FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/532/1/PERANAN...
Transcript of FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS …repository.fisip-untirta.ac.id/532/1/PERANAN...
PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM)
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada programstudi Ilmu Komunikasi
Oleh :
RULLY BUDIAWAN
NIM. 6662 092126
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2014
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rully Budiawan
NIM : 6662 092126
Tempat & Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 26 Maret 1991
Program Studi/Konsentrasi : Ilmu Komunikasi/ Humas
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS
PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG
DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3”
Adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar. Apabila kemudian skripsi ini terbukti mengandung unsur
plagiat, maka saya siap menerima sanksi akademik yang berlaku.
i
ABSTRAK
Rully Budiawan. NIM 6662092126. “PERANAN KELOMPOK INFORMASIMASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DANINFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKANPROGRAM K3”. SKRIPSI. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2014.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang memiliki tugasuntuk membantu penyelenggaraan urusan pemerintahan kota Serang salah satunyapada bagian penerangan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Dishubkominfokota Serang membentuk sebuah kelompok kerja yang diberi nama KelompokInformasi Masyarakat (KIM) untuk membantu sosialisasi program K3 dalambentuk pementasan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) episode K3.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Kelompok Informasi Masyarakat(KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3.Penelitian ini menggunakan teori penyusunan tindakan. Metode penelitianmenggunakan kualitatif dengan paradigma interpretatif, Wawancara dilakukankepada 3 informan yang mewakili pihak penyelenggara pada kegiatan sosialisasiprogram K3.
Hasil penelitian menunjukkan, Peran KIM Dishubkominfo kota Serang dalamsosialisasi program K3 meliputi 4 tahap yaitu persiapan, publikasi, pelaksanaandan evaluasi. Persiapan meliputi pembuatan Term Of Reference (TOR) kegiatan.Publikasi dilakukan dengan cara langsung dan memanfaatkan media massa.Pelaksanaan dengan menjalankan naskah cerita yang sudah disusun sesuai denganlakon pemain yang sudah ditentukan. Evaluasi dilakukan dengan melihathambatan dan kendala yang terjadi selama pelaksanaan pementasan KIM episodeK3 ini berlangsung.
Kata kunci : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan Teori Penyusunan
Tindakan
ii
ABSTRACT
Rully Budiawan. NIM 6662092126. "THE ROLE OF KELOMPOKINFORMASI MASYARAKAT (KIM) DEPARTMENT OF TRANSPORTATION,COMMUNICATION AND INFORMATION SERANG IN SOCIALIZING K3PROGRAM". Thesis. Communication Studies Program. Faculty of Social andPolitical Sciences. University of Sultan Agung Tirtayasa. 2014.
Department of Transportation, Communication and Information Serang has aduty to assist the organization of city government affairs Attack one of them on thelighting. In performing these duties, Dishubkominfo Serang formed a workinggroup called Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) to help disseminate theprogram in the form of staging K3 Community Information Group (KIM) K3episode.
The purpose of this study was to determine the role of Kelompok InformasiMasyarakat (KIM) Dishubkominfo Serang in disseminating K3 program. Thisstudy uses the theory of action preparation. Using qualitative research methodswith interpretive paradigm, the third informant interviews were conducted onbehalf of the organizers on the socialization of K3 program.
The results showed, The Role of KIM Dishubkominfo Serang in socialization ofK3 program includes four stages: preparation, publication, implementation andevaluation. Preparation includes the making of the Term of Reference (TOR)activity. Publication is done in a straightforward manner and utilize the massmedia. Implementation of the running text of a story that has been prepared inaccordance with the play of players who have been determined. Evaluation isdone by looking at the barriers and obstacles that occur during the execution ofK3 took place.
Keywords : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) and Theory Preparationaction
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
atas kehendak, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan akhir skripsi yang berjudul PERANAN KELOMPOK INFORMASI
MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN
PROGRAM K3 tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata-1 (S1) pada Program Studi Ilmu
Komunikasi, Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di
Universitas Sultan Ageng Tritayasa Serang-Banten.
Penulis menyadari seutuhnya bahwa dalam penyusunan skrpsi ini masih
terdapat banyak kekurangan mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman
serta kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa
depan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan
dorongan dan bimbingan sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
ucapkan terimakasih kepada :
1. Yth. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
iv
2. Yth. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Yth. Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Yth. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.IKom selaku Sekretaris Jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Yth. Iman Mukhroman, M.Si selaku dosen pembimbing atas arahan dan
bimbingannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Yth. Dipl. Ing (FH). Rangga Galura Gumelar, M.Si selaku dosen
pembimbing atas masukan, arahan, waktu dan bimbingannya selama
penyusunan skripsi dan penulis menempuh kuliah di kampus ini.
7. Ibunda tercinta, Dra.Salamatul Ihatoh, Paman Tercinta, Ahmad
Majidudin, Kembaranku Rizky Budianto dan kedua adik tercintaku, Ferra
Widhiyawati dan Yulia Trisna Wahyuni yang selalu sabar memberikan
dukungan serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Yth. Dra. Rahmi Winangsih, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
atas semua nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh
perkuliahan di kampus ini.
9. Yth. Ika Kartika, S.Sos M.si selaku mantan Kasi Kominfo dan segenap
staf Dishubkominfo yang telah mengizinkan dan memberikan kemudahan
akses kepada penulis selama melakukan penelitian ini.
v
10. Mang Samlawi, Guru sekaligus sebagai orang tua penulis yang telah
membimbing dan tidak ada henti-hentinya untuk memberi nasehat kepada
penulis.
11. Segenap dosen dan staf di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
12. Teman-teman angkatan 2009 jurusan Ilmu Komunikasi dan kawan
lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan,dan
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan karya berikutnya. Semoga laporan akhir skripsi ini bisa menambah
pengetahuan kita mengenai dunia komunikasi.
Serang, Oktober 2014
Penulis,
RULLY BUDIAWAN
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK………………………………………………………………... i
ABSTRACT……………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………..... iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….... vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………... xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian…………………………………….... 1
1.2 Pertanyaan Penelitian…………………………………………... 9
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….. 9
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………... 10
1.4.1 Manfaat Akademik………..…………………………. 10
1.4.2 Manfaat Praktis……...……………………………….. 10
vii
Halaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Persuasif...………………………………………… 11
2.2 Sosialisasi……………………………………………………….. 16
2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
Dishubkominfo kota Serang……………………………………. 18
2.3.1 Sosialisasi Program K3 oleh Kelompok
Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo
kota Serang………...…………………………………. 20
2.4 Kerangka Berpikir………………………………………………. 21
2.4.1 Kerangka Teori.....………….………………………… 21
2.4.2 Kerangka Konseptual………………………………… 23
2.5 Penelitian Pendahulu…………………………………………… 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian……………………………………………… 33
3.1.1 Pendekatan Penelitian…………….…………….……. 34
3.1.2 Paradigma Penelitian…………………………….…… 35
3.2 Sumber Data Penelitian………………………………………… 36
3.2.1 Jenis Data…………………………………………….. 36
3.2.2 Subjek Penelitian……………………………………... 37
3.2.3 Objek Penelitian………………..…………………….. 37
viii
Halaman
3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………..... 38
3.4 Teknik Analisis Data…………………………………………….. 39
3.5 Teknik Validitas Data……………………………………………. 40
3.6 Informan Penelitian………………………………………………. 41
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian.………………………….…………… 44
4.1.1 Profil Kota Serang………………………….…………… 44
4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang……..…………….. 45
4.1.2 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Serang……………..…………………. 46
4.1.2.1 Maksud dan Tujuan………………………….. 48
4.1.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi 49
4.1.2.3 Visi dan Misi Dishubkominfo kota Serang 53
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………. 55
4.2.1 Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan
program K3………………………………………….…... 63
ix
Halaman
4.2.2 Publikasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi
program K3……………………………………………… 69
4.2.3 Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok
Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo
kota Serang………………………………………………. 74
4.2.4 Evaluasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 79
4.3 Pembahasan……………………………………………………….. 82
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………… 88
5.2 Saran……………………………………………………………….. 90
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 92
LAMPIRAN………………………………………………………………….. xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian..…..………………………… 24
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dishubkominfo…………………….. 58
Gambar 4.2 Suasana Pementasan KIM episode K3 (I)………………. 68
Gambar 4.3 Suasana Pementasan KIM episode K3 (II)..…………….. 68
Gambar 4.4 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak luar)…….. 72
Gambar 4.5 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak dalam)….. 72
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya………………………………………… 30
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……………………………………………… 43
Tabel 4.1 Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang………… 45
Table 4.2 Susunan Organisasi DISHUBKOMINFO Kota Serang……… 50
Tabel 4.3 Daftar Kecamatan / Kelurahan di Kota Serang……………….. 71
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I - Surat Ijin Penelitian
Lampiran II - Struktur Organisasi Dishubkominfo kota Serang
Lampiran III - Copy Term Of Reference (TOR) Pementasan KIM episode K3
Lampiran IV - Copy leaflet pementasan KIM episode K3
Lampiran V - Skrip Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010
Lampiran VI - Pedoman wawancara
Lampiran VII - Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Adanya reformasi yang terjadi pada tahun 1998 telah memberikan
perubahan yang signifikan khususnya pada bidang pemerintahan. Sistem
pemerintahan Indonesia yang sebelumnya menggunakan sentralisasi,
semenjak reformasi berubah menjadi desentralisasi. Sistem desentralisasi
itupun akhirnya berkembang dan lebih kita kenal dengan sebutan otonomi
daerah saat ini. Berkaitan dengan perubahan tersebut, Banten sebagai salah
satu propinsi termuda di Indonesia juga menerapkan sistem otonomi daerah
hingga ke tingkat kota/kabupaten. Kota Serang merupakan daerah yang
pemerintahannya diatur sendiri oleh pemerintah kota yang dipimpin oleh
seorang Walikota.
Kota pada hakikatnya adalah suatu tempat yang akan berkembang terus
menerus sesuai dengan perkembangan jaman dan potensi yang dimilikinya.
Dalam perkembangannya, segala aspek akan ikut tumbuh dan berkembang
serta memunculkan permasalahan yang kompleks pula. Perkembangan dan
perubahan suatu kota terjadi pada kondisi fisik, ekonomi, sosial dan politik.
Para perencana kota diharapkan dapat mempertahankan atau memelihara
2
sesuatu yang baik tentang kota dan berupaya merencanakan pertumbuhan dan
perubahannya.1
Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk melakukan pengaturan
terhadap daerah masing- masing. Sebagai wujud dari pengaturan terhadap
daerah, terlihat setiap pemerintah daerah kabupaten maupun kota di seluruh
Indonesia seakan terlihat berlomba untuk melakukan pengaturan terhadap
kegiatan liar yang dinilai mengganggu aktivitas masyarakat umum dalam
kota. Hal ini terlihat hampir setiap kota maupun kabupaten mengeluarkan
peraturan daerah dalam rangka mengatasi masalah ketertiban, kebersihan dan
keindahan.
Pada perkembangan masyarakat dewasa ini, masih banyak masyarakat
di Kota Serang yang belum memahami atau mengerti tentang K3 (Ketertiban,
Kebersihan, dan Keindahan). Banyak masyarakat umum atau kelompok yang
masih menghiraukan K3, seperti masih membuang sampah sembarangan. Hal
itu menggangu ketertiban di masyarakat, sedangkan K3 sendiri sangat penting
bagi lingkungan.
Akibat tidak memahami K3, membuat ketertiban umum menjadi
terganggu, kebersihan kurang terjaga dan keindahan dilingkungan masyarakat
menjadi tidak enak dipandang karena tidak terjaganya ketertiban dan
kebersihan umum dilingkungan masyarakat. K3 penting untuk
disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika karena
1 Catanese & Snider,1988. Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga.
3
masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang K3, supaya
masyarakat bisa memahami pentingnya K3.
Dalam menjalankan sosialisasi K3, Dishubkominfo bagian seksi
kominfo (komunikasi dan informatika) membentuk KIM (Kelompok
Informasi Masyarakat). KIM ini dibentuk dalam kaitannya untuk
mensosialisasikan program K3, karena masih banyak masyarakat yang
menghiraukan K3.
KIM yang merupakan kepanjangan dari Kelompok Informasi
Masyarakat adalah organisasi sosial/individu/kelompok bersifat wirausaha
bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh
dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat yang dibentuk
oleh Dishubkominfo kota Serang.
Dalam era reformasi dan situasi peluberan informasi global maka
keberadaan kelompok informasi masyarakat dirasa perlu, karena kondisi
sebagian masyarakat yang belum memiliki kemampuan memadai untuk
menelaah muatan informasi, baik karena faktor sosial (edukatif), ekonomis
maupun cultural. Hubungan dibentuknya KIM dengan sosialisasi K3 yaitu
karena masih banyak masyarakat yang masih menghiraukan kebersihan,
ketertiban dan keindahan (K3), seperti membuang sampah sembarangan
mengakibatkan kebanjiran, berusaha atau berdagang di trotoar, jalan atau
badan jalan, taman jalur hijau yang bukan peruntukannya sehingga membuat
ketertiban umum terganggu.
4
Pada tahun 2012 Dishubkominfo membuat suatu program tentang K3
yaitu menjalankan sosialisasi Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun
2010 tentang K3. Salah satu urusan yang menjadi kewenangan dimaksud
adalah untuk melaksanakan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) di Kota
Serang. Ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) mempunyai nilai yang
sangat penting didalam penyelenggaraan pemerintahan, kemasyarakatan dan
pembangunan serta memerlukan pembiayaan di dalam pelaksanaannya. Oleh
karena itu agar pelaksanaan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) dapat
berjalan secara efektif, maka diperlukan adanya Peraturan Daerah yang
mengatur tentang ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) sebagaimana
dimaksud Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 tentang K3.
Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang pelaksanaan K3
(ketertiban kebersihan dan keindahan) di Kota Serang khususnya di
Kecamatan Kasemen. Karena berdasarkan pengamatan peneliti, di daerah
kecamatan Kasemen masih banyak masyarakat yang kurang memahami
tentang K3 seperti kebersihan, banyaknya yang membuang sampah
sembarangan, mengganggunya ketertiban umum, seperti mempergunakan
ruang jalan selain peruntukan jalan umum, berusaha atau berdagang di
trotoar, sehingga dapat menggangu ketertiban lingkungan masyarakat.
Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap
tahunnya terus meningkat. Masalah tentang kebersihan lingkungan yang tidak
kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan
lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat
5
dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus, penyakit
pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang
golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan
anak secara umum pun menjadi terhambat.
Fakta yang ditemukan oleh penulis di lapangan, permasalah K3 di
kecamatan Kasemen diantaranya masih banyak masyarakat dilingkungan
yang menghiraukan kebersihan seperti membuang sampah sembarangan
karena tidak adanya tempat pembuangan sampah, sehingga masyarakat
dengan bebas membuang sampah sembarangan seperti di sungai dan selokan.
Selain itu, tidak lancarnya perairan selokan maupun sungai yang tersumbat
akibat menumpuknya sampah hasil pembuangan sembarangan warga
sewaktu-waktu sering mengakibatkan banjir di daerah Kasemen.
Akibat kurangnya informasi dan pengetahuan tentang K3,
Dishubkominfo Kota Serang membuat program sosialisasi untuk masyarakat,
supaya dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan informasi yang
memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam memberikan informasi yang
bermanfaat untuk masyarakat perlunya komunikasi yang baik dalam
mensosialisasikan program K3.
Salah satu kajian dari ilmu komunikasi adalah proses komunikasi,
dimana komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
6
secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).2 Sosialisasi
sendiri dalam kajian komunikasi memiliki arti sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut
sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses
sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam hidup
bermasyarakat. Karena hal itu merupakan salah satu faktor terfatal untuk
menciptakan interaksi sosial dan hubungan sosial. Pentingnya keefektifan
komunikasi dalam sosialisasi karena komunikasi merupakan elemen penting
bagi proses sosialisasi dalam masyarakat. Tanpa adanya komunikasi antar
anggota masyarakat, proses sosialisasi tidak akan dapat berlangsung. Jadi,
dengan adanya komunikasi, proses sosialisasi dalam masyarakat akan dapat
berlangsung secara maksimal.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan
seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak
tertentu pada komunikan. Dengan melakukan komunikasi yang baik,
Dishubkominfo Kota Serang diharapkan bisa mensosialisasikan program K3
dengan baik dan tepat sasaran.
Dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang menjadi syarat
terjadinya proses komunikasi diantaranya :3
2 Onong Uchjana Effendy, 2004. Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.Hlm:53 Ibid.
7
1. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan;
2. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang;
3. Komunikan : orang yang menerima pesan;
4. Media : saran atau saluran yang mendukung pesan bila
komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlah nya;
5. Efek : dampak sebagai pengaruh pesan.
Strategi adalah adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang
tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan
strategi komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan
waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna
mencapai efektivitas. Dengan strategi berarti dapat ditempuh beberapa cara
memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri
khalayak dengan mudah dan cepat.4
Strategi dimulai dengan perencanaan konsep pementasan KIM
(Kelompok Informasi Masyarakat). KIM atau Kelompok Informasi
Masyarakat adalah organisasi sosial/ individu/ kelompok yang bersifat
wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi
yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat.
Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Serang dalam
pelaksanaan Program Strategi komunikasi KIM di bidang K3 meliputi 4
program kerja yaitu perencanaan untuk melaksanakan Program pementasan
4 Anwar Arifin, 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung: ARMICO.Hlm:10.
8
KIM, publikasi program sosialisasi K3 kepada masyarakat, pelaksanaan
pementasan sosialisasi K3, dan evaluasi program pementasan KIM di bidang
K3 yang dijalankan.
Tujuan diadakannya sosialiasi K3 oleh Kelompok Informasi
Masyarakat (KIM) diantaranya untuk memperoleh dan menyalurkan
informasi, memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi
masyarakat, dan dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual
bagi masyarakat dan membiasakan individu dengan nilai-nilai dan
kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.5 Adapun masalah yang
dihadapi oleh KIM dalam upaya mensosialisasikan K3 yaitu kurangnya
informasi dan pemahaman masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan
keindahan (K3).
Terbentuknya KIM dikarenakan kondisi masyarakat yang belum
memiliki kemampuan memadai, untuk menelaah muatan-muatan informasi,
baik karena fakta sosial (edukatif), ekonomis maupun kultural.
Ketidakpedulian atau menghiraukan ketertiban, kebersihan dan keindahan
bagi masyarakat umum atau kelompok.
Sebagaimana latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
merupakan satu hal yang menarik untuk mengkaji permasalahan tersebut
dengan judul penelitian “Peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
5 Term of Reference (TOR) pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Diterbitkanoleh Dishubkominfo bidang Komunikasi dan Informatika kota Serang
9
Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kota Serang Dalam
Mensosialisasikan Program K3”.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, maka identifikasi
masalah penelitian yang ingin diketahui adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3?
2. Bagaimana Publikasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3?
3. Bagaimana Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi
Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang?
4. Bagaimana Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3
2. Mengetahui Publikasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3
10
3. Mengetahui Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi
Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang
4. Mengetahui Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara Teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan bagi program studi
ilmu komunikasi. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan wawasan informasi yang berarti bagi ilmu komunikasi pada
umumnya, terutama dalam kaitan dengan Peran Komunikasi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
kepada Dishubkominfo kota Serang mengenai pentingnya strategi
komunikasi dalam melaksanakan sosialisasi program tentang Peraturan
Daerah..
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Manusia
sebagai makhluk sosial, maka dengan komunikasi tidak saja sebagai alat untuk
kontak hubungan dengan antara individu, namun komunikasi juga merupakan alat
bagi manusia untuk bertahan hidup.
Komunikasi memiliki kekuatan untuk melakukan seleksi terhadap berbagai
stimuli yang ada disekitarnya. Dalam kehidupan masyarakat, komunikasi selain
berguna sebagai perantara namun juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
diri masyarakat. Pada bab ini, penulis menguraikan kajian pustaka yang
berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
2.1 Komunikasi Persuasif
Komunikasi mengandung makna bersama-sama. Dalam istilah
komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin yakni communication
yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang
bermakna umum atau bersama-sama, dan komunikasi menyarankan bahwa
suatu pesan dianut secara bersama-sama.6
Komunikasi mengandung pengertian dasar yaitu komunikasi itu
minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang
6 Widjaja, 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm:8
12
terlibat, yakni orang lain mengerti dan tahu. Selain itu, tindakan persuasif
juga sangat dibutuhkan, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain
sebagainya.
Carl I Hovland mendefinisikan bahwa :
“komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang(komunikator) menyamaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain(komunikan).”7
Sedangkan Wilbur Schramm yang dikutip oleh Onong Uchjana
Effendi menyampaikan apa yang disebut “The Condition of Success In
Communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan
agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :8
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
dapat menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pengalaman yang
sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama
mengerti.
3. Pesan-pesan harus mambangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
7 Deddy Mulyana, 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.Hlm:628 Op Cit. Onong Uchjana Effendy.
13
4. Pesan harus menyampaiakan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
tadi yang layak bagi situasi kelompok, dimana komunikan berada pada
saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Dengan memperhatikan syarat tersebut jelaslah mengapa para expert
komunikator memulai dengan meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan
dan mengapa “Know Your Audience” merupakan ketentuan utama dalam
komunikan, sebabnya karena hal itu sangat penting untuk diketahui ketentuan
sebagai berikut :9
1. Timming yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan.
2. Menggunakan bahasa yang baik, agar pesan dapat dimengerti oleh
komunikan.
3. Sikap dan nilai yang haus disampaikan agar efektif
4. Mengetahui dengan jelas kelompok yang akan disampaikan pesan.
Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan
kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What Which
Channel To Whom With What Effect”. Menurut Laswell, segala sesuatunya
harus dikaitkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban
terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut :10
9 Ibid. Onong Uchjana Effendy. Hlm:34.10 Littlejohn. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication), terjemahanMohammad Yusuf Hamdan, Jakarta : Penerbit Salemba Humanik.
14
1. Who? (siapakah komunikatornya?)
2. Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?)
3. In which channel? (Media apa yang digunakannya?)
4. To Whom? (Siapa komunikannya?)
Efek yang diharapkan, secara implisit mengandung pertanyaan lain
yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut ialah :
1. When (Kapan dilaksanakannya?)
2. How (Bagaimana melaksanakannya?)
3. Why (Mengapa dilaksanakan demikian?)
Komunikasi akan berhasil apabila komunikator berhasil mewujudkan
motif komunikasi pada diri komunikan. Tujuan komunikator adalah agar
komunikan mengerti, agar komunikan sedih, agar komunikan marah, dll.
Perubahan yang dimaksud biasanya dalam bentuk kognitif, afektif dan
konatif.11
Perubahan kognitif yaitu memberikan informasi (berupa apa
yang diketahui dan apa yang dipahami), kepercayaan dan merubah apa isi
dari pikiran komunikan. Perubahan afektif, yaitu perubahan yang terjadi pada
motif (apa yang diinginkan), sikap (penilaian) dan emosi. Perubahan konatif
(behavior) adalah perubahan pada tindakan seperti kebiasaan dan kemauan.
11 Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm:46.
15
Dalam komunikasi, ada yang disebut dengan persuasi. Persuasi adalah
kenyataan yang tidak bisa dinafikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ronald
L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol menyatakan :
"complext process of communication by which one individual orgroup elitict (intentionally or unintentionally) by nonverbal and/orverbal means a specific response from another individual orgroups.” Artinya persuasi adalah proses komunikasi yangkompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesanyang disengaja ataupun yang tidak disengaja melalui cara-caraverbal dan nonverbal untuk memperoleh respons tertentu dariindividu atau kelompok lain.”12
Bettinghous merumuskan persuasi sebagai: "Komunikasi manusia yang
dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah
keyakinan, nilai atau sikap mereka." Sedangkan Winston Brembeck dan
William Howell dalam Persuasion : A Means of Social Change (1952),
mendefinisikan persuasi sebagai:
"Usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan denganmemanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang sudahditetapkan. Persuasi sebagai communication intended to influencechoise (komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhipilihan orang).”13
12 Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol. 1974. Strategy for Persuasive Communication,Columbia, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.Hlm:12.13 Djamaluddin Malik dan Yosal Iriantara. 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung : PT. RemajaRosdakarya. Hlm:5.
16
Berdasarkan pengertian mengenai komunikasi persuasif yang telah
diuraikan di atas, komunikasi persuasif dalam penelitian ini menjadi landasan
kajian dalam permasalahan penelitian yang diangkat. Adapun kajian
komunikasi persuasif dalam penelitian ini dilihat dari pembuatan program K3
oleh KIM Dishubkominfo kota Serang melalui pementasan teater bobodoran
madani yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat di bidang K3.
2.2 Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia
adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum
diketahuinya, seperti belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dangan
lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger
bahwa sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi
anggota masyarakat.14
Sedangkan Sosialisasi menurut Charles R Wright adalah :
“Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknyadan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-normasosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untukmemperhitungkan harapan-harapan orang lain.”15
14 Sutaryo, 2005. Dasar-dasar sosialisasi. Jakarta : Rajawali Press. Hlm:156.15 Ibid.
17
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan mengenai sosialisasi,
terletak pada objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang di lihat dari sudut
hubungan antara manusia, dan proses yang di timbul dari hubungan manusia
di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia
sebagai anggota kelompok.
Sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola-pola
tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial
yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan
mengetahui dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status
masing-masing dan kebudayaan suatu masyarakat. Soerjono Soekanto
menyatakan sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu
mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan
perilaku orang-orang di sekitarnya.16
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi
primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat) :
1) Sosialisasi primer
Sosialisasi primer merupakan proses sosialisasi yang pertama dan utama
yang terjadi pada seseorang, yakni sejak dilahirkan, berkenalan dan
sekaligus belajar bermasyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dalam
kehidupan masyarakat tersebut.
16 Soerjono Soekanto, 2006. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafmdo.Persada.
18
Peter L Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai
sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar
menjadi anggota masyarakat (keluarga).
2) Sosialisasi sekunder
Setelah menjalani sosialisasi primer, individu dianggap cukup mempunyai
bekal untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Sosialisasi sekunder
adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.
Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru.
Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan'
identitas diri yang lama.
2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang17
Dalam era reformasi dan situasi peluberan informasi global, masih
diperlukan keberadaan kelompok informasi masyarakat, karena kondisi
sebagian masyarakat yang belum memiliki kemampuan yang memadai untuk
menelaah muatan informasi, baik karena faktor sosial (edukatif), ekonomis
maupun kultural. Sebagai dinas yang bertugas untuk membantu
penyelenggaraan pemerintah yang bersifat penerangan kepada masyarakat,
Dinas perhubungan komunikasi dan Informatika kota Serang membentuk
17 Term of Reference (TOR) pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Diterbitkanoleh Dishubkominfo bidang Komunikasi dan Informatika kota Serang
19
sebuah kelompok yang bertugas sebagai pelaksana garda terdepan dalam
menyampaikan penerangan informasi dan komunikasi kepada masyarakat.
KIM atau kelompok informasi masyarakat adalah organisasi
sosial/individu/kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang
pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari,
oleh dan untuk kepentingan masyarakat. KIM sendiri dibentuk oleh Dinas
Perhubungan Komunikasi, dan Informatika kota Serang untuk menjalankan
fungsinya sebagai pelaksana penyelenggara urusan di bidang komunikasi dan
informatika.
Dalam menjalankan tugasnya, Dishubkominfo melakukan kegiatan
sosialisasi dalam bentuk pementasana KIM. Pementasan KIM ini
merupakan salah satu upaya Dishubkominfo Kota Serang dalam
menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah dalam hal ini Pemkot Serang
kepada masyarakat luas sehingga terdistribusi dengan baik ke seluruh
masyarakat di 6 (enam) kecamatan yang ada di kota Serang.
Terbentuknya KIM dikarenakan kondisi masyarakat yang belum
memiliki kemampuan memadai, untuk menelaah muatan-muatan informasi,
baik karena fakta sosial (edukatif), ekonomis maupun kultural.
Ketidakpedulian atau menghiraukan ketertiban, kebersihan dan keindahan
bagi masyarakat umum atau kelompok.
20
2.3.1 Sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) Dishubkominfo kota Serang
Sosialisasi adalah proses suatu usaha masyarakat menghantar
warganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain, masyarakat
melakukan suatu rangkaian kegiatan tertentu untuk menyerah terimakan
kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sosialisasi dalam
arti sempit dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan masyarakat
yang didalamnya individu-individu diajar dan belajar memahirkan diri
dalam peranan sosial yang sesuai dengan bakatnya.18
Sosialisasi program K3 adalah sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat agar masyrakat paham
mengenai pentingnya kebersihan dilingkungan seperti tidak membuang
sampah sembarangan, tidak menggangu ketertiban umum seperti
mempergunakan jalan trotoar tidak semestinya supaya terciptanya
kebersihan, ketertiban dan keindahan dilingkungan masyarakat.
Tujuan diadakannya sosialiasi K3 oleh Kelompok Informasi
Masyarakat (KIM) diantaranya untuk memperoleh dan menyalurkan
informasi, memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat
bagi masyarakat, dan dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya
dan faktual bagi masyarakat dan membiasakan individu dengan nilai-
18 Hendropuspito, 1989. Sosiologi Sistematis. Yogyakarta : Kanisius. Hlm:177.
21
nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat. Adapun
masalah yang dihadapi oleh KIM dalam upaya mensosialisasikan K3
yaitu kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang
ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3).
Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural
lingkungan sosial dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial
dan tingkah laku sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi merupakan
mata rantai paling penting di antara sistem-sistem sosial lainnya, karena
dalam sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan
kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.
2.4 Kerangka Berpikir
2.4.1 Kerangka Teori
Penelitian ini menggunakan teori penyusunan tindakan
dikembangkan oleh John Greene.19 Teori ini termasuk dalam tradisi
sosio-psikologi. Dalam tradisi ini, kebenaran komunikasi dapat
ditemukan dengan cara teliti dalam penelitian yang sistematis. Tradisi
ini melihat hubungan sebab dan akibat dalam memprediksi berhasil
tidaknya perilaku komunikasi. Carl I Hovland meletakkan dasar-dasar
dari hal data empiris mengenai hubungan antara rangsangan
19 Op Cit. Littlejohn. Hlm:174-177.
22
komunikasi, kecenderungan audiens dan perubahan pemikiran yang
merupakan sebuah kerangka awal teori ini.
Asumsi teori penyusunan tindakan adalah menguji cara kita
mengatur pengetahuan dalam pikiran dan menggunakannya untuk
membentuk pesan. Menurut teori ini individu membentuk pesan dengan
menggunakan kandungan pengetahuan dan pengetahuan procedural
yang ada didalam dirinya.
Secara spesifik, pengetahuan prosedural terdiri dari urat syaraf
yang berhubungan dengan perilaku, akibat dan situasi. Dalam
pengalaman komunikasi yang manusia alami, manusia melakukan
rekam procedural atas pengalaman yang terjadi padanya. Rekam
procedural sendiri merupakan sekumpulan hubungan diantara syaraf
dalam sebuah jaringan tindakan yang sebagiannya adalah hubungan
otomatis.
Menurut teori penyusunan tindakan, kapan pun seseorang
bertindak, orang tersebut harus menyusun hubungaan perilaku dari
prosedur catatan yang tepat. Penyusunan prosedur ini dianggap penting
untuk meraih semua objektif dan hasilnya adalah sebuah representasi
mental untuk serangkaian tindakan yang terkoordinasi. Model mental
adalah representasi keluaran (Output representation) dimana “rencana”
pikiran kita akan menyimpan apa yang akan kita lakukan terhadap
situasi yang kita hadapi.
23
Tidak ada satu tindakan pun yang dapat berdiri sendiri. Setiap
tindakan melibatkan tndakan lainnya dalam suatu cara atau cara
lainnya. Proses penyusunan tindakan tidak hanya membutuhkan
pengetahuan dan motivasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
mendapatkan kembali serta mengatur tindakan secara efisien dengan
cepat. Dalam penyusunan tindakan tentunya memakan waktu dan
usaha. Walaupun komunikasi nampak merespons terhadap situasi
dengan segera tanpa usaha, penelitian dalam teori ini menunjukkan
bahwa setiap respons memang memakan waktu, meskipun respon
tersebut hanya sebuah pecahan dari satu titik.
2.4.2 Kerangka Konseptual
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Bidang Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika (Dishubkominfo) kota Serang sebagai subjek penelitian ini
memiliki tujuan yaitu untuk melakukan penerangan kepada masyarakat
terkait Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang K3. Maka dari
itu perlu adanya penyusunan tindakan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan tersebut.
Teori penyusunan tindakan dalam penelitian ini digunakan
sebagai panduan dalam melakukan penelitian mengenai pelaksanaan
24
pementasan KIM episode K3 yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota
Serang sebagai strategi sosialisasi program K3. Relevansi teori dengan
penelitian ini adalah karena sosialisasi program K3 yang dilakukan oleh
bidang Kominfo Dishubkominfo kota Serang merupakan sebuah
tindakan yang didasari atas adanya penyusunan tindakan dalam sisi
psikologis penyelenggara yaitu staf bidang Kominfo Dishubkominfo
kota Serang dan anggota KIM itu sendiri. Adapun dalam penelitian ini,
kerangka pemikiran penulis gambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian
TEORI PENYUSUNAN TINDAKANDISHUBKOMINFOKota Serang
Sosialisasi Program K3
Terciptanya Masyarakatyang sadar akan K3
Peran Komunikasi
Pementasan KIM episode K3
Persiapan Publikasi Pelaksanaan Evaluasi
25
Gambaran penelitian ini dimulai dari Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika kota Serang atau yang disingkat Dishubkominfo kota Serang.
Dalam permasalahan penelitian, Dishubkominfo berkewajiban membantu
sosialisasi Peraturan Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang
diantaranya Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang K3. Untuk
mensosialisasikan peraturan daerah tersebut, Dishubkominfo khususnya
bidang komunikasi dan informatika (Kominfo) memiliki program kerja yaitu
mengadakan kegiatan sosialisasi yang berbentuk pementasan drama.
Dalam mengadakan sosialisasi program K3, Dishubkominfo membuat
sebuah perencanaan komunikasi yang meliputi tahap persiapan, publikasi,
pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan ini penting dibuat untuk mengukur
kesukseksan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan. Pementasan drama
dalam kegiatan sosialisasi ini, Dishubkominfo tidak berjalan sendiri. Namun
Dishubkominfo membuat sebuah kelompok atau panitia pelaksana yang
diberi nama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
Dalam melaksanakan sosialisasi Peraturan Daerah kota Serang Nomor
10 tahun 2010 tentang K3, pementasan dilakukan oleh KIM dengan tema
pementasan episode tentang K3. Sosialisasi dengan bentuk pementasan ini
diharapkan dapat memberikan gambaran secara nyata tentang pentingnya K3
dilingkungan masyarakat kota Serang. Penulis mengaitkan sosialisasi ini
dengan teori penyusunan tindakan karena pementasan ini merupakan sebuah
26
tindakan yang sebelumnya tersusun secara procedural dalam sisi pskilogi
panitia penyelenggara.
Pementasan yang dilakukan oleh KIM dalam episode K3 ini memiliki
fokus pada terciptanya masyarakat yang sadar akan K3. Dengan mengaitkan
teori penyusunan tindakan dalam penelitian ini, penulis melihat bahwa
Dishubkominfo bersama panitia KIM dalam merumuskan strategi komunikasi
sosialisasi program tentang K3 tersebut, menyusun tindakan-tindakan yang
beracuan pada pengetahuan juga pengalamannya yang sudah terekam dalam
sisi psikologis demi tercapainya tujuan tersebut.
2.5 Penelitian Pendahulu
Maria Candraning Lintang Larasati, seorang mahasiswa Ilmu
Komunikasi pada FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta pernah melakukan
penelitian tentang Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi program sebuah
perusahaan pada tahun 2011 silam. Penelitian yang berjudul “Strategi
Komunikasi dalam Sosialisasi Program Kemitraan kepada Publik Eksternal
PT. Telkom Yogyakarta” ini bertujuan untuk mengetahui Strategi
Komunikasi dalam mensosialisasikan program Kemitraan kepada publik
internal PT. Telkom Yogyakarta.20
20 Maria Candraning Lintang Larasati. 2011. Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi ProgramKemitraan kepada Publik Eksternal PT. Telkom Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : FISIPUniversitas Atmajaya.
27
Dalam menjalankan penelitian tersebut, Maria menggunakan metode
penelitian kualitatif, dimana pada penelitiannya hanya memaparkan situasi
atau peristiwa yang terjadi dalam sosialisasi program kemitraan yang
dilakukan oleh PT. Telkom Yogyakarta khususnya pada publik eksternal.
Berdasarkan laporan yang penulis peroleh, hasil penelitian yang dilakukan
oleh Maria ini menunjukkan bahwa Unit Community Development Centre
(CDC) PT.Telkom Yogyakarta diberi kepercayaan untuk merancang dan
melaksanakan strategi komunikasi dalam sosialisasi program kemitraan.
Adapun strategi komunikasi yang dipilih dan dijalankan adalah community
relations.
Publik eksternal yang menjadi sasaran PT.Telkom Yogyakarta dalam
penelitian yang dilakukan oleh Maria ini adalah pelaku UKM di berbagai
bidang yang berada dalam lingkup Divre IV PT.Telkom Yogyakarta.
Penyususnan komponen komunikasi yang dimulai dari menetukan publik
sasaran, penetapan media, perancangan pesan yang akan disampaikan,
pemilihan komunikator dalam presentasi menjadi pendukung dari strategi
yang dijalankan oleh CDC PT.Telkom Yogyakarta.
Kesimpulan dari penelitian tersebut, strategi komunikasi community
relations yang dilakukan ternyata hanya sebagai penamaan saja, karena pada
realitanya tidak menerapkan aspek membangun dan mempertahankan
hubungan baik dengan komunitas yang ada. Namun disamping itu, sosialisasi
program ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai program
kemitraan PT. TelkomYogyakarta.
28
Selanjutnya, penelitian pendahulu yang berhubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan saat ini adalah penelitian yang dilakukan oleh saudara
Refi Silfiana Dewi, seorang mahasiswa Ilmu Administrasi Negara dari FISIP.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian yang berjudul “Analisis
Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang
Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan (K-3) Pada Pasal 29d (Studi Kasus
Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang)”.21
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 ini berfokus pada
bagaimana pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 tahun
2010 tentang K-3 khususnya yang terjadi pada pedagang kaki lima di
kawasan Pasar Royal kota Serang. Dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif pendekatan studi kasus, peneliti menjadi dirinya sendiri sebagai
instrument dalam penelitian ini. Dalam penelitiannya, Silfiana membuat
pedoman wawancara dengan berdasarkan pada indikator kebijakan dari Teori
Merilee S. Grindle yaitu isi kebijakan dan konteks kebijakan.
Berdasarkan laporan penelitian yang penulis peroleh, hasil penelitian
tersebut ternyata Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 belum
berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan jumlah PKL yang terjaring mencoba
berdagang kembali ditempat semula. Permasalahan ekonomoi, kurangnya
sosialisasi serta tingkat kepatuhan yang masih kurang dari PKL sendiri
menjadi penghambat optimalnya penerapan Peraturan Daerah ini. Saran dari
21 Refi Silfiana Dewi. 2012. Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan (K-3) Pada Pasal 29d (Studi KasusPedagang Kaki Lima Di Kawasan Pasar Royal Kota Serang). Skripsi. Serang : FISIP Untirta.
29
penelitian ini, Silfiana menyarankan agar pemerintah kota Serang dapat
membuatkan tempat relokasi untuk PKL dan melakukan sosialisasi secara
lebih tegas dan intensif kepada masyarakat tentang masalah K-3.
Selain penelitian yang dilakukan oleh Maria dan Silfiana di atas, Mita
Oktavieni seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi pada FISIP Untirta juga
pernah melakukan penelitian yang mengangkat permasalahan tentang strategi
dari sebuah program tertentu. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 ini
diberi judul “Strategi Humas PT.KIEC dalam program Bina Lingkungan di
bidang Kesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatif tentang Strategi
Humas PT.KIEC sebagai bagian dari program Corporate Sosial
Responsibilty”).22
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persiapan pengumpulan
data (fact finding), melaksanakan perencanaan (planning), menyebarkan
informasi (communicating), mengevaluasi (evaluating) tentang pelaksanaan
program Bina lingkungan di bidang kesehatan yang dilakukan oleh Humas
PT.KIEC ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif
dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.
Observasi yang dilakukan oleh Mita adalah untuk memperoleh gambaran
awal mengenai Humas PT.KIEC sebelum melakukan penelitian lebih lanjut.
Selain itu, dari observasi tersebut juga Mita dapat memperoleh data dan
22 Mita Oktavieni. 2010. Strategi Humas PT.KIEC dalam program Bina Lingkungan di bidangKesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatif tentang Strategi Humas PT.KIEC sebagaibagian dari program Corporate Sosial Responsibilty). Skripsi. Serang : FISIP Untirta.
30
dokumen perusahaan yang berhubungan dengan Humas PT.KIEC dan
program Bina Lingkungan.
Berdasarkan laporan penelitian yang penulis peroleh, hasil dari
penelitian tersebut adalah fact finding dilakukan dengan pengumpulan data
atau fakta sehingga Humas PT.KIEC mengerti dalam pelaksanaan program
tersebut. Sedangkan planning yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC adalah
membuat perencanaan dari data hasil fact finding yang telah diperoleh.
Communicating dilakukan oleh Humas PT.KIEC dengan cara menyebarkan
informasi melalui pemberian undangan kepada masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam program Bina Lingkungan “Pengobatan Gratis”.
Evaluating yang dilakukan oleh Humas PT.KIEC dilihat dari pengamatan di
masyarakat yaitu sejauhmana program ini berhasil atau tidaknya.
Table 2.1
Penelitian Pendahulu
No. 1 2 3
Nama
peneliti
Maria Candraning
Lintang Larasati
Refi Silfiana Dewi Mita Oktavieni
Tahun
penelitian
2011 2012 2010
Judul
penelitian
Strategi Komunikasi
dalam Sosialisasi
Program Kemitraan
kepada Publik Eksternal
PT. Telkom
Yogyakarta.
Analisis Implementasi
Peraturan Daerah
Kota Serang Nomor
10 Tahun 2010
Tentang Ketertiban,
Kebersihan Dan
Strategi Humas PT.KIEC
dalam program Bina
Lingkungan di bidang
Kesehatan “Pengobatan
Gratis” (Studi kualitatif
tentang Strategi Humas
31
Keindahan (K-3) Pada
Pasal 29d (Studi
Kasus Pedagang Kaki
Lima Di Kawasan
Pasar Royal Kota
Serang)
PT.KIEC sebagai bagian
dari program Corporate
Sosial Responsibilty).
Lembaga Universitas Atmajaya Untirta Untirta
Metode
penelitian
Kualitatif Kualitatif studi kasus Kualitatif Deskriptif
Hasil
penelitian
Strategi komunikasi
community relations
yang dilakukan oleh
Unit Community
Development Centre
(CDC) PT.Telkom
Yogyakarta ternyata
hanya sebagai
penamaan saja, karena
pada realitanya tidak
menerapkan aspek
membangun dan
mempertahankan
hubungan baik dengan
komunitas yang ada.
Namun disamping itu,
sosialisasi program ini
dilakukan untuk
memberikan informasi
mengenai program
kemitraan
Peraturan Daerah kota
Serang Nomor 10
tahun 2010 belum
berjalan maksimal.
Hal ini dikarenakan
jumlah PKL yang
terjaring mencoba
berdagang kembali
ditempat semula.
Permasalahan
ekonomoi, kurangnya
sosialisasi serta
tingkat kepatuhan
yang masih kurang
dari PKL sendiri
menjadi penghambat
optimalnya penerapan
Peraturan Daerah ini.
Saran dari penelitian
ini, Silfiana
menyarankan agar
fact finding dilakukan
dengan pengumpulan
data atau fakta sehingga
Humas PT.KIEC
mengerti dalam
pelaksanaan program
tersebut. Sedangkan
planning yang dilakukan
oleh Humas PT.KIEC
adalah membuat
perencanaan dari data
hasil fact finding yang
telah diperoleh.
Communicating
dilakukan oleh Humas
PT.KIEC dengan cara
menyebarkan informasi
melalui pemberian
undangan kepada
masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam
32
PT.TelkomYogyakarta pemerintah kota
Serang dapat
membuatkan tempat
relokasi untuk PKL
dan melakukan
sosialisasi secara lebih
tegas dan intensif
kepada masyarakat
tentang masalah K-3.
program Bina
Lingkungan “Pengobatan
Gratis”. Evaluating yang
dilakukan oleh Humas
PT.KIEC dilihat dari
pengamatan di
masyarakat yaitu
sejauhmana program ini
berhasil atau tidaknya.
Sumber http://www.e-
journal.uajy.ac.id/
http://www.repository.
fisip-untirta.ac.id/
http://www.repository.fis
ip-untirta.ac.id
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana strategi Dishubkominfo kota Serang
dalam melakukan sosialisasi pementasan KIM episode K3, penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.23
Penggunaan motode ini diharapkan mampu menghasilkan suaru uraian
mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari
suatu individu, kelompok atau masyarakat atau organisasi tertentu dalam
konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif dan holistik.24
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rakhmat dalam bukunya
Metode Penelitian Komunikasi bahwa metode kualitatif deskriptif hanya
memaparkan situasi dan peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan,
23 Moleong. 2004. Metode Penelitian Kuaslitatif. Edisi revisi. Bandung : PT. RemajaRosdakarya.Hlm:132.24 Rusady Ruslan. 2003. Metode penelitian PR dan komunikasi. Jakarta :PT. Raja GrafindoPersada. Hlm:215.
34
tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi, mengidentifikasi masalah atau
memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.25
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat variabel.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dengan jelas kegiatan
Dishubkominfo Kota Serang, mengenai pementasan KIM (Kelompok
Informasi Masyarakat) dibidang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan).
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu
pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif
ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu: metode kualitiatif
lebih mudah jika dihadapkan dengan kenyataan jamak, metode ini
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
responden, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri
dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai
yang dihadapi.
25 Rakhmat, 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Statistik. Bandung: RemajaRosdakarya. Hlm:24
35
Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa penelitian ini tidak bertujuan untuk mencari
atau menjelaskan hubungan variabel tertentu, namun lebih kepada
pemaparan kondisi atau situasi dari sosialisasi pementasan KIM episode
K3 yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika kota Serang.
3.1.2 Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan,
memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini
membawa konsekuensi praktis terhadap prilaku, cara berpikir,
intepretasi dan kebijakan dalam pemilihan masalah. Paradigma
memberi representasi dasar yang sederhana dari informasi pandangan
yang kompleks sehingga orang dapat memilih untuk bersikap atau
mengambil keputusan.26
Bogdan dan Biklen menyatakan paradigma adalah kumpulan
longar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
prosisi yang mengarahkan cara berpikir penelitian.27 Adapun paradigma
yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretatif.
26 Agus Salim. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: dari Denzin Guba danPenerapannya. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya27 Moleong. 2004. Metode Penelitian Kuaslitatif. Edisi revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Hlm:490.
36
Paradigma interpretatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme
dimana suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan
dipecah kedalam variabel. Paradigma interpretatif dalam penelitian ini
memandang tahapan komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo
kota Serang dalam sosialisasi pementasan KIM episode K3 sebagai
sesuatu yang dinamis, yang merupakan hasil pemikiran dan
interprestasi rangkaian kegiatan tersebut serta utuh yang tidak dapat
dipisahkan.
3.2 Sumber Data Penelitian
3.2.1 Jenis Data
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih
menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut transferability dalam
bahasa Indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa,
hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan ditempat
lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berbeda dengan
tempat penelitian.
37
Adapun jenis data yang digunakan penelitian ini adalah jenis data
kualitatif yang datanya diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
secara langsung disekitar lingkungan yang dijadikan objek penelitian.28
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Kelompok Informasi
Masyarakat Dishubkominfo kota Serang.
3.2.3 Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sosialisasi
program K3 melalui pementasan teater “Bobodoran Madani”.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan human instrument
dimana peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Para peneliti
kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan,
mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti
alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar).
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya :
28 Anggoro, 2005. Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia. Edisi 1 Cetakanke 4. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm:54.
38
1) Observasi
Adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan dan
pencatatan secara sitematis fenomena-fenomena yang di selidiki didalam
usaha melengkapi data yang diperoleh, maka penyusun mendatangi secara
langsung pada daerah objek penelitian sehingga dapat melihat keadaan
yang sebenarnya. Dalam pengumpulan data ini, yang diobservasi adalah
pelaksanaan pementasan KIM yang dilakukan oleh Dishubkominfo kota
Serang.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
observasi non partisipan, yaitu merupakan suatu proses pengamatan
observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara
terpisah berkedudukan sebagai pengamat.29
Tujuan observasi ini dilakukan untuk menghimpun data secara
langsung, sedangkan tehnik observasi dilakukan dengan cara mengamati
dan ikut serta secara tidak langsung dalam kegiatan KIM (Kelompok
Informasi Masyarakat).
2) Wawancara mendalam dengan key informan
Adalah suatu cara pengumpulan data-data dengan melalui proses
wawancara, tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi
mengenai strategi-strategi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika (dishubkominfo), bagian seksi kominfo
29 Margono, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta. Hlm:161-162.
39
(komunikasi dan informatika). Key informan dalam penelitian ini adalah
mereka terkait dengan kegiatan tersebut secara berlangsung.
3) Studi Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data tertulis yang
dapat menunjang dalam pembahasan penelitian. Data-data ini berupa foto-
foto dokumentasi.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan dan
digeneralisasi. Dalam penelitian kualitatif, generalisasi lebih bersifat hipotesis
kerja yang senantiasa harus di uji kebenarannya dalam situasi lain.30 Adapun
teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis kegiatan
analisis yaitu :31
1) Reduksi
Suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan,
membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan dapat
digambarkan. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih
data yang berhubungan dekat dengan fokus penelitian dan membuang data
yang tidak penting berdasarkan kebutuhan penelitian yang telah ditentukan
sebelumnya.
30 Nasution, 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Hlm:126.31 Emzir. 2010. Analisis Data Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
40
2) Data Display
Menyajikan kumpulan data ke dalam suatu gambaran agar lebih mudah
untuk dibaca dan dipahami. Dalam penelitian ini, data disajikan dalam
bentuk teks naratif.
3) Penarikan dan Verifikasi kesimpulan
Pencatatan keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin
terjadi, alur sebab-akibat dan proporsi-proporsi dalam penelitian. Pada
penelitian ini, penarikan dan verifikasi kesimpulan dilakukan secara
berkala sesuai keadaan di lapangan sampai penyusunan laporan akhir.
3.5 Teknik Validitas Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi untuk
melihat validitas data penelitian. Teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan memanfaatkan
pengecekan sumber lain sebagai pembanding. Adapun teknik triangulasi
terbagi menjadi empat yaitu :32
1. triangulasi sumber
2. triangulasi metode
3. triangulasi penyidik
4. triangulasi teori
32 Op Cit. Moleong.
41
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu
membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber berdasarkan waktu
yang sama dengan alat berbeda, dengan melakukan perbandingan sebagai
berikut :
1. Perbandingan data hasil pengamatan dan hasil wawancara
2. Perbandingan apa yang dikatakan sumber dihadapan orang banyak dan
secara pribadi.
3. Perbandingan apa yang dikatakan sumber tentang situasi penelitian dan
sepanjang waktu
3.6 Informan Penelitian
Penelitian ini menggunakan informan sebagai sumber penggalian data.
Informan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik ini
memungkinkan peneliti menentukan informan berdasarkan kriteria yang
ditentukan oleh peneliti sesuai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.
Kriteria tersebut seperti paham dan menguasai topik yang diteliti,
mudah untuk ditemui, memiliki akses yang besar untuk mengetahui kondisi
lingkungannya, komunikatif, tidak mempunyai tujuan atau kepentingan
tertentu dalam penelitian sehingga dapat diperoleh informasi yang obyektif
serta bersedia memberikan informasi. Ketentuan tersebut dapat memudahkan
penulis dalam melakukan penelitian sehingga tujuan penelitian dapat
terpenuhi.
42
Dalam penelitian ini, penulis memutuskan informan yang tepat untuk
memperoleh data tentang kebutuhan informasi yaitu dengan mendapatkan
data langsung dari Seniman yang menjadi anggota KIM di Dishubkominfo
sehingga data kebutuhan informasi masyarakat tidak bersifat obyektif dan
personal, tetapi mampu mewakili kebutuhan masyarakat. Pemilihan informan
ini juga mempertimbangkan rekomendasi dari pihak Dishubkominfo kota
Serang.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini berdasarkan
rekomendasi dari pihak Dishubkominfo kota Serang adalah sebagai berikut :
1. Iwan Sunardi sebagai Kabid Kominfo (key informan)
2. Ika Kartika sebagai penulis ide cerita (key informan)
3. Kang Somad selaku penulis lakon (key informan)
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika kota Serang. Adapun waktu penelitian ini berlangsung
selama 10 bulan, yang dimulai dari bulan Januari s.d Oktober 2014.
43
Tabel 3.1
Jadwal penelitian
Kegiatan Jan-Jun Jul Agust Sept Okt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul
Penulisan Bab 1-3
Outline
Pengumpulan data
Pengolahan Data
Penulisan Bab IV-V
Sidang
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
4.1.1 Profil Kota Serang33
Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi
Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang
diundangkan pada tanggal 10 bulan Agustus tahun 2007 dan diresmikan
menjadi Kota Serang pada tanggal 10 November tahun 2007. Secara
administratif Kota Serang yang merupakan Ibukota Provinsi Banten
memiliki total luas wilayah sebesar 266,74 Km2.
Luas wilayah tersebut terbagi atas 20 kelurahan dan 46 desa, yang
termasuk dalam 6 (enam) Kecamatan, yakni Kecamatan Serang,
Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan Walantaka,
Kecamatan Taktakan dan Kecamatan Kasemen. Adapun penjelasan luas
wilayah berdasarkan administrasi kota Serang penulis sajikan melalui
tabel berikut ini :
33 Gambaran Umum kota Serang, diakses dari http://bpbdserang01.page4.me/47.html pada 29September 2014 jam 14.30 wib.
45
Tabel 4.1
Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang
No Kecamatan Kel/DesaLuas
(Km2)Persentase
(%)Jumlah
PendudukKepadatan(per km2)
1 Serang 12 25,88 9,70 207.065 8.001
2 Cipocok Jaya 8 31,54 11,82 80.862 2.564
3 Taktakan 12 49,60 18,59 78.384 1.631
4 Kasemen 10 63,36 23,75 87.794 1.386
5 Curug 10 48,48 18,18 47.175 951
6 Walantaka 14 47,88 17,95 75.681 4.561
Jumlah 66 266,74 100 576.961 2.163
Sumber : SP BPS 2010
4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang
Visi
Sesuai dengan visi dan misi dari Walikota Serang yang
terpilih melalui pilkada langsung Kota Serang tahun 2008, maka
visi pembangunan Kota Serang sampai dengan tahun 2013, adalah:
““TTEERRWWUUJJUUDDNNYYAA LLAANNDDAASSAANN KKOOTTAA SSEERRAANNGG YYAANNGG
GGLLOOBBAALL DDAANN BBEERRWWAAWWAASSAANN LLIINNGGKKUUNNGGAANN YYAANNGG
MMAADDAANNII””
46
Misi
Untuk mewujudkan visi Kota Serang tersebut, disusun Misi
Kota Serang sebagai berikut:
1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik
Dan Pelayanan Publik Yang Prima;
2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan
Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan
Agamis;
3. Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas
Perekonomian Daerah Dan Masyarakat;
4. Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana
Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas;
5. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan
Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan.
4.1.2 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Kota Serang34
Pemerintah yang baik (Good Governence) merupakan isu yang
paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.
Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah
untuk penyelenggara pemerintah yang baik adalah sejalan dengan
34 Profil Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang, diakses darihttp://www.serangkota.go.id/ pada 15 September 2014 jam 09.25 wib.
47
meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat dan tuntutan untuk
kehidupan yang lebih baik. Pola-pola lama dalam penyelenggaraan
pemerintahan sudah tidak sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang
saat ini terus berkembang.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang perimbangan keuangan antara pemerintah daerah dan
pemerintah pusat, maka daerah mempunyai kewenangan yang lebih
luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi dari
pelaksanaan Undang-Undang tersebut adalah bahwa Pemerintah Daerah
harus dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam menyelenggarakan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat.
Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tercermin
dalam sistem perencanaan pembangunan yang terkait dengan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dalam konteks ini, sistem
perencanaan pembangunan yang baik akan memberikan gambaran dan
kemudahan pencapaian target serta pengukuran akuntabilitas yang
meruipakan perwujudan kewajiban pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
pembangunan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
48
Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang mengadopsi nilai-nilai tata pemerintahan
yang baik (good governance), maka Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota Serang sebagai satuan kerja perangkat daerah di
lingkungan Pemerintah Kota Serang perlu untuk menyusun rencana
strategis.
4.1.2.1 Maksud danTujuan
Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kota Serang adalah memberikan arah
dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanaan tugasnya di
bidang kebersihan dan pertamanan, sehingga tujuan program dan
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2009-
2013 dapat tercapai. Adapun tujuan dari penyusunan Rencana
Strategis ini adalah :
1. Menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan kebijakan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang
dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi selama periode
2008-2013.
2. Menetapkan program dan indikasi kegiatan dalam
Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kota Serang selama periode 2008-
2013.
49
3. Memberikan acuan dan pedoman, dalam menyusun Rencanan
Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Serang (Rencana Kerja Tahunan).
4. Memberikan dasar dalam Pengendalian dan Evaluasi Rencana
Pembangunan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kota Serang baik tahunan maupun lima tahun
kedepan.
4.1.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi
Tugas pokok Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kota Serang adalah melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang perhubungan darat dan laut,
komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan.
Selanjutnya, sebagaimana tercantum pada paragraf 11 pasal
14 ayat 2 peraturan daerah kota Serang nomor 5 tahun 2008 tentang
pembentukan dan susunan organisasi dinas daerah, dinas
kebersihan dan pertamanan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :
1. Penyusunan perencanaan bidang lalu lintas dan angkutan,
komunikasi dan informatika;
50
2. Perumusan kebijakan teknis bidang lalu lintas dan angkutan,
komunikasi dan informatika;
3. Pelaksanaan laporan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
lalu lintas dan angkutan, komunikasi dan informatika;
4. Pembinaan, Koordinasi, Pengendalian dan fasilitasi
pelaksanaan kegiatan bidang lalu lintas, komunikasi dan
informatika;
5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan dinas;
6. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi sebagaimana tertulis dalam pasal 2
peraturan walikota nomor 33 tahun 2008 tentang organisasi dan
tata kerja dinas kebersihan dan pertamanan adalah:
Tabel 4.2
Susunan Organisasi DISHUBKOMINFO Kota Serang
NO NAMA PANGKAT/ GOL JABATAN
1. H AKHMAN SARJITO,SH Pembina Utama Madya, IV/c Kepala Dinas
2. Ir. SAHALA BINSAR
SITORUS,MM.
Pembina, IV/a Sekretaris
51
NO NAMA PANGKAT/ GOL JABATAN
3. H IKBAL,S.Pd,M.Kes Penata Tk.I,III/d Kabid Lalu Lintas
dan Angkutan
4. IWAN SUNARDI, ST, MM Penata Tk. I, III/d Kabid Kominfo
5. Ir. HERMAN GUNAWAN Penata, III/c Kabid Kesel. Teknik
Sarana dan Pras.
6. SURYADINATA, SE Penata Tk. I, III/d Kasubag Keuangan
7. ETI SUHAETI, SH Penata Tk. I, III/d Kasubag Prog, Ev,dan
Pelaporan
8. Hj. ETI SUKMAWATI,
S.Sos
Penata Tk.I, III/d Kasubag Umum dan
Kepegawaian
9. YULIUS ANWAR, ATD.
MT.
Penata Tk. I, III/d Kasi Angkutan
10. ACEPSANUSI, S.Pd Penata Tk. I, III/d Kasi Lalu Lintas
11. M. ARAD Penata, III/c Kasi Perhubungan
Laut
12. BAMBANG RIYADI, SH Penata , III/c Kasi Keselamatan
13. ABDUL MALIK, ST Penata, III/c Kasi Pengujian
52
NO NAMA PANGKAT/ GOL JABATAN
14. BAYU AJI
PRATAMA,S.IP,M.Si.
Penata Muda Tk. I, III/b Kasi Pengujian KB
15. EKA PURWANTI, S.Kom Penata Tk. I, III/d Kasi Pos dan
Telekomunikasi
16. IKA KARTIKA,S.Sos,M.Si Penata Tk. I, III/d Kasi kominfo
17. YAYA AFFANDI W, SH Penata Tk. I, III/d Kasi Sanditel
18. NAJMUDDIN,S.Pdi,M.pd Pembina, IV/a K. UPT. Terminal
19. SETIYADI ISKANDAR, SE Penata Muda III/a Kasubag TU UPT
Terminal
20. AHMAD YANI,SE Penata Muda Tk. I, III/b K. UPT. Parkir
21. UMAR HAMDAN S.Pd,
M.M
Penata , III/c Kasubag TU UPT
Parkir
53
4.1.2.3 Visi dan Misi Dishubkominfo kota Serang
Visi
Visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang
adalah “Terwujudnya Sistem Transportasi, Komunikasi dan
Informatika yang Handal”
Misi
Adapun misi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kota Serang adalah:
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia
Dishubkominfo menuju tata Pemerintahan yang baik, bersih, dan
profesional, yang berorientasi pada pelayanan publik
2. Meningkatkan pelayanan perhubungan, komunikasi dan
informatika yang tepat waktu, menjangkau semua wilayah,
kapasitas mencukupi, cepat, tertib, teratur, serta mendukung
pembangunan Daerah.
3. Meningkatkan pelayanan Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika yang berdaya Saing dan memberikan Nilai Tambah.
4. Merumuskan perencanaan Bidang Transportasi, Komunikasi dan
Informatika melalui penetapan program dan kegiatan skala
prioritas, kajian ilmiah, sinergitas antar matra transportasi dan
kemampuan dan kemampuan operasional implementasi di
lapangan.
54
5. Merumuskan sistem operasional dan prosedur, mekanisme
ketatalaksanaan, landasan ketentuan hukum dan pengendallian
operasional lapangan dalam rangka pelayanan publik yang
prima.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur bidang transportasi,
komunikasi dan informatika.
7. Memantapkan rumusan perencanaan transportasi lima tahun
kedepan melalui penetapan skala prioritas, kajian ilmiah,
sinergitas antar matra dan kemampuan implementasi di lapangan.
8. Memantapkan sistem operasi dan prosedur mekanisme
ketatalaksanaan
9. Memantapkan kwalitas sumber daya aparatur matra transportasi
dengan mengikutsertakan aparatur guna mengikuti pendidikan
dan latihan yang tersedia.
10. Memantapkan pengahayatan dan pemahaman Aparatur Dinas
Perhubungan untuk selalu berorientasi terhadap Visi Dinas yaitu
mewujudkan sistem transportasi yang handal yaitu sistem
transpotasi yang terpadu, beraksesibilitasi tinggi, aman, lancar,
nyaman, teratur, cepat dan terangkau oleh masyarakat.
55
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan menguraikan sejumlah data dan hasil
penelitian yang dilakukan yaitu Strategi Komunikasi Dishubkominfo kota
Serang dalam sosialisasi pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat)
episode K3 di Kota Serang.
Data temuan di lapangan memperlihatkan bahwa dalam rangka
melakukan sosialisasi pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat)
episode K3 yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika kota Serang melibatkan beberapa pihak diantaranya staf
Dishubkominfo terutama bidang Komunikasi dan informatika (Kominfo),
anggota KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dan para seniman. Staf
Kominfo dalam hal ini terlibat sebagai pembuat rumusan strategi dan
kebijakan dalam merancang kegiatan sosialisasi program K3. Sedangkan
anggota KIM dan para seniman hanya terlibat sebagai pelaksana dari kegiatan
sosialisasi tersebut.
Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti melakukan wawancara
dengan sejumlah informan yang terkait dengan kegiatan sosialisasi
pementasan KIM episode K3. Seperti yang telah diuraikan di atas, kegiatan
sosialisasi ini melibatkan 3 (tiga) pihak yaitu staf Kominfo, anggota KIM dan
seniman. Karenanya, informan pada penelitian ini pun peneliti ambil dari
ketiga pihak tersebut yaitu Bapak Iwan Sunardi sebagai perwakilan dari Staf
56
Kominfo, Ibu Ika Kartika sebagai perwakilan dari KIM dan Kang Somad
sebagai perwakilan dari seniman.
Bapak Iwan Sunardi merupakan Kepala bidang Komunikasi dan
Informatika Dishubkominfo kota Serang. Dalam hal ini, bidang Kominfo
berkewajiban membuat sebuah program kerja sosialisasi tentang Peraturan
Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang. Salah satu diantaranya
adalah Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 tentang Ketertiban,
Kebersihan dan Keindahan (K3) yang disosialisasikan dalam bentuk sebuah
pementasan drama bertajuk Bobodoran kampung Madani episode K3.
Selain Bapak Iwan Sunardi, yang menjadi informan lainnya dalam
penelitian ini adalah Ibu Ika Kartika, Kepala seksi Kominfo Dishubkominfo
kota Serang. Dalam kegiatan sosialisasi program K3 ini, Ibu Ika Kartika
terlibat langsung sebagai anggota KIM dan bertanggungjawab dalam
penulisan ide cerita pementasan.
Informan terakhir dalam penelitian ini adalah Kang Somad yang
merupakan perwakilan dari seniman. Dalam melakukan sosialisasi program
K3 dengan bentuk pementasan drama, Staf Kominfo dan anggota KIM
meminta bantuan pihak seniman sebagai pihak yang ahli dalam bidang
pementasan lakon tertentu. Terlibatnya seniman dalam kegiatan sosialisasi
program K3 ini, didasarkan atas pertimbangan keahlian seniman untuk
melakukan pementasan drama.
57
Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informan penelitian
serta observasi yang telah dilakukan peneliti selama melakukan penelitian,
diketahui bahwa KIM atau kelompok informasi masyarakat adalah organisasi
sosial/individu/kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang
pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari,
oleh dan untuk kepentingan masyarakat.
Sebagai sebuah lembaga pemerintah, Dishubkominfo kota Serang
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang perhubungan,
komunikasi dan informatika yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Walikota. Dalam menjalankan kewajibannya, Dishubkominfo kota Serang
mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang
perhubungan, komunikasi dan informatika berdasarkan azaz otonomi dan
tugas pembantuan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Iwan Sunardi berikut ini :
“Tugas utama kami menjalankan urusan pemerintah yangberkenaan dengan bidang perhubungan, komunikasi daninformatika khususnya dalam lingkup dan batasan wilayah kotaSerang. Umumnya semua dinas perhubungan yang berada padatingkat propinsi maupun daerah, umumnya memiliki 3 (tiga)bidang yang bidang Lalu Lintas dan Angkutan, bidang Komunikasidan Informatika, bidang Sarana dan Prasarana.”35
35 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
58
PERATURAN WALIKOTA SERANGNOMOR : 36 TAHUN 2009TENTANG : URAIAN TUGAS DAN TATA CARA KERJA
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DANINFORMATIKA KOTA SERANG
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA SERANGDINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KOTA SERANG
Lampiran : Peraturan Walikota SerangNomor : 36 Tahun 2009Tanggal : 9 November 2009Tentang : Organisasi Perangkat Kota Serang
KEPALA DINAS
H. AKMAN SARJITO, SH19590614 198503 1 013
SEKRETARIS
Ir. SAHALA BINSAR SITORUS,MM19610905 199603 1 001
SUBAG PROGRAM,EVALAP
ETI SUHAETI, SH19610625 198303 2 006
SUBAG KEUANGAN
SURYADINATA, SE19590405 198103 1 017
SUBAG UMUM & KEPEGAWAIAN
HJ. ETI SUKMAWATI, S.Sos,19600617 198602 2 001
BIDANG KOMUNIKASI & INFORMATIKA
IWAN SUNARDI, ST, MM19770902 200312 1 005
SEKSI POSDAN TELEKOMUNIKASI
EKA PURWANTI, S.Kom19740922 200112 2 002
KASI KOMUNIKASI
IKA KARTIKA, S.Sos,M.Si19770626 200112 2 001
KASI SANDI TELEKOMUNIKASI
YAYA AFFANDI. W, SH19590611 198603 1 013
BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
H. IKBAL, S.Pd,M.Kes19680304 199003 1 005
KASI LALU LINTAS
ACEPSANUSI, S.Pd19610417 198204 1 006
KASI ANGKUTAN
YULIUS ANWAR, ATD.MT19690411 199301 1 0022
KASI PERHUBUNGAN LAUT
M. ARAD19610819 198603 1 007
BIDANG KESELAMATAN TEKHNIK SARANA DANPRASARANA
Ir. HERMAN GUNAWAN19651212 200112 1 004
KASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
BAYU AJI PRATAMA. S.IP,M.Si19880211 200701 1 001
KASI KESELAMATAN
BAMBANG RIYADI, SH19650206 199202 1 002
KASI PERPARKIRAN & TERMINAL
ABDUL MALIK, ST19730622 200502 1 002
KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL
KEPALA UPT PARKIRAHMAD YANI, SE
19650216 199303 1 009
KEPALA UPT TERMINAL
NAJMUDIN, S.Pd.I,M.Pd19591004 198206 1 003
KASUBAG TU UPT TERMINALSETIYADI ISKANDAR, SE19670606 199402 1 001
KASUBAG TU UPT PARKIRUMAR HAMDAN,S.Pd,M.M
19670606 199402 1 001
Seperti yang diuraikan oleh Bapak Iwan Sunardi di atas, dapat kita
pahami bahwa pada kenyataannya setiap Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika baik yang berada pada tingkat propinsi maupun
kota/kabupaten, umumnya memiliki 4 (empat) bidang utama perhubungan
dan komunikasi. Secara jelas, bidang ini dapat kita lihat melalui struktur
organisasi pada Dishubkominfo secara umum dibawah ini :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dishubkominfo
59
Dalam melaksanakan tugasnya di bidang pemerintahan, Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dinas dibidang perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan sebagian urusan
pemerintahan dibidang perhubungan komunikasi dan informatika.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
perhubungan komunikasi dan informatika.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dinas dalam penyelenggaraan
sebagian urusan pemerintahan dibidang perhubungan komunikasi dan
informatika.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan daerah sesuai
tugas dan fungsi dinas.
Hal ini sebagaimana juga diungkapkan oleh Bapak Iwan sebagai berikut :
“…dalam menjalankan tugas dinas, Dishubkominfo secara umumberfungsi sebagai perumusan kebijakan teknis dan penyelenggaraanurusan dan pelayanan umum dibidang perhubungan komunikasidan informatika. Pelaksanaan tugasnya sendiri sudah dibagi sesuaibidangnya seperti Lalu Lintas, angkutan dan sarana prasaranaumum yang menangani perhubungan, dan Kominfo yangmenangani komunikasi dan informatika.”36
36 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
60
Salah satu bidang yang berada di Dishubkominfo adalah bidang
komunikasi dan informatika. Bidang komunikasi dan informatika dalam
penelitian ini merupakan bidang yang menyelenggarakan sosialisasi peraturan
daerah kota Serang seperti pementasan Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) episode K3. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Kabid Kominfo
Dishubkominfo kota Serang berikut ini :
“Sebagai petugas pemerintah yang berkewajiban menjaga stabilitasnasional di bidang komunikasi dan informatika, kami bidangKominfo Dishubkominfo kota Serang bertanggung jawabmembantu penyelenggaraan urusan dalam hal penyiaran,penerangan dan penyebaran informasi yang berkaitan dengankebijakan pemerintah seperti sosialisasi Peraturan Daerah maupunprogram lainnya terkait hak masyarakat untuk tahu gunamenciptakan masyarakat yang madani dan terlaksananya programtsb. Salah satu yang sedang kami laksanakan saat ini adalahpementasan KIM dalam rangka sosialisasi program K3 di 6 (enam)kecamatan kota Serang.”37
Pementasan KIM episode K3 dilakukan sebagai bentuk sosialisasi dari
Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tentang Ketertiban, Kebersihan dan
Keindahan (K3). Pementasan ini ditujukan untuk 6 (enam) kecamatan di kota
Serang yang pelaksanaanya bergilir sesuai jadwal yang disepakati oleh pihak
penyelenggara dan kecamatan itu sendiri. Dalam melakukan sosialisasi
Peraturan Daerah yang dibuat oleh pemerintah kota Serang, Dishubkominfo
secara khusus membentuk sebuah panitia penyelenggara yaitu Kelompok
37 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
61
Informasi Masyarakat (KIM) sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Iwan
Sunardi sebagai berikut :
“…untuk membantu pelaksanaan sosialisasi peraturan daerah yangdibuat oleh pemerintah kota Serang, kami Dishubkominfo kotaSerang khususnya bidang Kominfo membentuk kelompok panitiayang bertanggung jawab membantu pelaksanaan kegiatansosialisasi tersebut. Adapun yang sudah terbentuk saat ini adalahKelompok Informasi Masyarakat (KIM).”38
Menambahkan penjelasan dari bapak Kabid Kominfo tersebut, Ibu Ika
Kartika yang merupakan eks Kabid Kominfo Dishubkominfo kota Serang
periode sebelumnya pun menekankan :
“Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) merupakan sebuahkelompok kesenian yang dibentuk guna menjadi media dalammensosialisasikan perda kota Serang No.10 tahun 2010 tentang K3(ketertiban, kebersihan dan keindahan). KIM ini kami bentukkarena atas dasar inovasi dari pelaksanaan sosialisasi program-program sebelumnya yang sudah pernah dijalankan.”39
Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 merupakan sebuah
peraturan daerah yang mengatur tentang permasalahan Ketertiban,
Kebersihan dan Keindahan (K3) di kota Serang baik pada sektor
perdagangan, pemukiman masyarakat, fasilitas umum, ruang public, jalan
raya, kantor pemerintahan, dll. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Bab II
38 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.39 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
62
Bagian kesatu Umum pasal 2 dan pasal 3 Perda Kota Serang Nomor 10 tahun
2010 tentang K3 yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 2
Pemerintah Daerah berkewajiban menyelenggarakan keteriban umum di
Daerah.
Pasal 3
Penyelenggaraan ketertiban sebagaimana dimaksud Pasal 2 meliputi :
1. Tertib jalan dan fasilitas umum
2. Tertib lingkungan
3. Tertib sungai, saluran air dan sumber air
4. Tertib penghuni bangunan
Dalam menjalankan sosialisasi program K3 sebagaimana menjadi
tujuan dari Perda kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tersebut, bidang
Komunikasi dan Informatika kota Serang yang dijalankan oleh KIM
(Kelompok Informasi Masyarakat) membuat strategi guna tercapainya
program tersebut. Adapun strategi tersebut dibuat dengan beberapa tahapan
diantaranya Perencanaan, Publikasi, Pelaksanaan dan Evaluasi. Berdasarkan
hasil temuan di lapangan, strategi komunikasi yang dilakukan oleh KIM
dalam mensosialisasikan program K3 adalah sebagai berikut :
63
4.2.1 Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo
kota Serang dalam mensosialisasikan program K3
Dalam mensosialisasikan program K3, KIM membuat sebuah
persiapan sebelum pelaksanaan. Persiapan sosialisasi yang dilakukan
oleh KIM ini diantaranya berupa penetapan tujuan, pembuatan naskah
atau konsep cerita, penentuan pemain dan target sasaran. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Ika Kartika selaku penulis naskah
cerita berikut ini :
“…Sebelum melakukan sosialisasi, kami anggota KIMDishubkominfo kota Serang mengadakan pertemuan untukmembuat perencanaan mengenai kegiatan yang akandilaksanakan. Dalam pertemuan itu kami membahasmengenai tujuan yang ingin dicapai, pembuatan naskah danpembagian lakon dalam pementasan nantinya.”40
Sebagai kegiatan yang mewakili bentuk sosialisasi sebuah
peraturan daerah, pementasan KIM episode K3 ini memiliki tujuan
kegiatan yang tidak berlawanan dengan perdanya sendiri. Seperti yang
dijelaskan oleh Bapak Iwan pun menambahkan keterangan sebagai
berikut :
“…tujuan dari pementasan KIM ini kami rumuskan sejalandengan tujuan dari Perda kota Serang No.10 tentang K3.”41
40 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.41 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
64
Selain menentukan tujuan, yang dilakukan oleh KIM dalam tahap
perencanaan juga dibahasnya judul pementasan. Seperti yang telah kita
ketahui bersama, pementasan KIM tentang sosialisasi program K3 ini
diberi judul “Bobodoran Kampung Madani”. Alasan pemberian judul
ini sangat berkaitan erat dengan visi kota Serang yaitu sebagai kota
yang madani. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Ika sebagai berikut :
“…pementasan KIM ini kita kasih judul BobodoranKampung Madani. Kenapa begitu? Alasannya karena KIMini merupakan produk sosialisasi yang dilakukan olehpetugas yang berada di kota Serang, karenanya kami rasadengan mencantumkan kata Madani dalam judulpementasan akan lebih mencirikan dari kota Serang. Katabobodoran sendiri kita gunakan untuk memberikangambaran bahwa pementasan ini hanya sebuah cerita yangwalaupun dibawakan dengan konsep humor namun penuhdengan makna dan pesan dibidang K3.”42
KIM merupakan media tatap muka Dishubkominfo Kota Serang
yang manfaatkan untuk mensosialisasikan berbagai aturan dan
kebijakan pemerintah. Dalam pelaksanaan sosialisasi, Dishubkominfo
Kota Serang menginginkan sajian yang lebih menghibur, atraktif dan
tidak monoton agar pesan yang disampaikan lebih mudah diterima oleh
masyarakat.
42 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
65
Dishubkominfo Kota Serang membuat Term of reference (TOR)
pementasan KIM yang rencananya akan dilaksanakan di 6 (enam)
kecamatan di Kota Serang. Dalam penyusunan TOR tersebut,
pembahasan mengenai tujuan, sasaran, waktu, tempat dan ide cerita
secara jelas diuraikan guna keperluan kegiatan. Pembuatan TOR ini
sendiri, Dishubkominfo Kota Serang melibatkan PPTK, Panitia
pelaksana kegiatan KIM, dan para Seniman di Kota Serang untuk
mensosialisasikan tentang K3 sesuai dengan PERDA KOTA SERANG
No.10 Tahun 2010 kepada warga kota Serang yang menjadi audiens.
Tidak berhenti sampai disitu, dalam tahap perencanaan khususnya
pada pembuatan konsep atau ide cerita, Dishubkominfo kota Serang
bersama dengan PPTK, panitia KIM dan seniman juga tidak lupa
menentukan penggunaan bahasa yang akan disampaikan dalam
pementasan nanti. Dalam kajian komunikasi, bahasa merupakan alat
yang paling utama untuk melakukan proses komunikasi yang efektif
dan efisien. Pemilihan bahasa juga ditentukan dari jenis pesan yang
akan disampaikan dan juga khalayak yang menjadi target sasaran.
Pementasan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dalam
sosisalisasi program K3 merupakan sebuah kegiatan komunikasi. Hal
ini dikarenakan, adanya tujuan yang ingin dicapai dari adanya kegiatan
tersebut. Pencapaian tujuan tersebut pun dilakukan dengan cara
pemindahan pesan dari komunikator kepada komunikan yang dalam hal
66
ini adalah KIM sebagai komunikator, dan masyarakat kota Serang yang
menjadi audiens pada pementasan KIM sebagai komunikannya.
Secara teori, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi jika kita
menginginkan agar pesan yang disampaikan dapat membangkitkan
tanggapan yang dikehendaki dari penerima pesan. Kondisi tersebut
antara lain sebagai berikut :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa,
sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pengalaman
yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-
sama mengerti.
3. Pesan-pesan harus mambangkitkan kebutuhan pribadi komunikan
dan menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan
tersebut.
4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok, dimana
komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki.
Berdasarkan uraian di atas, kembali Ibu Ika Kartika memberikan
keterangan mengenai pengunaan bahasa dalam penyampaian pesan
yang digunakan pada pementasan KIM sosialisasi program K3 sebagai
berikut :
67
“…dalam pementasan KIM episode sosialisasi K3, bahasayang kami gunakan disesuaikan dengan khalayak audiens.Selain bahasa verbal, kami juga mensiasatinya denganmenggunakan bahasa non verbal seperti adanya lakon yangkami pikir akan mewakili lakon sebenarnya yang ada dimasyakarat. Penyampaiannya kami buat lebih atraktif dansangat komunikatif agar penonton bisa terlibat didalampementasan tersebut.”43
Menambahkan penjelasan dari Ibu Ika di atas, kang Somad juga
memberikan keterangan sebagai berikut :
“…kita sih mentasin ceritanya pake bahasa sehari-hari yangmudah dimengerti ajalah. Bahasa daerah sunda dan jawaserang juga kita gunakan karena melihat target audiens kitakan berasal dari kecamatan-kecamatan yang ada di kotaSerang. Trus, kita juga gunain musik yang dibawakansecara langsung oleh para pemusik buat nambahin keseruansuasana pementasan.”44
Selama penelitian, peneliti tidak hanya mengumpulkan data dari
wawancara dengan informan, namun juga dari hasil dokumentasi pada
kegiatan pementasan saat KIM yang diikuti oleh peneliti. Adapun
suasana saat pementasan K3 berlangsung dapat dilihat melalui hasil
dokumentasi berikut ini :
43 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.44 Hasil wawancara dengan Kang Somad selaku pemain lakon pada pementasan KIM episode K3pada 26 September 2014 jam 20.45 wib.
68
Gambar 4.2 Suasana Pementasan KIM episode K3 (I)
Gambar 4.3 Suasana Pementasan KIM episode K3 (II)
69
4.2.2 Publikasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo
kota Serang dalam sosialisasi program K3
Selanjutnya setelah melakukan perencanaan yang matang,
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dalam sosialisasi program K3
melakukan tahapan publikasi. Tahapan publikasi ini adalah tahapan
dimana segala bentuk perencanaan yang sudah dilakukan, akan
disebarkanluaskan informasinya kepada masyakarat khususnya kota
Serang demi kelancaran dari kegiatan pementasan KIM.
Publikasi yang dilakukan oleh panitia KIM dan Dishubkominfo
kota Serang merujuk pada tujuan dari kegiatan pementasan KIM itu
sendiri yaitu :
1. Wahana masyarakat untuk memperoleh dan menyalurkan informasi
2. Memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi
masyarakat
3. Dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual bagi
masyarakat
4. Mensosialisasikan kebijakan pemerintah khususnya Pemerintah
Kota Serang melalui cara yang lebih ringan dan mudah dipahami
masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Kabid Kominfo,
publikasi pementasan KIM ini dilakukan dengan berbagai cara
70
diantaranya secara langsung maupun memanfaatkan media massa
seperti radio, tv lokal maupun media cetak yang dapat mencakup
khalayak target sasaran kegiatan ini. Hal ini dijelaskan sebagai berikut :
“…publikasi kegiatan ini kami lakukan dengan berbagaicara diantaranya langsung dan dengan bantuan dari media.Publikasi langsung sendiri kami lakukan dengan caramenyebarkan leaflet tentang pementasan KIM beserta TOR(term of reference) kepada kantor kecamatan di kota Seranguntuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat yang adadibawah mereka.”45
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Kabid Kominfo di atas,
dapat diketahui bahwa publikasi kegiatan sosialisasi program k3
pementasan KIM episode K3 ini dilakukan salah satunya dengan cara
menyebarkan secara langsung leaflet beserta TOR (Term Of Reference)
dari pementasan ini. Adapun dalam publikasi ini, Dishubkominfo dan
panitia penyelenggara pementasan KIM episode K3 juga mengirimkan
undangan yang ditujukan kepada 6 (enam) kecamatan yang ada di kota
Serang serta tembusannya kepada kelurahan yang ada dilingkung
masing-masing kecamatan tersebut. Selain kelurahan, pejabat pada
tingkat RW dan RT juga mendapat tembusan untuk dapat turut serta
hadir dan berpartisipasi mengikuti sosialisasi program K3 pementasan
KIM episode K3 ini.
45 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
71
Adapun daftar nama 6 (enam) kecamatan beserta kelurahan yang
ada di lingkung wilayah kerja kota Serang yang dibagikan undangan
dan sebaran leaflet beserta TOR pementasan KIM episode K3 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Daftar Kecamatan / Kelurahan di Kota Serang
Kecamatan Cipocok Curug Kasemen Serang Taktakan Walantaka
Kelurahan
1. Karundang
2. Penancangan
3. Banjar
Agung
4. Banjarsari
5. Tembong
6. Dalung
1. Curug
2. Tinggar
3. Kamaninasan
4. Cipete
5. Cilaku
6. Pancalaksana
7. Sukawana
8. Sukalaksana
9. Curug Manis
10.Sukajaya
1. Kasemen
2. Mesjid
Priyayi
3. Terumbu
4. Warung Jaud
5. Bendung
6. Banten
7. Sawah
Luhur
8. Kilasah
9. Kasunyatan
10.Masrgaluyu
1. Cipare
2. Sumur
pecung
3. Kota Baru
4. Lopang
5. Cimuncang
6. Unyur
7. Sukawana
8. Lontar
baru
9. Kaligandu
10.Trondol
11.Kagungan
1. Taktakan
2. Sayar
3. Pancur
4. Kuranji
5. Kalanganyar
6. Cilowong
7. Panggung
Jati
8. Drangong
9. Umbul
tengah
10.Sepang
11.Lialang
12.Taman baru
1. Walantaka
2. Cigoong
3. Nyapah
4. Pangampelan
5. Kiara
6. Pager agung
7. Kalodran
8. Kapuren
9. Teritih
10.Pabuaran
11.Pasuluhan
12.Tegal Sari
13.Pipitan
14.Lebak wangi
Sebagaimana diuraikan di atas, dalam tahap publikasi ini salah
satu media yang dibagikan kepada masyarakat adalah leaflet. Adapun
bentuk dari leaflet yang dibagikan dalam rangka publikasi pementasan
KIM episode K3 ini dapat dilihat sebagai berikut :
72
Gambar 4.4 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak luar)
Gambar 4.5 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak dalam)
73
Pemerintah kota Serang dalam hal ini Dishubkominfo Kota
Serang melalui Bidang Kominfo yang memiliki tupoksi salah satunya
adalah diseminasi informasi. Dalam hal penyebarluasan informasi,
Dishubkominfo Kota Serang menggunakan berbagai media yang ada,
baik itu cetak maupun elektronik.
Dishubkominfo Kota Serang mengkomunikasikan kegiatan ini di
tingkat Kecamatan dan Kelurahan agar kegiatan ini dapat berhasil
dilakukan. Para kepala desa yang ditunjuk untuk dijadikan lokasi
pementasan ini diharapkan dapat mengkomunikasikan kegiatan ini
kepada para tokoh masyarakat. Kegiatan ini dianggap penting karena
masih kurangnya pemahaman warga terhadap pentingnya menjaga K3.
Selain melakukan publikasi secara langsung pada pejabat di
tingkat kecamatan dan kelurahan di kota Serang, sebagaimana telah
disebutkan oleh bapak Kabid Kominfo, publikasi juga dilakukan
dengan memanfaatkan media massa yang ada di kota Serang. Hal ini
dijelaskan oleh kang Somad sebagai berikut :
“…kita memanfaatkan media-media yang ada di kotaSerang untuk membantu proses publikasi kita dalampementasan KIM sosialisasi tentang K3 ini. Media-mediatersebut kita ajuin kerjasama karena kegiatan ini merupakankegiatan pemerintah. Publikasi lewat media ini kita lakuinsecara berkala seseuai jadwal pementasan yang akandilaksanakan.”46
46 Hasil wawancara dengan Kang Somad selaku pemain lakon pada pementasan KIM episode K3pada 26 September 2014 jam 20.45 wib
74
Berdasarkan keterangan dari transkip wawancara kang Somad di
atas, dapat kita ketahui bahwa pementasan KIM tentang sosialiasi K3
ini tidak terjadi hanya 1 (satu) kali. Adanya jadwal berkala ini
dilakukan sebagai upaya Dishubkominfo untuk terus memberikan
penerangan kepada masyarakat di bidang K3.
Hal ini juga dijelaskan oleh Ibu Ika Kartika yang menjelaskan
mengenai jadwal berkala dalam pementasan KIM tentang sosialisasi K3
sebagai berikut :
“…kegiatan pementasan KIM tentang K3 ini kami lakukansecara berkala. Hal ini dilakukan karena alasan peneranganberkelanjutan kepada masyarakat agar tidak lupa tentangmasalah K3. Selain ini, ini juga ditentukan karena faktorkesiapan dari kecamatan yang akan dilaksanakanpementasan KIM yang notabene memberikan waktu yangkesiapan yang berbeda-beda. Secara acuan, pementasan inikami lakukan dalam kurun waktu 1 bulan sekali.”47
4.2.3 Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi
Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang
Pementasan KIM merupakan salah satu upaya Dishubkominfo
Kota Serang dalam menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah
dalam hal ini Pemkot Serang kepada masyarakat luas sehingga
terdistribusi dengan baik ke seluruh masyarakat di 6 (enam) kecamatan.
47 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
75
Pementasan KIM yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dalam
episode sosialisasi program K3.
Sebagaimana dijelaskan oleh ibu Ika Kartika terkait pelaksanaan
pementasan KIM episode K3 yang pernah berjalan sebagai berikut :
“…pementasan yang telah kami laksanakan, Alhamdulillahberjalan dengan lancar. Staf dishub bidang komunikasi daninformatika yang sudah menyiapkan segala keperluanpelaksanaan baik dari sisi teknis maupun logistic, stand bydi lokasi 1 jam sebelum undangan datang. Biasanya kamimenyampaikan waktu pelaksanaan pementasan dalam setiapkali tampil itu pada pagi hari jam 10.00 wib. Panitia KIMdan para seniman baik yang memegang lakon maupunbagian musik, hadir bersamaan dilokasi dengan kami stafdishubkominfo.”48
Berdasarkan penjelasan Ibu Ika di atas, pada hari pelaksanaan
pementasan KIM episode K3, staf Dishubkominfo beserta panitia KIM
dan anggota seniman telah melakukan persiapan segala keperluan baik
dari sisi teknis maupun logistik acara. Semua panitia penyelenggara
baik itu staf Dishubkominfo, anggota KIM maupun para seniman pun
sudah mengatur jadwal kehadiran mereka di lokasi acara maksimal 2
jam sebelum acara dimulai pada pukul 10.00 wib. Panitia yang
berhubungan dengan bagian logistik biasanya datang lebih awal karena
harus menyiapkan dan mengecek kembali keadaan sound system dan
setting panggung dan tempat duduk penonton yang akan digunakan saat
pementasan berlangsung.
48 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
76
Selaku Kepala bidang, Bapak Iwan pun menambahkan keterangan
Ibu Ika tersebut di atas mengenai pelaksanaan pementasan KIM episode
K3 yang pernah dilaksanakan sebagai berikut :
“sebelum pementasan dimulai, kami selalu melakukanbreefing kepada seluruh panitia terutama pemain lakon.Mengingat jenis pementasan ini adalah pementasan yangmembawa sebuah misi khusus yaitu terciptanya masyarakatyang sadar akan K3 (ketertiban, kebersihan dan keindahan)lingkungan, karenanya breefing sebelum acara dimulai kamiselalu lakukan sebagai media kebersamaan dan untukberdoa agar acara yang akan dilaksanakan berjalan lancar.Seluruh panitia pun sudah stand by dengan tugasnyamasing-masing.”49
Pada teknis kegiatan pementasan KIM ditekankan pada materi
yang akan di sampaikan kepada masyarakat agar masyarakat dapat
paham dan mengerti akan arti pentingnya menjaga K3 dilingkungannya,
karena semuanya ini telah diatur dalam peraturan daerah. Adapun teknis
organisasi kegiatan ini adalah :
1. Pementasan dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali selama 6 (enam)
bulan dengan masing-masing mengusung 1 (satu) tema/materi
kebijakan
2. Setiap materi dibawakan oleh individu/kelompok dengan cara
yang atraktif, efektif,tepat sasaran dan menarik
3. Walikota/wakil walikota/Sekda hadir memberikan sambutan
49 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
77
4. Camat dan Kepala SKPD atau perwakilannya hadir sebagai
narasumber
5. Pementasan disaksikan oleh masyarakat dari seluruh kecamatan di
Kota Serang yang dikoordinasikan teknisnya oleh pihak kecamatan
6. Pementasan akan dipandu oleh pembawa acara yang memahami
materi
7. Pementasan akan dilakukan pada sore-malam hari di tempat
umum yang mudah dijangkau masyarakat
8. Selain undangan untuk 100 (seratus) orang masyarakat, khalayak
umum juga diperkenankan untuk mengikuti kegiatan
9. Quis di akhir acara yang berkaitan dengan materi yang telah
disampaikan, dengan reward yang disesuaikan dengan kondisi
10. Disebarkan pula leaflet terkait materi yang sedang dipentaskan
sehingga penonton paham akan lakon yang ditampilkan. Leaflet
dicetak 100 eksemplar untuk setiap materi pementasan. Pada tahap
ini panitia pelaksanana kegiatan beserta para seniman berdiskusi
untuk menentukan rencana materi yang akan dipentaskan.
Sebagaimana diuraikan di atas, pada setiap pementasan KIM
setidaknya akan hadir pejabat pemerintah kota yang akan memberikan
sambutan di awal acara. Seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang
Komunikasi dan Informatika Dishubkominfo kota Serang, Bapak iwan
sebagai berikut :
78
“…selain mengundang camat dan lurah serta masyarakat
yang pada hari itu mendapat jadwal untuk sosialisasi, kami
juga selalu memberikan undangan atau tembusan kepada
pejabat pemerintah walikota/wakil/sekda untuk nantinya
memberikan sambutan di awal acara. Hal ini kami lakukan
mengingat kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi dari
Perda kota Serang No.10 tahun 2010 tentang K3. Oelh
karena itu, kehadiran pejabat atau perwakilan dari
pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mendukung
partisipasi dan kesadaran masyarakat.”50
Adapun susunan acara pada saat pelaksanaan pementasan KIM
episode K3 seperti yang telah berlangsung sebelumnya sebagai berikut :
1. Registrasi ulang peserta dan pembagian snack
2. Pembukaan oleh pembawa acara
3. Sambutan oleh pejabat pemerintah kota Serang atau yang
mewakilinya
4. Pembagian leaflet cerita yang akan dipentaskan
5. Pementasan KIM episode K3 oleh panitia dan seniman
6. Pembacaan kesimpulan pementasan dan pesan kepada audiens yang
hadir
7. Kuis interaktif
8. Doa dan penutup
9. Ramah-tamah
50 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
79
4.2.4 Evaluasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo
kota Serang dalam sosialisasi program K3
Tahapan ini adalah tahap dimana kegiatan KIM yang
mensosialisasikan pentingnya K3 telah selesai dilakukan. Ditahap ini
Dishubkominfo Kota Serang melakukan evaluasi yang tujuannya
adalah untuk mengetahui apa saja kekurangan yang perlu diperbaiki dan
apa saja item-item yang sudah tercapai yang perlu ditingkatkan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Iwan Sunardi sebagai
berikut :
“…setelah selesai melaksanakan 1 pementasan, kami semuapanitia yang terlibat dalam pementasan KIM episode K3 inimelakukan evaluasi bersama untuk melihat kelancaran acarayang sudah dijalankan. Evaluasi ini biasanya kami lakukanpada hari yang sama dengan pementasan atau maksimal 3hari setelah pementasan dilaksanakan. Di evaluasi ini semuapanitia berkewajiban mengutarakan kendala maupunkesannya selama pelaksanaan pementasan berlangsung.”51
Pada pelaksanaan pementasan KIM episode K3 yang sudah
pernah dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana walaupun
menurut ketua pelaksana kegiatan ini, ada berbagai macam hambatan
yang terjadi dilapangan seperti keterbatasan tempat dan anggaran
sehingga belum seluruh masyararakat dapat hadir. Namun hambatan
tersebut dapat diselesaikan dengan komunikasi yang intensif dan
51 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
80
adanya kerjasama yang kompak dan saling melengkapi antara panitia,
seniman. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ika Kartika sebagai
berikut :
“…dalam pelaksanaan pementasan KIM episode K3 inibanyak sekali hambatan dan kendala yang kami hadapi.Diantaranya yang paling krusial adalah masalah tempat dananggaran yang membuat pelaksanaan ini terpaksan harusditunda tidak sesuai jadwal yang telah ditentukansebelumnya. Akibat masalah ketersediaan tempat dananggaran yang agak lama cairnya tersebut, kehadiranundangan pun menjadi minim karena pada saat pementasandilaksanakan umumnya tidak sesuai dengan kesiapan waktudi pihak mereka. Kalau demikian, kami biasanya mengaturjadwal ulang bagi kecamatan atau kelurahan yang tidak bisahadir pada jadwal pementasan sebelumnya.”52
Selain kendala atau hambatan yang bersifat logistic seperti
diuraikan di atas, Kang Somad selaku pemain lakon pun
mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi khususnya oleh para
pemain lakon selama berjalannya pementasan KIM episode K3 sebagai
berikut :
“..kendala buat pemain lakon sih umumnya berupa masalahteknis seperti sound system yang tidak berfungsi denganbaik, masalah kostum dan make up. Kendala teknis inibanyak membuat kesulitan pada saat pementasanberlangsung. Alhasil, dialog yang kami mainkan punmenjadi tidak terdengar dan membuat kabur penerimaannyadi penonton yang hadir.”53
52 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.53 Hasil wawancara dengan Kang Somad selaku pemain lakon pada pementasan KIM episode K3pada 26 September 2014 jam 20.45 wib
81
Disamping mengevaluasi kendala maupun hambatan yang
ditemui pada saat pelaksanaan pementasan KIM episode K3, panitia
penyelenggara pun mengevaluasi dari segi ketercapaian tujuan dan
dampak yang terjadi di masyarakat setelah mengikuti sosialisasi
program K3 ini. Adapun dampak yang dapat dilihat sejauh telah
dilaksanakannya pementasan KIM episode K3 ini diungkapkan oleh Ibu
Ika Kartika sebagai berikut :
“…setelah melaksanakan pementasan KIM episode K3 dibeberapa kecamatan dan kelurahan, saat ini kami sudah bisamelihat hasilnya yaitu warga dapat memahami lebih jelastentang kebijakan dan isi dari Peraturan Daerah kota SerangNomor 10 tahun 2010 tentang K3. Selain pemahaman, kamijuga sudah bisa melihat adanya penerapan yang dilakukanoleh warga kota Serang dalan rangka pemeliharaan K3.”54
Pementasan KIM episode K3 yang dilakukan seperti semi OVJ
(Opera Van Java) membuat masyarakat dapat dengan mudah
memahami Peraturan Daerah yang diterapkan melalui sosialisasi.
Dengan pementasan KIM episode K3 ini, Dishubkominfo kota Serang
melakukan strategi komunikasi dalam mensosialisasikan Perda K3
kepada masyarakat agar lebih mudah dipahami dalam menerima pesan.
Adapun penerimaan di masyarakat dapat dilihat dari respon yang
ditunjukkan oleh masyarakat baik selama pementasan berlangsung
54 Hasil wawancara dengan Ibu Ika Kartika selaku penulis ide cerita pada pementasan KIMepisode K3 pada 26 September 2014 jam 15.30 wib.
82
maupun diluar pementasan, sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Iwan
Sunardi berikut ini :
“…kami sangat bersyukur sekali karena respon masyarakatterhadap kegiatan pementasan KIM episode K3 ini sangatantusias dan positif. Hal ini bisa kami lihat dari jumlahpenonton yang hadir pada setiap pelaksanaan pementasandan respon masyarakat ketika pementasan berlangsung.Selain itu, respon positif ini juga kami lihat darikeikutsertaan penonton yang hadir pada saat sesi kuis danpemahaman pesan dari pementasan dengan menceritakankembali alu cerita pementasan serta makna yang dapatdiambil dari pementasan.”55
4.3 Pembahasan
Peranan komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Serang
dalam pelaksanaan pementasan KIM di bidang K3 meliputi 4 (empat)
program kerja yaitu persiapan untuk melaksanakan Program pementasan
KIM, publikasi kepada masyarakat tentang program pementasan KIM dalam
bidang K3, pelaksanaan program pementasan KIM dalam bidang K3, evaluasi
program pementasan KIM di bidang K3 yang sudah dijalankan. Program
kerja ini merupakan rangkaian atau system kegiatan komunikasi yang khas.
Oleh karena itu program kerja yang dilakukan harus diperhatikan, karena
hasil dari kegiatan Dishubkominfo Kota Serang akan terbentuk dengan
sendirinya untuk masyarakat.
55 Hasil wawancara dengan Bapak Iwan Sunardi selaku Kepala Bidang Komunikasi danInformatika (Kominfo) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang pada 26September 2014 jam 10.15 wib.
83
Manusia dalam proses menghasilkan pesan melibatkan proses yang
berlangsung secara internal dalam diri manusia seperti proses berfikir,
pembuatan keputusan, sampai proses menggunakan simbol. Demikian pula
dalam proses memahami pesan yang diterima, manusia juga menggunakan
proses psikologis seperti berfikir, memahami, menggunakan ingatan jangka
pendek dan panjang hingga membuat suatu pemaknaan. Pendekatan psikologi
sosial memberi perhatian terhadap aspek diri manusia. Proses komunikasi
manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri manusia.
Dalam penelitian ini, Dishubkominfo kota Serang sebagai petugas yang
berkewajiban melaksanakan dan menyelenggarakan tugas pemerintahan yang
berhubungan dengan bidang perhubungan, khususnya komunikasi dan
informatika melaksanakan program kerja dalam hal sosialisasi peraturan
daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3 beracuan pada
pengetahuan dan program kerja yang telah dijalankan sebelumnya. Bentuk
pementasan KIM episode K3 merupakan wujud tindakan proses rekam
procedural pengolahan pengetahuan yang dimiliki oleh Dishubkominfo
mengenai keadaan masyarakat tentang K3.
Dengan beracuan pada pengetahuan dan pengalaman terhadap beberapa
kegiatan sosialisasi peraturan daerah yang pernah dilakukan sebelumnya oleh
Dishubkominfo kota Serang, pementasan KIM episode K3 dilaksanakan
dengan melewati beberapa tahapan startegi komunikasi yaitu perencanaan,
publikasi, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini tentunya searah dengan tujuan
dari kegiatan sosialisasi tersebut.
84
Menurut teori penyusunan tindakan, secara spesifik pengetahuan
prosedural terdiri dari urat syaraf yang berhubungan dengan perilaku, akibat
dan situasi. Perilaku, akibat dan situasi yang pernah dialami oleh
Dishubkominfo khususnya bidang Komunikasi dan Informatika atas kegiatan
sosialisasi yang pernah dilakukan sebelumnya, menjadi kesatuan yang utuh
yang tersimpan rapi dalam data pengetahuan Dishubkominfo. Pada titik ini,
situasi pengalaman Dishubkominfo dalam melakukan sosialisasi perda
sebelumnya memberikan peran penting penyusunan tindakan pada sosialisasi
yang akan dijalankan selanjutnya.
Setiap tindakan melibatkan tindakan lainnya dalam suatu cara atau cara
lainnya. Maka dalam perumusan strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Dishubkominfo untuk mensosialisasikan pementasan KIM episode K3,
tahapan pada setiap strategi yang dilakukan memiliki hubungan yang akan
menentukan penyusunan tindakan pada tahapan strategi selanjutnya.
Misalnya, tahap perencanaan yaitu membat TOR kegiatan akan menjadi titik
tolak dalam melakukan publikasi, perencanaan hingga kegiatan evaluasi
nantinya.
Proses penyusunan tindakan tidak hanya membutuhkan pengetahuan
dan motivasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan kembali
serta mengatur tindakan secara efisien dengan cepat. Dalam penyusunan
tindakan tentunya memakan waktu dan usaha.
85
Untuk melakukan pementasan KIM episode K3 tersebut,
Dishubkominfo kota Serang memiliki tindakan-tindakan yang direncanakan
sedemikian rupa agar sosialisasi dapat berjalan dengan lancar dan mencapai
tujuan yang diinginkan. Dan tindakan tersebut sebagaimana diperoleh dari
hasil temuan dilapangan, kegiatan sosialisasi pementasan KIM episode K3 ini
memakan waktu rentan waktu hampir 2 (dua) tahun. Usaha yang dilakukan
pun berkelanjutan terus menerus tidak berhenti pada satu masa kegiatan saja.
88
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) episode K3 yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang
merupakan sebuah bentuk dari sosialisasi Peraturan Daerah kota Serang
Nomor 10 tahun 2010 tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan) di
lingkungan masyarakat kota Serang.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan pembahasan yang telah
diuraikan pada bab IV, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota
Serang dalam sosialisasi program K3 berupa pementasan KIM episode K3
yang diperoleh berdasarkan hasil temuan dilapangan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, meliputi penentuan tujuan, pembuatan naskah atau
ide cerita, penentuan lakon pemain, pembuatan anggaran biaya, jadwal
pementasan dan penggunaan bahasa dalam pementasan yang secara
lengkap dituangkan dalam Term Of Reference (TOR) pementasan
“Bobodoran Kampung Madani” episode sosialisasi program K3
(Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan).
89
2. Publikasi yang dilakukan oleh KIM Dishubkominfo kota Serang
sosialisasi program K3 utamanya dilakukan secara langsung yaitu dengan
menyebarkan surat undangan, Term Of Reference (TOR) berikut leaflet
pementasan kepada semua kantor kecamatan dan kelurahan yang ada di
kota Serang. Selain itu, untuk mendukung publikasi langsung, panitia
penyelenggara juga mempublikasikan pementasan KIM episode K3 ini
melalui kerjasama dengan media massa seperti radio, tv lokal dan Koran
(media cetak).
3. Pelaksanaan pementasan KIM yaitu dengan menjalankan naskah cerita
yang sudah disusun sesuai dengan lakon pemain yang sudah ditentukan.
Jadwal pelaksanaan pementasan KIM ini dilakukan 1 (satu) bulan sekali
dari tahun 2012 sampai dengan 2014 saat ini. Panitia yang telah dibentuk
stand by pada tugasnya masing-masing 1 jam sebelum acara dimulai.
Untuk memupuk kebersamaan diantara panitia pada kegiatan tersebut,
selalu dilakukan breefing di awal acara sekaligus doa bersama agar
kegiatan berjalan lancar.
4. Evaluasi yang dilakukan KIM Dishubkominfo kota Serang dalam
sosialisasi pementasan KIM episode K3 diantaranya dengan melihat
hambatan dan kendala yang terjadi selama pelaksanaan pementasan KIM
episode K3 ini berlangsung. Untuk mengatasi hambatan yang terjadi
seperti keterbatasan tempat pementasan dan anggaran, panitia
penyelenggara biasanya membuat jadwal ulang bagi kecamatan atau
kelurahan yang terkena kendala tersebut. Selain itu, kendala yang bersifat
90
teknis pun sering dihadapi terutama oleh para pemain lakon dan pemusik.
Solusinya adalah mengecek ulang kesiapan semua peralatan dan
perlengkapan yang akan dipakai saat pementasan untuk meminimalisir
terjadinya gangguan teknis.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dilapangan dan hasil kesimpulan yang telah
diuraikan tersebut, maka peneliti dapat memberikan saran dalam peneltian ini
diantaranya :
1. Persiapan yang dilakukan dalam pementasan KIM episode K3 ini
hendaknya dapat lebih dirumuskan dengan teliti dan cermat kembali untuk
kepentingan program selanjutnya.
2. Publikasi yang dilakukan secara langsung pada kegiatan pementasan ini
sudah sangat baik dan perlu ditingkatkan kembali intensitas serta bentuk
publikasinya agar lebih menggugah minat masyakarat untuk menghadiri
kegiatan tersebut.
3. Pelaksanaan pementasan KIM dalam sosialisasi program K3 yang
dilakukan sudah baik dan perlu dilakukan peningkatan misalnya dalam
segi durasi pementasan maupun inovasi pada lakon lainnya yang belum
pernah ditampilkan. Pengecekan terhadap hal-hal yang bersifat teknis juga
harus lebih diperhatikan untuk meminimalisir gangguan saat pementasan
berlangsung.
91
4. Evaluasi hendaknya tidak hanya dilakukan pada saat setelah pementasan
selesai dilaksanakan. Namun harus diadakan evaluasi secara berkala dari
mulai perencanaan sampai pelaksanaan pementasan agar meminimalisir
dan mencegah adanya hambatan fatal yang dapat merusak jalannya
kegiatan pementasan KIM episode K3.
92
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, 2005. Teori dan Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia.Edisi 1 Cetakan ke 4. Jakarta : Bumi Aksara
Ardianto, Drs. Elvinaro, M.Si dan Bambang Q-Anees, M.Ag. 2007. Filsafat IlmuKomunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung:ARMICO.
Applbaum, Ronald L.dan Karl W.E. Anatol. 1974. Strategy for PersuasiveCommunication, Columbia, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company
Bandura, Albert. 1963. Social Learning and personality development. New York :Internet Archive
Bekker, Anton. 1996. Metode Filsafat. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Catanese & Snider,1988. Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga.
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung :Remaja Rosdakarya.
_____________________2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.
Emzir. 2010. Analisis Data Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Hendropuspito, 1989. Sosiologi Sistematis. Yogyakarta : Kanisius
Iriantara, Yosal. 2007. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Littlejohn, Stephen W. 1989. Theories of Human Communication. 3rd ed.Belmont. CA : Wadsworth.
93
Hunger, David dan Thomas Wheelen, 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta :Andi Offset
Malik, Djamaluddin dan Yosal Iriantara. 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya
Margono, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
______________. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Gramedia
______________. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Muhammad. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasrudin, Achmad P, S.IP., M.Si. 2011. Kapita Selekta Komunikasi. DinasPendidikan Provinsi Banten.
Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. RemajaRosdakarya
_______________2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. RemajaRosdakarya
Soekanto, Soerjono. 2006. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafmdo.Persada.
Sutaryo, 2005. Dasar-dasar sosialisasi. Jakarta : Rajawali Press
Terry, George R. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta; Bumi Aksara.
94
Widjaja, 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta : PTRineka Cipta
Winardi. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : PT. GrafindoPersada
Wiryanto. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Grasindo.
95
Sumber lainnya :
Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 tentang K3 (Ketertiban,kebersihan dan keindahan)
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. 2012. Term of Reference (TOR)pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Serang :Dishubkominfo kota Serang.
Dewi, Refi Silfiana. 2012. Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota SerangNomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan(K-3) Pada Pasal 29d (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di KawasanPasar Royal Kota Serang). Skripsi. Serang : FISIP Untirta.
Larasati, Maria Candraning Lintang. 2011. Strategi Komunikasi dalam SosialisasiProgram Kemitraan kepada Publik Eksternal PT. Telkom Yogyakarta.Skripsi. Yogyakarta : FISIP Universitas Atmajaya.
Oktavieni, Mita. 2010. Strategi Humas PT.KIEC dalam program BinaLingkungan di bidang Kesehatan “Pengobatan Gratis” (Studi kualitatiftentang Strategi Humas PT.KIEC sebagai bagian dari program CorporateSosial Responsibilty). Skripsi. Serang : FISIP Untirta
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Perencanaan
1. Apa latar belakang dari kegiatan pementasan KIM episode K3 ini?
2. Siapa saja yang terlibat menjadi penyelanggara didalamnya?
3. Apa saja yang dilakukan oleh penyelenggara khususnya Dishubkominfo kota Serang
dalam mensosialisasikan kegiatan pementasan KIM episode K3 ini?
B. Publikasi
1. Seperti apa publikasi dalam kegiatan ini?
2. Siapa yang bertanggung jawab melakukan publikasi?
3. Berapa lama waktu publikasi dilakukan?
C. Pelaksanaan
1. Bagaimana proses pelaksanaan pementasan KIM episode K3?
2. Seperti apa pembagian tugas dalam panitia atau penyelenggara pada waktu
pelaksanaan pementasan berlangsung?
3. Bagaimana pengaturan audiens pada waktu pelaksanaan pementasan?
D. Evaluasi
1. Apa saja hambatan dan kendala sebelum, selama dan sesudah kegiatan berlangsung
dilaksanakan?
2. Bagaimana solusi untuk meminimalisir kendala tersebut untuk pelaksanaan
selanjutnya?
3. Bagaimana respon dan dampak di masyarakat terhadap adanya kegiatan sosialisasi
pementasan KIM episode K3?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rully Budiawan
Nama panggilan : Rully
Tempat & Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 26 Maret 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Komplek Untirta Permai Blok C3 No.8 Rt.02/07
Serang
RIWAYAT PENDIDIKAN
- SD NEGERI PENANCANGAN 2, 2003
- SMP NEGERI 4 SERANG, 2006
- SMA NEGERI 1 CIRUAS, 2009
- UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA-ILMU KOMUNIKASI, 2014