Farmakologi Obat

6

description

farmasi

Transcript of Farmakologi Obat

Page 1: Farmakologi Obat
Page 2: Farmakologi Obat

Farmakologi Obat-Obat Antidiare 

I Made JawiBagian Farmakologi  FK Universitas Udayana

 Abstrak

Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama bagi negara-negara  berkembang. Diare akut adalah penyebab kematian utama kedua  bagi anak-anak khususnya anak balita. Pada tahun 2004 diperkirakan 1,5 juta anak meninggal karena diare. Penanganan diare yang paling utama adalah rehidrasi baik secara oral maupun secara intravena, namun pemberian obat-obatan atau penangan secara farmakologis juga merupakan hal yang amat penting. Beberapa obat antidiare ternyata dapat mempercepat kesembuhan penderita. Obat-obat antidiare yang beredar di pasaran saat ini sangat banyak  jenisnya dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan obat-obat antidiare yang tepat atau rasional akan lebih menguntungkan bagi penderita karena itu pada artikel ini akan diuraikan secara singkat farmakologis beberapa obat-obat antidiare. Kata kunci: Antidiare, efek farmakologis. PendahuluanDiare akut merupakan penyebab utama kematian anak di negara berkembang. Tujuan pengobatan yang utama pada diare adalah mencegah dehidrasi dan mengurangi durasi serta tingkat keparahan diare. Regimen terapi yang direkomendasikan adalah rehidrasi oral, sebab cukup efektif meringankan dehidrasi (Faure, 2013). Pada beberapa kasus diare ternyata rehidrasi oral tidak berpengaruh pada durasi, tingkat keparahan, atau frekuensi episode diare, sehingga diperlukan terapi tambahan. Terapi tambahan pada kasus diare adalah pemberian,  mikronutrien , probiotik , atau obat-obat anti diare. Obat-obat anti diare yang ada saat ini ternyata cukup beragam yaitu antara lain: golongan Antisecretory dan Antimotility (terdiri dari opioid, Alpha 2 agonis misalnya clonidine dan somatostatin) serta Adsorbents (Kaolin dan pectin, Bismuth subsalicylate serta Bile acid sequestrant). Obat-obat tersebut direkomendasikan untuk mengatasi diare yang non spesifik sebagai obat anti diare simptomatis.Manajemen yang tepat dengan pemberian obat tambahan yang rasional dapat membantu mengurangi beban kesehatan dan ekonomi bagi penderita diare akut pada anak-anak. Pemahaman khasiat farmakologis dari obat-obat anti diare simptomatis serta antimikroba untuk diare spesifik akan membantu dalam pemilihan obat yang rasional. Masing-masing anti diare baik yang simptomatis maupun antimicrobial memiliki keunggulan dan kelemahan secara

Page 3: Farmakologi Obat

spesifik. Obat anti diare golongan opioid dapat mengatasi diare dengan memperlambat gerakan feses di dalam saluran cerna sehingga dapat meningkatkan penyerapan air dan elektrolit kembali ke dalam tubuh. Adsorbent akan menahan beberapa substance penyebab diare seperti misalnya toksin untuk tetap berada dalam feses sehingga tidak dapat diserap oleh mukosa, tentu juga menghambat penyerapan beberapa nutrient yang diperlukan oleh tubuh. Golongan antibiotika atauantimicrobial akan mengatasi diare melalui kemampuannya membunuh atau menghambat bakteri penyebab diare dengan efek samping yang juga perlu mendapat perhatian paramedis. Dalam artikel ini akan dibahas khasiat farmakologis dua golongan antidiare, yaitu golongan Antisecretory dan antimotility serta golonganAdsorbents. Antisecretory dan AntimotilityObat anti diare yang termasuk golongan Antisecretory dan Antimotility adalah; opioid dan derivatnya,  alpha 2 agonis misalnya clonidine dan somatostatin. Salah satu dari opioid adalah loperamide. Loperamide merupakan turunan phenylpiperidine dengan struktur kimia yang mirip dengan agonis reseptor opiat seperti diphenoxylate. Loperamide sebagai antidiare bekerja dengan beberapa mekanisme yang berbeda, yaitu mengurangi peristaltik dan sekresi cairan (Baker, 2007) serta meningkatkan tonus sphincter (Hanauer, 2008), sehingga waktu transit gastrointestinal lebih lama sehingga meningkatkan penyerapan cairan dan elektrolit dari saluran pencernaan (Baldiet al.,2009). Loperamide merupakan obat agonis opiate sintetis yang dapat mengaktivasi μ receptors pada pleksus myenterik usus besar. Aktivasi terhadap receptors tersebut akan menghambat pelepasan acetylcholine sehingga terjadi relaksasi otot pada saluran cerna. Disamping itu, penghambatan terhadap acetylcholine juga menimbulkan efek anti sekretori sehingga mengurangi sekresi air dan dapat mencegah kekurangan cairan dan elektrolit (Faure, 2013).Loperamide memiliki keunggulan karena memiliki efek antidiare dengan aspek-aspek negatif yang terkait dengan pengaruhnya terhadap reseptor opiate yang minimal.  Hal ini disebabkan oleh karena penyerapan loperamide rendah serta sulit menembus sawar darah otak, sehingga efek yang ditimbulkan pada sistem saraf pusat minimal. Dibandingkan derivate opiate yang lain misalnya diphenoxylate, loperamide memiliki durasi yang lebih lama,namun tidak memiliki aktivitas analgesik yang signifikan sehingga tidak mengurangi rasa sakit yang terkait dengan beberapa bentuk sindrom iritasi usus dan diare (Baker, 2007).            Loperamide cukup efektif untuk mengatasi gejala diare yang disebabkan oleh berbagai sebab non spesifik termasuk traveler’s diarrhea; dan chemotherapy-related diarrhea(Hanauer, 2008).            Loperamide dimetabolisme oleh sitokrom P450 (CYP) sistem dan merupakan substrat untuk isoenzim CYP3A4. Administrasi bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 dapat meningkatkan konsentrasi loperamide. Reaksi

Page 4: Farmakologi Obat

merugikan umum untuk loperamide termasuk kram dan mual. Loperamide adalah pengobatan yang efektif untuk pasien dengan diare tanpa rasa sakit dan dianggap bebas dari potensi menimbulkan ketergantungan. Loperamide pad imbul akibat dari adanya motilitas usus seperti nyeri abdomen, perut gembung, mual dan muntah serta konstipasi(Hanauuer, 2008).Obat antidiare yang lain yang bekerja dengan mempengaruhi neurotransmitter opiat (bukan reseptor opiate) adalah Racecadotril yang diindikasikan untuk pengobatan simptomatis diare akut pada anak-anak dan orang dewasa. Racecadotril adalah suatu pro drug yang akan dihydrolisa pada plasma menjadi metabolit thiorphan. Mekanisme kerja dari racecadotril adalah mengadakan interaksi dengan  opioid neurotransmitter system pada dinding saluran cerna. Racecadotril bersifat sebagai  inhibitor enzyme neutral endopeptidase  yang akan memecah endogenous opioid peptides Met- and Leu-enkephalin, yang mengatur sekresi pada saluran cerna, sehingga terjadi penurunan sekresi air dan elektrolit. Jadi obat ini bersifat sebagai antisekretori(Faure, 2013).Pengembangan obat anti diare masa depan adalah melalui penghambatan sekresi atau menemukan obat antisecretory pada epitel mukosa usus. Penemuan terakhir di bidang ini adalah penemuan tentang peran  protein  FXR pada epithelial cells kolon dan memberi harapan bahwa  FXR agonists merupakan harapan yang sangat bagus untuk pengembangan obat antidiare yang baru(Mrozet al.,2013). AdsorbentBeberapa contoh obat yang termasuk kelompok adsorbent adalah: bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol), kaolin-pectin, activated charcoal, attapulgite (Kaopectate). Walaupun pemberian adsorbent pada diare misalnya pada penderita HIV tidak memberikan hasil yang lebih baik dari placebo, namun pemberian absorben masih direkomendasikan (Nwachukwuand  Okebe, 2008).Mekanisme kerja secara umum dari adsorben adalah melapisi permukaan mukosa pada dinding saluran pencernaan sehingga toksin dan mikroorganisme tak bisa masuk menembus dan merusak mukosa. Selain itu, absorben juga mengikat bakteri penyebab atau racun, yang kemudian dieliminasi melalui tinja. Bismuth subsalicylateSelain untuk diare, obat ini juga dapat dipakai untuk mengatasi mual, gangguan lambung. Farmakodinamik, Bismuth subsalicylate menunjukkan efek terapi melalui efek anti-inflammasi oleh salicylic acid, juga antibiotik ringan oleh bismuth. Mekanisme sebagai anti diare belum jelas, diduga melalui peningkatan absorpsi air dan elektrolit (antisekretori) dan juga sebagai penghambat sintesis prostaglandin sehingga terjadi efek antiinflamasi dan penurunan motilitas usus(Goldman,2013). Sebagai mekanisme tambahan, bismuth subsalicylate dapat mengikat

Page 5: Farmakologi Obat

toksin yang diproduksi oleh bakteri misalnya oleh Escherichia coli. Obat ini juga sebagai antimikroba (Alharbiet al.,2012). Kaolin dan PectinMerupakan Bulk-Forming and Hydroscopic Agents. Mekanis me kerja dari obat ini adalah dengan merubah viskositas feses sehingga nampak lebih kental. Selain itu obat ini juga dapat mengikat toksin bakteri terutama enterotoksin dan dapat berikatan dengan garam empedu. Bile Acids Sequestrants: Cholestyramine  dan CholestipolMekanisme kerja adalah mengikat garam empedu dalam usus sehingga terjadi peningkatan masa feses dan membuat feses lebih kental. Interaksi Obat dengan Obat AdsorbentAdsorbent  menurunkan penyerapan banyak  banyak obat lain misalnya, digoksin, klindamisin, kinidina, dan  agen hipoglikemik.Absorben menyebabkan peningkatan pendarahan saat iberikan dengan antikoagulan RingkasanObat-obat antidiare simptomatik  dapat  mempercepat  kesembuhan diare melalui penurunan peristaltik usus sehingga  memungkinkan  untuk terjadi  peningkatan penyerapan air dan elektrolit melalui mukosa. Selain itu juga terjadi penurunan sekresi air dan elektrolit melalui mukosa sehingga feses menjadi lebih padat. Pengembangan obat antidiare masa depan adalah melalui penghambatan sekresi atau menemukan obat  antisecretory pada epitel mukosa usus. Penemuan terakhir dibidang ini adalah penemuan tentang  peran  protein  FXR pada epithelial cells colon dan memberi harapan  bahwa  FXR agonists merupakan harapan yang sangat bagus untuk pengembangan obat antidiare yang baru