(rpjmd) kabupaten bintan

343
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang : a. Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah; b. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 yang merupakan perwujudan visi, misi dan Program Bupati Bintan yang memuat kebijakan penyelenggaraan Pembangunan; c. Bahwa sesuai dengan amanat peraturan perundang- undangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan dengan peraturan daerah; d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021;

Transcript of (rpjmd) kabupaten bintan

Page 1: (rpjmd) kabupaten bintan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

NOMOR 5 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

(RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BINTAN,

Menimbang : a. Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) merupakan dokumen perencanaan

pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun

memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah;

b. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah perlu

menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 yang

merupakan perwujudan visi, misi dan Program Bupati

Bintan yang memuat kebijakan penyelenggaraan

Pembangunan;

c. Bahwa sesuai dengan amanat peraturan perundang-

undangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) ditetapkan dengan peraturan daerah;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu

membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021;

Page 2: (rpjmd) kabupaten bintan

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam

lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3896);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Page 3: (rpjmd) kabupaten bintan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4739);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah;

11.Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4575);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

14.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4614);

16.Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Page 4: (rpjmd) kabupaten bintan

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4663);

17.Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4664);

18.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang

Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4693);

19.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

20.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

21.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara

Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

22.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 5: (rpjmd) kabupaten bintan

Indonesia tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

23.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

24.Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang

Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan

Peraturan Perundang-undangan;

25.Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-

2019;

26.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

27.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

28.Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

Nomor 2).

29.Peraturan Daerah Kabupaten Bintan No. 2 Tahun 2012

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan

Tahun 2011-2031;

30.Peraturan Daerah Kabupaten Bintan No. 5 Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Bintan Tahun 2005-2025;

31.Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 6 Tahun 2015

Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Page 6: (rpjmd) kabupaten bintan

Kabupaten Bintan Tahun Anggaran 2016 (Lembaran

Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015 Nomor 6);

32.Peraturan Bupati Bintan Nomor 31 Tahun 2015 tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun

Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Bintan Tahun

2015 Nomor 31);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BINTAN

dan BUPATI BINTAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016-2021.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Bintan.

2. Bupati adalah Bupati Bintan

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan

oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

menurut azas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bintan.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten Bintan.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah

Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Pemerintah Kabupaten Bintan.

Page 7: (rpjmd) kabupaten bintan

7. Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang

dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,

baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha,

akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun

peningkatan indeks pembangunan manusia.

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya

disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah

Kabupaten Bintan untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak

tahun 2016 sampai dengan tahun 2021.

9. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada

akhir periode perencanaan.

10. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Pasal 2

(1) RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah

sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam

melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2016

sampai dengan Tahun 2021

(2) Rincian RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

(3) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi pedoman

penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap

tahunnya.

Pasal 3

RPJMD menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renstra SKPD dan

sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam

melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu Tahun 2016-

2021.

Pasal 4

Page 8: (rpjmd) kabupaten bintan

RPJMD dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan

pembangunan di Daerah.

BAB III SISTEMATIKA

Pasal 5

RPJMD sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 disusun dengan sistematika

sebagai berikut :

a. BAB I : Pendahuluan

b. BAB II : Gambaran Umum Wilayah

c. BAV III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka

Pendanaan

d. BAB IV : Analisis Isu-Isu Strategis

e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

g. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

h. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan

Pendanaan

i. BAB IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah

j. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

k. BAB XI : Penutup

BAB IV

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 6

(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD.

(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Kebijakan perencanaan RPJMD;

b. Pelaksanaan RPJMD.

(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi.

a. Kebijakan perencanaan RPJMD;

Page 9: (rpjmd) kabupaten bintan

b. Pelaksanaan RPJMD; dan

c. Hasil RPJMD.

(4) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

PERUBAHAN RPJMD

Pasal 7

(1) Perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila :

a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses

perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan

rencana pembangunan daerah;

b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi

yang dirumuskan tidak sesuai dengan Peraturan perundang-

undangan;

c. Terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau

d. Merugikan kepentingan daerah dan nasional.

(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c, meliputi terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi,

konflik sosial, gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau

perubahan kebijakan nasional.

Pasal 8

RPJMD Perubahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

Pasal 9

Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan

tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka

menengah, perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB V

Page 10: (rpjmd) kabupaten bintan

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 10

Pada saat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

2022-2027 belum tersusun, maka penyusunan RKPD Tahun 2022

berpedoman pada RPJMD dan RPJPD Kabupaten, serta mengacu pada

RPJMD Provinsi.

BAB VI

PENUTUP

Pasal 11

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Bintan.

Ditetapkan di Bandar Seri Bentan

pada tanggal 16 Agustus 2016

BUPATI BINTAN,

APRI SUJADI, S.Sos

Diundangkan di Bandar Seri Bentan

pada tanggal 16 Agustus 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BINTAN,

Ir. LAMIDI,MM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN …… NOMOR …...

Page 11: (rpjmd) kabupaten bintan

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

NOMOR … TAHUN …..

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016-2021

I. UMUM Pada hakikatnya perencanaan pembangunan daerah merupakan

bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan

pembangunan nasional dengan arah, tujuan, kebijakan, sasaran dan

prioritasnya sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN dengan tujuan untuk

memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan

dalam kurun waktu lima tahun. RPJMN sebagai rencana jangka menengah

selanjutnya diterjemahkan secara konkrit, spesifik, dan operasional

menjadi rencana tahunan.

Selain untuk mencapai sasaran pembangunan nasional,

pembangunan daerah juga bertujuan untuk meningkatkan hasil-hasil

pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata agar

masyarakat lebih sejahtera. Dalam rangka memberikan arah dan tujuan

dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai

dengan visi-misi Bupati berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, serta mendasarkan pada Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, perlu disusun Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun waktu 5 (lima) tahun.

RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati

untuk waktu 5 (lima) tahun yang penyusunannya berpedoman pada

RPJPD, RTRW Kabupaten dan RPJMD Provinsi dan RTRW pemerintah

Page 12: (rpjmd) kabupaten bintan

kabupaten/kota lainnya, memuat arah kebijakan keuangan daerah,

strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program pembangunan

daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja

dalam rangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Penyusunan RPJMD dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan

seluruh pemangku kepentingan pembangunan, serta mengacu pada

ketentuan peraturan. RPJMD digunakan sebagai pedoman penyusunan

Renstra-SKPD dan pedoman penyusunan RKPD pada setiap tahun

anggaran. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, perlu

membentuk Peraturan Daerah tentang RPJMD.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Page 13: (rpjmd) kabupaten bintan

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Page 14: (rpjmd) kabupaten bintan

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR …..

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

NOMOR 5 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016-2021

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTAN

TAHUN ……

Page 15: (rpjmd) kabupaten bintan

i  

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i DAFTAR TABEL .................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ I-1

1.1 Latar Belakang ................................................................. I-1 1.2 Proses Penyusunan ............................................................ I-3 1.3 Landasan Hukum Penyusunan .......................................... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen ............................................... I-9 1.5 Maksud dan Tujuan .......................................................... I-15

1.5.1 Maksud ................................................................. I-15 1.5.2 Tujuan ................................................................... I-16

1.6 Sistematika Penulisan ....................................................... I-17

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH ............................................. 2.1 Aspek Geografi dan Demografi ....................................... II-1 2.1.1 Karakteristik Lokal Wilayah ................................. II-1 2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah .......................... II-7 2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ...................................... II-9 2.1.4 Demografi ............................................................. II-12 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat .................................... II-15 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi .... II-15 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial .................................. II-25 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga .......................... II-35 2.3 Aspek Pelayanan Umum .................................................. II-36 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib ............................... II-36 2.3.1.1 Pendidikan ............................................. II-38 2.3.1.2 Kesehatan ............................................. II-39 2.3.1.3 Pekerjaan Umum .................................. II-54 2.3.1.4 Perumahan ............................................ II-56 2.3.1.5 Penataan Ruang .................................... II-59 2.3.1.6 Perencanaan Pembangunan .................. II-60 2.3.1.7 Perhubungan ......................................... II-61 2.3.1.8 Lingkungan Hidup ................................ II-63 2.3.1.9 Pertanahan ............................................. II-65 2.3.1.10 Kependudukan dan Catatan Sipil .......... II-66 2.3.1.11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ............................... II-69 2.3.1.12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ............................................... II-71 2.3.1.13 Sosial ..................................................... II-72 2.3.1.14 Ketenagakerjaan ................................... II-75 2.3.1.15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah ... II-77 2.3.1.16 Penanaman Modal ................................. II-79 2.3.1.17 Kebudayaan .......................................... II-81

Page 16: (rpjmd) kabupaten bintan

ii  

2.3.1.18 Kepemudaan dan Olahraga .................. II-82 2.3.1.19 Kesatuan Bangsa .................................. II-84 2.3.1.20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ............................................ II-85 2.3.1.21 Ketahanan Pangan ................................ II-86 2.3.1.22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ... II-87 2.3.1.23 Statistik.................................................. II-88 2.3.1.24 Kearsipan ............................................. II-88 2.3.1.25 Komunikasi dan Informatika ................ II-89 2.3.1.26 Perpustakaan ........................................ II-90 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan .............................. II-91 2.3.2.1 Pertanian ............................................... II-91 2.3.2.2 Pariwisata ............................................. II-94 2.3.2.3 Energi dan Sumber Daya Mineral ......... II-95 2.3.2.4 Kelautan dan Perikanan ........................ II-96

2.3.2.5 Perdagangan .......................................... II-97 2.3.2.6 Perindustrian ........................................ II-98 2.4 Aspek Daya Saing Daerah ................................................ II-98 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ................... II-98 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur .................. II-99 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ...................................... II-103 2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia ............................... II-105 2.5 Perkembangan IPM Kabupaten Bintan ............................ II-105 2.5.1 Perkembangan Komponen IPM di Kab. Bintan .... II-109

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Masa Lalu ............................................................ III-2 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD .................................. III-2 3.1.2 Neraca Daerah ...................................................... III-7 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu .................. III-11 3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran ........................... III-11 3.2.2 Analisis Pembiayan .............................................. III-12 3.3 Kerangka Pendanaan ....................................................... III-14 3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Meningkat Serta Prioritas Utama .......................... III-14 3.4 Proyeksi Data Masa Lalu ................................................. III-16 3.4.1 Proyeksi Penerimaan Daerah ................................ III-16 3.4.2 Proyeksi Belanja Daerah ...................................... III-19 3.4.3 Proyeksi Pembiayaan Daerah ............................... III-21 3.5 Perhitungan Kerangka Pendanaan .................................... III-21 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS .............................................. IV-1 4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah ................................ IV-1 4.1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ......................... IV-2 4.1.2 Aspek Pelayanan Umum ...................................... IV-4 4.1.3 Aspek Daya Saing Daerah .................................... IV-10

Page 17: (rpjmd) kabupaten bintan

iii  

4.2 Isu Strategis ...................................................................... IV-13 4.2.1 Isu Strategis Internasional .................................... IV-14 4.2.2 Isu Strategis Nasional ........................................... IV-15 4.2.2.1 Kebijakan RPJPN 2005-2025 .............. IV-15 4.2.2.2 Kebijakan RPJMN 2015-2019 ............. IV-18 4.2.3 Isu Strategis Regional ........................................... IV-19 4.2.4 Isu Strategis Lokal ................................................ IV-24 4.2.5 Isu Pengembangan Wilayah Berdasarkan Rencana Tata Ruang ............................................. IV- 4.2.5.1 Pusat Kegiatan ...................................... IV- 4.2.5.2 Arahan Kawasan Strategis Kabupaten .. IV- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ...................................... 5.1 VISI ............................................................................... V-1 5.2 MISI ............................................................................... V-3 5.3 Tujuan dan Sasaran .......................................................... V-4 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 6.1 Strategi .............................................................................. VI-1 6.2 Arah Kebijakan ............................................................... VI-9 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ............................................... .... VIII-47 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ..................... IX-15 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ....... X-2 BAB XI PENUTUP ............................................................... XI - 1

Page 18: (rpjmd) kabupaten bintan

iv  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Bintan, Tahun 2011 ............................................................................... II-8 Tabel 2.2 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kab. Bintan 2010-2014 di Kabupaten Bintan Tahun 2015 ................................................. II-10 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Bintan Tahun 2015 ................................................. II-13 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk yang Menurut Kelompok Umur dan Dependency Rasio di Kab. Bintan Tahun 2014-2015 ................... II-13 Tabel 2.5 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kab. Bintan 2010-2014 ............. II-15 Tabel 2.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Bintan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2014-2015 .......................................................................... II-16 Tabel 2.7 Distribusi Produk Domestik Regionl Bruto Kab. Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2014-2015 ......................................................................... II-17 Tabel 2.8 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kab. Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-19 Tabel 2.9 Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kab. Bintan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-22 Tabel 2.10 Proporsi Jumlah Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Kab. Bintan 2010-2014 ............................................... II-24 Tabel 2.11 Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2010-2014 ........................... II-25 Tabel 2.12 Perbandingan Angka Melek Huruf (AMH) Nasional Provinsi Kepulauan Riau, dan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014 .......... II-26 Tabel 2.13 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2010-2014 .................................. II-27 Tabel 2.14 Perbandingan Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) .. Nasional, Provinsi Kepulauan Riau, dan Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-27 Tabel 2.15 Angka Partisipasi Kasar (APK), SD, SLTP dan SLTA Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-28 Tabel 2.16 Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SLTP, SLTA Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-28 Tabel 2.17 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2010-2014 ........................ II-31 Tabel 2.18 Perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH) Nasional, Provinsi Kepulauan Riau dan Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ..... II-31 Tabel 2.19 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kab. Bintan Tahun 2014 .................... II-34 Tabel 2.20 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2010-2014 ....................................................... II-34 Tabel 2.21 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pendidikan, 2010-2014 ... II-37 Tabel 2.22 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin Di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................................ II-50 Tabel 2.24 Rasio Tempat Ibadah Per 1000 Penduduk Kabupaten Bintan

Page 19: (rpjmd) kabupaten bintan

v  

Tahun 2010-2014........................................................................... II-85

Tabel 2.25 Rasio Tempat Pemakaman Umum per 1000 Penduduk Tahun 2012-2014 ......................................................................... II-54 Tabel 2.26 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk Di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................................ II-55 Tabel 2.27 Panjang Jalan dilalui Roda 4 di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ............................................................................... II-55 Tabel 2.28 Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kab. Bintan ......................... II-58 Tabel 2.29 Rumah Tangga Bersanitasi di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ..... II-59 Tabel 2.30 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ............................... II-60 Tabel 2.31 Jumlah Penumpang Angkutan Darat dan Laut di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ..................................................... II-61 Tabel 2.32 Jumlah Pengujian Kendaraan Bermotor di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-62 Tabel 2.33 Persentase Penduduk Berakses Air Minum di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-65 Tabel 2.34 Persentase Kepemilikan KTP di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 .. II-67 Tabel 2.35 Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk Tahun 2010-2014 .......................................................................... II-68 Tabel 2.36 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah (Eksekutif) Tahun 2010-2014 ...................................................... II-69 Tabel 2.37 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-69 Tabel 2.38 Proporsi Kursi DPRD yang diduduki Perempuan di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ..................................................... II-70 Tabel 2.39 Rasio Perempuan dalam Angkatan Kerja di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-70 Tabel 2.40 Rasio KDRT di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ........................... II-71 Tabel 2.41 Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak Dari Tindakan Kekerasan di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ........ II-71 Tabel 2.42 Rasio Akseptor KB di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................ II-72 Tabel 2.43 Rata-rata Jumlah Anak Per Keluarga di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-72 Tabel 2.44 Cakupan Peserta KB Aktif di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ...... II-72 Tabel 2.45 Jumlah Total Sarana Sosial di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ..... II-73 Tabel 2.46 Jumlah PMKS yang mendapat Bantuan Sosial Di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................................. II-74 Tabel 2.47 Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ...................................... II-75 Tabel 2.48 Kondisi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin Di Kab. Bintan Tahun 2014 ................................................................................... II-75 Tabel 2.49 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2010-2014 ......................................................... II-78 Tabel 2.50 Jumlah Koperasi di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ..................... II-78 Tabel 2.51 Jumlah Unit MKM Berdasarkan Sektor Usaha di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-79 Tabel 2.52 Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal

Page 20: (rpjmd) kabupaten bintan

vi  

Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-79 Tabel 2.53 Indikator Kinerja Kebudayaan Tahun 2010-2014 ........................ II-81 Tabel 2.54 Jumlah Situs, Benda dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilindungi dan Dipelihara di Kab. Bintan 2010-2014 ................. II-82 Tabel 2.55 Jumlah Organisasi Pemuda di Kab. Bintan tahun 2010-2014 ...... II-82 Tabel 2.56 Jumlah Organisasi Olahraga di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ... II-83 Tabel 2.57 Jumlah Kegiatan Kepemudaan di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 II-83 Tabel 2.58 Jumlah Kegiatan Olahraga di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ...... II-83 Tabel 2.59 Jumlah Kegiatan Pembinaan Terhadap LSM, Ormas dan OKP Di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................................ II-84 Tabel 2.60 Jumlah Kegiatan Pembinaan Politik Daerah di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-84 Tabel 2.61 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-86 Tabel 2.62 Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2010-2014 ... II-86 Tabel 2.63 Perkembangan Indikator Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................................. II-88 Tabel 2.64 Perkembangan Indikator Kinerja Kearsipan Tahun 2010-2014 .... II-89 Tabel 2.65 Perkembangan Indikator Kinerja Komunikasi dan Informasi Tahun 2010-2014 .......................................................................... II-90 Tabel 2.66 Perkembangan Jumlah Perpustakaan dan Koleksi Buku Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-91 Tabel 2.67 Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan Terhadap PDRB Di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................................ II-92 Tabel 2.68 Perkembangan Nilai Tukar Petani di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 .......................................................................... II-93 Tabel 2.69 Perkembangan Produksi Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................... II-94 Tabel 2.70 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-94 Tabel 2.71 Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ......................................................................... II-96 Tabel 2.72 Volume dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Kab. Bintan Tahun 2012-2014 ......................................................................... II-96 Tabel 2.73 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Persatuan Penduduk .......... II-101 Tabel 2.74 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Listrik ............... II-102 Tabel 2.75 Perkembangan IPM Kab. Bintan Tahun 2010-2014 .................... II-107 Tabel 2.76 Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan Di Kab. Bintan Tahun 2010-2014 ................................................ II-111 Tabel 2.77 Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan Di Kab. Bintan 2010-2014 ............................................................ II-113 Tabel 2.78 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf Dan Buta Huruf di Kab. Bintan pada Tahun 2010-2014 ............. II-114 Tabel 2.79 Pendapatan Riil Perkapita dan Indeks Daya Beli Masyarakat Kab. Bintan Tahun 2010-2014 .................................................... II-116 Tabel T-III C.1 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2011-2015 Kab. Bintan ...................................................... III-5 Tabel T-1 Pertumbuhan Neraca Daerah dari Tahun 2013-2015 Kab. Bintan III-7 Tabel T-III C.2 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kab. Bintan ................... III-9

Page 21: (rpjmd) kabupaten bintan

vii  

Tabel T-III C.3 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kab. Bintan ............................................................................... III-12 Tabel T-III C.4 Penutup Defisit Riil Anggaran Kab. Bintan .................................. III-13 Tabel T-III C.5 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kab. Bintan ............... III-13 Tabel T-III C.6 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kab. Bintan ............ III-14 Tabel T-III C.7 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kab. Bintan ........................................................................ III-15 Tabel T-5 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kab. Bintan .............................................. III-21 Tabel T-6 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kab. Bintan ...................................................................... III-22 Tabel 3.1 Identifikasi Isu-isu Kunci/ Strategis Aspek Ekonomi Prioritas .... IV-24 Tabel 3.2 Isu-Isu Kunci/Strategis Aspek Sosial –Masyarakat Prioritas Isu .. IV-29 Tabel 3.3 Isu-Isu Kunci/Strategis Aspek Lingkungan Prioritas Isu .............. IV-31 Tabel 3.4 Daftar 11 Isu Kunci Pembangunan Berkelanjutan di Kab. Bintan IV-33 Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas .............................................. [1] Tabel 5-1 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 1 ............ V-5 Tabel 5-2 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 2 ............ V-7 Tabel 5-3 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 3 ............ V-9 Tabel 5-4 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 4 ............ V-14 Tabel 5-5 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 5 ............ V-20 Tabel 5-6 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 6 ............ V-21 Tabel 5-7 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 7 ............ V-23 Tabel 5-8 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 8 ............ V-24

Page 22: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐1

1.1 Latar Belakang

Dengan telah terpilih dan dilantiknya Bupati Bintan dan Wakil

Bupati Bintan masa bakti periode 2016-2021, pada tanggal 17

Februari 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 131.21-230 Tahun 2016 Tentang

Pengesahan Pengangkatan Bupati Bintan Provinsi Kepulauan Riau

dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

132.21-231 Tahun 2016 Tentang Pengesahan Pengangkatan Wakil

Bupati Bintan Provinsi Kepulauan Riau, maka melekat kewajiban

untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 sebagai

pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun serta perwujudan

amanat regulasi sebagaimana diatur dalam Pasal 65 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, yang menyatakan bahwa kepala daerah mempunyai tugas

menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan

rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas

bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun

perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem

perencanaan pembangunan nasional. Selanjutnya berdasarkan

pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah, dinyatakan bahwa

Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6

(enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik.

RPJMD 2016-2021

PENDAHULUAN BAB. 1

Page 23: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐2

RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 merupakan

penjabaran visi, misi dan program Bupati Bintan yang akan

dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Bintan Tahun 2005-2025 dan memperhatikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan

RPJM Provinsi Kepulauan Riau, memuat arah kebijakan keuangan

daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan

program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas Satuan

Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka yang

bersifat indikatif yang dibiayai oleh APBD dan sumber dana lainnya

yang dapat diperoleh dari APBD Provinsi, APBN maupun sektor

swasta. RPJMD tetap memperhatikan sumber daya dan potensi

yang dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan

serta isu-isu strategis yang berkembang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) akan

digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan Rencana Strategis

(Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD, Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD), RAPBD, penyusunan LKPJ (Laporan

Keterangan Pertanggung Jawaban) Kepala Daerah, sebagai tolok

ukur kinerja Kepala Daerah.

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses

penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan

wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu yang meliputi:

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Page 24: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐3

Sebagai pelaksanaan amanat tersebut, Pemerintah Kabupaten

Bintan telah menetapkan RPJPD Kabupaten Bintan 2005-2025 di

dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2015. Salah satu

substansi strategis dalam RPJPD tersebut adalah menetapkan Visi

Daerah: Terwujudnya Kabupaten Bintan yang madani dan sejahtera

melalui pencapaian Bintan Gemilang 2025 (Gerakan melangkah

maju di bidang kelautan, pariwisata dan kebudayaan).

Sebagaimana diketahui pula pada setiap tahap 5 (lima) tahunan

RPJPD tersebut kemudian diuraikan menjadi Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yaitu: Tahap

I (2005-2010), Tahap II (2010-2015), Tahap III (2016-2021), Tahap

IV (2021-2025).

1.2 Proses Penyusunan

Dokumen RPJMD pada dasarnya disusun berdasarkan beberapa

pendekatan berikut :

- Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa

pemilihan Kepala Daerah sebagai proses penyusunan rencana

program, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya

berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan

oleh para calon Kepala Daerah. Untuk itu, rencana

pembangunan adalah penjabaran agenda pembangunan yang

ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

- Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan

menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga

yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut.

- Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan

melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan.

Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan

Page 25: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐4

menciptakan rasa memiliki.

- Pendekatan Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom-

up), pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang

pemerintahan. Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan

melalui musyawarah pembangunan.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 melalui

berbagai tahapan analisis sektoral, penjaringan aspirasi masyarakat

serta dialog yang melibatkan stakeholders kunci. Adapun proses

penyusunan secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1.1 : Proses Penyusunan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021

1.3 Landasan Hukum Penyusunan

Landasan hukum penyusunan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun

2016-2021 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan

Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia

RPJPD Kabupaten Bintan

2005-2025

Analisa Kondisi Eksisting

RPJM Nasional dan Provinsi

Rancangan Awal RPJMD (oleh Bappeda)

Visi, Misi, Program (Kepala Daerah Terpilih)

Musrenbang RPJMD

Perumusan Rancangan Akhir RPJMD

RPJMD ditetapkan Dengan Perda

Setelah Berkonsultasi dengan

Provinsi

Page 26: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐5

Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4237);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Tahun

2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);

Page 27: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐6

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4575);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran

Page 28: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐7

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada

Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala

Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada

Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4693);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4741);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara

Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 29: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐8

Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4833);

23. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-

undangan;

24. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

27. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2).

28. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan No. 2 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan Tahun 2011-

2031;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan No. 5 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Bintan Tahun 2005-2025;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 6 Tahun 2015

Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Bintan Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten

Bintan Tahun 2015 Nomor 6);

31. Peraturan Bupati Bintan Nomor 31 Tahun 2015 tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun

Page 30: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐9

Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2015

Nomor 31);

1.4 Hubungan Antar Dokumen

Pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan

mengeluarkan 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan

penganggaran yaitu RPJP Daerah, RPJM Daerah, Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD), dan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD).

Dari segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi empat,

yaitu dokumen perencanaan jangka panjang (20 tahun) yaitu

RPJPD, perencananaan tata ruang wilayah (20 tahun) yaitu RTRW,

perencanaan jangka menengah (5 tahun) yaitu RPJMD dan Renstra-

SKPD, serta jangka pendek (1 tahun) yaitu RKPD dan Renja-SKPD.

RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi dan program

Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP

Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional. RPJM Daerah

dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan

menjadi pedoman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam

menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja

(Renja) SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dari

RKPD dan RKA–SKPD inilah selanjutnya disusun RAPBD.

Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat

hierarkis, artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang

menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek

dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi

menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah

di bawahnya. Skema kedudukan RPJMD dengan dokumen

perencanaan lainnya disajikan dalam gambar berikut ini.

Page 31: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐10

Gambar 1.2 : Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Secara lebih terperinci hubungan antara RPJMD dengan

dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :

1. RPJMD Kabupaten Bintan dengan RPJPD Kabupaten Bintan

RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 adalah rencana

pembangunan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD 2005-2025.

Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat visi, misi,

dan program Bupati dan Wakil Bupati Bintan periode 2016-

2021, juga berpedoman kepada RPJPD Kabupaten Bintan 2005-

2025. Dengan kata lain menyelaraskan pencapaian visi, misi,

tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan

jangka menengah daerah dengan visi, misi, arah, kebijakan

pembangunan jangka panjang daerah.

Sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD

dijabarkan dalam program pembangunan daerah sesuai dengan

arah kebijakan pembangunan daerah periode 5 (lima) tahun

berkenaan. Suatu program pembangunan daerah harus

menjabarkan dengan baik sasaran-sasaran pokok sebagaimana

diamanatkan dalam RPJPD dan tujuan maupun sasaran dari visi

dan misi rencana pembangunan 5 (lima) tahun. Untuk itu,

diperlukan identifikasi berbagai permasalahan pembangunan

daerah untuk menjabarkan pencapaian sasaran pokok

RPJPNASIONAL

RPJMNASIONAL

PEDOMAN

RKPDIJABARKAN

RPJPDAERAH

RPJMDAERAH

DIPERHATIKAN

PEDOMAN

RKPDAERAH

DIJABARKANPEDOMAN

PENYUSUNANRAPBD

20 TAHUN5 TAHUN

PEDOMAN

RENSTRASKPD

5 TAHUN

RENJASKPD

PEDOMAN

1 TAHUN

1 TAHUN

DIACU

RPJPNASIONAL

RPJMNASIONAL

PEDOMAN

RKPDIJABARKAN

RPJPDAERAH

RPJMDAERAH

DIPERHATIKAN

PEDOMAN

RKPDAERAH

DIJABARKANPEDOMAN

PENYUSUNANRAPBD

20 TAHUN5 TAHUN

PEDOMAN

RENSTRASKPD

5 TAHUN

RENJASKPD

PEDOMAN

1 TAHUN

1 TAHUN

DIACU

Page 32: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐11

sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD dan mencapai tujuan

dan sasaran RPJMD.

Gambar 1.3 : Tahapan RPJPD Kabupaten Bintan

2. RPJMD Kabupaten Bintan dengan Renstra SKPD

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010 Pasal 85 Ayat (2), Renstra SKPD disusun sesuai tugas dan

fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat

indikatif. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 menjadi

pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD dalam waktu 5

(lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis

RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis

operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi

program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi

pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang

disusun oleh setiap SKPD di bawah koordinasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten

Bintan.

Page 33: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐12

Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD

dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran

program yang ditetapkan dalam RPJMD. Visi SKPD merupakan

keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada akhir periode

Renstra SKPD, sesuai dengan tugas dan fungsi yang sejalan

dengan pernyataan visi kepala daerah dan wakil kepala daerah

dalam RPJMD.

Perumusan rancangan Renstra SKPD merupakan proses yang

tidak terpisahkan dan dilakukan bersamaan dengan tahap

perumusan rancangan awal RPJMD. Penyusunan rancangan

akhir Renstra SKPD merupakan penyempurnaan rancangan

Renstra SKPD, yang berpedoman pada RPJMD yang telah

ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyempurnaan

rancangan Renstra SKPD tersebut bertujuan untuk

mempertajam visi dan misi serta menyelaraskan tujuan, strategi,

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah

sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang ditetapkan dalam

RPJMD.

Gambar 1.4 : Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah

Page 34: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐13

3. RPJMD Kabupaten Bintan dengan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD)

Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021

setiap tahunnya akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen

perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Bintan yang

memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja

SKPD. Rancangan RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah

Kabupaten Bintan yang dilaksanakan secara berjenjang mulai

dari tingkat kelurahan, kecamatan, dan tingkat kabupaten.

Prioritas dan sasaran pembangunan pada RKPD harus

berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bintan, RPJMD Provinsi

Kepulauan Riau, serta RPJM Nasional. Berpedoman pada

RPJMD mengandung makna bahwa prioritas dan sasaran

pembangunan tahunan daerah harus selaras dengan program

pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD. Selain itu,

rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah juga

harus selaras dengan indikasi rencana program prioritas yang

ditetapkan dalam RPJMD.

Prioritas Pembangunan Daerah yaitu tema atau agenda

pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi benang

merah/tonggak capaian antara (milestones) menuju sasaran 5

(lima) tahunan dalam RPJMD melalui rencana program

pembangunan daerah tahunan.

Page 35: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐14

Gambar 1.5 : Bagan Alir Hubungan antara Penyusunan Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah

4. RPJMD Kabupaten Bintan dengan Perencanaan Lainnya

Sebagai subsistem, maka berbagai dokumen perencanaan yang

berkaitan dengan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021

juga perlu ditelaah baik dokumen pada level nasional, Provinsi

Kepulauan Riau, Kabupaten/Kota di sekitar Kabupaten Bintan,

yaitu: a) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

b) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau;

c) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan;

d) Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten Bintan;

Penyusunan RPJMD Kabupaten Bintan berpedoman pada RTRW

Kabupaten Bintan yaitu dengan menyelaraskan pencapaian visi,

misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program

pembangunan jangka menengah daerah dengan pemanfaatan

struktur dan pola ruang. Penyusunan RPJMD memperhatikan

dan mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang

yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bintan

Page 36: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐15

Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bintan Tahun 2011-2031, sebagai acuan untuk

mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program

pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang.

Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat

kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun

mendatang yang asumsi-asumsinya, meliputi: 1) Struktur

ruang dalam susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hirarkis memiliki hubungan fungsional; 2) Distribusi peruntukan

ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang

untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan 3) Pemanfaatan

ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan

rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi

program sektoral dan kewilayahan baik di pusat maupun di

daerah secara terpadu.

Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada

RTRW daerah sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah

lain seperti RTRW Kota Tanjungpinang, guna tercipta

sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah

antar kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola

ruang, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai

satu kesatuan wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau

yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam

pelaksanaan pembangunan daerah.

1.5 Maksud dan Tujuan

1.5.1 Maksud

RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 dimaksudkan sebagai

pedoman bagi seluruh komponen daerah (pemerintah, masyarakat,

dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya) dalam

Page 37: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐16

mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Bintan sesuai

dengan dengan visi, misi, dan program pembangunan Bupati

terpilih masa bakti 2016-2021, sehingga seluruh upaya yang

dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif,

dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya di dalam satu

pola sikap dan pola tindak.

1.5.2 Tujuan

1. Merumuskan gambaran umum kondisi daerah sebagai dasar

perumusan permasalahan dan isu strategis daerah, sebagai

dasar prioritas penanganan pembangunan daerah 5 (lima

tahun) kedepan. Sebagai pedoman bagi seluruh SKPD di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Bintan dalam menyusun

Renstra SKPD periode 2016-2021;

2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah serta

kerangka pendanaan sebagai dasar penentuan kemampuan

kapasitas pendanaan 5 (lima) tahun ke depan;

3. Menerjemahkan Visi dan Misi Bupati Bintan dan Wakil Bupati

Bintan kedalam tujuan dan sasaran pembangunan daerah

tahun 2016-2021, yang disertai dengan program prioritas

untuk masing-masing SKPD tahun 2016-2021, dengan

berpedoman pada RPJPD Kabupaten Bintan Tahun 2005-

2025;

4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan

indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan

dilaksanakan pada tahun 2016-2021.

5. Menetapkan indikator kinerja SKPD dan Indikator kinerja

Bupati Bintan dan Wakil Bupati Bintan sebagai dasar

penilaian keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bintan periode

2016-2021

Page 38: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐17

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021

mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara, Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah, terdiri dari 11 (sebelas) bab, sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum

penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika

penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunan

RPJMD Kabupaten Bintan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang

kondisi Kabupaten Bintan secara komprehensif sebagai

basis atau pijakan dalam penyusunan perencanaan.

Aspek yang dibahas diantaranya adalah: (i) geografi dan

demografi, (ii) kesejahteraan masyarakat, (iii) pelayanan

umum, serta (iv) daya saing daerah.

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab ini menguraikan analisis pengelolaan keuangan

daerah yang pada dasarnya dimaksudkan untuk

menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau

kemampuan keuangan daerah dalam mendanai

penyelenggaraan pembangunan daerah.

BAB 4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini memuat berbagai permasalahan pembangunan

dan isu strategis yang akan menentukan kinerja

pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang.

Page 39: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐18

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Bab ini menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke

depan, yang disertai dengan tujuan dan sasarannya.

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Bab ini memuat dan menjelaskan strategi dan arah

kebijakan pembangunan Kabupaten Bintan untuk

kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Selain itu juga

diuraikan mengenai kebijakan keuangan daerah

Kabupaten Bintan dalam jangka menengah.

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan umum yang

akan diambil dalam pembangunan jangka menengah

dan disertai dengan program pembangunan daerah

yang akan direncanakan.

BAB 8 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS

YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Dalam Bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah

dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi

tanggung jawab SKPD.

BAB 9 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Dalam bab ini ditetapkan dan dijelaskan

mengenai indikator kinerja daerah Kabupaten Bintan

dalam 5 (lima) tahun ke depan.

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Bab terakhir ini memuat pedoman transisi

implementasi RPJMD dari periode sebelum dan

sesudahnya, serta dan kaidah pelaksanaannya.

BAB 11 PENUTUP

Page 40: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan I‐19

Page 41: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-1

2.1 Aspek Geografi Dan Demografi

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Secara geografis, wilayah Kabupaten Bintan terletak antara 100’

Lintang Utara 120’ Lintang Selatan 10400’ Bujur Timur 10830

Bujur Timur. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Bintan

adalah 87.411,92 Km2 terdiri atas wilayah daratan seluas 1.319,51

Km2 (1,50%) dan wilayah laut seluas 86.092,41 Km2 (98,50%). Pada

Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Bintan telah memekarkan

beberapa wilayahnya melalui Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun

2007 tentang Pembentukan Kelurahan Toapaya Asri di Kecamatan

Gunung Kijang, Desa Dendun, Desa Air Glubi di Kecamatan Bintan

Timur, Kelurahan Tanjung Permai, Kelurahan Tanjung Uban Timur

di Kecamatan Bintan Utara, Kelurahan Tembeling Tanjung di

Kecamatan Bintan Teluk Bintan, Desa Kukup dan Desa Pengikik di

Kecamatan Tambelan dan Kelurahan Kota Baru di Kecamatan

Teluk Sebong.

Selain itu juga dilakukan Pemekaran Kecamatan melalui Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan

Toapaya, Kecamatan Mantang, Kecamatan Bintan Pesisir dan

Kecamatan Seri Kuala Lobam. Dengan terjadinya pemekaran

wilayah maka jumlah Kecamatan yang terdapat di wilayah

Kabupaten Bintan bertambah dari 6 (enam) Kecamatan menjadi 10

(sepuluh) kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Bintan, Sri Kuala

Lobam, Bintan Utara, Teluk Sebong, Bintan Timur, Bintan Pesisir,

Mantang, Gunung Kijang, Toapaya, dan Tambelan.

RPJMD 2016-2021

GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB. 2

Page 42: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-2

A. Wilayah dan Batas Administrasi

Kabupaten Bintan memiliki 240 buah pulau besar dan kecil. Hanya

49 buah diantaranya yang sudah dihuni, sedangkan sisanya

walaupun belum berpenghuni namun sudah dimanfaatkan untuk

kegiatan pertanian, khususnya usaha perkebunan. Dilihat dari

topografinya, pulau-pulau di Kabupaten Bintan sangat bervariasi.

Umumnya dibentuk oleh perbukitan rendah membundar yang

dikelilingi oleh daerah rawa-rawa. Wilayah Kabupaten Bintan

merupakan bagian paparan kontinental yang dikenal dengan nama

Paparan Sunda, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Natuna, Anambas dan Malaysia;

Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga;

Sebelah Barat : Kota Batam dan Kota Tanjungpinang;

Sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Barat.

Gambar 2.1 : Peta Administratif Kabupaten Bintan

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan, tahun 2011-2031

Secara morfologi Pulau Bintan memiliki perbedaan ketinggian yang

tidak ekstrim, yaitu antara 0-350 meter dari permukaan laut.

Puncak tertinggi berada di Gunung Bintan 348 meter, dan

PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BINTAN 

Page 43: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-3

selanjutnya Gunung Bintan Kecil 196 meter. Bukit-bukit lainnya

merupakan bukit-bukit dengan ketinggian dibawah 100 meter.

Bukit-bukit tersebut merupakan daerah hulu-hulu sungai yang

sebagian besar mengalir kearah Utara dan Selatan dengan pola sub

paralel, sedangkan pola anak-anak sungainya berpola sub radial.

Sungai-sungai itu umumnya pendek-pendek, dangkal dan tidak

lebar.

B. Topografi

Kabupaten Bintan pada umumnya memiliki topografi yang

bervariatif dan bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar

dari 0-3% hingga di atas 40% pada wilayah pegunungan. Ketinggian

wilayah pada pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Bintan

berkisar antara 0–50 meter diatas permukaan laut hingga mencapai

ketinggian 400-an meter diatas permukaan laut. Secara

keseluruhan kemiringan lereng di Kabupaten Bintan relatif datar,

umumnya didominasi oleh kemiringan lereng yang berkisar antara

0%-15% dengan luas mencapai 55,98% (untuk wilayah dengan

kemiringan 0–3% mencapai 37,83% dan wilayah dengan kemiringan

3%–15% mencapai 18,15%). Sedangkan luas wilayah dengan

kemiringan 15%–40% mencapai 36,09% dan wilayah dengan

kemiringan >40% mencapai 7,92%.

C. Geologi

Kabupaten Bintan merupakan bagian dari paparan kontinental

yang terkenal dengan nama “Paparan Sunda”. Pulau-pulau yang

tersebar di daerah ini merupakan sisa erosi atau pencetusan daerah

daratan pra tersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia

di bagian Utara sampai dengan Pulau Bangka dan Belitung di

bagian Selatan. Proses pembentukan lapisan bumi di wilayah ini

berasal dari formasi-formasi vulkanik, yang akhirnya membentuk

tonjolan-tonjolan pada permukaan bumi yang disebut pulau, baik

Page 44: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-4

pulau-pulau yang ukurannya cukup besar, maupun pulau yang

ukurannya relatif kecil.

D. Jenis Tanah

Persebaran jenis tanah di Pulau Bintan didominasi oleh komposisi

jenis tanah Hapludox-Kandiudult-Dystropets (46,4% dari luas

daratan Pulau Bintan) yang tersebar seluruh bagian Kabupaten

Bintan. Dominasi kedua adalah jenis tanah dengan komposisi

Hapludox-Kandiudults (27,6% luas daratan) dan tersebar di daerah

Berakit dan Sungai Kawal. Sedangkan komposisi jenis tanah

lainnya adalah Sulfagquents-Hydraquents-Tropaquepts (9,9% dari

luas daratan Pulau Bintan) tersebar di pesisir pulau dan terluas di

pesisir daerah Teluk Bintan, Hapludox-Dystropets-Tropaquods

(9,7%) tersebar di daerah Teluk Bintan, Tropaquets-Fludaquents

(3,2%) tersebar di sekitar Sungai Kawal daerah Bintan Timur dan

Gunung Kijang, dan komposisi tanah Kandiudults-Dystropets-

Tropaquets seluas 2,4% yang tersebar di daerah pegunungan, yaitu

Gunung Kijang, Lengkuas dan Gunung Bintan. Sedangkan

komposisi jenis tanah yang ada di gugusan Kepulauan Tambelan

adalah Dystropets-Tropudults-Paleudults, Tropudults-Dystropets-

Tropothods dan Kandiudult Kandiudox.

E. Hidrologi dan Hidrogeologi

Sungai-sungai di Kabupaten Bintan kebanyakan kecil-kecil dan

dangkal, hampir semua tidak berarti untuk lalu lintas pelayaran.

Pada umumnya hanya digunakan untuk saluran pembuangan air

dari daerah rawa-rawa tertentu. Sungai yang agak besar terdapat di

Pulau Bintan terdiri dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS), dua

diantaranya DAS besar yaitu DAS Jago seluas 135,8 Km² dan DAS

Kawal seluas 93,0 Km² dan hanya digunakan sebagai sumber air

minum. Pasang surut di perairan Pulau Bintan bertipe campuran

cenderung semidiurnal atau mixed tide prevailing semidiurnal

Page 45: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-5

(wyrtki,1961). Dimana saat air pasang/surut penuh dan tidak

penuh terjadinya dua kali dalam sehari, tetapi terjadi perbedaan

waktu pada antar puncak air tingginya.

Hasil prediksi pasut menggunakan Oritide-Global Tide Model di

sekitar perairan pantai Trikora (Kecamatan Gunung Kijang) pada

bulan Juli memperlihatkan bahwa tinggi rata-rata air pasang

tertinggi +73,48 cm, air surut terendah -121,31 cm, dengan

tunggang maksimum sekitar 194,79 cm dan pada bulan September,

tinggi rata-rata air pasang tertinggi +75,69 cm, air surut terendah -

101,06 cm dengan tunggang maksimum sekitar 176,75 cm. Secara

umum tatanan air bawah tanah dapat dikelompokkan menjadi 2

kelompok berdasarkan keterdapatannya. Air bawah tanah tersebut

terdapat dalam berbagai sistem akuifer dengan litologi yang

berbeda-beda. Adapun air bawah tanah tersebut terdiri dari :

1) Air Bawah Tanah Dangkal

Air bawah tanah dangkal pada umumnya tersusun atas

endapan aluvium dan kedudukan muka air bawah tanah

mengikuti bentuk topografi setempat. Lapisan akuifer ini pada

umumnya tersusun atas pasir, pasir lempungan, dan lempung

pasiran yang bersifat lepas sampai kurang padu dari endapan

aluvium dan hasil pelapukan granit. Kedudukan muka air

bawah tanah akan menjadi semakin dalam di daerah yang

topografinya tinggi dengan daerah sekitarnya. Kedalaman muka

air bawah tanah pada umumnya sekitar 2m-3m. Air bawah

tanah dangkal ini tersusun atas lapisan akuifer bebas

(unconfined aquifer) yang di beberapa tempat bagian

bawahnya dibatasi oleh lapisan kedap air yang berupa lapisan

lempung dan lempung pasiran. Ketebalan rata-rata lapisan

akuifer air bawah tanah dangkal sekitar 13m dan pada

umumnya akan menipis ke arah perbukitan.

Page 46: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-6

2) Air Bawah Tanah Dalam

Air bawah tanah dalam di wilayah Kabupaten Bintan tersusun

atas litologi berupa pasir kompak, pasir, dan pasir lempungan

dan tersusun atas sistem akuifer bebas (unconfined aquifer),

walaupun di beberapa tempat terdapat lapisan kedap air yang

berupa lempung dan lempung pasiran yang tidak menerus atau

hanya membentuk lensa-lensa, sehingga di beberapa tempat

terbentuk sistem akuifer tertekan (confined aquifer) atau semi

tertekan (semi confined aquifer), sehingga secara umum sistem

akuifer yang berkembang di wilayah Pulau Bintan, Kabupaten

Bintan tergolong multi-layer dimana antara satu lokasi dengan

lokasi lain kedalaman lapisan akuifernya tidak berada pada

level yang sama. Pada bagian bawah dari lapisan akuifer dalam

dibatasi oleh granit yang bersifat kedap air sampai mempunyai

sifat kelulusan terhadap air yang kecil tergantung adanya celah

atau rekahan pada tubuh granit tersebut. Ketebalan rata-rata

lapisan akuifer air bawah tanah dalam kisaran sekitar 26 m.

3) Mata air

Keterdapatan mata air muncul pada batuan sedimen yang

terdapat dalam mata air bawah tanah perbukitan bergelombang.

Tipe pemunculannya umumnya diakibatkan oleh pemotongan

topografi pada tekuk lereng dengan dataran. Mata air tersebut

dapat dimanfaatkan untuk air minum pedesaan.

F. Iklim

Pada umumnya wilayah Kabupaten Bintan beriklim tropis. Selama

periode Tahun 2010-2015 temperatur rata-rata terendah 23,9oC

dan tertinggi rata-rata 31,8oC dengan kelembaban udara sekitar

85%. Kabupaten Bintan mempunyai 4 macam perubahan arah

angin yaitu:

Bulan Desember-Pebruari : Angin Utara

Page 47: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-7

Bulan Maret-Mei : Angin Timur

Bulan Juni-Agustus : Angin Selatan

Bulan September-November : Angin Barat

Kecepatan angin tertinggi adalah 9 knot dan terjadi pada bulan

Desember-Januari, sedangkan kecepatan angin terendah pada

bulan Maret-Mei.

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Pola pemanfaatan ruang wilayah dalam kawasan perkotaan dan

perdesaan terdiri dari Kawasan lindung, Kawasan budidaya.

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup

sumber daya alam dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya

adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,

sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

Pemanfaatan kawasan lindung sebagai kawasan hutan lindung

sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayah secara umum,

terutama pada area sekitar gunung yang ada di setiap pulau

Kabupaten Bintan dengan luas 4.490,60 Ha, Sedangkan

pemanfaatan yang cukup dominan adalah kawasan lindung

setempat berupa sempadan sungai, sempadan pantai, mata air dan

waduk sebesar 37.223,63 Ha.

Untuk pemanfaatan kawasan budidaya meliputi kawasan

perkebunan, dimana pada kawasan ini tersebar di seluruh

kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan. Pemanfaatan lain

adalah kawasan pariwisata dengan kondisi yang ada di Wilayah

Kecamatan Teluk Sebong dengan objek wisata Lagoi mencapai luas

sebesar 23.000 Ha, dan Pantai Trikora di Kecamatan Gunung

Kijang, dan Pantai Mapur di Bintan Timur seluas 5.243,74 Ha. Pada

kawasan industri pemanfaatannya sebesar 7.285,69 Ha terdapat di

Kecamatan Bintan Timur, Gunung Kijang dan Kecamatan Seri

Page 48: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-8

Kuala Lobam. Sedangkan kawasan pertambangan tersebar merata

di Kabupaten Bintan di antaranya di Kecamatan Bintan Timur,

Bintan Utara, Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Teluk Bintan,

dan Kecamatan Gunung Kijang.

Luasan pemanfaatan ruang berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun

2012 tentang RTRW Kabupaten Bintan Tahun 2011-2031 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 : Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Bintan, Tahun 2011

NO. JENIS PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)

% Darat Perairan A. Kawasan Lindung 34.935,06 15.519,42 33,68 1 Hutan Lindung 4.781,97 3,19 2 Kawasan Perlindungan

Setempat 21.026,12 14,04

3 Daerah Perlindungan Laut 333,62 0,22 4 Danau 1.083,38 0,72 5 Waduk/Kolong 607,59 0,41 6 Lamun 2.364,85 1,58 7 Terumbu Karang 12.820,95 8,56 8 Mangrove 7.435,99 4,96 B. Kawasan Budidaya 97.910,14 2.951,55 67,33 1 Hutan Produksi 9.236,41 6,17 2 Pertanian 22.237,63 14,84 3 Perkebunan 9.284,78 6,20 4 Pertambangan 7.029,12 4,69 5 Industri 8.831,67 5,90 6 Pariwisata 22.307,22 14,89 7 Permukiman 12.524,04 8,36 8 Zona Bandar Udara 107,06 0,07 9 Kawasan Bandar Seri Bentan 4.843,21 3,23 10 Zona Pelabuhan 2.951,55 1,97 11 TPA 4,70 0,004

Total 131.340,92 18.470,97

100,00 149.811,88

Sumber : RTRW Kabupaten Bintan Tahun, 2011-2031

Untuk pemanfaatan budidaya laut berupa budidaya perikanan laut,

yang pada umumnya disepanjang perairan di wilayah Kabupaten

Bintan. Kegiatan budidaya laut di beberapa pulau di Kabupaten

Bintan ini mempunyai potensi yang cukup besar dengan dilakukan

penangkapan ikan dari alam dengan menggunakan alat yang tidak

merusak lingkungan.

Page 49: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-9

Pada umumnya ikan yang mempunyai komoditas ekspor seperti

ikan kerapu, ikan kakap berdasarkan permintaan terus meningkat

baik lokal maupun international, hal ini untuk mendorong harus

dilakukannya budidaya ikan terutama jenis ikan yang mempunyai

nilai ekonomis tinggi, dari berbagai jenis ikan biota laut yang telah

dibudidayakan antara lain seperti ikan kerapu (Ephinephelus spp),

kakap (Lutjanus spp), rumput laut dan kerang-kerangan.

Sedangkan daerah tangkapan ikan terbagi atas kegiatan perikanan

pantai (coastal fisheries) dan perikanan lepas pantai (offshore

fisheries) mencapai luasan sebesar 96.268,00 Km2. Penangkapan

ikan di areal penangkapan (fishing ground) di kawasan pulau-pulau

dengan perairan yang luas di Kabupaten Bintan.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Secara geografis Kabupaten Bintan tidak termasuk kedalam wilayah

potensi rawan bencana besar / masif seperti Gempa Bumi,

Tsunami, Kekeringan, atau Air Bah sebagaimana yang dialami pada

daerah Kabupaten/Kota lainnya di Indonesia. Pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan tetap memiliki kewaspadaan tinggi terhadap

potensi bencana yang timbul. Berdasarkan kejadian maupun

sejarah di Kabupaten Bintan, beberapa potensi bencana yang ada

seperti Angin Puting Beliung, Kebakaran Hutan/Belukar/Lahan

Perkebunan dan Kekeringan akibat kemarau, masih dalam batas

status regional artinya tidak berdampak luas dan masih bisa diatasi

ataupun ditanggulangi oleh pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat

dari upaya-upaya Pemerintah Daerah dalam menanggulangi serta

mengantisipasi segala potensi bencana yang ada.

Status bencana yang terjadi selama priode tahun 2011 – 2015

adalah kebakaran semak belukar dengan frekwensi yang cukup

tinggi terjadi pada bulan Januari dan Pebruari. Hal ini terjadi

karena musim panas yang membuat kebun ataupun semak belukar

Page 50: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-10

kering sehingga mudah terbakar apabila orang melakukukan

pembukaan lahan untuk kebun.

Tabel 2.2 : Cakupam pelayanan bencana kebakaran Kabupaten Tahun 2010-2014

INDIKATOR KINERJA

KONDISI KINERJA

AWAL TAHUN 2010

CAPAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014

Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 100% 100 100 100 100

Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2010-2014

A. Frekuensi Kejadian Bencana di Kabupaten Bintan priode 2011 –

2015

Secara umum bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten

Bintan pada Tahun 2011 sebanyak 65 kejadian yang terdiri dari

bencana kebakaran hutan/semak belukar sebanyak 63 kali

kejadian, dan bencana kebakaran pada rumah penduduk sebanyak

2 kali kejadian (2 unit rumah) rumah. Sedangkan untuk bencana

alam lainnya adalah banjir yang merendam lahan seluas 16 Ha.

Pada tahun 2012 Sebanyak 41 kasus Kebakaran Hutan/semak

belukar, Kebakaran Rumah penduduk sebanyak 2 kali kasus (2

unit rumah), Kebakaran Mobil sebanyak 3 kasus, Angin Puting

Beliung di Kec. Bintan Timur 1 kasus (rusak 1 rumah), Kec.

Teluk Bintan 1 Kasus (rusak 1 rumah), Kec. Mantang 1 kasus

(rusak 12 rumah), dan Sambaran Petir di Kec. Bintan Timur 2

kasus (rusak 2 rumah), Bintan Pesisir 1 kasus (meninggal 1

orang, luka-luka 10 rang).

Pada tahun 2013 dapat dilaporkan bahwa jumlah bencana yang

terjadi sebanyak 49 kasus (Rata-rata hampir 4 peristiwa perbulan

atau hampir setiap minggu terjadi 1 peristiwa bencana yang

terdiri bencana kebakaran, angina kencang dan banjir). Adapun

Jumlah korban yang tercatat, sebagai berikut: korban meninggal

dunia 2 jiwa, korban Luka-luka 1 jiwa, dan sedikitnya 161 jiwa

yang perlu perawatan sedang dan ringan.

Page 51: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-11

Dari kerusakan yang dialami, Nilai kerugian yang ditimbulkan

tercatat sedikitnya ditaksir Rp 386.125.500 (Tiga ratus delapan

puluh enam seratus dua puluh lima ribu lima ratus rupih).

Pada tahun 2014 dilaporkan bahwa jumlah bencana yang terjadi

tercatat sebanyak 188 kejadian bencana, kejadian yang menyolok

adalah kebakaran semak belukar dengan frekwensi yang cukup

tinggi terjadi pada bulan Januari dan Pebruari. Hal ini terjadi

karena musim panas yang membuat kebun ataupun semak

belukar kering sehingga mudah terbakar apabila orang

melakukukan pembukaan lahan untuk kebun.

B. Antisipasi daerah dalam menghadapi kemungkinan bencana

Paradigma penanggulangan bencana sudah dikembangkan dari

yang dulu berpola responsif-tanggap darurat menjadi lebih

ditekankan pada upaya pencegahan dan pengurangan risiko

bencana. Agar tercapai tujuan yaitu menghindari terjadinya

bencana, Pemerintah Kabupaten Bintan mengembangkan kebijakan

penanggulangan bencana yang difokuskan pada:

a. Mengurangi risiko bencana dengan membangun kesiapsiagaan

dan infrastruktur diseluruh lini secara terencana dan terpadu

(pra bencana)

1. Penguatan Peraturan Perundangan dan Kapasitas

Kelembagaan

2. Prencanaan Partisipatif dan Pengaturan Penanggulangan

bencana

3. Penelitian, Pendidikan, dan Pelatihan

4. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat dan Para

Pemangku Kepentingan lainnya dalam Penanggulangan

Bencana

5. Pencegahan dan Mitigasi Bencana

6. Peringatan Dini

7. Kesiapsiagaan

Page 52: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-12

b. Membangun ketahanan dan ketangguhan masyarakat dan

kelembagaan dalam menanggulangi bencana (tanggap darurat)

c. Secepatnya memulihkan dan membangun kembali kehidupan

masyarakat pasca bencana menjadi lebih baik (pasca bencana)

Apabila teridentifikasi terdapat potensi bencana yang akan terjadi

maka dilakukan tindakan berupa langkah kesiapsiagaan seluruh

jajaran aparat pemerintah. Tindakan ini dilakukan untuk

meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun kerugian harta benda

milik masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana. Selain itu

tindakan ini juga akan memudahkan upaya tanggap darurat

apabila bencana itu terjadi sehingga peran semua pihak dapat

berjalan efektif berdasarkan sistem yang telah dirancang dan

disepakati bersama.

2.1.4 Demografi

A. Jumlah dan Komposisi Penduduk

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Penduduk (BPS) penduduk

Kabupaten Bintan tahun 2015 berjumlah 153.020 jiwa yang terdiri

dari 39.079 rumah tangga dengan Laju Pertumbuhan Penduduk

(LPP) sebesar 1,26%. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 78.824

jiwa (51,51%) dan penduduk perempuan sebesar 74.196 jiwa

(48,49%). Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan

perempuan (sex ratio) sebesar 106,24. Artinya setiap 100

perempuan berbanding dengan 106 penduduk laki-laki, jumlah

penduduk laki-laki 3,02% lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk perempuan. Persentase ini tidak mengalami peningkatan

yang signifikan dari tahun sebelumnya. Kecamatan yang terpadat

penduduknya masih tercatat kecamatan Bintan Timur dengan

jumlah penduduk tertinggi 41.607 jiwa (27,19%), sedangkan yang

terendah adalah di kecamatan Mantang yakni sebanyak 4,168 jiwa

(2,75%).

Page 53: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-13

Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Bintan Tahun 2015

No. Kecamatan Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Teluk Bintan 4.871 4.327 9.198 2. Bintan Utara 11.363 11.381 22.744 3. Teluk Sebong 9.506 8.435 17.941 4. Seri Kuala Lobam 8.601 10.398 18.999 5. Bintan Timur 21.564 20.043 41.607 6. Gunung Kijang 7.285 6.084 13.369 7. Mantang 2.297 1.929 4.226 8. Bintan Pesisir 4.590 3.821 8.411 9. Toapaya 6.127 5.295 11.422 10. Tambelan 2.620 2.483 5.103

Jumlah 78.824 74.196 153.020 Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016

Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) atau

perbandingan antara penduduk yang belum produktif ataupun

yang sudah tidak produktif lagi (usia 0-14 tahun ditambah

penduduk usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan penduduk usia

produktif (usia 15-64 tahun). Dependency Ratio Kabupaten Bintan

pada tahun 2014 mencapai 52.44 dan terus menunjukkan

peningkatan pada tahun 2015 sebesar 52,49. Artinya bahwa pada

tahun 2015, untuk setiap 100 penduduk usia produktif di

Kabupaten Bintan menanggung sekitar 52 penduduk usia

belum/tidak produktif.

Tabel 2.4 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Dependency Rasio di Kabupaten Bintan, Tahun 2014-2015

No Kelompok Umur Tahun

2014 2015 1. 0-4 16.350 16.518 2. 5-9 16.566 16.769 3. 10-14 14.085 14.291 4. 15-19 10.159 10.301 5. 20-24 10.595 10.684 6. 25-29 15.235 15.373 7. 30-34 16.022 16.178 8. 35-39 13.914 14.068

Page 54: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-14

9. 40-44 11.141 11.282 10. 45-49 8.437 8.570 11. 50-54 5.944 6.050 12. 55-59 4.419 4.503 13. 60-64 3.270 3.336 14. 65-69 2.288 2.339 15. 70-74 1.442 1.473 16. 75+ 1.256 1.285

Jumlah 151.123 153.020 Dependency Rasio 52,44 52,49

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016

B. Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan

Menurut BPS, berdasarkan persentase penduduk berumur 15

tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Kabupaten

Bintan sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang

pada tahun 2010 menempati peringkat kedua mata pencaharian

penduduk dengan jumlah 16,71% mengalami pergeseran pada

tahun 2011 sampai dengan Tahun 2013 menempati peringkat

ketiga mata pencaharian penduduk, dan pada tahun 2014 kembali

mengalami peningkatan menjadi peringkat kedua dengan jumlah

21,07%. Sedangkan sektor industri dan pertambangan yang pada

tahun 2010 menempati peringkat ketiga mata pencaharian

penduduk dengan jumlah 15,60%, pada tahun 2011 mengalami

pergeseran tahun 2014 dan menempati peringkat keempat pada

angka 12,28%. Sedangkan sektor perdagangan, rumah makan dan

hotel menunjukkan perkembangan yang positif, pada tahun 2010

hanya menempati peringkat keempat mata pencaharian penduduk

dengan angka 15,54% terus meningkat pada tahun 2011 sampai

dengan Tahun 2014 kembali menempati peringkat ketiga mata

pencaharian penduduk dengan persentase 19,01%. Hal ini

disebabkan berkembangnya sektor kepariwisataan di Kabupaten

Bintan sehingga terjadi pergeseran mata pencaharian penduduk

Kabupaten Bintan khususnya sektor pariwisata.

Page 55: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-15

Tabel 2.5 : Persentase Penuduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

No Mata Pencaharian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Pertanian 31,75 25,62 27,62 32,27 25,32 2. Pertambangan dan 4,48 7,07 3,02 3,27 1,02 3. Industri dan perdagangan 15,60 12,13 11,46 13,42 12,28 4. Listrik, Gas dan Air 0,51 0,91 1,45 1,32 1,47 5. Bangunan 8,93 8,88 9,71 10,38 8,09

6. Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel 15,54 19,47 21,36 17,92 19,01

7. Angkutan, Pegudangan dan Komunikasi 4,51 4,38 4,66 5,60 6,59

8. Keuangan, Asuransi dan Usaha Persewaan 1,98 2,94 3,21 1,68 5,15

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 16,71 18,61 17,50 14,14 21,07

10. Lainnya - - - - - Jumlah 100,00 100,00 100,0 100,0 100,0Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggi merupakan

tujuan yang ingin dicapai oleh setiap daerah. Namun manfaat

tersebut harus juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dengan kata lain, aspek pemerataan juga menjadi pertimbangan

penting dalam keberhasilan pembangunan.

A. Pertumbuhan PDRB

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi

perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional

bruto (PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian PDRB yaitu atas

dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Selain

menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB

juga bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil pembangunan

yang telah dilaksanakan. Adapun beberapa kegunaan angka

PDRB ini antara lain: (1) Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan

ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor ekonomi; (2) Untuk

mengetahui struktur perekonomian; (3) Untuk mengetahui

Page 56: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-16

besarnya PDRB per kapita penduduk sebagai salah satu indikator

tingkat kemakmuran/kesejahteraan; (4) Untuk mengetahui tingkat

inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan harga produsen.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Bintan, PDRB Kabupaten Bintan pada tahun 2015 atas Dasar

Harga Konstan Tahun 2010 sebesar Rp12,40 trilyun,- meningkat

dari tahun 2014 yaitu Rp11,65 trilyun,- yang diukur dari tujuh

belas sektor lapangan usaha yaitu :

Tabel 2.6 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2014-2015

Lapangan Usaha 2014 2015*

Sektor Primer 2,661,828.80 2,788,208.46

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 712,504.96

766,191.01

2 Pertambangan dan Penggalian 1,949,323.84 2,022,017.46 Sektor Sekunder 6,081,361.34 6,483,546.31 3 Industri Pengolahan 4,362,139.71 4,597,373.08 4 Pengadaan Listrik dan Gas 15,155.91 15,586.05

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,029.38

7,306.09

6 Konstruksi 1,697,036.34 1,863,281.09 Sektor Tersier 2,907,221.52 3,133,259.63

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,028,784.86

1,129,985.97

8 Transportasi dan Pergudangan 241,850.83 262,818.42

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 563,777.25

613,644.81

10 Informasi dan Komunikasi 164,481.27 171,139.20 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 179,674.48 184,485.47 12 Real Estate 127,019.76 133,127.99 13 Jasa Perusahaan 112.28 113.10

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 257,405.99

274,469.16

15 Jasa Pendidikan 212,798.10 225,275.81

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 107,636.63 113,266.07

17 Jasa lainnya 23,680.06 24,933.63

PDRB BERLAKU 11,650,411.6

6 12,405,014.4

1 Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016

Page 57: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-17

Sektor-sektor yang memiliki nilai kontribusi besar terhadap PDRB

adalah sektor Industri Pengolahan sebesar 37,18%, sektor

konstruksi 15,68%, sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar

15,18%, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor sebesar 9,01% serta Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum sebesar 6,29%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 2.7

: Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2014-2015

Lapangan Usaha 2014 2015* Sektor Primer 21.49 20.89

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.73 5.71

2 Pertambangan dan Penggalian 15.76 15.18 Sektor Sekunder 52.60 53.01

3 Industri Pengolahan 37.15 37.18

4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.11 0.10

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.06 0.05

6 Konstruksi 15.30 15.68 Sektor Tersier 25.91 26.10

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.80 9.01

8 Transportasi dan Pergudangan 2.09 2.16

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.24 6.29

10 Informasi dan Komunikasi 1.17 1.10

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.42 1.36

12 Real Estate 1.04 1.03

13 Jasa Perusahaan 0.00 0.00

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.30 2.31

15 Jasa Pendidikan 1.78 1.78

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.87 0.86

17 Jasa lainnya 0.20 0.20

PDRB BERLAKU 100.00 100.00 Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2016

1) Pertumbuhan Ekonomi

Untuk memperlihatkan pertumbuhan PDRB secara riil

digunakan PDRB Harga Konstan. PDRB Harga Konstan ini

merepresentasikan pertumbuhan ekonomi tanpa dipengaruhi

oleh masalah perubahan harga atau inflasi yang terjadi atas

barang dan jasa yang diproduksi karena menggunakan harga

Page 58: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-18

dasar yang konstan yakni harga dasar tahun tertentu yang

dipilih yaitu tahun 2010. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

yang diukur dari kenaikan PDRB (Produk Domestik Regional

Bruto) berdasarkan harga konstan pada tahun 2015 mengalami

perlambatan dari tahun 2014. Pada tahun 2014 LPE Kabupaten

Bintan adalah 8,46% mengalami perlambatan pada tahun 2015

menjadi 6,48%. Penurunan LPE di Kabupten Bintan pada tahun

2015 disinyalir imbas dari kondisi makro perekonomian di

tingkat regional, nasional serta dunia masih labil dan fluktuatif,

pelarangan ekspor bahan mentah pertambangan menurunkan

aktifitas pertambangan yang turut berimbas pada pertumbuhan

sektor Pertambangan dan Penggalian. Fluktuasi harga Bahan

Bakar Minyak yang ditetapkan pemerintah berdasarkan harga

pasar memberikan dampak pada ketidakpastian harga pasar,

kenaikan Tarif Dasar Listrik, isu stabilitas ekonomi nasional

melalui paket-paket kebijakan yang diambil ditingkat pusat

yaitu menurunnya dana bagi hasil yang ditransfer pemerintah

pusat yang menyebabkan turunnya belanja publik. Selain itu

bencana nasional kabut asap turut memberikan dampak pada

jumlah wisatawan serta lama tinggal wisatawan yang pada

gilirannya akumulasi dari keseluruhan isu tersebut turut

mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi sepanjang Tahun

2015.

Grafik 2.1 : Laju Pertumbuhan Persektor Kabupaten Bintan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2015

Sumber : BPS Kabupaten Bintan (data Diolah), Tahun 2016

Page 59: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-19

2) Struktur Ekonomi

Dalam Struktur Ekonomi Kabupaten Bintan Trahun 2010-

2014, sektor-sektor yang memiliki nilai kontribusi besar

terhadap PDRB adalah sektor Industri Pengolahan sebesar

50,53%, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar

20,76%, sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 9,94%

dan sektor Pertanian sebesar 5,78%, sektor Pengangkutan dan

Komunikasi sebesar 3,80%, sektor Bangunan 4,58%, sedangkan

sektor lain seperti Listrik, Gas dan Air Bersih Keuangan,

Persewaan dan Jasa, masing-masing memberikan kontribusi

kurang dari 3,00%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2.8 : Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2010-2014

LAPANGAN USAHA

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014 SEKTOR PRIMER 16,71 16,66 16,49 16,36 15,72 1. Pertanian,

Petenakan, kehutanan, perikanan

5,74 5,75 5,76 5,74 5,78

2. Pertambangan & penggalian

10,96 10,91 10,73 10,62 9,94

SEKTOR SEKUNDER 55,29 55,05 55,63 55,98 55,43 3. Industri pengolahan 50,69 50,44 50,79 51,13 50,53 4. Listrik, gas dan air

bersih 0,32 0,32 0,31 0,30 0,32

5. B a n g u n a n 4,28 4,30 4,53 4,55 4,58 SEKTOR TERSIER 28,01 28,28 27,89 27,67 38,85 6. Perdagangan, hotel

dan restoran 20,07 20,38 20,19 19,96 20,76

7. Pengangkutan dan komunikasi

3,73 3,72 3,65 3,72 3,80

8. Keuangan, persewaan dan jasa

1,45 1,47 1,44 1,40 1,48

9. J a s a - j a s a 2,74 2,72 2,62 2,59 2,81 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Bintan (data Diolah), Tahun 2015

Page 60: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-20

Sumber : BPS Kabupaten Bintan (data Diolah), Tahun 2015

B. Laju Inflasi

Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat

memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga

barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dan berpengaruh

terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Perkembangan

harga barang dan jasa tersebut menjadi salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi tingkat daya beli.

Berkaitan dengan inflasi, adanya pengaruh sejumlah faktor

ekonomi dan adanya kebijakan Pemerintah Pusat menaikkan harga

BBM pada bulan Agustus 2014 yang lalu dan penyesuaian Tarif

Dasar Listrik (TDL), angka inflasi mengalami tekanan mencapai

7,49%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

tahun 2010 yaitu 6,17%.

Secara tahunan (year on year) tekanan inflasi pada semester II-

2014 meningkat cukup tajam dibanding semester sebelumnya. Jika

diamati yang memberi andil/sumbangan tekanan inflasi, bergerak

cukup variatif, namun secara umum kelompok yang memberikan

andil cukup besar dalam pembentukan inflasi selama periode itu

yakni pada kelompok pengeluaran transportasi sebesar 12,40%,

kelompok pengeluaran perumahan sebesar 7,77%. Peningkatan

Grafik 2.2 : Struktur Ekonomi Kabupaten Bintan Tahun 2014 ADH Berlaku

Page 61: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-21

tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM) bersubsidi yang memicu penyesuaian tarif

transportasi dan juga mempengaruhi volatile food. Disisi lain,

kuatnya tekanan eksternal terutama akibat melemahnya nilai tukar

rupiah terhadap Dolar (US).

Grafik 2.3 : Laju Inflasi Kabupatren Bintan 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

C. PDRB per Kapita

Selama ini Produk Domestik Regional Bruto pendapatan per kapita

masih tetap dipakai sebagai tolak ukur kemajuan pembangunan

suatu daerah. PDRB per kapita merupakan PDRB atas dasar harga

berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Selang lima tahun terakhir ini PDRB per kapita Kabupaten Bintan

atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan yang cukup berarti.

PDRB per Kapita di Kabupaten Bintan berada di angka yang cukup

baik. Hasil pembangunan eknomi yang dapat digunakan untuk

menunjang kesejahteraan di Kabupaten Bintan terus bertambah

setiap tahun. Pada tahun 2010, PDRB per kapita Kabupaten Bintan

berada pada angka 31,11 juta rupiah. Angka ini terus meningkat

pada tahun 2012 menjadi 36,28 juta rupiah kemudian pada tahun

2013 menjadi 39,04 juta rupiah dan puncaknya pada tahun 2014

berada pada angka 41,51 juta rupiah.

6.17

3.323.92

10.09

7.49

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014laju Inflasi

Page 62: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-22

Grafik 2.4 : Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bintan Periode 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Tabel 2.9 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2010-2014

No Rincian Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 1. Produk Domestik

Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Milyar Rupiah)

3.127,87 3.321,17 3.525,75 3.745,75 3.965.37

2. Penyusutan Barang Modal (Milyar Rupiah)

140,79 149,49 158,70 168,60 178,48

3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Milyar Rupiah)

2.987,08 3.171,68 3.367,06 3.577,15 3.786,89

4. Pajak Tak Langsung Netto (Milyar Rupiah)

184,87 196,29 203,39 221,39 223,82

5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Faktor (Milyar Rupiah)

2.802,21 2.975,39 3.158,67 3.355,76 3.563,07

5. Per Kapita Produk Domestik 21.870.144 22.895,62 23.950,18 25.119,012 26.239,38

27.88

30.2732.48

34.9837.31

19.59 20.51 21.4622.50

23.58

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2010 2011 2012 2013 2014

 Pendapatan Per Kapita ADHB

Pendapatan Per Kapita ADHK

Page 63: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-23

Regional Bruto (milyar Rupiah)

6. Per Kapita Pendapatan Regional (milyar Rupiah)

19.593,15 20.511,86 21.456,63 22.503,76 23.577,23

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

D. Ketimpangan Pendapatan/Indeks Gini Ratio

Berdasarkan pengalaman pembangunan di berbagai negara

diperoleh pembelajaran bahwa untuk mempercepat

pembangunan manusia dapat dilakukan antara lain melalui

dua hal, yaitu distribusi pendapatan yang merata dan alokasi

belanja publik yang memadai untuk pendidikan dan kesehatan.

Korea Selatan sebagai contoh sukses, tetap konsisten melakukan

dua hal tersebut. Sebaliknya Brazil mengalami kegagalan karena

memiliki distribusi pendapatan yang timpang dan alokasi belanja

publik yang kurang memadai untuk pendidikan dan kesehatan

(UNDP, BPS, Bappenas, 2004).

Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah salah satu ukuran yang

paling sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan

pendapatan secara menyeluruh. Koefisien Gini didasarkan pada

kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang

membandingkan distribusi pada variabel tertentu (misalnya

pendapatan) dengan distribusi Uniform (seragam) yang mewakili

persentase kumulatif penduduk. Ukuran kesenjangan Indeks Gini

berada pada besaran 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai 0 (nol) pada indeks

gini menunjukkan tingkat pemerataan yang sempurna, dan

semakin besar nilai Gini maka semakin tidak sempurna tingkat

pemerataan pendapatan atau semakin tinggi pula tingkat

ketimpangan pengeluaran antar kelompok penduduk berdasarkan

golongan pengeluaran. Jadi, Indeks Gini bernilai 0 (nol) artinya

terjadi kemerataan sempurna, sementara Indeks Gini bernilai 1

(satu) berarti ketimpangan sempurna.

Page 64: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-24

Standar penilaian ketimpangan Gini Rasio ditentukan dengan

menggunakan kriteria seperti berikut (Hera Susanti dkk, Indikator-

Indikator Makro Ekonomi, LPEM-FEUI, 1995) :

GR < 0.4 : dikategorikan sebagai ketimpangan rendah

0.4 < GR < 0.5 : dikategorikan sebagai ketimpangan sedang (Moderat)

GR > 0.5 : dikategorikan sebagai ketimpangan tinggi

Perkembangan Gini Ratio Kabupaten Bintan detunjukan dengan

kenaikan koofisien Gini dari 0,28 poin tahun 2010 menjadi 0,34

poin pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran

pembangunan yang telah kita tetapkan dapat berinteraksi secara

simultan sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh sebagian besar

masyarakat.

E. Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bintan pada tahun 2010

mencapai 10.545 jiwa (7,34%). Namun tahun 2014 tingkat

kemiskinan mengalami penurunan menjadi sebanyak 9.600 jiwa

(6,32%) (LKPJ AMJ Kabupaten Bintan). Jumlah penduduk miskin

dan berdasarkan BPS dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.10 : Proporsi Jumlah Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten 2010-2014

Tahun Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Laju Pertumbuhan

Penduduk (%)

Jumlah Penduduk

Miskin (Jiwa)

Persentase Penduduk Miskin

2010 143.020 2,59 10.545 7,34

2011 145.057 1,42 9.307 6,04

2012 147.212 14,9 10.000 6,29

2013 149.120 1,3 9.325 6,23

2014 151.123 1,34 9.600 6,32

Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

Page 65: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-25

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

A. Aspek Pendidikan

Berikut ini diuraikan gambaran umum indikator kinerja dalam

aspek pendidikan selama lima tahun terakhir dari 2010 sampai

dengan 2014.

1) Angka Melek Huruf (AMH)

Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15

tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf

latin atau lainnya. Selama periode 2010-2014, capaian angka

melek huruf cukup mengalami peningkatan. AMH pada tahun

2014 sebesar 97,68%, meningkat bila dibandingkan dengan

tahun 2010 yang berada di tingkat 95,09%.

Grafik 2.5 : Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Periode 2010-2014

Tabel 2.11 : Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2010-2014

Tahun Angka Melek Huruf

(Persen) 2010 95,09 2011 96,14 2012 96,92 2013 97,32 2014 97,68

Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

Secara umum peningkatan kemampuan baca tulis penduduk

usia 15 tahun ke atas selama periode 2010-2014 di Kabupaten

Bintan cukup baik. Dari tabel terlihat bahwa pada tahun 2014

persentase penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupetan

Bintan yang dapat membaca dan menulis huruf latin mencapai

95.09

96.14

96.9297.32

97.68

93

94

95

96

97

98

2010 2011 2012 2013 2014

Angka Melek Huruf

Angka MelekHuruf(Persen)

Page 66: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-26

97,68 persen. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang hanya mencapai 97,32 persen. Ini dapat

diartikan bahwa dari 100 orang.

Tabel 2.12 : Perbandingan Angka Melek Huruf (AMH) Nasional Provinsi Kepulauan Riau, dan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Wilayah 2010 2011 2012 2013 2014 Kabupaten Bintan 95,09 96,14 96,92 97,32 97,68 Propinsi Kepulauan Riau 96,00 96,00 96,08 97,19 97,67

Nasional 91,90 92,20 93,25 92,91 92,99 Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

penduduk Kabupaten Bintan yang berusia 15 tahun ke atas,

sekitar 97 orang diantaranya bebas buta huruf dan sisanya (3

orang) masih tergolong kategori buta aksara. Jika dibandingkan

dengan Angka Melek Huruf penduduk Indonesia secara

keseluruhan (AMH Nasional) maka AMH Kabupaten Bintan lebih

baik dari AMH Nasional.

2) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)

Indikator pendidikan lainnya yang merupakan komponen IPM

adalah Rata-rataLama Sekolah. Selama periode 2010 - 2014,

Rata-rata Lama Sekolah penduduk Kabupaten Bintan terus

mengalami peningkatan. Rata-rata Lama Sekolah 8,63 tahun

pada tahun 2010 menjadi 9,06 tahun pada tahun 2014. Angka

ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014, rata-rata lama

sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Bintan

sudah mencapai 9,06 tahun, berarti rata-rata sudah sampai

taraf pendidikan sembilan tahun atau setara dengan kelas tiga

Sekolah Menengah Pertama. Selama kurun waktu 5 tahun

terakhir, kenaikan Rata-rata Lama Sekolah penduduk di

Kabupaten Bintan hanya sebesar kurang dari 1 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa jika ingin mencapai tingkat pendidikan

setara SMA masih membutuhkan waktu yang cukup lama.

Page 67: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-27

Pada tahun 2011, bila dibandingkan dengan Rata-rata Lama

Sekolah Nasional dan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi

Kepulauan Riau maka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten

Bintan lebih baik dari Rata-rata Lama Sekolah Nasional tetapi

masih lebih rendah dari Rata-rata Lama Sekolah Provinsi

Kepulauan Riau. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15

tahun ke atas di Propinsi Kepulauan Riau pada tahun 2014

telah mencapai 9,73 tahun atau setara dengan kelas tiga

Sekolah Menengah Pertama.

Grafik 2.6 : Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2010-2014

Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

Tabel 2.13 : Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2010-2014

Tahun Rata-rata Lama Sekolah(RLS)

2010 8,63 2011 8,91 2012 8,95 2013 9,01 2014 9,06

Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

Tabel 2.14 : Perbandingan Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Nasional, Provinsi Kepulauan Riau, dan Kabupaten Bintan Tahun 2010 -2014

Wilayah 2010 2011 2012 2013 2014 Kabupaten Bintan 8,63 8,91 8,95 9,01 9,06 Propinsi Kepulauan Riau 7,95 7,95 8,96 9,16 9,73

Nasional 8,94 8,94 7,9 7,92 7,94 Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

8.63

8.918.95

9.019.06

8.4

8.5

8.6

8.7

8.8

8.9

9

9.1

2010 2011 2012 2013 2014

Page 68: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-28

3) Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni

(APM)

Kondisi Kabupaten Bintan dari tahun 2010 sampai dengan

tahun 2014 dalam hal angka partisipasi kasar (APK) dan angka

partisipasi murni (APM) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.15 : Angka Partisipasi Kasar (APK) SD, SLTP dan SLTA Tahun 2010-2014

Tingkat Pendidikan Angka Partisipasi Kasar ( APK ) (%)

2010 2011 2012 2013 2014

1. SD 80,05 107,70 121,94 105,48 105,63

2. SLTP 70,82 88,79 68,72 90,81 96,91

3. SLTA 72,89 71,44 72,66 82,23 94,73

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2015 Tabel 2.16 : Angka Partisipasi Murni (APM) SD, SLTP dan SLTA Tahun

2010-2014

Tingkat Pendidikan Angka Partisipasi Murni ( APM ) (persen)

2010 2011 2012 2013 2014

1. SD 97,52 95,64 96,01 97,91 94,11

2. SLTP 63,42 65,39 65,54 85,59 71,18

3. SLTA 50,35 52,94 65,24 67,42 62,20

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Angka Partisipasi Murni SD diperoleh dengan membagi jumlah

murid SD usia 7-12 tahun pada suatu waktu dengan penduduk

usia 7-12 tahun pada waktu yang sama. Indikator ini digunakan

untuk mengetahui besarnya tingkat partisipasi (murni)

penduduk pada jenjang pendidikan SD. Dari hasil evaluasi

kinerja Wajib Belajar Dikdas 9 tahun tergambarkan bahwa

tahun 2014 Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan SD

tercatat sebesar 97,52 persen. Artinya sebanyak 97,52 persen

penduduk yang berusia 7-12 tahun telah tertampung di SD dan

terdapat sebesar 2,48 persen penduduk yang berusia 7-12

tahun yang belum menikmati program wajib belajar.

Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk pendidikan SD pada tahun

2014 sebesar 105,63 persen. Hal ini membuktikan bahwa

jumlah murid SD yang dapat ditampung pada sekolah-sekolah

SD yang ada sudah melebihi jumlah penduduk usia sekolah,

Page 69: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-29

namun demikian masih banyak murid SD yang berumur kurang

atau melebihi usia 7-12 tahun yang mengikuti pendidikan SD.

B. Aspek Kesehatan

1) Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bintan tahun 2014

sebesar 7,2 per 1.000 Kelahiran Hidup (23 kasus), bila

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi

penurunan AKB yaitu : 8,49 per 1.000 KH (2012) dan 7,50 per

1.000 KH (2013). Angka kematian bayi nasional berada di 32

kematian per 1.000 kelahiran hidup. AKB Kabupaten Bintan

sudah berada pada tingkat yang cukup baik.

Grafik 2.7 : Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup, 2010 - 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Bintan, tahun 2015

2) Angka Kematian Balita

Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kabupaten Bintan

tahun 2014 sebesar 1,25 per 1.000 Kelahiran Hidup (4 kasus),

bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi

penurunan AKABA yaitu : 1,31 per 1.000 KH (2012) dan 2,63

per 1000 KH (2013). Angka kematian balita nasional menurut

Rancangan Awal RPJMN 2015 - 2019 berada di angka 40

kematian per seribu Balita. Hal ini berarti AKABA di Kabupaten

Bintan sudah cukup rendah.

Page 70: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-30

Grafik 2.8 : Angka Kematian Balita Per 1.000 Kelahiran Hidup, 2010 - 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Bintan, tahun 2015

3) Angka Kematian Ibu Melahirkan

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bintan tahun 2014

sebesar 126 per 100.000 Kelahiran Hidup (4 kasus), bila

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi

penurunan AKI yaitu : 327 per 100.000 KH (2012) dan 164 per

100.000 KH (2013). Angka ini masih lebih baik dari angka

kematian ibu melahirkan nasional yang berada di 359 kematian

per 100.000 kelahiran hidup.

Grafik 2.9 : Angka Kematian Ibu Per 1.000 Kelahiran Hidup, 2010 - 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Bintan, tahun 2015

4) Angka Usia Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata banyak

tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup.

Indikator ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja

pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup dan

kesejahteraan penduduk secara umum. Karena salah satu

Page 71: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-31

komponen kesejahteraan adalah kualitas kesehatan yang dapat

diturunkan melalui umur harapan hidup.

Grafik 2.10 : Angka Harapan Hidup

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Bintan, tahun 2015

Tabel 2.17 : Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2010-2014

Tahun Angka Harapan Hidup

2010 69,71 2011 69,76 2012 69,80 2013 69,91 2014 69,98

Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

Dari hasil penghitungan menunjukkan bahwa Angka Harapan

Hidup penduduk Kabupaten Bintan dari tahun ke tahun

semakin meningkat. Pada tahun 2014 Angka Harapan Hidup

Kabupaten Bintan sebesar 69,98 tahun. Ini berarti bahwa bayi

yang lahir pada tahun 2014 diperkirakan akan dapat hidup

selama 69,98 tahun dengan syarat besarnya kematian atau

kondisi kesehatan yang ada tidak berubah.

Tabel 2.18 : Perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH) Nasional, Provinsi Kepulauan Riau, dan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Domain 2010 2011 2012 2013 2014 Kabupaten Bintan 69,71 69,76 69,80 69,91 69,98 Provinsi Kepulauan Riau 69,60 69,70 69,75 69,80 69,85 Nasional 68,70 69,00 69,87 69,43 69,65 Rata-rata daerah tertinggal

67,05

Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

69.7169.76

69.8

69.9169.98 70

69.5

69.6

69.7

69.8

69.9

70

70.1

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Angka Harapan Hidup

Page 72: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-32

Untuk memenuhi syarat tersebut diperlukan upaya peningkatan

kesehatan yang lebih komperhensif lagi oleh pemerintah dengan

mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya

memiliki hidup yang sehat. Angka Harapan Penduduk ini jauh

lebih baik jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup

penduduk Indonesia secara keseluruhan, tetapi masih lebih

rendah jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup

Provinsi Kepulauan Riau.

5) Persentase Balita Gizi Buruk

Balita gizi buruk adalah status gizi balita sangat kurus berdasar

standar antropometri Berat badan dibanding tinggi badan atau

panjang badan (BB/TB) nilai ambang batas z score <-3 SD.

Prevalensi balita gizi buruk di Kabupaten Bintan tahun 2014

sebesar 0,21 persen (26 kasus dari 11.860 Balita yang

ditimbang). Angka ini lebih rendah dibanding angka gizi buruk

Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional tahun 2013 (Riskesdas

2013) dimana angka gizi buruk Provinsi Kepulauan Riau 6

persen dan angka gizi buruk Nasional 5,3 persen.sedangkan

target Nasional adalah < 10 (kurang dari sepuluh) persen.

Kalau dilihat trend prevalensi gizi buruk Kabupaten Bintan lima

tahun terakhir terlihat peningkatan di tahun 2013 (57 kasus)

dan terjadi penurunan sebesar 0,21 persen pada tahun 2014.

Garik 2.11 : Balita Gizi Buruk Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber: BPS Kabupaten Bintan, 2015

0.2

0.40.44

0.21

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

2011 2012 2013 2014

Page 73: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-33

C. Kesempatan Kerja

Tenaga kerja adalah modal dasar bagi geraknya roda

pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus

mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses

demografi. Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi

dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingkat

kesempatan kerja cenderung menurun. Namun jumlah penduduk

yang bekerja tidak sepenuhnya dapat dipandang sebagai jumlah

kesempatan kerja yang ada, hal ini dikarenakan sering terjadi

mismatch dalam pasar kerja. Berdasarkan data BPS Kabupaten

Bintan tahun 2014 terdapat 67.749 jiwa penduduk angkatan kerja

dan sekitar 91,88 persen diantaranya telah bekerja. Dari penduduk

yang bekerja, sebagian besar, yaitu sekitar 25,32 persen bekerja di

sektor pertanian. Sektor-sektor berikutnya yang cukup besar

peranannya dalam ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan

diantaranya sektor perdagangan (19,01 persen), jasa (21,07) dan

industri pengolahan (12,28 ).

Gambar 2.2 : Persentase Penduduk 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2015

Page 74: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-34

Tabel 2.19 : Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Bintan Tahun 2014

No. Lapangan Usaha Utama Kontribusi 1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan

Perikanan 25,32

2 Pertambangan & Penggalian 1,02 3 Industri Pengolahan 12,28 4 Listrik dan Air 1,47 5 Bangunan 8,09 6 Perdagangan, Rumah Makan & Hotel 19,01 7 Angkutan, Pegudangan & Komunikasi 6,59 8 Keuangan, Asuransi & Usaha Persewaan

Bangunan 5,15

9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan 21,07 Sumber : Data BPS Kabupaten Bintan, 2015

D. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Koperasi dan UKM sudah terbukti bertahan terhadap gejolak

eksternal. Kontribusinya bagi perekonomian daerah memegang

peran strategis dan memberikan peluang yang sangat besar dalam

penyerapan tenaga kerja.

Perkembangan jumlah Koperasi dan UKM di Kabupaten Bintan,

dari tahun 2010–2014 mengalami kenaikan. Tercatat pada tahun

2010, jumlah koperasi aktif sebanyak 133 koperasi, mengalami

kenaikan sebanyak 62 unit koperasi atau 68,20% dibanding tahun

2010 yaitu sebanyak 195 unit koperasi. Demikian halnya untuk

UKM pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan sebesar 19.743

UMKM atau sebesar 10,83% debanding dengan tahun 2010.

Tabel 2.20 : Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2010‐2014

NO INDIKATOR KINERJA

KONDISI KINERJA

AWAL TAHUN 2010

CAPAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014

1. Jumlah koperasi/koperasi aktif

206 /150 Unit 244/140 171/104 287/193 227/195

2. Persentase koperasi aktif

72,82% 118,45 83,01 139,32 85,90%

3. Jumlah UMKM Aktif 1327 Unit 1.450 1.485 1.593 1.675 4. Jumlah BPR/LKM aktif 2 Unit 3 3 3 3 5. Jumlah UKM non

BPR/LKM UKM 12 Unit 13 13 15 15

Sumber : Data Diolah Tahun 2015

Page 75: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-35

E. Penanaman Modal

Perkembangan investasi di Kabupaten Bintan dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan. Jumlah

investasi pada tahun 2010 sebesar Rp67.06 Milyar dan pada tahun

2014 mencapai Rp 1,764 Triliun. Sedangkan rasio daya serap

tenaga kerja sebesar 91,3%.

Grafik 2.11 : Realisasi Investasi Kabupaten Bintan Tahun 2010‐2014

Sumber : BPMPD Tahun 2015

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

A. Kebudayaan

1) Jumlah Grup Kesenian

Jumlah grup kesenian digunakan sebagai salah satu indikator

untuk melihat kondisi kebudayaan suatu daerah. Berdasarkan

data dalam dokumen Evaluasi RPJMD 2016, jumlah grup

kesenian yang dibina di Kabupaten Bintan mengalami

peningkatan jumlah grup kesenian dari yang bermula sebanyak

lima grup di tahun 2011 menjadi 32 grup di tahun 2014.

Analisis pada data menunjukkan adanya indikasi peningkatan

minat masyarakat terhadap kesenian secara umum. Hal ini

menjadi modal untuk mewujudkan pembangunan di aspek

kebudayaan.

Page 76: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-36

2) Jumlah Gedung Kesenian

Jumlah Gedung Kesenian juga merupakan salah satu indikator

adanya alokasi ruang untuk kegiatan kesenian. Jumlah gedung

kesenian di Kabupaten Bintan meningkat dari hanya 1 gedung

saja pada tahun 2011 menjadi 5 gedung pada tahun 2014.

Bertambahnya jumlah gedung ini dapat diartikan sebagai

adanya usaha menyediakan sarana untuk mengekspresikan

kesenian yang dikembangkan di Kabupaten Bintan.

B. Pemuda dan Olahraga

1) Jumlah Klub Olahraga

Perkembangan jumlah klub olahraga menunjukkan minat

masyarakat dalam kegiatan olahraga. Klub olahraga adalah

wujud antusiasme masyarakat terhadap kegiatan olahraga yang

dapat ditampung dalam sebuah klub. Jumlah klub olahraga di

Kabupaten Bintan meningkat dari 369 klub olahraga menjadi

378 klub olahraga yang tersebar di seluruh Kabupaten Bintan.

Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan minat warga

terhadap kegiatan olahraga.

2) Jumlah Gedung Olahraga

Kebutuhan sarana bagi generasi muda untuk dapat

mengaktualisasikan diri secara positif merupakan salah

satu kebutuhan yang perlu disediakan oleh pihak

Pemerintah Kabupaten Bintan. Sampai dengan tahun 2014

terdapat 11 gedung olahraga di Kabupaten Bintan.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

Aspek pelayanan urusan wajib Pemerintah Kabupaten Bintan

dalam kurun waktu tahun 2010 hingga 2014 digambarkan pada

tabel berikut :

Page 77: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-37

Tabel 2.21 : Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Pendidikan, 2010‐2014

NO INDIKATOR KINERJA

KONDISI KINERJA

AWAL TAHUN 2010

CAPAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014

1. Indeks Pendidikan 82,97 83,9 84,19 84,5 85,3 2. Angka Rata-rata Lama

Sekolah (RLS) 8,63

Tahun 8,91 8,95 9,01 9,06

3. Angka partisipasi sekolah (Pendidikan Dasar)

99,20% 95.61 99,3 99,4 99,98

4. Rasio anak perempuan terhadap terhadap anak laki-laki ditingkat pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi yang diukur dari angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki-laki

93,50% 99.00 94.00 94,5 97

5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

80,05% 107,70 121,94 105,48 105,63

6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B

70,82% 88,79 68,72 90,81 96,91

7. Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI/Paket A

20,82% 21.00 16,12 23 24

8. Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs/Paket B

17,79% 21.00 31,17 31,17 21

9. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

97,52% 95,64 96,01 97,91 94,11

10. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

63,42% 65,39 65,54 85,59 71,18

11. Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah dasar per 10.000 penduduk (Pendidikan Dasar)

57,96 57.89 59 60 65,79

12. Persentase SD-SMP yang memiliki komputer yang bisa digunakan siswa untuk akses internet melalui komputer

73% 74 75 76 76

13. Rasio guru per murid SD/MI (Pendidikan Dasar)

1:13 1:13 1:13 1:13 1:13

14. Rasio guru per murid SLTP (Pendidikan Dasar)

1:12 1:11 1:12 1:12 1:12

15. Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah menengah per 10.000 penduduk (Pendidikan Menengah)

23,26 33.23 24.05 26 34,5

16. Rasio guru per murid SLTA (Pendidikan Menengah)

1:11 1:11 1:11 1:11 1:11

17. Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata

0,81 0.86 0,4 0,44 0,44

Page 78: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-38

(Pendidikan Menengah) 18. Angka partisipasi sekolah

(Pendidikan Menengah) 42,93% 63.87 47,81 44,5 59,03

19. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C

72,89% 71,44 72,66 82,23 94,73

20. Angka pendidikan yang ditamatkan SMA/SMK/MA/Paket C

28,58% 29.00 29.37 29,37 32

21. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

50,35% 52,94 65,24 67,42 62,20

22. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun yang diukur melalui angka melek huruf

102,63% 103 106 103 105,42

23. Angka kelulusan SD 97,90% 96.70 100 100 100 24. Angka kelulusan SLTP 93,29% 82.20 100 98 99,95 25. Angka kelulusan SLTA 99,51% 95.07 97,92 99,65 99,47 26. Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/D-IV 42,57% 50.06 44,98 80 85

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Tahun 2015

2.3.1.1 Pendidikan

Fokus utama pembangunan pendidikan adalah menghasilkan

lulusan yang lebih baik. Untuk itu, indeks pendidikan sebagai

instrumen pengukuran dan acuan dalam merencanakan program

pendidikan ke depan mendesak untuk diterapkan, upaya yang

ditempuh adalah dengan mengembangkan lembaga pendidikan

yang berstandar nasional ataupun bertaraf internasional,

mengembangkan pusat keunggulan ilmiah; penyediaan sumber

daya pendidikan yang handal; penciptaan lingkungan yang

kondusif terhadap pendidikan; menarik minat peserta didik

sebanyak mungkin; mencetak lulusan yang berkualitas, berdaya

saing tinggi, dan berakhlak mulia; meningkatkan masyarakat

terdidik dan berbudaya; dan meningkatkan proporsi masyarakat

yang berpendidikan menengah dan tinggi.

Sampai dengan tahun 2014 capaian indeks pendidikan Kabupaten

Bintan berkisar pada 85,3 poin angka tersebut cukup tinggi jka

dibandingkan pada capaian tahun 2010 sebesar 82,97 poin.

Page 79: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-39

Grafik 2.12 : Indeks Pendidikan Kabupaten Bintgan Tahun 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Bintan Tahun 2015

2.3.1.2 Kesehatan

1) Posyandu

Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan

puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat lebih tercapai. Idealnya satu posyandu melayani

100 balita. Untuk itu perlu dihitung rasio ketersediaan

posyandu per balita seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Posyandu aktif di Kabupaten Bintan tahun 2014 adalah 158

buah. Jika dibandingkan dengan jumlah balita yang ada di

Kabupaten Bintan 13.949 dengan rata-rata rasio jumlah

Posyandu per 1.000 balita sudah diatas standar Nasional yaitu

11,3. Belum tercapainya rasio Posyandu per 1.000 balita karena

belum dimanfaatkan secara maksimal fungsi Kelompok

Pembangunan (Pokbang) dan perencanan pembangunan

Posyandu di tahun berikutnya. Upaya yang dilakukan adalah

dengan meningkatkan fungsi Pokbang menjadi Posyandu dan

pembangunan Posyandu yang direncanakan pada tahun 2015

dan 2016. Untuk rasio Posyandu per Puskesmas bervariasi.

Rasio Posyandu yang tertingi adalah di UPTD Puskesmas Sri

Bintan sebesar 30 per 1.000 balita dan terendah di UPTD

Puskesmas Teluk Sasah sebesar 5,7 per 1.000 balita.

Perkembangan jumlah Posyandu di kabupaten Bintan empat

tahun terakhir cukup tinggi yaitu 140 Posyandu pada tahun

Page 80: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-40

2010, 146 Posyandu tahun 2011, 150 Posyandu tahun 2012,

dan 153 Posyandu pada tahun 2013. Berikut ini perkembangan

capaian rasio posyandu per 1.000 Balita di Kabupaten Bintan

tahun 2010-2014.

Grafik 2.13 : Rasio Posyandu Per 1.000 Balita Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

Posyandu merupakan lembaga kemasyarakatan sebagai wadah

yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dan sosial

dasar masyarakat. Meningkatnya jumlah posyandu didukung

juga dengan adanya bantuan pembangunan posyandu baru

melalui dana APBD dan DAK anggaran pengentasan kemiskinan

Provinsi Kepulauan Riau. Hampir seluruh Posyandu di

Kabupaten Bintan telah memiliki bangunan permanen.

Grafik 2.14 : Jumlah Posyandu di Kabupaten Bintan Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

Page 81: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-41

2) Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per Satuan Penduduk

Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 100.000 penduduk pada

tahun 2014 sebesar 78,08. Nilai rasio tersebut telah melampaui

target tahun yaitu 65,7. Jika dibandingkan dengan angka rasio

tahun 2013, terjadi peningkatan angka rasio. Meningkatnya

angka rasio tersebut disebabkan penambahan 2 (dua) UPTD

Puskesmas di tahun 2014 yaitu UPTD Puskesmas Kuala

Sempang dan UPTD Puskesmas Sei Lekop. Jumlah keseluruhan

fasilitas pelayanan primer (Puskesmas, Poliklinik, Pustu dan

Polindes/Poskesdes) sebanyak 118 unit dengan jumlah

penduduk yang mengalami penurunan dari 160.331 jiwa tahun

2013 menjadi 140.267 jiwa di tahun 2014.

Grafik 2.15 : Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Per 100.000 Penduduk Tahun 2010 - 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2010

3) Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk

Rasio Rumah Sakit per 100.000 penduduk tahun 2014 di

Kabupaten Bintan sebesar 1,32. Jumlah Rumah Sakit di

Kabupaten Bintan tahun 2014 tetap sama dengan jumlah di

tahun 2013 yaitu 2 (dua) Rumah Sakit dengan jumlah

penduduk 151.123 jiwa (BPS, 2014). Angka rasio tersebut

merupakan perbandingan dari jumlah Rumah Sakit yang ada di

wilayah Kabupaten Bintan dengan jumlah penduduk di kali

100.000. berikut ini perkembangan rasio rumah sakit per

Page 82: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-42

100.000 penduduk di Kabupaten Bintan selama tahun 2010

sampai 2014.

Grafik 2.16 : Rasio Rumah Sakit Per 100.000 Penduduk Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

4) Rasio Dokter per Satuan Penduduk

Rasio Dokter Per 100.000 penduduk di tahun 2014 di

Kabupaten Bintan sebesar 48.31 per 100.000 penduduk, angka

tersebut dibawah target yang di tetapkan pada tahun 2014 yang

menargetkan angka rasio dokter umum sebesar 68 per 100.000

penduduk. Penurunan angka rasio dokter umum di tahun 2014

dibandingkan dengan angka rasio di tahun 2013 yaitu

disebabkan adanya dokter PTT tahun 2013 yang tidak

memperpanjang kontrak kerja di tahun 2014 dan juga ada

dokter umum yang telah menjadi dokter spesialis. Upaya yang

harus di lakukan yaitu merekrut dokter umum baik secara jalur

Honor, PTT maupun Tes CPNS dan mendistribusikan tenaga

dokter umum secara merata dengan mempertimbangkan

kondisi geografis, jumlah penduduk dan angka kesakitan dalam

suatu wilayah kerja Puskesmas.

Page 83: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-43

Grafik 2.17 : Rasio Dokter Per 100.000 Penduduk Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

5) Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Angka penemuan ibu hamil dengan resiko tinggi tahun 2014

sebanyak 74,88 persen (521 Bumil resti). Dari semua ibu hamil

yang mengalami komplikasi pada kehamilan maupun persalinan

sudah ditangani tidak hanya di Puskesmas, namun telah

dilakukakan rujukan ke Fasilitas Kesehatan yang lebih

memadai seperti Rumah Sakit.

Upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu melakukan

penjaringan atau mendeteksi ibu hamil yang mempunyai resiko

sedini mungkin, dengan memberdayakan kader posyandu,

melaksanakan P4K, dan setiap ibu hamil diwajibkan untuk di

pemeriksa Hb, Golongan Darah, test HIV dan malaria,

memfasilitasi terbentuknya Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)

terutama didaerah perbatasan.

Page 84: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-44

Grafik 2.18 : Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi Yang Ditangani Tahun

2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

6) Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Komplikasi Kebidanan

Persentase Pertolongan Persalinan oleh tenaga Kesehatan

(Linakes) di Kabupaten Bintan tahun 2014 sebesar 99,8 persen

dari 3.181 persalinan. Angka ini lebih rendah jika dibanding

tahun 2013 yaitu 99,87 persen namun telah mencapai target

MDG's 2015 yaitu > 95 persen, hal ini menunjukkan bahwa

Linakes di Kabupaten Bintan sangat berhasil. Namun masih

terdapat 7 atau 0,2% persalinan ditolong oleh Dukun terlatih

dan kemudian dilakukan kunjungan atau perawatan nifas oleh

tenaga kesehatan.

Grafik 2.19 : Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Komplikasi Kebidanan Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

Page 85: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-45

Upaya untuk meningkatkan cakupan Pertolongan Persalinan

terus dilakukan dengan memberikan hasil evaluasi dan

feedback melalui pertemuan review program serta bimbingan

tekhnis dan monitoring ke Puskesmas, khususnya pada daerah

yang memiliki capaian rendah agar dapat meningkatkan

cakupan.

Dalam upaya peningkatan cakupan Pertolongan Persalinan

tersebut seksi KIA dan Yayasan Medis KB melaksanakan

berbagai kegiatan, yaitu : (1) Peningkatan cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga medis dan kunjungan ibu dan anak

melalui Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah Tunggu

Kelahiran, (2) Penguatan Manajemen dan Jejaring Rujukan di

tingkat Kabupaten melalui Manual Rujukan yang

ditandatangani oleh Bupati Bintan, (3) Pembentukan Tim AMP

tingkat Kabupaten Bintan, (4) Peningkatan koordinasi dengan

lintas program dan lintas sektor kesehatan untuk peningkatan

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga medis dan

kunjungan ibu dan anak di Fasilitas Kesehatan, (5) Peningkatan

kerjasama dengan organisasi profesi, (6) Bimbingan tekhnis,

monitoring dan evaluasi bagi bidan koordinator di Kecamatan

dan Desa.

7) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Kegiatan imunisasi dasar lengkap merupakan pemberian vaksin

kepada bayi umur < 1 tahun yang meliputi BCG, Polio, DPT+HB

dan Campak. Pemberian vaksin ini bertujuan untuk mencegah

penyakit - penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

yaitu Difteria, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio

dan Hepatitis B. sebagai indikator keberhasilan program

imunisasi di tingkat desa/kelurahan adalah jika imunisasi

dasar lengkap telah mencapai 90% dari jumlah bayi yang ada

atau disebut juga dengan Universal ChildImunization (UCI).

Page 86: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-46

Di Kabupaten Bintan untuk tahun 2011, 2013 dan 2014 semua

desa/kelurahan telah UCI, sedangkan di tahun 2012 ada 1 desa

yaitu dasa Mantang Besar yang belum UCI. Desa Mantang Besar

pada tahun 2012 belum mencapai 85% cakupan imunisasi

dasar lengkap sehingga desa ini belum UCI, dengan

permasalahan adanya kesenjangan data estimasi dengan dara

riil sasaran dan ada juga balita yang telah diimunisasi akan

tetapi belum tercatat oleh petugas kesehatan. Berdasarkan

permasalahan ini pada tahun 2014 dinas kesehatan Kabupaten

Bintan beserta puskesmas yang ada di kabupaten bintan

bekerja sama dengan kader-kader posyandu serta bidan desa

untuk mencatat semua bayi by name dan by addres yang

diimunisasi di wilayah kerjanya masing-masing, serta

menggunakan data sasaran riil yang didapatkan dan

disejalankan dengan data dari Bidang Kesehatan Keluarga

khususnya Seksi Kesehatan Ibu dan Anak.

Grafik 2.20 : Persentase Desa Yang Mencapai UCI Tahun 2010-2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

Usaha-usaha yang akan dilakukan ke depannya untuk

mempertahankan semua desa/kelurahan tetap UCI antara lain

sweeping, pendataan bayi, sosialisasi pentingnya imunisasi dan

PD3I, sosialisasi vaksin baru, menjaga logistik vaksin tetap

Page 87: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-47

lancar dan penggunaan vaksin yang efektif dan efisien serta

tetap menjalin hubungan kerja sama yang baik antara kader,

bidan desa, petugas kesehatan yang melaksanakan imunisasi

dan bidang-bidang yang ada di dinas kesehatan Kabupaten

Bintan.

8) Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Seluruh kasus balita gizi buruk yang ditemukan setiap

tahunnya telah dilaksanakan perawatan sesuai dengan kasus

yang ditemukan baik rawat inap maupun rawat jalan.

Pemantauan dan perawatan kasus gizi buruk yang ditemukan

tahun 2014 sebanyak 26 kasus telah sesuai dengan tatalaksana

anak gizi buruk oleh Tim Asuhan Gizi Puskesmas khususnya

Puskesmas perawatan yang telah dilatih pada tahun 2013.

Balita gizi buruk juga diberikan makanan tambahan pemulihan

serta multi vitamin serta pembinaan gizi anak kepada keluarga

balita.

Grafik 2.21 : Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

9) Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC

BTA

Jumlah penemuan kasus TB Paru BTA Positif di Kabupaten

Bintan Tahun 2014 sebesar 126 kasus (160/100.000

Page 88: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-48

penduduk). Jumlah penemuan ini menurun jika dibandingkan

dengan tahun 2013 yaitu sebesar 138 kasus. Secara

keseluruhan, kasus TB Paru BTA Positif yang ditemukan 100%

sudah dilakukan pengobatan sesuai dengan rekomendasi WHO

yaitu menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan setiap

penderita diawasi/dipantau oleh seorang Pengawas Menelan

Obat (PMO).

Grafik 2.22 : Kasus TB Paru (BTA Positif) yang Ditangani Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

Terjadinya penurunan penemuan kasus TB Paru BTA Positif di

Kabupaten Bintan disebabkan oleh penemuan yang telah

dilakukan dengan maksimal melalui penjaringan suspek TB di

dalam maupun diliuar gedung, kontak serumah, serta tingginya

tingkat kepatuhan penderita TB dalam menjalani pengobatan

secara tuntas, sehingga dengan menelan obat secara teratur

dan tuntas maka otomatis menurunkan penularan TB kepada

masyarakat lainnya. Adapun sebaran penemuan Kasus dari 126

kasus TB Paru BTA Positif yang ditemukan di Kabupaten Bintan

yaitu sebagai berikut UPTD Puskesmas Kijang 30 orang, UPTD

Puskesmas Kelong 1 orang, UPTD Puskesmas Toapaya 9 orang,

UPTD Puskesmas Kawal 15 orang , UPTD Puskesmas Teluk

Bintan 5 orang, UPTD Teluk Sebung 2 orang, UPTD Tanjung

Uban 9 orang, UPTD Teluk Sasah 12 orang, UPTD Tambelan 9

orang , UPTD Sri Bintan 4 orang , UPTD Berakit 2 orang, UPTD

Page 89: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-49

Kuala Sempang 1 orang, UPTD Sei Lekop 11 orang, RSUD Tg.

Uban Provinsi Kepri 5 orang, dan RSUD Bintan 15 orang.

10) Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai

dengan panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-

7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan

(sekurang-kurangnya uji Torniquet positif), disertai/tanpa

pembesaran hati (hepatomegali), trombositopenia (trombosit

≤100.000/µl), peningkatan hematocrit ≥20%.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

adalah presentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar

di suatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan

dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan

dalam kurun waktu satu tahun yang sama. Penderita DBD yang

ditangani sesuai standar SOP adalah penderita DBD yang

didiagnosis dan diobati/dirawat sesuai standar, ditindaklanjuti

dengan penanggulangan fokus (PF).

Grafik 2.23 : Persentase Kasus DBD yang Ditangani Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015 Penanganan penyakit DBD di Kabupaten Bintan telah

terlaksana 100% sejak tahun 2010 hingga 2014. Target SPM

adalah 100% di tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa

penanganan terhadap penyakit DBD di Kabupaten Bintan telah

berjalan dengan baik dan dapat dipertahankan hingga sekarang.

Page 90: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-50

Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena

penyakit DBD telah dilakukan beberapa upaya pengendalian

penyakit DBD, dimulai dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE)

setelah adanya laporan kasus dari Rumah Sakit/Puskesmas.

Kemudian dilakukan pengasapan (Fogging Focus) dan abatesasi

massal dengan radius ±100 meter dari tempat tinggal kasus.

Selain itu lebih mengoptimalkan kegiatan PSN dengan 3M Plus

secara serentak serta menjaga kebersihan lingkungan kepada

seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

11) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat

Miskin

Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin

adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana

kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada

kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan strata pertama adalah

tempat pelayanan kesehatan yang meliputi puskesmas, balai

pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan

perorangan.

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal untuk kabupaten dan

kota di seluruh Indonesia, target yang harus dicapai oleh

masing-masing kabupaten untuk indikator cakupan pelayanan

kesehatan dasar pasien miskin adalah 100% di tahun 2015.

Berdasarkan data perkembangan cakupan pelayanan kesehatan

dasar masyarakat di Kabupaten Bintan, terjadi peningkatan dari

tahun 2010 hingga 2014. Selama tahun 2011 sampai dengan

2014 cakupan pelayanan dasar untuk masyarakat miskin

mencapai 100%, sehingga memenuhi target SPM Indonesia.

Tabel 2.22 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

90,30% 100% 100% 100% 100%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

Page 91: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-51

Pada tahun 2014 jumlah pelayanan Kesehatan Dasar dan

rujukan bagi masyarakat miskin Kabupaten Bintan sebesar

4.653 kunjungan dengan rincian pelayanan menggunakan

Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebesar 2.445

kunjungan dan yang menggunakan Kartu Bintan Sejahtera

(KBS) sebesar 2.208 kunjungan, bila dibandingkan tahun

sebelumnya terjadi peningkatan sebanyak 3486 kunjungan dari

1.167 kunjungan (2013). Hal ini disebabkan karena kurangnya

pemahaman masyarakat tentang SKTM, sebagian masyarakat

menganggap SKTM adalah hak bagi semua masyarakat sebagai

jaminan kesehatan padahal sesuai namanya SKTM (Surat

Keterangan Tidak Mampu) hanya berlaku bagi masyarakat tidak

mampu. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan

jumlah pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi

masyarakat miskin tahun 2015 adalah mengarahkan

masyarakat yang menggunakan SKTM untuk mendaftar ke

BPJS Kesehatan, karena premi asuransi BPJS Kesehatan tidak

terlalu besar untuk pelayanan kelas III, 25.500 per bulan per

Jiwa.

12) Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah bayi yang mendapat pelayanan

kesehatan minimal 4 kali sesuai dengan standar pelayanan

kesehatan bayi yaitu 1 kali pada usia 29 hari sampai dengan 2

bulan, 1 kali pada usia 3 bulan, 1 kali pada usia 6-8 bulan, dan

1 kali pada usia 9-11 bulan. Presentase cakupan kunjungan

bayi di Kabupaten Bintan pada tahun 2014 sebesar 80,2 persen,

bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi

penurunan yaitu : 95,2 persen (2012) dan 96 persen (2013), hal

ini disebabkan karena perubahan standar dalam pelayanan

kesehatan bayi, awalnya menggunakan cakupan imunisasi

campak berubah menjadi pencatatan kohort bayi. Berdasarkan

target cakupan kunjungan bayi di RPJMD Kabupaten Bintan

Page 92: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-52

2011-2015 yaitu 112% dan target Nasional sebesar 60% maka

terjadi kesenjangan yang cukup besar yaitu sebesar 52%, maka

target RPJMD cakupan bayi di revisi menjadi 90%. Upaya-upaya

yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan bayi tersebut

antara lain melalui peningkatan cakupan pelayanan di

Posyandu dan kelas ibu balita.

Grafik 2.24 : Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

13) Cakupan Puskesmas

Cakupan Puskesmas di Kabupaten Bintan tahun 2014 sebesar

140 persen, angka tersebut telah melampau target tahun 2015

yaitu sebesar 100 persen. Cakupan Puskesmas merupakan

perbandingan jumlah Puskesmas dengan jumlah Kecamatan

yang ada di Kabupaten Bintan. Tahun 2014, UPTD Puskesmas

berjumlah 14 unit dalam 10 Kecamatan. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap Kecamatan di Kabupaten Bintan sudah memiliki

Puskesmas, bahkan ada Kecamatan yang memiliki lebih dari 1

Puskesmas seperti; (1) Kecamatan Teluk Sebong memiliki 3

Puskesmas yaitu: UPTD Puskemas Teluk Sebong, UPTD

Puskesmas Sri Bintan dan UPTD Puskesmas Berakit, (2)

Kecamatan Bintan Timur yaitu; UPTD Puskesmas Kijang dan

Page 93: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-53

UPTD Puskesmas Sei Lekop serta ada UPTD Puskesmas yang

memiliki wilayah kerjanya di 2 Kecamatan yakni UPTD

Puskesmas Kuala Sempang yakni Kecamatan Seri Kuala Lobam

dan Kecamatan Teluk Bintan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa akses pelayanan kesehatan di Kabupaten

Bintan sudah cukup baik.

Grafik 2.25 : Cakupan Puskesmas Tahun 2010 – 2014

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2015

14) Cakupan Pembantu Puskesmas

Cakupan Pembantu Puskesmas meliputi Puskesmas Pembantu

dan Polindes/Poskesdes yang merupakan jejaring dari

Puskesmas. Tahun 2014, cakupan pembantu Puskesmas

sebesar 168.63 persen, angka tersebut jauh melampaui target

tahun 2015 yaitu sebesar 95 persen. Cakupan Pembantu

Puskesmas adalah perbandingan jumlah Pustu dan

Polindes/Poskesdes yaitu sebanyak 86 unit berbanding dengan

jumlah Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Bintan yakni 51

Desa/Kelurahan. Jumlah Puskesmas Pembantu tidak

mengalami penambahan (28 unit) begitu juga dengan jumlah

Polindes/Poskesdes yakni 58 unit. Dapat disimpulkan bahwa di

setiap Desa/Kelurahan di Kabupaten Bintan telah memiliki

Pustu, Polindes/Poskesdes, bahkan ada di beberapa

Desa/Kelurahan memiliki 2 unit fasilitas pelayanan kesehatan

sekaligus yakni Pustu dan Polindes/Poskesdes.

Page 94: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-54

2.3.1.3 Pekerjaan Umum

Ketersediaan infratruktur yang layak dan memadai merupakan

aspek dasar yang diperlukan dalam proses pembangunan. Berikut

ini diuraikan hasil kinerja Urusan Pekerjaan Umum selama periode

2010-2014.

1) Rasio Tempat Pemakaman Umum per Satuan Penduduk

Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk adalah

indikator ketersediaan tempat pemakaman umum yang ada di

Kabupaten Bintan. Berdasarkan data tahun 2014, rasio tempat

pemakaman umum per 1000 penduduk mencapai nilai 115.

Sementara ini pemakaman umum yang ada di Kabupaten

Bintan ada beberapa pemakaman yang berada di 7 (tujuh)

Kecamatan, namun sampai saat ini belum dikelola oleh

pemerintah daerah dengan total luas makam 952.957,3 m2.

Telah terjadi penurunan daya dukung lahan pemakaman TPU

karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk dan

meningkatnya jumlah penggunaaan lahan pemakaman di setiap

tahunnya, sedangkan lahan pemakaman tetap. Melihat hal

tersebut, maka masih dibutuhkan adanya penambahan lahan

pemakaman di Kabupaten Bintan.

Tabel 2.25 : Rasio Tempat Pemakaman Umum per 1000 Penduduk Tahun 2012-2014

No. Tahun Rasio Tempat Pemakaman Umum per 1000 penduduk

1 2014 115 2 2013 120 3 2012 70,32

Sumber: DKPP Kab. Bintan tahun 2015

2) Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per Satuan Penduduk

Rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk

adalah indikator ketersediaan volume tempat pembuangan

sampah per satuan penduduk. Indikator tersebut didapatkan

dari rumus volume tempat pembuangan sampah dibagi jumlah

penduduk dikali 1.000, sehingga indikator tersebut dapat

Page 95: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-55

menunjukkan ketersediaan tempat pembuangan sampah per

1.000 penduduk. Berdasarkan data perkembangan rasio tempat

pembuangan sampah terjadi peningkatan selama kurun waktu

2010 sampai 2014. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah

daerah akan kebersihan lingkungan warganya. Berikut ini

perkembangan rasio tempat sampah di Kabupaten Bintan.

Tabel 2.26 : Rasio Tempat Pembuangan Sampah Per Satuan Penduduk di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

50 53 57 112 117

Sumber: DKPP Kab. Bintan tahun 2015

3) Panjang Jalan dilalui Roda 4

Panjang jalan dilalui roda 4 adalah indikator yang menunjukkan

rasio panjang jalan yang dapat dilalui roda 4 yang disediakan

oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melayani per

1.000 penduduk dengan rumus panjang jalan (Km) dibagi

dengan jumlah penduduk dikali 1.000. Indikator ini dapat

menunjukkan tingkat pelayanan jalan per 1.000 penduduk.

Tabel 2.27 : Panjang Jalan Dilalui Roda 4 di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Panjang Jalan Dilalui Roda 4 (km/1000 penduduk)

415,75 Km

465,341 Km

486,101 Km

561,702 Km

650,65 Km

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bintan, tahun 2015

Panjang jalan dilalui roda 4 pada tahun 2010 yaitu sepanjang

415,75 Km, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011

menjadi 465,341 Km. Pada tahun 2012 capaian kinerja panjang

jalan mencapai sepanjang 486,101 Km dan terus meningkat

sampai tahun 2014 menjadi 438,75Km. Hal ini

Page 96: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-56

mengindikasikan bahwa masyarakat semakin membutuhkan

transportasi darat untuk mendukung berbagai kegiatan.

4) Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik (>40 Km/Jam)

Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik adalah indikator yang

menunjukan tingkat layanan jalan kabupaten yang tersedia.

Panjang jalan Kabupaten Bintan dalam kondisi baik (>40Km/Jam)

pada tahun 2010 yaitu sepanjang 215,5 Km dan meningkat pada

tahun 2011 menjadi sepanjang 230 Km. Pada tahun 2012 panjang

jalan mencapai 232,071 Km, demikian pula pada tahun 2013

meningkat menjadi 230 Km. Pada tahun 2014 panjang jalan

mencapai sepanjang 265,071 Km.

2.3.1.4 Perumahan

Penyelenggaraan urusan perumahan dilaksanakan agar

masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang

layak dan terjangkau di dalam kondisi yang sehat, aman,

harmonis, dan berkelanjutan. Perkembangan rumah tangga

pengguna air bersih di Kabupaten Bintan relatif meningkat, walau

kenaikan jumlah Kepala keluarga (KK) yang membutuhkan

bertambah, maka bertambah pula rumah tangga pengguna air

besih yang harus dilayani. Pada tahun demikian pula dengan

Rumah Tangga Pengguna Listrik, pelayanan diberikan dengan

optimal sehingga diupayakan semua warga mendapatkan

pelayanan dalam pemanfaatan listrik.

1) Rumah Tangga Pengguna Air Bersih

Menurut BPS, selama periode 2005-2007 penyediaan air bersih

di Kabupaten Bintan dilakukan oleh Perusahaan DaerahAir

Minum (PDAM) yaitu PDAM Kijang, PDAM Tanjung Uban,dan

PDAM Teluk Sekuni Tambelan. Dari ketiga PDAM tersebut maka

PDAM Tanjunguban memiliki jumlah pelanggan, volume

produksi, dan tingkat distribusi yang paling besar. Hal ini

dikarenakan Kecamatan Bintan Utara banyak memiliki industri

besar/sedang serta jumlah penduduk yang relatif besar.

Page 97: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-57

Sementara itu, menurut data PODES 2007, sumber air bersih di

kecamatan lainnya seperti Kecamatan Teluk Bintan, Teluk

Sebong, Mantang, Seri Kuala Lobam, Bintan Pesisir, Gunung

Kijang dan Kecamatan Toa Paya umumnya berasal dari sumur

gali.

Jumlah penduduk yang menggunakan akses air bersih

sebanyak 131.477 jiwa (87%) dari 151.123 jiwa. Dari 2010-2013

terjadi peningkatan jumlah penduduk yang menggunakan air

bersih. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat untuk

menggunakan air bersih/ minum tinggi dan sejalan dengan

pelaksanaan program pembangunan sarana air bersih/minum

terutama untuk daerah yang rawan air dan penyakit yang

ditimbulkan oleh penggunaan air minum tinggi, melalui sumber

pendanaan pembangunan air bersih/ minum yang berasal dari

dana APBN dan APBD Kabupaten/Provinsi.

Pada tahun 2014 penduduk yang menggunakan akses air bersih

berjumlah 131.477 jiwa yang terdiri dari 20.792 unit sarana

sumur gali terlindung dengan jumlah pengguna 95.664 jiwa, 18

unit jaringan perpipaan (PDAM dan BP-SPAM) dengan pengguna

35.754 jiwa. Pencapaian ini masih dibawah target RPJMD

Kabupaten Bintan tahun 2014 yaitu 92,5 persen. Hal ini

dikarenakan masih banyaknya RT yang menggunakan air bersih

yang bersumber dari sumur gali (SGL) yang tidak memenuhi

syarat kesehatan sesuai dengan Permenkes Nomor 461 Tahun

1990 Tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih, antara lain: fisik

meliputi warna, kekeruhan, bau, mikrobiologi meliputi coliforem

dan total coliforem dan kimia meliputi kadar magnesium, besi,

aluminium dan lain-lain

2) Rumah Tangga Pengguna Listrik

Rumah tangga pengguna listrik menunjukkan indikator jumlah

rumah tangga yang menggunakan listrik di Kabupaten Bintan.

Page 98: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-58

Indikator ini dihitung dengan rumus jumlah rumah tangga

pengguna listrik dibagi dengan jumlah rumah

Tabel 2.28 : Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupaten Bintan

Indikator Kinerja

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik

15.718 RT

19.341 RT

27.269 RT

28.662 RT

28.320 RT

Rasio Elektrifikasi (%) 47,84% 59,35% 63,57% 75,49% 75,53%

Sumber: Distamben Kab. Bintan, tahun 2015

tangga. Rumah Tangga pengguna listrik (termasuk sosial, bisnis,

publik) sampai dengan tahun 2014 semakin bertambah hal ini

dilihat dari tabel berikut:

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi di

Indonesia saat ini mencapai 80,54% dan ditargetkan pemerintah

akan mencapai 100% pada tahun 2020. Di Kabupaten Bintan

sendiri rasio elektrifikasi pada tahun 2014 baru mencapai

75,54%, yang artinya mengalami kenaikan sebesar 0,05% dari

75,49% pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa

Kabupaten Bintan yang pada tahun 2014 hanya mencapai

75,53%, sehingga masih perlu peningkatan elektrifikasi atau

perluasan jaringan listrik sehingga dapat menjangkau ke

daerah-daerah pelosok.

3) Rumah Tangga Bersanitasi

Rumah tangga bersanitasi adalah salah satu indikator untuk

mengukur tingkat penyediaan sarana sanitasi di Kabupaten

Bintan. Indikator ini dihitung dengan rumus jumlah rumah

tangga bersanitasi dibagi dengan jumlah seluruh rumah tangga

yang ada di Kabupaten Bintan. Persentase rumah tinggal

bersanitasi pada tahun 2010 sebesar 72,66%, kemudian

meningkat menjadi 78,30% pada tahun 2011. Pada tahun 2012

sampai 2013 terjadi peningkatan menjadi 76,03%. Sementara

itu tahun 2014 sedikit menurun menjadi 76%.

Page 99: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-59

Tabel 2.29 : Rumah Tangga Bersanitasi di Kabupaten Bintan Tahun

2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Persentase Rumah Tangga Bersanitasi 72,66% 78,3% 74,56% 76,03% 76%

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bintan, tahun 2015

2.3.1.5 Penataan Ruang

Dari berbagai telaah tentang penataan ruang, ruang terbuka hijau

merupakan salah satu komponen terpenting yaang sebaiknya

dianalisis, dengan salah satu penilaiannya adalah rasio ruang

terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian penting dari ekosistem

perkotaan. RTH adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang

lebih luas dalam bentuk kawasan maupun dalam bentuk area

memanjang atau jalur di mana penggunaannya lebih bersifat

terbuka. RTH meliputi taman kota, taman wisata alam, taman

rekreasi, taman lingkungan pemukiman, taman gedung

perkantoran dan gedung komersial, lapangan olah raga,

pemakaman umum, sempadan sungai, pantai dan kawasan jalur

hijau.

Saat ini, RTH di Kabupaten Bintan yang dikelola oleh pemerintah

daerah terdiri dari 1 taman umum besar yang berada di Kijang

Kota, 12 taman kecil yang tersebar di kecamatan-kecamatan,

dengan total luas ±6.600 m2, ruang terbuka hijau juga berada

difasilitas sosial dan fasilitas umum diantaranya taman dan parkir

gedung olah raga, taman mesjid raya dan lapangan olah raga. Agar

kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya

tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas

kawasan perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).

Page 100: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-60

Tabel 2.30 : Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah Ber-HPL/HGB di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas

Wilayah Ber-HPL/HGB

2010 2011 2012 2013 2014 Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola

141.000 M2 - 129,865 186,126 191,351

Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di perkotaan

30% : 70% - 14:86 10 : 90 10 : 90

Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di pedesaan

60% : 40% - 3:97 8 : 92 8 : 92

Sumber: LKPJ AMJ Bupati Bintan Tahun 2010-2015

Pada tahun 2014 Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dikelola

oleh Kabupaten Bintan sebesar 191.351 m2, dengan rincian

sebagai berikut:

1. Taman Kota Sakera (Kp. Bugis) Kec. Bintan Utara : 20.000 m2

2. Taman Kota Sekilo Kecamatan Seri Kuala Lobam : 30.000 m2

3. Taman Kota Kijang Kota Kec. Bintan Timur : 74.000 m2

4. Pulau-pulau jalan di Kabupaten Bintan : 21.440 m2

5. Taman Lain-lain : 45.911 m2

Sehingga total Luas RTH yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan adalah sebesar 191.351 m2.

2.3.1.6 Perencanaan Pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Kabupaten Bintan telah disahkan menjadi Peraturan Daerah

Kabupaten Bintan No. 5 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJPD)

Kabupaten Bintan Tahun 2005-2025, sehingga menjadikan periode

2010-2015 telah tersusun dokumen perencanaan pembangunan

jangka panjang yang dapat diacu dan terlegitimasi. RPJMD

Kabupaten Bintan juga sudah ditetapkan menjadi Peraturan

Daerah Kabupaten Bintan Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bintan Tahun

2010-2015.

Page 101: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-61

Selama periode 2010-2015 dokumen Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD) setiap tahunnya telah ditetapkan dengan Peraturan

Bupati. Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD Kabupaten

Bintan dalam dua tahun terakhir (2005-2015) juga sudah

terakomodasi secara optimal. Dengan kata lain, seluruh program

yang ada di RPJMD sudah diimplemetasikan lebih lanjut di dalam

RKPD.

2.3.1.7 Perhubungan

1) Jumlah Arus Penumpang Pelabuhan dan Terminal

Jumlah penumpang yang masuk terminal angkutan darat di

Kabupaten Bintan mencapai 479 orang dan jumlah penumpang

yang keluar terminal angkutan darat telah mencapai target

yaitu sebanyak 2052 orang. Sementar itu, jumlah penumpang

angkutan laut yang masuk pelabuhan sebanyak 729.342 orang

dan jumlah penumpang yang keluar pelabuhan sebanyak

802.874 orang. Jumlah penumpang yang masuk maupun

keluar dari Pelabuhan atau Terminal Angkutan Darat

mengalami penurunan pada tahun 2014. Berikut ini

perkembangan jumlah penumpang selama tahun 2010 sampai

2014.

Tabel 2.31 : Jumlah Penumpang Angkutan Darat dan Laut di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah penumpang yang masuk Pelabuhan

602.028 Orang 660.510 719.960 732.557 729.342

Jumlah penumpang yang keluar Pelabuhan

612.216 Orang 667.988 722.649 825.972 802.874

Jumlah penumpang yang masuk Terminal Angkutan Darat

300 Orang 1020 2010 683 479

Page 102: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-62

Jumlah penumpang yang keluar Terminal Angkutan Darat

1600 Orang 2680 4120 1975 2052

Sumber: Dinas Perhubungan Kab.Bintan, Tahun 2015

2) Rasio Ijin Trayek

Selama kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2014, rasio

ijin trayek di Kabupaten Bintan hanya ada 3 trayek. Hal

tersebut disebabkan karena:

a. Kemajuan Prekonomian dibeberapa Kecamatan belum dapat

menciptakan peluangan bagi industri-industri, usaha-usaha

kecil/menengah, pengembangan perumahan dan lain-lain

sehingga tidak tersedianya peluang bagi tenaga kerja.

b. Adanya kemudahan untuk memiliki kendaraan pribadi,

sehingga masyarakat lebih memiliki menggunakan kendaran

pribadi dari pada angkutan umum.

Dengan kondisi tersebut diatas pengusaha angkutan umum

belum bisa mengembangkan usahanya (membuka trayek-trayek

baru) karena minimnya penumpang.

3) Jumlah Uji KIR angkutan Umum

Jumlah pengujian kendaraan bermotor (uji kir angkutan umum)

sudah mencapai target yaitu 2.067 kali dengan Kepemilikan KIR

angkutan umum mencapai 100% sejak tahun 2013. Berikut ini

jumlah pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Bintan.

Tabel 2.32 : Jumlah Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah pengujian kendaraan bermotor (uji KIR angkutan umum)

1415 Kali

3554 Kali

5577 Kali

1276 Kali

2067 Kali

Sumber: Dinas Perhuubungan Kab.Bintan, Tahun 2015

Page 103: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-63

4) Jumlah Pelabuhan Laut danTerminal Bis

Jumlah pelabuhan pada tahun 2010 berjumlah 10 unit,

kemudian berkembangan menjadi 9 unit pada tahun 2011

sampai 2013. Sementara itu perkembangan jumlah pelabuhan

pada tahun 2014 menjadi 10 unit dengan terminal bis 1 unit,

sedangkan bandar udara dalam pelaksanaan yaitu Bandara

Busung, dan Bandara Tambelan dalam proses pembangunan.

5) Kepemlikian KIR Angkutan Umum

Kepemilikan KIR Angkutan Umum di Kabupaten Bintan sampai

dengan tahun 2014 mencapai 100%. Pada tahun sebelumnya

kepemilikan KIR Angkutan Umum hanya mencapai 74,85%

(pada tahun 2013), dan 80% pada tahun 2011-2012.

6) Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) pada tahun

2010 mencapai 2 jam (sangat lama). Dalam perkembangannya,

pada tahun berikutnya (tahun 2014) pengujian kelayakan

angkutan umum hanya membutuhkan waktu 25 menit.

7) Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum

Biaya pengujian kelayakan angkutan umum pada tahun 2014

yaitu Rp 45-57 ribu rupiah. Biaya relatif lebih murah

dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010-2011 biaya

pengujian kelayakan angkutan lebih sedikit Rp 38-45 ribu

rupiah. Sementara itu pada tahun 2012-2013 biaya tersebut

meningkat menjadi Rp 45-77 ribu rupiah.

2.3.1.8 Lingkungan Hidup

1) Penanganan Sampah

Rencana pengembangan sistem persampahan di Kabupaten

Bintan diarahkan dikelola secara terpadu antara pemerintah

dan masyarakat. Partisipasi masyarakat terutama diarahkan

untuk membuat bak-bak sampah baik yang dilakukan

secara individual maupun secara kelompok, dan

pengangkutan sampah dari bak-bak sampah melalui gerobak

Page 104: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-64

sampah yang disediakan ke lokasi tempat pembuangan

sementara (TPS). Dalam hal ini pengadaan bak amrol dan

penempatannya juga dapat diperhitungkan sebagai Tempat

Pembuangan Sementara (TPS).

Rencana pelayanan pengelolaan sampah tersebut untuk

melayani sampah-sampah dari rumah tangga, kawasan

komersil seperti pasar dan pertokoan, perkantoran, serta

pusat pemerintahan. Sedangkan sistem pengolahan

persampahan untuk daerah-daerah yang belum terjangkau

oleh sistem pelayanan ini, diarahkan penanganannya

dilakukan melalui pengolahan secara individu atau secara

komunal setempat, melalui cara pengomposan maupun

melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) dengan menggunakan

sistem Bank Sampah. Dengan sistem pengelolaan

persampahan seperti ini diharapkan dapat dihindari

terjadinya masalah-masalah lingkungan seperti pencemaran

lingkungan, timbulnya genangan, gangguan estetika dan

penyebaran penyakit. Beberapa program yang akan

dikembangkan dalam pengembangan sistem pengelolaan

persampahan di Kabupaten Bintan, yaitu:

a. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di masing-

masing Kecamatan di Kabupaten Bintan. Pendataan Bank

Sampah yang telah dikembangkan oleh instansi terkait.

b. Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) adalah tempat

untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media

lingksungan secara aman bagi manusia dan lingkungan,

dan telah dioperasikan seluas 5 hektar di Kecamatan Bintan

Timur sedangkan 5 Hektar untuk wilayah Kecamatan Bagian

Utara.

2) Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Strategi penanganan penyediaan Sistem Penyediaan Air Minum

Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK) di Kabupaten Bintan telah

Page 105: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-65

dapat mendukung terjaminnya peningkatan dan keberlanjutan

kegiatan perekonomian di kecamatan dan perdesaan sehingga

telah meningkatkan Persentase penduduk berakses air minum

dari tahun 2010 tercatat 93,81% meningkat menjadi 98,67%

pada tahun 2014.

Tabel 2.33 : Persentase Penduduk Berakses Air Minum di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Persentase Penduduk Berakses Air Minum

93,81 41,86 37,91 61,69 98,67

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bintan, tahun 2015

3) Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL sejak

tahun 2013 telah mencapai 100%. Pengawasan yang dilakukan

atas 62 perusahaan dengan kategori pengawasan pada

perusahaan yang melakukan pengelolaan limbah B3 yang telah

menerapkan AMDAL

Tercatat sampai dengan tahun 2014 dari 34 kasus

pencemaran lingkungan yang ada baik kasus yang

dilaporkan/pengaduan masyarakat maupun laporan

pengaduan oleh beberapa perusahaan akibat adanya dugaan

pencemaran atau perusakan lingkungan hidup sudah dapat

diselesaikan atau ditindaklanjuti seluruhnya mencapai 90%.

Sedangkan tahun sebelumnya mencapai 100%. Sehingga

jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang

ditindaklanjuti telah mencapai target yang ditetapkan.

2.3.1.9 Pertanahan

Luas Lahan milik Pemerintah daerah hingga Tahun 2014 adalah

lebih kurang 418 ha. Dengan presentase sertifikat mencapai 70%.

Sertifikasi aset lahan pemda dilaksanakan melalui Program

Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan

Page 106: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-66

Tanah. Namun sertifikasi aset lahan Pemda tersebut tidak

sepenuhnya dapat dilaksanakan karena rencana sertifikasi lahan

yang diajukan sebelumnya termasuk dalam kawasan hutan

sehingga BPN dan Kanwil Kehutanan menundanya. Jumlah

sertifikat (persil) lahan pemda pada tahun 2014 sebanyak 65

persil. Keseluruhan lahan tersebut dimanfaatkan secara optimal.

Untuk perasalahan resetlement Busung dan Pengudang masih

dalam proses tahap pendataan lahan dan permintaan perubahan

lokasi lahan kepada perusahaan. Penyelesaian sengketa tanah

untuk RSUD dan LAM milik PT. ANTAM telah diselesaikan dengan

ditandatanganinya perjanjian pinjam pakai lahan. Sehingga pada

tahun 2014 mencapai 100%. Sementara itu untuk kegiatan

pengadaan lahan untuk lanjutan pembangunan Bandar Udara

Keamatan. Tambelan hanya dapat dilaksanakan hanya sampai

pembuatan dokumen perencanaan dikarenakan efisiensi keuangan

daerah

2.3.1.10 Kependudukan dan Catatan Sipil

1) Rasio penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah

Data pencatatan yang dilakukan oleh Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan pada

tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang telah

menikah sebanyak 64.572 Jiwa, sementara data yang penduduk

ber KTP sebanyak 65.014 Jiwa, sehingga didapat rasio

penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah sebesar

1.007 jiwa dari target sebesar 700 jiwa. Hal ini mengalami

kenaikan dikarenakan rasio penduduk menikah cenderung

memiliki KTP.

2) Kepemilikan KTP

Dari 95.186 orang wajib KTP, telah mencapai 80,1%, yang

sudah melakukan perekaman KTP baik menggunakan SIAK dan

eKTP adalah 79.418 orang, yang sudah memiliki KTP (selesai

dicetak) sebanyak 65.014 orang sedangkan sisanya belum

Page 107: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-67

memiliki KTP disebabkan oleh: (1) proses pencetakan KTP pada

tahun 2014 masih di pusatkan di Pemerintahan Pusat dalam

hal ini Kementerian Dalam Negeri, sehingga belum

didistribusikan seluruhnya ke daerah; (2) blanko pengisian KTP

untuk saat ini hanya disediakan oleh pusat; (3) sisanya setelah

didata sebanyak 15.000.000 orang lebih penduduk Kabupaten

Bintan belum merekam KTP.

Tabel 2.34 : Persentase Kepemilikan KTP di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Kepemilikan KTP 92,36% 90,34% 92,42% 81% 80,1%

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Bintan, 2015

3) Penetapan KTP Nasional Berbasis NIK

Penetapan KTP Nasional Berbasis NIK sudah dilaksanakan

dengan baik sejak tahun 2011 hingga saat ini. Tahun 2014

penduduk yang melakukan perekaman mencapai 79.418 jiwa

dari yang wajib KTP sebanyak 95.186 jiwa yaitu 83%. Hal ini

menunjukkan perkembangan perekaman berdasarkan dengan

pertumbuhan penduduk yang berkembang sesuai dengan

demografis di Kabupaten Bintan.

4) Rasio Bayi Berakte Kelahiran per 100 Bayi Lahir

Perolehan akte kelahiran adalah bayi yang lahir pada tahun

2014, dan lahir pada bulan November sampai Desember 2013

yang dilaporkan pada bulan Januari dan Februari 2014 (masuk

dalam <60 hari), namun tidak termasuk bayi yang lahir pada

bulan November dan Desember 2014 namun belum melaporkan

dalam (<60 hari). Usaha yang dilakukan pemerintah Kabupaten

Bintan adalah memberikan insentif bagi ibu yang melaporkan

kelahiran bayinya dalam <60 hari serta himbauan melalui

media elektronik.

Pada periode tahun 2013 jumlah bayi yang telah memiliki akte

kelahiran seluruhnya tercatat sebanyak 3.933 jiwa sedangkan

tahun 2014 jumlah bayi yang telah memiliki akte kelahiran

tercatat sebanyak 3.602 jiwa, ini dapat dilihat bahwa tahun

Page 108: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-68

2014 jumlah bayi yang telah memiliki akte kelahiran ada

penurunan dibandingkan pada tahun 2013. Namun untuk

target capaian per tahun adalah 2.000 jiwa, dimana dalam

pelaksanaan di tahun 2014 tercapai 3.602 jiwa, jadi ada

peningkatan dalam target capaian yang telah ditetapkan.

5) Rasio Pasangan Berakte Nikah per 1000 Pasangan Penduduk

Menikah

Berdasarkan hasil pencatatan yang dilakukan oleh Kantor

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan

bahwa pada periode tahun 2013 jumlah pasangan nikah non

muslim yang berakte nikah tercatat sebanyak 75 pasangan dari

jumlah sudah menikah sebanyak 70.953 pasang, sedangkan

pada tahun 2014 jumlah pasangan nikah non muslim yang

berakte nikah tercatat sebanyak 141 pasangan dari jumlah

sudah menikah sebanyak 56.245 pasangan. Ini adanya

kenaikan pengurusan akta nikah di tahun 2014.

6) Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk

Pada periode tahun 2014 jumlah penduduk yang telah memiliki

akte kelahiran seluruhnya tercatat sebanyak 78.204 jiwa dari

jumlah penduduk sebanyak 140.267 Jiwa (56%), Hal ini perlu

adanya kerja keras dinas kependudukan khususnya bidang

pencatatan sipil dalam peran untuk membuat terobosan dalam

kebijakan-kebijakan bagi masyarakat yang tidak memiliki

dokumen, sehingga untuk masyarakat mendapat haknya dalam

kepemilikan dokumen kelahirannya.

Tabel 2.35 : Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Penduduk Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Kepemilikan akta kelahiran penduduk

59,81% 60,60 56,17 54,42 56

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Bintan, 2015

Page 109: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-69

2.3.1.11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1) Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

(eksekutif)

Capaian kinerja indikator persentase partisipasi perempuan di

lembaga pemerintah (eksekutif) setiap tahunnya menunjukan

peningkatan. Sampai dengan tahun 2014, indikator ini

meningkat sebesar 52,1% jika dibandingkan pada tahun 2010

sebesar 24,46%.

Tabel 2.36 : Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah (Eksekutif) Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (eksekutif)

24.46% 24,5% 24,7% 51% 52,1%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

2) Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta

Keberhasilan program kesetaraan gender dapat juga dilihat dari

indikator ini dimana partisipasi perempuan dilembaga swasta di

Kabupaten Bintan dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun

2010 tercatat 13% meningkat menjadi 29,4% di tahun 2014.

Tabel 2.37 : Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga SwastaTahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta

13% 14% 14,1% 15,25% 29,4%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

3) Proporsi kursi DPRD yang diduduki perempuan

Untuk proporsi kursi DPRD yang diduduki perempuan sedikit

mengalami penurunan dari 24% tahun 2010 menjadi 10% pada

tahun 2014. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pencalonan dan

besaran perolehan suara akhir untuk menduduki kursi

legislatif. Perolehan suara perempuan yang duduk di lembaga

legislatif tahun 2014 sebesar 23% kursi legeslatif. Perolehan

suara perempuan yang duduk di lembaga legislatif tahun 2014

Page 110: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-70

sebesar 23% atau sebanyak 4 (empat) orang perempuan dari 25

orang anggota legislatif. Dibandingkan dengan Pemilu tahun

2009 jumlah yang duduk dilembaga legislatif 6 (enam) orang

dari 25 anggota.ini menurun sekitar 2%. Tidak terpenuhinya

kuota pusat dimana 30% untuk perempuan, hal ini disebabkan

masih kurangnya pemahaman dan pengetahuan partai politik,

dan masih kurangnya partisipasi perempuan dalam berpolitik.

Tabel 2.38 : Proporsi Kursi DPRD yang Diduduki Perempuan di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Proporsi kursi DPRD yang diduduki perempuan

24% 24% 24% 24% 16%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

4) Persentase Perempuan dalam Angkatan Kerja

Persentase perempuan angkatan kerja di Kabupaten Bintan

mengalami peningkatan yang cukup besar. Pada tahun 2010

tercatat 35,18% perempuan dalam angkatan kerja sedangkan

pada tahun 2014 menjadi 42,91% ditahun 2014. Peningkatan

ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten Bintan.

Tabel 2.39 : Rasio Perempuan dalam Angkatan Kerja di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Persentase Perempuan dalam Angkatan Kerja

35.18% 35,5% 37% 41,5% 42,91%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

5) Rasio Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

Jumlah rumah tangga pada Tahun 2014 adalah 37.276 rumah

tangga, sedangkan kejadian kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT) yang terjadi adalah sebanyak 3 (tiga) kasus. Dengan

demikian KDRT yang terjadi dibandingkan dengan jumlah

rumah tangga 0,01%, hal ini menunjukkan KDRT masih dapat

ditekan. Keberhasilan ini adalah sebagai upaya pemerintah

dalam menerapkan Peraturan Daerah tentang perlindungan

anak.

Page 111: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-71

Tabel 2.40 : Rasio KDRT di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014 Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Rasio KDRT 0,02% 0,03% 0,02% 0,1% 0,01%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

6) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak

dari tindakan kekerasan di Kabupaten Bintan sudah mencapai

100% pada tahun 2014. Artinya kejadian tindakan kekerasan

terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan telah dapat

diselesaikan seluruhnya.

Tabel 2.41 : Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

100% 100% 100% 100% 100%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

2.3.1.12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1) Rasio akseptor KB

Akseptor KB adalah pasangan usia subur di mana salah

seorang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk

tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun

non program. Jumlah peserta KB di Kabupaten Bintan terus

mengalami perkembangan yang berarti kesadaran masyarkat

semakin meningkat untuk menekan laju pertumbuhan

penduduk. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan pencapaian

kinerja Rasio Aseptor KB dari tahun 2010 sebesar 69,66

meningkat menjadi 77,89 pada tahun 2014.

Tabel 2.42 : Rasio Akseptor KB di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Rasio Akseptor KB 1,9% 2% 2,2% 0,03% 2,6%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

Page 112: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-72

2) Rata-rata jumlah anak per keluarga

Jumlah rata-rata jumlah anak per keluarga di Kabupaten

Bintan masih berkisar pada angka 2,45. Hal ini menunjukkan

bahwa masyarakat Kabupaten Bintan ikut dalam

mensukseskan program pemerintah dalam menekan laju

pertumbuhan penduduk.

Tabel 2.43 : Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga

1,45 orang

1,45 orang

1,45 orang

2 orang

2,45 orang

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

3) Cakupan peserta KB aktif

Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang salah satu

pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan

terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. Pasangan usia subur

(PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49

tahun. Angka cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat

pemanfaatan kontrasepsi di antara para PUS. Berdasarkan

Peraturan Kepala BKKBN No 55/HK-010/B5/2010 target SPM

untuk indikator cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif

adalah 65% pada tahun 2014.

Untuk cakupan peserta KB Aktif sampai dengan tahun 2014

meningkat cukup signifikan sebesar 82,45% jika dibandingkan

dengan tahun 2010 sebesar 58,91%. Jika dibandingkan dengan

SPM, maka cakupan peserta KB Aktif di Kabupaten Bintan telah

memenuhi target.

Tabel 2.44 : Cakupan Peserta KB Aktif di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Cakupan peserta KB aktif 58,91% 59% 60% 75,3% 82,45%

Sumber : BPMPKB Kab. Bintan tahun 2015

2.3.1.13 Sosial

1) Sarana Sosial (Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti

Rehabilitasi)

Page 113: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-73

Indikator sarana sosial merupakan salah satu indikator yang

digunakan dalam mengindentifikasi adanya pusat

perkembangan kegiatan sosial. Sarana sosial yang dimaksud

adalah panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah

singgah.

Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti

rehabilitasi sangat diperlukan untuk pemberdayaan dan

penanganan kepada masyarakat penyandang masalah

kesejahteraan sosial. Pemerintah Kabupaten Bintan dari

tahun ke tahun tidak hanya menambah sarana sosial tetapi

juga memperbaki kualitas pelayanan pada sarana sosial yang

ada, seperti melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi

sarana sosial, semenisasi jalan menuju sarana sosial serta

perbaikan sarana pendukung. Berdasarkan pencatatan yang

dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan jumlah sarana

sosial pada tahun 2014 sebanyak 11 sarana sosial, meningkat

dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebanyak 5 sarana

sosial.

Tabel 2.45 : Jumlah Total Sarana Sosial di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Jmlh total sarana sosial (unit)

5 5 5 10 11

Sumber : Dinas Sosial, Kab. Bintan tahun 2015

2) Jumlah PMKS yang Mendapat Bantuan Sosial

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini

menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang belum

terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena

belum memperoleh pelayanan sosial dari Pemerintah. Akibatnya

masih ada masyarakat yang mengalami hambatan pelaksanaan

fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara

layak dan bermartabat. Pemerintah Kabupaten Bintan dalam

memberikan bantuan bagi PMKS mengalami peningkatan yang

Page 114: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-74

cukup signifikan dimana pada tahun 2010 jumlah PMKS yang

mendapat bantuan sebanyak 2.478 jiwa menjadi 6.839 jiwa

pada tahun 2014. Pemerintah Kabupaten Bintan sejak tahun

2010 hingga tahun 2014 telah melaksanakan serangkaian

program dan kegiatan guna mengatasi persoalan munculnya

PMKS di daerah Kabupaten Bintan maupun untuk

meningkatkan kapasitas PSKS di Kabupaten Bintan.

Tabel 2.46 : Jumlah PMKS yang Mendapat Bantuan Sosial di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah total sarana sosial

2.478 Jiwa

2,019 Jiwa

1,751 Jiwa

5,763 Jiwa

6,839 Jiwa

Sumber : Dinas Sosial, Kab. Bintan tahun 2015

3) Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial

Dalam penanganan kesejahteraan sosial, diperlukan peran serta

masyarakat yang seluas-luasnya, baik perseorangan, keluarga,

organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan,

lembaga swadaya masyarakat, badan usaha maupun lembaga

kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya kesejahteraan

sosial yang terarah, terpadu dan berkelanjutan. Pemerintah

Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial telah melakukan

berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Dalam hal penanganan kemiskinan, Dinas Sosial telah

melakukan pemberdayaan terhadap keluarga miskin melalui

kegiatan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni, Pembinaan

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan usaha ekonomi produktif

(USEP) serta memberikan peningkatan kemampuan warga

miskin untuk dapat mengakses permodalan atau

pengembangan kegiatan usahanya melalui lembaga keuangan

mikro (LKM) KUBE. Hal ini membuktikan besarnya perhatian

Pemerintah Kabupaten Bintan dalam meningkatkan taraf hidup

Page 115: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-75

bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial. Perhatian

Pemerintah Kabupaten Bintan terhadap masyarakat

penyandang masalah kesejahteraan sosial dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 jumlah

penyandang masalah kesejahteraan sosial yang ditangani

sebesar 93%, meningkat sebesar 68,07% dibandingkan tahun

2010 yang baru mencapai 24,93%, capaian ini melebihi dari

target RPJMD Kabupaten Bintan dengan target yang

direncanakan sebesar 36 persen.

Tabel 2.47 : Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

24,93% 23,08% 26,62% 74,19% 93%

Sumber : Dinas Sosial, Kab. Bintan tahun 2015

2.3.1.14 Ketenagakerjaan

Urusan ketenagakerjaan memiliki aspek multidimensi dan lintas

sektoral sehingga peranannya menjadi salah satu aspek yang

strategis dalam pembangunan daerah. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) di Kabupaten Bintan selama periode 2010-2014

mengalami fluktuatif namun menunjukkan tren meningkat. Hal ini

menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja

Kabupaten Bintan yang terlibat dalam kegiatan produktif. Jika

pada tahun 2010 tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar

62,79%, maka pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi

64,95%.

Tabel 2.48 : Kondisi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bintan, 2014

Uraian Jumlah 1. Penduduk Usia Kerja (orang) 104.312 2. Angkatan Kerja 67.749 3. Bekerja 62.247 4. Pengangguran 5.502

Page 116: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-76

5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

64,95

6 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 8,12 7. Rata-Rata Jam Kerja (jam/minggu)

44,82

Sumber : diolah dari Sakernas 2014, BPS Kabupaten Bintan

Walaupun capaian kesempatan kerja telah cukup baik, namun

tidak dapat disangkal bahwa pengangguran yang ada masih cukup

banyak. Tahun 2014 tingkat pengangguran di Kabupaten Bintan

mencapai 8,12%. Masih cukup tingginya angka pengangguran ini

diantaranya karena meningkatnya warga luar yang datang ke

Kabupaten Bintan tanpa memiliki keterampilan khusus.

Terhentinya eksplorasi tambang boksit sebagai konsekwensi

ditutupnya perusahaan-perusahaan tambang sehingga terjadinya

rasionalisasi pekerja sektor tambang. Dampak perlambatan

pertumbuhan ekonomi nasional dan dunia juga berimbas kepada

tutupnya beberapa pabrik di Lobam, selain itu tingkat persaingan

yang tinggi dan terbatasnya ketersediaan lapangan kerja baru juga

memberikan kontribusi akan tingkat pengangguran yang ada.Pada

aspek perlindungan ketenagakerjaan, telah dilakukan penyuluhan

perlindungan waktu kerja dan waktu istirahat, pemeriksaan

terpadu norma kerja umum keselamatan dan kesehatan kerja,

penyuluhan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja. Untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang

harmonis juga telah dilaksanakan penyuluhan lembaga kerjasama

(LKS Bipartit).

Selama periode tahun 2010-2014 jumlah kasus Perselisihan

Hubungan Industrial (PHI) sebanyak 116 kasus yang diselesaikan

ditingkat perantara sebanyak 68 kasus dan jumlah kasus yang

diteruskan ke Pengadilan Hubungan Industrial sebanyak 41 kasus.

Mengenai kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak 67

kasus, diselesaikan ditingkat perantara sebanyak 42 kasus dan

yang diteruskan ke Pengadilan sebanyak 28 kasus.

Page 117: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-77

2.3.1.15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Pemberdayaan Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah

merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan

menguatkan dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar

rakyat Indonesia khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan

mengurangi kesenjangan serta tingkat kemiskinan. Dalam hal ini

pemberdayaan Koperasi dan UMKM berkaitan langsung dengan

kehidupan dan peningkatan kesejahteraan bagi sebagian besar

rakyat (pro poor). Selain itu, potensi dan peran strategisnya telah

terbukti menjadi penopang kekuatan pertumbuhan ekonomi (pro

growth). Keberadaan Koperasi dan UMKM yang dominan sebagai

pelaku ekonomi nasional juga merupakan subjek vital dalam

pembangunan khususnya dalam rangka perluasan kesempatan bagi

wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka

pengangguran (pro job). Keberadaan Koperasi terbukti merupakan

pelaku usaha yang mandiri, kukuh, dan fleksibel dalam kondisi

normal maupun krisis sekalipun. Bahkan tidak dapat disangkal

oleh siapapun bahwa Koperasi dan UMKM merupakan leader

perekonomian Indonesia, menjadi jantung ekonomi rakyat dan

pelopor tumbuhnya ekonomi kerakyatan.

Selain itu, peningkatan kualitas koperasi untuk berkembang secara

sehat sesuai dengan jati dirinya dan membangun efisiensi kolektif

terutama bagi pengusaha mikro dan kecil. Dengan demikian

pengembangan Koperasi dan UMKM merupakan prioritas dan

menjadi sangat urgen dan vital, upaya untuk memberdayakan

UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik tatanan

makro maupun mikro.

Perkembangan jumlah Koperasi dan UKM di Kabupaten Bintan, dari

tahun 2010–2014 mengalami kenaikan. Tercatat pada tahun 2010,

jumlah koperasi aktif sebanyak 133 koperasi, mengalami kenaikan

sebanyak 62 unit koperasi atau 68,20% dibanding tahun 2010 yaitu

sebanyak 195 unit koperasi. Demikian halnya untuk UKM pada

Page 118: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-78

tahun 2011 juga mengalami kenaikan sebesar 19.743 UMKM atau

sebesar 10,83% debanding dengan tahun 2010.

Tabel 2.49 : Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2010‐2014

No Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja Awal

Tahun 2010

Capaian Tahun

2011 2012 2013 2014

1. Jumlah koperasi/koperasi aktif

206 /150 Unit

244/140 171/104 287/193 227/195

2. Persentase koperasi aktif

72,82% 118,45 83,01 139,32 85,90

3. Jumlah UMKM Aktif

1327 Unit 1.450 1.485 1.593 1.675

4. Jumlah BPR/LKM aktif

2 Unit 3 3 3 3

5. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM

12 Unit 13 13 15 15

Tabel 2.50 : Jumlah Koperasi Di Kabupaten Bintan Tahun 2010 - 2014

NO JENIS KOP AKTIF TIDAK AKTIF

ANGGOTA/ ORANG

MODAL SENDIRI RP.JUTA

MODAL LUAR

RP.JUTA

VOLUME USAHA

S H U RP.JU

TA

1 KPRI 30 5 3,105 19,980 3,224 16,213 3,389 2 KUD 3 5 1,660 851 343 195 143 3 KSU 40 21 5,171 1,075 220 442 145 4 KOPANTREN 1 1 65 110 0 56 4 5 SEKUNDER 1 0 48 0 5,449 450 0

6 KOP. LAINNYA

120 0 14,833 17,539 4,848 7,286 2,431

2014 195 32 24,882 39,555 14,084 24,642 6,112

2013 193 94 24,747 25,503 9,875 31,465 6,885

2012 171 104 24,362 21,831 8,875 30,381 5,767

2011 191 75 24,036 16,196 9,801 29,918 4,876

2010 133 98 22,952 11,526 7,049 3,365 3,853

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Grafik 2.26 : Jumlah Koprasi Di Kabupaten Bintan Tahun 2010 – 2014

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

0

50

100

150

200

250

300

350

2014 2013 2012 2011 2010

Aktif

Tidak Aktif

Jumlah Koperasi

Page 119: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-79

Tabel. 2.51 : Jumlah Unit MKM Berdasarkan Sektor Usaha di Kabupaten Bintan Tahun 2010 - 2014

No Sektor Usaha Kecamatan

Jumlah UMKM Tamb

elan Bintim Binut Gn.Kijang

Teluk Sebong

Teuk Bintan

1 Perdagangan 36 321 175 74 59 66 731 2 Industri 16 55 10 18 11 9 119 3 Pertanian/

Perkebunan 9 57 27 59 20 18 190

4 Perikanan 32 79 56 71 48 57 343 5 Peternakan 8 26 33 46 9 12 134 6 Aneka Jasa 9 33 30 57 18 11 158 2014 110 571 331 325 165 173 1675 2013 98 554 319 313 150 159 1593 2012 97 548 317 310 149 158 1579 2011 96 541 317 303 146 158 1561 2010 72 395 237 246 127 146 1223

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Grafik 2.27 : Jumlah Unit Umkm Berdasarkan Sektor Usaha Di Kabupaten Bintan Tahun 2010 - 2014

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

2.3.1.16 Penanaman Modal

Dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka Pemerintah Daerah

dituntut untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang

salah satunya dilaksanakan melalui peningkatan investasi di

Kabupaten Bintan. Untuk menumbuhkan minat investasi perlu

didukung dengan memantapkan sistem administrasi pemerintah

dan pembangunan yang efektif dan efisien dengan tujuan

terciptanya lingkungan yang kondusif

Tabel 2.52 : Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal, 2010‐2014

NO INDIKATOR KINERJA

KONDISI KINERJA

AWAL TAHUN 2010

CAPAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014

1. Lama Proses Perizinan 3-14 hari 3-14 3-14 3-14 3-14

0

500

1000

1500

2000

2014

2013

2012

2011

2010

Page 120: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-80

hari hari hari hari 2. Penyelesaian izin lokasi 100% 100 100 100 100 3. Jumlah investor berskala

nasional (PMA/PMDN) 121/8

Investor 121/10 127/11 130/14 174/17

4. Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) dalam Juta USD

USD 752,40

875,89 945,46 950,28 1.038

5. Rasio daya serap tenaga kerja

176,93 180 185 195 107

6. Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (Milyar Rp)

Rp67.06 Milyar

235,53 428,52 475,25 1.457

Perkembangan investasi di Kabupaten Bintan dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan. Jumlah

investasi pada tahun 2010 sebesar Rp67.06 Milyar dan pada tahun

2014 mencapai Rp 1,764 Triliun. Sedangkan rasio daya serap

tenaga kerja mencapai 91,3%

1) Jumlah investor berskala nasional (PMA/PMDN), sampai

dengan tahun 2014 jumlah invetor PMA mencapai 174

perusahaan sedangkan PMDN berjumlah 17 perusahaan.

Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun

2010 yang tercatat sebanyak 121 PMA dan 8 PMDN.

2) Sementara itu besaran Jumlah nilai investasi perusahaan

berskala nasional (PMA/PMDN) pada tahun 2014 mencapai

US$1,038 ribu, angka ini meningkat signifikan bila

dibandingkan dengan besaran investasi di Kabupaten Bintan

tahun 2010 yang tercatat sebesar US$752,40. Meningkatnya

nilai investasi ini disebabkan bertambahnya 53 perusahaan

selama periode 2010-2014. (Pada kolom Jumlah nilai investasi

perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) Juta USD. Untuk

capaiannya adalah gabungan dari total investasi PMA dan

PMDN)

3) Rasio daya serap tenaga kerja, yaitu jumlah tenaga kerja

indonesia (TKI) yang terserap pada Perusahaan PMA dan PMDN

yang telah beroperasi. dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi

Page 121: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-81

karena besaran rasio penyerapannya tergantung dengan jumlah

perusahaan untuk tahun 2014 mencapai 107, artinya 1:107.

4) Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (dalam Milyar

Rp) memperlihatkan trend positif meningkat dimana pada

tahun 2010 nilainya Rp.67,6 Milyar terus meningkat sehingga

tahun 2014 mencapai Rp.1.457 Milyar.

2.3.1.17 Kebudayaan

Sejak tahun 2010 sampai 2014 setiap tahun diselenggarakan

festival seni dan budaya. Penyelenggaraan seni dan budaya

meliputi Festival Tari, Bintan Culture Festival, Pentas Kesenian

Rakyat, Pentas Seni di Event Tour De Bintan, Panggung Seni dan

Budaya Bintan di Kite Tour De Asia serta festival lainnya dalam

rangka melestarikan budaya lokal sekaligus mempromosikan

daerah tujuan wisata di Kabupaten Bintan.

Tabel 2.53 : Indikator Kinerja Kebudayan Tahun 2010-2014 No Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 5 kali 3 kali 3 kali 8 kali 12 kali

2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

19 unit 8 unit 8 unit 21 unit 21

unit

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kab. Bintan tahun 2015

Sementara itu, jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya di

Kabupaten Bintan pada tahun 2010 sebanyak 19 unit berkembang

menjadi 21 unit pada tahun 2014.

Keberadaan benda cagar budaya menjadi salah satu potensi

pariwisata di Kabupaten Bintan. Jumlah situs, benda dan kawasan

cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara, hingga tahun 2014

cagar budaya yang dilindungi serta dipelihara di Kabupaten Bintan

berjumlah 12 situs.

Page 122: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-82

Tabel 2.54 : Jumlah Situs, Benda dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilindungi dan Dipelihara di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah situs, benda dan kawasan cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara

1 1 6 6 12

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kab. Bintan tahun 2015

2.3.1.18 Kepemudaan dan Olahraga

1) Jumlah Organisasi Pemuda

Jumlah organisasi pemuda yang didata oleh Dinas Pendidiakan,

Pemuda dan Olahraga pada tahun 2014 telah mencapai 110

buah bertambah sebanyak 6 unit sejak tahun 2010 yang

tercatat sebesar 104 buah. Secara berturut-turut, Jumlah

organisasi pemuda pada tahun 2011 sampai dengan 2013

adalah 106, 108, dan 110 organisasi.

Tabel 2.55 : Jumlah Organisasi Pemuda di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah organisasi pemuda

104 Orgs.

106 Orgs.

108 Orgs.

110 Orgs.

110 Orgs.

Sumber : Dinas Pendidikan, Kab. Bintan tahun 2015

2) Jumlah Organisasi Olahraga

Jumlah orgainasi/klub olahraga juga terus bertambah sesuai

dengan pertumbuhan minat masyarakat di bidang olahraga

hingga tahun 2014 jumlah klub olahraga yang terdaftar telah

mencapai 378 klub.

Untuk mendorong pemuda/pelajar berpartisipasi aktif dibidang

olahraga Pemerintah Kabupaten Bintan terus membangun

sarana dan prasarana olahraga yang memadai dan cukup

lengkap. Hingga tahun 2014 terdapat 220 organisasi olahraga di

Kabupaten Bintan.

Page 123: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-83

Tabel 2.56 : Jumlah Organisasi Olahraga di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah organisasi olahraga 216 217 218 219 220

Sumber : Dinas Pendidikan, Kab. Bintan tahun 2015

3) Jumlah Kegiatan Kepemudaan

Untuk meningkatkan peran serta pemuda disegala bidang Dinas

Pendidiakan, Pemuda dan Olahraga secara rutin melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang melibatkan pemuda/pelajar yang

diselenggarakan ditingkat desa/kelurahan hingga berskala

nasional. Hingga tahun 2014 tercatat kegiatan kepemudaan

telah mencapai 20 kegiatan.

Tabel 2.57 : Jumlah Kegiatan Kepemudaan di Kabupaten BintanTahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah kegiatan kepemudaan

10 Kegiatan

13 Kegiatan

16 Kegiatan

19 Kegiatan

20 Kegiatan

Sumber : Dinas Pendidikan, Kab. Bintan tahun 2015

4) Jumlah Kegiatan Olahraga

Jumlah kegiatan olahraga di Kabupaten Bintan mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Perkembangan jumlah kegiatan

olahraga dari 11 kegiatan pada tahun 2010 menjadi 14 kegiatan

pada tahun 2014.

Tabel 2.58 : Jumlah Kegiatan Olahraga di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah kegiatan olahraga

10 Kegiatan

11 Kegiatan

12 Kegiatan

13 Kegiatan

14 Kegiatan

Sumber : Dinas Pendidikan, Kab. Bintan tahun 2015

5) Gelanggang/Balai Remaja (selain milik Swasta) dan Lapangan Olahraga

Jumlah gelanggang / balai remaja di Kabupaten Bintan sebanyak

10 unit dan bertambah menjadi 11 unit pada tahun 2014.

Sementara itu jumlah lapangan olahraga juga mengalami

peningkatan dari 21 unit pada tahun 2013 menjadi 22 unit pada

tahun 2014. Hal ini tentu akan lebih memacu para pemuda/pelajar

untuk berprestasi dibidang olahraga yang diminati.

Page 124: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-84

2.3.1.19 Kesatuan Bangsa

1) Kegiatan pembinaan terhadap LSM

Pada tahun 2014 kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas

dan OKP telah dilaksanan sebanyak 2 kali, pembinaan ini

terhadap OKP dan LSM merupakan kegiatan yang rutin

dilaksanakan sejak tahun 2010 Ormas dan OKP, Koordinasi

dan Pemantauan Kegiatan Orang Asing, NGO dan Lembaga

Masyarakat Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Terkait

Kegiatan Orang Asing, NGO dan Lembaga Asing.

Tabel 2.59 : Jumlah Kegiatan Pembinaan Terhadap LSM, Ormas dan OKP di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

5 Keg. 5 Keg. 3 Keg. 3 Keg. 2 Keg.

Sumber : Badan Kesbang Linmas, Kab. Bintan tahun 2015

2) Kegiatan Pembinaan Politik Daerah

Pada tahun 2014 kegiatan pembinaan politik daerah

dilaksanakan sebanyak 4 kegiatan seperti Verifikasi dan seleksi

administrasi partai politik, Fasilitasi Koordinasi Pemantauan

Penyelenggaraan Pemilu yang Berkualitas Jujur dan Adil,

Partisipasi Pemilihan Kepala daerah Kabupaten Bintan.

Pembentukan Tim Pemantuan Perkembangan Politik

Tabel 2.60 : Jumlah Kegiatan Pembinaan Politik Daerah di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Kegiatan pembinaan politik daerah

2 Keg. 2 Keg. 1 Keg. 5 Keg. 4 Keg.

Sumber : Badan Kesbang Linmas, Kab. Bintan tahun 2015

Page 125: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-85

2.3.1.20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1) Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk

Rasio tempat ibadah per satuan penduduk menunjukan

indikator ketersediaan tempat ibadah bagi penduduk di

Kabupaten Bintan. Rasio tempat ibadah dihitung dari jumlah

tempat ibadah dibagi dengan jumlah penduduk dikali 1.000,

sehigga dapat menjelaskan rasio ketersediaan tempat ibadah

per 1.000 penduduk. Jumlah tempat ibadah yang dimaksud

adalah jumlah total tempat ibadah yang tersedia, termasuk

masjid, langgar, gereja, pura, dan vihara. Sampai dengan tahun

2014 menunjukkan rasio tempat ibadah di Kabupaten Bintan

sebesar 29,04%. Berikut ini perkembangan rasio tempat ibadah

per 1000 penduduk di Kabupaten Bintan selama tahun 2010-

2014.

Tabel 2.24 : Rasio Tempat Ibadah Per 1000 Penduduk Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk (unit /1000 penduduk)

30,87 24,48 24,14 30,40 29,04

Sumber: LKPJ AMJ Bupati Bintan Tahun 2010-2015

2) Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja

Satpol PP selaku SKPD yang bertugas menegakkan

Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati (Kepala Daerah),

menyelenggarakan ketertiban umum, ketentraman

masyarakat dan perlindungan masyarakat, melakukan

koordinasi dengan pihak kepolisian dan pihak terkait

lainnya dalam upayaantisipasi gangguan terhadap

masyarakat. Pada indikator ini digunakan untuk melihat

perkembangan rasio jumlah polisi pamong praja dibandingkan

10.000 penduduk. Berdasarkan data tahun 2010 sampai 2014,

rasio jumlah polisi pamong praja sebesar 12,76.

Page 126: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-86

Tabel 2.61 : Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk

12.51 11,94 13,29 11,77 12,76

Sumber : SATPOL PP, Kabupaten Bintan Tahun 2015

3) Rasio Linmas per 10.000 Penduduk

Indikator jumlah linmas untuk melihat potensi perbandingan

penjamin keamanan sosial di lingkungan masyarakat. Rasio

linmas per 10.000 penduduk di Kabupaten Bintan mengalami

peningkatan pada tahun 2014 sebesar 227 dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 2.62 : Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Rasio Linmas per 10.000 penduduk

63,89 51,54 48,08 61,44 227

Sumber : SATPOL PP, Kabupaten Bintan Tahun 2015

4) Rasio Poskamling per Desa/Kelurahan

Keberadaan pos kamling dalam fungsinya menjaga

keamanan dan antisipasi tindak kriminal di setiap

Desa/Kelurahan memiliki sebaran yang beragam bergantung

pada kondisi masing-masing lokasi. Jumlah poskamling

menunjukkan trend yang meningkat hingga pada tahun 2014.

Rasio poskamling per desa/kelurahan di Kabupaten Bintan

berturut-turut adalah 1,08; 0,55; 0,55; 3,4; dan 4.

2.3.1.21 Ketahanan Pangan

1) Regulasi ketahanan pangan

Regulasi ketahanan pangan telah dilaksanakan sejak tahun

2010. Beberapa regulasi yang menjadi dasar kinerja dalam

memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Bintan antara

lain:

Page 127: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-87

- Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan

- SK Bupati Bintan Nomor.185 /IV/2009 tentang Pembentukan

Dewan Ketahanan Pangan

- Perbup Bintan Nomor 17 Tahun 2010 tentang Kebijakan

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis

Sumber Daya Lokal

2) Persentase Ketersediaan Pangan Masyarakat

Persentase ketersediaan pangan masyarakat (terutama sembilan

pokok kebutuhan) yang ditargetkan dalam tahun 2014 adalah

100% pada realitasnya sudah tercukupi atau tercapai. Ini

disebabkan tingkat kebutuhan dan suplai 9 (Sembilan) bahan

makanan pokok (sembako) di semua desa sudah tercapai, yaitu:

beras, gula,minyak goreng, garam, cabai,tepung,bawang merah,

daging dan telur.

2.3.1.22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Jumlah kelompok binaan LPM di Kabupaten Bintan masih

mengalami stabilisasi pada kisaran 1 LPM. Sementara itu upaya

pemerintah Kabupatan Bintan dalam memberdayan LSM juga

ditunjukan dengan meningkatnya 34 lembaga tahun 2010 menjadi

53 lembaga tahun 2014.

Indikator pemberdayaan masyarakat dan desa lainnya ditunjukkan

dengan jumlah PKK aktif. Kelompok/organisasi pemberdayaan

perempuaan yang biasanya terdapat di kelompok rumah tangga,

mengalami perkembangan yang cukup tinggi sampai tahun 2013

yaitu mencapai 740 kelompok PKK aktif di Kabupaten Bintan.

Sementara itu pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah PKK

aktif menjadi 665 kelompok.

Posyandu aktif di Kabupaten Bintan tahun 2014 adalah 158

buah. Perkembangan jumlah Posyandu di Kabupaten Bintan

empat tahun terakhir cukup tinggi yaitu 140 Posyandu pada tahun

2010, 146 Posyandu tahun 2011, 150 Posyandu tahun 2012,

Page 128: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-88

153 tahun 2013. Meningkatnya jumlah posyandu didukung juga

dengan adanya bantuan pembangunan posyandu baru melalui

dana APBD dan DAK anggaran pengentasan kemiskinan Provinsi

Kepulauan Riau. Hampir seluruh Posyandu di Kabupaten Bintan

telah memiliki bangunan permanen. Dari perkembangan jumlah

posyandu tersebut, sudah seluruhnya merupakan posyandu aktif.

Tabel 2.63 : Perkembangan Indikator Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

No Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

1. Jumlah kelompok binaan LPM

1 1 1 1 1

2. Rata-rata jumlah kelompok binaan 1,71 1,71 1,75 11,9 1,8

3. Jumlah PKK aktif 484 kelompok

485 486 740 665

4. Jumlah LSM Aktif 35 53 5. Posyandu aktif 70,70% 100% 100% 153% 100%

Sumber : BPMPKB, Kab. Bintan tahun 2015

2.3.1.23 Statistik

Indikator kinerja untuk sub fokus statistik adalah keberadaan

buku kabupaten dalam angka dan PDRB Kabupaten. Buku

Kabupaten Dalam Angka, Buku Bintan Dalam angka sudah

diterbitkan sejak tahun 2011 hingga tahun 2014, untuk tahun

2014 masih dalam proses penyusunan. Sementara itu, Buku PDRB

Kabupaten, diterbitkan sejak tahun 2011 hingga tahun 2014,

untuk tahun 2014 masih dalam proses penyusunan

2.3.1.24 Kearsipan

Indikator ini digunakan untuk melihat sejumlah perkembangan

aktivitas kegiatan pengelolaan arsip secara baku di Kabupaten

Bintan. Pengelolaan arsip secara baku menjadi penting artinya

mengingat pasal 3 UU No. 7 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kearsipan menyebutkan bahwa tujuan kearsipan adalah untuk

menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional

tentang perencanaan, pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan

kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban

Page 129: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-89

tersebut bagi kegiatan pemerintah.

Pengelolaan arsip di Kabupaten Bintan masih belum memenuhi

standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dapat dilihat dari

pencapaian persentase pengelolaan arsip hingga tahun 2014 baru

mencapai 50%. Hal ini masih perlu peningkatan SDM kearsipan di

SKPD melalui pelatihan dan apresiasi kepada pimpinan.

Peningkatan SDM pengelola kearsipan di Kabupaten Bintan masih

belum memenuhi kompetensi, sehingga perlu ditingkatkan memalui

bimbingan teknis maupun pelatihan serta pengadaan tenaga ahli

arsip yaitu arsiparis hal ini terlihat dari prosentase kegiatan

pelatihan/Bimtek.

Tabel 2.64 : Perkembangan Indikator Kinerja Kearsipan Tahun 2010-2014

No Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

1. Pengelolaan arsip secara baku

60% - 70% 40% 50%

2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan

2 Keg 1 0 3 3

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip, Kab. Bintan tahun 2015

2.3.1.25 Komunikasi dan Informatika

Jumlah jaringan komunikasi sudah mencapai target yaitu 6

provider (XL, 3, Telkomsel, Indosat, Axis, Smart Fren).

Sementara itu, rasio jumlah jaringan komunikasi telah mencapai

target yaitu 1,35. Jumlah Jaringan yang dimaksud adalah Jaringan

Telkom. Dengan tersedianya layanan tersebut masyarakat semakin

mudah menggunakan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) baik

untuk berkomunikasi maupun mengakses internet dengan

menggunakan telepon seluler serta wifi (internet), dampak

kemajuan serta kemudahan akses TIK ini juga mempengaruhi

keberadaan usaha warnet / wartel yang terus berkurang.

Walaupun kemajuan TIK sangat cepat namun media surat kabar

maupun majalah masih dipilih oleh masyarakat dalam mencari

Page 130: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-90

informasi. Jenis surat kabar nasional/lokal yang beredar di

Kabupaten Bintan antara lain Haluan Kepri, Batam Pos, Tanjung

Pinang Pos, Kompas, dan sebagainya mengalami peningkatan

jumlahnya. Pada tahun 2014, jumlah surat kabar nasional yang

beredar mencapai 15 jenis dan surat kabar lokal sebanyak 45 jenis.

Sarana komunikasi yang tak kalah pentingnya adalah Radio/TV.

Jumlah penyiaran radio/TV lokal/nasional yang melakukan

penyiaran di Bintan terus bertambah seiring kemajuan teknologi

dan informasi saat ini perusahaan penyiaran lokal yang beroperasi

di Kabupaten Bintan adalah : Bintan TV/Bintan Radio, Batam TV,

Kepri TV, TVRI, AN TV. Web site milik pemerintah daerah juga

mengalami perkembangan, dari 16 situs menjadi 20 situs pada

tahun 2014.

Tabel 2.65 : Perkembangan Indikator Kinerja Komunikasi dan Informasi Tahun 2010-2014

No Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah jaringan komunikasi 6 Provider 6 6 6 6

2 Rasio Jumlah jaringan komunikasi

1,14 0,05 0,046 0,046 1,35

4 Jumlah surat kabar nasional/lokal

6 /13 Jenis 10/30 10/30 8/44 15/45

5 Jumlah penyiaran radio/TV

0 /2/9 Jenis 0 /1/0 0 /1/0 7/10/1 6/2/10

6 Web site milik pemerintah 16 Situs 16 16 20 20

Sumber : LKPJ Akhir Masa Jabatan Bupati Bintan Tahun 2010-2015

2.3.1.26 Perpustakaan

Kabupaten Bintan belum mempunyai Perpustakaan Daerah yang

representatif. Jumlah pengunjung perpustakaan se-Kabupaten

Bintan baik Perpustakaan daerah, Perpustakaan Desa/Kelurahan,

Perpustakaan Mobil Keliling, Perpustakaan Kapal Apung dan

Perpustakaan sekolah hingga tahun 2014 berjumlah 16.987

pengunjung. Sementara itu, koleksi buku perpustakaan daerah

Kabupaten Bintan hingga tahun 2014 berjumlah 16.386 buku.

Page 131: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-91

Tabel 2.66 : Perkembangan Jumlah Perpustakaan dan Koleksi Buku Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Perkembangan Jumlah Taman Bacaan/ Perpustakaan Kelurahan dan Desa

25 31 36 35 35

Perkembangan Koleksi Buku yang tersedia di Perpustakaan Daerah

8.405 11.608 15.511 15.511 16.386

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip, Kab. Bintan tahun 2015

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan

2.3.2.1 Pertanian

1) Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan terhadap PDRB

Pada tahun 2010 Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan

terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah

sebesar 7,21%, dan pencapaian tahun 2014 adalah sebesar

5,78 %. Berdasarkan hasil capaian tahun 2013 yakni

sebesar 5,69%, maka capaian tahun 2014 mengalami

peningkatan sebesar 0,1%. Secara umum, capaian Kontribusi

Pertanian/ Perkebunan terhadap PDRB tidak sesuai dengan

target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena

konstribusi sektor lain (pariwisata) ternyata lebih

meningkat dan mampu secara dominan mempengaruhi

PDRB Kabupaten Bintan meskipun dilihat dari hasil capaian

produksi, sektor pertanian mengalami peningkatan. Indikator

kinerja lainnya dalam meningkatnya kontribusi sektor

pertanian/ perkebunan terhadap PDRB dan Nilai Tukar Petani

(NTP) adalah Persentase Peningkatan Produksi Perkebunan.

Pada tahun 2010, capaian produksi komoditi unggulan

perkebunan sebesar 24.513,98 ton, dan pada tahun 2014

sebesar 112.157,50 ton. Angka ini merupakan angka

akumulasi dari tahun sebelumnya, dimana Tahun 2013

tercatat realisasinya adalah 107.195,50 ton ditambahkan

Page 132: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-92

dengan capaian Tahun 2014 sebesar 4.962 ton menjadi

112.157,50 ton. Capaian prestasi yang melampaui target ini

disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah investasi

dan pembangunan sektor perkebunan berjalan sangat baik

dan kondusif. Bahkan beberapa kelompok tani masyarakat

dan perusahaan melakukan pembukaan lahan perkebunan

baru. Selain itu, pertambahan luas Tanaman

Menghasilkan (TM) dari komoditi kelapa sawit, baik

perkebunan rakyat maupun perkebunan besar Swasta (PT.

Tirta Madu) dan perkebunan karet pada PT. Numbing

yang melaksanakan kegiatan perkebunannya di pulau

tersendiri, yakni Pulau Mapur, Kecamatan Bintan Pesisir

dan PT. Pulau Bintan Djaya juga meningkat.

Pada tahun 2010, produksi komoditi hortikultura adalah

sebesar 12.811 ton dan pada tahun 2014 adalah 44.509 ton.

Dibandingkan dengan capaian tahun 2013, capaian tahun

2014 mengalami penurunan sebesar 179.14%, hal ini

disebabkan oleh faktor cuaca berupa kemarau cukup panjang

yang melanda Kabupaten Bintan mulai dari Bulan Februari

hingga pertengahan tahun 2014, yang menyebabkan

produksi hortikultura, khususnya tanaman sayuran dataran

rendah mengalami penurunan produksi. Bahkan dibeberapa

tempat terjadi kebakaran lahan dan hutan yang menyebabkan

turunnya produksi komoditi hortikultura di Bintan.

Tabel 2.67 : Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan terhadap PDRB di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap PDRB

5,74% 5,75% 5,76% 5,74% 5,78%

Sumber : Distanhut, Kab. Bintan tahun 2015

2) Nilai Tukar Petani

Salah satu alat ukur kesejahteraan petani yang digunakan

adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang dihitung dari rasio harga

Page 133: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-93

yang diterima petani (HT) terhadap harga yang dibayar petani

(HB). Berdasarkan data NTP di Kabupaten Bintan, selama

tahun 2010 sampai dengan 2014, NTP mencapai lebih dari

100, artinya petani mengalami surplus. Harga produksinya

naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya.

Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya,

dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik

dibandingkan tingkat kesejahteraan petani sebelumnya.

Sampai dengan tahun 2014, NTP Kabupaten Bintan mencapai

109%.

Tabel 2.68 : Perkembangan Nilai Tukar Petani di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Tukar Petani 105% 103,95% 104,76% 105,01% 109%

Sumber : Distanhut, Kab. Bintan tahun 2015

3) Meningkatnya Produksi Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya

Pada tahun 2010 produksi padi atau bahan pangan utama

lokal lainnya per tahun adalah 24,17 Ton/tahun dan

ditargetkan pada tahun 2014 adalah sebesar 25 Ton/tahun

dan realisasi 2014 adalah 53 ton. Tercapainya target tersebut

disebabkan oleh karena adanya demplot dari Lokal Pengkajian

Teknologi Pertanian (LPTP) yang menggunakan varietas

inpara 2 inpara 3 dan Inpara 5 serta ciherang yang

umurnya lebih pendek dan sangat cocok untuk daerah rawa

sehingga meningkatkan produksi padi. Produksi padi di

Kabupaten Bintan terkonsentrasi di daerah Kampung Parit

Bugis Desa Bintan Buyu Kecamatan Teluk Bintan dan

Kampung Poyotomo Desa Sri Bintan Kecamatan Teluk Sebong.

Page 134: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-94

Tabel 2.69 : Perkembangan Produksi Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 Produksi padi atau bahan angan utama lokal lainnya (t /H )

24,17 8,99 8,95 10,37 53

Sumber : Distanhut, Kab. Bintan tahun 2015

2.3.2.2 Pariwisata

1) Kunjungan Wisata

Pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi yang relatif cepat,

menyediakan tenaga kerja, meningkatkan penghasilan dan

taraf hidup serta menstimulasikan sektor- sektor industri

lainnya. Pengalaman di Kabupaten Bintan menunjukkan

bahwa industri pariwisata mampu menstimulan industri

lainnya seperti hotel atau penginapan, jasa travel, restoran,

transportasi, industri kerajinan, industri makanan atau

catering, pertanian, peternakan, perikanan serta jasa tour

guide.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bintan pada

tahun 2014 mencapai 502.270 orang, terdiri dari wisatawan

mancanegara sebanyak 331.209 orang, wisatawan nusantara

sebanyak 49.161 orang dan Publik Area sebanyak 121.900

orang. Sedangkan pada tahun 2013 total jumlah wisatawan

yang berkunjung sebesar 451.580. Jumlah ini diperkirakan

akan terus meningkat seiring dengan semakin membaiknya

kondisi perekonomian regional dan situasi keamanan daerah

yang semakin kondusif

Tabel 2.70 : Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bintan Tahun 2010- 2014

Wisatawan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Mancanegara 277.929 283.601 315.111 324.689 331.209

Page 135: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-95

Nusantara 23.714 29.190 37.745 48.428 49.161 Publik Area 85.714 99.395 81.606 78.463 121.900 Total 387.357 412.186 434.462 451.580 502.270

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kab. Bintan tahun 2015

2) Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB

Dari sisi makro ekonomi sektor pariwisata memainkan peranan

cukup signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kabupaten Bintan. Nilai PDRB sektor pariwisata (Pajak

Hotel Restoran dan Hiburan) terus mengalami peningkatan,

pada tahun 2010 tercatat 63,2 Miliar Rupiah dan terus

meningkat sampai pada tahun 2014 mencapai 93,6 Miliar

Rupiah dengan rata-rata kontribusi sebesar 54,64% dari total

PAD Kabupaten Bintan pada tahun 2010-2014.

2.3.2.3 Energi dan Sumber Daya Mineral

1) Pertambangan Tanpa Ijin

Kegiatan pertambangan di Kabupaten Bintan secara umum

terdiri dari pertambangan mineral logam berupa bijih bauksit,

mineral non logam berupa pertambangan pasir dan

pertambangan batuan berupa pertambangan granit. Kegiatan

pertambangan tanpa ijin di Kabupaten Bintan pada tahun

2013 adalah yang paling banyak, yaitu sebanyak 11 kegiatan

pertambangan tanpa ijin. Namun, pada tahun 2014,

pertambangan tanpa ijin sudah tidak ada lagi. Sementara itu,

pada tahun 2011 sampai 2013 masih terdapat kegiatan

pertambangan tanpa ijin.

2) Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB

Kabupaten Bintan merupakan salah satu sektor yang

kontribusinya cukup besar. Dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2013 kontribusi pertambangan tidak mengalami

perubahan yang cukup signifikan, akan tetapi pada tahun

2014 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena telah

Page 136: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-96

diberlakukannya Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 tahun

2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui

Kegiatan Pengolahan dan Permurnian Mineral di Dalam Negeri.

Tabel 2.71 : Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Kontribusi sector pertambangan terhadap PDRB

11,96% 10,91% 10,73% 10,62% 9,94%

Sumber : Distamben, Kab. Bintan tahun 2015

Kabupaten Bintan merupakan salah satu kabupaten yang

belum memiliki pengolahan mineral (khususnya bauksit), oleh

sebab itu kegiatan pertambangan di Kabupaten Bintan

dihentikan sementara. Dilihat dari besaran kontribusi tiap

tahunnya, besaran sektor pertambangan di tahun 2014

sebesar 9,94%.

2.3.2.4 Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bintan yang besar

adalah dari kelompok pelagis besar, kemudian krustase dan pelagis

kecil. Secara keseluruhan pemanfaatan ikan tangkapan di

Kabupaten Bintan baru mencapai 29,73%, dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 2.72 : Volume dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Bintan Tahun 2012-2014

No Kecamatan Hasil Produksi Tangkap (Ton) Volume Nilai (Rp)

1. Bintan Utara 1.574 23.616.000.000 2. Teluk Sebong 2.137 32.058.000.000 3. Teluk Bintan 6.694 100.416.000.000 4. Gunung Kijang 4.031 60.462.000.000 5. Bintan Timur 12.883 193.248.000.000 6. Tambelan 4.556 68.346.000.000 7. Toapaya 0 0 8. Bintan Pesisir 11.449 171.738.000.000 9. Mantang 5.639 84.588.000.000 10. Seri Kuala Lobam 1.324 19.866.000.000

2014 50.289 754.338.000.000 2013 49.339 740.088.000.000

Page 137: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-97

No Kecamatan Hasil Produksi Tangkap (Ton) Volume Nilai (Rp)

2012 41.228 618.420.000.000 Pertumbuhan (%) 16,44 % 16,44 % Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, Kab. Bintan tahun 2015

Dari tabel terlihat bahwa peluang pengembangan sumberdaya

perikanan tangkap di perairan Kabupaten Bintan masih bisa

dikembangkan. Artinya peningkatan upaya dan armada masih

memungkinkan untuk terus dilakukan agar pemanfaatan potensi

bisa lebih optimal. Kelompok ikan yang masih berpotensi

dikembangkan adalah dari kelompok ikan demersal (ikan-ikan

karang) dan pelagis kecil. Lokasi pengembangan perikanan pelagis

kecil dan demersal diantaranya adalah di sekitar perairan

Tambelan, Pulau Mapur (Bintan Pesisir) dan Mantang. Pada lokasi

ini sumberdaya masih cukup baik terutama dari kelompok ikan

demersal. Walaupun disinyalir stok demersal menurun karena

aktivitas penangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang

merusak seperti bom dan racun, trawl dan pencurian ikan oleh

kapal asing

Dengan meningkatnya produksi perikanan tangkap yang ada di

Kabupaten Bintan maka pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan di

Kabupaten Bintan akan bertambah. Produksi perikanan Kabupaten

Bintan terus mengalami peningkatan sejak tahun 2010. Jumlah

produksi perikanan Kabupaten Bintan selama periode 2010-2014

rata-rata sebesar 32.986,64 ton per tahun. Produksi paling tinggi

selama periode tersebut adalah pada tahun 2014 yaitu mencapai

50.289 ton.

2.3.2.5 Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan sektor strategis bagi Kabupatan

Bintan yaitu merupakan penyumbang terbesar pada pembentukan

PDRB setelah sektor industri pengolahan. Sebagai sektor strategis,

sektor perdagangan memegang peranan yang penting dalam

Page 138: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-98

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bintan karena sangat terkait

dengan sektor-sektor lain seperti sektor pertanian, industri,

pariwisata dan lainnya. Sektor perdagangan terbagi dalam

perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Kontribusi

sektor perdagangan terhadap PDRB meningkat dari 20,19% tahun

2010 meningkat menjadi 20,76 pada tahun 2014. Secara urut,

perkembangan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

selama tahun 2011 sampai 2013 adalah 20,49%; 20,32%; dan

20,36%.

2.3.2.6 Perindustrian

Secara umum sektor industri di Kabupaten Bintan memberikan

kontribusi yang relatif melambat terhadap pertumbuhan PDRB di

Kabupaten Bintan, yakni sebesar 50,53%. Apabila dibandingkan

dengan kondisi tahun 2010 yang sebesar 50,69%. Dengan daya

serap tenaga kerja 12,28% pada tahun 2014.

Sampai dengan tahun 2014 kinerja bidang perindustrian masih

menunjukan stagnasi hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya melemahnya kinerja perekonomian nasional serta

tingkat pengendalain infalsi yang belum menunjukan kearah trend

positif. Sementara itu perubahan positif yang ditunjukan oleh

meningkatnya jumlah unit usaha industri kecil dan menengah dari

100 unit tahun 2010 meningkat menjadi 319 unit tahun 2014.

Untuk jumlah unit usaha yang terkait dengan agroindustri dan

industri hasil hutan 26 unit tahun 2010 meningkat menjadi 319

tahun 2014 serta jumlah unit usaha yang terkait dengan industri

kerajinan rumah tangga dari 6 unit tahun 2010 meningkat menjadi

52 unit ditahun 2014.

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

A. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Page 139: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-99

Indikator pengeluaran rata-rata konsumsi rumah tangga per kapita

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga

yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah

tangga. Semakin besar angka konsumsi RT semakin atraktif bagi

peningkatan kemampuan ekonomi daerah.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita per bulan pada

tahun 2010 tercatat berada di angka Rp.733.903,-. Pengeluaran

rumah tangga ini mengalami fluktuasi dengan puncak tertinggi

pengeluaran rata-rata pada tahun 2013 sebanyak Rp.1.063.227,-

lalu kemudian turun menjadi Rp.864.984,- pada tahun 2014.

B. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita

Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dimaksudkan untuk

mengetahui daya beli masyarakat di luar bahan pangan sehingga

dapat diketahui alokasi konsumsi di luar kebutuhan pangan.

Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita Kabupaten Bintan

tahun 2010 sebesar 51,04% angka tersebut relatif stabil sampai

dengan tahun 2014 sebesar 50,75%

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

A. Sarana Transportasi

Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa pada tahun 2013,

mobil penumpang berjumlah 220 unit, mobil angkutan barang

berjumlah 664 unit, mobil barang berjumlah 374 unit, dan sepeda

motor berjumlah 10.330 unit.

B. Sarana Perdagangan Jasa

Sarana perdagangan dan jasa yang ada saat ini tercatat sebanyak

63 unit, yang terdiri dari 25 unit bank umum pemerintah, 32 unit

bank umum swasta, 4 unit bank pembangunan daerah dan 6 unit

bank perkreditan rakyat (BPR). Jumlah koperasi yang aktif sampai

tahun 2015 sebanyak 175 unit, dan restoran/rumah makan

berjumlah 154 unit.

Page 140: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-100

C. Sarana Telekomunikasi

Berdasarkan data potensi dari PT. Telkom,saat ini Kabupaten

Bintan memiliki 11.583 unit kapasitas sambungan telepon, namun

baru sekitar 69,14 persen atau 8.009 unit yang terpasang. Sarana

telekomunikasi yang ada saat ini berjumlah 285 unit, terdiri dari 51

unit wartel, dan 234 unit SST (Satuan Sambungan Telepon).

D. Prasarana Air Bersih

Jika dilihat dari tahun 2010-2014 terjadi peningkatan jumlah

penduduk yang menggunakan air bersih, peningkatan ini

dikarenakan kesadaran masyarakat untuk menggunakan air

bersih/ minum tinggi dan sejalan dengan pelaksanaan program

pembangunan sarana air bersih/minum terutama untuk daerah

yang rawan air dan penyakit yang ditimbulkan oleh penggunaan air

minum tinggi, melalui sumber pendanaan pembangunan air bersih/

minum yang berasal dari dana APBN dan APBD

Kabupaten/Provinsi.

Pada tahun 2015 penduduk yang menggunakan akses air bersih

berjumlah 134.802 jiwa yang terdiri dari 20.485 unit sarana sumur

gali terlindung dengan jumlah pengguna 98.837 jiwa, 20 unit

jaringan perpipaan (PDAM dan BP-SPAM) dengan pengguna 35.965

jiwa

E. Prasarana Persampahan

Kabupaten Bintan memiliki luas areal daratan 1.319,51 km2

dengan sepuluh kecamatan. Persampahan manjadi salah satu

masalah utama dikarenakan belum adanya suatu sistem

pengelolaan yang terpadu. Adapun sarana dan prasarana

persampahan yang telah disediakan Dinas Kebersihan Pertamanan

dan Pemakaman Kabupaten Bintan, antara lain : TPS (Tempat

Pembuangan Sementara) sejumlah 62 unit (35 unit berada di Kijang

Kec. Bintan Timur, 5 unit berada di Kawal Kec. Gunung Kijang, 10

unit berada di Tanjung Uban Kec. Bintan Utara, 2 unit berada di

Page 141: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-101

Kec. Teluk Bintan, 2 unit berada di Kec. Teluk Sebong, dan 3 unit

berada di Kec. Seri Kuala Lobam, 3 unit di Kel. Sei. Lekop dan 2

unit di Kelurahan Kijang Kota di Kecamatan Bintan Timur). Truk

pengangkut sampah (terdiri atas Dump truck sampah sejumlah 15

unit, Motor kaisar sampah sejumlah 12 unit, sampan sampah

sejumlah 1 unit), Gerobak sampah, dan sarana pendukung lain

untuk pengelolaan sampah.

Menurut hasil perhitungan terhadap jumlah timbulan sampah

maka diperoleh jumlah TPS yang dibutuhkan di Kabupaten Bintan

adalah sebanyak 115 unit, namun sampai dengan tahun 2015

hanya terdapat 62 unit TPS (termasuk amrol) di Kabupaten Bintan.

Bila dibandingkan dengan jumlah TPS pada tahun 2014 terjadi

peningkatan beberapa unit dikarenakan adanya penambahan

pengadaan TPS permanen dan bak amrol di Kabupaten Bintan.

Tabel 2.73 : Rasio Tempat Pembuangan Sampah Persatuan Penduduk No. Tahun Indeks 1 2015 117 2 2014 62 3 2013 57 4 2012 57 5 2011 53

Sumber : Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kab. Bintan tahun 2015

F. Prasarana Drainase

Sistem jaringan drainase di Kabupaten Bintan sebagian besar

terdapat di pusat-pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan

utama. Sedangkan di luar pusat kota dan di pulau-pulau sekitar

wilayah yang tidak dilalui jalan utama umumnya menggunakan

sistem jaringan drainase alami yang sebagian besar masih berupa

tanah serta dalam keadaan dangkal (tertutup tanah). Sistem

drainase di wilayah ini kondisinya masih belum memadai, yang

umumnya kondisi salurannya terputus dan belum menunjukkan

suatu jaringan yang terpadu dan terpola.

Page 142: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-102

G. Prasarana Jalan

Panjang jalan di Kabupaten Bintan pada tahun 2015 mencapai

684,24 km, yang terdiri dari jalan yang beraspal 649,305 km, jalan

kerikil 19,350 dan jalan tanah 15,590. Apabila dilihat dari kondisi

jalannya, sebanyak 440,879 km jalan berada dalam kondisi baik,

26.559 km berada dalam kondisi sedang, 53.118 km berada dalam

kondisi rusak,dan sepanjang 10,6236 km berada dalam kondisi

rusak berat. Dari tingkat kemantapan jalan, terjadi peningkatan

yang lebih baik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 tingkat

kemantapan jalan sudah mencapai 80,00 %. Detail datanya dapat

dilihat pada tabel berikut

H. Prasarana Listrik

Di Kabupaten Bintan sendiri rasio elektrifikasi pada tahun 2013

baru mencapai 75,49%, yang artinya hanya mengalami kenaikan

sebesar 1,16% dari 74,33% pada tahun 2014. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.74 : Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik NO SUMBER DAYA PELANGGAN RE (%) 1. Listrik Pedesaan 1.505 3,70% 2. PLN 31.447 77,33% 3. PLTS / SHS 179 0,44% 4. Rumah Tangga Belum Berlistrik 6.263 15,40%

JUMLAH RUMAH TANGGA 40.668

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Bintan tahun 2015

Grafik 2.28 : Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik Tahun 2015

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Bintan Tahun 2015 (data diolah)

3,70%

77,33%

0,44%15,40% Listrik

Pedesaan

PLN

Page 143: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-103

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

A. Angka Kriminalitas

Kabupaten Bintan memiliki kepadatan penduduk yang tidak terlalu

tinggi, namun salah satu masalah sosial yang dihadapi adalah

gangguan kamtibmas yang terjadi di masyarakat. Dari data

dibawah ini dapat dilihat bahwa gangguan kamtibmas yang terjadi

lima tahun terakhir menunjukkan tren menurun. Demikian pula

dengan penanganan maupun penyelesaian tindak kriminalitas yang

terjadi. Tindak kriminalitas yang dominan adalah Pencurian dengan

rata-rata 28 kasus setiap tahunnya. Secara umum tingkat

penyelesaian kasus mencapai 45%. Upaya pengendalian kamtibmas

oleh aparat berwajib terus dilakukan dalam rangka menciptakan

keamanan yang kondusif. Upaya ini juga melibatkan masyarakat

dalam menjaga kamtibmas khusunya dilingkungan masing-masing.

Grafik 2.29 : Jumlah Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Bintan dari tahun 2011-2014

Sumber : BPS/Polres Kabupaten Bintan tahun 2015

123

228

274

196

57

99127

74

0

50

100

150

200

250

300

2011 2012 2013 2014

Dilaporkan

Diselesaikan

Page 144: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-104

Grafik 2.30 : Jumlah Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Bintan dari tahun 2011-2014

Sumber : BPS/Polres Kabupaten Bintan tahun 2015

B. Lama Proses Perijinan

Kabupaten Bintan terus meningkatkan pelayanan perizinan

melalui optimalisasi waktu proses perizinan. Hingga tahun

2014 rata-rata waktu proses pengurusan izin mencapai 3-14

hari kerja.

C. Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah

Jenis Pajak Daerah yang direncanakan menjadi bagian

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan meliputi : (1)Pajak

Hotel, (2)Pajak Restoran (3)Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame,

(5)Pajak Penerangan Jalan, (6)Pajak Mineral Bukan Logam &

Batuan, (7)Pajak Parkir, (8)Pajak Air Tanah, (9)Pajak Sarang

Burung Walet (10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan. Tahun 2011-2015 dapat direalisasikan sebesar

Rp.603.790.551.640,31. Sedangkan untuk tahun 2015 realisasi

Page 145: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-105

Pajak daerah mencapai Rp.137.520.270.491,77, dan Retribusi

Daerah Rp.9.081.792.543,00,-

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia

A. Rasio lulusan DIV/S1/S2/S3 per 10.000 penduduk.

Capaian indikator rasio lulusan DIV/S1/S2/S3 per 10.000

penduduk pada tahun 2014 sebesar 246, mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 168,65. Hal ini

mengindikasikan bahwa kualitas tenaga kerja (rasio lulusan

DIV/S1/S2/S3) meningkat menjadi lebih baik. Dalam 10.000

penduduk terdapat 246 lulusan DIV/S1/S2/S3. Indikator ini

merupakan bagian dari indikator kualitas sumber daya

manusia yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan

daya saing daerah dan perkembangan investasi di daerah.

B. Rasio Ketergantungan

Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) atau

perbandingan antara penduduk yang belum produktif ataupun

yang sudah tidak produktif lagi (usia 0-14 tahun ditambah

penduduk usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan penduduk usia

produktif (usia 15-64 tahun) Kabupaten Bintan menunjukkan

peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Kabupaten

Bintan pada tahun 2010 Dependency Ratio nya mencapai 52.19

dan terus menunjukkan peningkatan sampai tahun 2014 yaitu

52,44. Artinya bahwa pada tahun 2014, untuk setiap 100

penduduk usia produktif di Kabupaten Bintan menanggung

sekitar 52 penduduk usia belum/tidak produktif.

2.5 Perkembangan IPM Kabupaten Bintan

Aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,

aspek pelayanan umum, serta aspek daya saing daerah seluruhnya

dirahkan untuk mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

dengan melakukan pengelolaan yang lebih sistematis dan terarah

agar dapat sesuai dengan kapasitas dan daya dukung yang ada,

Page 146: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-106

serta dikelola dalam kerangka keharmonisan lingkungan

(environmental friendly). Seluruh aspek tersebut bersinergi dalam

mewujudkan peningkatan IPM sebagai tujuan penyelenggaraan

pembangunan daerah.

Gambar 2.3. Tujuan Pembangunan Daerah

Perkembangan indikator makro selama kurun waktu tahap Ketiga

RPJPD (2005-2025), merupakan cermin kinerja pembangunan

Kabupaten Bintan, yang juga mengindikasikan sejauh mana

dampak pembangunan dapat meningkatkan kualitas sumber daya

manusia warga Kabupaten Bintan. Indikator yang digunakan

adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mengukur

pencapaian kemajuan pembangunan sosial maupun ekonomi.

Secara umum pembangunan manusia di Kabupaten Bintan selama

kurun waktu 2010-2014 terus mengalami peningkatan.

Tahun 2010 sampai dengan 2014 menunjukkan bahwa pencapaian

IPM cenderung mengalami peningkatan. Menurut data BPS pada

IPM

Aspek Geografis dan Demografis

Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek Pelayanan Umum

Aspek Daya Saing daerah

Pelayanan Urusan Wajib

Pelayanan Urusan Pilihan

Page 147: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-107

tahun 2010 capaian IPM Kabupaten Bintan sebesar 74,44

sedangkan target RPJMD sebesar 75,03. Pada tahun 2011

mengalami peningkatan sebesar 75,17, namun masih belum

mencapai target RPJMD sebesar 75,19. Sedangkan tahun 2012

peningkatan capaian IPM sebesar 75,68 telah mampu melampaui

target RPJMD yang ditagetkan sebesar 75,42. Demikian pula

capaian tahun 2013 mencapai 75,99 dan tahun 2014 yaitu 76,51

yang telah melampaui target akhir RPJMD yang ditargetkan yaitu

hanya sebesar 76,06.

Tabel 2.75 : Perkembangan IPM Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

No. Tahun

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Target Realisasi

1. 2010 75,03 74,44 2. 2011 75,19 75,17 3. 2012 75,42 75,68 4. 2013 75,63 75,99 5. 2014 75,82 76,51

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Grafik 2.31 : Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015 Pembangunan manusia merupakan sebuah proses pembangunan

yang bertujuan agar masyarakat mampu memiliki lebih banyak

pilihan khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan.

Ketiga unsur pembentuk IPM tersebut tidak berdiri sendiri

melainkan saling berpengaruh satu sama lainnya. Selain itu

Page 148: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-108

dipengaruhi pula oleh faktor lainnya seperti ketersediaan

kesempatan kerja, yang pada gilirannya ditentukan oleh

pertumbuhan ekonomi, infrastruktur serta kebijakan pemerintah.

IPM akan terus dapat meningkat apabila ketiga unsur tersebut

dapat ditingkatkan. Nilai IPM yang tinggi menandakan keberhasilan

pembangunan ekonomi di daerah tersebut.

Dari capaian IPM Kabupaten Bintan dapat dilihat adanya komitmen

dari pemerintah daerah Kabupaten Bintan untuk meningkatkan

berbagai sektor pembangunan yang bermuara pada pembangunan

manusia Kabupaten Bintan. Selain itu posisi dengan adanya

berbagai kebijakan percepatan pembangunan baik dari level pusat

sampai daerah dengan dukungan penuh dari masyarakat turut

berkontribusi secara signifikan dalam upaya peningkatan

pembangunan manusia Kabupaten Bintan tersebut. Namun kondisi

Kabupaten Bintan yang terdiri dari pulau-pulau terutama dengan

Tambelan sebagai Kecamatan terjauh menjadi tantangan bagi

Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan dalam upaya menghindari

disparitas tinggi pembangunan di berbagai sektor pembangunan

sehingga pada akhirnya pemerataan pembangunan pembangunan

manusia dapat terwujud. Kedepannya upaya peningkatan IPM di

Kabupaten Bintan perlu dilakukan secara simultan, baik melalui

pendekatan sektoral pendidikan, kesehatan dan ekonomi, maupun

secara terintegrasi melalui anggaran pemerintah, swadaya

masyarakat dan partisipasi dunia usaha, atau kemitraan antara

pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Dengan nilai IPM

sebesar 76,51 maka Kabupaten Bintan termasuk dalam klasifikasi

menengah ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan

yang dilaksanakan cukup berhasil meningkatkan kualitas hidup

yang diukur dari indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi (i)

indikator kesehatan, (ii) indikator pendidikan, serta (iii) daya beli

masyarakat yang meningkat.

Page 149: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-109

2.5.1 Perkembangan Komponen IPM di Kabupaten Bintan

A. Angka Harapan Hidup (AHH)

Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bintan dari

tahun 2010 sampai tahun 2014 menunjukkan peningkatan.

Perkembangan positif ini sangat mempengaruhi angka Indeks

Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan. Menurut data BPS Kabupaten

Bintan capaian AHH Kabupaten Bintan tahun 2010 sebesar 69,71,

dengan IK sebesar 74,5. Pada tahun 2011 AHH meningkat hingga

69,76 dengan IK sebesar 74,6. Tahun 2012, AHH telah mencapai

69,8 dengan IK sebesar 74,7. Tren peningkatan terus berlanjut di

tahun 2013 dengan AHH mencapai 69,91 dengan IK sebesar 74,9.

Tahun 2014 AHH mencapai 69,98 dengan IK mencapai 75,0.

Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya secara komprehensif

dan berkoordinasi lintas sektoral secara intensif dalam rangka

mewujudkan perbaikan bidang kesehatan dengan capaian utama

Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indeks Kesehatan (IK). Angka

Harapan Hidup (AHH) dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH). Oleh karena

itu pemerintah Kabupaten Bintan berusaha keras untuk menekan

Angka Kematian Bayi maupun Angka Kematian Ibu saat melahirkan

setiap tahunnya dalam rangka membantu mendorong Angka

Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup diyakini memiliki korelasi

negatif terhadap kemiskinan. Peningkatan Angka Harapan Hidup

sangat penting karena dipercaya mampu menekan bahkan

mengurangi angka kemiskinan. Intervensi pemerintah melalui

berbagai kebijakan untuk memperbaiki kondisi kesehatan

diharapkan mampu berdampak pada meningkatnya produktivitas

golongan miskin, kesehatan yang lebih baik dan meningkatkan daya

kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan menaikkan output energi.

Terkait dengan usaha peningkatan pelayanan kesehatan terutama

bagi masyarakat miskin, Pemerintah Kabupaten Bintan sangat

proaktif dalam mendukung implementasi Sistem Jaminan Sosial

Page 150: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-110

Nasional. Sejak tahun 2012 telah terdaftar sebanyak 29.210 jiwa

peserta Jamkesmas dan pada tahun 2014 program Jaminan

Kesehatan Nasional mulai dilaksanakan dengan peserta awal yang

berasal dari Jamkesmas, Askes dan TNI-Polri.

Sebagai tahap awal pada tahun 2015 ini program Jamkesda Bintan

secara bertahap akan terintegrasi dengan Jaminan Kesehatan

Nasional yang menggunakan data dari Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan KBS Kesehatan. Proses

pengintegrasian tersebut akan terus dilakukan khususnya bagi

masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS Kesehatan

dan bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS

namun memiliki Kartu Bintan Sejahtera masih tetap dapat

memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Selanjutnya, bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota

BPJS maupun yang tidak memiliki KBS Kesehatan diberikan

kesempatan untuk menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu

(SKTM) yang diterbitkan oleh Desa/Kelurahan untuk dapat

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berlaku selama 3 bulan.

Selain mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan, Pemerintah

Kabupaten Bintan juga memberikan bantuan transportasi,

akomodasi dan konsumsi bagi masyarakat miskin yang menjadi

peserta BPJS PBI maupun yang menggunakan KBS dan SKTM yang

dirujuk ke luar daerah Kabupaten Bintan.

Berkaitan dengan itu pula, Pemerintah Kabupaten Bintan telah

menyiapkan 2 unit rumah singgah untuk memfasilitasi pasien yang

dirujuk ke Jakarta dan Kalimantan Barat untuk pasien dari

Kecamatan Tambelan. Selain itu, telah dilakukan kerja sama

dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Kanker

Darmais, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rumah Sakit

Islam Cempaka Putih di Jakarta. Sedangkan di Kalimantan Barat

dilakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul

Aziz Singkawang.

Page 151: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-111

Tabel 2.76 : Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

No Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kesehatan 1. 2010 69,71 74,5 2. 2011 69,76 74,6 3. 2012 69,80 74,7 4. 2013 69,91 74,9 5. 2014 69,98 75,0

Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Grafik 2.32 : Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Pencapaian Indeks Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan yang disajikan

tabel diatas yaitu dari tahun 2010-2014, menunjukkan peningkatan

capaian IK yang cendrung meningkat. Dimana pada tahun 2010,

capaian IK di Kabupaten Bintan baru sekitar 74,52 poin, terus

meningkat menjadi 74,6 poin di tahun 2011. Sedangkan pada tahun

2012, capaian IK Kabupaten Bintan terus meningkat menjadi

sebesar 74,7 poin. Pada tahun capaian IK sebesar 74,75, sedangkan

pada tahun 2014 IK Kabupaten Bintan mencapai 75 dimana hanya

terpaut 0,3 dari target RPJMD tahun 2014. Walaupun pencapaian

IK sampai dengan tahun 2014 belum memenuhi target sesuai yang

ditargetkan dalam RPJMD tetapi Kontribusi IK terhadap

pembentukan IPM cukup signifikan sehingga IPM Kabupaten Bintan

terus meningkat.

B. Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)

Tolok ukur bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan

yang dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka

74.574.6

74.7

74.975

74.2

74.4

74.6

74.8

75

75.2

2010 2011 2012 2013 2014

Realisasi

Page 152: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-112

partisipasi tersebut terdiri atas angka partisipasi kasar (APK) dan

angka partisipasi murni (APM). Dari hasil evaluasi kinerja Wajib

Belajar Dikdas 9 tahun diketahui bahwa tahun 2010 sampai pada

tahun 2014 Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan SD

berfluktuatif. Pada tahun 2010 APM pendidikan SD tercatat 97,52%,

pada tahun 2011 menurun menjadi 95,64% pada tahun 2012

meningkat menjadi 96,01% kemudian terus meningkat menjadi

97,91% pada tahun 2013 dan 94,11% pada tahun 2014. Artinya

pada tahun 2014 ada sebanyak 94,11% penduduk yang berusia 7-

12 tahun telah tertampung di SD. Sedangkan Angka Partisipasi

Kasar (APK) untuk pendidikan SD juga berfluktuasi, pada tahun

2010 APK pendidikan SD sebesar 80,05%, meningkat pada tahun

2011 menjadi 107,70% meningkat pada tahun 2012 menjadi

121,94% menurun pada tahun 2013 menjadi 105,48% meningkat

pada tahun 2014 menjadi sebesar 105,63%. Hal ini membuktikan

bahwa jumlah murid SD yang dapat ditampung pada sekolah-

sekolah SD yang ada sudah melebihi jumlah penduduk usia

sekolah, namun demikian masih banyak murid SD yang berumur

kurang atau melebihi usia 7-12 tahun yang masih mengikuti

pendidikan SD.

Untuk APK jenjang SMP/MTs tahun 2010 sampai tahun 2014 juga

berfluktuasi. Pada tahun 2010 APK SMP/MTs sebesar 70,82%,

tertinggi terus menunjukkan trend peningkatan sampai pada tahun

2014 menunjukkan angka 96,91%. Pada tahun 2010 APM

SMP/MTs sebesar 63,42%, tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar

85,59% sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan angka 71,18%.

Untuk APK jenjang SMA tahun 2010 mencapai 72,89% sedangkan

pada tahun 2014 trend meningkat hingga 94.73%, hal ini

menunjukan bahwa pada tahun 2014 terdapat peningkatan sebesar

21,84%. Sedangkan APM jenjang SMA pada tahun 2010

menunjukkan angka 50,53% sedangkan pada tahun 2014 mencapai

62,20%.

Page 153: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-113

Jika dilihat berdasarkan komponennya peningkatan capaian angka

IPM Kabupaten Bintan dewasa ini merupakan kontribusi terbesar

dari Indeks Pendidikan yang semakin baik. Menurut data BPS

tahun 2010 capaian Indeks Pendidikan sebesar 82,6 poin dengan

rata-rata lama sekolah 8,63 tahun meningkat menjadi 83,9 poin

dengan rata-rata lama sekolah 8,91 di tahun 2011. Sementara itu

ditahun 2012 angka rata-rata lama sekolah mencapai 8,95 tahun

dan Indeks Pendidikan sebesar 84,5. Pada tahun 2013 Indeks

Pendidikan Kabupaten Bintan mencapai 84,9 dengan rata-rata lama

sekolah 9,01 tahun. Sedangkan pada tahun 2014 Indeks Pendidikan

mencapai 85,3 dengan rata-rata lama sekolah 9,06. Dengan telah

dicapainya angka 9 tahun untuk rata-rata lama sekolah maka

Kabupaten Bintan telah berhasil melaksanakan Program Wajib

Belajar 9 Tahun. Di sisi lain juga menunjukkan bahwa penurunan

angka drop out yang cukup signifikan dari tahun ke tahun sehingga

mampu menunjang pencapaian rata-rata lama sekolah yang

membanggakan.

Tabel 2.77 : Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di Kabupaten Bintan Tahun 2010-2012

No. Tahun Rata-Rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan

1. 2010 8,63 82,6 2. 2011 8,91 83,9 3. 2012 8,95 84,5 4. 2013 9,01 84,9 5. 2014 9,06 85,3

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Grafik 2.33: Indek Pendidikan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015

83 83.05 83.13 83.21 83.35

82.6

83.9

84.584.9

85.3

81

82

83

84

85

86

2010 2011 2012 2013 2014Target RPJMD

Page 154: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-114

Upaya pembangunan di bidang pendidikan telah menunjukkan

dampak yang baik di masa sekarang dan diprediksi dapat

berdampak lebih besar di masa mendatang. Penuntasan buta huruf

dan penurunan angka rawan drop out murid sekolah terus

digalakkan dan menjadi prioritas utama. Berdasarkan data BPS

Kabupaten Bintan diperoleh gambaran capaian persentase Melek

Huruf (AMH) penduduk 15 tahun ke atas mencapai 95,09% tahun

2010 dan meningkat menjadi 96,14% di tahun 2011. Tahun 2012

meningkat cukup signifikan menjadi 96,92%. Tahun 2013 Angka

Melek Huruf mencapai 97,32% dan kembali meningkat pada tahun

2014 pada angka 97,68%. Sehingga persentase Buta Huruf juga

dapat ditekan dari 4,91% di tahun 2010 menjadi 2,32% ditahun

2014.

Tabel 2.78 : Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf dan Buta Huruf di Kabupaten Bintan pada Tahun 2010-2014

No. Tahun Melek Huruf(%) Buta Huruf(%)

1. 2010 95,09 4,91 2. 2011 96,14 3,86 3. 2012 96,92 3,08 4. 2013 97,32 2,68 5. 2014 97,68 2,32

Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2015

Grafik 2.34 : Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber :BPS Kabupaten Bintan, 2015

Page 155: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-115

Berbagai pencapaian di bidang pendidikan tersebut dilakukan

melalui implementasi kebijakan penyelenggaraan Bantuan

Operasonal Sekolah (BOS) maupun Bantuan Operasional Sekolah

Daerah (BOSDA), pengalokasian Bantuan Operasional Manajemen

Mutu (BOMM), pemerataan pendidikan melalui bantuan kepada

siswa SMA/SMK kurang mampu, serta melakukan pembangunan

dan revitalisasi gedung-gedung sekolah sebagai upaya

meningkatkan partisipasi murid secara berkelanjutan. Selain itu

pemerintah daerah Kabupaten Bintan juga menaruh perhatian

penting terhadap guru melalui peningkatan kualitas serta

kesejahteraan guru.

C. Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity/PPP)

Berdasarkan data BPS pencapaian daya beli (Purchasing Power

Parity) masyarakat Kabupaten Bintan yang diukur dengan

pendapatan riil perkapita/tahun menunjukkan adanya peningkatan

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 pendapatan riil perkapita

mencapai sebesar Rp646.570,- meningkat menjadi sebesar

Rp650.000,- pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012

kembali mengalami peningkatan sebesar Rp653.630. Untuk tahun

2013 Pendapatan riil perkapita meningkat sehingga mencapai

Rp656.590 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp659,870.

Demikian pula dengan Indeks Daya Beli penduduk Kabupaten

Bintan, dalam kurun waktu tahun 2010-2014. Terus mengalami

peningkatan, dari 66,2 pada tahun 2010 meningkat menjadi 67,0

pada tahun 2011 dan terus meningkat tahun 2012, dimana

kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Bintan mencapai

67,9. Selanjutnya pada tahun 2013 Indeks Daya Beli penduduk

Kabupaten Bintan meningkat menjadi 68,6 hingga pada tahun 2014

yang mencapai 69,3. Peningkatan Indeks Daya Beli tidak terlepas

dari pengaruh kinerja makro dan mikro ekonomi. Hal ini tercermin

dari besaran pencapaian pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang

cukup terkendali.

Page 156: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-116

Tabel 2.79 : Pendapatan Riil Perkapita dan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Bintan,Tahun 2010-2014

No Tahun Pendapatan Riil Perkapita (Rp.000)

Indeks Daya Beli

1. 2010 646,57 66,2 2. 2011 650,00 67,0 3. 2012 653,63 67,9 4. 2013 656,68 68,6 5 2014 659,87 69,3

Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Grafik 2.35 : Indeks Daya Beli Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014

Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015

Pada umumnya indikator-indikator IPM berkembang secara steady,

kecuali indeks daya beli. Indeks Daya Beli berkaitan langsung

dengan pendapatan penduduk, yang dipengaruhi oleh kinerja

perekonomian. Perekonomian yang kondusif akan memungkinkan

terciptanya iklim ekonomi yang prospektif. Iklim perekonomian yang

kondusif diharapkan akan membuka kesempatan kerja sehingga

mampu meningkatkan pendapatannya yang pada gilirannya akan

meningkatkan daya beli masyarakat. Tingkat kondusiftias

perekonomian sangat sensitif terhadap perkembangan

perkembangan harga (inflasi). Inflasi tinggi akan dapat memberi

dampak secara langsung menurunkan daya beli masyarakat.

Pengendalian laju inflasi dipercaya akan sangat berdampak dalam

menjaga dan menumbuhkan daya beli masyarakat. Mengantisipasi

kebijakan makro ekonomi nasional yang mungkin mengalami

perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi daya beli

Page 157: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan II-117

masyarakat maka pemerintah daerah Kabupaten Bintan telah

melaksanakan program Peningkatan Ketahanan Masyarakat, serta

program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan,

dan program lainnya sehingga kebutuhan dasar masyarakat

terutama masyarakat miskin dan tertinggal dapat terpenuhi dalam

rangka mendukung peningkatan daya beli masyarakat Kabupaten

Bintan.

Page 158: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-1

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20014

tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah, yang menetapkan dan mengatur pembagian kewenangan dan

pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib,

efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab sesuai

dengan azas kepatutan dan rasa keadilan.

Pemerintah Kabupaten Bintan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan

daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 jo. Pemendagri Nomor 59 Tahun

2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan

Keuangan Daerah Kabupaten Bintan dilaksanakan dalam suatu sistem

terintegrasi diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan

dengan Peraturan Daerah. APBD merupakan instrumen yang menjamin

terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan

kebijakan pendapatan maupun belanja daerah.

Struktur APBD Kabupaten Bintan terdiri dari (1) Penerimaan Daerah

yang didalamnya terdapat pendapatan daerah dan penerimaan

pembiayaan daerah;(2) Pengeluaran Daerah yang didalamnya terdapat

Belanja Daerah dan (3) Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

RPJMD 2016-2021

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB. 3

Page 159: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-2

Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk

menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan

daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah, sehingga

analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek

kebijakan keuangandaerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja

dan pembiayaan daerah guna mewujudkan visi dan misi.

3.1 Kinerja Masa Lalu

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Gambaran kinerja Pelaksanaan APBD menguraikan

perkembangan Pendapatan dan belanja tidak langsung, Proporsi

sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan

gambaran realisasi belanja daerah. Pendapatan daerah

merupakan penerimaan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

pembiayaan pembangunan di daerah yang diperoleh dari sumber-

sumber penerimaan daerah antara lain Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan yang sah.

Kapasitas keuangan daerah akan menentukan kemampuan

pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan

masyarakat. Kebijakan pendapatan daerah memiliki beberapa

dasar hukum sebagai landasan utama yaitu :

1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

2. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Perbendaharan

Negara;

3. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;

5. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Page 160: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-3

Keuangan Daerah antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai

Daerah otonom.

Adapun landasan hukum spesifik di bidang pendapatan daerah

adalah:

1. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

Menyikapi diberlakukannya Undang Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pemerintah

Kabupaten Bintan telah melakukan restrukturisasi dasar

pemungutan pendapatan daerah melalui perubahan atas beberapa

Peraturan Daerah dan penerbitan Peraturan Daerah baru.

Beberapa jenis pajak dan retribusi daerah yang akan dikelola di

Kabupaten Bintan adalah:

1. Pajak Daerah terdiri dari:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral bukan logam dan batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. PBB Perdesaan dan Perkotaan;

Page 161: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-4

k. BPHTB.

2. Retribusi

Retribusi yang diberlakukan di Kabupaten Bintan adalah

sebanyak 29 jenis yang dipungut setiap tahun untuk mendukung

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bintan dan dibagi dalam 3

(tiga) kelompok, yaitu :

1. Retribusi Jasa Umum

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda

Penduduk dan Akta Capil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;

m. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2. Retribusi Jasa Usaha

a. Retribusi Pemakaian Daerah;

b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;

f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;

g. Retribusi Rumah Potong Hewan;

h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;

i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;

Page 162: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-5

j. Retribusi Penyeberangan di Air; dan

k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Retribusi Perizinan Tertentu

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek;

e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

 

  

Pendapatan daerah Kabupaten Bintan selama lima tahun terakhir

memperlihatkan perkembangan cukup berarti. Keberhasilan-

keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai faktor berikut, antara

lain: (a) kebijakan pemerintah, (b) pendapatan masyarakat, (c)

fluktuasi harga komoditas andalan, dan (d) kondisi daerah yang

relatif aman. Dari sisi Pendapatan Asli Daerah maka terdapat dua

komponen pendapatan yang memberikan kontribusi dalam

peningkatan PAD yaitu Pajak Daerah dan Lain-lain Pendapatan

2011 2012 2013 2014 2015 Rata‐rata

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)** Pertumbuhan (%)

1 PENDAPATAN 722.572.379.228,45 863.183.192.668,87 916.419.942.252,10 883.789.695.260,37 781.766.171.173,87 6,72

1.1 Pendapatan Asli Daerah 136.232.925.611,22 136.751.503.919,87 136.547.923.743,53 190.843.040.464,25 186.630.120.661,87 7,93

1.1 Pajak Daerah 107.697.659.311,96 108.758.174.413,11 103.498.450.682,70 146.315.996.740,77 137.520.270.491,77 5,22

1.

1.1 Retribusi Daerah 4.093.814.034,26 6.815.075.635,00 7.529.058.472,91 12.979.651.973,09 9.081.792.543,00 33,31

2.

1.1 Hasil  Pengelolaan Keuangan 

Daerah yang dipisahkan 5.252.730.714,00 4.666.718.216,00 7.551.057.329,00 7.978.087.657,00 13.411.204.438,00 ‐0,55

3.

1.1 Lain‐Lain PAD Yang Sah 19.188.721.551,00 16.511.535.655,76 17.969.357.258,92 23.569.304.093,39 26.616.853.189,10 32,19

4.

1.2 Dana Perimbangan 493.753.852.008,00 630.295.541.906 671.229.402.784,00 596.250.029.822,00 497.680.184.131,00 8,95

1.2 Dana bagi hasil pajak/bagi hasil  

bukan pajak 293.112.660.008,00 381.628.653.906,00 360.912.608.784,00 273.981.788.822,00 142.922.557.131,00 17,56

1.

1.2 Dana Alokasi Umum 184.730.492.000,00 232.884.448.000,00 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 290.035.577.000,00 ‐1,12

2.

1.2 Dana Alokasi khusus 15.910.700.000,00 15.782.440.000,00 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 64.722.050.000,00 0,00

3.

1.3 lain‐lain Pendapatan Daerah yang 

sah 92.585.601.609 96.136.146.843 108.642.615.724,57 96.696.624.974,12 97.455.866.381 ‐3,01

1.3 Hibah 11.825.321.914,00 10.554.608.165,00 689.494.300,00 0 0 ‐0,56

1.

1.3 Dana Darurat 0 0 0 0 0 0,00

2.

1.3 Dana bagi hasil pajak dari Provinsi 

dan Pemerintah Daerah Lainnya **) 31.084.021.721,23 28.126.641.581,00 40.574.153.987,57 20.407.566.803,12 45.281.828.656,00 ‐6,34

3.

1.3 Dana penyesuaian dan otonomi 

khusus ***) 17.405.196.000,00 22.055.574.000,00 28.406.592.000,00 51.033.390.000,00 48.536.973.000,00 2,65

4.

1.3 Bantuan Keuangan dari provinsi 

atau pemerintah Daerah lainnya 32.271.061.974,00 35.399.323.097,00 38.972.375.437,00 25.255.668.171,00 3.637.064.725,00 ‐12,37

5.

Tabel . T‐III.C.1

Rata‐rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun 2011 s/d Tahun 2015

Kabupaten Bintan

NO Uraian

Page 163: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-6

Asli Daerah. Sedangkan dua komponen lain yaitu Retribusi

Daerah dan Bagian Laba Usaha Daerah menunjukkan kontraksi

negatif selama kurun lima tahun terakhir. Rendahnya pencapaian

dua komponen PAD ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah

daerah agar lebih intensif meningkatkan upaya ekstensifikasi dan

intensifikasi pendapatan asli daerah serta mengambil langkah-

langkah yang inovatif dalam menggali potensi PAD selama lima

tahun ke depan.

Selanjutnya, dari sisi Dana Perimbangan maka dua komponen

utama Dana Perimbangan yaitu Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil

Bukan Pajak serta Dana BagiHasil Pajak dan Bantuan Keuangan

Dari Propinsi masih memberikan kontribusi paling besar dalam

kurun waktu 2011-2015.

Berdasarkan data sebagaimana telah diuraikan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pembangunan di

Kabupaten Bintan masih sangat bergantung pada sumber

pendanaan dari pemerintah pusat yaitu dari Dana Perimbangan

khususnya Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak dan Dana Alokasi

Umum. Hal ini dapat dilihat dari masih besarnya komposisi Dana

Perimbangan dalam distribusi pendapatan daerah yang mencapai

lebih dari 80%. Besarnya tingkat ketergantungan fiskal daerah

kepada pemerintah pusat tentunya menjadi faktor pembatas bagi

pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan karena

Dana Perimbangan bersifat uncontrollable dan sulit diprediksi

sebagaimana terlihat dalam perkembangannya selama ini. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan kapasitas kemampuan fiskal ke

depan maka Pemerintah Daerah perlu melakukan upaya

peningkatan Pendapatan Asli Daerah, meningkatkan peran serta

sektor swasta serta menggalakkan sektor investasi dalam

melaksanakan pembangunan.

Page 164: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-7

3.1.2 Neraca Daerah 

Neraca daerah disusun bertujuan untuk mengetahui kemampuan

keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio serta

kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan

daerah.

Tabel . T-1 Pertumbuhan Neraca Daerah dari tahun 2013

Kabupaten Bintan

No Uraian 2013 2014 2015

1. ASET 1.1 ASET LANCAR 1.1.1 Kas 81.597.277.231,13 10.167.686.860,50 10.873.219.663,52

1.1.2 Investasi Jangka Pendek 125.000.000.000,00 109.000.000.000,00 0,00

1.1.3 Piutang 19.615.133.865,29 73.727.881.682,49 131.463.627.098,97 1.1.4 Persediaan 6.174.579.178,78 6.915.382.657,00 18.155.052.023,00 1.2 ASET TETAP 1.2.1 Tanah 417.806.902.094,00 377.271.965.538,00 377.195.985.163,00

1.2.2 Peralatan dan mesin 240.907.805.596,00 259.781.874.086,97 291.207.959.221,00

1.2.3 Gedung dan bangunan 823.507.556.242,00 908.831.234.247,00 971.493.374.225,00

1.2.4 Jalan, irigasi dan Jaringan 929.665.281.734,00 1.000.742.079.668,00 1.069.345.949.670,00

1.2.5 Aset Tetap Lainnya 8.602.010.003,00 9.917.720.503,00 10.269.098.297,00

1.2.6 Konstrusi dalam pengerjaan 16.699.927.356,00 10.002.784.951,00 10.002.784.951,00

1.2.7 dst 1.3 ASET LAINNYA

1.3.1

Tagihan Penjualan Angsuran 0 0 487.997.626,07

1.3.2

Tagihan tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0 0 0

1.3.3

Kemitraan dengan pihak kedua 0 0 0

1.3.4 Aset tak berwujud 3.788.346.600,00 3.906.844.100,00 4.554.901.600,00

1.3.5 dst

JUMLAH ASET DAERAH

2 KEWAJIBAN

2.1

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

2.1.1

Utang Perhitungan Pihak Ketiga 114.613.595,50 186.406.856,50 186.406.856,50

Page 165: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-8

2.1.2 Uang Muka dari Kas Daerah 0 0 0

2.1.3

Pendapatan diterima dimuka 0 0 0

2.1.4 dst

3 EKUITAS DANA

3.1 EKUITAS DANA LANCAR

3.1.1 SILPA 208.451.004.284,63 121.765.858.004,04 0

3.1.2 Cadangan Piutang 19.615.133.865,29 73.727.881.682,49 0

3.1.3 Cadangan Persediaan 6.174.579.178,78 6.915.382.657,00 0

3.1.4 dst

3.2 EKUITAS DANA INVESTASI

3.2.1

Diinvestasikan dalam aset tetap 2.437.189.483.025,00 2.566.547.658.993,97 0

3.2.2

Diinvestasikan dalam aset lainnya 18.432.801.406,24 77.785.945.257,24 0

3.2.3 dst

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

2.758.308.048.124,44 2.922.970.366.972,24 2.080.314.908.101,88

Dari tabel Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Bintan tiga

tahun terakhir, dapat dilihat rata-rata pertumbuhan Aset,

Kewajiban maupun Ekuitas. Pada Tahun 2013 Aset bertumbuh

sebesar 21,99 persen, Kewajiban dan Ekuitas bertumbuh sebesar

10,32 persen, Tahun 2014 Aset bertumbuh sebesar 3,62 persen,

Kewajiban dan Ekuitas bertumbuh sebesar 5,97 persen, Tahun

2015 Aset bertumbuh sebesar 4,50 persen, Kewajiban dan

Ekuitas turun sebesar (28,83) persen. Sedangkan rata-rata

Pertumbuhan Neraca Aset sebagaimana pada tabel dibawah ini :

Page 166: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-9

 

Analisis neraca daerah dilakukan dengan mengukur beberapa

rasio sebagai berikut:

a. Rasio Lancar (Current ratio)

Current Ratio atau dikenal juga dengan sebutan Rasio Lancar

adalah perbandingan nilai Aktiva Lancar dengan suatu nilai

Kewajiban Lancar yang ada pada suatu laporan keuangan daerah.

Current Ratio digunakan dalam rangka memberikan gambaran

tentang kemampuan daerah dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya (hutang & pinjaman) dengan menggunakan aktiva

lancar (kas, piutang, persediaan) yang dimilikinya.

No Uraian Rata‐rata Pertumbuhan(%)

1. ASET1.1 ASET LANCAR1.1.1 Kas ‐20,38%1.1.2 Investasi Jangka Pendek ‐38,88%1.1.3 Piutang 107,14%1.1.4 Persediaan 103,08%

1.2 ASET TETAP1.2.1 Tanah ‐3,18%1.2.2 Peralatan dan mesin 14,70%1.2.3 Gedung dan bangunan 10,57%1.2.4 Jalan, irigasi dan Jaringan 8,53%1.2.5 Aset Tetap Lainnya 6,57%1.2.6 Konstrusi dalam pengerjaan ‐0,83%1.2.7 dst

1.3 ASET LAINNYA1.3.1 Tagihan Penjualan Angsuran 0,00%1.3.2 Tagihan tuntutan Ganti Kerugian Daerah ‐                                                      1.3.3 Kemitraan dengan pihak kedua ‐                                                      1.3.4 Aset tak berwujud 12,41%1.3.5 dst

JUMLAH ASET DAERAH

2 KEWAJIBAN2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK2.1.1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga ‐33,33%2.1.2 Uang Muka dari Kas Daerah ‐                                                      2.1.3 Pendapatan diterima dimuka ‐                                                      2.1.4 dst

3 EKUITAS DANA3.1 EKUITAS DANA LANCAR3.1.1 SILPA ‐48,82%3.1.2 Cadangan Piutang 47,70%3.1.3 Cadangan Persediaan 15,57%3.1.4 dst

3.2 EKUITAS DANA INVESTASI3.2.1 Diinvestasikan dalam aset tetap ‐27,77%3.2.2 Diinvestasikan dalam aset lainnya 217,58%3.2.3 dst

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA ‐4,18%

Tabel . T‐III.C.2Rata‐rata Pertumbuhan Neraca Daerah

Kabupaten Bintan

Page 167: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-10

b. Rasio Quick (Quick ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

daerah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva yang lebih likuid. Maksudnya tidak seluruh

aktiva lancar turut diperhitungkan, yakni dengan menyisihkan

elemen persediaan barang lebih dahulu kemudian

diperbandingkan dengan total hutang lancar.

c. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset

Debt to Total Assets Ratio (DAR) digunakan untuk mengukur

seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total

hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah

modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

d. Rasio Hutang Terhadap Modal

Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas

dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan

modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya

e. Rata-rata Umur Piutang

Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan,

serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk

melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas.

f. Rata-rata Umur Persediaan

Rata-rata umur persediaan adalah rasio untuk melihat berapa

lama dana tertanam dalam bentuk persediaan (merubah

persediaan menjadi penjualan).

Page 168: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-11

 

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kemampuan daerah dalam

menjalankan Finansial jangka pendeknya dalam tiga tahun

terakhir menunjukkan persentase yang menurun ini memberikan

gambaran keadaan keuangan daerah dalam kondisi tidak sehat.

Sedangkan kemampuan daerah dalam memenuhi kewajiban

jangka panjangnya menunjukan persentase yang positif.

 

3.2 Kebijakan Pengelolaam Keuangan Masa Lalu

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran  Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada

prinsip anggaran kinerja (performance base budgetting) yaitu

belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau

kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan efektifitas

pelayanan publik, untuk memperoleh gambaran realisasi dari

pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah sebagai bahan

untuk menentukan kebijakan dimasa mendatang diperlukan

analisis. Yang bertujuan untuk menentukan kebijakan efisiensi

anggaran aparatur selama periode yang direncanakan.

 

2013 2014 2015(Rp) (Rp) (Rp)

1 Rasio Lancar (Current ratio) 46,72                                                11,99                   6,63                            

2 Rasio quick (quick ratio) 148,42                                             127,80                43,06                         

3 Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset 0,0006                                             0,0003                0,0002                      

4 Rasio Hutang Terhadap Modal 0,0007                                             0,0003                0,0002                      

5 Rata‐rata Umur Piutang 2,79                                                   1,39                      0,91                            

6 Rata‐rata Umur Persediaan 2,49                                                   2,86                      8,48                            

NO Uraian

Analisis Rasio KeuanganKabupaten Bintan

Page 169: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-12

  

3.2.2 Analisis Pembiayaan 

Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang

dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah

dan belanja daerah. Selisih lebih pendapatan daerah terhadap

belanja daerah disebut surplus anggaran sedangkan selisih

kurang pendapatan daerah terhadap belanja daerah disebut defisit

anggaran. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun

anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja daerah

sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa

datang.

 

Tota l  Belanja  

Untuk Pemenuhan 

Kebutuhan 

Aparatur

Tota l  Pengeluaran 

(Belanja  + 

Pembiayaan 

Pengeluaraan)

(Rp) (Rp)

a b (a)/(b)x 100%

1 Tahun 2013 597.477.778.614,00 680.771.434.394,24 87,76

2 Tahun 2014 665.587.155.120,96 755.372.278.290,96 88,11

3 Tahun 2015 600.722.348.302,22 724.357.897.118,92 82,93

Tabel . T‐III.C.3

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kabupaten Bintan

NO UraianProsentase

Page 170: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-13

 

2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp)

1 Realisasi Pendapatan Daerah 916.419.942.252,10 883.789.695.260,37 781.766.171.173,87

Dikurangi Realisasi :

2 Belanja Daerah 920.839.553.776,24 966.962.829.655,96 886.752.609.316,92

3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 6.904.500.000,00 7.256.000.000,00 0,00

A Defisit Rill ‐11.324.111.524,14 ‐90.429.134.395,59 ‐104.986.438.143,05

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan: 

4

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)Tahun 

Anggaran sebelumnya219.113.195.808,77 208.451.004.284,63 121.765.858.004,04

5 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang di Pisahkan 0,00 3.262.108.115,00 0,00

7 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00

8 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman daerah 0,00 0,00 0,00

9 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00

10 Pengembalian Pokok Dana Bergulir 661.920.000 481.880.000,00 50.562.500,00

B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah 219.775.115.808,77 212.194.992.399,63 121.816.420.504,04

A‐B Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun berkenaan 208.451.004.284,63 121.765.858.004,04 16.829.982.360,99

Tabel . T‐III.C.4

Penutup Defisit Rill Anggaran

Kabupaten Bintan

NO Uraian

2013 2014 2015

(%) (%) (%)

1Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 

Anggran Sebelumnya 219.113.195.808,77 208.451.004.284,63 121.765.858.004,04

2 Pecairan Dana Cadangan ‐                                            ‐                                               ‐                                              

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang di pisahkan ‐                                            3.262.108.115,00 ‐                                              

4 Penerimaan Pinjaman Daerah ‐                                            ‐                                               ‐                                              

5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah ‐                                            ‐                                               ‐                                              

6 Penerimaan Piutang Daerah ‐                                            ‐                                               ‐                                              

7 Pengembalian Pokok Dana Bergulir 661.920.000,00 481.880.000,00 50.562.500,00

8 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun berkenaan 212.870.615.808,77 204.938.992.399,63 121.816.420.504,04

Komposisi Penutup Defisit Rill Anggaran

Kabupaten Bintan

NO Ura ian

Proporsi dari total defisit rill

Tabel . T‐III.C.5

Page 171: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-14

3.3 Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil

keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan

program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima)

tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan

belanja serta pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat

serta prioritas utama serta belanja tidak mengikat, maka dapat

diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan

digunakan untuk membiayai program/kegiatan selama 5 tahun

kedepan (2016-2020) dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bintan

3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Meningkat Serta Prioritas Utama

Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat

dilakukan untuk menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan

pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus

dibayar dalam satu tahun anggaran.

Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran

yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan

dibayar setiap tahunnya. Sedangkan belanja periodik prioritas

No Uraian % % %

dari SILPA dari SILPA dari SILPA

1 Jumlah SILPA 203.451.004.808,77 121.765.858.004,04 16.829.982.360,99

2 Pelampauan penerimaan PAD 2.459.269.486,53 1,21% 24.717.988.978,25 20,30% 9.731.640.806,87 57,82%

3 Pelampauan penerimaan dana Perimbangan 80.156.644.584,00 39,40% 5.866.953.541,00 4,82% ‐30.973.621.488,00 ‐184,04%

4 Pelampauan penerimaan Lain‐lain pendapatan 

daerah yang sah11.357.046.726,00 5,58% 12.089.361.822,37 9,93% ‐32.151.225.280,00 ‐191,04%

5 Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya 0,00 0,00 0,00

6 Kewajiban pihak ketiga sampai dengan akhir 

tahun belum terselesaikan 0,00 0,00 0,00

7 Kegaiatan lanjutan 0,00 0,00 0,00

Tabel T‐III.C.6

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

kabupaten Bintan

2013 2014 2015

Rp Rp Rp

Page 172: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-15

utama adalah pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh

pemerintah daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan

dasar prioritas pemerintah daerah yaitu pelayanan pendidikan

dan kesehatan serta sejenisnya. Total Pengeluaran Wajib dan

mengikat serta prioritas utama menjadi dasar untuk menentukan

kebutuhan anggaran yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat

ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan.

  

 

 

 

 

2015 Rata-rata

Rp Pertumbuhan

%

A Belanja Tidak Langsung 420.816.234.786,00 1,01%

1 Belanja gaji dan Tunjangan 237.406.872.126,00 8,09%

2 Belanja Penerimaan Anggota dan 

Pimpinan DPRD serta Operasional 

KDH/WKDH

1.755.800.000,00 ‐5,17%

3 Belanja Bunga ‐                                        ‐                          

4 Belanja Bagi Hasil ‐                                        ‐                          

B Belanja Langsung 465.936.374.530,92 ‐15,34%

1 Belanja Honorarium PNS Khusus untuk 

guru dan Tenaga medis ‐                                              ‐                          

2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 418.000.000,00 ‐1,36%

3 Belanja Jasa Kantor ( Khusus tagihan 

bulanan kantor seperti listrik, air, telepon 

dan sejenisnya)

8.764.910.769,00 30,42%

4 Belanja sewa gedung kantor (yang telah 

ada kontrak jangka panjangnya)

1.479.294.600,00 ‐81,42%

5 Belanja Sewa perlengkapan dan peralatan 

kantor (Yang telah ada Kontrak jangka 

panjangnya)

1.315.881.150,00 ‐51,33%

C Pembiayaan Pengeluaran ‐                                              ‐                          

1 Pembentukan Dana Cadangan ‐                                              ‐                          

2 Pembayaran Pokok Utang ‐                                              ‐                          

TOTAL (A+B+C) 886.752.609.316,92

Tabel T‐III.C.7

Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

kabupaten Bintan

No Uraian

Page 173: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-16

3.4 Proyeksi Data Masa Lalu

3.4.1 Proyeksi Penerimaan Daerah

Kinerja pendapatan daerah secara keseluruhan mengalami

peningkatan setiap tahunnya, meskipun masih ada beberapa

kendala pada jenis-jenis penerimaan tertentu. Untuk sumber

penerimaan PAD, penyesuaian dan pendekatan spesifik dalam

penanganannya masih dibutuhkan guna mengoptimalkan sumber

penerimaan tersebut, sementara untuk dana perimbangan, secara

khusus Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, kendala seperti

ketidaktersediaan data akurat adalah masalah utama pada

sumber penerimaan tersebut.

Arah kebijakan yang perlu diambil dalam melaksanakan upaya-

upaya peningkatan pendapatan daerah melalui penggalian potensi

dan penyuluhan kepada masyarakat perlu disertai dengan tertib

administrasi pungutan sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Demikian pula peningkatan kualitas pelayanan

kepada masyarakat dilaksanakan secara profesional melalui

peningkatan kompentensi aparatur daerah, kualitas kinerja

layanan lembaga serta penyederhanaan prosedur pengelolaan

pendapatan daerah dalam rangka memenuhi kepuasan pelayanan

masyarakat.

Dalam lima tahun ke depan (2016-2020), Pemerintah Kabupaten

Bintan perlu menempuh langkah-langkah yang dapat menjamin

peningkatan kinerja Pendapatan Daerah tanpa memberikan beban

yang lebih berat kepada masyarakat. Hal ini harus menjadi

komitmen karena merupakan implementasi dari upaya

mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Bintan. Pengelolaan

Pendapatan Daerah harus diarahkan pada upaya penggalian

potensi yang dimiliki daerah. Selain berbagai sumber pendapatan

yang telah dikelola selama ini, upaya-upaya yang lebih intensif

Page 174: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-17

perlu ditujukan pada berbagai sumber pendapatan potensial,

tentu saja dengan memperhitungkan secara cermat kemampuan

ekonomi masyarakat. Arah kebijakan umum yang akan ditempuh

oleh Kabupaten Bintan pada periode Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM, 2016-2021) adalah menggali potensi

perekonomian daerah dan mengelola pendapatan daerah guna

memperkuat perekonomian daerah dan penyelenggaraan otonomi

daerah. Upaya penggalian sumber potensi ini sudah tentu harus

dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan kepada

masyarakat. Untuk mewujudkan arah kebijakan pengelolaan

pendapatan daerah, Kabupaten Bintan perlu secara bertahap

menata infrastruktur dan suprastuktur daerah sehingga dapat

berinteraksi satu dengan yang lain dalam menjalankan fungsi-

fungsi lembaga dan bukannya saling tumpang tindih.

Dengan memperhatikan kewenangan, permasalahan, kebijakan,

potensi, strategi, prioritas dan pertumbuhan ekonomi serta

penataan daerah Kabupaten Bintan dalam lima tahun ke depan,

maka Pendapatan Asli Daerah secara khusus diproyeksikan

meningkat rata-rata sebesar 7,93% per tahun dan pendapatan

daerah diproyeksikan meningkat rata-rata sebesar 6,72% per

tahun.

Proyeksi penerimaan di atas berdasarkan asumsi:

a. Perkembangan ekonomi daerah relatif stabil;

b. Adanya perluasan basis pajak hotel, restoran, dan hiburan

yang selama ini dikenakan objek PPN akan menjadi objek

pajak daerah;

c. Pengalihan kewenangan pemungutan BPHTB dan PBB

Perdesaan dan Perkotaan dari pemerintah pusat ke

pemerintah daerah;

Page 175: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-18

d. Adanya peningkatan daya beli masyarakat;

e. Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah diprediksikan meningkat;

f. Adanya situasi dan kondisi yang kondusif.

Dalam upaya peningkatan pengelolaan pendapatan daerah yang

berorientasi pada kepuasan pelayanan masyarakat, maka strategi

kebijakan pendapatan daerah untuk periode tahun 2016-2020

diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut :

a. Intensifikasi dan Ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah

guna meningkatkan kepatuhan dan memperkuat basis pajak

dan retribusi yang sudah ada. Upaya ini meliputi:

b. Penyempurnaan landasan hukum bagi pengenaan pajak dan

retribusi daerah;

c. Sosialisasi dan pemberian penyuluhan yang memadai kepada

masyarakat mengenai ketentuan pajak dan retribusi daerah;

d. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan

pendapatan daerah;

e. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar unit satuan kerja

terkait;

f. Peningkatan kualitas aparat pajak dan retribusi daerah;

g. Penyederhanaan dan modernisasi sistem perpajakan dan

retribusi daerah serta mengurangi kontak langsung wajib

pajak/retribusi dengan aparat;

h. Penjaringan data subjek dan objek pajak sarang burung walet

dan air tanah;

i. Updating data basis pajak daerah serta optimalisasi

pemanfaatan data perpajakan yang bersangkutan;

j. Pengkajian penerapan jenis pajak dan retribusi baru;

Page 176: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-19

k. Pengkajian tarif pajak dan retribusi daerah;

l. Optimalisasi penyerapan penerimaan basis data PBB yang

akan diserahkan ke daerah;

m. Melaksanakan pemeriksaan dan penagihan pajak dan daerah.

n. Mendesain ulang sistem tarif maupun administratif dari

beberapa pungutan sehingga lebih efisien dan efektif secara

ekonomi.

o. Meningkatkan kontribusi penerimaan dari BUMD melalui

upaya perbaikan manajemen, peningkatan profesionalisme,

serta memperkuat permodalan BUMD.

p. Optimalisasi penerimaan yang berasal dari bagi hasil pajak

dan bagi hasil SDA melalui kerjasama pusat dan daerah.

q. Menunjang kegiatan penjaringan subjek Pajak Penghasilan

Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN).

r. Berupaya untuk memperoleh bantuan dana penyeimbang dan

hibah dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.

s. Penyelenggaraan akuntabilitas kinerja pendapatan daerah

sampai pada semua arah, dan ;

t. Pemanfaatan teknologi informasi dan telematika yang aplikatif

terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

pendapatan daerah.

Melalui strategi di atas diharapkan target-target pendapatan

daerah yang telah ditetapkan untuk lima tahun ke depan dapat

direalisasikan serta pelayanan yang diberikan dapat memuaskan

masyarakat.

3.4.2 Proyeksi Belanja Daerah

Belanja daerah 2016-2020 diarahkan pada upaya peningkatan

proporsi belanja yang memihak kepentingan publik, disamping

tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam

Page 177: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-20

penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan

efisiensi, efektivitas, dan penghematan sesuai dengan prioritas,

yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program

strategis daerah. Dengan demikian, maka belanja daerah akan

lebih diprioritaskan kepada hal-hal yang menyangkut kebutuhan

dasar masyarakat yaitu:

a. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan;

b. Pembangunan sektor kelautan dan perikanan;

c. Pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis;

d. Perluasan kesempatan kerja;

e. Pemberdayaan ekonomi rakyat;

f. Pengembangan iklim investasi dan pembangunan

interkoneksitas;

g. Pembangunan infrastruktur daerah, terutama daerah-daerah

terpencil;

h. Penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan sosial;

i. Peningkatan sumberdaya aparatur dan supremasi hukum;

j. Pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Pada tahun-tahun belakangan sudah terjadi peningkatan alokasi

anggaran untuk sektor pendidikan, kesehatan, perikanan,

pertanian dan agribisnis, serta peningkatan kuantitas dan

kualitas infrastruktur di perdesaan dan daerah terpencil.

Dalam perspektif ini, Pemerintah Kabupaten Bintan harus mampu

menjawab tuntutan tersebut di atas melalui berbagai program dan

kegiatan yang tercemin dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD). Kebijakan tersebut selanjutnya akan dijadikan sebagai

landasan penyusunan anggaran yang lebih bersifat teknis dan

operasional. Pada dasarnya alokasi belanja tahunan daerah,

seperti tercermin pada APBD yang merupakan kerangka kebijakan

Page 178: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-21

publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan

masyarakat. Dengan demikian, sudah semestinya penganggaran

tetap mengacu pada norma dan prinsip anggaran yaitu;

transparansi dan akuntabilitas anggaran, disiplin anggaran,

keadilan anggaran, serta efisiensi dan efektifitas anggaran.

3.4.3 Proyeksi Pembiayaan Daerah

Pembiayaan anggaran timbul karena jumlah pengeluaran daerah

lebih besar dari penerimaan sehingga menimbulkan defisit.

Sumber penerimaan untuk pembiayaan anggaran daerah ini dapat

berasal dari sumber – sumber berikut :

a.  Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun lalu (SILPA)

b. Transfer dari dana cadangan;

c. Penerimaan pinjaman dan obligasi ; serta

d. Hasil Penjualan aset daerah yang dipisahkan.

3.5 Perhitungan Kerangka Pendanaan

 Tabel T‐5 

Kapasitas Rill Kemampuan Keuangan Daerah 

Untuk mendanai Pembangunan Daerah 

Kabupaten Bintan 

 

         

Page 179: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-22

 

Tabel T-6

Rencana Penggunaan Kapasitas Rill Kemampuan Keuangan Daerah

kabupaten Bintan

 

  

Dari total dana alokasi pagu indikatif yang tersedia, kemudian

dialokasikan ke berbagai program/kegiatan sesuai urutan

prioritas. Prioritas program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas

I, Prioritas II dan Prioritas III, dimana prioritas I mendapat

prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas III mendapat

alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan

dananya.

Prioritas I

Sesuai dengan yang diamantkan dalam RPJMN (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional) kepala daerah

harus mempunyai program pembanguan daerah dengan tema

atau program unggulan (dedicated), termasuk untuk prioritas

bidang Pendidikan 20% (Dua puluh persen)

Page 180: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan III-23

Program ini harus berhubungan langsung dengan kepentingan

publik yang memiliki manfaat yang tinggi

Prioritas II

Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD

yang merupakan penjabaran dari analisis per usulan yang

berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat

yang dilayani sesuai dengan prioritas.

Prioritas III

Merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-

belanja tidak langsung seperti, tambahan penghasilan PNS,

Belanja Hibah, Bantuan sosial dan organisasi masyarakat.

Page 181: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-1

Pembangunan daerah secara sederhana diartikan sebagai sebuah

perubahan tingkat kesejahteraan secara sengaja dan terukur.

Perencanaan daerah juga diharapkan mampu menepis ketidakpastian

dalam proses merubah tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut.

Hakikat perencanaan itu adalah memperkecil peluang munculnya

ketidakpastian.

Dalam arti luas, perencanaan merupakan upaya manusia meminimalkan

ketidakpastian. Dan, perencanaan yang ideal adalah langkah-langkah

yang dilakukan manusia agar ketidakpastian semakin dekat dalam

kehidupan manusia. Salah satu langkah atau tahapan untuk mendekati

perencanaan ideal, sebagai dasar utama perumusan visi dan misi

pembangunan jangka panjang daerah perlu diketahui isu-isu strategis

dan permasalahan-permasalahan pembangunan yang secara eksisting

terjadi.

Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting,

sehingga, penyajian analisis ini akan menjelaskan butir-butir penting isu-

isu strategis yang akan dihadapi dalam pembangunan daerah untuk

waktu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan pembangunan yang disajikan adalah permasalahan

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang relevan atau pada

akhirnya dijadikan dasar dalam perumusan visi dan misi

pembangunan jangka panjang daerah. Dengan demikian

permasalahan pembangunan daerah disajikan dengan merujuk pada

identifikasi permasalahan pembangunan daerah. Identifikasi yang

RPJMD 2016-2021

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB. 4

Page 182: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-2

dilakukan tidak berdasarkan pada urutan urusan pembangunan,

tetapi lebih diutamakan pada permasalahan yang menonjol dan

urgen. Permasalahan pembangunan daerah yang akan dikelola dan

ditangani adalah yang permasalahan yang memiliki aspek medium

term problem formulation, karena dokumen yang disusun

merupakan dokumen perencanaan jangka menengah.

Formulasi beberapa pokok permasalahan pembangunan jangka

menengah Kabupaten Bintan antara lain sebagai berikut :

4.1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Masih rendahnya upaya pembinaan kebudayaan Melayu. Hal

tersebut ditunjukkan dengan kondisi sebagai berikut:

a. Sebagai upaya pembentukan karakter masyarakat atas dasar

nilai keagungan Budaya Melayu, belum terlihat nyata dalam

mengoperasionalkan pepatah “dimana bumi dipijak, disama

langit dijunjung” hingga nuansa kebudayaan Melayu sangat

dirasakan tipis pada kehidupan masyarakat pada umumnya.

b. Lembaga Adat Melayu tidak memiliki nyata kegiatan

menyelenggarakan upaya pembinaan kebudayaan Melayu,

menjadikan tidak terlihatnya sebagai lembaga yang berkewajiban

membina kembangkan budaya Melayu.

2. Masih belum meratanya capaian pendidikan dan jangkauan

pelayanan pendidikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan kondisi

sebagai berikut :

a. Masih terdapat masyarakat yang buta huruf, kondisi angka

melek huruf (AMH) meningkat dari tahun 2010 sejumlah 95,09%

menjadi 97,68% pada tahun 2014, untuk tahun 2011 kondisi ini

masih di atas AMH Nasional yakni 92,99%, tetapi masih di bawah

AMH Provinsi Kepulauan Riau 98,07%, sehingga masih perlu

ditingkatkan;

b. Rata-rata lama sekolah (RLS) meningkat selama lima tahun

terakhir, yakni 8,63 tahun di tahun 2010 menjadi 9,06 tahun

Page 183: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-3

pada tahun 2011, kondisi ini masih di bawah RLS Provinsi

Kepulauan Riau yakni 9,73 tahun, meskipun sudah di atas RLS

Nasional 7,94 tahun.

c. Masih rendahnya tingkat pendidikan level Sarjana (baik S1-S3)

serta tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk Kabupaten

Bintan Tahun 2014 adalah 3,5% dari jumlah penduduk usia 10

tahun ke atas, sedangkan penduduk usiao 10 tahun ke atas yang

tidak/belum sekolah atau tidak menamatkan SD/MI adalah

22,67%. Adapun tingkat pendidikan yang ditamatkan terbesar

menurut jenjang pendidikan, adalah tamatan SMA/MA sederajat

dan SMK yaitu mencapai 30,74% dari jumlah penduduk usia 10

tahun ke atas.

3. Masih dijumpai permasalahan-permasalahan di bidang kesehatan,

baik jangkauan layanan, aksesibilitas maupun kualitas dan

kuantitas pelayanan. Beberapa indikator dapat dilihat sebagai

berikut :

a. Angka Harapan Hidup (AHH) sebagai general indicator kualitas

kesehatan menunjukkan peningkatan, pada tahun 2010 adalah

69,71 tahun, meningkat pada tahun 2014 menjadi 69,98 tahun,

kondisi ini sudah berada di atas rata-rata Nasional 69,65 tahun,

dan di atas rata-rata Provinsi Kepulauan Riau 69,85 tahun. AHH

secara umum dipengaruhi oleh kualitas hidup masyarakat,

dimulai dari asupan nutrisi yang cukup, pola hidup sehat,

penanganan penyakit dan kualitas lingkungan yang baik,

sehingga masih bisa diupayakan untuk meningkat pada masa

yang akan datang;

b. Masih ditemukannya angka kematian bayi yang merupakan

indikator perhitungan kelangsungan hidup bayi sejumlah 7,5 per

1000 kelahiran hidup pada tahun 2013 dan menurun menjadi

7,2 pada tahun 2014, meskipun demikian angka kematian bayi

masih di bawah standar nasional, sehingga perlu menjadi

perhatian pemerintah mendatang;

Page 184: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-4

c. Masih ditemukan balita yang gizi buruk, pada tahun 2014

sejumlah 0,21%, sehingga tetap memerlukan penanganan lebih

lanjut dan dilakukan deteksi dini pertumbuhan dan

perkembangan anak dengan unit-unit pelayanan kesehatan yang

telah ada.

d. Terdapat penderita HIV/AIDS, pada tahun 2014 sejumlah 58

orang, sehingga perlu penanganan sangat serius mengingat

penyakit ini tergolong menular dan mematikan, dalam jangka

panjang perlu ditargetkan untuk tidak ada lagi penderita

HIV/AIDS;

e. Masih diketemukan penyandang cacat sejumlah 478 jiwa pada

tahun 2014, khususnya cacat bawaan hal ini disebabkan banyak

faktor, yakni dimulai sejak anak didalam kandungan, pengaruh

penyakit menular, nutrisi, maupun genetis, sehingga

penanggulangannya perlu dilaksanakan secara komprehensif dan

berkelanjutan.

4.1.2 Aspek Pelayanan Umum

1. Kurangnya pemerataan (kualitas dan kuantitas) tenaga pendidik

sesuai karakteristik dan potensi daerah.

Rasio Guru dan Murid, sudah tercukupi untuk pendidikan dasar dan

menengah (rata-rata 1 guru : 11-13 siswa), tetapi sebaran guru dan

kualifikasi pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan, terutama

untuk wilayah kepulauan yang berpotensi di bidang kelautan dan

pariwisata, sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan

potensi daerah.

2. Kurangnya pemerataan tenaga Dokter dan Paramedis sesuai

Karakteristik dan potensi daerah

Mengingat jangkauan dan sebaran wilayah Kabupaten Bintan

mayoritas adalah kepulauan, sehingga sesuai standar yang berlaku

tenaga Dokter dan Paramedis sangat kurang serta penyebarannya

belum seimbang, meskipun sarana dan prasarana kesehatan berupa

Page 185: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-5

rumash Sakit Umum dan Puskesmas telah memenuhi kebutuhan

tetapi masih perlu ditingkatkan untuk untuk pemenuhan pelayanan

kesehatan yang baik dan berkualitas.

3. Masih dijumpainya angka kemiskinan yang signifikan

Pada tahun 2008 angka kemiskinan berkisar 7,6% (sebagian data

menunjukkan angka 11%), walaupun mengalami fluktuasi, menurun

pada tahun 2012 berkisar 7% dan 6,2% pada tahun 2013, dalam

jangka panjang kondisi ini masih bisa ditekan sampai di bawah 5%

mengingat potensi daerah dan sumber daya manusia yang dimiliki

memungkinkan untuk mengurangi angka kemiskinan di bawah 5%;

4. Masih terdapat Penyandang Masalah Sosial (PMKS)

Data pada tahun 2010 menunjukkan PMKS, selain beberapa

permasalahan yang disebutkan di atas seperti kemiskinan,

penyandang cacat dan HIV/AIDS, masih dijumpai warga Lanjut Usia

Terlantar 25 orang, orang, Wanita Tuna Susila 275 orang, Bekas

Narapidana 8 orang, Jumlah KK Rumah Tidak Layak Huni 558 KK,

Korban Bencana Alam 152 orang, Korban Penyalahgunaan Napza 7

orang, kondisi ini merupakan permasalahan serius yang harus

ditangani melalui proses pembangunan yang berkelanjutan untuk

menjamin berkurangnya PMKS;

5. Kurangnya sarana dan prasarana air bersih

Keberadaan sumber air bersih hanya ada di beberapa kecamatan saja

seperti Kecamatan Teluk Bintan, Teluk Sebong, Mantang, Seri Kuala

Lobam, Bintan Pesisir, Gunung Kijang dan Kecamatan Toa Paya yang

umumnya berasal dari sumur gali sehingga dalam jangka panjang

pada musim kemarau di kuatirkan akan kekurangan air bersih.

Ketersediaan sumber air bersih dan sarana prasarana pendukungnya

merupakan salah permasalahan utama yang ada di masyarakat di

masa yang akan datang.

6. Masih rendahnya nilai tambah yang dapat diperoleh masyarakat

dari bidang kelautan, perikanan dan pariwisata

Page 186: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-6

Peluang pengembangan sumberdaya ikan tangkapan di perairan

Kabupaten Bintan masih bisa dikembangkan. Artinya peningkatan

upaya dan armada masih memungkinkan untuk terus dilakukan agar

pemanfaatan potensi bisa lebih optimal, terlebih dengan optimalisasi

pelaksanaan Minapolitan. Dengan luas wilayah lautan 86.398,33

Km2 yang merupakan 98,50 persen dari total luas wilayah, pada

tahun 2011 kontribusi sektor perikanan terhadap ekonomi wilayah

hanya mencapai 2,14%, demikian juga halnya dengan pariwisata,

kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB adalah 19,76% sentra

pengembangan pariwisata alam di kawasan Lagoi dan didukung

sarana pariwisata dan rekreasi yang tersedia di Kabupaten Bintan

berjumlah 39 buah. Jumlah sarana pariwisata paling banyak terdapat

di Kecamatan Teluk Sebong yaitu 23 buah, dan yang paling sedikit

terdapat di Bintan Pesisir yaitu 1 buah, kondisi ini belum mampu

menjadi daya ungkit untuk peningkatan perekonomian masyarakat

secara optimal.

7. Belum terpenuhinya fasilitas perekonomian yang menjamin

optimalnya pemerataaan distribusi dan kemampuan dalam

konsumsi bahan pangan serta barang dan jasa ke masyarakat

Kesejahteraan tidak hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga

belanja yang dikeluarkan. Secara umum terjadi peningkatan

kemampuan daya beli masyarakat selama periode 2009 -2011 di

Kabupaten Bintan. Daya beli Kabupaten Bintan Tahun 2009 tercatat

sebesar 644,59 ribu per orang per bulan dan pada tahun 2010

meningkat menjadi 646,57 ribu. Pada tahun 2011 daya beli

masyarakat Kabupaten Bintan telah mencapai 650,00 ribu. Bila

dibandingkan dengan daya beli secara Nasional dan daya beli Provinsi

Kepulauan Riau maka daya beli masyarakat Kabupaten Bintan telah

lebih baik dari daya beli secara Nasional dan daya beli Provinsi

Kepulauan Riau, tetapi dari data Susenas 2011 tercatat bahwa

penduduk Kabupaten Bintan menghabiskan sekitar 51,53 persen dari

pengeluarannya untuk belanja makanan atau lebih dari separuhnya,

Page 187: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-7

sehingga perlu dukungan pemerintah untuk mendekatkan produk-

produk tersebut ke masyarakat dan mengantisipasi terjadinya

kenaikan inflasi.

8. Masih terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup terjadi di daratan dan

lingkungan perairan. Untuk perairan, seperti kawasan laut dan

pesisir sedangkan di daratan terjadinya polusi, pencemaran akibat

sampah dan pertambangan tanpa izin (pasir darat dan bauksit) serta

kerusakan kawasan konservasi/hutan. Pencemaran perairan (laut)

masih sering terjadi, dalam hal ini penangannya harus melibatkan

instansi vertikal dan beberapa pihak terkait, termasuk perlu

peningkatan penanganan kerusakan mangrove. Sedangkan untuk

pertambangan potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Bintan

berupa pasir, bauksit dan batu granit. Luas lahan kawasan

pertambangan adalah sebesar 4.111 Ha yang lokasinya berada di

Kecamatan Teluk Bintan, Bintan Utara, Teluk Sebong, Bintan Timur

dan Kecamatan Gunung Kijang.kawasan pertambangan tersebar

merata di Kabupaten Bintan di antaranya di Kecamatan Bintan

Timur, Bintan Utara, Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Teluk

Bintan, dan Kecamatan Gunung Kijang. Pertambangan tanpa ijin

masih terus berjalan, sehingga perlu diperkuat pengawasan dan

pengendaliannya untuk memperbaiki kondisi lingkungan serta perlu

peningkatan kinerja rehabilitasi kawasan eks tambang dan kehati-

hatian dalam proses eksploitasi yang sekarang masih berjalan dengan

memperhatikan Precautionary Principle (prinsip kehati-hatian) agar

tidak merusak lingkungan serta penanganan penambangan ilegal

walaupun sudah ada peraturan perundang-undangan yang melarang

ekspor bauksit dalam bentuk Raw Material.

9. Masih kurangnya keahlian/keterampilan masyarakat berdasarkan

potensi daerah

Survey tenaga kerja (SAKERNAS) 2011 terdapat 71.517 jiwa

penduduk angkatan kerja dan sekitar 92,38 persen diantaranya telah

Page 188: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-8

bekerja. Dari penduduk yang bekerja, sebagian besar, yaitu sekitar

24,90 persen bekerja di sektor pertanian. Sektor sektor berikutnya

yang cukup besar peranannya dalam ketenagakerjaan diantaranya

sektor perdagangan (20,53 persen), jasa (19,01 persen) dan industri

pengolahan (12,79 persen), mengingat industri pengolahan masih

didominasi oleh pengoalahan logam dan elektronik yang investasinya

mencapai 64.628,70 US $ yang menyerap tenaga kerja sejumlah

4.375 orang, kondisi ini diharapkan bisa bergeser dan dikembangkan

ke arah industri pengolahan khususnya subsektor marine industries

dan hasil kelautan, serta jasa, khususnya pariwisata.

10. Belum optimalnya penggalian potensi dan pelestarian budaya,

khususnya budaya Melayu dan budaya Daerah

Tidak ditemukannya upaya penjabaran filosofi : Adat bersendi syarak,

syarak bersendi Kitabullah” dalam kehidupan saat ini sebagai tanda

berkarakternya kegiatan-kegiatan pada Budaya Melayu. Kegiatan

kesenian di Kabupaten Bintan belum menunjukkan perkembangan

yang pesat, hal ini terlihat dari masih kecilnya jumlah sanggar seni

yang ada. Meskipun demikian, untuk meningkatkan peranan seni dan

budaya di masyarakat pada tahun 2014 pemerintah daerah telah

melakukan kegiatan pembinaan seni pada 10 sanggar seni, dan

belum adanya karya seni dan budaya yang memperoleh penghargaan

dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual.

11. Masih belum terbentuknya sistem pemerintahan yang terintegrasi

dengan tujuan pembangunan dengan berbasis Good Governance.

Saat ini Kabupaten Bintan belum memiliki SKPD dengan pelayanan

sesuai Standar Operasional Prosedur, dan hanya 10 SKPD yang

menerapkan ISO. IKM terkait pelayanan aparatur adalah 72,46,

sedangkan terkait pelayanan umum di kecamatan adalah 72,34, Hasil

evaluasi Kemenpan/BPKP atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kab. Bintan adalah 30% dan SKPD yang mencapai nilai

LAKIP baik, 16.67%, untuk kondisi pertanahan Kabupaten Bintan

memiliki ±365 Ha Lahan Milik Pemerintah Daerah, 70% Lahan Pemda

Page 189: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-9

yang tidak bersertifikat dengan bersertifikat 20 sertifikat (persil),

mengingat kawasan yang dikelola Pemerintah Kabupaten Bintan,

termasuk Ibu Kota Kabupaten (Seri Bentan) merupakan kawasan

lindung yang masih dikelola oleh Kementerian Kehutanan, secara

garis besar, kondisi ini perlu diperbaiki dan diselesaikan secara

komprehensif dan tuntas. Dukungan sistem yang baik dan efisien

dengan berorientasi e-gov yang dimulai dari sistem perencanaan

pembangunan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta audit dan

pertanggungjawaban harus terintegrasi dalam satu sistem dan

aparatur yang kuat dan efisien.

12. Kurang optimalnya penataan dan pemanfaatan ruang sesuai

dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah

Saat ini terdapat 1 Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW),

31.926,15 Ha luas wilayah produktif, 3362,63 HA luas wilayah

industri, 104 Ha luas wilayah yang terkena banjir, dan 3.115 Ha luas

wilayah perkotaan, dan 4 dokumen RDTR; Tingkat kesesuaian

pemanfaatan ruang di kawasan strategis dan Kecamatan sebesar

40%, 40% rekomendasi perizinan yang memanfaatkan kesesuaian

lahan, dan tingkat Kesesuaian Pemanfaatan Ruang sebesar 50%,

kondisi ini seiring perencanaan pembangunan jangka menengah,

harus dipacu kesesuaian dan ketaatan dalam implementasinya sesuai

Sub Wilayah Pengembangan mencapai 90%-100%..

13. Masih rendahnya peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan.

Peningkatan pemuda dan perempuan (gender issues) dalam

pembangunan merupakan prasyarat wajib yang harus terlibat.

Optimalisasi peran selama ini melalui pemberdayaan dan pembinaan.

Untuk pemuda, selain prestasi dan kompetensi, diarahkan juga pada

peningkatan prestasi oleh raga, even internasional seperti Tour de

Bintan yang rutin diselenggarakan harus mampu melahirkan atlit-

atlit lokal yang berprestasi internasional. Pembinaan telah dilakukan

kepada 104 organisasi pemuda, 10 kegiatan kepemudaan, 10 unit

Page 190: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-10

gedung olahraga, 366 klub olahraga, 13 organisasi keluarga, dan 10

kegiatan olahraga. Komposisi peran perempuan dengan meningkatkan

Indeks kesetaraan gender, angka kesetaraan pada tahun 2014

berkisar dari 24,45 dalam jangka 5 tahun ke depan peran pemuda

dan perempuan secara simultan harus ditingkatkan.

4.1.3 Aspek Daya Saing Daerah

1. Tingginya inflasi dan indeks harga konsumen

Berdasarkan data BPS Kabupaten Bintan inflasi tahun 2014 Laju

inflasi tahun kalender (Januari – Desember) Tahun 2014 sebesar 3,32

persen, jauh lebih rendah dibanding laju inflasi periode yang sama

tahun sebelumnya yang mencapai 6,17 persen. Kenaikan Indeks

Harga Konsumen (IHK) dari 129,83 pada Bulan November 2014

menjadi 129,86 pada Bulan Desember 2014 telah menyebabkan pada

Bulan Desember 2014 terjadi inflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi pada

bulan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi pada bulan

yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,26 persen. Intervensi

menekan inflasi dan indeks harga konsumen harus dilakukan dengan

berbagai cara dan treatmen yang tepat, mengingat kondisi wilayah

yang tersebar di kepulauan, sehingga harus memunculkan kebijakan

daerah yang mampu menjaga keseimbangan dan menjaga stabilitas

harga yang berlaku.

2. Belum optimalnya iklim investasi daerah, industri kecil menengah

dan masih rendahnya fokus pengembangan ekonomi berbasis

kelautan dan pariwisata

Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah kurangnya

percepatan penanganan perijinan, masih tingginya angka kriminalitas

dan rendahnya daya saing investasi dengan daerah lain. Selama ini

belum ada MOU/perjanjian kerjasama bidang perekonominan yang

dihasilkan,meskipun pengawasan yang terkait dengan kebijakan

perekonomian daerah sebanyak 200 perusahaan. Di Kabupaten

Bintan terdapat 100 unit usaha industri kecil dan menengah, 26 unit

Page 191: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-11

usaha terkait agroindustri dan hasil hutan, 1 unit usaha yang terkait

dengan pengolahan limbah industri, 6 unit usaha terkait dengan

industri kerajinan rumah tangga. Terdapat 1700 Izin investasi. Rasio

PMA/PMDN sebesar 1/3 dan investasi perusahaan berskala nasional

sebesar 4.400.000 USD. Rasio daya serap tenaga kerja 138,05.

Peluang pengembangan investasi pada bidang ini dalam jangka

panjang sangat memungkinkan, bahkan bisa naik menjadi 7-10 kali

lipat sampai pada tahun 2020.

3. Masih rendahnya infrastruktur dasar (basic infrastructure)

dan infrastruktur penunjang sebagai complementary pusat

pertumbuhan kawasan ASEAN

Berdasar kondisi jalan, tingkat kemantapan jalan sebesar 80%, dalam

kurun waktu dua tahun terakhir tidak ada panjang jalan tanah yang

dibangun (Lintas Timur dan Jalan Strategis Lainnya), panjang jalan

aspal dibangun dan ditingkatkan sebesar 5.25 Km. Dukungan

infrstruktur yang mampu dimanfaatkan dalam skala nasional dan

internasional adalah pelabuhan internasional dan bandara udara.

Integrasi sistem transportasi antar moda baik di darat maupun

perairan harus terwujud pada tahun 2025. Ketersediaan pelabuhan

laut yang ada saat ini berjumlah 53 buah, terdiri dari 32 buah

pelabuhan rakyat, 4 buah pelabuhan yang berada dalam kawasan

KPBPB, 13 buah pelabuhan DUKS (Dermaga Untuk Kepentingan

Sendiri), dan 4 buah pelabuhan khusus negara. Pembangunan

Bandara udara berstandar internasional harus diwujudkan untuk

menguatkan daya saing daerah, sebagai complementary Batam dan

Singapura, Zona Bandar Udara yang disediakan seluas 107,06 Ha

harus ditambah menyesuaikan kebutuhan standar internasional,

sedangkan pelabuhan laut skala internasional sebagai complement

batam dan Singapura dapat segera diwujudkan karena telah

ditetapkan Zona Pelabuhan seluas 2.951,55 Ha (perairan)

Page 192: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-12

4. Masih dijumpai kriminalitas di masyarakat

Kabupaten Bintan memiliki kepadatan penduduk dan permasalahan

sosial yang tidak terlalu tinggi, tetapi masih menghadapi gangguan

stabilitas sosial dengan adanya tindak pidana (kriminalitas) yang

terjadi di masyarakat. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi daya

saing daerah, khususnya iklim investasi dan jaminan rasa aman dan

nyaman dalam masyarakat. Upaya penurunan tindak pidana harus

dilaksanakan secara integratif dengan bersinergi bersama aparatur

penanggung jawab keamanan (POLRI) dan stake holder-nya.

5. Masih kurangnya inovasi daerah dan lemahnya daya saing

daerah dalam era global

Inovasi dan daya saing sangat berkaitan, inovasi untuk memajukan

aerah sangat dibutuhkan untuk penguatan daya saing daerah,

khususnya Bintan yang memiliki posisi strategis di kawasan ASEAN

dan Asia, selama ini belum ada data yang bisa menunjukkan hasil

inovasi daerah dan keunggulan kompetitif sebagai kekuatan daya

saing berskala nasional dan internasional. Penguatan yang diperlukan

dalam pembangunan jangka panjang adalah: peningkatan kualitas

aparatur yang berstandar internasional baik dari sisi pelayanan

maupun kemampuan perseorangan, minimal pengetahuan dan

pemahaman bahasa internasional beserta attitude nya. Pelayanan

dasar khususnya pendidikan dan kesehatan seharusnya di arahkan

untk berstandar (kualifikasi) internasional, mengingat berlakunya

FTZ, MEA pada tahun 2016. Standar pelayanan dan standar

operasional pemerintahan Kabupaten Bintan harus dirintis

menggunakan standar dan skill internasional, dengan didukung

sarana dan prasarana, infrastruktur dan potensi daerah yang tergali

secara optimal. Kabupaten Bintan bisa diandalkan menjadi pusat

pertumbuhan industri kelautan dan pariwisata alam. Gejala dan bibit

pertumbuhannya sudah nampak, tinggal policy/kebijakan dan

Page 193: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-13

dukungan semua pihak untuk meningkatkan dan mempercepat

pertumbuhannya.

4.2 Isu Strategis

Isu strategis dapat berasal dari dalam berupa permasalahan

pembangunan maupun yang berasal luar dalam skala regional,

nasional maupun international. Sesuai isu-isu strategis yang telah

dihasilkan dalam tahap perumusan yang dilaksanakan dengan focus

group discussion, dituangkan dalam bab ini. Dalam penyajian isu

strategis ini difokuskan pada isu dengan kategori medium term issues

yang diharapkan akan dapat memberikan pengaruh dimasa datang

terhadap pembangunan jangka panjang daerah.

Identifikasi isu yang bersifat strategis diharapkan akan

mempermudah menyatukan pandangan tentang prioritas

pembangunan dan secara teknokratis dapat menjelaskan secara

objektif serta memadai kepada semua pemangku kepentingan.

Analisis terhadap isu-isu yang bernilai strategis merupakan bagian

penting dan perannya sangat menentukan dalam proses penyusunan

rencana pembangunan daerah disamping bersifat melengkapi

tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya.

Merupakan satu keharusan bahwa suatu perencanaan

pembangunan bukan hanya dibuat untuk dan agar dapat diterima

oleh komunitas internal organisasi pembuatnya – dalam hal ini

pemerintah daerah -- melainkan harus dapat diterima semua pihak

di luar organisasi. Oleh karena itu pencermatan dan penelahan

lingkungan eksternal haruslah mendapat bagian yang memadai

dalam proses perencanaan yang bersifat strategis.

Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan

eksternal terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal,

khususnya selama 5 tahun yang akan datang diidentifikasi dengan

Page 194: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-14

baik maka pemerintah daerah dapat mempertahankan kelangsungan

penyelenggaraan pemerintahan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus

diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan

karena dampaknya yang signifikan bagi entitas pemerintahan daerah

dan masyarakat dimasa datang.

Gambar 3.1 Bagan Alir Isu Strategis

Berdasar studi dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan

beberapa hal pokok yang menjadi isu strategis Wilayah Kabupaten

Bintan yang dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan yaitu:

internasional, nasional dan regional dan lokal

4.2.1 Isu Strategis Internasional

Selain Millenium Development Goals (MDGs), isu strategis

internasional dapat digunakan sebagai daya ungkit untuk memiliki

daya saing yang handal. Untuk mewujudkan hal tersebut,

diperlukan strategi yang tepat melalui penyediaan infrastruktur

yang memadai, sumber daya yang berkualitas, manajemen

pengelolaan wilayah yang efektif mampu mengekspos potensi

daerah. Untuk menghadapi hal ini diperlukan sinergitas antara

pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang dilandasi dengan

visi yang jauh ke depan, terukur, dan memperhatikan potensi yang

ada. Dalam kerangka regionalisasi ekonomi yang meliputi MEA,

AFTA+3 (Jepang, China, Korea Selatan), ASEAN-China Free

Trade Agreement (ACFTA) dan Asian Pacific Economic

Cooperation (APEC), serta dimulainya FTZ (Free Trade Zone) yang

Isu strategis InternasionalASEAN FTA, FTZ, MEA,

ACFTA MDGs

Isu Strategis Nasional

Kebijakan RPJMN

Isu Strategis Regional

RPJP Prov Keppri

Isu Strategis Internal Kab

Bintan

Page 195: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-15

akan langsung berdampak pada pembangunan di wilayah

kabupaten Bintan.

4.2.2 Isu Strategis Nasional

4.2.2.1 Kebijakan RPJPN 2005-2025

Isu strategis nasional bertumpu pada arahan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-20025) dengan rincian arahan

sebagai berikut :

a. Mewujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia, Bermoral,

Beretika, Berbudaya, dan Beradab

Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral,

danberetika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan

masyarakat yangpenuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Di

samping itu, kesadaranakan budaya memberikan arah bagi

perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur

budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif dan harmonis

sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon

modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai

kebangsaan.

b. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya-Saing

Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci

bagitercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing

yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-

tantangan globalisasi danmampu memanfaatkan peluang yang ada.

Untuk memperkuat daya saing bangsa, pembangunan nasional

dalam jangka panjang diarahkan untuk (a)mengedepankan

pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;

(b) memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di

setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun

keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam

negeri; (c) meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan

Page 196: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-16

pengetahuan; dan (d) membangun infrastruktur yang maju; serta (e)

melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.

c. Mewujudkan Indonesia yang Demokratis Berlandaskan Hukum

Demokratis yang berlandaskan hukum merupakan landasan penting

untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang maju, mandiri dan

adil. Demokrasi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

berbagai kegiatan pembangunan, dan memaksimalkan potensi

masyarakat, serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi

dalam penyelenggaraan negara. Hukum pada dasarnya bertujuan

untuk memastikan munculnya aspek-aspek positif dan menghambat

aspek negatif kemanusiaan serta memastikan terlaksananya keadilan

untuk semua warga negara tanpa memandang dan membedakan

kelas sosial, ras, etnis, agama, maupun gender. Hukum yang ditaati

dan diikuti akan menciptakan ketertiban dan keterjaminan hak-hak

dasa rmasyarakat secara maksimal. Untuk mewujudkan Indonesia

yang demokratis dan adil dilakukan dengan memantapkan

pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran

masyarakat sipil sehingga proses pembangunan partisipatoris yang

bersifat bottom up bisa berjalan; menumbuhkan masyarakat tanggap

(responsive community) yang akan mendorong semangat sukarela

(spirit of voluntarism) yang sejalan dengan makna gotong royong;

memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin

perkembangan dan kebebasan media dalam mengomunikasikan

kepentingan masyarakat; melakukan pembenahan struktur hukum

dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara

adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.

d. Mewujudkan Indonesia Yang Aman, Damai dan Bersatu

Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial,

ekonomi,dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia

memerlukan kemampuan pertahanan negara yang kuat untuk

menjamin tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Adanya gangguan keamanan dalam berbagai bentuk

Page 197: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-17

kejahatan dan potensi konflik horisontal akan meresahkan dan

berakibat pada pudarnya rasa aman masyarakat. Terjaminnya

keamanan dan adanya rasa aman bagi masyarakat merupakan

syarat penting bagi terlaksananya pembangunan di berbagai bidang.

e. Mewujudkan Pembangunan yang Lebih Merata dan Berkeadilan

Pembangunan yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh

komponen bangsa di berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan

partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, mengurangi

gangguan keamanan, serta menghapuskan potensi konflik sosial

untuk tercapainya Indonesia yang maju,mandiri dan adil.

f. Mewujudkan Indonesia yang Asri dan Lestari

Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal

pembangunan nasional dan, sekaligus sebagai penopang sistem

kehidupan. Sumber daya alam yang lestari akan menjamin

tersedianya sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan.

Lingkungan hidup yang asri akan meningkatkan kualitas hidup

manusia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia yang

maju,mandiri, dan adil, sumber daya alam dan lingkungan hidup

harus dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan

pembangunan nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan

yang berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat

utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.

g. Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan yang Mandiri,

Maju, Kuat dan Berbasiskan Kepentingan Nasional

Pembangunan kelautan pada masa yang akan datang diarahkan

pada pola pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan

sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek

sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi,

lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan

teknologi.

h. Mewujudkan Indonesia yang Berperan Aktif DalamPergaulan

Internasional

Page 198: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-18

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial merupakan amanat konstitusi

yang harus diperjuangkan secara konsisten. Sebagai negara yang

besar secara geografis dan jumlah penduduk, Indonesia

sesungguhnya memiliki peluang dan potensi untuk mempengaruhi

dan membentuk opini internasional dalam rangka memperjuangkan

kepentingan nasional. Dalam rangka mewujudkan Indonesia maju,

mandiri, adil dan makmur, Indonesia sangat penting untuk berperan

aktif dalam politik luar negeri dan kerja sama lainnya baik di tingkat

regional maupun internasional, mengingat konstelasi politik dan

hubungan internasional lainnya yang terus mengalami perubahan-

perubahan yang sangat cepat.

4.2.2.2 Kebijakan RPJMN 2015-2019

Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan

pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini,

maka visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN

BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG”

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan

yaitu :

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia

sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

Page 199: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-19

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia

yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan

berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda

prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem

dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit

bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial

Indonesia.

4.2.3 Isu Strategis Regional

Isu strategis regional yang bisa diformulasikan dari Provinsi Kepulauan

Riau sebagai berikut :

Page 200: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-20

1. Kemiskinan perlu terus diturunkan

Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau cenderung menurun

dalam enam tahun terakhir, yaitu sebesar 8,13% (137.072 jiwa) pada

tahun 2010 menjadi 6,24% (122.398 Jiwa) pada tahun 2015, namun

lebih tinggi jika dibandingkan Bangka Belitung (4,97%).

2. Pengangguran cukup tinggi

Tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi, yaitu sebesar 6,20%

pada tahun 2015. Apabila tidak memperoleh perhatian serius angka

pengangguran dapat terus meningkat.

3. Kualitas Pembangunan Manusia belum optimal

IPM Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan kecenderungan

meningkat. Angka IPM pada tahun 2014 sebesar 73,40 perlu terus

ditingkatkan agar kualitas SDM semakin baik, sehingga Angka Usia

Harapan Hidup, Angka Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan

Sekolah, dan Tingkat pengeluaran perkapita (daya beli) semakin

tinggi.

4. Kesetaraan dan Keadilan Gender masih rendah

IPG Provinsi Kepri pada tahun 2014 baru mencapai 93,20, dan IDG

tahun 2013 sebesar 60,79. Dibandingkan IPM, IPG Provinsi Kepri

masih lebih rendah. Dilihat capaian masing-masing indikator

pembentuk IPG dan IDG, secara umum masih terdapat kesenjangan

hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan pada bidang

pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik.

5. Pemerataan dan Mutu Pendidikan masih rendah

Pemerataan dan kualitas pendidikan masih belum optimal, terkendala

pada kondisi geografis masing-masing kabupaten/kota yang

dipisahkan oleh laut. APK SMA/SMK/MA relatif rendah, baru

mencapai 89,37% pada tahun 2015. Pemerataan guru pada wilayah

terpencil belum merata.

6. Derajat Kesehatan Masyarakat belum optimal

Derajad kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau belum optimal. Angka

Usia Harapan Hidup tahun 2014 sebesar 69,97 tahun, AKI sebesar

Page 201: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-21

137 per 100.000 KH, AKB sebesar 16 per 1.000 KH, AKBa sebesar 25

per 1000 KH dan Gizi Buruk sebesar 0,53%. Prevalensi penyakit

menular dan penyakit tidak menular juga tinggi.

7. Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Belum Memadai

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik tahun 2015

sebesar 71,97%, Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 10,20%,

Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air

minum layak 73,57%, Proporsi rumah tangga dengan akses

berkelanjutan terhadap sanitasi dasar 71,35%.

8. Kesenjangan Antar Daerah Cukup Tinggi

Kesenjangan pembangunan antar daerah masih tergolong tinggi,

terutama antara Kota Batam dengan kabupaten/kota yang lain.

Ketimpangan pedapatan antar kelompok penduduk menunjukkan

angka yang cukup tinggi sebesar 0,36 pada tahun 2013.

9. Pengembangan Wilayah Perbatasan Belum Optimal

Kepulauan Riau memiliki 19 Pulau Terluar (Karimun 2, Batam 4,

Bintan 1, Natuna 7, Anambas 5) yang berbatasan langsung dengan

negara tetangga. Baru 1.795 pulau dari 2.408 pulau yang diakui dan

613 masih dalam proses penetapan di PBB. Tingkat pengembangan

wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga belum optimal.

10. Kapasitas Fiskal Daerah Yang Terbatas

Kapasitas keuangan daerah untuk membiayai belanja daerah relatif

kecil, pada tahun 2015 total penerimaan (pendapatan daerah dan

penerimaan pembiayaan daerah) hanya sebesar 2.637 milyar rupiah.

11. Pengembangan Kemaritiman dan pariwisata

Kepulauan Riau memiliki luas wilayah laut seluas 96% dengan

potensi maritim dan wisata yang besar, namun saat ini belum

dikembangkan.

12. Konektivitas Antar Pulau dan Antar Kabupaten Kota

Transportasi udara (penerbangan komersial) belum menjangkau

seluruh Kabupaten; Transportasi antar pulau belum memadai dari

aspek sarpras (pelabuhan dan dermaga dan kapal angkutan umum).

Page 202: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-22

Hal ini ditandai dengan jumlah pelabuhan internasional 11 unit,

Jumlah pelabuhan barang internasional 6 unit, Pelabuhan Perintis 5

unit, Pelabuhan Samudera 3 unit.

13. Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan yang Tinggi

Situasi kerentanan terhadap kerawanan pangan di kabupaten/kota di

Provinsi Kepulauan Riau tergolong tinggi. Berdasarkan peta

ketahanan pangan dan kerentanan pangan kabupaten/kota tahun

2015, dari sebanyak 43 kecamatan, tidak ada kecamatan yang

termasuk Prioritas 1 dan 2, ada 3 kecamatan pada Prioritas 3 (6,98

persen), 10 kecamatan pada Prioritas 4 (23,26 persen), 9 kecamatan

pada Prioritas 5 (20,93 persen), dan 21 kecamatan pada Prioritas 6

(48,84 persen). Kecamatan-kecamatan di Prioritas 3 dan 4 merupakan

kecamatan-kecamatan yang memiliki kerentanan terhadap kerawanan

pangan dan gizi tingkat sedang, sedangkan prioritas 5 dan 6 termasuk

kategori tahan pangan.

Sedangkan kebijakan level Provinsi dalam jangka panjang adalah

sebagai berikut :

1. Mewujudkan Masyarakat Kepulauan Riau yang Memiliki

Kepribadian dan Berakhlak Mulia

Menciptakan kondisi dimana masyarakat Kepulauan Riau yang

memiliki kepribadian dan berakhlak mulia sangat penting sebagai

landasan bagi pelaksanaan pembangunan yang lain. Sikap mental

dan moral mencerminkan budaya suatu masyarakat akan menjadi

ukuran bagi pihak luar dalam memandang Kepulauan Riau.

Pencitraan dan penilaian pihak luar terhadap Kepulauan Riau

merupakan kondisi riil yang menjadi sebuah nilai bagi

masyarakatnya untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan

penilaian tersebut.

2. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Kepulauan Riau yang

Berkualitas Pendidikan, Memiliki Etos Kerja dan Produktivitas

Yang Tinggi

Page 203: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-23

Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan modal dalam

meningkatkan daya saing daerah baik skala nasional dan global.

Pendidikan akan mepengaruhi etos kerja dan akhirnya

meningkatkan daya saing. Daya saing akan memberikan kelenturan

berpikir dan bertindak dalam mengelola peluang dan meningkatkan

tantangan menjadi peluang. Untuk mewujudkan sumber daya

manusia Kepulauan Riau yang berkualitas pendidikan, memiliki etos

kerja dan produktivitas yang tinggi perlu didukung dengan kebijakan

pembangunan.

3. Meningkatkan Daya Saing Daerah Agar Mampu Melaksanakan

Pembangunan Dalam Perekonomian Nasional dan Global

Khususnya Dalam Bidang Industri Pengolahan, Perikanan dan

Kelautan serta Pariwisata.

Kemajuan suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh kuatnya

pemerintahan namun juga oleh kualitas sumberdaya manusia.

Sumberdaya manusia antar satu daerah dengan daerah lain

memiliki relativitas kemampuan. Untuk mengukur kemampuan

daerah dalam pergaulan secara nasional dan global agar tetap eksis

dapat dilakukan dengan peningkatan daya saing. Daya saing daerah

meliputi seluruh potensi baik sumberdaya alam (SDA), sumberdaya

buatan (SDB), sumberdaya manusia (SDM) dan sumberdaya sosial

(SDS) secara bersama-sama dan terintegrasi mencerminkan kondisi

daerah. Untuk mewujudkan peningkatan daya saing daerah agar

mampu melaksanakan pembangunan dalam perekonomian nasional

dan global.

4. Mewujudkan Masyarakat Kepulauan Riau yang Dapat Memenuhi

Seluruh Kebutuhan Dasar Hidupnya Secara Layak

Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang seluruh

kebutuhannya terpenuhi dengan ketersediaan bahan kebutuhan

pokok dan pelayanan dasar yang terjangkau. Pembangunan

diarahkan untuk meningkatkan ekonomi daerah dan kesejahteraan

Page 204: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-24

seluruh masyarakat. Untuk mewujudkan masyarakat Kepulauan

Riau yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar hidupnya

secara layak arah kebijakan yang dilakukan mencakup aspek sosial,

ekonomi, infrastruktur dan lainya.

5. Mewujudkan Provinsi Kepulauan Riau Sebagai Salah Satu Pusat

Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dalam Bidang Industri

Pengolahan, Perikanan dan Kelautan serta Pariwisata

Secara kodrati Kepulauan Riau berdekatan dengan negara yang

sudah maju seperti Singapura dan Malaysia serta didukung oleh

kebijakan pemerintah yang menetapkan Kepulauan Riau sebagai

salah satu kawasan strategis nasional. Potensi dan peluang tersebut

hanya akan memberi manfaat jika dilakukan perencanaan yang

komprehensif dalam menatap masa depan Kepulauan Riau yang

lebih maju. Dengan potensi yang ada, keinginan untuk menjadikan

Kepulauan Riau sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi

nasional tidak bisa ditunda lagi.

4.2.4 Isu Strategis Lokal

Isu strategis yang bisa dimunculkan dari skala lokal, khusus kabupaten

Bintan antara lain berupa :

1. Isu Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, ada 4 isu strategis di anggap paling penting

seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Identifikasi Isu-isu Kunci / Strategis Aspek Ekonomi Prioritas

No Isu

1. Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

2. Pengembangan Kawasan Minapolitan 3. Pegembangan Pariwisata 4. Peningkatan Aksesibilitas Ke Pulau- Pulau Kecil 5. Pengembangan infrastruktur jalan, terminal, pelabuhan dan

lapangan udara berskala internasional

Page 205: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-25

a. Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan

Internasional

Pemerintah Kabupaten Bintan mendukung program pemerintah pusat

yaitu pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan

Bebas di Provinsi Kepulauan Riau yang mencakup wilayah yang lebih

luas meliputi wilayah Batam, Bintan, dan Karimun. Upaya

pengembangan kawasan khusus tersebut juga mendapat dukungan

dari Pemerintah Singapura dengan ditandatanganinya Nota

Kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah

Singapura pada tanggal 25 Juni 2006 tentang Kerjasama

Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus di Provinsi Kepulauan Riau.

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam,

Bintan, Karimun (BBK) merupakan salah satu Kawasan Strategis

Nasional (KSN) dan kandidat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam

bentuk KPBPB. Terkait dengan pengembangan kawasan ini, telah

terdapat suatu proses penandatanganan kesepakatan kerjasama

ekonomi antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Singapura.

Kesepakatan kerjasama tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan

adanya penetapan lokasi pengembangan KPBPB melalui Peraturan

Pemerintah No.46/2007 untuk KPBPB Batam, PP No.47/2007 untuk

KPBPB Bintan dan PP No.48/2007 untuk KPBPB Karimun. Dalam

rangka upaya operasionalisasi KPBPB Batam, Bintan, Karimun telah

ditetapkan pula Peraturan Presiden No. 9, 10, dan 11 Tahun 2008

tentang Dewan Kawasan KPBPB Batam, Bintan, Karimun sebagai

bentuk kelembagaannya.

Selain kebijakan-kebijakan tersebut diatas yang telah menjadi

komitmen Pemerintah Indonesia, maka bila ditinjau dari aspek sistem

perkotaan nasional dan posisi geografisnya, kawasan BBK ini juga

memiliki potensi besar, antara lain :

Page 206: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-26

Fungsi Kawasan BBK secara nasional adalah sebagai Pusat

Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Strategis Nasional

(PKSN), dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang strategis;

Secara geografis, kawasan BBK terletak pada jalur perdagangan

internasional yang menjadikannya sebagai pintu gerbang

masuknya arus investasi asing ke Indonesia, terutama karena

kedekatannya dengan Singapura dan Malaysia. Apabila didukung

dengan keberadaan infrastruktur yang sesuai dan kompetitif,

maka kawasan ini dapat menjadi kawasan yang kompetitif dan

berdaya saing tinggi;

Kawasan BBK terletak di tengah pasar internasional (Singapura,

China, India, Australia, dan pasar dunia yang lebih luas lainnya).

Dalam PP tersebut lokasi FTZ Bintan terdiri dari kawasan Bintan

Utara dengan liputan wilayah hampir setengah pulau Bintan.

Disamping itu, terdapat 5 lokasi lain yang berupa enclave yaitu

kawasan Anak Lobam, kawasan maritim Bintan Timur, kawasan

Galang Batang, kawasan Senggarang dan kawasan Dompak. Pulau

Bintan merupakan wilayah yang cukup siap untuk menarik investasi.

Keberadaan bonded zones di Bintan menyebabkan kawasan ini tidak

asing lagi bagi investor yang ingin menanamkan investasinya di sektor

industri manufaktur. Selain itu, Bintan selama ini juga telah menjadi

lokasi kunjungan wisatawan mancanegara, walaupun yang terbesar

masih berasal dari Singapura. Ditinjau dari sisi infrastruktur,

sekalipun belum sebaik Batam, namun Bintan telah memiliki fasilitas

pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Dengan adanya pemekaran

wilayah, maka Kota Tanjung Pinang menjadi suatu wilayah

administratif yang berdiri sendiri. Namun demikian, dalam konteks

KEK BBK, penyebutan Bintan akan secara implisit diartikan sebagai

keseluruhan pulau Bintan.

Page 207: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-27

b. Pengembangan Kawasan Minapolitan

Pemerintah melalui kebijakannya mengeluarkan Undang-Undang

Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil dan pada Pasal 63 ayat 1 dinyatakan bahwa pemerintah

dan pemerintah daerah wajib memberdayakan masyarakat dalam

meningkatkan kesejahteraannya. Ini berarti bahwa model-model

pemberdayaan akan terus bergulir sehingga penentuan model

pemberdayaan yang berbasis sosio-ekologi dan karakteristik daerah

nelayan adalah hal yang sangat perlu untuk dilakukan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

12/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, maka

wilayah perairan Kabupaten Bintan termasuk salah satu kawasan

minapolitan yang ada di Indonesia. Secara keseluruhan luas wilayah

Kabupaten Bintan adalah 88.038,54 Km2 terdiri atas wilayah daratan

seluas 1.946,13 Km2 dan wilayah laut seluas 86.398,33 km2

(97,74%). Pada tahun 2009, volume produksi perikanan mencapai

20.083,35 Ton dan mengalami peningkatan produksi sebesar 4,18

persen dari tahun sebelumnya, dengan nilai produksi mencapai

157,76 Milyar Rupiah atau meningkat sebesar 3,56%. Hal ini

menunjukan bahwa potensi perikanan di Kabupaten Bintan cukup

besar, mengingat luas perairan yang jauh lebih besar dibandingkan

luas daratannya.

Berdasarkan potensi yang ada maka Pemerintah Kabupaten Bintan

melalui SK Bupati Bintan No : 377/VIII/2010, telah menetapkan

Kecamatan Mantang, Kecamatan Bintan Pesisir dan Kecamatan

Bintan Timur sebagai kawasan Minapolitan di Kabupaten Bintan

dengan fokus pengembangan perikanan tangkap di Kecamatan Bintan

Timur dengan komoditas ikan pelagis dan demersal, serta

pengembangan perikanan budidaya di Kecamatan Mantang dan

Kecamatan Bintan Pesisir dengan komoditas rumput laut, kerapu dan

teripang.

Page 208: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-28

Dengan di tetapkannya Kabupaten Bintan sebagai salah satu daerah

kawasan minapolitan dimana Kecamatan Mantang Sebagai Tempat

Budidaya, Kecamatan Bintan Timur, dan Kecamatan Bintan

Pesisirsebagai sentra pemasaran dan Kecamatan Bintan Pesisir

sebagai penagkapan ikan dan budidaya rumput laut. Potensi kelautan

dan perikanan di Kabupaten Bintan sangat besar karena hampir 98%

wilayah Kabupaten Bintan adalah lautan. Potensi perikanan yang

dimiliki Kabupaten Bintan terdiri dari perikanan tangkap, perikanan

budidaya, pengolahan produk perikanan, industri bioteknologi

kelautan, industri sumberdaya laut-dalam dan pemanfaatan muatan

barang kapal tenggelam, wisata bahari dan potensi mangrove dan

terumbu karang. Komoditas hasil kelautan dan perikanan yang

dikembangkan di Kabupaten Bintan merupakan komoditas unggulan

yang terdiri dari rumput laut (seaweed), padang lamun (seagrass), ikan

dan biota laut ekonomis tinggi serta komoditi hasil budidaya

perikanan.

c. Pegembangan Pariwisata

Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Riau yang diimplementasikan ke

dalam 6 (enam) Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata, maka

Kabupaten Bintan ini termasuk dalam Unit Pengembangan Wilayah

Pariwisata B yang pengembangannya diarahkan pada pengembangan

wisata terpadu (Kawasan Lagoi dan Kuala Sempang), ekowisata

(Kawasan Air Terjun Gunung Bintan), wisata religi/sejarah (Kawasan

Kota Kara dan Bukit Batu), wisata bahari (Kawasan Lagoi, Sakera

Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara, Kawasan Trikora di

Kecamatan Gunung Kijang, kawasan Berakit dan beberapa pulau di

Kecamatan Tambelan, Bintan Pesisir dan Mantang), Desa Wisata

(Kawal dan Teluk Bakau di Kecamatan Gunung Kijang, Sebong Pereh,

Sei Kecil, Sebong Lagoi dan Berakit di Kecamatan Teluk Sebong,

Malang Rapat, serta Bintan Bekapur di Kecamatan Teluk Bintan).

Page 209: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-29

d. Peningkatan Aksesibilitas Ke Pulau-Pulau Kecil

Wilayah Kabupaten Bintan berupa wilayah yang terdiri atas beberapa

gugusan pulau besar dan kecil, sehingga membutuhkan penyediaan

prasarana dan sarana wilayah dengan biaya tinggi (high cost),

sehingga aksesibilitas menuju ke beberapa gugus pulau kecil di

Kabupaten Bintan, terutama ke Pulau Tambelan terbatas. Selain itu

belum meratanya penyediaan prasarana dan sarana sosial ekonomi

wilayah, khususnya di beberapa pulau kecil, merupakan salah satu

isu utama di Kabupaten Bintan.

e. Pengembangan infrastruktur jalan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara

Selain jaringan jalan, rencana pengembangan sistem jaringan

trasportasi darat juga diarahkan pada pembentukan simpul-simpul

transportasi yaitu berupa terminal transportasi darat, pelabuhan dan

lapangan udara.

2. Isu Sosial – Masyarakat

Dalam bidang Sosial-Masyarakat, ada 2 isu strategis di anggap paling

penting seperti terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.2 Isu-isu Kunci / Strategis Aspek Sosial – Masyarakat Prioritas

No Isu 1. Pemerataan Penduduk dan Peningkatan Pelayanan Dasar 2. Sinkronisasi Kebijakan/Aturan

a. Pemerataan Penduduk dan Pelayanan Dasar

Pada tahun 2008 penduduk Kabupaten Bintan tercatat 125.028 jiwa

yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 61.138 jiwa dan jenis kelamin

perempuan 63.920 jiwa dengan jumlah penduduk terbesar tedapat di

Kecamatan Bitan Timur (35.676 jiwa), sedangkan jumlah penduduk

terkecil terdapat di Kecamatan Mantang (3.673 jiwa). Apabila

dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2004 yang berjumlah

115.675 jiwa, maka laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2004-

Page 210: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-30

2008 sebesar 1,62% per tahun. Kepadatan penduduk terbesar

terdapat di Kecamatan Bintan Utara dengan tingkat kepadatan

sebesar 64 jiwa/Km2, dan wilayah di Kabupaten Bintan yang memiliki

kepadatan penduduk terendah adalah di Kecamatan Tambelan dan

Teluk Sebong dengan tingkat kepadatan sebesar 28 jiwa/Km2.

Karakteristik geografis yang terdiri dari banyak pulau-pulau kecil

menyebabkan jarak menjadi kendala sehingga pembangunan menjadi

kurang merata. Selain itu keberpihakan yang terlalu besar pada FTZ

belum dirasakan dampak multiplier-nya terhadap kemerataan

kesejahteraan masyarakatBelum optimalnya pelayanan dasar ke

beberapa pulau-pulau kecil di Kabupaten Bintan menjadi salah satu

isu utama, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya aksesibilitas

menuju remote area.

b. Sinkronisasi Kebijakan dan Aturan

Banyak kebijakan antar sektor dan antar daerah yang belum padu

dan sinkron sehingga tumpang tindih bahkan bertabrakan satu sama

lain. Sinkronisasi kebijakan di sini adalah perizinan yang terkait

dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau

pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan

ruang. Izin dimaksud antara lain berupa izin lokasi/fungsi ruang,

amplop ruang, dan kualitas ruang. Dengan demikian, perizinan

pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Bintan, dikeluarkan oleh

sesuai dengan kewenangan masing-masing yang telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Isu Lingkungan

Dalam bidang Lingkungan, ada 4 isu strategis di anggap paling penting

seperti terlihat dalam table berikut :

Page 211: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-31

Tabel 3.3 Isu-isu Kunci / Strategis Aspek Lingkungan Prioritas

No Isu 1. Kecenderungan Kawasan Lindung untuk Budidaya 2. Peningkatan Kualitas Lingkungan 3. Pengolahan Sampah 4. Peningkatan Kualitas Air Baku

a. Kecenderungan Kawasan Lindung Untuk Budidaya

Isu kawasan lindung untuk budidaya muncul karena banyak kegiatan

pembangunan baik berupa pembangunan permukiman perkotaan

maupun tambang yang merusak kelestarian hutan. Tentunya ini akan

dapat mengancam kelangsungan kehidupan di wilayah Kabupaten

Bintan yang terdiri dari pulau-pulau kecil yang umumnya memiliki

keterbatasan dalam hal ketersediaan air tawar. Keberadaan hutan

memiliki fungsi penting untuk dapat menjaga fungsi tata air dan

menjamin ketersediaan air bersih di wilayah Kabupaten Bintan yang

terdiri dari pulau-pulau kecil. Selain itu kehilangan hutan akibat

pemangkasan lahan yang umumnya berbukit untuk permukiman

perkotaan juga mengakibatkan meluasnya kawasan rawan kejadian

bencana tanah longsor.

b. Peningkatan Kualitas Lingkungan

Pencegahan pencemaran darat, perairan dan laut juga menjadi isu

lingkungan yang menjadi prioritas. Hal ini terkait dengan

berkembangnya aktivitas industri, pertambangan dan permukiman

yang seringkali tidak dilengkapi dengan perencanaan dan instalasi

pengolahan sampah dan limbah yang memadai. Sebagai akibatnya

kondisi lingkungan menjadi semakin buruk karena perkembangan

berbagai aktivitas tersebut. Dengan daya dukung lingkungan pulau

kecil yang terbatas, maka pencemaran darat, perairan dan laut ini

akan mengganggu keberlangsungan ekosistem termasuk juga aktivitas

ekonomi masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Bintan.

Banyaknya aktifitas pembangunan yang tidak dilengkapi dengan

Page 212: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-32

AMDAL juga menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas

lingkungan. Selain itu, kurang optimalnya pengawasan terhadap

kegiatan pembangunan juga akan menimbulkan penurunan kualitas

lingkungan.

c. Pengolahan Sampah

Sistem pengelolaan sampah dititik beratkan untuk mencegah

terjadinya masalah-masalah lingkungan, seperti pencemaran

lingkungan, timbulnya genangan, gangguan estetika dan penyebaran

penyakit. Dalam implementasinya pengembangan sistem pengelolaan

persampahan diarahkan untuk menciptakan lingkungan yang bersih

dan sehat, yang penanganannya diprioritaskan untuk daerah-daerah

pusat kota yang belum mendapat pelayanan dan daerah permukiman

baru. pengolahan sampah yang dilakukan di TPA dengan cara sistem

open dumping, yang selanjutnya ditingkatkan menjadi sistem lahan

urug (sanitary land fill) yang dilengkapi sarana sistem drainase

permukaan maupun bawah permukaan, sistem pembuangan gas yang

dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa)

pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah), serta daur

ulang. Selain itu sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk

dapat dimanfaatkan kembali, seperti plastik, kertas dan kaleng dapat

dijadikan sebagai bahan baku industri pengolahan sampah, yang

selanjutnya dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah

dipisahkan menjadi bahan baku atau barang jadi.

d. Pencegahan Dan Pencemaran Air Baku

Pencemaran perairan dapat mengganggu ketersediaan air baku dan

aktivitas perikanan budidaya air tawar, sedangkan pencemaran laut

akan mengganggu keberlangsungan aktivitas perikanan tangkap

maupun budidaya laut.Kabupaten Bintan sangat mengandalkan

sumber air permukaan sebagai sumber air baku yang dapat

dimanfaatkan untuk air minum. Alternatif lain pemenuhan

kebutuhan air minum dapat dilakukan dengan membuat bak-bak

Page 213: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-33

penampung air hujan yang dikelola secara individu, berupa sumur

penampungan air hujan yang dibuat di halaman rumah dengan

menggunakan material yang lulus air dan tahan longsor, serta harus

bebas dari kontaminasi atau pencemaran limbah.

4. Isu-isu Kunci Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Bintan

Hasil kompilasi isu-isu kunci maka diperoleh 11 (sebelas) isu kunci

pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bintan.

Tabel 3.4 Daftar 11 Isu Kunci Pembangunan Berkelanjutan Di Kabupaten Bintan

No ISU ASPEK EKONOMI 1. Pengembangan Kawasan Pelabuhan Bebas Dan Pelayaran Bebas 2. Pengembangan Kawasan Minapolitan 3. Pengembangan Pariwisata 4. Peningkatan Aksebilitas Ke Pulau- Pulau Kecil 5. Pengembangan infrastruktur jalan, terminal, pelabuhan dan

lapangan udara ASPEK SOSIAL

6. Pemerataan Penduduk Dan Peningkatan Pelayanan Dasar 7. Sinkronisasi Kebijakan/Aturan ASPEK LINGKUNGAN

8. Kecendrungan Kawasan Lindung untuk Budidaya 9. Peningkatan Kualitas Lingkungan 10. Pengolahan Sampah 11. Peningkatan Kualitas Air Baku

5. Isu Pengembangan Wilayah Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Dalam menentukan isu strategis dan visi, misi serta arah kebijakan

pembangunan perlu dipertimbangkan perwilayahan pembangunan secara

keruangan dan pusat kegiatan yang direncanakan sesuai dengan RTRW

Kabupaten Bintan tahun 2011-2031.

Tabel 3.4 Sistem Perkotaan Kabupaten Bintan

No. Hierarki Pusat Skala

Pelayanan Fungsi

Arahan Pengembangan Infrastruktur

1. PKL Bandar Seri Bentan (Orde I)

Regional dan Kabupaten

Pusat Pemerintahan Kabupaten, Pusat Perdagangan Jasa dan

Fasilitas pelayanan publik untuk tingkat kabupaten, pelabuhan regional,

Page 214: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-34

No. Hierarki Pusat Skala

Pelayanan Fungsi

Arahan Pengembangan Infrastruktur

Pemasaran, Pusat Produksi Pengolahan, Pusat Pelayanan Sosial, Pusat Kegiatan Pariwisata

jaringan jalan yang terintegrasi (arteri, kolektor, dan lokal), terminal regional

2. PKL Kijang (Orde II)

Kabupaten dan Kecamatan

Pusat permukiman, pendidikan, pertambanga, pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa, wisata, dan industri

Fasilitas pelayanan publik untuk tingkat kabupaten, pelabuhan regional, jaringan jalan (arteri, kolektor dan lokal), terminal regional

3. PKL Tanjunguban (Orde II)

Kabupaten dan Kecamatan

Pusat permukiman, pertanian, Pendidikan, perdagangan dan jasa, wisata, dan industri

Fasilitas pelayanan publik untuk tingkat kabupaten, pelabuhan regional, jaringan jalan (arteri, kolektor dan lokal), terminal regional

3. PKLp Teluk Sekuni

(Tambelan) (Orde II)

Kecamatan Pusat Permukiman, konservasi, pertanian, perikanan, dan wisata

Fasilitas pelayanan publik untuk tingkat kecamatan kepulauan, pelabuhan lokal, jaringan jalan (lokal), terminal lokal

4. PPK Orde III Teluk Lobam Kota Baru Tembeling

Tanjung Kelong Mantang Kawal

Kecamatan Pusat permukiman skala kecamatan

Fasilitas pelayanan publik untuk tingkat kecamatan, jaringan jalan (lokal), terminal lokal

5. PPL Sebong Pereh Malang Rapat Kuala

Sempang Sri Bintan Air Gubi Mantang Baru Berakit Numbing Penaga Toapaya

Selatan Toapaya Asri

Antar Desa Pusat permukiman skala lingkungan

Fasilitas pelayanan publik untuk tingkat desa dan lingkungan, jaringan jalan (lokal)

Page 215: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan IV-35

Arahan Kawasan Strategis Kabupaten Berdasarkan pertimbangan dan

kriteria yang telah ditetapkan, maka secara keseluruhan usulan Kawasan

Strategis Kabupaten sesuai dengan RTRW Kabupaten Bintan tahun 2011-

2031 adalah sebagai berikut:

(1) Kawasan strategis Kabupaten Bintan, meliputi :

a. kawasan Industri Lobam;

b. kawasan Industri Galang Batang;

c. kawasan Industri Maritim di Kecamatan Bintan Timur;

d. kawasan Pariwisata Lagoi;

e. kawasan Pariwisata Sebong Pereh dan Sebong Lagoi;

f. kawasan Pariwisata sepanjang pantai Trikora dan sepanjang

pantai di Kecamatan Gunung Kijang;

g. kawasan Taman Wisata Laut Pulau Tambelan di Kecamatan

Tambelan;

h. kawasan Ibukota Kabupaten Bintan Bandar Seri Bentan;

i. kawasan Wisata Terpadu Kuala Sempang;

j. kawasan Wisata Bahari di Mapur;

k. kawasan Perkotaan Kijang dan Tanjung Uban;

l. kawasan Minapolitan Mantang, Bintan Timur dan Bintan Pesisir;

m. kawasan strategis Pusat Kegiatan Lokal Promosi Tambelan.

Page 216: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 1  

5.1 VISI

Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan

daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang. Visi juga

harus menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu

strategis yang harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan

dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang daerah.

Kabupaten Bintan yang lebih sejahtera adalah cita-cita dan

harapan bersama dengan tekad melakukan sejumlah perubahan-

perubahan mendasar untuk mempersiapkan pondasi yang kuat bagi

pembangunan Kabupaten Bintan pada periode 2016-2021, guna

menyongsong terwujudnya Kabupaten Bintan Gemilang pada 2025.

Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan

pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis,

dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka

menengah daerah maka Visi Kabupaten Bintan tahun 2016-2021 adalah :

Terwujudnya Kabupaten Bintan yang Madani dan Sejahtera

Melalui Pencapaian Bintan Gemilang 2025 (Gerakan Melangkah Maju

di Bidang Kelautan, Pariwisata, dan Kebudayaan)”

Adapun penjelasan visi tersebut berdasarkan kata kunci adalah sebagai

berikut :

Madani :

1. Masyarakat yang beradab dan agamis

2. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;

3. masyarakat yang demokratis

RPJMD 2016-2021

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB. V

Page 217: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 2  

4. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Program-program pembangunan berbasis masyarakat

Madani merupakan perwujudan dari masyarakat yang beradab,

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan

ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sebuah masyarakat demokratis dimana

para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam

menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya;

dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi

kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program

pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani

bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken for

granted. Masyarakat madani adalah konsep yang dibentuk dari poses

sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus menerus.

Sejahtera :

1. Kesehatan

2. Pendidikan

3. Daya beli

Kesejahteraan yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan

yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar

pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks

lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah.

Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang

merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan

dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan

elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan

masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera

lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna.

Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri

yang tinggi pada masyarakat Kabupaten Bintan untuk mencapai kualitas

Page 218: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 3  

kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi daerah

lainnya.

Bintan Gemilang 2025 Gerakan Melangkah Maju di Bidang:

1. Kelautan

2. Pariwisata

3. Kebudayaan

Memiliki arti “Gerakan Melangkah Maju”, gerakan yang dimaksud

merupakan gerakan pembangunan yang dilakukan secara terencana dan

bertahap untuk lebih maju yang melibatkan secara aktif seluruh pihak di

kabupaten Bintan dengan jangka waktu target capaian sampai tahun

2025. Pembangunan dikembangkan sesuai potensi dan keunggulan

kabupaten Bintan, yaitu sektor kelautan dan pariwisata sebagai core dan

sekaligus sebagai driver activity. Serta dengan melestarikan dan

memajukan seluruh hasil kegiatan dan penciptaan akal budi masyarakat

seperti kesenian, dan adat istiadat dengan bersandar pada Budaya

Melayu.

5.2 Misi

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan tersebut maka

ditentukan 8 (delapan) Misi pembangunan 2016-2021 yang akan dicapai

yaitu:

1. Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investasi yang

berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal

terutama di bidang pariwisata dan kelautan.

2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang berkualitas,

terintegrasi dan merata.

3. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance) dan demokratis sebagai langkah melayani

masyarakat dengan sepenuh hati.

Page 219: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 4  

4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas SDM

agar bisa bersaing dalam kompetisi global.

5. Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang religius dan

berbudaya Melayu sebagai landasan pembangunan masyarakat.

6. Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat, Mewujudkan

Kesejahteraan Sosial dan pengarusutamaan gender dalam berbagai

aspek pembangunan.

7. Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan di Kabupaten

Bintan

8. Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas

pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5.3 Tujuan dan Sasaran

Penetapan tujuan dan sasaran di dasarkan pada faktor-faktor

kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi.

Tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan

terarah dalam rangka mencapai visi dan misi Pemerintah Kabupaten

Bintan.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan

misi dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan

dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Sedangkan

sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai

atau dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan,

semesteran, triwulanan, atau bulanan. Sasaran diusahakan dalam

bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur. Sasaran ditetapkan dengan

maksud agar perjalanan atau proses kegiatan dalam mencapai tujuan

dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan efisien.

Page 220: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 5  

Tabel 5-1 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 1

Misi 1: Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan

potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata dan kelautan

Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Terciptanya iklim yang kondusif bagi penanaman modal untuk kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bintan yang sesuai dengan tata ruang

1 Meningkatnya realisasi investasi dan pelayanan perijinan

Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) juta USD

juta USD 1,251 1,251 1,351 1,451 1,551 1,661 1,771

Lama proses perijinan hari 3-14 hari 3-14 hari

3-14 hari

3-14 hari

3-14 hari

3-14 hari 3-14 hari

Jumlah perijinan non investasi yang dapat diproses dalam satu tahun

Ijin 350 375 400 425 450 475 500

2 Meningkatnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap perda penataan Ruang

Jumlah dokumen tata ruang dan turunannya yang diperdakan / diperbupkan

perda 1 1 2 2 2 2 2

Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang % 75 75 95 95 95 95 95

Tujuan 2 : Mengoptimalkan potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata dan Kelautan 1 Meningkatnya jumlah

kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara

Meningkatnya jumlah desa wisata Desa 0 5 5 5 5 5 5

Meningkatnya kunjungan wisatawan

Wisatawan 493.595 550.00

0 600.000 650.000 700.000 750.000 750.000

Page 221: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 6  

Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

2 Meningkatnya pengembangan usaha dan industri pariwisata melalui kemitraan dan pembinaan BUMD

Jumlah jasa pariwisata yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)

Usaha pariwisat

a 20 23 25 30 32 39 39

Persentase Pelaku Usaha yang terlatih % 20 25 30 35 40 45 50

Jumlah BUMD yang beroperasi BUMD 2 BUMD 2

BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD

3 Meningkatnya jumlah produksi perikanan

Produksi perikanan budidaya Ton 1.696,63 1.798,4

3 1.906,33 2.020,71 2.141,96 2.270,47 2.406,70

Jumlah sarana dan prasarana budidaya perikanan

unit, kantong,

ha 2, 403, 129 2, 450,

130 2, 475,

130 2, 500,

130 2, 550,

130 2, 575,

130 2, 600,

130

Persentase kelompok nelayan yang aktif % 45 50 55 60 65 70 75

Persentase Kelompok Pembudidayaan Ikan (POKDAKAN) aktif

% 45 50 55 60 65 70 75

Persentase UMKM perikanan yang aktif % 45 50 55 60 65 70 75

4 Berkembangnya industri pengolahan dan terjaganya stabilitas harga kebutuhan pokok

Persentase koperasi aktif koperasi 50 55 60 65 70 75 80

Persentase IKM bersertifikasi mutu produk % 40 45 50 55 60 65 70

Persentase tertib ukur terhadap UTTP % n/a n/a 40 45 50 55 60

Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat

% 100 100 100 100 100 100 100

Persentase Fasilitas Pasar yang Memadai n/a 15 20 25 30 35 40

Page 222: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 7  

Tabel 5-2 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 2

Misi 2: Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang berkualitas, terintegrasi dan merata

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran

Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterhubungan antar wilayah dan antar pulau untuk mendukung pertumbuhan wilayah secara merata

1 Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas) antar pulau

Jumlah Pulau yang tercakupi jaringan Transportasi pulau 8 8 8 9 10 11 11

Jumlah pengujian kendaraan bermotor wajib uji (KIR) 1952 2200 2.200 2.200 2.200 2.200 2.200

Persentase wilayah yang tercakupi jaringan operator selular

% 95% 95% 96% 97% 98% 100% 100%

2 Pengembangan dan pemantapan jaringan dan prasarana transportasi

Persentase tingkat kemantapan jalan (Mantap Sempurna) % 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442

Panjang jalan yang dibangun dan ditingkatkan km 531,76 29,095 20 15 17 20 543,76

3 Meningkatnya kapasitas dan fungsi sanitasi, air bersih/minum

Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih

% 63,75 73,02 78,05 83,63 90,88 98,14 98,14

Jumlah Sambungan Rumah (SR) perdesaan yang terpasang

SR 3302 654 250 250 270 290 5016

Page 223: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 8  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran

Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Jumlah Sambungan Rumah (SR) Perkotaan yang terpasang SR 2410 177 200 250 380 360 3777

4 Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman dan perumahan dikawasan perkotaan dan perdesaan

Persentase kawasan pemukiman yang tertata (6.176,36 Ha)

% 3,3 8 10 10 10 12 50

Tujuan 2 : Meningkatkan sarana prasarana pengairan untuk mengurangi resiko bencana 1 Meningkatnya

pengembangan dan pengelolaan jaringan pengairan

Persentase drainase jalan yang terbangun % 8,662 8,662 8,662 8,662 8,662 8,662 8,662

Tujuan 3 : Meningkatkan pemerataan sarana dan prasarana wilayah perbatasan 1 Meratanya

pembangunan sarana dan prasarana di wilayah perbatasan

Jumlah sarana dan prasarana di wilayah perbatasan Unit 1 Unit 2 unit 2 unit 3 unit 3 unit 4 unit 4 unit

Page 224: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 9  

Tabel 5-3 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 3

Misi 3: Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan demokratis sebagai

langkah melayani masyarakat dengan sepenuh hati

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan demokratis 1 Meningkatnya

kemampuan, profesionalitas dan etos kerja aparatur pemerintah

Persentase jumlah aparatur yang sudah mengikuti pendidikan kedinasan

% N/A 0,76 0,8 0,82 0,84 0,86 0,86

Persentase penempatan Aparatur sesuai kompetensi % 60% 62% 67% 75% 81% 85% 85%

2 Meningkatnya Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah Daerah

Opini Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah (LPPD)

Peringkat 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar

Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa yang sesuai dengan Permendagri 84 Tahun 2015

0 Desa 0 Desa 7 Desa 7 Desa 7 Desa 7 Desa 8 Desa

Persentase rekomendasi temuan ekternal (BPK) yang ditindak lanjuti

% 84,45 90 90 90 90 90 90

Jumlah SKPD yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori CC

SKPD 14 10 7 7 7 6 6

Page 225: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 10  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Persentase SKPD yang berhasil mencapai target kinerja yang ditetapkan

% 80% 80 82 85 87 90 90

Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang telah menyusun SOP

SKPD 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%

Persentase OPD yang memiliki capaian kinerja baik % 60% 60% 80% 100% 100% 100% 100%

Persentase Indikator yang telah mencapai SPM % 0% 0% 60% 80% 100% 100% 100%

Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bintan

60,10 (Nilai B)

60,50 (Nilai B)

70,00 (Nilai BB)

70,10 (Nilai BB)

80,00 (Nilai A)

80,00 (Nilai A)

80,00 (Nilai A)

Persentase Sengketa lahan yang terselesaikan % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Presentasse Nilai turun harga yang menyebabkan inflasi % (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1)

% (4±1) % (4±1) %

Kontribusi BUMD terhadap PAD % 2.84 M 2.84 M 2.85 M 2.86 M 2.87 M 2.88 M 2.89 M

Tingkat Kesesuaian Implementasi Terhadap Perencanaan Sumber Pendanaan DAK dan APBN

% 76,15% 77,63% 79,10% 80,58% 82,05% 83,53% 85%

Web site milik pemerintah daerah Situs 21 Website 22

Website 23

Website 24

Website 25

Website 26

Website 26

Website Persentase sarana prasarana

perkantoran pemerintahan desa yang baik

% % 60% 70% 80% 90% 100% 100%

Page 226: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 11  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Persentase unit pelayanan pemerintahan (Kecamatan/Desa) yang memiliki komputer dan bisa mengakses internet melalui komputer

70% 70% 75% 80% 85% 95% 100%

Opini Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah (LPPD)

% 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar

3 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah Daerah

Laporan Keuangan yang mendapat opini wajar WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

Persentase keakuratan data neraca aset % 70% 70% 75% 80% 85% 90% 90%

Target Pendapatan dan Pendapatan Asli Daerah Milyar 881 / 176 875 /171 907 /177 940 /184 975

/191 1.012 /198

1.012 /198

Persentase Desa yang menyampai kan Laporan Keuangan Desa tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku

% 84% 84% 88% 92% 96% 100% 100%

Tujuan 2 : Meningkatkan kinerja perencanaan Pembangunan 1 Meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

Persentase usulan melalui mekanisme perencanaan yang diakomodir dalam RKPD

% 100 100 100 100 100 100 100

Page 227: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 12  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

2 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan kapasitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Persentase tingkat keterisian data SIPD % 40 50 60 70 80 90 90

Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD % 100 100 100 100 100 100 100

Persentase desa yang menyusun RPJMDes sesuai peraturan

% N/A 100 100 100 100 100 100

Tujuan 3 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik 1 Meningkatnya kualitas

pelayanan publik Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan

% n/a 65 75 75 85 90 90

Persentase penduduk ber KTP-el dari jumlah penduduk wajib KTP-el

% 93% 93% 95% 100% 100% 100% 100%

Persentase bayi berakte kelahiran per Bayi Lahir % 77% 77% 79% 81% 83% 85% 85%

Pengelolaan arsip secara baku % 10 20 40 60 80 100

Persentase taman bacaan/ perpustakaan Kelurahan, Desa dan Sekolah yang aktif

% 10 20 40 60 80 100

Page 228: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 13  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 4 : Meningkatkan kesadaran masyarakat dan aparatur terhadap hukum dan wawasan kebangsaan 1 Meningkatnya

kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum

Cakupan Penegakan Perda dan Perkada % 14,29 19,64 25.00 32.14 39.29 48.21 57.14

Rasio Petugas Linmas % 94,91% 95.73 96.55 97.37 98.19 99.01 100 2 Meningkatnya

kesadaran masyarakat dalam kehidupan politik dan wawasan kebangsaan

Partisipasi pemilih dalam pemilihan Bupati 75% 0 0 0 0 75 75

Kegiatan pembinaan politik daerah 2 3 3 3 3 3 3

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 229: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 14  

Tabel 5-4 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 4

Misi 4 : Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas SDM agar bisa bersaing dalam kompetisi global

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Meningkatkan Kualitas sumberdaya manusia agar berpendidikan, berprestasi dan berdaya saing

1 Meningkatnya keluasan dan kemerataan akses PAUD bermutu

APK PAUD 0-6 Tahun 56,74 57,73 58,73 59,73 61.00 62,5 62,5

Rasio guru murid PAUD Guru 1:09 1:08 1:08 1:08 1:08 1:08 1:08 2 Meningkatnya Angka

Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar (SD/MI/SLB/Paket A dan SMP/MTS/Paket B)

APM SD/MI/SLB/Paket A % 94,69 95,21 95,75 96,31 96,89 97 97,5

APK SD/MI/SLB/Paket A % 102,75 104,79 104,25 103,69 103,11 103 102,5 APM SMP/MTs/Paket B % 76,95 77,3 77,8 78 78,3 78,95 80 APK SMP/MTs/Paket B % 100,5 122,7 122,2 122 121,7 121,1 120 Angka Rata-rata Lama

Sekolah (RLS) Tahun 8,28 9 9 9 9 9 9

Page 230: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 15  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

3 Meningkatnya angka melek huruf didorong dengan meningkatnya Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian pendidikan

Angka Melek Huruf (AMH) % 99,63 99,63 99,72 99,81 99,91 100 100

4 Meningkatnya kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang berdampak pada kualitas hasil belajar siswa

Persentase guru yang lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) % 16,92 52,52 57,77 66,44 76,4 87,86 100

Tujuan 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dengan pelayanan yang terjangkau dan berkualitas. 1 Meningkatnya status

kesehatan dan gizi ibu, anak dan lansia serta pengendalian penyakit menular dan tidak menular

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

0 0 20 40 60 80 80

Presentase balita gizi buruk 0,35 0,35 0,35 0,34 0,33 0,33 0,33

Kasus Kematian Bayi 32 39 37 35 34 32 32

Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB). 990 990 990 990 990 990 990

Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) % 96,4 96,4 96,5 96,5 97,1 97,2 97,2

Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)

% 98 98 98 98 98 98 98

Jumlah kasus kematian ibu 7 7 7 7 7 7 7

Page 231: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 16  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut % 70 72 74 76 78 80 80

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

% 91 92 93 94 95 95 95

Persentase penurunan kasus Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu

% 34,5 35 37 38 40 40 40

Jumlah Kecamatan dengan API < 1 per 1.000 penduduk

10 10 10 10 10 10 10

Jumlah Kecamatan endemis Filariasis berhasil menurunkan angka mikrofiliria menjadi < 1%

kecamatan 0 2 2 2 2 2 2

Persentase Kecamatan dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk

% 20 33 33 33 33 33 33

Persentase Kecamatan dengan angka keberhaslan pengobatan TB Paru BTA Positif (sucsess rate) minimal 85%

% 80 81 82 83 84 85 85

Persentase angka kasus HIV yang diobati. % 90 90 90 90 90 90 90

Persentase Kecamatan yang 50% Puskesmasnya melakukan pemeriksaan dan tatalaksana Pneumonia melalui program MTBS

% 53 53 60 67 73 80 80

Page 232: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 17  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun

% 7,2 6,9 6,4 5,9 5,6 5,4 5,4

Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM desa/kelurahan 18 19 20 21 22 23 23

Persentase Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

% 80 82 84 86 88 90 90

Persentase penduduk yang melaksanakan STOP BABS % 76 78 80 82 84 86 86

Jumlah Desa/Kelurahan yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat

desa/kelurahan 8 9 11 13 15 17 17

2 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan serta ketersediaan obat dan alat kesehatan

Jumlah Kecamatan yang memiiliki 1Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

kecamatan 0 1 2 4 7 10 10

Jumlah Puskesmas yang Minimal Memiliki 5 Jenis Tenaga Kesehatan

Puskesmas 5 5 7 9 12 15 15

Jumlah Puskesmas yang memiliki Jaringan SIK Online

Puskesmas 5 5 6 7 8 9 9

Persentase kesediaan obat dan vaksin di Puskesmas % 67,5 70 73 75 78 80 80

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

% 13 13 20 33 46 60 60

Page 233: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 18  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

3 Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin serta pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada Masyarakat

Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN

1.140 5.000 6.000 8.000 10.000 12.000 12.000

Persentase Desa Memanfaatkan Dana Desa 10% untuk UKBM

% 0 6 10 14 16 18 18

Persentase Desa Siaga Aktif % 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah Dunia Usaha yang Memanfaatkan CSRnya untuk Program Kesehatan

2 2 2 2 2 2 2

Persentase Desa yang melaksanakan PHBS % 43 47 50 58 62 70 70

4 Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera

Cakupan peserta KB aktif % 77,1 77,8 78.02 78.51 78.63 79,35 80

Angka pertumbuhan penduduk KK 2.3 2.01 2 2 2 2 2

Jumlah keluarga yang terlayani oleh kader Catur Bina

keluarga 578 589 594 600 635 651 664

Page 234: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 19  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 3 : Meningkatkan calon tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing serta terpenuhi hak dan perlindungannya. 1 Meningkatnya kualitas,

daya saing dan penempatan tenaga kerja, serta perlindungan terhadap tenaga kerja.

Tingkat pengangguran terbuka 6,74 6,7 6,5 6,6 6,7 6,8 6,4

Presentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi

% 66,67 68 72 75 77 80 82

2 Meningkatnya perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

Persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja yang terselesaikan

% 92,6 70 72 75 78 82 84

 

 

 

 

 

 

Page 235: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 20  

Tabel 5-5 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 5

Misi 5 : Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang religius dan berbudaya Melayu sebagai landasan

pembangunan masyarakat

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran

Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Melestarikan Nilai-Nilai dan Seni Budaya Melayu 1 Meningkatnya

kelestarian nilai-nilai dan seni budaya melayu sebagai kekayaan budaya daerah

Jumlah grup kesenian (yang dibina) Grup 35 35 35 35 35 35 35

Jumlah cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara cagar 14 14 14 14 14 14 14

Tujuan 2 : Peningkatan kualitas kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat Bintan 1 Terwujudnya toleransi

antar umat beragama Jumlah kasus perselisihan antar umat beragama Kasus 0 0 0 0 0 0 0

2 Terwujudnya pemahaman dan pengamalan agama sesuai dengan agama dan keyakinan masing- masing

Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan dan pendidikan pengetahuan keagamaan

Orang 4.300 3.500 6.200 8.700

10.900 15.000 15.000

Page 236: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 21  

Tabel 5-6 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 6

Misi 6 : Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat, Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dan pengarusutamaan gender

dalam berbagai aspek pembangunan

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran

Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan

1 Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Indeks Pembangunan Gender % 60,9 60.9 60.9 60.9 60.9 60.9 60.9

Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat

1 Menurunnya persentase penduduk miskin

Persentase penduduk miskin % 6 6 5.9 5.8 5.7 5.6 5,5

Persentase rumah tangga miskin yang ditangani % 51.12 51.12 55 60 62 64 66

Jumlah rumah tidak layak huni yang direhab Unit 2100 814 172 140 140 140 140

Page 237: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 22  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran

Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

2 Meningkatnya penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial

Persentase pekerja social dan tenaga kerja kesejahteraan social yang komperen/terlatih (terkait tenaga kerja)

% 23,62 23,62 35 37 39 41 43

Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

% 40,28 40.28 45.28 50,28 55.28 60,28 65.28

Tujuan 2 : Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa 1 Meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Persentase Partisipasi Masyarakat dalam program pembangunan

% 50% 55% 60% 65% 70& 75% 80%

Indeks Pemberdayaan Masyarakat 75.68 75.68 75.68 75.68 75.68 75.68 75.68

2 Meningkatnya pengelolaan pembangunan oleh pemerintah desa

Persentase tingkat keterisian profil desa dan kelurahan % 74 80 85 90 95 100 100

Persentase akses masyarakat desa terhadap media publik

40% 45% 50% 55% 60% 65% 70%

Persentase Kenaikan PADes 5 10 20 30 40 50 60

Persentase Desa yang menyampai kan Laporan Keuangan Desa tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku

84% 84% 88% 92% 96% 100% 100%

Page 238: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 23  

Tabel 5-7 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 7

Misi 7 : Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan di Kabupaten Bintan

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Meningkatkan peran generasi muda dan prestasi olah raga

1 Meningkatnya pemberdayaan generasi muda dan olah raga

Persentase organisasi kepemudaan yang aktif % 50 60 65 70 75 80 85

Jumlah pemuda yang mandiri dan berdaya saing Orang 43 48 51 54 57 60 63

Jumlah prestasi olah raga yang diraih Prestasi 43 33 40 45 48 50 53

 

 

 

 

 

 

 

Page 239: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 24  

Tabel 5-8 Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bintan di Misi 8

Misi 8 : Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran

Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 1 : Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Pertanian, perkebunan dan peternakan guna memenuhi kebutuhan masyarakat

1 Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas pertanian dan perkebunan

Capaian produksi tanaman sayuran (Ton) Ton 19.248 20400 20600 20800 21000 21200 21.400

Capaian produksi tanaman buah-buahan (Ton) Ton 18.506 12000 12100 12200 12300 12400 12.500

Pembangunan/Perbaikan Jalan Pertanian (Jalan usaha tani dan jalan produksi) (Km)

Km n/a - 5 5 5 1 1

Pembangunan/Perbaikan Sumber-sumber air (Unit) Unit n/a - 3 3 3 1 1

2 Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas Peternakan

Jumlah Produksi Daging dan Telur (Ton) Ton 4.360 4.360 4.360 4.360 4.361 4.362 4.363

Page 240: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 25  

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan

Target Kinerja Sasaran

Kondisi Kinerja Awal

(2015) 2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi Akhir

RPJMD (2021)

Tujuan 2 : Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat secara merata di seluruh desa dan kelurahan 1 Meningkatnya

ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman serta terjangkau bagi masyarakat di seluruh wilayah

Stabilitas harga pangan pokok (beras) di tingkat konsumen % 90 95 95 95 95 95 95

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) % 90 95 95 95 95 95 95

Persentase Ketersediaan Pangan Masyarakat % 100 100 100 100 100 100 100

Jumlah Lokasi Rawan Pangan Lokasi 9 9 8 4 3 2 1 Ketersediaan pangan utama kg/pdd/th 1,805 1,805 1895,25 1990 2089,5 2193,98 2303,68 Tujuan 3 : Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan 1 Meningkatnya

kebersihan lingkungan serta upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan

Persentase penanganan sampah % 50 50 55 60 65 70 75

Persentase sampah yang dikelola % 30 30 35 40 50 60 70

2 Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola

Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola M2 218.000 218.000 218,4 218,8 219,2 219,6 220

Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk 1.17 1.17 1.20 1.20 1.20 1.22 1.25

Page 241: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan       V ‐ 26  

 

Page 242: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 1 

 

6.1. STRATEGI

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-

program indikatif utuk mewujudkan visi dan misi. Satu strategi dapat

terhubung dengan pencapaian satu sasaran. Dalam hal beberapa sasaran

bersifat inheren dengan satu tema, satu strategi dapat dirumuskan untuk

mencapai gabungan beberapa sasaran tersebut.

MISI 1 Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan

investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan

potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata dan

kelautan

Tujuan Sasaran Strategi

1 Terciptanya iklim yang

kondusif bagi penanaman modal untuk kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bintan yang sesuai dengan tata ruang;

Meningkatnya realisasi investasi dan pelayanan perijinan

Meningkatkan kerjasama investasi di Kabupaten Bintan

Optimalisasi pelayanan perijinan Meningkatnya tingkat

kepatuhan masyarakat terhadap perda penataan Ruang

Peningkatan mekanisme dan peran pemangku kepentingan dalam perencanaan penataan ruang

Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan konsisten

2 Mengoptimalkan potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata dan Kelautan

Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara

Memberdayakan potensi masyarakat lokal serta Optimalisasi potensi ekonomi lokal dibidang pariwisata

Meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata

 

 

 

 

RPJMD 2016-2021

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB. VI

Page 243: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 2 

 

Tujuan Sasaran Strategi

Meningkatnya

pengembangan usaha dan industri pariwisata melalui kemitraan dan pembinaan BUMD

Mengembangkan usaha ekonomi produktif melalui peningkatan cluster yang aktif

Mengembangkan pengelolaan aset dan peluang di bidang kelautan dan pariwisata

Meningkatnya jumlah produksi perikanan

Meningkatkan produksi hasil perikanan budidaya dan tangkap

Berkembangnya industri pengolahan dan terjaganya stabilitas harga kebutuhan pokok

Mendorong tumbuhnya industri pengolahan

Menjaga stabilitas harga dan distribusi barang kebutuhan pokok

MISI 2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang

berkualitas, terintegrasi dan merata

No Tujuan Sasaran Strategi

1 Meningkatkan

ketersediaan infrastruktur dan keterhubungan antar wilayah dan antar pulau untuk mendukung pertumbuhan wilayah secara merata

Terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas) antar pulau

Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara, dan pengembangan sistem manajemen transportasi.

Pengembangan dan pemantapan jaringan dan prasarana transportasi

Meningkatkan keandalan sistem jaringan jalan melalui pengembangan jaringan infrastruktur transportasi jalan bagi peningkatkan kelancaran mobilitas barang dan manusia serta aksesibilitas wilayah

Meningkatnya kapasitas dan fungsi sanitasi, air bersih/minum

Meningkatkan jangkauan pelayanan air bersih di lingkungan permukiman serta meningkatkan rumah tinggal bersanitasi

Page 244: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 3 

 

No Tujuan Sasaran Strategi

Meningkatnya kualitas

lingkungan permukiman dan perumahan dikawasan perkotaan dan perdesaan

Rehabilitasi kawasan kumuh melalui penataan lingkungan

2 Meningkatkan sarana prasarana pengairan untuk mengurangi resiko bencana

Meningkatnya pengembangan dan pengelolaan jaringan pengairan

Meningkatkan kualitas pengelolaan jaringan pengairan melalui pembangunan, rehabilitasi, dan pengelolaan sarana prasarana pengairan

3 Meningkatkan pemerataan sarana dan prasarana wilayah perbatasan

Meratanya pembangunan sarana dan prasarana di wilayah perbatasan

Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana perbatasan

 

MISI 3. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan demokratis sebagai langkah melayani masyarakat dengan sepenuh hati. 

No Tujuan Sasaran Strategi

1 Mewujudkan

penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan demokratis

Meningkatnya kemampuan, profesionalitas dan etos kerja aparatur pemerintah

Menata sistem seleksi pejabat dari sistem tertutup menjadi sistem seleksi terbuka secara bertahap

Meningkatnya Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah Daerah

Meningkatkan kualitas aparatur pengawasan dan pembinaan akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah

Meningkatkan penataan peraturan perundang-undangan oleh pemerintah daerah

Meningkatkan penataan kebijakan bidang perekonomian, kualitas pelayanan informasi publik, administrasi pembangunan dan pembinaan pemerintahan daerah bawahan

Mengurangi risiko bencana, meningkatkan ketangguhan pemerintah dan peran serta masyarakat terhadap bencana, serta memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan produk legislasi daerah

Page 245: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 4 

 

No Tujuan Sasaran Strategi

Meningkatnya Kualitas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah Daerah

Memperbaiki sistem perpajakan, meningkatkan pengendalian pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, serta pembinaan pengelolaan keuangan Daerah

2 Meningkatkan kinerja perencanaan Pembangunan

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

Mewujudkan perencanaan yang berkualitas dan akuntabel

Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan kapasitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Mewujudkan integrasi/ konektivitas data melalui pengelolaan satu data pembangunan

Meningkatan konsistensi perencanaan pembangunan daerah

Meningkatkan kapasitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Meningkatkan kualitas aparatur serta sarana prasarana pendukung

Meningkatkan jumlah jaringan sistem kependudukan di seluruh kecamatan

Meningkatkan pelayanan di bidang kearsipan dan perpustakaan

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan aparatur terhadap hukum dan wawasan kebangsaan

Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum

Meningkatkan cakupan penegakan peraturan daerah dan perkada

Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan politik dan wawasan kebangsaan

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hak dan kewajiban politik serta wawasan kebangsaan

 

Page 246: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 5 

 

MISI 4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas

SDM agar bisa bersaing dalam kompetisi global

No Tujuan Sasaran Strategi

1 Meningkatkan Kualitas

sumberdaya manusia agar berpendidikan, berprestasi dan berdaya saing

Meningkatnya keluasan dan kemerataan akses PAUD bermutu

Meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini untuk pembangunan berkelanjutan

Meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar (SD/MI/SLB/Paket A dan SMP/MTS/Paket B)

Peningkatan pelayanan pendidikan dasar bagi seluruh anak Kabupaten Bintan dengan memberikan peluang yang lebih besar bagi anak dari keluarga kurang mampu

Meningkatnya angka melek huruf didorong dengan meningkatnya Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian pendidikan

Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan, kualitas dan kepastian Pendidikan Dasar 9 Tahun

Meningkatnya kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang berdampak pada kualitas hasil belajar siswa

Peningkatan profesionalisme, kualitas serta akuntabilitas guru dan tenaga kependidikan melalui pengutan sistem uji kompetensi guru dan tenaga kependidikan sebagai bagian dari proses penilaian hasil belajar siswa

2 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dengan pelayanan yang terjangkau dan berkualitas.

Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu, anak dan lansia serta pengendalian penyakit menular dan tidak menular

Peningkatan Upaya Kesehatan masyarakat melalui Puskesmas serta melaksanakan bina gizi dan kesehatan bagi ibu dan anak

Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan serta ketersediaan obat dan alat kesehatan

Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar, kefarmasian dan pengawasan obat dan makanan melalui jaringan SIK online

Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin serta pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada Masyarakat

Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk miskin

Peningkatan pemberdayaan desa / kelurahan dan CSR dari perusahaan untuk program kesehatan serta promosi kesehatan kepada masyarakat

Page 247: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 6 

 

No Tujuan Sasaran Strategi

Terkendalinya

pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera

Meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta KB

Peningkatan Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

3 Meningkatkan calon tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing serta terpenuhi hak dan perlindungannya.

Meningkatnya kualitas, daya saing dan penempatan tenaga kerja, serta perlindungan terhadap tenaga kerja.

Mengembangkan program kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha, dan penataan lembaga pelatihan berbasis kompetensi.

Meningkatnya perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

Mengupayakan hubungan industrial harmonis, dinamis dan berkeadilan, kelangsungan usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja

MISI 5. Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang

religius dan berbudaya Melayu sebagai landasan

pembangunan masyarakat

No Tujuan Sasaran Strategi 1 Melestarikan Nilai-Nilai

dan Seni Budaya Melayu Meningkatnya kelestarian nilai-nilai dan seni budaya melayu sebagai kekayaan budaya daerah

Memberdayakan lembaga-lembaga adat terutama adat melayu untuk melestarikan nilai-nilai budaya melayu dalam kehidupan masyarakat.

2

Peningkatan kualitas kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat Bintan.

Terwujudnya toleransi antar umat beragama

Meningkatkan kerukunan umat bergama.

Terwujudnya pemahaman dan pengamalan agama sesuai dengan agama dan keyakinan masing- masing

Pengembangan pendidikan agama di masyarakat dan sekolah

 

 

Page 248: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 7 

 

MISI 6. Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat, Mewujudkan

Kesejahteraan Sosial dan pengarusutamaan gender dalam

berbagai aspek pembangunan

No Tujuan Sasaran Strategi

1 Meningkatkan kesetaraan

dan keadilan gender dalam pembangunan

Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Menerapkan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG), dan Memperkuat sistem perlindungan anak dan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO), dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan penindakan.

2 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat

Menurunnya persentase penduduk miskin

Memperbaiki program perlindungan sosial, meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar, Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin serta menciptakan pembangunan yang inklusif.

Meningkatnya penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial

Meningkatkan pembudayaan kesetiakawanan sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial

3 Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Memperkuat Kelembagaan, Pengembangan Partisipasi masyarakat dan Peningkatan pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat

Meningkatnya pengelolaan pembangunan oleh pemerintah desa

Mengembangkan kelembagaan ekonomi pedesaan dan aparatur desa

 

MISI 7. Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan di

Kabupaten Bintan

No Tujuan Sasaran Strategi

1 Meningkatkan peran

generasi muda dan prestasi olah raga

Meningkatnya pemberdayaan generasi muda dan olah raga

Meningkatkan kualitas dan kuantitas generasi muda melalui pembinaan dan peningkatan prestasi olah raga

Page 249: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 8 

 

No Tujuan Sasaran Strategi

Meningkatkan pemberdayaan pemuda dalam pembangunan diperbatasan

 

MISI 8. Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas

pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

No Tujuan Sasaran Strategi

1 Meningkatkan Produksi

dan Produktivitas Pertanian, perkebunan dan peternakan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas pertanian dan perkebunan

Peningkatan produktivitas perkebunan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Peningkatan produktivitas Pertanian Tanaman Pangan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Peningkatan produktivitas Pertanian Tanaman Hortikultura ramah lingkungan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Peningkatan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas Peternakan

Peningkatan produktivitas perternakan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok peternak secara berkelanjutan

2 Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat secara merata di seluruh desa dan kelurahan

Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman serta terjangkau bagi masyarakat di seluruh wilayah

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang bergerak dalam bidang distribusi pangan untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan dan stabilitas harga pangan pokok.

Page 250: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 9 

 

No Tujuan Sasaran Strategi

3 Meningkatkan kualitas

lingkungan hidup secara berkelanjutan

Meningkatnya kebersihan lingkungan serta upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan

Meningkatkan kualitas lingkungan yang menyeluruh melalui Penguatan sistem pemantauan kualitas lingkungan hidup, penegakan hukum lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola

Meningkatkan/ Mempertahankan luas ruang terbuka hijau dan pengelolaan tempat pemakaman umum

6.2 ARAH KEBIJAKAN

Strategi harus dirumuskan secara spesifik terhadap horizon waktu.

Dengan arah kebijakan, strategi dapat diterangkan secara logis kapan

suatu strategi dijalankan mendahului atau menjadi prasyarat bagi

strategi lainnya. Urut-urutan strategi dari tahun ke tahun selama 5 (lima)

tahun dipandu dan dijelaskan dengan arah kebijakan.

MISI 1 Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan

investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan

potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata dan

kelautan

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Meningkatnya

realisasi investasi dan pelayanan perijinan

Meningkatkan kerjasama investasi di Kabupaten Bintan

Peningkatan kerjasama investasi di tingkat lokal, regional maupun nasional dengan menjaga investasi yang sudah ada serta melalui promosi

Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi

Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Page 251: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 10 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

Optimalisasi pelayanan perijinan

Perbaikan kualitas pelayanan perijinan dengan menyederhanakan proses birokrasi

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Program Pelayanan Perizinan Non Investasi

2 Meningkatnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap perda penataan Ruang

Peningkatan mekanisme dan peran pemangku kepentingan dalam perencanaan penataan ruang

Penyelenggaraan forum konsultasi publik dalam penyusunan dokumen perencanaan penatataan ruang

Program Perencanaan Tata Ruang

Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan konsisten

Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian yang mengacu pada instrumen tata ruang

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

3 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara

Memberdayakan potensi masyarakat lokal serta Optimalisasi potensi ekonomi lokal dibidang pariwisata

Pembangunan Destinasi wisata dengan memberdayakan potensi ekonomi maupun kebudayaan lokal

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata

Promosi dan Pemasaran wisata melalui penyelenggaraan even berskala nasional maupun internasional

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

4 Meningkatnya pengembangan usaha dan industri pariwisata melalui kemitraan dan pembinaan BUMD

Memfasililtasi pembentukan organisasi usaha industri pariwisata serta pengembangan kemitraan

Fasilitasi terbentuknya forum kerjasama antar usaha pariwisata

Program Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata

Mengembangkan pola-pola kemitraan industri pariwisata lintas sektor

Program Pengembangan Kemitraan

Mengembangkan usaha ekonomi produktif melalui peningkatan cluster yang aktif

Pengembangan usaha ekonomi produktif serta peningkatan jumlah wirausaha baru

Program Peningkatan Kemampuan Kewirausahaan bagi Koperasi dan UMKM

Page 252: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 11 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

Mengembangkan pengelolaan aset dan peluang di bidang kelautan dan pariwisata

Melakukan revitalisasi terhadap BUMD dengan difokuskan pada bidang kelautan dan pariwisata

Program Pembinaan BUMD

5 Meningkatnya jumlah produksi perikanan

Meningkatkan produksi hasil perikanan budidaya dan tangkap

Peningkatan produksi perikanan budidaya

Program pengembangan budidaya perikanan

Program pencegahan dan penanggulangan hama penyakit ikan

Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Mengoptimalkan pengembangan potensi ekonomi masyarakat pesisir melalui pemberdayaan mayarakat

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

6 Berkembangnya industri pengolahan dan terjaganya stabilitas harga kebutuhan pokok

Mendorong tumbuhnya industri pengolahan

Memberdayakan koperasi dan UMKM serta pemberian insentif untuk mendorong tumbuhnya Industri pengolahan

Program Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Menjaga stabilitas harga dan distribusi barang kebutuhan pokok

Meningkatkan volume operasi pasar serta pengawasan barang beredar

Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan

Program Pengembangan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdagangan

 

 

 

Page 253: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 12 

 

MISI 2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang

berkualitas, terintegrasi dan merata

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Terhubungnya

pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi (konektivitas) antar pulau

Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara, dan pengembangan sistem manajemen transportasi.

Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi

2 Pengembangan dan pemantapan jaringan dan prasarana transportasi

Meningkatkan keandalan sistem jaringan jalan melalui pengembangan jaringan infrastruktur transportasi jalan bagi peningkatkan kelancaran mobilitas barang dan manusia serta aksesibilitas wilayah

Peningkatan kualitas dan kuantitas jaringan infrastruktur transportasi dengan fokus jalan dan jembatan.

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Program Rehabilitasi / Pemeliharan Jalan dan Jembatan

Program Peningkatan Perencanaan Teknis

Page 254: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 13 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

3 Meningkatnya

kapasitas dan fungsi sanitasi, air bersih/minum

Meningkatkan jangkauan pelayanan air bersih di lingkungan permukiman serta meningkatkan rumah tinggal bersanitasi

Peningkatan jangkauan pelayanan air bersih serta peningkatan rumah tinggal bersanitasi melalui pembangunan jaringan air bersih serta peningkatan kualitas lingkungan perumahan yang bersanitasi

Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah

4 Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman dan perumahan dikawasan perkotaan dan perdesaan

Rehabilitasi kawasan kumuh melalui penataan lingkungan

Peningkatan kualitas kawasan permukiman melalui pembangunan infrastruktur dasar dan pembangunan terhadap rumah tidak layak huni

Program Penyehatan Lingkungan Permukiman

Program Pengembangan Sarana prasarana Perumahan Dan Permukiman

5 Meningkatnya pengembangan dan pengelolaan jaringan pengairan

Meningkatkan kualitas pengelolaan jaringan pengairan melalui pembangunan, rehabilitasi, dan pengelolaan sarana prasarana pengairan

Peningkatan kualitas jaringan pengairan dengan melakukan normalisasi saluran / sungai serta pembangunan drainase jalan

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya

Program Pengendalian Banjir

Program Pembangunan Drainase dan Gorong-Gorong Jalan

6 Meratanya pembangunan sarana dan prasarana di wilayah perbatasan

Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana perbatasan

Pemerataan pembangunan sarana dan prasarana di daerah perbatasan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat

Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

 

Page 255: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 14 

 

MISI 3. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan

yang baik (good governance) dan demokratis sebagai langkah

melayani masyarakat dengan sepenuh hati

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Meningkatnya

kemampuan, profesionalitas dan etos kerja aparatur pemerintah

Menata sistem seleksi pejabat dari sistem tertutup menjadi sistem seleksi terbuka secara bertahap

Peningkatan kapasitas, kompetensi dan profesionalitas pegawai dan pejabat pemerintah Daerah

Program Pendidikan Kedinasan

Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

2 Meningkatnya Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah Daerah

Meningkatkan kualitas aparatur pengawasan dan pembinaan akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah

Peningkatan akuntabilitas dan kinerja Pemerintah Daerah melaui pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan pembangunan

Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah

Program Pengelolaan Administrasi Wilayah Perbatasan

Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah

Mewajibkan kepada semua SKPD untuk menyusun SOP sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Meningkatkan penataan peraturan perundang-undangan oleh pemerintah daerah

Meningkatkan peran pemerintah daerah dalam pembinaan tentang hukum maupun bantuan hukum

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Page 256: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 15 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

Program Pembinaan Pertanahan

Meningkatkan penataan kebijakan bidang perekonomian, kualitas pelayanan informasi publik, administrasi pembangunan dan pembinaan pemerintahan daerah bawahan

Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait tentang kebijakan bidang perekonomian, kualitas pelayanan informasi publik, administrasi pembangunan dan pembinaan pemerintahan daerah bawahan

Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian

Program Pembinaan BUMD

Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan

Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Mengurangi risiko bencana, meningkatkan ketangguhan pemerintah dan peran serta masyarakat terhadap bencana, serta memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Peningkatan pemantauan kualitas dan daya dukung lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta penanggulangan pasca bencana

Program Penanggulangan Bencana

Page 257: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 16 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

Program Mitigasi Bencana

Program Pengendalain Banjir

Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Daerah

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan produk legislasi daerah

Membangun harmonisasi antara legislatif dan eksekutif melalui peningkatan kualitas produk legislasi daerah

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

3 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah Daerah

Memperbaiki sistem perpajakan, meningkatkan pengendalian pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, serta pembinaan pengelolaan keuangan Daerah

Peningkatan intensifikasi pajak, retribusi daerah dan pemanfaaatan asset daerah dalam peningkatan pendapatan daerah, serta peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Program Manajemen Aset Daerah

Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah

Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi terhadap pengelolaan keuangan pemerintah desa

Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Desa

4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

Mewujudkan perencanaan yang berkualitas dan akuntabel

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, aplikatif dan responsif

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

Page 258: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 17 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

5 Meningkatnya

kualitas perencanaan pembangunan daerah dan kapasitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Mewujudkan integrasi/ konektivitas data melalui pengelolaan satu data pembangunan

Mewujudkan pengelolaan data yang akurat, relevan dan terkini dengan membangun koneksi data SKPD untuk mendukung proses perencanaan pembangunan

Program Pengembangan Data dan Informasi

Program Penelitian Perencanaan Pembangunan

Program Pengembangan Perencanaan Pembangunan

Meningkatan konsistensi perencanaan pembangunan daerah

Menjabarkan perencanaan pembangunan yang ada di tingkat yang lebih tinggi ke dalam perencanaan pembangunan di bawahnya

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Program perencanaan pembangunan ekonomi

Program perencanaan pembangunan infrastruktur dan SDA

Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

Meningkatkan kapasitas pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

Melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan daerah dengan melibatkan semua instansi terkait sesuai dengan SOP

Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

6 Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Meningkatkan kualitas aparatur serta sarana prasarana pendukung

Melakukan pengembangan kapasitas terhadap aparatur yang melakukan pelayanan publik serta mengoptimalkan fungsi sarana prasarana pendukung

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

Page 259: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 18 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

Meningkatkan jumlah jaringan sistem kependudukan di seluruh kecamatan

Peningkatan akurasi data informasi kependudukan, Catatan Sipil melalui pembangunan sistem informasi kependudukan yang berkualitas

Program Penataan Administrasi Kependudukan

Meningkatkan kepemilikan akte kelahiran dan KTP-el dengan menyederhanakan birokrasi

Meningkatkan pelayanan di bidang kearsipan dan perpustakaan

Meningkatkan pengelolaan arsip secara baku serta peningkatan SDM pengelola kearsipan dan pustaka

Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah

Program Pengembangan Perpustakaan

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

7 Meningkatnya kesadaran dan ketaatan masyarakat dalam penerapan produk hukum

Meningkatkan cakupan penegakan peraturan daerah dan perkada

Meningkatkan pemeliharaan kamtrantibmas dan pembinaan potensi ketahanan dan perlindungan masyarakat

Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP

Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan

Page 260: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 19 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

Masyarakat

8 Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan politik dan wawasan kebangsaan

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hak dan kewajiban politik serta wawasan kebangsaan

Membekali masyarakat tentang wawasan kebangsaan, serta meningkatkan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik

 

MISI 4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas

SDM agar bisa bersaing dalam kompetisi global

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Meningkatnya

keluasan dan kemerataan akses PAUD bermutu

Meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini untuk pembangunan berkelanjutan

Peningkatan ketersediaan dan kualitas tenaga pendidik PAUD yang merata di Kecamatan

Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak

2 Meningkatnya Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar (SD/MI/SLB/Paket A dan SMP/MTS/Paket B)

Peningkatan pelayanan pendidikan dasar bagi seluruh anak Kabupaten Bintan dengan memberikan peluang yang lebih besar bagi anak dari keluarga kurang mampu

Melaksanakan wajib belajar 9 Tahun dengan cara melanjutkan upaya gratis biaya sekolah dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat menengah

Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun)

3 Meningkatnya angka melek huruf didorong dengan meningkatnya Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian pendidikan

Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan, kualitas dan kepastian Pendidikan Dasar 9 Tahun

Pelaksanaan Wajib Belajar 9 Tahun untuk menuntaskan buta aksara dengan memperluas akses pendidikan yang berkualitas melalui penyediaan layanan serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan

Program Penyediaan sarana dan Prasarana Pendidikan

Program Non Formal

Program Perencanaan Sosial Budaya

Page 261: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 20 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

4 Meningkatnya

kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang berdampak pada kualitas hasil belajar siswa

Peningkatan profesionalisme, kualitas serta akuntabilitas guru dan tenaga kependidikan melalui pengutan sistem uji kompetensi guru dan tenaga kependidikan sebagai bagian dari proses penilaian hasil belajar siswa

Meningkatkan kualifikasi akademik, sertifikasi guru dan tenaga kependidikan dengan perbaikan desain program keselarasan disiplin ilmu

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5 Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu, anak dan lansia serta pengendalian penyakit menular dan tidak menular

Peningkatan Upaya Kesehatan masyarakat melalui Puskesmas serta melaksanakan bina gizi dan kesehatan bagi ibu dan anak

Meningkatkan Pembinaan Upaya Kesehatan masyarakat dan bina gizi ibu dan anak

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Peningkatan usaha pelayanan kesehatan lansia

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta usaha penyehatan lingkungan

Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

6 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan serta ketersediaan obat dan alat kesehatan

Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar, kefarmasian dan pengawasan obat dan makanan melalui jaringan SIK online

Meningkatkan standarisasi pelayanan kesehatan melalui peningkatan SDM kesehatan dan melengkapi ketersediaan data dan informasi kesehatan

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah sakit

Meningkatkan Akses dan Mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Program Pengawasan Obat dan Makanan

Page 262: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 21 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

7 Meningkatnya

cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin serta pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada Masyarakat

Peningkatan pelayanan kesehatan penduduk miskin

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi Peserta JKN dengan mempermudah pengurusan administrasi

Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Peningkatan pemberdayaan desa / kelurahan dan CSR dari perusahaan untuk program kesehatan serta promosi kesehatan kepada masyarakat

Meningkatkan Pelaksanaan Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan kepada Masyarakat

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

8 Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera

Meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta KB

Meningkatkan Kelestarian dan kemandirian peserta KB

Program Keluarga Berencana

Peningkatan Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

Pembentukan, Pembinaan dan Pengembangan Bina Keluarga

Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

9 Meningkatnya

kualitas, daya saing dan penempatan tenaga kerja, serta perlindungan terhadap tenaga kerja.

Mengembangkan program kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha, dan penataan lembaga pelatihan berbasis kompetensi.

Peningkatan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja diutamakan untuk para pemuda Bintan yang belum bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Page 263: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 22 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

10 Meningkatnya

perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

Mengupayakan hubungan industrial harmonis, dinamis dan berkeadilan, kelangsungan usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja

Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial yang harmonis.

Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

 

MISI 5. Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang

religius dan berbudaya Melayu sebagai landasan

pembangunan masyarakat

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Meningkatnya

kelestarian nilai-nilai dan seni budaya melayu sebagai kekayaan budaya daerah

Memberdayakan lembaga-lembaga adat terutama adat melayu untuk melestarikan nilai-nilai budaya melayu dalam kehidupan masyarakat.

Peningkatan kegiatan budaya, penyelenggaraan festival seni budaya, serta Cagar Budaya

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

2 Terwujudnya toleransi antar umat beragama

Meningkatkan kerukunan umat bergama.

Peningkatan kualitas pemahaman, pengamalan dan kerukunan umat beragama melalui komunikasi lintas Agama

Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Program Pemenuhan Kebutuhan Sarana Peribadatan

3 Terwujudnya pemahaman dan pengamalan agama sesuai dengan agama dan keyakinan masing- masing

Pengembangan pendidikan agama di masyarakat dan sekolah

Pelaksanaan kegiatan keagamaan di masyarakat dan sekolah-sekolah dan pembangunan rumah tahfiz di setiap kecamatan

Program Pembinaan Keagamaan

Program Pembinaan Kesejahteraan Rakyat

 

  

Page 264: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 23 

 

MISI 6. Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat, Mewujudkan

Kesejahteraan Sosial dan pengarusutamaan gender dalam

berbagai aspek pembangunan

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Meningkatnya

kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Menerapkan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG), dan Memperkuat sistem perlindungan anak dan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO), dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan penindakan.

Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender, peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, serta Peningkatan upaya pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi terhadap anak, perempuan, dan kelompok marjinal.

Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Program Perlindungan Anak

2 Menurunnya persentase penduduk miskin

Memperbaiki program perlindungan sosial, meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar, Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin serta menciptakan pembangunan yang inklusif.

Peningkatan implementasi program-program penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan.

Program Penanggulangan Kemiskinan

Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

3 Meningkatnya penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial

Meningkatkan pembudayaan kesetiakawanan sosial dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Peningkatan pemberdayaan dan pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial

Program Pemberdayaan Sosial

Program Rehabilitasi Sosial

4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Memperkuat Kelembagaan, Pengembangan Partisipasi masyarakat dan Peningkatan pemberdayaan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat

Penguatan Kelembagaan Masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta peningkatan keswadayaan masyarakat

Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

Page 265: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 24 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

5 Meningkatnya

pengelolaan pembangunan oleh pemerintah desa

Mengembangkan kelembagaan ekonomi pedesaan dan aparatur desa

Pengembangan data dan informasi pedesaan, pengembangan lembaga ekonomi desa serta peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

 

MISI 7. Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan di

Kabupaten Bintan

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Meningkatnya

pemberdayaan generasi muda dan olah raga

Meningkatkan kualitas dan kuantitas generasi muda melalui pembinaan dan peningkatan prestasi olah raga

Meningkatkan kualitas generasi muda dan olah raga

Program Peningkatan peran serta Kepemudaan

Meningkatkan pemberdayaan pemuda dalam pembangunan diperbatasan

Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana olah raga

Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

Program peningkatan sarana dan prasarana Olahraga

 

 

 

 

Page 266: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 25 

 

MISI 8. Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas

pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

1 Meningkatnya

jumlah produksi dan produktivitas pertanian dan perkebunan

Peningkatan produktivitas perkebunan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Meningkatkan produksi, produtifitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, Kelembagaan dan Kemitraan usaha, Investasi usaha perkebunan sesuai dengan kaedah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

Peningkatan produktivitas Pertanian Tanaman Pangan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Meningkatkan produksi, produtifitas dan mutu tanaman pangan melalui pengembangan komoditas, SDM, Kelembagaan dan Kemitraan usaha, Investasi usaha perkebunan sesuai dengan kaedah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Pangan

Peningkatan produktivitas Pertanian Tanaman Hortikultura ramah lingkungan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Meningkatkan produksi, produtifitas dan mutu tanaman hortikultura ramah lingkungan melalui pengembangan komoditas, SDM, Kelembagaan dan Kemitraan usaha, Investasi usaha perkebunan sesuai dengan kaedah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu hasil Tanaman Hortikultura Ramah Lingkungan

Page 267: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 26 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

Peningkatan penyediaan

dan pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok tani secara berkelanjutan

Meningkatkan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan Sarana pertanian melalui pengembangan komoditas, SDM, Kelembagaan dan Kemitraan usaha, Investasi usaha perkebunan sesuai dengan kaedah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

2 Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas Peternakan

Peningkatan produktivitas perternakan melalui revitalisasi penyuluhan dan pemberdayaan kelompok peternak secara berkelanjutan

Meningkatkan produksi, produtifitas dan mutu ternak berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, Kelembagaan dan Kemitraan usaha, Investasi usaha peternakan sesuai dengan kaedah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat

3 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman serta terjangkau bagi masyarakat di seluruh wilayah

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga yang bergerak dalam bidang distribusi pangan untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan dan stabilitas harga pangan pokok.

Peningkatan cadangan pangan, pemantauan harga, distribusi dan keamanan pangan, serta penganekaragaman konsumsi pangan secara merata di seluruh wilayah.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

Page 268: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   VI ‐ 27 

 

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program

4 Meningkatnya

kebersihan lingkungan serta upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan

Meningkatkan kualitas lingkungan yang menyeluruh melalui Penguatan sistem pemantauan kualitas lingkungan hidup, penegakan hukum lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Peningkatan pengawasan dan pengendalian pencemaran/ perusakan lingkungan hidup.

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup untuk lembaga kemasyarakatan tingkat Daerah

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup

Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Persampahan

5 Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola

Meningkatkan/ Mempertahankan luas ruang terbuka hijau dan pengelolaan tempat pemakaman umum

Pengelolaan ruang terbuka hijau dan tempat pemakaman umum dengan memperhatikan lingkungan yang berkelanjutan

Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum

Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

Program Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum

Page 269: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐1

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010 perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah

dalam bab tujuh bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara

bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator

kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program

pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah

kebijakan yang ditetapkan. Melalui rumusan kebijakan umum, diperoleh

sarana untuk menghasilkan berbagai program yang paling efektif

dalam mencapai sasaran.

Sedangkan dari perumusan program pembangunan daerah

menghasilkan rencana pembangunan yang konkrit dalam bentuk

program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian

sasaran pembangunan daerah. Dalam mewujudkan capaian

keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Bintan menetapkan

rangkaian program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan

yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Bintan. Penetapan program pembangunan dan penanganan urusan

pembangunan yang disesuaikan dengan misi pembangunan daerah

adalah sebagai berikut.

MISI 1 Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan

investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan

potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata

dan kelautan

Program untuk mendukung misi ini adalah : 1) Urusan Penanaman Modal

a. Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi

RPJMD 2016-2021

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB. VII

Page 270: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐2

a. b. P

rog

2) Urusan Penataan Ruang

a. Program Perencanaan Tata Ruang

b. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

3) Urusan Pariwisata

a. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

b. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

C. Program Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata

d. Program Pengembangan Kemitraan

4) Urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

a. Program Peningkatan Kemampuan Kewirausahaan bagi Koperasi dan UMKM

b. Program Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM

5) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Program Pembinaan BUMD

6) Urusan Kelautan dan Perikanan

a. Program pengembangan budidaya perikanan

b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap

c. Program pencegahan dan penanggulangan hama penyakit ikan

d. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

b. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

c. Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal

d. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

e. Program Pelayanan Perizinan Non Investasi

Page 271: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐3

7) Urusan Perindustrian

a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

8) Urusan Perdagangan

a. Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan

b. Program Pengembangan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdagangan

MISI 2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang

berkualitas, terintegrasi dan merata

1) Urusan Perhubungan

a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

b. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

c. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

d. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi

e. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

f. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

g. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

2) Urusan Pekerjaan Umum

a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

b. Program Rehabilitasi / Pemeliharan Jalan dan Jembatan

c. Program Peningkatan Perencanaan Teknis

d. Program Pengembangan Sarana prasarana Perumahan Dan Permukiman

e. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya

f. Program Pengendalian Banjir

g. Program Pembangunan Drainase dan Gorong-Gorong Jalan

Page 272: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐4

3) Urusan Perumahan

a. Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah

b. Program Penyehatan Lingkungan Permukiman

4) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

MISI 3. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance) dan

demokratis sebagai langkah melayani masyarakat

dengan sepenuh hati

1) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

a. Program Pendidikan Kedinasan

b. Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah

c. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

d. Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

e. Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal

f. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

g. Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah

h. Program Pengelolaan Administrasi Wilayah Perbatasan

i. Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah

j. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

k. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Page 273: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐5

l. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

m. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

n. Program Pembinaan Pertanahan

o. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian

p. Program Pembinaan BUMD

q. Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah

r. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan

s. Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

t. Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

u. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

v. Program Penanggulangan Bencana

w. Program Mitigasi Bencana

x. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

y. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

z. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

aa. Program Manajemen Aset Daerah

bb. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah

cc. Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Desa

dd. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

ee. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

ff. Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

gg. Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

hh. Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP

Page 274: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐6

ii. Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan Masyarakat

2) Urusan Pekerjaan Umum

a. Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Daerah

b. Program Pengendalain Banjir

3) Urusan Perencanaan Pembangunan

a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

b. Program Pengembangan Data dan Informasi

c. Program Penelitian Perencanaan Pembangunan

d. Program Pengembangan Perencanaan Pembangunan

e. Program perencanaan pembangunan ekonomi

f. Program perencanaan pembangunan infrastruktur dan SDA

g. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

h. Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah

4) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

a. Program Penataan Administrasi Kependudukan

5) Urusan Kearsipan

a. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

b. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

c. Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah

6) Pendidikan

a. Program Pengembangan Perpustakaan

b. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Page 275: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐7

7) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

b. Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik

MISI 4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta

kualitas SDM agar bisa bersaing dalam kompetisi global

1) Urusan Pendidikan

a. Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak

b. Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun)

c. Program Penyediaan sarana dan Prasarana Pendidikan

d. Program Non Formal

e. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

2) Urusan Perencanaan Pembangunan

a. Program Perencanaan Sosial Budaya

3) Urusan Kesehatan

a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

b. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

c. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

d. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

e. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

f. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

g. Program Pengawasan Obat dan Makanan

h. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

i. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Page 276: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐8

4) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Program Keluarga Berencana

b. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

5) Urusan Ketenagakerjaan

a. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

b. Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja

c. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

d. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

MISI 5. Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang

religius dan berbudaya Melayu sebagai landasan

pembangunan masyarakat

1) Urusan Kebudayaan

a. Program Pengelolaan Keragaman Budaya

b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

2) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

3) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Program Pemenuhan Kebutuhan Sarana Peribadatan

b. Program Pembinaan Keagamaan

Program Pembinaan Kesejahteraan Rakyat

Page 277: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐9

MISI 6. Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat,

Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dan

pengarusutamaan gender dalam berbagai aspek

pembangunan

1) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

b. Program Perlindungan Anak

2) Urusan Sosial

a. Program Pemberdayaan Sosial

b. Program Penanggulangan Kemiskinan

c. Program Rehabilitasi Sosial

d. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

3) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

b. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

c. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

d. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

4) Urusan Perencanaan Pembangunan

a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

MISI 7. Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan

di Kabupaten Bintan

1) Kepemudaan dan Olahraga

a. Program Peningkatan peran serta Kepemudaan

b. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

c. Program peningkatan sarana dan prasarana Olahraga

Page 278: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VII‐10

MISI 8. Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan

kualitas pengelolaan lingkungan hidup yang

berkelanjutan

1) Urusan Pertanian

a. Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

b. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Pangan

c. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu hasil Tanaman Hortikultura Ramah Lingkungan

d. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

e. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat

2) Urusan Ketahanan Pangan

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

3) Urusan Lingkungan Hidup

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

b. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup

c. Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

d. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

e. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Persampahan

4) Pekerjaan Umum

a. Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum

b. Program Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum

5) Penataan Ruang

a. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

Page 279: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 1

Dalam bagian ini berdasarkan penjelasan dari Peraturan Menteri Dalam

Negeri nomor 54 Tahun 2010, diuraikan hubungan urusan pemerintah

dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab

SKPD. Selain itu juga disajikan pula pencapaian target indikator kinerja

pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan

pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.

Setelah program prioritas diketahui, dibuatlah alokasi pagu untuk setiap

program. Pagu indikatif program merupakan jumlah dana yang tersedia

untuk mendanai program prioritas tahunan yang penghitungannya

berdasarkan standar satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

lndikasi rencana program prioritas Pemerintah Kabupaten Bintan berisi

program- program baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan

jangka menengah maupun untuk pemenuhan layanan SKPD dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif

sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia

untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Program-program

prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif

selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan

Rencana Strategis SKPD, termasuk dalam menjabarkannya ke dalam

kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.

Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing urusan

sesungguhnya tidak hanya didukung oleh pendanaan yang

bersumber dari APBD Kabupaten Bintan, tetapi juga dari sumber

pendanaan lainnya (APBN, APBD Propinsi, dan Sumber-sumber

INDIKASI RENCANA PROGRAM

PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB. VIII

RPJMD 2016-2021

Page 280: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 2

pendanaan lainnya). Namun demikian, pencantuman pendanaan di

dalam Tabel 8.1 hanya yang bersumber dari APBD Kabupaten Bintan

Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan dilakukan berdasarkan kompilasi hasil verifikasi terhadap rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari setiap rancangan Renstra SKPD. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 281: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 3

Tabel 8-1 Indikasi Rencana Program Prioritas

Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020

Tahun 2021

Target

Dana (Rp) Target

Dana (Rp) Target Dana (Rp) Target

Dana (Rp) Target

Dana (Rp)

Rutin (Urusan Wajib dan Pilihan)

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

95.033.164.263

99.784.822.476

104.774.063.600

110.012.766.780

115.513.405.119

121.289.075.375

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

44.779.372.359

47.018.340.977

49.369.258.026

51.837.720.927

54.429.606.973

57.151.087.3

22

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

3.846.159.194

4.038.467.154

4.240.390.511

4.452.410.037

4.675.030.539

4.908.782.06

6

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5.566.259.000

5.844.571.950

6.136.800.548

6.443.640.575

6.765.822.604

7.104.113.73

4

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

3.290.242.900

3.454.755.045

3.627.492.797

3.808.867.437

3.999.310.809

4.199.276.34

9

Dinas Pendidikan

Pendidikan

Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-Kanak

APK PAUD 0-6 Tahun 56,74 57,73

58,73

59,73

61.00

62,5

Rasio guru murid PAUD 01:09 01:08 01:08 01:08 1:8 01:08 01:08

Jumlah lembaga PAUD yang terakreditasi 17 20 23 26 29 29

Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun) 21.660 21.660 21.660 21.660 21.660

Page 282: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 4

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

APM SD/MI/SLB/Paket A 94,69

95,21

95,75

96,31

96,89

97

97,5

APK SD/MI/SLB/Paket A 102,75 104,79 104,25 103,69 103,11 103 102,5

APM SMP/MTs/Paket B 76,95 77,3 77,8 78 78,3 78,95 80

APK SMP/MTs/Paket B 100,5

122,7

122,2

122

121,7

121,1

120

Angka putus sekolah SD/SMP 0,22 0,20 0,18 0,16 0,14 0,12 0,10

Rasio APM perempuan laki-laki di SD 99,67 99,7 99,78 99,83 100 100 100

Rasio APM perempuan laki-laki di SMP 101,09 100,78 100,52 100,88 100 100 100

Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 8,28

9,00

9,00

9,00

9,00

9,00

9,00

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

400 450 600 600 600

Persentase guru TK bersertifikat profesi 13,2 17,6 19,02 20,54 22,6 24,86 27,34

Persentase guru SD bersertifikat profesi 44,2 49,2 53,12 57,37 63 69,41 76,35

Persentase guru SLTP bersertifikat profesi 43,7 63,5 68,63 74,12 81,53 89,68 98,65

Persentase pengawas bersertifikat profesi 35,7 100 100 100 100 100 100

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 79,73 83,1 87,3 92,3 95 98 100

Persentase guru yang lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) 16,92 52,52 57,77 66,44 76,4 87,86 100

Program Non Formal 50 3.473 3.717 3.947 4.149

Angka Melek Huruf (AMH) 99,63 99,63 99,72 99,81 99,91 100 100

Pemuda dan Olahraga

Program Peningkatan peran serta Kepemudaan

4.660 5.970 7.335 5.285

Page 283: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 5

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase organisasi kepemudaan yang aktif

50 60 65 70 75 80 85

Jumlah pemuda yang mandiri dan berdaya saing

43 48 51 54 57 60 63

Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

2.820 2.490 3.220 2.770

Jumlah prestasi olah raga yang diraih 43 33 40 45 48 50 53

Program peningkatan sarana dan prasarana Olahraga 2,980 3.593 4.232 4.949

Persentase sarana dan prasarana olahraga yang standar 0 40 50 58 69 75 80

Dinas Kesehatan

Kesehatan

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

9.558.232.000

8.984.73

8.080

8.445.653.

795

7.938.91

4.567

7.462.579.69

3

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

0

0

20 -

40 -

60 -

80 -

80

Jumlah Pos UKK yang terbentuk 0 1 2 - 3 - 4 - 5 - 5

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional dan komplementer

0

13

26 -

45 -

60 -

75 -

75

Jumlah Puskesmas Yang Menerapkan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

0

2

4 -

7 -

11 -

15 -

15

Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

3.204.236.029

3.011.98

1.867

2.831.262.955

2.661.38

7.178

2.501.703.94

7

Persentase ibu hamil Kurang Energi Protein (KEK) yang mendapat makanan tambahan

95

95 96 97 98 98 98

Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

92,67 93 94 - 95 - 96 - 98 - 98

Page 284: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 6

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eklusif

0 26

27 -

28 -

29 -

30 -

30

Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

0 50

55 -

60 -

65 -

70 -

70

Persentase balita (baduta=bayi dua tahun) kurus yang mendapat makanan tambahan

95 95

96 -

97 -

98 -

98 -

98

Persentase Anemia Ibu Hamil 0,38 0,37 0,35 - 0,32 - 0,3 - 0,25 - 0,25

Persentase Bayi BBLR 0,4 0,4 0,4 - 0,4 - 0,4 - 0,4 - 0,4

Persentase balita gizi kurang 2,14 2,14 2,14 - 2,14 - 2,14 - 2,14 - 2,14

Persentase balita Wasting ( Kurus ) 0,8 0,8 0,79 - 0,78 - 0,77 - 0,75 - 0,75

Persentase Baduta Stunting 32

31 -

30 -

29 -

28 -

28

Presentase balita gizi buruk 0,35 0,35 0,35 - 0,34 - 0,33 - 0,33 - 0,33

Persentase balita Gizi buruk yang dirawat

100 100

100 -

100 -

100 -

100 -

100

Persentase balita ditimbang berat badannya

83,6 83,7

83,8 -

84 -

84,5 -

85 -

85

Persentase pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100 100

100 -

100 -

100 -

100 -

100

Persentase Balita dapat Vit. A dosis tinggi (200.000 IU)

95,84 95,85 95,87 - 95,89 - 96 - 96 - 96

Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1)

80

80

85 -

90 -

95 -

95 -

95

Persentase pelayanan kesehatan Neonatus 0 sampai 28 hari (KN Lengkap)

98

98

98 -

98 -

98 -

98 -

98

Kasus Kematian Bayi 32 39 37 - 35 - 34 - 32 - 32

Jumlah kasus kematian anak balita 6 6 6 - 6 - 6 - 6 - 6

Persentase kunjungan bayi 85 85 86 - 87 - 88 - 90 - 90

Page 285: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 7

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase kunjungan balita 71

71

72 -

73 -

74 -

75 -

75

Puskesmas yg melaksanakan pelayanan Neonatal Esensial sesuai standar.

0

81

81 -

86 -

93 -

93 -

93

Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB).

990 990 990 - 990 - 990 - 990 - 990

Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Penjaringan Kesehatan untuk Peserta Didik Kelas 7 dan 10

33

40

40 -

47 -

60 -

60 -

60

Persentase remaja puteri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

0 10 15 - 20 - 25 - 30 - 30

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil

80

80

87 -

93 -

93 -

100 -

100

Persentase Puskesmas Puskesmas yang melakukan orientasi program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

80

80

87

-

87

-

93

-

100

-

100

Persentase ibu hamil yang mendapatkan Pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4) dengan pelayanan 10 T

95,4

74

76

-

76

-

78

-

85

-

85

Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)

96,4

96,4

96,5 -

96,5 -

97,1 -

97,2 -

97,2

Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)

98 98 98 - 98 - 98 - 98 - 98

Persentase kunjungan ibu nifas lengkap

96,4 96,4 96,5 - 96,5 - 97,1 - 97,2 - 97,2

Jumlah kasus kematian ibu 7 7 7 - 7 - 7 - 7 - 7

Persentase Bumil Komplikasi yang Ditangani

100 100 100 - 100 - 100 - 100 - 100

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

160.122

.700

150.515.338

141.484.4

18

132.995.353

125.015.631

Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

10 20 30 40 50 53 53

Page 286: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 8

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

70 72 74 - 76 - 78 - 80 - 80

Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

292.129

.286

274.601.529

258.125.4

37

242.637.911

228.079.636

Persentase anak usia o sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

97 97 97 97 97 97 97

Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

91

92

93 -

94 -

95 -

95 -

95

Persentase hasil pemeriksaan haji (3 bulan sebelum operasional)

100

100

100 -

100 -

100 -

100 -

100

Persentase penurunan kasus Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu

34,5

35

37 -

38 -

40 -

40 -

40

Jumlah Kecamatan dengan API < 1 per 1.000 penduduk

10

10

10 -

10 -

10 -

10 -

10

Jumlah Kecamatan endemis Filariasis berhasil menurunkan angka mikrofiliria menjadi < 1%

0

2

2 -

2 -

2 -

2 -

2

Persentase Kecamatan dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk

20

33

33 -

33 -

33 -

33 -

33

Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

80

81

82 -

83 -

84 -

85 -

85

Persentase Kecamatan dengan angka keberhaslan pengobatan TB Paru BTA Positif (sucsess rate) minimal 85%

80

81

82 -

83 -

84 -

85 -

85

Persentase angka kasus HIV yang diobati.

90

90

90 -

90 -

90 -

90 -

90

Persentase Kecamatan yang 50% Puskesmasnya melakukan pemeriksaan dan tatalaksana Pneumonia melalui program MTBS

53

53

60

-

67

-

73

-

80

-

80

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

0

20

30 -

40 -

50 -

50 -

50

Page 287: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 9

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

29,4

31

35 -

41 -

45 -

51 -

51

Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun

7,2

6,9

6,4 -

5,9 -

5,6 -

5,4 -

5,4

Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM

18

19

20 -

21 -

22 -

23 -

23

Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

60

63

66 -

69 -

72 -

75 -

75

Persentase Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

80

82

84 -

86 -

88 -

90 -

90

Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar

0

50

50 -

100 -

100 -

100 -

100

Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

80

82

84 -

86 -

88 -

90 -

90

Persentase penduduk yang melaksanakan STOP BABS

76

78

80 -

82 -

84 -

86 -

86

Jumlah Desa/Kelurahan yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat

8

9

11 -

13 -

15 -

17 -

17

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

1.408.814.770

1.324.28

5.884

1.244.828.

731

1.170.13

9.007

1.099.930.66

7

Jumlah Kecamatan yang memiiliki 1Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

0

1

2

4

7

10

10

Jumlah Puskesmas yang Minimal Memiliki 5 Jenis Tenaga Kesehatan

5

5

7 -

9 -

12 -

15 -

15

Jumlah Puskesmas yang memiliki Jaringan SIK Online

5

5

6 -

7 -

8 -

9 -

9

Jumlah SDM Kesehatan yang dilatih 30 55 80 - 105 - 130 - 155 - 180

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

8.705.047.300

8.182.744.462

7.691.779.794

7.230.273.007

6.796.456.62

Page 288: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 10

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

6

Persentase kesediaan obat dan vaksin di Puskesmas 67,5 70 73 75 78 80 80

Jumlah Puskesmas yang Memiliki 70% Alat Kesehatan Sesuai Permenkes 75 Tahun 2014

5 6

7

- 8

- 9

- 10

- 10

Program Pengawasan Obat dan Makanan

147.291

.362

138.453.880

130.146.6

47

122.337.849

114.997.578

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

13 13 20 33 46 60 60

Persentase penggunaan obat rasional di Puskesmas

55,2

55,5

55,8 -

56,1 -

56,4 -

56,7 -

56,7

Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

4.914.298.074

4.619.440.190

4.342.273.778

4.081.737.351

3.836.833.11

0

Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN

1.140 5.000 6.000 8.000 10.000 12.000

12.000

Persentase kunjungan peserta JKN di FKTP

120

130

150 -

170 -

180 -

180 -

180

Jumlah rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rencana Tindak Lanjut luar daerah

76

60

50 -

40 -

30 -

20 -

20

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

879.580.078 826.805.

273 777.196.957 730.565.

140 686.731.231

Jumlah Kebijakan Publik yang Berwawasan Kesehatan 1 1 2 3 4 5 5

Persentase Desa Memanfaatkan Dana Desa 10% untuk UKBM

0

6

10 -

14 -

16 -

18 -

18

Persentase Desa Siaga Aktif 100 100 100 - 100 - 100 - 100 - 100 Jumlah Dunia Usaha yang

Memanfaatkan CSRnya untuk 2

2

2

- 2

- 2

- 2

- 2

Page 289: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 11

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Program Kesehatan

Jumlah Organisasi Kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

0

3

5

-

5

-

5

-

5

-

5

Persentase Desa yang melaksanakan PHBS

43

47

50 -

58 -

62 -

70 -

70

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

100

100

100 -

100 -

100 -

100 -

100

RSUD Kesehatan Upaya Kesehatan Masyarakat 12.680 13.935 15.200 16.555 18.120 BOR (Bed Occupancy Ratio) 52,9% 40% 45% 50% 55% 60% 60% Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 75 75 75 78 78 80 80 Standarisasi Pelayanan Kesehatan 300 850 900 900 950

Terselenggaranya Standarisasi dan Akreditasi Rumah sakit oleh komisi Akreditasi rumah sakit (KARS)

- - Perdan

a Tk.

dasar Tk.

dasar Tk.

Madya Tk.

Madya Pengadaan Peningkatan Sarana dan

Prasarana Rumah sakit 600 45.400 49.700 13.600 13.400 Peningkatan Kelas/Type Rumah sakit D D D C C C C Dinas Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Persentase tingkat kemantapan jalan (Mantap Sempurna)

1,442

1,442

1,442

1,442

1,442

1,442

1,442

Persentase tingkat kemantapan jalan (Mantap Marginal)

89,896

89,896

89,896

89,896

89,896

89,896

89,896

Page 290: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 12

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase tingkat kemantapan jalan (Tidak Mantap)

8,662

8,662

8,662

8,662

8,662

8,662

8,662

Jumlah jembatan yang dibangun 3

- - - - 1 10.000.000.000

1 11.000.000.000

1 12.000.000.0

00

3

Panjang jalan yang dibangun dan ditingkatkan

531,76

29,095 98.580.960.000

20 81.750.000.000

15 86.655.000.000

17 91.854.300.000

20 97.365.558.0

00

543,76

Program Rehabilitasi / Pemeliharan Jalan dan Jembatan

2.826.800.000

5.100.000.000

6.150.000.000

6.700.000.000

7.700.000.00

0 Panjang jaringan jalan yang

dipelihara 222,93

10 15 17 17 20 372,93

Jumlah Jembatan yang dipelihara 6

0 0 1 1 2 2 6

Program Pembangunan Drainase dan Gorong-Gorong Jalan

10.183.500.000

8.875.000.000

9.075.000.000

9.295000.000

9.537.000.00

0 Persentase drainase jalan yang

terbangun 8,662

8,662 8,662 8,662 8,662 8,662 8,662

Panjang Drainase jalan yang terbangun

12980

4919 2600 2600 2600 2600 25699

Program Pengendalian Banjir

1.335.000.000

1.588.655.000

1.683.974.300

1.785.012.758

1.892.113.52

3 Jumlah panjang normalisasi saluran/

sungai 2550

2521 3000 3000 3000 758 3000 14521

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya

- - - - 500.000.000

550.000.000

625.000.000

Panjang jaringan irigasi yang dipelihara(9300 M)

- - - - 3000 3000 3300 10000

Program Peningkatan Perencanaan Teknis

2.960.000.000

5.920.000.000

8.880.000.000

11.840.000.000

14.800.000.0

00

Persentase Dokumen Perencanaan teknis yang dihasilkan (Total 81

49

59,26 69,14 79,01 88,88 98,77 100

Page 291: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 13

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Dokumen)

Perumahan

Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah

20.912.134.000

12.450.000.000

7.715.000.000

16.227.400.000

17.493.740.0

00 Persentase Rumah Tangga (RT) yang

menggunakan air bersih 63,75

73,02 78,05 83,63 90,88 98,14 98,14

Jumlah Sambungan Rumah (SR) perdesaan yang terpasang

3302

654 250 250 270 290 5016

Jumlah Sambungan Rumah (SR) Perkotaan yang terpasang

2410

177 200 250 380 360 3777

Program Penyehatan Lingkungan Permukiman

2.611.250.000

2.767.925.000

3.088.421.579

3.437.413.217

3.470.150.48

6

Jumlah Luas Kawasan Kumuh Perkotaan (98,01 Ha) n/a

18,01 19 20 21 20 98,01

Program Pengembangan Sarana prasarana Perumahan Dan Permukiman

21.539.846.000

30.000.000.000

32.000.000.000

35.200.000.000

40.000.000.0

00

Persentase kawasan pemukiman yang tertata (6.176,36 Ha) 3,30

8 10 10 10 12 50

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penataan Ruang

Program Perencanaan Tata ruang

700.000.000

770.000.000

847.000.000

931.700.000

1.024.870.00

0 Jumlah Dokumen Tata ruang dan

turunannya yang dihasilkan 5 1 1 2 2 2 2

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

555.000.000

610.500.000

671.550.000

738.705.000 5

812.575.500

Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang 75

95

95

95

95

95

Page 292: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 14

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Perencanaan Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan

Daerah

1.766.000.000

1.942.600.000

2.136.860.000

2.350.546.000

2.585.600.60

0 Persentase usulan melalui

mekanisme perencanaan yang diakomodir dalam RKPD

100 100 100 100 100 100

Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 100 100 100 100 100 100

Persentase RENJA SKPD yang selaras dengan dokumen perencanaan. 100 100 100 100 100 100

Program Pengembangan data dan Informasi

324.000.000

356.400.000

392.040.000

431.244.000

474.368.400

Persentase tingkat keterisian data SIPD 40 50 60

70

80

90

90

Tingkat kepuasan pengguna informasi atas data/informasi pembangunan daerah bintan yang disajikan dalam website Pemkab/Bappeda Bintan 100 100 100 100 100 100 100

Program Penelitian dan pengembangan Daerah

Jumlah penelitian yang dihasilkan

N/A N/A N/A 1 350.000.

000 1 385.000.0

00 1 423.500.

000 1 465.850.000 1

Program Pengembangan Perencanaan Pembangunan

Jumlah pengembangan inovasi yang dihasilkan N/A N/A N/A 1

250.000.000 0

275.000.000 1

302.500.000 0

332.750.000 1

Program Perencanaan Ekonomi Jumlah dokumen perencanaan

pembangunan ekonomi yang dihasilkan 3 3

1.664.215.500 3

1.830.637.050

3

2.013.700.755

3

2.215.070.831

3

2.436.577.91

4 3 Program perencanaan pembangunan

infrastruktur dan SDA

Page 293: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 15

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur dan SDA yang dihasilkan 5 2 N/A 6 2 2 2 2

Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

518.471.600

570.318.760

627.350.636

690.085.700

759.094.270

Persentase desa yang menyusun RPJMDes sesuai peraturan N/A 100 100

100

100

100

100

Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 737.379

.270

811.117.197

892.228.917

981.451.808

1.079.596.98

9 Tingkat kesesuaian perencanaan

dengan pelaksanaan dilapangan 96 100 100

100

100

100

100

Persentase dokumen pelaporan yang disusun tepat waktu. 100 100 100 100 100 100 100

Program Perencanaan Sosial Budaya

450.000.

000 495.000.0

00 544.500.

000 598.950.000

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan sosial yang dihasilkan 4 4 N/A 4 4 4 4 4

Dinas Perhubungan Perhubungan

Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

-

180.000.000 -

475.000.000 -

3.590.000.000 -

3.590.000.000 -

1.890.000.00

0

Jumlah penyusunan perencanaan pembangunan sarana, prasarana dan fasilitas perhubungan

8

1 2 5 3 1 20

Jumlah Penyusunan norma, kebijakan, standar dan prosedur bidang perhubungan

1

- - - 1 - 2

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

- 1.301.000.000 -

1.313.000.000 -

2.532.500.000 -

3.414.000.000 -

3.580.500.00

0 Jumlah rehabilitasi/ pemeliharaan

dermaga/ pelabuhan -

1 1 3 3 3 11

Page 294: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 16

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Jumlah rehabilitasi/ pemeliharaan APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

38

34 42 45 46 48 49

Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

- 500.000

.000 -

605.000.000

- 740.000.0

00 -

710.000.000

- 900.000.000

Jumlah Pulau yang tercakupi jaringan Transportasi 8

8 - 8 - 9 10 11 11

Jumlah pelayanan pas kecil 1000

1000 1000 1050 1100 1100 1100

Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

- 3.500.000.000

- 0 - 2.000.000.000

- 14.500.000.000

- 10.000.000.0

00 Jumlah Pembangunan Gedung

Terminal 1

- - - 1 1 11

Jumlah Pembangunan terminal/Pelabuhan Sungai,danau,dan Penyebrangan

1

1 - - - - - 1 - 1 - 4

Jumlah pengadaan sarana transportasi -

- - - 2 - 2

Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

1.226.420000

1.740.000

1.255.000.000

1.680.000.000

1.300.000.00

0

Jumlah Traffic Light 9

- 1 - 1 - 11

Jumlah warning Light 29

4 2 1 1 1 38

Jumlah Penurunan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan 60

58 - 56 - 54 - 52 51 38

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

- 177.000.000 - 221.000.

000 1 4.240.000.000 - 250.000.

000 - 250.000.000

Jumlah pengujian kendaraan bermotor wajib uji (KIR)

1952

2200 2.200 2.200 2.200 2.200 2.200

Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi

- 75.000.

000 - 80.000.0

00 - 85.000.00

0 - 90.000.0

00 - 95.000.000

Page 295: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 17

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase wilayah yang tercakupi jaringan operator selular 95% 95% - 96% - 97% - 98% - 100% - 100%

Badan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

348.695.951

200.000.000

525.000.000

590.000.000

700.000.000

Jumlah usaha/kegiatan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan, pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup 10/50 50 50 55 60 65 65

Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti 90 90 90 90 90 90 90

Mendapat penghargaan Adipura

Jumlah titik sampel lokasi pemantauan kualitas air 0 22 22 22 23 24 24

Jumlah titik sampel lokasi pemantauan kualitas udara (yang bergerak dan tidak bergerak) 0 8 8 9 9 9 9

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup

75.000.000

50.000.000

150.000.000

150.000.000

150.000.000

Jumlah Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD ) yang disusun 7 7 7 7 7 7 7

Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

182.266.000

380.000.000

470.000.000

560.000.000

650.000.000

Jumlah kelompok masyarakat bersama Pemda yang terlibat dalam melaksanakan 3R (Reduce, Reuse,Recycle) 6 8

80.000.000 10

150.000.000 12

160.000.000 14

180.000.000 16

200.000.000 16

Page 296: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 18

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Jumlah sekolah/Kampus yang peduli dan berbudaya lingkungan (adiwiyata)

24 sekolah tingkat

kabupaten, 12

provinsi, 6

Nasional 5 102.266

.000 10 80.000.0

00 15 150.000.0

00 20 200.000.

000 25 250.000.000 25

Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R 7 2 - 2

150.000.000 2

160.000.000 2

180.000.000 2

200.000.000 2

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman

Lingkungan Hidup

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

8.783.20

0.000 10.230.00

0.000 10.380.000.000

10.680.000.0

00 Persentase penanganan sampah

50 50 55 60 65 70 75 Persentase sampah yang dikelola

30 30 35 40 50 60 70 Program Pengembangan Sarana dan

Prasarana Persampahan Rasio tempat pembuangan sampah

(TPS) per satuan penduduk 0.37 0.37 0.40 0.42 0.45 0.48 0.51 Pekerjaan Umum

Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum

1.766.32

0.000 2.500.000.

.000 2.500.00

0.000

2.500.000.00

0 Jumlah lampu jalan yang telah

terpasang 1.716 1.716 1.900 2.200 2.500 2.800 3.000 Program Pengelolaan Tempat

Pemakaman Umum Rasio tempat pemakaman umum per

1000 penduduk 1.17 1.17 1.20 1.20 1.20 1.22 1.25 Penataan Ruang Program Pengelolaan Ruang Terbuka

Hijau 1.154.77

0.000 2.800.000.

000 3.000.00

0.000 3.300.000.00

Page 297: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 19

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

0

Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola 218.000 218.000

218,400

218,800

219,200

219,600 220,000

Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB

30%:70%

30%:70%

30%:70%

30%:70%

30%:70%

30%:70%

30%:70%

Jumlah Tempat Pengelolaan sampah terpadu (TPST) 0 0 0 1 2 3 3

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kependudukan dan catatan sipil

Program Penataan Administrasi Kependudukan 2.284.0

84.466 2.686.09

6.515 2.954.706.

167 3.249.17

6.783

3.562.094.46

1 Persentase penduduk ber KTP-el dari

jumlah penduduk wajib KTP-el 93% 93% 95% 100% 100% 100% 100% Persentase bayi berakte kelahiran per

Bayi Lahir 77% 77% 79% 81% 83% 85% 85% Persentase kepemilikan akte

kelahiran penduduk 61% 61% 62% 63% 64% 65% 65% Persentase Penduduk Berakta

Kematian dari jumlah meninggal 45% 45% 55% 65% 75% 85% 85% Persentase penduduk yang belum

memiliki dokumen perkawinan (non Muslim) 18% 18% 17% 16% 15% 14% 14%

Dinas Sosial Sosial

Program Pemberdayaan Sosial

752.600.000

958.600.000

1.047.000.000

1.047.000.000

1.047.000.00

0 Jumlah kelembagaan kesejahteraan

sosial yang di bina 62 62 84 84 84 84 96 Persentase pekerja social dan tenaga

kerja kesejahteraan social yang komperen/terlatih (terkait tenaga kerja) 23,62 23,62 35 37 39 41 43

Page 298: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 20

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Program Penanggulangan Kemiskinan

36.159.000

34.229.000

31.529.000

35.309.000

33.329.000

Persentase penduduk miskin

6 6 5.9 5.8 5.7 5.6 5,5

Persentase rumah tangga miskin 22,49 22.49 22.27 22.05 21.83 21.61 21.39

Persentase rumah tangga miskin yang ditangani 51.12 51.12 55 60 62 64 66

Jumlah rumah tidak layak huni yang direhab 2100 814 172 140 140 140 140

Program Rehabilitasi Sosial

2.542.000.000

2.600.000.000

2.658.000.000

2.715.000.000

2.773.000.00

0 Jumlah PMKS (tidak termasuk

keluarga miskin) 3.242 3.242 3.080 2.926 2.779 2.640 2.508 Persentase penanganan penyandang

masalah kesejahteraan sosial 40,28 40.28 45.28 50,28 55.28 60,28 65.28 Sarana pelayanan rehabilitasi social

seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 11 11 11 11 11 11 11

Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

2.130.000.000

2.504.000.000

2.504.000.000

2.504.000.000

2.504.000.00

0 Persentase masyarakat yang

mendapatkan bantuan jaminan sosial 6,88 6.88 7.43 7.43 7.43 7.43 7.43 Dinas Tenaga Kerja Ketenagakerjaan Program Penempatan dan Perluasan

Kesempatan Kerja 1.391.026.950

753.656.200

1.447.448.150

1.447.448.150

1447.448.150

Tingkat partisipasi angkatan kerja 65,01 62 62,50 63 63,50 64 64,5 Persentase pencari kerja yang

terdaftar yang ditempatkan 61,17 50 51 51,50 52 52,50 53 Tingkat pengangguran terbuka 6,74 6,70 6,50 6,60 6,70 6,80 6,4

Page 299: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 21

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Rasio Penduduk yang bekerja 0.93 0,90 0,91 0,92 0,93 0,94 0,95 Program Peningkatan kompetensi dan

Produktifitas Tenaga Kerja 450.000

.000 240.000.

000 240.000.0

00 240.000.

000 240.000.000

Presentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi 66,67 68 72 75 77 80 82

Persentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan 100 65 68 70 72 75 77

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

795.715.000

700.717.800

810.000.000

820.000.000

825.000.000

Persentase kasus yang terselesaikan dengan perjanjian bersama (PB) 74 60 60,2 60,5 61 61,5 62

Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

142.440.000

322.440.000

340.000.000

165.500.000

170.000.000

Persentase kasus PHK yang terselesaikan 90,9 65 68 70 72 75 77

Persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja yang terselesaikan 92,6 70 72 75 78 82 84

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan

Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Program Peningkatan Kemampuan

Kewirausahaan bagi Koperasi dan UMKM

350.000.000

350.000.000

350.000.000

350.000.000

350.000.000

Persentase Pelaku Usaha yang terlatih 20

25 30 35 40 45 50

Program Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM

650.000.000

650.000.000

650.000.000

650.000.000

650.000.000

Persentase koperasi aktif 50

55 60 65 70 75 80

Page 300: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 22

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Jumlah Pengurus Koperasi yang terlatih

200

270 340 410 480 550 620

Program Peningkatan Daya Saing Usaha bagi Koperasi dan UMKM

600.000.000

600.000.000

600.000.000

600.000.000

600.000.000

Jumlah UMKM 2.538 2645 2794 2985 3218 3493 3621

Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor UMKM

10806

10915 11076 11289 11554 12051 12304

Industri

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.00

0

Jumlah IKM 319

349 379 409 439 469 499

Persentase IKM bersertifikasi mutu produk

40

45 50 55 60 65 70

Perdagangan

Program Perlindungan Konsumen dan

pengamanan perdagangan 350.000

.000 1.050.00

0.000 1.050.000.

000 1.050.00

0.000

1.050.000.00

0

Persentase tertib ukur terhadap UTTP n/a

n/a 40 45 50 55 60

Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat

100

100 100 100 100 100 100

Program Pengembangan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perdagangan

700.000

.000 700.000.

000 700.000.0

00 700.000.

000 700.000.000

Persentase Fasilitas Pasar yang Memadai n/a

15 20 25 30 35 40

Badan Penanaman Modal dan Promisi Daerah

Penanaman Modal/Pertanahan

Page 301: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 23

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 735 771 735 807 843

Jumlah perizinan investasi yang dapat diproses dalam satu tahun 1.312 1.312 1.320 1.330 1.340 1.350 1.360

Lama proses perijinan

3-14 hari 3-14 hari

3-14 hari

3-14 hari

3-14 hari

3-14 hari 3-14 hari

Sistem informasi pelayanan perijinan dan admistrasi pemerintah ada ada ada ada ada ada ada

Penyelesaian ijin lokasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Program Pelayanan Perizinan Non

Investasi 55 60 65 70 75 Jumlah perijinan non investasi yang

dapat diproses dalam satu tahun 350 375 400 425 450 475 500 Program Pengawasan dan

Pengendalian Investasi 350 355 360 365 370 Jumlah Investor berskala nasional

(PMA/PMDN) 199/34 199/34 200/35 201/36 202/37 203/3

8 204/39 Jumlah nilai investasi perusahaan

berskala nasional (PMA/PMDN) juta USD

1,251 juta USD

1,251 juta USD 1,351 1,451 1,551 1,661 1,771

Rasio daya serap tenaga kerja 200 200 205 210 215 220 225 Kenaikan/penurunan nilai realisasi

PMDN (Milyar Rp) 334.39 334.39 344,49 354,59 364,69 374.7

9 384.89 Program Peningkatan Daya Saing

Penanaman Modal 240 240 240 240 240 Jumlah investor berskala nasional

(PMA/PMDN) 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali Program Peningkatan Promosi dan

Kerjasama Investasi 300 300 300 300 300 Pameran/expo 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Page 302: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 24

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Pariwisata

Program Pengembangan Destinasi

Pariwisata

150.000.000

499.000.

000

2.000.000.000

1.020.00

0.000

520.000.000

Meningkatnya jumlah obyek wisata 20

20 21 22 23 24 24

Distribusi pariwisata terhadap PDRB

Meningkatnya jumlah desa wisata 0 5 5 5 5 5 5 Program Pengembangan Pemasaran

Pariwisata

3.904.000.000

7.050.000.000

8.585.000.000

8.795.000.000

8.930.000.00

0

Meningkatnya Jumlah PAD dari sektor pariwisata

Meningkatnya kunjungan wisatawan 493.595

550.000

600.000

650.00

0

700.000

750.0

00 750.000

Rata-rata lama tinggal wisatawan 2,6

2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6

Program pengembangan usaha dan industry pariwisata

268.400

.000 270.000.

000 420.000.0

00 420.000.

000 420.00

0.000

Jumlah jasa pariwisata yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)

20

23 25 30 32 39 39

Jumlah SDM yang memiliki sertifikasi pariwisata 500

600 800 1.000 1.100 1.200 1.200

Program Pengembangan

150.000.000

150.000.

000

300.000.000

350.000.

000

350.000.000

Persentase SDM pariwisata yang terlatih

0 0 100 100 100 100 100

Kebudayaan Program Pengelolaan Keragaman

Budaya

1.893.000.000

1.957.000.000

2.437.000.000

2.437.000.000

2.487.000.00

0 Jumlah grup kesenian (yang dibina) 35 35 35 35 35 35 35

Page 303: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 25

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

250.000.000

400.000.000

1.100.000.000

600.000.000

1.100.000.00

0 Jumlah cagar budaya yang dilindungi

dan dipelihara 14 14 14 14 14 14 14

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri Program Peningkatan Toleransi dan

Kerukunan Umat Beragama 380 500 600 780 950 Jumlah kasus perselisihan antar

umat beragama 0 0 0 0 0 0 0 Program Pengembangan Wawasan

Kebangsaan 595 610 700 850 1.500 Jumlah Masyarakat yang dibekali

wawasan kebangsaan 600 150 150 150 150 150 150 Program Pembinaan Kesatuan Bangsa

dan Politik 930 1.200 1.500 1.800 2,500 Partisipasi pemilih dalam pemilihan

anggota DPD 56,84% 0 0 0 65 0 65 Partisipasi pemilih dalam pemilihan

anggota DPR RI 56,84% 0 0 0 65 0 65 Partisipasi pemilih dalam pemilihan

anggota DPRD 56,84% 0 0 0 65 0 65 Partisipasi pemilih dalam pemilihan

Presiden 66,95% 0 0 0 70 0 70 Partisipasi pemilih dalam pemilihan

Bupati 75% 0 0 0 0 75 75 Partisipasi pemilih dalam pemilihan

Gubernur 59,92% 0 0 0 0 75 75

Page 304: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 26

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 5 2 2 2 2 2 4

Kegiatan pembinaan politik daerah 2 3 3 3 3 3 3

Satuan Polisi Pamong Praja Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP

700.000.000

840.000.000

1.008.000.000

1.209.600.000

1.451.520.00

0 Cakupan Penegakan Perda dan

Perkada 14,29 19,64 25.00 32.14 39.29 48.21 57.14 Program Pemeliharaan

Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

650.000.000

780.000.000

936.000.000

1.123.200.000

1.347.840.00

0 Cakupan Patroli Siaga, Penertiban

Umum dan Ketentraman masyarakat 0,30 0,30 0.60 0.60 0.90 1.20 1.50 Program Pembinaan Potensi

Ketahanan dan Perlindungan masyarakat

410,000.000

492,000.000

590.400.000

708,480.000

850,170.000

Rasio Petugas Linmas 94,91% 95.73 96.55 97.37 98.19 99.01 100

Persentase Pos Kamling aktif

90.83 91.70 91.70 92.58 92.58 92.58 93.45 Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Penanggulangan Bencana

280.000

.000 700.000.

000 700.000.0

00 700.000.

000 700.000.000

Page 305: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 27

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran 0% 20% 20% 20% 20% 20% 20%

Tingkat partisipasi satgas/relawan

100% 20% 20% 20% 20% 20% 20% Terelenggaranya sosialisasi tentang

penanggulangan Bencana 2 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg

Program Mitigasi Bencana

378.000.000

450.000.000

450.000.000

450.000.000

450.000.000

Persentase kejadian bencana yang ditangani 100% 20% 20% 20% 20% 20% 20%

Pemetaan Kawasan Rawan Bencana

100% 0 25% 25% 25% 25% 100%

Program Pengendalain Banjir

700.000.000

2.800.000.000

2.800.000.000

2.800.000.000

2.800.000.00

0 Peresentase Prasarana Pantai yang

Terbangaun 100% 20% 20% 20% 20% 20% 20% Pekerjaan Umum Program Rekonstruksi dan

Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pasca Bencana Daerah n/a

2.000.000.000

2.000.000.000

2.000.000.000

2.000.000.00

0 Persentase Rekonstruksi dan

rehabilitasi Sarana Prasarana Bidang Sosial dan Ekonomi 0% 20% 20% 20% 20% 20% 20%

Sekretariat Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

Jumlah sarana dan prasarana di wilayah perbatasan 1 Unit 2 unit 2 unit 3 unit 3 unit 4 unit 4 unit

Page 306: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 28

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Program Pengelolaan Administrasi Wilayah Perbatasan 525.000

.000 577.000.

000 600.000.0

00 625.000.

000 650.00

0.000

Jumlah Lokasi Prioritas Kecamatan Perbatasan yang mendapatkan alokasi pembangunan

5 Lokpri 5 Lokpri 5 Lokpri

5 Lokpri

5 Lokpri

5

Lokpri

5 Lokpri

Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah

1.030.000.000

1.133.00

0.000

1.246.300.000

1.370.93

0.000

1.508.023.00

0 Persentase Organisasi Perangkat

Daerah yang telah menyusun SOP 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%

Persentase jabatan yang sudah tersusun standar kompetensinya 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%

Persentase OPD yang memiliki capaian kinerja baik 60% 60% 80% 100% 100% 100% 100%

Persentase Indikator yang telah mencapai SPM 0% 0% 60% 80% 100% 100% 100%

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur 50.000.

000 55.000.0

00 60.500.00

0 66.550.0

00 73.205

.000 Persentase capaian sasaran strategis

yang telah dilaporkan akuntabilitas kinerjanya

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bintan

60,10 (Nilai B)

60,50 (Nilai B)

70,00 (Nilai BB)

70,10 (Nilai BB)

80,00 (Nilai

A)

80,00 (Nilai

A) 80,00

(Nilai A)

Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

875.000.000

962.500.000

1.058.750.000

1.164.625.000

1.281.087.50

0 Opini Laporan Pertanggungjawaban

Pemerintah Daerah (LPPD) 10 besar 10 besar 10

besar

10 besar

10

besar

10 besar

10 besar

Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa yang sesuai dengan Permendagri 84 Tahun 2015

0 Desa 0 Desa 7 Desa 7 Desa 7 Desa 7 Desa

8 Desa

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 755.000

.000 830.500.000 913.550.0

00 1.004.905.000

1.105.395.50

0

Page 307: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 29

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase/jumlah kasus hukum antar pemerintah yang diselesaikan 1 kasus 1 1 1 1 1 1

Persentase/jumlah kasus hukum antar pemerintah dengan pihak ketiga yang diselesaikan

2 kasus 2 2 2 2 2 2

Persentase/ jumlah kasus hukum antar pemerintah dengan masyarakat yang diselesaikan

2 kasus 1 2 2 2 2 2

Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

1.000.000.000

1.100.000.000

1.210.000.000

1.331.000.000

1.464.100.00

0 Luas Lahan Milik Pemerintah Daerah

431 ha 431 ha 441 ha 451 ha 461 ha 471 ha 471 ha

Persentase Lahan Pemda yang tidak bersertipikat dengan bersertipikat 20% 40% 60% 80% 100% 100% 100%

Program Pembinaan Pertanahan

250.000.000

275.000.000

285.000.000

300.000.000

350.000.000

Persentase Sengketa lahan yang terselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian

233.000.000

256.300.

000

281.930.000

310.123.

000

341.135.300

Presentasse Nilai turun harga yang menyebabkan inflasi (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1) %

(4±1) % (4±1) %

Program Pembinaan BUMD

Jumlah BUMD yang beroperasi

2 BUMD 2 BUMD 2

BUMD

2 BUMD

2

BUMD

2 BUMD

2 BUMD

Kontribusi BUMD terhadap PAD 2.84 M 2.84 M 2.85 M 2.86 M 2.87 M

2.88 M 2.89 M

Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah 645.000

.000 1.050.00

0.000 1.260.000.

000 1.512.00

0.000

1.814.400.00

0 Tingkat Akurasi Penyusunan Rencana

Umum Pengadaan (RUP) 38 SKPD 38 SKPD 38

SKPD 38 SKPD 38

SKPD 38 SKPD 38 SKPD

Page 308: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 30

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Tingkat Kesesuaian Implementasi Terhadap Perencanaan Sumber Pendanaan DAK dan APBN

76,15% 77,63% 79,10% 80,58% 82,05

% 83,53

% 85%

Persentase pengadaan barang dan jasa yang difasilitasi melalui ULP 80% 80% 85% 85% 90% 100% 100%

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan

3.416.624.827

3.758.28

7.310

4.134.116.041

4.547.52

7.645

5.002.280.40

9 Persentase peliputan kegiatan

strategis pemerintah daerah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Web site milik pemerintah daerah 21 Website

22

Website

23 Websit

e

24 Website

25

Website

26

Website

26

Website

Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan

875.000

.000

962.500.000

1.058.750.

000

1.164.625.000

1.281.087.50

0 Persentase sarana prasarana

perkantoran pemerintahan desa yang baik

% 60% 70% 80% 90% 100% 100%

Persentase unit pelayanan pemerintahan (Kecamatan/Desa) yang memiliki komputer dan bisa mengakses internet melalui komputer

70% 70% 75% 80% 85% 95% 100%

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Persentase Pelayanan Kerumahtanggaaan yang telah distandarisasi

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Program Pemenuhan Kebutuhan Sarana Peribadatan

Rasio tempat ibadah per 10.000

penduduk 28,19% 28,19% 29,00% 29,20% 29,50

% 29,75

% 30,00%

Program Pembinaan Keagamaan 4.046.4

19.700 4.451.06

1.670 4.896.167.

837 5.385.78

4.621

5.924.363.08

3

Page 309: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 31

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan dan pendidikan pengetahuan keagamaan

4300 org 3500 org

6200 org

8700 org

10900 org

15000 Org

15000 Org

Program Pembinaan Kesejahteraan Rakyat

Presentase Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Miskin 0% 0% 0% 100% 100% 100% 100%

Sekretariat DPRD Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Peningkatan Kapasitas Dewan Perwakilan Rakyat

Disahkannya Ranperda menjadi Perda sebagai Payung hukum pemerintah Daerah 6 15

11.000.000.000 15

11.000.000.000 15

11.000.000.000 15

11.000.000.000 15

11.000.000.0

00 15 Program Penataan Peraturan

Perundang-undangan Terinventarisir Visi Misi Kepala

daerah terpilih sebagai dokumen awal perencanaan 1 0 0 0 0 1

800.000.000 1

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

3.984.395.000,

00

4.150.000.000,00

4.325.500.000,00

4.500.700.000,00

4.532.000.000,00

Laporan Keuangan yang mendapat opini wajar WTP

WTP WTP WTP WTP WTP WTP

Regulasi Tata Kelola Pengelolaan Keuang an Pemerin tah Daerah yang

76%

76% 82% 88% 94% 100% 100%

Page 310: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 32

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

tepat waktu

Terwujudnya akselerasi informasi keuangan Pemerintah Kabupaten Bintan

76%

76% 82% 88% 94% 100% 100%

Persentase Penyampaian Laporan Pelaksanaan Keuangan SKPD dan BLUD Sesuai Ketentuan Yang Berlaku dan Yang Tepat Waktu

76%

76% 82% 88% 94% 100% 100%

Besaran defisit anggaran belanja 13,8%

5,255≤ n

≤7,25%

5,255≤ n

≤7,25%

5,255≤ n

≤7,25%

5,255≤ n

≤7,25%

5,255≤ n

≤7,25%

5,255≤ n ≤7,25%

Tingkat keberhasilan layanan dan tingkat kepuasan layanan

60%

60% 65% 70% 75% 80% 80%

Pertumbuhan rata-rata investasi/Penyertaan Modal 0%

5% 5% 5% 5% 5% 5%

Pendanaan belanja melalui penerbitan utang

0%

5% 5% 5% 5% 5% 5%

Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah

2.593.900.000,

00

2.997.500.000,00

3.150.450.000,00

4.350.000.000,00

4.500.000.000,00

Target Pendapatan dan Pendapatan Asli Daerah

881 M/176 M

875 M/171

M

907 M/177

M

940 M/184

M

975 M/191

M

1.012 M/198 M

1.012 M/198 M

Akurasi Piutang Pajak tahun sebelumnya dan tahun berjalan serta penyelesaian piutang pajak daerah

58,797 M

3,650 M 14,657

M 10,318 M 10,373

M 19,799 M 0

Program Pembinaan dan Fasilitas Pengelolaan Keuangan Desa

77.600.000,00

80.000.0

00,00

80.000.000,00

80.000.0

00,00

80.000.000,0

0 Persentase Desa yang menyampai kan

Laporan Keuangan Desa tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku

84%

84% 88% 92% 96% 100% 100%

Program Manajemen Aset Daerah

1.888.150.000,

1.924.700.000,00

2.155.450.000,00

2.335.750.000,00

2.550.650.00

Page 311: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 33

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

00 0,00 Persentase keakuratan data neraca

aset 70%

70% 75% 80% 85% 90% 90%

Persentase penghapusan barang milik daerah yang tidak digunakan lagi oleh SKPD

70%

70% 75% 75% 80% 80% 80%

Persentase barang milik daerah yg dilengkapi dgn dokumen kepemilikan serta scr fisik memiliki prasarana pengamanan aset yang jelas

70%

70% 75% 75% 80% 80% 80%

Badan Kepegawaian Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Pendidikan

2,247.420.000

4.650.000.000

4.200.000.000

5.850.000.000

3.300.000.00

0 Persentase jumlah aparatur yang

sudah mengikuti diklat PIM dan Pra jabatan 63% 68% 79% 86% 91% 98% 98%

Persentase jumlah aparatur yang dinyatakan lulus dalam diklat fungsional

n/a

80%

80% 80% 80% 80% 80% Persentase jumlah aparatur yang

dinyatakan lulus dalam diklat teknis n/a

80%

80% 80% 80% 80% 80% Program Peningkatan Administrasi

dan Mutasi Kepegawaian Daerah

1.368.400.000

1.850.000.000

2.500.000.000

2.500.000.000

2.550.000.00

0 Persentase penempatan Aparatur

sesuai kompetensi 60%

62%

67%

75%

81%

85%

85%

Persentase kelengkapan administrasi kepegawaian

65%

70%

75%

77%

80%

83%

83%

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

778.755

.000 1.345.00

0.000 1.345.000.

000 1.345.00

0.000

1.345.000.00

0

Page 312: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 34

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Persentase penanganan kasus-kasus disiplin Aparatur

70%

70%

75%

75%

80%

80%

80%

Indeks kepuasan aparatur n/a

65

65

70

75

80

80

Inspektorat Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Pembinaan dan Pengawasan

serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah

705.000.000

810.750.000

932.362.500

1.072.216.875

1.233.049.40

6 Persentase SKPD yang berhasil

mencapai target kinerja yang ditetapkan

80%

80 82 85 87 90

90

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

255.000.000

293.250.

000

337.237.500

387.823.

125

445.996.594

Jumlah SKPD yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori CC

14

10 7 7 7 6 6

Jumlah Pegawai Golongan (III/a) keatas yang membuat LP2P

2.013

2.040 2.050 2.060 2.070 2.080 2.080

Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal

680.000.000

782.000.000

899.300.000

1.034.195.000

1.189.324.25

0 Persentase rekomendasi temuan

ekternal (BPK) yang ditindak lanjuti 84,45

90 90 90 90 90 90

Persentase rekomendasi temuan internal yang ditindak lanjuti

88,14

90 90 90 90 90 90

Kecamatan Bintan Timur

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Page 313: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 35

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

52.364.300

52.364.300

52.364.300

52.364.300

52.364.300

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, Kelurahan dan Kecamatan 100 100 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

418.748.300

512.128.700

512.128.700

512.128.700

512.128.700

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan 10 10 10 10 10 10 10

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

674.295.800

774.295.800

774.295.800

851.725.000

894.311.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 65 75 75 85 90 90

Kecamatan Gunung Kijang

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

30.000.000

35.000.000

35.000.000

35.000.000

35.000.000

Persentase Masyarakat yang mengikuti musrembang desa dan kecamatan n/a 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

598.239.000

714.761.400

800.000.000

800.000.000

800.000.000

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan n/a 65 70 80 80 90

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

150.000.000

160.000.000

310.000.000

310.000.000

310.000.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan

n/a - 70 75 80 95

Page 314: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 36

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Kecamatan Teluk Bintan

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

30.000.000

30.000.000

30.000.000

30.000.000

30.000.000

Persentase masyrakat yang mengikuti musrenbang desa dan kecamatan n/a 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

439.500.000

439.500.000

439.500.000

439.500.000

440.000.000

Jumlah Kegiatan Pembinaan yang Dilaksanakan n/a 4 4 4 4 4

Program Pekayanan Admnistrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

20.000.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 65 70 75 80 95

Kecamatan Bintan Utara

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

30.000.000

30.000.000

30.000.000

30.000.000

30.000.000

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, Kelurahan dan Kecamatan 100 100 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

439.500.000

439.500.000

439.500.000

439.500.000

440.000.000

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan n/a 4 4 4 4 4 4

Page 315: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 37

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

40.750.000

40.750.000

41.750.000

42.250.000

42.500.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 65 70 75 85 90

Kecamatan Teluk Sebong

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

32.550.000

50.000.000

50.000.000

50.000.000

50.000.000

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, Kelurahahn dan Kecamatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

399.986.200

600.000.000

600.000.000

600.000.000

600.000.000

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan 5 15 5 5 5 5 18

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

178.000.000

240.000.000

240.000.000

240.000.000

240.000.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 65 70 75 80 90 90

Kecamatan Tambelan

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

45.000.000

50.000.000

50.000.000

50.000.000

50.000.000

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Page 316: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 38

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Kelurahahn dan Kecamatan

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

314.815.000

499.000.000

504.000.000

509.000.000

514.000.000

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan 15 15 17 18 17 18 18

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

178.000.000

182.000.000

201.000.000

201.000.000

201.000.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 65 70 75 80 90 90

Kecamatan Sri Kuala Lobam

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

30,000.000

30,000.000

30,000.000

30,000.000

35,000.000

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, Kelurahahn dan Kecamatan 100 100 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

732.500.000

732.500.000

732.500.000

732.500.000

740.000.000

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan 65 65 70 75 80 90 90

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

340.000.000

370.000.000

410.000.000

430.000.000

460.000.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 60 65 70 75 80 80

Kecamatan Toapaya

Page 317: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 39

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

28.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, Kelurahahn dan Kecamatan 100 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

271.204.000

396.730.000

396.730.000

396.730.000

396.730.000

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan 15 15 16 16 17 18

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

187.000.000

218.800.000

218.800.000

218.800.000

218.800.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 65 70 75 80 85

Kecamatan Bintan Pesisir

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

35.000.000

45.000.000

45.000.000

50.000.000

50.000.000

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, Kelurahahn dan Kecamatan n/a 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

473.836.400

480.000.000

485.000.000

490.000.000

495.000.000

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan n/a 14 15 15 16 16

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

25.500.000

30.000.000

30.000.000

35.000.000

35.000.000

Page 318: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 40

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 80 85 85 90 90

Kecamatan Mantang

Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan

35.000.000

35.000.000

38.500.000

38.500.000

38.500.000

Persentase masyarakat yang mengikuti Musrenbang Desa, Kelurahahn dan Kecamatan 100 100 100 100 100 100

Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan

512.677.000

538.310.950

565.226.393

593.487.712

623.162.098

Jumlah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan 15 15 17 18 17 18 100

Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Kelurahan

21.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

50.000.000

Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan n/a 65 70 75 80 90

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Pertanian

Program Peningkatan Ketahanan

Pangan pertanian/perkebunan 1.732.000.000

1.818.600.000

1.909.530.000

2.005.006.500

2.105.256.82

5 Ketersediaan energi perkapita 2247 2359 2477 2600 2730 2867 3010 Ketersediaan protein perkapita

66,80 70,14 73,65 77,33 81,19 85,25 89,51 Stabilitas harga pangan pokok (beras)

di tingkat konsumen 90 95 95 95 95 95 95

Page 319: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 41

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90 95 95 95 95 95 95 Persentase Ketersediaan Pangan

Masyarakat 100 100 100 100 100 100 100 Persentase Keamananan Pangan

Masyarakat 50 50 55 60 65 70 75 Jumlah Diversifikasi Pangan Lokal

3 3 4 6 8 10 15 Jumlah Lokasi Rawan Pangan 9 9 8 4 3 2 1 Jumlah Penerapan Teknologi

9 10 11 12 13 15 17 Regulasi ketahanan pangan

Ada Ada Ada Ada ada ada ada Ketersediaan pangan utama

1,805 1,805 1895,2

5 1990 2089,5 2193,

98 2303,68 Badan Pemberdayaan Masyarakat,

Perempuan dan Keluarga Berencana Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera

Program Keluarga Berencana 401.150 415 435 455 475

Rasio akseptor KB 82,03 82,75 83.01 83,55 83.88 84 84,21 Cakupan peserta KB aktif

77,1 77,8 78.02 78.51 78.63 79,35 80 Angka pertumbuhan penduduk 2.3 2.01 2 2 2 2 2 Program Ketahanan dan

Pemberdayaan Keluarga Jumlah keluarga yang terlayani oleh

kader Catur Bina 578 589 594 600 635 651 664 Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Program Kesetaraan Gender dan

Pemberdayaan Perempuan 507.000 531.000 550.000 571.000 Indeks Pembangunan Gender 60,9 60.9 60.9 60.9 60.9 60.9 60.9

Page 320: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 42

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Rasio KDRT 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Penyelesaian pengaduan

perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 100 100 100 100 100 100 100

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 1,9 2 3,3 2,6 3 3,3 3,5

Jumlah PKK aktif 665 668 6670 673 680 685 688

Program Perlindungan Anak 112.700 118.000 122.000 128.000

133.000

Jumlah Kasus Kekerasan pada Anak 26 24 20 18 15 13 8 Jumlah Kasus kejahatan yang

dilakukan oleh anak 26 24 20 18 15 13 8

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

100.000.000

106.000.000

110.000.000

116.000.000

120.000.000

126.000.000

Persentase Partisipasi Masyarakat dalam program pembangunan 50% 55% 60% 65% 70& 75% 80%

Persentase pertumbuhan Pendapatan Desa terhadap DAU Desa 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

50.000.000

53.000.000

55.000.000

58.000.000

60.000.000

Persentase Kenaikan PADes

5 10 20 30 40 50 60

Perencanaan Pembangunan

Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan

145.000.000

156.000.000

165.000.000

176.000.000

185.000.000

Tingkat kesesuaian perencanaan ADD dengan pelaksanaan di lapangan 60% 70% 80% 90% 100% 100% 100%

Page 321: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 43

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Indeks Pemberdayaan Masyarakat

75.68 75.68 75.68 75.68 75.68 75.68 75.68 Persentase akses masyarakat desa

terhadap media publik 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70%

Kantor Perpustakaan dan Arsip

Kearsipan

Program penyelamatan dan

pelestarian dokumen/arsip daerah - - 3.000.000.

000 - - Jumlah gedung arsip daerah yang

representatif 0

0

0

1

0

0

Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

42.475.500

80.000.000

90.000.000

100.000.000

110.000.000

Pengelolaan arsip secara baku 10 20

40 60 80 100 Program Penyelenggaraan Kearsipan

Daerah 37.938.

500 80.000.0

00 100.000.0

00 100.000.

000 100.000.000

Peningkatan SDM pengelola kearsipan 4

1 2 3 4 5

Perpustakaan

Program Pengembangan Perpustakaan - -

1.000.000.000 - -

Jumlah perpustakaan daerah

1 0 0 1 0 0 Program Pengembangan Budaya Baca

dan Pembinaan Perpustakaan 256.227

.000 270.000.

000 280.000.0

00 290.000.

000 300.000.000

Persentase taman bacaan/ perpustakaan Kelurahan, Desa dan Sekolah yang aktif 10 20 40 60 80 100

Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 6.064 11.064 11.064 21.064 26.064

31.064

Page 322: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 44

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

Dinas Pertanian dan Kehutanan

Pertanian

Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

1.855.000.000

2.980.000.000

3.430.000.000

3.875.000.000

4.000.000.00

0 Jumlah luas pengembangan areal

produktif tanaman perkebunan dan Produksi Perkebunan ( Ha / ton)

9.864 /121.64

7,84 1 52 /

4.250 55 /

4.462 58 /

4.908 64 /

5.398 70 /

5.937 77 /

6.530 Jumlah Tanaman Perkebunan Yang

dihasilkan di Kebun Bibit Perkebunan Kabupaten (Batang) 38.000 2 20000 20000 20000 20000 20000 20.000

Pembinaan Usaha Perkebunan (Ha) n/a 3 - 8.885 9.773 10.261

10.774 11.312

Jumlah Tanaman Perkebunan yang dilaksanakan Pengendalian, Pengawasan dan Perlindungan (Batang) 2.568 4 500 1.500 1.600 1.750 2.000 2.150

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Tanaman Pangan

300.000.000

325.000.000

350.000.000

400.000.000

425.000.000

Capaian Produksi Tanaman Pangan (Ton) 6.253 1 6.300 6.400 6.500 6.600 6.700 6.800

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Hortikultura Ramah Lingkungan

1.150.000.000

1.650.000.000

1.875.000.000

2.150.000.000

2.525.000.00

0 Capaian produksi tanaman sayuran

(Ton) 19.248 1 20400 20600 20800 21000 21200 21.400

Capaian produksi tanaman buah-buahan (Ton) 18.506 2 12000 12100 12200 12300 12400 12.500

Page 323: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 45

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Jumlah kelompok tani yang melaksanakan pengendalian hama dan penyakit tanaman hortikultura ramah lingkungan (Kelompok Tani) n/a 3 - 2 2 2 2 2

Capaian jumlah bibit Salak Sari Intan dan Bibit Hortikultura di Balai Benih Kabupaten/BBK (Batang) 1000 4 1600 1900 2200 2500 2800 3.100

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

1.650.000.000

3.600.000.000

2.850.000.000

4.950.000.000

3.350.000.00

0 Jumlah Sarana Produksi, Sarana

Pasca Panen/Pengolahan Hasil, Alat dan mesin pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan (Unit) 326 1 25 40 50 70 75 75

Capaian realisasi penebusan pupuk bersubsidi (%) 75 2 77 79 80 82 84 85

Pembangunan/Perbaikan Jalan Pertanian (Jalan usaha tani dan jalan produksi) (Km) n/a 3 - 5 5 5 1 1

Pembangunan/Perbaikan Sumber-sumber air (Unit) n/a 4 - 3 3 3 1 1

Program Pemenuhan keamanan pangan Asal ternak dan Agribisnis peternakan rakyat

1.850.000.000

2.775.000.000

2.725.000.000

3.475.000.000

3.825.000.00

0 Jumlah Produksi Daging dan Telur

(Ton) 4.360 1 4.360 4.360 4.360 4.361 4.362 4.363 Jumlah pengendalian, pencegahan

dan pemberantasan penyakit hewan menular strategis dan zoonosis /PHMSZ dan Terlaksananya penanganan kasus Penyakit Hewan/Ternak melalui Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) Kabupaten Bintan (Ekor / Kasus) n/a 2

1750 / 240

1750 / 240

1775 / 250

1775 / 250

1775 / 250

1800 / 255

Terlaksananya penerapan penjaminan produk hewan yang ASUH (Unit n/a 3 5/45 10/55 10/75 10/75 10/75 10/75

Page 324: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 46

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Usaha/Sampel)

Terlaksananya pemotongan hewan unggas melalui Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) Kabupaten Bintan (Ekor) n/a 4 1500 18000 27000 30000 36500 40.000

Terlaksananya Pembangunan/Perbaikan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Unggas dan Sarana Pendukung (Unit) 1 5 - 1 - 1 1 1

Pengembangan Hijauan makanan ternak (HMT) Ruminansia dan Pengawasan, Pengujian dan peningkatan Mutu Pakan ternak (Ha/ Sampel) 1/0 6 - 1/2 1/2 1/3 1/4 1/4

Dinas Kelautan dan Perikanan

Kelautan dan Perikanan

Program pengembangan budidaya perikanan

4.066.410.000

1.789.530.000

9.000.000.000

10.000.000.000

8.000.000.00

0 Produksi perikanan budidaya 1.696,63

1.798,43

1.906,33

2.020,71

2.141,96

2.270,47

2.406,70

Jumlah sarana dan prasarana budidaya perikanan

2.403, 129

2.450, 130

2.475, 130

2.500, 130

2.550, 130

2.575, 130

2.600, 130

Program pencegahan dan penanggulangan hama penyakit ikan

150.000.000

300.000.000

350.000.000

400.000.000

500.000.000

Presentase pengendalian, pencegahan dan pemberantasan penyakit ikan yang ditangani 60

65 70 75 80 85 90

Jumlah Jenis penyakit ikan yang terdeteksi 2

2 2 2 1 1 1

Program Pengembangan Perikanan Tangkap

13.267.300.000

14.431.383.600

10.000.000.000

10.000.000.000

12.000.000.0

00

Page 325: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan VIII - 47

Bidang Urusan

Pemerintahan/Program Prioritas Pembangunan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Awal Tahun 2015

Prioritas

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Target Kinerja Akhir

2016 2017 2018 2019 2020 Tahun 2021

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

Target Dana (Rp)

Produksi perikanan tangkap 50.605,00

51.870,00

53.167,00

54.680,00

55.536,00

56.315,00

56.801,00

Jumlah sarana perikanan tangkap 5.361

5.450 5.530 5.585 5.665 5.720 5.805

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

200.000.000

300.000.000

300.000.000

400.000.000

400.000.000

Persentase kelompok nelayan yang aktif

45

50 55 60 65 70 75

Persentase Kelompok Pembudidayaan Ikan (POKDAKAN) aktif

45

50 55 60 65 70 75

Persentase UMKM perikanan yang aktif

45

50 55 60 65 70 75

Jumlah IUP yang diterbitkan

15 10

20

25

30

35

40

Page 326: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 1  

Penetapan indikator kinerja daerah dimaksudkan untuk mengukur

tingkat pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan

Kabupaten Bintan selama lima tahun ke depan. Dengan penetapan

indikator kinerja daerah, dapat diketahui apakah harapan dan kenyataan

yang ingin dicapai selama lima tahun ke depan telah berjalan sesuai

dengan garis yang ditetapkan atau justru mengalami deviasi sehingga perlu

dilakukan evaluasi dan perbaikan.

Dalam perencanaan daerah, penetapan indikator kinerja mutlak

diperlukan karena indikator kinerja daerah memiliki fungsi yang

komprehensif antara lain sebagai alat deteksi dini untuk mengetahui

permasalahan yang muncul yang mungkin menghambat kinerja selama

implementasi dokumen perencanaan dilakukan. Selain itu, adanya

indikator kinerja daerah juga dapat membantu pemerintah daerah untuk

fokus pada tujuan dan target yang telah ditetapkan. Indikator kinerja

daerah juga dapat memberikan masukan bagi daerah untuk memperbaiki

kapasitas organisasionalnya berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan

serta memberikan ruang lebih luas bagi peningkatan akuntabilitas,

transparansi, dan partisipasi publik.

lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan

dengan mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan

(outcome) maupun indikator sasaran (impact). Suatu indikator kinerja

daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu

atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat

capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program prioritas

ditetapkan. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk

memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi misi

Bupati dan wakil Bupati dari sisi penyelenggaraan pemerintahan daerah

 

 

 

 

RPJMD 2016-2021

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB. IX

Page 327: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 2  

pada akhir periode perencanaan. Indikator kinerja daerah akan menjadi

bahan evaluasi kinerja RPJMD.

Indikator kinerja daerah Kabupaten Bintan terdiri dari tiga aspek

utama yaitu Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum,

dan Aspek Daya Saing Daerah. Untuk lebih jelasnya, rincian penetapan

indikator kinerja daerah diuraikan pada tabel berikut :

Page 328: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 3  

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Bintan tahun 2016-2021

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

A Aspek Kesejahteraan Masyarakat 1) Pertumbuhan Ekonomi % 6,48 7,4 7,4 7,5 7,5 7,5 7,52) Laju Inflasi % 2,46 2 – 3 2 – 3 2 – 3 2 – 3 2 – 3 2 – 3

3) Indeks Gini % 0,34 0,30 0,30 0,28 0,28 0,27 0,274) Persentase penduduk miskin % 6,00 5,6 5,3 4,8 4 3,4 3,45) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks 72,01 73 74 75 75 76 76

B Aspek Pelayanan Umum 1. Pendidikan 6) Persentase taman bacaan/ perpustakaan Kelurahan,

Desa dan Sekolah yang aktif %

10 20 40 60 80 100 100 7) APK PAUD 0-6 Tahun 56,74 57,73 58,73 59,73 61.00 62,5 62,5 8) Rasio guru murid PAUD Guru 1:09 1:08 1:08 1:08 1:08 1:08 1:08 9) APM SD/MI/SLB/Paket A % 94,69 95,21 95,75 96,31 96,89 97 97,5 10) APK SD/MI/SLB/Paket A % 102,75 104,79 104,25 103,69 103,11 103 102,5 11) APM SMP/MTs/Paket B % 76,95 77,3 77,8 78 78,3 78,95 80 12) APK SMP/MTs/Paket B % 100,5 122,7 122,2 122 121,7 121,1 120 13) Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 8,28 9 9 9 9 9 9 14) Angka Melek Huruf (AMH) % 99,63 99,63 99,72 99,81 99,91 100 100

Page 329: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 4  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

15) Persentase guru yang lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) % 16,92 52,52 57,77 66,44 76,4 87,86 100 2. Kesehatan 16) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan

kesehatan kerja dasar % 0 0 20 40 60 80 80

17) Presentase balita gizi buruk % 0,35 0,35 0,35 0,34 0,33 0,33 0,33 18) Kasus Kematian Bayi 32 39 37 35 34 32 32 19) Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB). 990 990 990 990 990 990 990 20) Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) % 96,4 96,4 96,5 96,5 97,1 97,2 97,2 21) Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan

(PF) % 98 98 98 98 98 98 98

22) Jumlah kasus kematian ibu 7 7 7 7 7 7 7 23) Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut % 70 72 74 76 78 80 80 24) Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon % 91 92 93 94 95 95 95 25) Persentase penurunan kasus Penyakit yang dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu % 34,5 35 37 38 40 40 40

26) Jumlah Kecamatan dengan API < 1 per 1.000 penduduk kecamatan

10 10 10 10 10 10 10

27) Jumlah Kecamatan endemis Filariasis berhasil menurunkan angka mikrofiliria menjadi < 1%

kecamatan

0 2 2 2 2 2 2

28) Persentase Kecamatan dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk

% 20 33 33 33 33 33 33

Page 330: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 5  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

29) Persentase Kecamatan dengan angka keberhaslan pengobatan TB Paru BTA Positif (sucsess rate) minimal 85%

% 80 81 82 83 84 85 85

30) Persentase angka kasus HIV yang diobati. % 90 90 90 90 90 90 90 31) Persentase Kecamatan yang 50% Puskesmasnya

melakukan pemeriksaan dan tatalaksana Pneumonia melalui program MTBS

% 53 53 60 67 73 80 80

32) Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun

% 7,2 6,9 6,4 5,9 5,6 5,4 5,4

33) Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM 18 19 20 21 22 23 23 34) Persentase Tempat Umum yang memenuhi syarat

kesehatan % 80 82 84 86 88 90 90

35) Persentase penduduk yang melaksanakan STOP BABS % 76 78 80 82 84 86 86 36) Jumlah Desa/Kelurahan yang menyelenggarakan

tatanan kawasan sehat Desa/kelur

ahan 8 9 11 13 15 17 17

37) Jumlah Kecamatan yang memiiliki 1Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

kecamatan

0 1 2 4 7 10 10

38) Jumlah Puskesmas yang Minimal Memiliki 5 Jenis Tenaga Kesehatan

Puskesmas

5 5 7 9 12 15 15

39) Jumlah Puskesmas yang memiliki Jaringan SIK Online

Puskesmas

5 5 6 7 8 9 9

40) Persentase kesediaan obat dan vaksin di Puskesmas % 67,5 70 73 75 78 80 80

Page 331: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 6  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

41) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

% 13 13 20 33 46 60 60

42) Jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui JKN Jiwa 1.140 5.000 6.000 8.000 10.000 12.000 12.000

43) Persentase Desa Memanfaatkan Dana Desa 10% untuk UKBM

% 0 6 10 14 16 18 18

44) Persentase Desa Siaga Aktif % 100 100 100 100 100 100 100 45) Jumlah Dunia Usaha yang Memanfaatkan CSRnya untuk

Program Kesehatan Usaha 2 2 2 2 2 2 2

46) Persentase Desa yang melaksanakan PHBS % 43 47 50 58 62 70 70

3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 47) Jumlah dokumen tata ruang dan turunannya yang

diperdakan / diperbupkan perda 1 1 2 2 2 2 2

48) Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang % 75 75 95 95 95 95 95 49) Persentase tingkat kemantapan jalan (Mantap

Sempurna) % 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442

50) Panjang jalan yang dibangun dan ditingkatkan km 531,76 29,095 20 15 17 20 543,76 51) Persentase kawasan pemukiman yang tertata (6.176,36

Ha) %

3,3 8 10 10 10 12 50

52) Persentase drainase jalan yang terbangun % 8,662 8,662 8,662 8,662 8,662 8,662 8,662 53) Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola M2 218.000 218.000 218,4 218,8 219,2 219,6 220

Page 332: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 7  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

54) Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk 1.17 1.17 1.20 1.20 1.20 1.22 1.25 4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 55) Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air

bersih % 63,75 73,02 78,05 83,63 90,88 98,14 98,14

56) Jumlah Sambungan Rumah (SR) perdesaan yang terpasang

SR 3302 654 250 250 270 290 5016

57) Jumlah Sambungan Rumah (SR) Perkotaan yang terpasang

SR 2410 177 200 250 380 360 3777

58) Jumlah Luas Kawasan Kumuh Perkotaan (98,01 Ha) Ha n/a 18,01 19 20 21 20 98,01 5. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

59) Jumlah BUMD yang beroperasi BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD 2 BUMD 60) Jumlah sarana dan prasarana di wilayah perbatasan Unit 1 Unit 2 unit 2 unit 3 unit 3 unit 4 unit 4 unit 61) Persentase jumlah aparatur yang sudah mengikuti

pendidikan kedinasan % N/A 0,76 0,8 0,82 0,84 0,86 0,86

62) Persentase penempatan Aparatur sesuai kompetensi % 60% 62% 67% 75% 81% 85% 85% 63) Opini Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah

(LPPD) Peringkat 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar

64) Penataan Kelembagaan Pemerintah Desa yang sesuai dengan Permendagri 84 Tahun 2015

0 Desa 0 Desa 7 Desa 7 Desa 7 Desa 7 Desa 8 Desa

65) Persentase rekomendasi temuan ekternal (BPK) yang % 84,45 90 90 90 90 90 90

Page 333: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 8  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

ditindak lanjuti 66) Jumlah SKPD yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja

minimal kategori CC SKPD 14 10 7 7 7 6 6

67) Persentase SKPD yang berhasil mencapai target kinerja yang ditetapkan %

80% 80 82 85 87 90 90

68) Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang telah menyusun SOP

SKPD 20% 20% 40% 60% 80% 100% 100%

69) Persentase OPD yang memiliki capaian kinerja baik % 60% 60% 80% 100% 100% 100% 100% 70) Persentase Indikator yang telah mencapai SPM % 0% 0% 60% 80% 100% 100% 100% 71) Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bintan 60,10 (Nilai

B) 60,50 (Nilai

B) 70,00 (Nilai

BB) 70,10 (Nilai

BB) 80,00 (Nilai

A) 80,00 (Nilai

A) 80,00 (Nilai A)72) Persentase Sengketa lahan yang terselesaikan % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 73) Presentasse Nilai turun harga yang menyebabkan inflasi % (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1) % (4±1) % 74) Kontribusi BUMD terhadap PAD % 2.84 M 2.84 M 2.85 M 2.86 M 2.87 M 2.88 M 2.89 M 75) Tingkat Kesesuaian Implementasi Terhadap

Perencanaan Sumber Pendanaan DAK dan APBN %

76,15% 77,63% 79,10% 80,58% 82,05% 83,53% 85% 76) Web site milik pemerintah daerah Situs 21 Website 22 Website 23 Website 24 Website 25 Website 26 Website 26 Website 77) Persentase sarana prasarana perkantoran pemerintahan

desa yang baik %

% 60% 70% 80% 90% 100% 100% 78) Persentase unit pelayanan pemerintahan

(Kecamatan/Desa) yang memiliki komputer dan bisa mengakses internet melalui komputer

70% 70% 75% 80% 85% 95% 100%

Page 334: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 9  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

79) Opini Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah (LPPD)

% 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar 10 besar

80) Laporan Keuangan yang mendapat opini wajar WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP 81) Persentase keakuratan data neraca aset % 70% 70% 75% 80% 85% 90% 90% 82) Target Pendapatan dan Pendapatan Asli Daerah Milyar 881/176 875/171 907 /177 940 /184 975 /191 1.012 /198 1.012 /198 83) Persentase Desa yang menyampai kan Laporan

Keuangan Desa tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku % 84% 84% 88% 92% 96% 100% 100%

84) Tingkat kepuasan Masyarakat representatif Kecamatan dan Kelurahan

% n/a 65 75 75 85 90 90

85) Cakupan Penegakan Perda dan Perkada % 14,29 19,64 25.00 32.14 39.29 48.21 57.14 86) Rasio Petugas Linmas % 94,91% 95.73 96.55 97.37 98.19 99.01 100 87) Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan dan

pendidikan pengetahuan keagamaan Orang

4300 org 3500 org 6200 org 8700 org 10900 org 15000 Org 15000 Org 6. Sosial 88) Persentase penduduk miskin % 6 6 5.9 5.8 5.7 5.6 5,5 89) Persentase rumah tangga miskin yang ditangani % 51.12 51.12 55 60 62 64 66 90) Jumlah rumah tidak layak huni yang direhab Unit 2100 814 172 140 140 140 140 91) Persentase pekerja social dan tenaga kerja

kesejahteraan social yang komperen/terlatih (terkait tenaga kerja)

%

23,62 23,62 35 37 39 41 43 92) Persentase penanganan penyandang masalah % 40,28 40.28 45.28 50,28 55.28 60,28 65.28

Page 335: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 10  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

kesejahteraan sosial B Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan

Dasar

7. Tenaga kerja 93) Tingkat pengangguran terbuka 6,74 6,7 6,5 6,6 6,7 6,8 6,4 94) Presentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan

berbasis kompetensi % 66,67 68 72 75 77 80 82 95) Persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja yang

terselesaikan % 92,6 70 72 75 78 82 84 96) Tingkat pengangguran terbuka 6,74 6,7 6,5 6,6 6,7 6,8 6,4 97) Presentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan

berbasis kompetensi % 66,67 68 72 75 77 80 82 98) Persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja yang

terselesaikan % 92,6 70 72 75 78 82 84 8. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan

Anak

99) Indeks Pembangunan Gender % 60,9 60.9 60.9 60.9 60.9 60.9 60.9 9. Pangan 100) Stabilitas harga pangan pokok (beras) di tingkat

konsumen %

90 95 95 95 95 95 95 101) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) % 90 95 95 95 95 95 95 102) Persentase Ketersediaan Pangan Masyarakat % 100 100 100 100 100 100 100

Page 336: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 11  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

103) Jumlah Lokasi Rawan Pangan Lokasi 9 9 8 4 3 2 1 104) Ketersediaan pangan utama kg/pdd/th 1,805 1,805 1895,25 1990 2089,5 2193,98 2303,68

10. Lingkungan hidup 105) Jumlah Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD ) yang

disusun SLHD

7 7 7 7 7 7 7 106) Jumlah kelompok masyarakat bersama Pemda yang

terlibat dalam melaksanakan 3R (Reduce, Reuse,Recycle)

Kelompok

6 8 10 12 14 16 16 107) Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R % 7 2 2 2 2 2 2 108) Persentase penanganan sampah % 50 50 55 60 65 70 75 109) Persentase sampah yang dikelola % 30 30 35 40 50 60 70

11. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil 110) Persentase penduduk ber KTP-el dari jumlah penduduk

wajib KTP-el %

93% 93% 95% 100% 100% 100% 100% 111) Persentase bayi berakte kelahiran per Bayi Lahir % 77% 77% 79% 81% 83% 85% 85%

12. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 112) Persentase Partisipasi Masyarakat dalam program

pembangunan % 50% 55% 60% 65% 70& 75% 80% 113) Persentase Kenaikan PADes 5 10 20 30 40 50 60 114) Persentase Desa yang menyampai kan Laporan

Keuangan Desa tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku 84% 84% 88% 92% 96% 100% 100%

Page 337: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 12  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

13. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 115) Cakupan peserta KB aktif % 77,1 77,8 78.02 78.51 78.63 79,35 80 116) Angka pertumbuhan penduduk KK 2.3 2.01 2 2 2 2 2 117) Jumlah keluarga yang terlayani oleh kader Catur Bina 578 589 594 600 635 651 664

14. Perhubungan 118) Jumlah Pulau yang tercakupi jaringan Transportasi pulau 8 8 8 9 10 11 11 119) Jumlah pengujian kendaraan bermotor wajib uji (KIR) 1952 2200 2.200 2.200 2.200 2.200 2.200 120) Persentase wilayah yang tercakupi jaringan operator

selular %

95% 95% 96% 97% 98% 100% 100% 15. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 121) Persentase Pelaku Usaha yang terlatih % 20 25 30 35 40 45 50 122) Persentase koperasi aktif koperasi 50 55 60 65 70 75 80

16. Penanaman Modal 123) Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional

(PMA/PMDN) juta USD 1,251 juta

USD 1,251 juta

USD 1,351 1,451 1,551 1,661 1,771 124) Lama proses perijinan 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 125) Jumlah perijinan non investasi yang dapat diproses

dalam satu tahun Ijin 350 375 400 425 450 475 500 126) Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional

(PMA/PMDN) juta USD 1,251 juta

USD 1,251 juta

USD 1,351 1,451 1,551 1,661 1,771 17. Kepemudaan dan olah raga 127) Persentase organisasi kepemudaan yang aktif % 50 60 65 70 75 80 85

Page 338: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 13  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

128) Jumlah pemuda yang mandiri dan berdaya saing Orang 43 48 51 54 57 60 63 129) Jumlah prestasi olah raga yang diraih Prestasi 43 33 40 45 48 50 53

18. Kebudayaan 130) Jumlah grup kesenian (yang dibina) Grup 35 35 35 35 35 35 35 131) Jumlah cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara cagar 14 14 14 14 14 14 14

19. Kearsipan 132) Pengelolaan arsip secara baku % 10 20 40 60 80 100 100

C Urusan Pemerintahan Pilihan 20. Kelautan dan Perikanan 133) Produksi perikanan budidaya Ton 1.696,63 1.798,43 1.906,33 2.020,71 2.141,96 2.270,47 2.406,70 134) Jumlah sarana dan prasarana budidaya perikanan unit,

kantong, ha

2, 403,129 2, 450, 130 2, 475, 130 2, 500, 130 2, 550,130 2, 575,130 2, 600,130

135) Persentase kelompok nelayan yang aktif % 45 50 55 60 65 70 75 136) Persentase Kelompok Pembudidayaan Ikan (POKDAKAN)

aktif % 45 50 55 60 65 70 75

137) Persentase UMKM perikanan yang aktif % 45 50 55 60 65 70 75 21. Pariwisata 138) Meningkatnya jumlah desa wisata Desa 0 5 5 5 5 5 5 139) Meningkatnya kunjungan wisatawan Wisatawa

n 493.595 550.000 600.000 650.000 700.000 750.000 750.000 140) Jumlah jasa pariwisata yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha 20 23 25 30 32 39 39

Page 339: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 14  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

Usaha Pariwisata (TDUP) pariwisata22. Pertanian 141) Capaian produksi tanaman sayuran (Ton) Ton 19.248 20400 20600 20800 21000 21200 21.400 142) Capaian produksi tanaman buah-buahan (Ton) Ton 18.506 12000 12100 12200 12300 12400 12.500 143) Pembangunan/Perbaikan Jalan Pertanian (Jalan usaha

tani dan jalan produksi) (Km) Km

n/a - 5 5 5 1 1 144) Pembangunan/Perbaikan Sumber-sumber air (Unit) Unit n/a - 3 3 3 1 1 145) Jumlah Produksi Daging dan Telur (Ton) Ton 4.360 4.360 4.360 4.360 4.361 4.362 4.363

23. Perdagangan 146) Persentase tertib ukur terhadap UTTP % n/a n/a 40 45 50 55 60 147) Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi

masyarakat % 100 100 100 100 100 100 100 148) Persentase Fasilitas Pasar yang Memadai n/a 15 20 25 30 35 40

24. Perindustrian 149) Persentase IKM bersertifikasi mutu produk % 40 45 50 55 60 65 70

C Aspek Daya Saing 150) Nilai tukar petani % 100,48 101,1 101,23 101,3 101,2 101,3 101,3 151) Persentase tingkat kemantapan jalan (Mantap

Sempurna) % 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442 1,442

152) Jumlah Pulau yang tercakupi jaringan Transportasi pulau 8 8 8 9 10 11 11 153) Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang % 75 75 95 95 95 95 95 154) Lama proses perijinan hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari 3-14 hari

Page 340: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   IX ‐ 15  

No IndikatorKinerja Program (outcome) Satuan

Target Kinerja Program

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD Tahun 2015

Tahun 2016 Tahun 2017

Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Kondisi Kinerja akhir

RPJMD Tahun 2021

155) Jumlah jasa pariwisata yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)

Usaha pariwisata 20 23 25 30 32 39 39

Page 341: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   X ‐ 1 

 

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi

kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka RPJMD 2016-2021 menjadi

pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan

kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah

(pemilukada) pada periode berikutnya (2022-2027). Selanjutnya RKPD masa transisi

merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD kepala

daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya.

Melalui pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah-masalah

pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode

RPJMD dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun

pertama masa pemerintahan baru dapat terselesaikan

Perubahan terhadap dokumen RPJMD dimungkinkan apabila hasil

pengendalian dan evaluasi yang dilakukan oleh Bappeda menunjukkan bahwa

proses dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme yang diatur

dalam peraturan perundang – undangan dan atau telah terjadi perubahan yang

mendasar yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kepentingan nasional dan

daerah yang mana perubahan dokumen RPJMD tersebut dituangkan atau ditetapkan

dengan peraturan daerah.

RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 ini juga merupakan pedoman

bagi SKPD Kabupaten dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD 2016-

2021 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD masing-masing sehingga

terwujud kesamaan arah dan upaya pembangunan di masing-masing SKPD untuk

mewujudkan visi dan misi daerah. Selanjutnya RPJMD ini akan menjadi dasar atau

acuan dalam penyusunan RKPD pada setiap tahun anggaran yang digunakan

sebagai pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

SKPD serta para pemangku kepentingan wajib melaksanakan program-

program yang telah ditetapkan dengan sebaik–baiknya dan Bappeda wajib

melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD dalam Renstra SKPD.

Sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD ini dapat dicapai selama ada

 

 

 

 

RPJMD 2016-2021

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB. X

Page 342: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   X ‐ 2 

 

sinergitas usaha antara SKPD dan seluruh komponen masyarakat termasuk dunia

usaha. Oleh karena itulah SKPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha,

berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan sebaik-

baiknya.

Page 343: (rpjmd) kabupaten bintan

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bintan   XI ‐ 1 

 

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021, sebagai penjabaran

Visi, Misi, dan Program Bupati/Wakil Bupati, disusun selain

dengan pendekatan teknokratik yaitu proses persiapan

penyusunan yang dilaksanakan oleh aparatur Pemerintah

Kabupaten Bintan, top-down bottom-up yaitu metode penyusunan

yang saling berkaitan antara rancangan RPJMD dengan

rancangan Rencana Strategis SKPD, pendekatan partisipatif

dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders yaitu

melalui proses Konsultasi Publik, Focus Group Discussion (FGD),

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), serta

pendekatan politis, yaitu proses penetapan di dalam kerangka

penetapan RPJMD sebagai Peraturan Daerah.

Untuk menjamin pencapaian visi, misi, program yang telah di

susun, pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016 - 2021

menjadi tanggung jawab bersama di antara pemerintah, dunia usaha,

akademisi, dan masyarakat dengan menekankan kepada INOVASI

pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bintan. Keberhasilan

pencapaian RPJMD ini akan dilakukan secara bertahap melalui

target capaian pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan

melalui upaya yang sungguh-sungguh dengan prinsip kerja keras,

kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas mewujudkan masyarakat

Kabupaten Bintan yang Gemilang.

 

 

 

 

RPJMD 2016-2021

PENUTUP BAB. XI