FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM...

127
PELAYANAN SOSIAL BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Muhammad Akmal NIM : 105054102078 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM...

Page 1: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PELAYANAN SOSIAL BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS

DI PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Muhammad Akmal

NIM : 105054102078

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiblakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 04 Desember 2009

Muhammad Akmal

NIM:105054102078

Page 3: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PELAYANAN SOSIAL BAGI GELANDANGAN DAN PENGEMIS

DI PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Muhammad Akmal

NIM : 105054102078

Pembimbing,

Ismet Firdaus, M.Si

NIP : 150411196

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 4: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PELAYANAN SOSIAL BAGI GELANDANGAN DAN

PENGEMIS DI PANTI SOSIAL BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI” telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Jumat tanggal 04 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) program S1 pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam/Konsentrasi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 04 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekreteris Merangkap Anggota,

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Dra. Halimah SM, M.Ag

NIP. 19520422 198103 1 022 NIP.19590413 199603 2 001

Penguji I Penguji II

Dra. Asriati Jamil, M.Hum Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW

NIP. 19610422 199003 2 001 NIP. 19740101 200112 2 003

Pembimbing Skripsi

Ismet Firdaus, M.Si

NIP. 150411196

Page 5: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Seuntai Kata Dari Peneliti

Skripsi ini peneliti buat dan peneliti persembahkan untuk kebutuhan kesinambungan.

Disamping itu juga memang menjadi kewajiban peneliti guna menyelesaikan kuliah untuk menjadi

seorang Sarjana Sosial Islam, tetapi peneliti juga ingin mengatakan untaian ini sebagai hadiah untuk

anda khususnya yang sedang membaca.

Peneliti mencoba membuat dari bahan-bahan kesungguhan, keseriusan dan ketekunan walaupun

kurang focus dalam menjalankannya.

Peneliti ramu dengan ilmu dan pengalaman selama kuliah dan praktikum II.

Peneliti aduk sambil terus memberikan bumbu-bumbu kebersamaan dan kekeluargaan, agar rasanya

benar-benar spesial.

Kemudian peneliti panaskan ditungku kesabaran.

Peneliti tunggu hingga matang benar di beranda kesabaran.

Sesekali peneliti memercikkan tungku tersebut dengan air mata karena ingin membuat bangga

sahabat-sahabat dan orang-orang yang menyayangi peneliti.

Setelah itu peneliti angkat, walaupun peneliti tau dan sadar belum matang, mungkin hingga saat ini

masih jauh dari matang.

Tetapi peneliti mencoba mengangkatnya karena peneliti ingin mempersembahkannya kepada anda

(sahabat-sahabat, orang-orang yang menyayangi peneliti, PSBK tempat Peneliti melakukan

penelitian/skripsi ini dan adik-adik kelas peneliti).

Setelah di angkat lalu peneliti bungkus dan hiasi dengan hiasan keikhlasan.

Sungguh peneliti tak sungkan untuk memberikan cepat kepada anda dan peneliti menginginkan ini

segera dibuka, lalu dicicipi. Karena belum matang, maka harus dimatangkan kembali.

Kemudian anda dapat mengolahnya dengan olahan yang jauh lebih baik dari peneliti yang

persembahkan ini.

Peneliti berharap nantinya anda dapat memberikan hadiah kepada saudara peneliti yang lainnya yang

tentu sudah matang dan jauh lebih baik dari persembahan peneliti ini.

Muhammad AkMaL

Page 6: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

ABSTRAK

Muhammad Akmal

Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi

Luhur” Bekasi

Masalah sosial Gelandangan Pengemis (gepeng) merupakan fenomena sosial yang

tidak bisa di hindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di

daerah perkotaan (kota-kota besar). Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi

perkembangan masalah ini adalah kemiskinan. Masalah kemiskinan di Indonesia berdampak

negatif terhadap meningkatnya arus urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota-kota besar,

sehingga terjadi kepadatan penduduk dan daerah-daerah kumuh yang menjadi pemukiman

para urban tersebut. Sulit dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, serta terbatasnya

pengetahuan dan keterampilan menyebabkan mereka banyak yang mencari nafkah untuk

mempertahankan hidup dengan terpaksa menjadi gelandangan dan pengemis.

Selama ini, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat

melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik dengan system panti maupun non panti, namun

belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena

besaran permasalahan yang tidak seimbang dengan jangkauan pelayanan, keterbatasan SDM,

dana, sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan yang masih bervariasi. Disamping itu,

dampak dari pemberlakuan Otonomi Daerah yakni menimbulkan Keberagaman persepsi dan

upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial di berbagai daerah.

Untuk memperluas jangkauan pelayanan, Departemen Sosial RI juga berupaya

melibatkan masyarakat dalam setiap pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan

pengemis namun hasilnya belum optimal.

Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana pelayanan sosial terhadap

gelandangan dan pengemis dalam bentuk rehabilitatif atau panti. Dengan proses wawancara

dan observasi. Melalui analisis data hasil penelitian dengan memilih informan yang dipilih

secara sengaja dapat diketahui bahwa tahapan pelayanan sosial yang dilakukan melalui

sistem panti diantaranya adalah: tahapan pendekatan awal, tahapan penerimaan, tahapan

assessment, tahapan bimbingan mental, sosial, fisik dan keterampilan, tahapan resosialisasi,

tahapan penyaluran, tahapan bimbingan lanjut, tahapan evaluasi, dan tahapan pengakhiran

pelayanan atau terminasi. Serta dapat diketahui mengenai jenis-jenis pelayanan, yaitu

pelayanan pengasramaan, pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan konseling, pelayanan

kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan keterampilan, pelayanan bimbingan mental,

pelayanan rekreasi dan hiburan. Temuan lapangan yang menarik pada penelitian di PSBK ini

yaitu pada pelayanan kebutuhan pangan yaitu WBS mengolah sendiri bahan-bahan mentah

untuk makan sehari-hari mereka. Itulah pelayanan yang di dapatkan oleh gelandangan dan

pengemis di PSBK tersebut.

i

Page 7: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT atas berbagai macam

nikmatNya terutama nikmat sehat wal afiat dan umur panjang sehingga peneliti dapat

menjalankan penelitian di PSBK dengan diberikan kemudahan, kelancaran dan dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini di PSBK dapat

diselesaikan pada waktunya adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak, untuk itu

selayaknya peneliti sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Helmi Rustandi, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memotivasi kepada mahasiswanya.

4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan kesejahteraan Sosial UIN Jakarta

dan juga sekaligus selaku Pembimbing Skripsi yang terus bersabar dan menyempatkan

waktu serta selalu memberikan motivasi, dorongan, perhatian, arahan, masukan dan

saran-sarannya serta kritik kepada peneliti selama dalam penyusunan menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih banyak pak.

5. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi umumnya dan khusunya dosen dan staf

pengajar pada program studi Kesejahteraan Sosial serta seluruh Civitas Akademika yang

telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dorongan, wacana, wawasan,

intelektualitas yang telah ditularkan kepada peneliti selama berada dan mengikuti

perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Drs. Sebak Singkali, sebagai Kepala Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur”

Bekasi yang telah memberikan izin, menerima dan informasi kepada peneliti untuk

mengadakan penelitian di PSBK ini. Dan Bapak Drs. Lusinto, sebagai Ka.Subbag Tata

Usaha Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi yang telah menerima peneliti

dengan baik dan memudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian di PSBK ini serta

membantu memberikan informasi mengenai kelembagaan panti kepada peneliti.

ii

Page 8: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

7. Ibu Dra. Dewi Kania, sebagai Ka.Sie Rehsos, Bapak Drs. Sugiono, sebagai Ka.Sie PAS,

Ibu Dra. Shinta Lestari, sebagai Koordinator Pekerja Sosial, Ibu Dra. Laila Kurniati

Akbariah, sebagai Penanggung Jawab Rehabilitasi Sosial dan Ibu Dra. Yuyun Susilawati,

sebagai Penanggung Jawab Program & Advokasi Sosial Panti Sosial Bina Karya

“Pangudi Luhur” Bekasi yang telah banyak membantu memberikan masukan-masukan,

saran-saran, dorongan, semangat, membantu dan mengarahkan peneliti serta memberikan

informasi dan data-data mengenai panti dalam mengadakan penelitian skripsi di panti ini.

8. Seluruh Pekerja Sosial, staf, pegawai, karyawan, pembimbing, pegawai honorer, pegawai

security dan kepada semua pihak yang namanya tidak disebutkan satu demi satu di Panti

Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi yang telah banyak membantu dan

memberikan masukan kepada peneliti dalam mengadakan penelitian di PSBK ini.

9. Para Warga Binaan Sosial Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi Angkatan I

2009 yang telah membantu, menerima dan menyambut baik dengan ramah kehadiran

peneliti selama proses penelitian berlangsung sungguh pengalaman dan kenangan ini tak

mungkin peneliti lupakan.

10. Setinggi-tingginya penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Ayah Ustadz H. Cholid

yang selalu mendorong peneliti untuk maju dan memotivasi dengan semangat yang

tinggi, kepada Mamah calon Hj, Mamah Nena Harnawati yang juga selalu memotivasi

peneliti untuk segera lulus cepat, kedua orang tua peneliti yang penuh kasih sayang dan

kesabarannya, perhatiannya telah memberikan dorongan moril maupun materil dan selalu

senantiasa memanjatkan doa untuk anak-anaknya agar sukses dan khususnya tercapainya

cita-cita peneliti menjadi seorang sarjana. Semoga Allah SWT membalas pengorbanan

mereka dengan gajaran yang berlipat ganda, Amiiin. Bang Dani yang juga sama-sama

kuliah semoga skripsi ini menjadi motivasi untuk menyusul dan lulus cepat, ditunggu

bang kelulusannya buat Ayah dan Mamah kita bangga, Ade Eki yang masih kelas 3 SMA

Abang selalu do’ain semoga menjadi anak yang nurut, sholeh & berbakti pada orang tua

menjadi kebanggaan Ayah dan Mamah nantinya, semoga UAN nanti diberi kelulusan

nilai yang terbaik dan dapat melanjutkan kuliah seperti abang-abangnya de, Amiiin.

11. Keluarga besar Abi Engkong KH. Abdul Hamid, Almh Umi dan Hj. Hanifah (Aci Ipah)

yang telah mengasuh dan tinggal bersama-sama diKebayoran dari kecil TK, SD, SMP,

SMA terima kasih peneliti belum bisa mengasih apa-apa hanya doa dan harapan semoga

Allah SWT membalas apa yang telah diberikan kalian kepada peneliti hingga saat ini.

iii

Page 9: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

12. Seluruh keluarga besar Mimih Hj. Mimin Rukmini yang telah banyak mendoakan dan

memotivasi peneliti untuk menyelesaikan kuliah sehingga dapat menyusul Aa Yusdi, Aa

Agung, Aa Bayu dan Aa Irfan dan semoga kita selalu dapat bersilaturrahim.

13. Sahabat-sahabat Jurusan Kesejahteraan Sosial satu Angkatan 2005 terima kasih atas

masukan, saran dan dukungannya tanpa terasa empat tahun kuliah bersama-sama dan

sekarang harus berpisah tapi tenang berpisahnya karena selesai kuliah dan melanjutkan

kejenjang yang lebih tinggi semoga kedepannya kita dapat berkumpul bersama-sama

kembali. Ane do’akan semoga kita kedepan menjadi orang yang sukses dan mengamalkan

ilmu yang telah kita dapat dibangku kuliah serta menjadi pekerja sosial dimanapun kita

berada dan mengembangkan Bidang Kesejahteraan Sosial.

14. Sahabat–sahabat dan Kader Dakwah Aktifis Dakwah Kampus (ADK) Lembaga Dakwah

Kampus (LDK) UIN Syahid Khususnya Angkatan 2005, empat tahun tanpa terasa di

kampus UIN syahid Jakarta bersama-sama berjuang dan berdakwah serta merajut

ukhuwah dan menjalin cinta serta mengharapkan ridho-Nya. Kepada yang telah lulus

syukron atas do’a dan semangatnya yang telah di berikan dan kepada yang belum lulus

semoga dapat termotivasi dan menyusul ane serta teman-teman yang telah lulus duluan,

Semoga setelah keluar dari kampus tercinta ini Ukhuwah, Silaturrahim dan kekeluargaan

yang telah kita rajut dan jalin tetap terpelihara hingga masa tua. Amiiin.

15. Sahabat–sahabat dan Kader Dakwah Aktifis Dakwah Sekolah (ADS) Ikatan Alumni

Rohis (IAR SMAN 29) khususnya dari tahun 2000 sampai dengan 2009 serta Pengurus

dan Anggota Rohis SMAN 29 Jakarta kelas X, XI, dan XI pada tahun 2009 ini.

Terimakasih atas do’a, dukungan, bantuan dan motivasinya kepada peneliti sehingga

peneliti dapat bangkit dan mengatur strategi untuk menjalani hidup ini. Ane selalu berdoa

agar anak-anak Rohis yang menolong Agama Allah di SMAN 29 dan pasti Allah akan

menolong kita, janji Allah akan pasti dan terbukti dari Alumni-alumni kita terdahulu

hingga sekarang mereka sukses-sukses dan selanjutnya antumlah yang merasakannya.

Amiin. Allahu Akbar…………!!!

16. Sahabat–sahabat dan teman-teman SMAN 29 Jakarta Angkatan 2005 khususnya Rohis

tercinta Ikhwannya Mukhlisin, Irfan, Yunan, Hafidz, Naufal, Anfal, Hendra, dll dan

Akhwatnya Izzaty, Ria, Dita, Neneng, dll semoga Ukhuwah yang telah terjalin ini ada

awal tapi tiada akhir dan kita selalu menjaga silaturrahim hingga akhir hayat kita,Amiiin.

Tiada masa yang paling indah, masa-masa disekolah, tiada kisah yang paling indah yaitu

kisah kisah di Rohis SMAN 29 tercinta. Dari Rihislah ku temui kesuksesan saat ini.

iv

Page 10: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

17. Sahabat–sahabat dan Kader Dakwah Aktifis Dakwah Masyarakat (ADM) Ikatan Remaja

Masjid Al-Mustaqim (IRMA) Ikhwan Wawan, Acim, Irfan, Bakti, Akbar, Ari, Boby,

Wariso, Yogi, Ridho, dll dan Akhwat KakaKu ka Citra, Puji, Ita, Desi, Shintya, Sundari,

Aulia, Leiny, Anggi, dll terima kasih atas do’a dan dukungannya serta kepada para

pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Mustaqim Komplek Depsos Cikarang

Barat Bekasi dan Para pengurus RW.08 Komplek Depsos serta teman-teman Karang

Taruna. Semoga setelah wisuda ini dapat berkontribusi lagi lebih banyak.

Peneliti sebagai manusia biasa yang lemah meminta maaf jika selama menjalankan

penelitian di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi terdapat kekurangan dan

kesalahan pada diri peneliti. Peneliti sadari bahwa dalam menjalankan penelitian sampai

dengan penyusunan skripsi ini secara kualitas masih jauh dari kesempurnaan dan skripsi ini

tentu saja bukan suatu karya yang sempurna serta bebas dari kesalahan, untuk itu peneliti

sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar dapat menjadikan

peneliti lebih baik di masa yang akan datang, peneliti sambut dengan lapang dada dan ucapan

terima kasih.

Demikianlah skripsi ini peneliti buat dan peneliti persembahkan, semoga skripsi ini

dapat membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam memajukan

Bidang Kesejahteraan Sosial.

Jakarta, 04 Desember 2009

Muhammad Akmal

Peneliti

v

Page 11: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..... ix

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………… 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis ………….………………………………. 10

2. Manfaat Akademis ………………………………………. 11

D. Metodelogi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian ……………………………………. 11

2. Jenis Penelitian …………………………………………… 12

3. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………. 12

4. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….. 13

5. Teknik Pengumpulan Informan ………………………….. 14

6. Sumber Data ……………………………………………… 15

7. Teknik Pencatatan Data …………………………………... 15

8. Analisa Data ……………………………………………… 15

9. Keabsahan Data ………………………………………….. 16

E. Sitematika Penulisan …………………………………………. 17

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………… 19

A. Definisi Pelayanan Sosial …………………………………….. 19

B. Definisi Panti Sosial ………………………………………….. 24

C. Pelayanan Sosial Berbasis Panti ……………………………… 25

D. Gelandangan dan Pengemis ………………………………….. 26

1. Pengertian Gelandangan dan Pengemis ………………….. 26

2. Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis ………… 27

vi

Page 12: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

3. Prinsip-prinsip Penanganan Gelandangan dan Pengemis … 29

4. Masalah Penanganan dan Indikator Keberhasilan ……….. 31

BAB III GAMBARAN UMUM PSBK PANTI SOSIAL

BINA KARYA “PANGUDI LUHUR” BEKASI …………….. 32

A. Profil PSBK dan Sejarah Berdirinya ………………………… 32

B. Visi dan Misi …………………………………………………. 32

C. Tugas Pokok, Tujuan dan Fungsi Lembaga ………………….. 33

D. Struktur Organisasi PSBK …………………………………… 34

E. Mekanisme Kerja …………………………………………….. 36

F. Komposisi Pegawai ……………………………………........... 37

G. Landasan Hukum …………………………………………….. 38

H. Sasaran dan Pelayanan ……………………………………….. 38

I. Persyaratan Calon Keluarga Binaan Sosial ………………....... 39

J. Kapasitas Tampung …………………………………………... 39

K. Proses Pelayanan …………………………………………....... 40

L. Pembiayaan Operasional …………………………………....... 43

M. Kerja Sama Lintas Sektoral ………………………………....... 43

N. Sarana dan Prasarana ……………………………………........ 43

O. Pembimbing Pondok Tahun 2009 ……………………………. 45

P. Jumlah WBS Kelayan Angkatan I Tahun 2009………………. 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA ………………………. 47

A. Tahapan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial …………………. 47

1. Tahapan Pendekatan Awal ……………………………...... 48

2. Tahapan Penerimaan ……………………………………… 53

3. Tahapan Assessment ……………………………………… 54

4. Tahapan Bimbingan Mental, Bimbingan Sosial,

Bimbingan Fisik dan Keterampilan ………………………. 55

5. Tahapan Resosialisasi …………………………………….. 59

6. Tahapan Penyaluran ………………………………………. 60

7. Tahapan Bimbingan lanjut ………………………………... 60

vii

Page 13: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

8. Tahapan Evaluasi …………………………………………. 63

9. Tahapan Pengakhiran Pelayanan atau Terminasi …………. 64

B. Jenis-jenis Pelayanan Sosial ………………………………….. 65

1. Pelayanan Pengasramaan …………………………………. 65

2. Pelayanan Kebutuhan Pangan …………………………….. 65

3. Pelayanan Konseling ……………………………………… 66

4. Pelayanan Kesehatan ……………………………………… 67

5. Pelayanan Pendidikan …………………………………….. 68

6. Pelayanan Keterampilan ………………………………….. 69

7. Pelayanan Bimbingan Mental …………………………….. 71

8. Pelayanan Rekreasi dan Hiburan …………………………. 72

BAB V PENUTUP ………………………………………………………. 74

A. Kesimpulan …………………………………………………… 74

B. Saran ………………………………………………………….. 79

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 82

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 84

Page 14: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka dan Jumlah Informan ……………………………………………… 15

Tabel 3.1 Komposisi Pegawai Menurut Kedudukan dan Jabatan ……………………… 38

Tabel 3.2 Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan …………………………… 38

Tabel 3.3 Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Golongan …………………………….. 39

Tabel 3.4 Daftar Nama-Nama Pembimbing Pondok ……………………………………. 46

Tabel 3.5 Jumlah WBS Angkatan I Tahun 2009 ………………………………………... 47

Page 15: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Pedoman dan Hasil Wawancara Pegawai PSBK

Lampiran II : Pedoman dan Hasil Wawancara WBS / Klien

Lampiran III : Formulir Pendaftaran WBS

Lampiran IV : File Rahasia WBS

Lampiran V : Jadwal Kegiatan Pelayanan di PSBK

Lampiran VI : Daftar Kurikulum Keterampilan

Lampiran VII : Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran VIII : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran IX : Surat Penelitian/Wawancara

Lampiran X : Dokumentasi Kegiatan di PSBK

Page 16: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Hasil Wawancara dengan Pegawai PSBK “Pangudi Luhur “ Bekasi

Nama : Ibu Dra. Dewi Kania

Jabatan : Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

Hari/Tanggal : Senin, 27 Juli 2009

Tempat : Ruang Kerja Rehabilitasi Sosial

1. Bagaimana proses sosialisasi dan motivasi yang dilakukan oleh PSBK?

Kita koordinasi sama instansi terkait ini, koordinasi dengan instansi terkait gituu.. nanti

mereka yang menentukan, lokasi mana, kelurahan mana misalnya, kita turun kesana,

motivasi juga begitu kantong-kantong kumuh dimana yang terbanyak gepengnya, tapi kita

tetap korrdinasi kedinas kepenguasa wilayah, dari penguasa wilayah nanti menentukan.

2. Terus setelah itu caranya seperti apa bu? Apa dukumpulin orang-orangnya atau

apa?

Iya kitakan koordinasi nih kedinas, biasanya surat dianterin setelah koordinasi, entar kita

koordinasi lagi lewat telepon, entar mereka ngumpulin calon-calon yang berminat, kita

turun, sehari selesai, kita jangkauannya masih Jabotabek belum yang jauh-jauh meskipun

ininyaa wbsnya dari seluruh Indonesia tapi jangkauan kita untuk sosialisasi masih Jabotabek

karena terkait anggaran, gituu..

3. Setelah mereka dikumpulin kemudian yang dilakukan oleh PSBK apa bu ? Iya turun kesana, petugas untuk sosialisasi langsung motivasi, langsung seleksi klo memang

ada.

4. Terus apa yang dijelaskan disana bu?

Program paaantilah, iya semua ga ada yang kita tutupin kita pait-pait langsung, kita ga janji

yang manis-manis, yang pait-pait kita, makanya kalo mentalnya uda jatoh duluan ga kita

rekrut, kita ga bilang pondoknya bagus seperti itu misalnya dibuat dari keramik, pokoknya

kasih pondok tempat tinggal keadaan seperti ini masak sendiri, mck,mck rame-rame,

makanya klo emang yang mau mundur, mundur sekarang gituu.. jangan sampe entar direkrut

dibawa kesini, ga taunya minta pulang.

5. Faktor pendukung dan penghambatnya apa bu, biasanya pada saat itu? Pendukungnya ya kitakan didukung sama dinas setempat, tapi kadang-kadang yang jadi

hambatannya dinas ini uda memotivasi duluan kemereka dengan janji-janji manis, janji

muluk apa gitu, dibilang itu semacam kursus padahal kita bukan kursus beda loh, jadi pada

banyak yang pulang, banyak yang ga mau akhirnya, padahal kita bukan kursus, kita ini

panti, klo kursus bayar sini, kita minta bayarannya klo kursus, klo ini panti gratis memang,

tapi jangan berharap seperti kursus dapat sertifikasi yang legal, yang istilahnya diakui untuk

kerja, bukannya gitu, terus apa tingkatnya sampe mahir, kursus bayar, brapa juta bayar klo

kursus, cuma jangka waktu satu bulan setengah aja tiga juta setengah bayar untuk montir,

montir motor doaang belum spesifikasi yang itu.

6. Berapa banyak WBS yang ada sekarang ini di PSBK Angkatan ke II tahun 2009?

Sekarang kurang lebih uda 200an 200 jiwa, iya sekarang angkatan ke II.

7. Itu dari mana aja bu? Dari mana-manaaaaa, uda susah klo ditanya dari mana-mana, dari mana-mana

jawabannya, ada yang datang sendiri, ada yang hasil motivasi, ada yang kiriman dinas.

Page 17: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

8. Kalau yang datang sendiri mereka tau dari tuh mana bu?

Dari mulut kemulut, dari mulut kemulut mereka sering kena garukan, cape akhirnya datang

kesini, gittuuuh.

9. Bagaimana prosedur atau criteria apa saja yang harus ditempuh oleh calon WBS

agar dapat menjadi WBS di PSBK ini saat seleksi? Atau punya KTP atau gelandangan?

Kita tuh tidak perlu KTP, namanya orang gelandangan mana punya KTP, tanpa KTP, tanpa

keterangan, tanpa identitas yang jelaspun kita terima, gelandangan mana punya KTP, klo

punya KTP bukan gelandangaaan, istilahnya, istilahnya ia urban kekota, mencari kerjaan ga

dapet-dapet mau pulang kampung malu, akhirnya diem dijalanan padahal bukan gepeng

murni dia, gittuuu. inikan jelas, berbadan sehat, tidak sedang berkaitan dengan hukum,

teruuus, ya sehat jasmani rohani, tidak mempunyai penyakit menular, itu yang intinya.

10. Apa harapan PSBK terhadap WBS selama mereka mendapatkan pendidikan disini

dan kedepannya setelah selesai dari pendidikan ini?

Kan uda jelas kemaren selama praktek tau harapan PSBK, ya mereka memanfaatkan ilmu

yang didapat disini sama paket yang diberikan jangan sampe dijual, dimanfaatkan untuk

modal usaha, itu harapannya, jangan sampe mereka asalnya menggelandang kembali

menggelandang itu harapan utamanya, iya tidak menggelandang, jadi dengan adanya

bantuan stimulant, dengan adanya pembekalan keterampilan, terus segala bimbingan mental,

itu mereka jangan sampe menggelandang lagi, gittuu harapan kita, iya harapannya itu.

11. Kendala apa yang menghambat pelaksanaan pendidikan selama ini? Jika ada,

upaya-upaya apa saja yang dilakukan? Kendalanya penyaluraaan, penyaluran itu kalooo, kalo yang dari daerah, kiriman daerah itu

gampang, kita kembalikan ke daerah, nah klo gelandangan murni, mau kita kemanakan

selain transmigrasi sama kemarin sawit.

12. Terus kalau mereka tidak ikut kedua-duanya itu bu, yang sudah-sudah bagaimana? Ya kembali kejalan, itu yang sebenarnya kita ga mau, tapi mau di apakan uda mentalnya

seperti itu, paket yang dikasih juga malah dijual, kalo gelandangan pengemiskan yang

penting mereka punya uang prinsipnya, ga peduli cara apa, gittuuu.

13. Memang sampai sekarang belum ada solusinya bu?

Kalo yang murni, paling solusinya hanya transmigrasi, tapi itupun kita melalui seleksi ketat,

paling ga yang berjiwa petani, klo ga berjiwa petani, tetep-tetep balik kesini, balik lagi

menggelandang lagi ketemu lagi di juanda, gambir, kan tau enam bulan.

14. Harapan PSBKkan tadi ibu sudah bilang, terus yang terjadi sampai saat ini,

kenyataannya seperti apa bu?

Harapankan tidak menggelandang, kenyataanya masih banyak yang kembali

menggelandang, karena apa, pertama mereka pola pikirnya memang sudah terpola seperti

itu, kedua sekarang istilahnya lapangan kerja aja, persaingan lapangan kerja ketat,

jangankan mereka yang gelandangan, yang tidak punya keterampilan, tidak punya

pendidikan, yang punya pendidikan aja S1 banyak yang nganggur, klo berbicara masalah

lapangan kerja, makanya harapan kita itu dididik itu bisa mandiri, dibekelin bantuan

stimulant paket dia bisa usaha, tapi yang namanya gelandangan pengemis.

Page 18: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Hasil Wawancara dengan Pegawai PSBK “Pangudi Luhur “ Bekasi

Nama : Ibu Amilya

Jabatan : Pekerja Sosial Penanggung Jawab Keterampilan

Hari/Tanggal : 13 Agustus 2009

Tempat : Ruang Konsultasi

1. Apa saja bimbingan yang ada di PSBK ini bu?

Bimbingan keterampilan di PSBK itu merupakan ada 12 macam ilmu keterampilan tapi

tingkatnya tingkat dasar, jadi untuk tingkat terampil kita melaksanakan PKL, PKL itu

istilahnya PPK latihan kerja, latihan kerja ditempat yang sudah professional istilahnya kalau

keterampilan misalnya motor itu ditempat bengkel motor, kalau yang mobil bengkel mobil,

jadi itu keterampilan itu ada bervariasi yang angkatan pertama 12 keterampilan angkatan ke

dua 10 keterampilan jenisnya antara lain yaitu tata rias, menjahit, olahan pangan, montir

motor, montir mobil, elektro, batako, las, pertukangan kayu dan tahu tempe 10 kalau yang

sekarang, angkatan kemarin 12.

2. Kenapa bu bisa berbeda antara angkatan satu dan dua?

Perbedaan dari hasil minat siswa, berdasarkan minat siswa, cuma kendalanya sekarang itu

kan kita itu memasarkan hasil dari mereka itukan kita bervisi misi kita itu dia bisa

dipasarkan, bisa digunakan untuk pribadi sendiri maupun masyarakat.

3. Apa yang menjadi hambatan atau kendala dalam menyelenggarakan keterampilan di

PSBK ini bu?

Kendalanya fasilitas kita ini masih manual, fasilitas masih manual terus untuk instruktur

itupun terbatas kendalanya karena biaya, kalau kita panggil yang cukup professional bukan

berarti sekarang tidak professional mengajar tapi yang cukup professional yang sesuai

dengan pangsa pasar itu honornya tidak mencukupi ibarat katanya tidak memadai, yang

kedua waktu, kenapa kita bilang ini hanya bisa sampai tingkat dasar waktunya juga terbatas,

waktu terbatas itu dibatasin sampai enam bulan maksimal mereka optimal bisa

melaksanakan lima bulan karena tersita waktu dengan out bond, ya ada pra pelatihan,

latihan nanti evaluasi kalau kitakan schadulnya gitu.

Pra pelatihan itu temanya out bond, karena mentalnya kita gojlok dulu, kita tuh tujuannya

sekarang mental, mental perubahan sikap, perubahan prilaku yang kita arakan di PSBK ini

jadi bukan balai pelatihan disini sebetulnya, jadi kita hanya untuk mengisi pengetahuannya

kita kasihlah keterampilan tingkat dasar, kalau untuk lebih meningkatkan lagi tingkat

terampil, tingkat ahli itu memang perlu ada majer, majer dengan balai pelatihan, majer

dengan pertanian, pertanian misalnya disukabumi, nah itu, tugas dari peksos ahli seperti

saya itu melaksanakan jejaringan tingkat makro, kalau ini pelayanan yang dipantikan mikro,

nah kita mau meluas tingkat makro itu kendalanya disitu tergantung dari dipa, iya dipa kalau

memang ada programnya untuk dibatasin, dipanya misalnya anggarannya untuk kelapangan

hanya segini, ya kita melaksanakan hanya sesuai itu, iya tapi bagaimanapun juga peksos ga

tinggal diam, kalau memang ada kenalan saudara diluar dipanti misalnya siswa itu mampu

untuk dipekerjakan kita langsung, langsung kita kasih motivasi, kepada baik itu perusahan

sendiri maupun kepada klien.

karena klien ini riskan apa ya istilahnya rentan, prilakunya agak rentan jadi sulit karena

mempelajari perilaku seorang itu tidak semudah mempelajari barang mati, sulit, jadi

bukannya kita tidak percaya tapi manusia itu unik gitu loh apa lagi khususnya untuk

gelandangan unik banget karena komplit permasalahannya dari mereka itu komplit, komplet

banget jadi dari mulai balita kita juga ikut menangani, karena anak itu dari siswa KK yang

Page 19: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

kita terima ada KK, bujangan juga kita dapat, bujangan terlantar, fakir miskin, orang tua

juga ada tapi fungsional, terus orang hamil, iya jadi itu multifungsi jadi sangat komplek

sekali kalau dikatakan PSKB itu menanganinya bukan hanya tingkat, tingkat remaja juga

ada komplit bangat.

Jadi kalau saya punya visi kedepan kalau pemerintah tanggap, itu maunya saya itu jadi balai

karena kalau balai itu ruanglingkupnya udah melebihi dari persyaratan, kita membina satu

tahun itu 600, terus ada pengembangan model, yang belum terungkapkan disini adalah

pengkajian-pengkajian yang belum terangkat karena terbentur oleh anggaran sama fasilitas,

jadi sarana kita terbatas terbentur anggaran sekarang contohnya salah satu tata rias aja, itu

kalau dilihat dilapangan dan dilihat dipemasaran itu ada perbedaan jauh peralatannya

karena sangat manual, menjahit juga begitu sedangkan dipangsa pasar menjahit itu bukan

hanya harus menjahit baju jadi, tidak, kalau khusus pasang kancing, kanciiing semua, kalau

mau pasang kerah, keraaaah semua, gunting lengan, lengaaan semua, masang lesetting,

lesettiiing semua, nah menerapkan itu harus ada singkron, kerja sama antara instruktur

dengan pangsa pasar, pasar minta apa, supaya keterampilan yang dia punya itu bisa dijual,

dijual untuk penghasilan dirinya sendiri, untuk menghidupi diri sendiri maupun untuk masa

depannya, perlu ditingkatkan itu.

Jadi SDMnya perlu ditingkatkan, dalam segi keterampilan, SDM pengajarnya terus

fasilitasnya harus sesuai dengan pangsa pasar, terus sistemnya harus diperbaiki, sistem dari

atas dari mulai pelaksana yang menyusun program, yang menentukan kebijakan, itu harus

singkron sesuai dengan kebutuhan si klien yang dia tangani, misalnya kalau yang cacat,

adakanlah peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dia, yang sering terjadi masalah di

PSBK ini kebanyak kebutuhan siswa itu, istilahnya hasil diagnosa kalau di kedokteran tuh

tidak optimal.

4. Tidak optimal karena kenapa itu bu? Dari pihak panti, tidak optimal tidak digalih secara optimal karena terbatas waktu tadi, kan

kita kalau menggali masalah tidak bisa hanya sebentar baru kita tau bahwa apa si yang

dibutuhkan siswa itu.

5. Terus selama ini solusinya apa itu bu?

Solusinya, ya kita sesuaikan dengan kita tidak bisa merubah itu kaya membalikan telapak

tangan kita sesuaikan dengan yang ada, ya kalau nasibnya baik ya dia bisa berhasil kalau

yang masalahnya tidak terlalu kompleks dia bisa berhasil, tapi kalau masalahnya terlalu

ribet itu semua unsur terlibat, misalnya dia terlibat narkoba atau AIDS itukan mempengaruhi

potensi dia sendiri atau reproduksi atau kekerasan dalam rumah tangga, itukan kita hanya

kulit-kulitnya aja kalau kita karena keterbatasan waktu, kita mulai mencoba memekarkan

sayap supaya kita bisa ada MOU kerja sama, kita udah mulai coba baik dalam penanganan

keterampilan itu sendiri, maupun dalam rangka pemecahan masalah siswa itu sendiri,

psikolog terlibat, itu bagian psikolog, kepolisian kalau itu menyangkut kriminal terus orang

tua asuh, anak yang terlantar anak yang anaknya putus sekolah SD, sekolah-sekolahan,

pendidikan kita libatkan, kita lagi mencoba itu, solusinya kita itu.

6. Tadikan ibu sudah memaparkan hambatan-hambatannya, kalau dari faktor

pendukunya apa bu ?

Pendukungnya yaa, pertama dari SDM itu sendiri kemampuannya tinggi terus instruktur juga

memahami situasinya, keterampilan tetap jalan walaupun hasilnya tidak optimal, kalau kita

liat tetep jalan kita sesuaikan dengan sikon kondisi yang ada tapi secara bertahap kita udah

mulai mendekati pangsa pasar tapi belum optimal karena kalau panti ini ada kebijakan-

Page 20: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

kebijakan dari atas yang membuat dilapangan itu biasa leluasa tapi kalau kebijakan itu tidak

sampai istilahnya orang lapangan dengan orang perkantoran itu beda pemikirannya diakan

tidak liat dilapangan kebutuhan sebenarnya, kadang-kadang kita disini peksos ini

kelebihannya fleksibel ya udah kalau begini kita jalannya begini jadi boleh dikatakan

professional memang professional sebetunya tapi bisa dikatakan menyesuaikan diri juga

kalau dikatakan professional kita tidak kenal waktu sebenarnya kita tidak pernah menunggu

surat tugas, langsung gerak tapi kantor membutuhkan itu buktinya mana kamu mengeluarkan

uang transportasi buktinya apa itu yang jadi kendala disitu tapi kita tetap jalan sesuai

dengan apa yang diprogramkan tapi memang ada perencanaan program kadang-kadang

perencanaan program itu sudah ngambil informasi dari kita, apa si yang dibutuhkan untuk

tahun 2010 misalnya kita udah kasih masukan nih, nih rencana kita, kita membutuhkan

ruangan terapi kelompok, kita butuh semacam ruang konsultasi, kita butuh alat untuk terapi

kelompok itu, program udah nyusun tapi nanti dianggaran tidak temu lagi karena orang itu

tidak mengerti apa yang kita kerjakan saya tidak bisa menyalahkan orang itu tapi memang

kalau mau selesai, kaya model dokter itu ada ahli syaraf, ada internis ada kerjasamanya

mereka disitu dalam menyusun program merekapun dilibat kalau ini tidak anggaran ya

anggaran, anggaran hanya menyusun program doang yang melaksanakan dilapangan tidak

dilibatkan, itu kendalanya, nah timbulah dilapangan nanti ada bantuan peralatan itu

kadang-kadang tidak cocok, tidak pas yang dibutuhkan itu kendalanya di situ fasilitas, kalau

mau benar sistemnya tadi harus dirubah solusinya itu saja.

7. Selama ini ada tidak bu angkatan yang berhasil dari keterampilan di PSBK ini?

Alhamdulillah ada, khususnya untuk yang saya tau, yang persis tau itu seksi rehsos, yang

saya tau saya penanggung jawab semua keterampilan tapi yang saya dapat laporan di Tata

Rias ada dua orang, itu yang kemarin loh ya, yang lama-lama pasti ada, yang sawit juga

ada, ada yang kordinasi juga ada yang berhasil, tapi kembalinya pada orangnya lagi,

kembali pada orangnya kita udah bina nih, udah diterima di salon dua orang Andi sama

Rahmat udah diterima dia, terus di motor juga tapi nama persisnya ada di Rehsos kalau

untuk yang berhasil itu, apa lagi angkatan berikut-berikutnya banyak si sebetulnya ada juga

angkatan tahun bera tuh yang saya bina Ade Tatang namanya itu dia buka salon sendiri, itu

tergantung dari manusianya itu sendiri benar-benar betul ingin merubah sikapnya sendiri,

ada jugakan siswa inikan dia manusia ya, sifatnya mungkin hanya sekedar lepas makan atau

tempat tinggal ada yang begitu, itu yang tidak berhasil, jadi ceritanya begitu.

8. Setelah mengikuti keterampilan, merakakan dikasih bantuan berupa paket itu

tujuannya apa bu ?

Tujuan pemberian paket itu, supaya dia punya bekal, dia punya bekal untuk melakukan

sesuatu yang sesuai dengan keahlian yang dia miliki, misalnya dia ikut keterampilan montir,

dia bukalah kecil-kecilan dirumahnya lokasinya atau kita juga kasih tau disitu tuh daerahnya

apa misalnya ada tokoh masyarakat yang bersedia menyiapkan tempat motor dia suru buka

kerja sama, kadang-kadang paket itu tidak memadai hanya dasarnya aja yang dia pegang

jadi harus perlu dukungan tempatkan, nah itu kita kerja sama, sama lingkungan di situ

RTnya, RWnya yang punya lahan agak kosong, syukur-syukur dia punya saudara terus kita

kasih binjut disitu nanti jalan ga, terus kalau keterampilan tata rias kalau kita bilang dia

buka salon ga mungkin jadi sistemnya sistem cukur keliling, jadi dia punya bekal dia keliling

dari mulai keluarganya dia benahi, tatangganya jadi dia mulai memasarkan dirinya sendiri

dengan gratis dulu saya udah kasih tau tuh trik-triknya nanti orang-orangkan nyari kamu,

nah kamu boleh jual sistem jual, nah dari itu punya penghasilankan, jadi perorangan bisa

tuh kalau tata rias dengan tidak membutuhkan bahan dulu hanya gunting dan peralatan yang

kita kasih.

Page 21: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

9. Saya juga sempat dengar bu, adanya bantuan kedua itu seperti apa bu?

Nah itu dilihat kelapangan ini perlu ditambah ga bantuanya, ini jalan ga, itu tujuannya ada

lagi bantuan kedua, ada pembukuannya jelas, kita ada laporannya dia melaporkan bahwa bu

kami udah mulai buka tapi masih kurang apa, kita tuh selalu kontinyu bukan bantuan kedua,

kontinyu kalau emang perlu terus, terus aja tergantung dari kemauan siswa itu tadi yang kita

salurkan jadi bukan hanya kedua ketiga, jadi kalau ada tahun depan ada lagi dia lagi yang

perlu kita bantu, kita bantu tapi bukan hanya dari PSBK ini sendiri bisa juga dari Dinas

Sosial kita sudah laporkan bahwa dia sudah buka lahan bengkel misalnya dan berkembang,

nanti mungkin dia mau perluas itu, jadi tidak terlepas dari pantauan kita, masih terus

dipantau, jadi kalau suatu saat binjut kita pasti liat.

10. Apa bu yang menjadi harapan PSBK setelah mereka buka usaha dari

keterampilannya yang diajarkan di PSBK ini? Harapan kita si kalau dia buka gitu kita mengharapkan dia jadi pengusaha harapanku gitu

ya, mudah-mudahan tapi juga dari kemampuan siswa itu sendiri bisa ga dia mengelola

manajemennya, kalau manajemennya bagus terus attitutnya bagus maksud attitutnya itu

bukan dari pendidikan formal tapi memang dia punya bakat disitu, saya yakin dia

berkembang, ada tuh tata rias salon yang di Sukabumi kalau ga salah berhasil, terus

menjahit konveksi di Bandung juga berhasil, malah dia buka konveksi karena dia dari Dinas

dapat dari panti dia dapat, cumakan mas media tidak melihat itu karena kita tidak

melibatkan itu karena untuk membayar mas media itu mahal, yang kendala sekarang ini di

Departemen Sosial ga terlihat kerjanya Depsos itu apa, padahal yang tau Tuhan ya, kita

kerja tuh bukan melihat dari dia tuh hebat, bukan, dari dia mulai cara dia teratur hidup

disiplin di pondok di keluarganya, dari mulai di suka berantem ga beramtem, dari ga bisa

memecahkan masalah bisa memecahkan masalah, itu udah keberhasilan jangan menilai

orang tuh begini, saya rasa itu ga faham apa si tugasnya peksos itu, nah itulah tugas untuk

humas bagaimana dia memasarkan lapornya Depsos itu.

Page 22: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Romli . S

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Nikah (Kepala Keluarga)

Pendidikan Terakhir : (SD)

Pekerjaan Sebelumnya : Wiraswasta

Alamat Asal : Bandung

Ikut Keterampilan : Montir Motor

Alamat Pondok : Aster

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Saya mengetahui tentang keberadaan PSBK ini dari temen saya yang kebetulan dia dulu

pernah menjadi WBS atau KBS di PSBK ini.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Saya tertarik karena saya ingin mendapatkan arahan atau ilmu untuk masa depan.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Syarat-syaratnya yaitu saya harus mengikuti peraturan-peraturan yang ada disini.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Kalau kegiatan yang paling suka kegiatan bermacam-macam yaitu Apel Pagi, Pertemuan

Pagi, Agama, keterampilan.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Saya mempelajari tentang kedisiplinan dan saya sedikit banyaknya mendapatkan ilmu.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Mudah-mudahan PSBK itu bener-bener tempat untuk menolong atau membantu orang-

orang yang membutuhkan ilmu.

Page 23: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Banyak pengaruhnya ketika sudah keluar dari PSBK yaitu selain saya mendapatkan ilmu

saya juga mendapatkan arahan atau jalan untuk masa depan.

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Saya memilih montir motor karena menurut saya motor adalah kendaraan yang paling

padat dan banyak yang memakainya.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Saya mau membuka bengkel motor kecil-kecilan ya, contohnya tambal ban atau servis

karbulator.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran saya untuk PSBK ini agar supaya lebih teliti atau perhatian dibidang keterampilan

khususnya, supaya WBS benar-benar memahami atau mencerna tentang apa keterampilan

yang mereka inginkan dengan serius.

Page 24: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Saipul Kohar

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Nikah

Pendidikan Terakhir : SD

Pekerjaan Sebelumnya : Pemulung

Alamat Asal : Padang Pariaman

Ikut Keterampilan : Pertukangan Las

Alamat Pondok : Aster

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari temen yang pernah ikut pendidikan di PSBK ini.

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Karena ingin dibimbing dan ingin mengikuti keterampilan.

3. Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Yang benar-benar gembel pengemis dan yang tidak mampu.

4. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Keterampilan dan bimbingan sosial dan lain lainnya.

5. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Semua pendidikan.

6. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Lebih maju dan lebih bertanggung jawab.

7. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Mengembangkannya.

Page 25: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

8. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Keterampilan pertukangan las.

9. Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Berusaha untuk mencari kerja sesuai keterampilan yang saya miliki.

10. Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Lebih memperhatikan WBS.

Page 26: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Firman Septiadi

Umur : 17 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Belum Nikah

Pendidikan Terakhir : MTS

Pekerjaan Sebelumnya : Pelajar

Alamat Asal : Bandung Kp. Karang Anyer RT01/RW 01

Ikut Keterampilan : Tahu Tempe

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari surat edaran dari PSBK yang dikirim kekantor desa saya

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Awalnya saya tidak tertarik masuk ke PSBK ini di karenakan pada waktu itu saya dan

saudara saya lagi pada sekolah, tetapi setelah saya bearada disini banyak suatu

pengalaman disini yang tidak saya dapatkan di luar.

3. Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Status pekerjaan harus benar-benar dari kalangan gepeng atau yang belum punya

pekerjaan.

4. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Kegiatan K3, yaitu diajarkan kepada kita agar selalu rajin dalam membersihkan

lingkungan dan juga suatu keterampilan yang sangat bermanfaat karena tadinya belum

bisa atau belum ahli sehingga menjadi bisa ddan juga sedikit ahli.

5. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Diantaranya satu adalah saya belajar kesehatan seperti HIV/AIDS dan macam-macam

vitamin dan lain-lain. Dua pelajaran kewirausahaan jadi saya mendapatkan motivasi,

inspirasi dan dorongan dalam berwirausaha dan juga masalah etika dan budi pekerti.

Page 27: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

6. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya agar PSBK ini mengembangkan dalam memberikan pelajaran baik

bimbingan mental sosial maupun keterampilan. Dalam pelajaran bimbingan mental sosial

harus lebih berbobot yang bisa mengangkat semangat siswanya dalam menjalani

kehidupannya dan dalam keterampilan itu bahan-bahan keterampilannya harus lebih

ditingkatkan lagi.

7. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruhnya banyak bagi saya, diantaranya saya dapat lebih bersemangat dalam

menjalani hari-hari di dalam kehidupan ini dan juga kalau ada peluang saya akan buka

usaha dari bekal alat-alat dan keterampilan dari sini.

8. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Tahu tempe, karena keterampilan ini lebih besar peluangnya untuk langsung

berwirausaha sendiri di kampung kelak pulang nanti.

9. Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Insya Allah ingin membuka usaha tahu tempe.

10. Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran saya agar PSBK ini lebih meningkatkan pembelajaran dalam membina WBSnya

agar menjadi WBS yang cermat, rajin dan disiplin agar tidak terjadi keributan dan

pertikaian antara WBS yang lain.

Page 28: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Panji Indrawanto

Umur : 24 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Belum Nikah

Pendidikan Terakhir : SMU

Pekerjaan Sebelumnya : Berdagang

Alamat Asal : Bandung Barat

Ikut Keterampilan : Menjahit

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari temen dan teman saya itu punya informasi dari kecamatan.

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Karena semuanya gratis.

3. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Bermacam-macam kegiatan, misalkan mengikuti bimbingan mental dan keterampilan

yang kita ikuti.

4. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Saya bisa mengenal kedisiplinan dan kegotong royongan antar WBS serta wawasan kita

bertambah juga wawasan keterampilan bertambah.

5. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya tentang PSBK ini supaya selalu terus ada jangan sampai hilang karena itu

sangat berguna orang-orang yang ada dari kalangan menengah kebawah atau orang-

orang yang tidak mampu.

Page 29: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

6. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini kedepannya mungkin bisa

merubah masa depan saya dengan keterampilan atau ilmu yang diberikan oleh PSBK ini.

7. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Menjahit, karena mungkin pertama saya suka aja dan yang kedua karena ditempat saya

kebanyakkan menjahit.

Page 30: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Ahmad Efendi

Umur : 19 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Nikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Sebelumnya : pembuatan taman

Alamat Asal : Ds. Mimbaan RT 03/24 Kec. Panji Kab. Situbondo

Ikut Keterampilan : Pertanian

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

1. Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari teman yang pernah mengikuti pendidikan di PSBK ini

2. Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Pertama ingin merubah nasib, yang kedua supaya lebih yakin kedepannya lewat bimbingan

yang ada di PSBK ini.

3. Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Surat nikah dan berkelakuan baik

4. Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Pertama bimbingan mental dan keterampilan

5. Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Banyak, terutama dibidang sosial

6. Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya dalam memberikan motivasi lebih simple aja ya tidak terlalu berlebihan.

Page 31: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

7. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Sangat bagus

8. Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Pertanian karena kalau ikut pertanian, kalau ada pemberangkatan transmigrasi kami akan

diberangkatkan.

9. Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Mungkin sebelum ada pemberankatan transmigrasi alat atau keterampilan saya, tidak dapat

saya fungsikan, tapi sambil menunggu ada transmigrasi saya akan kerja apa saja asalkan

halal.

10. Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran saya supaya PSBK kedepannya lebih baik lagi

Page 32: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Zainuddin

Umur : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Sudah Menikah

Pendidikan Terakhir : SMU

Pekerjaan Sebelumnya : Pengamen

Alamat Asal : Jakarta

Ikut Keterampilan : Menjahit

Alamat Pondok : Cemara III No.1

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Pemulung

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Terpaksa karena keadaan ekonomi yang sulit

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Orang-orang jalanan dan mau mengikuti pendidikan serta disiplin

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Bimbingan mental, fisik, rohani dan keterampilan

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Ilmu tentang etika kehidupan dan keterampilan

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Hrapan saya agar PSBK lebih menyediakan anggaran untuk WBS

Page 33: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Sangat berguna di kehidupan umum atau masyarakat

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Menjahit, karena saya ingin menjadi penjahit keliling

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Melayani vermak keliling

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Agar lebih mendisiplinkan WBS

Page 34: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009 PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Yanto

Umur : 35 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Kawin

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan Sebelumnya :

Alamat Asal : Bogor

Ikut Keterampilan : Tahu dan Tempe

Alamat Pondok : Angsana I No. I

Hari Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari petugas PSBK

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Kami tertarik mengikuti pendidikan di PSBK ini karena disamping mendapat pendidikan

mental juga dibekali keterampilan untuk menjadi manusia yang mandiri.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Yang menjadi persyaratan di PSBK terutama anak-anak jalanan, pemulung dan gepeng.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Kegiatan keagamaan, kegiatan bimbingan mental, kegiatan pertemuan pagi, kegiatan diskusi

kelompok, kegiatan olah raga, kegiatan keterampilan, kegiatan PBB, kegiatan etika dan budi

pekerti, kegiatan mengenai kesehatan.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Page 35: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Mempelajari keagamaan sehingga kita lebih menambah wawasan dan menjadikan kita orang

yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan juga keterampilan yang bisa kita

menjadikan kita manusia yang mandiri.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya sesuatu yang sudah ada sangat baik untuk fasilitas dan pengajarnya supaya

dipertahankan.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruhnya sangat besar yaitu kita bisa belajar hidup disiplin, sopan, santun dan menjadi

manusia mandiri yang bisa membuka lapangan kerja sendiri.

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Keterampilan tahu tempe, saya memilih keterampilan ini karena keterampilan ini sangat

praktis bisa buka usaha dimana saja dan peralatannya pun sederhana.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Saya ingin mengembangkan keterampilan yang saya dapat secara bertahap dengan peralatan

seadaanya.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran dan masukan saya agar keterampilan dan kegiatan yang ada supaya dipertahankan dan

kalau bisa lebih ditingkatkan lagi.

Page 36: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Asep Karman

Umur : 26 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Nikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Sebelumnya : Menjahit

Alamat Asal : Kp. Pasir Gombong Ds. Padelarang Kab. Bandung

Ikut Keterampilan : Menjahit

Alamat Pondok : Cemara

Hari Tanggal : M inggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari saudaraku yang bekerja PNS di Desa atau kecamatan.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Karena ingin mempunyai pengalaman dan ingin merubah nasib.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Nama, alamat, pekerjaan, status, pernikahan.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Kegiatan apa saja yang saya ikuti termasuk keterampilan.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Banyak sekali yang saya dapatkan, penidikan, ternasuk ilmu dan keterampilan.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Ingin mengharumkan atau membanggakan PSBK ini.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Bagus cukup difahami dan cukup dimengerti.

Page 37: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Aku memilih keterampilan menjahit karena di tempat ku kebanyakannya buka menjahit.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Ingin membuka tailor dengan berbekal keterampilan menjahit.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Adakan lagi olah raga main bola futsal, untuk menjalin prsaudaraan, asalnya kita tidak kenal

menjadi kenal atau akrab.

Page 38: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Pipit Muhamad

Umur : 26 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Nikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan Sebelumnya :

Alamat Asal : Bandung

Ikut Keterampilan : Montir

Alamat Pondok : Cempaka 4

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari teman yang pernah ikut pendidikan di PSBK.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Karena ingin di bombing dan ingin mengikuti keterampilan.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Yang bener-bener gembel pengemis dan yang tidak mampu.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Keterampilan dan bimbingan sosial.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Semua pendidikan.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Lebih maju dan bertanggung jawab.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Mengembangkannya.

Page 39: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Keterampilan montir.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Berusaha untuk mencari kerja sesuai keterampilan

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Lebih memperhatikan WBS.

Page 40: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Ramdani

Umur : 19 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Belum Nikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Sebelumnya :

Alamat Asal : Kp Ciampelas

Ikut Keterampilan : Menjahit

Alamat Pondok : Cemara I

Hari Tanggal : Minggu, 21 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Saya mengetahui dari teman.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Karena saya ingin merubah nasib dan juga karena saya tertarik kepada keterampilannya.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

Pengamen, pengangguran.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Keterampilan, kewirausahaan, dan agama.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

Semuanya yang ada kegiatan di PSBK.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Supaya lebih maju dan bermanfaat bagi masyarakat atau gelandangan.

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Cukup difahami dan dapat dikembangkan di masyarakat.

Page 41: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Saya memilih keterampilan menjahit karena menjahit salah satu yang banyak dibutuhkan di

masyarakat.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Saya ingin merubah nasib dengan berbekal keterampilan dari PSBK.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Supaya lebih tegas dalam membimbing untuk para WBS.

Page 42: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WBS ANGKATAN I 2009

PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI

Nama : Ipar Supartini

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Kawin

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan Sebelumnya : Ibu Rumah Tangga

Alamat Asal : Bandung Kp Karang Anyar RT 01/01

Ikut Keterampilan : Olahan Pangan

Alamat Pondok : Cemara III No. 3

Hari Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2009

Dari mana anda mengetahui tentang keberadaan PSBK ini?

Dari surat edaran Kepala Desa Manggung Harja.

Kenapa anda tertarik untuk mengikuti pendidikan di PSBK ini?

Karena ingin menambah pengetahuan dan ilmu.

Ketika seleksi apa saja yang menjadi persyaratan menjadi WBS di PSBK ini?

1. Status, 2. Pekerjaan, 3. KTP, 4. Surat tamat sekolah.

Kegiatan apa saja yang anda dapatkan dan ikuti di PSBK ini?

Seperti K3 membersihkan lingkungan dan sekitarnya.

Apa saja yang anda pelajari dan dapatkan dari pendidikan di PSBK ini?

1. Keterampilan, 2. Kesehatan Masyarakat, 3. Etika dan Budi Pekerti, 4. Diskusi Kelomok,

5. Apel Pagi, 6. Pertemuan Pagi, 7. Kewirausahaan. Dan lain lainnya.

Bagaimana harapan atau keinginan anda terhadap PSBK ini?

Harapan saya PSBK semoga bertambah lebih meningkat dan lebih sosial terhadap binaannya

dan menjadi teladan di PSBK Pangudi Luhur ini dan aman tentram sejahtera bebas dari

kejahatan.

Page 43: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan yang diberikan PSBK ini untuk diri anda

kedepannya setelah keluar dari sini?

Pengaruh dari sini mudah-mudahan saya menjadi orang yang sukses setelah keluar dari sini,

harapan yang cemerlang untuk masa depan.

Jenis pelatihan apa yang anda pilih? Dan kenapa memilih pelatihan tersebut?

Saya pilih olahan pangan biar saya bisa menjadi penjual kue-kue yang digemari oleh

masyarakat dan lingkungan sekitar kampung saya.

Rencana kedepan dengan berbekal keterampilan tersebut apa?

Rencana kedepan saya ingin buka usaha kecil-kecilan dan lama-lama menjadi besar dan

menjadi bos pedagang usaha kue ternama dan bisa dikenang oleh orang-orang ternama.

Apa saran dan masukan dari anda untuk PSBK kedepannya?

Saran dari saya semoga PSBK Pangudi Luhur ini kedepannya di adakan sekolah supaya anak

jangan sampai putus sekolah dan tertunda untuk sementara dan juga kebersihan agar

diutamakan sekali.

BAB I

PENDAHULUAN

Page 44: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan mendapatkan prioritas utama dalam agenda Pembangunan

setelah terjadi krisis ekonomi dan politik pada pertengahan tahun 1997. Hal ini tercermin

dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas 2001-2004) yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat.

Secara subtansial kemiskinan merupakan salah satu akar dari masalah kesejahteraan

sosial disamping berbagai masalah sosial lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah

penduduk miskin di Indonesia pada tahun 1998 mencapai 79,4 juta jiwa atau 33,9 % dari

jumlah penduduk Indonesia (BPS, 1998).1

Upaya pembangunan kesejahteraan rakyat saat ini menunjukan hasil yang cukup baik

namun demikian disadari bahwa tujuan untuk mewujudkan keadilan sosial yang merata bagi

keseluruhan rakyat Indonesia belum sepenuhnya tercapai mengingat cakupan permasalahan

sosial begitu luas dan sangat kompleks seperti masalah kemiskinan, keterbelakangan,

pengangguran, masalah kependudukan, kerawanan sosial, dan lain lain. Untuk itulah salah

satu agenda dan prioritas utama RPJMN 2004-2009 : “Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

melalui Penanggulangan Kemiskinan”. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada

dibawah garis kemiskinan) di Indonesia pada bulan Juli 2008 sebesar 34,96 juta orang atau

15, 42% (BPS, 2008). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2007 yang

berjumlah 37,17 juta orang (16,58 %), berarti jumlah penduduk miskin tahun 2008

mengalami penurunan sebesar 2,21 juta orang. Jumlah pengangguran pada Februari 2008

sebesar 9,43 juta orang. Jumlah pengangguran pada tahun 2008 ini mengalami penurunan

sebesar 1,12 juta orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2007 yaitu 10,55 juta orang.

Jumlah angka kerja di Indodnesia pada Februari 2008 mencapai 111,48 juta orang. Jumlah

1 Departemen Sosial RI. Masalah Sosial Di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial Pusat

Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial. Jakarta 2005

Page 45: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

angka kerja tahun 2008 ini betambah 3,35 juta orang dibandingkan jumlah angka kerja pada

Februari 2007 sebesar 108,13 juta orang2.

Dampak positif dan negatif tampaknya semakin sulit dihindari dalam pembangunan,

sehingga selalu diperlukan usaha untuk lebih mengembangkan dampak positif pembangunan

serta mengurangi dan mengantisipasi dampak negatifnya. Gelandangan dan pengemis

(gepeng) merupakan salah satu dampak negatif pembangunan, khususnya pembangunan

perkotaan. Keberhasilan percepatan pembangunan di wilayah perkotaan dan sebaliknya

keterlambatan pembangunan di wilayah pedesaan mengundang arus migrasi desa-kota yang

antara lain memunculkan gepeng karena sulitnya pemukiman dan pekerjaan di wilayah

perkotaan dan pedesaan.

Masalah umum gelandangan dan pengemis pada hakikatnya erat terkait dengan

masalah ketertiban dan keamanan yang mengganggu ketertiban dan keamanan di daerah

perkotaan. Dengan berkembangnya gepeng maka diduga akan memberi peluang munculnya

gangguan keamanan dan ketertiban, yang pada akhirnya akan menggangu stabilitas sehingga

pembangunan akan terganggu, serta cita-cita nasional tidak dapat diwujudkan. Jelaslah

diperlukan usaha-usaha penanggulangan gepeng tersebut.3

Masalah sosial Gelandangan Pengemis (gepeng) merupakan fenomena sosial yang

tidak bisa di hindari keberadaannya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di

daerah perkotaan (kota-kota besar). Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi

perkembangan masalah ini adalah kemiskinan. Masalah kemiskinan di Indonesia berdampak

negatif terhadap meningkatnya arus urbanisasi dari daerah pedesaan ke kota-kota besar,

sehingga terjadi kepadatan penduduk dan daerah-daerah kumuh yang menjadi pemukiman

para urban tersebut. Sulit dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, serta terbatasnya

2 Kementrian Kordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan

Pengangguran. Diambil pada tanggal 21 Oktober 2009 dari http:/www.indonesiaontime.com

3 Saptono Iqbali, Studi Kasus Gelandangan-Pengemis (Gepeng). di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem,

Oktober 2006.

Page 46: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

pengetahuan dan keterampilan menyebabkan mereka banyak yang mencari nafkah untuk

mempertahankan hidup dengan terpaksa menjadi gelandangan dan pengemis.

Berdasarkan data dari pusat data dan informasi kesejahteraan sosial (pusdatinkesos)

Departemen Sosial RI tahun 2004, Populasi gelandangan pengemis seluruh Indonesia

berjumlah 87.356 orang. Kemudian tahun 2006 mengalami penurunan sehingga populasinya

menjadi 68.648 orang. Jika permasalahan ini tidak ditangani secara komprehensif dan

berkesinambungan akan menimbulkan masalah yang lebih kompleks.

Dampak dari meningkatnya Gelandangan dan Pengemis munculnya ketidak teraturan

sosial (sosial disorders) yang ditandai dengan kesemrawutan, ketidaknyamanan,

ketidaktertiban, serta mengganggu keindahan kota. Padahal disisi lain mereka adalah warga

negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama, sehingga mereka perlu diberikan

perhatian yang sama untuk mendapatkan penghidupan dan kehidupan yang layak.

Selama ini, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat

melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik dengan system panti maupun non panti, namun

belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena

besaran permasalahan yang tidak seimbang dengan jangkauan pelayanan, keterbatasan SDM,

dana, sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan yang masih bervariasi. Disamping itu,

dampak dari pemberlakuan Otonomi Daerah yakni menimbulkan Keberagaman persepsi dan

upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial di berbagai daerah.

Untuk memperluas jangkauan pelayanan, Departemen Sosial RI juga berupaya

melibatkan masyarakat dalam setiap pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan

pengemis namun hasilnya belum optimal.4

4 Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Departemen Sosial RI (2007). Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan

Pengemis, hal 1-2

Page 47: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Istilah “gepeng” merupakan singkatan dari kata gelandangan dan pengemis. Menurut

Depertemen Sosial R.I (1992), gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan

tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta

tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup

mengembara di tempat umum.

“Pengemis” adalah orang-orang yang mendapat penghasilan dari meminta-minta

di muka umum dengan berbagai alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. 5

Ali, dkk,. (1990) menyatakan bahwa gelandangan berasal dari gelandang yang berarti

selalu mengembara, atau berkelana (lelana). Dengan strata demikian maka gelandangan

merupakan orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal atau rumah dan pekerjaan

yang tetap atau layak, berkeliaran di dalam kota, makan-minum serta tidur di sembarang

tempat. 6

Menurut Mutholib dan Sudjarwo dalam Ali,dkk.,(1990) diberikan tiga gambaran

umum gelandangan, yaitu :

1. Sekelompok orang miskin atau dimiskinkan oleh masyarakat,

2. Orang yang disingkirkan dari kehidupan khalayak ramai,

3. Orang yang berpola hidup agar mampu bertahan dalam kemiskinan dan

keterasingan.7

Dengan mengutip definisi operasional sensus penduduk maka gelandangan terbatas

pada mereka yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, atau tempat tinggal tetapnya

tidak berada pada wilayah pencacahan. Karena wilayah pencacahan telah habis membagi

tempat hunian rumah tinggal yang lazim maka yang dimaksud dengan gelandangan dalam hal

5 Depertemen Sosial R.I (1992) dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu

Kabupaten Karang Asem

6 Ali, dkk,. (1990) Gelandangan di kartasura, dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di

Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem

7 Ibid, h. 3

Page 48: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

ini adalah orang-orang yang bermukim pada daerah-daerah bukan tempat tinggal, tetapi

merupakan konsentrasi hunian orang-orang seperti dibawah jembatan, kuburan, pinggiran

sungai, emperan toko, sepanjang rel kereta api, taman, pasar dan konsentrasi hunian

gelandangan yang lain.

Pengertian gelandangan tersebut memberikan pengertian bahwa mereka termasuk

golongan yang mempunyai kedudukan lebih terhormat dari pada pengemis. Gelandangan

pada umumnya mempunyai pekerjaan tetapi tidak memiliki tempat tinggal yang tetap

(berpindah-pindah). Sebaliknya pengemis hanya mengharapkan belas kasihan orang lain serta

tidak menutup kemungkinan golongan ini mempunyai tempat tinggal yang tetap.

Beberapa ahli menggolongkan gelandangan dan pengemis termasuk ke dalam

golongan sektor informal. Keith Harth (1973) mengemukakan bahwa dari kesempatan

memperoleh penghasilan yang sah, pengemis dan gelandangan termasuk pekerja disektor

informal. Sementara itu, Jan Breman (1980) mengusulkan agar dibedakan tiga kelompok

pekerja dalam analisis terhadap kelas sosial di kota, yaitu :

1. Kelompok yang berusaha sendiri dengan modal dan memiliki keterampilan

2. Kelompok buruh pada usaha kecil dan kelompok yang berusaha sendiri dengan

modal sangat sedikit atau bahkan tanpa modal, dan

3. Kelompok miskin yang kegiatannya mirip gelandangan dan pengemis. Kelompok

kedua dan ketigalah yang paling banyak di kota dunia ketiga. Ketiga kelompok ini

masuk kedalam golongan pekerja sektor informal.

Kebijakan penanggulangan gepeng yang dikembangkan adalah dengan lebih memacu

pembangunan pedesaan agar serasi dengan pembangunan di daerah perkotaan. Pendekatan

yang diperlukan adalah yang bersifat pendekatan holistic, yang tidak hanya terpaku pada

pelaku gepeng itu sendiri tetapi berusaha menjangkau seluruh sub system yang

mempengaruhi munculnya urbanisasi dan perilaku menggepeng, serta termasuk seluruh

Page 49: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang ada di pedesaan diusahakan

untuk dikembangkan sebagai subyek pembangunan yang mampu memanfaatkan peluang

yang ada serta menggambarkan potensi yang dimiliki dengan memperhatikan kendala yang

dihadapi.8

Perhatian pemerintah dan masyarakat secara umum terhadap perlunya standar

kehidupan yang lebih baik, telah mendorong terbentuknya berbagai usaha kesejahteraan

sosial. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program

ataupun kegiatan yang didesain secara kongkrit untuk menjawab masalah, kebutuhan

masyarakat ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha kesejahteran sosial itu

sendiri dapat ditujukan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam komunitas,

ataupun komunitas secara keseluruhan (baik komunitas lokal, regional, maupun nasional).

Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat yang

seluas-luasnya, baik perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial

kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga

kesejahteraan sosial, maupun lembaga kesejahteraan sosial asing demi terselenggaranya

kesejahteraan sosial yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan.

Dari hal di atas, dapat dilihat bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi

kehidupan yang diharapkan masyarakat tidak dapat terwujud bila tidak dikembangkan usaha

kesejahteraan sosial. Karena itu berjalan atau tidaknya suatu usaha kesejahteraan sosial

sangat dipengaruhi oleh organisasi atau lembaga yang menyediakan usaha kesejahteraan

sosial yang memperhatikan masalah-masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial dalam

arti sempit (seperti masalah yang terkait dengan prostitusi, anak jalanan, dll).9

8 Saptono Iqbali, Studi Kasus Gelandangan-Pengemis (Gepeng) di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem.

Oktober 2006. 9 Isbandi Rukminto Adi Ilmu Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial (FISIP UI, 2003) h. 189

Page 50: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Dalam Penjelasan Atas Undang Undang Republik Indonsia Nomor 11 Tahun 2009

Tentang Kesejahteraan Sosial :

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya pencapaian

tujuan bangsa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Sila kelima Pancasila menyatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,

dan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

mengamanatkan negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial.

Permasalahan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukan ada warga negara yang

belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh

pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan

pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan

bermartabat, terutama bagaimana meminimalisir gepeng di kota-kota besar. Padahal tidak

sedikit lapangan pekerjaan yang tersedia, namun karena mereka tidak memiliki life skill dan

berpendidikan rendah, maka mereka sebagai individu tidak mampu memberdayakan

kemampunnya secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan secara

mandiri. Oleh karena itu, upaya pemberian Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial gepeng perlu

dilakukan.

Dalam hal ini peningkatan usaha kesejahteraan sosial dilakukan oleh Panti Sosial Bina

Karya (PSBK) Bekasi Timur Jawa Barat yang memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

yang meliputi : pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan

keterampilan dan resosialisasi, serta pembinaan lanjut bagi penyandang masalah gelandangan

dan pengemis agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Visi dari Panti

Page 51: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Sosial Bina Karya (PSBK) Bekasi Timur Jawa Barat adalah “Mengembalikan fungsi sosial

gelandangan, pengemis dan orang terlantar secara professional agar mampu berperan aktif,

bermartabat yang memiliki kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat” dan Misinya

adalah :

1. Memberikan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Terhadap Gelandangan dan Pengemis

beserta Keluarganya.

2. Memberikan pencegahan agar orang tidak menggelandang dan pengemis.

3. Menyelenggarakan pengkajian model pelayanan Rehabilitasi Sosial dan sebagai

fungsi Laboratorium penanganan Gelandangan dan Pengemis beserta keluarganya.

4. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan Pelayanan

Rehabilitasi Sosial.

5. Mengembangkan sistem rujukan sebagai jaringan kerja dengan instansi terkait.

Tujuannya adalah apabila mereka kembali ke kehidupan sosial yang normal, mereka

dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki sebagai bekal hidup untuk mencari nafkah,

serta diterima ditengah-tengah masyarakat untuk menjalani hidup sesuai dengan

kemampuannya dan tidak kembali lagi ke profesinya semula. Dengan memberikan tahapan

rehabilitasi sosial dan jenis-jenis pelayanan sosial. Dalam kaitannya dengan skripsi ini, fokus

penelitian akan diarahkan hanya kepada Pelayanan Sosial di Panti Sosial Bina Karya

“Pangudi Luhur” Bekasi Jawa Barat.

Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti mencoba mengkaji, melakukan

penelitian ilmiah di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur” Bekasi Timur Jawa

Barat. Penelitian tersebut akan peneliti tuangkan dalam skripsi berjudul : “ Pelayanan Sosial

Bagi Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur”

Bekasi Jawa Barat ”

Page 52: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak melebar, maka peneliti membatasi penelitian

ini pada Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi sebagai suatu lembaga yang

memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang meliputi : pembinaan fisik,

mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan dan

resosialisasi, serta pembinaan lanjut bagi penyandang masalah gelandangan dan

pengemis agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini

dilakukan pada periode tahun 2009 kepemimpinan Bapak Drs. Sebak Singkali sebagai

Kepala Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah dalam perumusan penelitian ini adalah: Bagaimana

Pelayanan Sosial Bagi Gelandangan dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya (PSBK)

“Pangudi Luhur” Bekasi “. Adapun rinciannya dalah sebagai berikut :

a). Bagaimana langkah-langkah pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diberikan

terhadap gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur”

Bekasi?

b). Apa saja jenis pelayanan sosial yang diberikan terhadap gelandangan dan

pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi?

c). Faktor pendukung dan penghambat dalam langkah-langkah dan jenis pelayanan

sosial diberikan terhadap gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya

“Pangudi Luhur” Bekasi?

Page 53: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian adalah untuk mengetahui mengapa terjadi kesenjagan antara kenyataan

dengan yang seharusnya dan bagaimana cara mengatasi suatu kesulitan, pada

pokoknya penelitian ilmiah bertujuan untuk mengetahui sasuatu yang belum

diketahui.10

Dengan mengacu kepada permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

yang ingin peneliti capai ialah:

1. Untuk mengetahui Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang di berikan kepada

gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi

Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui bagaimana PSBK Bekasi Jawa Barat memberikan Pelayanan

Sosial kepada gelandangan dan pengemis.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses pelaksanaan

pelayanan sosial yang diberikan terhadap gelandangan dan pengemis di Panti

Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan dan hasil

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menambah informasi bagi para pembaca, mengenai

pelayanan sosial yang diberikan oleh Panti Sosial Bina Karya “Pangudi

Luhur” Bekasi kepada Gelandangan dan Pengemis (Gepeng).

b. Memberikan masukan bagi Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi

dalam pemberian pelayanan dan sumbangan pemikiran bagi pembuat

10

DR. Bustanuddin Agus. Pengembangan Ilmi-Ilmu Sosial. GEMA INSANI PRESS. Jakarta 1999

Page 54: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

kebijakan kesejahteraan sosial khususnya berkaitan dengan pelayanan sosial

kepada gelandangan dan pengemis.

c. Menginformasikan faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan sosial

di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi.

2. Manfaat Akademis

a. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar S1 (strata satu) di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

b. Diharapkan dapat bermanfaat menjadi dokumen perguruan tinggi sebagai

rujukan bagi mahasiswa yang berkonsentrasi pada studi sosial dalam dimensi

usaha kesejahteraan sosial yaitu pemberian pelayanan sosial khususnya kepada

gelandangan dan pengemis.

D. Metodelogi Penelitian

Metodelogi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan

dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang diselidiki. Penggunaan

metodelogi ini dimaksudkan untuk menentukan data valid, akurat, dan signifikan dengan

permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan permasalahan yang diteliti.

1. Pendekatan Penelitian

Dalam khazanah metodologi, sebuah pendekatan diakui selain mengandung

sejumlah keunggulan, juga memiliki beberapa kelemahan tertentu. Hal ini adalah sesuatu

yang wajar dan universal adanya. Karena itu memang harus disadari sejak awal.

Meskipun demikian, tidak berarti sebuah pendekatan menjadi tidak sah atau tidak

penting untuk digunakan. Sebab, persoalannya tidak terletak pada bagaimana

menggunakan dan menempatkan sebuah pendekatan (dengan keunggulan dan kelemahan

yang melekat padanya) dalam suatu studi dengan masalah yang relevan ditelaah menurut

logika pendekatan tersebut.

Page 55: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan

melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang atau perilaku yang diamati11. Pendekatan ini digunakan karena peneliti

ingin mendeskripsikan tentang pelayanan sosial untuk gelandangan dan pengemis di

Panti Sosial Bina Karya (PSBK).

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode untuk memecahkan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini berlokasi di PSBK yang berlokasi di Jl.. H. M.

Djojomartono No. 19 Departemen Sosial, Bekasi Timur, Jawa Barat. Adapun alasan

pemilihan lokasi itu didasari oleh pertimbangan sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian lumayan dekat dan mudah dijangkau oleh peneliti.

2. Lokasi Penelitian merupakan tempat peneliti melaksanakan Praktikum II sehingga

sudah mengetahui tentang pelayanan, kegiatan dan kenal dengan pegawainya

sehingga memudahkan peneliti dalam menjalankan penelitian ini.

3. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pelayanan sosial yang diberikan kepada

gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya (PSBK), sebagai penyandang

masalah sosial, untuk dijadikan bekal pembelajaran dan pengalaman bagi peneliti

khususnya sebagai calon sarjana sosial kedepan nantinya. Waktu penelitian ini

dilakukan mulai bulan Juli 2009 sampai dengan Oktober 2009.

11

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998)

Page 56: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.12

Tehnik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi

yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian ini.

Tehnik pengumpulan data ini dilakukan dengan :

a. Observasi atau pengamatan. Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan lansung

terhadap sarana dan prasarana dan kegiatan pelayanan panti tersebut, kegiatan WBS

(gelandangan dan pengemis) dari proses penjangkauan hingga pada proses

penyaluran. Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat oleh

mata, didengar oleh telinga, diraba oleh tangan, kemudian peneliti tuangkan dalam

penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan. Observasi dilakukan pada

saat peneliti menjalankan Praktikum II di PSBK ini dari bulan Maret sampai dengan

Juni 2009.

b. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh

pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dengan yang terwawancarai (yang

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan). Jadi wawancara ialah untuk

mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan

pihak siswa, pegawai panti, dan pekerja sosial yang menangani klien tersebut.

Wawancara ini dilakukan dengan 4 orang peksos dan satu orang Kasie Rehsos.

Pertanyaan pokok ialah tentang pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh PSBK ini

dari awal hingga terminasi bahkan sampai dengan bimbingan lanjut. Wawancara

dilakukan pada waktu istirahat dan menanyakan terlebih dahulu untuk dimohon

12

Prof. Dr. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : ALFABETA, 2005

Page 57: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

kesediaannya diwawancarai. Kegiatan wawancara banyak dilakukan di dalam kantor

ruangan kerja dan ruangan konsultasi.

c. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan, membaca, memperoleh dan mempelajari

berbagai macam bentuk data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di

Panti Sosial Bina Karya serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan

bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan majalah.

5. Teknik Pemilihan Informan

Berkenaan dengan tujuan penelitian, maka pemilihan informan menentukan

informasi kunci (key informan) tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus

penelitian.

Untuk memilih sempel (dalam hal ini informan kunci) lebih tepat dilakukan

dengan sengaja (purposive sampling) yaitu peneliti memilih dan menentukan orang-

orang atau pegawai yang menjadi informan untuk diwawancarai. Selanjutnya, bilamana

dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi baru,

proses pengumpulan informasi sudah selesai.

Untuk itu peneliti menggambarkan dengan tabel sebagai berikut

Tabel 1.1

Kerangka dan Jumlah Informan

Informasi yang dicari Informan Jumlah

a. Tahapan Pelayanan

b. Jenis Pelayanan

1 Kasie Rehsos

4 Peksos

5 Orang

Jenis Pelayanan dan Kegiatan

di PSBK

3 Orang mantan klien 3 Orang

Page 58: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

6. Sumber Data

Bila dilihat dari sumbernya, tehnik pengumpulan data terbagi dua bagian, yaitu :

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan yang ada di panti

pada waktu penelitian. Data primer ini diperoleh melalui pengamatan dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi tidak

langsung, seperti dokumen-dokumen yang ada di perpustakaan, pusat pengelolahan

data, pusat penelitian, departemen dan sebagainya. Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini diantaranya data yang diperoleh dari studi kepustakaan.

7. Teknik Pencatatan Data

Dalam teknik pencatan data, peneliti menggunakan catatan lapangan (data

lapangan). Catatan lapangan (data) dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan

pengamatan, wawancara atau menyaksikan kejadian tertentu selama di lapangan dengan

menggunakan bahasa objektif. Alat bantu yang peneliti gunakan dalam proses pencatatan

data berupa alat tulis, tape recorder dan kekuatan daya ingat. Pada waktu wawancara dan

melakukan pencatatan data, keberadaan peneliti diketahui oleh peksos. Pencatatan data

tersebut dinamakan dengan transkip wawancara. Kemudian dari hasil wawancara

tersebut dicatat, dan direkam untuk kemudian diolah dan disempurnakan apabila peneliti

telah berada ditempat tinggal.

8. Analisa Data

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan

proses layanan sosial bagi gelandangan dan pengemis serta hambatan-hambatannya.

Page 59: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

b. Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan sosial bagi gelandangan dan

pengemis serta hambatan-hambatannya diperoleh, maka data tersebut disusun dan

disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel dan lain

sebagainya.

c. Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan dengan

menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan untuk menarik

kesimpulan.

9. Keabsahan Data

a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik tringulasi, yaitu

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu

dapat dicapai dengan jalan; (a). membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, misalnya untuk mengetahui pelayanan sosial bagi gelandangan dan

pengemis yang diberikan oleh PSBK tersebut. (b). membandingkan keadaan dan

prespektif sesorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya

dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh klien yang

menerima pelayanan dengan jawaban yang diberikan oleh pegawai atau peksos. (c).

membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan

masalah yang diajukan. Peneliti memanfaat dokumen dan data sebagai bahan

perbandingan.

b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekungan pengamatan bermaksud

menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi yang sangat relevan

dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Kemudian memusatkan diri pada hal-

hal tersebut secara rinci, maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari

jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

Page 60: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

c. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal ini ialah

objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan,

pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman sesorang

itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan

objektif.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas 5

bab yang terdiri dari sub-sub bab yang saling berkaitan, sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teori, a). Pengertian Pelayanan Sosial, b). Pengertian Panti

Sosial, c). Pengertian Gelandangan dan Pengemis, b). Faktor-Faktor

Penyebab adanya Gepeng, c). Macam-Macam Gepeng, d). Masalah Umum

Gepeng.

BAB III : Gambaran Umum PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi di Bekasi Jawa

Barat, terdiri dari : Profil PSBK Pangudi Luhur, yang membahas tentang:

sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, prosedur kerja PSBK,

mekanisme kerja, kerja sama, komposisi pegawai, landasan hukum,

sasaran dan pelayanan, persyaratan calon wbs, pembiyaan operasional,

waktu dan kapasitas pelayanan, proses rehabilitasi Gepeng, sarana dan

prasarana, alur tahapan rehabilitasi sosial, daftar nama pembimbing

pondok, jumlah wbs tahun 2009.

Page 61: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

BAB IV : Temuan dan Analisa Data, bab ini akan menguraikan analisa hasil

penelitian mengenai Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bagi Gelandangan

dan Pengemis di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur” Bekasi

Jawa Barat.

BAB V : Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran

Daftar Pusaka dan Lampiran-Lampiran

Page 62: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Pelayanan Sosial

Dalam ilmu kesejahteraan sosial pelayanan sosial didefinisikan sebagai usaha,

aktifitas, dan kegiatan. Pelayanan sosial adalah usaha pemberian bantuan atau

pertolongan kepada orang lain, baik berupa materi maupun non materi agar orang itu

dapat mengatasi masalahnya sendiri13

.

The Social Work Dictionary (1999), menyebutkan sebagai berikut: “pelayanan

sosial merupakan aktivitas pekerja sosial dan profesi lain dalam rangka membantu orang

agar berkecukupan, mencegah ketergantungan, memperkuat relasi keluarga, memperbaiki

keberfungsian sosial, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat”14.

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, menjelaskan Standar Pelayanan

Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis adalah :

1. Pelayanan Sosial adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang yang disebut

sebagai pekerja sosial untuk menangani masalah sosial individu, kelompok masyarakat,

(gelandangan dan pengemis). Artinya pelayanan dan rehabilitasi sosial adalah bentuk

kegiatan yang diwujudkan dalam program kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah,

organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat sendiri yang bertujuan

untuk mengatasi masalah sosial gelandangan dan pengemis. Pelayanan sosial dapat dilihat

dari dua sisi yaitu pelayanan yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Pelayanan

sosial yang bersifat langsung adalah pelayanan yang diberikan kepada gelandangan dan

pengemis sesuai dengan permasalahannya. Sedangkan pelayanan sosial yang bersifat

13

Departemen Sosial R.I. Badan Penelitian dan Pengembangan, istilah Usaha Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: 1997), h.179

14

Dwi Heru Sukoco, Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial,

(Jakarta:1997), h.119

Page 63: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

tidak langsung adalah berupa kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk

mengatasi masalah gelandagan dan pengemis15.

2. Tujuan

Pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis ditujukan untuk memulihkan

fungsi sosial dan gelandangan dan pengemis, antara lain dapat dilihat dari :

a. Gelandangan dan pengemis mampu merubah cara hidup dan cara menghasilkan

penghasilan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

b. Gelandangan dan pengemis dapat dijangkau dan mau mengikuti program pelayanan dan

rehabilitasi sosial.

c. Gelandangan dan pengemis mampu menjalankan fungsi dan peran sosialnya di

masyarakat secara wajar.

3. Fungsi

a. Menumbuhkan kesadaran gelandangan dan pengemis tentang pentingnya program

pelayanan dan rehabilitasi sosial.

b. Membantu gelandangan dan pengemis untuk mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang

berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.

c. Membantu gelandangan dan pengemis agar mampu memenuhi kebutuhan dasar.

d. Membantu gelandangan dan pengemis untuk mengembangkan potensinya.

e. Membantu gelandangan dan pengemis untuk berperilaku normatif.

4. Pendekatan

15

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Departemen Sosial RI (2007). Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan

Pengemis, hal 13

Page 64: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

a. Integratif, adalah pendekatan yang dilakukan secara terpadu antara satu kegiatan dengan

kegiatan lainnya.

b. Komprehensif, adalah pendekatan yang dilakukan untuk kemajuan dan pengembangan

gelandangan dan pengemis secara menyeluruh.

c. Interdisipliner, adalah pendekatan yang dilakukan dengan melihat masalah gelandangan

dan pengemis dari sudut berbagai disiplin ilmu.

d. Lintas sektoral, adalah pendekatan yang dilakukan dengan menangani masalah

gelandangan dan pengemis dengan melibatkan berbagai sektor terkait.

5. Komponen

a. Organisasi/kelembagaan

Dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial, keberadaan organisasi adalah

sangat penting terutama untuk menunjukan kesungguhan terhadap pelaksanaan dilapangan

secara sistematis dan terencana. Organisai ini akan mengkoordinir semua kegiatan yang

dilakukan pekerja sosial dilapangan maupun dimasyarakat. Organisasi ini juga menjadi

penanggung jawab semua proses kegiatan pelayanan.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dimaksud adalah semua orang yang memiliki kontribusi

terhadap proses pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik dilihat dari tingkat pendidikan, disiplin

ilmu maupun pengalaman praktis.

c. Pelayan dan Rehabilitasi Sosial

Semua proses pelayanan dan rehabilitasi yang ditujukan untuk kepentingan gelandangan

dan pengemis mulai dari pendekatan awal sampai terminasi.

Page 65: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah semua bentuk penunjang pelayanan yang

dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis,

baik dalam bentuk fisik, seperti halnya gedung, asrama, kamar mandi, transportasi, ruang

keterampilan, dan perlengkapan keterampilan, maupun non fisik, seperti antara lain peraturan

perundangan-undangan dan buku panduan.16

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa pelayanan sosial adalah proses kegiatan

pelayanan yang ditujukan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan

masyarakat yang membutuhkan atau mengalami permasalahan sosial, baik yang bersifat

pencegahan, perlindungan, pemberdayaan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, maupun

pengembangan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi dan atau memenuhi kebutuhan

secara memadai, sehingga mereka mampu melaksanakan fungsi sosial. Dalam kegiatannya

terdapat beberapa tahapan dalam pelayanan sosial adalah17 :

1. Tahapan pendekatan awal yaitu suatu proses kegiatan penjajagan awal, konsultasi

dengan pihak terkait, sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerimaan

pelayanan, pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, dan penempatan

calon penerima pelayanan, serta identifikasi sarana dan prasarana pelayanan.

2. Pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment) adalah suatu proses kegiatan

pengumpulan dan analisis data untuk mengungkapkan dan memahami masalah,

kebutuhan dan sistem sumber penerimaan klien.

16

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI (2007). Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan

Pengemis, hal 13-15

17

Departemen Sosial RI . Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Depsos, 2004) h. 3

Page 66: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

3. Perencanaan pemecahan masalah (Planning) adalah suatu proses perumusan tujuan

dan kegiatan pemecahan masalah, serta penetapan berbagai sumber daya (manusia,

biaya, metode-teknik, peralatan, sarana-prasarana, dan waktu) yang dibutuhkan

untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Pelaksanaan pemecahan masalah (intervention) yaitu suatu proses penerapan

rencana pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah

yang dilaksanakan adalah melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi, dan

pendampingan kepada penerima pelayanan dalam bimbingan dan bimbingan

pembinaan lanjut.

a. Bimbingan yaitu suatu proses kegiatan pelayanan yang diberikan kepada klien

untuk memenuhi kebutuhan mental, jiwa, dan raga si klien. Bimbingan ini

terdiri dari fisik, keterampilan, psikososial, sosial, resosialisasi, pengembangan

masyarakat dan advokasi.

b. Bimbingan dan pembinaan lanjut adalah suatu proses pemberdayaan dan

pengembangan agar penerima pelayanan dapat melaksanakan tugas-tugas

kehidupan dan lingkungan sosial.

5. Evaluasi, terminasi dan rujukan

a. Evaluasi adalah suatu proses kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan

efisiensi pencapaian tujuan pemecahan masalah dan atau indikator-indikator

keberhasilan pemecahan masalah.

b. Terminasi adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan

pelayanan/pertolongan antara lembaga dan penerima pelayanan (klien).

Page 67: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

c. Rujukan adalah suatu kegiatan merancang, melaksanakan, mensupervisi,

mengevaluasi, dan menyusun laporan kegiatan rujukan penerimaan program

pelayanan kesejahteraan sosial.

B. Definisi Panti Sosial

Secara etimologi panti sosial berarti rumah, tempat (kediaman) yang diberlakukan

untuk kemasyarakatan. Secara konseptual dapat dikemukakan bahwa panti sosial adalah

suatu lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan

sosial.

Panti sosial adalah unit pelaksanaan teknis di lingkungan Departemen Sosial yang

berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jendral Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial sehari-hari secara fungsional dibina oleh para Direktur terkait sesuai

dengan bidang tugasnya. Panti Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Panti. Panti sosial

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah

kesejahteraan sosial agar mampu berperan aktif, berkehidupan dalam masyarakat, rujukan

regional, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian informasi serta koordinasi

dan kerja sama dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya, panti sosial menyelenggarakan fungsinya antara lain

sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan

2. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial dan perawatan

3. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi yang meliputi bimbingan mental, sosial, phisik

dan keterampilan

4. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut

5. Pelaksanaan pemberian informasi dan advokasi

Page 68: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

6. Pelaksanaan pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rehabilitasi sosial

7. Pelaksanaan urusan tata usaha.

Panti Sosial Bina Karya mempunyai tugas memberikan bimbingan, pelayanan

dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan

fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi para

gelandangan dan pengemis agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan

bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan18

.

C. Pelayanan Sosial Berbasis Panti

Dari definisi diatas mengenai istilah pelayanan sosial dan panti dapat peneliti

rumuskan bahwa pelayanan sosial berbasis panti merupakan jenis pelayanan yang bersifat

rehabilitatif, dalam arti bahwa gelandangan dan pengemis dipandang sebagai orang yang

berada dalam kondisi ketidakmampuan, ditelantarkan, dirugikan sehingga intervensi yang

dilakukan adalah dengan melindungi dan merehabilitasi. Di dalam kalangan pekerja sosial

istilah ini lebih dikenal dengan center based program (penanganan yang berbasis panti).

Secara empirik lembaga pelayanan sosial sebagai salah satu wujud organisasi

pelayanan manusia, mempunyai berbagai jenis pelayanan sosial yang diberikan kepada

kliennya. Jenis pelayanan yang diberikan dalam pelayanan berbasis panti bagi gelandangan

dan pengemis sebagai berikut :

1. Pelayanan pengasramaan yaitu pelayanan pemberian tempat tinggal sementara

kepada klien.

2. Pelayanan kebutuhan pangan yaitu pelayanan pemberian makan minum dengan

berbagai menu yang telah ditetapkan agar tingkat gizi klien terjamin kualitasnya.

18

Keputusan Mentri sosial Republik Indonesia, tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan

Departemen Sosial. Jakrta 2003

Page 69: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

3. Pelayanan konseling yaitu pelayanan bimbingan untuk meningkatkan kemauan dan

kemampuan berinteraksi dengan orang lain, menjalankan peran sosial, memenuhi

kebutuhan, dan memecahkan masalah.

4. Pelayanan kesehatan yaitu pelayanan pengontrolan dan pengecekan kesehatan klien

oleh tenaga medis, agar diketahui tingkat kesehatan klien.

5. Pelayanan pendidikan yaitu pelayanan pemberian kesempatan kepada klien untuk

mengikuti pendidikan formal.

6. Pelayanan keterampilan yaitu pelayanan pendidikan keterampilan kerja, seperti

pertukangan, perbengkelan, kerajinan tangan, komputer dan sebagainya.

7. Pelayanan bimbingan mental yaitu pelayanan bimbingan keagamaan dengan

menjalankan aktivitas agama masing-masing klien dan mengikuti ceramah-ceramah

keagamaan.

8. Pelayanan rekreasi dan hiburan yaitu pelayanan yang ditunjukan untuk memberikan

rasa gembira dan senang melalui permainan, musik, media, dan kunjungan ke suatu

tempat rekreasi.

Tidak semua jenis pelayanan yang diatas tersebut mampu diberikan oleh lembaga

pelayanan sosial, hal tersebut disebabkan oleh faktor keuangan, kekurangan pegawai dan

faktor lainnya yang menghambat pelayanan sosial.

D. Gelandangan dan Pengemis (gepeng)

1. Pengertian Gepeng

Istilah “gepeng” merupakan singkatan dari kata gelandangan dan pengemis. Menurut

Depertemen Sosial R.I (1992), gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan

tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta

tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup

Page 70: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

mengembara di tempat umum.19 “Pengemis” adalah orang-orang yang mendapat penghasilan

dari meminta-minta di muka umum dengan berbagai alasan untuk mengharapkan belas

kasihan dari orang lain. 20

Gelandangan pengemis adalah seseorang yang hidup menggelandang dan sekaligus

mengemis.21

Ali, dkk,. (1990) menyatakan bahwa gelandangan berasal dari gelandang yang berarti

selalu mengembara, atau berkelana (lelana). Dengan strata demikian maka gelandangan

merupakan orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal atau rumah dan pekerjaan

yang tetap atau layak, berkeliaran di dalam kota, makan-minum serta tidur di sembarang

tempat. 22

Menurut Mutholib dan Sudjarwo dalam Ali,dkk.,(1990) diberikan tiga gambaran

umum gelandangan, yaitu :

a. Sekelompok orang miskin atau dimiskinkan oleh masyarakat,

b. Orang yang disingkirkan dari kehidupan khalayak ramai,

c. Orang yang berpola hidup agar mampu bertahan dalam kemiskinan dan

keterasingan.23

2. Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis

Masalah sosial yang tidak bisa dihindari keberadaanya dalam kehidupan masyarakat,

terutama yang berada di daerah perkotaan adalah masalah gelandangan dan pengemis.

19

Depertemen Sosial R.I (1992) dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu

Kabupaten Karang Asem. 20

Ibid, h. 2

21

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Departemen Sosial RI (2007). Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan

Pengemi, hal 5

22

Ali, dkk,. (1990) Gelandangan di kartasura, dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di

Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem

23

Ibid, h. 3

Page 71: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Permasalah sosial gelandangan dan pengemis merupakan akumulasi dan interaksi dari

berbagai permasalahan seperti halnya kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya

keterampilan kerja yang dimiliki, lingkunagn, sosial budaya, kesehatan dan lain sebagainya.

Adapun gambaran permasalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Masalah kemiskinan

Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar

minimal dan jangkauan pelayanan umum sehingga tidak dapat mengembangkan kehidupan

pribadi maupun keluarga secara layak.

b. Masalah Pendidikan

Pada umumnya tingkat pendidikan gelandangan pengemis relatif rendah sehingga

menjadi kendala untuk memperoleh pekerjaan yang layak.

c. Masalah keterampilan kerja

Pada umumnya gelandangan dan pengemis tidak memiliki keterampilan yang sesuai

dengan tuntutan pasar kerja.

d. Masalah sosial budaya

Ada beberapa faktor sosial budaya yang mempengaruhi seseorang menjadi

gelandangan dan pengemis.

e. Rendahnya harga diri

Rendahnya harga diri pada sekelompok orang, mengakibatkan tidak adanya rasa malu

untuk meminta-minta.

f. Sikap pasrah pada nasib

Mereka menganggap bahwa kemiskinan dan kondisi mereka sebagai gelandangan dan

pengemis adalah nasib, sehingga tidak ada kemauan untuk melakukan perubahan.

g. Kebebasan dan kesenangan hidup menggelandang

Page 72: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Ada kenikmatan tersendiri bagi sebagian besar gelandangan pengemis yang hidup

menggelandang, karena mereka merasa tidak terikat oleh peraturan dan noma yang kadang-

kadang membebani mereka, sehingga mengemis adalah salah satu mata pencaharian.

h. Masalah Kesehatan

Dari segi kesehatan, gelandangan dan pengemis termasuk kategori warga Negara

dengan tingkat kesehatan fisik yang rendah akibatnya rendahnya gizi makanan dan

terbatasnya akses pelayanan kesehatan.

Selain permasalahn diatas ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh permasalahn

gelandanganan dan pengemis antara lain :

a. Masalah Lingkungan

Gelandangan dan Pengemis pada ummumnya tidak memiliki tempat tinggal tetap,

tinggal di wilayah yang sebenarnya dilarang dijadikan tempat tinggal, seperti : taman-taman,

bawah jembatan dan pinggiran kali. Oleh karena itu kehadiran mereka di kota-kota besar

sangat mengganggu ketertiban umum, ketenangan masyarakat dan kebersihan serta

keindahan kota.

b. Masalah Kependudukan

Gelandangan dan Pengemis yang hidupnya berkeliaran dijalan-jalan dan tempat

umum, kebanyak tidak memiliki kartu identitas (KTP/KK) yang tercatat dikelurahan

(RT/RW) setempat dan sebagian besar mereka hidup bersama sebagai suami istri tanpa ikatan

pernikahan yang sah.

c. Masalah keamanan dan ketertiban

Maraknya gelandangan dan pengemis disuatu wilayah dapat menimbulkan kerawaan

sosial, serta mengurangi keamanan dan ketertiban di daerah tersebut.

3. Prinsip-prinsip Penangan Gelandangan dan Pengemis

A. Prinsip-prinsip Umum

Page 73: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

2. Pengharapan terhadap harkat dan martabat manusia, dimana gelandangan dan pengemis

diterima dan dihargai sebagai pribadi yang utuh dalam kehidupan masyarakat

(bersosialisasi kembali kemasyarakat).

3. Pengakuan terhadap hak gelandangan dan pengemis dalam menentukan nasipnya sendiri

melalui pemberian kesempatan turut dalam merencanakan kehidupan/pekerjaan yang

dipilih sesuai dengan kemampuannya.

4. Pemberian kesempatan yang sama bagi gelandangan dan pengemis dalam

mengembangkan diri dan berperan serta dalam berbagai aktifitas kehidupan, tanpa

membedakan suku, agama, rasa atau golongan.

5. Penumbuhan tanggung jawab social yang melekat pada setiap gelandangan dan pengemis

yang dilayani.

B. Prinsip-prinsip Khusus

1. Prinsip penerimaan gelandangan dan pengemis secara apa adanya.

2. Prinsip tidak menghakimi (non judgemental) gelandangan dan pengemis.

3. Prinsip Individualisasi, dimana setiap gelandangan dan pengemis tidak disamaratakan

begitu saja, tetapi harus dipahami secara khusus sesuai dengan keunikan pribadi dan

masalah mereka masing-masing.

4. Prinsip kerahasiaan, dimana setiap informasi yang diperoleh dari gelandangan dan

pengemis dapat dijaga kerahasiaannya sebaik mungkin, terkecuali digunakan untuk

kepentingan pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis itu sendiri.

Page 74: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

5. Prinsip partisipasi, dimana gelandangan beserta orang-orang terdekat dengan dirinya

diikut sertakan dan dapat berperan optimal dalam upaya pelayanan dan rehabiltasinya

kembali kemasyarakat.

6. Prinsip komunikasi, dimana kualitas dan intensitas komunikasi antara gelandangan dan

pengemis dengan keluarga dan lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan seoptimal

mungkin sehingga berdampak positif terhadap upaya rehabilitasi gelandangan dan

pengemis.

7. Prinsip kesadaran diri, dimana para pelaksana pelayanan dan rehabilitasi sosial

gelandangan dan pengemis secara sadar wajib menjaga kualitas hubungan profesionalnya

dengan gelandangan dan pengemis, sehingga tidak jatuh dalam hubungan emosional yang

menyulitkan dan menghambat keberhasilan pelayanan.

4. Masalah Penanganan dan Indikator Keberhasilan

Dalam upaya pelayanan rehabiliatsi sosial gelandangan dan pengemis timbul

permasalahan dalam penanganan seperti masalah organisasi, sumber daya manusia,

pelayanan rehabilitasi sosial sarana prasarana. Untuk mewujudkan upaya dimaksud, maka

diperlukan adanya suatu batasan-batasn minimal yang memiliki ukuran untuk mencapai

pelayanan yang berkualiatas dan mendukung pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan

dan pengemis.

Indikator keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis :

1. Mereka tidak lagi menjadi gelandangan dan pengemis.

2. Mereka dapat mencari nafkah dengan cara yang sesuai dengan norma sosial masyarakat.

Page 75: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

BAB III

Gambaran Umum PSBK Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi 24

A. Profil Lembaga dan Sejarah Berdirinya

Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi adalah salah satu Unit Pelaksana

Teknis Departemen Sosial yang memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang meliputi

: pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan

dan resosialisasi, serta pembinaan lanjut bagi penyandang masalah gelandangan dan

pengemis agar mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada tanggal 04 Oktober 1961 dengan nama “Komando Penampungan Pendidikan

dan Penyaluran Tuna Karya” Seluruh Jawa di Bekasi (KOP.3.T.K). SK Mensos RI No.

41/HUK/KEP/XI/79/ tanggal 1 November 1979 perubahan nama menjadi Panti Rehabilitasi

Gelandangan pengemis dan Orang Terlantar (PRPGOT) H.Moeljadi Djojomartono Bekasi di

bawah naungan Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi Jawa Barat. SK Menteri Sosial

RI No. 14/HUK/KEP/1994 tentang Penamaan UPT Pusat/Panti/Sasana, perubahan nama

menjadi Panti Sosial Bina Karya "Pangudi Luhur" Bekasi. Panti Sosial Bina Karya "Pangudi

Luhur" Bekasi beralamat di Jalan H. M. Djojomartono No. 19 Departemen Sosial, Bekasi

Timur, Jawa Barat.

B. Visi dan Misi

Visi

“Mengembalikan fungsi sosial gelandangan, pengemis dan orang terlantar secara professional

agar mampu berperan aktif, bermartabat yang memiliki kemandirian dalam kehidupan

bermasyarakat”

24

Brosur PSBK. Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Copy righ 2007 dan 2009

Page 76: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Misi

1. Memberikan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Terhadap Gelandangan dan Pengemis

beserta Keluarganya.

2. Memberikan pencegahan agar orang tidak menggelandang dan pengemis.

3. Menyelenggarakan pengkajian model pelayanan Rehabilitasi Sosial dan sebagai

fungsi Laboratorium penanganan Gelandangan dan Pengemis beserta keluarganya.

4. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan Pelayanan

Rehabilitasi Sosial.

5. Mengembangkan sistem rujukan sebagai jaringan kerja dengan instansi terkait.

C. Tugas Pokok, Tujuan dan Fungsi Panti

Tugas pokok PSBK, memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang

bersifat preventif, rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial,

pelatihan keterampilan, resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi para gelandangan dan

pengemis agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta

pengkajian dan penyiapan standar pelayanan dan rujukan.

Tujuan Lembaga, terbina dan berkembangnya tata kehidupan dan penghidupan sosial

bagi gelandangan dan pengemis yang meliputi pulihnya kembali rasa harga diri, kepercayaan

diri, tanggung jawab sosial, serta mau dan mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam

kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Fungsi PSBK :

1. Penyusunan perencanaan program, evaluasi dan pelaporan.

2. Pelaksanaan Observasi, Identifikasi, Motivasi, Konsulatasi, Seleksi, Registrasi,

Assesment, dan Rujukan.

Page 77: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

3. Rehabilitasi Sosial yang meliputi Bimbingan Fisik, Mental, Sosial dan keterampilan

terhadap Gelandangan dan Pengemis beserta keluarganya.

4. Resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.

5. Layanan data, Informasi dan Advokasi Sosial.

6. Pelaksanaan pengkajian dan penyiapan standar pelayanan.

7. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.

D. Struktur Organisasi PSBK

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor. 59/KUH/2003 tertanggal 23 Juli

2003, tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di lingkungan Departemen Sosial RI.

Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur” dipimpin oleh seorang kepala panti

dibantu oleh satu kepala subbagian tata usaha, dua kepala seksi dan kelompok jabatan

fungsional. Adapun skruktur organisasi di Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur”

Bekasi adalah sebagaimana bagan di bawah ini:

Page 78: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

STRUKTUR ORGANISASI

Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi

KEPALA

Drs. Sebak Singkali

KA.SUB.BAGIAN TATA USAHA

Drs. Lusinto

KASIE REHABILITASI SOSIAL

Dra. Dewi Kania

KASIE PROG & ADVOKASI SOSIAL

Drs. Sugiono

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Dra. Shinta Lestari

KEPALA INSTALASI PRODUKSI

Drs. Alimin

Page 79: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

E. Mekanisme Kerja

1. Kepala Panti

Mempunyai tugas memimpin mengkoordinasi dan mengendalikan pelaksanaan

kegiatan rehabilitasi gelandangan dan pengemis.

2. Sub. Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan,

perlengkapan dan rumah tangga serta kehumasan.

3. Seksi Program dan Advokasi Sosial

Menpunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program, pemberian informasi

dan advokasi, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan serta melakukan pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

4. Seksi Rehabilitasi Sosial

Menpunyai tugas melakukan registrasi, observasi, identifikasi, pemeliharaan jasmani

dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial,

phisik, keterampilan, resosialisasi, penyaluran, dan bimbingan lanjutan.

5. Kelompok Jabatan Fungsional

Menpunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-

masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Instalasi Produksi

Menpunyai tugas kegiatan keterampilan kerja yang bersifat ekonomi, produktif bagi

penyandang masalah kesejahteraan sosial pasca rehabilitasi agar mampu berperan aktif dalam

masyarakat.

Page 80: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

F. Komposisi Pegawai

Pegawai Panti Sosial Bina Karya (PSBK) “Pangudi Luhur” Bekasi adalah berjumlah

65 orang, yang terdiri dari laki-laki 27 orang dan perempuan 38 orang yang terbagi kedalam

jabatan strukturan dan fungsional. Komposisi pegawai PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi,

menurut kedudukan dan jabatan ditunjukan di bawah ini :

Tabel 3.1

Komposisi Pegawai Menurut Kedudukan dan Jabatan

No Kedudukan Struktural Fungsional Jumlah

1 Kepala Panti 1 Orang - 1 Orang

2 Ka. Subbag TU 1 Orang - 1 Orang

3 Ka. Sie Rehsos 1 Orang - 1 Orang

4 Ka. Sie PAS 1 Orang - 1 Orang

5 Sub Bagian Tata Usaha 23 Orang - 23 Orang

6 Seksi Rehsos - 8 Orang 8 Orang

7 Seksi PAS - 5 Orang 5 Orang

8 Pekerja Sosial - 26 Orang 26 Orang

Jumlah 27 Orang 39 Orang 66 Orang

Sumber : TU PSBK “Pangungi Luhur” Bekasi

Komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi

Luhur” Bekasi pada tahun 2009, ditunjukan di bawah ini :

Tabel 3.2

Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Sarjana S1 16 Orang

2 Sarjana Muda 8 Orang

3 SLTA 39 Orang

4 SLTP -

5 SD 2 Orang

Jumlah 65 Orang

Sumber : TU PSBK “Pangungi Luhur” Bekasi

Komposisi pegawai menurut tingkat golongan kepegawaian di Panti Sosial Bina

Karya “Pangudi Luhur” Bekasi pada tahun 2009, ditunjukan di bawah ini :

Page 81: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Tabel 3.3

Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Golongan

No Golongan Jabatan

1 Golongan IV 6 Orang

2 Golongan III 44 Orang

3 Golongan II 13 Orang

4 Golongan I 2 Orang

Jumlah 65 Orang

Sumber : TU PSBK “Pangungi Luhur” Bekasi

G. Landasan Hukum

1. UU No. 6 th. 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial

2. PP No. 31 th. 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis

3. Keppres RI No. 40 th. 1993 tentang Koordinasi Penanggulangan Gelandangan dan

Pengemis

4. Kep. Mensos RI No. 30/HUK/1996 tentang Rehabilitasi Gelandangan dan Pengemis di

dalam Panti Sosial

5. Kep. Mensos RI No. 59/HUK/2003, tanggal 23 Juli 2003, tentang Organisasi dan Tata

Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial RI.

H. Sasaran dan Pelayanan

1. Gelandangan

Gelandangan adalah seseorang yang hidup dalam keadaan tidak mempunyai tempat

tinggal dan pekerjaan tetap serta mengembara di tempat umum sehingga hidup tidak

sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat.

2. Pengemis

Page 82: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Pengemis adalah seseorang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di

tempat umum dengan berbagai cara alasan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang

lain.

3. Keluarga Gelandangan dan Pengemis

Keluarga Gelandangan dan Pengemis adalah saudara atau family dari Gelandangan dan

Pengemis.

4. Anak yang orang tuanya menjadi gelandangan dan pengemis

5. Pemulung gelandangan

6. Pengemis gelandangan

7. Pedagang asongan gelandangan.

I. Persyaratan Calon Keluarga Binaan Sosial

1. Sehat jasmani (tidak mempunyai penyakit menular atau kronis)

2. Sehat rohani (tidak mempunyai penyakit jiwa)

3. Tidak sedang berurusan dengan penegak hukum

4. Usia produktif ( secara fisik mampu bekerja keras )

5. Tidak dalam keadaan hamil

6. Sudah berkeluarga atau masih bujangan

7. Bersedia mengikuti program pelayanan panti.

J. Waktu dan Kapasitas Pelayanan

Dalam 1 (satu) tahun anggaran memberikan layanan sosial sebanyak 600 orang Tuna

Sosial beserta keluarganya. Sementara ini pembinaan terhadap Gelandangan dan Pengemis

selama 6 (enam) bulan. Ada wacana pelaksanaan pembinaan selama 1 (satu) tahun :

1. Perkembangan kepribadian klien belum matang.

Page 83: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

2. Kemampuan keterampilan belum memadai.

3. Penyiapan penyaluran yang disesuaikan dengan penerimaan lapangan kerja.

4. Berdasarkan pertimbangan professional pelaksanaan pelayanan dapat diakhiri sebelum

batas waktu yang ditentukan.

K. Proses Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Proses pelayanan yang diterima Keluarga Binaan Sosial (KBS) meliputi :

1. Rehabilitasi Sosial

Proses rehabilitasi sosial antara lain :

a. Tahap Pendekatan Awal

Pada tahap ini Pekerja Sosial melaksanakan;

(1) Informasi dan sosialisasi program.

(2) Identifikasi masalah.

(3) Konsultasi dan Motivasi.

(4) Seleksi Penerimaan.

b. Tahap Penerimaan atau Pemanggilan

Proses tahap Penerimaan meliputi ;

(1) Registrasi; Registrasi dilaksanakan kepada Keluarga Binaan Sosial yang telah lolos

seleksi.

(2) Penelaahan dan pengungkapan masalah (Need Assesment).

(3) Penempatan pada program.

c. Tahap Bimbingan fisik, mental, sosial dan latihan keterampilan Kerja :

(1) Bimbingan Fisik dan Mental meliputi :

- Peraturan Baris Berbaris (PBB)

Page 84: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

- Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)

- Out Bond

- Pendidikan Agama

- Etika/ Budi Pekerti

- Kebersihan lingkungan/K3

- Pemeriksaan Kesehatan

(2) Bimbingan Sosial, meliputi :

- Pertemuan Pagi

- Bimbingan Perorangan

- Dinamika Kelompok

- Bimbingan Kelompok

- Diskusi Kelompok

- Kesehatan Masyarakat

- Hidup Bermasyarakat

- HIV/AIDS

- Kesenian

- Komunikasi

(3) Bimbingan Keterampilan meliputi ;

- Pembuatan Tahu/Tempe Tahun 1986

- Olahan Pangan Tahun 1995

- Pembuatan Batako Tahun 1992

- Menjahit Tahun 1961

Page 85: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

- Tata Rias Kecantikan Tahun 1996

- Sablon Tahun 1996

- Elektro Tahun 1961

- Montir Motor Tahun 1961

- Pertukangan Las Tahun 1961

- Pertukangan Kayu Tahun 1961

- Montir Mobil Tahun 2008

- Pertanian Tahun 2008

- Musik Tahun 2008

2. Resosialisasi

Resosialisasi, meliputi :

(a) Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

(b) Bimbingan sosial hidup bermasyarakat

(c) Bimbingan bantuan stimulan usaha produktif

(d) Penyaluran

3. Bimbingan Lanjut

Bimbingan Lanjut, meliputi ;

(a) Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat.

(b) Bantuan pengembangan usaha/kerja.

(c) Bimbingan pemantapan usaha/kerja.

L. Pembiayaan Operasional

Page 86: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Anggaran dan pembiayaan pada PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi sepenuhnya

diperoleh dari Departemen Sosial RI.

M. Kerja Sama Lintas Sektoral

Dalam melaksanakan rehabilitasi sosial, PSBK "pangudi Luhur' Bekasi bekerja sama dengan

berbagai instansi terkait antara lain :

- Dinas Nakertrans Kota Bekasi

- Kantor Kependudukan Kabupaten Bekasi

- Dinas Kependudukan Kota Bekasi

- Kandep Agama Kota Bekasi

- KUA Kecamatan Bekasi Timur

- Kepolisian

- Badan/Kantor/Dinas Sosial Sejawa Barat

- Dan beberapa perusahaan tempat PBK di sekitar Bekasi.

N. Sarana dan Prasarana

1. Sarana

a) Luas Tanah : 51.616 M2

b) Kantor : 2 Unit

c) R. Keterampilan :12 Unit

d) R. Kelas : 3 Unit

e) Aula : 2 Unit

f) Bengkel : 1 Unit

g) Gudang : 1 Unit

h) Poliklinik : 1 Unit

Page 87: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

i) Pondok/Asramah : 34 Unit

Pondok / Asrama WBS

1) Type 21 : 14 Unit (@ 5 Pintu)

2) Type 18 : 20 Unit (@ 5 Pintu)

3) M C K : 6 Unit (@ 20 Pintu)

j) MCK : 6 Unit

k) TPA : 1 Unit

l) Wisma Tamu : 1 Unit

m) Rumah Dinas : 34 Unit

n) Mushola : 1 Unit

o) Lahan Pertanian : 5000 M2

2. Prasarana

a) Peralatan Kantor

b) Peralatan Praktek Keterampilan

c) Peralatan Kesenian

d) Mobilitas

1) Roda 6 : 3 Unit

2) Roda 4 : 3 Unit

3) Roda 2 : 6 Unit

e) Telephon / Fax

f) Aiphone

g) Penerangan Lisrik

h) Air Jet Pump

Luas tanah 3 Panti : 15.616 M2

Luas PSBK seluruhnya : 51.616 M2

Page 88: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Luas tanah untuk bangunan : 44.412 M2

Luas tanah untuk sarana : 4.204 M2

Tanah kosong Pertanian : 2.000 M2

O. Pembimbing Pondok Tahun 2009

Tabel 3.4

Daftar Nama-Nama Pembimbing Pondok

Pondok Pembimbing Penanggung Jawab

Anggrek 3 Ibu Sri Wibowo Murtini Ibu Amilya

Aster 3 Ibu Yustina Winarti Ibu Amilya

Aster 4 Ibu Martina Tarigan Ibu Amilya

Aster 5 Bapak Sumino Ibu Amilya

Cempaka 2 Bapak Indra Guntur Ibu Yunie

Cempaka 3 Ibu Suhartiningsih Ibu Amilya

Cempaka 4 Ibu Edina Sitanggang Ibu Amilya

Dahlia 1 Ibu Cahya Kirani Ibu Yunie

Cemara 1 Ibu Tri Hartati Ibu Yunie

Cemara 2 Ibu Nia Dania Ibu Yunie

Cemara 3 Bapak Cecep Ibu Yunie

Cemara 4 Bapak Nana Sumarna Ibu Yunie

Beringin 1 Bapak Raden Bapak Alimin

Beringin 2 Ibu Nuni Bapak Alimin

Beringin 3 Bapak Pujiyanto Bapak Alimin

Beringin 4 Bapak Djajadi Bapak Alimin

Angsana 1 Bapak Edison Bapak Alimin

Angsana 2 Ibu Dedeh Bapak Alimin

Koordinator Pekerja Sosial : Ibu Dra. Shinta Lestari

Penanggung Jawab Rehabilitasi Sosial : Ibu Dra. Laila Kurniati Akbariah

Penanggung Jawab Program & Advokasi Sosial : Ibu Dra. Yuyun Susilawati

Page 89: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

P. Jumlah WBS Kelayan Angkatan I Tahun 2009

Tabel 3.5

Jumlah WBS Angkatan I Tahun 2009

Keterangan Pria Wanita Jumlah

WBS Produktif

Kepala Keluarga 53 Orang 53 Orang

Isteri 53 Orang 53 Orang

Singel (Bujang) 68 Orang 19 Orang 87 Orang

WBS Non Produktif

Anak Usia

Sekolah

7 Anak 1 Anak 8 Anak

Anak Usia Balita 24 Anak 20 Anak 44 Anak

Jumlah WBS 254 Orang

Sumber : TU PSBK “Pangungi Luhur” Bekasi

Page 90: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Tahapan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis dilaksanakan melalui

suatu rangkaian proses yang mengacu pada tahapan pertolongan pekerja sosial kepada

klien yaitu gelandangan dan pengemis.

Klien atau anggota penerima pelayanan sosial adalah para gelandangan dan

pengemis hasil dari motivasi dan seleksi yang dilakukan oleh para peksos dan pegawai

PSBK yang turun kejalan untuk memberikan informasi dan sosialisasi program kepada

gelandangan dan pengemis yang ada dijalan-jalan serta kantong-kantong kumus.

Pelayanan sosial ini diberikan kepada mereka yang tertarik untuk mengikutinya dan bagi

mereka yang tidak berminat dari PSBK tidak memaksakannya karena jika mereka dipaksa

percuma nanti mereka kabur. Mereka yang mengikuti pelayanan di PSBK ini banyak

yang telah berumah tangga namun ada juga yang masih bujangan latar belakang

pendidikan mereka yang hanya tingkat SD bahkan tidak tamat.

Pemberi atau pembimbing yang memberikan pelayanan sosial di PSBK ini adalah

mereka yang disebut sebagai pekerja sosial (peksos) baik yang lulusan STKS Bandung,

PTN/S maupun lulusan tingkat SMA. Mereka sudah sangat pengalaman dan tidak

diragukan lagi karena sudah bertahun-tahun dalam memberikan pelayanan sosial di PSBK

ini.

Pekerja sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang bertujuan untuk

membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu menjalankan

tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan perannya. Dengan kata lain, nilai, pengetahuan

Page 91: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

dan keterampilan professional pekerjaan sosial pada dasarnya adalah untuk meningkatkan

keberfungsian sosial klien yang dibantunya.25

Pelayanan sosial diberikan di PSBK ini berlangsung selama 6 (enam) bulan.

Mereka diberikan berbagai macam jenis-jenis pelayanan antara lain Pelayanan

Pengasramaan, Pelayanan Kebutuhan Pangan, Pelayanan Konseling, Pelayanan

Kesehatan, Pelayanan Pendidikan, Pelayanan Keterampilan, Pelayanan Bimbingan

Mental, dan Pelayanan Rekreasi dan Hiburan.

Pemberian pelayanan sosial di PSBK memiliki tahapan-tahapan yaitu sebagai

berikut :

1. Pendekatan Awal

Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan pengakuan/dukungan/bantuan, dan

peran serta dalam pelaksanaan program, termasuk upaya memperoleh gambaran

potensialitas sumber-sumber pelayanan, pasar usaha dan kerja serta untuk mendapatkan

calon klien. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun Susilawati sebagai

berikut :

“Pendekatan awal yang di lakukan oleh PSBK pertama kita membuat surat-surat ke

Dinas Sosial dalam rangka untuk pengadaan calon warga binaan sosial, jadi dari kita

membuat surat-surat yang didalamnya tertera seperti persyaratan-persyaratan dan

disebutkan juga keterampilan apa-apa yang ada di PSBK kemudian surat tersebut

disebarkan kedinas-dinas sosial yang ada di Jawa Barat, kita sampai detik ini masih di

Jawa Barat saja belum keluar jawa, tapi ada juga WBS yang dari padang, medan,

ambon, harusnya dari seluruh Indonesia tapi itu belum keseluruhan dikarenakan faktor

dana yang kurang26

”.

25

Suharto, Edi, “Pekerjaan Sosial dan Paradigma Baru Kemiskinan” Tim Penelitian Kemiskinan Depsos RI, 2006 26

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 92: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Pendekatan dimaksud, meliputi kegiatan-kegiatan orientasi dan konsultasi, identifikasi,

motivasi dan seleksi dengan rincian sebagai berikut :

a. Orientasi dan konsultasi

Yaitu kegiatan pengenalan program pelayanan kepada Pemerintah Daerah, instansi-

instansi teknis, dan pilar-pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk

mendapatkan pengesahan/pengakuan, dukungan/bantuan dan peran sertanya dalam

pelaksanaan program.

Pendekatan awal pertama kali di lakukan oleh PSBK dalam bentuk orientasi dan

konsultasi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai

berikut :

“Wilayah-wilayah yang banyak gepengnya setelah kita orientasi dan konsultasi kita

datang kedinas sosial, yang di maksud konsultasi yaitu dalam rangka pengadaan

klein, jadi kita sebelum motivasi ke daerah-daerah kumuh kita orientasi dulu kedinas-

dinas sosial kita datangi mereka kita tanya daerah-daerah kumuh mana saja yang

ada gepengnya, kita tanyakan mengenai data-data gepeng yang ada di daerah

mereka, itu yang di maksud orientasi27

”.

Dalam menjalankan orientasi dan konsultasi PSBK juga mengalami faktor

pendukung dan penghambat dalam melakukan orientasi dan konsultasi, seperti yang

diutarakan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah di bawah ini :

“Faktor Pendukungnya yaitu kita dapat bantuan dari pihak dinas sosial yang mau

kita ajak kerja sama. Penghambatnya, kadang-kadangkan dia juga punya kerjaan

jadi mungkin kita hanya sekedar menitipkan pesan untuk menyampaikannya ketingkat

bawah kekecamatan, kekelurahan dirapat-rapat yang mereka adakan di kecamatan

atau mungkin dulukan kita punya PSK (Pekerja Sosial Kecamatan) atau ada PSMnya

(Pekerja Sosial Masyarakat) yang dari dinas sosialnya menyampaikan ke PSMnya.

Kadang kita bisa ikut terjun langsung kadang juga tidak bisa, itu penghambatnya.

Jadi kadang-kadang kita titip pesan, mengenai pelayanan disini seperti apa, nanti

27

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 93: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

mereka yang menyampaikan lagi ketingkat yang lebih bawah, kalau misalkan mereka

dapet ada orang yang mau berminat, dari pihak dinas sosial menghubungi kembali ke

kita, mereka bilang di daerah A misalkan ingin mengikuti program pelayanan disini,

sudah di motivasi misalkan oleh dinas sosial tanpa sepengetahuan dari kita,

mungkinkan kita harus motivasi ulang karena belum tentu apa yang disampaikan oleh

dinas sosial sama dengan apa yang kita inginkan walaupan kita secara lisan dan liflet

itu kita kasih tapi mungkin penyampaiannya kadang berbeda jadi kita kembali

memotivasi ulang, program pelayanan di PSBK seperti ini, itu mungkin yang menjadi

faktor pendukung dan penghambat dalam orientasi dan konsultasi28

”.

b. Identifikasi

Ialah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang diri

gelandangan dan pengemis serta potensi lingkungan, termasuk sumber-sumber

pelayanan dan pasaran kerja dan usaha, fasilitas/garis kemudahan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut :

“Identifikasi itu adalah pendataan maksudnya calon-calon WBS yang dikantong-

kantong kumuh itu di identifikasi apa memang dia sesuai dengan garapan di PSBK

atau tidak, itu di identifikasi. Nah setelah orientasi dan konsultasi serta identifikasi

ini kita laksanakan, baru kita lakukan motivasi, kitakan udah tau didaerah mana saja

yang banyak gepengnya, misalnya di daerah ini banyak gepengnya langsung kita

motivasi kesana29

”.

c. Motivasi

Ialah kegiatan program pengenalan kepada gelandangan dan pengemis untuk

menumbuhkan keinginan dan dorongan yang tinggi dalam mengikuti, melaksanakan

program pelayanan dan rehabilitasi sosial. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu

Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut :

28

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009 29

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 94: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

“Motivasi yaitu kegiatan pengenalan program kepada penyandang masalah

kesejahteraan sosial untuk menumbukan kemauan atau keinginan dan semangat untuk

menjadi warga binaan sosial atau klien di panti kita. itulah tujuan motivasi yang kita

lakukan di PSBK. Motivasi dimaksudkan agar terciptanya kelancaran pelaksanaan

kegiatan operasional terutama dalam rangka mendapatkan calon warga binaan

sosial yang mempunyai kesadaran, untuk memperbaiki kualitas hidupnya sesuai

harkat dan martabat kemanusiaanya30

”.

Ketika melakukan motivasi kepada calon warga binaan sosial PSBK yang

disampaikan kepada mereka yaitu :

“Kita menawarkan program di PSBK, bahwa di kita di panti ada program ini, ini, ini,

misalnya dari bimbingan mental, sosial sampai keterampilan itu kita kasih tau kepada

mereka dan kita ajak mereka dari pada mereka menggelandang, lebih baik mereka

direkrut ke kita meskipun di kita hanya enam bulan tetapi minimal membuat mereka

menambah ilmu dari yang tidak tau menjadi tau31

”.

Ibu Dra. Dewi Kania sebagai kepala seksi Rehsos juga menambahkan terkait

apa yang disampaikan pada saat sosialisasi dan motivasi yang dilakukan oleh PSBK

kepada para calon warga binaan sosial, yaitu :

“yang disampaikan ya program pantilah, iya semua tidak ada yang kita tutupi kita

pait-paitin langsung, kita tidak janji yang manis-manis, yang pait-pait kita sampaikan

makanya kalau mentalnya sudah jatoh duluan tidak kita rekrut, kita tidak bilang

pondoknya bagus seperti itu misalnya dibuat dari keramik, pokoknya kasih pondok

tempat tinggal keadaan seperti ini, masak sendiri, mck ,mck ramai-ramai, makanya

kalau memang yang mau mundur, mundur sekarang, jangan sampai setelah direkrut

dibawa kesini, tidak taunya minta pulang32

”.

Dalam melakukan motivasi PSBK ada terdapat juga faktor pendukung dan

penghambat dalam melakukan motivasi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu

Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut :

30

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi

Kamis, 13 Agustus 2009

31

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009

32

Wawancara pribadi dengan kepala seksi Rehsos Ibu Dra. Dewi Kania , Bekasi Senin, 27 Juli 2009

Page 95: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

“Selama ini yang menjadi hambatan kalau kita langsung datang kekantong-kantong

dan mereka rata-rata pengamen atau pemulung, mereka sudah mempunya

penghasilan yang besar ada yang 30.000 sehari, sedangkan mereka diajak oleh kita

otomatis kita tidak memberikan apa-apa kecuali pelatihan dan makan mereka, yang

bersifat natura itu. Jadi kita harus pintar-pintar bilangin kepada mereka. Kalau

pendukung mah banyak, Alhamdulillah kalau kita dinas sosial rata-rata mendukung

ke kita, ayo bu malahan mereka merasa terbantu dengan kita dan mereka mendukung

memberitahukan disini ada warga yang tidak punya pekerjaan sama sekali, yang

tidak punya rumah sama sekali. Jadi kadang-kadang banyak pendudukungnya itu

kalau di luar. Kalau dari kita ya ada pendukungnya yaitu salah satunya dana33

”.

d. Seleksi

Ialah kegiatan pengelompokan/klasifikasi penyandang masalah kesejahteraan sosial

terutama yang sudah dimotivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan

dan siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan, pada saat seleksi

yang dilakukan oleh PSBK. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun

Susilawati sebagai berikut :

“Seleksi, setelah ada pemanggilan mereka datang ke PSBK, dimotivasi kembali

setelah datang kesini, dimotivasi kembali mau tidak setelah melihat kondisi keadaan

disini di panti ini, ternyata oh iya bu berminat baru di seleksi, di seleksi itu ditanya,

ditanya jawab diwawancara sama peksos34

”.

Pada saat seleksi para calon warga binaan sosial yang akan mendapatkan pendidikan di

PSBK ini diwawancarai oleh peksos dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut :

“Nanti ada belangko seleksinya misalnya dari nama, asal dia lahir, sampai

keluarganya, apa dia masih punya keluarga, itu seleksi awal karena nanti seleksi juga

ada kalau jadi disini mau ikut keterampilan apa, jadi yang gitu ada penjelasan-

penjelasan35

”.

2. Penerimaan

33

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

34

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009

35

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 96: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis meliputi registrasi, dan

penempatan dalam program pelayanan yang dilaksanakan pada saat calon penerima

pelayanan hasil seleksi secara syah diterima sebagai klien definitif di panti. Kegiatan

penerimaan tersebut secara operasional adalah sebagai berikut :

a. Registrasi

Ialah kegiatan registrasi administrasi pencatatan dalam buku induk penerima pelayanan

(setiap penerima pelayanan 1 klien agar diberi NIP/NIK) dan mengkompilasikan berbagai

formulir isian untuk mendapatkan penerima pelayanan definitif lengkap dengan segala

informasi/biodatanya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Suhartiningsih sebagai

berikut :

“Jadi begitu siswa datang seperti biasa kita kasih arahan dulu mengenai latar

belakang kita disini gambaran mengenai PSBK kita berikan, kemudian setelah itu

mereka memahami dan mereka betul mau disini, baru kita seleksi biasanya kita tanya

dari latar belakangnya dulu menggelandang dimana, kemudian penghasilannya

berapa dan lain-lain semuanya. Kalau itu sudah semua kita tulis baru kita kemudian

ada semacem pernyataan bahwa dia harus sanggup mentaatin semua peraturan disini

segala macemnya, langsung dia tanda tangan pernyataan itu dan siaplah mereka

mengikuti apa yang ada di PSBK36

”.

b. Penempatan dalam program rehabilitasi sosial

Adalah kegiatan pengelompokan bakat dan minat para penerima pelayanan (klien)

dipadukan dengan program bimbingan, khususnya program keterampilan kerja praktis

yang sudah diprogramkan (sesuai dengan inventarisasi pasaran usaha/kerja) untuk

menambahkan semangat dan kecintaan untuk mengikuti bimbingan kerja tersebut.

36

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi,

Kamis, 13 Agustus 2009

Page 97: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Pada proses penerimaan setelah registrasi dilakukan oleh petugas registarasi yaitu peksos

kemudian penempatan dalam program rehabilitasi sosial. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Ibu Suhartiningsih sebagai berikut :

“Kalau udah beres semua baru kita penempatan, bisanya pada tahapan ini kita

menyeleksi segala macam, penempatan pondok, penempatan program, biasanya

mereka memilih keterampilan tapi kita arahkan kira-kira sesuai tidak dengan asal

daerahnya, dia minatnya begini kira-kira bisa tidak dikembangkan di daerahnya

kalau memang dia kekeh dengan pilihannya ya kita coba, tapi kadang-kadang ada

juga yang tidak sesuai dengan pendidikan sehingga kita alihkan yang sesuai dengan

kemampuannya37

”.

3. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment)

Ialah upaya untuk menelusuri, menggali data penerima pelayanan (klien), faktor-faktor

penyebab masalahnya tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam upaya membantu

dirinya sendiri. Hal ini dapat dikaji, dianalisa dan diolah untuk membantu upaya

rehabilitasi sosial, dan resosialisasi bagi penerima pelayanan (klien).

Pada saat pengungkapan masalah (assesmen) biasanya yang dilakukan oleh Peksos untuk

memahami masalah calon warga binaan sosial di PSBK ini adalah menggalih

permasalahannya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Suhartiningsih sebagai

berikut :

“Kita harus galih permasalahannya kenapa mereka sampai disini, permasalahan apa si

yang mendasar sampai dia masuk sini. Tujuannya agar benar-benar mereka sesuai

dengan sasaran pelayanan kita gelandangan, pengemis, orang-orang terlantar, kadang-

kadang juga orang yang datangkan setelah kita telusurin tidak sesuai dengan sasaran

pelayanan kita38

”.

37

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13

Agustus 2009 38

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13

Agustus 2009

Page 98: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Dalam melakukan assessment sering kali peksos juga mengalami kesulitan untuk

menggali dan mengungkapkan masalah yang mereka alami. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Ibu Suhartiningsih sebagai berikut :

“Ya memang sebetulnya kita tidak bisa langsung menanyakan, kita harus bisa pintar-

pintar nanya, namanya orang jalanankan. Seharusnya kita terlebih dahulu

kekeluarganya atau ketemennya sementara kita hanya semampunya mendapatkan

informasi, kalau ada keluarganya yang bisa kita hubungin ya kita hubungin, kalau tidak

ya melalui dia saja. Baru nanti ada tahap lanjutan yaitu konsultasi keluarga, selama ini

ada lewat temen, informan-informan itu yang bisa kita kontak tapi mungkin banya

berapa persen saja, karena yang namanya orang jalanankan kita ga tau keluarganya

dimana39

”.

4. Bimbingan Mental, Sosial, Fisik dan Keterampilan

Adalah serangkaian kegiatan teknis operasional yang diarahkan untuk pulihnya kembali

harga diri, kepercayaan diri, disiplin, kemampuan integrasi, kesadaran dan

tanggungjawab sosial kemampuan penyesuaian diri dan penguasaan satu atau lebih jenis

keterampilan kerja sebagai bekal untuk dapat bermata pencaharian layak dalam tatanan

hidup masyarakat. Adapun kegiatan ini meliputi :

a. Bimbingan Mental

Ialah kegiatan bimbingan atau tuntunan untuk memahami diri sendiri, dan orang lain

dengan belajar tentang keagamaan, cara berfikir positif dan keinginan untuk

berprestasi.

Dalam bimbingan mental yang dilakukan oleh PSBK adalah dengan

memberikan kegiatan keagamaan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra.

Laila Akbariah sebagai berikut :

39

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi,

Kamis, 13 Agustus 2009

Page 99: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

“Contoh dari kegiatan bimbingan mental yaitu bimbingan keagamaan jadi kita kasih

pengetahuan atau materi mengenai agama, kalau misalnya agama islam ya materinya

agama islam kalau ada diluar agama islam misalnya yang Kristen bu dina yang suka

memberikan bimbingan khusus agama kristen. Jadi cuma agama saja kalau

bimbingan mental40

”.

b. Bimbingan Sosial

Ialah serangkaian bimbingan kearah tatanan kerukunan dan kebersamaan hidup

masayarakat, sehingga diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan tanggungjawab

sosial baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat klien.

Banyak sekali Bimbingan Sosial yang diberikan oleh peksos kepada warga

binaan sosial karena bertujuan agar timbul sebuah kesadaran dalam diri mereka dan

tanggung jawab sosial. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Suhartiningsih

sebagai berikut :

“Kalau bimbingan sosial banyak, ada pertemuan pagi, bimbingan kelompok, ada

diskusi kelompok, terus dinamika kelompok, ada juga pemberian materi mengenai

kesehatan masyarakat dan HIV/AIDS, terus ada etika, bimbingan kewirausahaan dan

banyak lagi bisa dilihat dijadwal41

”.

Peneliti waktu pada saat menjalankan praktikum juga pernah mengikuti

kegiatan PP (Pertemuan Pagi) di kelas, pertemuan pagi ini materi yang diberikan

kepada warga binaan sosial berisikan pengaduan warga binaan sosial, ungkapan

perasaan, himbauan, motivasi, penghargaan, kata mutiara, informasi media, duduk-

duduk santai sambal nyanyi-nyanyi dengan iringan musik menggunakan gitar,

penghargaan warga binaan sosial terbaik, disinilah praktikan kagum dengan seorang

40

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009 41

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 100: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

peksos karena fungsinya menjadi seorang guru, motivator, pembimbing, pendidik,

orang tua, dan lain-lainnya42. Peneliti waktu itu pada saat menjalankan Praktikum II di

PSBK “Pangudi Luhir” sempat juga mengikuti kegiatan diskusi kelompok, pada

kegiatan ini warga binaan sosial diberi sebuah permasalahan yang dialami oleh

mereka dalam bermasyarakat dan mereka harus memecahkan bersama-sama

permasalahn tersebut dengan warga binaan sosial lainnya dan mereka diberi

kesempatan untuk mencari jalan keluar sendiri dalam sebuah permasalahan atau

pemecahan masalah yang diberikan, masing-masing warga binaan sosial memberikan

pendapat, masukan dan argument untuk menyelesaikan masalah tersebut, gunanya

setelah mereka selesai pendidikan disini jika mereka mengalami masalah, mereka

dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri nantinya dengan permasalahn yang

mereka hadapi, dalam keluarga maupun dalam bermayarakat43.

c. Bimbingan Fisik

Ialah kegiatan bimbingan/tuntunan untuk pengenalan dan praktek cara-cara hidup

sehat, secara teratur dan disiplin agar kondisi badan/fisik dalam keadaan selalu sehat.

PSBK mengadakan juga beberapa jenis bimbingan fisik, bimbingan tersebut

diantaranya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai

berikut :

“Kalau bimbingan fisiknya yaitu SKJ (Senam Kesegaran Jasmani) sama PBB

(Peraturan Baris Berbaris) dan olah raga44

”.

42

Observasi dan Catatan Lapangan pada Tgl 19 Maret 2009 pada saat peneliti melakukan praktikum di

PSBK ini.

43

Observasi dan Catatan Lapangan pada Tgl 23 Maret 2009 pada saat peneliti melakukan praktikum di

PSBK ini. 44

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 101: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

d. Bimbingan Keterampilan Kerja

Ialah serangkaian usaha yang diarahkan kepada klien untuk mengetahui,

mendalami dan menguasai suatu bidang keterampilan kerja tertentu, sehingga menjadi

tenaga yang terampil dibidangnya yang memungkinkan mereka mampu memperoleh

pendapatan yang layak sebagai hasil pendayagunaan keterampilan kerja yang mereka

miliki tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh salah satu peksos yang

bertanggung jawab tentang keterampilan Ibu Amilya S.Sos sebagai berikut :

“Bimbingan keterampilan di PSBK ini terdiri dari 12 macam ilmu keterampilan tapi

tingkatnya tingkat dasar, jadi untuk tingkat terampil kita melaksanakan PKL, PKL itu

istilahnya PPK latihan kerja, latihan kerja ditempat yang sudah professional,

misalnya keterampilan motor itu ditempat bengkel motor, kalau yang mobil bengkel

mobil, jadi itu keterampilan yang bervariasi. Keterampilan angkatan pertama ada 12

keterampilan dan sekarang angkatan ke dua ada 10 keterampilan jenisnya antara lain

yaitu tata rias, menjahit, olahan pangan, montir motor, montir mobil, elektro, batako,

las, pertukangan kayu dan tahu tempe 10 kalau yang sekarang, angkatan kemarin 12

dikarenakan minat dari yang sekarang hanya ada di 10 keterampilan tersebutyang

dua lagi tidak dipilih dan tidak ada peminatnya45

”.

Dalam penyelenggaraan keterampilan di PSBK ada juga hambatan atau

kendala dalam menyelenggarakan keterampilan yang di alami oleh PSBK. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Amilya S.Sos sebagai berikut :

“Kendalanya fasilitas kita ini masih manual, terus untuk instruktur itupun terbatas

kendalanya karena biaya, kalau kita panggil yang cukup professional bukan berarti

yang sekarang tidak professional mengajar tapi yang cukup professional yang sesuai

dengan pangsa pasar itu honornya tidak mencukupi ibarat kata tidak memadai, yang

kedua waktu, kenapa kita bilang waktu karena keterampilan yang kita berikan ini

hanya sampai tingkat dasar dan waktunya juga terbatas, waktu terbatas itu dibatasin

sampai enam bulan maksimal, mereka optimal bisa melaksanakan lima bulan karena

tersita waktu dengan out bond dan ada pra pelatihan, latihan nanti evaluasi kalau

kitakan schadulnya gitu46

”.

45

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab keterampilan Ibu Amilya S.Sos, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009

46

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab keterampilan Ibu Amilya S.Sos, Bekasi Kamis, 13 Agustus

2009

Page 102: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

5. Resosialisasi

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah yaitu di satu pihak untuk

mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi penuh ke dalam kehidupan dan penghidupan

masyarakat secara normatif, dan di satu pihak lagi untuk mempersiapkan masyarakat

khususnya masyarakat daerah asal atau lingkungan masyarakat di lokasi penempatan

kerja/usaha klien agar mereka dapat menerima, memperlakukan dan mengajak serta untuk

berintegrasi dengan kegiatan kemasyarakatan. Adapun kegiatan resosialisasi meliputi

beberapa hal sebagai berikut :

a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

Ialah kegiatan bimbingan/tuntunan pendekatan untuk menumbuhkan kemauan

keluarga, masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi sosial.

b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat

Ialah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan agar klien tersebut dapat

melaksanakan seluruh kegiatannya sesuai dengan norma yang berlaku dan

menghindari kegiatan yang menjadi larangan-larangan masyarakat.

c. Pemberian bantuan stimulans usaha produktif

Ialah serangkaian kegiatan pengadaan bantuan peralatan dan bahan untuk

mempersiapkan klien dapat melaksanakan praktek bermata pencaharian dan bantuan

tersebut bersifat merangsang usaha-usahanya agar dapat lebih berkembang.

Page 103: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

d. Bimbingan usaha/kerja

Ialah kegiatan tuntutan praktek berusaha/bekerja untuk dapat menciptakan lapangan

kerja yang layak, serta praktek mengelola usaha, menuju terciptanya kondisi usaha

yang efektif dan efisien.

6. Penyaluran

Adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengembalikan penerima pelayanan

kedalam kehidupan dan penghidupan di masyarakat secara normatif baik di lingkungan

keluarga, masyarakat, daerah asal maupun kejalur-jalur lapangan kerja/usaha mandiri

(wirausaha) dengan bertransmigrasi.

7. Bimbingan Lanjut

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada klien dan masyarakat

guna lebih memantapkan, meningkatkan dan mengembangkan kemandirian klien dalam

kehidupan serta penghidupan yang layak.

Setelah para warga binaan sosial selesai mengikuti pendidikan di PSBK ini, tidak

dilepas begitu saja oleh PSBK namun ada bimbingan lanjut yang diberikan oleh PSBK.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut :

“Bimbingan lanjut itu dilakukan setelah lewat 3 bulan WBS selesai mengikuti pelayanan

disini, kita adakan bimbingan lanjut tapi tidak semua WBS yang pernah mengikuti

pelayanan disini kita binjut, disesuaikan dengan dana yang ada terus kita pilih kira-kira

ada WBS yang kita dengar mereka setelah keluar dari sini suka ngasih kabar, saya buka

usaha nah kita binjut kita melihat sampai sejauh mana sih keterampilan yang mereka

ikuti disini dan paket yang kita dikasih bisa mereka gunakan untuk buka usaha. Jadi

setelah mereka keluar tidak kita lepas begitu aja kita juga pantau, kita liat, apakah

mereka dengan paket yang kita bekali bisa buka usaha terus keterampilan yang dia ikuti

diterapkan apa tidak, jadikan ada manfaatnya atau tidak mereka selama ikuti kegiatan

disini, jadi kita binjut47

”.

47

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 104: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Dalam melaksanakan bimbingan lanjut ada juga faktor penghambat yang sering

PSBK alami. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai

berikut :

“Mereka gepeng, nah kadang-kadang kita alamat yang pertama dia kasih disini belum

tentu dia kembali ke situ, karena mereka gelandangan tidak menetap disatu tempat jadi

kemungkinan bisa beralih alamat itu yang kesatu. Yang kedua kalau misalkan dia

kembali kedaerah asal dia pulang kampung halaman kadang-kadang lokasinya sulit

banget, susah gitu kita cari, sulitlah untuk dijangkau kadang-kadang seperti itu. Faktor

dana juga karena dananya sedikit. Selanjutnya dari pihak WBSnya sendiri kalau mereka

sudah selesai dan bisa kita hubungin mau buka usaha terbenturnya pada modal karena

paket yang kita berikan disini tidak lengkap mereka mau buka usaha dengan paket yang

kita kasih dengan alakadarnya susah, jadi faktor dana untuk buka usaha biasanya

mereka alami seperti itu48

”.

Pada tahap bimbingan lanjut secara operasional PSBK melaksanakannya dalam 3

kegiatan yaitu :

a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta dalam

pembangunan.

Ialah kegiatan bimbingan usaha bimbingan/tuntunan untuk lebih memantapkan

kemampuan penyesuain diri dalam tata hidup bermasyarakat dan keikutsertaan

mereka dalam proses pembangunan sesuai dengan kemampuannya.

Dalam bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta

dalam pembangunan yang dilakukan oleh PSBK antara lain adalah :

“Peran serta masyarakat biasanya gini kalau misalkan WBS itu mau selesai

mengikuti kegiatan disini, tapi kita belum melaksanakan itu. Jadi contohnya sebelum

WBS kembali kedaerah asalnya kita datang kesana ketempat WBS itu berasal terus

kita adakan koordinasi dengan pihak aparat setempat disana masyaraat disana kalau

kita itu ingin mengembalikan warganya yang sudah pernah ikut pelatihan disini, jadi

mereka siap, fungsinya saling ada kerja sama disini dikasih keterampilan, dikasih

paket dan pihak sana mestinya juga menyediakan sarana lebih lanjut jadi mereka

48

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 105: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

pulang dari sini itu bisa kerjasama dengan aparat disana gitu tapi selama ini sulit

untuk dilakukan49

”.

Banyak yang menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan bimbingan

peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut :

“Daerah setempatnya itu yang tidak punya sarana untuk membimbing lebih lanjut,

jadi mereka cuma alhamdulillah saja mereka dididik disini nanti selebihnya setelah

mereka keluar mereka mau apain ya sudah tidak ada lagi bimbingan dari sana,

semestinyakan kita saling kerja sama, disini kita didik nah mereka yang membuat

suatu apalah misalkan di didik lebih lanjut dari dinas sosial setempatnya seperti di

serang pernah seperti itu dulu dan tidak tau sekarang ini. Jadi setelah mereka keluar

dari sini dinas sosial juga ada bantuannyalah, kalau mereka benar mau bikin buka

usaha saling kerja sama jadi tidak hanya membebankan pada pihak panti, padahal

pihak panti cuma punya dana hanya untuk paket dan sangat sulit jika mereka untuk

buka usaha, oleh karena itu harus bisa kerja sama semestinya, tetapi dinas sosial

belum bisa diajak kerja sama mungkin mereka terbentur dana juga karena mereka

tidak punya dana untuk membantu. Di serang pernah seperti itu jadi mereka yang

pernah ikut pendidikan disini, mau buka usaha disana di bantu dengan dinas

sosialnya50

”.

b. Bantuan pengembangan usaha/bimbingan peningkatan keterampilan.

Ialah serangkaian kegiatan yang diarahkan kepada penerima pelayanan

dalam bentuk pemberian bantuan ulang balik berupa peralatan dan bahan permodalan

maupun pemantapan keterampilan, sehingga jenis usaha/kerjanya lebih berkembang.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut :

“Jadi WBS yang udah buka usaha bikin proposal ke kita dia ngajuin apa

kekurangnya nanti setelah kita dapat proposal itu, kita liat kesana ke lokasi benar

tidak dia buka usaha, benar tidak dia kekurangan itu barang, misalnya oh iya benar

nah nanti kita kesana lagi untuk memberikan bantuan jadi ada monitoring dan

evaluasinya ada. Tapi kalau dia benar-benar buka usaha dan kita kasih bantuan lebih

lanjut cuma tidak berbentuk uang, berbentuk barang, kalau uang ya namanya

49

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009 50

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 106: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

uanglah bisa aja dia lagi kekurangan uang, uangnya di pakai jadi tidak berbentuk

uang tapi berbentuknya barang yang dia butuhkan51

”.

c. Bimbingan pemantapan kemandirian/peningkatan usaha/kerja.

Ialah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan kepada penerima pelayanan

guna dapat meningkatkan usaha ekonomis, produktif, sehingga dapat

mengembangkan jenis dan jumlah penghasilannya.

Pada bimbingan pemantapan kemandirian dan peningkatan usaha kerja,

PSBK secara langsung menggabungnya pada saat bimbingan lanjut. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut :

“Nah itu tidak pernah kita laksanakan, jadi binjut itu juga secara khusus kita

membimbing pemantapan mereka dalam buka usaha tidak, selagi binjut kita

laksanakan itu juga, memotivasi juga. Jadi secara khusus kita laksanakan sekalian

gitu sambil menyelam minum air sekalian, binjut itu bukan sekedara kita melihat tapi

kita juga kasih motivasi, kita pemantapan mereka untuk kerja52

”.

8. Evaluasi

Untuk memastikan apakah proses pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan pengemis

berlangsung sesuai rencana yang telah ditetapkan wajib dilakukan evaluasi terhadap

setiap tahapan proses yang dilalui dan kemudian diambil kesimpulan apakah secara

keseluruhan proses telah berjalan baik dan dapat dilakukan pengakhiran pelayanan.

51

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009 52

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

Page 107: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

9. Terminasi (Pengakhiran Pelayanan)

Pengakhiran pelayanan dilaksanakan untuk memastikan hasil evaluasi umum

terhadap klien telah dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dan mampu menjadi

warga negara masyarakat yang bertanggung jawab. Dalam hal ini dipersiapkan klien

dalam proses pengakhiran berjalan secara wajar, dimana pemutusan pelayanan tidak

menimbulkan konflik psikologis yang dapat mengganggu klien. Disamping itu agar

administrasi penanganan kasus berlangsung dengan tertib, dibuatkan surat pemberitahuan

formal bahwa proses pelayanan klien sudah berakhir, kepada pihak-pihak terkait. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut :

“Terminasi itukan pemutusan hubungan, maksudnya dia bukan jadi WBS kita lagi, jadi

setelah mereka selesai disini kemudian mereka diberikan sertifikat tapi bukan dari

Depnaker melainkan khusus dari intern PSBK dan diberi bantuan paket, paket sesuai

dengan keterampilan yang mereka pilih. Dan kegiatannya secara resmi, ya paling

penutupan aja secara resmi, jadi kita adakan acara penutupan pelayanan, penutupan

kegiatan setelah itu kita bagi sertifikat dan paket, seperti itu acara penutupan, dengan

demikian pemutusan hubungan antara pihak panti dengan WBSnya saat itu53

”.

Dari tahapan demi tahapan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dijabarkan

diatas, PSBK khususnya para pegawai dan peksos menaruh harapan besar kepada para

warga binaan sosial untuk dapat memanfaatkannya dan dapat kembali hidup normal

setelah mendapatkan pendidikan dan pelayanan disini. Hal ini sebagaimana diungkapkan

oleh Kasie Rehsos Ibu Dra. Dewi Kania sebagai berikut :

“Keinginan kami mereka memanfaatkan ilmu yang didapat disini sama paket yang

diberikan jangan sampai dijual, dimanfaatkan untuk modal usaha itu harapannya,

jangan sampai mereka asalnya menggelandang kembali menggelandang. Jadi dengan

adanya bantuan stimulant, dengan adanya pembekalan keterampilan dan bimbingan

mental itu, mereka jangan sampai menggelandang lagi, itu harapan kita”54

.

53

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13

Agustus 2009

54

Wawancara pribadi dengan kepala seksi Rehsos Ibu Dra. Dewi Kania , Bekasi Senin, 27 Juli 2009

Page 108: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

B. Pelayanan Sosial

1. Pelayanan Pengasramaan

Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi telah menyediakan asrama penginapan

yang bisa disebut di panti ini adalah pondok untuk para gelandangan dan pengemis

selama mereka mengikuti dan menjalankan pendidikan enam bulan di panti ini,

pondok/asrama yang disediakan di PSBK ini berjumlah 34 unit, yang terdiri dari type 21

ada 14 unit satu unitnya ada 5 pintu/ kamar dan ada juga type 18 ada 20 unit yang terdiri

dari 5 pintu/kamar, masing-masing kamar maksimal ditempati oleh 3 orang dan minimal

2 orang dan fasilitas yang diberikan selama mereka mengikuti pendidikan I PSBK ini

enam bulan tinggal di asrama ketika mereka WBS (Warga Binaan Sosial) baru masuk

adalah diberikan kasur lipat, bantal, peralatan dapur seperti kompor gas, penggorengan,

perlengkapan mandi seperti sabun, odol, sampo, sikat gigi, gayung, ember, dan lain-

lainnya.

Pada pelayanan pengasramaan yang diberikan PSBK kepada warga binaan

sosial, satu kamarnya yang ditempatkan oleh warga binaan sosial terdapat di depannya

teras untuk duduk-duduk santai, ruang kumpul keluarga/tamu, 1 kamar dan dapur. Para

warga binaan sosial juga sempat mengeluhkan tidak adanya kipas angin yang diberikan di

kamarnya sehingga ketika musim panas udara sangat panas sekali dan membuat mereka

kegerahan tidak bisa tidur dampaknya ketika peneliti melakukan praktikum banyak warga

binaan sosial yang tidurnya diluar atau berkumpul dengan warga binaan sosial yang

lainnya untuk tidur dilapangan55

.

2. Pelayanan Kebutuhan Pangan

Pelayanan kebutuhan pangan adalah pelayanan pemberian makan kepada WBS atau siswa

yang berada di panti. Dalam pemberian makan PSBK memberikannya dengan cara

55

Observasi dan Catatan Lapangan pada waktu Praktikum dari bulan Maret s/d Juni 2009

Page 109: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

membagi-bagikan barang-barang mentah untuk dapat diolah oleh mereka sendiri para

WBS atau siswa. Pembagian bahan-bahan tersebut setiap lima hari sekali dan mereka

menyebutnya dengan sebutan natura yang terdiri dari beras lima liter perorang, bumbu-

bumbu masakan, kadang-kadang juga mereka dikasih daging ayam, mie instan, telur,

sayur-sayuran, sarden, kecap, saus, susu saset, dan lain-lainnya. Dalam pemberian bahan-

bahan tersebut dari pihak panti juga mempertimbangkan lima sehat enam sempurna agar

mereka para siswa juga memiliki gizi yang baik. Mereka, para siswa diajarkan untuk

mandiri dengan mengolah bahan-bahan tersebut sendiri menjadi makanan yang akan

mereka makan sehari-hari. Mereka juga disediakan kompor gas untuk memasak bahan-

bahan tersebut dan jatah pemberian gasnya jika habis setiap 10 hari sekali diberikan.

Terkadang jika gas yang mereka pakai habis dan waktunya belum 10 hari maka mereka

numpang dengan teman atau tetangganya untuk memasak56.

3. Pelayanan Konseling

Pelayanan konseling yang diberikan oleh peksos di PSBK kepada klien adalah dalam

bentuk curhat dari klien kepada peksos yaitu pembimbingnya dan waktu yang disediakan

dalam seminggu sekali pada malam rabu namun jika ada klien yang ingin curhat di lain

hari atau lain kesempatan dari pihak peksos mempersilakannya. Jadi pelayanan konseling

yang diberikan kepada klien di PSBK ini adalah sesuai dengan kebutuhan dari klien

tersebut.

Seperti yang dikatakan dibawah ini oleh salah satu peksos tentang pelayanan

konseling :

“Kalau kita seharusnya konselling lebih banyak kliennya yang banyak bertanya ke

kita karena dia yang butuh, disini kita membahasakannya dengan bahasa curhat.

Jadwal khusus konseling tidak dijadwalkan tapi kalau tidak salah selasa malam rabu,

56

Observasi dan Catatan Lapangan pada saat peneliti melaksankan praktikum dari bulan Maret s/d Juni 2009

Page 110: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

kalau wawancarakan kita yang bertanya terus tapi kalau konseling mereka yang lebih

aktif bertanya, misalkan dalam curhat pengen apa si kamu oh mungkin ada

permasalah apa, jadi lebih banyak mereka yang ngomong dari pada kita, kita hanya

menanpung57

”.

Pelayanan konseling yang diberikan untuk warga binaan sosial warga binaan sosial di

PSBK ini juga memanggil seorang psikolog untuk membantu peksos dalam menangani

masalah yang dihadapi warga binaan sosial yang bermasalah maupun bagi warga binaan

sosial yang ingin konsultasi tentang apa yang menjadi permasalahannya selama ini dan

pemikirannya yang mengganggu, mereka konsultasi dengan psikolog tersebut58

.

4. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang disediakan di PSBK ini adalah dengan adanya sebuah

poliklinik yang berada didalam panti dan sebagian perawatnya juga tinggal didalam panti,

poliklinik tersebut ada terdapat dua orang dokter umum, satu orang dokter gigi, dan dua

orang perawat. Di dalam poliklinik tersebut terdapat ruangan pemeriksaan, ruangan rawat

inap jika sewaktu-waktu ada pasien yang harus dirawat, ada ruangan tunggu yang

dilengkapi dengan televisi, obat-obatan yang tersedia di poliklinik ini lumayan lengkap

dan komplit untuk penyakit-penyakit yang ringan. Bagi mereka penerima pelayanan

sosial di PSBK ini yaitu para gelandangan dan pengemis yang mengalami sakit tinggal

datang ke piliklinik tersebut dan laporkan saja apa penyakit yang diderita atau dirasakan

oleh wagrga binaan social tersebut maka mereka akan diobati, diperiksa dan dilayani

dengan cuma-cuma atau gratis. Pelayanan di poliklinik PSBK ini hanya menangani

penyakit-penyakit ringan dan jika ada mengalami penyakit yang memerlukan perawatan

57

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13 Agustus 2009

58

Observasi dan Catatan Lapangan pada saat peneliti melaksankan praktikum dari bulan Maret s/d Juni 2009

Page 111: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

khusus atau penyakit yang dengan fasilitas di poliklinik miliki tidak bisa ditangani maka

dokter atau perawat di poloklinik tersebut merujuknya kerumah sakit terdekat59.

5. Pelayanan Pendidikan

Pelayanan pendidikan yang diberikan di PSBK ini adalah dengan adanya TPA “BINA

INSANI” PSBK “PANGUDI LUHUR” BEKASI dengan kegiatan yang diberikan untuk

tingkatan SD kelas 1 sampai dengan 2 membaca dan menulis, tingkatan SD kelas 3

sampai dengan 6 diberikan pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Umum,

dan lain-lainnya. Pengenalan lingkungan dengan jalan-jalan bersama dengan pengasuh,

menari, menyanyi dan membaca sajak. Balita dititipkan di TPA didampingi ibunya

sekaligus diberikan pengetahuan tentang perkembangan anak dan merawatnya. Itulah

pelayanan pendidikan yang diberikan kepada para anak-anak siswa di PSBK ini dengan

Visi “Terciptanya kegiatan TPA yang berkesinambungan agar anak tidak terlantar”. Jadi

pelayanan pendidikan yang diberikan oleh TPA “BINA INSANI” PSBK “PANGUDI

LUHUR” BEKASI bertujuan agar anak tidak terlantar selama orang tua mereka

menjalankan pendidikan di PSBK ini dengan mendapatkan bimbingan mental, sosial,

fisik, keterampilan dan lain sebagainya.

Salah satu peksos yang juga terlibat langsung dalam pelayanan pendidikan di

PSBK khususnya di TPA ini juga menceritakan apa-pa saja yang dilakukan TPA disini :

“Kegiatan anak-anak di TPA ada pengajarnya, jadi kita sesuaikan ibaratnya seperti

penitipan sementara, dimana orang tuanya mengikuti pendidikan dan supaya anak-

anaknya tidak terlantar dan juga bimbingan asuhan pendidikannya juga ada, walaupun

gurunya tidak masing-masing kelas 1 kelas 2, karena disini pendidikannya banyak SD,

nah kita disini paling sesuaikan saja pelajaran misalnya kelas 1, kelas 2, kemudian yang

Balita pengenalan warna kemudian menggambar, karena disini masih susah dan

memerlukan proses dan penyesuaian untuk sosialisasi dengan temen-temannya, dan juga

dengan guru karena mereka biasa selalu dengan orang tua dan tiba-tiba mereka disini

harus dilepas, jadi harus berhari-hari mereka menyesuaikan diri. Disini juga ada yang

usia balita terus ada juga yang usia batitah masih berapa bulan sampai setahun itu juga

ada, terus kita juga ada penambahan gizi contohnya ada kacang ijo, ada susu, ada ager,

jadi selama disini kita setiap harinya ada penambahan gizi, ada roti, ada kue dan juga

59

Observasi dan Catatan Lapangan pada saat peneliti melaksankan praktikum dari bulan Maret s/d Juni 2009

Page 112: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

kadang-kadang kita mengadakan permainan mereka kita ajak keluar pengenalan

lingkungan, berkemah. Pengajarnya kita bergantian tidak hanya kita saja, ada berapa

orang dari peksos dan juga dari kantor atas tapi mayoritas dari peksos semua, kita ada

pelajaran agama juga kadang pak Endin paling tidak do’a-do’a yang mudah-mudah itu

untuk mereka hafalkan60

”.

Dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan TPA di PSBK ini juga ada

terdapat hambatan atau rencana yang belum terealisasi, seperti apa yang disampaikan

dibawah ini :

“Pengennya kita itu bisa ada kerja sama dengan SD Margahayu selama 6 bulan, saya

sudah pernah kesana dengan bu Amil tapi waktu itu belum tembus, mereka inginnya ada

hitam di atas putih, kan lumayan 6 bulan mereka kita titpkan dan bisa mengikuti

pelajaran, itu yang belum bisa ditempuh, kadang-kadang mereka juga datang kesini ada

yang tidak punya rapot kitakan tidak tahu katanya sudah kelas 3 kelas 4 ternyata disuruh

baca saja masih belum lancar karena mungkin sudah lama dijalan61

”.

6. Pelayanan Keterampilan

Pelayanan ini disediakan untuk memberikan suatu keterampilan kepada gelandangan dan

pengemis atau warga binaan sosial guna untuk memberikan keahlian kepada mereka

sehingga setelah mereka keluar dari panti ini diharapkan mereka memiliki keahlian

masing-masing dan dapat mengembangkannya untuk mencari kerja atau membuka usaha

sesuai dengan apa yang mereka pilih dan dapatkan dalam mengikuti keterampilan di

PSBK ini. Dan juga merupakan serangkaian usaha yang diarahkan kepada klien untuk

mengetahui, mendalami dan menguasai suatu bidang keterampilan kerja tertentu,

sehingga menjadi tenaga yang terampil dibidangnya yang memungkinkan mereka mampu

memperoleh pendapatan yang layak sebagai hasil pendayagunaan keterampilan kerja

yang mereka miliki tersebut. Adapun keterampilan yang disediakan di PSBK ini adalah

Pembuatan Tahu/Tempe, Olahan Pangan, Pembuatan Batako, Menjahit, Tata Rias

60

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13 Agustus 2009

61

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13

Agustus 2009

Page 113: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Kecantikan, Sablon, Elektro, Montir Motor, Pertukangan Las, Pertukangan Kayu, Montir

Mobil, dan Pertanian.

Peneliti ingin mengetahui tentang siswa yang mengikuti keterampilan di

PSBK ini dan sempat mewawancarai beberapa siswa penerima pelayanan keterampilan

kemudian menanyakan pengaruh keterampilan yang diberikan oleh PSBK disini pada diri

mereka, seperti apa yang mereka dapatkan setelah mengikuti keterampilan yang mereka

pilih, mereka mengatakan seperti pada dibawah ini :

“Dari keterampilan yang diberikan pengaruhnya banyak bagi saya, diantaranya saya

dapat lebih bersemangat dalam menjalani hari-hari di dalam kehidupan ini dan juga

kalau ada peluang saya akan buka usaha dari bekal alat-alat dan keterampilan dari sini.

Saya memilih keterampilan Tahu Tempe, karena keterampilan ini lebih besar peluangnya

untuk langsung berwirausaha sendiri di kampung kelak pulang nanti”62

.

“Pengaruh keterampilan yang diberikan PSBK ini kedepannya mungkin bisa merubah

masa depan saya dengan keterampilan atau ilmu yang diberikan oleh PSBK ini. Saya

memilih menjahit, karena mungkin pertama saya suka aja dan yang kedua karena

ditempat saya kebanyakkan menjahit”63

.

“Banyak pengaruhnya, ketika saya sudah keluar dari PSBK ini nanti selain saya

mendapatkan ilmu, saya juga mendapatkan arahan atau jalan untuk masa depan. Saya

memilih montir motor karena menurut saya motor adalah kendaraan yang paling padat

dan banyak yang memakainya”64

.

Dari jawaban mereka diatas tantang keterampilan yang mereka dapatkan di

PSBK ini sesuai dengan harapan peksos, yaitu para peksos ingin setelah mereka keluar

dari sini dengan keterampilan yang mereka dapatkan disini mereka dapat bekerja dan

menghidupi diri mereka sendiri, seperti yang dikatakan salah satu peksos penanggung

jawan keterampilan dibawah ini :

62

Wawancara Pribadi dengan salah satu wbs angkatan I Saudara Firman, Minggu, 21 Juni 2009

63

Wawancara Pribadi dengan salah satu wbs angkatan I Saudara Panji, Sabtu, 20 Juni 2009

64

Wawancara Pribadi dengan salah satu wbs angkatan I Saudara Romli, Minggu, 21 Juni 2009

Page 114: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

“Mereka ikut keterampilan supaya keterampilan yang dia punya itu bisa digunakan,

digunakan untuk penghasilan dirinya sendiri, untuk menghidupi diri sendiri maupun

untuk masa depannya65

”.

7. Pelayanan Bimbingan Mental

Pelayanan bimbingan mental ini disediakan Ialah dengan kegiatan bimbingan/atau

tuntunan untuk memahami diri sendiri, dan orang lain dengan belajar tentang keagamaan,

cara berfikir positif dan keinginan untuk berprestasi serta mengubah sikap normatif

mereka agar lebih baik. Kegiatan bimbingan mental merupakan kegiatan yang wajib

mereka ikuti bagi semua siswa yang ada di PSBK ini. Untuk memperlancar kegiatan ini

telah disediakan seorang Ustadz yang sekaligus merupakan seorang pegawai dibagian

rehabilitasi sosial yang berkompeten dalam bidangnya, yaitu Bapak Endin Khoiruddin

yang selalu memberikan bimbingan mental tentang keagamaan. Pada saat bimbingan

mental diberikan tidak hanya memberikan ceramah keagamaan saja namun para

gelandangan dan pengemis tersebut juga ditanya bagi mereka yang sudah punya suami

atau istri dan anak mereka sudah menikah secara sah atau belum dan jika belum maka

dari pembimbing bimbingan mental ini akan menikahkan secara sah menurut agama

Islam dengan melakukan ijab qobul disertai dengan saksi dan catatan tertulis. Ketika

peneliti menanyakan kepada pembimbing tersebut beliau menjawab itu merupakan

kewajiban kita untuk menyanyakan dan menikahkannya secara sah menurut agama dan

jika kita tidak melakukan itu maka kita berdosa membiarkan mereka berkeluarga namun

belum menikah secara akad dan agama66

.

65

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab keterampilan Ibu Amilya S.Sos, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009 66

Observasi dan wawancara pribadi dengan pembimbing bimbingan mental Bapak Endin Khoiruddin pada

saat peneliti melaksankan praktikum II dari bulan Maret s/d Juni 2009

Page 115: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

8. Pelayanan Rekreasi dan Hiburan

Pelayanan rekreasi dan hiburan yang diberikan oleh PSBK ini diadakan di akhir

pendidikan, pada saat rekreasi siswa angkatan I 2009 kemarin, hari Kamis tanggal 11 Juni

2009 peneliti juga ikut diajak oleh pegawai PSBK sewaktu peneliti masih menjalankan

praktikum II di PSBK ini, bersama dengan siswa peneliti mengikuti kegiatan rekreasi ke

Ancol Dufan yang diadakan oleh PSBK di akhir pendidikan dengan tujuan agar

menyenangkan hati siswa yang sebentar lagi akan keluar dari panti ini serta sekaligus

memberikan hiburan kepada para siswa yang mungkin selama 6 bulan mengikuti

pendidikan dan pelatihan di panti merasakan kejenuhan sehingga diakhir pendidikan dan

pelatihan dari pegawai sudah menjadi agenda rutin mengadakan rekreasi dan pada

kesempatan ini ke Ancol Dufan (dunia fantasi) selama satu hari67.

Pada saat diakhir pendidikan PSBK mengadakan rekreasi dengan tujuan agar

mereka sebelum pulang dari pendidikan ini mereka ada refresing dan senang-senang

bersama warga binaan sosial lainnya, seperti yang di katakan dibawah ini :

“Kalau rekreasi 6 bulan sekali tujuannya biar kita bareng-bareng senang-senang. Di

akhir pendidikan disini, untuk menghilangkan kejenuhan sekian lama selama enam

bulan disini dan mereka juga agar biar tahu tempat hiburan untuk refresing, sehingga

kita mengadakan rekreasi68

”.

Ada juga hiburan yang diberikan oleh PSBK sehari-hari, seperti yang

disampaikan oleh salah satu peksos :

“Disini juga ada dinamika kelompok, penampilan hiburan masing-masing mereka punya

kretifitas apa dari bakat-bakat mereka ditampilkan. Dan juga pada saat PP (Pertemuan

Pagi), di akhir PP ada duduk santai kita isi hiburan sambil nyanyi-nyanyi dan mungkin

kalau fasilitas lainnya nonton, olah raga kalau jumat sore mereka main bola69

”.

67

Observasi dan Catatan Lapangan pada saat peneliti melaksankan praktikum II dari bulan Maret s/d Juni

2009

68

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13 Agustus 2009

69

Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13

Agustus 2009

Page 116: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Pada Bab IV ini peneliti mencoba menuliskan temuan lapangan yang menarik pada

penelitian di PSBK ini yaitu pada pelayanan kebutuhan pangan di PSBK disini yaitu dengan

memberikan bahan-bahan mentah untuk dapat diolah oleh mereka sendiri para WBS atau

siswa. Pembagian bahan-bahan tersebut setiap lima hari sekali dan mereka menyebutnya

dengan sebutan natura yang terdiri dari beras lima liter perorang, bumbu masak, daging

ayam, mie instan, telur, sayuran, sarden, kecap, saus, susu saset, dan lain-lainnya.

Hal ini menjadi menarik karena berbeda dengan SDC Bambu Apus walaupun

memang wajar karena SDC Bambu Apus panti anak, tetapi terlepas dari itu PSBK

mengajarkan kepada para warga binaan sosialnya agar bisa mengatur kebutuhan pangannya

sendiri sehingga mereka dapat belajar dan setelah keluar dari sini mereka bisa mandiri.

Bila dikaitkan dengan teori pelayanan sosial pada halaman 20, diharapkan dari

pelayanan sosial yang diberian dan funsi PSBK itu sendiri yaitu klien mampu mengatasi

masalahnya sendiri, peneliti melihat PSBK sudah maksimal menerapkannya tinggal

bagaimana siswanya menerima dan menerapkannya setelah keluar dari PSBK ini, karena

masing-masing siswa peneliti liat sangat berbeda-beda dalam hal keseriusan, kesungguhan

dan pemantauan atau bimbingan lanjut yang diadakan oleh PSBK pasca mereka keluar dari

panti ini harus menjadi perhatian besar karena itu merupakan keberhasilan dari sebuah

pelayanan yang diberikan di PSBK ini jika ingin dikatakan sukses, yaitu mengantarkan

mantan-mantan siswanya menjadi manusia mandiri.

Hasil dari diskusi dengan para warga binaan sosial, mereka ada yang memiliki

rencana setelah pendidikan di PSBK ini yaitu ingin membuka usaha sesuai dengan

keterampilan yang mereka miliki namun ada juga mereka yang kebingungan karena dengan

keterbatasan dana, modal yang pas-pasan dan tempat tinggal yang tidak ada. Hal inilah yang

menjadi fokus utama kedepan untuk PSBK mencari solusi yang terbaik70

.

70

Observasi dan Catatan Lapangan pada saat peneliti melaksankan praktikum dari bulan Maret s/d Juni 2009

Page 117: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dan kemukakan dalam uraian

pada bab hasil penelitian dan analisa, maka peneliti mencoba menyimpulkan bahwa

pelayanan sosial berbasis panti yang ada di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi

terdapat tahapan pelayanan sosial yang di dalamnya terdapat juga jenis-jenis pelayanan.

Peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahapan Pelayanan Sosial

Adapun tahapan pelayanan sosial adalah sebagai berikut :

a. Tahapan Pendekatan Awal adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan

pengakuan/dukungan/bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, termasuk

upaya memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber pelayanan, pasar usaha dan

kerja serta untuk mendapatkan calon klien, pendekatan dimaksud, meliputi kegiatan-

kegiatan orientasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi dan seleksi.

b. Tahapan Penerimaan adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis meliputi

registrasi, dan penempatan dalam program pelayanan yang dilaksanakan pada saat calon

penerima pelayanan hasil seleksi secara syah diterima sebagai klien definitif di panti.

c. Tahapan Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment) ialah upaya untuk

menelusuri, menggali data penerima pelayanan (klien), faktor-faktor penyebab

masalahnya tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam upaya membantu dirinya

sendiri.

d. Tahapan Bimbingan Mental, Sosial, Fisik dan Keterampilan adalah serangkaian kegiatan

teknis operasional yang diarahkan untuk pulihnya kembali harga diri, kepercayaan diri,

Page 118: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

disiplin, kemampuan integrasi, kesadaran dan tanggung jawab sosial kemampuan

penyesuaian diri dan penguasaan jenis keterampilan kerja sebagai bekal untuk dapat

bermata pencaharian layak dalam tatanan hidup masyarakat.

e. Tahapan Resosialisasi adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah

yaitu di satu pihak untuk mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi penuh ke dalam

kehidupan dan penghidupan masyarakat secara normatif, dan di satu pihak lagi untuk

mempersiapkan masyarakat khususnya masyarakat daerah asal atau lingkungan

masyarakat di lokasi penempatan kerja/usaha klien agar mereka dapat menerima,

memperlakukan dan mengajak serta untuk berintegrasi dengan kegiatan kemasyarakatan.

f. Tahapan Penyaluran adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengembalikan

penerima pelayanan kedalam kehidupan dan penghidupan di masyarakat secara normatif

baik dilingkungan keluarga, masyarakat, daerah asal maupun kejalur-jalur lapangan

kerja/usaha mandiri (wirausaha) dengan bertransmigrasi.

g. Tahapan Bimbingan Lanjut adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

kepada klien dan masyarakat guna lebih memantapkan, meningkatkan dan

mengembangkan kemandirian klien dalam kehidupan serta penghidupan yang layak.

h. Tahapan Evaluasi untuk memastikan apakah proses pelayanan dan rehabilitasi sosial

gelandangan pengemis berlangsung sesuai rencana yang telah ditetapkan.

i. Tahapan Terminasi (Pengakhiran Pelayanan) pengakhiran pelayanan dilaksanakan untuk

memastikan hasil evaluasi umum terhadap klien telah dapat menjalankan fungsi

sosialnya secara wajar dan mampu menjadi warga negara masyarakat yang bertanggung

jawab.

Page 119: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

2. Jenis Pelayanan Sosial

Selain tahapan layanan terdapat juga jenis pelayanan sosial di PSBK ini, yang diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Jenis Pelayanan Pengasramaan

Pelayanan pengasramaan di PSBK sudah sangat bagus dan layak huni apa lagi untuk

mereka gelandangan pengemis yang mungkin sehari-hari tinggal di pinggir jalan, kolong

jembatan dan lain sebagainya.

b. Jenis Pelayanan Kebutuhan Pangan

Pelayanan kebutuhan pangan yang diberikan oleh PSBK sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna

bisa dikatangan, pemenuhan protein dan gizi yang baik karena dari PSBK juga

menginginkan para siswanya selama mengikuti pendidikan disini sehat.

c. Jenis Pelayanan Konseling

Pelayanan konseling yang dilalukan oleh PSBK sudah sangat baik dalam pemberian

pelayanan tersebut dengan mempersilahkan para siswanya kapanpun bila ingin konseling

atau shering dilayani oleh pembimbingnya.

d. Jenis Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diberikan PSBK sangat baik dan lengkap karena adanya

poliklinik yang berada di dalam panti sehingga pelayanan kesehatan dapat mudah

didapatkan oleh siswa.

e. Jenis Pelayanan Pendidikan

Page 120: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Pelayanan pendidikan yang diberikan di PSBK ini adalah adanya sebuah TPA untuk anak-

anak wbs yang menerima pelayanan disini.

f. Jenis Pelayanan Keterampilan

Pelayanan keterampilan di PSBK ada berbagai macam keterampilan antara lain Pembuatan

Tahu/Tempe, Olahan Pangan, Pembuatan Batako, Menjahit, Tata Rias Kecantikan, Sablon,

Elektro, Montir Motor, Pertukangan Las, Pertukangan Kayu, Montir Mobl, dan Pertanian.

g. Jenis Pelayanan Bimbingan Mental

Pelayanan bimbingan mental yang diberikan di PSBK ini adalah bimbingan keagamaan

dalam bentuk ceramah agama atau siraman rohani dengan tujuan memberikan

pengetahuan dan arahan untuk menjalani hidup dengan menjadi manusia yang bertakwa

dan beriman.

h. Jenis Pelayanan Rekreasi dan Hiburan

Pelayanan rekreasi dan hiburan yang disediakan disini lumayan lengkap dengan adanya

fasilitas lapangan, televisi, perlengkapan musik, peralatan olah raga dan juga diakhir

pelayanan dan pendidikan siswa diajak untuk rekreasi jalan-jalan ketempat wisata.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

Dalam pemberian proses pelayanan di PSBK terdapat faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat dalm penyelenggaraan proses pelayanan tersebut, diantaranya adalah :

a. Faktor Pendukung

1. Faktor bantuan dari dinas-dinas sosial pemerintah di kota maupun kabupaten yang

membantu dan bekerja sama dalam memberikan informasi-informasi tempat-tempat

Page 121: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

kantong-kantong kumuh para gelandangan dan pengemis tinggal dan membantu

dalam mensosialisasikan program di PSBK ini.

2. Faktor sarana dan prasarana fasilitas yang ada di PSBK sangat mendukung untuk

proses pelayanan seperti asrama/pondok, perlengkapan tidur, peralatan masak,

perlengkapan mandi, kamar mandi, musolah, lapangan olah raga, ruang keterampilan,

kebutuhan pangan semua di berikan tersedia di PSBK ini sehingga melancarkan

dalam proses pelayanan di PSBK ini walaupun masih harus ada lagi penambahan.

3. Faktor dana yang sangat mendukung karena diberikan langsung sepenuhnya oleh

pemerintah pusat yaitu Depertemen Sosial RI.

4. Faktor sumber daya manuasia dalam hal ini Pekerja Sosial (Peksos) yang

berkompeten dalam bidang kesejahteraan sosial sehingga menjadi faktor pendukung

dalam menjalankan pelayanan sosial yang baik.

5. Faktor penurut dan adanya rasa memiliki keinginan yang kuat dari beberapa wbs

untuk mau merubah dirinya dan bertekad ingin lebih baik lagi di PSBK ini dan itu

menjadi faktor yang utama dalam pemberiyan pelayanan sosial di PSBK ini sehingga

proses pelayanan yang diberikan berjalan dengan baik dan lancar.

b. Faktor Penghambat

1. Faktor wbs yang sering malas-malasan dalam mengikuti pendidikan, kegiatan,

bimbingan, keterampilan dan lain sebaginya yang telah terjadwal di PSBK.

2. Keterbatasan dana dan fasilitas yang ada masih belum begitu lengkap merupakan

salah satu faktor penghambat walaupun sampai saat ini berjalan pelayanan yang

diberikan oleh PSBK dengan baik namun kedepannya untuk menjadi catatan untuk

dapat ditambahkan.

Page 122: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

3. Faktor banjir yang sering terjadi di PSBK jika hujan deras turun dan hal ini menjadi

sedikit faktor penghambat dalam proses pelayanan di PSBK ini.

4. Faktor waktu pendidikan yang hanya 6 bulan karena untuk mengubah sikap normatif

gelandangan pengemis tidaklah mudah membutuhkan waktu yang lama sehingga yang

dihasilkan dari proses pelayanan di PSBK ini kurang maksimal dan banyak yang

kembali lagi mengemis dan menggelandang setelah selesai proses pelayanan yang di

berikan oleh PSBK.

B. Saran-saran

Tanpa mengurangi rasa hormat atas kerja keras yang dilakukan panti dan dengan disertai

keterbatasan seorang peneliti sebagai manusia awam yang baru belajar tentang pelayanan

sosial, dibawah ini dicatat beberapa saran dan rekomendasi yang barangkali dan mungkin

mampu memberikan masukan bagi panti untuk memajukan kualitas, kinerja dan efektifitas

proses pelayanan sosial dikemudian hari dan setelah peneliti melakukan penelitian

sebelumnya juga dari bulam Maret 2009 menjalankan praktikum dan sampai saat ini

penelitian skripsi terhitung hingga sampai dengan bulan Agustus 2009, maka peneliti

mempunyai saran diantaranya :

1. Peraturan yang ada agar diperketat dan dipertegas lagi untuk kebaikan proses

pelayanan yang diberikan kepada warga binaan sosial sehingga mereka terbiasa

dapat menjalankan apa yang sudah menjadi aturan secara baik dan disiplin tidak

semaunya dan seenaknya agar kedepannya mereka mengalami perubahan.

2. Memperbaiki kinerja para pegawai PSBK dalam segala hal misalnya kedisiplinan,

etos kerja, sikap, tingkah laku, kepribadian dan lain sebagainya sehingga para

pegawai dapat secara langsung menjadi contoh, panutan dan teladan yang baik

kepada para warga binaan sosialnya.

Page 123: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

3. Pelayanan pengasramaan di PSBK sudah sangat bagus dan layak huni apa lagi untuk

mereka gelandangan pengemis namun kekurangannya tidak dilengkapi dengan kipas

angina, ini yang membuat beberapa siswa kegerahan sehingga banyak yang tidur

dilapangan terbuka dan jika ini terjadi terus menerus kebeberapa angkatan berarti

tidak ada bedanya mereka selama dipanti dengan mereka dijalan. Semoga hal ini bisa

diatasi sehingga mereka dapat dengan nyaman tinggal dipondoknya dan mengikuti

pendidikan dan mendapatkan pelayanan panti dengan baik.

4. Pelayanan konseling yang dilalukan oleh PSBK sudah sangat baik dalam pemberian

pelayanan tersebut dengan mempersilahkan para siswanya kapanpun bila ingin

konseling atau shering dilayani oleh pembimbingnya. Semoga kedepannya dapat

ditingkatkan dan disediakan seorang psikolog yang stand by atau minimal setiap hari

ada dan bekerja sama dengan peksos di panti untuk mengatasi dan menangani siswa

yang bermasalah dan perlu penanganan khusus.

5. Pelayanan kebutuhan pangan yang diberikan oleh PSBK harus perlu diperhatikan

lagi pengawasan dan peraturan yang tegas karena banyak juga kebutuhan pangan

yang diberikan oleh PSBK disalah gunakan oleh siswa dengan menjualnya atau

menukarkan dengan tembakau / rokok. Semoga hal ini dapat diatasi walaupun

lumayan sulit untuk merubah watak dicampur dengan kebutuhan mereka juga tapi

setidaknya menjadi catatan untuk kedepannya memberikan sangsi atau peringatan

tegas kepada warga binaan sosial.

6. Pelayanan bimbingan mental / keagamaan menyarankan kedepannya pembinaan dari

segi agama Islam agar dapat ditingkatkan dengan adanya sebuah pemantauan dan

benar-benar menekankan agar para WBS menjalankan ajaran Islam dengan baik,

menjalankan printah Allah SWT dan menjauhi larangannya sehingga para WBS

Page 124: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

perlahan-lahan memiliki akhlak yang baik. Dan juga sekali-kali mengadakan training

motivasi seperti ESQ dan muhasabah/renungan demi perubahan mental mereka.

7. Mencari solusi terbaik dari penanganan banjir yang sering terjadi di PSBK saat hujan

deras agar tidak banjir lagi sehingga tidak mengganggu penyelenggaraan proses

pelayanan.

8. Menambah fasilitas atau sarana prasarana seperti perpustakaan untuk warga binaan

sosial tentang buku-buku keagamaan dan umum sehingga mereka dapat menambah

ilmu dan wawasan dengan membaca buku dan fasilitas umum lainnya.

9. Membuat tempat untuk worshop IP (Instalasi Produksi) hasil keterampilan, jadi hasil

keterampilan yang dapat menjadi pemasukan dana agar dapat dikelola, diatur dan

dikoordinir dengan baik karena itu menjadi nilai jual dan nilai tambah buat PSBK.

10. Lebih memperhatikan lagi warga binaan sosialnya dengan sering menemui dan

berkunjung serta berkumpul kepondoknya agar terjalin suasana yang akrab sehingga

ketika mereka ada permasalahan yang mereka alami dengan mudah

menceritakannya.

Page 125: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. (2003). Ilmu Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial: Pengantar

Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta : Lembaga Penerbit FISIP

UI PRESS, h. 189

Akmal, Muhammad. (2009). Laporan Praktikum II Kesejahteraan Sosial, Laporan Akhir

Semester. Jurusan Kesejahteraan Sosial. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ali, dkk,. (1990) Gelandangan di kartasura, dalam Studi Kasus Saptono Iqbali,

gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem.

Brosur PSBK. Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Copy righ 2007

Depertemen Sosial R.I, Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Depsos, 2004) h. 3

Depertemen Sosial R.I (1992) dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di

Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem.

Departemen Sosial RI. Masalah Sosial Di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan

Sosial Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial. Jakarta 2005

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI (2007). Standar Pelayanan Minimal

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis, hal 1-2

DR. Bustanuddin Agus. Pengembangan Ilmi-Ilmu Sosial. GEMA INSANI PRESS. Jakarta

1999

Kementrian Kordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2008). Penanggulangan Kemiskinan

dan Pengurangan Pengangguran. Diambil pada tanggal 21 Oktober 2009 dari

http:/www.indonesiaontime.com

Page 126: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi

Keputusan Mentri Sosial Republik Indonesia, tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial

di Lingkungan Departemen Sosial. Jakrta 2003

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998)

Liflet PSBK. Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi. Copy righ 2009

Prof. Dr. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : ALFABETA, 2005

Saptono Iqbali, Studi Kasus Gelandangan-Pengemis (Gepeng). di Kecamatan Kubu

Kabupaten Karang Asem.

Suharto, Edi, “Pekerjaan Sosial dan Paradigma Baru Kemiskinan” Tim Penelitian

Kemiskinan Depsos RI, 2006

UIN Jakarta“Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta”, Jakarta: CeQDA, 2007

Page 127: FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3629/1/Muhammad Akmal.pdf · ismet firdaus, m.si nip : 150411196 program studi