Farmasi 2014 B Gizi Buruk

25
TUGAS TERSTRUKTUR KELOMPOK NUTRISI MENELAAH JURNAL TENTANG GIZI BURUK JUDUL : MULTIPLE MICRONUTRIENT (ZINC, MAGNESIUM) THERAPY TO SEVERE MALNOURISHED CHILDREN: EFFECT ON GROWTH CATCH UP AND CLINICAL RECOVER Disusun oleh : Jauvica Alvica Madyawati (G1F012006) Muntofingah (G1F012024) Ginanjar Wahyu Rahardian (G1F012044) Catherine Bernadia (G1F012050) Retno Widiastuti (G1F012058) Sausa Monica (G1F012062) Nisadiyah Faridatus Shahih (G1F012064) Rizky Ariyanti (G1F012070) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2014

description

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Transcript of Farmasi 2014 B Gizi Buruk

Page 1: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

TUGAS TERSTRUKTUR KELOMPOK NUTRISI

MENELAAH JURNAL TENTANG GIZI BURUK

JUDUL : MULTIPLE MICRONUTRIENT (ZINC, MAGNESIUM) THERAPY TO

SEVERE MALNOURISHED CHILDREN: EFFECT ON GROWTH CATCH UP AND

CLINICAL RECOVER

Disusun oleh :

Jauvica Alvica Madyawati (G1F012006)

Muntofingah (G1F012024)

Ginanjar Wahyu Rahardian (G1F012044)

Catherine Bernadia (G1F012050)

Retno Widiastuti (G1F012058)

Sausa Monica (G1F012062)

Nisadiyah Faridatus Shahih (G1F012064)

Rizky Ariyanti (G1F012070)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2014

Page 2: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…..................…....………………………………………….…… i

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 2

Latar Belakang………………………………..................................... 2

Rumusan Masalah………………………………….........................… 4

BAB II. TELAAH JURNAL ............................................................................ 5

Pendahuluan Jurnal…………………………………........………….. 5

Metode………………………………………………….........……… 5

BAB III. PEMBAHASAN……………….........……………………...……….. 8

BAB IV. PENUTUP DAN KESIMPULAN………………….....…...……….. 22

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….............…......… 23

Page 3: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malnutrisi terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh

dunia termasuk negara berkembang, khususnya di Asia Selatan. Kekurangan gizi

meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan merupakan penyebab utama penyakit

yang dapat menyebabkan kematian. Risiko terjadinya defisiensi seng di negara

berkembang erat berkaitan dengan keadaan status gizi yang buruk. Hambatan

pertumbuhan (stunting) yang disebabkan karena pengaruh gizi buruk berkisar 10%.

sementara angka risiko terjadinya defisiensi seng sekitar 15%. Hal ini berarti jumlah

anak yang berisiko mengalami defisiensi seng 5% lebih tinggi dari jumlah anak balita

yang mengalami stunting. Angka prevalensi nasional balita stunted menurut

Riskesdas tahun 2007 adalah 36,8%. International Conference of Zinc and Human

Health (2000) memperkirakan sekitar 48% populasi dunia mempunyai risiko terjadi

defisiensi seng. Dari penelitian yang dilakukan di Jakarta pada tahun 1988 didapatkan

87,2% dari 156 responden anak dan orang dewasa mengalami defisiensi seng. Di

Mexico (2001) insidens defisiensi seng sebesar 40% di daerah perkampungan

sedangkan 18% di daerah perkotaan. Penelitian oleh Huwae FJ (2006) pada 111 anak

usia 6-8 tahun di Grobogan Jawa Tengah ditemukan 40% mengalami defisiensi seng.

Malnutrisi adalah salah satu penyakit yang menjadi beban di negara

berkembang. Kemiskinan adalah penyebab utama kekurangan gizi dan faktor-faktor

penentunya (Müller & Krawinkel, 2005). Di seluruh dunia, diperkirakan 925.000.000

orang yang kekurangan gizi, yang sebagian besar tinggal di negara-negara

berkembang (World Hunger dan Fakta Kemiskinan dan Statistik, 2012). Wanita

hamil, ibu menyusui, dan anak-anak sangat rentan terhadap konsekuensi dari

kekurangan gizi. Dampak buruk yang dimulai di rahim ibu di mana janin tidak dapat

berkembang dengan baik mempengaruhi perkembangan fisik dan mental. Anak di

bawah usia 5 tahun berada pada risiko tertinggi mengalami malnutrisi karena

Page 4: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

3

pertumbuhan yang cepat. Hal ini dibuktikan bahwa lebih dari 70 persen anak-anak

kurang gizi tinggal di Asia, 26 persen di Afrika dan 4 persen di Amerika Latin dan

Karibia, separuhnya tinggal di India, China dan Bangladesh (statistik Unicef, 2005).

Malnutrisi adalah penyebab kematian terbesar anak secara global. 5,5 juta dari 11

juta anak meninggal setiap tahun (World Hunger dan Fakta Kemiskinan dan Statistik,

2012). Mengatasi kekurangan gizi merupakan prasyarat untuk memastikan

perkembangan yang cepat dan tepat.

Mikronutrien memainkan peran penting dalam pengembangan pertumbuhan

fisiologis, fungsi kognitif dan kekebalan, pengurangan morbiditas dan mortalitas pada

anak-anak yang kekurangan gizi (Doherty et al, 1998; Black & Sazawal, 2001; Hitam

et al, 2004). Defisiensi mikronutrien berkontribusi terhadap etiologi penurunan fungsi

fisiologis dan perkembangan termasuk gangguan imunitas akibatnya meningkatnya

kerentanan terhadap infeksi (Elizabeth, 2000). Hal ini menyatakan bahwa defisiensi

mikronutrien tersebar luas di antara 2 miliar orang di negara berkembang dan negara

maju (Wapnir, 2000; Jamil et al, 2008; Tulchinsky, 2010). Hal ini merupakan

penyebab yang mendasari morbiditas dan mortalitas. Zinc adalah elemen dari

biologis dan penting bagi kesehatan masyarakat yang mempengaruhi pertumbuhan

dengan merangsang DNA dan sintesis RNA serta pembelahan sel. Zinc adalah

kofaktor metalloenzymes yang banyak terlibat dalam berbagai proses biokimia seperti

integritas kulit, pertumbuhan jaringan, pembentukan tulang, perkembangan kognitif

dan kekebalan (Wapnir, 2000; Zemel et al, 2002; Siklar et al, 2003; Nriagu et al,

2007).

Defisiensi zinc mempengaruhi sekitar 2 miliar orang di negara berkembang

yang mengakibatkan retardasi pertumbuhan, hipogonadisme, disfungsi kekebalan

tubuh, dan gangguan kognitif (Prasad, 2009). Magnesium sangat penting untuk

menjaga otot normal dan fungsi saraf, menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat,

menjaga irama jantung dan membangun tulang yang kuat. Elemen ini terlibat dalam

setidaknya 300 reaksi biokimia dalam tubuh. Kekurangan magnesium juga lazim

pada anak-anak penderita gizi buruk (Bhan et al, 2003). Dalam malnutrisi energi

Page 5: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

4

protein, hypomagnesaemia dapat menyebabkan perkembangan manifestasi

hyperirritability neuromuskular dan komplikasi jantung. Sebagai kofaktor dari

berbagai reaksi enzimatik, magnesium sangat diperlukan untuk sejumlah besar

langkah-langkah metabolisme termasuk sebagian dari mereka yang peduli dengan

pengalihan atau pemanfaatan energi, sintesis protein dan aktivitas normal dari sistem

saraf (Bhan et al, 2003).

Defisiensi mikronutrien tetap menjadi masalah kesehatan utama bagi anak-

anak di Bangladesh, di mana hampir setengah dari populasi anak-anak mengalami

defisiensi mikronutrien (Jamil et al, 2008). Penelitian ini berusaha untuk melengkapi

seng dan magnesium untuk anak-anak kurang gizi yang bertujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan pemulihan klinis.

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pentingnya zink dan magnesium pada terapi malnutrisi

2. Apa akibat dari kekurangan zink dan magnesium

3. Bagaimana perbedaan pemberian antara zink, magnesium, serta gabungan

antara zink dan magnesium

Page 6: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

5

BAB II

TELAAH JURNAL

A. Pendahuluan Jurnal

Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau

nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum

terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima

tahun (balita). Malnutrisi atau gizi buruk merupakan masalah kesehatan terbesar

dalam masyarakat di negara berkembang, khususnya di Asia Selatan dan sub-Sahara

Afrika. Tingginya prevalensi penyakit bakteri dan parasit di Negara berkembang

memberikan kontribusi besar terhadap kekurangan gizi di Negara-negara tersebut.

Gizi buruk merupakan salah satu faktor penyebab kerentanan terhadap infeksi yang

selanjutnya dapat menyebabkan kematian. Mayoritas penderita gizi buruk adalah

berasal dari negara-negara berkembang. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka

kematian tapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak

yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan. Masalah yang timbul akibat

gizi buruk diantaranya adalah kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

yang disebabkan karena ibu hamil mengalami kurang gizi yang akan berpengaruh

terhadap gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak (Pudjiadi, 2000).

B. Metode

Metode yang diterapkan adalah studi kasus-kontrol prospektif. Pemberian

seng dan magnesium pada terapi tunggal dan gabungan keduanya diberikan kepada

anak-anak kurang gizi kronik untuk meningkatkan pertumbuhan gizinya dan

pemulihan secara klinis. Seratus pasien yang dirawat di rumah sakit anak-anak

kekurangan gizi, dari 6-60 bulan usia yang terdaftar di unit gizi Rumah Sakit Shishu

Dhaka, Dhaka, Bangladesh. Berat badan, tinggi badan dan lengan pertengahan

keliling anak-anak penderita gizi buruk diukur. Status gizi mereka dinilai dengan

tinggi untuk usia (stunting), berat badan untuk usia (underweight), berat badan untuk

tinggi badan (wasting) dan ada atau tidak adanya edema. Anak-anak secara klinis

diklasifikasikan menjadi marasmic, marasmic-kwashiorkor dan kwashiorkor.

Page 7: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

6

Tingkat malnutrisi didiagnosis oleh dokter berdasarkan tanda-tanda klinis dan

data antropometri. Anak-anak yang terdaftar secara purposive berdasarkan kriteria

eksklusi dan inklusi tertentu yang telah ditentukan. Kriteria inklusi adalah 6-60 bulan

usia dari kedua jenis kelamin, status gizi terdiri dari <70% berat untuk ketinggian

rata-rata NCHS (klasifikasi Waterloo), <60% berat badan untuk usia rata-rata NCHS

(klasifikasi Gomez) dan ada tidaknya edema. Kriteria eksklusi adalah penerimaan

setiap terapi mikronutrien sebelum dan setelah masuk ke rumah sakit, gagal ginjal,

edema akibat penyakit lain seperti gagal jantung kongestif, sindrom nefrotik, sirosis

hati dan anomali kongenital, sadar dan meningitis. Untuk melakukan studi ini, izin

etis diperoleh dari Dewan Etika Rumah Sakit Dhaka Shishu.

Subjek intervensi dan kontrol: Seratus anak kurang gizi kronik dibagi dalam

empat kelompok masing-masing terdiri dari dua puluh lima anak-anak penderita

morbiditas seragam. Semua anak yang terdaftar menerima diet pemulihan (sesuai

dengan protokol diet gizi diikuti di unit rehabilitasi gizi rumah sakit) dan suplemen

multivitamin, kalium klorida dan potensi kapsul vitamin A-tinggi (100.000-200.000

IU) seperti yang direkomendasikan oleh World Health Organisasi (Ashworth et al,

2003). Kelompok-kelompok intervensi menerima zinc atau magnesium atau

kombinasi zinc dan magnesium bersama dengan diet dan suplemen

pemulihan. Kelompok kontrol hanya menerima diet pemulihan dan suplemen.

Page 8: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

7

Tabel 1. Desain dosis intervensi, konten dosis dan jadwal dosis.

Kelompok Intervensi dosis/perlakuan

Subjek suplementasi

Kelompok I Zinc + Multivitamin + Vitamin A + KCI

Kelompok II Magnesium + Multivitamin + Vitamin A + KCI

Kelompok III Zinc + Magnesium + Multivitamin + Vitamin A + KCI

Kelompok IV Multivitamin + Vitamin A + KCI (kontrol)

Tabel 2. Ketentuan dosis berdasarkan rekomendasi WHO (Ashworth et al, 2003).

Pemberian Dosis

Zinc (Oral) 2-3 mg/kg/hari selama 30 hari

Magnesium(Injeksi) 0,3mmolMg/kg/hari selama 7 hari

Multivitamin(> 1 tahun) 1 ml, 2kali sehari selama 30 hari

(< 1 tahun) 0,5ml, 2kali sehari selama 30 hari

Vitamin A(> 1 tahun) 200.00 IU/hari pada hari ke 1,2&15

Potasium(sirup K-20) 4mmol/kg,3kali sehari selama 15 hari

Pengukuran antropometri dan diagnosis morbiditas: Berat badan anak-anak

antara 100g -25kg skala semi Salter (Salter Timbang-Tronis Model 235 PBW, UK).

Pengukuran dengan berdiri tinggi untuk anak di bawah usia dua tahun tidak mungkin,

panjang telentang diukur. Untuk anak-anak 2 tahun ke atas, skala ketinggian vertikal

digunakan. Skala pengukurannya adalah 175cm tinggi dan diukur dengan akurasi

0.1cm. Lengan pertengahan lingkar (MAC) diukur dengan menggunakan pita khusus

dirancang untuk tujuan tersebut. Morbiditas antara anak-anak didiagnosis dengan

tanda dan gejala klinis oleh seorang konsultan pediatrik (salah satu penulis: ASM

Mustafizur Rahman), dan sebagian oleh penyelidikan laboratorium. Terapi intervensi

ini dilakukan di bawah perawatan langsung dari konsultan.

Page 9: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

8

BAB III

PEMBAHASAN

Malnutrisi terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di

seluruh negara berkembang, khususnya di Asia Selatan dan sub - Sahara Afrika.

Tingginya prevalensi penyakit bakteri dan parasit di negara berkembang memberikan

kontribusi besar terhadap kekurangan gizi di sana. Demikian juga kekurangan gizi

dapat meningkatkan kerentanan terhadap beratnya infeksi dan merupakan penyebab

utama kematian.

Malnutrisi merupakan risiko yang paling tinggi untuk berbagai penyakit di

negara berkembang akibat kemiskinan. Diperkirakan 925.000.000 orang yang

kekurangan gizi sebagian besar tinggal di negara-negara berkembang (World Hunger

dan Fakta Kemiskinan dan Statistik, 2012). Wanita hamil, ibu menyusui, dan anak-

anak sangat rentan terhadap konsekuensi dari kekurangan gizi. Dampak buruk ini

dimulai didalam rahim ibu, dimana janin tidak dapat berkembang dengan baik,

sehingga menyulitkan perkembangan fisik dan mental (statistik Unicef , 2005)..

Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau

nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian,

yakni gizi buruk karena kekurangan protein (kwashiorkor), karena kekurangan

karbohidrat atau kalori (marasmus), dan kekurangan kedua-duanya. Gizi buruk ini

biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh

membusungnya perut (busung lapar).

Klasifikasi Gizi Buruk

Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-

kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri atau tanda klinis dari

masing-masing tipe yang berbeda-beda.

1. Marasmus

Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat.

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak

Page 10: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

9

terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit),

rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan

(sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan

banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar.

Gambar 1. Penderita marasmus

Berikut adalah gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :

a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit

b. Wajah seperti orang tua

c. Iga gambang dan perut cekung

d. Otot paha mengendor (baggy pant)

e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

2. Kwashiorkor

Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby),

bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein,

walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi.

Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai

seluruh tubuh

Page 11: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

10

Berikut adalah gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :

a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis

b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah

dicabut, pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut

kepala kusam.

c. Wajah membulat dan sembab

d. Pandangan mata anak sayu

e. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan

terasa kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang

tajam.

f. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah

menjadi coklat kehitaman dan terkelupas

Gambar 2. Penderita kwashiorkor

3. Marasmik-Kwashiorkor

Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik

kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung

protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita

demikian disamping menurunnya berat badan < 60% dari normal

memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut,

Page 12: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

11

kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula (Depkes RI,

2000).

Zinc atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor

atom 30, massa atom relatif 65,39. Zinc merupakan unsur pertama golongan 12 pada

tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini

dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga

memiliki keadaan oksidasi +2. Zinc merupakan unsur paling melimpah ke-24 di

kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih zinc yang paling banyak ditambang

adalah sfatlerit (seng sulfida). Zinc termasuk dalam kelompok zat gizi mikro yang

mutlak dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sangat kecil untuk memelihara

kehidupan yang optimal.

Gambar 3. Zinc

Terdapat banyak jenis zinc, diantaranya adalah zinc glukonat, zinc cloryda,

zinc sulfat, zinc laktat. Zinc laktat (organik) dapat menyembuhkan ayan. Zinc dapat

diperoleh secara alami dari makanan yang kita konsumsi maupun dari suplemen zinc.

Berikut adalah daftar makanan yang mengandung zinc :

1. Daging

Tiga-ons daging menyediakan sekitar 40

persen atau lebih zinc dari dosis harian yang

direkomendasikan. Daging yang dimaksud

termasuk diantaranya adalah daging panggang,

iga, dan daging rebus. Sedangkan daging yang

menyediakan 25-39 persen dari dosis harian adalah daging sapi, tulang rusuk,

steak, daging domba, bahu panggang, dan lidah. Ayam, ham, daging babi, dan

Gambar 4. Daging

Page 13: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

12

kalkun setidaknya menyediakan sekitar 10 persen dari dosis harian zinc yang

direkomendasikan.

2. Makanan Laut (Seafood)

Tiram merupakan sumber

makanan yang mengandung zinc paling

tinggi. Seafood lain menyediakan

setidaknya 10 persen per tiga ons

termasuk kerang, lobster, ikan, dan

daging kepiting. Zinc sering hilang selama proses memasak. Untuk

mempertahankan kandungan zinc, masak makanan dengan air sesedikit

mungkin dan dalam waktu yang sesingkat mungkin.

3. Produk susu

Beberapa makanan dari produk susu merupakan sumber zinc yang

baik. Sebanyak 8 ons yogurt dan ½ cangkir keju ricotta mengandung

setidaknya 10 persen dari jumlah harian yang disarankan. Keju swiss, keju

Gouda, dan susu juga mengandung zinc.

4. Biji-bijian dan Kacang-kacangan

Tepung gandum utuh merupakan

sumber zinc yang baik. Sereal kering yang

telah difortifikasi biasanya setidaknya 10

persen biasanya berisi setidaknya 10

persen zinc dari jumlah yang

direkomendasikan. Biji Labu, kacang

almond, kacang mete, dan biji bungan matahari merupakan sumber zinc yang

juga baik. Meskipun zinc yang ditemukan di kacang-kacangan tidak seperti

yang ditemukan dalam daging, kacang-kacangan masih menyediakan jumlah

yang cukup dan merupakan sumber zinc yang penting terutama untuk

vegetarian. Pilihan sumber zinc yang baik dari kacang-kacangan adalah black

eyed peas, kacang lima, kacang pinto, kacang kedelai, tempe, dan tahu.

Gambar 6.Kacang-kacangan

Gambar 5. Seafood

Page 14: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

13

Tabel 3. Kandungan zinc pada beberapa bahan makanan

Sumber

Makanan

Kandungan

Zinc (mg)

Sumber Makanan Kandungan Zinc (mg)

Tiram 25,8 Oatmeal ¼ cup 0,86

Kepiting 6,48 Avocado 0,73

Hati sapi 6,07 Kentang panggang 0,65

Kuaci 2,51 Roti 0,42

Lobster 2,48 Apricot 0,28

Kedelai 1,98 Pisang 0,19

Yogurt 1,34 Orange jus 0,13

Susu skim 0,98 Lemak, minyak, gula Bukan sumber yang penting

Beberapa bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zinc adalah

asam askorbat dan sitrat (pepaya, jambu biji, pisang, mangga, semangka, pir, jeruk,

lemon, apel, jus nenas, kembang kol, dan limau), asam malak dan tartrat (wortel,

kentang, tomat, labu, kol, dan lobak cina), asam amino sistein (daging, kambing,

daging babi, hati, ayam, dan ikan), dan produk-produk fermentasi (kecap kacang

kedele, acar/asinan kubis). Beberapa makanan yang dapat menghambat penyerapan

zinc adalah fitat (beras, terigu, gandum, kacang kedele, susu coklat, kacang dan

tumbuhan polong), polifenol (teh, kopi, bayam, kacang, tumbuhan polong, rempah-

rempah), kalsium dan fosfat (susu dan keju) (Gillespie, 1998).

Tabel 4. Angka kecukupan zinc rata-rata yang dianjurkan per orang per hari

Golongan Umur Zinc (mg)

0 – 6 bulan 3

7 – 12 bulan 5

1 – 9 tahun 10

10-59 Ahun 15

>60 tahun 15

Hamil +5

Menyusui 0 – 6 bulan +10

7 – 12 bulan +10

Sumber : Muhilal dkk. Angka kecukupan gizi

yang dianjurkan. Dalam Widya Karya

Pangan dan Gizi V, Jakarta, 1994 : 432.

Page 15: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

14

Menilai banyaknya zinc yang dibutuhkan seseorang adalah sangat penting

karena mencakup banyak faktor yang harus diperhitungkan. Zinc tersebar dalam

semua organ, jaringan dan cairan tubuh. Orang dewasa laki-laki dengan berat badan

70 kg mengandung 2 - 3 g seng; deposito terbesar terdapat dalam otot dan tulang.

Kebutuhan zinc fisiologis yang sebenarnya adalah banyaknya zinc yang harus

diabsorpsi untuk menggantikan pengeluaran endogen, pembentukan jaringan,

pertumbuhan dan sekresi susu. Jadi kebutuhan zinc fisiologis tergantung dari usia dan

status fisiologis seseorang.

Tabel 5. Penyebaran deposito zinc dalam tubuh

Jaringan Jumlah (g) Penyebaran (%)

Otot 1,5 60

Tulang 0,5 – 0,8 20 – 30

Kulit dan rambut 0,21 8,0

Hati 0,0 – 0,15 4 – 6

Saluran pencernaan dan pankreas 0,03 2,0

Ginjal 0,02 0,8

Limpa 0,003 0,1

Susuan saraf pusat 0,04 1,6

Darah 0,02 0,8

Plasma 0,003 < 0,1

Sumber : Sandström, Dietary pattern and zinc supply. Dalam Zinc in human biology,

CF Mills (ed). London : Springer Verlag, 1989 : 351.

Fungsi Zinc

Zinc penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel, kematangan organ seks,

fertilitas dan reproduksi, mencegah buta senja, imunitas, daya kecap dan selera

makan (Wahlqvist, 2001). Zinc umumnya ada di otak, dimana zinc mengikat protein.

Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan strukturotak,

fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi (Black, 1998).

Page 16: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

15

Zinc merupakan zat gizi mikro yang mutlak dibutuhkan tubuh dalam jumlah

yang sangat kecil untuk memelihara kehidupan yang optimal. Zinc terdapat dalam

jumlah yang cukup banyak di dalam setiap sel, kecuali sel darah merah dimana zat

besi berfungsi khusus mengangkut oksigen. sekalipun kalsium merupakan elemen

makro, namun jumlahnya dalam sel lebih kecil dibandingkan zinc kecuali didalam sel

tulang. Zinc tidak terbatas fungsinya seperti zat besi dan kalsium. Fungsi fisiologis

yang tergantung pada zinc adalah pertumbuhan dan pembelahan sel, antioksidan,

perkembangan seksual, kekebalan seluler dan humoral, adaptasi gelap, pengecapan

serta nafsu makan.

Peranan biokimia Zinc merupakan komponen dari metalloenzymes untuk

mempertahankan kelangsungan berbagai proses metabolisme dan stabilitas membran

sel. Fungsi zinc dalam metallo-enzyme ialah katalitik. Contoh enzim zinc yang

berfungsi katalitik ialah karbonik anhidrase, karboksipeptidase, dan aldolase. Hampir

300 jenis enzim zinc berhasil di identifikasi. hal ini menunjukan peranan zinc untuk

mempertahankan kelangsungan berbagai proses metabolisme tubuh, menstabilkan

struktur membran sel dan mengaktifkan hormon pertumbuhan. Zinc terutama

dibutuhkan dalam percepatan pertumbuhan.

Peranan terpenting zinc bagi mahluk hidup adalah pada pertumbuhan dan

berperan penting dalam sintesa dan degradasi dari karbohidrat, lemak, protein, asam

nukleat dan pembentukan embrio. Zinc juga berperan dalam sistem kekebalan dan

terbukti bahwa zinc merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Defisiensi zinc

Defisiensi zinc adalah penafsiran hasil pemeriksaan konsentrasi zinc

dilakukan bersamaan dengan keadaan klinis, metabolik penderita dan melakukan

pemantauan respons fisik dan biokimia terhadap suplementasi zinc.

Defisiensi zinc dapat terjadi karena:

a. Pemasukan berkurang

b. Absorpsi berkurang

c. Meningkatkan perusakan

d. Meningkatkan pengeluaran

Page 17: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

16

e. Ultilisasi berkurang dan

f. Kebutuhan meningkat.

Tabel 6. Gejala-gejala defisiensi zinc

Defisiensi zinc ringan Defisiensi zinc berat

Oligospermia

Dermatitis

Pertumbuhan terhambat

Penyembuhan luka terhambat

Gangguan adaptasi gelap

Perubahan emosi

Alat-alat kelamin mengecil

Infeksi

Diare

Perubahan neurologis

kematian

Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol

Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak

kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi. Serta merupakan unsur terlarut

ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat

campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering

disebut “magnalium” atau “magnelium”.

Gambar 7. Magnesium

Magnesium (Mg) adalah kation kedua terbanyak di intrasel setelah kalium.

Pada tubuh dewasa sehat ada 21–28 g Mg, 99% tersebar di kompartemen intrasel dan

hanya 1 % di cairan ekstrasel. Mg dibagi lagi ke dalam tiga kompartemen utama

tubuh: kira-kira 65% berada pada fase mineral rangka, 34% di ruang intrasel, dan

hanya 1% di dalam cairan ekstrasel. Usus halus adalah tempat utama penyerapan Mg,

sedangkan ekskresi sebagian besar melalui ginjal. Angka Kecukupan Gizi (AKG)

yang diadopsi dari The Recommended Daily Allowance (RDA) menganjurkan agar

Page 18: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

17

kita mengonsumsi magnesium sebanyak 400 miligram per hari, bahkan disarankan

sebanyak 450-1000 miligram per hari bagi mereka yang sedang dalam pengobatan.

Pada suatu studi tahun 2001 yang dimuat dalam Jurnal Nutritio Health Aging

mengatakan bahwa serangan jantung mendadak akan terjadi 1,5 kali lebih tinggi di

antara orang dewasa yang rata-rata mengonsumsi 105 miligram magnesium bila

dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi 233 miligram magnesium per hari.

Penelitian tahun 2002 yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition

menyatakan bahwa efek penurunan magnesium terjadi pada wanita yang telah

mengalami menopause. Selain itu, bila kebutuhan megnesium tidak terpenuhi, akan

terjadi detakan jantung yang tidak normal. Dari data korban serangan jantung

mendadak yang dilaporkan oleh majalah Science tahun 1980, diketahui bahwa hanya

magnesium yang ditemukan dalam jumlah sangat kurang dalam serum darah pada

otot-otot jantung, dari jumlah yang seharusnya.

Kebutuhan magnesium harian bagi

wanita hamil dianjurkan untuk ditambah, begitu

pula wanita yang telah mengalami menopause

serta tubuh yang sedang mengalami stres.

Berdasarkan penelitian, hanya 1/3 bagian dari

magnesium yang dikonsumsi dapat diserap

tubuh sehingga beberapa peneliti menyarankan

agar konsumsi harian magnesium sebesar 1200

mg. Kebutuhan dari magnesium meningkat sehubungan dengan umur dan tingkat

tekanan hidup. Magnesium mengendalikan kontraksi otot, metabolisme protein,

diantara tugas vital lainnya. Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia

tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat

merupakan sumber magnesium yang baik.

Gambar 8. Susu

Page 19: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

18

Tabel 7. Kandungan magnesium pada beberapa bahan makanan

Sumber Makanan Kandungan Makanan

Biji labu (panggang) 532

Kacang almond 300

Kacang brazil 225

Biji wijen 200

Kacang tanah 183

Kenari 158

Beras (gandum coklat) 110

Roti gandum 85

Bayam 80

Dimasak kacang 40

Brokoli 30

Pisang 29

Kentang 25

Roti tawar 20

Yoghurt 17

Susu 10

Beras (putih) 6

Keping jagung 6

Apel 4

Madu 0.6

Fungsi Magnesium

Fungsi magnesium dalam tubuh adalah untuk membantu proses pencernaan

protein dan mampu memelihara kesehatan otot serta sistem jaringan penghubung.

Magnesium memiliki sejumlah fungsi penting, contohnya:

1. Membantu proses pembentukan energi dari makanan

2. Mendukung fungsi kelenjar paratiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan

hormon yang penting bagi kesehatan tulang

Page 20: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

19

3. Membantu relaksasi otot

4. Membantu transmisi sinyal saraf

5. Sebagai co faktor membantu enzim yang merupakan katalisator lebih dari 300

reaksi kimia termasuk mengatur suhu tubuh manusia.

Defisiensi Magnesium

Diabetes militus merupakan penyakit yang tersering berkaitan dengan

defisiensi Magnesium. Sampai 39% penderita rawat jalan telah dilaporkan

hipomagnesia. Pada ketoasidosis berat, magnesium bisa terbuang dalam urine selama

asidosis. Kadar magnesium mungkin lemah atau tinggi akibat deplesi volume.

Namun, terapi cairan dan insulin menghasilkan penurunan ke kisaran subnormal.

Insulin telah ditunjukkan menyebabkan perpindahan Mg ke dalam jaringan

lunak. Kekurangan insulin pada diabetes tipe 1 bisa mengakibatkan penurunan

magnesium intrasel. Walaupun disimpulkan bahwa hipomagnesia disebabkan oleh

diabetes dan bukan kebalikannya, defisiensi Mg juga bisa mempengaruhi onset

penyakit ini. Defisit Mg mengganggu reaksi enzimatik yang menggunakan atau

memproduksi adenosine triphospate (ATP), yang memodifikasi kaskad enzimatik

pada metabolisme karbohidrat, sehingga memicu DM.

Penelitian dalam jurnal ini dilakukan dengan studi kasus-kontrol prospektif

terhadap seratus anak yang kekurangan gizi dari usia 6-60 bulan yang terdaftar dari

unit gizi Rumah Sakit Shishu Dhaka, Dhaka, Bangladesh. Status gizi mereka dinilai

dari tinggi badan, berat badan, berat badan untuk tinggi badan, dan ada atau tidak

adanya edema. Anak-anak secara klinis diklasifikasikan menjadi marasmus,

marasmus - kwashiorkor dan kwashiorkor. Terapi tunggal dan kombinasi dari zinc

dan magnesium diberikan kepada anak-anak kurang gizi parah untuk meningkatkan

pertumbuhan mereka dan pemulihan klinis. Karena pengukuran berdiri tinggi untuk

anak di bawah usia dua tahun tidak mungkin, maka diukur panjang telentang. Panjang

anak dibacakan ke 0.1cm terdekat. Untuk anak-anak 2 tahun ke atas, skala ketinggian

vertikal yang digunakan. Pertengahan lingkar lengan (MAC) diukur dengan

menggunakan pita khusus dirancang untuk tujuan tersebut.

Page 21: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

20

Pengaruh intervensi mikronutrien tunggal dan kombinasi terhadap

pertumbuhan dan pemulihan klinis dijelaskan dalam tabel 7. Pertumbuhan dinyatakan

dalam kenaikan berat badan, tinggi badan dan pertengahan lingkar lengan. Tingkat

pemulihan klinis dinyatakan dalam jangka waktu tinggal di rumah sakit.

Jangka waktu tinggal di rumah sakit digunakan sebagai indikator untuk

tingkat pemulihan klinis oleh terapi mikronutrien. Hal itu terlihat bahwa kecuali

untuk terapi magnesium pada anak marasmic (p = 0,282), ada yang peningkatan yang

signifikan (p <0,05) pada pemulihan klinis dalam kelompok intervensi dan dalam

kelompok intervensi-kontrol pada anak edema dan non-edema (tabel 8).

Tabel 8. Efek terapi mikronutrien dalam pemulihan klinis pada jangka

waktu rawat inap rumah sakit

Malnutrition Zinc therapy Mg therapy Zn-Mg Therapy No Zn-Mg

Non-edematous

(Marasmus) 12.00±2.25 16.00±3.10 9.00±1.64 17.00±2.25

Edematous

(Kwarshiorkor and

Marasmus-

Kwarshiorkor)

16.00±2.90 19.00±2.40 12.00±2.50 20.00±1.50

Perbedaan yang signifikansi pada pertumbuhan antara kelompok intervensi

berbeda diuji dengan paired t –test. Kecuali untuk beberapa kasus, zinc tunggal,

magnesium tunggal dan kombinasi terapi zinc - magnesium meningkatkan

pertumbuhan secara signifikan (p < 0,05) pada anak-anak yang kekurangan gizi.

Pertumbuhan tertinggi dalam hal kenaikan berat badan, tinggi badan dan MAC

diperoleh dengan terapi kombinasi zinc - magnesium. Peningkatan berikutnya adalah

dengan zinc diikuti dengan terapi magnesium saja. Hal ini lebih lanjut mencatat

bahwa anak-anak marasmus telah menunjukkan kenaikan pertumbuhan tertinggi,

yang diikuti oleh marasmus - kwashiorkor dan kwashiorkor anak. Dibandingkan

dengan kelompok kontrol, terapi zinc - magnesium memiliki peningkatan tertinggi (p

< 0,001) dalam kenaikan berat badan, tinggi dan nilai MAC pada anak marasmus

diikuti dalam marasmus - kwashiorkor dan anak-anak kwashiorkor (tabel 9).

Page 22: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

21

Tabel 9. Efek dari terapi mikronutrien pada kenaikan pertumbuhan yang diperoleh pada berat (Weight (gm)), tinggi (Height (cm)),

and lingkar lengan tengah (Mid Arm Circumference (cm)) *

Malnutrition Zinc therapy Magnesium therapy Zn-Mg Therapy No Zn-Mg (control)

no Weight Height MAC no Weight Height MAC no Weight Height MAC no Weight Height MAC

Marasmus 13 1305.0±311.0 1.1±0.10 1.06±0.12 11 1071.0±64.0 0.71±0.05 0.63±0.13 15 1528.0±190.0 1.31±0.10 1.25±0.12 14 891.0±56.0 0.65±0.10 0.54±0.17

Marasmus -

Kwarshiorkor 7 584.0±85.0 0.90±0.13 0.73±0.11 9 422.0±130.0 0.69±0.12 0.62±0.10 5 734.0±139.0 1.00±0.10 0.69±0.11 6 387.00±58.0 0.57±0.10 0.52±0.07

Kwarshiorkor 5 619.0±67.0 0.94±09 0.78±0.16 4 489.0±34.0 0.75±0.06 0.55±0.06 4 750.0±9.0 1.05±0.10 0.83±0.32 6 439.00±13.0 0.60±0.10 0.54±0.07

*Disajikan dalam rata-rata±sd

Page 23: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

22

BAB IV

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Anak-anak yang kekurangan gizi dikategorikan ke dalam dua macam yaitu

non-edematous (marasmus) dan edematous (marasmic-kwashiorkor dan

kwashiorkor). Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasinya adalah dengan

memberikan terapi mikronutrien Zn dan Mg. Cara terapi dibagi menjadi tiga yaitu

pemberian Zn, pemberian Mg, pemberian kombinasi Zn-Mg dan kontrol. Terapi ini

dapat menambah kenaikan yang signifikan untuk tinggi badan, berat, dan juga nilai

MAC terhadap marasmus dengan kombinasi zink-magnesium.

Kombinasi Zink-magnesium menunjukan efek yang cukup signifikan terhadap

marasmus-kwasiokor, tetapi efeknya tidak sebaik yang ditunjukan terhadap terapi

marasmus. Tetapi setelah dilihat berdasarkan survey dan penelitian, hasil

menunjukkan bahwa pemberian terapi kombinasi Zn dan Mg menghasilkan kemajuan

yang lebih cepat dalam penambahan tinggi dan kenaikan berat badan daripada

pemberian terapi Zn saja atau pemberian terapi Mg saja. Oleh karena itu, bersamaan

dengan makanan dan suplemen, terapi kombinasi mikronutrien ini diberikan untuk

rehabilitasi dari anak-anak yang kekurangan gizi. Dapat disimpulkan bahwa

kombinasi zink-magnesium berserta diet dan pemberian suplemen menunjukan nilai

yang signifikan dalam memperbaiki gizi buruk, terutama marasmus.

Page 24: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

23

DAFTAR PUSTAKA

Bhan, M. K.; Bhandari, N. & Bahl, R. 2003. Management of the severely

malnourished child: perspective from developing countries. BMJ

326(7381):146-151.

Black, M.M. 1998. Zinc Deficiency and Child Development. Am J Clin Nutr. ; 68

(Suppl) : 464S -9S.

Depkes RI. 2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional Tahun 2001-2005.

Jakarta.

Doherty, C. P.; Sarker, M. A.; Shakur, M. S.; Ling, S. C.; Elton, R. A. & Cutting, W.

A. 1998. Zinc and rehabilitation from severe protein-energy malnutrition:

higher-dose regimens are associated with increased mortality. Am J Clin Nutr

68(3):742-748.

Elizabeth, K. E. 2000. Status of micronutrients in malnutrition before and after

rehabilitation (letter to the editor). Indian Pediartric 37:912-13.

Gillespie, S.R. 1998. Major Issues in The Control of Iron Deficiency. The

Micronutrient Inititative. Canada : Unicef.

Jamil, K.M.; Rahman, A. S.; Bardhan, P. K.; Khan, A. I.; Chowdhury, F.; Sarker, S.

A.; Khan, A.M. & Ahmed,.T. 2008. Micronutrients and Anaemia. J Health

Popul Nutr 26(3):340–355.

Lamid, dkk. 2012. Penanganan Balita Gizi Buruk Secara Rawat Jalan di Puskesmas

dengan Pemberian Makanan Terapi : Formula-100 dan Ready to Use

Therapeutic Food. Panel Gizi Makanan, 35(2): 168-181. Jawa Barat.

Muhilal dkk. 1994. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Jakarta : Widya Karya

Pangan dan Gizi.

Page 25: Farmasi 2014 B Gizi Buruk

24

Müller, O. & Krawinkel, M. 2005. Malnutrition and health in developing countries.

CMAJ 173(3):279-286.

Sandström, Dietary pattern and zinc supply. 1989. Zinc in human biology, CF Mills

(ed). London : Springer Verlag/

Solikhin pudjiadi. 2000. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak Edisi Keempat. Jakarta : FKUI.

Touhida Ahsan, MBBS, MS, ASM Mustafizur Rahman, MBBS, M.Phil., et all..

2013. MULTIPLE MICRONUTRIENT (ZINC, MAGNESIUM) THERAPY

TO SEVERE MALNOURISHED CHILDREN: EFFECT ON GROWTH

CATCH UP AND CLINICAL RECOVER. European Scientific Journal Vol

9.

Unicef statistics. 2005. Malnutrition. The Challence. www.childinfo.org/areas/

malnutrition/. Diakses pada 6 April 2014.

Wapnir, R. A. 2000. Zinc deficiency, malnutrition and the gastrointestinal tract. J

Nutrition 13:1388s-1392s.

World Hunger and Poverty Facts and Statistics. 2012.

http://www.worldhunger.org/articles/Learn/world%20hunger%20facts%2020

02.htm. Diakses tanggal 6 April 2014.

Yayasan pemantau hak anak. 2009. Lingkaran setan gizi buruk ketika negara kembali

gagal menjamin hak hidup anak-anak. www.ypha.go.id. Diakses pada 6 April

2014.