideologi dan religi,

yaitu kurangnya pemahaman pedagang

terhadap ajaran agama yang dianutnya,

serta berkembangnya kapitalisme di

kota Tanjungpinang. Dalam penelitian

ini penulis sengaja tidak mengkaitkan

agama dengan sosiologi sekalipun

dalam agama- agama tertentu ada

larangan yang mengajarkan tentang

perbuatan ini tidak baik. Akan tetapi

dalam sosiologi segala sesuatunya

memiliki fungsi. Dalam hal ini para

pedagang kecil memiliki fungsi bagi

para bakri sehingga dapat menjadi

sarana keuntungan dan pendapatan

bagi bakri. Sedangkan bakri sekalipun

dianggap negatif dimata masyarakat

dia juga memiliki fungsi bagi para

pedagang kecil yakni dapat

memberikan pinjaman modal dalam

arti dapat meringankan beban para

Page 24: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

pedagang dan memberikan kemudahan

–kemudahan tertentu bagi para

pedagang kecil.

Ketiga, faktor budaya, yaitu telah

terjadi degradasi budaya, dimana

budaya asli yang menekankan pada

kekeluargaan dan kegotongroyongan

telah digantikan oleh budaya yang

mementingkan materi (budaya

kapitalis). Artinya masyarakat

Indonesia dahulunya tergolong

masyarakat yang hidup saling tolong

menolong dalam setiap kesulitan. Kita

dahulunya memiliki budaya yang

diwariskan oleh nenek moyang berupa

sifat gotong royong dalam setiap hal

termasuk dalam kesusahan. Seirng

dengan berkembangnya jaman dari

tahun ke tahun maka banyak budaya –

budaya solidaritas yang sudah hilang

dan banyak juga daerah-daerah yang

tadinya desa berubah menjadi kota.

Dengan adanya perubahan ini sangat

berpengaruh terhadap sifat dan tingkah

laku masyarakat.

Manusia sudah semakin egois dan

cenderung memikirkan diri sendiri.

Setiap tindakan baik yang dilakukan

hendaknya mendapatkan imbalan.

Inilah yang dilakukan oleh para bakri

dimana tindakan yang dilakukan

tadinya baik yakni menolong para

pedagang kecil dengan cara

memberikan pinjaman modal. Akan

tetapi tindakan menolong tersebut

berubah menjadi negatif karena

dibalik tindakan positifnya ada

penetapan bunga yang tinggi

dibuatnya kepada pedagang tersebut

dan hal itu dilakukan sebagai bentuk

imbalan pertolongan. Disilah

degradasi budaya tolong menolong

yang diwariskan oleh nenek moyang

kita itu menjadi luntur atau terkikis.

Dengan demikian hal tersebut akan

mengakibatkan para pedagang

Page 25: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

semakin miskin dan para bakri

semakin kaya. Bakri memanfaatkan

situasi tersebut sebagai ladang usaha.

Keempat, faktor politik,

berhubungan dengan pemegang

kekuasaan di pemerintahan, dalam hal

ini apakah pemimpin itu berpihak pada

pedagang kecil atau para bakri

(rentenir). Dalam hal ini para bakri

adalah kapitalis yang menguasai para

pedagang kecil. Pemerintah Kota

Tanjungpinang sampai sekarang

belum melakukan suatu tindakan

bagaimana caranya memberantas para

bakri atau rentenir ini agar tidak

semakin berkembang. Atau

pemerintah misalnya dapat

memberikan bantuan modal usaha

tanpa melihat latar belakang pedagang.

Kenyataan yang terjadi adalah bantuan

modal usaha memang ada akan tetapi

pedagang-pedagang yang

mendapatkan ini adalah mereka-

mereka yang memiliki hubungan

kekeluargaan dengan para pemegang

kekuasaan di Pemko atau di instansi-

instansi tertentu.

Untuk mendapatkan bantuan

modal usaha tersebutpun tidak jauh

berbeda prosesnya seperti

mendapatkan pinjaman uang di bank.

Banyak persyaratan yang dipersiapkan

mulai dari administrasi suami/istri dan

anak-anak. Disinilah terjadi adanya

faktor politik yaitu pedagang yang

ingin mendapatkan bantuan modal

adalah orang –orang yang memiliki

relasi husus baik secara kekeluargaan,

kenalan dekat atau janji politik kepada

para penguasa di pemerintahan.

Pedagang yang tidak memiliki relasi

dengan pemerintah secara

kekeluargaan itu tidak akan pernah

mendapatkan bantuan modal usaha

tersebut. Tentu pilihan tetap akan jatuh

kepada bakri dan inilah alternatif yang

Page 26: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

terakhir yang bisa dilakukan para

pedagang yang tidak bisa

mendapatkan bantuan modal usaha

tersebut.

Kelima, perkembangan teknologi

dan lancarnya transportasi, yang

mengakibatkan semakin mudahnya

akses para bakri dalam menjalankan

bisnisnya sampai kepasar-pasar dan

bahkan kepelosok yang ada di kota

Tanjungpinang. Maka tidaklah aneh

ketika terdapat bakri atau rentenir

yang berasal dari luar luar

Tanjungpinang yakni 99% berasal dari

daerah Sumatera Utara. Adanya

perkembangan teknologi dan

transportasi dapat membuat para bakri

ini mengembangkan sayap usahanya

di berbagai daerah dan membuka

cabang-cabang kecil serta

mempekerjakan beberapa kayawan

sebagi penagih, kolektor dan bagain

tata usaha.

Sasaran dari bakri atau rentenir ini

ialah para pedagang kecil di pasar-

pasar dan orang miskin di desa-desa.

Bos-bos rentenir ini memanfaatkan

kepolosan orang-orang miskin tersebut

untuk meraup untung besar. Mereka

menawarkan kemudahan dalam

mendapatkan uang seberapapun

besarnya tanpa jaminan apapun dan

kapanpun-dimanapun. Kemudahan

inilah yang menjadi alasan mayoritas

pedagang kecil menerima tawaran

bakri dan meminjam uang kepada

mereka, meskipun mereka telah

mengetahui besarnya bunga yang

harus mereka bayar.

Hutang para pedagang kecil yang

ada dipasar Bintan Center yang semula

hanya Rp 1.000.000,00 dalam satu

tempo satu bulan menjadi Rp

1.200.000,00. Ketika jatuh tempo

tidak bisa membayar, maka bulan

berikutnya utang beserta bunganya

Page 27: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

akan dibungakan kembali, jadi dari Rp

1.200.000,00 menjadi Rp

1.400.000,00. Dapat dibayangkan

bayangkan ketika pedagang berhutang

Rp 10.000.000,00, maka dalam tempo

satu bulan ia harus mengembalikan Rp

12.000.000,00. Berkat bisnis usaha

inilah banyak para bakri di kota

Tanjungpinang ini yang kaya

mendadak dan kebanyakan diantara

mereka menjadi sombong seolah tidak

ingat lagi masa sakitnya menjadi orang

miskin ketika pertama sekali datang

sebagai orang perantau di

Tanjungpinang ini.

1. Analisa Hubungan

Kepercayaan Bakri dan

Pedagang Kecil di Pasar Bintan

Center

Dari hasil pengamatan dan

wawancara penulis dengan responden

yang terdapat di Pasar Bintan Center,

bahwa Bakri dan pedagang kecil

memiliki hubungan-hubungan

kepercayaan satu sama lain. Artinya

dalam hal ini pihak Bakri selaku orang

yang menjalankan usaha

membungakan uang kepada pedagang

kecil tidak lantas hanya pinjam

meminjam. Akan tetapi Bakri dalam

hal ini tidak sembarangan dalam

memberikan pinjaman uang kepada

para pedagang kecil. Jika Bakri

melihat jenis usaha yang dijalankan

oleh pedagang kecil sifatnya tidak

begitu menjanjikan, ditambah lagi

pedagang dalam menjalankan

usahanya tidak baik dalam

managemen atau pedagang memiliki

banyak pinjaman dipihak-pihak

lainnya, maka hubungan keprcayaan

Bakri kepada pedagang yang seperti

ini tidak akan ada, dan hal itu

dianggap tidak dapat memberikan

profit kepada Bakri.

Page 28: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

Sebaliknya jika Bakri melihat

pedagang kecil memiliki jenis

dagangan yang beraneka ragam dan

pelanggan yang banyak maka

hubungan kepercayaan Bakri ke

pedagang kecil ini akan lebih kuat

sehingga untuk memberikan pinjaman

kepada mereka ini Bakri tidak perlu

ragu-ragu karena hal ini dianggap

dapat memberikan profit bagi Bakri.

Maka penulis dapat menyimpulkan

informasi yang di dapat dari responden

bahwa hubungan kepercayaan antara

Bakri dan pedagang kecil dapat

terjalin dengan melihat beberapa aspek

seperti adanya ikatan kekeluargaan,

adanya ikatan marga, ikatan kesukuan,

dan yang paling utama adalah

hubungan kepercayaan akan terbangun

dengan baik jika pedagang dapat

dianggap Bakri memberikan profit

jangka panjang bagi Bakri.

2. Analisa Hubungan

Ketergantungan Pedagang

Kecil ke Bakri di Pasar Bintan

Center

Tentu tidak semua pedagang yang

ada di Pasar Bintan Center tergolong

kecil. Sebahagian pedagang ada yang

berasal dari keluarga mampu dan

sudah memiliki banyak modal dan

memiliki usaha yang berkembang.

Namun kebayakan pedagang yang ada

di Pasar Bintan Center tersebut adalah

pedagang kecil yang sifatnya sebagai

pengontrak dan mengharapkan modal

pinjaman dari Bakri. Keadaan

ekonomi pedagang kecil yang sangat

pas-pasan membuat mereka terpaksa

harus meminjam modal kepada Bakri

supaya dapat bertahan menjalankan

usaha dagangnya.

Proses pengadaan barang

dagangan dari tauke ke pedagang yang

berlangsung setiap hari jam 04.00 wib

Page 29: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

pagi adalah pedagang kecil membeli

barang dari tauke dengan sistem tunai

dan tidak boleh hutang menunggu

dagangan laku terjual. Akan tetapi

sistem yang berlaku adalah ada uang

ada barang. Maka hal inilah yang

membuat para pedagang kecil dengan

terpaksa menjadi tergantung kepada

Bakri sebagai pemodal usaha

sekalipun dengan bunga yang sangat

tinggi. Jika pedagang tersebut tidak

mendapatkan pinjaman dari Bakri

maka usaha dagang mereka pun akan

berhenti dan berpengaruh pada

pemenuhan ekonomi keluarga.

Adapun hubungan saling

ketergantungan pedagang kecil ke

Bakri adalah dikarenakan ekonomi

pedagang yang masih kurang baik,

sehingga di antara keduanya ada

hubungan saling ketergantungan yakni

Bakri dengan pedagang kecil.

Pedagang kecil menggantungkan

usahanya dengan meminjam modal

usaha dari Bakri, sedangkan Bakri

dalam hal ini menggantungkan bisnis

pembungaan uang kepada pedagang

kecil guna mendapakan profit yang

lebih besar lagi dengan jangka

panjang.

3. Analisa Hubungan Eksploitasi

Bakri ke Pedagang Kecil di

Pasar Bintan Center

Keadaan pedagang kecil di Pasar

Bintan Center yang menggantungkan

jenis usahanya kepada Bakri

menjadikan mereka adalah keuntungan

bagi para Bakri. Keadaan pedagang

tersebut menjadikan mereka

terjerumus dan terperangkap hutang

piutang dengan Bakri. Penulis dalam

hali ini melihat bahwa Bakri telah

mengesploitasi para pedagang ini guna

mendapatkan keuntungan yang

banyak. Tanpa disadari para pedagang

kecil yang ada di Pasar Bintan center

Page 30: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

ini, bahwa sesungguhnya mereka

adalah komoditas eksploitasi dari

Bakri.

Untuk mengetahui apakah para

Bakri tersebut mengetahui jika

tindakan mereka dalam membungakan

uang kepada para pedagang kecil

adalah tindakan eksploitasi di Pasar

Bintan Center maka berikut adalah

wawancara penulis dengan seorang

Bakri (Batak Kredit). Beliau adalah

Ms.Mt ( Perempuan 43 tahun). Berikut

petikan wawancara penulis dengan

beliau:

“Kami tidak mengeksploitasi

pedagang, kan mau sama mau dan

mereka butuh modal. Ya kalau mereka

pinjam modal untuk dagang kami

kasih kan membantu mereka. Sama-

sama membutuhkan lah mereka butuh

modal ya kami mencari nafkah dengan

seperni ini” .(Wawancara Rabu, 15

Juli 2015).

Adanya penetapan bunga yang

tinggi dan wajib dibayarkan para

pedagang kecil sesuai dengan jumlah

hari yang disepakati maka bukan

hannya terlihat menjadi sebuah

ketergantungan akan tetapi hubungan

antara pedagang kecil dan Bakri

bersifat eksploitatif. Dalam hal ini

bukan hannya Bakri yang bersifat

eksploitatif ke pedagang kecil, akan

tetapi para pedagang kecil juga

sebaliknya yakni melakukan tindakan

eksploitatif kepada Bakri. Tindakan

eksploitatif ini terjadi karena adanya

kepentingan dari keduanya dan saling

menguntungkan juga.

4. Analisa Hubungan

Pertentangan Bakri ke

Pedagang Kecil di Pasar Bintan

Center

Terkait dengan adanya Bakri yang

sifatnya resmi dan tidak resmi yang

Page 31: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

sudah dijelaskan pada Bab I , bahwa

hubungan pertentangan dapat terjadi

manakala ada nasabah dalam hal ini

pedagang kecil di Pasar Bintan Center

yang dengan sengaja menghindar atau

bersembunyi jika para Bakri

melakukan penagihan kelapangan.

Bukan hannya bersembunyi dan

menghindar akan tetapi ada juga

beberapa nasabah yang melarikan diri

karena tidak sanggup membayarnya.

Hal inilah yang sering terjadi di Pasar

Bintan Center yakni adanya tindakan

kekerasan yang dilakukan para

penagih dengan cara kasar agar

pedagang kecil sebagai nasabah segera

melunasi hutangnya.

Untuk mengetahui apakah antara

Bakri dengan pedagang kecil di Pasar

Bintan Center dihadapkan dengan

konflik atau pertentangan dalam hal-

hal pinjam meminjam maka berikut

adalah wawancara penulis dengan

seorang Bakri. Beliau adalah Mr. B.S (

laki-laki 34 tahun). Berikut petikan

wawancara penulis dengan beliau:

“Ya pertentangan itu selalu ada,

terkadang disaat kita menagih para

pedagang ada yang tidak mau bayar

dengan alasan dagangan tidak laku,

dan ada pedagang yang sengaja

bersembunyi di toilet saat kami ke

meja dagangannya”.(Wawancara

Jumat, 31 Juli 2015).

Maka pertentangan sering terjadi

antara Bakri dengan pedagang kecil

seperti Bakri melakukan penarikan

atau menyita barang – barang pribadi

nasabah sesuai dengan jumlah

pinjaman. Misalnya jika nasabah

memiliki hutang sebanyak satu atau

dua juta rupiah dan tidak bisa

melunasinya dengan segera kepada

Bakri maka pihak Bakri akan

melakukan penarikan barang berupa

Hand Phone ataus sejenisnya sesuai

Page 32: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

dengan jumlah tunggakan. Bahkan jika

jumlah pinjaman pedagang kecil di

atas lima juta dan tidak bisa

melunasinya pihak Bakri akan

melakukan penerikan motor pedagang

kecil sebagai jaminan sampai dengan

hutang tersebut bisa dilunasi.

Pedagang yang tidak terima

dengan cara Bakri tersebut akan

melakukan perlawanan atau tindakan

yang sama, dan akhirnya

menimbulkan peretentangan. Jika

Bakri yang meminjamkan uangnya

dengan cara resmi dan pedagang atau

nasabah tidak bisa membayarkan ,

maka hal ini bisa dilaporkan ke pihak

berwajib. Hal- hal seperti inilah yang

sering terjadi antara Bakri dengan

pedagang kecil sehingga menimbulkan

pertentengan atau konflik. Akan tetapi

tidak semua pedagang kecil dan Bakri

yang ada di Pasar Bintan Center

memiliki hubungan pertentangan. Dari

sekian banyak nasabah dalam hali ini

pedagang kecil, ada sebahagian yang

memiliki hubungan baik sampai

berujung menjadi hubungan

kekerabatan.

C. Fugsi Manifes dan Laten Bakri bagi

Pedagang Kecil di Pasar Bintan

Center

1. Fungsi Manifes Bakri

Berdasarkan hasil analisa

wawancara yang dilakukan penulis

dengan informan dalam hal ini para

pedagang kecil di pasar Bintan Center,

maka mereka melakukan peminjaman

dengan sadar karena keadaan yang

sangat memaksa agar bisa berdagang.

Disisi lain Bakri adalah sebagai

individu yang bekerja meminjamkan

modal usaha berupa uang kepada para

pedagang kecil tersebut. Hal ini

sejalan dengan teori Robert K Marton

yang memperkenalkan konsep

fungsi manifest dan laten. Kedua

Page 33: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

istilah ini juga telah menjadi tambahan

penting bagi analisis fungsional.

Dalam istilah-istilah yang sederhana,

fungsi-fungsi manifest (nyata) adalah

yang disengaja atau fungsi yang

diharapkan, tetapi fungsi laten tidak

disengaja atau yang tidak diharapkan

(sebaliknya dari manifest).

Walaupun secara pandangan

agama kegiatan Bakri dalam

membungakan uang ke pedagang kecil

dianggap masyarakat sebagai perilaku

menyimpang atau negatif dan inilah

yang disebut sesuai dengan teori

Robert K.Merton yakni disfungsi,

akan tetapi untuk sebahagian

masyarakat kegiatan Bakri adalah

berfungsi. Bakri dalam menjalankan

usaha membungakan uang dimata

masyarakat secara umum adalah

negatif dan dianggap sebagai

pekerjaan yang tidak baik karena

mereka memiliki target pedagang-

pedagang kecil, masyarakat kecil,

nelayan, petani dan para pekerja seks

komersial (PSK).

Namun bagi para pedagang kecil

yang ada di Pasar Bintan Center

keberadaan Bakri ditengah-tengah

mereka sangat positif dan membantu.

Mereka mengaku bahwa Bakri sangat

berfungsi bagi kelangsungan usaha

dagang bisa bertahan. Bakri dianggap

sebagai alternatif atau pilihan yang

tepat guna bisa mempertahankan

usaha dan dengan demikian dapat

memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Bakri yang bekerja

meminjamakan modal usaha bagi para

pedagang kecil yang ada di pasar

Bintan Center, juga tampak dan

disadari keberadaannya oleh para

pedagang yang banyak berfungsi

sebagai lembaga yang dapat

membantu para pedagang untuk

mendapatkan modal usaha walaupun

Page 34: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

dengan penambahan bunga sebanyak

dua puluh persen dari besarnya

pinjaman. Bagi para pedagang, Bakri

memiliki fungsi yang sangat berarti

dalam menopang usaha dagang

mereka karena dalam proses

peminjaman sangat mudah dan praktis.

Bakri memberikan prasyarat-prasyarat

kepada para pedagang kecil yang ada

di pasar Bintan Center untuk

mendapatkan pinjaman modal,

sehingga adanya lembaga-lembaga

peminjaman formal seperti bank mulai

ditinggalkan para pedagang tersebut

dan menaroh harapan kepada bakri.

Adanya penetapan bunga

pinjaman tinggi yang dibuat oleh bakri

kepada para pedagang kecil sebagai

nasabahnya, itu disadari oleh para

pedagang dan mereka menganggap

bakri atau rentenir itu adalah negatif

atau pekerjaan yang melanggar norma-

norma dalam masyarakat. Akan tetapi

para pedagang juga menyadari bahwa

mereka sangat membutuhkan peran

bakri ditengah-tengah pasar Bintan

Center agar usaha dagang dapat

berjalan dengan baik.

2. Fungsi Laten Bakri

Fungsi laten adalah fungsi pranata

sosial yang tidak tampak, tidak

disadari, dan tidak menjadi harapan

orang banyak, namun ada. Pekerjaan

bakri ditengah-tengah para pedagang

yang ada di pasar Bintan Center

dianggap sangat menguntungkan

pedagang. Bukan hannya pedagang

yang menganggap kehadiran para

bakri ini menguntungkan termasuk

kalangan masyarakat kecil menengah

kebawah. Hal ini dianggap

menguntungkan karena ada

kemudahan-kenudahan dalam

meminjam yang bersifat membantu

orang baik secara individu dan

kelompok.

Page 35: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

Akan tetapi, walaupun para

pedagang dan masyarakat

menganggap bakri ini dapat

memberikan berbagai kemudahan

dalam meminjam, pada kenyataannya

pekerjaan bakri dinilai negatif oleh

para pedagang atau masyarakat

maupun lembaga lainnya seperti

agama. Disisi lain lembaga-lembaga

peminjaman yang bersifat formal

seperti bank juga merasa dirugikan

karena dengan adanya bakri, maka

masyarakat menengah ke bawah atau

pedagang sudah lebih memilih bakri.

Keuntungan atau profit yang tadinya

menjadi harapan bank, dan pada

kenyataannya keuntungan tersebut

menjadi milik bakri.

Pekerjaan bakri sesungguhnya

tidak menjadi harapan orang banyak,

namun keberadaannya tetap ada.

Pekerjaan bakri juga secara tidak

disadari memiliki nilai yang sudah

melanggar nilai seluruh agama dan

nilai- nilai adat yang berlaku akan

tetapi pada kenyataannya hukum

terkait bakri belum berjalan dengan

baik. Hal ini sejalan dengan teori

Robert K. Merton bahwa “fungsi

manifest adalah konsekuensi objektif

yang membantu penyesuaian atau

adaptasi dari system tersebut, sedang

fungsi laten adalah fungsi yang tidak

dimaksudkan atau disadari.

Bakri sering dianggap sebagai

pekerjaan yang melanggar norma atau

perilaku menyimpang dimana

umumnya diasumsikan bahwa

penyimpangan itu disfungsional untuk

masyarakat. Namun, beberapa bentuk

penyimpangan yang dilakukan oleh

bakri adalah berawal ketika mereka

menolong orang atau dalam hal ini

para pedagang kecil yang ingin

mendapatkan modal pinjaman usaha,

akan tetapi dalam pertolongan tersebut

Page 36: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

bakri menetapkan bunga pinjaman

yang sangat tinggi dan harus dilunasi

dengan jangka waktu yang sudah

disepakati. Penyimpangan yang

dilakukan oleh Bakri juga dapat

merangsang berbagai bentuk

perubahan sosial yang direncanakan

untuk memperbaiki ekonomi para

pedagang kecil yang ada di pasar

Bintan Center untuk berhasil.

Dengan adanya Bakri di pasar

Bintan Center telah memiliki fungsi

bagi para pedagang dan para pedagang

tidak perlu lagi repot-repot meminjam

uang ke bank, dengan demikian usaha

dagang yang digeluti dapat beroperasi

setiap harinya dengan baik.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian analisis yang

penulis paparkan tentang para pedagang

kecil yang ada di pasar Bintan Center lebih

memilih meminjam uang kepada Bakri

(rentenir) sebagai modal berdagang

dibandingkan ke bank berikut adalah

kesimpulannya :

Para pedagang kecil yang ada di pasar

Bintan Center lebih memilih meminjam

uang atau modal usaha dagang kepada Bakri

dibandingkan meminjam ke bank karena

para pedagang menganggap meminjam di

bank membutuhkan waktu yang sangat

panjang sepertia danya proses administrasi,

surat agunan berupa tanah, rumah,

kenderaan dan sejenisnya serta survai yang

dilakukan debitur bank. Disisi lain ada para

Bakri yang menawarkan pinjaman modal

usaha dagang dengan persyaratan yang

sangat mudah. Para Bakri memberikan

berbagai kemudahan kepada para pedagang

kecil untuk meminjam cukup hannya dengan

modal percaya antara Bakr idan peminjam

uang sudah bisa diterima pedagang.

Proses peminjaman bisaberlangsung

dalam waktu yang singkat dimana Bakri

mendatangi tempat usaha pedagang di pasar

Page 37: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

Bintan Center kemudiaan melihat ada bukti

fisik bahwa benar yang bersangkutan adalah

sebagai pedagang di satu meja atau kios di

dalam pasar tersebut maka mereka akan

saling percaya dan transaksi dapat langsung

dilakukan. Para pedagang sangat terbantu

dengan adanya jasa yang ditawarkan para

Bakri sehingga usaha dagang mereka dapat

berjalan setiap harinya guna memenuhi

kebutuhan keluarga. Bakri dalam hal ini

mempergunakan kesempatan tersebut

sebagai bisnis jangka panjang yang

memberikan keuntungan besar kepada

mereka. Adanya kebutuhan yang sangat

mendesak dari kalangan pedagang kecil

dimanfaatkan para Bakri dengan

menyodorkan pinjaman dengan proses atau

persyaratan yang sangat mudah sehingga

membuat para pedagang lebih memilih

meminjam uang atau modal usaha kepada

Bakri dibandingkan ke bank.

Adanya tekanan ekonomi yang

dialami para pedagang kecil dan terjadi

secara terus menerus menjadikan mereka

menjadi miskin dan mengalami

ketergantungan kepada para Bakri dalam

mempertahankan usaha dagang. Bakri

dengan penetapan bunga pinjaman yang

tinggi yakni sebanyak 20 persen dari

pinjaman pokok semakin membuat parape

dagang tersebut menjadi miskin. Disisi lain

para pedagang kecil yang ada di pasar

Bintan Center menganggap Bakri (rentenir)

adalah patner bisnis. Bakri dalam hal ini

memberikan fungsi yang positif kepada

pedagang dengan memberikan berbagai

kemudahan dalam meminjam modal usaha.

Sebahagian orang ataumasyarakat

yang ada di Tanjungpinang memberikan

berbagai tanggapan negatif terkait

keberadaan Bakri ditengah-tengah pedagang

atau masyarakat pada umumnya. Pekerjaan

ini dianggap sebagai tindakan yang

melanggar norma-norma yang berlaku pada

masyarakat. Akan tetapi para pedagang kecil

yang ada di pasar Bintan Center

Page 38: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

menganggap bahwa Bakri memberikan

fungsi yang positif bagi mereka karena

dengan adanya Bakri sebagai tempat

peminjaman mereka maka usaha dagang

dapat berjalan terus menerus sehingga

mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga

dan anak-anak.

B. Saran

Adapun saran yang dapat dilakukan

olehpara pedagang kecil yang ada di pasar

Bintan Center agar mereka tidak selalu

menggantungkan diri kepada Bakri sebagai

berikut:

1. Adanya perhatian pemerintah

setempat agar bantuan usaha yang

digulirkan pemerintah bagi para

pelaku usaha kecil dan menengah

tepat sasaran bagi yang berhak

menerimanya. Para pedagang

kecil berharap bantuan usaha kecil

dan menengah dari pemerintah

tertuju kepada orang-orang yang

berhak menerimanya, misalkan

mereka-mereka yang merupakan

pedagang kecil dan masih

mengontrak. Bantuan usaha kecil

dan menengah cenderung diterima

oleh orang-orang yang mampu

secara ekonomi karena memiliki

keterikatan secara solidaritas baik

sebagai rekanan, kenalan, sahabat

serta keluarga. Dengan demikian

program pemerintah dengan

menggulirkan bantuan usaha kecil

dan menengah tidak tepat sararan.

2. Pihak pemerintah menyediakan

koperasi peminjaman uang atau

modal bagi para pedagang

layaknya koperasi unit desa

(KUD) yang pernah ada pada

masa pemerintahan Presiden

Soeharto untuk para petani

diseluruh pelosok nusantara.

Namun dalam hal ini para

pedagang berharap ada kopersasi

khusus bagi pedagang kecil yang

Page 39: FENOMENA RENTENIR DI PASAR BINTAN CENTERjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · semakin ketat. Bakri ( Batak Kredit ) adalah orang yang memberi pinjaman

disediakan pemerintah dengan

tidak memberlakukan bunga

tinggi seperti di bakri dan bank.

Akan tetapi peminjam hannya

dimodali dan modal yang

dipinjam itu akan dikembalikan

tanpa bunga akan tetapi ada yang

namanya administrasi.