Farmakologi Obat Pada Kasus Nomor 2

3
PHARMACOLOGY Fauzi Furosemide Injection Injeksi furosemide merupakan pengobatan diuretik. Ia membantu tubuh menyingkirkan sejumlah besar air dengan cara meningkatkan jumlah urin. Penurunan air dalam tubuh ini dapat mengurangi tekanan pada jantung dan pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Injeksi ini dilakukan pada pasien dengan kondisi medis yang parah sehingga tidak bisa meminumnya melalui mulut. MOA Furosemide menginhibisi reabsorpsi sodium dan chloride terutama di bagian medulla pada ascending loop of Henle. Ekskresi potassium dan ammonia juga ditingkatkan sementara ekskresi asam urat diturunkan. Ia juga meningkatkan kadar renin plasma. Karena itulah furosemide dapat menurunkan tekanan darah dan juga digunakan untuk pengobatan heart failure. Oral Treatment Captopril MOA Mencegah perubahan angiotensin I (ATI) menjadi angiotensin II (ATII, potent vasoconstrictor) melalui inhibisi ACE (Angiotensin- converting enzyme) secara kompetitif pada active site-nya sehingga mengurangi kadar ATII dan sekresi aldosteron. Captopril juga meningkatkan aktivitas renin plasma dan kadar bradykinin. Pengurangan kadar ATII mengarah pada penurunan sodium dan retensi air. Efek Dari mekanisme tersebut, jelas bahwa captopril berefek hipotensif dan dapat digunakan untuk penderita congestive heart failure. Pharmacokinetics

description

LI Zaman S.Ked. tentang farmakologi obat suatu kasus jantung.

Transcript of Farmakologi Obat Pada Kasus Nomor 2

Page 1: Farmakologi Obat Pada Kasus Nomor 2

PHARMACOLOGY

Fauzi

Furosemide Injection

Injeksi furosemide merupakan pengobatan diuretik. Ia membantu tubuh menyingkirkan sejumlah besar air dengan cara meningkatkan jumlah urin. Penurunan air dalam tubuh ini dapat mengurangi tekanan pada jantung dan pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Injeksi ini dilakukan pada pasien dengan kondisi medis yang parah sehingga tidak bisa meminumnya melalui mulut.

MOA

Furosemide menginhibisi reabsorpsi sodium dan chloride terutama di bagian medulla pada ascending loop of Henle. Ekskresi potassium dan ammonia juga ditingkatkan sementara ekskresi asam urat diturunkan. Ia juga meningkatkan kadar renin plasma. Karena itulah furosemide dapat menurunkan tekanan darah dan juga digunakan untuk pengobatan heart failure.

Oral Treatment

Captopril

MOA

Mencegah perubahan angiotensin I (ATI) menjadi angiotensin II (ATII, potent vasoconstrictor) melalui inhibisi ACE (Angiotensin-converting enzyme) secara kompetitif pada active site-nya sehingga mengurangi kadar ATII dan sekresi aldosteron. Captopril juga meningkatkan aktivitas renin plasma dan kadar bradykinin. Pengurangan kadar ATII mengarah pada penurunan sodium dan retensi air.

Efek

Dari mekanisme tersebut, jelas bahwa captopril berefek hipotensif dan dapat digunakan untuk penderita congestive heart failure.

Pharmacokinetics

Absorpsi: 60 – 75% diabsorpsi dari GI tract; peak plasma concentrations setelah 1 jam. Absorpsi mungkin terganggu dengan adanya makanan, sehingga obat ini diminum 1 – 2 jam sebelum makan.

Distribusi: protein-binding 30%; dapat melewati placenta serta berefek teratogenik.

Ekskresi: melalui urin (40 – 50% tidak diubah, sisanya menjadi disulfide dan metabolit lainnya); 2 – 3 jam half-life, bisa meningkat jika ada gangguan ginjal. Dibuang oleh hemodialysis.

Adverse Effects

Hipotensi, tachycardia, nyeri dada, palpitasi, pruritus, hyperkalaemia. Proteinuria, angioedema, skin rash; gangguan perasa, batuk nonproduktif, sakit kepala.

Page 2: Farmakologi Obat Pada Kasus Nomor 2

Potassium Slow Release Agent

Disebut juga potassium chloride, digunakan sebagai suplemen potassium untuk mengobati atau mencegah hypokalaemia. Potassium adalah mineral yang penting untuk konduksi syaraf hingga kontraksi otot. Pada kasus ini, pasien diberikan injeksi furosemide, sehingga kadar potassium menjadi turun. Untuk itu, ia diberikan potassium slow release agent ini untuk mengembalikan kadar potassium tersebut.

“Sehari setelahnya, pasien mengalami hipotensi, tachycardia, dan tachypnea. Gejala-gejala ini menandakan cardiogenic shock, yaitu terjadi ketidakcukupan sirkulasi darah untuk perfusi jaringan karena hipotensi yang terus-menerus sehingga ventrikel gagal berfungsi dengan baik...”

Dobutamine Injection

Masuk ke dalam kelas adrenergic and dopaminergic cardiac stimulants dan biasa digunakan untuk mengobati heart failure dan cardiogenic shock.

MOA

Dobutamine meningkatkan kontraktilitas dan cardiac output dengan menstimulasi β-adrenergic receptors pada sistem saraf simpatetik.

Adverse Effects

Hipertensi, angina, tachycardia, hingga yang paling serius: arrhytimia. Walaupun obat ini dapat memperbaiki gejala-gejala pada pasien CHF, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ia dapat memperpendek umur pasien tersebut.

Referensi

http://www.mims.com

http://www.medicinenet.com

http://reference.medscape.com