Fatigue

download Fatigue

of 14

description

Structural Engineering

Transcript of Fatigue

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 1

    Offshore Fixed Platform FATIGUE Analysis

    1. Pendahuluan

    Fatigue case merupakan salah satu kondisi yang perlu diperhatikan dalam men-design bangunan-bangunan

    laut yang dalam masa operasinya mengalami pembebanan berulang, misal dari gelombang, angin, vibrasi

    mesin, dan lain2. Dokumen ini memberikan informasi langkah-langkah melakukan fatigue analysis pada

    sebuah offshore fixed platform. Fatigue analysis telah dilakukan menggunakan SACS 5.3 software, namun

    pemaparan yang disajikan dalam dokumen ini lebih ke filosofi umum untuk melakukan fatigue analysis,

    dengan demikian bisa diaplikasikan menggunakan software lain.

    Dokumen ini mainly disusun berdasarkan pemahaman penulis dari sebuah course yang diadakan oleh EDI

    (SACS developer) bulan Maret 2011 di Singapura. Referensi utama yang digunakan untuk develop dokumen ini

    bersumber dari user training pada course tersebut.

    2. Pemodelan Struktur

    Sebuah offshore fixed platform telah dimodelkan menggunakan SACS 5.3. Struktur tersebut terdiri dari 4-

    legged jacket dan topside. Kedalaman mudline adalah -79.5 m dan beban-beban telah diaplikasikan di topside

    struktur tersebut. Struktur jaket selanjutnya akan dibebani oleh gelombang laut dengan arah 0, 45 dan 90

    derajat.

    Seabed di bawah jaket juga dimodelkan dengan memasukkan informasi T-Z, Q-Z dan P-Y data dengan contoh

    data-data tersebut dapat dilihat sbb:

    3. Foundation Linearization

    Step selanjutnya adalah melakukan linearisasi pondasi untuk memperoleh informasi interaksi antara pile

    foundation dengan soil properties yang telah di-specify sebelumnya. Akhir step ini menghasilkan sebuah file (di

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 2

    SACS dinamakan dynsef.dat) yang akan dibutuhkan untuk dynamic characteristic analysis. Beberapa points

    berikut perlu diperhatikan saat melakukan step ini:

    Pisahkan antara model file dengan environmental loading file. Dengan demikian saat ini ada 3 files:

    model file, environmental loading file dan pile and soil input file. Di SACS files tersebut adalah:

    sacip.dat, seainp.dat dan psiinp.dat.

    Create weight combination MASS di model file. Weight combination tersebut terdiri dari

    miscellaneous loads, equipments, area loads dan live loads. Set semua weight factor = 1.0

    Di environmental loading file:

    o Hapus semua load cases dan load combinations

    o Hapus allowable modifiers yield stress, set semua yield stress factors menjadi 1.0

    o Ubah hydrodynamic coefficient (Cd dan Cm values) sesuai fatigue condition. Misal Cm=2.0

    untuk clean dan fouled members; Cd = 0.5 untuk clean membersi dan Cd = 0.8 untuk fouled

    members

    o Tambahkan 2 wave load conditions untuk arah X dan Y dengan periode dan tinggi gelombang

    tertentu.

    o Tambahakan 2 load combinations: wave load arah X + DEAD load dan wave load arah Y +

    DEAD

    Note: Step ini diperlukan untuk melakukan linearisasi data tanah yang ada dalam rangka

    mempermudah software untuk melakukan analysis lebih lanjut. Pilehead stiffness diperoleh setelah

    melakukan step ini.

    4. Create Mode Shapes dan Mass Files

    Langkah selanjutnya adalah menyiapkan 2 files yang akan digunakan untuk langkah-langkah selanjutnya. Di

    SACS 5.3 files tersebut adalah dynmas.dyn dan dynmod.dyn. Periode natural struktur juga dapat diketahui

    setelah melalui tahap ini.

    Gunakan environmental loading file (di SACS 5.3 disebut sebagai seainp.dat) yang telah digunakan

    pada tahap sebelumnya;

    Lakukan modifikasi pada file tersebut:

    o Hilangkan load combination selection (di SACS 5.3 disebut sebagai LCSEL)

    o Hapus allowable modifiers yield stress (di SACS 5.3 disebut sebagai AMOD), set semua yield

    stress factors menjadi 1.0

    o Hapus semua load cases dan load combinations

    o Ubah hydrodynamic coefficient (Cd dan Cm values) sesuai fatigue condition. Misal Cm=2.0

    untuk clean dan fouled members; Cd = 0.5 untuk clean membersi dan Cd = 0.8 untuk fouled

    members

    o Tambahkan command untuk create dynmas.dyn (Di SACS 5.3 dikenal dengan DYNMAS).

    Command tersebut harus mengikutsertakan weight combination MASS yang telah di-specify

    pada langkah 3.

    Save as seainp.dat menjadi seainp.dyn

    Langkah selanjutnya adalah menyiapkan file baru yang merupakan input file dalam langkah ini (Di SACS 5.3

    disebut sebagai dyninp.dyn

    Siapkan input file baru (Di SACS 5.3 menggunakan DATAGEN)

    Masukkan command line DYNOPT, dengan melakukan pengaturan options sbb:

    o Jumlah modes: 50. Ini merupakan banyaknya dynamic modes yang akan dicek

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 3

    o Di mass calculation option, pilih CONS. Maksudnya, pendekatan konsisten mengasumsikan

    bahwa mass didistribusikan sepanjang element. Option lain adalah LUMP di mana metode ini

    menempatkan seluruh element mass pada nodes di mana elements tersebut terkoneksi.

    Walaupun default option-nya adalah LUMP, CONS lebih disarankan untuk struktur yang

    terendam fluida

    o Masukkan added mass coefficient: 1.0

    o Tinggalkan options lain sesuai default

    Masukkan command line DYNOP2 dengan melakukan pengaturan options sbb:

    o Masukkan 1.0 untuk dynpac calculated structural mass;

    o Masukkan 1.0 untuk SACS load mass

    o Masukkan 1.0 untuk SACS IV included weight mass

    Model file (di SACS 5.3 biasanya dikenal sebagai sacinp.dat) juga perlu dilakukan modifikasi. Untuk setiap

    plans, ubah joint fixity menjadi "222" untuk setiap joints terluar, atau joints yang memikul beban elements

    dalam plan tersebut. Maksud joint fixity "222" adalah bahwa joints tersebut di-restrained secara dynamic,

    namun statically joints tersebut tidak di-restrained alias free to move. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada

    gambar berikut:

    Joints yang ditandai dengan bulatan putih dalam gambar di atas adalah beberapa contoh joints yang joint

    fixity-nya di-modify menjadi "222".

    Setelah semua sub steps dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan run analysis. Untuk melakukan final

    sub step tersebut perlu dilakukan beberapa konfigurasi sbb:

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 4

    Ubah File ID menjadi "dyn" karena steps ini akan menghasilkan hasil akhir berupa files dengan extension

    *.dyn;

    Set tipe analisis: Dynamic, dengan subtipe analisisnya adalah Extract Mode Shapes;

    Beberapa input files yang telah disiapkan: seainp.dyn, dynsef.dat (dari hasil step 3), dyninp.dyn dan

    model file sacinp.dat yang telah melalui modifikasi sebelumnya.

    Proses ini akan menghasilkan files sbb:

    o Dynpac Modal Solution File: dynmod.dyn

    o Dynpac Mass File: dynmas.dyn

    o Postvue Database Directory: psvdb.dyn

    o Output Structural Data File: seaoci.dyn

    o SACS Run File: dyndyn.runx

    o Output Listing File: dynlst.dyn

    Berikut adalah contoh content dynlst.dyn:

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 5

    Dan berikut adalah salah satu mode shape dari struktur:

    5. Fatigue Analyses

    5.1. Deterministic Wave Fatigue

    Tahap 2 sampai dengan 4 di atas dilakukan untuk menyiapkan beberapa input files yang akan digunakan dalam

    fatigue analysis. Fatigue analysis sendiri bisa dilakukan dengan metode deterministic dan spectral. Dalam

    tahap 5.1. di sini akan dipaparkan deterministic fatigue analysis, cirinya adalah jumlah occurence atau kejadian

    atau perulangan loading adalah sudah determined alias sudah ditentukan. Misal gelombang dengan tinggi 2.5

    m dan periode 3.5 detik dalam 1 tahun terjadi 60,000 kali. Metode ini cukup straight forward dengan

    melakukan inputisasi data yang ada. Kekurangannya, bila data sangat banyak, maka dibutuhkan waktu untuk

    inputisasi yang cukup lama dan cenderung menimbulkan kesalahan akibat kekurangtelitian.

    Berikut adalah contoh data gelombang yang terjadi dalam waktu 1 tahun. Data gelombang ini diasumsikan

    sama untuk arah gelombang 0. 45 dan 90 derajat.

    Gunakan file seainp.dyn yang sebelumnya digunakan dalam tahap 4

    Hilangkan DYNMAS line

    Ubah "B" option pada command FILE menjadi "S". Maksudnya adalah loading option hanya menggunakan

    load pada environmental input file only, sebelumnya menggunakan load pada model file dan

    environmental input file;

    Tambahkan wave load cases, dengan memberi nomor load case 1, berikut pengaturannya:

    o Gunakan AIRY wave theory

    o Wave step size: 20. Maksudnya dalam satu kali wave, akan dicek setiap 20 degree

    o Dengan demikian dynamic dan static stepsi-nya diisi: 18, karena 360 deg dibagi dengan 20 deg

    o Critical Position: AL. Maksudnya, wave critical position diasumsikan adalah di seluruh wave

    position

    Pada load case 1 di atas, isi dengan wave height = 2.5 m dan wave period = 3.5s. Selanjutnya untuk load

    case 2 isi dengan wave height = 3.5 m dan wave period = 3.5s. Untuk load case 3, isi wave height = 2.5m

    dan wave period = 5.0s. Sisanya untuk load case 4. Urutan ini musti ditentukan dan konsisten diaplikasikan

    untuk pengisian selanjutnya. Load cases 1 sampai dengan 4 adalah untuk 0 deg wave direction, load case 5

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 6

    sampai dengan 8 adalah untuk 45 deg wave direction. Load case 9 sampai dengan 12 adalah untuk 90 deg

    wave direction.

    Langkah selanjutnya ialah menyiapkan input file baru, yaitu wave response input file:

    Buka file baru (Di SACS 5.3 menggunakan DATAGEN)

    Pilih Dynamic, kemudian Wave Response

    Tambahkan command line WROPT dengan pengaturan:

    o Pilih ALL untuk load case selection

    o Generate Plots: Thick

    o Number modes: 20

    o Maximum allowable iterations: 20. Maksudnya tidak akan dilakukan iterasi alias langsung

    diperoleh hasil melalui 1 kali analisis

    o Equivalent Static Load Options: ES --> Equivalent Static Loadsi

    o Tinggalkan yang lain sesuai default

    Saat pilihan plot selection, pilih untuk melakukan plotting pada Overturning Moment dan Base Shear;

    Isi overall modal damping ratio: 2.0 (dalam persen)

    Save as input file dengan nama wvrinp.dyn

    Tahap selanjutnya adalah Run Analysis untuk men-generate transfer function dengan pengaturan sbb:

    Ubah File ID menjadi "dyn" karena steps ini akan menghasilkan hasil akhir berupa files dengan extension

    *.dyn;

    Tipe analisis: Dynamic, sub tipe analisis: Deterministic Wave/Transfer Function Generation

    Input files yang digunakan: seainp.dyn, wvrinp.dyn, dynmod.dyn (dynpac mode shape file-diperoleh

    melalui tahap 4), dynmas.dyn (dynpac mass file-diperoleh melalui tahap 4 juga), psiinp.dat (pile and soil

    properties)

    Hasil Run Analysis berupa:

    o Equivalent Static Model File: wvroci.dyn

    o Dynamic Wave Response Plot File: wvrnpf.dyn

    o Dynamic Wave Response Neutral Chart File: wvrncf.dyn

    o Response File: wvrrsp.dyn

    o Wave Response Solution File: psicsf.dyn

    o SACS Run File: wvrdyn.runx

    o Output Listing File: wvrlst.dyn

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 7

    Berikut adalah contoh grafik dalam file wvrnpf.dyn:

    Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa Dapat dilihat dari grafik di atas bahwa dynamic condition memiliki

    pengaruh lebih dari 2 kali saat static condition. Hal ini memberikan better idea kenapa dynamic wave response

    penting untuk fatigue analysis.

    Langkah akhir sebelum Run Analysis adalah menyiapkan fatigue input file:

    Buka file baru (Di SACS 5.3 menggunakan DATAGEN)

    Pilih post, kemudian fatigue:

    o Pilih "No" untuk pertanyaan memberikan title;

    o Saat pertanyaan fatigue analysis option, pilih direct deterministic fatigue;

    o Number additional postfiles (SCF): leave it blank;

    o Tentukan design life dari struktur, misal 25 years;

    o Tentukan safety factor: misal 5.0 (merupakan failure critical part dan inspectable)

    Berikut typical fatigue life safety factors:

    o Tentukan fatigue time period: 1 year;

    o Tentukan S-N Curve yang digunakan: misal WJT (API 21th edition supplement 2)

    o Tentukan SCF option: misal EFT (Efthymiou formulas);

    o Thick pada "Use load case dependent SCF's";

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 8

    o Thick pada "Prescribe MAX SCF" dan "Prescribe MIN SCF" untuk memberikan opsi bahwa SCF max

    dan min akan diberikan kemudian;

    o Thick pada "Skip all Plates" dan "Skip Non-Tubular Elements";

    o Click Next;

    o Thick pada "Member Summary Report (Joint Order)" untuk memberikan fatigue report

    berdasarkan urutan joints;

    o Thick pada "Member Summary Report (Life Order)" untuk memberikan fatigue report

    berdasarkan urutan fatigue life-nya;

    o Thick pada "SCF Validaty Range Check";

    o Pilih "DN2" di bagian Inline Tubular SCF, hal ini merujuk kepada DNV RP C203 2005 formula;

    o Thick pada "tubular inline check", maksudnya fatigue analysis juga akan dilakukan pada

    perubahan sections sepanjang tubular members;

    o Specify mudline elevation dan water depth;

    o Click Next;

    o Pilih "No" saat pertanyaan input weld classification factor;

    o Pilih "Yes" saat pertanyaan Joint SCF Override Selections. Maksudnya, SCF akan ditentukan

    berbeda untuk joints yang disebut dalam option ini;

    o Click Next;

    o Pilih "Yes" untuk pertanyaan Override Fatigue Parameters for individual joints. Untuk joints yang

    disebut dalam option ini bisa diganti safety factor-nya;

    o Pilih "No" untuk pertanyaan selanjutnya, yaitu Override Fatigue Parameters to Plate Group,

    Override Fatigue Parameters to Individual Plates, Override SCF's for Member Groups;

    o Saat pertanyaan Remove Groups from the Analysis bisa diisi member group mana saja yang akan

    dikeluarkan dalam fatigue analysis, misal wish bone dan dummy members;

    o Click Next;

    o Pilih "No" untuk pertanyaan Override the SCF method for each joint type, Override the SCF for

    each individual member;

    o Pilih "Yes" untuk pertanyaan Override SCFs for specific brace-chord connections, selanjutnya

    specify begin, end dan connection joints mana yang akan di-override, selanjutnya masukkan S-N

    data yang akan digunakan untuk particular connection tersebut;

    o Click Next;

    o Pilih "No" untuk pertanyaan Override SCFs for specific Wide Flange Members;

    o Pilih "Yes" untuk pertanyaan Place upper or lower bounds on the SCFs. Pertanyaan ini

    berhubungan dengan option yang telah dipilih sebelumnya, yaitu prescribe max and min SCF.

    Masukkan misal nilai min SCF: 1.5 dan max SCF: 6.0;

    o Pilih "No" untuk pertanyaan Select specific joints to be analyzed

    o Pilih "Yes" untuk pertanyaan Brace Stresses calculated at the surface of the chord;

    o Selanjutnya adalah men-develop fatigue load cases. Proses inputisasi adalah konsisten dengan

    urutan saat memasukkan data-data gelombang di awal tahap 5.1.

    Total terdapat 12 fatigue cases, jumlah ini diperoleh dari data gelombang yang terdiri

    dari 2 wave period dan 2 wave height yang berbeda. Untuk 1 wave direction terdapat 4

    gelombang, karena akan diaplikasikan 3 wave directions, maka total terdapat 12 fatigue

    cases;

    Untuk setiap wave case, akan dicek di 18 crest position yang berbeda, dengan demikian

    total terdapat 216 fatigue combination yang merupakan perkalian 18 x 12;

    Fatigue case 1 memiliki fatigue combination 1 sampai dengan 18, fatigue case 2 memiliki

    fatigue combination 19 sampai dengan 36, dan seterusnya. Sampai pada fatigue case 12

    memilki fatigue combination 199 sampai dengan 216;

    o Fatigue input file ini disimpan dengan nama ftginp.dyn

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 9

    Selanjutnya Run Analysis:

    Tipe analisis: post processing, sub tipe: Deterministic Fatigue;

    File ID set menjadi "dyn";

    Fatigue input file: ftginp.dyn;

    First common solution file: psicsf.dyn yang diperoleh saat men-generate transfer function

    Hasilnya sbb:

    Interest kita adalah pada kolom paling kanan yang menunjukkan damage dan berapa tahun fatigue service life-

    nya. Damage diperoleh dari membandingkan berapa cyclic loading yang dialami particular connection dengan

    jumlah cyclic loading yang membuat connection tersebut fails.

    Sampai bagian ini adalah akhir dari analisis fatigue menggunakan metode deterministic. Selanjutnya, tahap 5.2

    akan dipaparkan fatigue analysis dengan metode spectral.

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 10

    5.2. Spectral Wave Fatigue

    Langkah awal dalam spectral wave fatigue analysis adalah dengan create base shear/overturning moment

    transfer function:

    o Gunakan environmental loading file seainp.dyn yang sebelumnya digunakan dalam tahap 4 saat

    akan men-generate mode shapes;

    o Rename seainp.dyn menjadi seainp.plt lalu lakukan modifikasi sbb:

    Hilangkan command DYNMAS dan CENTER;

    Ubah option "B" pada FILE command menjadi "S"

    Tambahkan command LOADCN (untuk menambahkan load case baru), beri nama load case

    1;

    Tambahkan command untuk generate transfer function (Di SACS 5.3 dikenal dengan GNTRF)

    dengan pengaturan sbb:

    Tipe transfer function, misal pilih "AL", maksudnya loading akan di-generate pada tiap

    wave crest position;

    Jumlah waves, misal 90;

    Wave Steepness, misal isi 0.05. Angka 0.05 adalah 1/20, maksudnya dari satu putaran

    penuh gelombang akan dicek tiap 20 degree;

    Beginning period; misal isi 10 second;

    Period step size: misal isi 0.1 second, maksudnya wave period akan dicek diawali dari

    period 10 second, kemudian 10.1, 10.2, dan seterusnya;

    Number of crest position. Ini ada hubungannya dengan wave steepness. Sebelumnya

    telah di-specify bahwa wave akan dicek tiap 20 degree, dengan 360 degree adalah satu

    putaran penuh maka 360/20 = 18 crest positions;

    Wave direction: misal 0 degree;

    Plot option, misal Both, maksudnya transfer function graphic akan di-plot terhadap

    frequency dan period;

    Tinggalkan option lain sesuai default.

    Baris pertama command GNTRF adalah untuk 0 degree wave direction, langkah

    selanjutnya duplikasi command GNTRF tersebut dua kali kemudian ganti baris kedua

    untuk 45 deg wave direction dan baris ketiga command GNTRF untuk 90 deg wave

    direction;

    o Siapkan input file baru, yaitu wave response input file:

    Melalui DATAGEN, pilih dynamic kemudian wave response;

    Tambahkan command WROPT dengan pengaturan sbb:

    Load case selection pilih "ALL", maksudnya adalah kriteria outpur load case selection

    untuk all points;

    Thick pada "Generate Plot";

    Number of Modes: misal isi 20;

    Maximum allowable iteration; misal isi -1, dengan demikian tidak mengijinkan program

    untuk melakukan iterasi;

    Equivalent Static Option: pilih NONE;

    Tinggalkan options lain sesuai default;

    Click Next;

    Pilih "No" untuk pertanyaan Plot Analysis Variable;

    Pilih "Yes" untuk pertanyaan Transfer Function Plot, selanjutnya specify mana saja yang

    akan di-plot, misal overturning moment, base shear;

    Thick "Both" untuk pertanyaan Independent Variables;

    Click Next;

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 11

    Click Skip untuk pertanyaan transfer function load case selection;

    Pilih "Yes" untuk pertanyaan modal damping selection, masukkan nilai damping ratio

    2.0 (dalam persen);

    Pilih "No" untuk pertanyaan select specific moders to be included;

    Save as file dengan nama wvrinp.plt.

    Siap untuk melakukan Run Analysis untuk men-generate transfer function:

    o Ubah file ID menjadi "PLT";

    o Tipe analisis: dynamic, sub tipe analisis: Deterministic/Transfer Function Generator;

    o Input files yang digunakan: seainp.plt, wvrinp.plt, sacinp.dat, dynmod.dyn, dynmas.dyn;

    o Hasil analisis berupa:

    wrncf.plt yang merupakan base shear dan overturning moment transfer function plots

    Dari graphic di atas, selanjutnya adalah melakukan pemilihan (maximum 25 points) period yang dapat

    merepresentasikan bentuk chart di atas. Misal dipilih 20 periods yang dianggap bisa merepresentasikan

    chart di atas sebagai berikut:

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 12

    Kembali ke file seainp.plt yang telah didefinisikan sebelumnya;

    o Langkah selanjutnya adalah create transfer function load, diawali dengan 0 deg wave direction;

    o Save as seainp.plt menjadi seainp.000. Angka "000" mengindikasikan 0 deg wave direction;

    o Hilangkan command GNTRF untuk 45 dan 90 deg;

    o Ubah hanya pada "beginning period", masukkan nilai 20 periods yang telah dipilih pada table di

    halaman sebelumnya. Masukkan dengan descending order alias berurut dari yang paling besar ke

    yang lebih kecil;

    o Setelah selesai, save as seainp.000 menjadi seainp.045. Ubah hanya di wave direction, ubah dari 0

    deg menjadi 45 deg, options yang lain sama;

    o Setelah selesai, save as seainp.045 menjadi seainp.090. Ubah hanya di wave direction, ubah dari 45

    deg menjadi 90 deg, options yang lain tetap sama;

    Selanjutnya adalah melakukan Multi Run Analysis untuk men-generate transfer function untuk setiap wave

    direction:

    o Ubah file ID menjadi "000";

    o Tipe analisis: dynamic, sub tipe analisis: Deterministic Wave/Transfer Function Generation;

    o Input files yang digunakan: seainp.000, dynsef.dat, dynmod.dyn, dynmas.dyn;

    o Proses ini akan menghasilkan:

    Equivalent Static Load file: wvroci.000

    Transfer function plot file: wvrncf.000

    Transfer function load solution file: saccsf.000

    Run file: wvr000.runx

    o Jangan langsung lakukan Run Analysis (karena akan dilakukan multirun), lakukan save the run file.

    o Ubah file ID menjadi "045", langkah selanjutnya adalah sama. Lakukan juga untuk arah 90 deg.

    o Click Multi Run Icon untuk Run Analysis

    Menyiapkan spectrum fatigue input file:

    o Siapkan input file baru dengan DATAGEN;

    o Pilih Post kemudian fatigue;

    o Pilih "No" pada pertanyaan title;

    o Pilih Spectral Wave Fatigue, click next;

    o Click Skip pada pertanyaan fatigue option dan "No" untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sampai

    dengan pertanyaan "Is the transfer function data to be taken from SEASTATE", pilih "Yes" untuk

    pertanyaan ini;

    o Masukkan angka 18 untuk pertanyaan Number wave position per Wave, konsisten dengan inputs

    sebelumnya;

    o Isi 1 untuk pertanyaan Fatigue Environmental Number;

    o Fraction of design life: isi 0.3 alias 30%. Data ini merujuk pada wave scatter diagram sbb:

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 13

    o Dynamic amplification factor: 1.0;

    o Tinggalkan options lain sesuai default;

    o Click next;

    o Pilih "Yes" untuk pertanyaan Develop Wave Spectra from Scatter Diagram;

    o Pilih "D" untuk pertanyaan period type, yang maksudnya adalah dominant;

    o Masukkan nilai 1.0 untuk wave height factor, fraction of life factor, dan period factor;

    o Pilih "No" untuk pertanyaan Scatter Diagram Normalized;

    o Wave Spectrum Type: misal PM untuk tipe spektrum Pierson Moskowitz, click next;

    o Pilih "No" untuk pertanyaan Specify wave height occurrence factor;

    o Masukkan significant wave height yang terdapat di table di atas. Nilai significant wave height adalah

    nilai tengah dari range yang terdapat di ketiga tables di atas, click next;

    o Masukkan nilai period (juga nilai tengah) dan frequency of occurrence, click More;

    o Masukkan period selanjutnya sampai dengan period 8 second

    o Steps di atas adalah untuk fatigue case 1;

    o Selanjutnya copy semua langkah di atas untuk selanjutnya diganti dengan fatigue case 2 (45 deg) dan

    fatigue case 3 (90 deg).

    o Copy file ftginp.dyn yang sebelumnya telah digunakan untuk deterministic fatigue analysis ke dalam

    folder yang saat ini sedang digunakan untuk spectral fatigue analysis;

    o Hapus semua command dalam ftginp.dyn di bawah line RELIEF;

    o Copy seluruh lines yang diawali dengan command SEA dalam input file yang sedang di-create ini ke

    ftginp.dyn;

    o Save as ftginp.dyn menjadi ftginp.ftg, replace existing file;

    o Buka kembali file ftginp.ftg;

    o Ubah additional postfile menjadi "2", sebelumnya blank;

  • Indratmo Jaring Prasojo || [email protected] || Rev-00 || 4 Mei 2011 14

    o Tambahakan command EXTRAC HEAD setelah line SCPER, pilih "Automatic Extraction" dan masukkan

    damage level 0.2;

    o Save file tersebut.

    Ini adalah langkah terakhir, Run Analysis:

    o Ubah File ID menjadi "ftg";

    o Tipe analisis: Post Processing, sub tipe analisis: Spectral Fatigue;

    o Input files yang digunakan: ftginp.ftg, saccsf.000, seainp.000, saccsf.045, seainp.045, saccsf.090,

    seainp.090;

    o Files yang dihasilkan: ftgext.ftg (data untuk Interactive Fatigue), ftglst.ftg (fatigue analysis listing file),

    dan ftgftg.runx (run file)

    6. Referensi

    SACS USER TRAINING, FEB&MARCH 2011, ADVANCE LEVEL, EDI.